fakultas psikologi universitas kristen satya …...aremania adalah salah satu kelompok suporter yang...

31
HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS KELOMPOK DENGAN PERILAKU AGRESI PADA KELOMPOK SUPORTER AREMANIA DI SALATIGA OLEH HEPY HARIYADI PUTRA 80 2014 032 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2018

Upload: others

Post on 26-Feb-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang

HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS KELOMPOK

DENGAN PERILAKU AGRESI PADA KELOMPOK

SUPORTER AREMANIA DI SALATIGA

OLEH

HEPY HARIYADI PUTRA

80 2014 032

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari

Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2018

Page 2: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang
Page 3: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang
Page 4: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang
Page 5: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang
Page 6: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang
Page 7: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang

HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS KELOMPOK

DENGAN PERILAKU AGRESI PADA KELOMPOK

SUPORTER AREMANIA DI SALATIGA

Hepy Hariyadi Putra

Doddy Hendro Wibowo

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2018

Page 8: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang

i

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kohesivitas kelompok

dengan perilaku agresi suporter Aremania di Salatiga. Populasi pada penelitian ini

adalah suporter Aremania di Salatiga. Populasi sebanyak 40 orang laki-laki

berusia 15-32 tahun digunakan sebagai subjek penelitian. Teknik sampling yang

digunakan adalah sampling jenuh. Metode penelitian yang digunakan adalah

kuantitatif korelasional. Data kohesivitas kelompok diperoleh dengan

menggunakan alat ukur kohesivitas kelompok yang disusun oleh peneliti mengacu

pada teori yang dikemukakan Forsyth (2010) berdasarkan empat aspek kohesivitas

dengan nilai α=0,844. Data perilaku agresi diperoleh dengan menggunakan alat

ukur Aggression Questionnaire oleh Buss & Perry (1992) dengan nilai α=0,895.

Dari hasil analisa data diperoleh hubungan (r) sebesar 0,540 dengan sig. = 0,000

(p<0,05) yang berarti terdapat hubungan yang positif antara kohesivitas kelompok

dengan perilaku agresi suporter Aremania di Salatiga. Nilai r² sebesar 0,2916 yang

berarti kohesivitas memberikan sumbangan 29,16% pada perilaku agresi.

Kata Kunci: Kohesivitas Kelompok, Perilaku Agresi, Aremania

Page 9: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang

ii

Abstract

This study aims to determine the correlation between group cohesiveness and

aggressive behavior of Aremania supporters in Salatiga. The population in this

research is Aremania supporter in Salatiga. The population of 40 men aged 15-32

years was used as a research subject. sampling technique used is saturated

sampling. The research method used is quantitative correlation. Group

cohesiveness data were obtained by using a group cohesiveness tool compiled by

researchers referring to the theory proposed by Forsyth (2010) based on four

aspects of cohesiveness with α= 0.844 value. The data of aggression behavior was

obtained by using Aggression Questionnaire by Buss & Perry (1992) with α=

0.895. From the result of data analysis, the correlation r is 0,540 with sig. =

0,000 (p <0.05) which means there is a positive relationship between group

cohesiveness and aggressive behavior of Aremania supporters in Salatiga. The

value r² of 0.2916 means that cohesiveness contributes 29.16% to aggression

behavior.

Keywords: Group Cohesiveness, Aggression Behavior, Aremania

Page 10: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang

1

PENDAHULUAN

Suporter sepakbola sering diibaratkan menjadi pemain ke-12.

Kehadirannya dalam suatu pertandingan, menjadi salah satu hiburan tersendiri di

stadion dan menjadi pemompa semangat untuk klub yang didukung. Menurut

Hornby (dalam Wicaksono & Prabowo, 2008) suporter adalah seseorang yang

mendukung sebuah kelompok atau pemikiran. Menurut Hunt (1999) terdapat

beberapa jenis supporter : yang pertama adalah temporary fan, yaitu

individu/sekelompok individu yang memiliki ketertarikan pada suatu hal tetapi

memiliki keterbatasan waktu. Jadi, setelah fenomena yang menarik selesai,

penggemar tidak lagi termotivasi untuk menunjukkan perilaku yang berhubungan

dengan objek olahraga, melainkan kembali ke kegiatan normalnya. Kemudian ada

yang disebut local fan, yaitu individu/sekelompok individu yang memiliki

ketertarikan pada suatu hal namun memiliki keterbatasan kendala geografis, di

mana pengabdian seorang penggemar akan berkurang terhadap objek yang

digemari ketika berpindah dari tempat asalnya. Umumnya local fan menampilkan

perilaku “fan-like” atau menunjukkan ciri-ciri khusus misalnya perilaku

berpakaian atau aksen bahasa yang berbeda dari daerah lain, yang disebabkan

karena identifikasi dari area geografis. Kemudian ada yang disebut devoted fan,

yaitu suporter yang memiliki motivasi dan ketertarikan terhadap objek yang

didukung (seseorang/individu, tim, liga, atau olahraga) semakin meningkat dari

sebelumnya, sehingga melewati bahkan tidak terpengaruh batas-batas waktu dan

tempat dalam menunjukkan dukungannya. Kemudian yang disebut fanatic fan,

yaitu pendukung yang akan datang ke suatu pertandingan dengan menggunakan

kostum klub yang dibelanya. Beberapa di antara mereka rela mengecat tubuh

Page 11: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang

2

mereka dengan gambar atribut klub yang mereka bela dan ikut menyanyikan lagu

klubnya saat menyaksikan pertandingan. Sebagian besar para fanatic fan juga

memiliki koleksi benda-benda dengan ornamen klub kesayangan mereka, bahkan

mengecat serta menghias kamar atau rumahnya dengan warna dan logo klubnya.

Di dalam dunia sepakbola, setiap klub sepakbola memiliki pesaing-

pesaing/rival, hal itu juga berlaku untuk setiap suporter klub. Rivalitas antar

suporter-suporter tersebut sudah lama terjadi bahkan ada yang melebihi rivalitas

masing-masing klub. Akibatnya bentrokan antar suporter tidak dapat dihindarkan

dan menimbulkan keresahan bagi orang-orang di sekitar. Selain itu bentrokan juga

menyebabkan kerugian baik dari segi materi maupun non materi, bahkan nyawa

melayang sia-sia akibat bentrokan antar suporter.

Tidak hanya bentrokan secara fisik, bentrokan secara verbal pun sering

terjadi antar kelompok suporter. Saling lempar kata-kata kotor seolah merupakan

hal yang wajar bagi para suporter. Saling ejek berupa tulisan atau gambar pun

banyak terjadi, di antaranya terjadi di media sosial, coret-coretan di tembok

jalanan umum, atribut suporter, dan sebagainya. Misalnya saja suporter PSIS

Semarang, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Silwan (2012), pada tahun

2001-2006 suporter PSIS Semarang telah mengalami 9 kali bentrok saat laga

tandang, puncaknya pada tahun 2006 dengan suporter Jepara menjadi yang

terparah, selain bentrok suporter PSIS Panser Biru juga melakukan pelemparan,

nyanyian provokatif, ejekan dan pengrusakan.

Terkadang persoalan kalah dan menang menjadi faktor pemicu terjadinya

bentrok suporter, euforia suporter klub yang memenangkan pertandingan sering

kali membuat suporter klub lawan yang kalah merasa geram. Ada perasaan kesal

Page 12: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang

3

dalam diri suporter ketika klub yang dibelanya kalah. Perasaan tersebut seringkali

tidak bisa dikontrol oleh suporter tersebut sehingga menimbulkan bentrok.

Sebuah penelitian di Kota Surabaya menjelaskan bahwa sekitar 65 persen suporter

melakukan perilaku agresi yang di karenakan perasaan frustasi dari kekalahan tim

yang mereka idolakan mengalami kekalahan. Penelitian ini menunjukkan bahwa

perilaku agresi pada suporter dapat mengakibatkan bentrok antar suporter,

pelemparan barang kedalam lapangan dan dapat merusak failitas pada stadion

(Utomo dan Warsito dalam Putri, 2013).

Dilansir dari berita online bola.com (15/7/2015) di Indonesia sendiri

terdapat beberapa kelompok suporter yang memiliki basis suporter yang tergolong

banyak, terkenal fanatik dan pernah melakukan perilaku agresi di antaranya ada

Aremania (Arema FC), Jak Mania (Persija Jakarta), Viking/Bobotoh (Persib

Bandung), Bonek Mania (Persebaya Surabaya), Pasoepati (Persis Solo), The Macz

(PSM Makasar), Pusamania (Borneo FC), LA Mania (Persela Lamongan), dan

Slemania/BCS (PSS Sleman). Setiap kelompok suporter tersebut hampir memiliki

basis suporter atau korwil (koordinator wilayah) di setiap kota, tak terkecuali

Aremania yang memiliki 50 ribu lebih basis pendukung hampir di seluruh

Indonesia.

Tak terkecuali di Kota Salatiga, di Salatiga sendiri juga terdapat kelompok

suporter Aremania, dari pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti pada

tanggal 22/01/2018, kelompok suporter Aremania di Salatiga tidak berbeda jauh

dengan kelompok suporter Aremania di Kota lain, kelompok suporter ini ada

bertujuan untuk mendukung klub Arema, melakukan kegiatan bersama-sama atas

dasar sesama suporter Aremania. Kelompok suporter Aremania sendiri sebagian

Page 13: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang

4

besar tidak memiliki KTA/Kartu Anggota, namun ada beberapa wilayah yang

membuat KTA contohnya di Kota Solo, Magelang, dan Blitar. Di Kota Salatiga

sendiri tidak membuat KTA, untuk memastikan anggota Aremania di Kota

Salatiga cukup dengan sering berkumpul dengan anggota lainnya dan mengikuti

kegiatan Aremania sudah bisa di katakan sebagai bagian dari kelompok suporter

Aremania di Kota Salatiga.

Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan

perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang mendukung

klub kebanggaannya yaitu Arema FC, sebuah klub sepakbola yang berasal dari

Malang. Dilansir dari laman berita Liputan 6.com (19/12/2015) Aremania (Arema

Cronus) terlibat bentrok dengan Bonek (Persebaya) dalam perjalanan menuju

Sleman, Yogyakarta. Bentrokan antara 2 kelompok suporter fanatik itu

mengakibatkan 2 orang suporter tewas. Dilansir dari laman berita online Berita

Jatim (3/9/2016) rombongan suporter Madura United FC menjadi korban

kekerasan 'oknum' suporter usai menyaksikan pertandingan antara Arema Cronus

melawan Madura United di Stadion Kanjuruhan, Jum'at malam (2/9/2016). Belum

lama ini dilansir dari berita CNN Indonesia 15/4/2018 terjadi kerusuhan pada laga

Arema FC melawan Persib Bandung, diduga pelatih Persib Bandung juga menjadi

korban kerusuhan tersebut.

Selain itu, dari data yang dikumpulkan peneliti melalui wawancara pada

tanggal 22 s/d 24 Januari 2018 dengan lima orang anggota kelompok Aremania di

Salatiga, yang berjenis kelamin laki-laki dan berusia 20 tahun tentang perilaku

agresi suporter, peneliti mendapatkan hasil wawancara bahwa 3 orang Aremania

pernah melakukan perilaku agresi berupa makian, ejekan, umpatan, dan nyanyian

Page 14: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang

5

bersifat provokatif kepada orang atau objek yang dianggapnya sebagai musuh. Hal

tersebut dilakukan baik di dunia nyata maupun dunia maya. Perilaku tersebut

salah satunya pernah dilakukan oleh Aremania yang berinisial “A” yang

mengatakan :

“... Saya sering mengejek, menghina rival sebelah mas, ya gak cuman rival

sebelah sih mas, ada beberapa suporter atau klub yang Saya gak suka, Saya

jan*ok-jan*ok kan, kalo timnya kalah Saya seneng mas, tak eceni pokkoke (saya

ejek pokoknya)...”(Wawancara: 22 Januari 2018)

Sedangkan 2 orang lainnya, selain melakukan tindakan seperti 3 orang

sebelumnya juga pernah melakukan pelemparan terhadap objek yang dianggap

sebagai musuhnya dan pernah melakukan perusakan fasilitas umum. Perilaku

tersebut salah satunya pernah dilakukan oleh Aremania yang berinisial “M” yang

mengatakan :

“... Dulu Saya pernah ngelemparin Bonek di Solo waktu naik kereta mas,

ya sama beberapa temen-temen...”(Wawancara: 22 Januari 2018)

Buss (dalam Edun, 2011) Perilaku yang dilakukan untuk membahayakan

individu-individu atau objek-objek yang menjadi sasaran perilaku tersebut baik

secara fisik atau verbal dan langsung atau tidak langsung disebut sebagai perilaku

agresi. Buss dan Perry (1992) mengungkapkan empat aspek perilaku agresi yaitu,

agresi fisik, merupakan komponen perilaku motorik merugikan dan menyakiti

orang lain secara fisik. Agresi verbal, merupakan komponen perilaku motorik

merugikan dan menyakiti orang lain secara verbal atau berupa kata-kata. Marah,

kemarahan yang melibatkan gairah fisiologis dan persiapan untuk agresi,

mewakili komponen perilaku emosional atau afektif. Permusuhan, mewakili

komponen kognitif perilaku agresi berupa resenment yaitu perasaan iri atau

Page 15: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang

6

cemburu terhadap orang lain, dan suspicion merupakan proyeksi permusuhan

terhadap orang lain.

Menurut Sarwono (1999) ada beberapa faktor yang mempengaruhi

perilaku agresi yaitu, kondisi lingkungan, pengaruh kelompok, dan pengaruh

kepribadian. Menurut Sarwono (1999) seseorang akan mudah melakukan perilaku

agresi salah satunya pada saat mendapat desakan dari kelompoknya. Anggota-

anggota dalam satu kelompok bisa bebas saling mempengaruhi satu sama lain jika

terdapat kohesivitas dalam kelompok tersebut, kohesivitas adalah kekuatan

hubungan yang terjadi antar anggota kelompok Forsyth (2010).

Forsyth (2010) mengemukakan empat aspek kohesivitas, pertama adalah

kohesi sosial, merupakan properti kelompok yang berasal dari jumlah dan

kekuatan hal positif antara anggota kelompok. Kemudian yang kedua adalah

kohesi tugas yaitu, sebuah proses yang dinamis dan direfleksikan dengan suatu

kelompok yang memiliki kecenderungan untuk tetap terikat bersama dan

mempertahankan kesatuan dalam usaha untuk mencapai tujuan. Kemudian yang

ketiga kesatuan dalam kelompok, perasaan saling memiliki terhadap

kelompoknya, setiap individu memiliki perasaan kesatuan yang didasarkan pada

perasaan kebersamaan dan merasa diakui sebagai suatu identitas. Keempat adalah

kohesi emosi, merupakan intensitas emosional dari kelompok ketika berada

didalam/diluar kelompok.

Penelitian mengenai hubungan antara kohesivitas kelompok dengan

perilaku agresi pernah dilakukan sebelumnya. Seperti penelitian yang dilakukan

oleh Shi dan Xie (2014) serta Safitri dan Andrianto (2015) yang menjelaskan

bahwa terdapat hubungan yang positif antara kohesivitas dengan perilaku agresi.

Page 16: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang

7

Berbeda dengan dua penelitian sebelumnya, penelitian yang dilakukan oleh

Hamama dan Arazi (2011), Sijtsema, Nederhof, Veenstra, Ormel, Oldehinkel, dan

Ellis (2013), dan Elham (2016) menghasilkan temuan bahwa terdapat hubungan

negatif antara kohesivitas dan perilaku agresi.

Pada penelitian sebelumnya yang menghasilkan temuan bahwa terdapat

hubungan negatif antara kohesivitas dengan perilaku agresi dapat disebabkan

karena pada penelitian tersebut menekankan pada kohesivitas keluarga (family

cohesion), di mana kohesivitas keluarga membuat partisipan pada penelitian

tersebut cenderung melakukan tindakan positif/prososial dibandingkan perilaku

agresi. Lingkungan keluarga yang sehat telah mengurangi bahkan menghilangkan

jenis perilaku dan reaksi emosional yang berbahaya dan akan menghadirkan

ketenangan, kebahagiaan, sifat baik, dan lain-lain di dalamnya (Hamama dan

Arazi (2011), Sijtsema, Nederhof, Veenstra, Ormel, Oldehinkel, dan Ellis (2013),

dan Elham, 2016).

Berdasarkan uraian di atas maka, peneliti ingin melakukan penelitian

mengenai hubungan antara kohesivitas dengan perilaku agresi pada kelompok

suporter Aremania di Kota Salatiga. Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan

di atas Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya Hubungan

positif yang significant antara Kohesivitas dengan perilaku agresi pada suporter

Aremania.

Dinamika Hubungan Antara Kohesivitas Kelompok Dengan Perilaku Agresi

Hornby (dalam Wicaksono dan Prabowo, 2008) suporter adalah seseorang

yang mendukung sebuah kelompok atau pemikiran. Khususnya suporter

sepakbola, seringkali mereka melakukan perilaku-perilaku yang merugikan

Page 17: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang

8

berbagai pihak dan tak jarang memakan korban jiwa. Perilaku yang dilakukan

untuk membahayakan individu-individu atau objek-objek yang menjadi sasaran

perilaku tersebut baik secara fisik atau verbal dan langsung atau tidak langsung

disebut perilaku agresi (Buss dalam Edun, 2011). Seseorang akan mudah

melakukan perilaku agresi salah satunya pada saat mendapat provokasi secara

langsung dari kelompoknya (Sarwono, 1999).

Forsyth (2010) anggota-anggota dalam satu kelompok bisa bebas saling

mempengaruhi satu sama lain jika terdapat kohesivitas dalam kelompok tersebut,

kohesivitas adalah kekuatan hubungan yang terjadi antar anggota kelompok.

Gibson (2003) kohesivitas kelompok adalah kekuatan ketertarikan antar anggota

kelompok dan dengan kelompok untuk tetap berada pada kelompoknya daripada

kelompok lain. Baron dan Byrne (2005) daya tarik akan mengakibatkan individu

merasa memiliki kesamaan dengan sesama anggota kelompok (ingroup) dan

cenderung melihat perbedaan terhadap anggota kelompok lain (outgroup).

Kelompok yang memiliki kohesivitas tinggi akan “mengisolasi” anggota

kelompok mereka, kemudian mengurangi pengaruh dari luar, dan memungkinkan

munculnya groupthink (Janis dalam Treadwell et.al, 2001). Perbedaan ingroup

dan outgroup inilah yang menimbulkan prasangka dan seringkali menjadi dasar

terjadinya perilaku agresi suporter (Krahe, 2005).

Ketika kelompok yang kohesif memiliki pandangan berbeda dengan

kelompok lain atau menganggap bahwa kelompok lain adalah musuh, hal tersebut

akan berpengaruh kepada para anggotanya. Kelompok kohesif yang melakukan

perilaku agresi terhadap kelompok lain akan diikuti anggotanya dalam berperilaku

agresi. Walgito (2007) menyatakan bahwa anggota kelompok yang kohesif akan

Page 18: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang

9

terdorong untuk menyesuaikan diri dengan norma kelompok. Kemudian, anggota

kelompok yang kohesif akan memberikan respon positif terhadap para anggota

dalam kelompok. Hal ini didukung dengan penemuan Festinger, Schacter, dan

Back (dalam Rumney, 1952) kelompok yang kohesif mempunyai opini yang

seragam, menyesuaikan diri dengan standar atau keinginan kelompok sehingga

individu berperilaku sesuai apa yang dilakukan kelompoknya. Bagi kelompok

yang memiliki kohesivitas tinggi, para anggotanya dapat mempengaruhi satu sama

lain untuk melakukan perilaku agresi, karena pengaruh kelompok dapat

menurunkan kendali moral bagi anggotanya. Selain itu adanya desakan dari

kelompok dan identitas kelompok (kalau tidak ikut melakukan apa yang dilakukan

oleh kelompok dianggap bukan anggota kelompok) dapat menyebabkan seseorang

melakukan perilaku agresi (Sarwono, 1999).

Berdasarkan penjelasan di atas kelompok yang kohesif memiliki kekuatan

hubungan yang kuat pada sebagian besar anggotanya, sehingga kelompok yang

memiliki kohesivitas yang tinggi mengakibatkan para anggotannya mau

melakukan hal-hal yang sesuai dengan apa yang diinginkan kelompoknya, dalam

hal ini yaitu perilaku agresi.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian

korelasional yaitu penelitian yang bersifat menghubungkan dua atau lebih

variabel.

Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat yaitu:

Page 19: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang

10

1. Variabel bebas/ independent variable (X) : Kohesivitas

2. Variabel terikat/ dependent variable (Y) : Perilaku Agresi

Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah suporter Aremania

yang tergabung dalam kelompok suporter Aremania di Kota Salatiga, yang

jumlahnya sebanyak 40 orang dan seluruhnya akan digunakan sebagai partisipan

penelitian. Dalam pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh,

yaitu teknik penentuan sampel bila anggota populasi digunakan sebagai sampel

(Sugiyono, 2011). Karakteristik partisipan yang digunakan dalam penelitian ini

antara lain berjenis kelamin laki-laki, berusia 15 tahun sampai 32 tahun, terlibat

dalam pertandingan langsung dan tidak langsung (nonton bareng), dan terlibat

dalam kegiatan Aremania di Kota Salatiga.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan di tempat nonton bareng, kuesioner dibagikan

setelah melakukan kegiatan nonton bareng pertandingan Arema. Peneliti

membagikan kuesioner yang terdiri dari dua skala, yaitu skala kohesivitas yang

dibuat oleh peneliti dan skala agresivitas yaitu Buss & Perry Aggression

Questionnaire.

Instrumen Pengambilan Data

1. Skala Kohesivitas

Tabel 1.1 Reliabilitas Skala Kohesivitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.844 18

Page 20: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang

11

Variabel kohesivitas ini diukur menggunakan skala kohesivitas yang

disusun oleh peneliti, terdiri dari 27 aitem yang mengacu pada teori yang

dikemukakan Forsyth (2010) berdasarkan empat aspek kohesivitas yaitu task

cohesion, sosial cohesion, preceived cohesion,dan emotional cohesion. Dalam

pengujian skala ini peneliti menggunakan metode try out terpakai, dengan tujuan

subyek yang dijadikan sebagai partisipan uji coba item juga dijadikan sebagai

subyek penelitian. Dalam try out terpakai ini, hasil uji coba skala langsung

digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Skala disusun berdasarkan skala

Likert yang terdiri dari dua kategori aitem yaitu aitem unfavorable dan aitem

favorable, dan menyediakan empat alternatif jawaban. Pemberian skor untuk skala

ini bergerak dari 4 (Sangat Sesuai), 3 (Sesuai), 2 (Tidak Sesuai), sampai 1 (Sangat

Tidak Sesuai) untuk aitem favorable, sedangkan untuk aitem unfavorable

bergerak dari 1 (Sangat Sesuai), 2 (Sesuai), 3 (Tidak Sesuai), sampai 4 (Sangat

Tidak Sesuai). Uji daya diskriminasi aitem menggunakan standar 0.25 (Azwar,

2008). Berdasarkan hasil uji reliabilitias dan uji diskriminasi aitem, variabel

kohesivitas memiliki 18 aitem yang berdaya diskriminasi baik melalui 2 kali

putaran perhitungan dengan nilai α = 0.844.

2. Skala Perilaku Agresi

Tabel 1.2 Reliabilitas Skala Perilaku Agresi

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.895 23

Variabel perilaku agresi ini diukur menggunakan skala perilaku agresi

Buss dan Perry (1992) berdasarkan empat aspek perilaku agresi yaitu agresi fisik,

Page 21: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang

12

agresi verbal, kemarahan, dan permusuhan. Skala perilaku agresi tersebut terdiri

dari 29 aitem dengan α = 0.80. Skala disusun berdasarkan skala Likert yang terdiri

dari dua kategori aitem yaitu aitem unfavorable dan aitem favorable, dan

menyediakan empat alternatif jawaban. Pemberian skor untuk skala ini bergerak

dari 4 (Sangat Setuju), 3 (Setuju), 2 (Tidak Setuju), sampai 1 (Sangat Tidak

Setuju) untuk aitem favorable, sedangkan untuk aitem unfavorable bergerak dari 1

(Sangat Setuju), 2 (Setuju), 3 (Tidak Setuju), sampai 4 (Sangat Tidak Setuju). Uji

daya diskriminasi aitem menggunakan standar 0.25 (Azwar, 2008). Berdasarkan

hasil uji reliabilitias dan uji diskriminasi aitem, variabel perilaku agresi memiliki

23 aitem yang berdaya diskriminasi baik melalui 2 kali putaran perhitungan

dengan nilai α = 0.895.

Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan untuk menguji hubungan antara kohesivitas

dengan perilaku agresi menggunakan uji korelasi product moment-Pearson.

Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan bantuan program SPSS versi

16.0.

HASIL

Analisis Deskriptif

Kategorisasi variabel dibagi menjadi 4 yaitu sangat tinggi, tinggi, rendah,

dan sangat rendah. Pembagian interval dilakukan dengan mengurangi jumlah skor

tertinggi dengan skor terendah dan membaginya dengan jumlah kategori.

𝒊 =(𝐣𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐚𝐢𝐭𝐞𝐦 ∗ 𝟒) − (𝐣𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐚𝐢𝐭𝐞𝐦 ∗ 𝟏)

𝐣𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐚𝐭𝐞𝐠𝐨𝐫𝐢

Dari perhitungan memakai rumus tersebut, maka didapatkan hasil seperti pada

tabel di bawah ini:

Page 22: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang

13

Tabel 1.3 Kategorisasi Kohesivitas

No. Interval Kategori N % Mean St Dev

1 58.5 ≤ x < 72 Sangat Tinggi 20 50%

58,53 6,50 2 45 ≤ x < 58.5 Tinggi 19 47,5%

3 31.5 ≤ x< 45 Rendah 1 2,5%

4 18 ≤ x < 31.5 Sangat Rendah 0 0%

Tabel 1.4 Kategorisasi Perilaku Agresi

No. Interval Kategori N % Mean St Dev

1 74.75 ≤ x < 92 Sangat Tinggi 3 7,5%

59,25 11,19 2 57.5 ≤ x < 74.75 Tinggi 15 37,5%

3 40.25 ≤ x< 57.5 Rendah 21 52,5%

4 23 ≤ x < 40.25 Sangat Rendah 1 2,5%

Berdasarkan tabel 1.3, kohesivitas kelompok suporter Aremania di Kota

Salatiga menunjukkan tingkat kohesivitas yang tergolong sangat tinggi. Mean atau

rata-rata yang diperoleh adalah 58,53 dengan standar deviasi sebesar 6,50.

Sedangkan pada tabel 1.4, perilaku agresi kelompok suporter Aremania di Kota

Salatiga menunjukkan tingkat perilaku agresi yang tergolong tinggi. Mean atau

rata-rata yang diperoleh adalah 59,25 dengan standar deviasi sebesar 11,19.

Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Tabel 1.5 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kohesi Agresi

N 40 40

Normal Parametersa Mean 58.52 59.25

Std. Deviation 6.496 11.195

Most Extreme Differences Absolute .091 .130

Positive .081 .130

Negative -.091 -.082

Kolmogorov-Smirnov Z .573 .820

Asymp. Sig. (2-tailed) .898 .512

Page 23: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang

14

Berdasarkan tabel hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test di

atas, variabel kohesivitas menunjukkan nilai K-S-Z sebesar 0.573 dengan nilai

sign.= 0.898 (p > 0.05). Variabel perilaku agresi memiliki nilai K-S-Z sebesar

0.820 dengan nilai sign.= 0.512 (p > 0.05). Hal tersebut menunjukkan bahwa data

dari kohesivitas dan perilaku agresi berdistribusi normal.

b. Uji Linearitas

Tabel 1.6 Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

agresi *

kohesi

Between

Groups

(Combined) 2839.833 19 149.465 1.460 .204

Linearity 1425.452 1 1425.452 13.923 .001

Deviation from

Linearity 1414.382 18 78.577 .767 .712

Within Groups 2047.667 20 102.383

Total 4887.500 39

Berdasarkan tabel hasil pengujian linearitas antara kohesivitas terhadap

variabel perilaku agresi di atas, dari hasil uji linearitas maka didapatkan hasil

Fbeda 0,767 dan nilai signifikansi sebesar 0,712 (p > 0,05). Dari hasil yang

didapat, bahwa hubungan kohesivitas kelompok dengan perilaku agresi

menunjukkan garis yang sejajar atau linear.

Page 24: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang

15

Uji Hipotesis

Tabel 1.7 Uji Korelasi

Correlations

kohesi Agresi

kohesi Pearson

Correlation 1 .540**

Sig. (1-tailed) .000

N 40 40

Agresi Pearson

Correlation .540** 1

Sig. (1-tailed) .000

N 40 40

Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi product moment-Pearson

dengan bantuan SPSS 16.0 didapatkan hubungan sebesar 0,540 dengan sig. =

0,000 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan adanya hubungan korelasi positif

yang signifikan antara kohesivitas kelompok dengan perilaku agresi pada

kelompok suporter Aremania di Kota Salatiga. Nilai koefisiensi determinasi r²

pada penelitian ini adalah 0,2916, di mana hasil tersebut menunjukkan bahwa

kohesivitas kelompok memberikan sumbangan sebesar 29,16% terhadap

munculnya perilaku agresi. Hal tersebut menunjukakan bahwa ada hubungan

positif antara kohesivitas dengan perilaku agresi pada suporter Aremania sehingga

hipotesis yang diajukan diterima.

PEMBAHASAN

Penelitian ini menghasilkan adanya hubungan korelasi positif antara

kohesivitas kelompok dengan perilaku agresi pada kelompok suporter Aremania

di Kota Salatiga, dengan koefisien korelasi sebesar 0,540 (p < 0,05) dengan sig. =

0,000 (p < 0,05) dan nilai r² (0,540)² sebesar 0,2916 oleh karena itu hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini berdasarkan hasil analisis data, menunjukkan

Page 25: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang

16

hipotesis diterima. Hasil analisis korelasi tersebut dapat diartikan bahwa ada

hubungan positif yang signifikan antara kohesivitas dengan perilaku agresi pada

suporter sepak bola. Artinya semakin tinggi tingkat kohesivitas yang dimiliki

suporter maka akan semakin tinggi perilaku agresi. Sebaliknya, semakin rendah

tingkat kohesivitas yang dimiliki suporter maka akan semakin rendah juga

perilaku agresi.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Safitri

dan Adrianto (2012) serta Shi dan Xie (2014) yang menyimpulkan bahwa terdapat

hubungan positif significant antara kohesivitas dengan perilaku agresi. Hal ini

serupa dengan penemuan Walgito (2007) dan Festinger, Schacter, dan Back

(dalam Rumney, 1952) kelompok yang kohesif mempunyai opini yang seragam,

menyesuaikan diri dengan standar atau keinginan kelompok. Jadi, dapat dikatakan

bahwa kohesivitas dalam suatu kelompok menjadikan anggotanya bersedia

melakukan norma-norma atau perilaku yang diinginkan kelompok, tak terkecuali

perilaku agresi terhadap kelompok lain.

Berdasarkan kategorisasi kohesivitas pada suporter Aremania di Kota

Salatiga antara lain, nilai mean kohesivitas sebesar 58,53 angka tersebut termasuk

dalam kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar

partisipan cenderung memiliki keterikatan yang tinggi terhadap kelompoknya,

timbul keterdekatan, sehingga bisa mempengaruhi satu sama lain dengan

anggotanya, rasa toleran, saling berbagi, saling mendukung antar anggota

terutama saat menghadapi masalah, keeratan hubungan, saling menjaga untuk

tetap tinggal dalam kelompoknya, rasa saling percaya, timbul suasana yang

nyaman (merasa aman dalam bekerja, untuk mengungkapkan pendapat &

Page 26: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang

17

berinteraksi, saling pengertian) dan adanya kesadaran sebagai bagian dari

kelompoknya (Forsyth, 2010).

Sedangkan pada kategorisasi perilaku agresi suporter Aremania, nilai

mean perilaku agresi sebesar 59,25 angka tersebut termasuk dalam kategori tinggi.

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian partisipan cenderung melakukan perilaku

agresi, yaitu suatu perilaku yang dilakukan untuk membahayakan individu-

individu atau objek-objek yang menjadi sasaran perilaku tersebut baik secara fisik

atau verbal dan langsung atau tidak langsung (Buss dalam Edun, 2011).

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa sumbanngan efektif

kohesivitas terhadap perilaku agresi pada penelitian ini sebesar 29% yang berarti

kohesivitas memberikan sumbangan 29% pada perilaku agresi, dan sisanya 71%

dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kohesivitas

bukan merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi muncunya perilaku

agresi, namun memiliki peran dalam terjadinya perilaku agresi.

Ketika suatu kelompok sudah memiliki kohesivitas tinggi maka kelompok

akan “mengisolasi” anggota mereka, kemudian mengurangi pengaruh dari luar,

dan memungkinkan munculnya groupthink (Janis dalam Treadwell et.al, 2001).

Baron & Byrne (2005) daya tarik akan mengakibatkan individu merasa memiliki

kesamaan dengan sesama anggota kelompok (ingroup) dan cenderung melihat

perbedaan terhadap anggota kelompok lain (outgroup). Perbedaan inilah yang

menimbulkan prasangka dan seringkali menjadi dasar terjadinya perilaku agresi

suporter (Krahe, 2005).

Ketika kelompok yang kohesif memiliki pandangan berbeda dengan

kelompok lain atau menganggap bahwa kelompok lain adalah musuh, hal tersebut

Page 27: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang

18

akan berpengaruh kepada para anggotanya. Kelompok kohesif yang melakukan

perilaku agresi terhadap kelompok lain akan diikuti anggotanya dalam berperilaku

agresi. Walgito (2007) menyatakan bahwa anggota kelompok yang kohesif akan

terdorong untuk menyesuaikan diri dengan norma kelompok. Kemudian, anggota

kelompok yang kohesif akan memberikan respon positif terhadap para anggota

dalam kelompok. Bagi kelompok yang memiliki kohesivitas tinggi, para

anggotanya dapat mempengaruhi satu sama lain untuk melakukan perilaku agresi,

karena pengaruh kelompok dapat menurunkan kendali moral bagi anggotanya.

Selain itu adanya desakan dari kelompok dan identitas kelompok (kalau tidak ikut

melakukan apa yang dilakukan oleh kelompok dianggap bukan anggota

kelompok) dapat menyebabkan seseorang melakukan perilaku agresi (Sarwono,

1999).

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diuraikan, maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan:

1. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kohesivitas dengan

perilaku agresi pada suporter Aremania di Kota Salatiga.

2. Kohesivitas kelompok yang dimiliki kelompok suporter Aremania di Kota

Salatiga masuk dalam kategori tinggi. Perilaku agresi yang dimiliki

kelompok suporter Aremania di Kota Salatiga masuk dalam kategori

tinggi.

3. Kohesivitas memberikan sumbangan 29% pada perilaku agresi, dan

sisanya 71% dipengaruhi oleh faktor lain.

Page 28: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang

19

Saran

1. Bagi Subjek Penelitian

a. Untuk suporter diharapkan mengkoordinasikan agar mencegah terjadi

perilaku agresi antar sesama suporter.

b. Sebaiknya kohesivitas kelompok digunakan untuk hal-hal positif

seperti melakukan kegiatan berolahraga bersama, berdiskusi,

melakukan kegiatan sosial, dan sebagainya daripada melakukan

tindakan-tindakan yang merugikan.

c. Sebaiknya mulai menjalin persahabatan/terbuka dengan kelompok

suporter lawan/rival.

d. Diharapkan suporter dapat mengurangi perilaku agresi di mulai dari

diri sendiri.

2. Untuk Peneliti Selanjutnya

a. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya lebih memperhatikan partisipan

saat proses pengambilan data agar mendapatkan hasil yang maksimal.

b. Aitem dalam penelitian ini dirasa terlalu banyak oleh partisipan

sehingga pada penelitian selanjutnya yang mungkin serupa, aitem

penelitian dibuat lebih sedikit namun lebih akurat dalam mengukur.

c. Penelitian ini masih sangat terbatas dan masih banyak kekurangan,

bagi peneliti selanjutnya dapat menambahkan atau meneliti variabel

lain yang dapat mempengaruh perilaku agresi.

3. Bagi Masyarakat

a. Berhati-hati dalam memilih atau bergabung dalam kelompok yang

ingin atau yang sudah diikuti.

Page 29: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang

20

b. Ikut mengawasi/memperingatkan para kelompok suporter yang

melakukan perilaku-perilaku yang mersahkan/merugikan, bila perlu

laporkan pada pihak yang berwajib.

Page 30: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang

21

Daftar Pustaka

Azwar, S. (2004). Validitas dan reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baron, R. A., & Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial Jilid 2. Edisi Kesepuluh. Alih

Bahasa: Ratna Djuwita. Jakarta: Erlangga.

Beritajatim.com. (2016). Rombongan suporter dilempari batu aremania, presiden

k-conk: perang !. Retrieved from

http://beritajatim.com/olahraga/275752/rombongan-suporter-dilempari-

batu-aremania,-presiden-k-conk:_perang!.html

Bola.com. (2015). Ini sembilan suporter fanatik di Indonesia. Retrieved from

https://www.bola.com/dunia/read/2273751/ini-sembilan-suporter-fanatik-

diindonesia

Buss, A.H., & Perry, M. (1992). The Agression Questionaire. Journal of

Personality and Social Psychology, 63, 452-459. Doi : 10.1037/0022-

3514.63.3.452

CnnIndonesia. (2018). Kerusuhan pendukung tuan rumah nodai laga arema vs

persib. Retrieved from

https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20180415204519-142-

290969/kerusuhan-pendukung-tuan-rumah-nodai-laga-arema-vs-persib

Edun, A. T. (2011). Aggressive Personality: The Use of a New Self-Report

Measure Built from Justification Mechanisms. FIU Electronic Theses and

Dissertations. 391. DOI: 10.25148/etd.FI11050607

Elham, K. (2016). The Relation Between Identity Styles and Family Cohesion with

Tendency to the Aggressive Behaviors in Students of Boys High School in

Qazvin City. Biomedical & Pharmacology Journal, 9, 799-808. Doi :

10.13005/bpj/1006

Forsyth, D. R. (2010). Group Dynamics. Edisi ke 5. USA: Cengage Learning.

Gibson, J. L., Ivancevich, John, M., Konopaske, Robert., & Donnaly, Jr.J. H.

(2003). Organizations: Behavior Structure Processes. New York:

McGraw-Hill Irwin.

Hamama, L., & Arazi, Y. (2011). Aggressive behaviour in at-risk children:

contribution of subjective well-being and family cohesion. Child and

Family Social Work, 17, 1-12. doi:10.1111/j.1365-2206.2011.00779.x

Putri, K. R. A. (2013). Hubungan Antara Identitas Sosial Dan Konformitas

Dengan Perilaku Agresi Pada Suporter Sepakbola Persisam Putra

Samarinda. Jurnal Psikologi, 1 (3): 241-253. Retrieved from

http://ejournal.fisip-unmul.ac.id/index.php/psiko/article/view/1291

Hunt, K. A., Terry B., & Edward, B. (1999). A Conceptual Approach to

Classifying Sports Fans. Journal of Services Marketing, 13, 439-452. Doi:

10.1108/08876049910298720

Page 31: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Aremania adalah salah satu kelompok suporter yang pernah melakukan perilaku agresi di kancah persepakbolaan. Kelompok suporter yang

22

Krahe, B. (2005). Buku Panduan Psikologi Sosial: Perilaku Agresi. Yogyakarta:

PT Pustaka Belajar.

Liputan6.Com (2015). Aremania dan bonek bentrok di sragen 2 orang tewas.

Retrieved from https://www.liputan6.com/news/read/2393891/aremania-

dan-bonek-bentrok-di-sragen-2-orang-tewas

Rumney, J. (1952). Social Pressures in Informal Groups by L. S. Festinger, S.

Schacter and K. Back. International Journal of Group Psychotherapy, 2,

297-298, DOI: 10.1080/00207284.1952.11508458

Safitri, A & Adrianto, S. (2012). Hubungan Antara Kohesivitas Dengan Intensi

Perilaku Agresi Pada Suporter Sepakbola. Jurnal Psikologi Islami, 1, 11-

23. Retrieved from

http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/psikis/article/download/564/501

Sarwono, S.W. (1999). Psikologi Sosial: Psikologi Kelompok dan Psikologi

Terapan. Jakarta: Balai Pustaka.

Shi, B & Xie, H. (2014). Moderating Effects of Group Status, Cohesion, and

Ethnic Composition on Socialization of Aggression in Children’s Peer

Groups. Developmental Psychology. American Psychological Association,

50, 9, 2188–2198. Doi : 10.1037/a0037177

Sijtsema, J. J., Nederhof, E., Veenstra, R., Ormel, J., Oldehinkel, A. J., & Ellis, B.

J. (2013). Effects of family cohesion and heart rate reactivity on

aggressive/ rule-breaking behavior and prosocial behavior in

adolescence: The Tracking Adolescents’ Individual Lives Survey study.

Development and Psychopathology, 25, 699–712.

doi:10.1017/S0954579413000114

Silwan, A. (2012). Aggresive BehaviorPattern, Characteristics And Fanaticism

Panser Biru Group PSIS Semarang. Journal of Physical Education and

Sports, 1 (1), 27-35. Retrieved from

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpes/article/download/94/86

Sugiyono. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Treadwell, T., Lavertue, N., Kumar, V. K.,& Veeraraghavan, V. (2001). The

group cohesion scale-revised: Reliability and validity. The International

Journal of Action Methods: Psychodrama, Skill Training and Role

Playing, 54, 3-12. doi : 10.1234/12345678

Walgito, B. (2007). Psikologi Kelompok. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Wicaksono, B & Prabowo, H. (2008). Cohesivity Among Supporters Of Persija

Soccer Team. Faculty of Psychology. Gunadharma University. Retrieved

from http://papers.gunadarma.ac.id/files/journals/5/articles/47/public/47

139-1-PB.pdf