faktor kemampuan membaca kritis pada siswa … · berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi...

182
FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA KELAS XI MIA 2 DI SMA NEGERI 1 KASIHAN, BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Oleh: Setia Ratna Dewi 121224080 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: nguyentram

Post on 11-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS

PADA SISWA KELAS XI MIA 2 DI SMA NEGERI 1 KASIHAN,

BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:

Setia Ratna Dewi

121224080

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

i

FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS

PADA SISWA KELAS XI MIA 2 DI SMA NEGERI 1 KASIHAN,

BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:

Setia Ratna Dewi

121224080

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Allah SWT yang selalu memberikan nikmat hidup, kesehatan, kemudahan,

kelancaran segala urusan dan hidupku

Untuk kedua orang tuaku, Dwi Kusbiantoro, S.E. dan Ela Sulastri

Adikku tercinta Lintang Elohim Sabatiantoro

Keluarga besar Hj. M. Ohan Sukandar dan Hj. Upit Puspagati

Keluarga besar Bpk. Sukardi, S.Pd. dan Sri Kustiyah

Sahabat-sahabatku dan teman seperjuangan PBSI 2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

v

MOTO

“Tak harus menjadi yang terbaik untuk mendapatkan sesuatu, namun tetaplah

melakukan yang terbaik untuk mencapainya.”

(Setia Ratna Dewi)

“Banyak orang yang bersimpati dihadapanmu bukan semata-mata

memperlihatkan seberapa baik dan berharganya dirimu, tapi banyaknya orang

yang bersimpati dihadapanmu menunjukkan seberapa banyaknya orang yang

ingin melihatmu terjatuh.”

(Setia Ratna Dewi)

“Ada saja orang yang selalu mendukung, namun tetap lebih banyak orang yang

menggunjing. Bersyukurlah dengan apa pun itu, karena banyaknya orang yang

menggunjing menunjukkan seberapa besar kesuksesanmu.”

(Setia Ratna Dewi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

viii

ABSTRAK

Dewi, Setia Ratna. 2016. Faktor Kemampuan Membaca Kritis pada Siswa Kelas XI

MIA 2 di SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran

2015/2016. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD.

Membaca adalah salah satu keterampilan yang penting bagi siswa. Membaca

menjadi salah satu cara untuk melatih kemampuan berpikir kritis. Penelitian ini

mengangkat masalah mengenai kemampuan membaca kritis pada siswa dan faktor

kemampuan membaca kritis pada siswa kelas XI MIA 2 di SMA Negeri 1 Kasihan,

Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Tujuan penelitian ini yaitu untuk

mengetahui kemampuan membaca kritis siswa serta menentukan faktor kemampuan

membaca kritis pada siswa kelas XI MIA 2 di SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul,

Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif-kualitatif dengan jenis

penelitian deskriptif. Data penelitian dikumpulkan dengan teknik tes, observasi,

kuesioner, dan wawancara. Instrumen tes digunakan untuk melihat kemampuan

membaca kritis siswa. Instrumen observasi, kuesioner, dan wawancara dilakukan

untuk melihat faktor kemampuan membaca kritis siswa. Hasil data yang diperoleh

selanjutnya dideskripsikan. Sumber data pada penelitian ini ialah siswa kelas XI MIA

2 di SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

Berdasarkan hasil analisis tes kemampuan membaca kritis, diperoleh bahwa

skor rata-rata siswa ialah 14,58 dengan kategori kurang. Berdasarkan hasil observasi,

diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca.

Berdasarkan hasil kuesioner, siswa memiliki skor tinggi pada faktor internal

khususnya minat baca, pengetahuan/pengalaman, dan kompetensi kebahasaan.

Berdasarkan hasil wawancara, faktor kemampuan membaca kritis siswa ialah

kebiasaan, motivasi, minat, dan keadaan pembaca (kesehatan fisik dan psikologis).

Jadi, berdasarkan hasil analisis observasi, kuesioner, dan wawancara diperoleh

bahwa faktor kemampuan membaca kritis pada siswa kelas XI MIA 2 di SMA Negeri

1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 ialah kebiasaan, motivasi,

minat baca, pengetahuan/pengalaman, kompetensi kebahasaan, dan keadaan pembaca

(kesehatan fisik dan psikologis).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

ix

ABSTRACT

Dewi, Setia Ratna. Factors of Critical Reading Skill on Students Class XI MIA 2 in

SMA Negeri 1 Kasihn, Bantul, Yogyakarta Academic Years of 2015/2016.

Thesis. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD.

Reading is one of important skills for students. Reading is one way to train

students‘ ability to think critically. This research examined the students‘ critical

reading skill and the factors of critical reading skill on students class XI MIA 2 in

SMA Negeri 1 Kasihan,bantul, Yogyakarta Academic Years of 2015/2016. This

research was aimed to discover the students‘ critical reading skill and to determine

the factors of critical reading skill on students class XI MIA 2 in SMA Negeri 1

Kasihan, Bantul, Yogyakarta Academic Years of 2015/2016.

This research was a descriptive research that applied quantitative-qualitative

approach. The research data were collected by conducting tests, observation,

questionnaires, and interviews. Tests were used to see the students‘ critical reading

skill. Observation, questionnaires, and interviews were conducted to see the students‘

critical reading skill factors. The data collected then were described. The data sources

for this research were students class XI MIA 2 in SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul,

Yogyakarta Academic Years of 2015/2016.

Based on the results of the analysis on critical reading skill test, the students‘

average score was 14.58, in the category insufficient. Based on the result of

observation, it was found out that students did not have motivation and interest in

reading. Based on the result of the questionnaires, students had the highest score in

internal factors especially reading interest, knowledge/experiences, and linguistic

competence. Based on the result of interviews, the students‘ critical reading skill

factors were habits, motivation, interest, and readers‘ conditions (physical and

psychological health). Thus, based on the results of the analysis on observation,

questionnaires, and interviews, it was found out that the factors of critical reading

skill on students class XI MIA 2 in SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta

Academic Years of 2015/2016 were habits, motivation, reading interest,

knowledge/experiences, linguistic competence, and readers‘ conditions (Physical and

psychological health).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ―Faktor Kemampuan

Membaca Kritis pada Siswa Kelas XI MIA 2 di SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul,

Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016‖. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra

Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya

bantuan, dukungan, bimbingan, doa, nasehat, dan kerjasama dari banyak pihak. Oleh

karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma.

2. P. Kuswandono, Ph.D. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni,

Universitas Sanata Dharma.

3. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma.

4. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. Selaku Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma.

5. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd. Selaku dosen pembimbing yang baik dalam

membimbing, sabar, teliti, dan selalu memberikan arahan pada penulis agar

dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

6. Seluruh dosen PBSI yang sudah membimbing saya sebagai mahasiswa agar

memiliki integritas yang kuat sebagai seorang guru maupun pribadi, serta

memberikan ilmu yang berguna bagi penulis agar dapat menyelesaikan

skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

xi

7. Robertus Marsidiq, selaku karyawan sekretariat Program Studi PBSI yang

dengan sabar memberikan pelayanan administratif pada saya untuk dapat

menyelesaikan berbagai urusan administratif.

8. Ign. Raharjono, S.Pd. selaku guru bahasa Indonesia yang berkenan

memberikan waktu mengajarnya kepada saya untuk digunakan dalam

mengambil data.

9. Seluruh siswa kelas XI MIA 2 yang bersedia menjadi responden dalam

penelitian ini.

10. Kedua orangtua saya, Dwi Kusbiantoro, S.E. dan Ela Sulastri yang selalu

memberikan saya motivasi, dukungan, dan doa agar saya dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan lancar.

11. Adikku Lintang Elohim Sabatiantoro yang memberikan dukungan agar dapat

menyelesaikan skripsi ini.

12. Keluarga besar Hj. M. Ohan Sukandar dan Hj. Upit Puspagati yang sudah

mendukung.

13. Keluarga besar Bpk. Sukardi, S.Pd. dan Sri Kustiyah yang sudah mendukung,

membantu dan juga mengarahkan untuk dapat menyelesaikan skripsi.

14. Rugi Astutik, S.Pd. kakak tingkat yang selalu memberikan motivasi dan

dukungan moril agar saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

15. Sahabat seperjuangan saya, Nadya Bela P.J.S, Alfiyatun Nasiroh, Eva Tri

Rusdyaningtyas, Dania Yosepha Tamara, dan semua teman baik saya di PBSI

2012 dan teman kakak angkatan maupun teman di luar prodi PBSI yang

memberikan motivasi, dukungan, dan arahan yang membuat penulis merasa

berharga mengenal mereka semua.

16. Desti, Linda, Evi, Mustika, Restri, dan Mely selaku sahabat dari SMP dan

SMA yang selalu memberikan motivasi dan dukungan agar saya dapat

menyelesaikan sripsi ini.

17. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang sudah

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas seluruh

bantuan, dukungan, dan arahan yang sudah diberikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

xii

Saya menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dalam

menulis skripsi ini. Namun, saya berharap skripsi ini dapat memberikan

manfaat.

Setia Ratna Dewi

121224080

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

PERSEMBAHAN ............................................................................................ iv

MOTO ............................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................................... vii

ABSTRAK ........................................................................................................ viii

ABSTRACT ....................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ...................................................................................... x

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 4

1.3 Pembatasan Masalah .................................................................................... 5

1.4 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5

1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................. 7

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................................. 7

2.2 Kajian Teoretis ............................................................................................. 9

2.2.1 Membaca Kritis ......................................................................................... 9

2.2.1.1 Pengertian Membaca Kritis .................................................................... 9

2.2.1.2 Tujuan Membaca Kritis ......................................................................... 13

2.2.2 Faktor Penentu Kemampuan Membaca .................................................... 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

xiv

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 27

3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................. 27

3.2 Sumber Data dan Data ................................................................................. 28

3.3 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 28

3.4 Instrumen ..................................................................................................... 29

3.5 Teknik Analisis Data .................................................................................... 32

3.5.1 Observasi ................................................................................................... 32

3.5.2 Kuesioner .................................................................................................. 32

3.5.3 Tes ............................................................................................................. 34

3.5.4 Wawancara ................................................................................................ 36

3.6 Jadwal dan Kegiatan Penelitian ................................................................... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 38

4.1 Analisis Data ................................................................................................ 38

4.1.1 Kemampuan Membaca Kritis ................................................................... 38

4.1.1.1 Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Mengingat dan

Mengenali Bacaan ................................................................................ 45

4.1.1.2 Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Menginterpretasi

Suatu Bacaan ........................................................................................ 46

4.1.1.3 Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Mengaplikasikan

Konsep-Konsep ke dalam Bacaan ........................................................ 48

4.1.1.4 Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Menganalisis Suatu

Bacaan .................................................................................................. 49

4.1.1.5 Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Membuat Simpulan ..... 50

4.1.1.6 Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Menilai Suatu Bacaan .. 51

4.1.1.7 Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Merespons Isi Bacaan .. 52

4.1.2 Faktor Kemampuan Membaca Kritis ........................................................ 53

4.1.2.1 Observasi ................................................................................................ 53

4.1.2.2 Kuesioner ............................................................................................... 56

4.1.2.2.1 Perhitungan Kuesioner Minat Baca Siswa Faktor Internal ................. 58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

xv

4.1.2.2.1.1 Motivasi ........................................................................................... 59

4.1.2.2.1.2 Minat ................................................................................................ 60

4.1.2.2.1.3 Kematangan Sosio dan Emosi serta Penyesuaian Diri: Stabilitas

Emosi, Percaya Diri, dan Kemampuan Beradaptasi dalam

Kelompok ......................................................................................... 61

4.1.2.2.1.4 Pengetahuan/Pengalaman ................................................................ 64

4.1.2.2.1.5 Kebermanfaatan ............................................................................... 65

4.1.2.2.1.6 Fisiologis .......................................................................................... 67

4.1.2.2.1.7 Inteligensi ......................................................................................... 69

4.1.2.2.1.8 Kompetensi Kebahasaan .................................................................. 70

4.1.2.2.1.9 Kebiasaan Membaca ........................................................................ 72

4.1.2.2.1.10 Kemampuan Menyesuaikan Strategi Membaca dengan Kondisi

Baca ............................................................................................... 73

4.1.2.2.2 Faktor Eksternal .................................................................................. 75

4.1.2.2.2.1 Suasana Lingkungan: Pencahayaan Ruangan yang Kurang

Memadai .......................................................................................... 75

4.1.2.2.2.2 Faktor Lingkungan: Latar Belakang Sosial Ekonomi ...................... 77

4.1.2.2.2.3 Berkaitan dengan Teks: Bahasa, Pilihan Kata, Setting/Tata Tulis,

Keterbacaan, dan Isi Bacaan ............................................................ 79

4.1.2.2.2.4 Jadwal Baca ..................................................................................... 81

4.1.2.3 Wawancara ............................................................................................. 83

4.2 Pembahasan .................................................................................................. 97

4.2.1 Kemampuan Membaca Kritis ................................................................... 97

4.2.2 Faktor Kemampuan Membaca Kritis ........................................................ 98

BAB V KESIMPULAN ................................................................................... 104

5.1 Kesimpulan Hasil Penelitian ........................................................................ 104

5.2 Saran-Saran .................................................................................................. 105

DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................... 108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

xvi

LAMPIRAN ...................................................................................................... 111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Metode Pengumpulan Data ................................................................ 29

Tabel 3.2 Kriteria Skor ...................................................................................... 33

Tabel 3.3 Kriteria Acuan Ketuntasan Siswa ...................................................... 35

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Skor Tes Kemampuan Membaca Kritis ............... 39

Tabel 4.2 Hasil Analisis Indeks Tingkat Kesulitan Soal Layak ........................ 42

Tabel 4.3 Hasil Analisis Indeks Tingkat Kesulitan Soal Tidak Layak .............. 42

Tabel 4.4 Hasil Skor Siswa pada Tes Kemampuan Membaca Kritis ................ 43

Tabel 4.5 Hasil Ketuntasan Siswa pada Tes Kemampuan Membaca Kritis ...... 44

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Mengingat

dan Mengenali Bacaan ...................................................................... 45

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis

Menginterpretasi suatu bacaan .......................................................... 47

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis

Mengaplikasikan Konsep-Konsep ke dalam Bacaan ........................ 48

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Menganalisis

Suatu Bacaan ..................................................................................... 49

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Membuat

Simpulan ............................................................................................ 51

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Menilai

Suatu Bacaan ..................................................................................... 52

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal

Motivasi ............................................................................................. 59

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal Minat .... 60

Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal

Kematangan Sosio dan Emosi serta Penyesuaian Diri ...................... 62

Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal

Pengetahuan/Pengalaman .................................................................. 64

Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal

Kebermanfaatan ................................................................................. 65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

xviii

Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal

Fisiologis ........................................................................................... 67

Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal

Inteligensi .......................................................................................... 69

Tabel 4.19 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal

Kompetensi Kebahasaan ................................................................... 71

Tabel 4.20 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal

Kebiasaan Membaca .......................................................................... 72

Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal

Kemampuan Menyesuaikan Strategi Baca ........................................ 74

Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Eksternal

Suasana Lingkungan .......................................................................... 76

Tabel 4.23 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Eksternal Faktor

Lingkungan ........................................................................................ 77

Tabel 4.24 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Eksternal

Berkaitan dengan Teks ...................................................................... 79

Tabel 4.25 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Eksternal

Jadwal Baca ....................................................................................... 81

Tabel 4.26 Hasil Analisis Kuesioner Faktor Eksternal dan Internal .................. 82

Tabel 4.27 Hasil Wawancara Siswa ................................................................... 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Penilaian Observasi ....................................................... 112

Lampiran 2 Kisi-Kisi Kuesioner Faktor Kemampuan Membaca Kritis ............ 114

Lampiran 3 Kisi-Kisi Tes Membaca Kritis ........................................................ 115

Lampiran 4 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara ...................................................... 116

Lampiran 5 Hasil Perhitungan Tes Membaca Kritis Menggunakan ITK .......... 117

Lampiran 6 Instrumen Penilaian Observasi ....................................................... 118

Lampiran 7 Perhitungan Skala Likert Kuesioner ............................................... 120

Lampiran 8 Permohonan Izin Penelitian ............................................................

Lampiran 9 Surat Keterangan Izin Penelitian dari Pemerintah Kabupaten

Bantul ................................................................................................ 122

Lampiran 10 Penyataan Menyerahkan Hasil Penelitian .................................... 123

Lampiran 11 Surat Keterangan Izin Penelitian dari SMA Negeri 1 Kasihan,

Bantul, Yogyakarta ............................................................................ 124

Lampiran 12 Kuesioner ...................................................................................... 126

Lampiran 13 Tes Kemampuan Membaca Kritis ................................................ 129

Lampiran 14 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Membaca Kritis ...................... 144

Lampiran 15 Hasil Kuesioner ............................................................................ 145

Lampiran 16 Hasil Tes kemampuan Membaca Kritis ....................................... 147

Lampiran 17 Daftar Hadir Siswa ....................................................................... 160

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pelajaran Bahasa Indonesia adalah pelajaran yang sering dianggap sebagai

pelajaran mudah. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki dasar-dasar keterampilan yang

harus dinilai, yaitu keterampilan membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan.

Keempat keterampilan tersebut wajib dimiliki oleh setiap peserta didik.

Permasalahannya ialah, banyak di antaranya yang memiliki kelemahan dalam hal

membaca.

Membaca adalah salah satu kegiatan yang pasti akan dilakukan di setiap

pertemuan pelajaran bahasa Indonesia. Namun, tidak semua kegiatan membaca di

sekolah dapat diikuti dengan baik oleh siswa. Pada tahun 2006 berdasarkan data

Badan Pusat Statistik menunjukan bahwa masyarakat Indonesia belum menjadikan

kegiatan membaca sebagai sumber utama mendapatkan informasi. Lalu, pada tahun

2009 berdasarkan data yang dilansir Organisasi Pengembangan Kerjasama Ekonomi

(OECD), budaya baca masyarakat Indonesia menempati posisi terendah dari 52

negara di kawasan Asia Timur. Selanjutnya, tahun 2011 berdasarkan survei United

Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) rendahnya

minat baca ini, dibuktikan dengan indeks membaca masyarakat Indonesia hanya

0,001 (dari seribu penduduk, hanya ada satu orang yang masih memiliki minat baca

tinggi). Survey selanjutnya, pada tahun 2012 Indonesia menempati posisi 124 dari

187 negara dunia dalam penilaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), khususnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

2

terpenuhinya kebutuhan dasar penduduk, termasuk kebutuhan pendidikan, kesehatan

dan ‗melek huruf‘. Indonesia sebagai negara berpenduduk 165,7 juta jiwa lebih,

hanya memiliki jumlah terbitan buku sebanyak 50 juta per tahun. Itu artinya, rata-rata

satu buku di Indonesia dibaca oleh lima orang (Mardiah,

bpsdmkp.kkp.go.id/apps/perpustakaan/, 1/03/16).

Sejalan dengan penjelasan di atas, data yang didapat oleh PIRLS (Progress in

International Reading Literacy Study) pada tahun 2006 yang menguji kemampuan

membaca siswa Indonesia pada kelas empat sekolah dasar menunjukkan bahwa

Indonesia hanya mampu menduduki posisi 41 dari 45 di antara negara-negara peserta

lainnya. Indonesia didapati memiliki skor rata-rata 405 (skor rata-rata

internasional=500, dengan standar deviasi=100) dikutip dari Swediati, Nonny dan

Untorodewo, Felicia N (2009: 2).

Sesuai dengan penjelasan di atas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa

budaya baca memang belum menjadi budaya bangsa indonesia. Jadi, tidak

mengherankan bila Indonesia kurang memiliki sumber daya manusia yang baik

karena rendahnya minat baca. Minat baca juga dapat menentukan kualitas sumber

daya manusia. Bukti penelitian di atas dapat menjadi acuan bagi kita, bahwa memang

saat ini kualitas membaca siswa masih sangat kurang.

Kemampuan membaca juga dapat dilatih dengan kebiasaan membaca. Siswa

yang kurang gemar membaca kemungkinan tidak akan terlalu kesulitan dalam

memahami suatu bacaan pada saat menemukan kosakata yang belum pernah ia baca

ataupun ia dengar sebelumnya. Weiss (1990: 28) mengatakan bahwa kosakata tertulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

3

biasanya lebih banyak daripada kosakata lisan, dan penulis kerap memamerkan

kosakata mereka. Pembaca yang biasa-biasa saja biasanya bukan tandingan untuk ahli

kata-kata yang kerap berpendidikan lebih baik, dan mereka tidak selalu mengerti apa

yang mereka baca.

Selain pelajaran bahasa Indonesia yang memiliki kegiatan membaca, pelajaran

lain pun memiliki kegiatan membaca yang cukup banyak, contohnya pelajaran

Sejarah. Berdasarkan artikel berjudul ―Kualitas Penyajian Buku Teks Pelajaran

Sejarah SMA 1975-2008‖ dalam Jurnal Pendidikan, disebutkan bahwa sebuah buku

teks pelajaran harus mengajak siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan siswa

dalam berpikir kritis (Purwanta, 2012: 215). Penjelasan tersebut menegaskan bahwa

pembaca tetap harus memiliki kemampuan berpikir kritis dalam membaca. Membaca

kritis menurut Soedarso (2000: 72) ialah pembaca mengahargai pendapat penulis,

mengevaluasi tekniknya, pertimbangannya, dan menguji alasannya dengan alasan

yang logis, dengan interpretasi yang berdasar. Untuk itu, kemampuan membaca kritis

perlu ditingkatkan salah satunya agar kualitas sumber daya manusia Indonesia dapat

meningkat.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Solang (2008: 37) dalam artikel

yang berjudul ―Latihan Keterampilan Intelektual dan Kemampuan Pemecahan

Masalah Secara Kreatif‖ disebutkan bahwa keterampilan berpikir yang dibingkai teori

inteligensi triarthic berupa latihan keterampilan berpikir analistik, sintetik, dan

praktikal, dapat dirajutkan ke dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dalam konten

membaca. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa secara produktif dapat digunakan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

4

memecahkan permasalahan yang terkandung dalam bacaan, yang memicu keberanian

siswa mengungkapkan gagasannya yang bersifat orisinal, baru, dan berguna baik bagi

dirinya maupun orang lain. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan membaca

seseorang dapat mengembangkan keterampilan berpikirnya untuk memecahkan

masalah dan mengungkapkan gagasanya. Dengan kata lain seseorang juga dapat

mengungkapkan pemikiran kritisnya dari membaca.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti memutuskan untuk meneliti faktor

kemampuan membaca kritis siswa yang dilihat dari pengamatan selama kegiatan

belajar mengajar, kuesioner, serta wawancara. Sebelum itu, peneliti akan terlebih

dahulu meneliti kemampuan membaca kritis siswa. Peneliti merasa bahwa siswa

perlu memiliki pengalaman membaca yang lebih karena akan menghadapi Ujian

Nasional lebih kurang satu tahun lagi, maka siswa perlu melatih kemampuan

membaca sekaligus berpikir kritisnya agar siswa lebih kritis dan mudah

mengungkapkan gagasan yang ada dipikirannya. Untuk itu, peneliti menentukan

judul penelitian ini adalah ―Faktor Kemampuan Membaca Kritis pada Siswa Kelas XI

MIA 2 di SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016‖.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, rumusan masalah yang

diangkat ialah:

1. Bagaimanakah kemampuan membaca kritis pada siswa kelas XI MIA 2

di SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

5

2. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi kemampuan membaca kritis

pada siswa kelas XI MIA 2 di SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul,

Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016?

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah, maka pembatasan masalah ini ialah:

1. Melihat sejauh mana kemampuan membaca kritis siswa.

2. Melihat faktor yang memengaruhi kemampuan membaca kritis siswa.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan batasan masalah, tujuan penelitian ini ialah:

1. Mengetahui kemampuan membaca kritis pada siswa kelas XI MIA 2 di

SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

2. Mengetahui faktor yang memengaruhi kemampuan membaca kritis pada

siswa kelas XI MIA 2 di SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta

Tahun Ajaran 2015/2016.

1.5 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan paparan di atas, untuk itu manfaat penelitian ini antara lain:

a. Guru: Dapat mengetahui faktor kemampuan membaca kritis. Guru dapat

mencari alternatif lain agar proses membaca kritis dapat terlaksana dengan

baik. Guru dapat mengembangkan proses pembelajaran dengan

mengedepankan kemampuan membaca kritis siswa.

b. Siswa: Dapat mengembangkan kemampuan membaca kritis agar materi

pembelajaran dapat diserap dengan mudah. Siswa dapat dengan mudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

6

memahami suatu bacaan bila menguasai keterampilan membaca, khususnya

membaca kritis.

c. Peneliti lain: Meneliti kembali faktor apa saja yang memengaruhi kemampuan

membaca kritis dan mengembangkannya. Peneliti berharap agar peneliti lain

dapat mengembangkan materi pembelajaran agar kemampuan membaca kritis

pada siswa dapat meningkat, serta terus mengembangkan budaya baca yang

sudah ada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

7

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan saya teliti ialah skripsi

dari Mahasiswa PBSI angkatan 2010 dengan nama Maulida Reswari, skripsi dari Ni

Komang Ayu Rustari, dan juga skripsi dari Mahasiwa PBSI angakatan 2011 dengan

nama Rugi Astutik.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Maulida Reswari berjudul

―Kemampuan Membaca Kritis Siswa SMA N 1 Sentolo Kelas X Melalui Pendekatan

Scientific (Ilmiah) Tahun Ajaran 2014/2015‖. Penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen kuasi.

Populasinya ialah seluruh siswa kelas X SMA N 1 Sentolo, dengan sampel yaitu

kelas X MIA 1. Pada penelitian ini dijelaskan bahwa kemampuan membaca siswa

SMA N 1 Sentolo meningkat setelah dilakukan treatment yang berbeda dari biasanya.

Pendekatan scientific dapat dijadikan alternatif pembelajaran agar pembelajaran dapat

berjalan dengan lebih baik.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Ni Komang Ayu Rustari berjudul

―Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Kritis Siswa Kelompok Ilmiah Remaja

SMA (SLUA) Saraswati 1 Denpasar Melalui Penyusunan Peta Konsep‖. Penelitian

ini merupakan penelitian praeksperimental design, karena dalam penelitian ini tidak

terdapat variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random. Ada satu kelompok

yang diberi treatment dan kelompok lain yang diobservasi. Populasinya ialah seluruh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

8

siswa Lab SMA SLUA Saraswati 1 Denpasar, dengan sampel yang diambil

menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu sampel yang dipilih diberi

pertimbangan terlebih dahulu. Penelitian ini menjelaskan bahwa kegiatan menyusun

peta konsep melalui buku lanskap meningkatkan kemampuan membaca kritis siswa

SMA (SLUA), dengan terdapat perbedaan kinerja kelompok dalam menyusun peta

antara kelompok satu dan kelompok lain.

Penelitian yang ketiga, yaitu skripsi dari Rugi Astutik yang berjudul ―Strategi

Pembelajaran Kemampuan Membaca Kritis Bedasarkan Faktor Membaca dan Hasil

Tes Kemampuan Membaca Kritis pada Mahasiswa Semester VI Kelas A Program

Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta‖.

Penelitian ini menitikberatkan pada kemampuan membaca kritis berdasarkan faktor

membaca dan tes kemampuan membaca. Penelitian ini dilakukan berdasarkan teknik

kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitiannya, kemampuan membaca kritis mahasiswa

PBSI Universitas Sanata Dharma termasuk kategori kurang, karena hanya terdapat 11

mahasiswa yang menjawab benar antara 22-29 soal. Mahasiswa yang menjawab soal

benar antara 22-29 soal, termasuk dalam kategori cukup. Mahasiswa hanya memiliki

dua aspek kemampuan membaca kritis, yaitu kemampuan menerapkan konsep-

konsep dan membuat kesimpulan. Terdapat lima aspek kemampuan membaca

mahasiswa yang belum dapat dicapai yaitu kemampuan mengenali dan mengingat,

memahami isi bacaan, menganalisis, menilai, dan memproduski. Kategori kurang

tersebut diketahui karena mahasiswa belum memiliki kebiasaan membaca, kondisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

9

kesehatan yang tidak baik mempersulit mahasiswa dalam membaca, mahasiswa

hanya membaca jenis bacaan tertentu, mahasiswa tidak menyiapkan waktu yang tepat

untuk membaca, mahasiswa sangat kesulitan mengahadapi faktor teks, pengaruh

budaya lisan, dan media elektronik khususnya televisi tinggi.

Dilihat dari penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa (a) kemampuan

membaca pelajar masih rendah, (b) pendekatan pembelajaran dapat menjadi alternatif

untuk meningkatkan kemampuan membaca kritis, (c) penggunaan media dapat

meningkatkan kemampuan membaca kritis, serta (d) kebiasaan membaca belum

tumbuh sempurna dalam diri pelajar.

Melalui penelitian yang sudah dijabarkan di atas, dan juga beberapa simpulan

yang sudah dibuat, penelitian ini merupakan penelitian baru, yaitu penelitian yang

menitikberatkan pada faktor kemampuan membaca kritis siswa. Penelitian yang akan

dilaksanakan di SMA N 1 Kasihan ini akan menggunakan teknik pengumpulan data

observasi, kuesioner, tes, dan wawancara. Tes digunakan untuk melihat kemampuan

membaca kritis siswa, sedangkan observasi, kuesioner dan wawancara digunakan

untuk menentukan faktor kemampuan membaca kritis siswa.

2.2 Kajian Teoretis

2.2.1 Membaca Kritis

2.2.1.1 Pengertian Membaca Kritis

Membaca kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara bijaksana,

penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari

kesalahan (Albert (et al) 1916b: 1 dalam Tarigan, 2008: 92). Sementara itu, Soedarso

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

10

(2000: 71-72) mengemukakan bahwa membaca kritis adalah cara membaca dengan

melihat motif penulis dan menilainya. Kegiatan membaca kritis memerlukan tiga

aspek, (1) cepat, (2) akurat, dan (3) kritis. Aspek cepat ialah kecepatan dalam

membaca sebuah bacaan. Aspek akurat ialah pembaca mampu menelaah suatu bacaan

berdasarkan tingkat ketidakrelevansian dengan ketidakbenaran. Aspek kritis ialah

pembaca mampu menerima pikiran penulis dari tulisan, kelogisan, kebenaran, atau

menurut realitas, dan menolak yang tidak berdasar dan tidak benar.

Dilihat dari pendapat kedua ahli di atas, kegiatan membaca kritis dapat

dilakukan pada saat pembaca mulai dapat membahas permasalahan bersama penulis

melalui tulisannya. Membaca kritis berarti pembaca mampu menganalisis dan menilai

bacaan tersebut. Kemampuan membaca kritis dapat dilihat dari hasil analisis dan

penilaiannya terhadap suatu bacaan. Membaca kritis berarti membaca dengan

menganalisis tulisan penulis, lalu mengkritisi menilai baik-buruknya suatu bacaan.

Pembaca mengahargai pendapat penulis, mengevaluasi tekniknya, pertimbangannya,

dan menguji alasannya dengan alasan yang logis, dengan interpretasi yang berdasar

(Soedarso, 2000: 72). Untuk itu, pembaca perlu mempunyai latar belakang yang luas

dan pengetahuan yang mendalam.

Membaca kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan guna memberikan

respons atas ide-ide yang dituangkan pengarang dalam teks yang ditulisnya.

Berdasarkan pengertian ini, metode membaca kritis adalah serangkaian upaya yang

dilakukan pembaca guna mampu memahami makna tersurat dan makna tersirat yang

terkandung dalam sebuah bacaan. Selanjutnya, pembaca mampu memberikan respons

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

11

dan mengevaluasi tulisan yang disusun penulis dalam teksnya. Dengan demikian,

tujuan metode ini adalah untuk membekali siswa kemampuan (1) memahami makna

yang terkandung dalam bacaan, (2) merespons secara aktif isi bacaan, dan (3)

mengevaluasi isi bacaan (Abidin, 2012: 101-102).

Dilihat dari penjelasan di atas, membaca kritis diharapkan dapat membuat

siswa memahami bacaan. Memahami bacaan yaitu dengan memberikan tanggapan

dari ide-ide yang dituangkan oleh pengarang. Ide-ide yang dituliskan tergantung

dengan jenis bacaan yang ditulis. Jenis bacaan yang ringan akan lebih memudahkan

pembaca dalam memahami bacaan, sedangkan dalam bacaan yang sedikit berat akan

menuntut pembaca untuk memahami bacaan dengan cara menginterpretasi bacaan

yang ada.

Selanjutnya ialah merespons isi bacaan. Pembaca diharapkan dapat

menanggapi bacaan yang ada. Tanggapan dapat berupa kritik, saran, maupun

pengoreksian dari kesalahan suatu bacaan. Selanjutnya ialah mengevaluasi isi bacaan,

mengevaluasi isi bacaan adalah tindak lanjut dari respons pembaca. Evaluasi yang

dimaksud dapat berupa penilaian bacaan secara keseluruhan. Penilaian ini juga harus

dibarengi dengan argumen yang membangun agar penialaian yang dilakukan dapat

terbilang baik.

Untuk mampu mengkritisi bacaan seorang pembaca harus terlebih dahulu

memahami bacaan tersebut (Abidin, 2012: 102). Memiliki kemampuan membaca

kritis merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi agar pembaca mampu

dikatakan sebagai pembaca yang efektif. Membaca kritis tidak sebatas membaca

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

12

makna-makna yang terkandung dalam baris-baris bacaan, tetapi membaca untuk

menghasilkan sebuah keputusan dan penilaian atas fakta-fakta yang tersaji dalam

bacaan. Membaca kritis mempersyaratkan kemampuan membaca untuk menghasilkan

ide-ide baru, mengembangkan wawasan baru, dan menggunakan pendekatan yang

lebih segar dan asli dalam menganalisis ide yang ditawarkan penulis.

Membaca kritis adalah membaca untuk memahami isi bacaan secara rasional,

kritis, mendalam, disertai keterlibatan pikiran untuk menganalisis bacaan. Di sini,

pembaca akan mencamkan lebih dalam materi yang dibacanya. Seorang pembaca

kritis menggunakan empat cara secara aktif. Keempat hal itu meliputi bertanya

(seolah-olah berdialog dengan teks bacaan), menyimpulkan, menghubungkan satu

keterampilan dengan keterampilan lain, serta menilai ide-ide dalam bacaan (Winarno,

2012: 84). Berarti, pembaca harus mampu berpikir sejalan dengan tulisan pengarang,

menyimpulkan bacaan, memberikan opini pada suatu bacaan, dan menilai isi bacaan.

Dilihat dari beberapa pendapat membaca kritis, pembaca harus mampu

menilai, memilah, dan membentuk opini sendiri atas apa yang sudah dibacanya.

Pembentukan dasar membaca kritis ialah menilai dan memilah. Ketelitian dapat

terlihat dari evaluasi pembaca terhadap suatu tulisan. Dapat disimpulkan bahwa

kegiatan membaca yang dapat disebut membaca kritis ialah kegiatan membaca yang

menitikberatkan pada (1) kecepatan, (2) keakuratan, (3) kekritisan, dengan tujuan

untuk dapat (1) memahami makna yang terkandung dalam bacaan, (2) merespons

secara aktif isi bacaan, dan (3) mengevaluasi isi bacaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

13

2.2.1.2 Tujuan Membaca Kritis

Membaca kritis meliputi penggalian lebih mendalam di bawah permukaan,

upaya untuk menemukan bukan hanya keseluruhan kebenaran mengenai apa saja

yang dikatakan, tetapi juga (dan inilah yang telah penting pada masa-masa

selanjutnya) menemukan alasan-alasan mengapa sang penulis mengatakan apa yang

dikatakannya (Tarigan: 2008: 92).

Pada umumnya, membaca kritis menuntut pembaca agar dapat melakukan

kegiatan seperti yang dijelaskan di bawah ini. Berikut tujuan membaca kritis menurut

Tarigan (2008: 93-119):

1) Memahami maksud penulis;

Kebanyakan tulisan memenuhi satu (atau lebih) dari keempat tujuan

umum wacana (discourse) yaitu: memberitahu (to inform), meyakinkan (to

convince), mengajak, mendesak, meyakinkan (to persuade), atau menghibur

(to entertain). Jadi, dalam satu bacaan pasti memiliki minimal satu tujuan.

Pembaca dapat menerka tujuan yang ada dalam bacaan sesuai dengan tujuan

yang dituliskan sebelumnya (Tarigan, 2008: 93).

2) Memanfaatkan kemampuan membaca dan berpikir kritis;

Kemampuan membaca dan berpikir kritis juga menuntut agar kita sadar

akan sikap-sikap serta prasangka-prasangka kita sendiri, dan unsur-unsur lain

dalam latar belakang pribadi kita yang mungkin memengaruhi kegiatan

membaca dan berpikir kita. Misalnya, kalau ayah kita adalah pedangan, atau

buruh, mungkin saja mempunyai sikap-sikap tertentu terhadap organisasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

14

buruh atau serikat pekerja yang akan mencegah pembicaraan kita mengenai

pemogokan yang mengancam dengan suatu cara yang objektif (Tarigan, 2008:

94-95).

3) Memahami organisasi dasar tulisan;

Penyajian seorang penulis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pendahuluan,

isi, dan kesimpulan. Pada bagian pendahuluan biasanya penulis menulis satu

atau lebih paragraf untuk memperkenalkan subjeknya beserta pendekatan

khusus terhadap tema. Pada bagian isi, penulis biasanya membagi dua, tiga,

atau empat bagian utamanya untuk mengutarakan kasus yang diangkat secara

gamblang. Terakhir yaitu bagian kesimpulan, penulis biasanya menegaskan

kembali bahasan apa saja yang sudah dibahas di bagian isi dengan menuliskan

penutup dan kesimpulan (Tarigan, 2008: 96-97).

4) Dapat menilai penyajian penulis/pengarang;

Pembaca yang kritis harus dapat mendeteksi informasi, logika, bahasa,

kualifikasi, dan sumber informasi yang dipergunakan oleh pengarang yang

ada dalam tulisan. 1) Apakah informasi yang disajikan memiliki keterangan

sumber yang jelas atau tidak? Apakah informasinya sesuai dengan judul atau

tidak? 2) Dari segi logika, apakah penulis gagal membedakan fakta dengan

pendapat? Apakah terdapat analisis dalam argumen-argumennya? 3) Dilihat

dari segi bahasa, apakah penulis menyajikan emosi atau perasaannya di dalam

tulisan? Apakah pilihan-pilihan katanya mencerminkan prasangka-prasangka?

4) Dari segi kualifikasi dilihat dari penulis itu sendiri, siapakah dia? Apa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

15

perannya hingga mampu membahas topik yang ditulisnya? 5) Sumber

informasi yang dipakai penulis diambil dari mana? Buku, majalah atau

internet? Pertanyaan yang patut ditanyakan ialah apakah sumber tersebut

dapat dipercaya atau tidak? (Tarigan, 2008: 98-101).

5) Dapat menerapkan prinsip-prinsip kritis pada bacaan sehari-hari;

Pembaca yang sudah berpengalaman akan tahu pada bagian manakah ia

harus membaca pelan dan membaca cepat. Terdapat tiga penerapan prinsip

dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam media cetak atau koran: 1)

Penyensoran tersembunyi, biasanya tidak semua koran menampilkan

informasi sesuai dengan topik-topik yang terdapat dalam kolom. 2) Pilihan

bahasa, mungkinkah koran-koran yang ada menggunakan kata-kata objektif

atau kata-kata hasil keputusan editorial. 3) Posisi, posisi dan panjangnya suatu

artikel dapat mecerminkan skema nilai pada editor (redaktur), apakah mereka

yang akan memberikan informasi yang benar atau menggunakan berita untuk

kepentingan pribadi (Tarigan, 2008: 104-105).

6) Meningkatkan minat baca, kemampuan baca, dan berpikir kritis;

Meningkatkan minat baca, hanya membutuhkan dua usaha: 1)

Menyediakan waktu untuk membaca, setiap orang dapat menyisihkan

beberapa waktunya untuk membaca agar mendapatkan informasi baru. 2)

Memilih bacaan yang baik, bacaan yang baik ialah bacaan yang sesuai dengan

psikologis pembaca dan juga kebutuhan pembaca. Misalnya, untuk

kesenangan, karena motivasi, dan lain-lain (Tarigan, 2008: 105-108).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

16

7) Mengetahui prinsip-prinsip pemilihan bahan bacaan;

Prinsip pemilihan bacaan ialah: 1) Buku-buku yang pantas dibaca,

buku yang pantas dibaca ialah buku yang dapat memberikan informasi baru,

sedangkan buku yang tidak dapat memberikan informasi baru ialah bacaan

yang tidak pantas dibaca. 2) Norma-norma kritis, norma-norma kritik yang

dimaksud ialah standar-standar tertentu yang dapat mengukur kebaikan-

kebaikan suatu buku, film, dan lain-lain. Norma-norma yang harus

dipertimbangkan ialah i) Norma-norma estetik, memberikan pengetahuan

apakah buku yang dibaca memiliki kualitas yang membuatnya menjadi karya

seni yang bermanfaat serta dapat menarik perhatian dan hati sanubari kita. ii)

Norma-norma sastra, memberikan pengetahuan bahwa kualitas dan

karakteristik menunutut kebutuhan manusia terhadap keindahan. iii) Norma-

norma moral, memberikan manusia pengetahuan tentang tata krama di

keluarga maupun sekitar (Tarigan, 2008: 108-116).

8) Membaca majalah atau publikasi-publikasi periodik yang serius.

Membaca majalah atau publikasi priodik yang serius dapat

mengembangkan kemampuan membaca kritis kita setelah keluar dari bangku

sekolah. 1) Tingkat-tingkat tuntutan/daya pikat, biasanya bacaan majalah atau

publikasi periodik menerbitkan bacaan sesuai dengan tujuan, menghibur,

memberi informasi, dan lain sebagainya. Banyak juga bagian dari majalah

yang tidak dapat dibaca satu per satu menuntut pembaca agar membaca secara

sekilas namun harus dapat menilai isi bacaan dan membuat opini sendiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

17

terhadap suatu bacaan tersebut. 2) Analisis komparatif terhadap dua artikel,

membandingkan dua artikel memiliki kelebihan tersendiri, kita dapat lebih

mudah menilai tulisan manakah yang dirasa mengada-ada dan tulisan

manakah yang ditulis sesuai dengan fakta. Analisis itu dapat dilihat dari

pemikiran pembaca setelah mengikuti alur berpikir penulis masing-masing

tulisan (Tarigan, 2008: 116-119).

2.2.2 Faktor Penentu Kemampuan Membaca

Kemampuan membaca dapat ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor

ini dapat menjadi kelebihan maupun hambatan, tergantung individu masing-masing.

Berikut adalah faktor penentu kemampuan membaca menurut Tampubolon (1987:

242-244 ):

a. Kompetensi Kebahasaan

Penguasaan bahasa secara keseluruhan, terutama tata bahasa dan kosa

kata, termasuk berbagai arti dan nuansa serta ejaan dan tanda-tanda baca, dan

pengelompokan kata. Afiksasi dalam bahasa Indonesia memegang peranan

yang sangat penting, oleh karena itu bagian tata bahasa ini perlu dikuasai

benar-benar.

b. Kemampuan Mata

Keterampilan mata mengadakan gerakan-gerakan membaca yang

efisien. Gerakan-gerakan yang dimaksud ialah sakade, fiksasi, lompatan

kembali, jangkauan penglihatan, dan jangkauan pemahaman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

18

c. Penentuan Informasi Fokus:

Menentukan lebih dahulu informasi yang diperlukan sebelum mulai

membaca pada umumnya dapat meningkatkan efisiensi membaca.

1) Informasi fokus dalam kalimat ialah proposisi dan kata-kata kunci.

2) Dalam paragraf, informasi fokus ialah pikiran pokok yang terkandung

dalam kalimat topik dan (bila perlu) pikiran jabaran yang terkandung

dalam kalimat-kalimat jabaran. Informasi fokus terkandung dalam

kalimat-kalimat jabaran. Informasi fokus dapat juga merupakan pengertian

keseluruhan paragraf, yaitu jalinan hubungan pikiran pokok dan pikiran-

pikiran jabaran.

3) Dalam artikel, informasi fokus ialah pikiran pokok dan pikiran-pikiran

jabaran (bila perlu). Pikiran pokok dapat diduga berdasarkan isi judul dan

paragraf atau paragraf-paragraf pendahuluan. Informasi fokus dapat juga

merupakan pengertian keseluruhan artikel, yaitu, jaringan hubungan antara

pikiran-pikiran keseluruhan paragraf.

4) Dalam surat kabar, informasi fokus adalah fakta (siapa, apa, di mana,

apabila, dan mengapa) dan opini. Fakta-fakta pada umumnya terdapat

dalam paragraf atau paragraf-paragraf pendahuluan berita. Opini terdapat

dalam tajuk rencana, pojok, komentar, dan karikatur yang ditulis atau

dibuat oleh redaksi, serta dalam tulisan-tulisan (karangan-karangan) orang

lain yang dimuat dalam surat kabar bersangkutan. Isi iklan juga menjadi

informasi fokus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

19

5) Informasi fokus dalam buku ialah pikiran pokok dan pikiran-pikiran

jabaran (bila perlu). Pikiran pokok dapat diduga berdasarkan judul, daftar

isi, dan isi pendahuluan. Informasi fokus dapat juga merupakan pengertian

keseluruhan isi buku, yaitu, jaringan hubungan antara pengertian-

pengertian semua bab dan bagian-bagiannya.

6) Infomasi fokus juga dapat berupa informasi tertentu yang bersifat khusus

dan umum yang dapat ditemukan dalam bagian tertentu dari suatu bacaan,

tanpa membaca bagian-bagian lain. Pengertian suatu istilah, misalnya,

adalah informasi khusus yang dapat ditemukan dalam bagian tertentu dari

suatu buku, dengan melihat indeks buku terlebih dahulu. Informasi umum

tentang berita-berita surat kabar dapat ditemukan dengan hanya membaca-

layap judul-judul berita utama.

7) Jika bacaan diikuti oleh pertanyaan-pertanyaan, maka pertanyaan-

pertanyaan itu dapat juga merupakan informasi fokus. Oleh sebab itu,

sebelum mulai membaca, sebaiknya pertanyaan-pertanyaan itu dibaca

lebih dahulu dan sedapat mungkin diingat, sehingga pikiran dapat

ditujukan pada penemuan jawaban pertanyaan-pertanyaan itu.

8) Khusus dalam hal membaca teks ujian dan pertanyaan-pertanyaan, dapat

juga dilakukan sebagai berikut: pertanyaan-pertama (sebagai infomasi

fokus) dibaca dulu, kemudian teksnya dibaca sampai jawaban pertanyaan

itu ditemukan. Demikianlah dilakukan dengan setiap pertanyaan lainnya.

Cara ini dilakukan, karena jumlah pertanyaan ujian biasanya banyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

20

sehingga tak mungkin diingat. Di samping itu, ujian bukan lagi merupakan

latihan kemampuan membaca yang jumlah kata dan waktu membaca harus

dihitung.

d. Teknik-teknik dan Metode-metode Membaca:

Cara-cara membaca yang paling efisien dan efektif untuk menemukan

informasi fokus yang diperlukan. Teknik-teknik yang umum ialah: baca-pilih,

baca-lompat, baca-layap, dan baca-tatap. Di samping itu, dalam membaca

untuk studi, ada dua metode yang biasanya dipergunakan, yaitu, CATU (Cari,

Tulis kembali, Uji) dan SURTABAKU (Survei, Tanya, Baca, Katakan,

Ulang).

e. Fleksibilitas Membaca

Kemampuan menyesuaikan strategi membaca dengan kondisi-baca.

Strategi membaca ialah teknik dan metode membaca, kecepatan membaca dan

gaya membaca (santai, serius, dengan konsentrasi, dan lain-lain). Kondisi

baca ialah tujuan membaca informasi fokus, dan materi bacaan dalam arti

keterbacaan.

f. Kebiasaan Membaca

Minat (keinginan, kemauan, dan motivasi) dan keterampilan membaca

yang baik dan efisien, yang telah berkembang dan membudaya secara

maksimal dalam diri seseorang.

Jika faktor-faktor di atas telah dipahami dan dikuasai (dalam arti teoretis dan

praktis) oleh seseorang, maka biasanya dia akan memiliki kemampuan membaca

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

21

yang maksimal. Dengan demikian, dapat juga dikatakan bahwa tujuan pelajaran

membaca lanjut (dalam hal ini yang dimaksud ialah di lembaga-lembaga pendidikan

formal) ialah membina dan mengembangkan penguasaan atas keenam faktor tersebut

oleh setiap siswa atau mahasiswa hingga taraf semaksimal mungkin. Selain di

pendidikan formal, setiap orang dapat juga membina dan mengembangkan faktor-

faktor tersebut dalam dirinya sendiri, setelah memahami informasi-informasi yang

ada, asal ada kemauan dan disiplin diri.

Oleh karena itu, membaca ialah kegiatan yang sangat penting bagi

pengembangan kognitif manusia. Membaca membantu otak bekerja dengan sempurna,

otak yang difungsikan untuk dapat berpikir dan menyerap informasi akan bekerja

secara aktif. Tekad adalah salah satu penentu kemampuan membaca kritis.

Pendidikan tinggi saja belum dapat menentukan apakah seseorang itu memiliki

keterampilan membaca kritis.

Berbeda halnya dengan Tampubolon, Lamb dan Arnold (1976) (dalam Rahim

2007: 16) membagi faktor yang memengaruhi kemampuan membaca dalam beberapa

faktor, yaitu fisiologis, intelektual, lingkungan, dan psikologis.

a. Faktor Fisiologis

Faktor fisiologi mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis,

dan jenis kelamin. Gangguan pada alat bicara, alat pendengaran, dan alat

penglihatan bisa memperlambat kemajuan belajar membaca anak. Anak yang

memiliki gangguan berbicara dan pendengaran akan sulit terdeteksi. Namun,

anak yang memiliki gangguan penglihatan dapat terlihat pada saat ia sering

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

22

menggosok-gosok matanya, menggososk mata ialah salah satu indikasi bahwa

anak terganggu dalam hal membaca, misalnya buram, remang-remang, dan

lain sebagainya.

b. Faktor Intelektual

Menurut Wechster (Harris dan Sipay, 1980, dalam Rahim, 2007: 17)

mengemukakan bahwa inteligensi ialah kemampuan global individu untuk

bertindak sesuai dengan tujuan, berpikir rasional, dan berbuat secara efektif

terhadap lingkungan. Walaupun inteligensi berpengaruh, namun banyak ahli

berpendapat bahwa inteligensi tidak sepenuhnya memengaruhi kemampuan

membaca. Faktor metode mengajar guru, prosedur, dan kemampuan guru juga

ikut memengaruhi kemampuan membaca anak.

c. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan mencakup (1) Latar belakang dan pengalaman

siswa di rumah, dan (2) Sosial ekonomi keluarga siswa.

(1) Latar Belakang dan Pengalaman Siswa di Rumah

Rubin (1993, dalam Rahim, 2007: 18) mengemukakan bahwa orangtua

yang hangat, berdemokratis, bisa mengarahkan anak-anak mereka pada

kegiatan yang berorientasi pendidikan, suka menantang anak untuk

berpikir, dan suka mendorong anak untuk mandiri merupakan orangtua

yang memiliki sikap yang dibutuhkan anak sebagai persiapan yang baik

untuk belajar di sekolah. Selanjutnya dijelaskan bahwa, orangtua yang

mempunyai minat yang besar terhadap kegiatan sekolah di mana anak-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

23

anak mereka belajar, dapat memacu sikap positif anak terhadap belajar,

khususnya belajar membaca. Jadi, kemampuan membaca juga dipengaruhi

oleh lingkungan di sekitar rumah.

(2) Faktor Sosial Ekonomi

Faktor sosioekonomi, orang tua, dan lingkungan tetangga merupakan

faktor yang membentuk lingkungan rumah siswa. Beberapa peneliti

memperlihatkan bahwa status sosioekonomi siswa memengaruhi

kemampuan verbal siswa. Semakin tinggi status sosioekonomi siswa

semakin tinggi kemampuan verbal siswa. Selanjutnya dijelaskan bahwa,

anak-anak yang berasal dari rumah yang memberikan banyak kesempatan

membaca, dalam lingkungan yang penuh dengan bahan bacaan yang

beragam akan mempunyai kemampuan membaca yang tinggi (Craley &

Mountain, 1995 dalam Rahim, 2007: 19).

d. Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang memengaruhi kemampuan membaca ialah (1)

motivasi, (2) minat, dan (3) kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri.

(1) Motivasi

Motivasi adalah faktor kunci dalam belajar membaca. Crawley dan

Mountain (1995 dalam Rahim, 2007: 20) mengemukakan bahwa motivasi

ialah sesuatu yang mendorong seseorang belajar atau melakukan suatu

kegiatan. Motivasi belajar memengaruhi minat dan hasil belajar siswa.

Selain itu, Rubin (1993 dalam Rahim, 2007: 20) mengemukakan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

24

salah satu fakor yang sangat penting bagi kesuksesan belajar ialah

motivasi, keinginan, dorongan, dan minat yang terus-menerus untuk

mengerjakan suatu pekerjaan. Oleh karena itu, guru dapat berperan aktif

dalam memotivasi siswa agar siswa lebih giat dalam membaca.

(2) Minat

Minat baca ialah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang

untuk membaca. Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan

diwujudkannya dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan

kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri. Frymeir (Crawley dan

Mountain, 1995 dalam Rahim, 2007: 28) mengidentifikasi tujuh faktor

yang memengaruhi perkembangan minat anak. Faktor-faktor itu ialah: a)

pengalaman sebelumnya, b) konsepsinya tentang diri, c) nilai-nilai, d)

mata pelajaran yang bermakna, e) tingkat keterlibatan tekanan, dan f)

kekompleksitasan materi pelajaran.

(3) Kematangan Sosio dan Emosi serta Penyesuaian Diri

Ada tiga aspek kematangan emosi dan sosial, yaitu (1) stabilitas emosi,

(2) kepercayaan diri, dan (3) kemampuan berpartisipasi dalam kelompok.

Anak-anak biasanya selalu mudah marah, mudah emosi, dan kurang dapat

mengontrol diri. Anak-anak yang dapat mengontrol emosinya akan lebih

mudah memusatkan perhatiannya pada teks bacaan. Percaya diri juga

patut dibina, agar siswa mampu bekerja secara mandiri dalam

menjalankan tugas membacanya tanpa bergantung pada orang dewasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

25

Kemampuan berpartisipasi dalam kelompok ialah gabungan dari

pengontrolan emosi dan percaya diri anak. Anak yang dapat mengontrol

emosi dan memiliki rasa percaya diri yang cukup akan lebih mudah untuk

bergabung dalam kelompok.

Sejalan dengan Tampubolon, Lamb dan Arnold, Pujiono (2008: 4) juga

membagi faktor kemampuan membaca menjadi dua faktor, yaitu internal dan

eksternal. Faktor internal berkaitan dengan motivasi, pengetahuan/pengalaman,

ketertarikan, kebermanfaatan, dan kesehatan. Untuk faktor eksternal yaitu terkait

dengan lingkungan, seperti suasana, cahaya, suara, waktu, dan ruangan. Selain itu,

ada juga faktor eskternal yang berkaitan dengan teks yaitu pada bahasa, pilihan kata,

setting/tata tulis, keterbacaan, dan isi bacaan.

Berdasarkan penjelasan dari Tampubolon, Lamb dan Arnold, serta Pujiono,

disimpulkan bahwa faktor penentu kemampuan membaca dapat mencakup:

a. Faktor internal

1) Kompetensi kebahasaan.

2) Kemampuan mata.

3) Penentuan informasi fokus.

4) Fleksibelitas membaca.

5) Kebiasaan membaca.

6) Fisiologis.

7) Inteligensi atau intelektual.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

26

8) Psikologis: motivasi, minat, dan kematangan sosio dan emosi serta

penyesuaian diri.

9) Pengetahuan/pengalaman.

10) Kebermanfaatan.

b. Faktor eksternal

1) Teknik-teknik dan metode-metode membaca.

2) Faktor Lingkungan: latar belakang dan pengalaman siswa di rumah dan

Faktor sosial ekonomi.

3) Berkaitan dengan teks: bahasa, pilihan kata, setting/tata tulis,

keterbatasan, dan isi bacaan.

4) Waktu baca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kuantitatif-kualitatif. Metode

kuantitatif ialah metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah

ilmiah yaitu konkret/empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis (Sugiyono,

2012: 7). Metode kualitatif disebut metode interpretative karena data hasil penelitian

lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di lapangan

(Sugiyono, 2012: 7-8). Deskriptif ialah melakukan analisis hanya sampai pada taraf

deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat

lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. (Azwar, 2012: 5-6).

Metode kuantitatif disebut kuantitatif karena data penelitian berupa angka-

angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2012: 7). Creswell (1998 dalam

Noor, 2011:34) menyatakan penelitian kualitatif sebagai suatu gambaran kompleks,

meneliti kata-kata, laporan terisi dari pandangan responden, dan melakukan studi

pada situasi yang alami. Penelitian kualitatif merupakan riset yang bersifat deskriptif

dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Jadi, kuantitatif-

kualitatif ialah metode penelitian yang menggabungkan antara analisis data berupa

statistik dengan analisis data berupa simpulan akhir dari fenomena yang diamati.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu

kondisi atau fenomena tertentu, tidak memilah-milah atau mencari faktor-faktor atau

variabel tertentu (Zulganef, 2008: 11). Jenis deskriptif ialah teknik analisa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

28

memberikan informasi hanya mengenai data yang diamati dan tidak bertujuan

menguji hipotesis serta menarik kesimpulan yang digeneralisasikan terhadap populasi.

Tujuan analisa deskriptif hanya menyajikan dan menganalisa data agar bermakna dan

komunikatif (Purwanto, 2007: 94).

Jadi, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif-kualitatif untuk

menentukan faktor kemampuan membaca kritis pada kelas XI MIA 2 di SMA Negeri

1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 dengan menggunakan

statistik dan interpretasi sebagai analisis datanya. Selain itu, peneliti juga

menggunakan deskripsi untuk menganalisis data dengan kata-kata agar lebih mudah

dipahami.

3.2 Sumber Data dan Data

Populasi adalah sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Prastowo, 2014: 44-45). Lalu, luas

sampel yang ada pada penelitian ini ialah sama dengan populasi dari data. Sumber

data penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA 2 di SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul,

Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Sekolah yang beralamat di Jl. Bugisan Selatan,

Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta ini menjadi sumber data penelitian ini,

khususnya kelas XI MIA 2.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Koentjaraningrat (1990, dalam Zulganef, 2008: 159) data adalah

catatan-catatan fakta-fakta yang didapatkan dari hasil wawancara, pengamatan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

29

catatan mengenai perhitungan-perhitungan jumlah dan frekuensi-frekuensi kegiatan

sosial, catatan mengenai pengukuran-pengukuran bidang, volume, dan intensitas

benda dan aktivitas kebudayaan, catatan-catatan kutipan dari bahan dokumen, dan

surat kabar. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan

pengamatan atau observasi, membagikan kuesioner, memberikan tes, dan wawancara.

Pengumpulan data ini berguna untuk melihat kemampuan membaca kritis dan faktor

kemampuan membaca kritis siswa. Berikut ialah tabel metode pengumpulan data.

Tabel 3.1 Metode Pengumpulan Data

No. Metode Pengumpulan

Data

Data yang Akan Dikumpulkan

1. Observasi Proses pembelajaran yang memengaruhi

kemampuan membaca kritis, serta melihat

faktor kemampuan membaca kritis.

2. Kuesioner Faktor eksternal dan faktor internal yang

memengaruhi kemampuan membaca kritis.

3. Tes Kemampuan membaca kritis siswa.

4. Wawancara Kegiatan siswa dalam membaca untuk

melihat faktor kemampuan membaca kritis

siswa.

3.4 Instrumen

Jenis dan banyaknya instrumen yang disusun disesuaikan dengan keperluan

pengumpulan data (Arikunto, 1988: 47). Instrumen penelitian ini berupa tes dan

nontes. Instrumen tes digunakan untuk menentukan kemampuan membaca kritis

siswa, sedangkan nontes berupa observasi, kuesioner, dan wawancara untuk

mengetahui faktor kemampuan membaca siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

30

1. Pengamatan (observasi) merupakan cara untuk mendapatkan informasi

dengan cara mengamati objek secara cermat dan terencana (Nurgiyantoro,

2013: 93). Observasi atau pengamatan yang dilakukan ialah mengamati

sejauh mana kemampuan membaca kritis siswa selama proses

pembelajaran. Selain kegiatan dalam membaca kritis, peneliti juga

mengobservasi bagaimana kegiatan pramembaca yang dilakukan oleh

guru, apakah mampu membangkitkan keingintahuan siswa dalam aspek

membaca atau tidak. Adapun kisi-kisi observasi dapat dilihat pada

Lampiran 1.

2. Kuesioner (Questionnaire) atau angket, merupakan serangkaian (daftar)

pernyataan tertulis yang ditujukan kepada peserta didik (dalam penelitian:

responden) mengenai masalah-masalah tertentu, yang bertujuan untuk

mendapatkan tanggapan dari peserta didik (responden) tersebut

(Nurgiyantoro, 2013: 91). Kuesioner atau angket yang diberikan akan

menentukan faktor kemampuan membaca siswa. Kuesioner berupa

beberapa pernyataan menyangkut kegiatan membaca dan kemampuan

membaca siswa. Pernyataan diisi sesuai dengan perintah dalam kuesioner

yang dibagikan. Adapun kisi-kisi kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 2.

3. Tes merupakan sebuah instrumen atau prosedur yang sistematis untuk

mengukur suatu sampel tingkah laku, misalnya untuk menjawab

pertanyaan ―seberapa baik (tinggi) kinerja seseorang‖ yang jawabannya

berupa angka (Gronlund, 1985: 5 dalam Nurgiyantoro, 2013: 105). Tes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

31

yang diberikan pada siswa ialah berupa tes membaca, yaitu membaca

kritis. Tes ini menggunakan uji coba terpakai, artinya responden uji coba

termasuk dalam uji coba sesungguhnya. Siswa diminta untuk menjawab

pertanyaan yang sudah disediakan dengan sebaik-baiknya. Tes ini akan

menentukan kemampuan membaca kritis pada siswa. Adapun kisi-kisi tes

dapat dilihat pada Lampiran 3.

4. Wawancara (interview, interviu) merupakan suatu cara yang dipergunakan

untuk mendapatkan informasi dari responden (peserta didik, orang yang

diwawancarai) dengan melakukan tanya jawab sepihak (Nurgiyantoro,

2013: 97). Tipe wawancara yang dipakai ialah wawancara bebas terpimpin.

Artinya, responden diberi kebebasan menjawab sesuai dengan

pendapatnya, namun responden tetap menjawab sesuai dengan pertanyaan

yang sudah disediakan. Wawancara yang dilakukan untuk menentukan

faktor kemampuan membaca kritis siswa. Pertanyaan yang akan

ditanyakan sesuai dengan instrumen pertanyaan yang sudah disediakan.

Pertanyaan yang disediakan oleh peneliti sebagai bahan acuan dan sumber

dapat bercerita tentang pengalamannya dalam membaca dengan tetap pada

jalur pertanyaan yang sudah dibuat peneliti. Adapun kisi-kisi wawancara

dapat dilihat pada Lampiran 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

32

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini yaitu

dengan mendeskripsikan observasi yang dilakukan, menghitung jumlah kuesioner

berdasarkan skala Likert, hasil tes kemampuan membaca kritis dihitung

menggunakan ITK (Indeks Tingkat Kesulitan) soal, dan hasil wawancara

menggunakan deskriptif.

3.5.1 Observasi

Teknik analisis data observasi ini termasuk observasi terstruktur. Dalam

pengamatan berstruktur, kegiatan pengamatan, telah diatur dan dibatasi dengan

kerangkan kerja tertentu yang telah disusun secara sistematis. Isi, maksud, atau hal

apa saja yang diamati telah ditetapkan dan dibatasi (Nurgiyantoro, 2013: 93).

Komponen yang dinilai nanti akan diberi tanda (√) pada bagian ―Tampak‖ atau

―Tidak Tampak‖. Observasi dilakukan untuk melihat kegiatan belajar mengajar yang

dilakukan guru maupun siswa.

3.5.2 Kuesioner

Teknik analisis data kuesioner ini dilakukan dengan cara menjumlahkan tanda

(√) pada setiap butir pernyataan kuesioner. Setiap aspek pedoman kuesioner berisi

pernyataan yang merujuk pada kegiatan membaca dan aspek membaca lainnya.

Jumlah butir penyataan pada kuesioner ini sebanyak 30 butir. Kuesioner akan

dihitung dengan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

33

(Riduwan, 2013: 15). Kuesioner yang dibagikan menggunakan kuesioner lima pilihan,

1, 2, 3, 4, 5.

Sangat Setuju (SS) = 5

Setuju (S) = 4

Netral (N) = 3

Tidak Setuju (TS) = 2

Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

Penghitungan skor, dihitung seperti berikut.

Total responden yang menjawab X Skor butir pernyataan

Jumlah skor ideal = jumlah responden X 5 (skor) = 30 X 5 = 150 (SS)

Jumlah skor rendah= jumlah responden X 1 (skor) = 30 X 1 = 30 (STS)

Melalui persentase, skor dapat dilihat seperti ini.

20% 40% 60% 80% 100%

Sangat Lemah Lemah Cukup Kuat Sangat Kuat

Selain itu, ditentukan juga kriteria skor pada skala Likert.

Tabel 3.2 Kriteria Skor

Kriteria interpretasi skor

Angka 0%-20% = Sangat Lemah

Angka 20%-40% = Lemah

Angka 40%-60% = Cukup

Angka 60%-80% = Kuat

Angka 80%-100% = Sangat Kuat

Penentuan persentase skor per butir soal, yaitu:

Jumlah skor/skor ideal X 100% = Persentase skor per butir soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

34

3.5.3 Tes

Teknik analisis data tes dilakukan dengan menggunakan Indeks Tingkat

Kesulitan soal. Tingkat kesulitan (item difficulty) adalah pernyataan tentang seberapa

mudah atau sulit butir soal bagi peserta didik yang dikenai pengukuran (Oller, 1979:

246 dalam Nurgiantoro, 2013: 194). Butir soal yang baik adalah yang tingkat

kesulitannya cukupan, tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Butir soal yang

terlalu mudah atau sulit sama tidak baiknya karena keduanya tidak dapat

mencerminkan capaian hasil pembelajaran yang dilakukan karena baik siswa

kelompok tinggi maupun rendah sama-sama berhasil atau gagal.

Oller (1979: 247 dalam Nurgiantoro, 2013: 195) mengemukakan bahwa

semua butir soal dinyatakan layak jika indeks tingkat kesulitannya berkisar antara

0,15 sampai dengan 0,85. Indeks yang di luar itu berarti butir soal terlalu mudah atau

sulit, maka ia perlu direvisi atau diganti. Maksudnya di sini, apabila ITK < 0,15 maka

berarti soal tersebut terlalu sulit sedangkan apabila ITK > 0,85 berarti soal sangat

mudah. Oleh karena itu, perlu direvisi atau diganti. Namun, rentangan interval

tersebut masih terlalu luas, lagi pula indeks 0,15 dan 0,85 juga masih terlihat ekstrem

sulit dan mudah. Maka, ITK yang dapat ditoleransi adalah yang berkisar antara

0,20—0,80 (Nurgiantoro, 2009). ITK 0,00—0,19 adalah butir soal yang berkategori:

sulit dan 0,81—1,00 berpredikat: mudah.

Untuk memudahkan menghitung ITK, peneliti menggunakan rumus yang

diambil dari Nurgiantoro (2013: 1995). Rumus yang digunakan ialah menjumlahkan

jawaban benar kemudian dibagi jumlah peserta tes.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

35

ITK

Keterangan:

ITK = Indeks Tingkat Kesulitan

FK = Total jawaban benar

N = Jumlah peserta tes

Selain itu, untuk melihat hasil rata-rata tes membaca siswa dapat dilihat

menggunakan rumus yang diambil dari Nurgiantoro (2013: 219).

X =

Keterangan:

X = Rata-rata hitung (Mean)

= Total nilai peserta tes

N = Jumlah peserta tes

Untuk mengetahui penentuan kriteria acuan, peneliti menggunakan skala

empat (1-4 atau D-A) milik Nurgiyantoro (2009: 252-253).

Tabel 3.3 Kriteria Acuan Ketuntasan Siswa

Interval

Persentase

Tingkat

Penguasaan

Nilai Ubahan

Skala Empat

Nilai Banyaknya

Siswa (%)

Keterangan

1 – 4 D – A

86 – 100 4 A 27 – 30 Baik sekali dalam membaca kritis

76 – 85 3 B 23 – 26 Baik dalam membaca kritis

56 – 75 2 C 17 – 22 Cukup dalam membaca kritis

10 – 55 1 D 1 – 16 Kurang dalam membaca kritis

Selain menjumlahkan hasil kemampuan membaca kritis siswa, peneliti juga

menghitung kemampuan siswa dalam menjawab soal di setiap aspek pertanyaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

36

Berikut adalah rumus untuk menghitung kemampuan siswa dalam menjawab

pertanyaan di setiap aspek kemampuan membaca kritis.

Jumlah jawaban benar/(Jumlah siswa X Jumlah soal) X 100%

3.5.4 Wawancara

Teknik analisis data wawancara yang akan dilakukan ialah dengan menggali

informasi yang belum ada dalam kuesioner. Wawancara dilakukan dengan

wawancara bebas terpimpin, dalam wawancara bebas terpimpin, di pihak lain,

responden diberi kebebasan untuk menjawab berbagai pertanyaan sesuai dengan

pendapatnya dengan dibatasi oleh ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh

pewawancara, dan keadaan itu ada kemiripan dengan pengisian angket terbuka

(Nurgiyantoro, 2013: 96). Peneliti akan mewawancarai siswa dengan pertanyaan yang

sudah disiapkan peneliti, namun siswa juga dapat menceritakan apapun yang dirasa

sesuai dengan pertanyaan yang diajukan.

Wawancara yang dilakukan pun tidak hanya digunakan untuk menggali

informasi di luar kuesioner yang diberikan, namun juga melihat sejauh mana

kemampuan kebahasaan siswa. Siswa yang mengaku sering membaca akan terlihat

pada saat ia berbicara karena kosakata yang dimilikinya akan lebih beragam. Siswa

yang diwawancarai ialah beberapa siswa yang memiliki nilai tinggi dalam tes

kemampuan membaca dan satu siswa yang memiliki nilai tertinggi dalam kuesioner.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

37

3.6 Jadwal dan Kegiatan Penelitian

Kegiatan penelitian dilakukan pada tanggal 13 Januari 2016 - 20 Januari 2016.

Pada tanggal 13 Januari 2016 peneliti mengobservasi kegiatan belajar mengajar yang

dilakukan oleh guru Bahasa Indonesia dan juga peserta didik di Kelas XI MIA 2.

Selanjutnya, pada tanggal 16 Januari 2016 siswa diberi kuesioner dan tes kemampuan

membaca, lalu pada tanggal 20 Januari 2016 beberapa siswa yang nilainya berada

pada kelompok atas diwawancarai serta siswa yang memiliki nilai tertinggi dalam

pengisian kuesioner akan diambil sebagai sampel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini diambil di SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Subjek

penelitian ini ialah seluruh siswa kelas XI MIA 2 SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul,

Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Siswa kelas XI MIA 2 berjumlah 32 siswa,

namun pada saat peneliti mengambil data untuk tes dan kuesioner hanya terdapat 26

siswa yang hadir, dan enam siswa yang lain tidak hadir karena sakit dan ada yang

mengundurkan diri. Penelitian dimulai dari pengambilan data melalui observasi

belajar mengajar yang dilakukan pada tanggal 13 Januari 2016, lalu dilanjutkan

dengan pengisian kuesioner dan tes kemampuan membaca pada tanggal 16 Agustus

2016, dan yang terakhir adalah wawancara pada tanggal 20 Januari 2016 dengan

beberapa siswa yang memperoleh nilai tinggi dalam tes kemampuan membaca kritis

dan dengan siswa yang memperoleh hasil kuesioner tertinggi.

4.1 Analisis Data

4.1.1 Kemampuan Membaca Kritis

Tes kemampuan membaca kritis dilaksanakan pada tanggal 16 Januari 2016

pukul 08.55-10.15 WIB. Pada pengambilan data untuk tes kemampuan membaca

kritis hanya terdapat 26 siswa dari 32 siswa yang ada. Siswa yang tidak hadir

memiliki keterangan sakit dan ada siswa yang mengundurkan diri.

Terdapat beberapa indikator dalam tes kemampuan membaca kritis. Aspek

pencapaian yang terdapat pada tes kemampuan membaca kritis diadaptasi dari buku

Nurhadi (2008: 145-179), serta simpulan dari peneliti sendiri. Aspek yang dimaksud

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

39

ialah (1) kemampuan mengingat dan mengenai bacaan, (2) kemampuan

menginterpretasi suatu bacaan, (3) kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep ke

dalam bacaan, (4) kemampuan menganalisis suatu bacaan, (5) kemampuan membuat

simpulan, (6) menilai suatu bacaan, dan (7) kemampuan merespons isi bacaan.

Terdapat 30 soal dalam tes ini, tes ini berupa pilihan ganda dengan diberi skor (1) bila

menjawab soal dengan dan benar dan skor (0) bila menjawab soal dengan salah.

Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil bahwa terdapat siswa yang memiliki

nilai tinggi dalam kuesioner, namun memiliki nilai yang rendah dalam tes

kemampuan membaca kritis. Hal ini tentunya tidak selaras dengan hasil yang didapat

dari kedua instrumen. Untuk mengetahui lebih lanjut hasil tes kemampuan membaca

kritis, berikut adalah hasil penghitungan skor 26 siswa.

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Skor Tes Kemampuan Membaca Kritis

No. Aspek Indikator Jumlah

Soal

Nomor

Soal

Jawaban

Benar

Jawaban

Salah

1. Kemampuan

mengingat dan

mengenali

bacaan

1. Kemampuan

mengidentifikasi

isi suatu bacaan.

2. Kemampuan

mengenali opini

dan fakta suatu

bacaan.

3. Kemampuan

mengingat isi

suatu bacaan

1

2

2

4

1,3

2,13

16

13,15

19,0

10

13,11

7,26

2. Kemampuan

menginterpretas

i suatu bacaan

4. Kemampuan

menafsirkan isi

suatu bacaan.

5. Kemampuan

menjelaskan

suatu bacaan.

6. Kemampuan

1

1

1

14

17

15

0

13

11

26

13

15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

40

memahami isi di

antara dua

bacaan.

7. Kemampuan

merangkum

suatu bacaan.

1

30

23

3

3. Kemampuan

mengaplikasika

n konsep-

konsep ke

dalam bacaan

8. Kemampuan

mengikuti

petunjuk bacaan.

9. Kemampuan

menentukan

gagasan utama

sesuai dengan

situasi tertentu

2

2

12,16

7,29

24,18

5,0

2,8

21,26

4. Kemampuan

menganalisis

suatu bacaan

10. Kemampuan

menyelidiki

kelogisan suatu

bacaan.

11. Kemampuan

menentukan

fakta dan opini

suatu tulisan.

12. Kemampuan

menyelidiki

pesan suatu

bacaan.

13. Kemampuan

mengenali detail

penting suatu

bacaan.

1

2

1

2

18

6,24

9

5,25

22

6,24

26

9,6

4

20,2

0

17,20

5. Kemampuan

membuat

simpulan

14. Kemampuan

membuat

simpulan suatu

bacaan.

2

11, 21 14,3 12,23

6. Menilai suatu

bacaan

15. Kemampuan

mendeteksi

kesalahan suatu

bacaan.

16. Kemampuan

memilih bacaan

yang baik dan

tidak baik.

2

1

10,20

19

9,3

4

17,23

22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

41

17. Kemampuan

memperkirakan

kebenaran suatu

bacaan.

2

27,28 3,24 2

7. Kemampuan

merespons isi

bacaan

18. Kemampuan

membuat opini

terhadap suatu

bacaan.

19. Kemampuan

mengonstruksi

suatu bacaan.

3

1

8,22,23

26

23,24,23

3

3,2,3

23

Setelah menghitung jumlah skor jawaban benar dan jawaban salah siswa,

peneliti menghitung Indeks Tingkat Kesulitan (ITK) per butir soal. Untuk

memudahkan menghitung ITK, peneliti menggunakan rumus yang diambil dari

Nurgiantoro (2013: 195). Rumus yang digunakan ialah menjumlahkan jawaban benar

kemudian dibagi jumlah peserta tes.

ITK

Keterangan:

ITK = Indeks Tingkat Kesulitan

FK = Total jawaban benar

N = Jumlah peserta tes

Oller (1979: 247 dalam Nurgiantoro, 2013: 195) mengemukakan bahwa

semua butir soal dinyatakan layak jika indeks tingkat kesulitannya berkisar antara

0,15 sampai dengan 0,85. Indeks yang di luar itu berarti butir soal terlalu mudah atau

sulit, maka ia perlu direvisi atau diganti. Namun, rentangan interval tersebut masih

terlalu luas, lagi pula indeks 0,15 dan 0,85 juga masih terlihat ekstrem sulit dan

mudah. Maka, ITK yang dapat ditoleransi adalah yang berkisar antara 0,20—0,80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

42

(Nurgiantoro, 2009). ITK 0,20—0,40 adalah butir soal yang berkategori: sulit, 0,41—

0,60 berpredikat: sedang, dan 0,61—0,80 berpredikat: mudah. Hasil penghitungan

ITK per butir soal dapat dilihat pada Lampiran 5. Namun, secara garis besar, hasil

perhitungan Indeks Tingkat Kesulitan soal dapat dilihat di bawah ini, berikut adalah

hasil Indeks Tingkat Kesulitan soal yang layak.

Tabel 4.2 Hasil Analisis Indeks Tingkat Kesulitas Soal Layak

SOAL LAYAK

KATEGORI MUDAH SEDANG SULIT

NO. 16 1,2,3,4,11,15,17 5,6,10,25

Selain menghasilkan Indeks Tingkat Kesulitan soal yang layak, Indeks

Tingkat Kesulitan soal pun ditujukan untuk melihat soal yang tidak layak. Berikut

adalah hasil Indeks Tingkat Kesulitan soal pada soal tidak layak.

Tabel 4.3 Hasil Analisis Indeks Tingkat Kesulitan Soal Tidak Layak

SOAL TIDAK LAYAK

KATEGORI TERLALU MUDAH TERLALU SULIT

NO. 7,8,9,12,18,22,23,24,28,30 13,14,19,20,21,26,27,29

Di antara 30 soal terdapat 12 soal dengan predikat soal layak dan 18 soal

dengan predikat tidak layak. Soal yang layak ialah soal dengan kategori mudah,

sedang dan sulit, dengan ITK 0,20—0,40 adalah butir soal yang berkategori: sulit,

0,41—0,60 berpredikat: sedang, dan 0,61—0,80 berpredikat: mudah. Untuk

mengetahui pencapaian skor siswa, berikut ini adalah hasil skor yang dicapai siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

43

Tabel 4.4 Hasil Skor Siswa pada Tes Kemampuan Membaca Kritis

NO. NAMA SISWA SKOR NILAI KATEGORI

1. BAGAS WICAKSONO 16 5,33 KURANG

2. EVA ELMIYAH 15 5 KURANG

3. ABDURROHIM ALIM 15 5 KURANG

4. NADIA NUR AZMI 14 4,66 KURANG

5. CINDY CHRISTELLA CAESARIA 14 4,66 KURANG

6. ARLINA SAKASMARA 14 4,66 KURANG

7. ADE YUDA H 14 4,66 KURANG

8. AMILA NAZLA R 14 4,66 KURANG

9. LINA MAHMUDAH 14 4,66 KURANG

10. HANI ZULFIHAR 14 4,66 KURANG

11. NADHIFA SUSPITANINGTYAS 14 4,66 KURANG

12. NABELLA DIAH P 14 4,66 KURANG

13. DAVID ARTATAMA P 11 3,66 KURANG

14. M. GANDHI 12 4 KURANG

15. INGGRID ANINDHITA K. P. 12 4 KURANG

16. MUH. DAMARIO WIJAYA 12 4 KURANG

17. MUHAMMAD DAHSYAT 12 4 KURANG

18. M. D. MAULANA HAFIDZ 13 4,33 KURANG

19. ELSINA RAHMAWATI 13 4,33 KURANG

20. DIMAS AGISTYATAMA 17 5,66 CUKUP

21. FAISAL SASTRIAWAN 17 5,66 CUKUP

22. AMELYA C. 17 5,66 CUKUP

23. DEVITA VERAWATI 17 5,66 CUKUP

24. DEWI ADILA 18 6 CUKUP

25. FAHMI REZA P. 18 6 CUKUP

26 GUPITA CANDRA KURNIAWAN 18 6 CUKUP

Setelah mengetahui jumlah skor dan nilai yang didapat oleh siswa, peneliti

membuat persentase hasil pencapaian nilai. Untuk mengetahui penentuan kriteria

acuan, peneliti menggunakan skala empat (1-4 atau D-A) milik Nurgiyantoro (2009:

252-253). Berikut adalah persentase hasil ketuntasan siswa dalam tes kemampuan

membaca kritis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

44

Tabel 4.5 Hasil Ketuntasan Siswa pada Tes Kemampuan Membaca Kritis

Interval

Persentase

Tingkat

Penguasaan

Nilai Ubahan

Skala Empat

Nilai Banyaknya

Siswa (%)

Keterangan

1 – 4 D – A

86 – 100 4 A 27 – 30 0 Siswa

(0%)

Baik sekali dalam

membaca kritis

76 – 85 3 B 23 – 26 0 Siswa

(0%)

Baik dalam membaca

kritis

56 – 75 2 C 17 – 22 7 Siswa

(26,92%)

Cukup dalam

membaca kritis

10 – 55 1 D 1 – 16 19 Siswa

(73,07%)

Kurang dalam

membaca kritis

Selain itu, untuk melihat hasil rata-rata tes membaca siswa dapat dilihat

menggunakan rumus yang diambil dari Nurgiantoro (2013: 219).

X= = = 14,58 Keterangan:

X = Rata-rata hitung (Mean)

= Total nilai peserta tes

N = Jumlah peserta tes

Jika dilihat melalui hasil rata-rata skor siswa, hasil skor rata-rata siswa ialah

sebesar 14,58 dan masih berada dalam kategori kurang dalam membaca kritis.

Selanjutnya, peneliti menghitung kemampuan tes membaca kritis dengan rumus:

Jumlah jawaban benar/(Jumlah siswa X Jumlah soal) X 100%

Berikut adalah penghitungan nilai berdasarkan aspek kemampuan membaca

kritis. Soal yang akan dianalisis ialah sebanyak 12 soal yaitu soal yang berada dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

45

kategori soal layak. Soal yang tidak layak tidak dimasukkan dalam perhitungan tes

kemampuan membaca kritis.

4.1.1.1 Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Mengingat dan Mengenali

Bacaan

Mengingat dan mengenali menjadi salah satu aspek dari tes kemampuan

membaca kritis. Pada aspek mengingat dan mengenali, terdapat tiga indikator, yaitu

(1) mengidentifikasi isi, (2) kemampuan mengenali opini dan fakta, serta (3)

mengingat isi bacaan. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil bahwa siswa sudah

mampu dalam mengingat dan mengenali bacaan. Berikut adalah hasil perhitungan tes

kemampuan membaca kritis pada aspek mengingat dan mengenali.

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Mengingat

dan Mengenali Bacaan

No. Aspek Indikator Jumlah

Soal

Nomor

Soal

Jawaban

Benar

Jawaban

Salah

1. Kemampuan

mengingat

dan

mengenali

bacaan

1. Kemampuan

mengidentifi

kasi isi suatu

bacaan.

2. Kemampuan

mengenali

opini dan

fakta suatu

bacaan.

3. Kemampuan

mengingat

isi suatu

bacaan

1

2

1

4

1,3

2

16

13,15

19

10

13,11

7

Jumlah 4 4 63 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

46

Berdasarkan hasil analisis, pada aspek pertama terdapat 63 siswa (60,58%)

menjawab benar dan 41 siswa (39,42%) menjawab salah. Pada indikator pertama

yaitu ―Kemampuan mengidentifikasi isi suatu bacaan‖, terdapat 16 siswa (61,54%)

menjawab benar dan 10 siswa (38,46%) menjawab salah. Artinya, siswa sudah dapat

menunjukkan bahwa mereka mampu mengidentifikasi isi bacaan.

Indikator kedua yaitu ―Kemampuan mengenali opini dan fakta suatu bacaan‖,

terdapat dua soal, soal pertama pada indikator kedua menunjukkan bahwa 13 siswa

mampu menjawab benar dan 13 siswa menjawab salah. Pada soal kedua indikator

kedua terdapat 15 siswa menjawab benar dan 11 siswa menjawab salah. Jadi, pada

indikator kedua terdapat 28 siswa (53,85%) menjawab benar dan 24 siswa (46,15%)

menjawab salah. Artinya, siswa sudah mampu mengenali opini dan fakta yang

terdapat dalam suatu bacaan.

Selanjutnya, pada indikator ketiga yaitu ―Kemampuan mengingat isi suatu

bacaan‖. Berdasarkan data, pada indikator ketiga terdapat 19 siswa (73,07%)

menjawab benar dan 7 siswa (26,93%) menjawab salah. Artinya, siswa sudah bisa

mengingat isi suatu bacaan. Bila dihitung secara keseluruhan, maka 63 siswa (60,58%)

menjawab benar dan 41 siswa (39,42%) menjawab salah. Jadi, pada aspek ini siswa

sudah mampu mengingat dan mengenali bacaan.

4.1.1.2 Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Menginterpretasi Suatu

Bacaan

Menginterpretasi menjadi salah satu aspek dalam kemampuan membaca. Pada

aspek menginterpretasi bacaan terdapat dua indikator yang harus dicapai, yaitu (1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

47

kemampuan menjelaskan dan (2) kemampuan memahami isi. Hasil yang didapat,

menunjukkan bahwa siswa belum mampu dalam menginterpretasi. Berikut adalah

hasil perhitungan tes kemampuan membaca kritis pada aspek menginterpretasi suatu

bacaan.

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis

Menginterpretasi Suatu Bacaan

No. Aspek Indikator Jumlah

Soal

Nomor

Soal

Jawaban

Benar

Jawaban

Salah

2. Kemampuan

menginterpre

tasi suatu

bacaan

1. Kemampuan

menjelaskan

suatu

bacaan.

2. Kemampuan

memahami

isi di antara

dua bacaan.

1

1

17

15

13

11

13

15

Jumlah 2 2 24 28

Selanjutnya, ialah aspek ―Kemampuan menginterpretasi suatu bacaan‖. Pada

aspek ini terdapat 24 siswa (46,15%) menjawab benar dan 28 siswa (53,85%)

menjawab salah. Indikator pertama yaitu ―Kemampuan menjelaskan suatu bacaan‖,

setengah dari responden yaitu 13 siswa (50,00%) menjawab benar dan 13 siswa

(50,00%) menjawab salah. Artinya, sebagian siswa mampu menjelaskan suatu bacaan

dan sebagian lagi tidak mampu menjelaskan suatu bacaan.

Pada indikator kedua yaitu ―Kemampuan memahami isi di antara dua bacaan‖,

terdapat 11 siswa (42,31%) mampu menjawab benar dan 15 siswa (57,69%)

menjawab salah. Artinya, hanya sebagian kecil siswa yang mampu memahami isi di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

48

antara dua bacaan. Bila dihitung secara keseluruhan, pada aspek kedua ini terdapat 24

siswa (46,15%) menjawab benar dan 28 siswa (53,85%) menjawab salah. Artinya,

siswa kurang mampu menginterpretasi suatu bacaan.

4.1.1.3 Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Mengaplikasikan Konsep-

Konsep ke dalam Bacaan

Mengaplikasikan konsep-konsep termasuk aspek yang dinilai dalam tes

kemampuan membaca kritis. Pada aspek mengaplikasikan konsep-konsep ke dalam

bacaan terdapat satu indikator, yaitu ―Kemampuan Mengikuti Petunjuk‖. Pada aspek

ini, diperoleh hasil bahwa siswa sudah mampu mengaplikasikan konsep-konsep.

Berikut adalah hasil perhitungan tes kemampuan membaca kritis pada aspek

mengaplikasikan konsep-konsep ke dalam bacaan.

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis

Mengaplikasikan Konsep-Konsep ke dalam Bacaan

No. Aspek Indikator Jumlah

Soal

Nomor

Soal

Jawaban

Benar

Jawaban

Salah

3. Kemampuan

mengaplikasi

kan konsep-

konsep ke

dalam

bacaan

1. Kemampuan

mengikuti

petunjuk

bacaan.

1

16

18

8

Jumlah 1 1 18 8

Pada aspek ini hanya satu indikator yang mampu diterapkan siswa, yaitu

―Kemampuan mengikuti petunjuk bacaan‖, terdapat 18 siswa (69,23%) mampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

49

menjawab benar dan 8 siswa (30,77%) menjawab salah. Artinya, pada aspek ini siswa

sudah mampu mengaplikasikan konsep-konsep ke dalam bacaan.

4.1.1.4 Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Menganalisis Suatu Bacaan

Menganalisis ialah termasuk ke dalam aspek yang dinilai pada tes

kemampuan membaca kritis. Aspek menganalisis pada tes kemampuan membaca

kritis ini terdapat dua indikator, yaitu (1) menentukan fakta dan opini dan (2)

mengenali detail penting suatu bacaan. Pada aspek ini, diperoleh hasil bahwa siswa

belum mampu menganalisis suatu bacaan. Berikut adalah hasil perhitungan tes

kemampuan membaca kritis menganalisis suatu bacaan.

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Menganalisis

Suatu Bacaan

No. Aspek Indikator Jumlah

Soal

Nomor

Soal

Jawaban

Benar

Jawaban

Salah

4. Kemampuan

menganalisis

suatu bacaan

1. Kemampuan

menentukan

fakta dan

opini suatu

tulisan.

2. Kemampuan

mengenali

detail

penting

suatu

bacaan.

1

2

6

5,25

6

9,6

20

17,20

Jumlah 3 3 21 37

Selanjutnya ialah aspek keempat yaitu ―Kemampuan menganalisis suatu

bacaan‖. Terdapat 21 siswa (26,92%) menjawab benar dan 57 siswa (73,08%)

menjawab salah. Indikator yang termasuk pada kategori layak pada aspek ini yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

50

―Kemampuan menentukan fakta dan opini suatu tulisan‖. Pada indikator pertama

menunjukkan bahwa terdapat 6 siswa (23,08%) mampu menjawab benar dan 20

siswa (76,92%) menjawab salah. Jadi, siswa masih belum mampu menentukan fakta

dan opini suatu tulisan.

Indikator kedua yaitu ―Kemampuan mengenali detail penting suatu bacaan‖.

Pada indikator ini terdapat dua soal, pada soal pertama terdapat 9 siswa menjawab

benar dan 17 siswa menjawab salah. Lalu, pada soal kedua terdapat 6 siswa

menjawab benar dan 20 siswa menjawab salah. Hasilnya, pada indikator ini terdapat

15 siswa (28,85%) menjawab benar dan 37 siswa (71,15%) menjawab salah. Jadi,

siswa masih belum mampu mengenali detail penting suatu bacaan. Bila dihitung

secara keseluruhan, pada aspek ini terdapat 21 siswa (26,92%) mampu menjawab

benar dan 57 siswa (73,08%) menjawab salah, maka siswa belum mampu

menganalisis suatu bacaan.

4.1.1.5 Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Membuat Simpulan

Membuat simpulan menjadi salah satu aspek yang dinilai dalam tes

kemampuan membaca kritis. Pada aspek ini terdapat satu indikator, yaitu ―Membuat

simpulan suatu bacaan‖. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa siswa sudah mampu

dalam membuat simpulan suatu bacaan. Berikut adalah perhitungan tes kemampuan

membaca kritis membuat simpulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

51

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Membuat

Simpulan

No. Aspek Indikator Jumlah

Soal

Nomor

Soal

Jawaban

Benar

Jawaban

Salah

5. Kemampuan

membuat

simpulan

1. Kemampuan

membuat

simpulan

suatu

bacaan.

1

11 14 12

Jumlah 1 1 14 12

Aspek kelima yaitu ―Kemampuan membuat simpulan‖. Indikator pada aspek

ini ialah ―Kemampuan membuat simpulan suatu bacaan‖. Pada indikator ini,

diketahui bahwa ada 14 siswa (53,85%) yang mampu menjawab benar dan 12 siswa

(46,15%) menjawab salah. Jadi, pada aspek ini siswa sudah mampu membuat

simpulan dari suatu bacaan.

4.1.1.6 Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Menilai Suatu Bacaan

Menilai suatu bacaan termasuk ke dalam salah satu aspek yang dinilai dalam

tes kemampuan membaca kritis. Pada aspek menilai suatu bacaan pada tes

kemampuan membaca kritis ini terdapat satu indikator, yaitu ―Mendeteksi Kesalahan

Suatu Bacaan‖. Berdasarkan hasil yang diperoleh, siswa masih belum mampu menilai

suatu bacaan. Berikut adalah perhitungan tes kemampuan membaca kritis menilai

suatu bacaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

52

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Menilai Suatu

Bacaan

No. Aspek Indikator Jumlah

Soal

Nomor

Soal

Jawaban

Benar

Jawaban

Salah

6. Menilai

suatu

bacaan

1. Kemampuan

mendeteksi

kesalahan suatu

bacaan.

1

10

9

17

Jumlah 1 1 9 17

Aspek keenam ialah ―Menilai suatu bacaan‖. Indikator yang dinyatakan layak

ialah ―Kemampuan mendeteksi kesalahan suatu bacaan‖. Pada hasil perhitungan soal

terdapat 9 siswa (34,62%) menjawab benar dan 17 siswa (65,38%) menjawab salah.

Artinya, pada aspek ini siswa belum mampu menilai suatu bacaan dengan baik.

4.1.1.7 Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Merespons Isi Bacaan

Pada aspek ini semua indikator dan soal dinyatakan tidak layak dan gugur.

Terdapat dua indikator pada aspek ini, indikator pertama terdapat tiga pertanyaan dan

indikator kedua terdapat satu pertanyaan. Indikator pertama berbunyi ―Kemampuan

membuat opini terhadap suatu bacaan‖, dan indikator kedua ialah ―Kemampuan

mengonstruksi suatu bacaan‖. Soal dinyatakan tidak layak karena terlalu mudah dan

terlalu sulit. Maka, aspek ini pun dianggap gugur dan tidak dihitung. Jadi, siswa

belum mampu merespons isi bacaan.

Dapat disimpulkan bahwa dalam tes kemampuan membaca kritis, siswa

berada pada level kurang dengan skor rata-rata sebesar 14,58. Setelah peneliti

menghitung diperoleh bahwa dari tujuh aspek yang tercakup dalam tes kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

53

membaca kritis, siswa masih belum mampu menginterpretasi suatu bacaan,

menganalisis suatu bacaan, menilai suatu bacaan, dan merespons isi bacaan. Dari

tujuh aspek yang ada, siswa hanya mampu dalam tiga aspek, yaitu aspek mengingat

dan mengenali bacaan, mengaplikasikan konsep-konsep ke dalam bacaan, dan

membuat simpulan.

4.1.2 Faktor Kemampuan Membaca Kritis

4.1.2.1 Observasi

Penelitian ini menggunakan observasi kelas untuk melihat kegiatan belajar

mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam mencari faktor kemampuan

membaca kritis. Terdapat 11 aspek untuk guru dan 11 aspek untuk siswa. Aspek ini

berisi tentang bagaimana kegiatan belajar mengajar khususnya pada kegiatan

membaca dimulai, dari pembuka, inti, dan penutup. Aspek untuk guru yaitu meliputi

(1) pembuka: memilih bacaan sesuai dengan psikologi pelajar, materi bacaan sesuai

dengan realitas kehidupan, memeriksa kesiapan belajar siswa, dan memeriksa

kesiapan media yang akan dipakai, (2) inti: melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan kompetensi yang akan dicapai melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, melibatkan siswa dalam pemanfaatan

media untuk menunjang keterampilan membaca, menuntun siswa dalam mengkritisi

suatu bacaan, dan memberikan masukan dalam kritisan siswa, (3) penutup: menyusun

kesimpulan berdasarkan pemikiran kritis siswa dan melakukan refleksi pembelajaran

dari bacaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

54

Aspek penilaian untuk siswa meliputi (1) pembuka: siap mengikuti

pembelajaran, memperhatikan guru saat menjelaskan kegiatan pembelajaran yang

akan dilakukan, antusias saat diberi tugas membaca, (2) inti: bertanya sesuai dengan

tugas yang diberikan, memahami bacaan yang diberikan saat ditanyai, terlibat dalam

kegiatan membaca yang difasilitasi menggunakan media oleh guru, menunjukkan

sikap rasa ingin tahu pada bacaan yang diberikan, merespons pertanyaan guru,

mengemukakan pendapat kritisnya terhadap bacaan yang diberikan, (3) penutup

membuat simpulan akhir dari bacaan yang ada dan membuat refleksi pembelajaran

dari bacaan yang diberikan guru.

Pada saat peneliti sedang mengobservasi pembelajaran, ternyata bertepatan

dengan adanya Try Out yang diadakan sekolah pada pukul 12.15 WIB. Jadi,

pembelajaran yang seharusnya dilakukan selama 90 menit, hanya berlangsung 60

menit dengan pembagian waktu 30 menit/jam pelajaran. Pada tanggal 13 Januari

2016 peneliti mengobservasi kelas XI MIA 2 pada pukul 07.15 WIB – 08.15 WIB.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, peneliti melihat bahwa beberapa

aspek tidak terpenuhi.

Observasi pertama yang dilakukan pada guru yaitu bagian pembuka. Pada

aspek ini terdapat empat aspek, di antara empat aspek ini guru masih tidak terlihat

memeriksa kesiapan belajar siswa dan juga media yang akan dipakai. Guru tidak

melihat kesiapan belajar murid dengan langsung mengajar, padahal masih ada siswa

yang belum masuk kelas dan masih ada siswa yang ribut. Guru pun tidak menyiapkan

media pembelajaran dengan baik, untuk memudahkan proses penyerapan materi oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

55

siswa. Namun, pada bagian pembuka ini, guru sudah menyesuaikan materi bacaan

dengan psikologis siswa serta menyesuaikan dengan realita hidup yang ada.

Observasi selanjutnya mengamati inti pembelajaran. Pada inti pembelajaran

ini terdapat lima aspek yang menjadi acuan. Di antara lima aspek yang menjadi

penialaian, guru hanya kurang pada pelibatan siswa dalam penggunaan media.

Keempat aspek yang lain, yaitu melaksanakan sesuai kompetensi, pembelajaran

sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, lalu menuntun siswa

dalam mengkritisi suatu bacaan, dan memberikan masukan dalam kritisan siswa

sudah cukup terlihat.

Selanjutnya bagian penutup. Pada bagian ini terdapat dua aspek, yaitu

menyusun simpulan berdasarkan pemikiran kritis siswa serta melakukan refleksi

pembelajaraan berdasarkan bacaan yang ada masih belum terlihat. Guru tidak terlihat

memenuhi penialaian pada kedua aspek tersebut. Jadi, pada bagian ini aspek yang

dinilai tidak tampak semua.

Selain mengobservasi guru, peneliti juga mengobservasi siswa yang

mengikuti pembelajaran. Berdasarkan observasi, pada bagian pembuka tidak ada satu

pun aspek yang memiliki sisi baik. Pada bagian pembuka, terdapat tiga aspek, yaitu

siswa siap mengikuti pembelajaran, memperhatikan guru saat menjelaskan, dan

antusias saat diberi tugas. Berdasarkan pengamatan peneliti, tidak ada satu pun yang

tampak pada ketiga aspek tersebut. Artinya, siswa masih belum siap, tidak

memperhatikan guru, dan tidak antusias saat diberi tugas. Sikap yang ditunjukkan

termasuk ke dalam sikap negatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

56

Selanjutnya bagian inti. Pada bagian ini terdapat enam aspek yang dinilai.

Pada bagian ini terdapat beberapa aspek yang sudah mulai terlihat, yaitu siswa sudah

terlihat memahami bacaan saat diberikan pertanyaan, merespons pertanyaan guru, dan

mengemukakan pendapat kritisnya terhadap bacaan yang diberikan. Namun, masih

terdapat aspek yang belum terlihat, yaitu bertanya sesuai dengan tugas yang diberikan,

terlibat dalam kegiatan membaca yang difasilitasi menggunakan media, dan

menunjukkan sikap rasa ingin tahu pada bacaan yang diberikan.

Bagian terakhir yaitu bagian penutup. Pada bagian ini terdapat dua aspek,

yaitu membuat simpulan akhir dari bacaan dan membuat refleksi pembelajaran dari

bacaan yang diberikan. Berdasarkan observasi, kedua aspek tersebut masih belum

tampak. Untuk melihat hasil yang didapat peneliti, pembaca dapat melihat Lampiran

6.

Berdasarkan observasi yang sudah dilakukan, peneliti mengambil kesimpulan

bahwa siswa kurang memiliki motivasi dan minat baca. Pembelajaran terlihat kurang

menarik bagi siswa. Motivasi tidak ditimbulkan dalam pembelajaran membaca dan

siswa yang membaca hanya beberapa siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa

memiliki minat baca yang kurang karena motivasi yang ada pun kurang.

4.1.2.2 Kuesioner

Kuesioner yang diberikan pada siswa berisi pernyataan mengenai kegiatan

membaca sebanyak 30 pernyataan, kuesioner yang diberikan ialah berisi aspek dari

faktor internal dan eksternal. Pengambilan data kuesioner dilakukan pada tanggal 16

Januari 2016 pukul 08.45-08.55 WIB. Terdapat 26 siswa yang menjadi reponden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

57

dalam pengisian kuesioner ini, siswa yang lainnya berhalangan hadir karena sakit dan

ada yang mengundurkan diri. Terdapat sikap negatif dan positif yang akan dilihat

dalam sebuah pernyataan di setiap aspek. Bila pernyataan tersebut berupa pernyataan

yang positif maka rentang skor empat atau setuju dan lima atau sangat setuju

merupakan sikap positif, namun bila pernyataannya berupa pernyataan negatif maka

rentang skornya antara satu atau sangat tidak setuju dan dua tidak setuju merupakan

sikap positif.

Untuk faktor internal dibagi menjadi beberapa aspek, yaitu (1) motivasi, (2)

minat, (3) kematangan sosio dan emosi serta penyesuaian diri: Stabilitas emosi,

percaya diri, dan kemampuan beradaptasi dalam kelompok, (4)

pengetahuan/pengalaman, (5) kebermanfaatan, (6) fisiologis, (7) inteligensi, (8)

kompetensi kebahasaan, (9) kebiasaan membaca, dan (10) kemampuan menyesuaikan

strategi membaca dengan kondisi-baca. Lalu, untuk faktor eksternal dibagi menjadi

beberapa aspek, yaitu (1) suasana lingkungan: pencahayaan, ruangan yang kurang

memadai, (2) faktor lingkungan: latar belakang sosial ekonomi, (3) berkaitan dengan

teks: bahasa, pilihan kata, setting/tata tulis, keterbacaan, dan isi bacaan, dan (4)

jadwal baca.

Penghitungan untuk menentukan hasil kuesioner membaca siswa

menggunakan rumus yang diambil dari Riduwan (2013: 14-15), yaitu skala Likert.

Hasil skor keseluruhan/jumlah skor ideal X 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

58

Cara menghitung jumlah skor ideal adalah dengan mengalikan jumlah skor

tertinggi dengan jumlah responden. Jumlah skor rendah ialah jumlah skor terendah

dikalikan jumlah responden. Kriteria interpretasi skornya ialah:

Jumlah skor ideal = 5 X 26 = 130

Jumlah skor rendah = 1 X 26 = 26

Untuk melihat hasil perhitungan kuesioner menggunakan skala Likert, dapat

dilihat pada Lampiran 7.

Kriteria interpretasi skor

Angka 0%-20% = Sangat Lemah

Angka 20%-40% = Lemah

Angka 40%-60% = Cukup

Angka 60%-80% = Kuat

Angka 80%-100% = Sangat Kuat

4.1.2.2.1 Perhitungan Kuesioner Minat Baca Siswa Faktor Internal

Kuesioner minat baca siswa pada faktor internal memiliki beberapa aspek,

yaitu (1) motivasi, (2) minat, (3) kematangan sosio dan emosi, (4)

pengetahuan/pengalaman, (5) kebermanfaatan, (6) fisiologis, (7) inteligensi, (8)

kompetensi kebahasaan, (9) kebiasaan membaca, dan (10) kemampuan menyesuaikan

strategi membaca. Untuk dapat menentukan faktor kemampuan membaca kritis

berdasarkan faktor internal, maka peneliti harus menganalisis terlebih dahulu data

yang sudah didapat. Peneliti menganalisis hasil kuesioner berdasarkan pada skala

Likert. Untuk melihat perhitungan menggunakan skala Likert dapat dilihat pada hasil

di bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

59

4.1.2.2.1.1 Motivasi

Motivasi adalah aspek pertama pada kuesioner faktor internal. Aspek ini

memiliki dua pernyataan, yaitu (1) Jika diberi tugas membaca saya selalu

mengerjakannya tepat waktu dan (2) Walau mata saya lelah, saya tetap melanjutkan

membaca. Berikut adalah hasil perhitungan minat baca faktor internal motivasi untuk

melihat pengaruh motivasi terhadap kemampuan membaca kritis.

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal

Motivasi

No. Pernyataan Rentang Skor

1

(STS)

2

(TS)

3

(N)

4

(S)

5

(SS)

1. Jika diberi tugas membaca saya

selalu mengerjakannya tepat waktu

0 3 15 6 2

2. Walau mata saya lelah, saya tetap

melanjutkan membaca

7 10 9 0 0

Jumlah skor No. 1 ialah 85/130 = 65,38%

Kuesioner yang diajukan berdasarkan faktor internal dan eksternal. Faktor

internal yang pertama ialah motivasi. Faktor motivasi terdiri dari dua pernyataan yang

akan menunjukkan bagaimana sikap siswa. Pernyataan pertama ialah ―Jika diberi

tugas membaca saya selalu mengerjakannya tepat waktu‖ dan yang kedua ialah

―Walau mata saya lelah, saya tetap melanjutkan membaca‖.

Penyataan pertama yang diajukan ialah ―Jika diberi tugas membaca saya

selalu mengerjakannya tepat waktu‖, terdapat 2 orang siswa yang memilih sangat

setuju, dan yang memilih setuju ada 6 siswa. Jadi, siswa yang memiliki sikap positif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

60

terdapat 8 siswa (30,77%). Lalu, terdapat 3 siswa (11,54%) memilih tidak setuju dan

berada dalam kategori negatif. Selain itu, terdapat 15 siswa (57,69%) lebih memilih

netral.

Jumlah skor No. 2 ialah 54/130 = 41,54%

Pernyataan kedua yang diajukan ialah ―Walau mata saya lelah, saya tetap

melanjutkan membaca‖. Tidak ada satu pun siswa yang memilih sangat setuju

maupun setuju (0%) dan berada pada posisi negatif. Lalu, terdapat 10 siswa yang

memilih tidak setuju dan 7 siswa memilih sangat tidak setuju. Jadi, 17 siswa (65,38%)

berada pada posisi positif, sedangkan 9 siswa (34,61%) lainnya memilih netral.

4.1.2.2.1.2 Minat

Aspek selanjutnya ialah minat. Pada aspek ini terdapat dua pernyataan, yaitu

(1) Saya senang membaca dan (2) Jika ada buku bacaan yang saya suka, saya selalu

mencoba membacanya. Untuk melihat seberapa jauh minat siswa pada membaca,

berikut adalah hasil perhitungan kuesioner faktor internal minat.

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal Minat

No. Pernyataan Rentang Skor

1

(STS)

2

(TS)

3

(N)

4

(S)

5

(SS)

1. Saya senang membaca 0 1 7 14 4

2. Jika ada buku bacaan yang saya suka,

saya selalu mencoba membacanya

0 0 1 10 15

Jumlah skor No.1 ialah 99/130 X 100% = 76,15%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

61

Pernyataan pertama yang diajukan berdasarkan faktor minat ialah ―Saya

senang membaca‖, pada pernyataan ini ada 4 siswa yang memilih sangat setuju dan

14 siswa memilih setuju. Artinya, terdapat 18 siswa (69,23%) memiliki sikap positif

dalam hal membaca. Berarti siswa tersebut memiliki minat yang tinggi terhadap

membaca. Namun, terdapat 1 siswa (3,85%) memilih tidak setuju, artinya siswa

tersebut memiliki sikap negatif karena tidak menyukai membaca. Sisanya terdapat 7

siswa (26,92%) yang memilih netral.

Jumlah skor No.1 ialah 118/130 X 100% = 90, 77%

Pernyataan yang kedua ialah ―Jika ada buku bacaan yang saya suka, saya

selalu mencoba membacanya‖. Pada pernyataan ini terdapat 15 siswa memilih sangat

setuju dan 10 siswa memilih setuju. Artinya, sebagian besar siswa yaitu 25 siswa

(96,15%) memiliki sikap positif terhadap buku bacaan yang mereka suka. Mereka

akan membaca buku bacaan yang mereka suka. Namun, masih terdapat 1 siswa

(3,85%) yang memiliki sikap netral. Artinya, ia belum bisa menentukan keinginannya

untuk membaca buku yang ia suka atau tidak.

4.1.2.2.1.3 Kematangan Sosio dan Emosi serta Penyesuaian Diri: Stabilitas Emosi,

Percaya Diri, dan Kemampuan Beradaptasi dalam Kelompok

Kematangan sosio dan emosi dapat mempengaruhi kemampuan membaca

siswa. Pada aspek ini terdapat tiga pernyataan yang dapat menunjukkan bahwa

kematangan sosio dan emosi menentukan kemampuan membaca kritis. Pernyataan

yang ada pada aspek ini ialah (1) Membaca membuat saya memiliki pemahaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

62

yang lebih dan membuat saya percaya diri, (2) Dari buku yang saya baca, saya jadi

bisa mengendalikan diri saya atas apa yang terjadi dalam hidup saya, dan (3) Saya

merefleksikan suatu bacaan dan membuat saya dapat menyesuaikan diri dalam

pergaulan. Berikut hasil perhitungan kuesioner faktor internal kematangan sosio dan

emosi.

Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal

Kematangan Sosio dan Emosi serta Penyesuaian Diri

No. Pernyataan Rentang Skor

1

(STS)

2

(TS)

3

(N)

4

(S)

5

(SS)

1. Membaca membuat saya memiliki

pemahaman yang lebih dan membuat

saya percaya diri

0 0 3 15 8

2. Dari buku yang saya baca, saya jadi

bisa mengendalikan diri saya atas apa

yang terjadi dalam hidup saya

0 0 14 11 1

3. Saya merefleksikan suatu bacaan dan

membuat saya dapat menyesuaikan

diri dalam pergaulan

0 1 8 14 3

Jumlah skor No.1 ialah 115/130 X 100% = 88,46%

Pernyataan pertama yang diajukan peneliti ialah ―Membaca membuat saya

memiliki pemahaman yang lebih dan membuat saya percaya diri‖. Pada pernyataan

ini terdapat 8 siswa yang memilih sangat setuju dan 15 siswa memilih setuju. Artinya,

23 siswa (88,46%) memiliki sikap positif terhadap kemampuan membacanya,

membuat mereka memiliki pemahaman yang lebih dan membuat percaya diri. Namun,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

63

masih terdapat 3 siswa (11,54%) yang memilih netral, masih belum memiliki rasa

percaya diri atas apa yang mereka baca.

Jumlah skor No.2 ialah 91/130 X 100% = 70.00%

Pernyataan kedua yaitu ―Dari buku yang saya baca, saya jadi bisa

mengendalikan diri saya atas apa yang terjadi dalam hidup saya‖. Terdapat 1 siswa

yang memilih sangat setuju dan 11 siswa yang memilih setuju. Artinya, 12 siswa

(46,15%) memiliki sikap positif dan menganggap mereka dapat mengendalikan diri

mereka dan mengambil manfaat dari membaca buku. Namun, 14 siswa (53,85)

lainnya memilih netral dan belum bisa menentukan apakah buku yang dibaca bisa

mengendalikan diri mereka atau tidak.

Jumlah skor No.3 ialah 97/130 X 100% = 74,61%

Pernyataan ketiga ialah ―Saya merefleksikan suatu bacaan dan membuat saya

dapat menyesuaikan diri dalam pergaulan‖. Terdapat 3 siswa yang memilih sangat

setuju dan 14 siswa memilih setuju. Artinya, 17 siswa (65,38%) mampu

memperlihatkan sikap positif yang diambil dari buku bacaan. Namun, terdapat 1

siswa (3,85) yang memilih tidak setuju. Artinya, siswa tersebut masih belum mampu

mengambil manfaat bacaan yang dibaca. Selanjutnya, terdapat 8 siswa (30,77%) yang

masih menunjukkan sikap netral.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

64

4.1.2.2.1.4 Pengetahuan/Pengalaman

Aspek pengetahuan/pengalaman menjadi salah satu aspek pada faktor internal.

Aspek ini memiliki dua pernyataan, yaitu (1) Membaca membuat saya mengetahui

informasi baru dan (2) Membaca membuat saya lebih pintar. Berdasarkan hasil yang

didapat, aspek ini termasuk pada aspek yang mempengaruhi kemampuan membaca

kritis. Untuk mengetahui perhitungannya, silakan lihat tabel di bawah ini.

Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal

Pengetahuan/Pengalaman

No. Pernyataan Rentang Skor

1

(STS)

2

(TS)

3

(N)

4

(S)

5

(SS)

1. Membaca membuat saya

mengetahui informasi baru

0 2 0 10 14

2. Membaca membuat saya lebih pintar 0 0 2 15 9

Jumlah skor No.1 ialah 114/130 X 100% = 87,77%

Pernyataan pertama mengenai pengetahuan/pengalaman ialah ―Membaca

membuat saya mengetahui informasi baru‖. Berdasarkan data, terdapat 14 siswa yang

memilih sangat setuju dan 10 siswa memilih setuju. Artinya, 24 siswa (92,30%)

memiliki sikap positif terhadap bacaan yang dibacanya. Mereka sudah mampu

mengadopsi informasi baru dan membandingkan dengan informasi lamanya. Namun,

masih terdapat 2 siswa (7,70) yang memilih tidak setuju dan termasuk pada sikap

negatif. Artinya, siswa tersebut belum mampu membandingkan pengetahuan lamanya

dengan pengetahuan barunya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

65

Jumlah skor No.2 ialah 111/130 X 100% = 85,38%

Pernyataan kedua ialah ―Membaca membuat saya lebih pintar‖. Terdapat 9

siswa yang memilih sangat setuju dan 15 siswa memilih setuju atas pernyataan

tersebut. Artinya, terdapat 24 siswa (92,30%) memiliki sikap positif dan menganggap

membaca membuatnya memiliki pengetahuan yang lebih dibanding yang lain.

Namun, masih terdapat 2 siswa (7,70%) yang memilih netral dan belum memiliki

kesadaran bahwa membaca membuatnya memiliki pengetahuan yang lebih.

4.1.2.2.1.5 Kebermanfaatan

Aspek selanjutnya ialah kebermanfaatan. Aspek ini memiliki tiga pernyataan,

yaitu (1) Saya merasakan manfaat dari membaca, (2) Terkadang saya membuktikan

kebenaran atas apa yang saya baca, dan (3) Membaca pelajaran yang akan saya

pelajari di sekolah membuat saya lebih mengetahui apa yang akan dipelajari guru

keesokan hari. Untuk melihat lebih lanjut pengaruh aspek kebermanfaatan pada

kemampuan membaca kritis, berikut adalah hasil perhitungan kuesioner faktor

internal kebermanfaatan.

Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal

Kebermanfaatan

No. Pernyataan Rentang Skor

1

(STS)

2

(TS)

3

(N)

4

(S)

5

(SS)

1. Saya merasakan manfaat dari

membaca

0 0 3 12 11

2. Terkadang saya membuktikan

kebenaran atas apa yang saya baca

0 1 8 14 3

3. Membaca pelajaran yang akan saya 1 1 8 12 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

66

pelajari di sekolah membuat saya

lebih mengetahui apa yang akan

dipelajari guru keesokan hari

Jumlah skor No.1 ialah 112/130 X 100% = 86,15%

Pernyataan yang terdapat pada aspek kebermanfaatan ada tiga, yang pertama

ialah ―Saya merasakan manfaat dari membaca‖. Berdasarkan data, terdapat 11 siswa

memilih sangat setuju dan 12 siswa memilih setuju. Artinya, terdapat 23 siswa

(88,46%) memiliki sikap postif dan merasakan manfaat membaca itu sangat penting.

Namun, masih ada 3 siswa (11,54%) yang memilih netral dan belum merasakan

manfaat membaca.

Jumlah skor No.2 ialah 67/130 X 100% = 51,54%

Pernyataan kedua ialah ―Terkadang saya membuktikan kebenaran atas apa

yang saya baca‖. Terdapat 3 siswa yang memilih sangat setuju dan 14 siswa memilih

setuju. Artinya, terdapat 17 siswa (65,38%) memiliki rasa ingin tahu yang tinggi

melalui membaca dan membuktikan kebenarannya, sikap positif sudah terlihat atas

apa yang mereka pilih. Selain itu, terdapat 1 siswa (3,85%) yang memilih tidak setuju

dan belum membuktikan kebenaran atas apa yang ia baca. Lalu, terdapat 8 siswa

(30,77%) yang lebih memilih netral.

Jumlah skor No.3 ialah 95/130 X 100% = 70,07%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

67

Pernyataan ketiga ialah ―Membaca pelajaran yang akan saya pelajari di

sekolah membuat saya lebih mengetahui apa yang akan dipelajari guru keesokan

hari‖. Berdasarkan data, terdapat 4 siswa yang memilih sangat setuju dan 12 siswa

memilih setuju. Artinya, 16 siswa (61,54%) menunjukkan sikap postif dengan

membaca pelajaran yang akan dipelajari esok hari. Namun, masih ada 1 siswa yang

memilih tidak setuju dan 1 siswa yang memilih sangat tidak setuju. Artinya, 2 siswa

(7,69%) tersebut memiliki sikap negatif terhadap manfaat membaca pelajaran

sebelum materi tersebut diberikan oleh guru. Selain itu, masih ada 8 siswa (30,77%)

yang memilih netral.

4.1.2.2.1.6 Fisiologis

Faktror internal fisiologis menjadi salah satu faktor kemampuan membaca

kritis. Aspek ini memiliki dua pernyataan, yaitu (1) Saya malas membaca bila sedang

sakit dan (2) Saat mata terasa lelah saya berhenti membaca sejenak. Pada aspek ini

siswa memiliki skor yang cukup tinggi. Untuk mengetahui perhitungannya, silakan

lihat tabel di bawah ini.

Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal

Fisiologis

No. Pernyataan Rentang Skor

1

(STS)

2

(TS)

3

(N)

4

(S)

5

(SS)

1. Saya malas membaca bila sedang sakit 1 1 7 10 7

2. Saat mata terasa lelah saya berhenti

membaca sejenak

0 1 3 14 8

Jumlah skor No.1 ialah 99/130 X 100% = 76,15%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

68

Pernyataan pertama mengenai aspek fisiologi ialah ―Saya malas membaca bila

sedang sakit‖. Terdapat 7 siswa memilih sangat setuju dan 10 siswa memilih setuju.

Artinya, ada 17 siswa (65,39%) yang memiliki sikap positif, mereka mengutamakan

kesehatan terlehih dahulu, apabila mereka sehat kembali mereka bisa melanjutkan

kegiatan membacanya. Selain itu, terdapat 1 siswa memilih tidak setuju dan 1 siswa

memilih sangat tidak setuju. Artinya, 2 siswa (7,69%) memiliki motivasi yang tinggi,

namun menunjukkan sikap negatif karena tidak mementingkan kesehatan diri sendiri.

Ada juga siswa yang memilih netral sebanyak 7 siswa (26,92%).

Jumlah skor No.2 ialah 106/130 X 100% = 81,54%

Pernyatan kedua berkaitan dengan aspek fisiologis ialah ―Saat mata terasa

lelah saya berhenti membaca sejenak‖. Berdasarkan data, terdapat 8 siswa yang

memilih sangat setuju dan 14 siswa yang memilih setuju. Artinya, 22 siswa (84,61%)

sudah mampu menunjukkan sikap positifnya dengan mementingkan kesehatan mata

terlebih dahulu. Memang ada baiknya bila mata lelah maka harus diistirahatkan

terlebih dahulu agar mata segar kembali. Namun, masih ada juga siswa yang memilih

tidak setuju sebanyak 1 siswa (3,85%). Artinya, dia masih belum bisa menentukan

perawatan bagi kesehatan matanya sendiri dan masih menunjukkan sikap negatif

karena mengabaikan kesehatan mata. Selain itu, terdapat siswa yang menunjukkan

sikap netral sebanyak 3 siswa (11,54%).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

69

4.1.2.2.1.7 Inteligensi

Aspek selanjutnya dari faktor internal ialah inteligensi. Aspek ini memiliki

dua pernyataan, yaitu (1) Membaca membuat saya mengetahui banyak hal dibanding

teman yang lain dan (2) Saya dapat mengambil pesan dari bacaan yang saya baca dan

merefleksikannya pada diri saya. Berdasarkan hasil yang didapat, inteligensi

termasuk dalam kategori kuat. Berikut adalah hasil perhitungan kuesioner faktor

internal inteligensi.

Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal

Inteligensi

No. Pernyataan Rentang Skor

1

(STS)

2

(TS)

3

(N)

4

(S)

5

(SS)

1. Membaca membuat saya

mengetahui banyak hal dibanding

teman yang lain

0 0 9 13 4

2. Saya dapat mengambil pesan dari

bacaan yang saya baca dan

merefleksikannya pada diri saya

0 1 9 12 4

Jumlah skor No.1 ialah 99/130 X 100% = 76,15%

Pernyataan pertama yang berkaitan dengan aspek inteligensi ialah ―Membaca

membuat saya mengetahui banyak hal dibanding teman yang lain‖. Berdasarkan hasil,

terdapat 4 siswa yang memilih sangat setuju dan 13 siswa yang memilih setuju.

Artinya, sebanyak 17 siswa (65,38%) menunjukkan sikap positif, karena dengan

membaca ia bisa memiliki pengetahuan yang lebih. Selain itu, 9 siswa (34,62%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

70

memilih netral karena tidak menyadari kegunaan membaca untuk pengetahuannya

selama ini.

Jumlah skor No.2 ialah 97/130 X 100% = 74,61%

Pernyataan kedua berkaitan dengan inteligensi ialah ―Saya dapat mengambil

pesan dari bacaan yang saya baca dan merefleksikannya pada diri saya‖. Menurut

data yang didapat, sebanyak 4 siswa memilih sangat setuju dan 12 siswa memilih

setuju. Artinya, sebanyak 16 siswa (61,53%) memunjukkan sikap positif dan sudah

dapat mengambil pesan atas apa yang dibacanya dan direfleksikannya pada

kehidupan sehari-hari. Namun, masih ada 1 siswa (3,85%) yang memilih tidak setuju

atas pernyataan tersebut. Artinya, siswa itu masih belum bisa mengambil pesan atas

apa yang dibacanya dan menunjukkan sikap negatif. Selanjutnya, masih terdapat 9

siswa (34,62%) yang menunjukkan sikap netral.

4.1.2.2.1.8 Kompetensi Kebahasaan

Kompetensi kebahasaan memiliki nilai yang cukup tinggi berdasarkan hasil

yang sudah dianalisis. Kompetensi kebahasaan memiliki dua pernyataan, yaitu (1)

Membaca membuat saya memiliki kosakata yang lebih baik dan (2) Saya belajar

kata-kata baru dari membaca. Berikut adalah hasil perhitungan kuesioner faktor

internal kompetensi kebahasaan setelah dianalisis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

71

Tabel 4.19 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal

Kompetensi Kebahasaan

No. Pernyataan Rentang Skor

1

(STS)

2

(TS)

3

(N)

4

(S)

5

(SS)

1. Membaca membuat saya memiliki

kosakata yang lebih baik

0 0 4 14 8

2. Saya belajar kata-kata baru dari

membaca

0 1 1 15 9

Jumlah skor No.1 ialah 108/130 X 100% = 83,07%

Pernyataan pertama berdasarkan aspek kompetensi kebahasaan ialah

―Membaca membuat saya memiliki kosakata yang lebih baik‖. Berdasarkan data,

siswa yang memilih sangat setuju terdapat 8 siswa dan yang memilih setuju terdapat

14 siswa. Artinya, terdapat 22 siswa (84,61%) memiliki sikap positif dan

menganggap bahwa membaca dapat membuatnya memiliki kosakata yang lebih baik

dari sebelumnya. Selain itu, ada 4 siswa (15,39%) yang memilih netral karena

mereka belum dapat menentukan sikapnya.

Jumlah skor No.2 ialah 110/130 X 100% = 84,61%

Pernyataan kedua ialah ―Saya belajar kata-kata baru dari membaca‖. Terdapat

9 siswa memilih sangat setuju dan 15 siswa memilih setuju. Artinya, terdapat 24

siswa (92,30%) menyatakan bahwa membaca dapat membuatnya memiliki kata-kata

baru dan menunjukkan sikap positif. Namun, masih terdapat 1 siswa (3,85%) yang

memilih tidak setuju dalam hal ini. Artinya, siswa tersebut masih menunjukkan sikap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

72

negatif dan belum bisa mengambil manfaat membaca berdasarkan kompetensi

kebahasaannya. Selain itu, terdapat 1 siswa (3,85%) yang masih menunjukkan sikap

netral.

4.1.2.2.1.9 Kebiasaan Membaca

Aspek selanjutnya ialah kebiasaan membaca. Aspek kebiasaan membaca

memiliki dua pernyataan, yaitu (1) Saya dibiasakan membaca oleh keluarga sejak

kecil dan (2) Saya biasa membaca bacaan melalui internet, bukan buku. Untuk

melihat hasil perhitungan kuesioner faktor internal kebiasaan membaca, silakan lihat

tabel di bawah ini.

Tabel 4.20 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal

Kebiasaan Membaca

No. Pernyataan Rentang Skor

1

(STS)

2

(TS)

3

(N)

4

(S)

5

(SS)

1. Saya dibiasakan membaca oleh

keluarga sejak kecil

1 3 11 8 3

2. Saya biasa membaca bacaan melalui

internet, bukan buku

0 1 12 11 2

Jumlah skor No.1 ialah 87/130 X 100% = 66,92%

Berdasarkan aspek kebiasaan membaca, peneliti memberikan pernyataan

pertama yaitu ―Saya dibiasakan membaca oleh keluarga sejak kecil‖. Berdasarkan

data, terdapat 3 siswa yang memilih sangat setuju dan 8 siswa memilih setuju.

Artinya, sebanyak 11 siswa (42,31%) dibiasakan membaca sedari dini oleh

keluarganya dan hal tersebut termasuk ke dalam hal positif. Namun, terdapat juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

73

siswa yang memilih tidak setuju sebanyak 3 siswa dan sangat tidak setuju sebanyak 1

siswa. Artinya, 4 siswa (15,38%) tidak dibiasakan membaca sejak dini oleh keluarga

mereka dan hal tersebut termasuk ke dalam hal negatif. Selain itu, terdapat 11 siswa

(42,31%) yang menunjukkan sikap netral.

Jumlah skor No.2 ialah 92/130 X 100% = 70,77%

Pernyataan kedua berdasarkan aspek kebiasaan membaca, yaitu ―Saya biasa

membaca bacaan melalui internet, bukan buku‖. Berdasarkan data, terdapat 2 siswa

yang memilih sangat setuju dan 11 siswa memilih setuju. Artinya, sebanyak 13 siswa

(50,00%) biasa membaca melalui internet. Hal tersebut dapat dikategorikan sebagai

sikap negatif. Selain itu, hanya ada 1 siswa (3,85%) yang memilih tidak setuju.

Artinya, ia biasa membaca melalui buku dan hal tersebut merupakan hal positif. Lalu

sisanya, sebanyak 12 siswa (46,15%) memilih netral, mereka mungkin saja biasa

membaca melalui buku maupun internet.

4.1.2.2.1.10 Kemampuan Menyesuaikan Strategi Membaca dengan Konsisi Baca

Aspek terakhir pada faktor internal ialah kemampuan menyesuaikan strategi.

Pada aspek ini terdapat dua pernyataan, yaitu (1) Saya sudah tahu letak informasi

bacaan sesuai dengan jenis bacaan dan (2) Saya tidak membaca keseluruhan isi

bacaan, saya hanya menentukan satu titik permasalahan pada isi bacaan. Untuk

mengetahui bagaimana hasil perhitungannya, silakan lihat tabel di bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

74

Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal

Kemampuan Menyesuaikan Strategi Baca

No. Pernyataan Rentang Skor

1

(STS)

2

(TS)

3

(N)

4

(S)

5

(SS)

1. Saya sudah tahu letak informasi

bacaan sesuai dengan jenis bacaan

0 2 13 11 0

2. Saya tidak membaca keseluruhan isi

bacaan, saya hanya menentukan satu

titik permasalahan pada isi bacaan

0 8 11 6 1

Jumlah skor No.1 ialah 87/130 X 100% = 66,92%

Berdasarkan aspek kemampuan menyesuaikan strategi membaca dengan

konsisi baca, terdapat dua pernyataan, pernyataan pertama ialah ―Saya sudah tahu

letak informasi bacaan sesuai dengan jenis bacaan‖. Terdapat 11 siswa (42,31%)

memilih setuju. Artinya, siswa tersebut memiliki sikap positif karena sudah mampu

mengetahui letak informasi bacaan, kemampuan tersebut dapat dikembangkan karena

kebiasaan membaca. Selain itu, terdapat 2 siswa (7,69%) yang memilih tidak setuju.

Artinya, siswa tersebut masih belum mampu menentukan informasi bacaan sesuai

jenis bacaan, hal tersebut bisa saja dikarenakan oleh jarangnya membaca dan hal itu

termasuk dalam kategori negatif. Lalu, terdapat 13 siswa (50,00%) masih memilih

netral.

Jumlah skor No.2 ialah 78/130 X 100% = 60,00%

Pernyataan kedua yang diajukan ialah ―Saya tidak membaca keseluruhan isi

bacaan, saya hanya menentukan satu titik permasalahan pada isi bacaan‖.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

75

Berdasarkan data, terdapat 1 siswa memilih sangat setuju dan 6 siswa memilih setuju.

Artinya, sebanyak 7 siswa (26,92%) sudah dapat menentukan bagian-bagian yang

harus dibaca agar ia hanya membaca pada titik permasalahan saja namun tetap dapat

mengambil keseluruhan informasi, dan hal tersebut termasuk dalam sikap positif.

Selain itu, terdapat 8 siswa (30,77%) yang memilih tidak setuju. Artinya, siswa

tersebut masih belum bisa menentukan titik permasalahan dan harus membaca

keseluruhan isi, hal tersebut termasuk dalam hal negatif. Lalu, sebagian besar yaitu 11

siswa (42,31%) memilih netral.

4.1.2.2.2 Faktor Eksternal

Faktor eksternal dalam kuesioner minat baca terdapat empat aspek, yaitu (1)

suasana lingkungan, (2) faktor lingkungan: latar belakang sosial ekonomi, (3)

berkaitan dengan teks, dan (4) jadwal baca. Di bawah ini terdapat hasil perhitungan

pada setiap aspek kuesioner minat baca faktor eksternal.

4.1.2.2.2.1 Suasana Lingkungan: Pencahayaan Ruangan yang Kurang Memadai

Suasana lingkungan khusunya cahaya menjadi kendala bagi kemampuan

membaca kritis. Pada aspek ini terdapat dua pernyataan, yaitu (1) Saya membaca

hanya pada siang hari karena pencahayaannya yang bagus dan (2) Walaupun sudah

ada lampu yang menerangi, saya tetap kesulitan membaca karena kurang cahaya.

Berdasarkan data yang sudah diolah, aspek ini kurang memengaruhi kemampuan

membaca kritis. Untuk mengetahui bagaimana perhitungannya, silakan lihat tabel di

bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

76

Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Eksternal

Suasana Lingkungan

No. Pernyataan Rentang Skor

1

(STS)

2

(TS)

3

(N)

4

(S)

5

(SS)

1. Saya membaca hanya pada siang hari

karena pencahayaannya yang bagus

1 12 13 0 0

2. Walaupun sudah ada lampu yang

menerangi, saya tetap kesulitan

membaca karena kurang cahaya

3 18 4 1 0

Jumlah skor No.1 ialah 64/130 X 100% = 49,23%

Setelah mengetahui hasil kuesioner berdasarkan faktor internal, maka saat ini

peneliti akan membahas hasil kuesioner faktor eksternal. Aspek dalam faktor

eksternal yang pertama ialah aspek suasana lingkungan: pencahayaan ruangan yang

kurang memadai. Terdapat dua pernyataan dalam aspek tersebut, pernyataan pertama

ialah ―Saya membaca hanya pada siang hari karena pencahayaannya yang bagus‖.

Berdasarkan hasil yang didapat, tak ada satu pun siswa yang memilih sangat setuju

maupun setuju, hanya ada 12 siswa yang memilih tidak setuju dan 1 siswa yang

memilih sangat tidak setuju. Artinya, sebanyak 13 siswa (50%) tidak keberatan

membaca pada malam hari karena membaca dapat dibantu menggunakan lampu, hal

ini dapat dikatakan sebagai hal yang positif. Namun, sebagian dari keseluruhan siswa,

yaitu 13 siswa (50%) menyatakan netral. Artinya, mereka tidak dapat menentukan

pilihannya.

Jumlah skor No.2 ialah 55/130 X 100% = 42,30%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

77

Pertanyaan kedua untuk aspek yang pertama pada faktor eksternal ialah

―Walaupun sudah ada lampu yang menerangi, saya tetap kesulitan membaca karena

kurang cahaya‖. Berdasarkan data, siswa yang memilih setuju terdapat 1 siswa

(3,85%). Artinya, siswa tersebut bisa saja memiliki penglihatan yang kurang baik,

sekaligus mengingkari pernyataan aspek ini pada nomor satu, hal ini termasuk

kategori yang kurang baik. Namun, terdapat 18 siswa yang memilih tidak setuju dan

3 siswa memilih sangat tidak setuju. Artinya, terdapat 21 siswa (80,77%) tetap dapat

membaca pada malam hari dan merasa tidak begitu terganggu. Selain itu, masih

terdapat siswa yang memilih netral yaitu terdapat 4 siswa (15,38%).

4.1.2.2.2.2 Faktor Lingkungan: Latar Belakang Sosial Ekonomi

Faktor lingkungan menjadi aspek kedua pada faktor eksternal. Pada aspek ini

terdapat dua pernyataan, yaitu (1) Orang tua memberi saya uang untuk membeli buku

walau saya tidak meminta dan (2) Saya menyisihkan uang jajan saya untuk membeli

buku bacaan yang saya sukai. Berikut adalah hasil perhitungan kuesioner faktor

eksteral pada faktor lingkungan.

Tabel 4.23 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Eksternal

Faktor Lingkungan

No. Pernyataan Rentang Skor

1

(STS)

2

(TS)

3

(N)

4

(S)

5

(SS)

1. Orang tua memberi saya uang untuk

membeli buku walau saya tidak

meminta

0 5 12 5 4

2. Saya menyisihkan uang jajan saya

untuk membeli buku bacaan yang

saya sukai

2 13 8 2 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

78

Jumlah skor No.1 ialah 86/130 X 100% = 66,15%

Pernyataan pada aspek faktor lingkungan: latar belakang sosial ekonomi

terdapat dua, yang pertama ialah ―Orang tua memberi saya uang untuk membeli buku

walau saya tidak meminta‖. Terdapat 4 siswa memilih sangat setuju dan 5 siswa

memilih setuju dengan pernyataan ini. Artinya, sebanyak 9 siswa (34,62%)

menunjukkan sikap positif dari kedua orangtuanya. Orangtua siswa mengetahui

bahwa membaca buku sangatlah penting untuk pemahaman siswa di luar maupun

dalam sekolah. Sebanyak 5 siswa (19,23%) menjawab tidak setuju. Artinya, orangtua

mereka belum menunjukkan sikap positifnya demi menunjang pengetahuan sang anak.

Sisanya, sebanyak 12 siswa (46,15%) memilih netral.

Jumlah skor No.2 ialah 65/130 X 100% = 50,00%

Pernyataan kedua yaitu ―Saya menyisihkan uang jajan saya untuk membeli

buku bacaan yang saya sukai‖. Pernyataan ini dipilih sangat setuju oleh 1 siswa dan

dipilih setuju oleh 2 siswa. Artinya, 3 siswa (11,54%) sudah menunjukkan sikap

positifnya untuk membaca buku bacaan yang ia anggap menarik. Selain itu, masih

juga terdapat sikap negatif dari sebagian besar siswa, yaitu sebanyak 13 siswa

memilih tidak setuju dan 2 siswa memilih sangat tidak setuju. Artinya, 15 siswa

(57,69%) belum menunjukkan sikap positifnya untuk membeli buku bacaan yang ia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

79

anggap sukai. Selain itu, masih ada 8 siswa (30,77%) yang memilih netral dalam

menentukan pilihannya.

4.1.2.2.2.3 Berkaitan dengan Teks: Bahasa, Pilihan Kata, Setting/Tata Tulis,

Keterbacaan, dan Isi Bacaan.

Teks menjadi aspek selanjutnya. Pada aspek ini terdapat tiga pernyataan, yaitu

(1) Kosakata yang sulit membuat saya malas membaca, (2) Tidak semua jenis bacaan

saya baca, karena tulisannya yang tidak saya mengerti, dan (3) Tulisan yang kurang

baik peletakkannya membuat saya bingung pada saat membaca. Aspek ini memiliki

nilai yang cukup baik, untuk lebih lanjutnya silakan lihat tabel di bawah ini.

Tabel 4.24 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Eksternal

Berkaitan dengan Teks

No. Pernyataan Rentang Skor

1

(STS)

2

(TS)

3

(N)

4

(S)

5

(SS)

1. Kosakata yang sulit membuat saya

malas membaca

0 6 9 8 3

2. Tidak semua jenis bacaan saya

baca, karena tulisannya yang tidak

saya mengerti

0 0 8 13 5

3. Tulisan yang kurang baik

peletakkannya membuat saya

bingung pada saat membaca

0 0 4 12 10

Jumlah skor No.1 ialah 86/130 X 100% = 66,15%

Pada aspek yang berkaitan dengan teks: bahasa, pilihan kata, setting/tata tulis,

keterbacaan, dan isi bacaan, terdapat tiga pernyataan. Pernyataan pertama ialah

―Kosakata yang sulit membuat saya malas membaca‖. Berdasarkan data, terdapat 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

80

siswa memilih sangat setuju dan 8 siswa memilih setuju. Artinya, terdapat 11 siswa

(42,31%) memiliki sikap negatif, karena tidak mau mencari tahu makna mengenai

kosakata yang sulit tersebut. Namun, masih ada 6 siswa (23,08%) yang memilih tidak

setuju. Artinya, mereka memiliki sikap positif dengan mau mencari makna mengenai

kosakata yang sulit tersebut. Lalu, masih ada 9 siswa (34,61%) yang memilih netral

pada pernyataan ini.

Jumlah skor No.2 ialah 101/130 X 100% = 77,70%

Pada pernyataan kedua ―Tidak semua jenis bacaan saya baca, karena

tulisannya yang tidak saya mengerti‖. Terdapat 5 siswa memilih sangat setuju dan 13

siswa memilih setuju. Artinya, sebanyak 18 siswa (69,23%) menunjukkan sikap

kurang positif, karena tidak mau membaca berbagai jenis bacaan karena tulisannya

yang kurang dimengerti. Sisanya, terdapat 8 siswa (30,77%) memilih netral. Artinya,

tidak ada siswa yang memiliki sikap positif karena tidak mau membaca berbagai jenis

bacaan karena tulisannya kurang dimengerti.

Jumlah skor No.3 ialah 110/130 X 100% = 84,61%

Pernyataan ketiga pada aspek ini ialah ―Tulisan yang kurang baik

peletakkannya membuat saya bingung pada saat membaca‖. Untuk pernyataan ini,

terdapat 10 siswa memilih sangat setuju dan 12 siswa memilih setuju. Artinya,

sebanyak 22 siswa (84,62%) tidak menyukai bacaan yang peletakkannya kurang baik

atau tidak teratur. Ini menunjukkan bahwa siswa memiliki sikap positif karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

81

peletakkan tulisan juga termasuk ke dalam bagian keefektifan saat membaca. Namun,

masih terdapat 4 siswa (15,38%) yang memilih netral.

4.1.2.2.2.4 Jadwal Baca

Jadwal baca menjadi aspek terkahir pada kuesioner minat baca faktor

eksternal. Pada aspek ini terdapat satu pernyataan yaitu ―Saya selalu menyempatkan

diri membaca walaupun hanya memiliki waktu sedikit‖. Berdasarkan hasil yang

didapat, aspek ini memiliki skor yang cukup baik. Berikut hasil perhitungan

kuesioner faktor eksternal jadwal baca.

Tabel 4.25 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Eksternal

Jadwal Baca

No. Pernyataan Rentang Skor

1

(STS)

2

(TS)

3

(N)

4

(S)

5

(SS)

1. Saya selalu menyempatkan diri

membaca walaupun hanya

memiliki waktu sedikit

1 4 6 11 4

Jumlah skor No.1 ialah 91/130 X 100% = 70,00%

Aspek terakhir yang berkaitan dengan faktor eksternal ialah jadwal baca.

Pernyataan mengenai jadwal baca hanya terdapat satu pernyataan yaitu ―Saya selalu

menyempatkan diri membaca walaupun hanya memiliki waktu sedikit‖. Pada

pernyataan ini, terdapat 4 siswa memilih sangat setuju dan 11 siswa memilih setuju.

Artinya, terdapat 15 siswa (57,69%) memiliki sikap positif dalam mengatur pola

membacanya. Mereka meluangkan waktunya untuk membaca di sela-sela

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

82

kesibukannya sebagai siswa. Lalu, ada juga siswa yang memilih tidak setuju yaitu 4

siswa dan sangat tidak setuju sebanyak 1 siswa. Artinya, terdapat 5 siswa (19,23%)

yang memiliki sikap negatif. Mereka tidak mau menyempatkan dirinya untuk

membaca walau hanya sedikit saja. Sisanya, terdapat 6 siswa (23,07%) yang memilih

netral.

Setelah mengetahui jumlah skor per pernyataan, maka kita lihat analisis faktor

internal dan eksternal berikut ini:

Tabel 4.26 Hasil Analisis Kuesioner Faktor Eksternal dan Internal

No. Aspek Jumlah

Pernyataan

Hasil Persentase

(Jumlah Skor

dibagi Jumlah

Pernyataan)

Kategori

Faktor Internal

1. Motivasi 2 53,46% Cukup

2. Minat 2 83,46% Sangat

Kuat

3. Kematangan sosio dan

emosi serta penyesuaian

diri: Stabilitas emosi,

percaya diri, dan

kemampuan beradaptasi

dalam kelompok

3 77,69% Kuat

4. Pengetahuan/pengalaman 2 86,57% Sangat

Kuat

5. Kebermanfaatan 3 69,25% Kuat

6. Fisiologis 2 78,84% Kuat

7. Inteligensi 2 75,38% Kuat

8. Kompetensi kebahasaan 2 83,84% Sangat

Kuat

9. Kebiasaan membaca 2 68,84% Kuat

10. Kemampuan

menyesuaikan strategi

membaca dengan kondisi

baca

2 63,46%

Kuat

Faktor eksternal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

83

1. Suasana lingkungan:

pencahayaan, ruangan

yang kurang memadai

2 45,76% Cukup

2. Faktor lingkungan: latar

belakang sosial ekonomi

2 58,07% Cukup

3. Berkaitan dengan teks:

bahasa, pilihan kata,

setting/tata tulis,

keterbacaan, dan isi

bacaan.

3 76,15% Kuat

4. Jadwal baca 1 70,00 Kuat

Jadi, jumlah persentase faktor internal dalam memengaruhi kemampuan

membaca siswa kritis siswa ialah sebesar 74,10% (Kuat) dan faktor eksternal dalam

memengaruhi kemampuan membaca kritis siswa ialah sebesar 62,49% (Kuat). Faktor

internal lebih banyak memengaruhi kemampuan membaca kritis siswa dibandingkan

dengan faktor eksternal. Faktor internal yang sangat memengaruhi kemampuan

membaca kritis ialah minat, pengetahuan/pengalaman, dan kompetensi kebahasaan.

4.1.2.3 Wawancara

Wawancara yang digunakan oleh peneliti ialah wawancara bebas terpimpin,

artinya responden diberi kebebasan menjawab sesuai dengan pendapatnya, namun

responden tetap menjawab sesuai dengan pertanyaan yang sudah disediakan. Dalam

wawancara ini, peneliti mewawancarai siswa yang termasuk dalam kategori

kelompok tinggi sebanyak lima orang dan satu orang yang memiliki nilai kuesioner

paling tinggi.

Wawancara dilakukan pada tanggal 20 Januari 2016 pukul 07.15-08.45.

Pertanyaan yang ditanyakan oleh peneliti dapat dilihat pada Lampiran 4. Namun,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

84

secara garis besar peneliti menanyakan mengenai jenis bacaan, kebiasaan membaca,

dan pengalaman membaca siswa. Berikut ini adalah hasil wawancara peneliti dengan

siswa.

Tabel 4.27 Hasil Wawancara Siswa

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah

Anda suka

membaca?

Apakah

menurut

Anda

membaca itu

penting?

Amel: Aku suka baca novel. Aku tidak begitu suka baca

koran dan buku pelajaran. Membaca penting tapi malas.

Baca novel saja informasinya banyak, jadi tahu harus

bagaimana menghadapi masalah, dan kalau koran malas

buka halaman berikutnya karena terlalu besar dan tidak

efisien.

Gupita: Saya suka baca, tetapi tergantung bacaan, bila

bacaannya menambah referensi, saya suka. Membaca itu

penting. Kalau tidak membaca, tidak tahu apa-apa dan kalau

mau berbicara dengan teman juga kan harus ada referensi

bacaan.

Dewi: Sebenarnya suka, hanya saja tergantung mood, bagus

atau tidak. Kalau materi atau tema menarik aku suka, tetapi

kalau buku pelajaran tidak terlalu suka karena materinya

kurang menarik. Membaca itu penting untuk menambah

informasi.

Elsina: Suka, tetapi tidak suka buku pelajaran. Lebih suka

novel daripada buku pelajaran. Membaca penting sekali,

kalau tidak membaca buku, tidak mendapat ilmu tambahan.

Faisal: Suka. Membaca itu penting. Dari kecil saya

dibiasakan suka baca.

Fahmi: Saya suka baca, menambah informasi dan ilmu,

wawasan juga jadi luas. Menurut saya membaca penting dan

ada hiburan juga.

2. Apakah

Anda tertarik

pada suatu

jenis bacaan

tertentu?

Amel: Semua novel suka, komik suka. Lebih suka membaca

buku fiksi, lebih menarik, seperti sedang nonton film. Lebih

suka baca novelnya daripada nonton filmnya. Lebih asli

cerita yang dibuku daripada yang di film. Lebih suka baca

dibuku daripada di internet. Beda rasanya, beda sensasinya.

Gupita: Lebih suka nonfiksi daripada fiksi. Kalau nonfiksi

itu lebih ke lingkungan dan di sekitar dan lebih banyak

manfaatnya. Saya suka bacaan politik dan ilmu pengetahuan

umum, namun lebih menjurus ke sosial dan statistik. Kalau

novel kurang suka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

85

Dewi: Tidak memilih satu jenis bacaan, semua bacaan suka

asalkan materi atau isinya menarik. Tergantung isi dan tema.

Lalu, apakah inti ceritanya bisa membuat motivasi untuk

saya atau tidak.

Elsina: Tertarik pada novel, khususnya yang bertema heorik

dan penyelamatan. Sebenarnya, pertamanya aku lihat film,

terus akhirnya aku coba baca novelnya yang bertema heorik,

akhirnya sampai sekarang suka.

Faisal: Saya suka bacaan dengan tema otomotif dan

kedokteran. Lebih suka membaca artikel karena banyak tema

yang sesuai dengan kesukaan, namun terkadang membaca

novel juga asalkan dengan tema yang disukai. Berita juga

suka up-date di internet, buku, maupun TV, tapi sesuai

dengan tema yang disukai.

Fahmi: Saya suka novel dan ilmu pengetahuan. Untuk jenis

bacaan sebenarnya tidak dibatasi, hanya saja tema dan materi

kalau bisa yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan.

3. Apa yang

menjadi

motivasi

Anda dalam

membaca?

Amel: Asik aja. Lebih suka cari informasi dari novel.

Motivasi datang dari teman dan bapak. Diberitahu bapak,

selalu diberi saran oleh bapak dan melihat teman yang gemar

membaca novel jadi aku mengikuti dia. Memuaskan diri

saja.

Gupita: Mendapatkan informasi tambahan. Sudah dibiasakan

dari kecil, jadi sudah terbiasa. Ingin seperti orang lain yang

mendapatkan informasi dari buku bacaan.

Dewi: Karena suka membeli buku. Jadi, harus dibaca. Kalau

bukunya menarik saya baca lagi.

Elsina: Motivasi saya membaca novel karena di akhir cerita

selalu ada motivasi untuk pembaca. Lalu juga orang tua

selalu menyuruh membaca, seperti dibelikan kamus

grammar untuk bahasa Inggris dan lainnya.

Faisal: Dari kecil selalu dibelikan buku oleh Eyang, dengan

iming-iming dibelikan makanan enak kalau sudah selesai

membaca buku yang dibelikan. Sekarang jadi terbiasa

membaca, jadi suka membeli buku sendiri. Berasal dari buku

bacaan yang saya baca, saya sekarang bisa menulis artikel

yang dipublikasikan melalui sebuah blog.

Fahmi: Membaca agar lebih baik daripada teman dalam hal

pelajaran. Lalu juga selalu diingatkan untuk membaca oleh

Papa. Selagi kecil selalu diberikan buku oleh Eyang, namun

sekarang oleh Papa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

86

4. Apakah

Anda

meluangkan

waktu untuk

membaca?

Kapan itu

dilakukan?

Amel: Iya, saat main HP. Kalau di rumah sepi tidak ada

kerjaan, membaca buku. Lalu sebelum tidur, agar cepat

ngantuk.

Gupita: Pada saat mau tidur dan di pagi hari. Kalau pagi hari,

biasanya di kamar mandi sambil mencari berita terbaru

menggunakan bantuan internet dan tergantung bacaan sesuai

minat. Untuk malam hari, biasanya menggunakan buku,

bahan bacaan yang dibaca biasanya berkaitan dengan

lingkungan sosial.

Dewi: Tidak terlalu sering meluangkan waktu untuk

membaca. Kalau ada berita terbaru, maka baru membaca,

dan kalau ada waktu luang baru membaca.

Elsina: Pada saat istirahat di sekolah, kalau tidak ingin jajan

maka membaca novel. Selain itu, kalau sudah mengerjakan

tugas maka suka membaca, baca buku apa saja yang ada di

meja belajar.

Faisal: Tidak menentu, tergantung waktu luang. Kalau sudah

ada waktu luang, nanti akan membaca materi yang saya

inginkan.

Fahmi: Biasanya saya membaca buku pada saat malam

setelah belajar.

5. Apakah

tulisan yang

kurang

dimengerti

membuat

Anda enggan

membaca?

Kenapa?

Amel: Kalau terlalu rumit, saya tinggalkan saja. Tapi kalau

tema atau materinya saya suka, saya akan cari.

Gupita: Kalau materi atau judul yang dibaca menarik, tulisan

yang kurang dimengerti akan dicari sampai tertemu. Pada

saat menemukan bagian yang sulit dimengerti tersebut, maka

pengetahuan akan lebih berkembang.

Dewi: Tidak akan dicari, malas. Kalau tidak mengerti yang

sudah tinggalkan saja. Namun, kalau ada kata yang jarang

didengar karena penasaran baru dicari, tergantung ada waktu

luang untuk mencari atau tidak.

Elsina: Semakin tidak mengerti maka akan semakin dicari.

Penasaran yang tinggi membuat saya ingin memecahkan rasa

penasaran itu sendiri.

Faisal: Akan terus mencari. Biasanya mencari tahu ke teman

atau internet karena penasaran dan rasa ingin tahu tinggi.

Fahmi: Terkadang ditinggalkan, karena bahasa terbelit-belit.

Apalagi novel yang bertema detektif atau petualangan yang

bahasanya berbelit-belit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

87

6. Apakah

keluarga

memberi

dana khusus

untuk

membeli

buku

bacaan?

Amel: Bapak yang biasa memberi uang. Semua kegiatan

membaca bapak yang mendukung dan menyuruh, jadi

kadang bapak yang langsung memberi uang untuk mebeli

buku.

Gupita: Kalau meminta buku pasti selalu diberi. Namun,

dahulu sewaktu masih di Sekolah Dasar, selalu dibelikan

buku tanpa diminta.

Dewi: Biasanya meminta untuk dibelikan, namun terkadang

juga membeli sendiri. Kalau dibelikan buku harus dibaca

sampai habis.

Elsina: Tanpa diminta langsung diberi uang untuk memberi

buku. Terkadang juga minta dan langsung diberi. Setelah itu

ada tuntutan untuk dibaca. Saya sudah biasa membaca

karena dari SD sering ke Perpustakaan sekolah, jadi karena

sudah tahu kebiasaan saya, orang tua terkadang sudah

menyiapkan buku untuk saya baca.

Faisal: Terkadang langsung diberi tanpa diminta, terkadang

juga saya yang meminta.

Fahmi: Biasanya saya yang meminta, baru nanti diberi.

7. Apakah

menurut

Anda

kegiatan

membaca

memberi

manfaat

tertentu?

Amel: Memberi manfaat sekali. Kalau kita ada masalah lalu

dalam buku atau novel yang kita baca ada permasalahan

yang hampir serupa, biasanya saya menyelesaikannya sesuai

dengan buku bacaan.

Gupita: Sangat memberi manfaat. Contohnya, pada saat

menghadiri forum-forum, pasti butuh referensi untuk

informasi yang dibutuhkan. Saya ingin lebih pandai dari

sebelumnya, maka buku pelajaran pun pasti dibaca

khususnya PKN, Ekonomi, Matematika, dan Olahraga atau

sesuai materi yang disukai.

Dewi: Menambah informasi. Kalau diberi pilihan lebih

memilih buku pelajaran dan sosial, ada ilmu baru yang bisa

diterapkan di lingkungan sekitar. Kalau hanya novel tentang

percintaan, nanti manfaatnya hanya itu-itu saja.

Elsina: Ada, karena kalau membaca dapat pengetahuan,

dapat wawasan yang lebih luas, dan dapat informasi baru.

Selain itu juga bila ada masalah bisa tahu bagaimana cara

menyelesaikannya melalui bacaan yang sudah dibaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

88

Faisal: Membaca memberi manfaat yang banyak. Dengan

membaca saya dapat menghasilkan uang. Setelah saya

membaca artikel tentang mesin baru, saya salurkan itu

melalui blog yang memuat tulisan saya. Kalau apa yang saya

tulis belum banyak diketahui orang lain, nanti bisa diundang

ke sebuh acara otomotif untuk menjelaskan tentang mesin

baru tersebut. Lalu, saya dan tim saya mendapat upah dari

foto mesin.

Fahmi: Menambah informasi dan menghilangkan kejenuhan.

8. Dalam

keadaan

seperti apa

Anda bisa

membaca

dengan baik?

Amel: Sepi. Sendiri sambil mendengarkan musik. Pokoknya

kalau saya belajar, membaca harus sambil mendengarkan

musik. Kalau tidak, akan sulit memahami.

Gupita: Dalam keadaan mau tidur, lalu internet dimatikan.

Asal tidak ada yang mengganggu atau memanggil nama,

maka kegiatan membaca bisa dilakukan di mana pun dan

dalam keadaan apa pun.

Dewi: Dalam keadaan tidak sakit. Kalau sakit, maka susah

untuk masuk ke dalam inti cerita yang dibaca. Lalu juga

dalam keadaan terang.

Elsina: Tergantung mood. Kalau ada waktu luang dan dalam

keadaan senang. Kalau sedang ada pikiran maka membaca

menjadi tidak tenang dan tidak dapat memahami isi, maka

harus dalam keadaan tanpa beban agar bisa memahami isi.

Faisal: Dalam keadaan tidak terlalu sepi dan ramai, yang

penting dalam keadaan ‗saya ingin membaca‘.

Fahmi: Lebih suka membaca di tempat yang enak, tidak

panas dan cahaya yang cukup. Sepi dan ramai tidak jadi

masalah.

Wawancara yang dilakukan pada enam siswa ini sangat membantu peneliti

untuk mencari faktor kemampuan membaca kritis siswa. Menurut data yang didapat,

semua siswa yang diwawancarai suka membaca dengan gayanya masing-masing.

Materi yang dibaca pun beragam, ada yang menyukai novel seperti Amel, Elsina, dan

Fahmi. Ada juga siswa yang lebih menyukai ilmu sosial, pelajaran, dan ilmu praktis

lainnya seperti Gupita, Dewi, dan Faisal. Menurut Amel, membaca novel lebih seru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

89

dan mengasikkan dibandingkan menonton film yang berasal dari novel yang sama.

Hal ini senada dengan Elsina yang ternyata menyukai novel karena melihat salah satu

film yang diadaptasi dari sebuah novel, akhirnya ia tertarik untuk membaca novel

tersebut dan sampai sekarang ketertarikan membaca novel dengan jenis tertentu

masih tertanam.

Siswa yang memiliki perbedaan dalam menyukai jenis bacaan ini ternyata

sebagian besar memiliki pengalaman membaca sedari dini. Siswa bernama Gupita

mengaku selalu dibelikan buku sewaktu sekolah dasar tanpa diminta, lalu Elsina

mengatakan sering pergi ke Perpustakaan untuk membaca sewaktu sekolah dasar,

serta Faisal dan Fahmi yang diperkenalkan membaca oleh Eyangnya. Sama halnya

dengan cerita siswa tadi, Adler dan Doren (2007: 61) mengatakan bahwa untuk

membentuk kebiasaan, tidak ada cara lain kecuali dengan berbuat. Itulah maksud

uangkapan ‗Alah bisa karena biasa‘. Lalu, siswa bernama Amel mengaku selalu

diberi motivasi membaca oleh sang Bapak agar dapat mengetahui informasi lebih

banyak lagi dari membaca dan siswa bernama Dewi yang walaupun tidak mengaku

diberi motivasi membaca oleh keluarga, namun dari cerita yang ia ceritakan

keluarganya sangat mendukung kesukaannya dalam membaca dengan cara

membelikan buku bacaan namun dengan catatatan harus dibaca hingga akhir.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa memang keenam siswa ini

memiliki pengalaman membaca sedari dini dengan cerita yang berbeda-beda.

Motivasi dalam membaca yang dilakukan oleh siswa pun berbeda-beda. Siswa

bernama Amel mengatakan bahwa motivasi membacanya tumbuh karena selalu diberi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

90

dorongan oleh orangtua dan juga sering melihat temannya membaca novel, sehingga

membuatnya tergiur untuk ikut membaca. Selain itu, Gupita mengatakan bahwa

motivasinya ialah untuk mendapat informasi tambahan dari apa yang sudah ia dapat.

Selain itu, ia juga ingin seperti orang lain yang mendapatkan informasi dari buku

bacaan. Berbanding terbalik dengan dua temannya, Dewi mengatakan karena ia suka

membeli buku, jadi motivasi membaca timbul dengan sendirinya. Ada tuntutan

bahwa buku yang sudah dibeli harus dibaca hingga habis.

Berbeda dengan pendapat teman-temannya, Elsina mengatakan bahwa

motivasinya membaca buku khususnya novel ialah karena di akhir cerita selalu ada

motivasi untuk pembaca. Jadi, Elsina selalu menantikan saat ia membaca tulisan

motivasi yang ada dalam buku bacaannya. Siswa yang bernama Faisal mengatakan

bahwa dari kecil sudah dibiasakan membaca oleh Eyangnya dengan diiming-imingi

dibelikan makanan enak bila sudah selesai membaca. Kebiasaan itu akhirnya

berkembang menjadi kelebihan lain, yaitu menulis. Bacaan yang sudah ia baca, ia

tuliskan kembali ke dalam tulisan yang lebih sederhana dan dipublikasikan melalui

sebuah blog. Berbeda dengan yang lainnya, siswa yang bernama Fahmi mengatakan

bahwa membaca dapat membuatnya lebih baik daripada teman-temannya dalam hal

pelajaran. Jadi, Fahmi memiliki motivasi yang lebih dalam hal akademik.

Selain itu, terdapat sebuah keselarasan atas apa yang dilakukan oleh Faisal

dengan penjelasan Tarigan (2008: 1). Tarigan mengatakan bahwa dalam memperoleh

katerampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur:

mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

91

sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari

sebelum memasuki sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya

merupakan satu kesatuan, merupakan catur tunggal (Tarigan, 2008: 1). Artinya,

empat keterampilan tersebut ialah satu. Melalui sebuah gambar, Tarigan menjelaskan

bahwa keterampilan berbahasa memiliki hubungan satu sama lain. Gambar tersebut

menjelaskan bahwa komunikasi tatap muka dilakukan dengan cara menyimak dan

kemudian dilanjutkan dengan berbicara. Selanjutnya, komunikasi tidak tatap muka

dilakukan dengan membaca dan dilanjutkan dengan menulis (Tarigan, 2008: 2).

Artinya, menulis ialah kemampuan berbahasa tertinggi di antara kemampuan lainnya,

namun kemampuan tersebut tak akan bisa terlaksana bila kemampuan menyimak,

berbicara dan membaca masih kurang.

Selanjutnya percakapan beralih pada jadwal baca yang biasa diterapkan oleh

siswa. Siswa bernama Amel mengatakan bahwa biasa membaca saat sedang bermain

handphone dan sebelum tidur agar cepat mengantuk. Selain Amel, Gupita juga

menceritakan kegiatan membacanya. Selaras dengan Amel, Gupita bercerita bila ia

membaca pada saat akan tidur dan di pagi hari. Pada pagi hari ia akan membaca

dengan bantuan internet untuk melihat kabar berita terbaru, sedangkan pada saat

malam membaca menggunakan buku cetak.

Berbanding terbalik dengan Amel dan Gupita yang menyempatkan diri

membaca secara rutin, Dewi mengaku tidak begitu sering meluangkan waktu untuk

membaca. Ia bercerita, bila ada berita terbaru maka ia akan membaca pada saat ada

waktu luang. Selaras dengan Dewi, Faisal juga bercerita ia akan membaca buku bila

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

92

memiliki waktu luang. Berbanding terbalik dengan Dewi dan Faisal, Elsina

mengatakan bahwa ia akan membaca buku novel pada saat istirahat, kalau tidak ingin

jajan di Kantin. Selain itu, pada malam hari setelah belajar ia akan membaca buku

apa saja yang ada di meja belajarnya. Selaras dengan Elsina, Fahmi pun menyatakan

ia akan membaca buku setelah belajar pada malam hari. Jadi, sebagian besar siswa

memang memiliki jadwal baca sendiri tergantung kebiasaannya dan sesuai dengan

waktu luang yang ada.

Pertanyaan akhirnya beralih pada pemahaman kebahasaan siswa, mengenai

tulisan yang kurang dimengerti, apakah membuat enggan membaca atau tidak? Dan

mengapa? Pertanyaan yang saya tanyakan ternyata dijawab beragam oleh para siswa.

Amel yang memiliki jadwal baca sebelum tidur mengatakan kalau bacaan terlalu

rumit maka ia akan tinggalkan, namun bila materi atau tema yang ia sukai maka ia

akan mencari tahu. Jadi, dapat dilihat bila ada kosakata yang sulit, Amel akan

mencari tahu maknanya, apabila materi atau tema bacaannya ia sukai. Pernyataan

Amel ini selaras dengan Dewi, Dewi mengatakan malas untuk mencari. Namun, bila

ada kata yang jarang ia dengar maka ia akan cari, tetapi tergantung adanya waktu

luang atau tidak. Pernyataan Amel dan Dewi selaras dengan pernyataan Fahmi yang

mengatakan bahwa ia terkadang meninggalkan kosakata yang ia tidak tahu, karena

bahasanya yang berbelit-belit.

Pernyataan tiga siswa ini berbanding terbalik dengan Gupita, Elsina, dan

Faisal. Mereka bertiga mengatakan bila ada kosakata yang sulit maka mereka akan

terus mencari sampai tertemu. Gupita mengatakan akan terus mencari selagi materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

93

atau judulnya menarik, karena menurutnya menemukan bagian bacaan yang sulit

dimengerti akan menambah pengetahuannya. Lalu, Elsina mengatakan akan terus

mencari karena penasaran, dan ingin memecahkan rasa penasaran itu sendiri. Selaras

dengan Elsina, Faisal mengatakan bahwa ia akan terus mencari tahu, karena

penasaran yang tinggi. Ia akan mencari tahu pada teman ataupun mencari di internet.

Pertanyaan selanjutnya yang saya ajukan mengenai dukungan keluarga dalam

memberikan dana khusus untuk membeli buku. Siswa yang peneliti wawancarai

mengatakan bahwa keluarga mereka khususnya orangtua memberikan uang langsung

untuk membeli buku, namun ada juga yang meminta terlebih dahulu setelah itu baru

diberi uang. Seperti halnya Amel, dia mengatakan bahwa seluruh kegiatan

membacanya didukung oleh sang Bapak. Jadi, terkadang sang Bapak langsung

memberi uang untuk membeli buku. Sejalan dengan Amel, Elsina juga mengatakan

bahwa ia biasa langsung diberi uang tanpa diminta. Namun, Elsina mengatakan

terkadang ia juga meminta terlebih dahulu. Sejalan dengan Amel dan Elsina, Faisal

juga mengatakan bahwa ia juga terkadang langsung diberi uang untuk membeli buku

tanpa diminta. Namun, terkadang juga ia yang meminta.

Selain itu, Gupita, Dewi, dan Fahmi juga mengatakan bahwa mereka biasa

meminta uang terlebih dahulu. Berbeda dari teman yang lain, Gupita yang

mengatakan bahwa biasa meminta uang terlebih dulu untuk membeli buku ternyata

selalu dibelikan buku sewaktu masih SD tanpa ia minta. Lalu, Dewi mengatakan

biasanya juga ia membeli sendiri buku yang ia inginkan, dengan kata lain menabung.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa memang orangtua biasa memberi uang terlebih dahulu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

94

tanpa diminta, namun adakalanya siswa juga meminta uang untuk membeli buku

yang diinginkannya. Dorongan orangtua ternyata mampu membina minat membaca

siswa, menurut Wiryodijoyo (1989: 194) sikap orangtua yang terbuka dan dekat

dengan anak-anak berpengaruh besar terhadap pembinaan motivasi membaca pada

mereka. Orangtua yang demikian suka menceritakan pengalamannya kepada anak-

anaknya, menunjukkan kepada mereka bahan-bahan bacaan yang berguna yang

pernah dibacanya. Selain itu, siswa juga masih bisa membeli sendiri buku yang

diinginkannya.

Pertanyaan yang peneliti ajukan selanjutnya ialah mengenai pendapat mereka

mengenai manfaat membaca. Sebagian besar siswa mengatakan bahwa membaca

menambah informasi, menambah wawasan, dan menambah pengetahuan. Selain itu,

terdapat juga pendapat lain dari beberapa siswa, Amel mengatakan bahwa ia dapat

menyelesaikan permasalahannya dengan meniru penyelesaian yang terdapat pada

novel yang ia baca. Sejalan dengan pendapat Amel, Elsina juga mengatakan hal yang

serupa.

Berbanding terbalik dengan kedua temannya, Gupita dan Dewi memiliki

pendapat lain. Menurut Gupita manfaat membaca ialah agar pada saat menghadiri

sebuah forum ia akan lebih mengetahui materi apa yang sedang dibicarakan.

Membaca membuatnya mengetahui informasi lebih mengenai materi yang

dibicarakan dalam forum. Selain itu, ia juga berharap dapat lebih pandai dengan

membaca. Selain itu, Dewi mengatakan bahwa ia gemar membaca karena ia dapat

mengambil ilmu baru untuk diterapkan di lingkungan sekitar, di mana ia tinggal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

95

Selain itu, siswa bernama Fahmi mengatakan bahwa membaca membuatnya

menghilangkan kejenuhan.

Berbeda halnya dengan semua temannya, Faisal mengatakan bahwa membaca

memberinya manfaat tersendiri. Manfaat yang didapatnya ialah mendapat uang jajan

tambahan dari kegiatannya membaca. Uang yang Faisal dapat berasal dari

kegemarannya dalam membaca. Faisal biasa membaca sebuah artikel mengenai

mesin baru, setelah itu ia akan menuliskannya kembali menggunakan bahasanya

sendiri. Setelah itu, ia akan mempublikasikan tulisannya dalam sebuah blog khusus

pecinta otomotif. Setelah itu, bila tulisannya menarik, maka ia dan timnya mendapat

kesempatan untuk diundang dalam sebuah acara otomitif untuk menjelaskan

mengenai mesin baru tersebut. Sejalan dengan cerita Faisal, Tarigan (1983: 99)

mengatakan bahwa betapa eratnya hubungan antara membaca dan menulis. Kian

banyak bahan yang kita baca maka kian banyak pula informasi yang kita peroleh, dan

kian banyak hal-hal yang dapat kita sampaikan, kita ekspresikan kepada orang lain,

baik secara lisan maupun secara tulisan; dengan perkataan lain, dengan cara banyak

membaca maka daya ekspresi kita, baik secara lisan maupun secara tulisan semakin

meningkat.

Pertanyaan terakhir dalam sesi wawancara ialah mengenai situasi di mana

siswa biasa membaca. Menurut Amel, ia bisa membaca dalam keadaan sepi dengan

diiringi musik. Kebiasaan tersebut membuat ia sulit memahami suatu bacaan bila

tidak diiringi dengan mendengarkan musik. Berbeda halnya dengan Amel, Gupita

mengatakan bahwa ia bisa membaca dengan tenang bila ia membaca pada saat akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

96

tidur dan jaringan internet yang ada dimatikan. Selain itu, asal tidak ada yang

memanggil dan mengganggunya, maka ia bisa membaca dalam keadaan apa pun dan

di mana pun. Faisal dan Fahmi memiliki pendapat yang hampir serupa. Faisal

mengatakan ia bisa membaca dalam keadaan tidak terlalu sepi dan tidak terlalu ramai,

yang penting dalam keadaan ‗saya ingin membaca‘. Pendapat Fahmi pun tak jauh

berbeda dengan Faisal, ia mengatakan sepi dan ramai tak jadi masalah, asalkan di

tempat yang enak, tidak panas dan memiliki cahaya yang cukup.

Berbeda halnya dengan keempat temannya, Dewi lebih memerhatikan

kesehatannya, ia mengatakan bahwa ia membaca dalam keadaan tidak sakit, maka ia

akan lebih mudah masuk ke dalam inti cerita. Artinya, ia lebih memikirkan kesehatan

fisiknya dahulu dalam membaca. Sama halnya dengan Dewi, Elsina pun lebih

memilih membaca dalam keadaan memiliki waktu luang dan dalam keadaan senang.

Pada saat hati senang dan tanpa beban, ia dapat lebih memahami isi bacaan,

menurutnya. Artinya, kedua siswa ini lebih mendahulukan kesehatan fisik dan jiwa

agar lebih bisa menguasai isi bacaan. Perbedaan kebiasaan keadaan dalam membaca

tidak memengaruhi kemampuan membaca, yang ada hanya kebiasaan tersebut akan

terus menjadi tolak ukur kenyamanan membaca siswa.

Selain itu, peneliti juga mendapat perbedaan kebahasaan pada para siswa.

Siswa yang menyukai fiksi dan nonfiksi memiliki perbedaan dalam perbendaharaan

kata, aturan kalimat, gestur tubuh saat berbicara, dan cara berkomunikasi.

Berdasarkan hasil wawancara yang didapat, faktor kemampuan membaca kritis ialah

kebiasaan, motivasi, minat, dan keadaan pembaca (kesehatan fisik dan psikologis).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

97

4.2 Pembahasan

Penelitian berjudul ―Faktor Kemampuan Membaca Kritis pada Siswa Kelas

XI MIA 2 di SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016‖

ini bertujuan untuk mencari faktor penentu kemampuan membaca kritis. Sebelum itu,

peneliti meneliti sejauh mana kemampuan membaca kritis siswa dengan memberikan

tes kemampuan membaca kritis. Lalu, untuk mencari faktor kemampuan membaca

kritis, peneliti meneliti berdasarkan observasi, kuesioner, dan wawancara.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mendapat hasil sebagai berikut.

4.2.1 Kemampuan Membaca Kritis

Tes kemampuan membaca kritis yang diberikan oleh peneliti digunakan untuk

melihat kemampuan membaca kritis siswa. Tes ini dilakukan pada 26 siswa dengan

30 soal, namun hanya 12 soal yang dinyatakan layak. Di dalam tes ini terdapat

beberapa aspek penilaian, yaitu mengingat dan mengenai, menginterpretasi bacaan,

mengaplikasikan konsep-konsep, menganalisis suatu bacaan, membuat kesimpulan,

menilai suatu bacaan, dan merespons isi bacaan.

Berdasarkan hasil yang telah dianalisis, skor rata-rata siswa ialah 14,58 dan

termasuk dalam kategori kurang. Siswa sudah mampu dalam tiga aspek dari total

tujuh aspek yang ada. Siswa sudah mampu mengingat dan mengenali bacaan,

mengaplikasikan konsep-konsep ke dalam bacaan, dan membuat simpulan. Dalam

empat aspek lainnya siswa terlihat masih belum menguasai, yaitu aspek

menginterpretasi suatu bacaan, menganalisis suatu bacaan, menilai suatu bacaan, dan

merespons isi bacaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

98

Hasil yang didapat pada tes kemampuan membaca kritis tidak sejalan dengan

hasil kuseioner. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa persentase yang didapat

termasuk dalam kategori kuat, namun dalam tes kemampuan membaca masih

termasuk dalam kategori kurang. Hal ini dikarenakan faktor negatif yang

memengaruhi kemampuan membaca kritis masih kuat. Membaca kritis adalah

membaca untuk memahami isi bacaan secara rasional, kritis, mendalam, disertai

keterlibatan pikiran untuk menganalisis bacaan. Di sini pembaca akan mencamkan

lebih dalam materi yang dibacanya. Seorang pembaca kritis menggunakan empat cara

secara aktif. Keempat hal itu meliputi bertanya (seolah-olah berdialog dengan teks

bacaan), menyimpulkan, menghubungkan satu keterampilan dengan keterampilan lain,

serta menilai ide-ide dalam bacaan (Winarno, 2012: 84).

Jadi, skor rata-rata siswa pada kelas XI MIA 2 di SMA Negeri 1 Kasihan,

Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 ialah 14,58 dan termasuk dalam

kategori kurang. Para siswa hanya mampu memenuhi tiga aspek dari tujuh aspek

yang ada, yaitu mengingat dan mengenali bacaan, mengaplikasikan konsep-konsep ke

dalam bacaan, dan membuat simpulan.

4.2.2 Faktor Kemampuan Membaca Kritis

Faktor kemampuan membaca kritis diteliti berdasarkan observasi, kuesioner

dan wawancara. Pada observasi, peneliti memiliki 11 aspek untuk penilaian guru dan

murid. Aspek ini digunakan untuk melihat bagaimana kegiatan belajar mengajar pada

saat kegiatan membaca. Aspek yang terdiri dari pembuka, inti, dan penutup ini

memperlihatkan bagaimana kegiatan belajar mengajar pada kegiatan membaca di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

99

kelas XI MIA 2 di SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran

2015/2016.

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 13 Januari 2016 siswa

masih terlihat belum memiliki motivasi dan minat membaca. Siswa masih

membutuhkan motivasi belajar, motivasi yang dapat dibangun oleh guru maupun

murid itu sendiri. Siswa sudah jenuh dengan suasana kelas yang konvensional,

sehingga siswa butuh sesuatu untuk meningkatkan keinginan belajar, khusunya

membaca. Jadi, berdasarkan hasil observasi, motivasi dan minat baca siswa masih

kurang dan memengaruhi kemampuan membaca kritis.

Selanjutnya, kuesioner dibagikan pada tanggal 16 Januari 2016 berisi faktor

yang memengaruhi kemampuan membaca kritis. Kuesioner yang dibagikan memiliki

30 pernyataan yang terdiri dari 14 aspek. Aspek terdiri dari faktor internal dan

eksternal. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh bahwa faktor internal memiliki

nilai yang lebih dibandingkan dengan faktor eksternal. Skor kuesioner yang didapat

pada faktor internal ialah 74,10% sedangkan faktor eksternal ialah 62,49%, dan

keduanya termasuk dalam kategori kuat dengan pernyataan positif dan negatif.

Berdasarkan hasil dari 26 siswa, motivasi siswa dalam membaca memiliki

skor yang tinggi. Siswa juga memiliki skor yang tinggi dalam aspek minat.

Kematangan sosio dan emosi siswa juga tinggi dalam membaca. Berdasarkan hasil,

aspek pengalaman/pengetahuan juga termasuk faktor yang memengaruhi kemampuan

membaca kritis. Selain itu, siswa juga dapat mengambil kebermanfaatan dalam

membaca dengan cukup baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

100

Aspek fisiologis juga menentukan kemampuan membaca kritis yang cukup

tinggi. Dilihat dari hasil perhitungan, membaca juga dapat memengaruhi inteligensi

siswa. Lalu, Aspek kompetensi kebahasaan memiliki posisi yang tinggi dalam

memengaruhi kemampuan membaca kritis. Selain itu, persentase kebiasaan membaca

siswa pun termasuk yang cukup tinggi dalam kemampuan membaca kritis. Aspek

terakhir dalam faktor internal ialah strategi membaca dan kondisi baca, skor yang

didapat menunjukkan siswa sudah memiliki strategi dan kondisi baca yang cukup

baik.

Selain faktor internal, peneliti juga melihat faktor kemampuan membaca kritis

melalui faktor eksternal. Berdasarkan faktor eksternal, terdapat beberapa aspek yang

memengaruhi kemampuan membaca kritis. Aspek yang pertama ialah aspek suasana

lingkungan pencahayaan, siswa memiliki skor yang cukup pada aspek ini. Selain itu,

terdapat faktor lingkungan latar belakang ekonomi, pada aspek ini sosial ekonomi

siswa terbilang cukup. Selain dari lingkungan, teks juga memengaruhi kemampuan

membaca siswa. Aspek terakhir dari faktor eksternal ialah jadwal baca, hasil yang

didapat menunjukkan cukup banyak siswa yang meluangkan waktunya untuk

membaca.

Berdasarkan penjelasan yang sudah disampaikan, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa faktor internal memiliki lebih banyak pengaruh daripada faktor

eksternal. Pengaruh tersebut tergantung berdasarkan sikap negatif atau positif pada

pernyataan yang ada. Namun, minat, pengetahuan/pengalaman, dan kompetensi

kebahasaan sangat kuat memengaruhi kemampuan membaca kritis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

101

Selanjutnya, wawancara yang dilakukan pada tanggal 20 Januari 2016

dilakukan untuk mengetahui faktor kemampuan membaca kritis lebih dalam.

Wawancara ini dilakukan dengan memberikan pertanyaan secara lebih mendalam.

Pertanyaan yang ada berkaitan dengan kebiasaan, buku yang disukai, motivasi,

jadwal baca, dana khusus yang disediakan, tata letak tulisan, dan manfaat membaca

menurut siswa.

Sebenarnya, berdasarkan data yang diambil terdapat siswa yang memiliki

perbedaan nilai antara kuesioner dengan tes kemampuan membaca. Siswa tersebut

memiliki nilai kuesioner tertinggi namun memiliki nilai tes kemampuan membaca

kritis yang rendah. Lalu, peneliti menggunakan wawancara untuk menemukan

jawaban mengapa terdapat perbedaan yang mencolok tersebut. Elsina memiliki nilai

tertinggi dalam kuesioner, namun memiliki nilai rendah dalam tes kemampuan

membaca kritis. Peneliti mencari faktor apa yang memengaruhi kemampuan

membacanya. Setelah dilihat, akhirnya peneliti menemukan satu faktor, yaitu faktor

keadaan membaca. Elsina sempat menyatakan ―Kalau sedang ada pikiran maka

membaca menjadi tidak tenang dan tidak dapat memahami isi, maka harus dalam

keadaan tanpa beban agar bisa memahami isi‖. Pernyataan ini adalah pernyataan yang

berbeda di antara teman-teman yang lain dalam pertanyaan yang sama. Pernyataan

tersebut menjadi jawaban mengapa Elsina memiliki nilai kuesioner tertinggi, namun

memiliki nilai tes kemampuan membaca kritis yang rendah. Berarti dapat

disimpulkan bahwa salah satu faktor kemampuan membaca kritis juga dipengaruhi

oleh keadaan pembaca, baik itu kesehatan fisik maupun psikologisnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

102

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa faktor kemampuan membaca

kritis ialah kebiasaan, motivasi, minat baca, dan keadaan pembaca (kesehatan fisik

dan psikologis). Hal ini sejalan dengan perhitungan kuesioner, faktor internal

khususnya minat, pengetahuan/pengalaman, dan kompetensi kebahasaan ialah yang

paling kuat. Selain itu, menurut Noer (2012: 51) motivasi membaca dapat

ditingkatkan dengan Anda harus menemukan jawaban mengapa Anda perlu membaca

buku tersebut. Contohnya jika buku tersebut ialah text book perkuliahan yang tebal

dan membosankan, coba bayangkan apa yang menarik dari judulnya, topik-topik

yang dibahas di dalamnya, dan apa yang bisa Anda aplikasikan jika menguasai buku

tersebut. Jika disimpulkan, motivasi yang ditimbulkan akan menghasilkan minat

untuk membaca buku yang ada.

Pada wawancara yang peneliti lakukan, peneliti juga melihat kebahasaan

siswa yang menyukai fiksi dan nonfiksi memiliki perbedaan. Pada siswa yang

memiliki minat pada buku fiksi terlihat lebih leluasa dan lebih santai daripada siswa

yang menyukai bacaan nonfiksi. Siswa yang menyukai nonfiksi memiliki pemikiran

yang lebih matang dan terlihat berpikir dengan sesekali mengertnyitkan dahi bila

akan menjawab pertanyaan. Mereka juga memiliki tata aturan kalimat yang lebih baik

daripada yang menyukai fiksi. Untuk gestur tubuh sendiri, siswa yang menyukai fiksi

terlihat lebih santai dan menceritakan sedikit pengalamannya pada saat menjawab

pertanyaan daripada siswa yang menyukai nonfiksi yang terlihat lebih kaku dan tidak

banyak meceritakan pengalamannya dalam hal membaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

103

Berdasarkan analisis observasi, hasil kuesioner, dan wawancara diperoleh

hasil bahwa faktor kemampuan membaca kritis pada siswa kelas XI MIA 2 di SMA

Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 ialah kebiasaan,

motivasi, minat baca, pengetahuan/pengalaman, kompetensi kebahasaan, dan keadaan

pembaca (kesehatan fisik dan psikologis).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

104

BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut.

Pertama, hasil tes kemampuan membaca kritis siswa kelas XI MIA 2 di SMA

Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 termasuk dalam

kategori kurang. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, skor rata-rata siswa

adalah 14,58. Di antara 26 siswa yang mengikuti tes, terdapat 7 siswa yang mendapat

nilai cukup dalam membaca kritis, sisanya 19 siswa mendapat nilai kurang dalam

membaca kritis. Dalam perhitungan terdapat tiga aspek yang dapat tercapai yaitu

mengingat dan mengenali bacaan, mengaplikasikan konsep-konsep ke dalam bacaan,

dan membuat simpulan. Siswa masih lemah dalam empat aspek yang lain, yaitu

menginterpretasi suatu bacaan, menganalisis suatu bacaan, menilai suatu bacaan, dan

merespons isi bacaan.

Kedua, faktor kemampuan membaca kritis diambil berdasarkan observasi,

kuesioner, dan wawancara. Berdasarkan hasil observasi, siswa terlihat tidak memiliki

motivasi dan minat baca. Berdasarkan perhitungan kuesioner yang dibagikan pada

siswa kelas XI MIA 2 di SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran

2015/2016 faktor internal dan eksternal masuk dalam kategori kuat, yaitu 74,10%

untuk faktor internal dan 62,49% untuk faktor eksternal. Namun, peneliti melihat

bahwa aspek yang sangat kuat seperti minat, pengetahuan/pengalaman, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

105

kompetensi kebahasaan ialah yang paling memengaruhi kemampuan membaca kritis.

Selain itu, dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa faktor kemampuan membaca

kritis meliputi kebiasaan, motivasi, minat baca, dan keadaan pembaca (kesehatan dan

psikologis). Jadi, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang paling kuat dalam

memengaruhi kemampuan membaca kritis, ialah kebiasaan, motivasi, minat baca,

pengetahuan/pengalaman, kompetensi kebahasaan, dan keadaan pembaca (kesehatan

fisik dan psikologis).

5.2. Saran-Saran

Berdasarkan hasil analisis data, pembahasan, dan kesimpulan, peneliti ingin

memberikan sedikit masukan atau perbaikan atas apa yang sudah ada.

a. Bagi Guru Bahasa Indonesia

Guru seharusnya lebih memperhatikan kebutuhan belajar siswa. Siswa

belajar di kelas bukan hanya diam dan mendengarkan apa yang

dibicarakan guru, namun juga dilatih untuk mengasah kemampuan

berpikirnya. Membaca seharusnya menjadi salah satu alternatif agar siswa

mampu membuka wawasan dan pemikiran kritisnya atas apa yang terjadi

di kehidupan sekitar. Hasil yang didapat terlihat kurang baik, siswa masih

banyak yang tidak memerdulikan guru saat mengajar, tidak merasa tertarik

atas apa yang diajarkan, siswa seakan memiliki dunianya sendiri di dalam

kelas. Guru harus lebih tegas untuk membuat siswa jera.

Guru seharusnya sudah mulai memikirkan inovasi terbaru untuk

membuat siswa merasa tertarik belajar, khususnya pada saat kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

106

membaca. Kegiatan membaca dapat dilakukan dengan menggunakan

media atau permainan kecil untuk membuat siswa tertarik dan

menimbulkan motivasi. Materi yang diberikan juga harus sesuai dengan

minat siswa, atau suatu hal yang terlihat menarik bagi para remaja.

Guru seharusnya lebih banyak memberikan tugas membaca dengan

memberikan motivasi tertentu, misalnya mendapatkan nilai tambahan atau

semacamnya. Otomatis hal tersebut menjadi motivasi tertentu bagi siswa

dan sedikit demi sedikit dapat menimbulkan minat baca. Hal yang tak

kalah penting juga ialah memberikan kesempatan pada siswa untuk

mengemukakan pendapatnya untuk mengetahui pemikiran kritis mereka.

Menulis dapat menjadi alternatif lain untuk mengemukakan pendapatnya

selain mengeluarkan pendapat dengan lisan. Tugas menulis juga menjadi

salah satu kegiatan kreatif untuk melihat sejauh mana kemampuan

membaca siswa.

b. Bagi Siswa

Siswa yang baik seharusnya dapat menunjukkan hormat pada guru

dengan mendengarkan dan memperhatikan guru pada saat mengajar,

bukan malah sibuk dengan dunianya sendiri. Sebagai siswa seharusnya

memiliki rasa tanggung jawab untuk mengerjakan tugas yang diberikan

guru. Kegiatan membaca yang diberikan guru memiliki banyak manfaat,

siswa seharusnya sadar akan hal tersebut. Membaca dapat membuatnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

107

memiliki pemahaman dan pengetahuan yang lebih. Selain itu, membaca

juga dapat melatih kita untuk berpikir kritis.

c. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti lain diharapkan dapat melanjutkan penelitian yang masih

tergolong kurang sempurna ini. Selanjutnya, penelitia lain juga diharapkan

dapat mengembangkan pembelajaran membaca, khususnya membaca

kritis dengan melihat faktor-faktor pendukung yang ada. Diharapkan

peneliti lain dapat mencari faktor-faktor membaca kritis yang lain dan

dapat mengembangkannya agar siswa Indonesia memiliki daya baca yang

tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

108

DAFTAR RUJUKAN

Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter.

Bandung: Refika Aditama.

Adler, Mortimer J. dan Doren, Charles Van. 2007. How to Read Book Cara Jitu

Mencapai Puncak Tujuan Membaca. Jakarta: IPublishing.

Arifin, Zainal. 1990. Evaluasi Instruksional Prinsip Teknik Prosedur. Bandung:

Remaja Rosakarya.

Arikunto, Suharsimi. 1988. Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Kemdikbud.

. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi

Revisi 2010). Jakarta: Rineka Cipta.

Astutik, Rugi. 2015. Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Kritis

Berdasarkan Faktor Membaca dan Hasil Tes Kemampuan Membaca Kritis

pada Mahasiswa Semester VI Kelas A Program Studi Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2015.

https://repository.usd.ac.id/344/2/111224032_full.pdf. Skripsi. Yogyakarta:

PBSI, FKIP, USD. (Diakses 20 September 2015).

Azwar, Saifuddin. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hernowo. 2009. Mengikat Makna Update: Membaca dan Menulis yang

Memberdayakan. Bandung: Kaifa.

Mardiah. 2014. “Menumbuhkan Minat Baca”. Integrated BPSDMKP Library

Management System. http://bpsdmkp.kkp.go.id/apps/perpustakaan/?q=

node/23. (Diakses 1 Maret 2016).

Mulyatiningsih, Endang. 2014. Metode Penelitian Terapan. Bandung: Alfabeta.

Noer, Muhammad. 2012. Speed Reading for Beginners Panduan Membaca Lebih

Cepat, Lebih Cerdas, dan dengan Pemahaman yang Lebih Baik. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya

Ilmiah. Jakarta: Kencana.

Prastowo, Andi. 2014. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan

Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

109

Pujiono, Setyawan. 2008. Metode K-W-L dalam Pembelajaran Membaca Kritis.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/2.%20PPM%20Makalah%20PPM

%20%20wates%20K-W-L.pdf. Yogyakarta: UNY. (Diakses 29 Oktober 2015).

Purwanta, Hieronymus. 2012. ―Kualitas Penyajian Buku Teks Pelajaran Sejarah

SMA 1975-2008”. Jurnal Pendidikan, Volume 15, No.2, Hal. 195-217.

Yogyakarta: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Universitas Sanata Dharma.

Purwanto, Agus, dan Sulistyastuti, Dyah Ratih. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif

untuk Administrasi Publik dan Masalah-Masalah Sosial. Yogyakarta: Gava

Media.

Rahmi, Putri. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Reswari, Maulida. 2015. Kemampuan Membaca Kritis Siswa SMA N Sentolo Kelas X

Melalui Pendekatan Scientific (Ilmiah) Tahun Ajaran 2014/2015.

https://repository.usd.ac.id/128/2/101224034_full.pdf. Skripi. Yogyakarta:

PBSI, JPBS, FKIP, USD. (Diakses 5 Oktober 2015).

Riduwan. 2013. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Jawa Barat: IKAPI.

Rustari Dewi, Ni Komang Ayu. 2014. Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca

Kritis Siswa Kelompok Ilmiah Remaja Siswa SMA (SLUA) Saraswati 1

Denpasar Melalui Penyusunan Peta Konsep. http://unmas-library.ac.id/wp-

content/uploads/2014/11/NI-KOMANG-AYU-RUSTARI-DEWI.pdf. Skripsi,

Denpasar: Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar. (Diakses 5 Oktober 2015).

Siswanto, Victoranus Aries. 2012. Strategi dan Langkah-langkah Penelitian.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soedarso. 2000. Speed Reading Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta:

Gramedia.

Solang, Deetje Josephine. 2008. ―Latihan Keterampilan Intelektual dan Kemampuan

Pemecahan Masalah Secara Kreatif”. Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 15,

Nomor 2, Hlm. 35-42. Manado: Universitas Negeri Manado.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Swediati, Nonny dan Untorodewo, Felicia N. 2009. Prestasi Membaca Siswa

Indonesia dalam Studi PRILS 2006. http://litbang.kemdikbud.go.id/data/

puspendik/HASIL%20RISET/PIRLS/LAPORAN%20PIRLS%202006%20-

%20Prestasi%20Membaca%20Siswa%20Indonesia%20dalam%20Studi%20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

110

PIRLS%202006.pdf. Jakarta: Pusat Penelitian Pendidikan Badan Penelitian

dan Pengembangan Kementrian Pendidikan Nasional. (Diakses 1 Maret 2016).

Tampubolon. 1987. Kemapuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien.

Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

. 1983. Membaca Ekspresif. Bandung: Angkasa.

Weiss, Donald H. 1990. Meningkatkan Kemampuan Membaca. Jakarta: Binarupa

Aksara.

Winarno. 2012. Speed Reading: Jurus Membaca Cepat, Tepat, dan Akurat. [s.l]:

Platinum.

Wiryodijoyo, Suwaryono. 1989. Membaca: Strategi Pengantar dan Tekniknya. FKIP

Universitas Bengkulu: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Zulganef. 2008. Metode Penelitian Sosial dan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

111

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

112

Lampiran 1

INSTRUMEN PENILAIAN OBSERVASI

Nama guru :

Bidang studi :

Kelas :

Tanggal :

Sekolah Tempat Penilaian :

TUJUAN

Untuk memperoleh data tentang proses belajar mengajar dalam kegiatan membaca

guna mencari kelemahan dan kelebihan dalam melihat faktor kemampuan membaca

kritis.

PETUNJUK:

1. Amati aktivitas guru di kelas dalam melaksanakan interaksi belajar-mengajar

pada kegiatan membaca!

2. Berikan skor (√) pada setiap butir komponen yang sudah disediakan.

3. Tuliskan komponen yang dirasa penting dalam pembelajaran namun tidak

tercantumkan di dalam kolom.

No Komponen yang Dinilai Tampak Tidak

Tampak

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

(GURU)

Pembuka

Memilih bacaan sesuai dengan psikologis pelajar

Materi bacaan sesuai dengan realitas kehidupan

Memeriksa kesiapan belajar siswa

Memeriksa kesiapan media yang akan dipakai

Inti

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

kompetensi yang akan dicapai

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan siswa

Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media untuk

menunjang keterampilan membaca

Menuntun siswa dalam mengkritisi suatu bacaan

Memberikan masukan dalam kritisan siswa

Penutup

Menyusun simpulan berdasarkan pemikiran kritis

Melakukan refleksi pembelajaran dari bacaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

113

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

(SISWA)

Pembuka

Siap mengikuti pembelajaran

Memperhatikan guru saat menjelaskan kegiatan

pembelajaran yang akan dilaksanakan

Antusias saat diberi tugas membaca

Inti

Bertanya sesuai dengan tugas yang diberikan

Memahami bacaan yang diberikan saat ditanyai

Terlibat dalam kegiatan membaca yang difasilitasi

menggunakan media oleh guru

Menunjukkan sikap rasa ingin tahu pada bacaan yang

diberikan

Merespons pertanyaan guru

Mengemukakan pendapat kritisnya terhadap bacaan

yang diberikan

Penutup

Membuat simpulan akhir dari bacaan yang ada

Membuat refleksi pembelajaran dari bacaan yang

diberikan guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

114

Lampiran 2

KISI-KISI KUESIONER FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS

No. Aspek Jumlah Nomor

Soal

Faktor Internal

1. Motivasi 2 3,26

2. Minat 2 1,4

3. Kematangan sosio dan emosi serta penyesuaian diri:

Stabilitas emosi, percaya diri, dan kemampuan

beradaptasi dalam kelompok

3 11,27,30

4. Pengetahuan/pengalaman 2 6,9

5. Kebermanfaatan 3 10,18,19

6. Fisiologis 2 8,25

7. Inteligensi 2 24,29

8. Kompetensi kebahasaan 2 16,17

9. Kebiasaan membaca 2 15,23

10. Kemampuan menyesuaikan strategi membaca dengan

kondisi-baca

2 7,22

Faktor eksternal

1. Suasana lingkungan: pencahayaan, ruangan yang kurang

memadai

2 14,28

2. Faktor lingkungan: latar belakang sosial ekonomi 2 13,21

3. Berkaitan dengan teks: bahasa, pilihan kata, setting/tata

tulis, keterbacaan, dan isi bacaan.

3 5,12,20

4. Jadwal baca 1 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

115

Lampiran 3

KISI-KISI TES MEMBACA KRITIS

No. Aspek Indikator Jumlah

Soal

Nomor

Soal

1. Kemampuan

mengingat dan

mengenali

bacaan

1. Kemampuan mengidentifikasi isi suatu

bacaan.

2. Kemampuan mengenali opini dan fakta

suatu bacaan.

3. Kemampuan mengingat isi suatu bacaan

1

2

2

4

1,3

2,13

2. Kemampuan

menginterpreta

si suatu bacaan

4. Kemampuan menafsirkan isi suatu

bacaan.

5. Kemampuan menjelaskan suatu bacaan.

6. Kemampuan memahami isi di antara dua

bacaan.

7. Kemampuan merangkum suatu bacaan.

1

1

1

1

14

17

15

30

3. Kemampuan

mengaplikasik

an konsep-

konsep ke

dalam bacaan

8. Kemampuan mengikuti petunjuk bacaan.

9. Kemampuan menentukan gagasan utama

sesuai dengan situasi tertentu

2

2

12,16

7,29

4. Kemampuan

menganalisis

suatu bacaan

10. Kemampuan menyelidiki kelogisan suatu

bacaan.

11. Kemampuan menentukan fakta dan opini

suatu tulisan.

12. Kemampuan menyelidiki pesan suatu

bacaan.

13. Kemampuan mengenali detail penting

suatu bacaan.

1

2

1

2

18

6,24

9

5,25

5. Kemampuan

membuat

simpulan

14. Kemampuan membuat simpulan suatu

bacaan.

2

11, 21

6. Menilai suatu

bacaan

15. Kemampuan mendeteksi kesalahan suatu

bacaan.

16. Kemampuan memilih bacaan yang baik

dan tidak baik.

17. Kemampuan memperkirakan kebenaran

suatu bacaan.

2

1

2

10,20

19

27,28

7. Kemampuan

merespons isi

18. Kemampuan membuat opini terhadap

suatu bacaan.

3

8,22,23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

116

bacaan 19. Kemampuan mengonstruksi suatu

bacaan.

1 26

Lampiran 4

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah Anda suka membaca? Apakah menurut

Anda membaca itu penting?

2. Apakah Anda tertarik pada suatu jenis bacaan

tertentu?

3. Apa yang menjadi motivasi Anda dalam membaca?

4. Apakah Anda meluangkan waktu untuk membaca?

Kapan itu dilakukan?

5. Apakah tulisan yang kurang dimengerti membuat

Anda enggan membaca? Kenapa?

6. Apakah keluarga memberi dana khusus untuk

membeli buku bacaan?

7. Apakah menurut Anda kegiatan membaca memberi

manfaat tertentu?

8. Dalam keadaan seperti apa Anda bisa membaca

dengan baik?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

117

Lampiran 5

Berikut adalah rumus untuk mencari Indeks Tingkat Kesulitan (ITK) soal. Total skor

benar dibagi jumlah peserta tes, sebanyak 26 orang.

ITK

Keterangan:

ITK = Indeks Tingkat Kesulitan

FK = Total jawaban benar

N = Jumlah peserta tes

NO.

SOAL

FK N ITK KETERANGAN KATEGORI ASPEK

1. 13 26 0,5 LAYAK SEDANG 1

2. 19 26 0,73 LAYAK SEDANG 1

3. 15 26 0,57 LAYAK SEDANG 1

4. 16 26 0,61 LAYAK SEDANG 1

5. 9 26 0,34 LAYAK SULIT 4

6. 6 26 0,23 LAYAK SULIT 4

7. 5 26 0,19 TIDAK LAYAK TERLALU MUDAH 3

8. 23 26 0,88 TIDAK LAYAK TERLALU MUDAH 7

9. 26 26 1 TIDAK LAYAK TERLALU MUDAH 4

10. 9 26 0,34 LAYAK SULIT 6

11. 14 26 0,42 LAYAK SEDANG 5

12. 24 26 0,92 TIDAK LAYAK TERLALU MUDAH 3

13. 0 26 0 TIDAK LAYAK TERLALU SULIT 1

14. 0 26 0 TIDAK LAYAK TERLALU SULIT 2

15. 11 26 0,42 LAYAK SEDANG 2

16. 18 26 0,69 LAYAK MUDAH 3

17. 13 26 0,5 LAYAK SEDANG 2

18. 22 26 0,84 TIDAK LAYAK TERLALU MUDAH 4

19. 4 26 0,15 TIDAK LAYAK TERLALU SULIT 6

20 3 26 0,11 TIDAK LAYAK TERLALU SULIT 6

21. 3 26 0,11 TIDAK LAYAK TERLALU SULIT 5

22. 24 26 0,92 TIDAK LAYAK TERLALU MUDAH 7

23. 23 26 0,88 TIDAK LAYAK TERLALU MUDAH 7

24. 24 26 0,92 TIDAK LAYAK TERLALU MUDAH 4

25. 6 26 0,23 LAYAK SULIT 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

118

26. 3 26 0,11 TIDAK LAYAK TERLALU SULIT 7

27. 3 26 0,11 TIDAK LAYAK TERLALU SULIT 6

28. 24 26 0,92 TIDAK LAYAK TERLALU MUDAH 6

29. 0 26 0 TIDAK LAYAK TERLALU SULIT 3

30. 23 26 0,88 TIDAK LAYAK TERLALU MUDAH 2

Lampiran 6

INSTRUMEN PENILAIAN OBSERVASI

Nama guru : Ign. Isharjono, S.Pd

Bidang studi : Bahasa Indonesia

Kelas : XI MIA 2

Tanggal : 13 Januari 2016

Sekolah Tempat Penilaian : SMA Negeri 1 Kasihan

TUJUAN

Untuk memperoleh data tentang proses belajar mengajar dalam kegiatan

membaca guna mencari kelemahan dan kelebihan dalam melihat faktor

kemampuan membaca kritis.

PETUNJUK:

1. Amati aktivitas guru di kelas dalam melaksanakan interaksi belajar-mengajar

pada kegiatan membaca!

2. Berikan skor (√) pada setiap butir komponen yang sudah disediakan.

3. Tuliskan komponen yang dirasa penting dalam pembelajaran namun tidak

tercantumkan di dalam kolom.

No Komponen yang Dinilai Tampak Tidak

Tampak

1.

2.

3.

4.

(GURU)

Pembuka

Memilih bacaan sesuai dengan psikologis pelajar

Materi bacaan sesuai dengan realitas kehidupan

Memeriksa kesiapan belajar siswa

Memeriksa kesiapan media yang akan dipakai

Inti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

119

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

kompetensi yang akan dicapai

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan siswa

Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media untuk

menunjang keterampilan membaca

Menuntun siswa dalam mengkritisi suatu bacaan

Memberikan masukan dalam kritisan siswa

Penutup

Menyusun simpulan berdasarkan pemikiran kritis

Melakukan refleksi pembelajaran dari bacaan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

(SISWA)

Pembuka

Siap mengikuti pembelajaran

Memperhatikan guru saat menjelaskan kegiatan

pembelajaran yang akan dilaksanakan

Antusias saat diberi tugas membaca

Inti

Bertanya sesuai dengan tugas yang diberikan

Memahami bacaan yang diberikan saat ditanyai

Terlibat dalam kegiatan membaca yang difasilitasi

menggunakan media oleh guru

Menunjukkan sikap rasa ingin tahu pada bacaan yang

diberikan

Merespons pertanyaan guru

Mengemukakan pendapat kritisnya terhadap bacaan

yang diberikan

Penutup

Membuat simpulan akhir dari bacaan yang ada

Membuat refleksi pembelajaran dari bacaan yang

diberikan guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

120

Lampiran 7

Hasil Perhitungan Skala Likert

No Rentang Skor Juml

ah

Skala Likert Jumlah

Skor

Skor

Ideal

Skor

Rendah 1

STS

2

TS

3

N

4

S

5

SS

1

STS

2

TS

3

N

4

S

5

SS

1. 0 1 7 14 4 26 0 2 21 56 20 99 130 26

2. 1 4 6 11 4 26 1 8 18 44 20 91 130 26

3. 0 3 15 6 2 26 0 6 45 24 10 85 130 26

4. 0 0 1 10 15 26 0 0 3 40 75 118 130 26

5. 0 6 9 8 3 26 0 12 27 32 15 86 130 26

6. 0 2 0 10 14 26 0 4 0 40 70 114 130 26

7. 0 2 13 11 0 26 0 4 39 44 0 87 130 26

8. 1 1 7 10 7 26 1 2 21 40 35 99 130 26

9. 0 0 2 15 9 26 0 0 6 60 45 111 130 26

10. 0 0 3 12 11 26 0 0 9 48 55 112 130 26

11. 0 0 3 15 8 26 0 0 15 60 40 115 130 26

12. 0 0 8 13 5 26 0 0 24 52 25 101 130 26

13. 0 5 12 5 4 26 0 10 36 20 20 86 130 26

14. 1 12 13 0 0 26 1 24 39 0 0 64 130 26

15. 1 3 11 8 3 26 1 6 33 32 15 87 130 26

16. 0 0 4 14 8 26 0 0 12 56 40 108 130 26

17. 0 1 1 15 9 26 0 2 3 60 45 110 130 26

18. 0 1 8 14 3 26 0 2 24 56 15 67 130 26

19. 1 1 8 12 4 26 1 2 24 48 20 95 130 26

20. 0 0 4 12 10 26 0 0 12 48 50 110 130 26

21. 2 13 8 2 1 26 2 26 24 8 5 65 130 26

22. 0 8 11 6 1 26 0 16 33 24 5 78 130 26

23. 0 1 12 11 2 26 0 2 36 44 10 92 130 26

24. 0 0 9 13 4 26 0 0 27 52 20 99 130 26

25. 0 1 3 14 8 26 0 1 9 56 40 106 130 26

26. 7 10 9 0 0 26 7 20 27 0 0 54 130 26

27. 0 0 14 11 1 26 0 0 42 44 5 91 130 26

28. 3 18 4 1 0 26 3 36 12 4 0 55 130 26

29. 0 1 9 12 4 26 0 2 27 48 20 97 130 26

30. 0 1 8 14 3 26 0 2 24 56 15 97 130 26

2771 3900 780

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

121

Lampiran 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

122

Lampiran 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

123

Lampiran 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

124

Lampiran 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

126

Lampiran 12

KUESIONER

Nama Siswa :

Kelas/ No. Urut :

Sekolah :

PETUNJUK:

1. Di bawah ini terdapat kuesioner faktor membaca kritis.

2. Berikan tanda (√) pada setiap pada rentangan skor 5 = SANGAT SETUJU

(SS), 4 = SETUJU (S), 3 = NETRAL (N), 2 = TIDAK SETUJU (TS), dan 1 =

SANGAT TIDAK SETUJU (STS), sesuai dengan pendapat Anda.

3. Jawaban ditulis di lembar kuesioner, setelah selesai dikumpulkan kembali

pada petugas!

No. Pernyataan Rentang Skor

1

(STS)

2

(TS)

3

(N)

4

(SS)

5

(STS)

1. Saya senang membaca

2. Saya selalu menyempatkan diri membaca

walaupun hanya memiliki waktu sedikit

3. Jika diberi tugas membaca saya selalu

mengerjakannya tepat waktu

4. Jika ada buku bacaan yang saya suka, saya

selalu mencoba membacanya

5. Kosakata yang sulit membuat saya malas

membaca

6. Membaca membuat saya mengetahui

informasi baru

7. Saya sudah tahu letak informasi bacaan

sesuai dengan jenis bacaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

127

8. Saya malas membaca bila sedang sakit

9. Membaca membuat saya lebih pintar

10. Saya merasakan manfaat dari membaca

11. Membaca membuat saya memiliki

pemahaman yang lebih dan membuat saya

percaya diri

12. Tidak semua jenis bacaan saya baca, karena

tulisannya yang tidak saya mengerti

13. Orang tua memberi saya uang untuk

membeli buku walau saya tidak meminta

14. Saya membaca hanya pada siang hari

karena pencahayaannya yang bagus

15. Saya dibiasakan membaca oleh keluarga

sejak kecil

16. Membaca membuat saya memiliki kosakata

yang lebih baik

17. Saya belajar kata-kata baru dari membaca

18. Terkadang saya membuktikan kebenaran

atas apa yang saya baca

19. Membaca pelajaran yang akan saya pelajari

di sekolah membuat saya lebih mengetahui

apa yang akan dipelajari guru keesokan

hari.

20. Tulisan yang kurang baik peletakkannya

membuat saya bingung pada saat membaca

21. Saya menyisihkan uang jajan saya untuk

membeli buku bacaan yang saya sukai

22. Saya tidak membaca keseluruhan isi

bacaan, saya hanya menentukan satu titik

permasalahan pada isi bacaan

23. Saya biasa membaca bacaan melalui

internet, bukan buku

24. Membaca membuat saya mengetahui

banyak hal dibanding teman yang lain

25. Saat mata terasa lelah saya berhenti

membaca sejenak

26. Walau mata saya lelah, saya tetap

melanjutkan membaca

27. Dari buku yang saya baca, saya jadi bisa

mengendalikan diri saya atas apa yang

terjadi dalam hidup saya

28. Walaupun sudah ada lampu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

128

menerangi, saya tetap kesulitan membaca

karena kurang cahaya

29. Saya dapat mengambil pesan dari bacaan

yang saya baca dan merefleksikannya pada

diri saya

30. Saya merefleksikan suatu bacaan dan

membuat saya dapat menyesuaikan diri

dalam pergaulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

129

Lampiran 13

TES KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS

Nama Siswa :

Kelas/ No. Urut :

Sekolah :

PETUNJUK:

1. Bacalah bacaan di bawah ini dengan baik!

2. Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D, atau E pada jawaban yang

Anda anggap benar.

Teks untuk soal 1-3

Grace Natalie, mantan pembaca berita yang kini banting setir ke dunia politik

dengan menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), bertutur tentang

kekagumannya pada sosok Kartini. Menurutnya, Kartini adalah sosok yang tekun

mencatat serta berani menuliskan hal-hal yang mengekang hak perempuan.

Raden Ajeng Kartini (21 April 1879-17 September 1904), putri dari pasangan

RM Sosroningrat, Bupati Jepara, dengan Ngasirah, putri pemuka Islam di Teluk

Awur. Sedari remaja Kartini getol membaca, salah satunya koran De Locomotief

terbitan Semarang. Kartini wafat pada usia muda, 25 tahun. Setelah ia meninggal,

surat-surat yang dikirimnya ke kawan-kawan perempuannya di Eropa dibukukan di

bawah judul Door Duisternis tot Licht, Habis Gelap Terbitlah Terang. (Historia, No

24. Th II. 2015: 95)

1. Berdasarkan cerita di atas, kalimat di bawah ini yang termasuk fakta ialah….

A. Buku Door Duisternis tot Licht, Habis Gelap Terbitlah Terang bukan

dibukukan oleh Kartini.

B. Salah satu koran yang dibaca Kartini sepertinya De Locomotief terbitan

Semarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

130

C. Kartini kira-kira meninggal pada usia 25 tahun, karena lahir 21 April 1879

dan wafat 17 September 1904.

D. Kartini adalah sosok yang tekun mencatat serta berani menuliskan hal-hal

yang mengekang hak perempuan, menurut Grace Natalie.

E. Grace Natalie diduga memiliki kekaguman yang tinggi pada Kartini.

2. Topik pada bacaan di atas ialah….

A. Grace Natalie adalah mantan pembaca berita.

B. Sejarah singkat Raden Ajeng Kartini.

C. Kekaguman Grace Natalie pada Kartini.

D. Sosok perempuan tangguh Indonesia.

E. Ciri-ciri wanita tangguh ada di Kartini.

3. Berdasarkan cerita di atas, kalimat di bawah ini yang termasuk opini,

kecuali….

A. Grace Natalie mengemukakan pemikirannya mengenai Kartini.

B. Sosok Kartini seperti tak habis ditelan waktu.

C. Cerita di atas sebenarnya menjelaskan Kartini meninggal di usia muda.

D. Dengar-dengar koran De Locomotief terbitan Semarang masih terbit

sampai saat ini.

E. Buku berjudul Door Duisternis tot Licht, Habis Gelap Terbitlah Terang

dibukukan oleh Kartini.

Teks untuk soal 4-9

Sejak terjadi serangan teror di Paris, Perancis, 13 November malam,

wajah Eropa berubah. Keamanan ditingkatkan di mana-mana.

Personel militer mulai berjaga di tempat yang dianggap strategis, termasuk di

perbatasan. Bahkan, perpindahan orang di Eropa, terutama di antara 26 negara yang

tergabung dalam zona Schengen, yang semula cenderung sangat bebas, kini mulai ada

pemikiran untuk mengurangi kebebasan itu. Para menteri negara anggota Uni Eropa

mengadakan pertemuan darurat, Jumat lalu, untuk membahas tentang pengetatan

pemeriksaan di perbatasan sebagai langkah pencegahan darurat. Menteri Dalam

Negeri Perancis Bernhard Cazeneuve mengatakan, Paris tidak menerima peringatakan

dari negara anggota Uni Eropa (terutama Belgia) bahwa Abdelhamid Abaaoud berada

di wilayah Eropa.

Padahal, Abaaoud, dalang dari serangan terror di Paris, termasuk dalam daftar

pencarian orang internasional yang dikeluarkan oleh Belgia. Dia mendapat hukuman

20 tahun penjara atas tuduhan perekrutan militant untuk dikirim ke Suriah, Juli lalu.

Kita mendukung penuh keinginan negara-negara Uni Eropa untuk mengetatkan

pemeriksaan di perbatasan sebagai langkah pencegahan darurat karena tiap-tiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

131

negara berkewajiban untuk menjaga keamanan dan keselamatan rakyat serta negara

masing-masing.

Kita juga mendukung keinginan untuk meningkatkan kerja sama intelijen dan

keamanan serta tukar-menukar informasi strategis di antara negara-negara Eropa dan

non-Eropa. Tujuannya agar sistem deteksi dini dapat dikembangkan. Oleh karena dari

pemeriksaan yang dilakukan setelah serangan terror Paris terjadi, diketahui bahwa

intelijen Maroko telah mendeteksi kehadiran Abaaoud di Paris.

Namun, kita tidak mengingkan langkah-langkah pencegahan darurat itu

digunakan untuk menghalangi masuknya para migran atau pengungsi dari Suriah dan

Irak, atau negara Timur Tengah lain, ke Eropa. Sebelum serangan teror Paris terjadi

pun sesungguhnya sudah ada beberapa negara Eropa menunjukkan keengganannya

dalam menerima migran dari Suriah dan Irak. Dikhawatirkan, ucapan Perdana

Menteri Perancis Manuel Valls bahwa beberapa pembunuh dalam serangan teror

Paris telah memandaatkan krisis migran untuk menyelinap ke Eropa akan

memperbesar keengganan negara-negara itu.

Kita berharap negara-negara Eropa memisahkan secara tegas dan jelas antara

migran dan pelaku terorisme oleh karena keduanya sangat berbeda. Jangan sampai

para imigran yang mengharapkan kehidupan yang lebih baik di Eropa tidak dapat

mewujudkan keinginannya hanya karena kehawatiran Eropa terhadap terorisme.

(Kompas, Selasa, 24 November 2015: 6)

4. Ide pokok dalam paragraf satu adalah….

A. Paris tidak menerima peringatakan dari negara anggota Uni Eropa

(terutama Belgia) bahwa Abdelhamid Abaaoud berada di wilayah Eropa.

B. Pertemuan darurat para menteri negara anggota Uni Eropa.

C. Pertemuan darurat membahas mengenai pengetatan pemeriksaan di

perbatasan.

D. Personel militer mulai berjaga di perbatasan.

E. Perpindahan orang di Eropa mulai diperketat.

5. ―Kita‖ dalam bacaan di atas ialah….

A. Eropa.

B. Perancis.

C. Penulis.

D. Pembaca.

E. Perdana Menteri Perancis.

6. Paragraf yang memulai adanya opini ialah paragraf….

A. Paragraf 1

B. Paragraf 2

C. Paragraf 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

132

D. Paragraf 4

E. Paragraf 5

7. Topik yang diangkat dalam bacaan di atas ialah….

A. Teror melanda Perancis.

B. Pertemuan perdana menteri di Eropa.

C. Pertolongan bagi pengungsi Suriah dan Irak di Perancis.

D. Memisahkan antara imigran dan pelaku terorisme.

E. Peningkatan keamanan di Paris.

8. Menurut Anda, bagaimana sikap Perancis atas terjadinya teror yang sudah

terjadi….

A. Kurang memikirkan keamanan dan keselamatan pengungsi Suriah dan

Irak, sehingga teror bisa terjadi.

B. Sudah baik, mau menampung pengungsi. Namun, masih banyak yang

harus dipertimbangkan kembali bila ingin mengambil resiko seperti ini.

C. Sudah baik, mampu menampung pengungsi. Salahkan Belgia yang tidak

memberi tahu bahwa pelaku teror sedang berada di Perancis.

D. Sudah cukup, mau menampung pengungsi, dan memperketat keamanan

agar teror tidak lagi menyerang.

E. Tidak baik, seharusnya Perancis memikirkan keselamatan warganya

terlebih dahulu, jangan menolong imigran Suriah dan Irak.

9. Pesan yang dapat kita ambil dari kejadian di Paris ialah….

A. Bila ingin menolong, lihat-lihat dulu apakah ada musuhnya atau tidak.

B. Bila ingin menolong, baiknya jangan pandang bulu walaupun ia

menyusahkan.

C. Bila ingin menolong, baiknya memikirkan dulu baik dan buruknya.

D. Bila ingin menolong, jangan tanggung-tangguh apalagi untuk misi

kemanusiaan.

E. Bila ingin menolong, perhatikan kemungkinan apa yang akan terjadi

secara keseluruhan, agar segala kemungkinan bisa diantisipasi.

10. Sebuah kalimat harus memiliki struktur, minimal SPO (Subjek, Predikat,

Objek) + K (Keterangan (bila ada)). Maka, kalimat ―Dari sinilah dia

mendengar gagasan Babbage mengenai sebuah mesin baru, Analytical

Engine.‖, memiliki struktur….

A. S, P, O.

B. S, P, O, K.

C. S, P, P, O, K,

D. K, S, P, O, K.

E. K, S, P, O.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

133

Teks untuk soal 10-13

Cybersavvy atau tingkat kecerdasan dunia maya adalah pengetahuan yang

dimiliki seseorang tentang dunia maya secara umum alias tidak sebatas pada

pengoperasian saja.

Saat kebutuhan internet makin menggila seperti saat ini, cyber savviness juga

kian menjadi kebutuhan. Dengan memahami cyber savviness, diharapkan masyarakat

bisa mengaplikasikan cara berinternet dengan lebih baik dan aman tanpa perlu

menjadi expert di bidang teknologi internet. Sebuah laporan survei yang dilakukan

ESET Asia Pasifik mengenai cyber savviness terhadap pengguna internet

memunculkan fakta yang mengejutkan. Survei yang melibatkan sekitar 1.800

responden di enam negara Asia ini (India, Malaysia, Singapura, Hongkong, Thailand

dan Indonesia), dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat cyber savviness

masyarakat di setiap negara.

Pada dasarnya pengetahuan yang dimiliki seseorang terkait erat dengan

kemampuan menguasai informasi. Demikian juga dalam hal cyber savviness.

Kemampuan cyber savviness seseorang berkolerasi secara positif dengan tingkat

keamanan dirinya sendiri di dunia maya. Untuk memiliki knowledge tentang cyber

savviness khususnya yang terkait dengan keamanan cyber, masyarakat umumnya

memperoleh informasi dengan berbagai cara. Pada survei ESET terungkat sebanyak

32% responden tidak memiliki pendidikan formal di bidang teknologi. Sementara

sebanyak 31% mempelajari keamanan cyber dengan cara belajar sendiri, dengan cara

browsing, dan membaca sumber dari online. Lalu, sebanyak tiga belas persen di

antaranya memperoleh informasi dari orang-orang sekitar seperti dari keluarga, atau

dari teman atau kolega.

Survei tersebut juga mengungkapp secara umum, pengguna internet masing

mengadopsi pemahaman yang keliru terkait dengan keamanan perangkat. Sebanyak

lima puluh persen responden beranggapan akan lebih aman berinternet jika

menggunakan perangkat bergerak seperti smartphone atau tablet. Sementara

sebanyak lima puluh persen lainnya berpendapat bahwa berinternet menggunakan PC

dan laptop justru lebih rentan. Faktanya, risiko keamanan mengancam semua sistem,

tidak terkecuali smartphone dan tablet. Contohnya risiko keamanan yang menyebar

lewat media sosial, aplikasi, dan software gratis. Semua banyak diakses dan diunduh

oleh masyarakat dengan menggunakan perangkat mobile.

Jumlah pengguna internet yang besar di antara enam negara tersebut tidak

dibarengi dengan tingkat pemahaman cyber security yang memadai. Hasil survei

menunjukkan adanya perbedaan tingkat pemahaman cyber security di setiap negara.

Skor secara umum untuk setiap negara pada peringkat atas diduduki oleh Malaysia

sebagai dengan tingkat cyber savviness tertinggi dengan skor 29,9% disusul

Singapura (27,2%), India (27,3%), Thailand (26,7%), Hongkong (25,6%), dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

134

Indonesia (25,1%). Data tersebut menunjukkan Indonesia yang berada di posisi

terbawah di antara enam negara. Indonesia juga berada di posisi kedua terbawah

dalam hal cyber knowledge, sekaligus menempatkan Indonesia sebagai negara kedua

yang paling suka mengambil resiko online, setelah India. Netizen di Indonesia juga

tergolong paling tidak khawatir dengan risiko online. Temuan tersebut menjadi

menarik ketika dibandingkan dengan skor cyber security knowledge Indonesia yang

rendah.

Namun, di sisi penerapan langkah keamanan cyber, Indonesia berada pada

posisi yang tinggi, yaitu kedua setelah India. Boleh dikatakan Indonesia termasuk

negara yang paling proaktif dalam hal keamanan baik untuk perangkat yang

digunakan, maupun mengamankan aktivitas online-nya. Pada aspek tersebut, langkah

pengamanan proaktif yang dilakukan mulai dari mengganti password secara berkala,

menggunakan back up data hingga meng-install software keamanan versi terbaru.

Yudhi Kukuh (Techincal Consultant, PT. Prosperita-ESET Indonesia)

menjelaskan bahwa pada umumnya masyarakat Indonesia mengadopsi knowledge

tentang cyber security secara parsial dan hanya bergantung pada software keamanan

cyber. Padahal kemanan cyber tidak hanya tentang software keamanan saja, tapi juga

soal perilaku, disiplin dalam meng-update informasi, kewaspadaan, bahkan social

engineering. ―Pada akhirnya pemahaman tentang cyber savviness juga ikut

menentukan tingkat keamanan seseorang di dunia maya,‖ pungkas Yudhi.

(Infokomputer, November 2015: 26)

11. Dari bacaan di atas, dapat disimpulkan bahwa….

A. Cyber savviness terendah diduduki oleh Indonesia dan cyber knowledge

terendah juga oleh Indonesia.

B. Cyber savviness tertinggi kedua diduduki oleh Singapura dan terendah

oleh Indonesia.

C. Cyber savviness terendah diduduki oleh Indonesia dan cyber knowledge

tertinggi oleh Malaysia.

D. Cyber savviness tertinggi ketiga diduduki oleh India dan cyber knowledge

terendah oleh Indonesia.

E. Cyber savviness tertinggi diduduki oleh Malaysia dan terendah oleh India.

12. Bila diurutkan, negara-negara berikut yang sudah menduduki peringkatnya

dengan benar ialah….

A. Cyber savviness tertinggi kedua ialah Singapura, sedangkan cyber

knowledge tertinggi ialah Indonesia.

B. Cyber savviness terendah ialah Indonesia, sedangkan cyber knowledge

tertinggi Indonesia.

C. Cyber savviness tertinggi ketiga ialah India, sedangkan cyber knowledge

tertinggi ialah India.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

135

D. Cyber savviness terendah kedua ialah Hongkong, sedangkan cyber

knowledge tertinggi ialah Indonesia.

E. Cyber savviness terendah ialah Indonesia, sedangkan cyber knowledge

terendah ialah India

13. Dalam hal keamanan cyber negara berikut yang sudah menduduki

peringkatnya dengan benar ialah….

A. Posisi kedua ialah Hongkong.

B. Posisi pertama ialah Malaysia.

C. Posisi kedua ialah Thailand.

D. Posisi ketiga ialah Malaysia.

E. Posisi keenam ialah Indonesia.

14. Topik bacaan di atas ialah mengenai….

A. Posisi Indonesia dalam kecerdasan dunia maya.

B. Posisi negara di Asia dalam kecerdasan dunia maya.

C. Posisi enam negara dalam kecerdasan dunia maya.

D. Posisi negara-negara di Asia dalam berbagai aspek kecerdasan di dunia

maya.

E. Posisi negara-negara di Asia dalam aspek kecerdasan dunia maya.

Teks untuk soal 15

Bacaan I

Pemimpin Reaksi Kompas

Budiman Tanuredjo mengungkapkan,

Tambora Menyapa Dunia adalah

bagian dari cita-cita Kompas untuk

mengenalkan Tanah Air.

―Letusan Tambora 200 tahun

lalu mengguncang dunia dan

menginspirasi novel Frankenstein,

serta lahirnya sepeda. Kini, setelah 200

tahun letusannya, Tambora benar-

benar menyapa dunia melalui

keindahan dan keramahannya,‖ kata

Budiman.

Gema Tambora Menyapa

Dunia dikemas Kompas dalam

berbagai flatform media, media cetak,

online, termasuk juga media sosial

seperti Twitter, Facebook, dan

Instagram. Selain Tambora Bike,

Kompas juga menyelenggarakan lari

ultramaraton sejauh 320 kilometer dari

Pototano menuju Doro Ncanga.

―Jika semua peserta lolos, ini

adalah perhelatan lari marathon

terpanjang di Indonesia. Pada 16 April,

Bentara Budaya Jakarta juga

menyelenggarakn pameran foto

tentang Tambora,‖ ujar Budiman

(IKA/REK/RUL) Sumber: Kompas,

Kamis, 9 April 2015: 22

Bacaan II

Dua warga menunggu giliran

operasi katarak secara gratis di Rumah

Sakit Umum Daerah Kabupaten

Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

136

(NTB), Rabu (8/4). Operasi katarak

gratis ini adalah sumbangan pembaca

harian Kompas bekerja sama dengan

Dinas Kesehatan Provinsi NTB dan

Yayasan Mata Hati melalui Yayasan

Dana Kemanusiaan Kompas. Dalam

kegiatan ini, sebanyak 120 warga

mendapat pelayanan kesehatan operasi

katarak gratis. Kegiatan operasi

katarak gratis merupakan rangkaian

kegiatan memperingati 200 tahun

letusan Gunung Tambora.

15. Perbedaan yang terdapat pada kedua bacaan di atas ialah….

A. Bacaan I menceritakan mengenai sejarah letusan Gunung Tambora dan

bacaan II menceritakan mengenai operasi katarak di daerah Gunung

Tambora.

B. Bacaan I menceritakan mengenai bagaimana Tambora menyapa dunia dan

bacaan II menceritakan mengenai kegiatan memperingati letusan Gunung

Tambora.

C. Bacaan I menceritakan mengenai acara yang dilakukan untuk

memperingati letusan Gunung Tambora dan bacaan II menceritakan

mengenai kegiatan operasi katarak untuk memperingati letusan 200 tahun

Gunung Tambora.

D. Bacaan I menceritakan mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk

memperingati letusan Gunung Tambora dan bacaan II menceritakan

mengenai kegiatan amal yang dilakukan dalam rangkaian kegiatan

memperingati letusan 200 tahun Gunung Tambora.

E. Bacaan I menceritakan mengenai cita-cita Kompas dan bacaan II

menceritakan mengenai kegiatan untuk memperingati letusan 200 tahun

Gunung Tambora.

16. Ilham Gunawan adalah seorang penulis yang lahir pada tanggal 2 Agustus

1990. Ia sudah menulis sedikitnya 8 buku, mulai dari novel, kumpulan puisi,

kumpulan cerpen, dan biografi. Novel berjudul ―Kasihku‖ yang terbit tahun

2010 ialah novel pertamanya dan juga mengantarkannya menjadi novelis

muda paling berbakat. Buku terbitan Gumilang tersebut menyabet

penghargaan sebagai novel paling laris selama beberapa bulan di awal

terbitannya. Gumilang, penerbit asal Siring ialah penerbit lama yang sudah

sering bekerja sama dengan beberapa penulis terkenal.

Jika daftar pustaka ditulis dengan format (Nama pengarang dibalik (dengan

tanda koma (,) dipakai untuk pemisah pada bagian nama yang dibalik). Tahun

terbit. Judul buku (ditulis miring). Kota terbit: Penerbit.). Maka, penulisan

daftar pustaka yang benar ialah….

A. Ilham, Gunawan. 1990. Kasihku. Gumilang: Siring.

B. Gunawan, Ilham. 2010. Kasihku. Gumilang: Siring.

C. Gunawan, Ilham. 2010. Kasihku. Siring: Gumilang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

137

D. Gunawan, Ilham. 1990. Kasihku. Siring: Gumilang.

E. Ilham, Gunawan. 2010. Kasihku. Siring: Gumilang.

Teks untuk soal 17-18

Sepeda motor bermula dari mimpi dua bersaudara Heinrich dan Wilhelm

Hildebrand, teknisi mesin uap. Mereka lalu bekerjasama dengan Alois Wolfmuller,

sebagai produsen, untuk memproduksi sepeda motor 1893. Nama mereka kemudian

diabadikan sebagai nama pabrik sepeda motor Hildenbrand und Wolfmuller. Pada

tahun itu pula sepeda motor masuk ke Hindia Belanda (kini Indonesia). Pemesannya

adalah John C Potter, seorang masinis kereta api berkebangsaan Inggris yang bekerja

di pabrik gula Umbul, Probolinggo, Jawa Timur. Dia memesannya langsung dari

pabriknya, Hildenbrand und Wolfmuller, di Muenchen, Jerman.

Sepeda motor John C Potter belum menggunakan rantai, porseneling, magnet,

aki, koil, dan kabel listrik. Mesinnya dua silinder horizontal dan dua tabung yang

dipanaskan. Bahan bakarnya bensin, lebih tepatnya naphta, dan butuh sekitar 20

menit untuk memanaskannya agar bisa berjalan dan stabil. Toh, ketika tiba di Jawa,

orang dibuat heran dan takjub. Apalagi ketika ia melesat di jalanan. Orang pun

menamakannya ―kereta setan‖. (Historia, No 25. Th III. 2015: 86)

17. Informasi yang terdapat dalam bacaan di atas ialah….

A. Sepeda motor pertama di dunia.

B. Sepeda motor di Indonesia.

C. Sejarah sepeda motor.

D. Sepeda motor pertama di Indonesia.

E. Sejarah pemilik sepeda motor pertama di Indonesia.

18. Pada paragraf kedua, kalimat yang menggunakan kalimat tidak baku ialah….

A. Kalimat 1.

B. Kalimat 2.

C. Kalimat 3.

D. Kalimat 4.

E. Kalimat 5.

Teks untuk soal 19-20

Bacaan I

Agustus Ada Byron, kelahirann

London, Inggris, pada 10 Desember

1815. Dia putri penyair terkenal, Lord

Byron. Tak lama setelah lahir,

orangtuanya bercerai. Ibunya, Anne

Isabelle Milbanke, membesarkannya

untuk menjadi matematikawan dan

ilmuwan. Di usia 17 tahun, Ada

berkenalan lalu berkorespondensi

dengan Charles Babbage,

matematikawan asal Inggris. Dari

sinilah dia mendengar gagasan

Babbage mengenai sebuah mesin baru,

Analytical Engine.

Babbage mempresentasikan

gagasannya pada sebuah seminar di

Turin, Italia, pada musim gugur 1841.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

138

Seorang insinyur muda Italia menulis

ceramah Babbage dalam bahasa

Perancis dan diterbitkan di

Bibliotheque universelle de Geneve.

Artikel itu diterjemahkan Ada dengan

menambahkan beberapa cacatan, yang

kemudian diterbitkan dalam Ilmiah

Memoirs. Karyanya kini dianggap

sebagai ―program komputer‖ pertama

di dunia dan juga alogaritma pertama

yang dikodekan untuk diproses mesin.

Ia berperan penting dalam

perkembangan awal komputer. Sebuah

bahasa perangkat lunak yang

dikembangkan Departemen Pertahanan

AS diberi nama ―Ada‖ untuk

menghormatinya pada 1979. (Historia,

No 25. Th III. 2015: 86).

Bacaan II

Film Awaara, rilis tahun 1951,

dengan Raj Kapoor sebagai produser,

sutradara, dan pemeran utamanya.

Komposisi musik digarap tim Shankar

Jaikishan. Sountrack-nya dianggap

inovatif dan penggambaran lagunya

luar biasa, sehingga disebut-sebut

sebagai mahakarya di era keemasan

film India. Selain di dalam negeri, film

ini meraih sukses di Timur Tengah,

Afrika, bekas Uni-soviet, dan Asia

Timur, bahkan menjadi box-office di

Afro-Asia dan Timur Tengah. Para

pemain dan lagu-lagunya jadi populer.

Menurut Sangita Gopal dan Sujata

Moortu dalam ―Travels of Hindi Song

and Dance‖, pengantar dalam buku

Global Bollywood yang mereka

sunting, Awaara memang bukan satu-

satunya film India yang beredar di luar

negeri tapi ia adalah yang pertama

meraih popularitas berkat lagu-lagunya.

Sukses Awaara diikuti oleh film Aan

(1952), Mother India (1957), dan

beberapa film yang belakangan tayang.

(Historia, No 25. Th III. 2015: 87).

19. Persamaan yang ada dalam bacan di atas ialah….

A. Memberi pengetahuan.

B. Memiliki struktur penulisan yang sama.

C. Memberikan tambahan informasi.

D. Memberikan informasi.

E. Memberikan informasi lengkap.

20. Sebuah kalimat harus memiliki struktur, minimal SPO (Subjek, Predikat,

Objek) + K (Keterangan (bila ada)). Di antara dua bacaan di atas, kalimat

yang menyalahi aturan ialah….

A. Ibunya, Anne Isabelle Milbanke, membesarkannya untuk menjadi

matematikawan dan ilmuwan.

B. Dari sinilah dia mendengar gagasan Babbage mengenai sebuah mesin baru,

Analytical Engine.

C. Artikel itu diterjemahkan Ada dengan menambahkan beberapa cacatan,

yang kemudian diterbitkan dalam Ilmiah Memoirs.

D. Komposisi musik digarap tim Shankar Jaikishan.

E. Menurut Sangita Gopal dan Sujata Moortu dalam ―Travels of Hindi Song

and Dance‖, pengantar dalam buku Global Bollywood yang mereka

sunting, Awaara memang bukan satu-satunya film India yang beredar di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

139

luar negeri tapi ia adalah yang pertama meraih popularitas berkat lagu-

lagunya.

Teks untuk soal 21-23

Bacaan I

Jakarta (ANTARA News) - Kopi Vietnam menjadi ramai diperbincangkan

akhir-akhir ini karena kasus kematian Wayan Mirna Salimin alias Mirna (27) usai

meminum kopi Es Vietnamens di salah satu restauran di Jakarta Pusat. Pakar kopi

Adi W Taroepratjeka mengatakan bahwa kadar kafein pada kopi Vietnam yang pada

dasarnya berjenis Robusta adalah lebih tinggi dibanding Arabika. "Kadar kafein

Robusta lebih tinggi dari Arabika, tapi paling dampaknya deg-deg-an atau mual

karena tubuh mencoba memberi tahu asupan kafein sudah berlebih," kata dia kepada

ANTARA News, Minggu.

"Masalahnya Robusta manis dan dingin, orang kadang minumnya

kebanyakan," sambung dia. Sementara itu, saat dihubungi ANTARA News, Spesialis

Jantung RS Bunda, Dr. Dicky Armein Hanafy, mengatakan bahwa kafein sendiri

merupakan sebuah stimulan. "Beda-beda orang yang merasakannya, tergantung pada

kepekaan setiap individu," ujar dia. Lebih lanjut, melalui pesan singkat, Spesialis

Jantung Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, dr. Siska S. Danny, SpJP,

menyebutkan bahwa kopi dapat menginduksi gangguan irama jantung, namun hal

tersebut jarang sekali ditemui. "Pada kasus yang sangat jarang, kopi mungkin

menginduksi gangguan irama jantung atau aritmia, namun umumnya aritmia ringan

dan tidak menyebabkan kematian," ungkap dia. Seperti layaknya kopi, Kopi Vietnam

dapat dinikmati baik panas maupun dingin. Kalori pada kopi pun tergantung pada

cara penikmat kopi menegak kopi mereka. "Kadang dengan tambahan gula dan

mentega seperti di Aceh atau Singapura, diseduh dengan alat Vietnam drip di atas es.

Bisa pakai susu kental manis atau air gula," kata Adi. "Beda jumlah kalori karena

susu kental manisnya banyak sekali. Tapi kalau dibandingkan sama kopi Sanger-nya

Aceh sih sebelas dua belas," tambah dia. (Diakses pada Senin, 11 Januari 2016).

Bacaan II

Jakarta (ANTARA News) - Para perempuan yang sedang hamil dan suka

mengonsumsi kopi tak perlu khawatir kalau kebiasannya ini bisa menganggu

kecerdasan dan perilaku janin, menurut studi dalam American Journal of

Epidemiology. Para peneliti dari Institut Penelitian Nationwide Children's Hospital di

Ohio, menganalisa data dari 2917 ibu hamil yang tergabung dalam Collaborative

Perinatal Project (CPP) sejak1959 hingga 1974 (periode di mana sedikit orang

khawatir tentang efek kafein). Secara khusus mereka meneliti lebih jauh mengenai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

140

metabolit kafein, yakni paraxanthine. Mereka berharap, dengan menganalisa penanda

kafein ini, penelitian serupa kelak bisa dilakukan kembali.

Setelah membandingkan, tingkat paraxanthine di 20 dan 26 minggu

kehamilan dengan IQ dan perilaku anak di usia 4 dan 7 tahun, peneliti tidak

menemukan pola yang konsisten antara asupan kafein selama hamil dengan IQ serta

perilaku anak di kehidupannya. Hanya saja, anak-anak ini sekitar 11 persen

mengalami obesitas di usia 4 dan 7 tahun. Namun, peneliti tidak menemukan kondisi

ini dengan asupan kafein yang ibu mereka konsumsi selama hamil. "Kami

mempertimbangkan hasil kami meyakinkan bagi ibu hamil yang mengkonsumsi

kafein dalam jumlah moderat atau setara dengan satu atau dua cangkir kopi sehari,"

kata salah satu peneliti, Sara A Keim, seperti dilansir Medical Daily. (Diakses pada

Senin, 11 Januari 2016).

21. Simpulan dari kedua bacaan di atas ialah…

A. Kadar kafein yang berlebih akan memiliki dampak pada tubuh tergantung

pada pemakaian dan kondisi tubuh, begitu juga bagi ibu hamil dan janin.

B. Kafein sangat berbahaya bagi kesehatan terutama berpengaruh sekali pada

anak-anak.

C. Kafein yang berlebihan akan sangat berbahaya bagi tubuh khusunya pada

ibu hamil yang nantinya akan berdampak pada janin yang dikandungnya.

D. Kopi robusta yang memiliki kadar kaefin lebih tinggi dibanding kopi

arabika menyebabkan reaksi pada tubuh berlebih, namun untuk ibu hamil

tidak apa-apa karena tidak akan mengganggu kesehatan janin.

E. Kadar kafein yang sangat tinggi akan memengaruhi kesehatan tubuh,

begitu juga kalori yang ada pada kopi, namun tidak memiliki dampak apa-

apa pada ibu hamil.

22. Prediksi Anda setelah membaca Bacaan I ialah….

A. Harusnya tidak usah meminum kopi kalau tidak mau memiliki gangguan

kesehatan dan kolestrol tinggi yang bersumber dari banyaknya kalori yang

diminum.

B. Kalau hanya meminum kopi, seharusnya tidak sampai terjadi kematian.

Kalau pun korban sampai meninggal, itu sudah takdir.

C. Kafein yang tinggi seharusnya tidak membuat seseorang meninggal,

namun bila memang ada yang meninggal berarti kondisi tubuh tidak kuat

menerima kafein yang ada dalam kopi.

D. Kopi robusta yang memiliki kafein tinggi tidak kuat dicerna dalam tubuh

seorang wanita. Jadi, kalau ada wanita yang ingin minum kopi jangan

minum kopi robusta.

E. Deg-deg-an dan mual adalah efek dari tubuh karena terdapat kafein

dengan jumlah tinggi yang mengalir, tetapi kalau sampai meninggal

berarti efek dari tubuh terlalu berlebihan.

23. Prediksi Anda setelah membaca Bacaan II ialah….

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

141

A. Setelah ada berita di atas, ibu hamil tidak usah takut lagi karena dapat

mengonsumsi kopi sepuasnya.

B. Kalau ibu hamil tidak apa-apa bila mengonsumsi kopi, maka efeknya

nanti akan berdampak pada sang anak.

C. Ibu hamil yang sudah biasa meminum kopi mungkin memiliki efek seperti

deg-deg-an dan mual, namun bagi anak tidak .

D. Mungkin memang tidak ada efek tertentu bagi ibu hamil, namun bagi anak

pasti ada efek tertentu.

E. Ibu hamil bisa saja dibolehkan meminum kopi, dan sang anak tidak

memiliki gangguan pada kecerdasan dan perilakunya, namun bisa saja

sang anak memiliki gangguan pada hal lain seperti obesitas.

Teks untuk soal 24-25

Marie Thomas, kelahiran Likupang, Manado, tahun 1896. Dia lulusan

Sekolah Dokter Bumiputera (STOVIA) di Batavia.

Stovia mulanya hanya menerima murid laki-laki. Menurut Liesbeth Hessleink,

sejarawan Belanda, dalam ―Marie Thomas (1896-1966), de eerste vrouwelijke arts in

Nederlands-Indie‖, dimuat Javapost.nl, 6 September 2012, diterimanya perempuan

tak lepas dari pengaruh Aletta Jacobs, dokter perempuan pertama di Belanda. Ketika

melakukan tur keliling dunia, pada 18 April 1912 dia singgah di Batavia dan bertemu

dengan Gubernur Jenderal AWF Idenburg. Pada pertemuan itu ia menyampaikan

keinginannya agar peremuan bumiputera memperoleh kesempatan mengikuti

pendidikan kedokteran. Harapan Arletta Jacobs berbuah hasil.

Dengan beasiswa dari Studiefonds voor Opleiding van Vrouwelijke

Inlandsche Artsen (SOVIA), yayasan dana pendidikan dokter perempuan, Marie

Thomas mendaftarkan diri dan masuk STOVIA tahun 1912. Lulus tahun 1922, dia

mengabdikan berkerja di Centraal Burger Ziekenhuis (CBZ, kini Rumah Sakit Cipto

Mangunkusumo) di Batavia. Marie Thomas kemudian jadi spesialis Indonesia

pertama dalam bidang ginekologi dan kebidanan. (Historia, No 25. Th III. 2015: 87)

24. Opini yang ada pada paragraf dua terdapat pada ….

A. Kalimat 1.

B. Kalimat 2.

C. Kalimat 3.

D. Kalimat 4.

E. Kalimat 5.

25. Inti bacaan di atas ialah ….

A. Dokter perempuan pertama di Indonesia.

B. Dokter pertama di Indonesia.

C. Sekolah di Indonesia.

D. Sejarah kedoteran di Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

142

E. Sejarah dokter perempuan Belanda.

Teks untuk soal 26-30

Jangan Lupa Ancaman Bencana

(1) Kita nulis ini karena di Maluku ada aktivitas tektonik, yang besar

kemungkinan bisa diikuti aktivitas vulkanik. Kita juga membaca, ada

serangkaian gempa bumi melanda kawasan Sangihe, Sulawesi Utara, juga

Kepualaun Maluku, dan Maluku Utara. Peristiwa alam ini dipengaruhi

pergerakan Lempeng Pasifik dan Lempeng Mikro Filipina.

(2) Hal ini kita garis bawahi karena memang bayangan tentang gempa dan

tsunami, khususnya semenjak gempa dan tsunami besar di Aceh pada

2004, penduduk Indonesia semakin menyadari, sekaligus juga trauma,

bahwa setiap saat bencana alam besar bisa terjadi. Kita sadar benar bahwa

kita hidup di kawasan Cincin Api.

(3) Ketika gempa terjadi, penduduk berlarian mencari tempat aman di tempat

tinggi karena khawatir ada tsunami. Kita hargai bantuan TNI dan Polri

juga pemerintah daerah yang membangun posko pengungsian. Satu hal

yang perlu diingat, perlunya mitigasi, upaya menimbulkan dampak

bencana. Hal ini hanya mungkin jika kita cukup banyak melakukan

simulasi menghadapi bencana, mengadakan latihan yang memadai,

bagaimana penduduk harus bertindak jika ada sirine tanda bahaya.

(4) Musim hujan sudah di depan mata, mari kita siapkan diri agar tidak

kedodoran saat hujan lebat datang menerus. Mumpung masih ada waktu,

ingkatkan masyarakat, periksa energi, dan giatkan pemantauan. (Kompas,

Selasa 24 November 2015: 6)

(5) Kita berharap Badan Nasional Penanggulangan Bencana menggiatkan

upaya penyadaran warga, lebih-lebih di daerah yang kita kenali rawan

bencana. Untuk gempa bumi, kita sebatas bisa mengantisipasi, membuat

bangunan tahan gempa, dan membenahi tata ruang. Untung gunung api,

banjir, dan tanah longsor, kita bisa berbuat lebih baik.

(6) Ingar-bingar politik menjadi berita utama media dan melenakan

pembacanya. Namun, ada masalah yang butuh perhatian para elite dan

pemerintahan.

(7) Jangan sampai kekisruhan politik membuat kita lupa membenahi ekonomi

yang goyah dan mempersiapkan diri menghadapi musim hujan yang

berpotensi mendatangkan banjir dan tanah longsor.

(8) Kita tahu dari ilmu geologi, ada tiga lempeng besar yang bergerak ke atah

yang membuat ketiganya bertumbukan: Lempeng Indo-Australia ke utara,

Pasifik ke Barat, dan Eurasia ke Selatan. Mereka bergerak karena

ketiganya mengapung di atas flauda di bagian dalam Bumi. Setiap saat,

mereka mencari keseimbangan baru dan keseimbangan baru akan tercapai

setelah dorong-dorongan antara ketiganya melepas energi

mahadahsyatnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

143

(9) Meski skalanya tidak besar dan tidak menimbulkan korban jiwa, kita

diingatkan bahwa kawasan ini punya riwayat gempa diikuti tsunami

sehingga perlu diwaspadai.

26. Susunlah paragraf di atas sesuai dengan tema….

A. 6, 7, 1, 9, 2, 8, 3, 5, 4.

B. 6, 7, 1, 2, 3, 5, 4, 8, 9.

C. 6, 7, 1, 9, 2, 3, 8, 5, 4.

D. 6, 7, 1, 3, 4, 5, 2, 9, 8.

E. 6, 7, 1, 4, 3, 2, 5, 8, 9.

27. Apa yang ingin diungkapkan oleh penulis dalam tulisan di atas….

A. Sikap kita terhadap bencana.

B. Jangan mengenyampingkan bencana di atas kepentingan politik.

C. Jangan melupakan bencana yang terjadi di Indonesia.

D. Harapan penulis pada pemerintah.

E. Penanggulangan bencana masih kurang.

28. Penyebabkan penulis menuangkan gagasannya ialah….

A. Perihatin atas penangan bencana di Indonesia.

B. Meminta belas kasihan.

C. Meminta bantuan pemerintah.

D. Perihatin atas sikap pembaca.

E. Menceritakan kembali bencana yang sudah terjadi.

29. Gagasan utama paragraf nomor delapan ialah…

A. Keadaan lempeng di Indonesia.

B. Keadaan geografis Indonesia.

C. Pergerakan lempeng di Indonesia.

D. Cara kerja lempeng di Indonesia.

E. Keadaan lempeng-lempeng.

30. Simpulan dari bacaan di atas ialah….

A. Pemerintah dapat memperhatikan korban bencana alam bukan hanya

politik saja.

B. Bencana alam yang terus melanda Indonesia perlu ditanggulangi.

C. Bencana alam di Indonesia perlu diwaspadai.

D. Penanggulangan bencana alam yang dilakukan sudah baik.

E. Pemerintah perlu mencoba cara menanggulangi bencana alam.

--------------------SELAMAT MENGERJAKAN--------------------

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

144

Lampiran 14

Kunci Jawaban Pertanyaan Tes Membaca Kritis

1. A

2. C

3. A

4. C

5. C

6. B

7. A

8. D

9. E

10. E

11. B

12. E

13. D

14. A

15. D

16. C

17. D

18. D

19. D

20. B

21. A

22. C

23. E

24. B

25. A

26. A

27. E

28. A

29. B

30. C

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

145

Lampiran 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

147

Lampiran 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

150

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

152

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

153

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

154

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

155

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

156

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

157

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

158

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

159

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

160

Lampiran 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

161

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA … · Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. ... Pencahayaan Ruangan yang

162

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI