faktor yg mempengaruhi motivasi bumil

45
12 BAB II STUDI KEPUSTAKAAN A. Konsep Terkait 1. Motivasi a. Pengertian. Motivasi secara umum sering diartikan sebagai sesuatu yang ada pada diri seseorang yang dapat mendorong, mengaktifkan, menggerakkan dan mengarahkan perilaku seseorang. Motivasi itu ada dalam diri seseorang dalam wujud niat, harapan, keinginan dan tujuan yang ingin dicapai. Motivasi ada dalam diri manusia terdorong oleh karena adanya keinginan untuk hidup, keinginan untuk memiliki sesuatu, keinginan akan kekuasaan, keinginan akan adanya pengakuan, sehingga secara singkat motivasi dapat diartikan sebagai dorongan atau keinginan yang dapat dicapai dengan perilaku tertentu dalam suatu usahanya. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/06/teori-teori-motivasi/ ) Motivasi merupakan dorongan (misal: ide, emosi, ataupun kebutuhan fisik) yang menyebabkan seeseorang mengambil suatu tindakan. Motivasi dapat berasal dari motif sosial,tugas, atau fisik.motivasi sosial dibutuhkan untuk berhubungan, penampilan sosial, atau harga diri. Individu secara umum mencari orang lain untuk membandingkan pendapat, kemampuan, dan emosi (Potter, 2005 ).

Upload: hamsyah-muhammad

Post on 31-Dec-2015

68 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

12

BAB II

STUDI KEPUSTAKAAN

A. Konsep Terkait

1. Motivasi

a. Pengertian.

Motivasi secara umum sering diartikan sebagai sesuatu yang ada pada diri

seseorang yang dapat mendorong, mengaktifkan, menggerakkan dan

mengarahkan perilaku seseorang. Motivasi itu ada dalam diri seseorang

dalam wujud niat, harapan, keinginan dan tujuan yang ingin dicapai.

Motivasi ada dalam diri manusia terdorong oleh karena adanya keinginan

untuk hidup, keinginan untuk memiliki sesuatu, keinginan akan

kekuasaan, keinginan akan adanya pengakuan, sehingga secara singkat

motivasi dapat diartikan sebagai dorongan atau keinginan yang dapat

dicapai dengan perilaku tertentu dalam suatu usahanya.

(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/06/teori-teori-motivasi/)

Motivasi merupakan dorongan (misal: ide, emosi, ataupun kebutuhan

fisik) yang menyebabkan seeseorang mengambil suatu tindakan. Motivasi

dapat berasal dari motif sosial,tugas, atau fisik.motivasi sosial dibutuhkan

untuk berhubungan, penampilan sosial, atau harga diri. Individu secara

umum mencari orang lain untuk membandingkan pendapat, kemampuan,

dan emosi (Potter, 2005 ).

Page 2: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

13

Motivasi adalah fenomena kejiwaan yang mendorong seseorang untuk

bertingkah laku demi mencapai sesuatu yang diinginkan atau yang

dituntut oleh lingkungannya. Motivasi dapat bersumber dari fungsi

kognitif dan fungsi afektif. Motif kognitif lebih menekankan pada

kebutuhan manusia akan informasi dan untuk mencapai tujuan tertentu.

Motif ini mendorong manusia untuk belajar dan ingin mengetahui. Motif

afektif lebih menekankan aspek perasaan dan kebutuhan individu untuk

mencapai tingkat emosional tertentu. Motif ini akan mendorong manusia

untuk mencari dan mencapai kesenangan dan kepuasan baik fisik, psikis

dan sosial dalam kehidupannya dan individu akan menghayatinya secara

subyektif. (http://www.e-psikologi.com/epsi/artikel_detail.asp?id=179)

Motivasi merupakan hasil dari sejumlah proses yang bersifat internal atau

eksternal bagi seseorang individu yang menyebabkan timbulnya sikap

antusiasme dan persentesis dalam hal melaksanakan kegiatan tertentu

(Gray, dkk. 1984. Dlm Winardi J, 2004). Menurut Singgih (1996)

motivasi adalah aspek yang mempengaruhi tingkah laku yang mengarah

pada suatu tujuan disamping itu terlihat pula adanya hal yang mendorong

seseorang untuk betingkah laku mencapai keseimbangan dana dorongan

ini timbul karena adanya kebutuhan.

Standfard dikutip dari Nursalam (2002), menambahkan adanya tiga poin

utama dalam pengertian motivasi adalah hubungan antara kebutuhan,

dorongan dan tujuan. Kebutuhan muncul karena adanya sesuatu yang

kurang dirasakan oleh seseorang baik secara fisiologis maupun. Dorongan

Page 3: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

14

merupakan tenaga dalam diri manusia yang mengarahkan tingkah laku

untuk berbuat memenuhi kebutuhan tersebut sedangkan tujuan adalah

hasil akhir yang diharapkan dari siklus motivasi. Hubungan ketiga hal

tersebut sesuai dengan lingkungan motivasi (motivasi cyrcle) dari Singgih

(1996).

Skema 2.1 lingkaran motivasi

Menanggapi hal diatas, Subardi (2001) menyatakan motivasi berupa

kebutuhan mendorong perbuatan kearah tujuan tertentu. Sedangkan

Sudarmo dan Mulyono (1997) lebih mengartikan sebagai pendorong

perilaku.

b. Teori-Teori Motivasi

Secara umum, teori-teori tentang motivasi dapat dikelompokkan

berdasarkan sudut pandangnya, yaitu behavioral, cognitive,

psychoanalytic, humanistic, social learning, dan social cognition.

Motivasi

Kebutuhan Tingkah laku

Tujuan

Page 4: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

15

1) Teori Behavioral

Pada tahun 1943, Hull mengemukakan Drive Reduction Theory yang

menyatakan bahwa kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan

biologis adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh

kegiatan manusia, sehingga stimulus dalam belajar pun hampir selalu

dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang muncul

mungkin bermacam-macam bentuknya (Budiningsih, 2005).

Masih menurut Hull, suatu kebutuhan biologis pada makhluk hidup

menghasilkan suatu dorongan (drive) untuk melakukan aktivitas

memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga meningkatkan kemungkinan

bahwa makhluk hidup ini akan melakukan respon berupa reduksi

kebutuhan (need reduction response). Menurut teori Hull, dorongan

(motivators of performance) dan reinforcement bekerja bersama-sama

untuk membantu makhluk hidup mendapatkan respon yang sesuai

(Wortman, 2004). Lebih jauh Hull merumuskan teorinya dalam

bentuk persamaan matematis antara drive (energi) dan habit (arah)

sebagai penentu dari behaviour (perilaku) dalam bentuk:

Karena hubungan dalam persamaan tersebut berbentuk perkalian,

maka ketika drive = 0, makhluk hidup tidak akan bereaksi sama

sekali, walaupun habit yang diberikan sangat kuat dan jelas (Berliner

& Calfee, 1996).

Behaviour = Drive x Habit

Page 5: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

16

2) Teori Cognitive

Pada tahun 1957 Festinger mengajukan Cognitive Dissonance Theory

yang menyatakan jika terdapat ketidakcocokan antara dua keyakinan,

dua tindakan, atau antara keyakinan dan tindakan, maka kita akan

bereaksi untuk menyelesaikan konflik dan ketidakcocokan ini.

Implikasi dari hal ini adalah bahwa jika kita dapat menciptakan

ketidakcocokan dalam jumlah tertentu, ini akan menyebabkan

seseorang mengubah perilakunya, yang kemudian mengubah pola

pikirnya, dan selanjutnya mengubah lebih jauh perilakunya (Huitt,

2001).

3) Teori Psychoanalytic

Salah satu teori yang sangat terkenal dalam kelompok teori ini adalah

Psychoanalytic Theory (Psychosexual Theory) yang dikemukakan

oleh Freud (1856 - 1939) yang menyatakan bahwa semua tindakan

atau perilaku merupakan hasil dari naluri (instinct) biologis internal

yang terdiri dari dua kategori, yaitu hidup (sexual) dan mati

(aggression). Erik Erikson yang merupakan murid Freud yang

menentang pendapat Freud, menyatakan dalam Theory of

Socioemotional Development (atau Psychosocial Theory) bahwa yang

paling mendorong perilaku manusia dan pengembangan pribadi

adalah interaksi sosial (Huitt, 1997).

Page 6: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

17

4) Teori Humanistic

Teori yang sangat berpengaruh dalam teori humanistic ini adalah

Theory of Human Motivation yang dikembangkan oleh Abraham

Maslow (1954). Maslow mengemukakan gagasan hirarki kebutuhan

manusia, yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu deficiency needs

dan growth needs. Deficiency needs meliputi (dari urutan paling

bawah) kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan

cinta dan rasa memiliki, dan kebutuhan akan penghargaan. Dalam

deficiency needs ini, kebutuhan yang lebih bawah harus dipenuhi

lebih dulu sebelum ke kebutuhan di level berikutnya. Growth needs

meliputi kebutuhan kognitif, kebutuhan estetik, kebutuhan aktualisasi

diri, dan kebutuhan self-transcendence. Menurut Maslow, manusia

hanya dapat bergerak ke growth needs jika dan hanya jika deficiency

needs sudah terpenuhi. Hirarki kebutuhan Maslow merupakan cara

yang menarik untuk melihat hubungan antara motif manusia dan

kesempatan yang disediakan oleh lingkungan (Atkinson, 1983).

5) Teori Social Learning

Social Learning Theory (1954) yang diajukan oleh Julian Rotter

menaruh perhatian pada apa yang dipilih seseorang ketika dihadapkan

pada sejumlah alternatif bagaimana akan bertindak. Untuk

menjelaskan pilihan, atau arah tindakan, Rotter mencoba

menggabungkan dua pendekatan utama dalam psikologi, yaitu

pendekatan stimulus-response atau reinforcement dan pendekatan

Page 7: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

18

cognitive atau field. Menurut Rotter, motivasi merupakan fungsi dari

expectation dan nilai reinforcement. Nilai reinforcement merujuk

pada tingkat preferensi terhadap reinforcement tertentu (Berliner &

Calfee, 1996).

6) Teori Social Cognition

Tokoh dari Social Cognition Theory adalah Albert Bandura. Melalui

berbagai eksperimen Bandura dapat menunjukkan bahwa penerapan

konsekuensi tidak diperlukan agar pembelajaran terjadi. Pembelajaran

dapat terjadi melalui proses sederhana dengan mengamati aktivitas

orang lain. Bandura menyimpulkan penemuannya dalam pola 4

langkah yang mengkombinasikan pandangan kognitif dan pandangan

belajar operan, yaitu :

a) Attention, memperhatikan dari lingkungan,

b) Retention, mengingat apa yang pernah dilihat atau diperoleh,

c) Reproduction, melakukan sesuatu dengan cara meniru dari apa

yang dilihat

d) Motivation, lingkungan memberikan konsekuensi yang mengubah

kemungkinan perilaku yang akan muncul lagi (reinforcement and

punishment) (Huitt, 2004).

Page 8: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

19

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Motivasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor instrinsik

dan faktor ekstrinsik. Menurut Stoner dan Fredman (1995, dalam

Nursalam 2002) yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah

motivasi yang berasal dari diri seseorang; sedangkan motivasi ekstrinsik

adalah motivasi yang berasal dari luar diri seseorang. Menanggapi hal

diatas, Marquis (2000) mengemukakan bahwa faktor intrinsik adalah

umur, pendidikan, pengalaman dan pengetahuan sedangkan yang

termasuk faktor ekstrinsik adalah ekonomi, social budaya, lingkungan

yang terdiri dari lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat. Elder (1998)

& Notoatmodjo (2005) mendefinisikan motivasi sebagai interaksi antara

perilaku dan lingkungan sehingga dapat meningkatkan atau

mempertahankan perilaku. Berdasarkan teori diatas maka lingkungan

dapat mempersulit motivasi seseorang untuk berperilaku hidup sehat jika

keluarga tidak mendukung perilaku tersebut (Notoatmodjo, 2005).

2. Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari

saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung

Page 9: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

20

dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut

kalender internasional. (Prawihardjo, 1997).

Menurut Manuaba (1998), proses kehamilan merupakan mata rantai

yang berkesinambungan dan terdiri dari :Ovulasi pelepasan ovum,

terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan

pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus, dan

pembentukan plasenta, serta tumbuh kembang hasil konsepsi sampai

aterm.

Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu (280

hari) dan tidak lebih 42 minggu (300 hari). Kehamilan yang berlangsung

antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur, sedangkan bila

lebih dari 42 minggu disebut kehamilan postmatur. Kehamilan dibagi

menjadi tiga triwulan, yaitu :

1) Triwulan pertama : 0 sampai 12 minggu

2) Triwulan kedua : 13 sampai 28 minggu

3) Triwulan ketiga : 29 sampai 42 minggu

b. Karakteristik ibu hamil

Ibu hamil adalah wanita yang berada dalam kondisi dimana terjadi

perkembangan embrio atau fetus didalam tubuhnya setelah fertilisasi sel

telur dan sel sperma (Duman E, 1995). Menurut Martosoebroto (2004)

ibu hamil tidak hanya berfokus pada kehamilan dan proses melahirkan

saja tetapi juga memikirkan upaya untuk menuju keluarga yang

Page 10: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

21

berkualitas. Dalam hal ini ia mengemukakan bahwa karakteristik

demografi seperi umur, pendidikan, pekerjaan, dan ekonomi, dukungan

keluarga merupakan elemen penting dari karakteristik ibu hamil yang

mempengaruhi proses pemikiran tersebut. Hamilton (1995) menyatakan

bahwa karakteristik ibu hamil adalah usia, pengetahuan dan pendidikan,

dukungan keluarga dan informasi tentang pelayanan ANC.

Reeder (1997) menjelaskan bahwa karakteristik ibu hamil adalah usia,

pengetahuan, ekonomi dan dukungan keluarga. Reeder (1997)

menyatakan bahwa kehamilan sangat dengan berhubungan umur. Ia

mengaitkan hal ini dengan kehamilan yang kejadiannya meningkat pada

20 tahun terakhir ini. Kehamilan remaja mempunyai resiko tinggi untuk

terjadinya komplikasi fisiologis maupun psikologis. Pada kondisi ini,

sangat membutuhkan banyak penanganan medis dan sumber dukungan

sosial.

Dunnihoo (1992, dalam Reeder, 1997) juga menjelaskan bahwa wanita

yang berumur lebih dari 35 tahun beresiko tinggi mengalami aborsi

spontan, terjadinya kelainan kelahiran dan komplikasi kehamilan

lainnya. Sedangkan wanita usia 40 tahun dilaporkan sering terjadi

insiden BBLR atau kelahiran prematur dikarenakan fertilitas yang sudah

menurun dan terjadinya abnormalitas genetik pada fetus juga meningkat.

Konseling genetik sangat diperlukan pada pasangan tua yang

merencanakan kehamilan dan ANC yang berkualitas sangat diperlukan

bagi mereka yang sedang menjalani kehamilannya

Page 11: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

22

3. Perawatan antenatal (ANC)

a. Pengertian

Perawatan antenatal adalah perawatan sebelum persalinan terutama

ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim

(Manuaba, 1998). Bennet & Brown (1999) mengemukakan bahwa

Antenatal Care adalah perwatan rujukan yang diberikan kepada wanita

hamil mulai dari waktu konsepsi sebagai konfirmasi kehamilan sampai

tiba waktu persalinan. Farrer (1999) menyatakan perawatan ANC

mencakup perawatan kehamilan untuk melihat apakah segalanya

berlangsung normal, untuk mendeteksi dan mengatasi setiap kelainan

yang timbul, dan untuk mengantisipasi semua masalah selama

kehamilan, persalinan, dan periode postnatal, penyuluhan atau

pendidikan mengenai kehamilan dan bagaimana cara-cara mengatasi

gejalanya, mengenai diet, perawatan gigi, serta gaya hidup, persiapan

(baik fisik ataupun psikologis) bagi persalinan serta kelahiran dan

pemberian petunjuk mengenai segala aspek dalam perawatan bayi,

dukungan jika terdapat masalah-masalah sosial atau psikologis.

ANC adalah pemeriksaan/ pengawasan antenatal adalah pemeriksaan

kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu

hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan

memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar

(http://siaksoft.net/?p=469)

Page 12: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

23

b. Tujuan Perawatan Antenatal (ANC)

Kunjungan pertama wanita hamil ke pelayanan kesehatan sangat

penting. Menurut Hamilton (1995) tujuan perawatan antenatal adalah

untuk memberikan kesehatan maksimal bagi calon ibu dn bayinya.

Menurut Bennet & Brown (1999), selain memonitor proses kehamilan,

tujuan ANC juga untuk menyediakan dukungan yang tepat untuk

wanita hamil dan keluarganya terhadap apapun hasil dari kehamilan

dan informasi sehingga wanita hamil dan keluarganya dapat membuat

keputusan dan berpikir sehat untuk menentukan pilihan mereka.

Tujuan perawatan antenatal yang dikemukakan berbagai sumber pada

dasarnya sama Secara khusus perawatan antenatal menurut Manuaba

(1998) bertujuan untuk:

1) Mengenal dan memahami sedini mungkin penyulit yang terdapat

saat kehamilan, persalinan, dan nifas

2) Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil,

persalinan, dan nifas

3) Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan

kehamilan, persalinan, nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana

4) Menurunkan angka kesakitan, kematian ibu dan bayi

Page 13: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

24

c. Kebijaksanaan Program ANC

1) Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama

kehamilan yaitu :

a) 1 kali pada trimester I

b) 1 kali pada trimester II

c) 2 kali pada trimester III

2) Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat

haid.

3) Kunjungan ANC yang ideal adalah :

a) Setiap bulan sampai umur kehamilan 28 minggu.

b) Setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 32 minggu.

c) Setiap 1 minggu sejak umur hamil 32 minggu sampai terjadi

persalinan.

4) Pemeriksaan khusus jika terdapat keluhan-keluhan tertentu.

5) Pelayanan Asuhan Standar Minimal 7 T yaitu :

a) Timbang berat badan.

b) Ukur tekanan darahn.

c) Ukur tinggi fundus uteri.

d) Imunisasi TT lengkap.

Page 14: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

25

e) Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan.

f) Tengok/ periksa ibu hamil dari ujung rambut sampai dengan

ujung kaki.

g) Tanya (temu wicara) dalam rangka persiapan rujukan.

6) Jadwal pemeriksaan antenatal care menurut Manuaba (1998)

adalah sebagai berikut:

a) Trimester I dan II

(1) Setiap bulan sekali

(2) Diambil data tentang laboratorium

(3) Nasehat diet empat sehat lima sempurna, tambahan protein

½ gr/kgBB = satu telur/hari

(4) Pemeriksaan USG

(5) Oservasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi

kehamilan, komplikasi kehamilan

(6) Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari

terjadinya komplikasi kehamilan, dan imunisasi tetenus I

b) Trimester III

(1) Setiap 2 minggu sekali sampai ada tanda kelahiran

(2) Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan

(3) Diet empat sehat lima sempurna

(4) Pemeriksaan USG

(5) Imunisasi tetanus II

Page 15: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

26

(6)Observasi adanya penyakit yang dapat menyertai kehamilan,

komplikasi kehamilan trimester III

(7) Rencana pengobatan

(8) Nasehat tentang tanda-tanda inpartu, kemana harus datang

untuk melahirkan

Jadwal melakukan pemeriksaan antenatal care sebanyak 12 sampai

13 kali selama hamil. Di negara berkembang pemeriksaan antenatal

dilakukan sebanyak 4 kali sudah cukup sebagai kasus tercatat.

Keuntungan antenatal care sangat besar karena dapat mengetahui

berbagai resiko dan komplikasi hamil sehingga ibu hamil dapat

diarahkan untuk melakukan rujukan ke RS. Untuk evaluasi

keadaan dan kemajuan inpartu dipergunakan partograf menurut

WHO, sehingga pada saat mencapai garis waspada penderita sudah

dapat dirujuk ke RS. Dengan jalan demikian diharapkan angka

kematian ibu dan perinatal yang sebagian besar terjadi pada saat

pertolongan pertama dapat diturunkan secara bermakna.

d. Pemeriksaan Kehamilan

1) Anamnesa

a) Nama, umur, pekerjaan, nama suami, agama dan alamat.Maksud

pertanyaan ini adalah :

(1) Untuk identifikasi (mengenal) penderita dan menentukan

status sosial ekonominya yang baru kita ketahui misal :

Page 16: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

27

untuk menentukan anjuran apa atau pengobatan apa yang

akan diberikan.

(2) Umur penting karena ikut menentukan prognosa kehamilan,

bila umur terlalu lanjut atau terlalu muda maka persalinan

akan lebih banyak resiko ( < 20 / > 35 tahun ).

b) Keluhan Utama

Apakah penderita datang untuk pemeriksaan kehamilan

ataukah pada pengaduan lain yang penting.

c) Riwayat Haid

(1) Menarche

(2) Haid teratur atau tidak dan siklus yang dipergunakan untuk

memperhitungkan tanggal persalinan.

(3) Lamanya haid.

(4) Banyaknya darah.

(5) Sifatnya darah : cair atau beku, warnanya, baunya.

(6) Haid nyeri atau tidak.

(7) HPHT.

d) Tentang Perkawinan

(1) Kawin atau tidak.

Untuk mengetahui apakah anak yang dikandungnya

diinginkan.

Page 17: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

28

(2) Berapa kali kawin.

Untuk mengetahui penyakit kelamin.

(3) Berapa lama kawin

Bila orang sudah lama kawin nilai anak tentu besar sekali

dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan persalinan

(anak mahal).

e) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.

(1) Kehamilan

Adakah ganguan seperti pendarahan, muntah yang sangat

toxemis gravidarum.

(2) Persalinan

(a) Spontan atau buatan.

(b) Aterm (cukup bulan) atau preterm.

(c) Perdarahan.

(d) Ditolong oleh siapa (bidan, dokter atau dukun terlatih).

(3) Nifas

(a) Adakah panas.

(b) Perdarahan.

(c) Bagaimana laktasi.

Page 18: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

29

(4) Anak

(a) Jenis kelamin.

(b) Hidup atau tidak.

Bila meninggal umur berapa dan sebabnya meninggal,

berat badan waktu lahir. Pertanyaan ini sangat

mempengaruhi prognosa persalinan dan pimpinan

persalinan, karena jalannya persalinan yang lampau

adalah hasil ujian dari segala faktor yang

mempengaruhi persalinan.

f) Kehamilan sekarang

(1) Hamil muda

(a) Keluhan mual, muntah, perdarahan, sakit kepala.

(b) Pemeriksaan pertama kali kehamilan, dimana dan

frekuensi.

(c) Apakah sudah imunisasi TT1, bila sudah tanggal berapa,

TT2 tanggal berapa, interval pemberian 4 mg.

(d) Apa sudah mulai merasa pergerakan anak.

(2) Hamil lanjut

(a) Keluhan pusing, muntah, oedem, nyeri perut,

penglihatan kabur.

(b) Merasakan gerakan janin pertama kali pada umur

kehamilan berapa.

Page 19: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

30

(c) Rasa gatal di vulva, pengeluaran cairan.

(d) Oedem hipertensi.

g) Riwayat penyakit keluarga.

(1) Adakah penyakit keturunan dalam keluarga.

Misal : DM, hipertensi, jantung, asma.

(2) Apakah ada yang berpenyakit menular. Misal TBC.

(3) Riwayat kehamilan kembar.

h) Riwayat penyakit yang pernah diderita.

Pernahkah sakit keras atau dioperasi.

i) Pola makan/ diet, pola eliminasi dan pola istirahat.

j) Riwayat kesehatan

(1) Perilaku yang merugikan kesehatan :

(2) Ketergantungan obat.

(3) Merokok.

(4) Penggunaan alkohol.

(5) Irigasi vagina.

(6) Ganti pakaian dalam beberapa kali.

Semua pertanyaan ini kita dapat memperkirakan pertumbuhan dan

perkembangan janin.

Page 20: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

31

2) Pemeriksaan :

a) Pemeriksaan umum

(1) Bagaimana keadaan umum, kesadaran keadaan

emosional, gizi, kelainan bentuk badan.

(2) Observasi tanda-tanda vital ( Td, Nd, Sh, RR).

(3) Tinggi badan, lila.

(4) Berat badan sekarang, kenaikan berat badan.

b) Pemeriksaan Fisik.

(1) Kepala : dilihat kebersihan dan kelainan pada kepala.

(2) Muka :

(a) Kelopak mata : oedema atau tidak.

(b) Konjungtiva : anemis atau tidak.

(c) Sklera : ikterik atau tidak.

(d) Apakah ada doasma gravidarum.

(3) Mulut dan lidah.

(a) Bersih apa tidak.

(b) Apakah ada caries, epulis dan stomatis.

(4) Hidung : Apakah ada polip.

(5) Kalenjar tiroid.

Page 21: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

32

(a) Apakah ada pembesaran.

(b) Apakah ada pembendungan vena di leher.

(6) Dada

(a) Jantung : normal atau tidak, diperhatikan irama dan

frekuensinya.

(b) Paru-paru : Apakah ada suara Ronkhi, Whezzing &

frekwensi pernafasan

(7) Payudara

(a) Pembesarannya bagaimana, putting susu menonjol atau

tidak

(b) Simetris atau tidak

(c) Apakah ada tumor

(d) Apakah colostrums sudah keluar

(e) Apakah ada rasa nyeri

(f) Kebersihan payudara

(8) Extremitas atas dan bawah

(a) Apakah terdapat oedem, kekakuan sendi dan varices

(b) Patella reflex

Page 22: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

33

c) Pemeriksaan khusus obstetri

(1) Abdomen

(a) Inspeksi

1. Apakah pembesaran sesuai dengan kehamilan.

2. Perut membesar ke depan atau ke samping

3. Adakah benjolan yang mencurigakan

4. Adakah pigmentasi linea alba

(b) Palpasi

1.Leopold I

Untuk menentukan tua kehamilan dan bagian apa

yang terdapat di bagian fundus.Caranya :

a. Kaki penderita dibengkokkan pada lutut dan lipat

paha.

b. Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita dan

melihat kearah muka penderita.

c. Rahim di bawa ke tengah

d. Tingginya fundus uteri ditentukan.

e. Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam

fundus.

f. Bila kepala : Bulat, keras dan melenting.

Page 23: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

34

g. Bila bokong : Lunak, kurang bundar dan kurang

melenting

Tabel 2.2 Pemeriksaan tuanya kehamilan dari Tinggi

Fundus Uteri (TFU) Sumber :(Manuaba, 1998)

Usia kehamilan

Letak TFU

Sebelum bulan III

TFU belum dapat teraba dari luar

12 minggu TFU 1-2 jari diatas symphisis16 minggu TFU pertengahan antara symphisis-

pusat20 minggu TFU 3 jari dibawah pusat22 minggu TFU setinggi pusat28 minggu TFU 3 jari diatas pusat34 minggu TFU pertengahan pusat-px 36 minggu TFU setinggi px40 minggu TFU 3 jari dibawah px

Untuk mengikuti pertumbuhan anak dengan cara mengikuti

pertumbuhan rahim, maka sekarang sering ukuran rahim

ditentukan dengan cm yaitu mengukur jarak Symphysis fundus

dengan Aturan McDonald (Bobak, 2004). Aturan McDonald

dapat digunakan oleh beberapa pemeriksa untuk menguatkan

ketepatan pengukuran tiggi fundus selama trimester II dan III.

Perhitungan dikalkulasi sebagai berikut :

Tinggi fundus (cm) x 2/7 (atau + 3,5) =

Durasi kehamilan dalam bulan

Tinggi fundus (cm) x 8/7 =

Durasi kehamilan dalam minggu

Page 24: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

35

Tabel 2.3 TFU Menurut Aturan McDonald

Tingginya Fundus Uteri (cm)

Umur kehamilan ( bulan )

20 523 626 730 833 9

2. Leopold II

Untuk menentukan di mana letaknya punggung

anak dan di mana letaknya bagian-bagian kecil,

caranya :

a. Kedua tangan pindah ke samping.

b. Tentukan di mana punggung anak.

Punggung anak terdapat di pihak yang

memberikan rintangan yang terbesar, carilah

bagian-bagian kecil yang biasanya terletak

bertentangan dengan pihak pemberi rintangan

yang terbesar.

c. Kadar di samping terdapat kepala atau bokong

ialah pada letak lintang.

Page 25: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

36

3. Leopold III

Untuk menentukan apa yang terdapat di bagian

bawah dan apakah bagian bawah anak ini sudah

atau belum terpegang oleh pintu atas symphysis.

a. Digunakan satu tangan saja.

b.Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari

lainnya.

c.Cobalah apakah tangan bawah masih bisa

digoyangkan.

4. Leopold IV

Untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah

dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam

rongga panggul.

a. Bila kedua tangan itu convergent (bertemu) hanya

bagian kecil dari kepala yang turun ke dalam

rongga.

b. Jikakedua tangan itu sejajar, maka separuh dari

kepala masuk ke dalam rongga panggul.

c. Jika kedua tangan divergent, maka bagian

terbesar dari kepala masuk ke dalam rongga

panggul dan ukuran terbesar dari kepala sudah

melewati PAP.

Page 26: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

37

(c) Auskultasi

1. Dari anak : denyut jantung janin, frekwensi,

teratur/tidak.

2. Dari ibu : bising rahim, bunyi aorta, bising usus

3. Puncktum maksimum terletak di mana

(2) Pemeriksaan Panggul Luar

(a) Distentia Spinarum : 23-26 cm

(b) Distentia Cristarum : 26-29 cm

(c) Conjungga Externa : 18-20 cm

(d) Lingkar Panggul : 80-90 cm

(3) Anogenitalia

(a) Inspeksi

1. Apakah ada luka perut di perineum

2. Keadaan vagina : warnanya, varices vagina, flour

albus, candiloma

3.Pengeluaran pervaginam: Bagaimana warnannya,

konsistensi dan jumlah

4. Apakah terdapat haemoroid

Page 27: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

38

(b) Pemeriksaan Dalam

Pemerikisaan dalam dilakukan pada kehamilan + 8

bulan untuk menentukan keadaan panggul. Pada

kehamilan + 8 bulan yang diperiksa adalah :

1. Conjunggata diagonalis

2. Apakah linea inominata konkaf dalam arah atas atau

bawah dan dari kiri ke kanan.

3.Keadaan dinding samping panggul apakah lurus atau

convergen

4. Apakah spina ischiadica menonjol.

5. Keadaan arcus pubis (normal 90o)

d) Pemeriksaan Penunjang

(1) Laboratorium

(a) Darah :

1. HB

2. Golongan darah

3. Waktu perdarahan

4. Waktu pembekuan darah

(b) Urine :

1. Protein

Page 28: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

39

2. Reduksi

3. Pregnant test

(2) USG

3) Diagnosis/ kesimpulan

Setelah melakukan pemeriksaan dengan seksama, hasil akhir harus

menjawab pertanyaan berkaitan dengan keadaan hamil sebagai

berikut :

a) Bagaimana keadaan kesehatan umum ibu.

b) Apakah primigravida / multigravida

c) Bagaimana keadaan jalan lahir

d) Apakah benar hamil

e) Berapa umur kehamilan saat ini

f) Apakah janin hidup

g) Apakah janin tinggal / kembar

h) Bagaimana letak janin

i) Apakah Intrauterin / Ekstrauterin

4) Diagnosis banding.

a) Pseudosiosis

Terdapat amenorea, perut membesar, tetapi tanda-tanda

kehamilan lain dan reaksi kehamilan negative, uterus sebesar

Page 29: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

40

biasa. Wanita tersebut mengaku dirinya hamil tetapi

sebenarnya tidak hamil. Hal ini biasanya terjadi pada wanita

yang ingin sekali hamil.

b) Kista ovari

Mungkin ada emenorea, perut penderita malin besar, tetapi

ueterusnya sebesar biasa.

c) Mioma uteri

Dapat terjadi amenorea, perut penderita makin besar, uterusnya

makin besar, kadang-kadang tidak merata, akan tetapi tanda-

tanda kehamilan seperti tanda brakton hiks dan reaksi

kehamilan negatif.

d) Vesika urinaria dengan retensio urine

Uterus sebesar biasa, tanda-tanda kehamilan dan rekasi

kehamilan negatif.

e) Menopause

Terdapat amenorea, umur wanita kira-kira di atas 43 tahun.

Uterus sebesar biasa, tanda-tanda kehamilan dan reaksi

kehamilan negatif.

5) Prognosis.

a) Kehamilan normal dengan resiko rendah. Sikap yang diambil :

(1) Lanjutkan pemeriksaan rutin sesuai dengan jadwal.

(2) Pemberian obat suportif seperti vitamin dan Fe.

Page 30: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

41

(3) Memberi pendidikan kesehatan tentang gizi, personal

hygiene dan sebagainya.

b) Kehamilan disertai komplikasi hamil. Sikap yang diambil :

(1) Mengatasi komplikasi, kehamilan dilanjutkan hingga

mencapai well born baby dan well health mother.

(2) Pemeriksaan rutin dipercepat.

(3) Beri nasehat segera datang bila dijumpai gejala yang

memberatkan.

(4) Konsultasi dengan dokter spesialis yang terkait.

(5) Merujuk penderita ke RS.

c) Kehamilan disertai penyakit lain. Sikap yang diambil :

(1) Konsultasi dengan dokter ahli yang terkait.

(2) Pemeriksaan hamil rutin dipercepat.

d) Kehamilan yang resti. Sikap yang diambil :

(1) Memberikan perhatian dengan seksama terhadap jalannya

kehamilan.

(2) Mempercepat pemeriksaan hamil rutin.

(3) Memberikan nasehat segera datang jika terjadi keadaan

abnormal.

(4) Melakukan rujukan ke RS.

Page 31: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

42

(5) Rencana persalinan sebaiknya di RS.

(http://siaksoft.net/?p=469)

f. Pendidikan Kesehatan Bagi Ibu Hamil

Perawatan antenatal komprehensif telah berkembang dengan maksud

mengidentifikasi ibu dengan resiko tinggi mengalami kelainan dalam

masa kehamilannya. Oleh karena itu tenaga harus memberikan

pendidikan kesehatan bagi ibu hamil dengan cara :

1) Diet seimbang, intake protein dan kalsium meningkat, suplementasi

besi dan vitamin secara rutin.

2) Menghentikan kebiasaan merokok, bekerja sampai umur kehamilan

32 minggu, jumlah latihan dibatasi, istirahat cukup, melakukan

hubungan seksual sesuai kebutuhan.

3) Perawatan gigi dengan cara melakukan pemeriksaan ke dokter gigi

4) Nasehat umum tentang kehamilan, rujuk, persiapan persalinan dan

nifas.

5) Obat-obatan

Hindari obat-obatan pada waktu hamil terutama trimester I. Obat

yang aman bagi ibu hamil antara lain : anti emetik, antibiotik

(penicillin), sedatif, anti koagulan (heparin), transquilizer, anti

hipertensi seperti methildopa, labetalol.

Pendidikan dan pengetahuan sangatlah penting dan berpengaruh pada

ibu hamil untuk menentukan sikap dan koping terhadap kehamilannya,

Page 32: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

43

agar kehamilannya normal dan memperoleh kesejahteraan bagi diri dan

bayinya. Hamilton (1995), mengaitkan pendidikan dan pengetahuan

dengan teori krisis. Kehamilan juga merupakan saat-saat kritis yaitu saat

terjadinya gangguan, perubahan identitas dan peran bagi setiap orang.

Teori krisis menjelaskan bahwa ibu hamil berespon terhadap krisis

dengan cara yang khas, sesuai dengan sifat dari kejadian yang

mengganggu kehidupan mereka. Terjadi suatu ketidakseimbangan

psikologis yang mungkin disebabkan oleh situasi atau oleh tahap

perkembangan. Diawali dengan periode syok dan menyangkal,

kemudian kebingungan dengan berbagai masalah yang diperkirakan

sebagai penyebabnya. Kondisi ini selanjutnya diikuti oleh aksi untuk

mencari solusi dan akhirnya terjadi proses belajar dari pengalaman. Cara

ibu hamil bereaksi terhadap krisis tergantung pada 3 faktor yaitu :

persepsi terhadap kejadian (perubahan-perubahan dimasa kehamilan),

dukungan situasional (pasangan dan keluarga), dan mekanisme koping

ibu hamil. Dapat disimpulkan bahwa saat-saat kritis dengan segala

perubahan dan gangguan membentuk karakter ibu hamil, ibu hamil

sangat dipengaruhi oleh pola pikir dan pengalamannya yang diperoleh

dari pendidikan , dukungan dari pasangan dan keluarga dan mekanisme

koping dari dalam diri ibu hamil itu sendiri sehingga mendorong dirinya

untuk berespon dengan mencari berbagai solusi. Oleh karena itu, ANC

adalah salah satu solusi yang tepat bagi ibu hamil tersebut.

Page 33: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

44

Reeder (1997) mengungkapkan bahwa dukungan dari keluarga

merupakan hal yang penting dalam ANC. ANC tidak hanya

menekankan pada kesehatan fisik dan emosional ibu hamil saja tetapi

juga kebutuhan sosial ibu hamil seperti dukunga dari suami, anak yang

lain yang ada dalam keluarga. Reeder juga menyatakan bahwa ANC

mempertimbangkan kondisi sosial kultural dalam kehidupan keluarga

seperti sosial ekonomi, tingkat pendidikan, struktur komunitas, nutrisi,

support system dan culture perspective. Oleh karena itu, dukungan

keluarga sangat dibutuhkan oleh ibu hamil, karena masa kehamilan

adalah masa penuh dengan perubahan baik fisik maupun psikologis

dan perubahan tersebut akan menimbulkan berbagai dampak terhadap

diri ibu hamil. Dengan adanya dukungan dari keluarga, ibu hamil

terfasilitasi untuk mencurahkan keluhan dan perasaannya, tempat

bertanya dan meminta saran serta perhatian.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi untuk melakukan ANC adalah

sebagai berikut (Jenny, 2004) :

a. Faktor Internal

1) Usia ibu

Dalam kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman untuk

kehamilan adalah 20-30 tahun (Prawihardjo,1997).Dimana wanita

disaat usia 20-30 tahun, fisik, terutama organ reproduksi , dan

Page 34: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

45

psikologis secara keseluruhannya telah siap untuk bereproduksi.

Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia

dibawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebuh tinggi daripada kematian

maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal

meningkat kembali sesudahusia 30-35 tahun. Lebih lanjut menurut

Depkes(2000), dari segi kesehatan ibu yang berumur kurang dari20

tahun, rahim dan panggul belumberkembang dengan baik. Begitu

sebaliknya yang berumur diatas 35 tahun, kesehatan dan keadaan

rahim ibu tidak sebaik seperti pada saat ibu berusia 20-35 tahun,

sehingga perlu diwaspadai kemungkinan mengalami persalinan sulit

dan keracunan kehamilan terutama pada kelompok umur kurang dari

20 tahun dan ibu berumur lebih dari 35 tahun. Dengan demikian umur

sangat berpengaruh terhadap proses reproduksi.

2) Pendidikan ibu

Rendahnya tingkat pendidikan ibu yang melahirkan merupakan salah

satu penyebab tingginya kematian ibu. Akibatnya penyampaian KIE

(Konseling Information and Education) pada ibu hamil saat

pemeriksaan pertama sulit diterima dengan terbuka. Mereka pada

umumnya masih terbelenggu dengan tradisi dan menurut kepada

perintah sesepuh atau orang yang dituakan (Prabowo, 2003). Ibu yang

berpendidikan tinggi lebih sedikit dipengaruhi oleh praktek-praktek

tradisional yang merugikan ibu hamil terutama hal kualitas maupun

kuantitas dalam peningkatan pengetahuan .Dalam hal ini dimisalkan

Page 35: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

46

pengetahuan keamanan harus memeriksakan kehamilannya untuk

meningkatkan rasa aman dalam masa kehamilan yang sedang

dijalankan.

3) Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang wanita.

Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian

maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka

kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi

kematian maternal. Resiko pada paritas 1 dapat ditangani dengan

asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan resiko pada paritas tinggi dapat

dikurangi atau dicegah dengan keluarga berncana. Sebagian kehamilan

pada paritas tinggi adalah tidak direncanakan (Prawihardjo, 1997).

4) Pekerjaan ibu

Pekerjaan merupakan sesuatu hal yang dikerjakan untuk mendapatkan

imbalan atau balas jasa. Ibu hamil yang bekerja mempengaruhi

frekuensi pemeriksaan kehamilan, efektif dilihat dari waktu luang yang

dimiliki untuk memanfaatkan pemeriksaan kehamilan, maka

diharapkan ibu yang tidak bekerja lebih banyak memeriksakan diri dan

kehamilannya secara lengkap.

5) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan

Page 36: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

47

terjadi melalui panca indra manusia yakni: indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan

diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan kognitif merupakan

domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang

(Notoatmodjo, 2005). Menurut Notoatmodjo (2005) tingkat

pengetahuan dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan: tahu,

memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Tingkat

pendidikan adalah upaya untuk memberikan pangetahuan sehingga

terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. Tingkat pendidikan

menunjukkan korelasi positif yang meningkatkan dan demikian

pengetahuan juga meningkat (Notoadmojo, 2005). Pengetahuan yang

berkaitan dengan penelitian ini adalah pengetahuan ibu-ibu tentang

pelayanan antenatal care.

6) Sikap

Tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh sikap (attitude)

yaitu suatu tingkat afek (perasaan) baik yang positif (menguntungkan)

maupun negative (merugikan). Sikap belum tentu merupakan tindakan

atau aktivitas, tetapi merupakan “predisposisi” tindakan atau perilaku

(Notoatmodjo, 1997). Menurut Sarwono (1994) sikap merupakan

potensi tingkah laku seseorang terhadap sesuatu keinginan yang

dilakukan. Maka dapat dikatakan seorang ibu hamil yang bersikap

positif terhadap perawatan antenatal (ANC) cenderung akan

mempunyai motivasi tinggi untuk melakukan ANC. Hal ini

Page 37: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

48

dikarenakan informasi, pengetahuan dan pemahaman ibu hamil yang

baik mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan dan ANC selama

kehamilan dalam mencegah bahaya-bahaya dan resiko yang terjadi

selama hamil. Sikap ibu terhadap pelayanan antenatal care berperan

dalam keikutsertaannya untuk melakukan pemeriksaan.

b. Faktor Eksternal

1) Sarana/fasilitas

Sebagian masyarakat Indonesia selama ini diyakini telah menerima

pelayanan kesehatan dasar yang disediakan pemerintah melalui

puskesmas. Namun diduga hanya sebagian kecil masyarakat yang

paham tentang pelayanan yang tersedia di puskesmas. Dalam

membahas mengenai akses pelayanan, ada dua aspek utama, yaitu

ketersediaan dan keterjangkauan. Ketersediaan adalah tersedianya

fasilitas pelayanan kesehatan sdengan jumlah dan kualitas yang

memadai. Keterjangkauan pelayanan kesehatan mencakup jarak, waktu

dan biaya (Oktavinola, 2009).Ketersediaan sarana /fasilitas pelayanan

tentang keaadaan atau tempat pelayanan yang menunjang untuk

kelancaran pemeriksaan antenatal atau kesehatan lainnya sebagai

alternative pilihan lain sedangkan fasilitas terkadang sangat

menentukan bagi ibu hamil yang beresiko untuk memilihnya.

Page 38: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

49

2) Jarak ke tempat fasilitas pelayanan

Keterjangkauan pelayanan kesehatan mencakup jarak, waktu dan

biaya. Tempat pelayanan yang lokasinya tidak strategis/sulit dicapai

oleh para ibu menyebabkan berkurangnya akses ibu hamil terhadap

pelayanan kesehatan. Walaupun ketersediaan pelayanan kesehatan

sudah memadai, namun penggunaannya tergantung dari aksesibilitas

masyarakat terhadap informasi (Oktavinola, 2009). Dibeberapa daerah,

terutama di pedesaan pada saat, akses ke pelayanan kesehatan yang

menyediakan pelayanan persalinan yang aman masih sangat terbatas.

Jarak yang harus ditempuh oleh ibu untuk mendapatkan pelayanan

kebidanan masih cukup jauh. Biasanya semakin jauh jarak/letak

fasilitas kesehatan akan semakin enggan mereka datang.

3) Perilaku petugas

Survey Semeru (2004), ditemukan dokter kepala puskesmas dan

tenaga medis lainnya memberikan pelayanan pasien pribadi pada jam

kerja puskesmas. Pasien yang ingin mendapat pelayan dan obat yang

lebih baik umumnya memilih berobat ke dokter kepala puskesmas

meskipun harus membayar lebih tinggi. Hal ini sebenarnya

bertentangan dengan fungsi puskesmas yaitu sebagai tempat alternative

berobat bagi masyarakat miskin untuk memperoleh pelayanan

kesehatan yang lebih baik.

Hubungan yang telah lama dilakukan antara seseorang sebagai

pasien, bidan atau dokter sebagai tenaga kesehatan, akan memiliki

Page 39: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

50

pengaruh terhadap tingkat kepatuhan yang diberikan kepada tenaga

kesehatan. Pasien yang telah mengenal dengan baik terhadap tenaga

kesehatan tempat berobat, maka ia akan cenderung lebih patuh

daripada terhadap mereka yang belum begitu kenal. Begitu pula

penanganan oleh tenaga kesehatan terhadap pasiennya. Tenaga

kesehatan yang ramah, sopan, bijaksana, dan suka membesarkan hati

pasien akan cenderung dipatuhi saran-sarannya daripada mereka yang

suka menakuti pasien, kurang ramah dan sebagainya (Shintha,2008).

Sikap bidan yang baik selama memberikan pelayanan kebidanan

kepada setiap ibu hamil merupakan strategi nyata dalam upaya

meningkatkan motivasi ibu hamil akan pentingnya pemeriksaan

kehamilan secara teratur (Vikar, 2008, dalam Syaifudin, 2001).

4) Dukungan keluarga atau orang terdekat

Menurut Notoatmodjo (1997), yang dimaksud dukungan keluarga

adalah untuk mendapatkan tingkat pemeriksaan yang benar tentang

pemanfaatan layanan kesehatan diperlukan factor-faktor eksternal

antar lain. Reeder (1997) mengungkapkan bahwa dukungan dari

keluarga merupakan hal yang penting dalam ANC. ANC tidak hanya

menekankan pada kesehatan fisik dan emosional ibu hamil saja tetapi

juga kebutuhan sosial ibu hamil seperti dukungan dari suami, anak

yang lain yang ada dalam keluarga.

Page 40: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

51

B. Penelitian Terkait

1. Penelitian yang dilakukan oleh Umy Habibah pada tahun 2004 dengan judul

”Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Dengan Kelengkapan Kunjungan

Pelayanan Antenatal Di Puskesmas Pembina Kebon Jeruk Jakarta Barat

2004”, penelitian ini menggunakan desain cross sectional, jumlah sampel

sebanyak 144 orang. Hasil penelitiannya adalah bahwa hanya 48,6%

responden yang melakukan kunjungan pelayanan antenatal lengkap.

Responden yang melakukan kunjungan pelayanan antenatal ada sebanyak

85,4% yang berada pada umur aman reproduksi (20-35 tahun), 52,8% yang

berada pada paritas kategori aman (1-4), 37,5% yang jarak kehamilan

dengan kehamilan sebelumnya masuk kedalam kategori aman (≥2 tahun),

60,4% ibu yang tidak bekerja/sebagai IRT dan ada sebanyak 90,3% ibu yang

memiliki suami dengan jenis pekerjaan karyawan dan 9,7% yang berprofesi

sebagai wiraswasta. Variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan

kelengkapan kunjungan pelayanan antenatal yaitu pekrjaan ibu hamil dan

pekerjaan suami.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Jenny dan Rika Fatmadona pada tahun 2004

dengan judul”Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan

ANC Di Puskesmas Cikundul Kota Sukabumi tahun 2004”, penelitian ini

menggunakan desain studi cross sectional dengan sampel sebanyak 70

orang. Hasil penelitiannya adalah bahwa 66% responden memenuhi target

pemanfaatan pelayanan ANC, 68% responden yang berumur 20-35 tahun,

sebanyak 57% responden berpendidikan SLTP, sebanyak 79% responden

Page 41: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

52

tidak bekerja, sebanyak 76% responden berpengetahuan tinggi tentang

pemanfaatan pelayanan ANC, sebanyak 77% responden berpendapat baik

tentang sarana dan fasilitas dalam pemanfaatan pelayanan ANC, sebanyak

76% responden menyatakan mudah menuju fasilitas pemeriksaan, sebanyak

83% responden menyatakan bahwa perilaku petugas pemberi pelayanan

adalah baik. Sebanyak 86% responden menyatakan memperoleh dukungan

yang positif dari orang terdekat.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Purnomo pada tahun 2005 dengan

judul ”Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Hamil Tidak

Melakukan ANC Secara Rutin Selama Kehamilan Di RSIA Citra Insani

Parung Bogor”, penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif

dengan sampel sebanyak 45 orang. Hasil penelitiannya adalah bahwa

motivasi ibu hamil 75,6% bermotivasi baik, 17,8 bermotivasi sedang, dan

6,7% bermotivasi buruk dengan distribusi data demografi sejumlah 22,2%

berlatarbelakang pendidikan tinggi, 44% berlatarbelakang pendidikan SMA,

71,9% ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC berusia produktif (20-34

tahun). Uji analisa chi-square dihasilkan bahwa ada hubungan antara tingkat

pendidikan dengan motivasi ibu hamil tidak melakukan ANC secara rutin

selama kehamilan.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Yulhana Rahmadani dan Nurhayati pada

tahun 2005 dengan judul ”Karakteristik Ibu Hamil Dan Hubungannya

Dengan Motivasi Ibu Hamil Melakukan ANC Di Poliklinik Kebidanan RS

Haji Jakarta”, penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif dengan

Page 42: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

53

sampel sebanyak 88 orang. Hasil penelitiannya adalah bahwa motivasi ibu

hamil 59,1% bermotivasi tinggi dan 40,9% bermotivasi rendah dengan

distribusi data demografi sejumlah 54,56% yang memiliki pendidikan tinggi,

79,54% ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC berusia produktif,

98,4% mendapatkan informasi tentang pelayanan ANC dari petugas

kesehatan. Tetapi dari uji chi-square dihasilkan bahwa tidak ada hubungan

yang bermakna antara karakteristik ibu hamil dengan motivasi melakukan

ANC dengan P value 0,25.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Teni Hayatini pada tahun 2002 dengan judul

”Karakteristik Ibu Hamil Yang Memanfaatkan Pelayanan Antenatal Care

(ANC) Serta Hubungannya Dengan Kelengkapan Kunjungan ANC di

Puskesmas Kota Bandung Jawa Barat tahun 2001”, penelitian ini

menggunakan desain studi epidemiologi deskriptif dengan menggunakan

jenis penelitian cross sectional, jumlah sampel sebanyak 1565 orang. Hasil

penelitiannya adalah bahwa pemanfaatan ANC puskesmas paling banyak

dipergunakan oleh ibu hamil dengan umur 20-35 tahun (70,5%) yang

memanfaatkan ANC lengkap (66,5%), pendidikan ibu 7-12 tahun (70,9%)

dengan ANC lengkap (64,9%), suami bekerja (89,8%) ANC lengkap

(64,3%), ibu tidak bekerja (96,5%) ANC lengkap (64%), kondisi fisik ibu

hamil yang normal (69,7%) ANC lengkap (65,1%), paritas 2-4 (56,5%)

ANC lengkap (63,3%), jarak yang ditempuh ibu hamil dari tempat tinggal ke

pelayanan puskesmas <1500 m (67,9%) ANC lengkap (81,5%). Dari uji

statistik yang dilakukan dengan chi-square, ternyata karakteristik yang

Page 43: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

54

berhubungan makna adalah umur ibu hamil, kondisi fisik ibu hamil, umur

kehamilan waktu bayi dilahirkan, paritas, dan jarak tempuh ibu hamil dari

tempat tinggalnya ke pelayanan antenatal puskesmas. Sedangkan

karakteristik yang tidak berhubungan makna adalah pendidikan ibu,

pekerjaan suami dan pekerjaan ibu hamil.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Ida Faridah pada tahun 1999 dengan judul

”Hubungan Faktor-Faktor Pada Ibu Hamil Dengan Frekuensi Pemeriksaan

Kehamilan Di Kabupaten Dati II Pada Tahun 1997”, penelitian ini

menggunakan desain studi epidemiologi deskriptif dengan menggunakan

jenis penelitian cross sectional, jumlah sampel sebanyak 300 orang. Hasil

penelitiannya adalah bahwa responden yang frekuensi pemeriksaan

kehamilan 1-3 kali sebanyak 177 orang (59%), umur ibu hamil 20-35 tahun

sebanyak 238 orang (79,3%), pendidikan ibu SD sebanyak 182 orang

(60,7%), paritas 1-2 anak sebanyak 45%, usia kehamilan saat pemeriksaan

awal (1-3 bulan ) sebanyak 78,3%, usia kehamilan saat pemeriksaan akhir

(4-6 bulan dan 7-9 bulan ) sebanyak 38,6%, tidak bekerja sebanyak 84,3%,

pengeluaran keluarga perhari <Rp10.000 sebanyak 78%, tenaga pemeriksa

kehamilan sebanyak 86,4% memeriksakan kehamilan pada bidan, tempat

pemeriksaan kehamilan sebanyak 37,9% memeriksakan kehamilan ke

tempat bidan praktek swasta. Dari analisa bivariat diperoleh hasil bahwa

faktor-faktor pada ibu hamil yang berhubungan makna dengan frekuensi

kehamilan adalah pendidikan, paritas, usia kehamilan saat pemeriksaan

akhir, dan tempat pemeriksaan kehamilan. Sedangkan yang tidak

Page 44: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

55

mempunyai hubungan bermakna adalah umur, status pekerjaan, pengeluaran

perhari, usia kehamilan saat pemeriksaan awal, dan tenaga pemeriksa

kehamilan.

C. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan ringkasan dari tinjauan yang dibuat oleh peneliti,

dimana factor internal dan faktor eksternal sebagai variabel X dan motivasi

ibu melakukan ANC secara rutin selama kehamilan sebagai variabel Y

Skema 2.2 Kerangka Teori

Faktor predisposisi:

a.Karakteristik ibu hamil (usia, pendidikan, pekerjaan)

b.Sosial budaya (suku, agama)

c.Ekonomi (penghasilan/pendapatan)

d.Paritas

d.Pengetahuan, pengalaman

e.Sikap

Faktor penguat:

Lingkungan (rumah, RS):

a.Perilaku petugas

b.Dukungan keluarga/orang terdekat

Motivasi ibu hamil untuk

melakukan ANC secara rutin

a.Motivasi tinggi

b.Motivasi rendah

Faktor pemungkin:

a.sarana/fasilitas di tempat pelayanan

b.jarak ke tempat pelayanan

Page 45: Faktor Yg Mempengaruhi Motivasi Bumil

56

Skema diatas menggunakan model pendekatan sistem yang merupakan modifikasi

Teori Benjamin Bloom (1987) dan Swansburg (2000). Dari kerangka diatas dapat

dijelaskan bahwa motivasi ibu hamil untuk melakukan ANC dipengaruhi oleh 3

factor yaitu : factor predisposisi yang meliputi karakteristik (usia, pendidikan,

pekerjaan), ekonomi (penghasilan/pendapatan), sosial budaya (suku, agama),

paritas, pengetahuan, dan sikap. Faktor pemungkin meliputi sarana/fasilitas dan

jarak ke tempat pelayanan. Sedangkan faktor penguat yaitu lingkungan (rumah,

RS) meliputi perilaku petugas dan dukungan keluarga. Apabila faktor

predisposisi, pemungkin, dan penguat menunjang, maka motivasi ibu hamil tinggi

untuk melakukan perawatan ANC. Namun sebaliknya apabila faktor-faktor

tersebut tidak/kurang menunjang maka motivasi ibu hamil rendah untuk

melakukan perawatan ANC.