fakultas keguruan dan ilmu pendidikan …... · siswa. pada dasarnya, penerapan metode mengajar ......

65
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF Team Assisted Individualization (TAI) YANG DISERTAI PENYUSUNAN PETA KONSEP PADA PROSES PEMBELAJARAN BIOTEKNOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SKRIPSI Disusun Oleh: LATIF PURWANINGRUM K4302024 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: danglien

Post on 05-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF Team Assisted

Individualization (TAI) YANG DISERTAI PENYUSUNAN

PETA KONSEP PADA PROSES PEMBELAJARAN

BIOTEKNOLOGI TERHADAP HASIL

BELAJAR BIOLOGI SISWA

SKRIPSI

Disusun Oleh:

LATIF PURWANINGRUM

K4302024

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah sebuah konsep kurikulum yang

menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan tugas-tugas dengan

standar perfomansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh siswa, berupa

penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu (Nurhadi, 2004: 18). Dalam

KBK lebih ditekankan pada adanya pencapaian kompetensi atau kemampuan

ketrampilan yang diperoleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Pendidikan

tidak hanya ditekankan pada penguasaan materi, tetapi juga ditekankan pada

penguasaan ketrampilan. Siswa juga harus memiliki kemampuan untuk berbuat

sesuatu dengan menggunakan proses dan prinsip keilmuan yang telah dikuasai,

dan Learning to Know (pembelajaran untuk tahu) dan Learning to Do

(pembelajaran untuk berbuat) harus dicapai dalam KBM. Dalam pengajaran KBK,

rangkaian pengajaran yang mencakup prinsip dan ketrampilan merupakan hal-hal

yang diharapkan sebagai hasil belajar, yang telah dirumuskan sebagai hasil belajar

mengajar. Alat-alat dan pendekatan rancangan sistem pengajaran menuntut para

guru agar pengajaran menyediakan suatu kondisi belajar bagi siswa yang

kondusif, jadi prinsip-prinsip belajar merupakan petunjuk bagi guru dalam menata

kondisi belajar yang efektif.

Berpijak pada data empirik di SMA Negeri 2 Karanganyar menunjukkan

bahwa hasil belajar siswa dalam pemahaman konsep pada mata pelajaran Biologi

belum memuaskan dalam artian hasil belajar rata-rata yang diperoleh masih

berkisar pada nilai batas tuntas yaitu 60. Hal ini disebabkan konsep tersebut sulit

untuk dipahami. Akibat yang dirasakan adalah tingkat pemahaman dan

penguasaan konsep siswa tidak optimal. Nilai batas tuntas hanyalah batasan

minimal yang berarti pencapaian terendah dengan kata lain pengusaan atau

pemahaman masih rendah pula. Pembelajaran baru dapat dikatakan berhasil jika

mampu melampaui batasan terendah secara signifikan. Upaya untuk mencapai

target hasil belajar yang optimal itu dapat diupayakan melalui inovasi

Page 3: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

pembelajaran yang mampu memberikan penguatan konsep yang maksimal kepada

siswa.

Pada dasarnya, penerapan metode mengajar yang bervariasi berupaya

untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam belajar dan sekaligus sebagai salah

satu indikator peningkatan kualitas pendidikan. Namun perlu diketahui bahwa

tingkat keberhasilan siswa dalam menangkap pelajaran dipengaruhi oteh banyak

faktor, baik faktor dari luar maupun faktor dari dalam siswa itu sendiri. Metode

pengajaran yang baik hendaknya disesuaikan dengan karakteristik materi pokok

yang akan disampaikan. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan suatu metode

pembelajaran yang diharapkan dapat digunakan sebagai sarana untuk

menyampaikan ilmu pengetahuan untuk siswa secara efektif. Penerapan metode-

metode mengajar yang bervariasi akan dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam

menerima pelajaran. Berkaitan dengan semakin perlunya reformasi model

pembelajaran dan mengingat pentingnya interaksi kooperatif tersebut, maka

pembelajaran strategi pembelajaran koopeatif dalam pendidikan sangat penting.

Pembelajaran koopeatif mempunyai syarat-syarat untuk mencapai hasil yang

maksimal yaitu, adanya perbedaan etnik/ras, bersifat heterogen, adanya rasa

tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi

proses kelompok. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan dari salah satu anggota,

maka salah seorang anggota tersebut harus membantu kelompoknya dengan

melakukan apa saja yang dapat membantu kelompok itu berhasil (Slavin,1995: 5),

Maka perlu adanya pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga siswa aktif

dalam kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut dapat dilakukan dengan beberapa

cara antara lain : diskusi, presentasi, debat pendapat dan sebagainya sehingga

KBM yang berlangsung aktif dan siswa tidak cepat mengalami kebosanan.

Pembelajaran kooperatif adalah aktifitas belajar kelompok yang diatur

sehingga pembelajaran pada struktur sosial pertukaran informasi antar anggota

dalam kelompok dan tiap anggota bertanggung jawab untuk kelompok dan dirinya

sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran lainnya. Adapun

beberapa metode pembelajaran kooperatif, antara lain : Student Teams

Achievement Division (STAD), Teams Games Tournament (TGT), Jigsaw,

Page 4: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Teams Assisted

Individualization (TAI).

Salah satu metode yang digunakan peneliti adalah metode Teams Assisted

Individualization (TAI).. Metode TAI merupakan metode pengajaran secara

kelompok di mana terdapat seorang siswa yang lebih mampu berperan sebagai

asisten yang bertugas membantu secara individual siswa lain yang kurang mampu

dalam suatu kelompok. Dalam hal ini pendidik hanya berperan sebagai fasilitator

dan mediator dalam proses belajar mengajar. Pendidik cukup menciptakan kondisi

lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya. Pada pengajaran TAI.

akan memotivasi siswa saling membantu anggota kelompoknya sehingga tercipta

semangat dalam sistem kompetensi dengan lebih mengutamakan peran individu

tanpa mengorbankan aspek kooperatif.

Metode pengajaran Teams Assisted Individualization (TAI).dapat

diterapkan untuk materi yang ada kegiatan praktikumnya. Kesulitan pemahaman

konsep-konsep awal yang berkaitan dengan materi dapat dipecahkan secara

bersama-sama karena keberhasilan dari tiap individu ditentukan oleh kebehasilan

kelompok. Pengajaran dengan metode TAI. dapat menghemat waktu presentasi

guru sehingga waktu pembelajaran lebih efektif dan dititikberatkan pada keaktifan

siswa. Metode TAI. sendiri dapat disertai dengan penyusunan peta konsep untuk

pemahaman konsep bagi siswa.

Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna

antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi-proposisi

merupakan dua atau lebih konsep-konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam

satu unit. Dalam bentuknya yang paling sederhana, suatu peta konsep hanya

terdiri dari dua konsep yang dihubungkan oleh satu kata penghubung untuk

membentuk suatu proposisi. Sejumah konsep yang sama dapat tersusun dengan

hierarki. Setiap peta konsep memperlihatkan kaitan-kaitan konsep yang bermakna

bagi orang yang menyusunnya.

Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas maka dilakukan

penelitian dengan judul: " EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Team Assisted Individualization (TAI) YANG DISERTAI PENYUSUNAN

Page 5: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

PETA KONSEP PADA PROSES PEMBELAJARAN BIOTEKNOLOGI

TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA”

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan masalah

sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran di SMP N 2 Karanganyar masih menggunakan metode

konvensional yang selama ini dinilai kurang sesuai maka perlu digunakan

metode pembelajaran lain.

2. Guru kurang mengoptimalkan sarana dan prasarana dalam proses kegiatan

belajar mengajar karena hanya berorientasi pada aspek kognitif.

3. Pemahaman konsep siswa terhadap mata pelajaran biologi masih rendah

dilihat dari nilai rata-rata siswa yang masih berkisar pada nilai batas tuntas.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai dan

agar tepat sasaran, serta adanya keterbatasan pada penelitian ini maka tidak

memungkinkan semua masalah diteliti. Berdasarkan pada latar belakang masalah

dan identifikasi masalah, maka pengkajian dan pembatasan masalah

dititikberatkan pada :

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian dibatasi pada siswa kelas X SMA N 2 Karanganyar

semester genap tahun 2006/2007.

2. Obyek Penelitian.

a. Materi Pokok

Materi yang dipelajari adalah pokok bahasan Bioteknologi.

b. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran TAI . Metode TAI adalah metode pengajaran secara

kelompok di mana terdapat seorang siswa yang lebih mampu beperan sebagai

asisten yang bertugas menbantu secara individual siswa lain yang kurang

mampu dalam suatu kelompok. Dalam pembelajaran ini juga disertai

Page 6: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

penyusunan peta konsep oleh siswa dan guru. Peta konsep memiliki

pengertian menyatakan hubungan-hubungan yang bermakna antara konsep-

konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Bentuk penyusunan peta konsep

adalah pohon jaringan. Metode pembandingnya adalah metode konvensional.

c. Hasil Belajar Biologi.

Hasil belajar biologi yang dibatasi pada materi pokok bahasan Bioteknologi

adalah penilaian hasil belajar ranah kognitif yang meliputi C1 sampai C6

(pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi).

Penilaian ranah afektif meliputi A1 sampai A5 (memperhatikan, merespon,

menghayati nilai, mengorganisasi, dan perangkat nilai) disusun dalam bentuk

angket Sumarsih (2007). Penilaian ranah psikomotor meliputi P1 sampai P6

(persepsi, set, respon terbimbing, respon mekanistik, dan respon kompleks)

disusun dalam bentuk lembar observasi Anita Wulandari (2007)

D. Perumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Apakah ada perbedaan penggunaan metode TAI yang disertai penyusunan peta

konsep dan metode konvensional terhadap hasil belajar Biologi materi

Bioteknologi siswa kelas X semester genap SMA Negeri 2 Karanganyar

Tahun Pelajaran 2006/2007 ?

2. Apakah metode TAI yang disertai penyusunan peta konsep efektif digunakan

dalam pembelajaran Biologi materi Bioteknologi siswa kelas X semester

genap SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 2006/2007?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran Team Assisted

Individualization (TAI) yang disertai penyusunan peta konsep terhadap hasil

belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar semester genap

tahun ajaran 2006/2007.

Page 7: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

2. Mengetahui model pembelajaran yang paling efektif antara model

pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) yang disertai penyusunan

peta konsep dan metode konvensional terhadap hasil belajar biologi siswa

kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar semester genap tahun ajaran 2006/2007.

F. Manfaat Penelitian

Dan hasil penelitian ini maka diharapkan mampu memberikan manfaat

sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam menentukan strategi belajar mengajar.

2. Bagi Calon Guru

Hasil penelitian ini bermanfaat dalam mempersiapkan diri untuk memilih

metode pembelajaran yang tepat.

3. Bagi Siswa

Untuk memotivasi belajar memecahkan permasalahan secara kooperatif

dan sikap menghargai sesama teman.

4. Dinas Terkait

Sebagai bahan pertimbangan upaya perbaikan KBM sehingga mata

pelajaran biologi meningkat.

Page 8: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Model Pembelajaran Kooperatif

Model adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman

dalam melakukan suatu kegiatan (Sobry Sutikno M, 2004 : 15). Menurut Dahlan

dalam Sobry Sutikno M. (2004:15), model pembelajaran adalah suatu rencana

atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran,

dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran atau

setting lainnya.

Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah pendekatan

penbelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja

sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdapat

elemen-elemen yang saling terkait.

Dalam pembelajaran kooperatif, kerja sama merupakan hal yang sangat

penting. Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar

kelompok. Ada unsur-unsur yang membedakan antara pembelajaran kooperatif

dengan belajar kelompok yang biasa dilakukan di sekolah-sekolah.

Roger dan David Johnson dalam Anita Lie (2004: 31) mengatakan bahwa

tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai

hasil yang maksimal, ada 5 unsur yang harus diterapkan dalam pembelajaran

kooperatif, yaitu:

a. Saling ketergantungan positif (positive dependence)

Tiap anggota kelompok harus ikut serta dalam kegiatan kelompoknya untuk

mencapai tujuan kelompok. Keberhasilan suatu kelompok sangat tergantung

pada usaha setiap anggotanya.

Page 9: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

b. Tanggung jawab perseorangan (individual accountability)

Setiap anggota dalam kelompok bertanggung jawab untuk melakukan yang

terbaik. Setiap anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya

sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan.

c. Interaksi tatap muka antar siswa (face to face interaction)

Setiap anggota kelompok dalam kelompoknya harus diberikan kesempatan

untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan ini akan menguntungkan baik

bagi anggota maupun kelompoknya. Hasil pemikiran beberapa orang akan

lebih baik daripada hasil pemikiran satu orang saja.

d. Ketrampilan berinteraksi antar individu dengan kelompok (interpersonal and

group skill)

Keberhasilan suatu kelompok sangat tergantung pada kesediaan para

anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk

mengutarakan pendapat mereka.

e. Evaluasi proses kelompok (group processing)

Evaluasi proses kelompok dalam pembelajaran kooperatif diadakan oleh guru

agar siswa selanjutnya bisa bekerjasama dengan lebih baik.

Urutan langkah-langkah kegiatan guru menurut metode pembelajaran

kooperatif yang diuraikan oleh Arends (1997:113) adalah sebagaimana terlihat

pada tabel berikut.

Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif

Fase Kegiatan Guru

Fase 1. Menjelaskan tujuan-tujuan

dan menetapkan materi.

Guru menjelaskan tujuan-tujuan

pelajaran dan menetapkan materi belajar.

Fase 2. Menyajikan materi. Guru menyajikan materi kepada siswa

baik lisan maupun teks.

Fase 3. Mengorganisasi siswa ke

dalam kelompok belajar.

Guru menjelaskan kepada siswa

bagaimana membentuk kelompok belajar

dan membantu kelompok membuat

perubahan yang efisien

Page 10: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

Fase 4. Mendampingi kelompok

bekerja dan belajar.

Guru mendampingi kelompok belajar

mengerjakan pekerjaanya

Fase 5. Tes dengan soal-soal Guru mengetes pengetahuan soal-soal

pelajaran atau kelompok menyajikan

hasil kerjanya.

Fase 6. Memberi penghargaan Guru menemukan jalan untuk

menghargai secara individu dan

kelompok atas usaha dan prestasinya

Menurut Robert E. Slavin (1995 : 2-3), keberhasilan dari proses belajar

kooperatif adalah karena ada 5 prinsip, yaitu:

a. Adanya sumbangan dari ketua kelompok

Tugas dari seorang ketua kelompok adalah memberi sumbangan

pengetahuannya untuk anggota kelompoknya, karena ketua kelompoknya

adalah seseorang yang dinilai berkemampuan lebih dibandingkan dengan

anggota yang lainnya. Dalam hal ini anggota kelompok diharapkan dapat

memperhatikan, mempelajari informasi atau penjelasan yang diberikan oleh

ketua kelompok jika ada anggota kelompok yang marasa belum jelas,

walaupun tugas ini juga bisa dilakukan oleh anggota kelompok lain.

b. Keheterogenan kelompok

Kelompok belajar yang efektif adalah yang mempunyai anggota

kelompok yang heterogen, baik dalam jenis kelamin, latar belakahg sosial,

ataupun tingkat kecerdasannya.

c. Ketergantungan pribadi yang positif

Setiap anggota kelompok, belajar untuk berkembang dan bekerja sama

satu sama lain. Ketergantungan pribadi ini bisa memberikan motivasi bagi

setiap individu karena pada awalnya mereka harus bisa membangun

pengetahuannya sendiri terlebih dahulu sebelum mereka bekerja sama dengan

temannya.

Page 11: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

d. Ketrampilan bekerja sama

Dalam proses bekerja sama perlu adanya ketrampilan khusus sehingga

kelompok tersebut dapat berhasil membawa nama kelompoknya. Proses yang

dibutuhkan tersebut adalah adanya komunikasi yang baik antar anggota

kelompoknya.

e. Otonomi kelompok

Setiap kelompok mempunyai tujuan agar bisa membawa nama

kelompoknya untuk menjadi yang terbaik. Jika mereka mengalami kesulitan

dalam proses pemecahan masalah setelah melewati tahap kegiatan kelompok

maka mereka. akan bertanya kepada gurunya bukan kepada kelompok yang

lain.

Di dalam metode belajar kooperatif diharapkan siswa bekerja sama satu

sama lainnya, berdiskusi dan berdebat, menilai kemampuan pengetahuan dan

mengisi kekurangan anggota lainnya. Bila diorganisasikan dengan tepat, siswa

dapat bekerja sama dengan yang lainnya untuk memastikan bahwa setiap siswa

dalam kelompok tersebut telah menguasai konsep yang telah diajarkan. Hal ini

akan menumbuhkan realisasi bahwa siswa membutuhkan belajar dan berfikir

untuk memecahkan masalah dan mengaplikasikan pengetahuan dan ketrampilan.

Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha unluk menciptakan

kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk

berlangsungnya poses belajar mengajar. Kalau belajat dikatakan milik siswa maka

mengajar merupakan kegiatan yang dimiliki oleh guru. Pengertian mengajar

semula adalah menyampaikan pengetahuan pada anak didik. Namun dengan

definisi di atas kegiatan belajar mengajar jadi bersifat teacher centered. Untuk

menyikapi fenomena itu kemudian dibuat definisi mengajar yang lebih luas yaitu

sebagai suatu aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik-

baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar.

Mengajar merupakan kegiatan memgorganisasikan proses belajar. Seorang

guru harus mampu menjadi organisator yang'baik. Secara makro guru dituntut

untuk dapat mengorganisasikan komponen-konponen yang terlibat dalam proses

Page 12: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

belajar mengajar, sehingga diharapkan terjadi proses pengajaran yang

optimal.(Sardiman, 1994: 50).

Metode kerja kelompok sebenarnya bukanlah hal yang baru dalam dunia

pendidikan. Kerja kelompok telah banyak diterapkan oleh guru dalam proses

belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Akhir-

akhir ini metode kerja kelompok mengalami kemajuan yang sangat pesat

berhubungan dengan ditemukannya inovasi-inovasi baru dalam metode kerja

kelompok. Slavin (1995:5) memperkenalkan 5 macam metode mengajar yang

menggunakan metode kerja kelompok:

a. Student Team Achievement Division (STAD)

b. Team Game Tournament (TGT)

c. Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC)

d. Team Assisted Individualization (TAI)

e. Jigsaw 2

a. Metode Team Assisted Individualization (TAI)

Metode pengajaran TAI adalah suatu metode pengajaran yang

dikemukakan oleh Slavin (1995). "Team Assisted Individualization" dapat

diterjemahkan sebagai kelompok yang dibantu secara individual atau kelompok di

mana ada seorang asisten yang membantu secara individual. Metode pengajaran

TAI ini merupakan teori belajar konstruktivisme dan teori belajar kognitif. Jadi,

metode TAI merupakan metode pengajaran secara kelompok di mana terdapat

seorang siswa yang lebih mampu beperan sebagai asisten yang bertugas menbantu

secara individual siswa lain yang kurang mampu dalam suatu kelompok. Dalam

hal ini pendidik hanya berperan sebagai fasilitator dan mediator dalam proses

belajar mengajar. Pendidik cukup menciptakan kondisi lingkungan belajar yang

kondusif bagi peserta didiknya.

Pada pengajaran TAI akan memotivasi siswa saling membantu anggota

kelompoknya sehingga tercipta semangat dalam sistem kompetensi dengan lebih

mengutamakan peran individu tanpa mengorbankan aspek kooperatif. Secara

umum TAI terdiri dari delapan komponen utama, yaitu:

Page 13: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

1) Kelompok / Tim

Peserta didik dalam pengajaran TAI terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang

mewakili bagiannya dari kelas dalam menjalankan aktivitas akademik. Jenis

kelamin, dan suku atau etnik. Fungsi utama dari tim adalah membentuk semua tim

agar mengingat materi yang telah diberikan dan lebih memahami yang telah

diajarkan yang nantinya digunakan dalam persiapan mengerjakan lembar kerja

sehingga bisa mengerjakan dengan baik. Dalam hal ini biasanya siswa

menggunakan cara pembelajaran diskusi tentang masalah-masalah yang ada,

membandingkan soal yang ada, dan mengoreksi beberapa miskonsepsi jika dalam

tim mengalami kesalahan. Semuanya tersebut dilakukan setelah presentasi awal

dari guru dan pemberian lembar kerja. Anggota kelompok yang mengalami

kesulitan dapat bertanya kepada anggota yang telah ditunjuk sebagai ketua atau

anggota yang telah ditunjuk sebagai ketua anggota lain yang lebih tahu.

2) Tes Pengelompokan

Siswa-siswa diberi tes awal program pengajaran. Hasil dari tes awal

digunakan untuk membuat kelompok berdasarkan point yang mereka peroleh.

3) Materi Kurikulum

Pada proses pengajaran harus disesuaikari dengan materi yang terdapat

pada kurikulum yang berlaku dengan menerapkan teknik dan strategi pemecahan

masalah untuk penguasaan materi.

4) Kelompok Belajar

Berdasarkan tes pengelompokan maka dibentuk kelompok belajar. Siswa

dalam kelompoknya mendengarkan presentasi dari guru dan mengerjakan lembar

kerja. Jika ada siswa yang belum paham tentang materi dapat bertanya pada

anggota lainnya atau ketua yang telah ditunjuk, kalau belum paham juga baru

meminta penjelasan dari guru.

5) Penilaian dan Pengakuan Tim

Setelah diberikan tes, kemudian tes tersebut dikoreksi dan dinilai

berdasarkan kriteria tertentu. Tim akan mendapatkan sertifikat/penghargaan

tertentu atau sejenisnya jika dapat melampaui kriteria yang telah ditentukan.

Page 14: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

6) Mengajar Kelompok

Materi yang belum dipahami oleh suatu kelompok dapat ditanyakan

kepada guru dan guru menjelaskan materi pada kelompok tersebut. Pada saat guru

mengajar, siswa dapat sambil memahami materi baik secara individual maupun

secara kelompok dengan kebebasan tetapi bertanggung jawab. Keaktifan siswa

sangat diutamakan pada pembelajaran TAI.

7) Lembar Kerja

Pada setiap materi pokok diberikan lembar kerja secara individual untuk

memahami pemahaman individu, bahan atau materi dapat berupa ringkasan materi

yang dipelajari di rumah kemudian pertemuan selanjutnya dikerjakan.

8) Mengajar Seluruh Kelas

Setelah akhir pengajaran tentang materi pokok suatu materi, guru

menghentikan program pengelombokan dan menjelaskan konsep-konsep yang

belum dipahami dengan strategi pemecahan masalah yang relevan. pada akhir

pengajaran diberikan kesimpulan dari materi (Slavin, 1995 : 102-104).

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe TAl, dalam pelaksanaannya

terbagi dalam:

1) Pengelompokan

Sebelum pengajaran TAI dilaksanakan suatu tes awal (tes kemampuan

awal) yang menyangkut tentang konsep-konsep yang akan diajarkan. Tes awal ini

berguna untuk pembentukan kelompok agar penyebaran siswa berdasarkan point

yang didapat pada tes awal tersebar secara homogen. Selain itu dalam tes awal ini

dapat digunakan untuk menunjuk ketua atau asisten yang memimpin suatu

kelompok. Dalam proses pengelompokan juga didasarkan pada prestasi belajar

sebelumnya, dalam hal ihi nilai ulangan harian materi pokok sebelumnya.

2) Tahap Penyajian Materi Pelajaran

Pada tahap ini bahan-bahan atau materi pelajaran diperkenalkan melalui

penyajian kelas. Pada penyajian materi ini dilakukan melalui:

a) Pengajaran kelompok

Jika terdapat materi pelajaran yang kurang dipahami dalam suatu

kelompok maka kelompok tersebut dapat meminta guru menjelaskan materi yang

Page 15: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

belum dipahami tersebut, sedangkan kelompok yang lain yang sudah paham dapat

melanjutkan pekerjaannya.

b) Pengajaran Seluruh Kelas

Pengajaran ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran. Guru

menyimpulkan penekanan materi yang dianggap penting. Dalam pembelajaran,

keaktifan siswa sangat diharapkan melalui latihan pengajaran.

c) Kegiatan Kelompok

Setelah terbagi dalam kelompok-kelompok, masing-masing individu

mengerjakan tugas yang diberikan guru melalui lembar kerja pada guru mereka.

Meraka bekerja satu tim, jika terdapat kesulitan dipecahkan secara bersama-sama

dengan kelompoknya. Setelah selesai mengerjakan secara mandiri kemudian

saling mencocokkan dengan teman sekelompoknya. Paket soal yang terdapat di

LKS diberikan menurut tingkat kesukaran soal, diurutkan dari soal yang mudah

dilanjutkan ke soal yang sukar dan juga sesuai dengan urutan materi, dari materi

yang mudah dilanjutkan ke materi yang sulit. Setelah paket soal selesai dikerjakan

maka dicocokkan dengan kelompok lain untuk mengukur keberhasilan dari

kelompok untuk kemudian diberikan nilai oleh guru.

Slavin (1995: 101-102) menyatakan bahwa pembelajaran koperatif tipe

TAI mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut:

1) Guru akan terlibat secara minimal dalam pengaturan dan pengecekan rutin

2) Guru akan menggunakan paling sedikit separuh waktunya mengajar dalam

kelompok-kelompok kecil.

3) Pelaksanan program baik untuk guru atau siswa cukup sederhana

4) Siswa akan termotivasi pada hasil secara teliti dan cepat

5) Para siswa dapat mengecek pekerjaan satu sama lain

6) Mengurangi perilaku yang mengganggu

7) Mengurangi konflik antar pribadi

8) Program ini sangat membentu siswa yang lemah.

9) Menimbulkan sikap positif siswa.

Di samping kelebihan tersebut, pembelajaran kooperatif tipe TAI juga

terdapat kekurangan-kekurangan antara lain, dibutuhkan biaya yang besar dan

Page 16: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

waktu yang lama untuk pembuatan dan pengembangan perangkat pembelajaran.

Apabila siswa dalam kelas cukup besar, maka guru akan mengalami kesulitan

dalam membimbing siswa yang membutuhkan bimbingan, sehingga diperlukan

beberapa guru dalam pelaksanan pembelajaran tersebut.

b. Peta Konsep

1) Pengertian Peta Konsep

Menurut Oemar Hamalik (2003: 162)” Suatu konsep adalah suatu kelas

atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum.Konsep-konsep tidak terlalu

kongruen dengan pengalaman pribadi kita tetapi menyajikan usaha-usaha manusia

untuk mengklasifikasikan pengalaman kita. Konsep adalah suatu yang sangat

luas”. Konsep bersifat abstrak dan universal. Menurut Arends (1997: 288), konsep

merupakan sarana seseorang dalam mengklasifikasikan suatu objek dan jaringan

pemikiran (ide) untuk menentukan prinsip dan aturan, dan semua itu merupakan

pondasi dari bagaimana jaringan pemikiran atau ide dapat tersusun, guna

menuntun seseorang dalam berpikir.

Konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsep yang didefinisikan.

Konsep konkret adalah pengertian yang menunjuk pada aneka objek dalam

lingkungan fisik. Sedangkan konsep yang didefinisikan adalah konsep yang

mewakili realitas hidup, tetapi tidak langsung menunjuk pada realitas dalam

lingkungan hidup fisik, karena realitas itu tidak berbeda ( W.S. Winkel, 2005:

113). Pengetahuan seseorang mengungkapkan suatu pengertian atau kesadaran

akan objek, kejadian, dan ide. Pemikiran yang ada dalam otak perlu diungkapkan

dalam skema pemikiran ataupun kerangka pemikiran seseorang akan sesuatu hal,

salah satu cara adalah dengan menuliskan skema pemikirannya dalam suatu peta

konsep (concept mapping).

Ausebel dalam bukunya yang berjudul Educational Phsycologi A Cognitif

View menyatakan bahwa “The most important single factor influencing learning is

what the learner already knows. Ascertainthis and teach him accordingly”.

Pernyataan tersebut kurang lebih bermakna : faktor paling penting yang

mempengaruhi belajar adalah apa yang telah diketahui siswa. Yakinilah ini

Page 17: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

dajarilah ia demikian (Ratna Wilis Dahar, 1989: 117). Bertolak dari kenyataan

Ausebel tersebut, Novak (1985) dalam bukunya Learning How To Learn dalam

Ratna Wilis Dahar (1989: 122) mengemukakan suatu gagasan yang dapat

membantu guru untuk mengetahui apa yang telah diketahui siswa dengan

pertolongan peta konsep atau pemetaan konsep.

Menurut Martinis Yamin (2006: 118) “Peta konsep adalah menyatakan

hubungan-hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk

proposisi-proposisi”. Proposisi-proposisi merupakan dua atau lebih konsep-

konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantic. Dalam kata

yang kita buat terdiri dari satu kata yang dapat dihubungkan antara satu dengan

yang lainnya sehingga membentuk proposisi. Menurut Novak dan Gowin (Paul

Suparno,1997: 56) “ Peta konsep adalah suatu bagan skematis untuk

menggambarkan suatu rangkaian pernyataan”.

Pada peta konsep, konsep yang lebih inklusif diletakkan di atas konsep

yang kurang inklusif kemudian dihubungkan dengan kata penghubung. Konsep

yang lebih khusus ditempatkan dibawahnya dan dihubungkan lagi dengan kata

penghubung. Konsep yang inklusif dapat dihubungkan dengan beberapa konsep

yang kurang inklusif. Konsep yang paling inklusif diletakkan pada puncak pohon

konsep (Rusmansyah, 2003).

Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa

yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami. Belajar bermakna terjadi bila siswa

bila siswa menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan

mereka. Ini terjadi melalui konsep, perubahan konsep yang telah ada, yang akan

mengakibatkan pertumbuhan dan perubahan struktur konsep yang telah dipunyai

siswa yang akan tertuang dalam peta konsep.

2) Ciri-ciri Peta Konsep

Menurut Martinis Yamin (2006: 125) ciri-ciri peta konsep adalah a) Peta

konsep adalah bentuk dari konsep-konsep atau proposisi-proposisi suatu bidang

studi agar lebih jelas dan bermakna. b) Peta konsep merupakan suatu gambar yang

berbentuk dua dimensi dari suatu bidang studi, atau bagian dari bidang studi yang

memperlihatkan tata hubungan antara konsep-konsep. Di samping itu juga

Page 18: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

memperlihatkan bentuk belajar kebermaknaan dibanding dari cara belajar bentuk

lain dengan tidak memperlihatkan hubungan-hubungan konsep. Peta konsep

memperlihatkan hubungan konsep satu dengan yang lain. c) Setiap konsep

memiliki bobot yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, dapat berbentuk

aliran, air, cabang pohon, urutan-urutan kronologis dan lain sebagainya. d) Peta

konsep berbentuk hirarkis, manakala suatu konsep di bawahnya terdapat beberapa

konsep, maka konsep itu akan lebih terurai secara jelas sehingga apapun yang

berkaitan dengan konsep tersebut akan timbul seperti; fungsi, bentuk, contoh,

tempat dan sebagainya.

3) Cara Membuat Peta Konsep

Pembuatan peta konsep dilakukan dengan menbuat suatu sajian visual atau

suatu diagram tentang bagaimana ide-ide penting atau suatu topik tertentu

dihubungkan satu sama lain (Trianto 2007: 160). Untuk membuat suatu peta

konsep, siswa dilatih untuk mengidentifikasikan ide-ide kunci yang berhubungan

dengan suatu topik dan menyusun ide-ide tersebut dalam suatu pola logis.

Menurut Trianto (2007: 160), langkah-langkah dalam membuat peta konsep

sebagai berikut : memilih suatu bahan bacaan, menentukan konsep-konsep yang

relevan, mengurutkan konsep-konsep dari yang inklusif ke yang kurang inklusif,

menyusun konsep-konsep tersebut dalalm bagan, konsep yang inklusif diletakkan

di bagian atas atau puncak peta lalu dihubungkan dengan kata penghubung.

Dalam proses belajar dengan strategi peta konsep dilaksanakan diskusi

kelompok, sehingga ide-ide yang terkumpul dalam diskusi dapat dituangkan

dalam peta konsep. Belajar dengan diskusi kelompok adalah metode mengajar

dengan mengkondisikan peserta didik dalam suatu group/ kelompok sebagai satu

kesatuan dan diberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok tersebut. Menurut

Moedjiono dalam Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001), “Metode kerja

kelompok adalah format belajar mengajar yang menitikberatkan kepada interaksi

antara anggota yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas

belajar secara bersama-sama”.

Peta konsep menggambarkan jalinan antarkonsep yag dibahas dalam bab

yang bersangkutan yaitu materi bioteknologi. Konsep dinyatakan dalam bentuk

Page 19: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

istilah atau label konsep. Konsep-konsep dijalin secara bermakna dengan kata-

kata penghubung sehingga dapat membentuk proposisi. Satu proposisi

mengandung dua konsep dan kata penghubung. Konsep yang satu mempunyai

cakupan yang lebih luas daripada konsep yang lain. Dengan kata lain konsep yang

satu lebih inklusif daripada konsep yang lain.

Pada peta konsep, konsep yang lebih inklusif diletakkan diatas konsep

yang kurang inklusif kemudian dihubungkan dengan kata penghubung. Konsep

yang lebih khusus ditempatkan dibawahnya dan dihubungkan lagi dengan kata

penghubung. konsep yang paling inklusif diletakkan pada puncak pohon konsep.

Konsep ini disebut kunci konsep. Konsep pada jalur yang satu dapat dihubungkan

dengan konsep pada jalur yang lain dengan kata penghubung. Hubungan ini

disebut dengan ikatan silang. Ikatan silang menunjukkan keterpaduan antarjalur

pengembangan konsep dalam satu bahasan yang disebut penyesuaian integratif.

4) Macam-macam Peta Konsep

Menurut Nur (2000) dalam Trianto (2007 : 161-165), peta konsep ada

empat macam yaitu :

a) Pohon Jaringan

Ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat, sedangkan beberapa kata yang

lain pada garis-garis penghubung. Kata–kata pada garis penghubung memberikan

hubungan antara konsep-konsep. Cabangkan konsep-konsep yang berkaitan itu

dari konsep utama dan berikan hubungannya pada garis-garis itu.

b) Rantai Kejadian

Peta konsep rantai kejadian dapat digunakan untuk memberikan suatu

urutan kejadian, langkah-langkah dalam suatu prosedur, atau tahap-tahap dalam

suatu proses. Dalam membuat rantai kejadian, pertama-tama temukan satu

kejadian yang mengawali rantai itu. Kejadian ini disebut kejadian awal, kemudian

temukan kejadian berikutnyadalam rantai itu dan lanjutkan sampai mencapai

hasil.

c) Peta Konsep Siklus

Rangkaian kejadian tidak menghasilkan hasil final. Kejadian terakhir pada

rantai itu menghubungkan kembali ke kejadian awal. Karena tidak ada hasil dan

Page 20: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

kejadian terakhir itu menghubungkan kembali ke kejadian awal, siklus itu

berulang dengan sendirinya.

d) Peta Konsep Laba-Laba

Peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk curah pendapat. Melakukan

curah pendapat ide-ide berangkat dari suatu ide sentral, sehingga dapat

memperoleh sejumlah besar ide yang bercampur aduk. Banyak ide-ide ini yang

berkaitan dengan ide sentral namun belum tentu jelas hubungannya satu sama

lain.

5) Manfaat Peta Konsep

(Gawith,1998; Bruce,et al,1993; Sia. A.P,1995) yang dikutip dalam

Rusmansyah (2007). Dalam pembelajaran, penggunaan peta konsep dapat

memberikan manfaat yaitu :

1) Bagi guru

a) Membantu untuk mengerjakan apa yang telah diketahui dalam bentuk

yang lebih sederhana, merencanakan dan memulai suatu topik

pembelajaran, serta mengolah kata kunci yang akan digunakan dalam

pembelajaran

b) Membantu untuk mengingat kembali dan merevisi konsep pembelajaran,

membuat pola catatan kerja dan belajar yang sangat baik untuk keperluan

presentasi

c) Membantu untuk mendiagnosa apa yang telah diketahui para siswa dalam

bentuk struktur yang mereka bangun dalam bentuk kata-kata

d) Membantu untuk mengetahui adanya miskonsepsi dari para siswa,

contohnya dari ujian akan tergambar kemampuan siswa mengolah idenya

dalam bentuk grafik ataupun penggunaan visual yang representatif

e) Membantu untuk mengecek pemahaman siswa akan konsep yang akan

dipelajari, dimana peta konsep yang dibuat siswa benar atau masih salah

f) Membantu untuk memperbaiki kesalahan konsep yang diterima siswa

sebagai dasar untuk pembelajaran selanjutnya sehingga akhirnya efektif

untuk merubah kesalahan konsep yang diterima siswa

Page 21: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

g) Membantu untuk merencanakan instruksional pembelajaran dan

evaluasinya ataupun untuk mengukur keberhasilan tujuan instruksional

pembelajaran

2) Bagi siswa

a) Membantu untuk mengidentifikasi kunci konsep,

menaksir/memperkirakan hubungan pemahaman dan membantu dalam

pembelajaran lebih lanjut

b) Membantu membuat susunan konsep pelajaran menjadi lebih baik

sehingga mudah untuk keperluan ujian

c) Membantu menyediakan sebuah pemikiran untuk menghubungkan konsep

pembelajaran

d) Membantu untuk berpikir lebih dalam dengan ide siswa dan menjadikan

para siswa mengerti benar akan pengetahuan yang diperolehnya

e) Mengklarifikasi ide yang telah diperoleh siswa tentang sesuatu dalam

bentuk kata-kata

f) Membuat suatu struktur pemahaman dari bagaimana semua fakta-fakta

(fakta baru dan eksis) dihubungkan dengan pengetahuan berikutnya

g) Belajar bagaimana mengorganisasi sesuatu mulai dari informasi, fakta, dan

konsep ke dalam suatu konteks pemahaman, sehingga terbentuk

pemahaman yang baik dan menuliskannya dengan benar.

Dengan menggunakan peta konsep dalam pembelajaran maka dapat

diperkirakan kedalaman dan keluasan konsep yang perlu diajarkan kepada siswa.

Kaitan konsep yang satu dengan yang lain bagi siswa merupakan hal yang

terpenting dalam belajar, sehingga apa yang dipelajari oleh siswa akan lebih

bermakna, lebih mudah diingat dan lebih mudah dipahami, diolah serta

dikeluarkan kembali bila diperlukan.

c. Metode Konvensional atau Ceramah

Metode konvensional merupakan suatu teknik pengajaran yang biasa

digunakan oleh suatu sekolah. Tiap-tiap sekolah mempunyai karakteristik metode

pengajaran tersendiri dalam penyampaian materi. Hal ini dipengaruhi oleh

Page 22: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

berbagai hal, baik dari pengajar, siswa ataupun lingkungan dari sekolah. Metode

ini sejak dulu sering dipakai dan paling banyak digunakan guru dalam proses

belajar mengajar. Sejak dulu metode ini telah digunakan sebagai alat komunikasi

antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. Metode konvensional ini di

sekolah yang masih banyak digunakan adalah ceramah.

Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa kata

konvensional mempunyai arti sama dengan tradisional. Menurut Syaiful Bahri

Jamarah (2006: 97) bahwa metode ceramah adalah cara penyajian yang dilakukan

guru dengan penuturan atau penjelaan lisan secara langsung kepada siswa.

Roestiyah N.K (1991: 137) berpendapat bahwa “metode ceramah adalah

suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan informasi

atau uraian tentang persoalan serta masalah secara lisan. Metode ceramah ini

berbentuk penjelasan konsep, prinsip, dan fakta. Pada akhir tatap muka dilakukan

tanya jawab.

Margono (1998) menyatakan: "Pengajaran klasikal atau pembelajaran

tradisional adalah pengajaran yang kita kenal sehari-hari di mana guru mengajar

sejumlah siswa dalam suatu ruangan dan mempunyai tingkat kemampuan

tertentu." Dalam hal ini kelas disusun berdasarkan asumsi bahwa siswa

mempunyai kesamaan dalam minat, kepentingan, kecakapan dan kecepatan

belajarnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode konvensional atau

ceramah merupakan metode di mana guru mengajar dengan jalan memberikan

informasi dan pengetahuan secara lisan berupa penjelasan, konsep, prinsip dan

fakta kepada peserta didik yang umumnya pasif untuk mencapai tujuan

pengajaran.

Banyak pendapat mengatakan bahwa metode ceramah atau metode

konvensional merupakan metode klasik, namun masih banyak digunakan hingga

sekarang bahkan metode ini paling banyak digunakan. Hal ini dapat dimaklumi

karena ceramah paling mudah dilakukan oleh guru, apalagi karena guru sudah

terbiasa dan umumnya belum merasa puas serta belum merasa mengajar apabila

belum banyak berceramah. Demikian pula siswa, karena telah terbiasa belajar

Page 23: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

dengan mendengarkan penjelasan guru atau ceramah, maka merasa tidak puas dan

terasa belum belajar kalau belum ada ceramah dari guru.

Metode ceramah ini juga mempunyai keterbatasan yang dapat menjadi

kendala dalam proses pembelajaran, antara lain:

a. Keberhasilan siswa tidak terukur

b. Perhatian dan motivasi siswa sulit diukur

c. Peran siswa dalam pembelajaran rendah

d. Materi kurang terfokus

e. Pembicaraan sering melantur

Dalam pelaksanannya, metode ceramah mempunyai beberapa kelebihan

dan kekurangan yang diungkapkan oleh Syaiful bahri Jamarah (2006: 97) sebagai

berikut:

a. Kelebihan metode ceramah

1) Guru mudah menguasai kelas

2) Mudah mengorganisasikan kelas/ tempat duduk

3) Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar

4) Mudah mempersiapkan dan melaksanakan

5) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.

b. Kekurangan metode ceramah

1) Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata)

2) Anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi dan anak

didik yang lebih tanggap dari sisi auditnya dapat lebih besar

menerimanya.

3) Bila selalu digunakan dan terlalu, akan membosankan

4) Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar anak didik

5) Meenyebabkan anak didik menjadi pasif.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil akhir yang dicapai oleh anak didik dalam

mengikuti seluruh program studi yang telah direncanakan dalam rangkaian

kegiatan belajar, biasa dinyatakan dengan nilai-nilai yang diperoleh melalui tes

Page 24: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

formatif. Tes formatif diperoleh melalui ujian formatif yang memuat sebagaian

bahan pelajaran untuk mencapai sebagaian hasil belajar. Bidang hasil belajar

dalam penilaian tes formatif itu misalnya adalah ulangan harian, tes sisipan 1, tes

sisipan 2, yang isinya merupakan sebagaian dari bahan pelajaran.(Masidjo. 1995:

25).

Menurut Suharsimi Arikunto (1995:36), dewasa ini dikenal tiga ranah

perilaku yang dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan instrument penilaian.

Tiga ranah perilaku tersebut adalah ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah

psikomotor.

a. Ranah Kognitif (Pengetahuan / Pemahaman)

Ranah ini menitikberatkan pada proses intelektual. Bloom (1956) dalam

Pophan (2003: 63) menyatakan tingkatan-tingkatan dalam ranah ini adalah:

1) Pengetahuan,

Pengetahuan mencakup ingatan tentang hal-hal khusus, atau hal-hal yang

umum tentang metode-metode dan proses-proses. Harus diperhatikan bahwa

ciri pokok ranah ini adalah ingatan.

2) Pemahaman

Taraf ini mencakup bentuk pengertian yang paling rendah. Taraf ini

berhubungan dengan sejenis pemahaman yang menunjukkan bahwa siswa

mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan.

3) Penerapan (Aplikasi)

Aplikasi mencakup digunakannya abstraksi dalam situasi yang khusus

dan kongkret. Abstraksi yang digunakan dapat prosedur, gagasan umum, atau

metode yang digeneralisasikan.

4) Analisis (Pengkajian)

Analisis mencakup penguraian suatu ide-ide ke dalam unsur-unsur

pokoknya, sedemikian hierarki menjadi jelas.

5) Sintesis

Sintesis mencakup kemampuan menyatukan unsur-unsur dan bagian-

bagian sehingga merupakan suatu keseluruhan.

Page 25: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

6) Evaluasi.

Menyangkut penilaian bahan dan metode untuk mencapai tujuan tertentu.

b. Ranah Afektif

Menurut Oemar Hamalik (2002: 81.) ranah afektif adalah sikap, perasaan,

dan karakteristik moral yang merupakan aspek-aspek penting dalam

perkembangan siswa. Menurut Pophan (2003: 63) ranah ini dibagi daiam lima

tingkatan, yaitu:

1) Memperhatikan

Memperhatikan ini mengenai kepekaan terhadap fenomena-fenomena

dan perangsang-perangsang tertentu, yaitu menyangkut kesediaan siswa untuk

menerima atau memperhatikan.

2) Merespons

Siswa sudah memiliki motivasi yang cukup sehingga ia bukan saja "mau

memperhatikan", melainkan sudah memberikan respon.

3) Menghayati nilai

Dalam tingkatan ini tampak bahwa siswa sudah menghayati nilai tertentu.

4) Mengorganisasikan

Dalam mempelajari nilai-nilai, siswa-siswa menghadapi situasi yang

berhubungan lebih dari satu nilai. Karena itu siswa perlu mengorganisasikan

nilai-nilai menjadi suatu sistem.

5) Memperhatikan atau perangkat nilai

Pada taksonomi afektif tertinggi ini siswa telah mendarahdagingkan

nilai-nilai sedemikian rupa sehingga dalam prakteknya ia sudah dapat

digolongkan sebagai orang yang memegang nilai atau perangkat nilai tersebut.

c. Ranah Psikomotorik

Ringkasan sistem taksonomi untuk segi psikomotorik dikemukakan oleh

Simpson dalam Pophan (2003: 32) sebagai berikut:

1) Persepsi

Langkah pertama dalam melakukan kegiatan yang bersifat motoris ialah

menyadari obyek. Sifat atau hubungan-hubungan melalui indra.

Page 26: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

2) Set

Kesiapan untuk melakukan suatu tindakan atau untuk bereaksi tehadap

suatu kejadian menurut cara tertentu. Ada tiga aspek, yaitu:

a) Aspek intelektual

b) Aspek fisis

c) Aspek emosional

3) Respon terbimbing

Respon inilah tingkat permulaan dalam mengembangkan ketrampilan

motoris. Yang ditekankan adalah kemampuan-kemampuan yang merupakan

bagian dari ketrampilan yang lebih kompleks.

4) Respon mekanistik.

Pada taraf ini siswa sudah yakin akan kemampuannya dan sedikit banyak

terampil melakukan suatu perbuatan.

5) Respon kompleks.

Pada taraf ini individu dapat melakukan perbuatan motoris yang boleh

dianggap kompleks, karena pola gerakan yang dituntut sudah kompleks

(Pophan et all, 2003: 64).

a. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengauhi hasil belajar banyak sekali, secara garis

besar dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Menurut

Ngalim Purwanto (1990: 101) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi berhasil tidaknya belajar adalah:

Faktor kematangan, kecerdasan, latihan, keadaan rumah tangga, guru dan

cara atau metode yang digunakan dalam mengajar, alat-alat yang digunakan,

lingkungan dan motivasi sosial. Faktor tersebut perlu dikondisikan dengan benar

agar siswa dapat memberikan prestasi belajar yang baik. Seorang guru harus

mampu membangkitkan semangat siswa untuk mengerahkan seluruh

kemampuannya pada saat proses belajar sedang berlangsung. Jika faktor ini

diperhatikan dengan baik maka besar kemungkinan harapan bahwa siswa dapat

menunjukkan prestasi belajar yang baik dan menggembirakan.

Page 27: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

b. Fungsi Penilaian Belajar.

Hasil penilaian proses belajar akan memperlihatkan sejauh mana prestasi

belajar siswa. Menurut Muhibin Syah (2004; 142) Evaluasi belajar mempunyai

fungsi-fungsi sebagai berikut:

a. Fungsi administratif untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku

rapor;

b. Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan;

c. Fungsi diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan

merencanakan program remedial teaching atau pengajaran perbaikan;

d. Sumber daya BP untuk memasok data siswa tertentu yang memerlukan

bimbingan dan penyuluhan;

e. Bahan pertimbangan dan pengembangan pada masa yang akan datang

yang meliputi pengembangan kurikulum, metode dan alat-alat belajar

mengajar.

Sementara itu Cronbach dalam Oemar Hamalik (2002: 204) menyatakan

bahwa:

Fungsi penilaian bukan hanya untuk menentukan kemajuan belajar siswa,

tetapi sangat luas, diantaranya adalah:

1. Membantu siswa untuk merealisasikan dirinya untuk mengubah

perilakunya;

2. Membantu siswa mendapatkan kepuasan terhadap apa yang

dilakukannya;

3. Membantu guru untuk mengetahui apakah metode yang digunakan

sudah tepat;

4. Membantu guru untuk membuat pertimbangan administrasi.

Beberapa fungsi penilaian di atas mampu memberikan gambaran kepada

siswa dan guru maupun orang tua mengenai hasil belajar yang telah dicapai siswa.

Oleh karena itu siswa diharapkan mampu meningkatkan aktivitas belajar di rumah

maupun di sekolah, sedangkan bagi guru dan orang tua agar lebih mengarahkan

anaknya untuk belajar lebih banyak melalui motivasi dan bimbingannya.

c. Pengukuran Hasil Belajar

Dalam pengukuran hasil belajar atau evaluasi, dibutuhkan suatu alat

pengukur hasil tersebut. Menurut Slameto (2003:29) ada dua teknik penilaian

yaitu:

Page 28: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

1) Tes

Tes sudah ada distandarisasikan atau sudah dibakukan, artinya mengalami

proses kesahihan atau validitas dan keandalan atau reliabilitas untuk suatu tujuan.

Menurut Sumadi Suryabrata (1997: 327):

Suatu tes adalah reliable apabila tes itu mempunyai keajegan hasil atau

konsistensi. Artinya tes itu sama dengan dirinya sendiri. Jika suatu tes itu

diberikan pada sekelompok subyek yang sama atau hampir sama, maka tes

tersebut mempunyai rcliabilitas yang tinggi. Jenis tes terdiri dari tiga bentuk yaitu:

a). Tes lisan

b). Tes tulis

c). Tes tindakan

Jenis tes tersebut biasanya digunakan untuk menilai isi proses belajar

mengajar, misalnya aspek pengetahuan, kecakapan, ketrampilan, dan pemahaman

terhadap pelajaran yang telah diberikan oleh guru.

2) Non Tes

Menurut Slameto (2003: 30) alat-alat khusus untuk melaksanakan teknik

non tes ini dapat dilakukan melalui pengamatan, wawancara, angket, hasil

karya/laporan, karangan dan skala sikap. Menurut Muhibin Syah (1995: 54),

mengukur keberhasilan siswa dengan berdimensi kognitif atau ranah cipta dapat

dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan cara tes tertulis maupun tes lisan dan

perbuatan. Sedangkan dalam penyusunan instrument tes prestasi siswa yang

berdimensi afektif atau ranah rasa, jenis-jenis prestasi internalisasi dan

karakterisasi harus mendapat perhatian yang khusus. Alasannya, karena kedua

jenis prestasi ranah rasa itulah yang lebih banyak dalam mengendalikan sikap dan

perbuatan siswa.

Dalam ranah rasa yang dicari bukan benar atau salah, melainkan sikap atau

kecenderungan untuk setuju atau tidak setuju. Jadi tidak sama dengan evaluasi

ranah cipta yang secara prinsip bertujuan mengungkapkan kemampuan akal

dengan salah dan benar. Alat penilaian afektif ini berbentuk non tes. Ada dua hal

yang penting untuk diukur dalam ranah afektif, yang pertama yaitu kompetensi

afektif dan yang kedua adalah sikap serta minat terhadap suatu pelajaran.

Page 29: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

Sedangkan untuk ranah psikomotor dapat dilakukan dengan cara observasi

tentang ketrampilan siswa dan gerak gerik siswa dalam mengikuti pelajaran serta

kemampuan siswa dalam menerapkan keahliannya. Dalam aspek psikomotorik ini

dapat dilihat dari kegiatan siswa seperti memilih, menirukan, meragakan,

menyusun, merangkai, menggunakan, memperbaiki dan kemampuan lain yang

berhubungan dengan keahlian yang dimiliki siswa.

3. Hakikat Bioteknologi

Bioteknologi merupakan salah satu materi pokok dalam bidang studi Biologi,

dimana berdasarkan pada kurikulum 2004 telah diajarkan pada siswa kelas X SMA

pada semester genap, Standar kompetensi yang harus dicapai siswa pada materi

pokok ini adalah : siswa mampu menjelaskan Bioteknologi, prinsip-prinsip, peran,

dan implikasinya bagi teknologi dan sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

Pada materi pokok Bioteknologi ini menyangkut beberapa subpokok bahasan

diantaranya adalah 1. Pengertian Bioteknologi, 2. Peran Bioteknologi dalam

kehidupan, 3. Implikasi dan dampak dari Bioteknologi.

a. Pengertian Bioteknologj.

Bioteknologi merupakan teknologi yang memanfaatkan mikroorganisme atau

agen hayati atau bagian organisme untuk menghasilkan barang dan jasa dalam skala

industri untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Bioteknologi modern memanfaatkan agen hayati atau bagian dari organisme

yang telah direkayasa secara invitro untuk menghasilkan barang dan jasa dalam skala

industri. Penerapan bioteknologi biasanya mencakup produksi sel atau biomasa dan

perubahan atau transformasi kimia yang diharapkan meliputi: pembentukan produk

akhir yang diharapkan (enzim, antibiotik, asam organik dll.) dan penguraian bahan

baku (buangan air limbah, buangan industri, tumpahan minyak). Teknik yang

digunakan dalam Bioteknologi:

1) Fermentasi yaitu dengan memanfaatkan mikroorganisme misalnya jamur

dll. Yang digunakan secara anaerob atau tanpa menggunakan oksigen.

2) DNA rekombinan

3) Kultur jarinagan yaitu memanfaatkan sebagaian dari organ tertentu dari

organisme untuk dibiakkan pada media khusus.

Page 30: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

4) Kloning

5) Transfer embrio

6) Hibridoma

b. Peran Bioteknologi bagi kehidupan.

Bioteknologi dikembangkan untuk meningkatkan nilai bahan mentah dengan

memanfaatkan kemampuan mikroorganisme atau bagian-bagiannya. Bioteknologi

berperan sangat besar bagi sains, karena menambah konsep baru dalam bidang

biologi. Sedang bagi teknologi adalah munculnya teknik baru dalam memanfaatkan

bahan organik dari makhluk hidup. Bioteknologi bagi lingkungan dapat

memanfaatkan bahan organik yang tidak terpakai menjadi bahan yang berguna dan

membersihkan lingkungan.

Untuk pemanfaatan produk Bioteknologi dapat dilihat pada tabel di

bawah:

Tabel 2. Manfaat Bioteknologi.

Produk Keterangan

Yogurt, keju Bahan dasar berupa susu yang difermentasikan oleh

Streptococcus termopilus, Lactobaccilus bulgaricus

Mentega Bahan dasar berupa susu yang difermentasikan oleh Streptococcus lactis.

Kecap Fermentasi kedelai yang dilakukan oleh Aspergilus soyae atau

Aspergillus orizae

PTS Protein yang dihasilkan oleh organisme bersel tunggal

seperti spirulina, chlorella, protein sel tunggal

Interferon Untuk pengobatan berbagai penyakit yang diderita pasien, juga untuk

mengobati jenis kanker tertentu

Anti bodi

monoklonal

Untuk mendiagnosis jenis penyakit, juga untuk meningkatkan daya

tahan tubuh terhadap kanker dan penyakit lainnya

Hormon

pertumbuhan

Untuk mengobati kekerdilan atau (Dwarfisme ) digunakan pula untuk

meningkatkan produk susu daging hewan ternak

Antibiotik Untuk mengobati penyakit yang dihasilkan melalui teknik peleburan

atau fusi sel

Page 31: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

c. Implikasi dan dampak Bioteknologi

Dengan ditemukan rekayasa genetika ternyata ada masalah-masalah

bahaya baru yang berasal dari proses dan produk rekayasa genetika itu sendiri,

yang berdampak terhadap lingkungan sosial, ekonomi, etika, dan perkembangan

dan falsafah biologi itu sendiri.

1) Dampak tehadap etika

Terutama etika lingkungan, etika sosial, etika agama. Contoh:

pemindahan gen dari spesies satu ke spesies lain, pemindahan gen hewan ke

manusia.

2) Dampak tehadap kesehatan

Gen yang masuk ke dalam tubuh hewan dapat mempengaruhi gen yang

lain, sehingga menimbulkan racun, alergi, sakit dan bahkan kematian.

3) Dampak sosial ekonomi

Menaiknya produk susu sapi melalui hasil RG hingga 20 %

menyebabkan petani tradisional tergusur, sehingga kesenjangan ekonomi

semakin besar.

4) Dampak tehadap lingkungan

Pelepasan Genetic Engineerin Organisms (GEO) menyebabkan polusi

biologi.

B. Kerangka Berpikir

Proses pengajaran yang telah dilakukan sebelum adanya kurikulum KBK

pengajaran hanya terpusat pada guru saja, sedangkan siswa hanya sebagai

pendengar. Hal ini menyebabkan kemampuan siswa kurang berkembang, karena

siswa menjadi tidak aktif dan cenderung menerima begitu saja apa yang

disampaikan oleh guru. Keadaan semacam ini harus diubah, agar siswa dapat

terlibat secara langsung dalam proses mengajar, dengan tujuan dapat mengubah

pola pikir mereka dari sekedar memahami materi melalui mendengar menjadi

memahami konsep dan prinsip keilmuan yang harus dikuasai oleh setiap siswa.

Untuk itu perlu adanya pengembangan dalam proses belajar mengajar itu sendiri.

Yang termasuk di dalamnya adalah pengubahan metode mengajar atau perubahan

Page 32: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

cara mengajar yang seluruhnya harus dimulai dari setiap komponen dari

pendidikan yang meliputi guru, siswa dan metode mengajar.

Metode mengajar mempunyai peran yang sangat penting dalam berhasil

tidaknya siswa memperoleh/menyerap informasi pelajaran yang diterimanya.

Karena baik tidaknya suatu metode mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor,

misalnya siswa, tujuan, fasilitas, dan pengajar, maka perpaduan dari pengaruh

faktor-faktor itulah yang menjadi pertimbangan utama untuk menentukan model

mana yang paling baik untuk secara optimal berpengaruh terhadap faktor-faktor

tersebut. Metode mengajar berperan dalam menentukan keberhasilan siswa dalam

belajar. Penggunaan metode mengajar yang sesuai materi, maka minat siswa

untuk memperhatikan pelajaran lebih besar dan akan lebih mudah memahami

materi yang disampaikan.

Proses pencapaian kompetensi itu dapat dikembangkan melalui pemilihan

strategi belajar yang baik yang meliputi pembelajaran dengan tatap muka dan

pengalaman belajar siswa. Pengalaman belajar merupakan kegiatan yang

melibatkan fisik dan mental yang dilakukan oleh siswa dalam berintcraksi dengan

lingkungannya serta dengan bahan ajarnya. Pengalaman belajar didapat siswa saat

siswa berusaha untuk menguasai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Untuk

dapat menguasai pengalaman belajar yang lebih baik maka perlu adanya metode

pengajaran yang lebih bervariasi.

Metode pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) merupakan

salah satu metode yang dikembangkan oleh beberapa ahli. Metode TAI adalah

metode pengajaran secara berkelompok di mana terdapat seorang siswa yang lebih

mampu berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara individual siswa

lain yang kurang mampu dalam suatu kelompok. Pada metode pengajaran ini guru

hanya sebagai fasilitator dan mediator. Metode pengajaran TAI ini diharapkan

dapat memotivasi siswa saling membantu anggota kelompoknya sehingga tercipta

semangat dalam sistem kompetensi dengan lebih mengutamakan peran individu

tanpa meninggalkan aspek koopertif. Sedangkan peta konsep digunakan untuk

menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk

proposisi-proposisi. Konsep-konsep ini dihubungkan oleh kata-kata sehingga

Page 33: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

membentuk suatu unit. Dalam bentuk sederhana peta konsep terdiri dua konsep

yang dihubungkan oleh kata penghubung sehingga memperlihatkan kaitan-kaitan

konsep yang bermakna bagi orang yang menyusunnya.

Dari kerangka berpikir di atas dapat diduga bahwa ada perbedaan

pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran Biologi dengan menggunakan

metode TAI yang disertai penyusunan peta konsep dan konvensional.

Gambar 1. Paradigma Penelitian

Keterangan:

X : Metode pembelajaran

XI : Metode TAI yang disertai penyusunan peta konsep

X2 : Metode konvensional

Yl : Hasil belajar dengan metode TAI yang disertai penyusunan peta

konsep

Y2 : Hasil belajar dengan metode konvensional

C. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran di atas dapat diajukan

hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan penggunaan metode pembelajaran TAI yang disertai

penyusunan peta konsep dan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar

biologi siswa kelas X Semester II SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun

Pelajaran 2006/2007.

2. Metode TAI yang disertai penyusunan peta konsep efektif digunakan dalam

pembelajaran Biologi siswa kelas X Semester II SMA Negeri 2 Karanganyar

Tahun Pelajaran 2006/2007.

X

X1 Y1

X2 Y2

Page 34: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penclitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Karanganyar

Tahun pelajaran 2006/2007.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan secara bertahap yang secara garis besar dapat di bagi menjadi tiga

tahap, yaitu tahap persiapan, tahap penelitian, dan tahap penyelesaian.

a. Tahap persiapan

Tahap persiapan meliputi pengajuan judul skripsi, permohonan izin survai, dan

konsultasi instrumen penelitian pada pembimbing. Tahap ini dimulai pada bulan April 2007.

b. Tahap penelitian

Tahap penelitian meliputi kegiatan yang berlangsung di lapangan, yaitu uji coba

instrumen dan pengambilan data. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Mei 2007.

c. Tahap Penyelesaian

Tahap penyelesaian meliputi analisis data dan penyusunan laporan. Tahap ini

dilaksanakan pada bulan Juni 2007 - selesai.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu (Quasi experimental research),

karena tidak mungkin mengontrol semua variabel yang relevan. Sumadi Suryabrata (1997 : 33)

menyatakan bahwa tujuan penelitian eksperimental semu adalah untuk memperoleh informasi

yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang

sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi

semua variabel yang relevan."

Eksperimen ini berupa pengajaran dengan menggunakan metode TAI yang disertai

penyusunan peta konsep dan konvensional (ceramah), Pada penelitian ini menggunakan dua

kelas, satu sebagai kelompok kontrol dan yang satu sebagai kelas eksperimen. Dari penelitian ini

siswa yang diperlakukan sebagai kelompok kontrol adalah kelompok siswa yang dikenai metode

Page 35: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

ceramah. Sedangkan kelompok eksperimen adalah kelompok siswa yang dikenai metode TAI

yang disertai penyusunan peta konsep. Pada akhir eksperimen kedua kelompok tersebut diukur

hasil belajarnya dengan menggunakan alat ukur yang sama, yaitu tes bentuk obyektif. Kedua

kelompok diasumsikan sama dalam semua segi dan hanya berbeda dalam pemberian metode

pembelajaran.

Sebelum memulai perlakuan, terlebih dahulu mengecek kemampuan awal dari kedua

kelompok, untuk memperoleh siswa yang seimbang kemampuan awalnya. Data yang digunakan

untuk menguji keseimbangan adalah nilai Ujian akhir Semester (UAS) semester gasal bidang

studi IPA Biologi.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized control-groups only design

(Nasir, 1999:281). Pada akhir eksperimen kedua kelompok diberikan tes, hasilnya kemudian

dibandingkan, dengan rancangan penelitian sebagai berikut:

Tabel 3. Pola Penelitian

Pretest Perlakuan Pcsttest

Kel. Percobaan - X1 Tl

Kel. Kontrol - X2 T2

Keterangan:

XI : Perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran TAI yang disertai

penyusunan peta konsep.

X2 : Perlakuan dengan menggunakan metode (ceramah).

Tl : Hasil post test dengan metode pembelajaran TAI yang di disertai penyusunan peta

konsep.

T2 : Hasil post test kelompok kontrol dengan metode konvensional (ceramah).

Pada akhir eksperimen semua kelompok tersebut diukur dengan menggunakn alat ukur

yang sama, yaitu soal-soal tes pencapaian hasil belajar Biologi. Hasil pengukuran dianalisis dan

dibandingkan dengan uji statistik yang digunakan.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Sumanto (1995: 39) berpendapat bahwa “yang dimaksud dengan populasi adalah

kelompok dimana seorang peneliti akan memperoleh hasil penelitian yang disamaratakan

Page 36: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

digeneralisasikan). Suatu populasi mempunyai sekurang-kurangnya satu karakteristik yang

membedakan populasi itu dengan kelompok-kelompok yang lain”.

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006: 130) menyatakan bahwa “populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian”.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 2 Karanganyar

semester genap tahun pelajaran 2006/2007.

2. Sampel Penelitian

Suharsimi Arikunto (2006: 131) menyatakan bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti”. Sedangkan menurut M. Iqbal (2001: 84) “sampel adalah bagian dari

populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas

dan lengkap yang dianggap dapat mewakili populasi.”

Sesuai pendapat tersebut maka sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas dari delapan

kelas yang ada dalam populasi. Pembagian kedua tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Kelas eksperimen (pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) yang

disertai penyusunan peta konsep)

b. Kelas kontrol (pembelajaran Konvensional (ceramah))

3. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam pengambilan sampel, penulis berpedoman pada pernyataan Suharsimi Arikunto

(2006: 134) “untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik

diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah

subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem Cluster

Random Sampling, sebagaimana dijelaskan oleh Sumanto (1995:44) bahwa pemilihan sampel

“cluster random sampling adalah pemilihan sampel di mana yang dipilih secara random bukan

individual, tetapi kelompok-kelompok”. Dari delapan kelas yang menjadi populasi kemudian

diacak dan diambil dua kelas sebagai sampel, yaitu X.2 sebagai kelas eksperimen dan X.4

sebagai kelas control.

Page 37: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang menjadi sumber obyek pengamatan dan sebagai faktor yang

berperan dalam peristiwa yang diteliti.

Variabel dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang dipilih untuk dicari pengaruhnya terhadap variabel

terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi:

1) Pembelajaran dengan menggunakan metode TAI yang disertai penyusunan peta konsep.

2) Pembelajatan dengan metode Konvensional.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang kehadirannya dipengaruhi oleh variabel yang lain,

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah belajar biologi ranah kognitif, ranah afektif, dan

ranah psikomotorik.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk pengumpulan data ada dua macam,

yaitu metode tes dan metode dokumentasi.

a. Teknik Dokumentasi

Suharsimi Arikunto (2002 : 206) menjelaskan bahwa Dokumentasi adalah mencari data

mengenai hal - hal atau berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen,

legger, agenda dan sebagainya.

Teknik dokumentasi lebih mudah digunakan dibanding teknik lain karena apabila ada

kekeliruan sumber datanya belum berubah. Pada metode dokumentasi yang diamati bukan benda

hidup tapi benda mati.

Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan nilai ulangan

terakhir (UAS) semester satu mata pelajaran biologi yang digunakan untuk menguji

keseimbangan kemampuan awal antara kelompok penelitian dan kelompok kontrol.

b. Teknik Tes

Page 38: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

Suharsimi Arikunto (2002:198) menyatakan bahwa Tes adalah serentetan pertanyaan atau

latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Data yang diperoleh digunakan untuk

mengukur hasil belajar siswa ranah kognitif, sebelum diujikan kepada siswa soal tersebut

diujicobakan kepada kelompok ujicoba. Hasil ujicoba digunakan untuk analisis item.

c. Teknik Angket

Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk ceklist yaitu bentuk

angket dimana pengisi angket tinggal memberi tanda cek (V) pada kolom yang telah disediakan.

Angket digunakan untuk mengambil data tentang prestasi belajar pada siswa yang ditinjau dari

hasil belajar pada ranah afektif (Sumarsih, 2007).

d. Teknik Observasi

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang prestasi belajar psikomotorik siswa

selama proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru (Anita Wulandari, 2006)

3. Instrumen Penelitian

a. Instrumen Tes

Tes digunakan untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa aspek kognitif. Tes yang

digunakan dalam penelitian ini adalah buatan guru. Langkah-langkah penyusunan instrument tes

:

1) Proses spesifikasi data

Ditekankan pada penyusunan konsep yang menjadi pusat perhatian, kemudian dapat

diukur dan menentukan indikator.

2) Penyusunan kisi-kisi tes

Dari variable dan indikator yang telah dirumuskan dapat dibuat kisi-kisi tes. Kisi-kisi tes

dapat diperoleh pedoman penyusunan item pertanyaan maupun pernyataan beserta

jumlahnya, sehingga keseluruhan aspek dapat tercakup.

3) Penyusunan item tes

Dari kisi-kisi tes yang telah dibuat, disusun item soal / tes

4) Perbaikan soal tes

Instrumen tes yang baik adalah instrument yang telah diujicobakan kepada kelas lain

kemudian baru diterapkan pada kelas kelas eksperimen dan control. Instrument tes yang baik

Page 39: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

dapat diketahui dengan terlebih dahulu mencari taraf kesukaran, daya pembeda, validitas dan

reliabilitasnya.

1) Uji Validitas

Validitas adalah kesesuaian suatu hal yang diukur dengan alat ukurnya, Suatu instrumen

yang valid akan mempunyai validitas tinggi.

Uji Validitasnya dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment, dari Karl

Pearson. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan

dapat mengungkapkan data yang diteliti dengan tepat. Untuk mengukur ketepatan data tersebut

menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 170) digunakan teknik uji validitas yang dikemukakan Karl

Pearson dengan rumus :

2222xy)y(yN)x(xN

)y)(x(xyNR

Keterangan:

R xy : koefisien korelasi antar variabel x dan variabel y

X : jumlah skor masing-masing item soal

Y : jumlah skor masing-masing siswa

∑ xy : Jumlah perkalian x dan y

∑x2

: Jumlah kuadrat x

∑y2 : Jumlah kuadrat y

N : Jumlah subyek

Taraf signifikan yang dipakai dalam penelitian ini adalah 5%

Klasifikasi validitas soal ditunjukkan oleh Tabel 4.

Tabel 4. Klasifikasi Validitas

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91 - 1,00

0,71 - 0,90

0,41 - 0,70

0,21 - 0,40

Negatif - 0,20

Sangat tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat rendah

Sumber ( Masidjo, 1995 : 141)

Page 40: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

Kreteria item dinyatakan valid apabila rxy > rtabel. Sedang criteria item dinyatakan tidak

valid (drop) apabila rxy < rtabel.

Dari data try out item soal, hasil uji validitas instrument tes kognitif diperoleh 5 dari 40

soal invalid dan di drop atau tidak dipakai.

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat

dipercayakan untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah

baik.

Uji reliabilitas yang digunakan adalah rumus Kuder-Richardson (K-R 20) dari Suharsimi

Arikunto (2006 : 188).

2

2

111 St

PiqiSt

N

Nr

Keterangan

r11 :indeks reliabilitas instrumen.

p : proposi subyek yang menjawab item dengan benar.

q : proposi subyek yang menjawab item dengan salah (q-l-p)

pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q

N : cacah butir instrumen

St2 : Variansi total

Klasifikasi koefisien reliabilitas:

0,80 ≤ r11 < 1,00 : Sangat tinggi (ST)

0,60 ≤ r11 < 0,80 : Tinggi (T)

0,40 ≤ r11 < 0,60 : Cukup (C)

0,20 ≤ r11 0,40 : Rendah (R)

0,00 ≤ r11 < 0,20 : sangat rendah

Dari data try out item soal, hasil uji reliabilitas instrument tes kognitif diperoleh 5 dari 45

soal invalid dan di drop atau tidak dipakai.

3) Tingkat Kesukaran

Taraf kesukaran suatu soal ditujukan dengan indeks kesukaran. Indeks kesukaran adalah

bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal.

Page 41: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

Pengujian tingkat kesukaran soal dipergunakan rumus soal dari Masidjo (1995:189-192)

sebagai berikut :

IK= maksimalskorN

B

Keterangan :

IK : Indeks kesukaran

B : Jumlah jawaban yang benar

N : Jumlah siswa

Skor maksimal : Besarnya skor yang dituntut oleh suatu jawaban Benar dari suatu item.

Kualifikasi indeks kesukaran sebagai berikut :

0,81 - 1,00 : Mudah sekali

0,61 - 0,80 : Mudah

0,41 - 0,60 : Sedang/cukup

0,21-0,40 : Sukar

0,00 - 0,20 : Sukar sekali

Sumber ( Masidjo, 1995 : 192)

4) Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang

pandai dengan siswa yang kurang pandai. Menurut Marsidjo ( 1995 : 198 - 201 ), daya pembeda

soal disebut juga indeks diskrimiriasi yang dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

ID = maksimalskorNKBatauKAN

KA

Keterangan :

ID : Indeks diskriminasi

KA : Jumlah jawaban yang benar diperoleh dari siswa yang tergolong

kelompok atas.

Page 42: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

KB : Jumlah jawaban yang benar diperoleh dari siswa yang tergolong

kelompok bawah

NKA atau N : Jumlah siswa yang tergolong kelompok atas dan bawah

Kualifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut :

0,80 - 1,00 : Sangat berbeda

0,60 - 0,79 : Lebih membedakan

0,40 - 0,59 : Cukup membedakan

0,20 - 0,39 : Kurang membedakan

Negatif - 0,19 : Sangat kurang membedakan.

Sumber (Masidjo, 1995 : 201)

b. Instrumen Angket

Angket digunakan untuk mengambil data tentang hasil belajar ranah afektif. Data yang

diperoleh dari ujicoba angket digunakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket.

Angket yang telah tersusun ini kemudian digunakan untuk mengukur tingkat sikap ilmiah siswa

terhadap pelajaran biologi.

Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk ceklist yaitu bentuk

angket dimana pengisi angket tinggal memberi tanda cek (V) pada kolom yang telah disediakan.

Alternative jawaban tiap item ada lima.

Untuk item positif skor yang diberikan mulai dari 4 sampai 0. Keterangan

penyekorannya adalah sebagai berikut :

1) Untuk jawaban selalu (SL) diberikan skor 4 yang menunjukkan sikap dan minat yang

paling tinggi.

2) Untuk jawaban sering (SR) diberikan skor 3 yang menunjukkan sikap dan minat

yang tinggi.

3) Untuk jawaban kadang (KD) diberikan skor 2 yang menunjukkan sikap dan minat

sedang.

4) Untuk jawaban jarang (J) diberikan skor 1 yang menunjukkan sikap dan minat

rendah.

Page 43: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

5) Untuk jawaban tidak pernah (TP) diberikan skor 0 yang menunjukkan sikap dan

minat yang paling rendah.

Untuk item negatif skor yang diberikan kebalikan dari item positif. Keterangan

penyekorannya adalah sebagai berikut :

1) Untuk jawaban selalu (SL) diberikan skor 0 yang menunjukkan sikap dan minat yang

paling rendah.

2) Untuk jawaban sering (SR) diberikan skor 1 yang menunjukkan sikap dan minat

rendah.

3) Untuk jawaban kadang (KD) diberikan skor 2 yang menunjukkan sikap dan minat

sedang.

4) Untuk jawaban jarang (J) diberikan skor 3 yang menunjukkan sikap dan minat tinggi.

5) Untuk jawaban tidak pernah (TP) diberikan skor 4 yang menunjukkan sikap dan

minat yang paling tinggi.

Instrument angket perlu diuji untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket.

1) Validitas

Untuk menguji validitas instrument angket aktivitas belajar siswa sama dengan

menguji validitas instrument tes dengan menggunakan korelasi produk-moment.

2) Reliabilitas

Untuk menguji reliabilitas angket menurut Suharsimi Arikunto (2006 :196)

digunakan rumus alpha

2

2

11σt

σb1

1k

kr

Keterangan:

r11 : indeks reliabilitas instrumen

σb2

: jumlah varian butir

k : cacah butir instrumen

σt2

: variansi total

c. Instrument observasi

Instrument penilaian psikomotor berupa lembar penilaian observasi kinerja (Performance

assessment). Bentuk instrument ini digunakan untuk kompetensi yang berhubungan dengan

Page 44: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

praktek. Perangkat tes ini diisi oleh guru atau asisten laboratorium sesuai dengan kriteria skor

untuk tiap-tiap aspek yang dinilai.

E. Teknik Analisis Data

1. Uji Kesamaan Kcmampuan Awal Siswa

Uji kesamaan kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui apakah ada kesamaan

kemampuan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberi perlakuan,

yaitu dengan menganalisa data dokumentasi yang berupa nilai ujian akhir semester 1 mata

pelajaran biologi yang melipuiti aspek kognitif.

Adapun rumus yang digunakan adalah uji Z sesuai dengan teknik dari Budiyono (2004:

149), dengan langkah - langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis

Ho : 1 = 2 (kedua kelompok sampel memiliki kemampuan awal sama)

H1 : 1 2 (kedua kelompok sampel memiliki kemampuan awal berbeda)

b. Taraf Signifikasi (a) = 0,05

c. Statistik Uji yang digunakan :

2

2

2

1

2

1

21

nn

)xx(Z

N (0,1)

222

n

X

n

X

Keterangan :

1X = mean dari sampel kelompok eksperimen TAI yang disertai penyusunan peta konsep

2X = mean dari sampel kelompok kontrol

2

1 = variasi dari kelompok eksperimen TAI yang disertai penyusunan peta konsep

2

2 = variasi dari kelompok kontrol

n1 = ukuran sampel kelompok eksperimen TAI yang disertai penyusunan peta konsep

n2 = ukuran sampel kelompok kontrol

Menentukan daerah kritik (DK): 2

Z|Z|Z

d. Keputusan Uji

Tolak Ho jika Zhitung terletak di daerah kritik.

e. Kesimpulan

Page 45: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

1) Kedua kelompok sampel memiliki kemampuan awal sama jika Ho diterima.

2) Kedua kelompok sampel memiliki kemampuan awal berbeda jika Ho ditolak.

2. UJi Prasarat Analisis

a. Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini

berasal populasi yang normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan

metode Liliefors menurut Sudjana (2002: 263). Adapun prosedur uji normalis populasi dengan

menggunakan metode Liliefors adalah sebagai berikut:

1) Menentukan hipotesis

Ho : Sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal.

Hi : Sampel tidak berasal dari populasi yang teristribusi normal.

2) SatistikUji

Lo : Maks F(zi) - S (zi)

Dimana:

F(zi) : P(Z > Zi) Z N(0,1)

S (zi) : Proposi cacah Z Zi

Zi : Skor standar

S

XXZ

i

1

3) Daerah kritik

DK = { Lo/La > La, n}

Lo > L a, n yang didapat dari Liljefors pada tingkat signifikasi dan derajat kebebasan n

(ukuran sampel)

4) Keputusan Uji

Ho ditolak jika L € DK atau diterima jika € DK

5) Menentukan Kriteria Pengujian

Terima Ho, jika 2

hitung < 2

tabel dengan DK = 3 = 0,05 berarti sampel berasal dari populasi

yang terdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Page 46: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

Uji ini dipakai untuk mengetahui apakah dua kelompok: sampel dalam penelitian

memiliki varaian yang homogen. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Bartlett

sesuai dengan uji dari Sudjana (2002:263) dengan langkah - langakah sebagai berikut:

Menentukan hipotesis not (Ho)

Ho : Kelompok data nilai siswa eksperimen dan kelas kontrol homogen

Hi : Kelompok data nilai siswa eksperimen dan kelas kontrol tidak homogen.

Menghitung variasi gabungan dari semua sampel dengan rumus :

)1n(

S)1n(S

1

2

12

Menghitung harga satuan B, dengan rumus :

2

= (In 10) (B- (ni – l)log Si2), dk = k – 1

Kriteria uji

Terima Ho jika 2

hitung < 2

tabel yang berarti sampel homogen.

3. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis yang ada dilakukan dengan menggunakan

uji t-test atau uji t pihak kanan dari Sudjana (2002: 239), dengan langkah - langkah sebagai

berikut:

Hipotesis

Ho : i = 2 : rata - rata hasil belajar siswa kelas eksperimen sama dengan rata - rata hasil belajar

kelas kontrol.

Hi : i > 2 : rata - rata hasil belajar siswa kelas eksperimen tidak sama dengan rata - rata hasil

belajar kelas kontrol

Kriteria : jika thitung < ttabel maka Ho diterima, dan

jika thitung > ttabel maka Ho ditolak

tingkat signifikansi: = 0,05

statistik uji:

T =

21

21

n

1

n

1S

XX

Page 47: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

S = 2nn

S)1n(S)1n(

21

2

22

2

1

Keterangan:

1X = nilai rata-rata metode TAI yang disertai penyusunan peta konsep

2X = nilai rata-rata metode ceramah

n1 = jumlah siswa kelompok kontrol

S2 = variasi kelompok eksperimen

S = veriasi gabungan

Dk = {t Z < –

2Z atau Z <

2Z }

Keputusan uji Ho ditolak jika Z € DK

Page 48: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Berkaitan dengan hipotesis yang telah dikemukakan pada bab II maka diperlukan adanya

data-data yang perlu dianalisa untuk mengetahui terbukti atau tidaknya hipotesis. Data ini berupa

nilai prestasi belajar siswa pada materi pokok Bioteknologi. Nilai prestasi belajar ini meliputi

nilai kognitif, afektif dan psikomotor. Data-data tersebut diambil dari kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Data diambil dari siswa kelas X SMU N 2 Karanganyar tahun pelajaran

2006/2007 sebanyak 2 kelas, dengan jumlah sampel sebanyak 92 siswa. Untuk lebih jelasnya

deskripsinya data penelitian akan diulas dari masing-masing variabel.

1. Prestasi belajar siswa pada materi pokok bioteknologi

Dari hasil penelitian dengan menggunakan metode belajar yang telah diterapkan maka

menunjukkan prestasi belajar siswa yang berbeda-beda. Sedangkan untuk deskripsi data

penelitian mengenai prestasi belajar dengan menggunakan metode kooperatif model Team

Assisted Individualization (TAI) yang disertai penyusunan peta konsep dan ceramah secara

ringkas disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 5. Rangkuman deskripsi data penelitian

Uraian TAI yang dsertai penyusunan

peta konsep Ceramah

Rerata nilai kognitif 74,5 67,4

Rerata nilai afektif 76,5 72,0

Rerata nilai psikomotorik 73,2 62,0

Data rata-rata nilai hasil penelitian ini dipaparkan dalam set distribusi frekuensi. Hal ini

dilakukan untuk mempermudah dalam pengamatan hasil penelitian. Set distribusi frekuensi

penelitian untuk lebih jelasnya akan dibahas sebagai berikut:

1. Nilai Kognitif Materi Pokok Bioteknologi

a. Distribusi Frekuensi Nilai Kognitif Siswa Kelas Eksperimen

Distribusi frekuensi nilai kognitif siswa kelas eksperimen pada materi pokok

Bioteknologi disajikan dalam tabel dan histogram sebagai berikut:

48

Page 49: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

Tabel 6. Distribusi frekuensi nilai kognitif siswa kelas eksperimen

Interval Batas nyata Frekuensi

60 – 64

65 – 69

70 – 74

75 – 79

80 – 84

85 – 89

64,5

69,5

74,5

79,5

84,5

89,5

2

7

17

8

7

4

Gambar 2. Histogram nilai kognitif kelas eksperimen

b. Distribusi frekuensi nilai kognitif siswa kelas kontrol

Distribusi frekuensi nilai kognitif siswa kelas kontrol pada materi pokok Bioteknologi

disajikan dalam tabel dan histogram sebagai berikut:

Tabel 7. Distribusi frekuensi nilai kognitif siswa kelas kontrol

Interval Batas nyata Frekuensi

54 – 58

59 – 63

64 – 68

69 – 73

74 – 78

79 – 83

58,5

63,5

68,5

73,5

78,5

83,5

5

13

5

14

6

4

2

7

17

8 7

4

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

60,5 64,5 69,5 74,5 79,5 84,5 89,5

Fre

ku

en

si

Nilai Kognitif Kelas Eksperimen

60,5 64,5 69,5 74,5 79,5 84,5 89,5

Page 50: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

Gambar 3. Histogram nilai kognitif kelas kontrol

2. Nilai Afekif pada Materi Pokok Bioteknologi

a. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siswa Kelas Eksperimen

Distribusi frekuensi nilai Afektif siswa kelas eksperimen pada materi pokok

Bioteknologi disajikan dalam tabel dan histogram sebagai berikut:

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siswa Kelas Eksperimen

Gambar 4. Histogram nilai Afektif kelas eksperimen

b. Distribusi frekuensi nilai Afektif siswa kelas kontrol

Distribusi frekuensi nilai Afektif siswa kelas kontrol pada materi pokok

Bioteknologi disajikan dalam tabel dan histogram sebagai berikut:

Tabel 9. Distribusi frekuensi nilai kognitif siswa kelas kontrol

5

13

5

14

6

4

0

2

4

6

8

10

12

14

16

54,5 58,5 63,5 68,5 73,5 78,5 83,5

Fre

ku

en

si

Nilai Kognitif Kelas Kontrol

2

5

9

14

9

6

0

2

4

6

8

10

12

14

16

60,5 64,5 69,5 74,5 79,5 84,5 89,5

Fre

ku

en

si

Nilai Afektif Kelas Eksperimen

Interval Batas nyata Frekuensi

60 – 64

65 – 69

70 – 74

75 – 79

80 – 84

85 – 89

64,5

69,5

74,5

79,5

84,5

89,5

2

5

9

14

9

6

54,5 58,5 63,5 68,5 73,5 78,5 83,5

60,5 64,5 69,5 74,5 79,5 84,5 89,5

Page 51: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

1

4

8

12

14

8

0

2

4

6

8

10

12

14

16

54,5 58,5 63,5 68,5 73,5 78,5 83,5

Fre

ku

en

si

Nilai Afektif Kelas Kontrol

Interval Batas nyata Frekuensi

54 – 58

59 – 63

64 – 68

69 – 73

74 – 78

79 – 83

58,5

63,5

68,5

73,5

78,5

83,5

1

4

8

12

14

8

Gambar 5. Histogram Nilai Afektif Kelas Kontrol

3. Nilai Psikomotorik pada Materi Pokok Bioteknologi

a. Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotorik Siswa Kelas Eksperimen

Distribusi frekuensi nilai Psikomotorik siswa kelas eksperimen pada materi pokok

Bioteknologi disajikan dalam tabel dan histogra sebagai berikut:

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotorik Siswa Kelas Eksperimen

Interval Batas nyata Frekuensi

50 – 57

58 – 65

66 – 73

74 – 81

82 – 89

90 – 97

57,5

65,5

73,5

81,5

89,5

97,5

8

7

10

8

7

5

8 7

10

8 7

5

0

2

4

6

8

10

12

50,5 57,5 65,5 73,5 81,5 89,5 97,5

Fre

ku

en

si

Nilai Psikomotorik Kelas Eksperimen

50,5 57,5 65,5 73,5 81,5 89,5 97,5

54,5 58,5 63,5 68,5 73,5 78,5 83,5

Page 52: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

Gambar 6. Histogram nilai Psikomotorik kelas eksperimen

b. Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotorik Siswa Kelas Kontrol

Distribusi frekuensi nilai Psikomotorik siswa kelas kontrol pada materi pokok

Bioteknologi disajikan dalam tabel dan histogram sebagai berikut:

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotorik Siswa Kelas Kontrol

Interval Batas nyata Frekuensi

40 – 47

48 – 55

56 – 63

64 – 71

72 – 79

80 – 87

47,5

55,5

63,5

71,5

79,5

87,5

5

6

9

21

5

1

Gambar 7. Histogram Nilai Psikomotorik Siswa Kelas Kontrol

B. Uji Prasyarat Analisis

Dalam penelitian ini uji prasyarat analisis yang digunakan adalah uji normalitas dan uji

homogenitas. Pada uji normalitas digunakan uji Liliefors, untuk hasil selengkapnya akan

dijelaskan sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Dalam pengujian normalitas ini digunakan Lillefors dengan menggunakan rumus seperti

yang telah ditulis dalam bab III. Hasil uji normalitas untuk selisih nilai kognitif, afektif dan

5 6 9

21

5

1

0

5

10

15

20

25

40,5 47,5 55,5 63,5 71,5 79,5 87,5

Fre

ku

en

si

Nilai Psikomotorik Kelas Kontrol

40,5 47,5 55,5 63,5 71,5 79,5 87,5

Page 53: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

psikmotorik secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran dan selanjutnya terangkum dalam tabel-

tabel berikut ini.

Tabel 12. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol dan kelas Eksperimen

No. Uji Normalitas Harga L Kesimpulan

Terdistribusi Hitung Tabel

1

2

3

4

5

6

Kognitif kelas eksperimen

Kognitif kelas kontrol

Afektif kelas eksperimen

Afektif kelas kontrol

Psikomotorik kelas eksperimen

Psikomotorik kelas control

0,1137

0,1087

0,0526

0,0013

0,1231

0,1095

0,1321

0,1292

0,1321

0,1321

0,1321

0,1292

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

2. Uji Homogenitas

Dalam penelitian ini, uji homogenitas yang digunakan adalah uji Barttlet. Hasil uji

homogenitas ini secara lengkap dijabarkan dalam tabel-tabel sebagai berikut:

Tabel 13. Ringkasan Hasil Uji homogenitas

No Uji Homogenitas 2 Hitung

2 Tabel Kesimpulan

1

2

3

Nilai kognitif

Nilai afektif

Nilai psikomotorik

0,050

0,0013

0,665

-

3,841

3,841

Homogen

Homogen

Homogen

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa harga 2

hitung kurang dari 2 tabel atau berada

di luar daerah kritis, yang berarti bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen.

C. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji statistik uji t satu pihak (uji t pihak

kanan). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ho = Rata-rata prestasi belajar siswa kelas eksperimen (pengajaran dengan metode kooperatif

model TAI yang disertai penyusunan peta konsep) sama dengan rata-rata hasil belajar

siswa kelas kontrol (pengajaran dengan metode ceramah).

Page 54: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

Hi = Rata-rata prestasi belajar siswa kelas eksperimen (pengajaran dengan metode kooperatif

model TAI yang disertai penyusunan peta konsep) lebih tinggi dari pada rata-rata hasil

belajar siswa kelas kontrol (pengajaran dengan metode ceramah).

Berdasarkan hasil perhitungan dalam analisis data dengan menggunakan uji t pihak kanan

didapatkan harga thitung yang dipaparkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 14. Perbandingan antara thitung dan ttabel

Aspek thitung ttabel

Kognitif

Afektif

Psikmotorik

5,090

3,462

4,497

1,665

1,665

1,665

Hasil tersebut menunjukkan bahwa thitung > ttabel, sehingga Ho ditolak. Dengan ditolaknya

Ho berarti Hi diterima. Sehingga pengajaran biologi dengan menggunakan metode kooperatif

model TAI yang disertai penyusunan peta konsep pada pokok bahasa Bioteknologi memberikan

pengaruh yang berbeda bila dibandingkan dengan metode ceramah pada pokok bahasan yang

sama ditinjau dari hasil belajar siswa. Memiliki pengaruh berbeda di sini yaitu metode mengajar

TAI yang disertai penyusunan peta konsep baik bila dibandingkan dengan metode mengajar

ceramah, hal ini ditinjau dari jumlah rerata nilai kognitif, afektif dan psikomotorik, yang dapat

dilihat pada tabel 14 di atas.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Pada penelitian ini bertujuan untuk membandingkan antara penggunaan metode

kooperatif model TAI yang disertai penyusunan peta konsep dan metode ceramah ditinjau dari

hasil belajar biologi siswa aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Adapun sampel yang

digunakan adalah siswa kelas X SMA N 2 Karanganyar sebanyak 2 kelas. Kelas yang dipakai

untuk penelitian adalah kelas X.2 untuk pembelajaran model kognitif model TAI yang disertai

penyusunan peta konsep, kelas X.4 untuk pembelajaran dengan model ceramah. Untuk

mengetahui apakah sampel yang diambil mempunyai kemampuan awal yang sama maka diuji

dengan menggunakan uji Z. Data yang digunakan untuk uji Z ini diambil dari nilai ulangan akhir

Page 55: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

semester gasal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sampel yang digunakan mempunyai

kemampuan awal yang sama.

Dari data penelitian didapatkan nilai rata-rata untuk aspek kognitif kelas TAI yang

disertai penyusunan peta konsep adalah 74,5 dan kelas ceramah 67,4. Sedangkan nilai afektif

kelas TAI yang disertai penyusunan peta konsep adalah 76,5 dan ceramah 72. Untuk rata-rata

nilai psikomotorik kelas TAI yang disertai penyusunan peta konsep adalah 73,2 dan untuk kelas

ceramah adalah 62.

Setelah diadakan uji hipotesis dengan menggunakan uji t maka dapat diketahui bahwa

ada perbedaan pengaruh penggunaan metode yang berbeda, yaitu metode kooperatif model TAI

yang disertai penyusunan peta konsep dan metode ceramah terhadap hasil belajar kognitif,

afektif, dan psikmotorik siswa kelas X pada materi pokok Bioteknologi. Hal ini terbukti pada

pengujian uji t yang menunjukkan hasil thitung > ttabel. Rangkuman hasil uji dapat dilihat pada

tabel 14.

Dari hasil uji t untuk nilai kognitif siswa diperoleh hasil untuk t hitung > ttabel (5,090 >

1,665) yang menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan menggunakan metode

kooperatif TAI yang disertai penyusunan peta konsepdan metode ceramah terhadap hasil belajar

biologi. Sedangkan nilai aspek afektif diperoleh hasil untuk thitung > ttabel ( 3, 462 > 1,665)

yang menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan penggunaan metode kooperatif model

TAI yang disertai penyusunan peta konsep dan metode ceramah terhadap hasil belajar biologi

aspek afektif siswa. Untuk uji t nilai psikomotorik siswa diperoleh hail untuk thitung > ttabel (

4,467 > 1,665) yang menunjukkan bahwa ada perbedaan perbedaan yang signifikan penggunaan

metode kooperatif model TAI yang disertai penyusunan peta konsep dan metode ceramah

terhadap hasil belajar biologi aspek psikomotorik siswa.

Dari hal di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode kooperatif model TAI

yang disertai penyusunan peta konsep dan metode ceramah memiliki pengaruh berbeda

dibandingkan dengan metode ceramah ditinjau dari hasil belajar biologi siswa aspek kognitif,

afektif dan psikomotorik.

Hal ini dikarenakan metode pembelajaran kooperatif model TAI yang disertai penyusunan

peta konsep adalah suatu metode pembelajaran yang menuntut siswa untuk berperan aktif dalam

proses pembelajaran. Dalam pelaksanaanya pengajaran dengan metode ini guru harus

mempersiapkan siswa untuk dapat berinteraksi dengan guru dan dengan siswa yang lain selama

Page 56: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

proses belajar mengajar berlangsung sehingga terjadi interaksi 2 arah yaitu dari siswa dan dari

guru.

Pembelajaran model TAI yang disertai penyusunan peta konsep selain setiap siswa

terlibat aktif dalam pembelajaran juga dapat mengembangkan sikap percaya diri sendiri pada diri

siswa tentang apa yang didapatkan pada proses pebelajaran. Konsep yang diperoleh dapat

bertahan lebih lama karena siswa memperoleh konsep sendiri. Metode pembelajaran ini juga

memiliki beberapa kelemahan antara lain adanya kemungkinan hanya beberapa siswa pandai saja

yang terlibat secara aktif dalarn proses belajar mengajar dan yang sebagian hanya pasif serta

menunggu partisipasi dari temannya. Kelemahan yang lain adalah banyaknya waktu yang

diperlukan untuk melakukan metode kooperatif model TAI yang disertai penyusunan peta konsep

sedangkan waktu di sekolah sudah disesuaikan dengan ketentuan yang ditetapkan oleh

kurikulum. Tidak mungkinnya siswa diberi kesempatan untuk membuktikan secara bebas yang

dipermasalahkan juga merupakan kelemahan dari metode kooperatif model TAI yang disertai

penyusunan peta konsep ini.

Pengajaran dengan metode kooperatif model TAI yang disertai penyusunan peta konsep

ini guru tidak memaksakan siswa belajar sesuai keinginan guru, akan tetapi siswa belajar sesuai

dangan minat dan kemampuan siswa. Keberhasilan metode kooperatif model TAI yang disertai

penyusunan peta konsep ini sangat dipengaruhi oleh keaktifan siswa dalam berpartisipasi selama

proses belajar mengajar berlangsung dan dipengaruhi juga kreatifitas dan kemampuan guru

untuk mengelola kelas sehingga kelas selalu dalam keadaan kondusif saat proses belajar

mengajar berlangsung.

Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa model pembelajaran TAI yang disertai

penyusunan peta konsep pada proses pembelajaran bioteknologi lebih efektif dari pada

pembelajaran dengan metode konvensional yaitu metode ceramah baik dari ranah kognitif,

afektif maupun psikomotor siswa. Perbedaan itu berdasarkan nilai rata-rata aspek kognitif 74,5 >

67,4, afektif 76,5 > 72, dan psikomotor 73,2 > 62. Hasil analisis dari nilai rata-rata ini di ubah

dalam bentuk persen sehingga didapat untuk ranah kognitif 52,50% > 47,50%, afektif 51,51% >

48,49% dan psikomotor 54,14% > 45,86%.

Dari uraian di atas dapat diketahui dan disimpulkan bahwa model pembelajaran TAI yang

disertai penyusunan peta konsep pada proses pembelajaran bioteknologi dan metode ceramah

memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Mengenai keefektifan dari kedua metode

Page 57: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

tersebut pembelajaran TAI yang disertai penyusunan peta konsep pada proses pembelajaran

bioteknologi lebih efektif daripada pembelajaran dengan metode ceramah dilihat dari ketiga

ranah tersebut pada siswa kelas X.2 SMA N 2 Karanganyar, karena SMA ini merupakan SMA

berkembang yang masih dalam tahap menuju perguruan tinggi yang berkualitas.

Dalam kegiatan KBM belum begitu ada perkembangan yang sesuai dengan kurikulum

KBK, dimana pembelajaran masih berorientasi pada penguasaan materi semata dan masih teks

book. Sehingga metode ini dapat digunakan sebagai salah satu metode alternatif untuk

penyampaian materi bioteknologi. Selama proses pembelajaran yang telah dilakukan terlihat

kelompok eksperimen secara nyata lebih baik daripada kelompok kontrol karena keaktifan siswa

pada kelompok eksperimen lebih tinggi, di samping itu karena adanya kerja sama yang baik

antar siswa. Pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization menganut sistem

gotong royong yang dapat mencegah timbulnya agresivitas dalam sistem kompetisi dan

keterasingan dalam sistem individu tanpa mengorbankan aspek kognitif. Pembelajaran ini

mampu menciptakan norma-norma proakademik di kalangan siswa yang mempunyai dampak

terhadap hasil belajar siswa. Dengan adanya sistem gotong royong, bagi siswa yang merasa

mampu akan memberikan masukan yang berarti bagi teman kelompoknya pada saat melakukan

diskusi maupun mengemukakan pendapat hampir semua siswa berdiskusi dengan siswa lain

tentang materi yang dipelajari dan semua siswa telah ikut aktif dalam menentukan konsep

penting. Bila seorang siswa telah menguasai struktur dasar, maka mudah baginya untuk

mempelajari materi lain dari bidang studi yang sama, dan siswa akan mudah ingat akan bahan

baru.

Hal ini disebabkan karena siswa telah memperoleh kerangka pengetahuan yang bermakna

dalam bidang studi itu. Penggunaan pembelajaran TAI yang di sertai dengan penyusunan peta

konsep, siswa dapat melihat materi pelajarannya secara jelas dan dapat mempelajarinya dengan

lebih bermakna. Selain itu, siswa dapat menghubungkan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan informasi yang baru diterimanya sehingga siswa dapat dengan mudah memahami materi

yang diajarkan guru. Peta konsep dapat membantu siswa untuk mengorganisasikan konsep ke

dalam struktur yang berarti, memudahkan siswa untuk menyusun dan memahami isi pelajaran

serta meningkatkan memori atau ingatan.

Pada penelitian yang telah dilaksanakan para siswa terlihat sangat antusias dalam

mengikuti pembelajaran dengan metode TAI yang disertai penyusunan peta konsep. Pada proses

Page 58: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

pembelajaran yang telah dilakukan terlihat hampir semua siswa berdiskusi dengan siswa lain

tentang materi yang dipelajari, anak yang telah ditunjuk sebagai asisten bekerja sesuai dengan

tugasnya membantu rekan satu kelompok yang kurang mampu dalam memahami materi yang

dipelajari. Anak –anak yang kurang aktif menjadi lebih aktif karena adanya rasa tanggung jawab

pada diri sendiri dan kelompoknya, misalnya tidak malu bertanya kepada temannya apabila

siswa tersebut belum bisa memahami materi. Sebelum adanya pemberian metode TAI yang

disertai penyusunan peta konsep siswa dalam memahami materi hanya dengan menghafal.

Hafalan tersebut tidak bertahan lama dalam ingatan siswa. Hal itu disebabkan kurangnya

pemahaman siswa, siswa hanya menerima materi dari guru. Dengan adanya metode TAI yang

disertai penyusunan peta konsep para siswa mebuat konsep-konsep materi yang dipetakan

dengan bimbingan asisten dan guru sehingga peta konsep yang dibuat bermakna bagi siswa

tersebut. Peta konsep dapat membantu meningkatkan pemahaman materi oleh siswa. Ingatan

siswa menjadi lebih kuat dan tahan lama. Hal ini dibuktikan dengan hasil post tes yang telah

dilakukan.

Bila seorang siswa telah menguasai struktur dasar, maka mudah baginya untuk

mempelajari materi lain dari bidang studi yang sama, dan siswa akan mudah ingat akan bahan

baru. Hal ini disebabkan karena siswa telah memperoleh kerangka pengetahuan yang bermakna

dalam bidang studi itu. Dengan peta konsep, siswa dapat melihat materi pelajarannya secara jelas

dan dapat mempelajarinya dengan lebih bermakna. Selain itu, siswa dapat menghubungkan

antara pengetahuan yang dimilikinya dengan informasi yang baru diterimanya sehingga siswa

dapat dengan mudah memahami materi yang diajarkan guru. Peta konsep dapat membantu siswa

untuk mengorganisasikan konsep ke dalam struktur yang berarti, memudahkan siswa untuk

menyusun dan memahami isi pelajaran serta meningkatkan memori atau ingatan.

Hal ini sejalan dengan penelitian Retna Kusumaningrum (2007 : 82) menunjukkan bahwa

ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI)

melalui pemanfaatan LKS terhadap hasil belajar kognitif matematika siswa kelasVIII SMP

Negeri II Semarang tahun Pelajaran 2006/2007 yang ditunjukkan dengan hasil uji t thitung (3,014)

> ttabel (1,66). Pada penelitian Jasti (2009) tentang penerapan peta konsep menunjukkan adanya

perbedaan hasil belajar biologi antara kelompok eksperimen dan kelompok control yang

ditunjukkan hasil uji t, thitung (49,42) > ttabel (1,98). Hal ini berarti bahwa hasil belajar biologi

Page 59: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

kelompok eksperimen yang menerapkan peta konsep lebih baik daripadda hasil belajar kelompok

control.

Pembelajaran dengan metode ini memberikan banyak keuntungan, selain siswa terlibat

aktif dalam pembelajaran juga dapat mengembangkan sikap percaya diri. Pada pengajaran

kooperatif model TAI akan memotivasi siswa saling membantu anggota kelompoknya sehingga

tercipta semangat dalam sistem kompetensi dengan lebih mengutamakan peran individu tanpa

mengorbankan aspek kooperatif. Pembelajaran TAI dibentuk dalam berbagai kelompok atau

team dengan maksud membentuk semua anggota agar mengingat materi yang telah diajarkan dan

lebih memahami yang nantinya digunakan dalam mengerjakan lembar kerja. Anggota kelompok

yang mengalami kesulitan dapat bertanya kepada anggota yang telah ditunjuk sebagai ketua atau

anggota lain yang lebih tahu. Kelompok yang mengalami kesulitan dalam memahami suatu

materi dapat meminta guru menjelaskan materi yang belum dipahami tersebut, sedangkan

kelompok lain yang sudah paham dapat melanjutkan pekerjaannya. Metode pembelajaran ini

juga memiliki beberapa kelemahan antara lain adanya kemungkinan hanya beberapa terlibat

secara aktif dalam proses belajar mengajar dan yang sebagian hanya pasif serta menunggu

partisipasi dari temannya. Kelemahan yang lain antara lain banyaknya waktu yang diperlukan

untuk melakukan metode kooperatif model TAI sedangkan waktu di sekolah sudah disesuaikan

dengan ketentuan yang diteapkan oleh kurikulum.

Pada dasarnya siswa masih belajar dengan cara hapalan untuk memahami konsep-konsep

biologi yang ada. Cara hapalan ini mempunyai kelemahan karena informasi yang diterima tidak

dikaitkan dengan ilmu pengetahuan yang diperoleh sebelumnya sehingga konsep-konsep yang

diterima mudah lupa. Untuk meningkatkan pemahaman dalam proses belajar mengajar biologi

maka diusahakan peningkatan pembelajaran biologi dengan menggunakan peta konsep secara

bertahap, sehingga siswa bisa belajar lebih bermakna.

Dalam kelas kontrol metode yang digunakan adalah metode konvensional yaitu metode

ceramah. Dalam pembelajaran ini, siswa cenderung sebagai penerima sedangkan informasi

hanya berasal dari guru. Sehingga proses berjalan satu arah. Siswa kurang berpartisipasi dalam

pencarian konsep. Tugas siswa di dalam kelas adalah mencatat setiap informasi yang berasal dari

guru. Meskipun kadang guru juga menggunakan cara tanya jawab, tetapi ternyata hal itu belum

bisa memancing siswa untuk aktif terlibat dalam pembelajaran. Metode pengajaran ini

mempunyai beberapa kelemahan antara lain, kurang merangsang keingintahuan siswa karena

Page 60: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

siswa hanya mengerjakan tugas dan petunjuk yang terdapat pada lembar kerja. Kelamahan yang

lain adalah informasi atau konsep yang diperoleh siswa tidak bertahan lama dalam ingatan siswa

karena siswa tidak menemukan konsep sendiri. Siswa juga tidak terlatih untuk berpikir selama

guru menyampaikan materi pelajaran, sehingga guru akan mendominasi kegiatan belajar

mengajar.

Berdasarkan hasil analisa yang telah diuraikan di atas, maka menggunakan metode

kooperatif model TAI yang disertai penyusunan peta konsep memperoleh hasil positif yaitu

metode kooperatif model TAI yang disertai penyusunan peta konsep menunjukkan hasil yang

lebih baik daripada metode konvensional terhadap hasil belajar siswa pokok bahasan

Bioteknologi pada siswa kelas X SMA N 2 Karanganyar.

Page 61: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada perbedaan yang signifikan pemberian metode pembelajaran kooperatif model TAI yang

disertai penyusunan peta konsep dan konvensional terhadap hasil belajar Biologi materi

pokok Bioteknologi siswa kelas X semester II SMA N 2 Karanganyar pada aspek kognitif,

afektif dan psikomotorik;

2. Metode pembelajaran kooperatif model TAI yang disertai penyusunan peta konsep efektif

digunakan dalam pembelajaran Biologi materi pokok Bioteknologi siswa kelas X semester II

SMA N 2 Karanganyar dilihat dari prosentase masing-masing aspek. Aspek kognitif 52,50%

> 47,50%, aspek afektif 51,51% > 48,49%, dan aspek psikomotorik 54,14% > 45,86%.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi sekolah yang

bersangkutan tentang pembelajaran kooperatif model TAI dan peta konsep sebagai informasi

bagi sekolah tentang pemilihan metode untuk digunakan dalam proses belajar mengajar agar

tercapai tujuan pembelajaran.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digeneralisasikan di sekolah yang siswanya memiliki

persamaan dengan sekolah yang digunakan dalam penelitian ini.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan sehingga dapat digunakan

sebagai salah satu sumber informasi untuk penelitian selanjutnya.

2. Implikasi Praktis

Dari hasil penelitian di atas maka pembelajaran kooperatif model TAI yang disertai

penyusunan peta konsep dapat digunakan dan dikembangkan untuk meningkatkan partisipasi

siswa secara aktif dalam proses belajar. Sehingga dapat digunakan sebagai salah satu alternatif

pembelajaran yang dapat membantu menumbuhkan pemahaman terhadap materi yang diajarkan

dalam meraih hasil belajar yang lebih baik. 62

Page 62: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

C. Saran-Saran

1. Guru

a. Guru hendaknya membantu siswa mengkonstruksi pengetahuan dari berbagai informasi yang

didapat dan mendorong keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran.

b. Guru hendaknya memotivasi siswa untuk berani mengemukakan pendapat, mendorong siswa

untuk memecahkan masalah berdasarkan kemampuannya sendiri

c. Guru hendaknya mampu menjadi fasilitator dan mediator dalam setiap kegiatan belajar

mengajar, mampu memberikan masukan-masukan dan membantu siswa yang mengalami

kesulitan.

d. Guru hendaknya mampu menerapkan metode yang tepat dalam mengajar yang mampu

memberikan dampak yang baik terhadap hasil belajar.

2. Siswa

a. Siswa hendaknya berpartisipasi aktif dalam setiap pembelajaran karena pembelajaran

kooperatif yang menggunakan model TAI yang disertai penyusunan peta konsep menuntut

adanya peran serta siswa dalam pelaksanannya sehingga siswa mampu menguasai konsep

yang diajarkan untuk pencapaian kompetensi tertentu.

b. Siswa hendaknya mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam kehidupan sehari-hari.

c. Siswa hendaknya lebih kreatif dalam memanfaatkan media pembelajaran yang ada di sekolah

dan di luar sekolah.

d. Siswa diharapkan mampu menentukan cara belajar yang sesuai dengan kemampuannya.

3. Orang Tua

a. Orang tua sebagai pendidik di rumah hendaknya senantiasa memotivasi anak untuk giat

belajar dan memperhatikan siswa selama di rumah

b. Orang tua hendaknya selalu mengontrol dan mengingatkan siswa untuk mengerjakan setiap

tugas yang diberikan sekolah.

c. Orang tua hendaknya menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat digunakan untuk menunjang

kegiatan belajar siswa di rumah.

Page 63: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

4. Dinas Terkait

a. Sekolah hendaknya menyediakan kelengkapan yang mendukung proses pembelajaran

b. Pengawas, pemantauan dan pengawasan kepada guru bidang studi terutama jalannya

pembelajaran yang merupakan salah satu hal yang menentukan keberhasilan kegiatan belajar

mengajar.

c. MGMP, membahas lebih dalam tentang pembelajaran yang sesuai dengan materi biologi

karena dengan pembelajaran yang tepat pengalaman belajar akan lebih bermakna.

5. Peneliti

a. Supaya diadakan penelitian dengan menambah materi dan waktu penelitian yang lama agar

mendapatkan data yang lebih baik

b. Bagi para peneliti perlu mengadakan penelitian sejenis yang melibatkan variabel lain yang

lebih berkaitan dengan hasil belajar, sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang memiliki

hubungan dengan hasil belajar siswa.

c. Supaya diadakan penelitian dengan metode pembelajaran yang lebih baru dan inovatif.

Page 64: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R. I. 1998. Learning to Teach.4th

Edition. Singapore: Mc Grow-Hill

Budiyono. 2004. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press.

Istamar Syamsuri. 2004. Biologi IB Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga

Jasti. 2009. Pengaruh Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 1 Siak Hulu Kabupaten Kampar Tahun Ajaran 2008 – 2009. Skripsi: Pekanbaru.

Margono. 1998. BPK. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: UNS Press.

Martinis Yamin. 2006. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada

Press.

Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

Muhibin Syah. 2004. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Earn. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mulyani Sumantri dan Johar Permana. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosda Karya.

Nana Sudjana. 2002. Caret Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru.

Nasir, 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Ngalim Purwanto. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Oemar Hamalik. 2002. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Paul Suparno, Paul. 1997. Filsafat Kontruktivitas dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Pophan, 2003. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Retna Kusumaningrum. 2007. Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team

Assisted Individualization) Melalui Pemanfaatan LKS (Lembar Kerja Siswa) Terhadap

Hasil Belajar Matematika Sub Pokok Bahasan Jajargenjang dan Belahketupat Pada

Siswa Kelas VII SMPN 11 Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi UNNES.

65

Page 65: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · siswa. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar ... sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran ... Student Teams Achievement

Roestiyah. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Rumansyah. 2001. http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/42/rumansyah.htm (Akses: 19-2-2007)

Sardiman A.M. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning Theory Research and Practice, Second Edition.

Boston: Allyn and Bacon.

Sobry Sutikno, M. 2004. Model Pembelajaran Interaksi Sosial Pembelajaran Efektif dan

Retorika. Mataram: NTP Press.

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Suharsimi Arikunto. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sumarsih, 2007. Studi Komparasi Pembelajaran Biologi dengan Metode Inkuiri Terpimpin dan

Metode Ceramah disertai LKS pada Siswa VII SMP N 1 Polokarto. Skripsi : UNS.

Suryabrata, S. 1997.Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

W. James Pophan dan Eva L. Baker. 2002. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta: Rineka

Cipta

Winkel. 2005. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

Wulandari Anita, 2006. Studi Komparasi Antara Metode Group Investigation (GI) dan Metode

Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) serta Metode Konvensional

Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. Skripsi : UNS.