faktor yang menyebabkan penelantaran ... -...

19
FAKTOR YANG MENYEBABKAN PENELANTARAN ANAK ARTIKEL TUGAS AKHIR Oleh Sit Asysyifa 132013015 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

Upload: dinhnguyet

Post on 03-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR YANG MENYEBABKAN PENELANTARAN ... - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14349/2/T1_132013015_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

FAKTOR YANG MENYEBABKAN PENELANTARAN ANAK

ARTIKEL TUGAS AKHIR

Oleh

Sit Asysyifa

132013015

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: FAKTOR YANG MENYEBABKAN PENELANTARAN ... - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14349/2/T1_132013015_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
Page 3: FAKTOR YANG MENYEBABKAN PENELANTARAN ... - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14349/2/T1_132013015_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
Page 4: FAKTOR YANG MENYEBABKAN PENELANTARAN ... - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14349/2/T1_132013015_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
Page 5: FAKTOR YANG MENYEBABKAN PENELANTARAN ... - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14349/2/T1_132013015_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
Page 6: FAKTOR YANG MENYEBABKAN PENELANTARAN ... - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14349/2/T1_132013015_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

FAKTOR YANG MENYEBABKAN PENELANTARAN ANAK

ARTIKEL TUGAS AKHIR

Oleh

Sit Asysyifa

132013015

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 7: FAKTOR YANG MENYEBABKAN PENELANTARAN ... - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14349/2/T1_132013015_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

1

FAKTOR YANG MENYEBABKAN PENELANTARAN ANAK

Oleh: Siti Asysyifa

(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)

Pembimbing

Drs. Sumardjono Pm., M.Pd dan Yustinus Windrawanto, S.Pd, M.Pd

(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan penelantaran

anak. Metode Penelitian yang di tempuh adalah Studi Kasus. Pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan kualitalif. Subjek penelitian ini adalah Ibu R berusia 35 tahun

seorang ibu yang bekerja di salah satu pabrik konveksi di Tengaran, Pak I suami dari Ibu R

berusia 40. Kesimpulan dari penelitian ini dapat diketahui faktor-faktor yang menyebabkan anak

terlantar. Faktor dominan pada penelitian ini adalah : (1) kesibukan orang tua yang setiap pulang

malam, (2) kondisi ekonomi, (3) kurangnya kesadaran tentang pendidikan, (4) minuman keras

yang di lakukan Pak I, (5) kesehatan. Dengan diangkatnya kasus ini sebagai suatu karya ilmiah

maka penulis dapat memberikan sumbangsih kepada objek penelitian, dalam hal menjadi tempat

berbagi cerita, curahan hati, dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.

Kata kunci: Faktor Penelantaran Anak, Penelitan kualitatif, Akibat kesibukan orang tua pada

anak.

PENDAHULUAN

Penelantaran anak adalah praktik

melepaskan tanggung jawab dan klaim atas

keturunan dengan cara illegal (John

Boswell. 1998). Saat ini banyak kasus yang

memberitakan tentang kekerasan pada anak,

termasuk penelantaran pada anak oleh

keluarganya sendiri. Masalah dalam

kehidupan ternyata tidak hanya dialami oleh

orang dewasa. Anak-anak pun menghadapi

banyak masalah dalam perkembangan

mereka. Anak-anak menjadi korban

kekerasan, dalam bentuk apapun, biasanya

mengalami stres dan trauma, bahkan jika ia

mengalami kasus yang berat, trauma yang

muncul dapat bertahan dalam waktu cukup

lama.

Akibatnya, anak tidak hanya

mengalami gangguan jiwa dan mental, tapi

juga menyebabkan perkembangnnya

terhambat, termasuk perkembangan fisik,

bahkan dapat menyebabkan cacat mental

dan keterbelakangan mental.

Dampak dari penalantaran pada anak

sangat beragam dan memerlukan

penanganan yang tepat sebelum anak meniru

perilaku orang tua yang

menalantarkannya.Karena menurut beberapa

penilitian, banyak orang tua yang

menelantarkan anaknya sendiri juga

mengalami hal serupa saat kecil. Sehingga

penanganan yang sesuai akan memutuskan

rantai kekerasan dan penelantaran pada anak

kedepannya.

Page 8: FAKTOR YANG MENYEBABKAN PENELANTARAN ... - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14349/2/T1_132013015_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

2

Namun, faktor-faktor penelantaran

tidak hanya berasal dari masalah orang tua

sendiri, tapi juga ada pengaruh dari luar

yang menyebabkan orang tua tega

menelantarkan anaknya sendiri. Baik dari

faktor lingkungan, ekonomi, dan kesadaran

orang tua dan masyarakat tentang

pentingnya pendidikan anak. Semua

masalah pada orang tua yang tidak dapat

terselesaikan dengan baik, dapat memicu

kemarahan atau ketidak nyamanan dalam

hidup, hingga pelampiasannya pada

anak.Padahal, anak tidak mengetahui apapun

permasalahan yang dihadapi orang tuanya.

Disinilah dibutuhkan dukungan dari

semua pihak, agar anak sebagai korban

penelantaran dan juga orang tua sebagai

pelaku, dapat kembali kekehidupan normal

yang penuh kasih sayang, dan tidak

berlanjut kegenerasi selanjutnya.Maka dari

itu, Penulis mencoba menjabarkannya dalam

penulisan ini ini, berupa faktor-faktor

penyebab penelantara.

Masa depan anak, kesuksesan maupun

kegagalan banyak dipengaruhi oleh peranan

orang tua di masa kecil anak. Berdasarkan

observasi yang penulis lakukan pada G

siswa kelas IV Sekolah Dasar (SD), G ini

merupakan anak dari Ibu R dan Pak I.

Kesehariannya Ibu R bekerja di salah satu

pabrik konveksi di daerah Tengaran,

sedangkan Pak I yang bekerja serabutan

namun jarang di rumah. Penelantaran anak

ini sudah berlangsung lama, apalagi sejak

ibunya bekerja. Ibu R yang setiap harinya

berangkat kerja pukul 07.00-20.00 WIB

membuatnya tidak ada waktu lagi dalam hal

mengawasi anaknya, karena setiap kali

pulang dari kerja Ibu R langsung tidur dan

perlu diketahui bahwa suami dari Ibu R

sendiri setiap hari mulai jam 10 pagi

berangkat dan pulang pukul 20.00 WIB.

Mengacu paparan di atas menggugah

penulis untuk meneliti tentang faktor-faktor

yang menyebabkan penelantaran anak.

Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui faktor yang menyebabkan

terjadinya penelantaran anak.

LANDASAN TEORI

Penelantaran anak termasuk

penyiksaan secara pasif, yaitu segala

keadaan perhatian yang tidak memadai, baik

fisik, emosi maupun sosial. Penelantaran

anak adalah di mana orang dewasa yang

bertanggung jawab gagal untuk

menyediakan kebutuhan memadai untuk

berbagai keperluan, termasuk fisik

(kegagalan untuk menyediakan makanan

yang cukup, pakaian, atau kebersihan),

emosional (kegagalan untuk memberikan

pengasuhan atau kasih sayang), pendidikan

(kegagalan untuk mendaftarkan anak di

sekolah) , atau medis (kegagalan untuk

mengobati anak atau membawa anak ke

dokter). (John Boswell. 1998)

Penelantaran anak merupakan hal

yang sudah berlangsung sejak jaman Yunani

dan Romawi kuno. Anak perempuan

mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk

mengalami penyiksaan dan penelantaran

yang berhubungan dengan status mereka di

masyarakat pada saat dewasa nanti. Kasus-

kasus penelantaran anak sungguh memberi

pelajaran yang sangat berharga untuk kita.

Bagaimana cara kita menghadapi masalah

ini ketika kita dihadapkan pda masalahnya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi orang

tua menelantarkan anaknya

Keluarga merupakan pendidikan yang

pertama yang membangun kreatifitas anak

itu sendiri, jika sejak kecil anak kurang

mendapat pendidikan dari keluarga, akan

timbul berbagai dampak negatif bagi anak.

(Riamin. 2016)

Faktor-faktor penyebab orangtua

menelantarkan anak:

1. Orangtua terlalu sibuk pada

pekerjaannya

Page 9: FAKTOR YANG MENYEBABKAN PENELANTARAN ... - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14349/2/T1_132013015_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

3

Salah satu faktor kelalaian tersebut

adalah kesibukan orang tua dan kurang

harmonisnya keadaan keluarga. Keadaan ini

dapat mengakibatkan anak terjerumus

kedalam hal-hal yang tidak baik, serta

pendidikan anak menjadi terabaikan.

Orangtua kebanyakan menganggap

kebutuhan memenuhi materi anak dan

keluarga adalah yang paling utama dan

segalanya. Sehingga waktu yang ada

sebagian besar, bahkan seluruhnya, tersita

tanpa sisa untuk yang namanya mencari

uang.

Saat ini kehidupan disebuah keluarga

sudah banyak berubah. Kebanyakan

keduanya dari mereka berkarir dan sibuk

dengan usahanya hingga mereka lupa akan

kewajibannya sebagai orangtua. Anak

merasa kurang perhatian dan kasih saying

dari orangtua yang sibuk. Tidak dapat

dipungkiri, bahwa kesempatan bagi anak

untuk mengenal dunia sosialnya yaitu

melalui keluarga. Namun, kenyataan yang

terjadi ialah perhatian orangtua berkurang

terhadap anaknya. Hal tersebut

mengakibatkan terbatasnya interaksi antara

orangtua dengan anak. Meninggalkan anak

dalam waktu lama bukanlah hal yang baik.

Kebanyakan anak yang ditinggalkan dalam

waktu lama biasanya tidak peduli dengan

orangtuanya. Anak menjadi nakal karena

kurangnya perhatian dari orangtua. Jadi,

sebagai orangtua karir harus bisa mengatur

dan membagi waktu dengan baik, sehingga

tidak perlu mengorbankan anak demi

pekerjaan atau sebaliknya. Karena ada

banyak wanita di luar sana yang tidak hanya

sukses dalam karir mereka saja, namun

dengan keluarga mereka juga.

2. Broken home

Merupakan salah satu faktor yang

banyak terjadi dan mengakibatkan orang tua

kurang perhatian terhadap anaknya.

Sehingga pendidikan anak pun ikut

terpengaruhi.

Mempunyai keluarga yang harmonis

dan penuh kasih saying merupakan

kebahagiaan tak terkira bagi seorang anak.

Karena selain menjadi tempat paling

nyaman untuknya berbagi cerita serta

kebahagiaan, keluarga juga menjadi tempat

pembentukan karakter yang pertama dan

utama bagi anak. Sehingga baik buruknya

perilaku anak lebih banyak dipengaruhi oleh

hasil didikan orangtua.

Bagi orangtua, kehadiran anak

merupakan amanah besar dari Tuhan kepada

hamba yang telah dipercayai-Nya. Dengan

demikian menjaga anak dengan sebaik-

baiknya merupakan kewajiban mutlak bagi

setiaptua. Salah satunya ialah dengan

menjaga keutuhan dan keharmonisan rumah

tangga agar anak-anak mereka bisa

mendapatkan apa yang telah menjadi

haknya. Akan tetapi, sayangnya tidak semua

keluarga bisa memenuhi harapan tersebut.

Banyak juga keluarga yang awalnya baik-

baik saja kemudian menjadi berantakan

seiring munculnya permasalahan daam

rumah tangga mereka. Hal ini ditandai

dengan mulai sering terjadinya pertengkaran

oragtua, hubungan keluarga yang tidak lagi

harmonis, hingga berakhir dengan

perceraian atau bahkan penelelantaran anak.

Broken home menjadi istilah umum yang

banyak dikenal untuk menyebut keadaan ini.

Dengan berbagai latar belakang yang

menjadi penyebab terjadinya broken home

tersebut, anak selalu saja menjadi pihak

yang paling dirugikan.

3. Kondisi ekonomi kurang

Pendidikan bagi anak sangatlah

penting, akan tetapi ekonomi yang kurang

mendukung juga menjadi salah satu faktor

yang menjadi penyebab orang tua kurang

memberikan pendidikan pada anaknya.

Keadaan ekonomi keluarga erat

hubungannya dengan belajar anak. Anak

yang sedang belajar selain harus terpenuhi

kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian,

perlindungan kesehatan dan lainnya. Juga

Page 10: FAKTOR YANG MENYEBABKAN PENELANTARAN ... - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14349/2/T1_132013015_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

4

membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang

belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis

menulis, buku-buku dan lainlain-lain.

Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi

jika keluarga tersebut berkecukupan dan

mempunyai banyak uang.

Jika anak hidup dalam keluarga

miskin, kebutuhan pokok anak kurang

terpenuhi, sehingga kesehatan anak

terganggu sehingga belajar anak akan

terganggu. Akibat lain anak akan selalu

dirundung kesedihan sehingga anak merasa

minder dengan teman-temannya yang lain.

Hal ini pasti mengganggu belajar anak,

bahkan mungkin anak harus membantu

orangtuanya mencari nafkah walaupun

sebenarnya anak belum saatnya bekerja. Hal

yang seperti ini juga akan mengganggu

belajar anak walaupun tidak dapat

dipungkiri tentang adanya kemungkinan

anak yang serba kekurangan dan selalu

menderita.

4. Kurangnya kesadaran orangtua terhadap

pendidikan

Sampai saat ini masih banyak

orangtua yang kurang perhatian terhadap

pendidikan anaknya. Padahal dukungan

terhadap pendidikan anak sangatlah penting

dan merupakan hal utama yang harus di

perhatikan oleh orangtua. Pada dasarnya

orangtua merupakan lingkungan pertama

bagi anak untuk mendapatkan pendidikan.

Pendidikan yang diterima anak dalam

lingkungan keluarga sangat penting bagi

masa depan anak itu sendiri, karena akan

menentukan sifat dan karakter anak pada

masa yang akan datang. Keterlibatan

orangtua pada masa yang akan datang,

Kesadaran orangtua pada pendidikan sangat

penting, hal ini terbukti dari banyaknya

dampak positif pada anak. Dalam

keluargalah anak dipersiapkan untuk

membangun pengetahuan tentang

perkembangan sebelum memasuki

tingkatan-tingkatan perkembangannya dunia

lainnya seperti dunia orang dewasa, bahasa,

adat istiadat dan kebudayaan.

Keluarga adalah pendidikan yang

pertama yang membangun kreatifitas anak

anak itu sendiri, jika sejak kecil anak kurang

mendapat pendidikan dari keluarga, akan

timbul berbagai dampak negatif bagi anak

seperti kesulitan beradaptasi dengan

lingkungan social, pada saat memasuki

bangku sekolah anak akan mengalami

kesulitan untuk menerima pelajaran karena

kurangnya perhatian yang diberikan oleh

orangtua. Karena itulah orangtua dituntut

untuk kesadaran dalam memberikan

pendidikan kepada anak sedini mungkin,

mungkin saat anak mulai beradaptasi dengan

dunia luar anak tidak akan mudah terbawa

kedalam hal-hal negatif yang banyak terjadi

di lingkungan sosial, namun demikian masih

banyak juga keluarga yang tidak terlalu

memikirkan pendidikan bagi anak-anaknya,

sehingga tidak sedikit orangtua yang

melalaikan tanggungjawab mereka untuk

memberikan pendidikan dan pengetahuan

sedini mungkin kepada anak.

5. Kecanduan obat atau alkohol

Kecanduan obat atau alkohol adalah

kondisi ketika seseorang tidak bisa lepas

dari penggunaan zat tersebut dengan tidak

mengenal situasi. Pecandu akan

menghabiskan banyak waktunya dengan

minum alkohol dan secara otomatis

kebiasaannya ini menjadikan kadar alkohol

yang dikonsumsi menjadi tidak terkontrol,

kondisi itulah yang menyebabkan orangtua

lupa akan tanggungjawabnya terhadap anak.

Saat seseorang menjadi pecandu, ada

suatu kepribadian baru yang muncul dalam

dirinya, yaitu kepribadian pecandu.

Kepribadian ini tidak peduli terhadap orang

lain, satu-satunya hal yang paling penting

baginya adalah bagaimana cara agar tetap

bisa terus menggunakan obat-obatan. Ini

sebabnya mengapa ada perubahan emosional

yang tampak jelas dalam diri diri seorang

pecandu. Adiksi terhadap obat-obatan

Page 11: FAKTOR YANG MENYEBABKAN PENELANTARAN ... - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14349/2/T1_132013015_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

5

membuat seseorang kehilangan kendali

terhadap emosinya. Seorang pecandu

acapkali bertindak secara impuls, mengikuti

dorongan emosi apapun yang muncul dalam

dirinya. Adiksi terhadap obat-obatan

membuat seorang pecandu menjadikan

obatan-obatan sebagai prioritas utama dalam

kehidupannya. Obat-obatan adalah pusat

kehidupannya, dan semua hal atau aspek

lain dalam hidupnya berputar di sekitarnya.

Tidak ada hal lain yang lebih penting dari

obat-obatan, dan pecandu menaruh

kepentingannya untuk menggunakan obat-

obatan diatas segala-galanya. Obat-obatan

menjadi jauh lebih penting daripada istri,

suami, pacar, anak, orangtua, pekerjaan, dan

lain sebagainya.

6. Kesehatan

Kesehatan fisik dan emosional ibu

ketika membesarkan anak-anaknya

berpengaruh erat terhadap kesehatan anak.

Studi menemukan, ibu yang depresi akan

memengaruhi perubahan perilaku anak.

Anak-anak yang masih dalam usia sekolah

dasar dan dibesarkan oleh ibu yang depresi

cenderung akan terlibat dalam masalah

perilaku seperti mengonsumsi minuman

keras dan narkoba ketika anak tersebut

sudah remaja.

Disebutkan, masa menengah kanak-

kanak adalah periode peningkatan kognitif,

perkembangan sosial dan emosional. Anak-

anak dalam kelompok usia ini memulai

sekolah, memperbaiki kemampuan bahasa

mereka dan semakin terlibat dalam

hubungan sebaya sosial. Dalam pengasuhan

ibu yang depresi dan perilaku orangtua yang

negatif dapat membahayakan perkembangan

anak sendiri. Colma mengatakan bahwa

tidak mudah meminta bantuan, tetapi bahkan

hanya berbicara tentang apa yang di rasakan

kadang-kadang bisa menjadi awal bantuan

sebenarnya dalam perjalanan menuju

pemulihan bagi seorang ibu yang sakit

(depresi). “Jangan lupa bahwa apa yang baik

bagi ibu terkadang juga baik untuk anak-

anak mereka”(Eva Ervaina. 2014)

Masalah kesehatan merupakan

masalah utama yang harus menjadi

perhatian serius dalam setiap kehidupan

manusia. Artinya, seseorang akan

menentukan aktivitas kesehariannya dan

dapat berperan secara terpadu. Seseorang

yang dikatakan sehat adalah mampu

melakukan segala aktivitas kesehariannya

dan dapat berperan secara maksimal dalam

kehidupan sehari-hari tergantung dari

kesehatannya. Kesehatan seseorang tidak

hanya bisa dilihat dari kondisi fisik saja,

tetapi harustetapi harus dilihat secara

terpadu.

7. Hamil diluar nikah

Salah satu faktor anak terlantar adalah

dikarenakan orangtua yang melahirkan

anaknya diluar nikah. Orangtua menganggap

anaknya tersebut sebagai aib dan seringkali

menyembunyikan keberadaan anaknya

untuk tidak diketahui oleh orang lain.

Meskipun saat ini sudah mulai terjadi

pergeseran nilai di Indonesia, sebagian besar

masyarakat kita masih berpegang pada nilai-

nilai ketimuran sehingga bukanlah hal yang

wajar perempuan hamil tanpa menikah

sebelumnya. Tentu saja hal tersebut akan

memicu datangnya stigma negatif dari

masyarakat. Bahkan, di beberapa daerah di

Indonesia, perempuan hamil di luar nikah

akan di kucilkan oleh masyarakat sebagai

sanksi sosial. Hal tersebut bukanlah hal yang

ringan. Stigma negatif yang diterima tentu

menjadi tekanan tersendiri bagi keluarga,

khususnya perempuan yang sedang

mengandung anak di luar nikah. Bukan

hanya perempuan yang hamil diluar nikah

yang akan dikucilkan, melainkan keluarga

akan terkena dampaknya.

8. Orang tua yang jiwanya terganggu

Orangtua yang mengalami gangguan

jiwa tidak mempunya peran dalam

perkembangan anak. Anak dari orangtua

yang menderita gangguan jiwa sangat rentan

Page 12: FAKTOR YANG MENYEBABKAN PENELANTARAN ... - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14349/2/T1_132013015_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

6

mengalami permasalahan pada tahap

perkembangannya, status mental

orangtuanya yang dianggap masyarakat

memiliki stigma yang buruk terhadap

perkembangan anak sedangkan pada masa

ini anak juga harus dapat melalui tugas

perkembangan yakni mempelajari

keterampilan fisik yang diperlukan untuk

permainan-permainan umum, membangun

sikap yang sehat mengenai diri sendiri

sebagai mahluk yang sedang tumbuh, belajar

menyesuaikan diri dengan teman seusianya,

mulai mengembangkan peran sosial pria

atau wanita yang tepat, mengembangkan

keterampilan-keterampilan dasar unuk

membaca, menulis dan berhitung,

mengembangkan pengertian-pengertian

yang diperlukan untuk kehidupan sehari-

hari, mengembangkan hati nurani,

pengertian moral, tata dan tingah nilai,

mengembangkan sikap terhadap kelompok-

kelompok sosial dan lembaga-lembaga dan

mencapai kebebasan pribadi.

Orangtua terutama ibu memiliki peran

dalam pembentukan Potensial self anak

melalui ruang psikologis (holding

environment) dan relasi mendalam (centered

relating) agar anak memiliki true self

sehingga anak dapat berkembang dengan

baik dan menjadi pribadi yang matang.

Namun jika keluarga tidak mampu

memberikan ruang psikologis (holding

environment) dan relasi mendalam (centered

relating) akan mengakibatkan gangguan

pada fungsi sosial anak yang berpotensi

terhadap defisit sosial yang amat besar.

Hasil Penelitian yang Berhubungan

“Keluarga dan Siswa Berprestasi”,

oleh Maslani, Guru SMPN 4 Pelaihari

(Bpost, 29/03/16), memaparkan pentingnya

keluarga dalam meningkatkan mutu

pendidikan Indonesia. Cerita nyata yang

memperlihatkan betapa peran keluarga

dalam keberlangsungan pendidikan ternyata

sangat besar. Seorang siswi yang pada

awalnya hanya jarang masuk sekolah, dalam

waktu berikutnya justru tidak pernah lagi

hadir. Pihak sekolah sudah mengupayakan

berbagai pendekatan kepada anak, dari

bimbingan konseling, wali kelas, kunjungan

rumah dan lain-lain untuk memotivasi anak

rajin berangkat sekolah. Dari kunjungan

rumah diketahui bahwa anak tinggal

sendirian, ayahnya telah meninggal, ibunya

bekerja di daerah lain dan saudara satu-

satunya yang sebelumnya menemani tinggal

di rumah kini sudah berkeluarga dan tinggal

bersama suaminya.

Dalam kondisi demikian tidak ada

yang memberikan pengawasan kepada anak

terutama dalam urusan pendidikannya.

Jangankan untuk berprestasi, hadir ke

sekolahpun tidak, dan berujung pada putus

sekolah karena jumlah absensi yang sudah

melebihi kriteria kenaikan kelas. Anak

mengambil keputusan sendiri dan pihak

keluarga pun sepertinya membiarkannya.

METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan kualitalif.

Jenis penelitian yang digunakan oleh

peneliti adalah penelitian Studi Kasus.

Definisi studi kasus ini dikemukakan Nisbet

& Watt dalam (Loekmono, JT Lobby.2005)

sebagai teknik penelitian. Namun demikian,

penulis menganggap bahwa definisi tersebut

relevan dalam bidang bimbingan dan

konseling pada hakekatnya suatu kegiatan

meneliti individu secara mendalam agar

dapat memahami individu tersebut.

Subjek dalam penelitian ini adalah Ibu

R, dan Pak I. Instrumen pada penelitian ini

adalah pedoman wawancara dan pedoman

observasi. Peneliti sebagai instrumen

penelitian yaitu dengan meneliti secara

langsung dan bertatap muka secara langsung

dengan mengamati secara seksama dan

sistematis untuk mendapatkan data yang

dibutuhkan adalah pedoman wawancara

mendalam dan pedoman observasi.

Page 13: FAKTOR YANG MENYEBABKAN PENELANTARAN ... - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14349/2/T1_132013015_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

7

1. Observasi

Tabel Pedoman Observasi

No Topik Waktu Keterangan

1. Kesibukan Orang tua Observasi

dilakukan sejak

tanggal 17-31

Januari 2017

2. Kondisi Lingkungan

3. Kondisi Sosial

4. Kondisi Kesehatan

5. Kondisi Kejiwaan

2. Wawancara

Pedoman Wawancara

No Topik Indikator Keterangan

1. Kesibukan orangtua 1. Waktu pergi dan pulang kerja

2. Kegiatan setelah pulang kerja

2. Kondisi ekonomi 3. Sehari makan berapa kali

4. Jumlah pakaian (berapa pasang)

5. Mainan anak

6. Perlengkapan sekolah anak

3. Kesadaran orang tua tentang

pendidikan

7. Tingkat pendidikan orang tua

8. Kursus/latihan yang pernah diikuti

4. Kecanduan obat 9. Minuman keras

5. Kesehatan 10. Riwayat kesehatan

Didalam penelitian ini menggunakan

beberapa teknik pengumpulan data yaitu,

pengamatan (observasi) dan wawancara.

Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan mengacu pada

konsep Milles & Huberman (2007) yaitu

interactive model (model interaktif) yang

mengklarifikasikan analisi data dalam tiga

langkah, yaitu:(1) reduksi data (data

reduction) merupakan proses pemilahan,

pemusatan perhatian pada penyederhana,

pengabstrakan, dan transformasi data kasar

yang muncul dari catatan-catatan tertulis di

lapangan. Pada penelitian ini proses reduksi

data dilakukan dengan menyederhanakan

dan memilah hasil penelitian sesuai dengan

kebutuhan, (2) penyajian data (display data)

sebagai sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Penyajian data yang digunakan pada

penelitian ini adalah dalam bentuk teks

naratif, (3) penarikan kesimpulan

(verifikasi), dalam penelitian ini dimulai dari

pengumpulan data, seorang penganalisis

kualitatif mulai mencari arti benda-benda

mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan,

konfigurasi-konfigurasi, alur sebab akibat,

dan proposisi. Penarikan kesimpulan yang

dilakukan dengan membandingkan hasil

penelitian dengan literatur kajian teori yang

ada.

Page 14: FAKTOR YANG MENYEBABKAN PENELANTARAN ... - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14349/2/T1_132013015_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

8

HASIL PENELITIAN Hasil Observasi

No Topik Hasil

1. Kesibukan orangtua Ibu R berangkat kerja jam 7 pagi dan pulang kerja jam 8 malam

setiap hari. Pak I berangkat kerja jam 10 pulang jam 8 malam.

Baik Ibu R maupun Pak I saat pulang rumah langsung tidur

karena capek

2. Kondisi lingkungan Kondisi lingkungan tidak ramai, agak sepi. Tidak banyak

kendaraan bermotor dan masih bernuansa pedesaan

3. Kondisi social Baik Ibu R maupun Pak I kurang bergaul dengan tetangga karena

sibuk bekerja. Demikian juga halnya dengan G, dia bermain

sendiri, makan sendiri, belajar sendiri, nonton sendiri. Demikian

pula dengan kehidupan agama, ibu R dan Pak I hampir tidak

pernah beribadah berjemaah dan jarang juga mengikuti kegiatan

–kegiatan sosial di kampungnya

4. Kondisi kesehatan Kesehatan ibu R dan Pak I dan G baik-baik saja. Mereka jarang

sakit dam tidak pernah ke dokter

5. Kondisi kejiwaan Ibu R dan Pak I tidak kelihatan sebagai orang yang tertekan atau

stress, depresi. Mereka happy saja

Hasil Wawancara

No Item Ibu R Pak I Keterangan

1. Jam berapa Ibu dan Bapak

berangkat dan pulang dari

kerja?

Saya

berangkat

jam 7 pagi

dan pulang

jam 8 malam

Saya

berangkat

jam 10 pagi

dan pulang

jam 8 malam

Ibu dan Pak I berangkat kerja pagi jam 7

dan 10 dan pulang rata2 jam 8 malam.

Kondisi ini menyebabkan Ibu R dan Pak I

capek dan tidak punya waktu untuk

memperhatikan anak mereka G

2. Kegiatan apa yang Ibu dan

Bapak lakukan di rumah

sepulangnya dari kerja?

Sepulang

kerja saya

langsung

tidur

Sepulang

kerja saya

langsung

tidur

Karena kelelahan, maka Ibu R dan Pak I

langsung tidur. Kondisi ini menunjukkan

bahwa Ibu R dan Pak I tidak peduli

dengan kondisi anak mereka G

3. Ibu dan bapak makan berapa

kali sehari?

Saya makan

2 kali sehari

Saya makan

2 kali sehari

Rata-rata orang desa di sruwen makan 2

kalai sehari . kondisi ini membuktikan

bahwa keluarga Pak I dan Ibu R adalah

keluarga yang secara ekonomi cukup

4. Berapa pasang pakaian Ibu

dan Bapak?

Pakaian saya

10 pasang

Pakaian saya

5 pasang

Kondisi pakaian Pak I dan Ibu R cukup

untuk ukuran orang desa. Artinya secara

ekonomi mereka kondisi mereka cukup

baik

5. apa saja mainan yang Mainan yang Mainan yang Mainan yang dimiliki anak mereka

Page 15: FAKTOR YANG MENYEBABKAN PENELANTARAN ... - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14349/2/T1_132013015_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

9

dimiliki anak? dimiliki anak,

mobil-

mobilan,

sepeda

dimiliki anak,

kelereng,

sepeda

ketapel

(sepeda, mobil-mobilan, kelerengm

ketapel) menunjukkan bahwa mereka

cukup mampu secara ekonomi

6. Apa saja perlengkapan

sekolah yang dipunyai

anak?

Perlengkapan

sekolah yang

dimiliki anak

adalah tas,

buku, pena,

pensil,

penghapus,

penggaris,

pensil warna

Perlengkapan

sekolah yang

dimiliki anak

adalah

seragam,

sepatu, tas,

buku, pena,

pensil,

penghapus,

penggaris,

pensil warna

Perlengkapan sekolah yang dimiliki anak

mereka cukup baik seperti pelajar2 lain.

(seragam, sepatu, buku, tas, pena pensil,

penggaris dll)

7. Ibu dan Bapak lulusan apa? SMA STM Mereka cukup berpendidikan tapi kurang

menyadari perannya sebagai orang tua

8. Ibu dan Bapak pernah

mengikuti kursus atau

latihan apa?

Pernah

mengikuti

kursus

menjahit

Pernah

mengikuti

kursus

menyetir

mobil

Kursus yang diikuti kedua orang tua G

cukup baik walau mereka bekerja tidak

sesuai dengan kursus yang pernah diikuti

9. Apakah Ibu dan Bapak

minum minuman keras?

Tidak pernah Kadang-

kadang

Bisa dikatakan bahwa kedua orang tua G

tidak meminum minuman keras

10. Apa riwayat kesehatan Ibu

dan Bapak?

Saya pernah

kena cacar,

typus, DB

Sakit flu

pilek, cacar,

pernapasan

Kedua orang G pernah mengidap

penyakit cacar, typus dan DB serta

pernapasan dan bukan penyakit yang

membahayakan

PEMBAHASAN

1. Faktor Orangtua terlalu sibuk pada

pekerjaannya

Saat ini kehidupan disebuah keluarga

sudah banyak berubah. Kebanyakan

keduanya dari mereka berkarir dan sibuk

dengan kerja. Ibu R berangkat kerja jam 7

pagi dan pulang kerja jam 8 malam hingga

ia lupa akan kewajibannya sebagai orangtua.

Anak merasa kurang perhatian dan kasih

saying dari orangtua yang sibuk. Tidak

dapat dipungkiri, bahwa kesempatan bagi

anak untuk mengenal dunia sosialnya yaitu

melalui keluarga. Namun, kenyataan yang

terjadi ialah perhatian orangtua berkurang

terhadap anaknya. Hal tersebut

mengakibatkan terbatasnya interaksi antara

orangtua dengan anak.

Faktor orangtua terlalu sibuk pada

pekerjaanya dapat menyebabkan anak

terlantar. Seperti pernyataan dari subjek

pertama:

“Saya jarang menyiapkan makanan

dirumah, karena saya sendiri berangat

kerjanya pagi hari dan pulangnya larut

malam. Tidak jarang setiap kali pulang kerja

saya langsung tidur karena capek, jadi saya

jarang menemani anak saya. Tapi kalau

dalam kegiatan di kampung saya termasuk

cukup aktif karena kebetulan kegiatan-

kegiatan kampung biasanya dilaksanakan

pada saat saya libur bekerja. ”

Page 16: FAKTOR YANG MENYEBABKAN PENELANTARAN ... - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14349/2/T1_132013015_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

10

Seperti ini pernyataan subjek kedua:

“Saya juga jarang menyiapkan

makanan dirumah, jadi ya sering jajannya

daripada makan dirumah. saya kalau

berangkat jam 10.00 WIB sampai rumah

sudah larut malam, tidak jarang anak saya

protes pas saya pulang bekerja.”

Uraian di atas didukung dengan hasil

observasi yang penulis lakukan, yakni

bahwa Ibu R berangkat kerja jam 7 pagi dan

pulang kerja jam 8 malam. Demikian juga

pak I berangkat kerja jam 10 pagi dan

pulang jam 8 malam. Keluarga ini memang

tidak pernah memberikan perhatian terhada

putra mereka G dalam bermain, makan,

belajar, nonton dan bahkan tidur.

2. Kondisi ekonomi kurang

Keadaan ekonomi keluarga erat

hubungannya dengan belajar anak. Anak

yang sedang belajar selain harus terpenuhi

kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian,

perlengkapan sekolah, alat permainan,

perlindungan kesehatan dan lainnya. Juga

membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang

belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis

menulis, buku-buku dan lain-lain. Fasilitas

belajar itu hanya dapat terpenuhi jika

keluarga tersebut berkecukupan dan

mempunyai banyak uang.

Faktor kondisi ekonomi tidak

menyebabkan anak terlantar. Hal ini

dibuktikan dengan makan minum, pakaian,

perlengkapan bermain anak, perlengkapan

sekolah, kondisi rumah yang cukup baik.

Selain itu .Hal ini dipertegas oleh Ibu R

bahwa ia jarang berbelanja seperti

kebanyakan ibu-ibu di tempat saya,

Hal tersebut di atas didukung oleh

hasil observasi yang penulis lakukan yaitu

bahwa kondisi sosial ekonomi keluarga ibu

R dan Pak I cukup baik karena keduanya

bekerja.

3. Faktor kurangnya kesadaran orangtua

terhadap pendidikan

Kesadaran orangtua pada pendidikan

sangat penting, hal ini terbukti dari

banyaknya dampak positif pada anak. Dalam

keluargalah anak dipersiapkan untuk

membangun pengetahuan tentang

perkembangan sebelum memasuki

tingkatan-tingkatan perkembangannya dunia

lainnya seperti dunia orang dewasa, bahasa,

adat istiadat dan kebudayaan.

Faktor Kurangnya kesadaran orangtua

terhadap pendidikan dapat menyebabkan

anak terlantar. Seperti pernyataan dari

subjek pertama:

Mestinya dengan tingkat pendidikan

sekolah menengah atas dan STM, keluarga

Ibu R dan Pak I memiliki kesadaran akan

pendidikan anak. Tapi ternyata mereka

tidak memiliki waktu dan kesempatan untuk

anak tunggalnya. Hal ini didukung dengan

hasil observasi yang penulis lakukan yakni

bahwa kedua orang tua G cukup pernah

mengikuti kursus.

4. Faktor minuman keras

Berdasarkan hasil wawancara

diperoleh gambaran bahwa ibu R tidak

pernah minum minuman keras, sementara

Pak I sekali-sekali minum. Artinya minuman

keras bukan merukan kebutuhan kedua

orang tua G. Biasanya minuman keras

menyebabkan anak ditelantarkan tapi dalam

keluarga ini penelantaran tidak disebabkan

oleh minuman keras. Hal ini didukung oleh

hasil observasi bahwa kedua orang tua G

tidak pernah mabuk dan mereka merupakan

anggota masyarakat yang baik.

5. Kesehatan

Berdasarkan hasil wawancara

diperoleh gambaran bahwa kedua orang tua

G pernah mengidap penyakit cacar, typus,

DB, pernapasan (merokok). Mereka tidak

pernah mengidap penyakit berbahaya yang

menyebabkan mereka tidak bekerja.

Penyakit yang diderita kebanyakan pada

waktu masih kecil dan remaja. Hal ini

didukung dengan hasil observasi bahwa

Page 17: FAKTOR YANG MENYEBABKAN PENELANTARAN ... - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14349/2/T1_132013015_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

11

kndisi kesehatan kedua orang G baik-baik

saja. Dari kondisi obyektif ini dapat

disimpulkan bahwa kondisi kesehatan tidak

dapat menyebabkan penelantaran anak.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan di Bab

IV, dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-

faktor yang menyebabkan penelantaran

anak(G) sebagai berikut:

1. Faktor orangtua terlalu sibuk pada

pekerjaannya

Faktor kesibukan orang tua dalam

bekerja menyebabkan penelantaran anak

2. Faktor kondisi ekonomi

Faktor ekonomi tidak merupakan

faktor yang menyebabkan penelantaran

anak.

3. Faktor kurangnya kesadaran orangtua

terhadap pendidikan

Faktor kurangnya kesadaran orang tua

dapat menyebabkan penelantaran anak,

Pendidikan yang tinggi tidak otomatis

menyebabkan orang memiliki kesadaran

tentang pendidikan anak.

4. Fakktor Minum minuman keras

Faktor minuman keras tidak

menyebabkan penelentaran anak

5. Kesehatan

Faktor kesehatan tidak menyebabkan

penelantaran anak

Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut

di atas, maka akan dikemukakan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Bagi Program Studi

Melalui penelitian ini diharapkan

memberikan sumbangsih pemikiran-

pemikiran terhadap pengkajian-penkajian

terhadap kasus-kasus yang serupa. Dengan

demikian pemahaman mahasiswa terhadap

satu kasus tertentu dapat dilakukan dengan

hasil yang maksimal. Melalui penelitian ini

diharapkan juga aada mahasiswa yang

tertarik untuk melakukan pendampingan dan

konseling secara intensif dan mendalam

terhadap kasus yang serupa.

2. Bagi Masyarakat Luas

Melalui penelitian ini diharapkan

memberikan informasi kepada masyarakat

luas dan secara khusus terhadap keluarga-

keluarga supaya lebih memperhatikan dalam

hal pendampingan belajar terhadap anak-

anaknya. Sehingga bila ada kasus serupa

diharapkan para orangtua dan masyarakat

dapat memberikan pengertian kepada anak-

anaknya.

DAFTAR RUJUKAN

AchmadSholahuddin. 2012. Pengertian,

Definisi, Sejarah, dan Tujuan

Pedagogi,(online)http://aleachmad

.blogspot.co.id/2013/09/pengertia

n-definisi-sejarah-dan-

tujuan.html, di akses 10 Juni 2016

Ahmiranil Khaerat. 2012. Pola asuh

orangtua dan implikasinya

terhadap

pendidikan,(online)http://ratuwithl

ovelygirl.blogspot.co.id/2012/03/p

ola-asuh-orangtua-dan-

implikasinya.html, di akses 03

Juli 2016

Andri Ismail. 2016.Akibat Kurangnya Perhatian

Orang Tua Pada Anak,

(online)http://www.zaleyza.com/201

6/01/akibat-kurangnya-perhatian-

orang-tua.html, di akses 15 Mei 2017

Ann Zeise.2017. educational neglect,

(online),https://translate.google.co

.id/translate?hl=id&sl=en&u=http

://a2zhomeschooling.com/main_ar

ticles/educational_neglect_legal_i

Page 18: FAKTOR YANG MENYEBABKAN PENELANTARAN ... - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14349/2/T1_132013015_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

12

ssues/&prev=search, di akses 15

Mei 2017

Azizah Fitriah. 2012. Stop Kekerasan Pada

Anak, (online),

http://ngobrolpsikologi.blogspot.c

om/2012/04/stop-kekerasan-pada-

anak.html, di akses 11 Juni 2016

Candra Widanarko. 2015. TanpaDisadari,

Ini5 PenelantaranAnak yang

SeringDilakukanOrangtua,

(online)

http://tabloidnova.com/Keluarga/

Anak/Tanpa-Disadari-Ini-5-

Penelantaran-Anak-Yang-Sering-

Dilakukan-Orangtua, di akses 03

Juli 2016

D.GunarsaSinggih,1980.

PsikologiAnakBermasalah.Jakarta

: BPK Gunung Mulia

Farida Afifah. 2012. Mengatasi

Problematika Anak Bangsa,

(online),

http://dreamlandaulah.wordpress.c

om/2010/06/19/mengatasi-

problematika-anak-bangsa,

diakses 09 Juni 2016

Ismar Patrizki. 2015. Kasus Penelantaran

Anak, (online),

http://www.antarafoto.com/peristiw

a/y1265281201/kasus-

penelantaran-anak, di akses 12 Juni

2016

Kartadinata, Sunaryo. 2011. Menguak Tabir

Bimbingan dan Konseling sebagai

Upaya Pedagogis. Bandung: UPI

Press

KartonoKartini,

1979.PsikologiAnak.Bandung:

Penerbit Alumni

Ken LaMance. 2014. Educational Neglect,

(online),

https://translate.google.co.id/transla

te?hl=id&sl=en&u=http://www.leg

almatch.com/law-

library/article/educational-

neglect.html&prev=search, di akses

15 Mei 2017

Loekmono, JT Lobby. 2005. Studi Kasus.

Salatiga: Widya Sari

Moore Blatch. 2017.

Educational Negligence, (online),

https://translate.google.co.id/transla

te?hl=id&sl=en&u=https://www.m

ooreblatch.com/individual/educatio

n/negligence/&prev=search, di

akses 15 Mei 2017

Nisbet, J. & Watt, J. 1994. Studi Kasus

(Sebuah Panduan Praktis). Disadur

oleh L.

Nugroho Riant. 2013. Metode Penelitian

Kebijakan. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Ormond Jeanne Ellis, 2008.

PsikologiPendidikan.Ed. ke-6.

Jakarta: Penerbit Erlangga

Piaget Jean, 2010.

PsikologiAnak.Yogyakarta:

PustakaPelajar

Riamin. 2016. Kurangnya Peran Orangtua

Terhadap Pendidikan Anak,

(online),

http://www.kompasiana.com/riamin

/kurangnya-peran-orang-tua-

terhadap-pendidikan-

anak_56f133a6547b61fb14deea4f,

di akses 15 Mei 2017

Page 19: FAKTOR YANG MENYEBABKAN PENELANTARAN ... - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14349/2/T1_132013015_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

13

Setyadin. 2005. “Metode Penelitian

Kualitatif: Teori dan Praktik”.

Jakarta: BumiAkasra.

Umbu Tagela, 2006, Pengantar Pendidikan,

Widyasari Press, Salatiga

Vessy Frizona. 2015. Faktor Orangtua

Tega Telantarkan Anak, (online),

http://lifestyle.okezone.com/red/20

15/05/15/196/1150356/faktor-

orangtua-tega-telantarkan-anak, di

akses 11 Juni 2016

Yin, Robert. K. 1996. Studi kasus desain

dan metode. Jakata: PT Raja

Grafindo Persada