faktor yang menyebabkan penelantaran anak …...permasalahan yang dihadapi orang tuanya. disinilah...

19
FAKTOR YANG MENYEBABKAN PENELANTARAN ANAK ARTIKEL TUGAS AKHIR Oleh Sit Asysyifa 132013015 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

Upload: others

Post on 08-Feb-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • FAKTOR YANG MENYEBABKAN PENELANTARAN ANAK

    ARTIKEL TUGAS AKHIR

    Oleh

    Sit Asysyifa

    132013015

    PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2017

  • FAKTOR YANG MENYEBABKAN PENELANTARAN ANAK

    ARTIKEL TUGAS AKHIR

    Oleh

    Sit Asysyifa

    132013015

    PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2017

  • 1

    FAKTOR YANG MENYEBABKAN PENELANTARAN ANAK

    Oleh: Siti Asysyifa

    (Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)

    Pembimbing

    Drs. Sumardjono Pm., M.Pd dan Yustinus Windrawanto, S.Pd, M.Pd

    (Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan penelantaran

    anak. Metode Penelitian yang di tempuh adalah Studi Kasus. Pendekatan yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah pendekatan kualitalif. Subjek penelitian ini adalah Ibu R berusia 35 tahun

    seorang ibu yang bekerja di salah satu pabrik konveksi di Tengaran, Pak I suami dari Ibu R

    berusia 40. Kesimpulan dari penelitian ini dapat diketahui faktor-faktor yang menyebabkan anak

    terlantar. Faktor dominan pada penelitian ini adalah : (1) kesibukan orang tua yang setiap pulang

    malam, (2) kondisi ekonomi, (3) kurangnya kesadaran tentang pendidikan, (4) minuman keras

    yang di lakukan Pak I, (5) kesehatan. Dengan diangkatnya kasus ini sebagai suatu karya ilmiah

    maka penulis dapat memberikan sumbangsih kepada objek penelitian, dalam hal menjadi tempat

    berbagi cerita, curahan hati, dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.

    Kata kunci: Faktor Penelantaran Anak, Penelitan kualitatif, Akibat kesibukan orang tua pada

    anak.

    PENDAHULUAN

    Penelantaran anak adalah praktik

    melepaskan tanggung jawab dan klaim atas

    keturunan dengan cara illegal (John

    Boswell. 1998). Saat ini banyak kasus yang

    memberitakan tentang kekerasan pada anak,

    termasuk penelantaran pada anak oleh

    keluarganya sendiri. Masalah dalam

    kehidupan ternyata tidak hanya dialami oleh

    orang dewasa. Anak-anak pun menghadapi

    banyak masalah dalam perkembangan

    mereka. Anak-anak menjadi korban

    kekerasan, dalam bentuk apapun, biasanya

    mengalami stres dan trauma, bahkan jika ia

    mengalami kasus yang berat, trauma yang

    muncul dapat bertahan dalam waktu cukup

    lama.

    Akibatnya, anak tidak hanya

    mengalami gangguan jiwa dan mental, tapi

    juga menyebabkan perkembangnnya

    terhambat, termasuk perkembangan fisik,

    bahkan dapat menyebabkan cacat mental

    dan keterbelakangan mental.

    Dampak dari penalantaran pada anak

    sangat beragam dan memerlukan

    penanganan yang tepat sebelum anak meniru

    perilaku orang tua yang

    menalantarkannya.Karena menurut beberapa

    penilitian, banyak orang tua yang

    menelantarkan anaknya sendiri juga

    mengalami hal serupa saat kecil. Sehingga

    penanganan yang sesuai akan memutuskan

    rantai kekerasan dan penelantaran pada anak

    kedepannya.

    https://id.wikipedia.org/wiki/Anak

  • 2

    Namun, faktor-faktor penelantaran

    tidak hanya berasal dari masalah orang tua

    sendiri, tapi juga ada pengaruh dari luar

    yang menyebabkan orang tua tega

    menelantarkan anaknya sendiri. Baik dari

    faktor lingkungan, ekonomi, dan kesadaran

    orang tua dan masyarakat tentang

    pentingnya pendidikan anak. Semua

    masalah pada orang tua yang tidak dapat

    terselesaikan dengan baik, dapat memicu

    kemarahan atau ketidak nyamanan dalam

    hidup, hingga pelampiasannya pada

    anak.Padahal, anak tidak mengetahui apapun

    permasalahan yang dihadapi orang tuanya.

    Disinilah dibutuhkan dukungan dari

    semua pihak, agar anak sebagai korban

    penelantaran dan juga orang tua sebagai

    pelaku, dapat kembali kekehidupan normal

    yang penuh kasih sayang, dan tidak

    berlanjut kegenerasi selanjutnya.Maka dari

    itu, Penulis mencoba menjabarkannya dalam

    penulisan ini ini, berupa faktor-faktor

    penyebab penelantara.

    Masa depan anak, kesuksesan maupun

    kegagalan banyak dipengaruhi oleh peranan

    orang tua di masa kecil anak. Berdasarkan

    observasi yang penulis lakukan pada G

    siswa kelas IV Sekolah Dasar (SD), G ini

    merupakan anak dari Ibu R dan Pak I.

    Kesehariannya Ibu R bekerja di salah satu

    pabrik konveksi di daerah Tengaran,

    sedangkan Pak I yang bekerja serabutan

    namun jarang di rumah. Penelantaran anak

    ini sudah berlangsung lama, apalagi sejak

    ibunya bekerja. Ibu R yang setiap harinya

    berangkat kerja pukul 07.00-20.00 WIB

    membuatnya tidak ada waktu lagi dalam hal

    mengawasi anaknya, karena setiap kali

    pulang dari kerja Ibu R langsung tidur dan

    perlu diketahui bahwa suami dari Ibu R

    sendiri setiap hari mulai jam 10 pagi

    berangkat dan pulang pukul 20.00 WIB.

    Mengacu paparan di atas menggugah

    penulis untuk meneliti tentang faktor-faktor

    yang menyebabkan penelantaran anak.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk

    mengetahui faktor yang menyebabkan

    terjadinya penelantaran anak.

    LANDASAN TEORI

    Penelantaran anak termasuk

    penyiksaan secara pasif, yaitu segala

    keadaan perhatian yang tidak memadai, baik

    fisik, emosi maupun sosial. Penelantaran

    anak adalah di mana orang dewasa yang

    bertanggung jawab gagal untuk

    menyediakan kebutuhan memadai untuk

    berbagai keperluan, termasuk fisik

    (kegagalan untuk menyediakan makanan

    yang cukup, pakaian, atau kebersihan),

    emosional (kegagalan untuk memberikan

    pengasuhan atau kasih sayang), pendidikan

    (kegagalan untuk mendaftarkan anak di

    sekolah) , atau medis (kegagalan untuk

    mengobati anak atau membawa anak ke

    dokter). (John Boswell. 1998)

    Penelantaran anak merupakan hal

    yang sudah berlangsung sejak jaman Yunani

    dan Romawi kuno. Anak perempuan

    mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk

    mengalami penyiksaan dan penelantaran

    yang berhubungan dengan status mereka di

    masyarakat pada saat dewasa nanti. Kasus-

    kasus penelantaran anak sungguh memberi

    pelajaran yang sangat berharga untuk kita.

    Bagaimana cara kita menghadapi masalah

    ini ketika kita dihadapkan pda masalahnya.

    Faktor-faktor yang Mempengaruhi orang

    tua menelantarkan anaknya

    Keluarga merupakan pendidikan yang

    pertama yang membangun kreatifitas anak

    itu sendiri, jika sejak kecil anak kurang

    mendapat pendidikan dari keluarga, akan

    timbul berbagai dampak negatif bagi anak.

    (Riamin. 2016)

    Faktor-faktor penyebab orangtua

    menelantarkan anak:

    1. Orangtua terlalu sibuk pada pekerjaannya

  • 3

    Salah satu faktor kelalaian tersebut

    adalah kesibukan orang tua dan kurang

    harmonisnya keadaan keluarga. Keadaan ini

    dapat mengakibatkan anak terjerumus

    kedalam hal-hal yang tidak baik, serta

    pendidikan anak menjadi terabaikan.

    Orangtua kebanyakan menganggap

    kebutuhan memenuhi materi anak dan

    keluarga adalah yang paling utama dan

    segalanya. Sehingga waktu yang ada

    sebagian besar, bahkan seluruhnya, tersita

    tanpa sisa untuk yang namanya mencari

    uang.

    Saat ini kehidupan disebuah keluarga

    sudah banyak berubah. Kebanyakan

    keduanya dari mereka berkarir dan sibuk

    dengan usahanya hingga mereka lupa akan

    kewajibannya sebagai orangtua. Anak

    merasa kurang perhatian dan kasih saying

    dari orangtua yang sibuk. Tidak dapat

    dipungkiri, bahwa kesempatan bagi anak

    untuk mengenal dunia sosialnya yaitu

    melalui keluarga. Namun, kenyataan yang

    terjadi ialah perhatian orangtua berkurang

    terhadap anaknya. Hal tersebut

    mengakibatkan terbatasnya interaksi antara

    orangtua dengan anak. Meninggalkan anak

    dalam waktu lama bukanlah hal yang baik.

    Kebanyakan anak yang ditinggalkan dalam

    waktu lama biasanya tidak peduli dengan

    orangtuanya. Anak menjadi nakal karena

    kurangnya perhatian dari orangtua. Jadi,

    sebagai orangtua karir harus bisa mengatur

    dan membagi waktu dengan baik, sehingga

    tidak perlu mengorbankan anak demi

    pekerjaan atau sebaliknya. Karena ada

    banyak wanita di luar sana yang tidak hanya

    sukses dalam karir mereka saja, namun

    dengan keluarga mereka juga.

    2. Broken home Merupakan salah satu faktor yang

    banyak terjadi dan mengakibatkan orang tua

    kurang perhatian terhadap anaknya.

    Sehingga pendidikan anak pun ikut

    terpengaruhi.

    Mempunyai keluarga yang harmonis

    dan penuh kasih saying merupakan

    kebahagiaan tak terkira bagi seorang anak.

    Karena selain menjadi tempat paling

    nyaman untuknya berbagi cerita serta

    kebahagiaan, keluarga juga menjadi tempat

    pembentukan karakter yang pertama dan

    utama bagi anak. Sehingga baik buruknya

    perilaku anak lebih banyak dipengaruhi oleh

    hasil didikan orangtua.

    Bagi orangtua, kehadiran anak

    merupakan amanah besar dari Tuhan kepada

    hamba yang telah dipercayai-Nya. Dengan

    demikian menjaga anak dengan sebaik-

    baiknya merupakan kewajiban mutlak bagi

    setiaptua. Salah satunya ialah dengan

    menjaga keutuhan dan keharmonisan rumah

    tangga agar anak-anak mereka bisa

    mendapatkan apa yang telah menjadi

    haknya. Akan tetapi, sayangnya tidak semua

    keluarga bisa memenuhi harapan tersebut.

    Banyak juga keluarga yang awalnya baik-

    baik saja kemudian menjadi berantakan

    seiring munculnya permasalahan daam

    rumah tangga mereka. Hal ini ditandai

    dengan mulai sering terjadinya pertengkaran

    oragtua, hubungan keluarga yang tidak lagi

    harmonis, hingga berakhir dengan

    perceraian atau bahkan penelelantaran anak.

    Broken home menjadi istilah umum yang

    banyak dikenal untuk menyebut keadaan ini.

    Dengan berbagai latar belakang yang

    menjadi penyebab terjadinya broken home

    tersebut, anak selalu saja menjadi pihak

    yang paling dirugikan.

    3. Kondisi ekonomi kurang Pendidikan bagi anak sangatlah

    penting, akan tetapi ekonomi yang kurang

    mendukung juga menjadi salah satu faktor

    yang menjadi penyebab orang tua kurang

    memberikan pendidikan pada anaknya.

    Keadaan ekonomi keluarga erat

    hubungannya dengan belajar anak. Anak

    yang sedang belajar selain harus terpenuhi

    kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian,

    perlindungan kesehatan dan lainnya. Juga

  • 4

    membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang

    belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis

    menulis, buku-buku dan lainlain-lain.

    Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi

    jika keluarga tersebut berkecukupan dan

    mempunyai banyak uang.

    Jika anak hidup dalam keluarga

    miskin, kebutuhan pokok anak kurang

    terpenuhi, sehingga kesehatan anak

    terganggu sehingga belajar anak akan

    terganggu. Akibat lain anak akan selalu

    dirundung kesedihan sehingga anak merasa

    minder dengan teman-temannya yang lain.

    Hal ini pasti mengganggu belajar anak,

    bahkan mungkin anak harus membantu

    orangtuanya mencari nafkah walaupun

    sebenarnya anak belum saatnya bekerja. Hal

    yang seperti ini juga akan mengganggu

    belajar anak walaupun tidak dapat

    dipungkiri tentang adanya kemungkinan

    anak yang serba kekurangan dan selalu

    menderita.

    4. Kurangnya kesadaran orangtua terhadap pendidikan

    Sampai saat ini masih banyak

    orangtua yang kurang perhatian terhadap

    pendidikan anaknya. Padahal dukungan

    terhadap pendidikan anak sangatlah penting

    dan merupakan hal utama yang harus di

    perhatikan oleh orangtua. Pada dasarnya

    orangtua merupakan lingkungan pertama

    bagi anak untuk mendapatkan pendidikan.

    Pendidikan yang diterima anak dalam

    lingkungan keluarga sangat penting bagi

    masa depan anak itu sendiri, karena akan

    menentukan sifat dan karakter anak pada

    masa yang akan datang. Keterlibatan

    orangtua pada masa yang akan datang,

    Kesadaran orangtua pada pendidikan sangat

    penting, hal ini terbukti dari banyaknya

    dampak positif pada anak. Dalam

    keluargalah anak dipersiapkan untuk

    membangun pengetahuan tentang

    perkembangan sebelum memasuki

    tingkatan-tingkatan perkembangannya dunia

    lainnya seperti dunia orang dewasa, bahasa,

    adat istiadat dan kebudayaan.

    Keluarga adalah pendidikan yang

    pertama yang membangun kreatifitas anak

    anak itu sendiri, jika sejak kecil anak kurang

    mendapat pendidikan dari keluarga, akan

    timbul berbagai dampak negatif bagi anak

    seperti kesulitan beradaptasi dengan

    lingkungan social, pada saat memasuki

    bangku sekolah anak akan mengalami

    kesulitan untuk menerima pelajaran karena

    kurangnya perhatian yang diberikan oleh

    orangtua. Karena itulah orangtua dituntut

    untuk kesadaran dalam memberikan

    pendidikan kepada anak sedini mungkin,

    mungkin saat anak mulai beradaptasi dengan

    dunia luar anak tidak akan mudah terbawa

    kedalam hal-hal negatif yang banyak terjadi

    di lingkungan sosial, namun demikian masih

    banyak juga keluarga yang tidak terlalu

    memikirkan pendidikan bagi anak-anaknya,

    sehingga tidak sedikit orangtua yang

    melalaikan tanggungjawab mereka untuk

    memberikan pendidikan dan pengetahuan

    sedini mungkin kepada anak.

    5. Kecanduan obat atau alkohol Kecanduan obat atau alkohol adalah

    kondisi ketika seseorang tidak bisa lepas

    dari penggunaan zat tersebut dengan tidak

    mengenal situasi. Pecandu akan

    menghabiskan banyak waktunya dengan

    minum alkohol dan secara otomatis

    kebiasaannya ini menjadikan kadar alkohol

    yang dikonsumsi menjadi tidak terkontrol,

    kondisi itulah yang menyebabkan orangtua

    lupa akan tanggungjawabnya terhadap anak.

    Saat seseorang menjadi pecandu, ada

    suatu kepribadian baru yang muncul dalam

    dirinya, yaitu kepribadian pecandu.

    Kepribadian ini tidak peduli terhadap orang

    lain, satu-satunya hal yang paling penting

    baginya adalah bagaimana cara agar tetap

    bisa terus menggunakan obat-obatan. Ini

    sebabnya mengapa ada perubahan emosional

    yang tampak jelas dalam diri diri seorang

    pecandu. Adiksi terhadap obat-obatan

  • 5

    membuat seseorang kehilangan kendali

    terhadap emosinya. Seorang pecandu

    acapkali bertindak secara impuls, mengikuti

    dorongan emosi apapun yang muncul dalam

    dirinya. Adiksi terhadap obat-obatan

    membuat seorang pecandu menjadikan

    obatan-obatan sebagai prioritas utama dalam

    kehidupannya. Obat-obatan adalah pusat

    kehidupannya, dan semua hal atau aspek

    lain dalam hidupnya berputar di sekitarnya.

    Tidak ada hal lain yang lebih penting dari

    obat-obatan, dan pecandu menaruh

    kepentingannya untuk menggunakan obat-

    obatan diatas segala-galanya. Obat-obatan

    menjadi jauh lebih penting daripada istri,

    suami, pacar, anak, orangtua, pekerjaan, dan

    lain sebagainya.

    6. Kesehatan Kesehatan fisik dan emosional ibu

    ketika membesarkan anak-anaknya

    berpengaruh erat terhadap kesehatan anak.

    Studi menemukan, ibu yang depresi akan

    memengaruhi perubahan perilaku anak.

    Anak-anak yang masih dalam usia sekolah

    dasar dan dibesarkan oleh ibu yang depresi

    cenderung akan terlibat dalam masalah

    perilaku seperti mengonsumsi minuman

    keras dan narkoba ketika anak tersebut

    sudah remaja.

    Disebutkan, masa menengah kanak-

    kanak adalah periode peningkatan kognitif,

    perkembangan sosial dan emosional. Anak-

    anak dalam kelompok usia ini memulai

    sekolah, memperbaiki kemampuan bahasa

    mereka dan semakin terlibat dalam

    hubungan sebaya sosial. Dalam pengasuhan

    ibu yang depresi dan perilaku orangtua yang

    negatif dapat membahayakan perkembangan

    anak sendiri. Colma mengatakan bahwa

    tidak mudah meminta bantuan, tetapi bahkan

    hanya berbicara tentang apa yang di rasakan

    kadang-kadang bisa menjadi awal bantuan

    sebenarnya dalam perjalanan menuju

    pemulihan bagi seorang ibu yang sakit

    (depresi). “Jangan lupa bahwa apa yang baik

    bagi ibu terkadang juga baik untuk anak-

    anak mereka”(Eva Ervaina. 2014)

    Masalah kesehatan merupakan

    masalah utama yang harus menjadi

    perhatian serius dalam setiap kehidupan

    manusia. Artinya, seseorang akan

    menentukan aktivitas kesehariannya dan

    dapat berperan secara terpadu. Seseorang

    yang dikatakan sehat adalah mampu

    melakukan segala aktivitas kesehariannya

    dan dapat berperan secara maksimal dalam

    kehidupan sehari-hari tergantung dari

    kesehatannya. Kesehatan seseorang tidak

    hanya bisa dilihat dari kondisi fisik saja,

    tetapi harustetapi harus dilihat secara

    terpadu.

    7. Hamil diluar nikah Salah satu faktor anak terlantar adalah

    dikarenakan orangtua yang melahirkan

    anaknya diluar nikah. Orangtua menganggap

    anaknya tersebut sebagai aib dan seringkali

    menyembunyikan keberadaan anaknya

    untuk tidak diketahui oleh orang lain.

    Meskipun saat ini sudah mulai terjadi

    pergeseran nilai di Indonesia, sebagian besar

    masyarakat kita masih berpegang pada nilai-

    nilai ketimuran sehingga bukanlah hal yang

    wajar perempuan hamil tanpa menikah

    sebelumnya. Tentu saja hal tersebut akan

    memicu datangnya stigma negatif dari

    masyarakat. Bahkan, di beberapa daerah di

    Indonesia, perempuan hamil di luar nikah

    akan di kucilkan oleh masyarakat sebagai

    sanksi sosial. Hal tersebut bukanlah hal yang

    ringan. Stigma negatif yang diterima tentu

    menjadi tekanan tersendiri bagi keluarga,

    khususnya perempuan yang sedang

    mengandung anak di luar nikah. Bukan

    hanya perempuan yang hamil diluar nikah

    yang akan dikucilkan, melainkan keluarga

    akan terkena dampaknya.

    8. Orang tua yang jiwanya terganggu Orangtua yang mengalami gangguan

    jiwa tidak mempunya peran dalam

    perkembangan anak. Anak dari orangtua

    yang menderita gangguan jiwa sangat rentan

  • 6

    mengalami permasalahan pada tahap

    perkembangannya, status mental

    orangtuanya yang dianggap masyarakat

    memiliki stigma yang buruk terhadap

    perkembangan anak sedangkan pada masa

    ini anak juga harus dapat melalui tugas

    perkembangan yakni mempelajari

    keterampilan fisik yang diperlukan untuk

    permainan-permainan umum, membangun

    sikap yang sehat mengenai diri sendiri

    sebagai mahluk yang sedang tumbuh, belajar

    menyesuaikan diri dengan teman seusianya,

    mulai mengembangkan peran sosial pria

    atau wanita yang tepat, mengembangkan

    keterampilan-keterampilan dasar unuk

    membaca, menulis dan berhitung,

    mengembangkan pengertian-pengertian

    yang diperlukan untuk kehidupan sehari-

    hari, mengembangkan hati nurani,

    pengertian moral, tata dan tingah nilai,

    mengembangkan sikap terhadap kelompok-

    kelompok sosial dan lembaga-lembaga dan

    mencapai kebebasan pribadi.

    Orangtua terutama ibu memiliki peran

    dalam pembentukan Potensial self anak

    melalui ruang psikologis (holding

    environment) dan relasi mendalam (centered

    relating) agar anak memiliki true self

    sehingga anak dapat berkembang dengan

    baik dan menjadi pribadi yang matang.

    Namun jika keluarga tidak mampu

    memberikan ruang psikologis (holding

    environment) dan relasi mendalam (centered

    relating) akan mengakibatkan gangguan

    pada fungsi sosial anak yang berpotensi

    terhadap defisit sosial yang amat besar.

    Hasil Penelitian yang Berhubungan

    “Keluarga dan Siswa Berprestasi”,

    oleh Maslani, Guru SMPN 4 Pelaihari

    (Bpost, 29/03/16), memaparkan pentingnya

    keluarga dalam meningkatkan mutu

    pendidikan Indonesia. Cerita nyata yang

    memperlihatkan betapa peran keluarga

    dalam keberlangsungan pendidikan ternyata

    sangat besar. Seorang siswi yang pada

    awalnya hanya jarang masuk sekolah, dalam

    waktu berikutnya justru tidak pernah lagi

    hadir. Pihak sekolah sudah mengupayakan

    berbagai pendekatan kepada anak, dari

    bimbingan konseling, wali kelas, kunjungan

    rumah dan lain-lain untuk memotivasi anak

    rajin berangkat sekolah. Dari kunjungan

    rumah diketahui bahwa anak tinggal

    sendirian, ayahnya telah meninggal, ibunya

    bekerja di daerah lain dan saudara satu-

    satunya yang sebelumnya menemani tinggal

    di rumah kini sudah berkeluarga dan tinggal

    bersama suaminya.

    Dalam kondisi demikian tidak ada

    yang memberikan pengawasan kepada anak

    terutama dalam urusan pendidikannya.

    Jangankan untuk berprestasi, hadir ke

    sekolahpun tidak, dan berujung pada putus

    sekolah karena jumlah absensi yang sudah

    melebihi kriteria kenaikan kelas. Anak

    mengambil keputusan sendiri dan pihak

    keluarga pun sepertinya membiarkannya.

    METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah pendekatan kualitalif.

    Jenis penelitian yang digunakan oleh

    peneliti adalah penelitian Studi Kasus.

    Definisi studi kasus ini dikemukakan Nisbet

    & Watt dalam (Loekmono, JT Lobby.2005)

    sebagai teknik penelitian. Namun demikian,

    penulis menganggap bahwa definisi tersebut

    relevan dalam bidang bimbingan dan

    konseling pada hakekatnya suatu kegiatan

    meneliti individu secara mendalam agar

    dapat memahami individu tersebut.

    Subjek dalam penelitian ini adalah Ibu

    R, dan Pak I. Instrumen pada penelitian ini

    adalah pedoman wawancara dan pedoman

    observasi. Peneliti sebagai instrumen

    penelitian yaitu dengan meneliti secara

    langsung dan bertatap muka secara langsung

    dengan mengamati secara seksama dan

    sistematis untuk mendapatkan data yang

    dibutuhkan adalah pedoman wawancara

    mendalam dan pedoman observasi.

  • 7

    1. Observasi Tabel Pedoman Observasi

    No Topik Waktu Keterangan

    1. Kesibukan Orang tua Observasi

    dilakukan sejak

    tanggal 17-31

    Januari 2017

    2. Kondisi Lingkungan

    3. Kondisi Sosial

    4. Kondisi Kesehatan

    5. Kondisi Kejiwaan

    2. Wawancara Pedoman Wawancara

    No Topik Indikator Keterangan

    1. Kesibukan orangtua 1. Waktu pergi dan pulang kerja 2. Kegiatan setelah pulang kerja

    2. Kondisi ekonomi 3. Sehari makan berapa kali 4. Jumlah pakaian (berapa pasang) 5. Mainan anak 6. Perlengkapan sekolah anak

    3. Kesadaran orang tua tentang

    pendidikan

    7. Tingkat pendidikan orang tua 8. Kursus/latihan yang pernah diikuti

    4. Kecanduan obat 9. Minuman keras 5. Kesehatan 10. Riwayat kesehatan

    Didalam penelitian ini menggunakan

    beberapa teknik pengumpulan data yaitu,

    pengamatan (observasi) dan wawancara.

    Teknik analisis data yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah dengan mengacu pada

    konsep Milles & Huberman (2007) yaitu

    interactive model (model interaktif) yang

    mengklarifikasikan analisi data dalam tiga

    langkah, yaitu:(1) reduksi data (data

    reduction) merupakan proses pemilahan,

    pemusatan perhatian pada penyederhana,

    pengabstrakan, dan transformasi data kasar

    yang muncul dari catatan-catatan tertulis di

    lapangan. Pada penelitian ini proses reduksi

    data dilakukan dengan menyederhanakan

    dan memilah hasil penelitian sesuai dengan

    kebutuhan, (2) penyajian data (display data)

    sebagai sekumpulan informasi tersusun yang

    memberi kemungkinan adanya penarikan

    kesimpulan dan pengambilan tindakan.

    Penyajian data yang digunakan pada

    penelitian ini adalah dalam bentuk teks

    naratif, (3) penarikan kesimpulan

    (verifikasi), dalam penelitian ini dimulai dari

    pengumpulan data, seorang penganalisis

    kualitatif mulai mencari arti benda-benda

    mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan,

    konfigurasi-konfigurasi, alur sebab akibat,

    dan proposisi. Penarikan kesimpulan yang

    dilakukan dengan membandingkan hasil

    penelitian dengan literatur kajian teori yang

    ada.

  • 8

    HASIL PENELITIAN Hasil Observasi

    No Topik Hasil

    1. Kesibukan orangtua Ibu R berangkat kerja jam 7 pagi dan pulang kerja jam 8 malam

    setiap hari. Pak I berangkat kerja jam 10 pulang jam 8 malam.

    Baik Ibu R maupun Pak I saat pulang rumah langsung tidur

    karena capek

    2. Kondisi lingkungan Kondisi lingkungan tidak ramai, agak sepi. Tidak banyak

    kendaraan bermotor dan masih bernuansa pedesaan

    3. Kondisi social Baik Ibu R maupun Pak I kurang bergaul dengan tetangga karena

    sibuk bekerja. Demikian juga halnya dengan G, dia bermain

    sendiri, makan sendiri, belajar sendiri, nonton sendiri. Demikian

    pula dengan kehidupan agama, ibu R dan Pak I hampir tidak

    pernah beribadah berjemaah dan jarang juga mengikuti kegiatan

    –kegiatan sosial di kampungnya

    4. Kondisi kesehatan Kesehatan ibu R dan Pak I dan G baik-baik saja. Mereka jarang

    sakit dam tidak pernah ke dokter

    5. Kondisi kejiwaan Ibu R dan Pak I tidak kelihatan sebagai orang yang tertekan atau

    stress, depresi. Mereka happy saja

    Hasil Wawancara

    No Item Ibu R Pak I Keterangan

    1. Jam berapa Ibu dan Bapak

    berangkat dan pulang dari

    kerja?

    Saya

    berangkat

    jam 7 pagi

    dan pulang

    jam 8 malam

    Saya

    berangkat

    jam 10 pagi

    dan pulang

    jam 8 malam

    Ibu dan Pak I berangkat kerja pagi jam 7

    dan 10 dan pulang rata2 jam 8 malam.

    Kondisi ini menyebabkan Ibu R dan Pak I

    capek dan tidak punya waktu untuk

    memperhatikan anak mereka G

    2. Kegiatan apa yang Ibu dan

    Bapak lakukan di rumah

    sepulangnya dari kerja?

    Sepulang

    kerja saya

    langsung

    tidur

    Sepulang

    kerja saya

    langsung

    tidur

    Karena kelelahan, maka Ibu R dan Pak I

    langsung tidur. Kondisi ini menunjukkan

    bahwa Ibu R dan Pak I tidak peduli

    dengan kondisi anak mereka G

    3. Ibu dan bapak makan berapa

    kali sehari?

    Saya makan

    2 kali sehari

    Saya makan

    2 kali sehari

    Rata-rata orang desa di sruwen makan 2

    kalai sehari . kondisi ini membuktikan

    bahwa keluarga Pak I dan Ibu R adalah

    keluarga yang secara ekonomi cukup

    4. Berapa pasang pakaian Ibu

    dan Bapak?

    Pakaian saya

    10 pasang

    Pakaian saya

    5 pasang

    Kondisi pakaian Pak I dan Ibu R cukup

    untuk ukuran orang desa. Artinya secara

    ekonomi mereka kondisi mereka cukup

    baik

    5. apa saja mainan yang Mainan yang Mainan yang Mainan yang dimiliki anak mereka

  • 9

    dimiliki anak? dimiliki anak,

    mobil-

    mobilan,

    sepeda

    dimiliki anak,

    kelereng,

    sepeda

    ketapel

    (sepeda, mobil-mobilan, kelerengm

    ketapel) menunjukkan bahwa mereka

    cukup mampu secara ekonomi

    6. Apa saja perlengkapan

    sekolah yang dipunyai

    anak?

    Perlengkapan

    sekolah yang

    dimiliki anak

    adalah tas,

    buku, pena,

    pensil,

    penghapus,

    penggaris,

    pensil warna

    Perlengkapan

    sekolah yang

    dimiliki anak

    adalah

    seragam,

    sepatu, tas,

    buku, pena,

    pensil,

    penghapus,

    penggaris,

    pensil warna

    Perlengkapan sekolah yang dimiliki anak

    mereka cukup baik seperti pelajar2 lain.

    (seragam, sepatu, buku, tas, pena pensil,

    penggaris dll)

    7. Ibu dan Bapak lulusan apa? SMA STM Mereka cukup berpendidikan tapi kurang

    menyadari perannya sebagai orang tua

    8. Ibu dan Bapak pernah

    mengikuti kursus atau

    latihan apa?

    Pernah

    mengikuti

    kursus

    menjahit

    Pernah

    mengikuti

    kursus

    menyetir

    mobil

    Kursus yang diikuti kedua orang tua G

    cukup baik walau mereka bekerja tidak

    sesuai dengan kursus yang pernah diikuti

    9. Apakah Ibu dan Bapak

    minum minuman keras?

    Tidak pernah Kadang-

    kadang

    Bisa dikatakan bahwa kedua orang tua G

    tidak meminum minuman keras

    10. Apa riwayat kesehatan Ibu

    dan Bapak?

    Saya pernah

    kena cacar,

    typus, DB

    Sakit flu

    pilek, cacar,

    pernapasan

    Kedua orang G pernah mengidap

    penyakit cacar, typus dan DB serta

    pernapasan dan bukan penyakit yang

    membahayakan

    PEMBAHASAN

    1. Faktor Orangtua terlalu sibuk pada pekerjaannya

    Saat ini kehidupan disebuah keluarga

    sudah banyak berubah. Kebanyakan

    keduanya dari mereka berkarir dan sibuk

    dengan kerja. Ibu R berangkat kerja jam 7

    pagi dan pulang kerja jam 8 malam hingga

    ia lupa akan kewajibannya sebagai orangtua.

    Anak merasa kurang perhatian dan kasih

    saying dari orangtua yang sibuk. Tidak

    dapat dipungkiri, bahwa kesempatan bagi

    anak untuk mengenal dunia sosialnya yaitu

    melalui keluarga. Namun, kenyataan yang

    terjadi ialah perhatian orangtua berkurang

    terhadap anaknya. Hal tersebut

    mengakibatkan terbatasnya interaksi antara

    orangtua dengan anak.

    Faktor orangtua terlalu sibuk pada

    pekerjaanya dapat menyebabkan anak

    terlantar. Seperti pernyataan dari subjek

    pertama:

    “Saya jarang menyiapkan makanan

    dirumah, karena saya sendiri berangat

    kerjanya pagi hari dan pulangnya larut

    malam. Tidak jarang setiap kali pulang kerja

    saya langsung tidur karena capek, jadi saya

    jarang menemani anak saya. Tapi kalau

    dalam kegiatan di kampung saya termasuk

    cukup aktif karena kebetulan kegiatan-

    kegiatan kampung biasanya dilaksanakan

    pada saat saya libur bekerja. ”

  • 10

    Seperti ini pernyataan subjek kedua:

    “Saya juga jarang menyiapkan

    makanan dirumah, jadi ya sering jajannya

    daripada makan dirumah. saya kalau

    berangkat jam 10.00 WIB sampai rumah

    sudah larut malam, tidak jarang anak saya

    protes pas saya pulang bekerja.”

    Uraian di atas didukung dengan hasil

    observasi yang penulis lakukan, yakni

    bahwa Ibu R berangkat kerja jam 7 pagi dan

    pulang kerja jam 8 malam. Demikian juga

    pak I berangkat kerja jam 10 pagi dan

    pulang jam 8 malam. Keluarga ini memang

    tidak pernah memberikan perhatian terhada

    putra mereka G dalam bermain, makan,

    belajar, nonton dan bahkan tidur.

    2. Kondisi ekonomi kurang Keadaan ekonomi keluarga erat

    hubungannya dengan belajar anak. Anak

    yang sedang belajar selain harus terpenuhi

    kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian,

    perlengkapan sekolah, alat permainan,

    perlindungan kesehatan dan lainnya. Juga

    membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang

    belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis

    menulis, buku-buku dan lain-lain. Fasilitas

    belajar itu hanya dapat terpenuhi jika

    keluarga tersebut berkecukupan dan

    mempunyai banyak uang.

    Faktor kondisi ekonomi tidak

    menyebabkan anak terlantar. Hal ini

    dibuktikan dengan makan minum, pakaian,

    perlengkapan bermain anak, perlengkapan

    sekolah, kondisi rumah yang cukup baik.

    Selain itu .Hal ini dipertegas oleh Ibu R

    bahwa ia jarang berbelanja seperti

    kebanyakan ibu-ibu di tempat saya,

    Hal tersebut di atas didukung oleh

    hasil observasi yang penulis lakukan yaitu

    bahwa kondisi sosial ekonomi keluarga ibu

    R dan Pak I cukup baik karena keduanya

    bekerja.

    3. Faktor kurangnya kesadaran orangtua terhadap pendidikan

    Kesadaran orangtua pada pendidikan

    sangat penting, hal ini terbukti dari

    banyaknya dampak positif pada anak. Dalam

    keluargalah anak dipersiapkan untuk

    membangun pengetahuan tentang

    perkembangan sebelum memasuki

    tingkatan-tingkatan perkembangannya dunia

    lainnya seperti dunia orang dewasa, bahasa,

    adat istiadat dan kebudayaan.

    Faktor Kurangnya kesadaran orangtua

    terhadap pendidikan dapat menyebabkan

    anak terlantar. Seperti pernyataan dari

    subjek pertama:

    Mestinya dengan tingkat pendidikan

    sekolah menengah atas dan STM, keluarga

    Ibu R dan Pak I memiliki kesadaran akan

    pendidikan anak. Tapi ternyata mereka

    tidak memiliki waktu dan kesempatan untuk

    anak tunggalnya. Hal ini didukung dengan

    hasil observasi yang penulis lakukan yakni

    bahwa kedua orang tua G cukup pernah

    mengikuti kursus.

    4. Faktor minuman keras Berdasarkan hasil wawancara

    diperoleh gambaran bahwa ibu R tidak

    pernah minum minuman keras, sementara

    Pak I sekali-sekali minum. Artinya minuman

    keras bukan merukan kebutuhan kedua

    orang tua G. Biasanya minuman keras

    menyebabkan anak ditelantarkan tapi dalam

    keluarga ini penelantaran tidak disebabkan

    oleh minuman keras. Hal ini didukung oleh

    hasil observasi bahwa kedua orang tua G

    tidak pernah mabuk dan mereka merupakan

    anggota masyarakat yang baik.

    5. Kesehatan Berdasarkan hasil wawancara

    diperoleh gambaran bahwa kedua orang tua

    G pernah mengidap penyakit cacar, typus,

    DB, pernapasan (merokok). Mereka tidak

    pernah mengidap penyakit berbahaya yang

    menyebabkan mereka tidak bekerja.

    Penyakit yang diderita kebanyakan pada

    waktu masih kecil dan remaja. Hal ini

    didukung dengan hasil observasi bahwa

  • 11

    kndisi kesehatan kedua orang G baik-baik

    saja. Dari kondisi obyektif ini dapat

    disimpulkan bahwa kondisi kesehatan tidak

    dapat menyebabkan penelantaran anak.

    PENUTUP Simpulan

    Berdasarkan hasil pembahasan di Bab

    IV, dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-

    faktor yang menyebabkan penelantaran

    anak(G) sebagai berikut:

    1. Faktor orangtua terlalu sibuk pada pekerjaannya

    Faktor kesibukan orang tua dalam

    bekerja menyebabkan penelantaran anak

    2. Faktor kondisi ekonomi Faktor ekonomi tidak merupakan

    faktor yang menyebabkan penelantaran

    anak.

    3. Faktor kurangnya kesadaran orangtua terhadap pendidikan

    Faktor kurangnya kesadaran orang tua

    dapat menyebabkan penelantaran anak,

    Pendidikan yang tinggi tidak otomatis

    menyebabkan orang memiliki kesadaran

    tentang pendidikan anak.

    4. Fakktor Minum minuman keras Faktor minuman keras tidak

    menyebabkan penelentaran anak

    5. Kesehatan Faktor kesehatan tidak menyebabkan

    penelantaran anak

    Saran

    Berdasarkan hasil penelitian tersebut

    di atas, maka akan dikemukakan beberapa

    saran sebagai berikut:

    1. Bagi Program Studi Melalui penelitian ini diharapkan

    memberikan sumbangsih pemikiran-

    pemikiran terhadap pengkajian-penkajian

    terhadap kasus-kasus yang serupa. Dengan

    demikian pemahaman mahasiswa terhadap

    satu kasus tertentu dapat dilakukan dengan

    hasil yang maksimal. Melalui penelitian ini

    diharapkan juga aada mahasiswa yang

    tertarik untuk melakukan pendampingan dan

    konseling secara intensif dan mendalam

    terhadap kasus yang serupa.

    2. Bagi Masyarakat Luas Melalui penelitian ini diharapkan

    memberikan informasi kepada masyarakat

    luas dan secara khusus terhadap keluarga-

    keluarga supaya lebih memperhatikan dalam

    hal pendampingan belajar terhadap anak-

    anaknya. Sehingga bila ada kasus serupa

    diharapkan para orangtua dan masyarakat

    dapat memberikan pengertian kepada anak-

    anaknya.

    DAFTAR RUJUKAN

    AchmadSholahuddin. 2012. Pengertian,

    Definisi, Sejarah, dan Tujuan

    Pedagogi,(online)http://aleachmad

    .blogspot.co.id/2013/09/pengertia

    n-definisi-sejarah-dan-

    tujuan.html, di akses 10 Juni 2016

    Ahmiranil Khaerat. 2012. Pola asuh

    orangtua dan implikasinya

    terhadap

    pendidikan,(online)http://ratuwithl

    ovelygirl.blogspot.co.id/2012/03/p

    ola-asuh-orangtua-dan-

    implikasinya.html, di akses 03

    Juli 2016

    Andri Ismail. 2016.Akibat Kurangnya Perhatian

    Orang Tua Pada Anak,

    (online)http://www.zaleyza.com/201

    6/01/akibat-kurangnya-perhatian-

    orang-tua.html, di akses 15 Mei 2017

    Ann Zeise.2017. educational neglect,

    (online),https://translate.google.co

    .id/translate?hl=id&sl=en&u=http

    ://a2zhomeschooling.com/main_ar

    ticles/educational_neglect_legal_i

    http://aleachmad.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-definisi-sejarah-dan-tujuan.htmlhttp://aleachmad.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-definisi-sejarah-dan-tujuan.htmlhttp://aleachmad.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-definisi-sejarah-dan-tujuan.htmlhttp://aleachmad.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-definisi-sejarah-dan-tujuan.htmlhttp://ratuwithlovelygirl.blogspot.co.id/2012/03/pola-asuh-orangtua-dan-implikasinya.htmlhttp://ratuwithlovelygirl.blogspot.co.id/2012/03/pola-asuh-orangtua-dan-implikasinya.htmlhttp://ratuwithlovelygirl.blogspot.co.id/2012/03/pola-asuh-orangtua-dan-implikasinya.htmlhttp://ratuwithlovelygirl.blogspot.co.id/2012/03/pola-asuh-orangtua-dan-implikasinya.htmlhttp://www.zaleyza.com/2016/01/akibat-kurangnya-perhatian-orang-tua.htmlhttp://www.zaleyza.com/2016/01/akibat-kurangnya-perhatian-orang-tua.htmlhttp://www.zaleyza.com/2016/01/akibat-kurangnya-perhatian-orang-tua.htmlhttps://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://a2zhomeschooling.com/main_articles/educational_neglect_legal_issues/&prev=searchhttps://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://a2zhomeschooling.com/main_articles/educational_neglect_legal_issues/&prev=searchhttps://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://a2zhomeschooling.com/main_articles/educational_neglect_legal_issues/&prev=searchhttps://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://a2zhomeschooling.com/main_articles/educational_neglect_legal_issues/&prev=search

  • 12

    ssues/&prev=search, di akses 15

    Mei 2017

    Azizah Fitriah. 2012. Stop Kekerasan Pada

    Anak, (online),

    http://ngobrolpsikologi.blogspot.c

    om/2012/04/stop-kekerasan-pada-

    anak.html, di akses 11 Juni 2016

    Candra Widanarko. 2015. TanpaDisadari,

    Ini5 PenelantaranAnak yang

    SeringDilakukanOrangtua,

    (online)

    http://tabloidnova.com/Keluarga/

    Anak/Tanpa-Disadari-Ini-5-

    Penelantaran-Anak-Yang-Sering-

    Dilakukan-Orangtua, di akses 03

    Juli 2016

    D.GunarsaSinggih,1980.

    PsikologiAnakBermasalah.Jakarta

    : BPK Gunung Mulia

    Farida Afifah. 2012. Mengatasi

    Problematika Anak Bangsa,

    (online),

    http://dreamlandaulah.wordpress.c

    om/2010/06/19/mengatasi-

    problematika-anak-bangsa,

    diakses 09 Juni 2016

    Ismar Patrizki. 2015. Kasus Penelantaran

    Anak, (online),

    http://www.antarafoto.com/peristiw

    a/y1265281201/kasus-

    penelantaran-anak, di akses 12 Juni

    2016

    Kartadinata, Sunaryo. 2011. Menguak Tabir

    Bimbingan dan Konseling sebagai

    Upaya Pedagogis. Bandung: UPI

    Press

    KartonoKartini,

    1979.PsikologiAnak.Bandung:

    Penerbit Alumni

    Ken LaMance. 2014. Educational Neglect,

    (online),

    https://translate.google.co.id/transla

    te?hl=id&sl=en&u=http://www.leg

    almatch.com/law-

    library/article/educational-

    neglect.html&prev=search, di akses

    15 Mei 2017

    Loekmono, JT Lobby. 2005. Studi Kasus.

    Salatiga: Widya Sari

    Moore Blatch. 2017.

    Educational Negligence, (online), https://translate.google.co.id/transla

    te?hl=id&sl=en&u=https://www.m

    ooreblatch.com/individual/educatio

    n/negligence/&prev=search, di

    akses 15 Mei 2017

    Nisbet, J. & Watt, J. 1994. Studi Kasus

    (Sebuah Panduan Praktis). Disadur

    oleh L.

    Nugroho Riant. 2013. Metode Penelitian

    Kebijakan. Yogyakarta: Pustaka

    Pelajar

    Ormond Jeanne Ellis, 2008.

    PsikologiPendidikan.Ed. ke-6.

    Jakarta: Penerbit Erlangga

    Piaget Jean, 2010.

    PsikologiAnak.Yogyakarta:

    PustakaPelajar

    Riamin. 2016. Kurangnya Peran Orangtua

    Terhadap Pendidikan Anak,

    (online),

    http://www.kompasiana.com/riamin

    /kurangnya-peran-orang-tua-

    terhadap-pendidikan-

    anak_56f133a6547b61fb14deea4f,

    di akses 15 Mei 2017

    https://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://a2zhomeschooling.com/main_articles/educational_neglect_legal_issues/&prev=searchhttp://ngobrolpsikologi.blogspot.com/2012/04/stop-kekerasan-pada-anak.htmlhttp://ngobrolpsikologi.blogspot.com/2012/04/stop-kekerasan-pada-anak.htmlhttp://ngobrolpsikologi.blogspot.com/2012/04/stop-kekerasan-pada-anak.htmlhttp://tabloidnova.com/Keluarga/Anak/Tanpa-Disadari-Ini-5-Penelantaran-Anak-Yang-Sering-Dilakukan-Orangtuahttp://tabloidnova.com/Keluarga/Anak/Tanpa-Disadari-Ini-5-Penelantaran-Anak-Yang-Sering-Dilakukan-Orangtuahttp://tabloidnova.com/Keluarga/Anak/Tanpa-Disadari-Ini-5-Penelantaran-Anak-Yang-Sering-Dilakukan-Orangtuahttp://tabloidnova.com/Keluarga/Anak/Tanpa-Disadari-Ini-5-Penelantaran-Anak-Yang-Sering-Dilakukan-Orangtuahttp://dreamlandaulah.wordpress.com/2010/06/19/mengatasi-problematika-anak-bangsahttp://dreamlandaulah.wordpress.com/2010/06/19/mengatasi-problematika-anak-bangsahttp://dreamlandaulah.wordpress.com/2010/06/19/mengatasi-problematika-anak-bangsahttp://www.antarafoto.com/peristiwa/y1265281201/kasus-penelantaran-anakhttp://www.antarafoto.com/peristiwa/y1265281201/kasus-penelantaran-anakhttp://www.antarafoto.com/peristiwa/y1265281201/kasus-penelantaran-anakhttps://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.legalmatch.com/law-library/article/educational-neglect.html&prev=searchhttps://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.legalmatch.com/law-library/article/educational-neglect.html&prev=searchhttps://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.legalmatch.com/law-library/article/educational-neglect.html&prev=searchhttps://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.legalmatch.com/law-library/article/educational-neglect.html&prev=searchhttps://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.legalmatch.com/law-library/article/educational-neglect.html&prev=searchhttps://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=https://www.mooreblatch.com/individual/education/negligence/&prev=searchhttps://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=https://www.mooreblatch.com/individual/education/negligence/&prev=searchhttps://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=https://www.mooreblatch.com/individual/education/negligence/&prev=searchhttps://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=https://www.mooreblatch.com/individual/education/negligence/&prev=searchhttp://www.kompasiana.com/riamin/kurangnya-peran-orang-tua-terhadap-pendidikan-anak_56f133a6547b61fb14deea4fhttp://www.kompasiana.com/riamin/kurangnya-peran-orang-tua-terhadap-pendidikan-anak_56f133a6547b61fb14deea4fhttp://www.kompasiana.com/riamin/kurangnya-peran-orang-tua-terhadap-pendidikan-anak_56f133a6547b61fb14deea4fhttp://www.kompasiana.com/riamin/kurangnya-peran-orang-tua-terhadap-pendidikan-anak_56f133a6547b61fb14deea4f

  • 13

    Setyadin. 2005. “Metode Penelitian

    Kualitatif: Teori dan Praktik”.

    Jakarta: BumiAkasra.

    Umbu Tagela, 2006, Pengantar Pendidikan,

    Widyasari Press, Salatiga

    Vessy Frizona. 2015. Faktor Orangtua

    Tega Telantarkan Anak, (online),

    http://lifestyle.okezone.com/red/20

    15/05/15/196/1150356/faktor-

    orangtua-tega-telantarkan-anak, di

    akses 11 Juni 2016

    Yin, Robert. K. 1996. Studi kasus desain

    dan metode. Jakata: PT Raja

    Grafindo Persada

    http://lifestyle.okezone.com/red/2015/05/15/196/1150356/faktor-orangtua-tega-telantarkan-anakhttp://lifestyle.okezone.com/red/2015/05/15/196/1150356/faktor-orangtua-tega-telantarkan-anakhttp://lifestyle.okezone.com/red/2015/05/15/196/1150356/faktor-orangtua-tega-telantarkan-anak