faktor yang mempengaruhi kejadian ...repository.helvetia.ac.id/2545/7/agustina hardika rupa...faktor...
TRANSCRIPT
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DISMENOREA
PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI
SMK RAKSANA 2 MEDAN
TAHUN 2019
SKRIPSI
Oleh :
AGUSTINA HARDIKA RUPA LELANG AYA
1801032002
PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN
FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DISMENOREA
PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI
SMK RAKSANA 2 MEDAN
TAHUN 2019
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan
Program Studi D4 Kebidanan dan Memperoleh Gelar
Sarjana Terapan Kebidanan (S.Tr.Keb)
Oleh :
AGUSTINA HARDIKA RUPA LELANG AYA
1801032002
PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN
FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian
DismenoreaPrimer Pada Remaja Putri Kelas X
Di SMK Raksana 2 MedanTahun 2019
Nama Mahasiswa : Agustina Hardika Rupa Lelang Aya
Nomor Induk Mahasiswa : 1801032002
Minat Studi : D4 Kebidanan
Menyetujui :
Komisi Pembimbing :
Medan, 09September 2019
Pembimbing I
Nurul Mouliza, SST, M.K.M
Pembimbing II
Fina Kusuma Wardani, SST, M.Kes
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Dekan,
Darwin Syamsul, S.Si, M.Si, Apt
NIDN. (0125096601)
Telah diuji pada tanggal 09September 2019
PANITIA PENGUJI SKRIPSI
Ketua : Nurul Mouliza, SST, M.K.M
Anggota : 1. Fina Kusuma Wardani, SST, M.Kes
2.Nurrahmaton, SST, M.Kes
LEMBAR KEASLIAN PENELITIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik Sarjana Terapan Kebidanan (S.Tr.Keb), di Fakultas Farmasi Dan
Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia.
2. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan dari pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan masukkan tim
penelaah/ tim penguji.
3. Isi skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karna karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di perguruan tinggi ini.
Medan, 09 September 2019
Yang Membuat Pernyataan
(Agustina Hardika Rupa Lelang Aya)
Nim: 1801032002
i
ii
ABSTRAK
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DISMENOREA
PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMK SWASTA
RAKSANA 2 MEDAN
TAHUN 2019
AGUSTINA HARDIKA RUPA LELANG AYA
1801032002
Dismenorea merupakan rasa nyeri pada perut yang berasal dari kram
rahim dan terjadi selama menstruasi. Dismenorea biasanya terjadi akibat
pelepasan berlebihan prosragladin tertentu, prostagladin F2 alfa, dari sel-sel
endometrium uterus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui distribusi frekuensi
usia menarche, Lamanya Menstruasi, Siklus Menstruasi, IMT, Riwayat Keluarga
dengan Kejadian Dismenorea pada Remaja Putri Kelas X di SMK Swasta
Raksana 2 Medan Pada Tahun 2019.
Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan desain cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 177 orang dengan teknik simple random
sampling. Data dianalisis dengan menggunakan uji Univariat, Bivariat dan
Multivariat.
Hasil penelitian analisis bivariat diperoleh dari uji statistik umur menarche
dengan uji Chi- Square menunjukkan bahwa nilai p- value 0,001< 0,05, siklus
mentruasi nilai p-value 0,014 < 0,05, lamanya menstruasi nilai p-value 0,002 <
0,05, IMT nilai p=value 0,002 < 0,05, riwayat keluarga nilai p-value 0,004 < 0,05.
Hasil uji regresi binary logistic menujukkan variabel yang paling mempengaruhi
yaitu Riwayat Keluarga dengan nilai 0,001 <0,005 Exp(B) 4.852.
Kesimpulan dalam penelitan ini adalah ada pengaruh faktor umur
menarche,lamanya menstruasi dan riwayat keluarga terhadap dismenorea. Faktor
yang mempengaruhi adalah riwayat keluarga.Diharapkan kepada pihak sekolah
untuk bekerjasama dengan dinas kesehatan setempat uyntuk dapat meningkatkan
kesehatan khususnya kesehatan reproduksi.
Kata Kunci : Umur,Siklus Menstruasi, Index Massa Tubuh, Riwayat
Keluarga, Dismenorea Primer.
Daftar Pustaka : 14 buku dan 17 Internet (2011-2018)
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
Anugerah-Nya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi
yang berjudul “Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Dismenorea Pada
Remaja Putri Kelas X Di SMK Swasta Raksana 2019”
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satusyarat untuk
mendapatkan gelar SarjanaTerapan Kebidanan (S.Tr.Keb.) pada Program Studi
D4 KebidananFakultas Farmasi dan Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa
bantuan berbagai pihak, baik dukungan moril, materil dan sumbangan pemikiran.
Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes, selaku Pembina Yayasan
Helvetia.
2. Iman Muhammad, S.E.,S.Kom.,M.M.,M.Kes, selaku Ketua Yayasan Helvetia
.
3. Dr. H. Ismail Effendy, M.Si, selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia.
4. Darwin Syamsul, S.Si., M.Si.,Apt,selaku Dekan Fakultas Farmasi dan
Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia.
5. Elvi Era Liesmayani, S.Si.T., M.Keb, selaku Ketua Program Studi D4
Kebidanan Fakultas Farmasi dan Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia.
6. Nurul Mouliza SST.,M.K.M,Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan
waktu dan memberikan pemikiran dalam membimbing penulis selama
penyusunan Skripsi ini.
7. Fina Kusuma Wardani SST.,M.Kes,selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan memberikan pemikiran dalam membimbing penulis
selama penyusunan Skripsi ini.
8. Nurrahmaton SST.,M.Kes, selaku Dosen Penguji III yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan kritik dan saran yang membangun dalam
penyempurnaan Skripsi ini.
9. Seluruh Dosen Program Studi D4 Kebidanan yang telah mendidik dan
mengajarkan berbagai ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
10. Teristimewa kepada Keluarga, Teman dan orang disekeliling saya yang
selalu memberikan pandangan, dukungan baik moril maupun materil, dan
mendoakan dan selalu memotivasi penulis dalam penyelesaian Skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan Skripsi
ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya
atas segala kebaikan yang telah diberikan.
Medan, 09 September 2019
Penulis,
Agustina H.R Lelang Aya
Nim. 1801032002
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
Nama : Agustina Hardika Rupa Lelang Aya
Tempat/ Tanggal Lahir : Maliana, 17 Agustus 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Katolik
Anak Ke : 2 dari 5 bersaudara
II. IDENTITAS ORANG TUA
Nama Ayah : Mateus Mayar
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Nama Ibu : Dominggas Nesi
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Alamat : Jl.Timor Raya Km 14 Tarus Kupang Tengah
Nusa Tenggara Timur
III. RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 2004 - 2010 : SD Inpres Tarus 2 Kupang Tengah
Tahun 2010 - 2013 : SMPS Swadaya Tarus Kupang Tengah
Tahun 2013 - 2015 : SMAK ST.Carolus Borromeus Penfui-Kupang
Tahun 2015 - 2018 : D-3 Kebidanan STIKes Nusantara Kupang
Tahun 2018- 2019 : D-4 Kebidanan Institut Kesehatan Helvetia Medan
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
PANITIA PENGUJI SKRIPSI
LEMBAR KEASLIAN PENELITIAN
ABSTRACT ............................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................ iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii
DAFTAR TABEL...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah........................................................ 5
1.3. Tujuan Penelitian ......................................................... 6
1.4. Manfaat Penelitian ....................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 8
2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu..................................... 8
2.2. Telaah Teori ................................................................. 9
2.2.1. Menstruasi ...................................................... 9
2.2.2. Dismenorea .................................................... 10
2.2.3. Pengertian Remaja ........................................ 21
2.3. Hipotesis Penelitian ..................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN .................................................... 23
3.1. Desain Penelitian ......................................................... 23
3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian ...................................... 23
3.2.1. Lokasi Penelitian ............................................. 23
3.2.2. Waktu Penelitian ............................................. 23
3.3. Populasi Dan Sampel ................................................... 23
3.3.1. Populasi ........................................................... 23
3.3.2. Sampel ............................................................ 24
3.4. Kerangka Konsep ....................................................... 25
3.5. Defenisi Operasional Dan Aspek Pengukuran ............ 26
3.5.1. Defenisi Operasional ....................................... 26
3.5.2. Aspek Pengukuran ........................................... 27
3.6. Metode Pengumpulan Data ......................................... 28
3.6.1. Jenis Data ........................................................ 28
3.7. Metode Pengolahan Data ............................................. 29
3.8. Analisia Data ............................................................... 29
3.8.1. Analisis Univariat ............................................ 29
3.8.2. Analisis Bivariat .............................................. 30
vi
3.8.3. Analisis Multivariat ......................................... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................... 31
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................ 31
4.1.1. Gambaran Geografis Daerah ........................... 31
4.1.2. Visi SMK Swasta Raksana 2 Medan ............... 31
4.1.3. Misi SMK Swasta Raksana 2 Medan .............. 31
4.2. Hasil Penelitian ............................................................ 32
4.2.1. Analisis Univariat ............................................ 32
4.2.2. Analisis Bivariat .............................................. 34
4.2.3. Analisis Multivariat ......................................... 38
4.3. Pembahasan ................................................................ 38
4.3.1. Pengaruh Umur Menarche Terhadap
KejadianDismenorea Primer............................ 38
4.3.2. Pengaruh Siklus Menstruasi Terhadap
KejadianDismenorea Primer............................ 40
4.3.3. PengaruhLamanya Menstruasi Terhadap
KejadianDismenorea Primer............................ 43
4.3.4. Pengaruh Index Masa Tubuh Terhadap
Kejadian ........................................................... 45
4.3.5. Pengaruh Riwayat Keluarga Dengan
KejadianDismenorea Primer............................ 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 51
5.1. Kesimpulan .................................................................. 51
5.2. Saran ........................................................................... 51
5.2.1. Secara Teoritis ................................................ 51
5.2.2. Secara Praktis ................................................. 52
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 53
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian............................................. 26
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Manifestasi klinis .................................................................. 13
Tabel 2.2. Kategori ambang batas IMT untuk Indonesia ....................... 19
Tabel 3.1. Aspek Pengukuran ................................................................ 27
Tabel 3.2. Distribusi Frekuensi Umur Menarche di SMKSwasta
Raksana 2 Medan .................................................................. 32
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Siklus Menstruasi di SMKSwasta
Raksana 2 Medan .................................................................. 32
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Lamanya Menstruasi di SMKSwasta
Raksana 2 Medan .................................................................. 33
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Index Masa Tubuh di SMK Swasta
Raksana 2 Medan .................................................................. 33
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Riwayat Keluarga di SMKSwasta
Raksana 2 Medan .................................................................. 33
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Dismenorea Primer di SMKSwasta
Raksana 2 Medan .................................................................. 34
Tabel 4.6. Tabulasi Silang Hubungan Umur Menarche dengan
kejadianDismenorea Primer di SMK Swasta Raksana 2
Medan ................................................................................... 34
Tabel 4.7. Tabulasi Silang Hubungan Siklus Menstruasi dengan
kejadianDismenorea Primer di SMK Swasta Raksana 2
Medan ................................................................................... 35
Tabel 4.8. Tabulasi Silang Hubungan Lamanya Menstruasi dengan
kejadianDismenorea Primer di SMK Swasta Raksana 2
Medan ................................................................................... 36
Tabel 4.9. Tabulasi Silang Hubungan Index Masa Tubuh dengan
kejadianDismenorea Primer di SMK Swasta Raksana 2
Medan ................................................................................... 36
Tabel 4.10. Tabulasi Silang Hubungan Riwayat Keluarga dengan
kejadianDismenorea Primer di SMK Swasta Raksana 2
Medan ................................................................................... 37
Tabel 4.12. Uji Regresi logistic ............................................................... 38
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 : Kuesioner ........................................................................... 56
Lampiran 2 : Daftar Keadaan Siswa........................................................ 57
Lampiran 3 :Master Tabel Penelitian ...................................................... 58
Lampiran 4 : Hasil Out Put Penelitian..................................................... 63
Lampiran 5 : Surat Survei Awal .............................................................. 72
Lampiran 6 : Surat Balasan Survei Awal ................................................ 73
Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian ........................................................... 74
Lampiran 8 : Surat Balasan Penelitian .................................................... 75
Lampiran 9 : Permohonan Pengajuan Judul Skripsi .............................. 76
Lampiran 10 : Lembar Revisi Proposal ..................................................... 77
Lampiran 11 : Lembar Revisi Skripsi ....................................................... 78
Lampiran 12 : Lembar Bimbingan Proposal ............................................. 79
Lampiran 13 : Lembar Bimbingan Skripsi ................................................ 81
Lampiran 14 : Dokumentasi ...................................................................... 83
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam
kehidupan seseorang. Salah satu tanda keremajaan secara biologis yaitu mulainya
remaja mengalami menstruasi. Menstruasi dimulai saat pubertas dan kemampuan
seorang wanita untuk mengandung anak atau masa reproduksi. Walaupun begitu,
pada kenyataannya banyak wanita yang mengalami masalah menstruasi,
diantaranya dismenorea.
Permasalahan nyeri haid adalah permasalahan yang paling sering
dikeluhkan saat perempuan menstruasi. Kondisi ini bertambah parah bila disertai
dengan kondisi psikis yang tidak stabil,seperti stres,depresi,cemas berlebihan dan
keadaan sedih.Nyeri haid menyerang perempuan yang mengalami haid pada usia
berapapun.Tidak ada batasan usia dan sering disertai dengan kondisi-kondisi yang
memperberat, seperti pusing,berkeringat dingin,bahkan hingga pingsan.(1)
Dismenorea adalah rasa nyeri pada perut yang berasal dari kram rahim dan
terjadi selama menstruasi. Dismenorea biasanya terjadi akibat pelepasan
berlebihan prosragladin tertentu, prostagladin F2 alfa, dari sel-sel endometrium
uterus. Dismenorea juga dapat diartikan sebagai nyeri haid yang terjadi tanpa
tanda-tanda infeksi atau penyakit panggul.(1)
Faktor resiko dismenorea yang dapat menimbulkan dismenorea primer
adalah Usia Menarche yang terlalu muda <12 tahun dimana organ-organ
reproduksi belum berkembang secara maksimal dan masih terjadi
2
penyempitanpada leher rahim, maka akan timbul rasa sakit pada saat menstruasi,
karena organ reproduksi wanita belum berfungsi secara maksimal. Lama
menstruasi dapat disebabkan oleh kontraksi uterus yang terus-menerus
menyebabkan suplai darah ke uterus terhenti dan terjadilah dismenorea. Siklus
menstruasi disebabkan karena panjangnya siklus menstruasi maka semakin
banyak pula prostagladin yang akan dikeluarkan maka akan menimbulkan rasa
nyeri. Riwayatdismenore pada keluarga merupakan faktor resiko yang tidak dapat
diubah. Oleh karena itu, hal ini berpengaruh terhadap kondisi kesehatan anggota
keluarga itu sendiri.(2)
Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2013 didapatkan
kejadian dismenore sebesar 1.769.425 jiwa (90%) wanita yang mengalami
dismenore dengan 10-15% mengalami dismenore berat. Angka kejadian
dismenore di dunia sangat besar, rata-rata hampir lebih dari 50% wanita
mangalaminya.(3)
Angka presentase di Amerika sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72%.
Sementara di Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan usia produktif
yang tersiksa oleh nyeri selama menstruasi . Angka kejadian (Prevalensi) nyeri
menstruasi berkisar berkisar 45-49% di kalangan wanita usia produktif. Walaupun
pada umumnya tidak berbahaya, namun setiap kali dirasa mengganggu bagi
wanita yang mengalaminya. Derajat nyeri dan kadar gangguan tentu tidak sama
untuk setiap wanita. Ada yang masih bisa bekerja (sesekali sambil meringis),
adapula yang tak kuasa beraktifitas saking nyerinya.(4)
3
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun
2012 angka kejadian dismenorea sebesar 53,9% . Dan berdasarkan data dari Dinas
kesehatan kabupaten Simalungun angka kejadian dismenorea tahun 2015 adalah
51,63%.(5)
Masalah kesehatan reproduksi remaja di Indonesia perlu mendapat
perhatian yang cukup karena masalah kesehatan reproduksi remaja seperti juga
masalah kesehatan lainnya tidak semata-mata menjadi urusan kalangan
medis.Dilihat dari kependudukan,kelompok remaja yang berusia 10-19 tahun di
Indonesia lebih kurang terdiri dari 57% berada di SMA dan 43% berada di
SMP.(6)
Rasa nyeri ini dapat disebabkan oleh kontraksi otot perut yang terjadi
secara terus-menerus saat mengeluarkan darah.Kontraksi yang sangat sering ini
kemudian menyebabkan otot menegang.Ketegangan otot tidak hanya terjadi pada
otot perut,tetapi juga otot-otot penunjang otot perut yang terdapat di bagian
punggung bawah,pinggang,panggul,dan paha hingga betis.(7)
Secara umum, dismenorea diklasifikasikan menjadi dua bagian,yaitu
Dismenorea primer adalah nyeri haid yang umumnya dirasakan oleh para wanita,
sedangkan dismenorea sekunder adalah nyeri haid yang terjadi akibat patologi
atau penyakit organ pelvis(panggul).Dismenoreaprimer mulai terjadi pada usia
17-22 tahun, sementara dismenorea sekunder sering terjadi seiring makin tuanya
usia wanita. (8)
Penelitian yang dilakukan oleh Suci Sulistyorini,dkk di SMA PGRI 2
Palembang pada tahun 2017, dengan responden 126 memiliki kejadian
4
dismenorea yang berbeda-beda yaitu siwi yang tidak mengalami dismenorea
primer 10,3% dan siswi yang mengalami dismenoreaprimer 89,7%. Adapun
variabel yang berpengaruh dalam kejadian dismenorea primer dalam penelitian ini
adalah riwayat keluarga dan variabel yang tidak berpengaruh dalam kejadian
dismenore primer dalam penelitian ini usia menarche, siklus menarche, lama
menstruasi.(9)
Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suci Sulistyorini dkk,
penelitian juga dilakukan oleh Andi Nurul Rifqah Utami yang berjudul Faktor
yang berhubungan dengan kejadian dismenorea pada remaja putri di SMAN 1
Kahu Kabupaten Bone. Variabel independen (usia menarche,siklus
menstruasi,lamamenstruasi,riwayat keluarga dan status gizi) dengan variabel
dependen (kejadian dismenorea).Hasil penelitian menunjukan bahwa hubungan
antara variabel independen (usia,menarche,siklus menstruasi,lama
menstruasi,riwayat keluarga dan status gizi) dengan variabel dependen (kejadian
dismenorea) menunjukan bahwa variabel independen seperti usia menarche,siklus
menstruasi,siklus menstruasi,lama menstruasi dan status gizi tidak
berhubungandengan kejadian dismenorea.Hanya ada satu variabel yang memiliki
hubungan dengan kejadian dismenorea yaitu variabel riwayat keluarga( p =
0,001).(10)
Penelitian yang sama dilakukan oleh Angelina yang berjudul Faktor yang
berhubungan dengan dismenorea pada remaja putri di SMA Kecamatan Senggah
Temila Kabupaten Landak.Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif
analitik dengan desain study cross sectional (potong lintang).Hasil penelitian
5
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia menarche (p value =0,024)),
paparan asap rokok (p value = 0,003), siklus menstruasi ( p value = 0,019) dengan
dismenorea kongestif.Variabel yang tidak berhubungan yaitu status gizi (p value=
1,000),lama menstruasi (p value =0,552),riwayat keluarga(p value = 0,076), dan
stress (p value =0,594).(11)
Berdasarkan survei awal di SMK Swasata Raksana 2 Medan pada bulan
Maret 2019. Diketahui bahwa dari 10 remaja putri terdapat 7 remaja yang
mengalami nyeri haiddan 3 remaja tidak mengalami nyeri haid, 7 siswi tersebut
mengatakan nyeri dirasakan pada saat menstruasi pertama kali yaitu pada usia 10
tahun, 13 tahun dan 16 tahun, ada juga yang mengatakan jarak waktu menstruasi
bulan ini dengan menstruasi bulan yang akan datang terlalu lama dan singkat,
hari yang di perlukan untuk menstruasi terlalu cepat atau terlalu lama biasanya < 3
hari dan >6 hari, riwayat keluarga responden yaitu ibu dan saudari perempuan
juga mengalami nyeri haid, dan ditanyakan pada beberapa siswi IMT dalam
batasan gemuk dan kurus.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Faktor yang mempengaruhi kejadian
DismenoreaPrimer pada remaja kelas X di SMK Swasta Raksana 2 Medan Tahun
2019”.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian adalah “Faktor apa saja yang
mempengaruhi kejadian dismenoreaprimer pada remaja kelas X di SMK Swasta
Raksana 2 Medan tahun 2019.
6
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi usia menarche, lamanya menstruasi,
siklus menstruasi, index massa tubuh, riwayat keluarga, dengan kejadian
Dismenorea Primer pada remaja putri kelas X di SMK Swasta Raksana 2
Medan Tahun 2019
2. Untuk mengetahui pengaruh usia menarche dengan kejadian
dismenoreaprimerpada remaja putri kelas X di SMK Swasta Raksana 2
Medan Tahun 2019 .
3. Untuk mengetahui pengaruh lamanya menstruasi dengan kejadian dismenorea
primer pada remaja putri kelas X di SMK Swasta Raksana 2 Medan Tahun
2019.
4. Untuk megetahui pengaruh siklus menstruasi dengan kejadian dismenorea
primer pada remaja putri kelas X di SMK Swasta Raksana 2 Medan Tahun
2019.
5. Untuk mengetahui pengaruh riwayat keluarga dengan kejadian dismenorea
primer pada remaja putri kelas X di SMK Swasta Raksana 2 Medan Tahun
2019.
6. Untuk mengetahui pengaruh index massa tubuh dengan kejadian dismenore
primer pada remaja putri kelas X di SMK Swasta Raksana 2 Medan Tahun
2019.
7
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
1. Bagi Institut Kesehatan Helvetia
Sebagai refensi di perpustakaan Institut Kesehatan Helvetia dan dapat
dijadikan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya tentang faktor yang
mempengaruhi kejadian dismenorea primerpada remaja putri kelas X di SMK
Swasta Raksana 2 Medan tahun 2019.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Memperoleh pengetahuan dan bahan pertimbangan untuk peneliti selanjutnya
tentang faktor yang mempengaruhi kejadian dismenorea primer pada remaja
putri kelas X di SMK SwastaRaksana 2 Medan tahun 2019.
1.4.2. Manfaat Praktis
1. Bagi siswi remaja putri SMK Swasta Raksana 2 Medan
Sebagai pengembangan pengetahuan responden agar dapat menambah
wawasan tentang faktor yang mempengaruhi nyeri haid, sehingga mereka bisa
mengetahui penanganan nyeri haid.
2. Bagi instansi pendidikan SMK Swasta Raksana 2 Medan
Sebgai bahan masukan dan bahan bacaan di SMK Swasta Raksana 2 Medan
agar dapat menambah wawasan tentang faktor yang mempengaruhi kejadian
dismenorea primer pada remaja putri kelas X di SMK Raksana 2 Medan tahun
2019.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Suci Sulistyorini,dkk di SMA PGRI 2
Palembang pada tahun 2017, dengan responden 126 memiliki kejadian
dismenorea yang berbeda-beda yaitu siwi yang tidak mengalami dismenorea
primer 10,3% dan siswi yang mengalami dismenorea primer 89,7%. Adapun
variabel yang berpengaruh dalam kejadian dismenorea primer dalam penelitian ini
adalah riwayat keluarga dan variabel yang tidak berpengaruh dalam kejadian
dismenore primer dalam penelitian ini Usia menarche, siklus menarche, lama
menstruasi.(9)
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Andi Nurul Rifqah Utami
yang berjudul Faktor yang berhubungan dengan kejadian dismenorea pada remaja
putri di SMAN 1 Kahu Kabupaten Bone.Hasil penelitian menunjukan bahwa
hubungan antara variabel independen (usia menarche,siklus menstruasi,lama
menstruasi,riwayat keluarga dan status gizi) dengan variabel dependen (kejadian
dismenorea) menunjukan bahwa variabel independen seperti usia menarche,siklus
menstruasi,siklus menstruasi,lama menstruasi dan status gizi tidak
berhubungandengan kejadian dismenorea.Hanya ada satu variabel yang memiliki
hubungan dengan kejadian dismenorea yaitu variabel riwayat keluarga( p =
0,001).(10)
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Angelina yang berjudul
Faktor yang berhubungan dengan dismenorea pada remaja putri di SMA
9
Kecamatan Senggah Temila Kabupaten Landak.Penelitian ini menggunakan
penelitian deskriptif analitik dengan desain study cross sectional (potong
lintang).Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia
menarche (p value =0,024),paparan asap rokok (p value = 0,003),siklus
menstruasi ( p value = 0,019) dengan dismenorea kongestif.Variabel yang tidak
berhubungan yaitu status gizi (p value = 1,000),lama menstruasi (p value
=0,552),riwayat keluarga(p value = 0,076), dan stress(p value =0,594).(11)
2.2. Telaah Teori
2.2.1. Menstruasi
1. PengertianMenstruasi
Menstruasi adalah masa perdarahan yang terjadi pada perempuan secara
rutin setiap bulan selama masa suburnya kecuali apabila terjadi kehamilan. Pada
saat menstruasi, darah yang keluar sebenarnya merupakan darah akibat peluruhan
dinding rahim (endometrium).Darah menstruasi mengalir dari rahim menuju leher
rahim, untuk kemudian keluar melalui vagina. Menstuasi pertama kali biasanya
dialami oleh perempuan sekitar usia 10 tahun, namun bisa juga lebih dini atau
lebih lambat. Saat ini, usia rata- rata datangnya menstruasi semakin dini. Usia
termuda terjadinya menstruasi adalah 8 tahun, sedangkan usia tertuanya adalah 17
tahun.Sehingga, apabila sampai lewat usia 17 tahun seorang perempuan belum
mengalami menstruasi, maka harus segera memeriksakan diri kedokter.
Proses alamiah ini terjadi rata-rata sekitar 2-8 hari. Darah yang keluar
umumnya sebanyak 10 hingga 80 Ml per hari. Adapun siklus menstruasi yang
normal yakni rata-rata selama 21-35 hari.Namun, dalam beberapa kasus, terdapat
10
keadaan proses menstruasi terjadi dengan rentang waktu cukup lama dan
keluarnya darah dapat lebih dari 80ml/hari. Keadaan ini dikenal dengan istilah
menoragia. Sementara, mentruasi yang berlngsung lebih dari 7 hari disebut
hipermenorea.(12)
2. Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi terdiri atas :
1) Fas proliferasi.Dibawah pengaruh esterogen,endometrium mengalami
proliferasi,epitelnya mengalami regenerasi,kelenjar memanjang, dan
jaringan ikat bertambah.Fase ini terjadi selama 7-9 hari.
2) Fase sekresi.Dibawah pengaruh progesteron,kelenjar membesar dan
melebar serta berkelok-kelok,juga mengeluarkan banyak getah dan
jaringan ikat yang diantaranya menjadi sembah.Fase ini terjadi 11 hari.
3) Fase Iskemia/premenstruasi.Jika sel telur tidak dibuahi,korpus luteum
berdegenerasi dan lapisan endometrium mengalami pengerutan.saat ini
hormon progesteron dan esterogen akan turun.Fase ini biasanya terjadi
selama 3 hari.
4) Fase Menstruasi.Fase ini biasanya terjadi selama 3-6 hari.(13)
2.2.2. Dismenorea
1. Pengertian Dismenorea
Secara etiologi,dismenorea berasal dari kata dalam bahasa yunani
kuno(Greek).Kata tersebut berasal dari dys yang berarti sulit,nyeri,abnormal :
meno yang berarti bulan dan rrhea yang berarti aliran atau arus. Dengan
demikian, secara singkat dismenorea dapat didefinisikan sabagai aliran menstruasi
11
yang sulit atau menstruasi yang mengalami nyeri.Seringkali dimulai segera
setelah mengalami menstruasi pertama (menarche).Nyeri berkurang setelah
menstruasi,namun pada beberapa wanita nyeri bisa terus dialami selama periode
menstruasi.Penyebab nyeri berasal dari otot rahim.Seperti semua otot lainnya,otot
rahim dapat berkontraksi dan relaksasi. Saat menstruasi kontraksi lebih
kuat.Kontraksi yang terjadi adalah akibat suatu zat yang namanya
prostagladin.(1)(4)
Dismenorea adalah suatu gejala dan bukan suatu penyakit. Istilah
dismenore biasa dipakai untuk nyeri haid yang cukup berat.Nyeri haid atau
dismenorea biasanya terjadi pada wanita usia muda.Rasa sakit ini biasanya
dirasakan pada hari ke-1 hingga hari ke-3 dari siklus menstruasi.Jika nyeri yang
dirasakan sangat berat hingga menggangu aktivitas sehari hari dikenal dengan
nama dismenorea.(1)
Dismenorea adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi
selama menstruasi.Dismenorea primer sering terjadi,kemungkinan lebih dari 50%
wanita mengalaminya dan 15% diantaranyamengalami nyeri yang hebat.biasanya
dismenore primer timbul pada masa remaja,yaitu 2-3 tahun setelah menstruasi
pertama.
2. Jenis-Jenis Dismenorea
Secara klinis,dismenorea dibagi menjadi dua, yaitu Dismenorea
primer(esensial,intrinsik,indiopatik),Dismenoreasekunder (ekstrinsik,yang
diperoleh,acquired)
1) Dismeorea Primer
12
Dismenorea Primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan alat-
alat genital yang nyata.Dismenorea primer bisanya terjadi dalam 6-12 bulan
pertama haid pertama. Namun, umumnya 90% dismenorea primer terjadi 24
bulan setelah menarche. Nyeri Haid ini terjadi akibat kontraksi uterus yang
menyebabkan iskemia (anemia lokal yang disebabkan oleh penyumbatan arteri
yang membawa darah) Selama menstruasi,sel-sel endometrium yang terkelupas
melepas prostagladin.Prostagladin merangsang otot uterus (rahim) dan
mempengaruhi pembuluh darah,biasa digunakan untuk menginduksi aborsi atau
kelahiran)yang menyebabkan iskemia uterus (penurunan suplai darah ke rahim)
melalui kontraksi myometrium(otot dinding rahim) dan
vasoconstriction(penyempitan pembuluh darah).sehingga kemudian timbul nyeri
yang biasanya terjadi didaerah perut bagian bawah. Kontraksi uterus yang
menyebabkan nyeri ini juga merupakan pengaruh dari kinerja hormonal
menstruasi.(1)(8).
2) Dismenorea Sekunder
Dismenorea sekunder biasanya ditemukan jika terdapat penyakit atau
kelainan pada alat reproduksi.Nyeri dapat terasa sebelum, selama dan sesudah
haid. Penyebab terjadinya dismenorea sekunderbisa diakibatkan oleh salpingitis
kronis, yaitu infeksi yang lama pada saluran penghubung rahim (uterus)dengan
kandung telur(ovarium). Kondisi paling sering ditemukan pada wanita berusia 30-
45 tahun. Untuk penanganannya perlu dilakukan konsultasi dokter serta
pengobatan dengan antibotika dan anti radang.(12)
13
3. Manifestasi Klinis
Tabel 2.1 Manifestasi klinik(1)
Dismenorea Primer Dismenorea Sekunder
Onset (Serangan pertama)secara
mendadak terjadi setalah menarche
(menstruasi pertama)
Onset dapat terjadi diwaktu apapun
setelah menarche (umumnya setelah usia
25 tahun)
Nyeri perut atau panggul bawah
biasanya berhubungan dengan onset
aliran menstruasi dan berlangsung
selama 8-72 jam
Wanita dapat mengeluh mengalami
perubahan waktu serangan pertama nyeri
selama siklus haid atau dalam intensitas
nyeri.
Dapat terjadi nyeri pada paha dan
punggung,sakit/nyeri kepala,diare
(mencret),nause (mual) dan
vomiting(muntah).
Gejala ginekologis(kelainan kandungan)
lainnya dapat terjadi,misalnya nyeri saat
bersenggama (dyspareunia)dan siklus
haid memanjang(menorrhagia)
Tidak dijumpai kelainan pada
pemeriksaan fisik
Ada kelaianan panggul (pelvic)pada
pemeriksaan fisik
4. KlasifikasiDismenorea
Dismenore sering diklasifikasikan sebagai ringan,sedang,dan berat
berdasarkanintensitas nyeri. Nyeri tersebut dapat berdampak pada kemampuan
untuk melakukan aktivitas sehari-hari.Intensitas nyeri menurut multidimensional
scoring of andersch of milson mengklasifikasikan nyeri dismenore sebagai
berikut.
1. Dismenorea ringan didefenisikan sebagi nyeri haid tanpa adanya pembatasan
aktivitas,tidak diperlukan penggunaan analgetik dan tidak ada keluhan
sistematik.
14
2. Dismenorea Sedang didefinisikan sebagai nyeri haid yang mempengaruhi
aktivitas sehari-hari,dengan kebutuhan analgetik untuk menghilangkan rasa
sakit dan terdapat keluhan sistematik.
3. Dismenorea Berat didefinikan sebagai nyeri haid dengan ketebatasan parah
pada aktivitas sehari-hari,respon analgetik untuk menghilangkan rasa sakit
minimal,dan keluhan sistematik seperti mual,muntah dan pingsan.(14)
5. Faktor Penyebab dan Faktor Resiko Terjadinya Dismenorea
1) Faktor Penyebab
a. Faktor Penyebab
a) Faktor Kejiwaan
Gadis remaja yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka
tidakmendapat informasi yang baik tentang proses haid, mudah mengalami
dismenore primer. Dismenore primer banyak dialami oleh remaja yang sedang
dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikis.
Ketidaksiapan remaja putri dalam menghadapi perkembangan dan pertumbuhan
pada dirinya tersebut, mengakibatkan gangguan psikis yang akhirnya
menyebabkan gangguan fisiknya, misalnya gangguan haid seperti dismenore.
Perempuan mempunyai emosional yang tidak stabil, sehingga mudah mengalami
dismenore primer.Faktor kejiwaan, bersamaan dengan dismenore akan
menimbulkan gangguan tidur atau insomnia .
b) Faktor Konstitusi
Faktor ini erat hubungannya dengan faktor kejiwaan yang dapat juga
menurunkan ketahanan terhadap nyeri. Faktor ini antara lain:
15
(a) Anemia
Anemia adalah defisiensi eritrosit atau hemoglobin atau dapat keduanya
sehingga menyebabkan kemampuan mengangkut oksigen berkurang.Sebagian
besar penyebab anemia adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk
pembentukan hemoglobin, sehingga disebut anemia kekurangan zat besi.
Kekurangan zat besi ini dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada
pertumbuhan baik sel tubuh maupun sel otak dan dapat menurunkan daya
tahan tubuh seseorang, termasuk daya tahan terhadap rasa nyeri .
(b) Penyakit Menahun
Penyakit menahun yang diderita seorang perempuan akan menyebabkan tubuh
kehilangan terhadap suatu penyakit atau terhadap rasa nyeri. Penyakit yang
termasuk penyakit menahun dalam hal ini adalah asma dan migraine.(12)
c) Faktor Endokrin
Ada beberapa teori yang diduga menjadi penyebab dismenorea yang
disebabkan oleh endokrin/hormon.Salah satunya adalah hormon esterogen yang
berlebihan.Hormon esterogen yang berlebihan akan menyebabkan kontraksi rahim
menjadi berlebihan pula.Teori lain menyebutkan karena adanya hormon
prostagladin yang berlebihan,yang menyebabkan kontraksi otot polossehingga
dismenore juga disertai mual,muntah,dan diare.Jika gangguan ini berlebihan
biasanya akan diberikan terapi hormon untukmengurangi rasa sakit saat
menstruasi.(13)
d) Faktor Organik
16
Faktor organik seperti retrofleksia uterus(kelainan letak atau arah anatomis
rahim), hipoplasia uterus (perkembangan rahim yang tidak lengkap), obstruksi
kanalis servikalis(sumbatan saluran jalan lahir), mioma submukosa bertangkai
(tumor jinak yang terdiri dari jaringan otot) dan polip endometrium. (12)
2) Faktor Resiko
a. Menarche pada usia lebih awal
Menarche adalah haid pertama kali yang dialami kaum perempuan yang
merupakan tanda awal dimulainya kehidupan baru sebagai remaja dalam masa
pubertas yang biasanya terjadi pada rentang usia 10 – 16 tahun. Usia menarche dari
tahun ke tahun mengalami perubahan, dari usia 17 tahun menjadi usia 13 tahun.
Usia saat seorang anak perempuan mulai mendapat haid pertama sangat bervariasi.
Terdapat kecenderungan bahwa saat ini anak mendapat haid yang pertama kali pada
usia yang lebihmuda. Ada yang berusia 12 tahun sudahmendapat haid bahkan ada
pula yang berusia 8 tahun tapi sudah mendapatkan haiddan ada pula pada usia16
tahun baru mendapatkan haid.Menarche pada usia lebih awal menyebabkan alat –
alat reproduksi belum berfungsi secara optimal dan belum siap mengalami
perubahan – perubahan sehingga timbul rasa nyeri ketika haid. Alat reproduksi
perempuan harus berfungsi sebagaimana mestinya, namun bilamenarche terjadi
pada usia yang lebih awal dari normal dimana alat reproduksibelum siap untuk
mengalami perubahan dan masih terjadi penyempitan pada leher rahim maka akan
timbul rasa sakit ketika haid.
17
Pada penelitian Charu et al. disebutkan bahwa rata-rata usia menarke
umumnya pada umur 12-14 tahun. Berdasarkan survai nasional, rata-rata usia
menarke remaja putri di Indonesia adalah 12,96 tahun dengan prevalensi menarke
dini sebesar 10,3 % dan menarke terlambat sebesar 8,8%.(4)
b. Lama haid lebih dari normal (hipermenore)
Hipermenoreadalah pendarahan berkepanjangan atau berlebihan pada waktu
haid.Hipermenoreadalah pendarahan haid yang banyak dan lebih lama dari normal
yaitu 6-7 hari (3-7 hari masih normal).Apabila lebih lama dan lebih banyak (lebih
dari 8 hari) dapat dikatakan hipermenore.Penyebab hipermenore bisa berasal dari
rahim berupa mioma uteri, tumor jinak dari otot rahim, infeksi padarahim dan dapat
juga disebabkan oleh kelainan di luar rahim seperti kelainan darah misalnya anemia,
gangguam pembekuan darah serta juga bisa disebabkan oleh kelainan hormon atau
gangguan endokrin. Lama haid lebih dari normal akan menyebabkan kontraksi
uterus yang lebih sering dan semakin banyakprostaglandin yang dikeluarkan.
Produksi prostaglandin yang berlebihan inilahyang akan menimbulkan rasa nyeri
sedangkan kontraksi uterus yang terus –menerus menyebabkan suplai darah ke
uterus terhenti dan terjadilah dismenore .
c. Siklus haid yang lama
Panjang siklus haid adalah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan
mulainya haid yang berikutnya.Siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 21-35 hari.
Walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua perempuan memiliki siklus
18
menstruasi yang sama. Terkadang siklus menstruasi terjadi setiap 21-30 hari.
Umumnya, menstruasi berlangsung selama 5 hari. Namun, terkadang menstruasi
juga dapat terjadi sekitar 2 sampai 7 hari.
Siklus menstruasi yang tidak teratur kebanyakan terjadi akibat faktor
hormonal. Seorang perempuan yang memiliki hormon esterogen dan progesteron
yang berlebihan dapat memungkinkan terjadinya menstruasi dalam waktu yang
lebih cepat. Sehingga, jika terdapat gangguan menstruasi yang dikarenakan oleh
faktor hormonal, maka dapat dipastikan perempuan tersebut mengalami gangguan
kesuburan. (12)
d. Riwayat keluarga yang positif
Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Perempuan yang memiliki
ibuatau saudara perempuan yang menderita endometriosis memiliki resiko
lebihbesar terkena penyakit ini juga. Hal ini disebabkan adanya gen abnormal
yang diturunkan dalam tubuh perempuan tersebut. Gangguan haid seperti
hipermenorea dan menoragiadapat mempengaruhi sistem hormonal tubuh. Tubuh
akan memberikan respon berupa gangguan sekresi estrogen dan progesteron yang
menyebabkan gangguan pertumbuhan sel endometrium. Sama halnya dengan
pertumbuhan sel endometrium biasa, sel – sel endometriosis ini akan tumbuh
seiring dengan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh . (15)
e. Index Massa Tubuh (IMT)
Status gizi berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan dan fungsi organ
reproduksi. Pada wanita dengan usia subur diperlukan status gizi yang baik dengan
cara mengkonsumsi makanan seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat
19
menstruasi terutama pada fase luteal. Pada fase ini terjadi peningkatan kebutuhan
zat gizi. Selama ini telah diketahui bahwa wanita dengan status gizi kurang
memiliki risiko terjadinya gangguan siklus menstruasi yang diakibatkan oleh
terganggunya pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi. Akan tetapi,
gangguan siklus menstruasi juga ditemukan pada wanita yang obesitas. Hal ini
dikaitkan dengan jumlah jaringan lemak tubuh. Jaringan lemak tidak hanya sebagai
tempat penyimpanan lemak tetapi juga sebagai kelenjar endokrin penghasil hormon
dan sel untuk berbagai hormon salahsatunya yaitu hormon reproduksi. Perubahan
sirkulasi hormon reproduksi antara lain berhubungan dengan kelebihan lemak
tubuh, obesitas pada bagian perut, gangguan fungsi ovulasi dan hiperandrogisme.
(16)
Menurut WHO/ FAO/ UNU tahun 1985, menyatakan bahwa pembatasan
berat badan normal orang dewasa ditentukan nilai Body Mass Index (BMI) atau
Indeks Massa Tubuh (IMT). (17)Rumus perhitungan adalah sebagai berikut :
IMT = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 ( 𝐾𝑔)
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑚 𝑥 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚)
6. Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia
Kategori IMT
Kurus
Kekurangan berat badan
tingkat berat
< 17,0
Kekurangan berat badan
tingkat ringan
17,0 – 18,5
Normal >18,5 – 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan
tingkat ringan
>25,0 – 27,0
Kelebihan berat badan
tingkat berat
>27,0
7. Penanganan Dismenore
20
Penanganan yang dapat dilaksanakan pada penderita dismenore,
adalah:
1) Penjelasan dan nasehat
Perlu dijelaskan kepada pada penderita bahwa dismenore adalah
gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Penjelasan dapat dilakukan
dengan diskusi mengenai pola hidup, pekerjaan, kegiatan dan lingkungan
penderita. Kemungkinan salah informasi mengenai haid atau adanya hal-hal
tabu atau tahayul mengenai haid dapat dibicarakan. Nasehat tentang
makanan sehat, istirahat yang cukup dan olahraga dapat membantu. Kadang –
kadang diperlukan psikoterapi.
2) Pemberian obat analgesik
Dewasa ini banyak beredar obat – obat analgesik yang dapat diberikan
sebagai sebagai terapi simptomatik. Jika rasa nyeri berat, diperlukan istirahat
di tempat tidur dan kompres panas pada perut bagian bawah untuk mengurangi
keluhan. Obat analgesik yang sering diberikan adalah kombinasi aspirin,
fenasetin dan kafein.
3) Terapi hormonal
Tujuan terapi hormonal adalah menekan ovulasi. Tindakan ini
bersifat sementara dengan maksud membuktikan bahwa gangguan yang terjadi
benar-benar dismenore primer, atau jika diperlukan untuk membantu penderita
untuk melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan.
Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi
kontrasepsi.
21
4) Terapi alternatif
Terapi alternatif dapat dilakukan dengan kompres handuk panas atau botol
air panas pada perut atau punggung bawah. Mandi air hangat juga bisa
membantu.Beberapa wanita mencapai keringanan melalui olahraga, yang tidak
hanya mengurangi stres dan orgasme juga dapat membantu dengan mengurangi
tegangan pada otot-otot pelvis sehingga membawa kekenduran dan rasanyaman.
Beberapa posisi yoga dipercaya dapat menghilangkan kram haid. Salah satunya
adalah peregangan, yang meliputi berada pada posisi merangkak kemudian
secara perlahan menaikkan punggung ke atas setinggi – tingginya.(18)
2.2.3. Pengertian Remaja
Remaja dalam arti adolescene (inggris)berasal dari kata latin adolescere
yang artinya tumbuh kearah kematangan.Kematangan disini tidak hanya berarti
kematangan fisik,tetapi terutama kematangan sosial-psikologis.Batasan
remajamenurut WHO adalah 12-24 Tahun. Menurut Depkes RI adalah usia 10 – 19
tahun dan yang belum menikah.Menurut BKKBN adalah usia 10- 19 tahun.(19)
Ciri –ciri khas dari remaja,antara lain :
1. Lebih dekat dengan teman sebaya
2. Ingin bebas
3. Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir
abstrak.(20)
Dalam tumbuh kembangnnya menuju dewasa,berdasarkan kematangan
psikososial dan seksual,semua remaja akan melewati tahapan berikut :
1. Masa remaja awal/dini(11 – 14 tahun)
22
2. Masa remaja pertengahan (15 – 17 tahun)
3. Masa remaja lanjut (18- 20 tahun)(21)
2.3. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan pernyataan tentatif (sementara) mengenai
kemungkinan hasil dari suatu penelitian. Adapun hipotesis penelitian ini adalah
Ho : Tidak ada pengaruh antara umur menarche, lama menstruasi, siklus
menstruasi, riwayat keluarga, IMT terhadap kejadian dismenorea pada
remaja putri di SMK Swasta Raksana 2 Medan tahun 2019.
Ha : ada pengaruh antara umur menarche, lama menstruasi, siklus menstruasi,
riwayat keluarga, IMT terhadap kejadian dismenorea pada remaja putri di
SMK Swasta Raksana 2 Medan tahun 2019.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah survei analitik. Survei analitik
adalah penelitian mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena itu
terjadi.Dalam penelitian ini menggunakan cross sectional, yaitu suatu penelitian
untuk mempelajari kolerasi antara faktor-faktor penyebab dan akibat di lakukan
dalam waktu bersamaan.(22)
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di SMK Swasta Raksana 2 Medan jl. Gajah
Mada No.20 Medan Petisah.Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian di tempat
ini adalah karena masih banyaknya dijumpai anak remaja putri yang sering ijin
karena mengalami nyeri haid pada saat menstruasi.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan mulai bulan Maret - Juni 2019 dimulai dari
survey awal pada bulan Maret dan penelitian di bulan Juni
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
unutk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulanya. Populasi yang dipergunakan
24
dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswi SMK Swasta Raksana 2 Medan
kelas X sebanyak 177 siswi.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
simpel random sampling yaitu cara pengambilan sampel dari semua anggota
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada didalam
populasi(23)
Untuk menentukan besar sampel menggunakan rumus slovin yaitu:
𝑛 =𝑁
1 + 𝑁𝑒2
Keterangan:
N : Besar Populasi
n : Besar sampel
e : Sampling error yaitu : ketidaktelitian kesalahan dalam pengambilan
sampel yang masih dapat di tolerir atau diinginkan. Dalam penelitian ini
digunakan nilai 95% (0,05).
n =𝑁
1 + N (e)2
n = 177
1+177 (0,05)²
n = 177
1+177 0,0025
n = 177
1+0,4425
n = 177
1,4425
25
n = 122,7= 123
Dari rumus diatas, maka sampel yang dibutuhkan yaitu 123 orang, dalam
pengambilan sampel ini peneliti menggunakan propertionate stratifed random
samplingyaitu teknik pengambilan sampel jika populasi tidak homogen dan
berstrata secara proporsional. Rumus yang digunakan dalam perhitungan ini
adalah :
𝑁 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖𝑡𝑖𝑎𝑝𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
jumlah populasi x jumlah sampel
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel teknik pengambilan sampel
berikut :
No Kelas Jumlah Siswi RumusProporsi Sampel
1 X-AK 40 40/177X123=27,7 28
2 X OP 46 46/177X123=31,9 32
3 X PH-1 33 33/177X123=22,9 23
4 X PH-2 29 29/177X123=20 20
5 X MM 14 14/177X123=9,7 10
6 X RPL 15 15/177X123=10 10
Total177 123 Sumber : SMK Swasta Raksana 2 Medan
Pengambilansampeluntuktiapkelasdilakukandengancaraundian, yaitu
dengan menulis jumlah siswa tiap kelas di kertas lalu menggulungnya dan
memasukan kedalam wadah. Setelah itu dilakukan pengundian dengan cara
menjatuhkan kertas tersebut satu persatu sebanyak sampel yang kita butuhkan.
3.4. Kerangka Konsep
Kerangka konsep menjelaskan hubungan atau kaitan antara konsep-
konsep/variabel-variabel yang akan dimamati atau diukur mealui penelitian yang
dilaksanakan dalam penelitian yang berjudul faktor Yang Mempengaruhi
26
Terjadinya Kejadian Dismenorea Primer pada remaja diSMK Swasta Raksana 2
medan tahun 2019 dapat dilihat pada bagan dibawah ini :
Variabel Independent (X) Variabel Dependent(Y)
Gambar 3.1. Kerangka Konsep
3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran
3.5.1. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah batasan yang digunakan untuk mendefinisikan
variabel-variabel atau faktor-faktor yang mempengaruhi variabel pengetahuan.
variabel dalam penelitian ini adalah umur menarce, lama menstruasi, riwayat
keluargadengan kejadian dismenorea primer pada remaja di SMK Swasta
Raksana 2 Medan.
Adapun faktornya terdiri dari:
1. Dismenorea primer adalah Nyeri yang tidak disebabkan adanya kelainan
didalam rahim.Salah satu penyebab nyeri haid adalah hormon prostagladin.
Umur Menarche
Siklus Menstruasi
Lama Menstruasi
Dismenorea Primer
Index Masa Tubuh
(IMT)
Riwayat Keluarga
27
2. Umur Menarce adalahUsia responden saat pertama kali mendapatkan
menstruasi di bawah 12 tahun
3. Lama menstruasi adalah waktu responden selama menstruasi.
4. IMT adalah salah satu cara untuk untuk mengetahui status gizi seseorang
dengan cara membagi berat badan dan tinggi badan seseorang.
5. Siklusmenstruasi adalah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan
mulainya haid yang berikutnya.
6. Riwayat keluarga adalah status kesehatan ibu atau saudara perempuan
responden yang mengalami nyeri haid.
3.5.2. Aspek Pengukuran
Aspek pengukuran adalah aturan-aturan yang meliputi cara dan alat ukur
(instrumen), hasil pengukuran, kategori, dan skala ukur yang digunakan untuk
menilai suatu variabel.
Tabel 3.1. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran
No Variabel Jumlah
pertanyaan Cara dan Alat Ukur Value
Jenis Skala
Ukur
1. Variabel X
Umur
menarce
1
10 -16 tahun
>17 tahun
2
1
Ordinal
2. Siklus
Menstruasi
1 < 21Hari
22-35 hari
>36 hari
3
2
1
Ordinal
3. Lama
menstrauasi
1 3-7 hari
>8 hari
2
1
Ordinal
4. IMT
2 Normal
Kurus
Gemuk
3
2
1
Ordinal
5. Riwayat
keluarga
1 Ya
Tidak
2
1
Nominal
1. Variabel Y
Dismenorea
Primer
1
Jika menjawab seluruh
pertanyaan dengan jawaban YA
Jika salah satu pertanyaan
dijawab Tidak
2
1
Nominal
28
3.6. Metode Pengumpulan Data
3.6.1. Jenis Data
1. Data Primer
Data primer pada penelitian ini adalah data yang diperoleh dengan
kuesioner. Penelitian ini menggunakan data primer yang berasal dari wawancara
langsung dengan responden, dan menggunakan kuesioner yang dibuat penulis
berdasarkan konsep teori.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil dokumentasi oleh
pihak lain, misalnya rekam medik, data kunjungan pasien, dan lain-lain.
Pengambilan data yang diperoleh secara langsung dari SMK Raksana 2 Medan.
3. Data Tersier
Data tersier adalah data yang diperoleh dari naskah yang sudah
dipublikasikan, misalnya WHO, Kementerian Kesehatan RI, dan Profil Dinas
Kesehatan.
3.7. Metode Pengolahan Data
Data yang terkumpul dapat mudah diperoleh dengan komputerisasi
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Proses Collecting
Mengumpulkan data yang berasal dari kuesioner angket maupun observasi.
29
2. Proses Checking
Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner atau lembar
observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga pengolahan
data memberikan hasil yang valid dan reliabel dan terhindar dari bias.
3. Proses Coding
Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada variabel-variabel
yang diteliti, misalnya nama responden dirubah menjadi 1,2,3...,42.
4. Proses Entering
Data entry, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang masih
dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan kedalam program
komputer yang digunakan untuk “entry data” penelitian yaitu program SPSS
for Windows.
5. Proses Processing
Semua data yang telah di input ke dalam aplikasi komputer akan diolah sesuai
dengan kebutuhan dari penelitian.
3.8. Analisa Data
Analisa data penelitian merupakan media untuk menarik kesimpulan dari
seperangkat data hasil pengumpulan. Analisis data dapat dibedakan berdasarkan
jumlah variabelnya yaitu analisis univariat, bivariat maupun multivariate.
3.8.1. Analisis Univariat
Digunakan untuk mendeskripsikan data yang dilakukan pada tiap variabel-
variabel dari hasil penelitian. Data yang dikumpulkan disajikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi.
30
3.8.2. Analisis Bivariat
Analisis Bivariat yaitu analisis yang digunakan untuk menghubungkan
antara dua variabel, variabel bebas dengan variabel terikat dalam penelitian ini.
Untuk membuktikan ada hubungan yang signitif antara variabel bebas dengan
variabel terikat digunakan analisis Chi-square, pada batas kemaknaan perhitungan
statistik pvalue (0,05). Apabila hasil perhitungan menunjukan nilai P<Pvalue
(0,05) maka dikatakan (Ho) ditolak, artinya kedua variabel secara statistik
mempunyai hubungan yang signifikan. Kemudian untuk menjelaskan adanya
asosiasi (hubungan) antara variabel terikat dengan variabel babas digunakan
analisis tabulasi silang.
3.8.3. Analisis Multivariat
Analisa multivariat untuk melihat pengaruh antara variabel indevenden
secara bersama-sama terhadap variabel dependen dengan menggunakan uji
regresi logistik berganda. Dalam analisis multivariat yang dianalisis adalah
variabel-variabel yang memiliki nilai p<0,05 analisis bivariatnya. Untuk melihat
variabel yang paling berpengaruh terhadap kejadian dismneorea primer dilihat
dari nilai koefisien yang paling benar.
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Lokasi Penelitian
4.1.1. Gambaran Geografis Daerah
SMK Swasta Raksana 2 Medan adalah Sekolah Menengah Kejuruan
Swasta dibawah naugan Yayasan pendidikan Raksana yang beralamat di Jl. Gajah
Mada No 20 Medan, Petisah Tengah, Kec Medan Petisah, Kota Medan. SMK
Swasta Raksana 2 Medan mempunyai beberapa bidang keahlian diantaranya
Akuntansi & Keuangan Lembaga, Otomotisasi & Tata Kelola Perkantoran,
Rekayasa Perangkat Lunak(RPL), Perhotelan, Multimedia.
4.1.2. Visi SMK Swasta Raksana 2 Medan
Terwujudnya SMK Swasta Raksana 2 sebagai lembaga pendidikan dan
pelatihan yang menyelenggarakan sistem pembelajaran berstandar nasional yang
unggul dalam rangka mencapai standar internasional.
4.1.3. Misi SMK Swasta Raksana 2 Medan
a. Menyiapkan peserta didik yang mampu berkomunikasi dalam Bahasa Inggris
dan terampil di bidang keahlian masing-masing yang berbasis kompetensi.
b. Mengembangkan sumber daya yang lebih profesional sesuai bidang
keahliannya masing-masing.
c. Mengubah tamatan dari beban menjadi assets (tamatan melamar pekerjaan
menjadi tamat dilamar pekerjaan)
32
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Analisis Univariat
Distribusi frekuensi responden dalam penelitian ini meliputi umur
menarche, lamanya menstruasi, siklus menstruasi, index masa tubuh, riwayat
keluarga dan dismenorea Primer dapat dilihat dibawah ini.
Tabel 4.1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur menarche di SMK
Swasta Raksana 2 Medan.
No. Umur f (%)
1
2
>16 Th
10-16 Th
33
90
26,8
73,2
Total 123 100
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa frekuensi Dismenore
primerberdasarkan umur menarche 10 -16 tahun sebanyak 90 orang (73,2%) dan
> 16 tahun yaitu sebanyak 33 orang (26,8%).
Tabel 4.2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan Siklus Menstruasi di SMK
Swasta Raksana 2 Medan.
No Siklus Menstruasi f (%)
1
2
< 21 Hari
22-35 hari
21
88
17,1
71,5
3 >36 hari 14 11,4
Total 123 100
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa frekuensi Dismenore primer
berdasarkan Siklus Menstruasi 22-35 hari sebanyak 88 orang (71,5%) dan >36
hari yaitu sebanyak 14 orang (11,4%) dan < 21 Hari sebanyak 21 orang (17,1%).
33
Tabel 4.3.Distribusi frekuensi responden berdasarkan Lamanya Menstruasi di
SMK Swasta Raksana 2 Medan.
No Lamanya Menstruasi f %
1
2
>7 hari
3-7 hari
40
83
32,5
67,5
Total 123 100
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa frekuensi Dismenore primer
berdasarkan Lamanya Menstruasi 3-7 hari sebanyak 83 orang (67,5%) dan >7 hari
yaitu sebanyak 40 orang (32,5%).
Tabel 4.4.Distribusi frekuensi responden berdasarkan Index Massa Tubuh di SMK
Swasta Raksana 2 Medan.
No Index Massa Tubuh f %
1
2
3
Gemuk
Kurus
Normal
16
4
103
13
3,3
83,7
Total 123 100
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa frekuensi Dismenore primer
berdasarkan Index Massa Tubuh, responden dengan IMT Normal sebanyak 103
orang (83,7%) dan responden dengan IMT Kurus sebanyak 4 orang (3,3%),
responden dengan IMT Gemuk yaitu sebanyak 16 orang (13%).
Tabel 4.5. Distribusi frekuensi responden berdasarkan Riwayat Keluarga di SMK
Swasta Raksana 2 Medan.
No Riwayat Keluarga f %
1
2
Tidak
Ya
62
61
50,4
49,6
Total 123 100
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa frekuensi Dismenore primer
berdasarkan Riwayat Keluarga, responden yang menjawab Ya sebanyak 61 orang
(49,6%) dan yang menjawab Tidak yaitu sebanyak 62 orang (50,4%).
34
Tabel 4.6. Distribusi frekuensi responden berdasarkan Dismenorea Primer di
SMK Swasta Raksana 2 Medan.
No Dismenorea Primer f %
1
2
Tidak
Ya
42
81
34,1
65,9
Total 123 100
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa frekuensi Responden
berdasarkan Dismenorea Primer, respondenyang menjawab Ya sebanyak 81
(65,9%) dan responden yang menjawab Tidak yaitu sebanyak 42 orang (34,1%).
4.2.2. Analisis Bivariat
Tabel 4.7. Tabulasi silang hubungan umur menarche dengan kejadian Dismenorea
Primer pada remaja putri kelas X di SMK Swasta Raksana 2 Medan Tahun 2019
No Umur
Menarche
Dismenore Primer Total P
Value Ya Tidak
f % f % f %
1 10-16 Tahun 23 18,7 67 54,5 90 73,2 0,001
2 >17 Tahun 19 15,4 14 11,4 33 26,8
Total 81 65,9 42 34,1 123 100
Berdasarkan tabel 4.7 dari 123 responden sebagian besar umur menarche
berada pada kategori 10-16 Tahun yaitu 90 responden (73,2%)dengan yang
mengalami dismenorea primer sebanyak 23 (18,7%) dan yang tidak seban yak 67
responden (54,5%), sedangkan sebagian kecil umur menarche berada pada usia >
17 Tahun yaitu 33 responden (26,8%) dengan yang mengalami disminorea primer
sebanyak 19 responden (15,4%) dan yang tidak sebanyak 14 responden (11,4%).
Hasil uji Chi-square menunjukkan bahwa p=0,01<0,05,artinya terdapat
hubungan yang signifikan antara umur menarche dengan kejadian dismenorea
primer di SMK Swasta Raksana 2 Medan
35
Tabel 4.8. Tabulasi silang hubungan siklus menstruasi dengan kejadian
Dismenorea Primer pada remaja putri kelas X di SMK Swasta Raksana 2 Medan
Tahun 2019.
No Siklus
Menstruasi
Dismenore Primer Total P
Value Ya Tidak
f % f % f %
1 < 21Hari 3 2,4 28 24,6 21 17,1 0,014
2 22-35 Hari 37 30,1 51 41,5 88 71,5
3 >36 Hari 2 1,6 12 9,8 14 11,4
Total 42 34,1 81 65,9 123 100
Berdasarkan tabel 4.8 dari 123 responden sebagian besar siklus menstruasi
berada pada kategori 22-35 hari yaitu 88 responden (71,5%) dengan yang
mengalami disminorea primer sebanyak 37 responden (30,1%) dan yang tidak
sebanyak 51 responden (41,5%), pada kategori < 21 hari yaitu 21 responden
(17,1%) dengan yang mengalami dismenorea primer sebanyak 3 responden
(2,4%) dan tidak 28 responden (24,6%) sebagian kecil > 36 hari yaitu 14
responden (11,4%) dengan yang mengalami 2 responden (1,6%) dan tidak 12
responden (9,8%).
Hasil uji Chi-square menunjukkan bahwa p=0,014<0,05,artinya terdapat
hubungan yang signifikan antara siklus menstruasi dengan kejadian dismenorea
primer di SMK Swasta Raksana 2 Medan.
36
Tabel 4.9.Tabulasi silang hubungan Lama Menstruasi dengan kejadian
Dismenorea Primer pada remaja putri kelas X di SMK Swasta Raksana 2 Medan
Tahun 2019
No Lama
Menstruasi
Dismenore Primer Total P
Value Ya Tidak
f % f % f %
1 3-7 Hari 47 38,2 36 29,3 83 67,5 0,002
2 >7 Hari 34 27,6 6 4,9 40 32,5
Total 81 65,9 42 34,1 123 100
Berdasarkan tabel 4.9 dari 123 responden sebagian besar lamanya
menstruasi berada pada kategori 3-7 hari yaitu 83 responden (67,5%) dengan yang
mengalami dismenorea primer 47 responden (38,2%) dan yang tidak mengalami
36 responden (29,3%) sebagian kecil lamanya menstruasi berada pada kategori >
7 hari yaitu 40 responden (32,5%) dengan yang mengalami dismenorea primer
sebanyak 34 responden (27,6%) dan yang tidak 6 responden (4,9%).
Hasil uji Chi-square menunjukkan bahwa p=0,02<0,05,artinya terdapat
hubungan yang signifikan antara Lama Menstruasi dengan kejadian dismenorea
primer di SMK Swasta Raksana 2 Medan
Tabel 4.10. Tabulasi silang hubungan Index Massa Tubuh dengan kejadian
Dismenorea Primer pada remaja putri kelas X di SMK Swasta Raksana 2 Medan
Tahun 2019
No Index Massa
Tubuh
Dismenore Primer Total P
Value Ya Tidak
f % f % f %
1 Normal 61 49,6 42 34,1 103 83,7 0,002
2 Kurus 4 3,3 0 0 4 3,3
3. Gemuk 16 13 0 0 16 13
Total 8 65,9 42 34,1 123 100
Berdasarkan tabel 4.10 dari 123 responden sebagian besar index massa
tubuh berada pada kategori normal yaitu 103 responden (83,7%) dengan yang
mengalami dismenorea primer sebanyak 61 responden (49,6%) dan yang tidak 42
37
responden (34,1%, kategori gemuk 16 responden (13%) dengan yang mengalami
dismenorea primer sebanyak 16 responden (13%) dan yang tidak 0 responden
(),0%), sebagian kecil kategori kurus yaitu 4 responden (3,3Z%0 dengan yang
mengalami dismenorea primer 4 responden (3,3%) dan yang tidak 0 responden
(0,0%).
Hasil uji Chi-square menunjukkan bahwa p=0,02<0,05,artinya terdapat
hubungan yang signifikan antara index massa tubuh dengan kejadian dismenorea
primer di SMK Swasta Raksana 2 Medan
Tabel 4.11. Tabulasi silang hubungan Riwayat Keluarga dengan kejadian
Dismenorea Primer pada remaja putri kelas X di SMK Swasta Raksana 2 Medan
Tahun 2019
No Riwayat
Keluarga
Dismenore Primer Total P
Value Ya Tidak
f % f % f %
1 Ya 48 39 3 10,6 62 50,4 0,004
2 Tidak 33 26,8 29 23,6 61 49,6
Total 81 65,1 42 34,1 123 100
Bedasarkan tabel 4.11 dari 123 responden sebagian besar riwayat keluarga
berada pada kategori Ya yaitu 62 responden (50,4%) dengan yang mengalami
dismenorea primer sebanyak 48 responden (39%) dan yang tidak sebanyak 3
responden (10,6%), sebagian kecil riwayat keluarga berada pada kategori tidak
yaitu 61 responden (49,6%) dengan yang mengalami dismenorea primer sebanyak
33 responden (26,8%) dan yang tidak 29 responden (23,6).
Hasil uji Chi-square menunjukkan bahwa p=0,04<0,05,artinya terdapat
hubungan yang signifikan antara riwayat keluarga dengan kejadian dismenorea
primer di SMK Swasta Raksana 2 Medan
38
4.2.3. Analisa Multivariat
Analisis Multivariat bertujuan untuk melihat kemaknaan hubungan antara
variabel bebas (independent variable) dengan variabel terikat (dependent variable)
secara simultan sekaligus menentukan faktor–faktor yang lebih dominan
memengaruhi TerhadapKejadian Dismenorea Primer di SMK Raksana 2 Medan.
Dari hasil analisis bivariat, dapat disimpulkan variabel yang akan
disertakan dalam analisis multivariat sebagai berikut:
Tabel 4.12 Uji Regresi Logistik
No Variabel B S.E Wald df Sig Exp
(B)
1 Umur rmenarche 1.246 .476 6.851 1 .009 3.478
2 Lamamenstruasi -1.628 .546 8.885 1 .003 .196
3. Riwayatkeluarga 1.579 .462 11.699 1 .001 4.852
Constant -.937 1.422 .434 1 .510 .392
Bahwa yang sangat berpengaruh pada kejadian dismenorea primer
Besarnya hubungan ditunjukkan dengan nilai EXP (B) adalah Riwayat Keluarga.
Hasil nilai OR pada variabel dukungan keliuarga ditunjukkan dengan nilai OR
4,852. Artinya riwayat keluarga yang baik cenderung mengalami 4 kali lipat
pengaruh terhadap kejadian dismenorea primer. Nilai B = logaritma natural dari
4.852 = 11.699 Oleh karena itu nilai B bernilai positif terhadap kejadian
dismenorea primer.
4.3. Pembahasan
4.3.1. Pengaruh Umur Menarche Terhadap Kejadian Dismenorea Di SMK
Swasta Raksana 2 Medan
Berdasarkan tabel 4.7 dari 123 responden di ketahui hubungan umur
menarche dengan kejadian dismenorea primer pada remaja puteri kelas X di SMK
39
Swasta Raksana 2 Medan menunjukkan bahwa dari 97 responden yang umur
menarche 10-16 tahun, ada sebanyak 23 orang responden (18,7%) mengalami
Dismenorea Primer dan 67 orang responden(14,6%) yang tidak mengalami
dismenorea primer. Sedangkan 20 responden yang umur menarche>16 tahun,ada
sebanyak 18 orang responden(90%)
Umur menarche adalah menstruasi pertama yang biasanya terjadi pada
perempuan umur 12-13 tahun dalam rentang umur 10 – 16 tahun. Dalam keadaan
normal menarche diaawali dengan periode pematangan yang dapat memakan
waktu 2 tahun(Yanto Kadarusman,2003). Menarche merupakan tanda diawalinya
masa pubertas pada perempuan.(19)
Menarche pada usia lebih awal menyebabkan alat – alat reproduksi belum
berfungsi secara optimal dan belum siap mengalami perubahan – perubahan
sehingga timbul rasa nyeri ketika haid. Alat reproduksi perempuan harus berfungsi
sebagaimana mestinya, namun bilamenarche terjadi pada usia yang lebih awal dari
normal dimana alat reproduksibelum siap untuk mengalami perubahan dan masih
terjadi penyempitan pada leher rahim maka akan timbul rasa sakit ketika haid.(4)
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Bianca elviara pada mahasiswa keperawatan S1 angkatan 2015 di Universitas
Muhammadiyah Surakarta pada tahun 2018,di peroleh p value 0,041p<0,05 yang
menyatakan ada hubungan antara umur menarche dengan dismenorea primer pada
mahasiswa keperawatan S1 angkatan 2015 di Universitas Muhhamadyah
Surakarta tahun 2018. Hubungan siklus menstruasi dengan kejadian dismenorea
primer di SMK Swasta Raksana 2 Medan (24)
40
Menurut Penelitian dan Hasil penelitian ini bahwa Tingkat Umur
Menarche 10-16 Tahun sebanyak 90 orang dimana, sangat berpengaruh
terhadap bahwasiswi tidak menjaga pola makansehari-hari,dan memakan-
makanananyang tidak bergizi. Sehinggasiswilebihsuka membeli makanan di luar,
karena makananyang dibawadari luar lebihenak daripadamakananyang di bawa
dari rumah. Pada remaja putriperlu mempertahankan status giziyang baik, dengan
mengkonsumsi makananseimbang karenasangat dibutuhkanpada saathaid.Remaja
secara psikologispertamakali mengalamihaidakan mengeluh rasa nyeri,perutnya
terasapegaldan kurang nyaman.Tetapiadajuga remajayang tidakmerasakanhalitu.
Giziyang tidaknormalakan mempengaruhi fungsiorgantubuh yang
akanmenyebabkan terganggunya fungsireproduksi. Hal iniakanmengakibatkan
nyerihaid (dismenore) tetapi akan berangsurbaik apabila asupan makanan
bernutrisibaik.
4.3.2. Pengaruh Siklus Menstruasi Terhadap Kejadian Dismenorea Di
SMKSwasta Raksana 2 Medan
Berdasarkan tabel 4.7 dari 123 responden di ketahui hubungan siklus
menstruasi dengan kejadian dismenorea primer pada remaja puteri kelas X di
SMK Swasta Raksana 2 Medan menunjukkan bahwa dari 88 responden(71,5)
yang siklus menstruasinya 21-35 hari , ada sebanyak 51 orang responden (41,5%)
mengalami Dismenorea Primer dan 37 orang responden(30,1%) yang tidak
mengalami dismenorea primer. Sedangkan 35 responden yang siklus menstruasi
> 35 hari , ada sebanyak 30orang responden(24,4%) mengalami Dismenorea
Primer dan 5 responden(4,1%) yang tidak mengalami dismenorea primer.\
41
Hasil uji Chi-square menunjukkan bahwa p=0,014 <0,05,artinya terdapat
hubungan yang signifikan antara siklus menstruasi dengan kejadian dismenorea
primer di SMK Swasta Raksana 2 Medan. Hasil penelitian tersebut sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Indah Juliana dkk di SMA N 1 Manado
pada tahun 2019, diperoleh p value 0,023<0,05hal ini menujukkan ada hubungan
antara dismenore dengan gangguan siklus haid pada remaja SMAN 1 Manado.
Siklus menstruasi adalah serangkaian periode perubahan yang terjadi
berulang pada uterus dan organ – organ yang dihubungkan pada saat pubertas dan
berakhir pada saat menopause.Panjang siklus haid adalah jarak antara tanggal
mulainya haid yang lalu dan mulainya haid yang berikutnya. Siklus menstruasi rata-
rata terjadi sekitar 21-35 hari. Walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua
perempuan memiliki siklus menstruasi yang sama. Terkadang siklus menstruasi
terjadi setiap 21 – 30 hari. (4)
Siklus menstruasi itu sendiri sebenarnya dapat diketahui yaitu dengan cara
menghitungnya berdasarkan tanggal ketika seorang perempuan mengalami
menstruasi.cara menghitung siklus menstruasi sangatlah mudah. Hanya dengan
menggunakan kalender, seorang perempuan sudah bisa menghitung siklus
menstruasi. Dalam kasus lain, ada perempuan yang tidak mengalami menstruasi
sama sekali. Dunia medis menyebutkan kasus ini dengan amenorea. Kemudian, ada
juga kondisi oligomenorea, dimana siklus menstruasi yang memanjang lebih dari 35
hari sedangkan jumlah darah yang keluar tetap sama. Selain itu, terdapat juga
keadaan polimenorea. Keadaan ini terjadi ketika seorang perempuan mengalami
42
siklus menstruasi yang lebih sering (siklus menstruasi yang lebih singkat,yaitu
kurang dari 21 hari). Kelainan ini dapat disebabkan oleh gangguan hormon. (12)
Siklus menstruasi yang tidak teratur kebanyakan terjadi akibat faktor
hormonal. Seorang perempuan yang memiliki hormon esterogen dan progesteron
yang berlebihan dapat memungkinkan terjadinya menstruasi dalam waktu yang
lebih cepat. Sehingga, jika terdapat gangguan menstruasi yang dikarenakan oleh
faktor hormonal, maka dapat dipastikan perempuan tersebut mengalami gangguan
kesuburan.(12)
Hasil penelitian ini sejalan dengan Romy Wahyuni pada Tahun 2014,
Tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Nyeri Menstruasi
(Dismenorea) pada Remaja Putri dibeberapa SMA di Kabupaten Rokan Hulu
Tahun 2014, dimana hasil temuan ini terdapat hubungan dengan siklus haid
dan Bagipararemajaputridapatmeningkatkankonseling dan penyuluhan (29)
Menurut dari hasil penelitian ini bahwa dimana Siklus
menstruasimerupakanjarakantara tanggalmulainyahaidyang laludan mulainyahaid
berikutnya.Siklus menstruasi dikontrol oleh sekelompokhormon,
terutamaprogesterondan estrogen.Estrogenberfungsi mengatursiklus haid,
sedangkanprogesteron berpengaruh padauterus yaitu dapat mengurangi kontraksi
selama siklus haid Banyaknya remaja putri yang mengalamidismenore
kemungkinan disebabkan karena siklus menstruasi mereka. Siklusmenstruasi
dipengaruhijugaolehfaktorpsikis,padaremajaputri yangsecara emosional
tidakstabil,apalagi jikamerekatidakmendapatpeneranganyangbaiktentangproses
haid,mudahtimbuldismenorea.Ketidaksiapanremajaputri dalammenghadapi
43
perkembangan dan pertumbuhan padadirinyatersebut,mengakibatkan
gangguanpsikisyang akhirnya
menyebabkangangguanfisiknya,misalnyagangguanhaidsepertidismenorea
4.3.3. Pengaruh Lama Menstruasi Terhadap Kejadian Dismenorea Primer
Di SMK Swasta Raksana 2 Medan
Berdasarkan tabel 4.9 dari 123 responden di ketahui hubungan Lama
Menstruasi dengan kejadian dismenorea primer pada remaja puteri kelas X di
SMK Swasta Raksana 2 Medan menunjukkan bahwa dari 83 responden(67,5%)
yang lama menstruasi 3-7 hari, ada sebanyak 47 orang responden (38,2%)
mengalami Dismenorea Primer dan 36 orang responden(29,3%) yang tidak
mengalami dismenorea primer. Sedangkan 40 responden (32,5%) yang umur
menarche >7 hari ,ada sebanyak 34 orang responden(27,6%) mengalami
dismenorea primer dan 6 responden (4,9%) tidak mengalami dismenorea primer.
Hasil uji Chi-square menunjukkan bahwa p=0,02<0,05,artinya terdapat
hubungan yang signifikan antara Lama Menstruasi dengan kejadian dismenorea
primer di SMK Swasta Raksana 2 Medan .
Lamanya menstruasi biasanya terjadi antara 3-5 hari, walaupun pada
beberapa perempuan bisa saja mengalami menstruasi yang lebih panjang atau
pendek. Proses alamiah ini terjadi rata –rata sekitar 2 sampai 8 hari. Darah yang
keluar umumnya sebanyak 10 hingga 80 ml per hari. Namun, dalam beberapa
kasus, terdapat keadaan proses menstruasi terjadi dengan rentang waktu cukup
lama dan keluarnya darah dapat lebih dari 80 mL/hari. Keadaan ini dikenal
dengan istilah menoragia. Sementara, menstruasi yang berlangsung lebih dari 7
44
hari di sebut hipermenorea. Apabila lebih lama dan lebih banyak (lebih dari 8 hari)
dapat dikatakan hipermenore.(7)
Penyebab hipermenore bisa berasal dari rahim berupa mioma uteri, tumor
jinak dari otot rahim, infeksi padarahim dan dapat juga disebabkan oleh kelainan di
luar rahim seperti kelainan darah misalnya anemia, gangguam pembekuan darah
serta juga bisa disebabkan oleh kelainan hormon atau gangguan endokrin. Lama
haid lebih dari normal akan menyebabkan kontraksi uterus yang lebih sering dan
semakin banyakprostaglandin yang dikeluarkan. Produksi prostaglandin yang
berlebihan inilahyang akan menimbulkan rasa nyeri sedangkan kontraksi uterus
yang terus –menerus menyebabkan suplai darah ke uterus terhenti dan terjadilah
dismenore .(4)
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tia Martha Pundati
dkk pada Tahun 2016 tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Dismenore. dimana pada mahasiswa semester VIII di Universitas Jendral
Soedirman Purwokerto, diperoleh p value0,005<0,05 hal ini menunjukkan ada
hubungan antara dismenorea dengan lama menstruasi.(25)
Menurut Asumsi Peneliti Tentang Lama Menstruasi dengan Kejadian
Dismeonore PrimerLama Secara psikologis biasanyaberkaitan dengantingkat
emosional remajaputri yang labilketikabaru mengalamimenstruasi dan
sertamenimbulkan perasaan yangtidak nyaman danasing.Remaja putriyang
mengalami gangguandalamaktivitas belajar diakibatkan
karenanyerihaidyangdirasakandalam proses belajar mengajar karena lama siklus
menstruasi yang mereka rasakan dan remajaputrisulitberkonsentrasi karena
45
ketidaknyamanan yangdirasakanketikanyerihaid.
Olehkarenaitupadausiaremajadismenorea harus ditangani agartidakterjadi
dampaksepertihal-hal yangdiatas akibat dari lama menstruasinya. Hal ini
menyebabkan juga kontraksi otot polos yang akhirnyamenimbulkan rasanyeri
disminore dan menstruasi dapat disebabkanoleh faktorpsikologis maupun
fisiologis.
4.3.4. Pengaruih Index Massa Tubuh Terhadap Kejadian Dismenorea
Primer Di SMK Swasta Raksana 2 Medan
Berdasarkan tabel 4.7 dari 123 responden di ketahui hubungan index
massa tubuh dengan kejadian dismenorea primer pada remaja puteri kelas X di
SMK Swasta Raksana 2 Medan menunjukkan bahwa dari 103 responden yang
index massa tubuh normal , ada sebanyak 61 orang responden (49,6%)
mengalami Dismenorea Primer dan 42 orang responden(34,1%) yang tidak
mengalami dismenorea primer. Dan responden yang memiliki index massa tubuh
kurus sebanyak 4 responden(3,3), ada sebanyak 4 orang responden(3,3%) yang
mengalami dismenorea primer. Responden yang memiliki index massa tubuh
Gemuk sebanyak 16 orang responden(13,0%) dan mengalami dismenorea primer.
Hasil uji Chi-square menunjukkan bahwa p=0,002<0,05,artinya terdapat
hubungan yang signifikan antara index massa tubuh dengan kejadian dismenorea
primer di SMK Swasta Raksana 2 Medan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Pratiwi Hesti Harmon di SMA Batik 1 Surakarta di perolehp value
0,00 <0,05, maka hipotesis dapat diterima yaitu ada hubungan antara IMT dengan
kejadian dismenore di SMA Batik 1 Surakarta.(26)
46
Pada wanita dengan usia subur diperlukan status gizi yang baik dengan cara
mengkonsumsimakanan seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat menstruasi
terutama pada fase luteal. Pada fase ini terjadi peningkatan kebutuhan zat
gizi.Selama ini telah diketahui bahwa wanita dengan status gizi kurang memiliki
risiko terjadinya gangguan siklus menstruasi yang diakibatkan oleh terganggunya
pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi.Akan tetapi, gangguan siklus
menstruasi juga ditemukan pada wanita yang obesitas.Hal ini dikaitkan dengan
jumlah jaringan lemak tubuh.Jaringan lemak tidak hanya sebagai tempat
penyimpanan lemak tetapi juga sebagai kelenjar endokrin penghasil hormon dan sel
untuk berbagai hormon salahsatunya yaitu hormon reproduksi. Perubahan sirkulasi
hormon reproduksi antara lain berhubungan dengan kelebihan lemak tubuh,
obesitas pada bagian perut, gangguan fungsi ovulasi dan hiperandrogisme.(16)
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ni Nyoman Utami Pada Tahun
2014 tentang Hubungan anatara Index Massa Tubuh dengan dismenorea pada
mahasiwa Fakultas Kedokteran Udayana, dimana terdapat bahwa Hasilanalisis
antaraIMTdengan dismenoreaprimermenunjukkan bahwaresponden
denganIMTunderweight danoverweightsama berisikonya
untukmengalamidismenorea dan mendapatkanhasil bahwa subjek penelitian
yangmemilikiIMT underweight lebihbanyakmengalami dismenorea
daripadaIMToverweighbahwadismenoreaterjadi1,5kali lebih banyak pada
IMT (30)
Menurut Asumsi Peneliti Faktor yang berhubungan dengan index massa
tubuh dimana terdapat bahwa dimanaIMT
47
merupakansalahsatufaktorrisikountukterjadinya dismenorea primerdengan
IMTkategori underweightyangmenunjukkan kurangnyaasupan gizi
siswimempengaruhi pertumbuhan danfungsiorgan tubuh sehingga mengganggu
prosesmenstruasidanmenyebabkan terjadidismenorea dan disamping itu juga
Nutrisi mempengaruhi kematangan seksual pada gadis yang mendapat menstruasi.
Pada umumnya, siswi menjadi lebih matang lebih dini dan akan memiliki body
mass index (indeks massa tubuh, IMT) yang lebih tinggi dan mereka yang matang
terlambat memiliki IMT lebih kecil pada usia yang sama. Salahsatupermasalahan
yangdapat menimbulkan dismenorea primerdilihat daristatusgizi, remaja
denganstatusgizitidaknormal memiliki kemungkinan
resiko1,2kalilebihbesarmengalami dismenorea. statusgiziyangrendah
(underweight)dapat diakibatkankarenaasupan makanan yangkurang,Sedangkan
statusgizilebih (overweight) dapatjugamengakibatkan dismenorea karena terdapat
jaringan lemak yang berlebihan yangdapatmengakibatkan hiperplasipembuluh
darahatauterdesaknya pembuluhdaraholeh jaringanlemakpadaorganreproduksi
wanita, sehinggadarahyangseharusnya mengalirpada prosesmenstruasi
terganggudanmengakibatkan nyeripadasaatmenstruasi. padaremajaIMT kurus
sekresi estrogen menurun sehingga FSH tidak mampu membentuk folikel yang
matang sehingga tidak terjadi menstruasi. Sedangkan pada remaja
denganIMTobesitasjumlahestrogendalamdarah meningkat akibat meningkatnya
jumlah lemak tubuh. Dimana jumlah estrogen yang berlebih dapat
memberikanumpanbaliknegatifterhadaphormon FSH melalui sekresi protein
inhibin yang meng- hambathipofisis anterioruntukmenyekresikan
48
FSH.AdanyahambatansekresipadaFSHmenyebabkanterganggunyaprofeliferasifoli
kelsehingga tidak terbentuk folikel yang matang. Namun pada remajaIMT
normaltidakmenutupkemungkinan terjadinya gangguan menstruasi karena selain
ketidakseimbangan hormon, asupan gizi, pskologi, dll. Dapat disimpulkan bahwa
gangguan menstruasitidakhanyadisebabkanolehIMT namunjuga bisa disebabkan
karena pola hidup seperti kurangnyaaktivitasdanolahraga,psikologi(stres)serta
ketidakseimbangan asupan gizi, dimana pada umumnyasiswalebihsukamakan-
makananjajanan yang kurang bergizi, beberapa melakukan diet yang kurang tepat
untuk menjaga berat badan
4.3.5. Pengaruh Riwayat Keluarga Terhadap Kejadian Dismenorea Primer
Di SMK Swasta Raksana 2 Medan
Berdasarkan tabel 4.7 dari 123 responden di ketahui hubungan umur
menarche dengan kejadian dismenorea primer pada remaja puteri kelas X di SMK
Swasta Raksana 2 Medan menunjukkan bahwa dari 62 responden yang ibu atau
saudara perempuan yang mengalami dismenorea primer sebanyak 48 (39,0%)
,dan responden yang ibu atau saudara perempuan tidak mengalami dismenorea
primer sebanyak 61 orang responden(49,6%).
Hasil uji Chi-square menunjukkan bahwa p=0,04<0,05,artinya terdapat
hubungan yang signifikan antara umur menarche dengan kejadian dismenorea
primer di SMK Swasta Raksana 2 Medan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Arum dkk pada siswi SMK Swasta Istiqlal Kabupaten Deli
Serdang pada tahun 2018, diperoleh p value 0,001<0,05, hal ini menujukkan ada
hubungan riwayat keluarga dengan kejadian dismenore pada siswi SMK Swasta
Istiqlal Kabupaten Deli Serdang. (27)
49
Hasil Uji Regresi Binary Logistic menujukkan nilai Exsp(B) 4.852 artinya
Hasil nilai OR pada variabel dukungan keliuargamenunjukkan nilai OR 4,852.
Artinya riwayat keluarga yang baik cenderung mengalami 4 kali lipat pengaruh
terhadap kejadian dismenorea primer. Nilai B = logaritma natural dari 4.852 =
11.699 Oleh karena itu nilai B bernilai positif terhadap kejadian dismenorea
primer..
Perempuan yang memiliki ibuatau saudara perempuan yang menderita
endometriosis memiliki resiko lebihbesar terkena penyakit ini juga. Hal ini
disebabkan adanya gen abnormal yang diturunkan dalam tubuh perempuan
tersebut. Gangguan haid seperti hipermenorea dan menoragia dapat mempengaruhi
sistem hormonal tubuh. Penyebab hipermenorea bisa berasal dari rahim berupa
mioma uteri(tumor jinak dari otot rahim, infeksi pada rahim atau hiperplasia
endometrium (penebalan lapisan dalam rahim).dapat juga disebabkan oleh kelainan
hormon (gangguan endokrin). Khusus wanita yang beruasi 40 tahun keatas, wajib
dilakukan kuret untuk menyingkirkan kemungkinan keganasan.(15)(4)
Hasil Penelitian terdahulu, hal ini sesuai dengan Penelitian Angelina pada
Tahun 2014 Tentang Faktor Yang Berhubungan dengan Dismenore pada Renaha
Outri di Sekolah Menegah Atas Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Sika diama
hasil temuan ini terdapat ada hubungan dengan riwayatkeluarga(pvalue=0,076)
Hasilbivariatbahwa hasilanalisisantara riwayat
keluargadengangangguandismenore menunjukanrespondenada memilikiriwayat
keluargacenderung lebih banyakmengalami gangguan dismenore
(88,5%)dibanding dengan respondenyangadamemiliki riwayat
50
keluarga(74,4%).Hasil menunjukanmakadapat disimpulkanbahwatidakada
hubunganyang bermakna antara riwayat keluarga dengan gangguan
dismenore(p=0,076) (31)
Menurut asumsi peneliti bahwa dilihat dari adanya
riwayatkeluargadangenetik berkaitandenganterjadinyadismenoreprimer, karena
sudah menjadi hal yang di alami oleh keluarga ibu atau saudara perempuan.
Riwayatkeluargamempunyaiperanuntuk terjadinyadismenoreprimer,
sehinggadisarankan bagiparawanitauntuk melakukanupayapreventif terhadap
dismenoreprimeryangsering terjadisaat wanitamengalami
menstruasiterutamabagiwanita yangmempunyai riwayat keluarga. ibu menjelaskan
kepada remaja putrinya tentang dismenorea serta keterbukaan dan kedekatan
remaja putri kepada ibu dan bapak Hal ini menunjukkanadahubungan
riwayatkeluargadengan kejadian dismenore. Sebagian besar responden yang
mengalami dismenorea serta memiliki riwayatkeluagayang mengalami
dismenorea primer. Sehingga apabila keadaan ini secara terus menerus akan
terganggu aktivitas remaja tersebut.
51
52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Ada Pengaruh Umur Menarche dengan Kejadian Dismenorea Primer pada
Remaja Putri Kelas X di SMK Swasta Raksasa 2 Medan Tahun 2019 dengan
nilai p value = 0,001<0,05.
2. Ada Tidak Ada Pengaruh Siklus Menstruasi dengan Kejadian Dismenorea
Primer pada Remaja Putri Kelas X di SMK Swasta Raksasa 2 Medan Tahun
2019 dengan nilai p value = 0,014<0,05.
3. Ada Pengaruh Lama Menstruasi dengan Kejadian DismenoreaPrimerpada
Remaja Putri Kelas X di SMK Swasta Raksasa 2 Medan Tahun 2019 dengan
nilai p value = 0,002 <0,05.
4. Ada Tidak Ada Pengaruh Index Massa Tubuh dengan Kejadian Dismenorea
Primer pada Remaja Putri Kelas X di SMK Swasta Raksasa 2 Medan Tahun
2019 dengan nilai p value = 0,002<0,05.
5. Ada Pengaruh Riwayat Keluarga dengan Kejadian Dismenorea Primer pada
Remaja Putri Kelas X di SMK Swasta Raksasa 2 Medan Tahun 2019 dengan
nilai p value = 0,004<0,05.
5.2. Saran
5.2.1. Secara Teoritis
1. Diharapkan hasil penelitian ini secara teori dapat menambah pengetahuan
remaja putri tentang menstruasi dengan kejadian dismenorhea primer dan
53
menjadikan penelitian ini sebagai bahan referensi di perpustakaan program
studi D4 Kebidanan Institut Kesehatan Helvetia dan di SMK Swasta Raksana
2 Medan.
5.2.2. Secara Praktis
1. Bagi Responden
Diharapkan kepada remaja putri SMK Swasta Raksana 2 Medan untuk mecari
informasi dari media sosial, buku dan majalah tentang penanganan
dismenorhea primer.
2. Bagi Tempat Peneliti
Diharapkan kepada pihak sekolah untuk bekerja sama dengan dinas kesehatan
setempat untuk dapat meningkatkan kesehatan khususnya kesehatan
reproduksi pada remaja.
3. Bagi Institus Pendidikan
Diharapkan kepada Institut Kesehatan Helvetia agar lebih memperbanyak dan
melengkapi buku, jurnal dan texbook sebagai bahan perpustakaan sehingga
dapat lebih mendukung mahasiswa melakukan penelitian.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar lebih meningkatkan dan
mengembangkan penerapan ilmu di Program Studi D4 Kebidanan Institut
Kesehatan Helvetia Medan.
54
DAFTAR PUSTAKA
1. Ariwulandaridr.Ditoanugroho. Cara Jitu Atasi Nyeri Haid. 2011. 32 P.
2. Ariwulandaridr.Ditoanugroho. Cara Jitu Atasi Nyeri Haid. 2011. 31 P.
3. Deby Shinta O. Sirait1, Hiswani2 J 1mahasiswi. Faktor – Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Dismenore Pada Siswi Sma Negeri 2 Medan
Tahun 2014. Estud Psicol. 2017;38(1):269–74.
4. Herawati R. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Nyeri Haid
(Dismenorea) Pada Siswi Madrasah Aliyah Negeri Pasir Pengaraian. J
Martenity Neonatal. 2017;2(3):161–72.
5. Proverawati Maisaroh. Menarche. 2018. 8 P.
6. Saragih Bv. Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenorea
Dengan Sikap Dalam Penanganan Dismenorea Primer Pada Siswi Kelas Vii
Di Smp Cipto Mangun Kusumo Perdangangan Kabupaten Simalungun Tahun
2017. 2017.
7. Husna Fh, Mindarsih E, Melania M. Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Penanganan
Disminorea Kelas X Di Smkn 1 Depok Sleman Yogyakarta. Med Respati.
2018;13(2).
8. Laila Nur Najmi. Buku Pintar Menstruasi. Wijaya Desy, Editor. 2011. 25 P.
9. Foezi Elmart Cuaca Citra. Mahir Menjaga Organ Intim Wanita. 2012.55 P.
10. Sulistyorini S, Monica S, Ningsih Ss. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kejadian Disminorhea Primer Pada Siswi Sma Pgri 2 Palembang. Masker
Med. 2017;5(1):223–31.
11. Utami Anr, Ansar J, Sidik D. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Dismenorea Pada Remaja Putri Di Sman 1 Kahu Kabupaten Bone Factors
Related To The Incident On Adolescent Dysmenorrhoea Sman 1 Kahu
District In Bone.
12. Angelina A, Ridha A, Alamsyah D. Faktor Yang Berhubungan Dengan
Dismenore Pada Remaja Putri Di Sekolah Menengah Atas Kecamatan Sengah
Temila Kabupaten Landak. Jumantik. 2018;5(1):8.
13. Laila Nur Najmi. Buku Pintar Menstruasi. 2nd Ed. Desy W, Editor. 2018. 14
P.
14. Yahya Nadjibah Dr. Kesehatan Reproduksi Pranikah. Suslia Akila, Editor.
2011. 38 P.
15. Larasati T, Alatas F. Dismenore Primer Dan Faktor Risiko Dismenore Primer
Pada Remaja Primary Dysmenorrhea And Risk Factor Of Primary
Dysmenorrhea In Adolescent. Majority. 2016;5(3):79–84.
16. Andari R. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Dismenore Primer
Pada Remaja Putri Di Sma Dharma Pancasila Medan Tahun 2014. 2014.
17. Fillah Fithra Dianey,S.Gz. Ms. Permasalahan Gizi Pada Remaja Putri. 2014.
87 P.
18. Winarsih S.Si.T. Mk. Pengantar Ilmu Gizi Dalam Kebidanan. 2018.
19. Jannah Rahayu. Kesehatan Reproduksi & Keluarga Berencana. Egi Komara
Yudha, Editor. 2019. 46 P.
55
20. Kumalasari Intan,Andryantoro Iwan. Kesehatan Reproduksi. Suslia
Akila,Lestari Peni Puji, Editor. 2012. 13 P.
21. Lestari,Tri Wiji,Ulfiana,Elisa Suparmi. Kesehatan Reproduksi Berbasis
Kompetensi. Pratiani Wuri, Editor. 2016. 15 P.
22. Dhamayanty Meita Asmara Anita. Remaja : Kesehatan & Permasalahannya.
2017. 27 P.
23. Muhammad Iman. Paduan Penyusunan Karya Ilmiah Bidang Kesehatan
Menggunakan Metode Ilmiah. 2016. 11 P.
24. Muhammad Iman. Pemanfaatan Spss Dalam Penelitian Bidang Kesehatan &
Umum. 2016. 11 P.
25. Aditiara Be. Hubungan Antar Usia Menarche Dengan Dismenorea. 2018;
26. Latihan K. Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Factors That Related
To Incidences Of Dysmenorrhea In 8 Th Semester Students Of Jenderal
Soedirman University , Purwokerto Tia Martha Pundati , Colti Sistiarani ,
Bambang Hariyadi Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu
Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman Tia M , Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Dismenore.2016;
27. Harmoni Pratiwi. Hubungan Antara Imt Dan Aktivitas Fisik Dengan
KejadianDismenorea Di Sma Batik 1 Surakarta. 2018;
28. Rasmaliah,Fazidah Arum. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Dismenorea Pada Siswi Smk Swasta Istiqlal Kabupaten Deli
Serdang. 2014;
29. Romy Wahyuni. Faktor - faktor yang berhubungan dengan nyeri menstruasi
(dismenorea) pada remaja putri di beberapa sma di kabupaten rokan hulu
tahun 2014. 2014;1(4).
30. Nyoman N, Wijayaswari U, Purnawati S. Hubungan anatara Index Massa
Tubuh dengan dismenorea pada mahasiwa Fakultas Kedokteran Udayana.
2014;1–9.
31. Angelina. Faktor Yang Berhubungan dengan Dismenore pada Renaha Outri
di Sekolah Menegah Atas Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Sika diama.
J Penelit Kesehat. :1–10.
56
57
MASTER TABEL PENELITIAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DISMENOREA PRIMER
PADA REMAJA KELAS X DI SMK RAKSASA 2
MEDAN TAHUN 2019
No. Res Nama Kelas Umur Kat_Umur Siklus Menstruasi Kat_ Siklus Menstruasi Lama
Menstruasi
Ket_
Lama
Menstruasi
Index
Massa
Tubuh
Kat_
Index
Massa
Tubuh
Riwayat
Keluarga
Kat_
Riwayat
Keluarga
Dismenorea
Primer
Kat_Dismenorea
Primer
1 Nn.A 1 11 2 28 Hari 2 8 Hari 1 Normal 3 Ya 2 Ya 2
2 Nn.I 1 11 2 28 Hari 2 8 Hari 1 Normal 3 Ya 2 Ya 2
3 Nn.w 1 12 2 29Hari 2 6 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Ya 2
4 Nn.d 1 14 2 29Hari 2 8 Hari 1 Normal 3 Ya 2 Ya 2
5 Nn.c 1 14 2 28 Hari 2 8 Hari 1 Normal 3 Tidak 1 Ya 2
6 Nn.S 1 14 2 28 Hari 2 7 Hari 2 Normal 2 Tidak 1 Ya 2
7 Nn.A 1 10 2 28 Hari 2 7 Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Ya 2
8 Nn.R 1 11 2 28 Hari 2 7 Hari 2 Normal 1 Tidak 1 Ya 2
9 Nn.S 1 12 2 30 Hari 2 8 Hari 1 Normal 3 Tidak 1 Ya 2
10 Nn.V 1 13 2 30 Hari 2 6 Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Tidak 1
11 Nn.M 1 12 2 30 Hari 2 8 Hari 1 Normal 3 Ya 2 Ya 2
12 Nn.D 1 11 2 30 Hari 2 7 Hari 2 Normal 3 ya 2 Ya 2
13 Nn.I 1 11 2 30 Hari 2 7 Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Ya 2
14 Nn.N 1 10 2 30 Hari 2 7 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Ya 2
15 Nn.W 1 17 1 28 Hari 2 7 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Ya 2
16 Nn.M 1 17 1 30 Hari 2 8 Hari 1 Normal 3 Tidak 1 Tidak 1
17 Nn.S 1 10 2 30 Hari 2 7 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Ya 2
18 Nn.S 1 14 2 36 Hari 1 7 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Ya 2
19 Nn.A 1 14 2 30 Hari 2 7 Hari 2 Gemuk 1 Tidak 1 Ya 2
20 Nn.S 1 14 2 20 Hari 3 8 Hari 1 Kurus 2 Ya 2 Ya 2
21 Nn.W 1 14 2 28 Hari 2 7 Hari 2 Gemuk 1 Ya 2 Ya 2
22 Nn.A 1 14 2 30 Hari 2 7 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Tidak 1
No. Res Nama Kelas Umur Kat_Umur Siklus Menstruasi Kat_ Siklus Menstruasi Lama
Menstruasi
Ket_
Lama
Menstruasi
Index
Massa
Tubuh
Kat_
Index
Massa
Tubuh
Riwayat
Keluarga
Kat_
Riwayat
Keluarga
Dismenorea
Primer
Kat_Dismenorea
Primer
23 Nn.E 1 11 2 36 Hari 1 8 Hari 1 Normal 3 Tidak 1 Ya 2
24 Nn.D 1 12 2 30 Hari 2 8 Hari 1 Normal 3 Tidak 1 Ya 2
25 Nn.P 1 12 2 20 Hari 3 8 Hari 1 Normal 3 Ya 2 Ya 2
26 Nn.L 1 12 2 28 Hari 2 6 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Tidak 1
27 Nn.A 1 12 2 30 Hari 2 6 Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Ya 2
28 Nn.Y 1 11 2 30 Hari 2 8 Hari 1 Normal 3 Tidak 1 Tidak 1
29 Nn.A 2 14 2 20 Hari 3 8 Hari 1 Normal 3 Tidak 1 Ya 2
30 Nn.A 2 14 2 36 Hari 1 8 Hari 1 Normal 3 Tidak 1 Ya 2
31 Nn.D 2 17 1 28 Hari 2 7 Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Tidak 1
32 Nn.A 2 17 1 30 Hari 2 8 Hari 1 Normal 3 Tidak 1 Ya 2
33 Nn.L 2 13 2 30 Hari 2 8 Hari 2 Gemuk 1 Tidak 1 Ya 2
34 Nn.R 2 16 2 28 Hari 2 6 Hari 1 Gemuk 1 Tidak 1 Ya 2
35 Nn.Y 2 12 2 30 Hari 2 6 Hari 2 Kurus 2 Tidak 1 Ya 2
36 Nn.J 2 12 2 30 Hari 2 8 Hari 1 Gemuk 1 Tidak 1 Ya 2
37 Nn.A 2 17 1 28 Hari 2 6 Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Tidak 1
38 Nn.S 2 11 2 30 Hari 2 8 Hari 1 Gemuk 1 Tidak 1 Ya 2
39 Nn.D 2 12 2 30 Hari 2 6 Hari 1 Normal 3 Tidak 1 Ya 2
40 Nn.P 2 10 2 36 Hari 1 8 Hari 2 Gemuk 1 Tidak 2 Ya 2
41 Nn.M 2 10 2 28 Hari 2 6 Hari 1 Normal 3 Tidak 2 Tidak 1
42 Nn.K 2 10 2 30 Hari 2 6 Hari 1 Gemuk 1 Tidak 1 Ya 2
43 Nn.L 2 17 1 30 Hari 2 7 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Tidak 1
44 Nn.N 2 11 2 36 Hari 1 7 Hari 2 Gemuk 1 Ya 2 Ya 2
45 Nn.I 2 11 2 28 Hari 2 6 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Ya 2
46 Nn.A 2 17 1 30 Hari 2 6 Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Tidak 1
47 Nn.E 2 12 2 36 Hari 1 6 Hari 2 Gemuk 1 Tidak 1 Ya 2
48 Nn.F 2 12 2 28 Hari 2 8 Hari 1 Normal 3 Tidak 1 Ya 2
49 Nn.S 2 11 2 30 Hari 2 6 Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Tidak 1
50 Nn.A 2 11 2 36 Hari 1 6 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Ya 2
51 Nn.P 2 10 2 29 Hari 2 6 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Tidak 1
No. Res Nama Kelas Umur Kat_Umur Siklus Menstruasi Kat_ Siklus Menstruasi Lama
Menstruasi
Ket_
Lama
Menstruasi
Index
Massa
Tubuh
Kat_
Index
Massa
Tubuh
Riwayat
Keluarga
Kat_
Riwayat
Keluarga
Dismenorea
Primer
Kat_Dismenorea
Primer
52 Nn.A 2 10 2 20 Hari 3 7 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Ya 2
53 Nn.M 2 17 1 28 Hari 2 7 Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Tidak 1
54 Nn.S 2 12 2 36 Hari 1 8 Hari 1 Normal 3 Ya 2 Ya 2
55 Nn.S 2 12 2 36 Hari 1 8 Hari 1 Normal 3 Ya 2 Ya 2
56 Nn.A 2 12 2 20 Hari 3 7 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Ya 2
57 Nn.R 2 12 2 36 Hari 1 7 Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Ya 2
58 Nn.M 2 17 1 31 Hari 2 7 Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Tidak 1
59 Nn.N 2 11 2 36 Hari 1 8 Hari 1 Normal 3 Tidak 1 Ya 2
60 Nn.I 2 10 2 28 Hari 2 8 Hari 1 Normal 3 Tidak 1 Ya 2
6 Nn.W 3 17 1 30 Hari 2 7 Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Tidak 1
62 Nn.S 3 10 2 36 Hari 1 8 Hari 1 Normal 3 Tidak 1 Ya 2
63 Nn.L 3 10 2 30 Hari 2 7 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Ya 2
64 Nn.K 3 10 2 20 Hari 3 7 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Ya 2
65 Nn.A 3 11 2 28 Hari 2 6 Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Ya 2
66 Nn.A 3 17 1 30 Hari 2 6 Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Tidak 1
67 Nn.E 3 11 2 20 Hari 3 7 Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Ya 2
68 Nn.R 3 17 1 30 Hari 2 8 Hari 1 Normal 3 Tidak 1 Ya 2
69 Nn.Y 3 10 2 20 Hari 3 7 Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Ya 2
70 Nn.J 3 17 1 31 Hari 2 6 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Tidak 1
71 Nn.P 3 18 1 20 Hari 3 6 Hari 2 Gemuk 1 Ya 2 Ya 2
72 Nn.M 3 10 2 28 Hari 2 8 Hari 1 Normal 3 Ya 2 Ya 2
73 Nn.A 3 10 2 30 Hari 2 8 Hari 1 Gemuk 1 Ya 2 Ya 2
74 Nn.S 3 17 1 36 Hari 1 8 Hari 1 Normal 3 Ya 2 Ya 2
75 Nn.N 3 10 2 28 Hari 2 8 Hari 1 Kurus 2 Tidak 1 Ya 2
76 Nn.I 3 10 2 30 Hari 2 7 Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Tidak 1
77 Nn.F 3 17 1 28 Hari 2 7 Hari 2 Gemuk 1 Ya 2 Ya 2
78 Nn.K 3 11 2 20 Hari 3 7 Hari 2 Gemuk 1 Tidak 1 Ya 2
79 Nn.M 3 10 2 30 Hari 2 6 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Tidak 1
80 Nn.A 3 10 2 20 Hari 3 6 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Tidak 1
No. Res Nama Kelas Umur Kat_Umur Siklus Menstruasi Kat_ Siklus Menstruasi Lama
Menstruasi
Ket_
Lama
Menstruasi
Index
Massa
Tubuh
Kat_
Index
Massa
Tubuh
Riwayat
Keluarga
Kat_
Riwayat
Keluarga
Dismenorea
Primer
Kat_Dismenorea
Primer
81 Nn.I 3 10 2 20 Hari 3 7 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Ya 2
81 Nn.J 3 11 2 20 Hari 3 8 Hari 1 Normal 3 Ya 2 Ya 2
82 Nn.P 3 17 1 30 Hari 2 7 Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Tidak 1
83 Nn.E 4 11 2 28 Hari 2 7 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Ya 2
84 Nn.L 4 10 2 30 Hari 2 7 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Ya 2
85 Nn.N 4 17 1 28 Hari 2 7 Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Tidak 1
86 Nn.S 4 10 2 30 Hari 2 8 Hari 1 Normal 3 Tidak 1 Tidak 1
87 Nn.S 4 17 1 28 Hari 2 7 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Ya 2
88 Nn.M 4 11 2 30 Hari 2 6 Hari 1 Normal 3 Ya 2 Ya 2
89 Nn.A 4 11 2 28 Hari 2 6 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Ya 2
90 Nn.D 4 17 1 30 Hari 2 6 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Tidak 1
91 Nn.D 4 11 2 28 Hari 2 6 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Ya 2
92 Nn.M 4 17 1 30 Hari 2 6 Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Tidak 1
93 Nn.I 4 11 2 28 Hari 2 6 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Tidak 1
94 Nn.F 4 12 2 30 Hari 2 6 Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Tidak 1
95 Nn.I 4 12 2 28 Hari 2 7 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Ya 2
96 Nn.H 4 17 1 36 Hari 1 6 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Ya 2
97 Nn.S 4 13 2 30 Hari 2 6 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Tidak 1
98 Nn.Y 4 13 2 28 Hari 2 7 Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Tidak 1
99 Nn.P 4 12 2 36 Hari 1 7 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Ya 2
100 Nn.N 4 17 1 36 Hari 1 6 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Ya 2
101 Nn.L 4 12 2 31 Hari 2 8 Hari 1 Normal 3 Tidak 1 Ya 2
102 Nn.S 4 12 2 36 Hari 1 8 Hari 1 Normal 3 Ya 2 Ya 2
103 Nn.L 5 17 1 21 Hari 3 7 Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Tidak 1
104 Nn.R 5 17 1 36 Hari 1 7 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Tidak 1
105 Nn.M 5 17 1 30 Hari 2 7 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Ya 2
106 Nn.P 5 18 1 36 Hari 1 7 Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Tidak 1
107 Nn.S 5 17 1 36 Hari 1 7 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Ya 2
108 Nn.S 5 17 1 31 Hari 2 6 Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Tidak 1
No. Res Nama Kelas Umur Kat_Umur Siklus Menstruasi Kat_ Siklus Menstruasi Lama
Menstruasi
Ket_
Lama
Menstruasi
Index
Massa
Tubuh
Kat_
Index
Massa
Tubuh
Riwayat
Keluarga
Kat_
Riwayat
Keluarga
Dismenorea
Primer
Kat_Dismenorea
Primer
109 Nn.A 5 17 1 31 Hari 2 6 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Ya 2
110 Nn.J 5 12 2 36 Hari 1 6 Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Tidak 1
111 Nn.A 5 17 1 31 Hari 2 7 Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Tidak 1
112 Nn.I 5 12 2 31 Hari 2 7 Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Tidak 1
113 Nn.F 5 11 2 31 Hari 2 7 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Ya 2
114 Nn.S 6 11 2 31 Hari 2 7 Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Tidak 1
115 Nn.A 6 11 2 31 Hari 2 7Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Tidak 1
116 Nn.R 6 13 2 31 Hari 2 7 Hari 2 Normal 3 Tidak 1 Tidak 1
117 Nn.D 6 17 1 31 Hari 2 8 Hari 1 Normal 3 Ya 2 Ya 2
118 Nn.S 6 12 2 31 Hari 2 6 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Tidak 1
119 Nn.L 6 12 2 29 Hari 2 7 Hari 2 Normal 3 Ya 2 Ya 2
120 Nn.N 6 11 2 29 Hari 2 8 Hari 1 Normal 3 Tidak 1 Tidak 1
121 Nn.K 6 11 2 30 Hari 2 8 Hari 1 Normal 3 Tidak 1 Tidak 1
122 Nn.T 6 17 1 31 Hari 2 7 Hari 2 Gemuk 1 Ya 2 Ya 2
123 Nn.A 1 12 2 30 Hari 2 8 Hari 1 Normal 3 Ya 2 Ya 2
Keterangan :
Umur : Siklus Menstruasi : Lama Menstruasi : IMT: Riwayat Kerluarga:
10-16 Tahun = 2 21-35 Hari = 2 3-7 Hari = 2 Normal = 3 Ya = 2
>16 Tahun = 0 >35 Hari = 1 > 7 Hari = 1 Kurus = 2 Tidak = 1
<21 Tahun =3 Gemuk = 1
HASIL ANALISIS UNIVARIAT
Frequencies Statistics
Umurmenarche siklusmenarche lamamenstruasi indexmassatubuh
N Valid 123 123 123 123
Missing 0 0 0 0
Statistics
riwayatkeluarga Dismenoreaprimer
N Valid 123 123
Missing 0 0
Frequency Table Umurmenarche
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid >16tahun 33 26.8 26.8 26.8
10-16tahun 90 73.2 73.2 100.0
Total 123 100.0 100.0
siklusmenarche
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid <21hari 21 17.1 17.1 17.1
21-35 haari 88 71.5 71.5 88.6
>35 hari 14 11.4 11.4 100.0
Total 123 100.0 100.0
lamamenstruasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid >7hari 40 32.5 32.5 32.5
3-7 hari 83 67.5 67.5 100.0
Total 123 100.0 100.0
indexmassatubuh
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Gemuk>25,0 16 13.0 13.0 13.0
Kurus<17,0 4 3.3 3.3 16.3
Normal>18,5-25,0 103 83.7 83.7 100.0
Total 123 100.0 100.0
riwayatkeluarga
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 62 50.4 50.4 50.4
ya 61 49.6 49.6 100.0
Total 123 100.0 100.0
Dismenoreaprimer
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 42 34.1 34.1 34.1
ya 81 65.9 65.9 100.0
Total 123 100.0 100.0
HASIL ANLISIS BIVARIAT
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Umurmenarche * Dismenoreaprimer
123 100.0% 0 .0% 123 100.0%
Umurmenarche * Dismenoreaprimer Crosstabulation
Dismenoreaprimer
tidak ya Total
Umurmenarche >16tahun Count 19 14 33
Expected Count 11.3 21.7 33.0
% within Umurmenarche 57.6% 42.4% 100.0%
% within Dismenoreaprimer 45.2% 17.3% 26.8%
% of Total 15.4% 11.4% 26.8%
10-16tahun Count 23 67 90
Expected Count 30.7 59.3 90.0
% within Umurmenarche 25.6% 74.4% 100.0%
% within Dismenoreaprimer 54.8% 82.7% 73.2%
% of Total 18.7% 54.5% 73.2%
Total Count 42 81 123
Expected Count 42.0 81.0 123.0
% within Umurmenarche 34.1% 65.9% 100.0%
% within Dismenoreaprimer 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 34.1% 65.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 11.010a 1 .001
Continuity Correctionb 9.632 1 .002
Likelihood Ratio 10.641 1 .001
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear Association
10.920 1 .001
N of Valid Cases 123
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.27.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstabs Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
siklusmenarche * Dismenoreaprimer
123 100.0% 0 .0% 123 100.0%
siklusmenarche * Dismenoreaprimer Crosstabulation
Dismenoreaprimer
tidak ya Total
siklusmenarche <21hari Count 3 18 21
Expected Count 7.2 13.8 21.0
% within siklusmenarche 14.3% 85.7% 100.0%
% within Dismenoreaprimer 7.1% 22.2% 17.1%
% of Total 2.4% 14.6% 17.1%
21-35 haari Count 37 51 88
Expected Count 30.0 58.0 88.0
% within siklusmenarche 42.0% 58.0% 100.0%
% within Dismenoreaprimer 88.1% 63.0% 71.5%
% of Total 30.1% 41.5% 71.5%
>35 hari Count 2 12 14
Expected Count 4.8 9.2 14.0
% within siklusmenarche 14.3% 85.7% 100.0%
% within Dismenoreaprimer 4.8% 14.8% 11.4%
% of Total 1.6% 9.8% 11.4%
Total Count 42 81 123
Expected Count 42.0 81.0 123.0
% within siklusmenarche 34.1% 65.9% 100.0%
% within Dismenoreaprimer 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 34.1% 65.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 8.581a 2 .014
Likelihood Ratio 9.467 2 .009
Linear-by-Linear Association .246 1 .620
N of Valid Cases 123
a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.78.
Crosstabs Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
lamamenstruasi * Dismenoreaprimer
123 100.0% 0 .0% 123 100.0%
lamamenstruasi * Dismenoreaprimer Crosstabulation
Dismenoreaprimer
tidak ya Total
lamamenstruasi >7hari Count 6 34 40
Expected Count 13.7 26.3 40.0
% within lamamenstruasi 15.0% 85.0% 100.0%
% within Dismenoreaprimer 14.3% 42.0% 32.5%
% of Total 4.9% 27.6% 32.5%
3-7 hari Count 36 47 83
Expected Count 28.3 54.7 83.0
% within lamamenstruasi 43.4% 56.6% 100.0%
% within Dismenoreaprimer 85.7% 58.0% 67.5%
% of Total 29.3% 38.2% 67.5%
Total Count 42 81 123
Expected Count 42.0 81.0 123.0
% within lamamenstruasi 34.1% 65.9% 100.0%
% within Dismenoreaprimer 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 34.1% 65.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 9.664a 1 .002
Continuity Correctionb 8.443 1 .004
Likelihood Ratio 10.515 1 .001
Fisher's Exact Test .002 .001
Linear-by-Linear Association
9.585 1 .002
N of Valid Cases 123
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.66.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstabs Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
indexmassatubuh * Dismenoreaprimer
123 100.0% 0 .0% 123 100.0%
indexmassatubuh * Dismenoreaprimer Crosstabulation
Dismenoreaprimer
tidak ya Total
indexmassatubuh Gemuk>25,0 Count 0 16 16
Expected Count 5.5 10.5 16.0
% within indexmassatubuh
.0% 100.0% 100.0%
% within Dismenoreaprimer
.0% 19.8% 13.0%
% of Total .0% 13.0% 13.0%
Kurus<17,0 Count 0 4 4
Expected Count 1.4 2.6 4.0
% within indexmassatubuh
.0% 100.0% 100.0%
% within Dismenoreaprimer
.0% 4.9% 3.3%
% of Total .0% 3.3% 3.3%
Normal>18,5-25,0 Count 42 61 103
Expected Count 35.2 67.8 103.0
% within indexmassatubuh
40.8% 59.2% 100.0%
% within Dismenoreaprimer
100.0% 75.3% 83.7%
% of Total 34.1% 49.6% 83.7%
Total Count 42 81 123
Expected Count 42.0 81.0 123.0
% within indexmassatubuh
34.1% 65.9% 100.0%
% within Dismenoreaprimer
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 34.1% 65.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 12.384a 2 .002
Likelihood Ratio 18.669 2 .000
Linear-by-Linear Association 11.599 1 .001
N of Valid Cases 123
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.37.
Crosstabs Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
riwayatkeluarga * Dismenoreaprimer
123 100.0% 0 .0% 123 100.0%
riwayatkeluarga * Dismenoreaprimer Crosstabulation
Dismenoreaprimer
tidak ya Total
riwayatkeluarga tidak Count 29 33 62
Expected Count 21.2 40.8 62.0
% within riwayatkeluarga 46.8% 53.2% 100.0%
% within Dismenoreaprimer 69.0% 40.7% 50.4%
% of Total 23.6% 26.8% 50.4%
ya Count 13 48 61
Expected Count 20.8 40.2 61.0
% within riwayatkeluarga 21.3% 78.7% 100.0%
% within Dismenoreaprimer 31.0% 59.3% 49.6%
% of Total 10.6% 39.0% 49.6%
Total Count 42 81 123
Expected Count 42.0 81.0 123.0
% within riwayatkeluarga 34.1% 65.9% 100.0%
% within Dismenoreaprimer 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 34.1% 65.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 8.865a 1 .003
Continuity Correctionb 7.769 1 .005
Likelihood Ratio 9.038 1 .003
Fisher's Exact Test .004 .002
Linear-by-Linear Association
8.793 1 .003
N of Valid Cases 123
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.83.
b. Computed only for a 2x2 table
HASIL ANALISIS MULTIVARIAT
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases Included in Analysis 123 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 123 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 123 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total
number of cases.
Dependent Variable
Encoding
Origin
al
Value Internal Value
tidak 0
ya 1
Block 0: Beginning Block
Classification Tablea,b
Observed
Predicted
Dismenoreaprimer
tidak ya
Percentage
Correct
Step 0 Dismenoreaprimer tidak 0 42 .0
ya 0 81 100.0
Overall Percentage 65.9
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant .657 .190 11.931 1 .001 1.929
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables Umurmenarche 11.010 1 .001
Overall Statistics 11.010 1 .001
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 10.641 1 .001
Block 10.641 1 .001
Model 10.641 1 .001
Model Summary
Step
-2 Log
likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 147.291a .083 .115
a. Estimation terminated at iteration number 4 because
parameter estimates changed by less than .001.
Classification Tablea
Observed
Predicted
Dismenoreaprimer
tidak ya
Percentage
Correct
Step 1 Dismenoreaprimer tidak 19 23 45.2
ya 14 67 82.7
Overall Percentage 69.9
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a Umurmenarche 1.375 .427 10.355 1 .001 3.953
Constant -1.680 .745 5.088 1 .024 .186
a. Variable(s) entered on step 1: Umurmenarche.
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases Included in Analysis 123 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 123 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 123 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total
number of cases.
Dependent Variable
Encoding
Origin
al
Value Internal Value
tidak 0
ya 1
Block 0: Beginning Block
Classification Tablea,b
Observed
Predicted
Dismenoreaprimer
tidak ya
Percentage
Correct
Step 0 Dismenoreaprimer tidak 0 42 .0
ya 0 81 100.0
Overall
Percentage
65.9
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant .657 .190 11.931 1 .001 1.929
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables siklusmenarche .248 1 .618
Overall Statistics .248 1 .618
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step .249 1 .618
Block .249 1 .618
Model .249 1 .618
Model Summary
Step
-2 Log
likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 157.684a .002 .003
a. Estimation terminated at iteration number 3 because
parameter estimates changed by less than .001.
Classification Tablea
Observed
Predicted
Dismenoreaprimer
tidak ya
Percentage
Correct
Step 1 Dismenoreaprimer tidak 0 42 .0
ya 0 81 100.0
Overall
Percentage
65.9
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a siklusmenarche -.179 .360 .248 1 .619 .836
Constant 1.007 .731 1.898 1 .168 2.736
a. Variable(s) entered on step 1: siklusmenarche.
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases Included in Analysis 123 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 123 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 123 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total
number of cases.
Dependent Variable
Encoding
Origin
al
Value Internal Value
tidak 0
ya 1
Block 0: Beginning Block
Classification Tablea,b
Observed
Predicted
Dismenoreaprimer
tidak ya
Percentage
Correct
Step 0 Dismenoreaprimer tidak 0 42 .0
ya 0 81 100.0
Overall
Percentage
65.9
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant .657 .190 11.931 1 .001 1.929
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables lamamenstruasi 9.664 1 .002
Overall Statistics 9.664 1 .002
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 10.515 1 .001
Block 10.515 1 .001
Model 10.515 1 .001
Model Summary
Step
-2 Log
likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 147.417a .082 .113
a. Estimation terminated at iteration number 4 because
parameter estimates changed by less than .001.
Classification Tablea
Observed
Predicted
Dismenoreaprimer
tidak ya
Percentage
Correct
Step 1 Dismenoreaprimer tidak 0 42 .0
ya 0 81 100.0
Overall
Percentage
65.9
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a lamamenstruasi -1.468 .495 8.791 1 .003 .230
Constant 3.203 .913 12.307 1 .000 24.596
a. Variable(s) entered on step 1: lamamenstruasi.
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases Included in Analysis 123 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 123 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 123 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total
number of cases.
Dependent Variable
Encoding
Origin
al
Value Internal Value
tidak 0
ya 1
Block 0: Beginning Block
Classification Tablea,b
Observed
Predicted
Dismenoreaprimer
tidak ya
Percentage
Correct
Step 0 Dismenoreaprimer tidak 0 42 .0
ya 0 81 100.0
Overall
Percentage
65.9
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant .657 .190 11.931 1 .001 1.929
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables indexmassatubuh 11.694 1 .001
Overall Statistics 11.694 1 .001
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 18.669 1 .000
Block 18.669 1 .000
Model 18.669 1 .000
Model Summary
Step
-2 Log
likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 139.263a .141 .195
a. Estimation terminated at iteration number 20 because
maximum iterations has been reached. Final solution
cannot be found.
Classification Tablea
Observed
Predicted
Dismenoreaprimer
tidak ya
Percentage
Correct
Step 1 Dismenoreaprimer tidak 0 42 .0
ya 0 81 100.0
Overall Percentage 65.9
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a indexmassatubuh -18.312 5706.853 .000 1 .997 .000
Constant 55.309 17120.559 .000 1 .997 1.048E24
a. Variable(s) entered on step 1: indexmassatubuh.
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases Included in Analysis 123 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 123 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 123 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total
number of cases.
Dependent Variable
Encoding
Origin
al
Value Internal Value
tidak 0
ya 1
Block 0: Beginning Block
Classification Tablea,b
Observed
Predicted
Dismenoreaprimer
tidak ya
Percentage
Correct
Step 0 Dismenoreaprimer tidak 0 42 .0
ya 0 81 100.0
Overall
Percentage
65.9
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant .657 .190 11.931 1 .001 1.929
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables riwayatkeluarga 8.865 1 .003
Overall Statistics 8.865 1 .003
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 9.038 1 .003
Block 9.038 1 .003
Model 9.038 1 .003
Model Summary
Step
-2 Log
likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 148.895a .071 .098
a. Estimation terminated at iteration number 4 because
parameter estimates changed by less than .001.
Classification Tablea
Observed
Predicted
Dismenoreaprimer
tidak ya
Percentage
Correct
Step 1 Dismenoreaprimer tidak 0 42 .0
ya 0 81 100.0
Overall
Percentage
65.9
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a riwayatkeluarga 1.177 .403 8.523 1 .004 3.245
Constant -1.048 .597 3.076 1 .079 .351
a. Variable(s) entered on step 1: riwayatkeluarga.
DOKUMENTASI SELAMA DALAM PENELITIAN