fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan program...

102
ii FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN Skripsi, Agustus 2014 Ilma Arsala Alaika, NIM : 1110101000067 Faktor-Faktor Bauran Pemasaran yang Berhubungan dengan Minat Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014 xiiii + (90) halaman, (7) tabel, (4) gambar, (2) lampiran. RS Hermina Bekasi sebagai salah satu rumah sakit swasta yang dihadapkan pada persaingan ketat, terutama klinik Bobath yang merupakan salah satu layanan unggulan milik Hermina Hospital Group. Rumah sakit melalui tim pemasarannya telah merancang bauran pemasaran yang meliputi produk, harga, tempat, dan promosi, namun selama tiga tahun terakhir jumlah kunjungan pasien klinik Bobath RS Hermina Bekasi mengalami fluktuasi jumlah kunjungan serta tidak mencapai target kunjungan pada tahun 2013. Minat kunjungan ulang adalah keinginan konsumen untuk melakukan pembelian kembali berdasarkan atas pengalaman. Minat beli ulang juga bagian dari tahapan loyalitas konsumen, sehingga pengukuran terhadapnya penting dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor bauran pemasaran yang berhubungan dengan minat kunjungan ulang pasien klinik Bobath RS Hermina Bekasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan 120 responden setelah sebelumnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian di Klinik Bobath RS Hermina Bekasi diketahui bahwa 37 (31%) responden menyatakan produk tidak baik dan tidak berminat melakukan kunjungan ulang, 44 (37%) responden menyatakan harga tidak terjangkau dan tidak berminat melakukan kunjungan ulang, 39 (32%) responden menyatakan tempat tidak baik dan tidak berminat melakukan kunjungan ulang, dan 64 (53%) responden menyatakan promosi tidak baik dan tidak berminat melakukan kunjungan ulang. Hasil uji hubungan menunjukkan bahwa ada hubungan antara produk (p value 0,002), tempat (p value 0,000), promosi (p value 0,001) dengan minat kunjungan ulang, serta tidak ada hubungan antara harga dengan minat kunjungan ulang (p value 0,466). Saran bagi Klinik Bobath RS Hermina Bekasi untuk meningkatkan minat kunjungan ulang adalah sebaiknya pihak manajemen RS Hermina Bekasi selalu menerapkan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun), melakukan survey untuk harga dan promosi pada pengunjung, melakukan perluasan area parkir, dan menambahkan papan penunjuk jalan di sekitar area RS Hermina Bekasi. Kata kunci: bauran pemasaran, minat kunjungan ulang, klinik anak Daftar bacaan: 57 (1989-2013)

Upload: others

Post on 28-Oct-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

Skripsi, Agustus 2014

Ilma Arsala Alaika, NIM : 1110101000067

Faktor-Faktor Bauran Pemasaran yang Berhubungan dengan Minat

Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014

xiiii + (90) halaman, (7) tabel, (4) gambar, (2) lampiran.

RS Hermina Bekasi sebagai salah satu rumah sakit swasta yang dihadapkan

pada persaingan ketat, terutama klinik Bobath yang merupakan salah satu layanan

unggulan milik Hermina Hospital Group. Rumah sakit melalui tim pemasarannya

telah merancang bauran pemasaran yang meliputi produk, harga, tempat, dan

promosi, namun selama tiga tahun terakhir jumlah kunjungan pasien klinik Bobath

RS Hermina Bekasi mengalami fluktuasi jumlah kunjungan serta tidak mencapai

target kunjungan pada tahun 2013. Minat kunjungan ulang adalah keinginan

konsumen untuk melakukan pembelian kembali berdasarkan atas pengalaman. Minat

beli ulang juga bagian dari tahapan loyalitas konsumen, sehingga pengukuran

terhadapnya penting dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-

faktor bauran pemasaran yang berhubungan dengan minat kunjungan ulang pasien

klinik Bobath RS Hermina Bekasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif

dengan pendekatan cross sectional dengan 120 responden setelah sebelumnya

dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

Hasil penelitian di Klinik Bobath RS Hermina Bekasi diketahui bahwa 37

(31%) responden menyatakan produk tidak baik dan tidak berminat melakukan

kunjungan ulang, 44 (37%) responden menyatakan harga tidak terjangkau dan tidak

berminat melakukan kunjungan ulang, 39 (32%) responden menyatakan tempat tidak

baik dan tidak berminat melakukan kunjungan ulang, dan 64 (53%) responden

menyatakan promosi tidak baik dan tidak berminat melakukan kunjungan ulang.

Hasil uji hubungan menunjukkan bahwa ada hubungan antara produk (p value

0,002), tempat (p value 0,000), promosi (p value 0,001) dengan minat kunjungan

ulang, serta tidak ada hubungan antara harga dengan minat kunjungan ulang (p value

0,466). Saran bagi Klinik Bobath RS Hermina Bekasi untuk meningkatkan minat

kunjungan ulang adalah sebaiknya pihak manajemen RS Hermina Bekasi selalu

menerapkan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun), melakukan survey untuk harga

dan promosi pada pengunjung, melakukan perluasan area parkir, dan menambahkan

papan penunjuk jalan di sekitar area RS Hermina Bekasi.

Kata kunci: bauran pemasaran, minat kunjungan ulang, klinik anak

Daftar bacaan: 57 (1989-2013)

Page 2: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

iii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

Undergraduate Thesis, Agustus 2014

Ilma Arsala Alaika, NIM : 1110101000067

Marketing Mix Factors related to Repurchase Intention of Bobath Clinic

Patients in Hermina Bekasi Hospital 2014

xiv + (90) pages, (7) tables, (4) pictures, (2) appendix.

Hermina Bekasi Hospital as one of private hospital faced with tight

competition, especially Bobath Clinic as one of top service by Hermina Hospital

Group. Therefore, hospital through its marketing team have designed marketing mix

including product, price, place, and promotion, however in the last three years the

number of visitors for bobath clinic is fluctuating and did not achieve the target on

2013. Repurchase intention is consumer intention to repurchase a product or service

based on their experience. Repurchase intention also part of consumer loyality cycle

so the measurement of it is important thing to do. This research aim to find the

relation between marketing mix factors with repurchase intention of bobath clinic

patients in Hermina Bekasi Hospital on 2014. This research is quantitative research

with cross sectional approach to 120 participants after doing validity and reliability

research.

The results of study in Bobath Clinic Hermina Bekasi Hospital are 37 (31%)

participants stated product is not good and didn’t intend to repurchase, 44 (37%)

participants stated price is not affordable and didn’t intend to repurchase, 39 (32%)

participants stated place is not good and didn’t intend to repurchase, and 64 (53%)

participants stated promotion is not good and didn’t intend to repurchase. The results

of correlation tests are, product is related to repurchase intention (p value 0,002),

place is related to repurchase intention (p value 0,000), promotion is related to

repurchase intention (p value 0,001), and price is not related to repurchase intention

(p value 0,466). Suggestion for Bobath Clinic Hermina Bekasi Hospital in order to

increase repurchase intention, it is better if Hermina Bekasi Hospital Management

always encourage their employee to do 5S Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun

(smile, greeting, polite, and manner), conduct a survey about price and promotion to

patient, expand the parking area, add sign around Hermina Bekasi Hospital area.

Keyword: marketing mix, repurchase intention, children clinic

Reading lists: 57 (1989-2013)

Page 3: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

iiii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas Rahmat

dan Karunia-Nya sehingga akhirnya penyusunan Skripsi ini dapat diselesaikan.

Sholawat dan salam tidak lupa penulis sampaikan pada baginda Rasulullah

Muhammad SAW yang membawa umatnya ke jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.

Skripsi ini merupakan syarat kelulusan sebagai hasil studi selama empat tahun.

Dengan pengetahuan, pengarahan dan bimbingan yang diperoleh selama perkuliahan,

penulis mencoba menyusun skripsi mengenai “Faktor-Faktor Bauran Pemasaran

yang Berhubungan dengan Minat Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath di Rumah

Sakit Hermina Bekasi Tahun 2014”.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan,

petunjuk, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah

sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Ayah Ir. Supriyadi,MM dan Ibunda Nurlaili yang

telah memberi semangat, memotivasi serta doa.

2. Prof.Dr (hc). dr. M. K. Tajudin, Sp.And sebagai Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatukkah Jakarta.

3. Ibu Fajar Ariyanti, Ph.D sebagai Kepala Program Studi Kesehatan

Masyarakat.

4. Ibu Riastuti Kusuma Wardani, MKM selaku penanggung jawab Peminatan

Manajemen Pelayanan Kesehatan.

5. dr. Yuli Praranca Satar, MARS selaku Pembimbing I yang selalu

memberikan arahan dan bimbingannya bagi penulis.

6. Ibu Fase Badriah, SKM, M.Kes, Ph.D selaku Pembimbing II atas

bimbingannya yang sangat berharga dan bermanfaat untuk penyelesaian

skripsi ini.

Page 4: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

ivi

7. Ibu Catur, MKM selaku Penguji I atas masukan dan bimbingannya sehingga

terselesaikan skripsi ini.

8. Segenap bapak / ibu dosen Jurusan Kesehatan Masyarakat yang telah

memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi penulis dan

mahasiswa pada umumnya.

9. Ibu Andri staf Diklat di Rumah Sakit Hermina Bekasi yang membantu

perizinan dan administrasi sehingga penulis dapat melaksanakan kegiatan

pengambilan data untuk skripsi ini dengan lancar.

10. Adik-adik (Ilmi Arsala, Faiz Faragta, Fathar Fathan) yang sudah membantu

dalam penyelesaian karya tulis skripsi ini, terima kasih atas doa dan

dukungannya.

11. Untuk Angah yang selalu mendengarkan keluh kesah, memberi semangat dan

masukan, serta mengantar jemput, terima kasih.

12. Untuk sahabat-sahabat Manajemen Pelayanan Kesehatan (MPK) 2010 yang

saya sayangi dan seluruh teman-teman Kesmas lainnya.

13. Segenap pihak yang belum disebutkan satu persatu atas bantuan, semangat

dan doanya untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Dengan mengirimkan doa kepada Allah SWT penulis berharap semua kebaikan

yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Amin. Terakhir, penulis

berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca serta penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Penulis

Page 5: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...................................................................................................... i

ABSTRACT ...................................................................................................ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN .............................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2. Perumusan Masalah ....................................................................... 6

1.3. Pertanyaan Penelitian .................................................................... 7

1.4. Tujuan Penelitian........................................................................... 7

1.4.1. Tujuan Umum ............................................................... 7

1.4.2. Tujuan Khusus .............................................................. 7

1.5. Manfaat Penelitian ......................................................................... 8

1.5.1. Bagi Rumah Sakit Hermina Bekasi ............................... 8

1.5.2. Bagi Institusi Pendidikan ............................................... 8

1.5.3. Bagi Peneliti ................................................................. 9

1.6. Ruang Lingkup .............................................................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 10

2.1. Manajemen Pemasaran ............................................................... 10

2.2. Jasa ............................................................................................ 11

2.2.1. Karakteristik dan Klasifikasi Jasa.......................................... 11

Page 6: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

vii

2.3. Bauran Pemasaran ....................................................................... 13

2.3.1. Product (Produk) ................................................................ 14

2.3.2. Place (Tempat) ................................................................... 15

2.4.2.1. Lokasi ................................................................... 16

2.3.3. Price (Harga) ..................................................................... 17

2.3.4. Promotion (Promosi) .......................................................... 18

2.4. Bauran Pemasaran Rumah Sakit .............................................. 19

2.7. Proses Pengambilan Keputusan ............................................... 20

2.8. Proses Perkembangan Pelanggan ............................................. 23

2.9. Minat Kunjungan Ulang .......................................................... 24

2.10. Hubungan Bauran Pemasaran Jasa dengan Minat Kunjungan

Ulang .................................................................................... 28

2.11. Penelitian Terdahulu ............................................................. 29

2.12. Kerangka Teori ..................................................................... 32

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ........ 33

3.1. Kerangka Konsep ................................................................... 33

3.2. Definisi Operasional ............................................................... 34

3.3. Hipotesis ................................................................................. 39

BAB IV METODE PENELITIAN .............................................................. 40

4.1. Jenis Penelitian ............................................................................ 40

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 40

4.3. Populasi dan Sampel.................................................................... 40

4.3.1. Populasi ............................................................................. 40

4.3.2. Sampel ............................................................................... 41

4.4. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 43

4.5. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 44

4.6. Uji Validitas dan Reliabilitas ....................................................... 48

Page 7: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

viii

4.6.1. Uji Validitas ...................................................................... 51

4.6.2. Uji Reliabilitas ................................................................... 61

4.7. Pengolahan Data .......................................................................... 53

4.8. Teknik Analisis Data ................................................................... 53

4.9. Penyajian Data ............................................................................ 55

BAB V HASIL PENELITIAN ..................................................................... 57

5.1. Gambaran Umum RS Hermina Bekasi ......................................... 57

5.2. Profil Rumah Sakit Hermina Bekasi ............................................ 59

5.3. Visi, Misi, Motto dan Tujuan RS Hermina Bekasi ....................... 59

5.3.1. Visi .................................................................................... 59

5.3.2. Misi ................................................................................... 60

5.3.3 Motto .................................................................................. 61

5.3.4. Tujuan ............................................................................... 61

5.4. Gambaran Minat Kunjungan Ulang Terhadap Faktor-Faktor

Bauran Pemasaran………………………………………………….62

5.5. Gambaran Faktor-Faktor Bauran Pemasaran dengan

Minat Kunjungan Ulang……………….…………………………..64

BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................. 66

6.1. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 66

6.2. Gambaran Faktor-Faktor Bauran Pemasaran ................................. 67

6.2.1. Produk................................................................................. 67

6.2.2. Harga .................................................................................. 70

6.2.3. Tempat ................................................................................ 71

6.2.4. Promosi ............................................................................... 74

6.3. Gambaran Minat Kunjungan Ulang Berdasarkan Faktor-Faktor

Page 8: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

viiii

Bauran Pemasaran......................................................................... 76

6.3.1. Gambaran Minat Kunjungan Ulang Berdasarkan Produk ..... 76

6.3.2. Gambaran Minat Kunjungan Ulang Berdasarkan Harga....... 80

6.3.3. Gambaran Minat Kunjungan Ulang Berdasarkan Tempat .... 82

6.3.4. Gambaran Minat Kunjungan Ulang Berdasarkan Promosi ... 85

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 89

7.1 Kesimpulan .................................................................................... 89

7.2. Saran............................................................................................. 90

7.2.1. Bagi Rumah Sakit ............................................................... 90

7.2.2. Bagi Peneliti Lain ................................................................ 91

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

ixi

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu 29

3.1 Definisi Operasional 36

4.1 Skor Pernyataan 46

4.2 Hasil Uji Validitas 50

4.3 Uji Reliabilitas 52

5.1 Gambaran Minat Kunjungan Ulang Terhadap 62

Faktor-Faktor Bauran Pemasaran pada Pasien

Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014

5.2 Gambaran Minat Kunjungan Ulang dengan 64

Faktor-Faktor Bauran Pemasaran pada Pasien

Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014

Page 10: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

2.1 Komponen Bauran Pemasaran 14

2.2 Proses Perkembangan Pelanggan 24

2.3 Kerangka Teori 32

3.1 Kerangka Konsep Penelitian 43

Page 11: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner

Lampiran 2 Lampiran SPSS

Page 12: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang

mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit bersifat holistik atau

menyeluruh mulai dari pencegahan, penyembuhan hingga pemulihan penyakit.

Saat ini rumah sakit telah mengalami pergeseran tujuan. Awalnya rumah sakit

didirikan dengan tujuan sosial dan berhubungan dengan keagamaan tetapi seiring

dengan berjalannya waktu, tujuan rumah sakit tidak hanya pelayanan sosial tetapi

juga mengarah pada tujuan ekonomi bahkan komersial. (Hartono, 2010)

Ukuran sektor jasa semakin besar di seluruh negara di dunia. Seperti halnya

di Amerika Serikat, kebanyakan negara yang sedang berkembang dan maju

memiliki sektor ekonomi jasa yang tumbuh pesat. Kebijakan pemerintah,

perubahan sosial, tren bisnis, kemajuan teknologi dan globalisasi adalah beberapa

faktor kuat yang mendorong pesatnya pertumbuhan di sektor jasa. (Lovelock,

dkk, 2010). Produk yang dijual oleh rumah sakit adalah pelayanan kesehatan

yang pada hakikatnya adalah komoditas berupa jasa (service). Menurut Kotler

dan Keller (2009), jasa memiliki empat ciri penting, yaitu tidak kasat mata

(intangible), tidak dapat dipisahkan (inseparable), bervariasi (variable), dan tidak

dapat ditimbun (perishable). Tidak sebagaimana barang, jasa tidak dapat dilihat,

diraba, dirasa, didengar atau dibau, sebelum dibeli. Dengan kata lain, pelayanan

Page 13: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

2

kesehatan adalah komoditas yang tidak kasat mata, sehingga penuh dengan

ketidakpastian. Untuk mengurangi ketidakpastian itu, konsumen lalu

menggunakan tempat, orang, peralatan, simbol-simbol, dan tarif/harga, sebagai

acuan. (Hartono, 2010). Industri pelayanan kesehatan saat ini menghadapi

tantangan dan kesempatan yang sangat besar. Perkembangan teknologi yang

sangat pesat diiringi dengan peningkatan kebutuhan manusia yang menciptakan

permintaan tinggi untuk pelayanan kesehatan. Begitu pula semakin banyak

pelayanan kesehatan bermunculan, menimbulkan suasana yang kompetitif.

Rumah sakit mulai menyadari bahwa agar dapat bertahan dalam keadaan

yang kompetitif ini mereka harus beroperasi sebagai organisasi bisnis. Pergeseran

dari orientasi produk menjadi orientasi pemasaran menjadi sebuah kebutuhan.

Rumah sakit juga dituntut untuk bersaing dengan pelayanan kesehatan lainnya.

Salah satu taktik agar rumah sakit dapat bersaing adalah teknik pemasaran.

(Mohan dan Naik, 2006). Rumah sakit di Indonesia pun pada hakikatnya sedang

menghadapi masalah perubahan sikap dan kebutuhan masyarakat, meningkatnya

persaingan dan menurunnya dana atau dukungan pembiayaan. (Hartono, 2010)

Seiring dengan perkembangan kota Bekasi, semakin banyak pula rumah sakit

yang didirikan. Dalam hal ini, Rumah Sakit Hermina Bekasi mau tidak mau

terlibat dalam lingkaran persaingan. Pernyataan ini sesuai dengan Hartono (2010)

dalam bukunya Manajemen Pemasaran untuk Rumah Sakit bahwa pemasaran

dibutuhkan karena rumah sakit pun kini bersaing satu sama lain. Agar dapat

memenangkan persaingan ini rumah sakit harus menyadari bahwa menetapkan

posisi yang kuat dalam pasar adalah penting dalam kelangsungan hidup

organisasi rumah sakit.

Page 14: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

3

Dari pembahasan diatas, diketahui bahwa pemasaran adalah hal yang mutlak

diperlukan untuk rumah sakit agar dapat bertahan hidup dan menjaga kesehatan

organisasi, dengan mengupayakan, setidak-tidaknya, tercapainya impas biaya

(cost recovery). Oleh sebab itu, tidaklah keliru jika para pengelola rumah sakit

mulai melirik pemasaran, dengan harapan disiplin ini dapat menjawab tantangan-

tantangan yang ada. Manajemen pemasaran merupakan upaya yang dapat

dilakukan agar utilisasi pelayanan rumah sakit menjadi lebih tinggi sehingga

berdampak pada meningkatnya derajat kesehatan masyarakat (Hartono, 2010).

Tujuan pemasaran rumah sakit adalah memperkenalkan rumah sakit pada

masyarakat luas, menginformasikan sejelas-jelasnya mengenai fasilitas dan

kemampuan pelayanan yang dimiliki oleh rumah sakit pada masyarakat dan

segenap warga rumah sakit, membentuk dan membina citra rumah sakit melalui

kepercayaan dan penghargaan masyarakat terhadap kemampuan rumah sakit,

pemanfaatan sumber daya rumah sakit secara optimal dan disamping itu rumah

sakit juga mengharapkan terjadinya peningkatan penghasilan. (Hartono, 2010).

Karena ruang lingkup pemasaran yang luas, maka kemudian disederhanakan

menjadi kebijakan pemasaran yang dapat dikendalikan oleh perusahaan.

Kebijakan pemasaran ini lazim disebut bauran pemasaran. Bauran pemasaran

adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan

untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran. (Kotler dan

Armstrong, 2008). Bauran pemasaran ini kemudian dikembangkan lagi karena

dianggap kurang mencukup disebabkan karakteristik jasa yang berbeda. Para

pakar pemasaran kemudian menambahkan unsur dalam bauran pemasaran

menjadi bauran pemasaran jasa. Menurut Lovelock dan Wirtz (2010) unsur

Page 15: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

4

bauran pemasaran jasa terdiri dari product (produk), price (harga), promotion

(promosi), place (tempat), people (sumber daya manusia), process (proses),

physical evidence (bukti fisik). Namun manajemen pemasaran pada rumah sakit

tidak dapat diaplikasikan secara bebas terutama dalam mengaplikasi promosi

karena ada batasan atau etika yang harus dipatuhi seperti etika promosi rumah

sakit.

Minat kunjungan ulang atau minat membeli ulang konsumen adalah

keputusan konsumen untuk melakukan pembelian kembali suatu produk atas jasa

berdasarkan atas pengalaman dengan mengeluarkan biaya untuk memperoleh

barang atau jasa (Hellier, dkk, 2003). Menurut Jones dan Sasser (1995) minat beli

ulang konsumen adalah tujuan terpenting dalam kesuksesan perusahaan dan

konsep terpenting dalam pemasaran, selanjutnya Samu (1999) menambahkan

bahwa salah satu indikator kesuksesan produk perusahaan atau tidaknya di pasar

adalah seberapa jauh tumbuhnya minat beli konsumen terhadap produk tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli ulang konsumen salah satunya

adalah stimulus pemasaran (Assael, 2002). Stimulus pemasaran menurut Kotler

dan Armstrong (2008) terdiri dari bauran pemasaran. Selanjutnya Payne (2001)

menyatakan bahwa untuk meningkatkan minat beli ulang perlu diperhatikan serta

difahami empat komponen kunci pemasaran yakni produk, harga, tempat, dan

promosi.

Klinik Bobath merupakan bagian dari layanan Klinik Tumbuh Kembang

bagian Instalasi Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Hermina Bekasi. Klinik ini

menangani anak dengan masalah perkembangan di bidang motorik, kognisi

maupun perilaku. Masalah perkembangan motorik anak contohnya adalah anak

Page 16: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

5

belum mampu duduk, berdiri dan berjalan seperti anak normal seusianya. Kasus

terbanyak untuk masalah perkembangan anak khususnya dalam hal motorik

adalah cerebral palsy, sedangkan kasus terbanyak dalam masalah perilaku pada

anak adalah ADHD (Attention Deficit and Hyperactivity Disorder) dan Autism.

ADHD merupakan masalah psikologis yang paling banyak terjadi akhir-akhir ini,

sekitar 3-10 % terjadi di Amerika Serikat, 3-7% di Jerman, 5-10% di Kanada dan

Selandia Baru (Barkley, 2006). Di Indonesia angka kejadiannya masih belum

ditemukan angka yang pasti, namun kelainan ini tampak cukup banyak terjadi

dan sering dijumpai pada anak usia prasekolah dan usia sekolah (Judarwanto, W,

2006). Untuk cerebral palsy, menurut Soetjiningsih (1995) prevalensi penderita

cerebral palsy di Indonesia diperkirakan sekitar 1-5 per 1.000 kelahiran hidup.

Bagian Pemasaran Rumah Sakit Hermina Bekasi telah melakukan upaya

pemasaran yaitu berupa analisis segmentasi, target dan posisi pasar, melakukan

pengembangan produk baru berdasarkan kebutuhan pasien, bekerja sama dengan

rumah sakit serta perusahaan dan melakukan upaya promosi rumah sakit melalui

media brosur, seminar, event, kegiatan kehumasan dan paket penawaran menarik.

Namun upaya yang telah dilakukan belum dievaluasi apakah berhubungan

dengan minat masyarakat atau pasien dalam memilih berobat di klinik Bobath

Rumah Sakit Hermina Bekasi. Evaluasi penting dilakukan untuk mengetahui

efektifitas dari upaya pemasaran yang telah dilakukan.

Berdasarkan data Laporan MR Rumah Sakit Hermina Bekasi, terdapat

fluktuasi jumlah kunjungan pasien klinik bobath. Kenaikan dan penurunan

jumlah kunjungan terjadi pada tiga tahun terakhir. Pada tahun 2011 jumlah

kunjungan klinik bobath adalah 19,3 kunjungan rata-rata per hari, lalu jumlah

Page 17: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

6

kunjungan naik pada tahun 2012 menjadi 21,73 kunjungan rata-rata per hari dari

6606 kunjungan selama 304 hari kerja, dan kembali menurun pada tahun 2013

menjadi 20,52 kunjungan rata-rata per hari dari 6179 kunjungan selama 301 hari

kerja serta tidak tercapainya target rumah sakit yakni 25 kunjungan rata-rata per

hari. Adanya fluktuasi jumlah kunjungan serta tidak tercapainya target kunjungan

pada tahun 2013 menjadi tertarik untuk diteliti sehingga diharapkan pada upaya

pemasaran dan upaya promosi pada periode selanjutnya akan menjadi efektif

menjangkau masyarakat.

1.2. Perumusan Masalah

Jumlah kunjungan pasien klinik Bobath Rumah Sakit Hermina Bekasi selama

tiga tahun terakhir telah mengalami fluktuasi jumlah kunjungan serta tidak

mencapai target kunjungan pada tahun 2013, sedangkan di lain pihak, Bagian

Pemasaran Rumah Sakit Hermina Bekasi sebagai salah satu sumber informasi

yang berperan telah melakukan upaya pemasaran yaitu berupa memilih dan

menetapkan bauran pemasaran yakni produk, harga, tempat, dan promosi untuk

klinik bobath demi mencapai keinginan pasien. Agar meningkatkan jumlah

kunjungan terutama jumlah kunjungan ulang perlu diperhatikan empat komponen

kunci pemasaran yakni produk, harga, tempat, dan promosi.

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan

sebelumnya, maka yang menjadi perumusan masalah penelitian ini adalah

“Apakah faktor-faktor bauran pemasaran berhubungan dengan minat kunjungan

ulang pada pasien klinik bobath di RS Hermina Bekasi tahun 2014?”.

Page 18: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

7

Diharapkan penelitian ini dapat membantu mengembangkan bauran pemasaran

untuk periode selanjutnya dalam meningkatkan kunjungan pasien.

1.3. Pertanyaan Penelitian

Dari uraian pada sub bab latar belakang dan perumusan masalah, maka

pertanyaan penelitian yang muncul adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran faktor-faktor bauran pemasaran yang meliputi produk,

harga, tempat, dan promosi terhadap minat kunjungan ulang pada pada pasien

klinik bobath di RS Hermina Bekasi tahun 2014?

2. Apakah faktor-faktor bauran pemasaran jasa yang meliputi produk, harga,

tempat, dan promosi berhubungan dengan minat kunjungan ulang pada pasien

klinik bobath di RS Hermina Bekasi tahun 2014?

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor bauran pemasaran jasa yang

berhubungan dengan minat kunjungan ulang pada pasien klinik bobath di RS

Hermina Bekasi tahun 2014.

1.4.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Diketahuinya gambaran faktor-faktor bauran pemasaran yang meliputi

produk, harga, tempat, dan promosi terhadap minat kunjungan ulang pada

pada pasien klinik bobath di RS Hermina Bekasi tahun 2014.

Page 19: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

8

2. Diketahuinya hubungan faktor-faktor bauran pemasaran jasa yang

meliputi produk, harga, tempat, dan promosi dengan minat kunjungan

ulang pada pasien klinik bobath di RS Hermina Bekasi tahun 2014.

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Bagi Rumah Sakit Hermina Bekasi

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan dalam bentuk

informasi mengenai hubungan faktor-faktor bauran pemasaran jasa klinik

bobath yaitu produk, harga, tempat, promosi, sumber daya manusia, proses,

dan bukti fisik dengan minat kunjungan ulang pasien klinik bobath di RS

Hermina Bekasi. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan

pada perencanaan program pemasaran periode berikutnya.

1.5.2. Bagi Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan memperoleh tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan proses belajar mahasiswa. Selain itu, hasil penelitian ini

diharapkan dapat menambah kajian dalam bidang manajemen pemasaran

rumah sakit.

Page 20: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

9

1.5.3. Bagi Peneliti

Merupakan suatu pengalaman belajar yang sangat berharga dalam

melaksanakan dan menyusun penelitian. Selain itu, peneliti mempunyai

kesempatan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dalam

bidang manajemen pemasaran rumah sakit.

1.6. Ruang Lingkup

Penelitian dilakukan di Klinik Bobath Rumah Sakit Hermina Bekasi

pada bulan Juni-Juli 2014. Permasalahan ini timbul karena terdapat fluktuasi

jumlah kunjungan pasien rawat jalan klinik Bobath pada tiga tahun terakhir

serta tidak tercapainya target kunjungan yang ditetapkan oleh rumah sakit

pada tahun 2013. Dengan substansi penelitian mengenai hubungan faktor-

faktor bauran pemasaran, yaitu: produk, harga, tempat, dan promosi dengan

minat kunjungan ulang pada pasien klinik bobath RS Hermina Bekasi.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan mengukur

variabel penelitian, penelitian ini menggunakan time horizon cross sectional.

Selain itu metode yang digunakan adalah metode survei. Data penelitian

diperoleh dari pengisian kuisioner oleh para responden yang merupakan

pasien yang memanfaatkan fasilitas klinik kemudian diperkuat dengan

melakukan telaah dokumen yang berkaitan dengan bauran pemasaran Klinik

Bobath Rumah Sakit Hermina Bekasi.

Page 21: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Pemasaran

Pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009) adalah

mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial.

American Marketing Association berpendapat bahwa

pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses

untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan memberikan nilai

kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan

cara yang menguntungkan organisasi dan pemangu kepentingannya.

Manajemen pemasaran menurut Suyanto (2007) adalah proses

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi konsepsi, penetapan harga,

promosi dan distribusi ide, barang dan jasa untuk menciptakan

pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.

Sedangkan manajemen pemasaran menurut Kotler dan Keller

(2009) adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih,

mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan

menciptakan, menghantarkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan

yang unggul.

Page 22: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

11

2.2.Jasa

Valerie A. Zeithaml dan Mary Jo Bitner dalam Rambat

Lupiyoadi dan A. Hamdani (2006) mendefinisikan jasa sebagai “All

economic activities whose output is not a physical product or

construction is generally consumed at that time it is produced, and

provides added value in forms (such as convenience, amusement,

comfort or health)”.

Kotler dan Keller (2009) mengartikan jasa sebagai setiap

tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak

lain yang pada intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan

kepemilikan apa pun. Produksi jasa bisa berkaitan dengan produk

fisik atau sebaliknya.

2.2.1. Karakteristik dan Klasifikasi Jasa

Kotler dan Keller (2009) menjelaskan empat karakteristik

yang terdapat pada jasa, yakni:

a. Tak Berwujud

Tidak seperti produk fisik jasa tidak dapat dilihat,

dirasakan, diraba, didengar, atau dibaui sebelum jasa itu

dibeli. Karena itu, tugas penyedia jasa adalah mengelola

bukti untuk mewujudkan hal yang tak berwujud.

Page 23: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

12

Perusahaan juga dapat berusaha mendemonstrasikan

kualitas jada mereka melalui bukti fisik dan presentasi.

b. Tak terpisahkan

Jasa pada umumnya diproduksi dan dikonsumsi sekaligus.

c. Bervariasi

Kualitas jasa sangat tergantung pada siapa

yangmenyediakannya, kapan dan di mana, dan kepada

siapa, jasa sangat bervariasi.

d. Dapat musnah

Jasa tidak dapat disimpan, jadi dapat musnahnya jasa bisa

menjadi masalah ketika permintaan berfluktuasi. (Kotler

dan Keller, 2009).

Tidak jauh berbeda, Griffin dalam Lupiyoadi dan Hamdani

(2006) menyebutkan karakteristik jasa sebagai berikut :

a. Intangibility (tidak berwujud). Jasa tidak dapat dilihat, dirasa,

diraba, didengar atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Nilai penting

hal ini adalah nilai penting tak berwujud yang dialami konsumen

dalam bentuk kenikmatan, kepuasan, atau kenyamanan.

b. Unstorability (tidak dapat disimpan). Jasa tidak mengenal

persediaan atau penyimpanan dari produk yang telah dihasilkan.

Karakteristik ini disebut juga inseparability (tidak dapat

Page 24: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

13

dipisahkan), mengingat pada umumnya jasa dihasilkan dan

dikonsumsi secara bersamaan.

c. Customization (kustomisasi). Jasa sering kali didesain khusus

untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Produk jasa tidak ada yang mirip satu sama lain. Maka dari itu,

ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan produk jasa. Pertama,

didasarkan atas tingkat kontak konsumen dengan pemberi jasa

sebagai bagian dari sistem saat jasa tersebut dihasilkan. Kedua,jasa

juga bisa diklasifikasikan berdasarkan kesamaannya dengan

operasi manufaktur. (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006).

2.3.Bauran Pemasaran

Jangkauan pemasaran sangat luas dengan berbagai tahap

kegiatan yang harus dilalui oleh barang dan jasa hingga sampai ke

tangan konsumen. Ruang lingkup yang luas ini kemudian

disederhanakan menjadi 4 (empat) kebijakan pemasaran yang dapat

dikendalikan perusahaan. Kebijakan pemasaran ini lazim disebut

sebagai bauran pemasaran. Kotler dan Armstrong (2008) dalam

bukunya Prinsip-prinsip Pemasaran, menjelaskan bahwa bauran

pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis

terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons

yang diinginkannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari

empat komponen biasanya disebut “empat P (4P)”, yaitu Product

Page 25: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

14

(Produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan Promotion (Promosi).

(Kotler dan Armstrong, 2008).

Kotler dan Keller (2009) menggambarkan komponen-komponen

bauran pemasaran sebagai berikut:

Gambar 2.1

Komponen Bauran Pemasaran

Sumber : Kotler dan Keller, 2009.

2.3.1. Product (Produk)

Produk menurut Utami (2010) adalah keseluruhan konsep

objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai kepada

konsumen. Jika pasien merasa produk jasa yang ditawarkan oleh

rumah sakit sudah baik maka pengalaman tersebut dijadikan

bahan evaluasi untuk mempertimbangkan keputusan untuk

penggunaan kembali produk jasa tersebut. Lupiyoadi dan

Hamdani (2006) menyatakan bahwa produk jasa tidak

PRODUCT

(PRODUK)

a. Ragam produk

b. Kualitas c. Desain

d. Fitur

e. Nama merek f. Kemasan

g. Ukuran

h. Layanan

i. Jaminan

j. Pengembalian

PRICE (HARGA)

a. Harga terdaftar

b. Diskon

c. Potongan harga

d. Periode

pembayaran

e. Syarat kredit

f. Flexibility

g. Price level

PROMOTION

(PROMOSI)

a. Promosi

penjualan

b. Periklanan

c. Tenaga

penjualan

d. Hubungan

masyarakat

e. Pemasaran

langsung

PLACE (TEMPAT)

a. Saluran

b. Cakupan

c. Pilihan

d. Lokasi

e. Persediaan

f. Transportasi

Page 26: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

15

menimbulkan beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada

konsumen. Produk jasa merupakan sebuah Total Produk. Total

Produk terdiri atas :

Produk inti (core product), merupakan fungsi inti dari produk

tersebut.

Produk yang diharapkan (expected product)

Produk tambahan (augmented product).

Produk potensial (potential product).

Selain core product, unsur lainnya merupakan unsur potensial

untuk dijadikan nilai tambah bagi konsumen sehingga produk berbeda

dengan produk lain. (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006).

2.3.2. Place (Tempat)

Tempat dalam jasa merupakan gabungan antara lokasi dan

keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan

bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana

lokasi yang strategis. (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006). Pemilihan

tempat dan lokasi memerlukan pertimbangan yang cermat terhadap

beberapa faktor berikut:

a. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau

sarana transportasi umum

Page 27: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

16

b. Visibilitas, misalnya lokasi yang dapat dilihat dengan jelas

dari tepi jalan

c. Tempat parkir yang aman dan luas

d. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk

perluasan usaha dikemudian hari

e. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa

yang ditawarkan

f. Persaingan, yaitu lokasi pesaing

g. Peraturan pemerintah. (Tjiptono, 2004).

2.3.2.1. Lokasi

Lokasi berhubungan dengan di mana

perusahaan melakukan kegiatannya. Ada tiga jenis

interaksi yang memengaruhi lokasi yaitu:

Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan):

lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya

memilih tempat dekat dengan konsumen, dengan kata

lain harus strategis.

Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini

lokasi tidak terlalu penting, namun penyampaian jasa

harus berkualitas.

Page 28: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

17

Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara

langsung: penyedia jasa dan konsumen berinteraksi

melalui sarana tertentu. Dalam hal ini lokasi menjadi

tidak penting selama komunikasi terlaksana dengan

baik. (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006).

2.3.3. Price (Harga)

Keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis

dan taktis seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran

dan tingkat diskriminasi harga di antara berbagai kelompok

pelanggan. Pada umumnya, aspek-aspek ini mirip dengan yang biasa

dijumpai pemasar barang. Akan tetapi, ada pula perbedaannya, yaitu

karakteristik intangible jasa menyebabkan harga menjadi indikator

signifikan atas kualitas. Karakteristik personal dan non-transferable

pada beberapa tipe jasa memungkinkan diskriminasi harga dalam

pasar jasa tersebut, sementara banyak pula jasa yang dipasarkan oleh

sektor publik dengan harga yang disubsidi atau bahkan gratis. Hal ini

menyebabkan kompleksitas dalam penetapan harga jasa. (Tjiptono,

2007).

Page 29: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

18

2.3.4. Promotion (Promosi)

Hal yang perlu diperhatikan dalam promosi adalah pemilihan

bauran promosi (promotion mix). Bauran promosi terdiri atas:

Iklan (advertising).

Promosi penjualan (sales promotions).

Penjualan perorangan (personal selling).

Hubungan masyarakat (public relation).

Informasi dari mulut ke mulut (word of mouth).

Surat pemberitahuan langsung (direct mail).

Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam promosi, yaitu:

Identifikasi audiens target: hal ini berhubungan dengan

segmentasi pasar.

Menentukan tujuan promosi.

Mengembangkan pesan yang disampaikan.

Pilih bauran komunikasi: komunikasi personal atau

komunikasi nonpersonal. (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006).

Page 30: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

19

2.4. Bauran Pemasaran Rumah Sakit

a. Produk (Product)

Produk menurut Rowland & Rowland (1984) mengemukakan bahwa

pengertian produk adalah jenis pelayanan yang diberikan, baik dalam

bentuk preventif, diagnostik, terapeutik dan lain-lain. Komponen produk

menurut Kotler dan Keller (2009) meliputi ragam produk, kualitas, desain,

fitur, nama merek, kemasan, ukuran, layanan, jaminan, pengembalian.

b. Harga (Price)

Komponen harga menurut Kotler dan Keller (2009) meliputi harga

terdaftar, diskon, potongan harga, periode pembayaran, syarat kredit.

Kemudian Zeithaml dan Bitner menjelaskan komponen harga meliputi

flexibility, dan price level.

c. Tempat (Place)

Pengertian tempat di rumah sakit meliputi tempat pelayanan, waktu yang

dihabiskan, konsep rujukan, dan lain-lain. Lokasi fasilitas seringkali

menentukan kesuksesan suatu jasa, karena lokasi erat kaitannya dengan

pasar potensial suatu perusahaan. Misalnya rumah sakit umumnya

menempati daerah yang cukup luas dan berlokasi dekat daerah yang pada

penduduknya, karena rumah sakit bertujuan untuk melayani masyarakat

umum secara luas. (Tjiptono, 2004). Komponen tempat menurut Kotler dan

Keller (2009) adalah saluran, cakupan, pilihan, lokasi, persediaan,

transportasi.

Page 31: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

20

d. Promosi (Promotion)

Konsep promosi di rumah sakit adalah bagaimana pasien tahu tentang jenis

pelayanan yang ada di rumah sakit, bagaimana mereka termotivasi untuk

menggunakan secara berkesinambungan dan menyebarkan informasi itu

kepada rekan-rekannya. (Tjiptono, 2004). Promosi atau pemasaran di

rumah sakit dianggap sebagai sesuatu yang wajar. (Sabarguna, 2005).

Tetapi dalam melakukan ada hal-hal yang harus diperhatikan, salah satunya

pedoman etika rumah sakit Indonesia oleh PERSI. Komponen promosi

menurut Kotler dan Keller (2009) adalah promosi penjualan, periklanan,

tenaga penjualan, hubungan masyarakat, serta pemasaran langsung.

2.5.Proses Pengambilan Keputusan

Menurut Setiadi (2008), proses pengambilan keputusan pembelian

melewati lima tahap, yaitu:

1. Mengenali Kebutuhan

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau

kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan yang

nyata dengan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan tersebut dapat

dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari

informasi yang lebih banyak. Situasi pencarian informasi yangb lebih

ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya

sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya,

Page 32: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

21

orang tersebut mungkin aktif mencari informasi, seperti mencari bahan

bacaan, mencari referensi, menelepon teman dan mengunjungi toko untuk

mempelajari produk tertentu. Melalui pengumpulan informasi, konsumen

mengetahui merek-merek bersaing dan keistimewaan masing-masing

merek.

3. Evaluasi Alternatif

Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses evaluasi

konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua,

konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen

memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan

kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang

digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.

4. Keputusan Pembelian

Konsumen membentuk preferensi di antara merek-merek dalam kelompok

pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk suatu maksud pembelian

untuk membeli merek yang paling disukai.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena

memperhatikan fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-

hal yang menyenangkan tentang merek lain, dan akan selalu siaga terhadap

informasi yang mendukung keputusannya. Tugas pemasar tidak berakhir

begitu saja ketika produk dibeli. Para pemasar harus memantau kepuasan

pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca

pembelian.

Page 33: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

22

Perilaku konsumen biasanya penuh arti dan berorientasi tujuan.

Produk dan jasa diterima atau ditolak berdasarkan sejauh mana keduanya

dipandang relevan dengan kebutuhan dan gaya hidup. Individu sanggup

sepenuhnya mengabaikan semua yang dikatakan oleh pemasar. Pengambilan

keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan

pengetahuan untuk mengevalusi dua atau lebih perilaku alternatif, dan

memilih salah satu diantaranya (Setiadi, 2008). Menurut Hasan (2008),

proses pengambilan pembelian berakhir pada tahap perilaku purna beli di

mana konsumen merasakan tingkat kepuasan atau ketidakpuasan yang

dirasakan akan mempengaruhi perilaku berikutnya.

Page 34: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

23

2.6. Proses Perkembangan Pelanggan

Titik awal adalah semua orang yang mungkin membeli produk atau

jasa. Potensial adalah orang atau organisasi yang mungkin berminat

membeli produk atau jasa perusahaan, tetapi tidak mempunyai sarana atau

maksud untuk membeli. Tugas berikutnya adalah mengidentifikasi potensial

mana yang merupakan prospek bagus. Prospek adalah orang-orang yang

mempunyai motivasi, kemampuan, dan peluang untuk melakukan

pembelian, dengan mewawancarai mereka, memeriksa keadaan uang

mereka, dan seterusnya. Kemudian usaha pemasaran dikerahkan untuk

mengubah prospek menjadi pelanggan pertama kali, kemudian menjadi

pelanggan berulang, selanjutnya menjadi klien. Klien adalah orang yang

mendapat perlakuan secara khusus dan terdidik dari perusahaan. Tantangan

berikutnya mengubah klien menjadi anggota dengan memulai program

keanggotaan yang menawarkan manfaat untuk selanjutnya mengubah

anggota menjadi advokat. Advokat adalah pelanggan yang secara antusias

merekomendasikan perusahaan serta produk dan jasanya kepada orang lain.

Tantangan terakhir adalah mengubah advokat menjadi mitra. Sayangnya,

kebanyakan teori dari praktik pemasaran berpusat pada seni menarik

pelanggan baru, dan bukan mempertahankan dan meningkatkan pelanggan

lama. (Kotler dan Keller, 2009). Proses perkembangan pelanggan dapat

dilihat pada Gambar 2.1.

Page 35: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

24

Gambar 2.1

Proses Perkembangan Pelanggan

Sumber: Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1.

2.7. Minat Kunjungan Ulang

Menurut Schiffman dan Kanuk (2008), pembelian yang dilakukan

oleh konsumen terdiri dari 2 tipe, yaitu pembelian percobaan dan pembelian

ulang. Pembelian percobaan terjadi jika konsumen membeli suatu produk

dengan merek tertentu untuk pertama kalinya, dimana dalam kegiatan

tersebut konsumen berusaha menyelidiki dan mengevaluasi produk dengan

langsung mencoba.

Mitra

Advokat

Anggota

Klien

Pelanggan berulang

Pelanggan pertama kali

Prospek

Potensi

Page 36: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

25

Jika pada pembelian percobaan tersebut, konsumen merasa puas, dan

konsumen berkeinginan untuk membeli kembali, maka tipe pembelian ini

disebut pembelian ulang.

Terdapat perbedaan antara pembelian aktual dan minat pembelian.

Bila pembelian aktual adalah pembelian yang benar-benar dilakukan oleh

konsumen, maka minat pembelian adalah niat untuk melakukan pembelian

pada kesempatan mendatang. Meskipun merupakan pembelian yang belum

tentu akan dilakukan pada masa mendatang namun pengukuran terhadap

minat pembelian umumnya dilakukan guna memaksimumkan prediksi

terhadap pembelian aktual itu sendiri. (Kinnear dan Taylor, 2008). Calon

pembeli ulang juga merupakan calon klien, anggota, advokat, dan mitra

(Kotler dan Keller, 2009).

Umar (2003) menjelaskan bahwa minat kunjungan ulang merupakan

perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan

keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian ulang. Selanjutnya,

menurut Hellier,dkk (2003) minat beli ulang merupakan keinginan konsumen

untuk melakukan pembelian kembali suatu produk atas jasa berdasarkan atas

pengalaman dengan mengeluarkan biaya untuk memperoleh barang atau jasa.

Minat pembelian ulang menunjukkan keinginan pembeli untuk melakukan

kunjungan ulang di masa yang akan datang. Minat beli konsumen merupakan

masalah yang sangat kompleks namun harus tetap menjadi perhatian

pemasar. Menurut Jones dan Sasser (1995) minat beli ulang konsumen adalah

tujuan terpenting dalam kesuksesan perusahaan dan konsep terpenting dalam

pemasaran. Samu (1999) menjelaskan bahwa salah satu indikator kesuksesan

Page 37: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

26

produk perusahaan atau tidaknya di pasar adalah seberapa jauh tumbuhnya

minat beli, prioritas produk yang dibeli dan, keputusan konsumen untuk

membeli kembali varian produk tersebut di waktu yang lain. Hal ini dapat

dijelaskan bahwa indikator-indikator tersebut merupakan suatu hal yang

penting dalam mempengaruhi sukses tidaknya suatu produk yang berdampak

pada kinerja pemasaran. Minat beli ulang juga dapat diartikan sebagai bagian

dari tahapan loyalitas konsumen, seperti diungkapkan oleh Oliver dalam

Hurriyati (2005) bahwa loyalitas adalah komitmen pelanggan bertahan secara

mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang

produk jasa terpilih secara konsisten di masa yang akan datang, hal ini juga

didukung oleh Kotler dan Keller (2009) yang menjelaskan melalui proses

perkembangan pelanggan, bahwa pelanggan berulang adalah calon klien,

anggota, advokat, dan mitra perusahaan. Dilihat dari penjelasan di atas, maka

penting bagi perusahaan untuk selalu menjaga minat pembelian ulang

konsumen agar tetap tinggi karena berdampak pula terhadap pendapatan

sebuah organisasi, hal ini dikemukakan oleh Eugene W. Anderson dan Vikas

Mittal (2000) dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2006) bahwa perilaku

pembelian ulang oleh pelanggan menghasilkan laba yang diperoleh

perusahaan serta merupakan cikal bakal tercipta konsumen yang loyal.

Minat konsumen untuk membeli dapat muncul sebagai akibat dari

adanya rangsangan (stimulus) yang ditawarkan oleh perusahaan. Masing-

masing stimulus tersebut dirancang untuk menghasilkan tindakan pembelian

konsumen. Minat beli ulang dapat ditingkatkan dengan memperhatikan

beberapa faktor, antara lain (Assael, 2002):

Page 38: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

27

a. Faktor psikis, merupakan faktor pendorong yang berasal dari

dalam diri konsumen, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan,

keyakinan, dan sikap yang ada di dalam diri masing-masing

individu. Faktor individual. Pilihan untuk membeli suatu produk

dengan merek tertentu dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri

konsumen, seperti kebutuhan, persepsi terhadap karakteristik

merek, sikap, kondisi demografis, gaya hidup, dan karakteristik

kepribadian individu.

b. Faktor lingkungan. Lingkungan sekitar konsumen seperti teman

sekelas (kelas sosial), keluarga, kelompok referensi, dan lain-lain

akan turut mempengaruhi pilihan merek produk yang akan

dibelinya.

c. Stimulus pemasaran atau disebut juga sebagai strategi pemasaran

yang merupakan satu-satunya variabel yang dapat dikendalikan

oleh pemasar. Strategi yang lazim digunakan adalah yang dikenal

dengan sebutan marketing mix (bauran pemasaran)

Payne (2001) menyatakan bahwa untuk meningkatkan minat beli ulang

perlu diperhatikan serta difahami empat komponen kunci pemasaran meliputi

:

1. Produk yaitu sejauh mana jasa yang ingin ditawarkan.

2. Harga yaitu sejauh mana harga yang dibayarkan dan cara-cara atau

syarat-syarat yang berhubungan dengan sarana dan prasarana yang ada.

3. Promosi yaitu program komunikasi yang berhubungan dengan pemasaran

produk atau jasa.

Page 39: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

28

4. Tempat yaitu fungsi distribusi dan logistik yang dilibatkan dalam rangka

menyediakan produk dan jasa.

2.8. Hubungan Bauran Pemasaran Jasa dengan Minat Kunjungan Ulang

Menurut Kotler dan Armstrong (2008), bauran pemasaran terdiri atas

segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi

permintaan produknya. Bauran pemasaran produk terdiri dari empat unsur

yakni produk, harga, tempat, dan promosi. Bauran pemasaran jasa adalah

perluasan dari bauran pemasaran produk yang ditambahkan tiga unsur untuk

menyesuaikan dengan penghantaran jasa. Lovelock dan Wirtz (2010)

menjelaskan unsur-unsur bauran pemasaran jasa adalah product (produk),

price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi), people (orang),

process (proses) dan physical evidence (bukti fisik).

Mittal dalam Sutantio (2004) menjelaskan bahwa indikator sukses

atau tidaknya suatu produk adalah besarnya minat membeli konsumen

terhadap produk tersebut. Menurut Engel (2004) bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi minat beli ulang adalah harga layanan suatu produk. Defriese

(1989) mengemukakan bahwa keberadaan tempat layanan kesehatan

berkaitan dengan jarak dan transportasi akan mempengaruhi perilaku dan

keputusan memilih suatu layanan kesehatan. Lovelock dan Wirtz (2010)

menjelaskan bahwa tujuan edukasi dan promosi dalam bauran pemasaran jasa

salah satunya adalah membangun kesadaran dan minat terhadap jasa dan

merek. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indarti (2007)

Page 40: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

29

bahwa ada hubungan antara produk, harga, tempat, orang, proses, dan bukti

fisik dengan minat memanfaatkan ulang pelayanan.

2.9. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang mendasari penelitian ini

dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Variabel Hasil Metode

Analisis

1. Angeline

Dewi

Suhendro

Tesis - Faktor-faktor

yang berhubungan

dengan minat kunjungan

ulang pelayanan

antenatal di poliklinik

kebidanan RS Islam

Sunan Kudus tahun

2013.

Produk

(dokter),

biaya, tempat

(akses tempat

pelayanan).

Ada hubungan

antara biaya

(p=0,0001)

dengan minat

kunjungan

ulang dan tidak

ada hubungan

antara

pelayanan

dokter

(p=0,054) dan

akses tempat

pelayanan

(p=0,32)

dengan minat

kunjungan

ulang.

Chi-Square

Page 41: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

30

No. Peneliti Judul Variabel Hasil

Metode

Analisis

2. Esti Yuandari Tesis – Hubungan Mutu

Pelayanan Perawat,

Harga Dan Fasilitas

Dengan Minat

Pemanfaatan Ulang

Pasien Rawat Inap Di

Rumah Sakit Sari Mulia

Banjarmasin Tahun

2013

Mutu

pelayanan

perawat,

harga,

fasilitas

Ada hubungan

antara mutu

pelayanan

perawat

(p=0,000),

harga (p=0,031)

dan fasilitas

(p=0,024)

dengan minat

pemanfaatan

ulang.

Chi- Square

dan Regresi

Logistik

3. Reallyani Tesis - Analisis Faktor-

Faktor Penentu Minat

Berkunjung Ulang di

Poliklinik Spesialis

Instalasi Rawat Jalan

RSUD Kayuagung

Tahun 2003

Tarif,

informasi,

sarana fisik,

kualitas

pelayanan,

dokter

Ada hubungan

antara tarif

(p=0,033),

informasi

(p=0,0001),

sarana fisik

(p=0,019), dan

pelayanan

(p=0,004)

dengan minat

berkunjung

ulang.

Chi-Square

dan Regresi

Logistik

Page 42: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

31

Berdasarkan hasil penelitian Angeline Dewi (2013) diketahui bahwa ada

hubungan antara biaya dengan minat kunjungan ulang pasien. Selanjutnya, pada

penelitian Esti Yuandari (2013) diketahui bahwa ada hubungan antara harga dan

fasilitas dengan minat pemanfaatan ulang pasien. Pada penelitian Reallyani (2003)

diketahui bahwa ada hubungan antara tarif, informasi, sarana fisik, dan pelayanan

dengan minat berkunjung ulang pasien.

No. Peneliti Judul Variabel Hasil

Metode

Analisis

4. Fransiska

Ambarwati

Tri Indarti

Skripsi - Hubungan

Bauran Pemasaran

Dengan Minat

Memanfaatkan Ulang

Pelayanan Medical

Check Up RS Panti

Wilasa Citarum

Semarang Tahun 2007

Produk,

harga,

tempat,

promosi,

orang,

proses, bukti

fisik

Ada hubungan

antara produk,

harga, tempat,

orang, proses,

dan bukti fisik

dengan minat

memanfaatkan

ulang

pelayanan.

Chi-Square

5. Tri Yuliastuti Skripsi - Hubungan

Antara Persepsi

Terhadap Kualitas

Pelayanan Dengan

Minat Kunjungan Ulang

Pasien Rawat Jalan Di

Ruang Okupasi Terapi

RS Orthopedi dr. H.

Soeharso Surakarta

Tahun 2009.

Pelayanan

terapis,

sarana, hasil

terapi.

Ada hubungan

antara sarana

(p=0.010) dan

hasil terapi

(p=0.067)

dengan minat

kunjungan

ulang pasien.

Pearson

Product

Moment

Page 43: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

32

Pada penelitian Fransiska Ambarwati (2007) diketahui bahwa ada hubungan

antara produk, harga, tempat, orang, proses, dan bukti fisik dengan minat

memanfaatkan ulang pelayanan pada pasien. Dan pada penelitian Tri Yuliastuti

(2009) diketahui bahwa ada hubungan antara sarana dengan minat kunjungan ulang

pasien.

2.10. Kerangka Teori Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Minat

Kunjungan Ulang

Berdasarkan pembahasan di atas, maka didapatkan kerangka teori

faktor-faktor yang berhubungan dengan minat kunjungan ulang. Kerangka

teori dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2. 3

Kerangka Teori

Sumber : Payne (2001), Kotler dan Keller (2009)

Minat Kunjungan

Ulang

Produk

Harga

Tempat

Promosi

Bauran Pemasaran

Page 44: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

33

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Dari latar belakang masalah dan tinjauan pustaka telah diuraikan

bahwa bauran pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2008) adalah

kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan

untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran, bauran

pemasaran terdiri dari empat unsur.

Assael (2002) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi minat beli ulang konsumen salah satunya adalah stimulus

pemasaran. Selanjutnya, Payne (2001) juga menyatakan bahwa untuk

meningkatkan minat beli ulang perlu diperhatikan empat komponen

kunci pemasaran yakni produk, harga, tempat, dan promosi.

Tujuan dari penelitian adalah mengetahui apakah faktor-faktor

bauran pemasaran jasa berhubungan dengan minat kunjungan ulang pada

pasien klinik bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014.

Berdasarkan teori-teori diatas, maka kerangka konsep dari

penelitian ini dapat digambarkan seperti di bawah ini:

Page 45: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

34

Gambar 3.1

Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional

Definisi operasional menurut Sugiyono (2010) adalah segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian

ditarik kesimpulannya. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah variabel bebas (independent variable).

Minat Kunjungan

Ulang pada Pasien

Klinik Bobath di RS

Hermina Bekasi

Tahun 2014

Bauran Pemasaran

Produk

Harga

Tempat

Promosi

Page 46: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

35

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Produk (Product) X1

b. Harga (Price) X2

c. Promosi (Promotion) X3

d. Lokasi (Place) X4

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat kunjungan ulang

pada pasien klinik bobath di RS Hermina Bekasi tahun 2014. Untuk

meneliti hubungan faktor-faktor bauran pemasaran dengan minat

kunjungan ulang pada pasien klinik bobath di RS Hermina Bekasi, maka

ditentukan operasional variabel.

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis,

indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian,

sehingga pengujian dapat dilakukan secara benar, sesuai dengan judul

penelitian. Definisi operasional variable dapat dilihat di Tabel 3.1.

Page 47: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

36

Tabel 3.1

Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Pengukuran

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

Variabel Independen

1 Minat

kunjungan

ulang

Keinginan

konsumen klinik

bobath RS

Hermina Bekasi

untuk melakukan

kunjungan kembali

berdasarkan atas

pengalaman.

Kuisioner 0. Minat

1. Tidak

minat

Ordinal

Variabel Dependen

1 Produk

(Product) X1

Layanan jasa yang

diberikan oleh

rumah sakit kepada

pasien dari mulai

datang sampai

meninggalkan

rumah sakit.

Komponen produk

meliputi kualitas

dan layanan.

Kuisioner 0. Baik

1.

Kurang baik

Ordinal

Page 48: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

37

No Variabel Definisi

Pengukuran

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

2 Harga (Price)

X2

Total biaya atau

harga yang harus

dibayarkan pasien

rumah sakit untuk

suatu manfaat yang

didapatkan atas

pengkonsumsian

dan penggunaan

jasa rumah sakit.

Komponen harga

meliputi harga

terdaftar,

flexibility, dan

price level.

Kuisioner 0.

Terjangkau

1. Tidak

terjangkau

Ordinal

3 Tempat (Place)

X3

Tempat dimana

rumah sakit

tersebut melakukan

operasional

jasanya.

Komponen tempat

meliputi lokasi dan

transportasi.

Kuisioner 0. Baik

1.

Kurang baik

Ordinal

Page 49: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

38

No Variabel Definisi

Pengukuran

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

4 Promosi

(Promotion) X4

Kegiatan

pemasaran yang

dilakukan pihak

rumah sakit

melalui media

promosi yakni

brosur, banner,

spanduk, seminar,

dan website.

Komponen

promosi meliputi

promosi penjualan,

periklanan, dan

hubungan

masyarakat.

Kuisioner 0. Baik

1.

Kurang baik

Ordinal

Page 50: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

39

3.3. Hipotesis

Hipotesis menurut Ginting dan Situmorang (2008) adalah

kesimpulan yang diperoleh dari penyusunan kerangka pikiran,

berupa proposisi yang deduksi. Merumuskan hipotesis berarti

membentuk proposisi yang sesuai dengan kemungkinan-

kemungkinannya serta tingkat-tingkat kebenarannya. Dari uraian

diatas, maka ditarik hipotesis sebagai berikut:

Ha :

1. Ada hubungan antara faktor bauran pemasaran jasa produk

dengan minat kunjungan ulang pada pasien klinik bobath di RS

Hermina Bekasi pada tahun 2014.

2. Ada hubungan antara faktor bauran pemasaran jasa harga dengan

minat kunjungan ulang pada pasien klinik bobath di RS Hermina

Bekasi pada tahun 2014.

3. Ada hubungan antara faktor bauran pemasaran jasa tempat

dengan minat kunjungan ulang pada pasien klinik bobath di RS

Hermina Bekasi pada tahun 2014.

4. Ada hubungan antara faktor bauran pemasaran jasa promosi

dengan minat kunjungan ulang pada pasien klinik bobath di RS

Hermina Bekasi pada tahun 2014.

Page 51: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

40

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode survei.

Penelitian kuantitatif bermaksud untuk memberikan penjelasan hubungan

kualitas antara variabel melalui pengujian hipotesis pada judul penelitian

“Faktor-Faktor Bauran Pemasaran yang Berhubungan dengan Minat Kunjungan

Ulang pada Pasien Klinik Bobath di RS Hermina Bekasi Tahun 2014”.

Selanjutnya pendekatan waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross

sectional.

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Klinik Bobath RS Hermina Bekasi yang

berlokasi di Jalan Kemakmuran No. 39, Bekasi selama bulan Juni 2014. Adapun

lokasi penelitian adalah klinik Bobath yang terletak di lantai 5 rumah sakit.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2013) adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

kemudian ditarik kesimpulannya.

Page 52: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

41

Jumlah kunjungan pasien anak di klinik bobath pada tahun 2013 tercatat

sebanyak 6179 kunjungan (Januari hingga Desember 2013).

4.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Arikunto, 2010). Prosedur pemilihan sampel pada penelitian ini adalah

systematic random sampling dengan urutan pengambilan sampel sistematis

dimana hanya sampel pertama yang dipilih acak, untuk sampel selanjutnya

ditentukan berdasarkan ketentuan berikut: s, s + k, s + 2k, s + 3k,......, s +

nk hingga mencapai jumlah sampel minimum.

Kriteria inklusi yang dibuat untuk responden adalah:

a. Tercatat sebagai pasien klinik bobath RS Hermina Bekasi.

b. Responden dalam hal ini diwakili oleh orang tua atau keluarga pasien.

c. Telah mendapatkan pelayanan minimal satu kali.

d. Bersedia mengisi kuisioner.

Kriteria eksklusi responden dalam penelitian ini adalah:

a. Pasien peserta asuransi yang tidak memiliki pilihan lain selain RS

Hermina Bekasi

b. Tidak bersedia mengisi kuisioner.

Untuk menghitung minimum besarnya sampel yang dibutuhkan

bagi ketepatan (accuracy) penelitian ini menggunakan rumus uji beda dua

proporsi (Dahlan, 2010) berikut ini:

Page 53: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

42

n =

Dengan keterangan:

n = Jumlah sampel minimal yang diperlukan

Z = Derajat kemaknaan, pada dua sisi (two tail) yaitu sebesar

5%= 1,96

Z = Kekuatan uji 1- , yaitu sebesar 95%= 0, 84

P1 : Proporsi persepsi responden baik dan berminat melakukan

kunjungan ulang sebesar 0.45 dari penelitian terdahulu (Yuliastuti, 2009)

P2 : Proporsi persepsi responden kurang baik dan berminat

melakukan kunjungan ulang sebesar 0,54 dari penelitian terdahulu

(Yuliastuti, 2009)

Q1 : 1 – P1

Q2 : 1 – P2

P1-P2 : selisih proporsi minimal = 0.2

P : Rata-rata proporsi

Q : 1 – P

Maka jumlah sampel minimal yang dibutuhkan adalah:

Page 54: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

43

Persentase responden yang tidak berminat = 67,6% (Yuliastuti, 2009)

’ = 119,8

4.4. Jenis dan Sumber Data

Menurut I Made Wirartha (2006) sumber data penelitian adalah

asal perolehan data penelitian, perlu dijelaskan, primer maupun sekunder.

Pada penelitian ini, sumber data yang digunakan dibagi menjadi dua jenis

yaitu :

a. Data primer

Menurut Sugiyono (2011) data primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data pada pengumpul data, selanjutnya

menurut Supramono dan Haryanto (2005) data primer adalah

pengumpulan data melalui penelitian lapangan dan mengolahnya

sendiri. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

dari hasil pengisian kuisioner dari para responden.

Page 55: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

44

b. Data sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara

membaca, mempelajari, dan memahami melalui media lain yang

bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen perusahaan.

(Sugiyono, 2011). Data sekunder dalam penelitian ini adalah profil

rumah sakit, buku tarif rumah sakit, dokumen ketenagaan SDM, dan

dokumen kunjungan pasien, serta data terkait bauran pemasaran

klinik Bobath.

4.5. Metode Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013) dalam penelitian survei teknik atau metode

pengumpulan data yang digunakan adalah test, kuisioner, wawancara,

dan observasi tertutup.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

a. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan

peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan dari responden

berkaitan dengan tujuan penelitian. Pedoman untuk melakukan

wawancara pada penelitian ini adalah kuisioner (questionnaire).

Kuisioner menurut Sugiyono (2011) merupakan teknik pengumpulan

data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

Page 56: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

45

tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Alasan penggunaan

kuisioner adalah untuk memperoleh informasi yang relevan serta data

yang valid dan reliable menggunakan alat ukur yakni kuisioner.

Kuisioner dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Kuisioner

ini diadaptasi dari:

a. Defriadi (2003) tesis yang berjudul “Faktor Faktor yang

Berhubungan Dengan Kepuasan dan Minat Kunjungan Ulang

Pasien Rawat Jalan Pada Poliklinik Obstetri Dan Ginekologi

RSUD Kayuagung Tahun 2003”.

b. Reallyani (2003) tesis yang berjudul "Analisis Faktor-Faktor

Penentu Minat Berkunjung Ulang di Poliklinik Spesialis Instalasi

Rawa Jalan RSUD Kayuagung Tahun 2003".

Modifikasi isi kuisioner mengacu pada KMK No. 378 tentang

Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik serta Pedoman Teknis

Bangunan Rumah Sakit Ruang Rehabilitasi Medik (2012) oleh

Kementrian Kesehatan RI. Dalam penelitian ini responden adalah

orang tua pasien yang memanfaatkan pelayanan klinik bobath di RS

Hermina Bekasi.

Jenis skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini

adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi sesorang atau kelompok orang tentang fenomena

sosial. Melalui skala Likert variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

Page 57: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

46

indikator variabel kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak ukur

untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan.

(Sugiyono, 2011).

Untuk pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus

menggambarkan mendukung pernyataan item positif (favourable) atau

tidak mendukung pernyataan item negatif (unfavourable). Skor atas

pilihan jawaban untuk kuisioner yang diajukan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Skor Pernyataan

No. Keterangan Skor

1. Sangat Setuju 5

2. Setuju 4

3. Kurang Setuju 3

4. Tidak Setuju 2

5. Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Sugiyono, 2011.

Namun pada penelitian ini item kurang setuju tidak digunakan. Hal

ini dilakukan demi mencegah jawaban netral atau jawaban ragu-ragu.

Page 58: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

47

Produk dikategorikan baik apabila total skor responden melebihi

angka mean total keseluruhan skor produk dan dikategorikan kurang

baik apabila kurang dari angka mean, harga dikategorikan terjangkau

apabila total skor responden melebihi angka mean total keseluruhan

skor harga dan dikategorikan tidak terjangkau apabila kurang dari

angka mean, tempat dikategorikan baik apabila total skor responden

melebihi angka mean total keseluruhan skor tempat dan dikategorikan

kurang baik apabila kurang dari angka mean, promosi dikategorikan

baik apabila total skor responden melebihi angka mean total

keseluruhan skor promosi dan dikategorikan tidak terjangkau apabila

kurang dari angka mean.

b. Telaah Dokumen

Dokumen dalam Sugiyono (2011) adalah catatan peristiwa yang

sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-

karya dari seseorang. Telaah dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan metode kuisioner dalam penelitian kuntitatif. Dokumen

yang ditelaah dalam penelitian ini adalah dokumen yang terkait

dengan bauran pemasaran klinik Bobath, antara lain: profil rumah

sakit, buku tarif rumah sakit, dokumen ketenagaan SDM, serta

dokumen kunjungan pasien.

Page 59: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

48

4.6. Uji Validitas dan Reliabilitas

4.6.1. Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu

mengukur apa yang di ukur.

Suatu alat pengukur dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Ginting dan Situmorang,

2008). Untuk menguji validitas konstruk, dilakukan dengan cara

mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor total. Masing-

masing item (skor butir) dilihat harga korelasinya.

Bila harga korelasi positif dan r > = 0.30 maka butir instrumen tersebut

dinyatakan valid atau memiliki validitas konstruk yang baik (Situmorang

dkk, 2008). Perhitungan dilakukan dengan rumus korelasi Product

Moment kemudian membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung

dari variabel penelitian dengan r tabel. Rumus korelasi Product Moment

(Korelasi Pearson) adalah (Sugiyono, 2011) :

r hitung =

Keterangan :

r = Koefisien korelasi

N = jumlah responden

X = skor tiap item pertanyaan

Y = skor total

XY = hasil kali skor X dan Y untuk setiap responden

Page 60: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

49

X2 = kuadrat skor tiap item pertanyaan

Y2 = kuadrat skor total

Keputusan hasil dengan melihat r hitung. Pengujian validitas dilakukan

dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika rhitung>rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid.

2. Jika rhitung<rtabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid. (Situmorang

dkk, 2008).

Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini

menggunakan bantuan software SPSS (Statistical Package for the Social

Science) 16.0 for windows. Penyebaran kuisioner khusus dalam uji

validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang responden pasien

rumah sakit diluar dari responden penelitian. Nilai r tabel dengan

ketentuan df (jumlah kasus) = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5%

angka yang diperoleh adalah 0.361. Hasil uji validitas dapat dilihat di

Tabel 4.2.

Page 61: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

50

Tabel 4.2

Hasil Uji Validitas

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach’s

Alpha if Item

Deleted

Keterangan

P1 77.27 83.995 .628 .908 Valid

P2 77.07 85.237 .707 .908 Valid

P3 77.23 86.806 .489 .911 Valid

P4 77.00 85.793 .493 .911 Valid

P5 77.07 81.306 .654 .908 Valid

P6 77.27 83.237 .598 .909 Valid

P7 77.10 84.990 .488 .911 Valid

P8 77.37 86.585 .416 .912 Valid

P9 77.07 85.168 .631 .909 Valid

P10 77.20 84.579 .541 .910 Valid

P11 77.27 82.823 .794 .906 Valid

P12 77.17 88.626 .372 .912 Valid

P13 77.40 87.490 .427 .912 Valid

P14 77.23 87.289 .442 .911 Valid

P15 77.10 87.541 .447 .911 Valid

P16 77.30 88.424 .379 .912 Valid

P17 77.07 87.582 .360 .913 Valid

P18 76.87 87.637 .451 .911 Valid

P19 77.07 87.099 .402 .912 Valid

P20 77.00 87.034 .557 .910 Valid

P21 77.20 87.062 .468 .911 Valid

P22 77.47 84.878 .490 .911 Valid

P23 77.37 88.240 .402 .912 Valid

P24 77.23 88.254 .349 .913 Valid

P25 77.20 86.855 .560 .910 Valid

P26 76.97 89.413 .383 .912 Valid

P27 77.27 87.444 .380 .913 Valid Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0

Page 62: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

51

Setelah dilakukan pengujian didapati bahwa seluruh pernyataan

dinyatakan valid, selanjutnya dilakukan uji Reliabilitas.

4.6.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah kestabilan alat ukur. Suatu alat ukur dapat

dikatakan reliabel bila dapat memberikan hasil yang sama pada saat

dipakai untuk mengukur ulang obyek yang sama. Uji reliabilitas adalah

suatu cara untuk melihat apakah alat ukur dalam hal ini kuisioner akan

memberikan hasil yang sama apabila pengukuran dilakukan secara

berulang-ulang. Pengukuran variabel hanya dilakukan sekali saja dan

kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur

korelasi antar jawaban pertanyaan.

Pengukuran reliabilitas menggunakan uji statistik Cronbach Alpha

dengan menggunakan bantuan komputer (Sugiyono, 2011). Menurut

Ghozali dalam Situmorang dkk. (2008), pengujian dilakukan dengan

menggunakan program SPSS. Suatu konstruk variabel dinyatakan

reliable jika nilai Cronbach alpha > 0,60.

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika r alpha > r tabel, maka kuesioner reliabel.

b. Jika r alpha < r tabel, maka kuesioner tidak reliabel.

Page 63: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

52

Pertanyaan dinyatakan reliabel apabila jika memberikan nilai Cronbach

alpha > 0,60. Nilai hasil uji reliabilitas dapat dilihat di Tabel 4.3.

Tabel 4.3

Uji Reliabilitas (Reliability Statistics)

Cronbach Alpha N of Items

0.910 27

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0

Pada 27 pertanyaan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui

bahwa koefisien alpha adalah sebesar 0.914. Ini berarti 0.914 > 0,60

sehingga dapat disimpulkan bahwa kuisioner tersebut telah reliable dan

dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrument

penelitian.

Page 64: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

53

4.7. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul langkah-langkah, maka dilakukan pengolahan

data. Notoatmodjo (2010) menjabarkan pengolahan data menggunakan komputer

melalui tahap-tahap sebagai berikut:

a. Editing

Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau

kuesioner.

b. Coding

Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka

atau bilangan.

c. Processing atau Data Entry

Data yang sudah dalam bentuk kode dimasukkan ke dalam software komputer.

d. Cleaning

Proses cleaning meliputi mengecek kembali untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian

dilakukan pembetulan atau koreksi.

4.8. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah

data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul (Sugiyono, 2013).

Page 65: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

54

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya

dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase

dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini analisis

univariat akan digunakan untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan

presentase informasi mengenai klinik bobath RS Hermina Bekasi serta

jumlah kunjungan pasien ke klinik bobath.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang

diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010). Analisis bivariat

pada penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan faktor-faktor bauran

pemasaran yakni produk, harga, tempat, promosi, orang atau sumber daya

manusia, proses, dan bukti fisik yang berhubungan dengan minat kunjungan

ulang pasien. Analisis bivariat menggunakan uji statistik yakni uji Chi

Square. Berikut rumus untuk uji chi-square (Sugiyono, 2011) :

X2 = ∑

Page 66: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

55

Keterangan:

X2 = Chi kuadrat

O = nilai observasi

E = nilai ekspektasi (harapan)

4.9. Penyajian Data

Cara penyajian data dalam penelitian dilakukan melalui berbagai

bentuk. Pada umumnya dikelompokkan menjadi tiga, yakni penyajian dalam

bentuk teks (textular), penyajian dalam bentuk tabel, dan penyajian dalam

bentuk grafik. Dalam penelitian ini data akan disajikan dalam bentuk tabel.

Penyajian data dalam bentuk tabel adalah suatu penyajian yang sistematik

daripada data numerik, yang tersusun dalam kolom atau jajaran. Tabel yang

akan disajikan dalam penelitian ini adalah tabel univariat, tabel bivariat, dan

tabel multivariat. Tabel univariat adalah suatu tabel yang menggambarkan

penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi untuk satu variabel saja

(Notoatmodjo, 2010). Tabel univariat dalam penelitian ini berisikan

distribusi frekuensi dan presentase umur, jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan, informasi mengenai klinik bobath RS Hermina Bekasi, serta

jumlah kunjungan pasien ke klinik bobath.

Page 67: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

56

Tabel bivariat adalah suatu tabel yang menyajikan data dari dua variabel

secara silang. Tabel bivariat pada penelitian ini berisikan hubungan masing-

masing variabel independen dengan variabel dependen.

Page 68: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

57

BAB V

HASIL PENELITIAN

Penelitian tentang faktor-faktor bauran pemasaran jasa dengan minat

kunjungan ulang pasien klinik bobath RS Hermina Bekasi ini dilakukan pada

mulai bulan Juli hingga Agustus 2014. Penelitian ini menggunakan metode cross

sectional. Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 120 responden menjawab

kuisioner langsung.

Hasil penelitian disajikan dalam dua bentuk analisis, yaitu analisis

univariat dan analisis bivariat. Pada tahap univariat disajikan gambaran distribusi

frekuensi dari seluruh data yang diteliti. Analisis bivariat dilakukan untuk melihat

ada tidaknya hubungan antara setiap variabel independen dengan variabel

dependen.

5.1. Gambaran Umum RS Hermina Bekasi

Rumah Sakit Hermina atau lebih terkenal dengan nama Rumah

Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Hermina, merupakan salah satu rumah sakit

swasta yang secara khusus menangani berbagai macam pelayanan

berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak. Hadirnya Rumah Sakit Hermina

ini tak lepas dari peran seorang wanita yang berhati mulia yaitu bernama

Hermina Sulaiman, yang ingin menurunkan kasus tingginya angka

kematian ketika proses persalinan.

Page 69: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

58

Untuk mengurangi kasus serupa beliau mendirikan sebuah rumah

sakit bersalin di Jalan Raya Jatinegara Barat nomor 126, Jakarta Timur

dengan nama RB Djatinegara pada tahun 1967.Awalnya, rumah bersalin

ini hanya memiliki kapasitas pelayanan sebanyak 7 buah tempat tidur

namun berkat kegigihan dan kerja kerasnya, wanita ini berhasil

mengembangakan dan memperbanyak kapasitas pelayanan persalinan

hingga 13 tempat tidur. Bersama dengan Dr.Budiono Wibowo, seorang

dokter spesialis kebidanan dan kandungan, wanita ini terus

mengembangkan pelayanan rumah sakit. Keinginan yang kuat dari wanita

ini mendorongnya untuk membentuk Yayasan Hermina. Saat 25 April

1985, sekaligus sebagai tanggal resmi didirikannya RSB Hermina yang

kemudian memperoleh izin membangun Rumah Sakit Bersalin Hermina..

Pada tahun 1991, seiring semakin bertambahnya lahan dan jumlah

bangunan rumah sakit, RSB Hermina mengembangkan pelayanannya

tidak hanya sebatas pada pelayanan kandungan, tetapi mencakup

pelayanan terhadap anak-anak. Atas dasar itulah, RSB Hermina pun mulai

berganti nama menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina.

Agar memudahkan masyarakat luas untuk mendapatkan

pelayanannya, sejak 1996, RSIA Hermina mulai membangun cabang.

Adapun cabang-cabang rumah sakit ini tersebar dibeberapa tempat.

Sampai saat ini RS dan RSIA Hermina masih dipercaya oleh masyarakat

dan selalu menjadi tujuan bagi masyarakat sekitar, salah satunya RS

Hermina Bekasi.

Page 70: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

59

5.2. Profil Rumah Sakit Hermina Bekasi

RSIA HERMINA group adalah RS swasta sosio-ekonomi yang

mengkhususkan diri dalam bidang pelayanan spesialistik kebidanan

penyakit kandungan dan kesehatan anak, serta ditunjang dengan unit-unit

pelayanan spesialistik lain Dalam menjalankan fungsinya, RSIA

HERMINA Group memberikan pelayanan kesehatan untuk wanita dan

anak, pelayanan kesehatan diberikan secara optimal dan profesional bagi

pasien, keluarga pasien dan dokter-dokter provider. Dalam upaya

mencapai pelayanan yang optimal dan profesional ini, maka secara

konsisten dan berkesinambungan manajemen RSIA HERMINA Group

menjalankan program-program peningkatan mutu dan pengawasan pada

semua bidang pelayanan untuk menunjang upaya peningkatan mutu

pelayanan dibentuk Departemen Pengembangan RS dan Departemen

Pendidikan dan pelatihan.

RS Hermina Bekasi berhasil meraih gelar paripurna dari KARS

(Komite Akreditasi Rumah Sakit) pada tahun 2013. Saat ini Rumah Sakit

Hermina Bekasi merupakan Rumah Sakit Tipe B dengan 205 bed.

5.3.Visi, Misi, Motto, dan Tujuan RS Hermina Bekasi

5.3.1. Visi

“Menjadikan RS Hermina Bekasi sebagai Rumah Sakit terkemuka di

wilayah cakupannya dan mampu bersaing di era globalisasi dengan

unggulan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.”

Page 71: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

60

Visi ini menunjukan bahwa RS Hermina Bekasi ingin menjadi rumah

sakit paling unggul diwilayah Bekasi dan bisa bersaing di perkembangan

jaman yang semakin maju dengan teknologinya dan menjadi rumah sakit

yang terbaik dalam pelayanan kesahatan ibu dan anak.

5.3.2. Misi

“Melakukan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan mutu pelayanan

kepada pelanggan.”

“Melakukan pendidikan dan pelatihan kepada para karyawan agar

mampu memberikan pelayanan yang profesional.”

“Melakukan pengelolaan rumah sakit secara profesional agar tercapai

efisiensi dan efektifitas yang tinggi.”

Misi ini menunjukan bahwa RS Hermina Bekasi akan selalu

meningkatkan mutu pelayanannya kepada pelanggan agar para pelanggan

selalu puas dengan apa yang diberikan oleh RS Hermina Bekasi, dan juga

RS Hermina Bekasi akan selalu mendidik dan memberikan pelatihan

kepada para karyawannya agar para karyawannya dapat memeberikan

pelayanan yang profesional kepada para pelanggan dan selanjutnya RS

Hermina Bekasi berupaya untuk mengelola rumah sakit dengan

profesional dan manajemen yang sehat sehingga yang dilaksanakan oleh

rumah sakit selalu efefktif dan efisien.

Page 72: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

61

5.3.3. Motto

“Mengutamakan Mutu dalam Pelayanan.” Motto ini menggambarkan

RS Hermina Bekasi akan selalu mengutamakan pelayanan yang baik,

karena dengan begitu para pelanggan akan selalu berkesan dan tidak

kecewa dengan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit.

5.3.4. Tujuan

“Mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi semua

lapisan masyarakat melalui pemeliharaan kesehatan secara preventif,

promotif, kuratif, dan rehabilitative yang dilaksanakan secara

menyeluruh.”

“Memberikan pelayanan kesehatan kepada semua lapisan

masyarakat.”

Tujuan ini menggambarkan bahwa rumah sakit akan selalu

memberikan pelayanan kesehatan tanpa membeda-bedakan masyarakat

dan memperhatikan kepada kegiatan pencegahan terhadap masalah

kesehatan, melakukan promosi kesehatan, melakukan pengobatan untuk

penyembuhan, pengurangan, penderitaan akibat penyakit, dan

mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat

berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat.

Page 73: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

62

5.4.Gambaran Minat Kunjungan Ulang Terhadap Faktor-Faktor Bauran

Pemasaran

Minat kunjungan ulang menurut Umar (2003) adalah perilaku yang

muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan

pelanggan untuk melakukan pembelian ulang.. Berdasarkan hasil analisis

univariat mengenai gambaran minat kunjungan ulang terhadap factor-faktor

bauran pemasaran di klinik bobath RS Hermina Bekasi pada bulan Juli hingga

Agustus 2014 didapati bahwa:

Tabel 5.1

Gambaran Minat Kunjungan Ulang Terhadap Faktor-Faktor Bauran

Pemasaran pada Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014

Variabel Kategori Jumlah

Minat Kunjungan Ulang Minat 56 (47%)

Tidak Minat 64 (53%)

Total 120 (100%)

Produk Baik 67 (56%)

Tidak Baik 53 (44%)

Total 120 (100%)

Harga Terjangkau 42 (35%)

Tidak Terjangkau 78 (65%)

Total 120 (100%)

Tempat Baik 67 (56%)

Tidak Baik 53 (44%)

Total 120 (100%)

Promosi Baik 72 (60%)

Tidak Baik 48 (40%)

Total 120 (100%) Sumber: Pengolahan Data SPSS (Agustus 2014)

Page 74: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

63

Berdasarkan Tabel 5.1 diketahui bahwa terdapat 64(53%) responden yang

menyatakan tidak berminat melakukan kunjungan ulang. Untuk variable

produk, terdapat 27 (40,3%) responden menyatakan produk termasuk dalam

kategori baik namun mereka tidak berminat melakukan kunjungan ulang,

sedangkan responden yang menyatakan produk termasuk dalam kategori tidak

baik dan tidak berminat adalah sebesar 37 (69,8%) responden. Kemudian,

untuk variable harga, terdapat 20 (47,6%) responden menyatakan bahwa

harga yang ditetapkan rumah sakit dinilai terjangkau, sedangkan responden

yang menyatakan harga tidak terjangkau dan tidak berminat melakukan

kunjungan ulang adalah sebesar 44 (56,4%) responden. Sementara itu, untuk

variable tempat, terdapat 25 (37,3%) responden yang menyatakan bahwa

tempat meliputi lokasi dan fasilitas rumah sakit dalam kategori baik namun

tidak berminat melakukan kunjungan ulang, sedangkan responden yang

menyatakan lokasi dan fasilitas rumah sakit dalam kategori tidak baik dan

tidak berminat melakukan kunjungan ulang adalah sebesar 39 (73,6%). Untuk

variable promosi, terdapat 35 (40,3%) responden yang menyatakan bahwa

promosi yang dilakukan oleh rumah sakit dalam kategori baik tetapi tidak

berminat melakukan kunjungan ulang, sedangkan terdapat 64 (72,9%)

responden yang menyatakan bahwa promosi rumah sakit tidak baik dan tidak

berminat melakukan kunjungan ulang.

Page 75: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

64

5.5.Gambaran Faktor-Faktor Bauran Pemasaran dengan Minat Kunjungan

Ulang

Bauran pemasaran (marketing mix) menurut Kotler dan Armstrong

(2008) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan

perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran.

Bauran pemasaran terdiri dari empat komponen biasanya disebut “empat P

(4P)”, yaitu Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan Promotion

(Promosi).

Berdasarkan uji analisis hubungan faktor-faktor bauran pemasaran

dengan minat kunjungan ulang pada pasien klinik bobath RS Hermina Bekasi

tahun 2014 telah didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 5.2

Gambaran Faktor-Faktor Bauran Pemasaran dengan Minat Kunjungan

Ulang pada Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014

Variabel Kategori

P Value Minat Tidak Minat

Produk

0,002 Baik 40 (59,7%) 27 (40,3%)

Tidak Baik 16 (30,2%) 37 (69,8%)

Harga

0,466 Terjangkau 22 (52,4%) 20 (47,6%)

Tidak Terjangkau 34 (43,6%) 44 (56,4%)

Tempat

0,000 Baik 42 (62,7%) 25 (37,3%)

Tidak Baik 14 (26,4%) 39 (73,6%)

Promosi

0,001 Baik 43 (59,7%) 29 (40,3%)

Tidak Baik 13 (27,1%) 35 (72,9%) Sumber: Pengolahan Data SPSS (Agustus 2014)

Page 76: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

65

Berdasarkan Tabel 5.2, untuk variable produk, diperoleh nilai probabilitas

(P value) sebesar 0,002, artinya pada alpha 5% terdapat hubungan yang

signifikan antara produk dengan minat kunjungan ulang. Kemudian, untuk

variable harga, diperoleh nilai probabilitas (P value) sebesar 0,466, artinya pada

alpha 5% tidak terdapat hubungan antara harga dengan minat kunjungan ulang.

Sementara itu, untuk variable tempat, diperoleh nilai probabilitas (P

value) sebesar 0,000, artinya pada alpha 5% terdapat hubungan yang signifikan

antara tempat dengan minat kunjungan ulang. Untuk variable promosi, diperoleh

nilai probabilitas (P value) sebesar 0,001, artinya pada alpha 5% terdapat

hubungan yang signifikan antara promosi dengan minat kunjungan ulang.

Page 77: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

66

BAB VI

PEMBAHASAN

Pembahasan hasil penelitian terdiri dari keterbatasan penelitian dan hasil

penelitian yang diperoleh dari variable yang diteliti, dengan menggunakan

analisis univariat dan bivariat sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk

mengetahui faktor-faktor bauran pemasaran yang berhubungan dengan minat

kunjungan ulang pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi tahun 2014.

6.1. Keterbatasan Penelitian

Jumlah responden yang sedikit jika dibandingkan dengan jumlah

pasien keseluruhan juga merupakan keterbatasan dalam penelitian ini,

untuk menganulirnya dilakukan teknik systematic random sampling agar

menghindari data yang homogen. Serta tidak adanya instrumen penelitian

yang baku untuk pengumpulan data primer (kuesioner). Maka untuk

mengantisipasi hal tersebut, sebelum pelaksanaan penelitian terlebih

dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap instrumen

penelitian.

Page 78: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

67

6.2. Gambaran Faktor-Faktor Bauran Pemasaran

6.2.1. Produk

Berdasarkan Tabel 5.1 diketahui bahwa produk di Klinik

Bobath RS Hermina Bekasi dalam kategori baik menurut 67 (56%)

dari 120 pengunjung.

Menyediakan produk yang baik penting bagi RS Hermina

Bekasi khususnya Klinik Bobath yang merupakan salah satu

layanan unggulan Hermina Hospital Group karena produk

merupakan pertimbangan utama pengunjung memilih suatu

pelayanan. Hal ini didukung oleh teori Kotler dan Armstrong

(2003) yang menyatakan bahwa produk akan menjadi bahan

pertimbangan seseorang dalam memilih satu dari beberapa

alternatif pilihan. Keuntungan bagi rumah sakit apabila

menyediakan produk yang baik adalah peningkatan jumlah

kunjungan yang berdampak pada peningkatan tingkat pendapatan.

Dalam rangka menciptakan produk yang baik, RS Hermina

Bekasi dapat melihat hasil jawaban responden dalam pertanyaan

mengenai produk untuk menekankan poin yang perlu diperbaiki

demi menciptakan produk yang baik.

Page 79: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

68

Tanggapan responden mayoritas positif (setuju dan sangat

setuju) terhadap beberapa hal dari produk di Klinik Bobath RS

Hermina Bekasi, diantaranya responden merasa senang karena

dokter dan perawat ada pada jam praktek, responden juga merasa

dihargai karena dokter, perawat, dan petugas administrasi bersikap

ramah dan sopan saat melayani, selanjutnya responden juga setuju

dokter memberikan informasi yang jelas, dari segi ketepatan

waktu, responden senang karena dokter datang tepat waktu dan

pengunjung tidak perlu menunggu lama dalam mengantri.

Meskipun demikian, masih adanya hal dalam produk yang perlu

ditingkatkan oleh Klinik Bobath RS Hermina Bekasi.

Sebaiknya Klinik Bobath RS Hermina Bekasi

mempertahankan hal dari produknya yang sudah baik yaitu dokter

memberikan informasi yang jelas, selain merupakan kewajiban

seorang dokter untuk menjelaskan informasi kepada pasien, pasien

juga akan merasa dihargai dengan perhatian yang diberikan oleh

dokter.

Hal yang perlu ditingkatkan Klinik Bobath RS Hermina

Bekasi untuk menciptakan produk yang baik dapat dilihat

berdasarkan hasil. Hasil menunjukkan terdapat 55 (46%)

responden merasa harus menunggu lama untuk mendapatkan

pelayanan, selain itu, 43 (36%) responden merasa dokter tidak

Page 80: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

69

datang tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditetapkan serta 53

(44%) responden merasa dokter tidak ada pada pada jam praktek.

Hasil tanggapan ketidaksetujuan responden perlu diperbaiki

karena mencerminkan produk Klinik Bobath RS Hermina Bekasi

di mata pengunjung. Rumah sakit tentu menginginkan sudut

pandang positif dari pengunjung, agar untuk selanjutnya dapat

menggunakan kembali pelayanan dari rumah sakit.

Perbaikan pada produk tersebut dapat dilakukan melalui

perbaikan penanganan pada dokter yang terlambat, bagian

Manajemen Pemasaran yang membawahi tim Front Office atau

bagian pendaftaran menugaskan bagian pendaftaran untuk

melakukan sistem pencatatan pada dokter yang terlambat untuk

selanjutnya dibuat laporan setiap bulannya agar dokter yang

terlambat diberikan peringatan dan sanksi jika diperlukan. Untuk

melakukan ini bagian Manajemen Pemasaran RS Hermina Bekasi

perlu bekerja sama dengan bagian Manajemen Pelayanan Medis

RS Hermina Bekasi selaku bagian yang mengatur kegiatan dokter

yang bertugas.

Page 81: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

70

6.2.2. Harga

Berdasarkan Tabel 5.1 diketahui bahwa harga di Klinik

Bobath RS Hermina Bekasi dalam kategori tidak terjangkau

menurut 78 (65%) dari 120 pengunjung.

Menetapkan harga yang terjangkau bagi pengunjung adalah

penting adanya bagi rumah sakit, namun rumah sakit juga tidak

bisa melupakan adanya tujuan-tujuan penetapan harga yang

dilakukan rumah sakit. Hartono (2010) menjelaskan bahwa rumah

sakit harus dilakukan rumah sakit adalah menentukan tujuan-

tujuan yang hendak dicapai dengan penetapan tariff/harga. Meski

rumah sakit ingin memberikan harga yang terjangkau namun tetap

harus mempertimbangkan tujuan rumah sakit agar rumah sakit

dapat tetap beroperasi.

Dalam rangka menawarkan harga yang tepat bagi

pengunjung, RS Hermina Bekasi dapat melihat hasil jawaban

responden dalam pertanyaan mengenai harga untuk melihat

tanggapan pengunjung terhadap harga yang telah ditetapkan oleh

RS Hermina Bekasi. Tanggapan responden mayoritas negative

(tidak setuju dan sangat tidak setuju) terhadap kesesuaian dan

keterjangkauan harga di Klinik Bobath RS Hermina Bekasi. Hasil

menunjukkan terdapat 68 (56%) responden merasa harga yang

diberikan rumah sakit tidak sesuai dengan pelayanan yang

Page 82: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

71

diberikan, dan 58 (48%) responden merasa harga di Klinik Bobath

RS Hermina Bekasi tidak terjangkau. Berdasarkan wawancara

dengan responden, diketahui bahwa harga di Klinik Bobath dirasa

tidak sesuai karena harga Klinik Bobath cukup mahal

dibandingkan dengan produk yang diberikan.

Namun rumah sakit tidak dapat serta merta menurunkan

tariff atau harga yang telah diberlakukan. Hartono (2010)

menjelaskan bahwa konsumen dapat menafsirkan bahwa

penurunan harga berarti menurunnya mutu pelayanan. Perbaikan

pada harga yang dapat dilakukan oleh Klinik Bobath RS Hermina

Bekasi adalah meningkatkan kualitas pada produk yang diberikan

pada pengunjung.

6.2.3. Tempat

Berdasarkan Tabel 5.1 diketahui bahwa harga di Klinik

Bobath RS Hermina Bekasi dalam kategori tidak terjangkau

menurut 78 (65%) dari 120 pengunjung.

Tempat menurut Tjiptono (2007) adalah keputusan distribusi

menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan

potensial. Tjiptono (2004) juga menjelaskan bahwa memilih

tempat dan lokasi memerlukan pertimbangan yang cermat,

Page 83: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

72

pertimbangan-pertimbangan tersebut adalah akses, visibilitas,

tempat parkir aman dan luas, ekspansi, lingkungan, persaingan,

dan peraturan pemerintah. Tempat dan lokasi RS Hermina Bekasi

saat ini telah memenuhi seluruh pertimbangan-pertimbangan

tersebut. Meskipun demikian, ada beberapa hal dalam tempat yang

perlu ditingkatkan oleh Klinik Bobath RS Hermina Bekasi.

Dalam rangka menciptakan tempat yang baik, RS Hermina

Bekasi dapat melihat hasil jawaban responden dalam pertanyaan

mengenai tempat untuk melihat pada poin-poin yang perlu

diperbaiki demi mendapatkan tempat yang baik. Tanggapan

responden mayoritas positif (setuju dan sangat setuju) terhadap

beberapa hal dari tempat di Klinik Bobath RS Hermina Bekasi,

diantaranya adalah responden merasa lokasi RS Hermina Bekasi

mudah dijangkau dan mudah ditemukan, akses yang mudah dalam

gedung untuk menuju ke Klinik Bobath RS Hermina Bekasi, ruang

tunggu Klinik Bobath yang nyaman, kemudahan akses menuju ke

kantin dan koperasi, toilet yang bersih, serta parkir yang aman dan

luas, maka poin-poin yang sudah dianggap baik dan ditanggapi

positif oleh pengunjung perlu dipertahankan seperti ruang tunggu

Klinik Bobath RS Hermina Bekasi yang nyaman, maka kebersihan

dan kenyamanan di ruang tunggu harus dipertahankan bahkan

ditingkatkan.

Page 84: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

73

Hal yang perlu ditingkatkan Klinik Bobath RS Hermina

Bekasi untuk menciptakan tempat yang baik dapat dilihat

berdasarkan hasil. Hasil menunjukkan terdapat 53 (44%)

responden merasa kesulitan menemukan kantin dan koperasi,

selain itu, 43 (36%) responden merasa toilet yang disediakan kotor,

dan 59 (49%) responden merasa parkir yang disediakan oleh

rumah sakit kurang aman dan luas.

Hasil tanggapan ketidaksetujuan responden perlu

diperbaiki karena mencerminkan tempat Klinik Bobath RS

Hermina Bekasi di mata pengunjung. Rumah sakit tentu

menginginkan pengunjung merasa nyaman selama menggunakan

jasa rumah sakit, agar untuk selanjutnya dapat menggunakan

kembali pelayanan dari rumah sakit.

Sebaiknya, perbaikan pada tempat dapat dilakukan melalui

penambahan signboard atau papan penunjuk di setiap lantai yang

menginformasikan fasilitas umum yang tersedia di rumah sakit,

karena menurut pengamatan peneliti papan penunjuk yang

disediakan oleh rumah sakit masih minim sehingga cukup

membingungkan terutama bagi pengunjung baru rumah sakit.

Selanjutnya, akan lebih baik jika tim Manajemen Rumah Tangga

yang bertugas menangani permasalahan internal rumah sakit

termasuk kebersihan area rumah sakit, selalu melakukan

Page 85: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

74

pemantauan pada petugas toilet, dan sebaiknya pihak rumah sakit

melakukan ekspansi area parkir bagi pengunjung untuk

meningkatkan kemanan dan kenyamanan pengunjung.

6.2.4. Promosi

Berdasarkan Tabel 5.1 diketahui bahwa promosi di Klinik

Bobath RS Hermina Bekasi dalam kategori baik menurut 72 (60%)

dari 120 pengunjung.

Menurut Hartono (2010) saat ini tidak cukup bagi rumah

sakit hanya menyediakan pelayanan yang menarik, namun harus

diiringi dengan upaya komunikasi dan motivasi terhadap pasar dan

publiknya. Segala sesuatu tentang rumah sakit penting untuk

diketahui oleh konsumen dan publik. Oleh sebab itu, penting bagi

RS Hermina Bekasi untuk meneliti kebutuhan dan peluang

komunikasi, serta mengembangkan program komunikasi yang

efektif dan efisien.

Untuk menciptakan promosi yang baik, RS Hermina Bekasi

dapat melihat hasil jawaban responden dalam pertanyaan mengenai

promosi untuk melihat pada poin-poin yang perlu dilakukan

perbaikan demi didapatkannya promosi yang baik. Tanggapan

responden mayoritas positif (setuju) terhadap beberapa hal dari

Page 86: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

75

promosi di Klinik Bobath RS Hermina Bekasi, diantaranya adalah

responden merasa pesan promosi yang disampaikan oleh Klinik

Bobath RS Hermina Bekasi menarik dan mudah dipahami, maka

hal ini harus dipertahankan bahkan ditingkatkan. Sementara itu,

tanggapan responden mayoritas negative (tidak setuju dan sangat

tidak setuju) terhadap informasi tentang Klinik Bobath, sehingga

hal ini harus diperbaiki.

Hal yang perlu ditingkatkan Klinik Bobath RS Hermina

Bekasi untuk menciptakan promosi yang baik dapat dilihat

berdasarkan hasil. Hasil menunjukkan terdapat 68 (57%)

responden merasa kesulitan mendapatkan informasi mengenai

Klinik Bobath, sementara itu, 44 (37%) responden merasa pesan

promosi Klinik Bobath RS Hermina Bekasi kurang menarik, dan

42 (35%) responden merasa pesan promosi Klinik Bobath RS

Hermina Bekasi tidak mudah dipahami.

Hasil tanggapan ketidaksetujuan responden perlu diperbaiki

karena mencerminkan promosi Klinik Bobath RS Hermina Bekasi

menurut pengunjung. Rumah sakit tentu menginginkan promosi

yang dilakukannya tepat guna dan tepat sasaran serta yang akan

berdampak pada peningkatan angka kunjungan dan pendapatan.

Hartono (2010) menjelaskan bahwa promosi yang tepat guna dan

Page 87: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

76

tepat sasaran sangat menguntungkan bagi rumah sakit agar

pengeluaran untuk promosi cost-effective.

Perbaikan pada promosi dapat dilakukan melalui evaluasi

iklan. Menurut Hartono (2010) evaluasi iklan dilakukan untuk

memastikan efektivitas penggunaan iklan. Evaluasi iklan

digunakan untuk memastikan efektivitas penggunaan iklan. Dalam

evaluasi iklan, tiga hal penting yang dinilai adalah bahan, media,

dan tingkat pengeluaran biaya, agar Klinik Bobath RS Hermina

Bekasi mendapatkan isi promosi, media promosi, dan biaya yang

tepat untuk menjangkau pelanggannya.

6.3. Gambaran Minat Kunjungan Ulang Berdasarkan Faktor-Faktor

Bauran Pemasaran

6.3.1. Gambaran Minat Kunjungan Ulang Berdasarkan Produk

Berdasarkan Tabel 5.2. diketahui bahwa ada hubungan

yang signifikan antara produk dengan minat kunjungan ulang di

Klinik Bobath RS Hermina Bekasi. Pengunjung Klinik Bobath RS

Hermina Bekasi. Hal ini menunjukkan bahwa produk yang

diberikan oleh Klinik Bobath RS Hermina Bekasi belum

sepenuhnya maksimal. Berdasarkan wawancara dengan responden

diketahui bahwa dokter belum memberikan informasi secara

Page 88: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

77

menyeluruh, perawat bersikap kurang ramah, dokter datang

terlambat, dan waktu tunggu yang lama berdampak pada

ketidakinginan pengunjung untuk melakukan kunjungan ulang.

Temuan ini menjelaskan mengapa produk di Klinik Bobath RS

Hermina Bekasi berhubungan dengan minat kunjungan ulang

pasien.

Hal ini sesuai dengan teori Kotler dan Armstrong (2003)

yang menyatakan bahwa perilaku pembelian seseorang

dipengaruhi oleh produk. Produk akan menjadi bahan

pertimbangan seseorang dalam memilih satu dari beberapa

alternatif pilihan. Tidak jauh berbeda, pada penelitian Indarti

(2007) tentang hubungan bauran pemasaran dengan minat

memanfaatkan ulang pelayanan medical check up, diketahui

bahwa ada hubungan antara produk dengan minat memanfaatkan

ulang.

Utami (2010) menyatakan bahwa produk adalah

keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah

nilai kepada konsumen. Jika pasien merasa produk jasa yang

ditawarkan oleh rumah sakit sudah baik maka pengalaman

tersebut dijadikan bahan evaluasi untuk mempertimbangkan

keputusan untuk penggunaan kembali produk jasa tersebut.

Page 89: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

78

Saat ini, pasien Klinik Bobath merasa bahwa produk yang

diberikan oleh rumah sakit belum maksimal, hal ini dibuktikan

melalui 47 (39%) dari 120 responden menyatakan bahwa produk

yang ditawarkan masih dalam kategori tidak baik. Apabila hal ini

terus terjadi, bukan tidak mungkin jika pelanggan Klinik Bobath

RS Hermina Bekasi akan mencari alternative lain untuk berobat.

Kotler (2005) menjelaskan bahwa pelanggan yang telah ada lebih

prospektif, yang artinya pelanggan ini lebih menguntungkan.

Kotler (2005) juga menjelaskan bahwa biaya mendapatkan

pelanggan baru jauh lebih besar dibanding mencari dan

mempertahankan pelanggan yang ada. Maka penting bagi RS

Hermina Bekasi untuk mempertahankan pelanggan yang telah

ada, karena tidak hanya lebih menguntungkan dalam jangka

panjang, tapi juga dapat menekan pengeluaran dalam segi

promosi.

Menurut visi RS Hermina Bekasi yakni Menjadikan RS

Hermina Bekasi sebagai Rumah Sakit terkemuka di wilayah

cakupannya dan mampu bersaing di era globalisasi dengan

unggulan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak, agar dapat

memberikan pelayanan kesehatan yang unggul haruslah

memperhatikan aspek produk. Kotler dan Keller (2009)

menyatakan bahwa konsumen menyukai produk yang

Page 90: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

79

menawarkan kualitas. Maka untuk meningkatkan kualitas produk

RS Hermina Bekasi harus memperhatikan kualitas, terutama

kualitas pelayanan yang diberikan. Ada lima karakteristik dalam

kualitas pelayanan menurut Tjiptono dan Anastasia (2003) yakni

bukti langsung (tangibles), kehandalan (reliability), daya tanggap

(responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (empathy).

Namun dalam penelitian ini tidak mengukur kualitas pelayanan,

sebaiknya untuk peneliti selanjutnya dapat mengukur lima

dimensi kualitas pelayanan ini.

Motto RS Hermina Bekasi yakni mengutamakan mutu

dalam pelayanan. Hal ini berarti RS Hermina Bekasi akan selalu

mengutamakan pelayanan yang baik, namun 50 dari 120

pengunjung mengeluhkan perawat Klinik Bobath yang tidak

ramah, temuan ini bertolak belakang dengan motto rumah sakit.

Sebaiknya, rumah sakit selalu mengingatkan seluruh

petugasnya untuk selalu menerapkan motto rumah sakit, serta

menerapkan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) dan

dibuatkan atribut seperti pin agar petugas selalu ingat untuk

melaksanakannya.

Kotler dan Keller (2009) mengemukakan bahwa suatu

produk tidak akan sukses jika tidak didukung oleh harga,

Page 91: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

80

distribusi, iklan, dan penjualan yang tepat. Maka meskipun produk

yang diberikan oleh RS Hermina Bekasi sudah diupayakan

semaksimal mungkin, tanpa adanya harga, saluran distribusi, dan

iklan yang tepat, sedikit kemungkinan produk rumah sakit akan

sukses, hal ini juga berdampak pada rendahnya minat kunjungan

ulang pengunjung.

6.3.2. Gambaran Minat Kunjungan Ulang Berdasarkan Harga

Berdasarkan Tabel 5.2., diketahui diketahui bahwa tidak

ada hubungan antara harga dengan minat kunjungan ulang di

Klinik Bobath RS Hermina Bekasi. Berdasarkan pengamatan

peneliti, meski harga yang ditawarkan oleh Klinik Bobath RS

Hermina Bekasi tidak terjangkau namun tidak adanya fasilitas

kesehatan yang serupa di daerah sekitar membuat para

pengunjung tidak memiliki pilihan selain berobat di Klinik

Bobath RS Hermina Bekasi. Hal ini juga serupa dengan hasil

wawancara dengan responden yang menyatakan tidak ada pilihan

lain untuk berobat selain di Klinik Bobath RS Hermina Bekasi,

temuan ini menjelaskan mengapa harga tidak berhubungan

dengan minat kunjungan ulang pada pasien Klinik Bobath RS

Hermina Bekasi.

Page 92: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

81

Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan teori Engel

(2004) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi minat beli ulang adalah harga layanan suatu

produk. Namun hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

Sulastri (2013) tentang hubungan persepsi pasien tentang

poliklinik dengan minat pemanfaatan kembali bahwa tidak ada

hubungan antara harga dengan minat kunjungan ulang.

Pengertian biaya oleh Mulyadi (2003) adalah kas sumber

daya yang telah atau akan dikorbankan untuk mewujudkan tujuan

tertentu. Sebanyak 78 (65%) dari 120 pengunjung Klinik Bobath

menyatakan bahwa harga yang dikenakan oleh Klinik Bobath

termasuk dalam kategori tidak terjangkau, namun 34 (44%) dari

78 responden tetap berminat melakukan kunjungan ulang meski

harga tidak terjangkau. Hartono (2010) menjelaskan bahwa orang

mungkin mencari satu atau beberapa dari atribut produk, salah

satunya adalah biaya yang harus dikeluarkan. Walaupun angka

pengunjung yang ingin melakukan kunjungan ulang tinggi, namun

rumah sakit tidak dapat membiarkan hal ini, karena dalam jangka

waktu yang panjang besar kemungkinan pengunjung akan

berpindah menggunakan pelayanan rumah sakit lain dengan harga

yang lebih terjangkau.

Page 93: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

82

Tujuan RS Hermina Bekasi adalah memberikan pelayanan

kesehatan kepada semua lapisan masyarakat, namun hal ini belum

dapat tercapai jika harga yang ditetapkan rumah sakit masih dirasa

tidak terjangkau oleh pelanggannya.

Menurut pengamatan peneliti, RS Hermina Bekasi hanya

melaksanakan survey bagi pelanggan baru, namun tidak ada survey

yang dilakukan untuk mendengar keluhan dari pelanggan lama,

dimana pelanggan lama merupakan asset rumah sakit karena lebih

prospektif dan menguntungkan pada jangka panjang. Sebaiknya

RS Hermina Bekasi melakukan survey pada pelanggan lama

berkaitan dengan harga, agar selanjutnya dapat dilakukan

penyesuaian tarif jika keluhan yang diterima masih tinggi.

6.3.3. Gambaran Minat Kunjungan Ulang Berdasarkan Tempat

Berdasarkan Tabel 5.2. diketahui bahwa ada hubungan

yang signifikan antara tempat dengan minat kunjungan ulang di

Klinik Bobath RS Hermina Bekasi. Hal ini menunjukkan bahwa

tempat yang disediakan Klinik Bobath RS Hermina Bekasi belum

didesain secara maksimal. Berdasarkan wawancara dengan

pengunjung diketahui bahwa Temuan ini juga sesuai dengan

pernyataan Hartono (2010) bahwa lokasi merupakan salah satu

Page 94: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

83

pertimbangan konsumen dalam menentukan pilihannya terhadap

suatu pelayanan. Hal serupa juga ditemukan pada penelitian

Indarti (2007) tentang hubungan bauran pemasaran dengan minat

memanfaatkan ulang pelayanan medical check up, diketahui

bahwa ada hubungan antara tempat dengan minat kunjungan

ulang.

Menurut Hartono (2010) tampilan fisik merupakan satu

dari beberapa atribut pelayanan yang menjadi pertimbangan

konsumen dalam menentukan pilihannya. Hartono (2010) juga

menjelaskan bahwa tempat pelayanan yang dipilih haruslah

berorientasi kepada sebesar-besarnya kenyamanan bagi

konsumen. Namun, 46 (39%) responden masih merasa kesulitan

untuk menemukan lokasi RS Hermina Bekasi. Menurut

pengamatan peneliti, lokasi RS Hermina Bekasi memang agak

sulit untuk ditemukan karena tidak berada di ruas jalan utama. Hal

ini dapat berdampak pada kecilnya peluang terjadi impulse

buying. Menurut Tjiptono (2007) banyaknya orang yang berlalu

lalang di sekitar lokasi dapat memberikan peluang besar

terjadinya impulse buying. Hal ini dapat disiasati dengan

menambahkan papan penunjuk jalan di sekitar area RS Hermina

Bekasi.

Page 95: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

84

53 (44%) dari 120 pengunjung Klinik Bobath RS Hermina

Bekasi menyatakan bahwa kesulitan menemukan lokasi

kantin/koperasi. 50 (42%) dari 120 responden juga menyatakan

bahwa akses menuju Klinik Bobath sulit. Hal ini dapat berdampak

pada tindakan pasca-pemanfaatan pengunjung, Hartono (2010)

mengemukakan bahwa jika konsumen puas, maka besar

kemungkinan ia akan memanfaatkan pelayanan yang sama di

kesempatan mendatang, konsumen yang puas juga cenderung

akan menyampaikan hal-hal yang baik tentang pelayanan yang

telah dimanfaatkannya kepada orang-orang lain, maka RS

Hermina Bekasi akan dirugikan oleh tindakan pasca-pembelian

yang negatif, apabila pengunjung tidak puas maka sebaliknya

yang akan terjadi, yakni pengunjung rumah sakit tidak lagi

memanfaatkan pelayanan dan bahkan menyampaikan hal-hal yang

buruk tentang pelayanannya.

59 (49%) dari 120 responden menyatakan bahwa area

parkir yang disediakan oleh RS Hermina Bekasi tidak luas. Dalam

laporan tim Marketing RS Hermina Bekasi juga masih didapati

keluhan tentang lahan parkir yang tidak cukup memadai. Menurut

pengamatan peneliti, khususnya lahan parkir untuk sepeda motor

beralaskan lantai, yang mana lantai akan menjadi licin ketika

hujan, dan pada hari libur area parkir khususnya untuk mobil

Page 96: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

85

sangat padat bahkan beberapa mobil kesulitan untuk mencari area

parkir. Hal ini jelas tidak mempertimbangkan kenyamanan bagi

pengunjung. Sebaiknya RS Hermina Bekasi melakukan perluasan

lahan area parkir dan memindahkan area parkir sepeda motor ke

tempat lain yang tidak menggunakan lantai, seperti area belakang

rumah sakit.

43 (36%) dari 120 responden masih mengeluhkan tentang

toilet yang kotor. Hal ini sangat disayangkan karena mengganggu

kenyamanan pengunjung. Menurut pengamatan peneliti, tim

kebersihan RS Hermina Bekasi merupakan pihak luar atau

outsource, sehingga minim pengawasan dari pihak internal.

Sebaiknya pihak manajemen RS Hermina Bekasi selalu

melakukan pengecekan berkala pada tim kebersihan dan selalu

mengontrol kebersihan tempat-tempat umum terutama toilet

pengunjung.

6.3.4. Gambaran Minat Kunjungan Ulang Berdasarkan Promosi

Berdasarkan Tabel 5.2., diketahui bahwa ada hubungan

yang signifikan antara promosi dengan minat kunjungan ulang

pada pasien di Klinik Bobath RS Hermina Bekasi. Hal ini

menunjukkan bahwa promosi yang dilakukan Klinik Bobath RS

Page 97: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

86

Hermina Bekasi belum maksimal. Berdasarkan wawancara,

diketahui bahwa pengunjung masih kesulitan untuk mendapatkan

informasi seputar Klinik Bobath RS Hermina Bekasi sehingga

berdampak pada ketidaktahuan pengunjung dan berujung pada

rendahnya minat kunjungan ulang pasien. Hal ini menjelaskan

mengapa promosi berhubungan dengan minat kunjungan ulang

pada pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Lovelock dan Wirtz

(2010) yang menjelaskan bahwa tujuan edukasi dan promosi

dalam bauran pemasaran salah satunya adalah membangun

kesadaran dan minat terhadap jasa. Jadi semakin tinggi tingkat

keberhasilan program promosi akan menambah tinggi minat

kunjungan ulang pada pasien. Hal ini juga sejalan dengan

penelitian Indarti (2007) tentang hubungan bauran pemasaran

dengan minat memanfaatkan ulang pelayanan medical check up

diketahui bahwa ada hubungan antara promosi dengan minat

kunjungan ulang.

Hartono (2010) menjelaskan bahwa pilihan konsumen

untuk memilih layanan rumah sakit bergantung pada banyak hal,

diantaranya adalah banyaknya informasi yang telah dimilikinya

dan kemudahanan atau kemungkinan mendapatkan informasi. 68

(57%) dari 120 pengunjung Klinik Bobath RS Hermina Bekasi

Page 98: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

87

menyatakan sulit untuk mendapatkan informasi seputar Klinik

Bobath, sedangkan salah satu alasan seseorang memilih suatu

produk atau layanan adalah informasi yang didapatkan.

Menurut pengamatan peneliti, RS Hermina Bekasi telah

melakukan upaya promosi baik melalui media cetak yakni brosur,

flyer, dan banner maupun media elektronik melalui website,

namun pada kenyataannya masih banyak pengunjung yang

mengeluhkan sulit mendapatkan informasi, hal ini berdampak

buruk bagi rumah sakit, selain sulitnya mendapatkan pelanggan

baru, anggaran yang dialokasikan untuk promosi tidak maksimal.

Begitu juga dengan hasil survey yang dilakukan oleh tim

Marketing RS Hermina Bekasi, diketahui sebagian besar pasien

baru memperoleh informasi hanya dari saran keluarga atau teman,

dan hanya 1% pasien baru yang memperoleh informasi dari media

promosi yang digunakan rumah sakit. Menurut Hartono (2010)

rumah sakit seyogianya melakukan survey konsumen untuk

meneliti jenis-jenis pemicu yang merangsang minat konsumen

terhadap pelayanan. Dengan dilakukannya survey konsumen juga

dapat membantu menemukan media promosi yang tepat guna

untuk menjangkau pengunjung dan calon pengunjung khususnya

untuk Klinik Bobath RS Hermina Bekasi.

Page 99: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

88

Dengan diketahui adanya hubungan antara promosi

dengan minat kunjungan ulang, maka sebaiknya RS Hermina

Bekasi melakukan promosi yang gencar agar meningkatkan angka

kunjungan ulang serta mendatangkan pengunjung baru melalui

informasi dari media promosi yang digunakan. Agar promosi

yang dilakukan Klinik Bobath RS Hermina Bekasi tepat guna dan

tepat sasaran, sebaiknya dilakukan evaluasi terhadap bahan

promosi, media promosi, dan tingkat pengeluaran biaya. Menurut

Hartono (2010) evaluasi pada promosi ini dapat dilakukan baik

sebelum media promosi digunakan maupun setelah media

promosi digunakan untuk menilai keefektifan media promosi.

Page 100: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

89

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 120 responden di

klinik bobath RS Hermina Bekasi selama bulan Juli-Agustus 2014 maka

simpulan yang didapatkan adalah:

a. 37 (31%) dari 120 responden menyatakan produk tidak baik dan tidak

berminat melakukan kunjungan ulang, 44 (37%) dari 120 responden

menyatakan harga tidak terjangkau dan tidak berminat melakukan

kunjungan ulang, 39 (32%) dari 120 responden menyatakan tempat

tidak baik dan tidak berminat melakukan kunjungan ulang, dan 64

(53%) dari 120 responden menyatakan bahwa promosi tidak baik dan

tidak berminat melakukan kunjungan ulang.

b. Ada hubungan antara produk dengan minat kunjungan ulang, ada

hubungan antara tempat dengan minat kunjungan ulang, dan ada

hubungan antara promosi dengan minat kunjungan ulang, serta tidak

ada hubungan antara harga dengan minat kunjungan ulang.

Page 101: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

90

7.2. Saran

Berdasarkan dari pembahasan dalam penelitian ini, maka peneliti

menyarankan:

7.2.1. Bagi Rumah Sakit

a. Sebaiknya RS Hermina Bekasi selalu mengingatkan seluruh

petugasnya untuk selalu menerapkan motto rumah sakit, serta

menerapkan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) dan

dibuatkan atribut seperti pin agar petugas selalu ingat untuk

melaksanakannya.

b. Sebaiknya RS Hermina Bekasi melakukan survey pada pelanggan

lama berkaitan dengan harga, agar selanjutnya dapat dilakukan

penyesuaian tarif jika keluhan yang diterima masih tinggi.

c. Sebaiknya RS Hermina Bekasi melakukan perluasan lahan area

parkir dan memindahkan area parkir sepeda motor ke tempat lain

yang tidak menggunakan lantai, seperti area belakang rumah

sakit.

d. Sebaiknya pihak manajemen RS Hermina Bekasi selalu

melakukan pengecekan berkala pada tim kebersihan dan selalu

mengontrol kebersihan tempat-tempat umum terutama toilet

pengunjung.

Page 102: FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Kunjungan Ulang Pasien Klinik Bobath RS Hermina Bekasi Tahun 2014. xi. i

91

e. Sebaiknya RS Hermina Bekasi menambahkan papan penunjuk

jalan di sekitar area RS Hermina Bekasi agar memudahkan

pengunjung untuk menemukan lokasi rumah sakit.

f. Sebaiknya RS Hermina Bekasi melakukan penambahan papan

penunjuk di setiap lantai agar pengunjung tidak kebingungan

mencari fasilitas umum.

g. Agar promosi yang dilakukan Klinik Bobath RS Hermina Bekasi

tepat guna dan tepat sasaran, sebaiknya dilakukan evaluasi

terhadap bahan promosi, media promosi, dan tingkat pengeluaran

biaya.

7.2.2. Bagi Peneliti Lain

a. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya melakukan penelitian untuk

variable produk lebih dalam khususnya kualitas pelayanan, karena

berdampak pada minat kunjungan ulang.