faktor-faktor yang mempengaruhi impor …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › i-v.pdfestimasi...

55
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan Memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh Katijah M Nim : 11C20101143 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT 2016

Upload: others

Post on 24-Jun-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

IMPOR BERAS DI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan

Memenuhi syarat-syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Katijah M

Nim : 11C20101143

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH, ACEH BARAT

2016

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

ii

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

iii

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

iv

LEMBARAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Katijah M

Nim : 11C20101143

Dengan ini menyatakan sesungguhnya bahwa didalam skripsi adalah hasil karya

saya sendiri dan tidak terdapat bagian atau satu kesatuan yang utuh dari skripsi,

tesis, desertasi, buku atau bentuk lain yang saya kutip dari orang lain tanpa saya

sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan.

Sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat reproduksi karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain yang dijadikan seolah-olah

karya asli saya sendiri. Apabila ternyata dalam skripsi saya terdapat bagian-bagian

yang memenuhi unsur penjiplakan, maka saya menyatakan kesediaan untuk

dibatal dibahagian atau seluruh hak gelar kesarjanaan saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat

dipergunakan seperlunya.

Meulaboh, 27 September 2016

Saya yang membuat pernyataan

Katijah M

NIM: 11C20101143

Materai

6.000

M

a

t

e

r

a

i

6

.

0

0

0

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

v

RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi:

Nama : Katijah M

NIM : 11C20101143

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir: Suak Palembang, 10 Mei 1991

Agama : Islam

Alamat : Suak Palembang, Kecamatan. Darul Makmur Kabupaten.

Nagan Raya

Status Perkawinan : Belum Menikah

Nama Orang Tua :

1. Ayah : Muhammad SY

Pekerjaan : Tani

2. Ibu : Siti Aisyah

Pekerjaan : IRT

Pendidikan Formal:

1. SD Negeri Tripa Lulus Tahun 2005

2. MTs Darul Makmur Lulus Tahun 2008

3. SMA Negeri 1 Darul Makmur Lulus Tahun 2011

4. Perguruan Tinggi Universitas Teuku Umar Tahun 2016

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

vi

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan anugerah kesempatan dan pemikiran, sehingga penulis telah

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Impor Beras di Indonesia.

Shalawat beriring salam kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah

membimbing dan menuntun kita menuju jalan yang penuh keutamaan dan

kemuliaan hidup dunia akhirat. Adapun maksud dan tujuan penulisan skripsi ini

adalah diajukan melengakapi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar. Penulis menyadari

dalam proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan arahan dari

berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimaksi kepada :

1. Ayahnda tercinta Muhammad SY dan Ibunda tersayang Siti Aisyah yang telah

membimbing penulis dan membiayai kuliah penulis sehingga penulis sampai

ke tugas akhir ini.

2. Ibu Yayuk EW., SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan kepada penulis.

3. Bapak T.M. Haiqal, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing Anggota yang turut

membantu memberikan bimbingannya kepada penulis.

4. Bapak Dr. Ishak Hasan, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Teuku Umar.

5. Bapak Yasrizal, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar.

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

viii

6. Ayah dan Ibunda yang senantiasa memberikan dukungan dan do’anya kepada

penulis.

7. Seluruh keluarga penulis yang turut memberikan semangat dan arahan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Kawan-kawan seperjaungan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat

kekurang oleh karena itu kritik dan saran yang sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan penulisan skripsi ini.

Meulaboh, September 2016

KATIJAH

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

ix

ABSTRACT

This study aims to determine the factors that affect the import of rice in Indonesia

in the period 2002-2014. The factors studied were rice production in the country

and population. The analysis model used is multiple linear regression analysis,

the correlation coefficient (r), determinansi coefficient (Adjusted R), t test and F.

Calculations using Software Statistical Product and Service Solutions (SPSS).

Based on estimates obtained constants for -5,967,041, rice production

regression coefficient (X1) is -0.101, and the regression coefficients a population

of 0.046 correlation coefficient (R) of 0.726, while the coefficient of determination

(Adjusted R) of 0.432. This means that imports of rice in Indonesia amounted to

43.2 percent influenced by the production and the number of inhabitants and the

remaining 56.8 percent is explained by other variables outside this research

model. T test results showed that for the production variables obtained by value t

count> t-table, (-3.217> -2.179) at α 0.05, meaning that in partial production of

rice (X1) significantly affect the import of rice in Indonesia. Furthermore, for a

variable number of population values obtained t count> t-table 2.688> 2.179) in

α of 0.05, meaning that a partial number of people significantly affected the

import of rice in Indonesia. Then for the F test values obtained F count> F-table

(5.562> 4.74), which means that the production of rice and the number of people

together (simultaneously) significantly affect the import of rice in Indonesia in the

period 2005-2014.

Keywords: Production, Population and Import Rice

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

x

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

impor beras di Indonesia dalam kurun waktu 2002-2014. Faktor-faktor yang

diteliti adalah produksi beras dalam negeri dan jumlah penduduk. Model analisis

yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, koefisien korelasi (r),

koefisien determinansi (R Adjusted), uji t dan uji F. Perhitungannya menggunakan

Software Statistical Product and Service Solutions (SPSS). Berdasarkan hasil

estimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras

(X1) sebesar -0,101, dan koefisien regresi jumlah penduduk sebesar 0,046

koefisien korelasi (R) sebesar 0,726, sedangkan koefisien determinasi (R

Adjusted) sebesar 0,432. Artinya bahwa impor beras di Indonesia sebesar 43,2

persen di pengaruhi oleh produksi dan jumlah penduduk dan sisanya sebesar 56,8

persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian ini. Hasil uji t

menunjukkan bahwa untuk variabel produksi diperoleh nilai t-hitung > t-tabel,

(-3,217 > -2,179) pada α 0,05, artinya secara parsial variabel produksi beras (X1)

berpengaruh nyata terhadap impor beras di Indonesia. Selanjutnya untuk variabel

jumlah penduduk diperoleh nilai t-hitung > t-tabel 2,688 > 2,179) pada α 0,05, artinya

secara parsial jumlah penduduk berpengaruh nyata terhadap impor beras di

Indonesia. Kemudian untuk uji F diperoleh nilai F-hitung > F-tabel (5,562 > 4,74),

yang berarti bahwa produksi beras dan jumlah penduduk secara bersama-sama

(serempak) berpengaruh nyata terhadap impor beras di Indonesia dalam kurun

waktu 2005-2014.

Kata Kunci : Produksi, Jumlah Penduduk dan Impor Beras

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

xi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBARAN JUDUL ........................................................................................ i

LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................... ii

LEMBARAN PERSETUJUAN KOMISI UJIAN ......................................... iii

LEMBARAN PERNYATAAN ......................................................................... iv

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ v

PERSEMBAHAN ............................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii

ABSTRACT .......................................................................................................... ix

ABSTRAK ........................................................................................................... x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv

I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah.................................................................................. 4

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................. 5

1.5. Sistematika Pembahasan ....................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 6 2.1. Perdagangan Internasional ..................................................................... 6

2.1.1. Pengertian Perdagangan Internasional ....................................... 6

2.1.2. Manfaat Perdagangan Internasional ........................................... 7

2.1.3. Faktor Pendukung Perdagangan Internasional .......................... 9

2.1.4 Jenis-jenis Perdagangan Internasioanl ........................................ 11

2.2. Teori Perdaganan Internasional ............................................................. 11

2.2.1. Pandangan Merkantilisme Mengenai Perdagangan .................. 11

2.2.2. Teori Perdagangan Berdas arkan Keunggulan ........................ 12

2.2.3. Teori Perdagangan Berdasarkan Keunggulan Komparatif ...... 12

2.2.4. Teori Heckscher – Ohlin ............................................................. 14

2.2. Produksi Beras ........................................................................................ 15

2.2.1. Pengertian Produksi Beras .......................................................... 15

2.2.2. Faktor-Faktor Produksi ............................................................... 16

2.2.3. Kebijakan Peningkatan Produksi Beras ..................................... 17

2.3. Pengertian Penduduk ............................................................................ 18

2.3.1. Fertilitas (Kelahiran) ................................................................... 19

2.3.2. Mortalitas (Kematian) ................................................................. 19

2.3.3. Migrasi ........................................................................................ 19

2.4. Impor Beras ............................................................................................. 20

2.4.1. Pengertian Impor Beras .............................................................. 20

2.4.3. Pola Impor di Indonesia .............................................................. 22

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

xii

2.4.4. Pelaksanaan Impor Beras ............................................................ 23

2.5. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 24

2.6. Perumusan Hipotesis .............................................................................. 25

III. METODE PENELITIAN ........................................................................... 26

3.1. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 26

3.2. Data Penelitian ...................................................................................... 26

3.2.1 Jenis dan Sumber Data............................................................. 26

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 26

3.3. Model Analisis Data.. ........................................................................... 26

3.3.1 Analisis Regresi Linier Berganda ............................................... 27

3.3.2. Analsis Koefisien Korelasi ( r ) .................................................. 27

3.3.4. Uji F (uji secara serempak) ......................................................... 27

3.3.3. Uji Secara Parsial (Uji t) ............................................................ 27

3.5. Definisi Operasional Variabel ......................................... .................. 28

3.6. Pengujian Hipotesis .............................................................................. 28

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 30

4.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ................................................ 30

4.1.1. Perkembangan Impor Beras di Indonesia .................................. 30

4.1.2. Pekembangan Penduduk di Indonesia ....................................... 31

4.1.3. Perkembangan Impor Beras di Indonesia .................................. 32

4.2. Hasil Regresi linier Berganda .............................................................. 34

4.3. Pengujian Hipotesis ............................................................................... 35

4.3.1. Uji Signifikasi (t) ......................................................................... 35

4.3.2. Uji Simultan (F) .......................................................................... 35

4.3.4. Uji Koefisien Korelasi dan Determinasi (R2) ........................... 36

4.4. Pembahasan Hasil .................................................................................. 37

4.4.1. Pengaruh Produksi Beras terhadap Impor Beras di Indonesia . 37

4.4.2. Pengaruh jumlah penduduk terhadap Impor Beras di Indonesia 37

V. SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 38

5.1. Simpulan................................................................................................. 38

5.2. Saran ....................................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 40

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Produksi, dan Impor Beras di Indonesia Tahun 2007-2011 .......... 3

2. Produksi dan Tingkat pertumbuhan Beras di Indonesia Tahun 2002-2014. 30

3. Jumlah Penduduk di Indonesia Tahun 2002-2014 ........................................ 31

4. Impor Beras di Indonesia Tahun 2002-2014 ................................................ 32

5. Impor Beras Menurut Negara Asal Tahun 2011-2014 ................................. 33

6. Hasil Regresi linier Berganda ......................................................................... 34

7. Hasil Regresi Uji F .......................................................................................... 35

8. Model Summary .............................................................................................. 36

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Input Penelitian ....................................................................................... 41

2. Hasil Regresi Linier Berganda........................................................................ 42

3. Tabel uji F ........................................................................................................ 48

4. Tabel Uji t ........................................................................................................ 49

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

I. PENDAHULUAN

.

1.1. Latar Belakang

Perdagangan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kegiatan

perekonomian suatu negara. Giatnya aktivitas perdagangan suatu negara menjadi

indikasi tingkat kemakmuran masyarakatnya, serta menjadi tolok ukur tingkat

perekonomian negara itu sendiri. Sehingga bisa dibilang perdagangan merupakan

urat nadi perekonomian suatu negara.Melalui perdagangan pula suatu negara bisa

menjalin hubungan diplomatik dengan negara tetangga sehingga secara tidak

langsung perdagangan juga berhubungan erat dengan dunia politik. Perdagangan

atau perniagaan pada umumnya adalah pekerjaan membeli barang dari suatu

tempat dan suatu waktu dan menjual barang tersebut di tempat dan waktu

lainnnya untuk memperoleh keuntungan. Kegiatan impor yang dilakukan

Indonesia merupakan salah satu kebijakan pemerintah dalam bidang perdagangan

internasional. Terjadinya selisih antara jumlah produksi dengan jumlah kebutuhan

masyarakat merupakan salah satu penyebab diterapkannya kebijakan impor

(Tambunan 2012, 103).

Impor adalah arus masuk sejumlah barang dan jasa ke pasar sebuah

negara, baik untuk keperluan konsumsi atau sebagai barang modal maupun untuk

bahan baku produksi dalam negeri. Negara importee biasanya melakukan kegiatan

impor dengan tujuan memenuhi kebutuhan masyarakat dalam negeri, menambah

pendapatan negara karena adanya devisa dari pajak barang impor. Selain itu impor

juga dimaksudkan untuk mendorong berkembangnya kegiatan industri dalam

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

2

negeri. Kegiatan impor inilah yang nantinya membentuk dasar dari perdagangan

internasional.

Dalam konteks pertanian umum, Indonesia memang memiliki potensi

yang besar. Kelapa sawit, karet, dan coklat produksi Indonesia mulai bergerak

menguasai pasar dunia. Namun, meski menduduki posisi ketiga sebagai negara

penghasil pangan di dunia, hampir setiap tahun Indonesia selalu menghadapi

persoalan berulang dengan produksi pangan terutama beras. Akibatnya Indonesia

masih harus mengimpor beras dari Negara penghasil pangan lain seperti Thailand.

Produksi padi Indonesia mengambil pangsa sekitar 9 persen dari total produksi

dunia. Indonesia negara penghasil beras ke tiga terbesar di dunia, setelah China

(30%) dan India (21%). Namun, ke dua negara terakhir adalah net eksportir beras,

berbeda dengan Indonesia yang menjadi negara net importir beras sejak akhir

1980an. Indonesia terus berusaha mendorong peningkatan produksi beras dalam

negeri dan mengelola stok beras nasional untuk tujuan emerjensi dan stabilisasi

harga. Produksi beras/padi dalam negeri amat penting untuk menghindari

tingginya risiko ketidakstabilan harga dan suplai beras dari pasar dunia,

disamping terkait erat dengan usaha pengentasan kemiskinan dan pembangunan

perdesaan (Muhtadi, 2007 h. 241).

Negara Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan sumber

daya alam yang melimpah. Hal ini terbukti dengan keadaan tanah Indonesia yang

sangat subur. Negara Indonesia memiliki peran penting sebagai produsen bahan

pangan di mata dunia. Kontribusi Indonesia terhadap produksi beras dunia sebesar

8,5% atau 51 juta ton. China dan India sebagai produsen utama beras

berkontribusi 54%. Vietnam dan Thailand yang secara tradisional merupakan

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

3

negara eksportir beras hanya berkontribusi 5,4% dan 3,9%. Produksi beras

Indonesia yang begitu tinggi belum bisa mencukupi kebutuhan penduduknya,

akibatnya Indonesia masih harus mengimpor beras dari Negara penghasil pangan

lain seperti Thailand (ttps://afdhalrizqi. wordpress.com).

Perkembangan produksi dan impor beras di Indonesia tahun 2007-2014

dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1

Jumlah Produksi, dan Impor Beras

di Indonesia Tahun 2007-2014

No Tahun Produksi

(Ton)

Impor

(Ton)

1 2007 35.940.591 1.406.847

2 2008 38.306.962 289.689

3 2009 40.360.221 250.473

4 2010 40.716.871 687.581

5 2011 30.340.000 2.750.476

6 2012 32.000.000 1.810.372

7 2013 50.456.000 472.664

8 2014 50.100.000 844.163 Sumber : Badan Pusat Statistik (2015)

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa jumlah produksi beras di

Indonesia pada tahun 2007 sebesar 35.940.591 ton, jumlah ini meningkat di tahun

2010 menjadi 40.716.871 ton,kemudian kemudian turun pada tahun 2011

menjadi 30.340.000 ton, dan pada tahun 2014 produksi beras di Indonesia sebesar

50.100.000 ton. Sedangkan impor beras pada tahun 2007 sebesar 1.406.847 ton,

kemudian turun drastis menjadi 289.689 ton pada tahun 2008 selanjutnya

peningkatan drastis terjadi pada tahun 2011 yaitu 2.750.476 dan sedikit menurun

di tahun 2012 menjadi 1.810.372 ton, penurun ini terus terjadi hingga tahun 2014

dimana impor beras di Indonesia menjadi 844.163 ton.

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

4

Salah satu penyebab terjadinya kekurangan stok beras dikarenakan,

produksi dalam daerah semakin barkurang hal ini disebabkan oleh, kekurangan

luas lahan padi sawah akibat terjadinya alih fungsi lahan pertanian untuk

membangun perumahan, perkantoran maupun perusahaan-perusahaan besar.

Disamping itu terjadinya ledakan jumlah penduduk juga merupakan suatu

masalah yang hadapi oleh pemerintah

Pertambahan penduduk merupakan suatu tantangan bagi pemerintah

terutama dalam menjaga ketahan pangan bagi mayarakat. Pertumbuhan penduduk

menyebabkan terjadinya permintaan terhadap barang-barang konsumsi terutama

barang bahan pokok seperti beras oleh karena pemerintah harus berupaya

semaksimal mungkin dalam memenuhi kebutuhan beras masyarakat terutama

melalui perluasan area lahan sawah baru dalam upaya menigkatkan produksi.

Jumlah penduduk mempengaruhi impor karena apabila jumlah penduduk

meningkat maka kemungkinan pemerintah akan mengambil kebijakan untuk

mengimpor. Dari segi penawaran, impor dipengaruhi oleh variabel produksi,

dimana secara logika kecenderungan permintaan beras yang lebih besar

dibandingkan produksi beras menyebabkan terjadinya defisit produksi.

Berdasarkan lata belakang yang telah diuraikan diatas penulis tertarik

melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Analisis Faktor-faktor Yang

Mempengaruhi Impor Beras di Indonesia”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut di atas maka

permasalahan dalam penelitian ini apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi

impor beras di Indonesia.

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

5

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah di

kemukakan sebelumnya, maka perlu diketahui tujuan penelitian ini adalah untuk

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi impor beras di Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini, maka hasilnya diharapkan dapat memberi

kontribusi atau masukan terhadap impor beras di Indonesia serta sebagai bahan

pertimbangan dalam menentukan kebijakan perkembangan perekonomian dalam

serta berpengaruh terhadap impor beras di Indonesia.

1.5. Sistematika Penulisan

Bagian pertama pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bagian kedua tinjauan pustka dalam ini membahas mengenai landasan teori

yang digunakan dan ditutup dengan perumusan hipotesis.

Bagian ketiga metode penelitian yang terdiri dari ruang lingkup penelitian,

jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data definisi operasional variabel

model analisis data dan pengujian hipotesis.

Bagian keempat hasil dan pembahasan yang berisi tentang, perkembangan

produksi beras, perkembangan jumlah penduduk, perkembangan impor beras di

Indonesia, hasil regresi linier berganda, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil

penelitian.

Bagian kelima simpulan dan saran yang berisi tentang simpulan mengenai

hasil penelitian dan saran yang diajukan.

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perdagangan Internasional

2.1.1. Pengertian Perdagangan Internasional

Internasional Perdagangan berasal dari kata dagang yang menurut kamus

lengkap bahasa Indonesia berarti kegiatan menjual dan membeli. Sehingga,

perdagangan internasional bisa diartikan sebagai kegiatan menjual dan membeli

produk yang terjadi antar negara yang dilakukan individu dengan individu,

individu dengan pemerintah, atau pemerintah dengan pemerintah.

Menurut Waluya (2003, h. 3 ) international business atau perdagangan

internasional dapat didefinisikan terdiri dari kegiatan-kegiatan perniagaan dari

suatu Negara asal (country of destination) yang dilakukan oleh perusahaan

multinational coorparation (MNC) untuk melakukan perpindahan barang dan

jasa, perpindahan modal, perpindahan tenaga kerja, perpindahan teknologi

(pabrik) dan perpindahan merek dagang. Robbock membahas “ perdagangan

internasional “ dari sudut pandang manajemen dan memerinci kegiatan –kegiatan

perdagangan sebaga berikut:

1. Perdagangan internasional terjadi melalui perpindahan barang-barang

perpindahan jasa- jasa dari suatu Negara ke Negara lain yang disebut transfer

fo goods and services.

2. Perdagangan internasional juga melewati perpindahan modal yaitu masuknya

investasi asing dari luar negeri yang disebut transfer of capital.

3. Tenaga kerja juga merupakan objek dalam perdagangan internasional. Pada

kenyataannya, tenaga kerja tidak hanya pindah dari desa ke kota.

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

7

Dalam perdagangan internasional transfer of labour mendorong masuknya

tenaga-tenaga ahli dan tenaga teknisi dari luar negeri.pada kenyataannya,

unskilled labour dapat juga memperoleh perkerjaan diluar negeri. Transfer of

labour memerlukan adanya pengawasan terhadap pekerjaan baik dalam

penetapan upah (wage rate) maupun perlindungannya.

4. Perdagangan internasional dapat dilakukan melalui Transfer of Technology

yaitu dengan cara mendirikan pabrik-pabrik Negara-negara lain.

5. Keberhasilan dari suatu perdagangan internasional tergantung dari Transfer of

data dan informasi terutama dalam penyampaian informasi tentang kepastian

tersedianya bahan baku dan pangsa pasar .

Pada umumnya, negara-negara di dunia melakukan perdagangan

internasional untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian, ekspor dan

impor merupakan bentuk kegiatan perdagangan internasional. Perdagangan

internasional sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu, namun dalam ruang

lingkup dan jumlah yang terbatas. Pemenuhan kebutuhan setempat yang tidak

dapat diproduksi sendiri, dilakukan dengan cara barter, yaitu pertukaran barang

dengan barang yang dibutuhkan oleh kedua belah pihak. Lama kelamaan, atas

dasar kebutuhan yang saling menguntungkan, terjadilah proses pertukaran dalam

skala luas yang sering disebut perdagangan internasional (Waluya 2003, h. 3-4)

2.1.2. Manfaat Perdagangan Internasional

Kegiatan perdagangan internasional memberi banyak manfaat atau

keuntungan bagi negara yang melakukannya, termasuk bagi Indonesia. Manfaat-

manfaat atau keuntungan tersebut adalah sebagai berikut (Sukirno 2004 h. 44) :

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

8

1. Sebagai Sumber Devisa

Dengan mengekspor (menjual) bermacam barang dan jasa, negara kita

akan memperoleh devisa. Devisa adalah semua benda yang dapat digunakan

sebagai alat pembayaran internasional. Devisa bisa berbentuk mata uang asing,

emas, wesel, cek, dan surat-surat berharga lainnya. Devisa yang diperoleh suatu

negara dapat digunakan untuk membayar impor dan lain-lain.

2. Menjaga Stabilitas Harga

Harga suatu barang cenderung meningkat bila jumlah barang yang

dimaksud tidak bisa memenuhi permintaan pasar, dengan kata lain jumlah barang

lebih sedikit dibanding permintaan. Agar harga tidak terus naik, pemerintah dapat

mengimpor barang yang sama sehingga harga dapat stabil kembali.

3. Memperluas Lapangan Kerja

Perdagangan internasional dapat memperluas lapangan kerja. Peningkatan

permintaan luar negeri terhadap hasil produksi Indonesia, akan mendorong

pengusaha membangun pabrik baru yang membutuhkan tambahan tenaga kerja.

4. Mendorong Alih Teknologi

Barang-barang impor yang berteknologi tinggi seperti komputer,

handphone, kapal selam dan pesawat tempur, mengharuskan masyarakat

memahami dan mampu mengoperasikan barang-barang tersebut. Hal ini

mendorong terjadinya alih teknologi dari negara pengekspor (negara maju) ke

negara pengimpor (negara berkembang).

5. Memperluas Konsumsi

Dengan perdagangan internasional, hasil produksi suatu negara dapat

dikonsumsi secara lebih luas ke negara lain. Misalnya, buah kiwi dari Selandia

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

9

Baru dan kurma dari Arab bisa dinikmati di banyak negara. Demikian juga

berbagai hasil produksi pabrik, seperti TV, kulkas, handphone dan komputer bisa

dikonsumsi oleh banyak negara.

6. Memperoleh Barang dan Jasa yang Tidak Bisa Diproduksi Sendiri

Satelit adalah salah satu contoh barang yang tidak bisa diproduksi oleh

negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Indonesia memperoleh satelit

dengan cara membeli dari Amerika. Selain satelit, masih banyak barang lain yang

tidak dapat diproduksi Indonesia dan harus diperoleh melalui perdagangan

internasional.

2.1.4. Faktor Pendukung Perdagangan Internasional

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perdagangan internasional

dapat diuraikan sebagai berikut (Sukirno 2004, h. 49) :

1. Perbedaan Sumber Alam

Suatu negara mempunyai kekayaan alam yang berbeda, sehingga hasil

pengolahan alam yang dinikmati juga berbeda. Oleh karena sumber kekayaan

alam yang dimiliki suatu negara sangat terbatas, sehingga diperlukan tukar-

menukar atau perdagangan.

2. Perbedaan Faktor Produksi

Selain faktor produksi alam, suatu negara mempunyai perbedaan

kemampuan tenaga kerja, besarnya modal yang dimiliki, dan keterampilan

seorang pengusaha. Oleh karena itu, produk yang dihasilkan oleh suatu negara

juga mengalami perbedaan, sehingga dibutuhkan adanya perdagangan.

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

10

3. Kondisi Ekonomis yang Berbeda

Karena adanya perbedaan faktor produksi yang mengakibatkan perbedaan

biaya produksi yang dikeluarkan untuk membuat barang, maka bisa jadi dalam

suatu negara memerlukan biaya tinggi untuk memproduksi barang tertentu.

Sehingga negara tersebut bermaksud mengimpor barang dari luar negeri karena

biayanya dianggap lebih murah.

4. Tidak Semua Negara Dapat Memproduksi Sendiri Suatu Barang

Karena keterbatasan kemampuan suatu negara, baik kekayaan alam

maupun yang lainnya, maka tidak semua barang yang dibutuhkan oleh suatu

negara mampu untuk diproduksi sendiri, untuk itulah diperlukan tukar-menukar

antarbangsa.

5. Adanya Motif Keuntungan dalam Perdagangan

Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang selalu terdapat

perbedaan. Adakalanya suatu negara lebih untung melakukan impor daripada

memproduksi sendiri. Namun, adakalanya lebih menguntungkan kalau dapat

memproduksi sendiri barang tersebut, karena biaya produksinya lebih mudah.

Oleh karena itu, negara-negara tersebut akan mencari keuntungan dalam

memperdagangkan barang hasil produksinya.

6. Adanya Persaingan Antar pengusaha dan Antarbangsa

Persaingan ini akan berakibat suatu negara meningkatkan kualitas barang

hasil produksi dengan biaya yang ringan, sehingga dapat bersaing dalam dunia

perdagangan (Sukirno 2004, h. 49)

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

11

2.1.5 Jenis-jenis Perdagangan Internasioanl

Bilamana dilihat dari kawasan-kawasan atau negara-negara yang terlibat

dalam perdagangan internasional, maka perdagangan internasional dapat

dibedakan menjadi 3 yaitu:

1. Perdagangan Bilateral

Perdagangan bilateral adalah perdagangan yang dilakukan antardua negara.

2. Perdagangan Regional

Perdagangan regional adalah perdagangan yang dilakukan oleh negara-negara

yang berada dalam satu kawasan tertentu, misalnya negara-negara ASEAN.

3. Perdagangan Multilateral

Perdagangan multilateral adalah perdagangan yang dilakukan oleh lebih dari

dua negara yang tidak terbatas pada kawasan tertentu ( Sukirno, 2004, h. 52)

2.2. Teori Perdaganan Internasional

2.2.1. Pandangan Merkantilisme Mengenai Perdagangan

Merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi sebuah negara

untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin ekspor

dan sedikit mungkin impor. Surplus ekspor yang dihasilkan selanjutnya akan

dibentuk dalam aliran emas lantakan, atau logam-logam mulia, khususnya emas

dan perak. Semakin banyak emas dan perak yang dimiliki oleh sebuah negara,

maka semakin kaya dan kuatlah negara tersebut. Kaum Merkantilisme mengukur

kekayaan sebuah negara dengan stok/ cadangan logam mulia yang dimilikinya.

Sebaliknya, pada saat sekarang ini kita mengukur kekayaan sebuah negara dengan

cadangan sumber daya manusia, hasil produksi manusia, serta kekayaan alam

yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa. Semakin besar cadangan ini,

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

12

semakin besar pula arus barang dan jasa untuk memenuhi keinginan manusia.

Semakin besar pula arus barang dan jasa untuk memenuhi keingi nan manusia,

dengan demikian akan semakin besar pula standar hidup masyarakat negara

tersebut. Tujuan utama kaum merkantilisme adalah untuk memeroleh sebanyak

mungkin kekuasaan dan kekuatan negara.

2.2.2. Teori Perdagangan Berdasarkan Keunggulan

Menurut Adam Smith, perdagangan antar dua negara didasarkan pada

keunggulan absolut (absolute advantage). Jika sebuah komoditi, namun kurang

efisien daripada negara lain dalam memproduksi sebuah komoditi, namun kurang

efisien dibanding negara lain dalam memproduksi komoditi lainnya, maka kedua

negara tersebut dapat memperoleh keuntungan dengan cara masing-masing mela

kukan spesialisasi dalam memproduksi komoditi lain yang memiliki kerugian

absolute. Melalui proses ini sumber daya di kedua negara dapat digunakan

dalam cara yang paling efisien. Output kedua komoditi yang diproduksipun akan

meningkat. Peningkatan dalam output ini akan mengukur keuntungan dari

spesialisasi produksi untuk kedua negara yang melakukan perdagangan.

2.2.3. Teori Perdagangan Berdasarkan Keunggulan Komparatif

Pemikiran David Ricardo didasarkan pada beberapa asumsi yang

disederhanakan. Salah satunya adalah yang disebut dengan nilai tenaga kerja

(labour theory of value) yang mengatakan bahwa nilai atau harga dari suatu

komoditi adalah sama dengan atau dapat diperoleh dari jumlah tenaga kerja yang

dipakai dalam memproduksi komoditi tersebut. Menurut hukum keunggulan

komparatif, meskipun sebuah negara kurang efisien dibanding negara lain dalam

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

13

memproduksi kedua komoditi, namun masih tetap terdapat dasar untuk

melakukan perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak. Negara pertama

harus melakukan spesialisasi dalam memproduksi dan mengekspor komoditi yang

memiliki kerugian absolute lebih kecil dan mengimpor komoditi yang memiliki

kerugian absolute lebih besar. Namun David Ricardo menjelaskan hukum

keunggulan komparatif berdasarkan teori nilai kerja yang tidak dapat diterima

oleh banyak kalangan ekonom. Karena menurut teori nilai tenaga kerja, nilai atau

harga sebuah komoditi tergantung dari jumlah tenaga kerja yang dipergunakan

untuk membuat komoditi tersebut. Pernyataan ini membawa impilikasi bahwa

setiap tenaga kerja adalah satu-satunya faktor produksi, atau tenaga kerja

digunakan dalam proporsi yang tetap dan sama jumlahnya dalam membuat

semua komoditi, dan tenaga kerja bersifat homogeny (Amalia, 2007, h.17).

Pada kenyataannya tenaga kerja bukanlah satu-satunya faktor produksi.

Penggunaanya juga tidak dilakukan dalam proporsi yang tetap dan dalam jumlah

yang sama pada semua komoditi. Sebagai contoh, diperlukan lebih banyak

peralatan mesin per pekerja dalam memproduksi sebuah komoditi (katakanlah

komoditi baja) di banding dalam memproduksi komoditi lain (contohnya tekstil

atau teh). Selain itu, selalu terdapat kemungkinan dilakukannya substitusi di

antara tenaga kerja, barang-barang modal dan faktor-faktor produksi lainnya

dalam memproduksi berbagai komoditi. Selanjutnya, tenaga kerja tidak bersifat

homogen karena mereka berbeda-beda dalam pendidikan, produktivitas, dan upah

yang diterimanya. Setidaknya kita harus mempertimbangkan perbedaan

produktivitas setiap tenaga kerja (Amalia, 2007, h.17).

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

14

2.2.4. Teori Heckscher – Ohlin

Teori Perdagangan Internasional modern di mulai ketika ekonom Swedia

yaitu Eli Hecksher (1919) dan Bertil Ohlin ( 1933) mengemukakan penjelasan

mengenai perdagangan internasional yang belum mampu di jelaskan dalam teori

keunggulan komparatif. Sebelum masuk ke dalam pembahasan teori H-O, tulisan

ini sedikit akan mengemukakan kelemahan teori klasik yang mendorong

munculnya teori H- O. Teori Klasik Comparat iveadvantage menjelaskan

bahwa perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam

productivity of labor (faktor produksi yang secara eksplisit dinyatakan) antar

Negara (Salvatore, 2004, h. 116).

Namun teori ini tidak memberikan penjelasan mengenai penyebab

perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-O kemudian mencoba memberikan

penjelasan mengenai penyebab terjadinya perbedaan produktivitas tersebut. Teori

H-O menyatakan penyebab perbedaan produktivitas karena adanya jumlah atau

proporsi faktor produksi yang dimiliki (endowment factor) oleh masing-masing

negara, sehingga selanjutnya menyebabkan terjadinya perbedaan harga barang

yang dihasilkan. Oleh karena itu, teori modern H-O ini dikenal sebagai “The

Proportional Factor Theory”. Selanjutnya negara-negara yang memiliki faktor

produksi relative banyak atau murah dalam memproduksikannya akan melakukan

pesialisasi produksi untuk kemudian mengekspor barangnya. Sebaliknya, masing-

masing Negara akan mengimpor barang tertentu jika Negara tersebut memiliki

faktor produksi yang relative angka atau mahal dalam memproduksinya. Model

Heckscher-Ohlin seringkali disebut pula sebagai teori kepemil ikan aktor (factor

endowment theory) atau teori proporsi faktor ( factor propor ti onstheory). Teori

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

15

tersebut menyatakan bahwa setiap negara akan melakukan spesialisasi produksi

dan mengekspor komoditi yang banyak menyerap faktor produksi yang tersedia di

negara itu dalam jumlah banyak dan berharga relative murah, serta mengimpor

komoditi di mana faktor produksi di negara itu relative langka dan mahal

(Salvatore, 2004, h. 116).

2.2. Produksi Beras

2.2.1 Pengertian Produksi Beras

Beras adalah bagian butir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam.

Sekam (Jawa merang) secara anatomi disebut palea (bagian yang ditutupi)

dan lemma (bagian yang menutupi). Pada salah satu tahap pemrosesan hasil

panen padi, gabah digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari

isinya. Bagian isi inilah yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan

hitam, yang disebut beras. Beras dimanfaatkan terutama untuk diolah menjadi

nasi, makanan pokok terpenting warga dunia. Beras juga digunakan sebagai bahan

pembuat berbagai macam penganan dan kue-kue, utamanya dari ketan, termasuk

pula untuk dijadikan tapai. Selain itu, beras merupakan komponen penting bagi

jamu beras kencur dan param. Dalam bidang industri pangan, beras diolah

menjadi tepung beras. Sosohan beras (lapisan aleuron), yang memiliki kandungan

gizi tinggi, diolah menjadi tepung bekatul (rice bran) (http://id.wikipedia.org

/wiki/Beras)

Menurut Noor (2010, h. 43) produksi merupakan suatu kegiatan yang

mengolah input baik berupa barang dan jasa menjadi output berupa barang dan

jasa yang lebih bernilai atau yang lebih bermanfaat bagi konsumen, untuk

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

16

menghasilkan produk dengan kriteria tersebut, diperlukan beberapa tahapan dan

faktor produksi yang satu dengan lainnya harus seimbang.

Selanjutnya menurut Soeharno (2009, h. 4) produksi merupakan kegiatan

untuk meningkatkan manfaat suatu barang sesuai dengan asumsi bahwa sumber-

sumber ekonomi (faktor produksi) bersifat jarang maka fakor-faktor produksi

harus dikombinasi secara baik atau secara efisien sehingga dicapai kombinasi

faktor dengan yang paling rendah (least cost combination). Produksi adalah suatu

kegiatan yang mengubah output, kegiatan tersebut dalam ekonomi bisa dinyatakan

dalam fungsi produksi menunjukkan jumlah maksimal output yang dapat

dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan menggunakan teknologi

tertentu.

Indonesia merupakan negara pengkonsumsi beras terbesar didunia, karena

masyarakat Indonesia mengkonsumsi beras sabagai salah satu makanan pokok

yang diolah menjadi nasi. Masyarakat Indonesia dari Sabang samapai Marouke

hampir sebagian besar mengkonsumsi beras. Walaupun terkadang masyarakat

Indonesia ada yang mengkonsumsi sagu, gandum, jagung dan singkong tapi minat

akan mengkonsumsi beras di Indonesia semakin tinggi (http://www.seputar-

indonesia.com/edisice.).

2.2.2. Faktor-Faktor Produksi

Menurut Sukirno (2006, h. 6) faktor-faktor produksi adalah benda-benda

yang disediakan oleh alam atau diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan

untuk memproduksi barang dan jasa. Faktor produksi yang tersedia dalam

perekonomian dibedakan kepada empat jenis yaitu:

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

17

a. Tanah dan sumber daya alam

b. Tenaga kerja

c. Modal

d. Keahlian Keusahawan.

Menurut Noor (2007, h. 148) faktor produksi adalah segala sesuatu yang

diperlukan untuk menghasilkan produksi. Faktor produksi ini antara lain meliputi

bahan baku, bahan penolong, teknologi, dan pendapatan produksi, tenaga kerja

(manusia), dan energi.

2.2.3. Kebijakan Peningkatan Produksi Beras

Upaya membangun kemandirian dan ketahanan pangan, atau bahkan untuk

mampu berkontribusi pada pengurangan angka kelaparan dunia, maka pemerintah

seyogyanya lebih mengutamakan untuk mendorong program peningkatan

produksi padi/beras di dalam negeri dari pada harus mengimpor. Peningkatan

produksi beras di dalam negeri selain memberi manfaat pada penghematan devisa

nasional, juga dapat membuka kesempatan kerja dan mengurangi kemiskinan.

Peningkatan produksi beras sebanyak dua juta ton / tahun mempunyai makna

bahwa produksi padi tahun 2007 harus meningkat sebanyak 5,6% terhadap

produksi tahun 2006 yaitu 54,66 juta ton GKG atau setara dengan 33,53 juta ton

beras. Target kenaikan produksi beras sebanyak dua juta ton merupakan target

yang terlalu optimis (sangat tinggi) karena pertumbuhan produksi tertinggi yang

pernah dicapai (1980-1990) hanya sebesar 4,34%. Hal penting yang perlu

digarisbawahi adalah bahwa peningkatan produksi beras seyogyanya memberi

dampak terhadap peningkatan kesejahteraan petani produsen. Selama ini

kesejahteraan petani cenderung menurun sebagaimana diindikasikan dengan

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

18

penurunan nilai tukar petani. Nilai tukar pada bulan Agustus 2006 turun 0,53%

dari 103,15 dalam bulan Juli 2006 menjadi 102,6 dalam bulan Agustus 2006

(BPS, 2006). Bahkan bila dibandingkan dengan tahun 1995 dan 2001 kondisi

kesejahteraan petani saat ini sangat merosot karena nilai tukar petani tahun 1995

mencapai 120 sedangkan tahun 2001 mencapai 150. Dengan demikian berarti

kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) terhadap gabah kering giling

(GKG) (Rp. 2250/kg dan gabah kering panen (GKP) (Rp 1730/kg) masih belum

mampu mengimbangi kenaikan input produksi dan harga barang dan jasa lainnya

(Muhtadi 2007, h. 4)

2.3. Pengertian Penduduk

Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (2012, h. 73) penduduk adalah

semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama

enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan

tetapi bertujuan menetap.

Menurut Rosyidi (2009, h. 92) Jumlah penduduk yang mendiami usatu

daerah tertentu dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu tingkat kelahiran, tingkat

kematian dan migrasi atau perpindahan penduduk.

2.3.1. Fertilitas (Kelahiran)

Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang

nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini

menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Natalitas mempunyai arti yang

sama dengan fertilitas hanya berbeda ruang lingkupnya. Fertilitas menyangkut

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

19

peranan kelahiran pada perubahan penduduk sedangkan natalitas mencakup

peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia.

2.3.2. Mortalitas (Kematian)

Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di antara tiga komponen

demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Informasi tentang

kematian penting, tidak saja bagi pemerintah melainkan juga bagi pihak swasta,

yang terutama berkecimpung dalam bidang ekonomi dan kesehatan. Mati adalah

keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen,

yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Data kematian sangat

diperlukan antara lain untuk proyeksi penduduk guna perancangan pembangunan.

Misalnya, perencanaan fasilitas perumahan, fasilitas pendidikan, dan jasa-jasa

lainnya untuk kepentingan masyarakat.

2.3.3. Migrasi

Migrasi merupakan salah satu faktor dasar yang mempengaruhi

pertumbuhan penduduk. Peninjauan migrasi secara regional sangat penting untuk

ditelaah secara khusus mengingat adanya densitas (kepadatan) dan distribusi

penduduk yang tidak merata, adanya faktor-faktor pendorong dan penarik bagi

orang- orang untuk melakukan migrasi, di pihak lain, komunikasi termasuk

transportasi semakin lancar.

Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari

suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik/negara ataupun batas

administratif/batas bagian dalam suatu negara. Jadi migrasi sering diartikan

sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain.

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

20

Migrasi antar bangsa (migrasi internasional) tidak begitu berpengaruh

dalam menambah atau mengurangi jumlah penduduk suatu negara kecuali di

beberapa negara tertentu yang berkenaan dengan pengungsian, akibat dari

bencana baik alam maupun perang. Pada umumnya orang yang datang dan pergi

antar negara boleh dikatakan berimbang saja jumlahnya. Peraturan-peraturan atau

undang- undang yang dibuat oleh banyak negara umumnya sangat sulit dan ketat

bagi seseorang untuk bisa menjadi warga negara atau menetap secara permanen

di suatu negara lain.

2.4. Impor Beras

2.4.1. Pengertian Impor Beras

Impor merupakan suatu kegiatan memasukkan barang-barang dari luar

negeri sesuai dengan ketentuan pemerintah ke dalam peredaran dalam masyarakat

yang dibayar dengan mempergunakan valuta asing. Impor beras termasuk impor

barang kerena pajak tertentu yang bersifat strategis yang dibebaskan pajak

pertambahan nilai (PPN). Selain itu dalam prosedur pemberian fasilitas impor

beras atau barang hasil pertanian tidak menggunakan surat keterangan bebas pajak

pertambahan nilai (SKB PPN), hanya barang modal yang menggunakan SKB

PPN. Tujuan dari pembebasan PPN adalah untuk menjamin tersedianya barang-

barang yang bersifat strategis tersebut.

Pemerintah (sebagai representasi negara) memiliki kewajiban menjamin

pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, baik dari segi jumlah beras maupun

keterjangkauan harga beras. Dengan kata lain pemerintah harus menjamin bahwa

jumlah beras di pasar cukup memenuhi kebutuhan semua masyarakat dengan

harga terjangkau. Pemenuhan kebutuhan beras, dari segi jumlah, bisa dilakukan

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

21

melalui dua cara, yaitu menaikkan produksi pertanian dalam negeri, atau cara

kedua dengan melakukan impor beras. Dalam hal ini pemerintah cenderung

memilih melakukan impor daripada harus meningkatkan produksi dalam negeri.

Menaikkan produksi pertanian merupakan kegiatan yang relatif sulit serta

membutuhkan waktu lama. Sulit karena meliputi berbagai kegiatan seperti

penyediaan pupuk murah, peningkatan teknologi pertanian, sarana penyimpanan

yang memadai, saluran distribusi, dan banyak hal lain.

Kompleksitas masalah yang dihadapi dalam peningkatan produksi

pertanian menjadikan peningkatan produksi sebagai proyek jangka panjang serta

berbiaya tinggi. Peningkatan produksi pangan tidak bisa dicapai dengan cepat,

melainkan secara bertahap. Apalagi sebagai sebuah proyek jangka panjang,

peningkatan produksi pertanian memerlukan ketersambungan (kontinuitas)

kebijakan pemerintahan. Artinya, pemerintah yang akan datang harus rela dan

memiliki komitmen untuk meneruskan kebijakan pemerintah sebelumnya (yang

mencanangkan proyek peningkatan produksi pertanian). Sedangkan jika memilih

jalan impor, permasalahan yang dihadapi pemerintah lebih sederhana. Impor

adalah cara instan karena begitu pemerintah mengeluarkan uang, sejumlah beras

akan diterima pemerintah. Lebih gampang lagi, impor tidak memerlukan

perencanaan lintas sektoral (apalagi lintas generasi) serumit dibandingkan proyek

peningkatan hasil produksi. Dalam kondisi normal, di pasar berlaku hukum

penawaran dan permintaan. Kelangkaan beras serta merta menaikkan harga beras.

Untuk mengontrol harga beras pada level yang diinginkan, pemerintah melakukan

intervensi pasar. Saat harga beras di pasaran mulai merambat naik pemerintah

melakukan operasi pasar, yaitu menjual dalam jumlah besar beras-beras

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

22

persediaan pemerintah. Setelah harga berangsur turun, pemerintah menghentikan

operasi pasar. Dengan demikian harga beras akan selalu stabil pada level yang

diinginkan pemerintah. Di sini dapat dilihat bahwa ketersediaan (stok) beras

pemerintah sangat menentukan kemampuan intervensi terhadap pasar. Untuk

menjamin ketersediaan stok beras, pemerintah melakukan impor beras dari

Thailand dan Vietnam sebanyak 210.000 ton dengan harga pada kisaran Rp 3.000

(Kurniawan 2013, h. 14).

Harga gabah merosot karena pasar dalam negeri memiliki kelebihan stok

gabah. Produksi gabah petani mencapai 54 juta ton gabah kering giling (GKG).

Jika dijadikan beras akan mencapai jumlah 35 juta ton beras. Sementara

kebutuhan konsumsi hanya 33 juta ton. Kelebihan stok sebanyak 2 juta ton yang

harusnya dicarikan solusi pemasaran, justru diperparah pemerintah dengan

memasukkan 210.000 ton beras impor. Alasan pemerintah mengimpor beras

sebagai antisipasi kebutuhan konsumsi memang bijaksana. Tetapi sebenarnya

Bulog, sebagai kepanjangan tangan pemerintah dalam penyediaan beras, tidak

harus mengimpor dari luar negeri. Lebih bijak jika Bulog membeli surplus beras

petani pada waktu panen. Kongkretnya dengan membeli stok beras petani yang

disebut di muka sebanyak 2 juta ton (Kurniawan 2013, h. 14).

2.4.3. Pola Impor di Indonesia

Jenis dan volume kebutuhan masyarakat berbeda dari waktu ke waktu.

Begitu pula perimbangan kemampuan pasok antara produksi dalam negeri dengan

kemampuan pasok dari luar negeri. Setelah diberlakukannya undang-undang

penanamanan modal di dalam negeri maka pola impor Indonesia berturut-turut

terdiri dari barang konsumsi, bahan baku, dan kemudian disusul dengan barang

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

23

modal. Perubahan ini antara lain sebagai akibat keberhasilan kebijakan

industrialisasi di Indonesia yang menitikberatkan pada pertumbuhan industri

barang konsumsi atau yang lebih dikenal dengan industri substitusi impor

(Kurniawan 2013, h. 14)

2.4.4. Pelaksanaan Impor Beras

Beras merupakan komoditi strategis sebagai bahan pangan bagi

masyarakat Indonesia, sehingga kegiatan produksi, penyediaan, pengadaan dan

distribusi beras menjadi sangat penting dalam rangka ketahanan pangan,

peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani, dalam rangka stabilitas

kepentingan konsumsi masyarakat secara umum. Oleh karena itu, Menperindag

memandang perlu mengatur ketentuan tersebut melalui Surat Keputusan

Menperindag No. 9/MPP/Kep/1/2004, tentang Ketentuan Impor Beras, antara

lain :

1. Perusahaan yang melakukan impor harus memiliki Angka Pengenal Importir

(API).

2. Beras hanya dapat diimpor oleh importir yang telah mendapat pengakuan

sebagai Importir Produsen Beras, selanjutnya disebut IP Beras, dan oleh

importir yang telah mendapat penunjukan sebagai Importir Terdaftar Beras,

selanjutnya disebut sebagai IT Beras.

3. Impor beras dilarang dalam masa 1 (satu) bulan sebelum panen raya, selama

panen raya dan 2 (dua) bulan setelah panen raya.

4. Beras yang diimpor oleh IP Beras hanya boleh dipergunakan sebagai bahan

baku untuk proses produksi industri yang dimilikinya dan dilarang

diperjualbelikan maupun dipindahtangankan.

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

24

5. Setiap kali importasi beras oleh IT Beras harus mendapat persetujuan impor

terlebih dahulu dari Direktur Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Pertanian (BPPHP), mengenai jumlah dan jenis beras, pelabuhan tujuan dan

waktu pengimporan.

6. Pelaksanaan setiap importasi beras oleh IP Beras atau IT Beras wajib terlebih

dahulu dilakukan verifikasi atau penelusuran teknis di negara muat barang

(http://www.kemenperin.go.id/).

2.5. Penelitian Terdahulu

Edward (2013) melakukan penelitian dengan judul Faktor Yang

Memengaruhi Volume Impor Beras di Indonesia. Medel penelitian yang

digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa produksi beras pada tidak berpengaruh signifikan terhadap

volume impor beras di Indonesia. Hal ini disebabkan karena meskipun produksi

beras meningkat, apabila cadangan beras yang ada dalam negeri tidak mencukupi

untuk kebutuhan cadangan beras minimum maka pemerintah melakukan kegiatan

impor beras.

Konsumsi beras per kapita berpengaruh positif terhadap volume impor

beras di Indonesia dan signifikan. Hal ini berarti ketika konsumsi beras per kapita

di Indonesia meningkat, maka volume impor beras di Indonesia akan semakin

meningkat. Faktor harga beras dunia menunjukkan bahwa harga beras dunia pada

periode tidak berpengaruh signifikan terhadap volume impor beras di Indonesia.

Hal ini berarti ketika harga beras dunia meningkat, volume impor beras ke

Indonesia akan menurun. Hal ini disebabkan pemerintah tidak ingin

menghabiskan devisa negaranya hanya untuk mengimpor beras dari luar negeri.

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

25

Selanjutnya Dwipayana, dan Kesumajaya (2014) melakukan penelitian

dengan judul Pengaruh Harga, Cadangan Devisa, dan Jumlah Penduduk terhadap

Impor Beras Indonesia. Model penelitian yang digunakan adalah analisis regresi

linier berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Secara simultan harga,

cadangan devisa, dan penduduk berpengaruh signifikan terhadap impor beras di

Indonesia periode 1997-2012. Secara parsial harga berpengaruh positif, cadangan

devisa yang berpengaruh positif dan signifikan sedangkan jumlah penduduk tidak

berpengaruh terhadap impor beras di Indonesia periode 1997-2012.

2.6. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka maka penulis rumuskan

hipotesis dalam penelitian ini adalah di duga faktor produksi beras dalam negeri

dan jumlah penduduk berpengaruh nyata terhadap impor beras di Indonesia.

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

III. METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini meliputi produksi beras dalam negari, jumlah

penduduk dan jumlah impor beras di Indonesia tahun 2002-2014.

3.2 Data Penelitian

3.2.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder.

Data sekunder data ini di peroleh pada kantor BPS, Perum Bulog maupun instansi

lainnya di Indoneisa yang menyediakan data yang diperlukan.

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

mendatangi langsung ke kantor-kantor terkait guna memperoleh data yang akurat.

Sebagai pendukung penulis juga menggunakan studi pustaka sebagai metode

pengumpulan datanya dengan cara mempelajari buku-buku referensi, skripsi, serta

browsing website internet yang terkait dengan penelitian ini

3.3. Model Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier

berganda, analisis korelasi, koefisien determinasi, uji t. Datanya akan diolah

dengan menggunakan SPSS.

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

27

3.3.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk melihat pengaruh variabel

bebas terhadap satu variabel terikat yang diformulasikan sebagai berikut (Gujarati,

2007, h. 150).

Y = α + βX1 + βX2 + e.............................................(1)

Keterangan :

Y = Impor Beras

α = Intercept

β = Koefisien regresi

X1 = Produksi beras dalam negeri

X2 = Jumlah penduduk

e = Error Term

3.3.2. Analsis Koefisien Korelasi ( r )

Koefisien korelasi menunjukkan seberapa besar tingkat keeratan

hubungan antara variabel independent dan varibel dependent, atau antara variabel

dependent dengan variabel independent lainnya pada model regresi yang

dinyatakan dengan notasi (r) (Supangat 2007, h. 341).

3.3.3. Uji Secara Parsial (Uji t)

Uji signifikansi parameter individual (uji t) dilakukan untuk melihat

signifikansi dari pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak terikat secara

individual dan menganggap variabel lain konstan (Hasan dan Misbahuddin 2013 :

151).

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

28

3.3.4. Uji F (uji secara serempak)

Uji F adalah uji statistik koofesien kolerasi berganda di gunakan untuk

menguji signifikan atau tidaknya hubungan lebih dari dua variabel (Hasan dan

Misbahuddin 2013 : 150).

3.4. Definisi Operasional Variabel

a. Impor beras (Y) adalah jumlah beras impor di Indonesia dalam kurun

waktu 2002-2014 yang diukur dalam satuan (ton).

b. Produksi beras (X1) adalah jumlah produksi beras yang dihasilkan oleh

masyarakat di Indonesia dalam kurun waktu 2002-2014 yang diukur dalam

satuan (ton)

c. Jumlah penduduk (X2) adalah seseorang yang bertempat tinggal di di

Indonesia dalam kurun waktu 2002-2014 yang ikur dalam satuan (jiwa).

3.5. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

H0; b = 0, faktor-faktor yang diteliti tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap

impor beras di Indonesia.

H1; b 0, faktor-faktor yang diteliti terdapat pengaruh signifikan terhadap impor

beras di Indonesia.

Kriteria pengujian Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Untuk melihat pengaruh variabel X1, dan X2,, terhadap variabel Y secara

parsial digunakan “uji t” dengan kriteria sebagai berikut:

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

29

a. Apabila th ≥ tt atau tt ≤ -tt maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya faktor-faktor

yang diteliti secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap impor

beras di Indonesia

b. Apabila th<tt maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya faktor-faktor yang diteliti

secara parsial terdapat pengaruh signifikan terhadap impor beras di Indonesia

Untuk melihat pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y secara

keseluruhan digunakan “uji F” dengan kriteria sebagai berikut:

a. Apabila Fh < Ft maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya faktor-faktor

yang diteliti secara simultan tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap

impor beras di Indonesia.

b. Apabila Fh > Ft maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya faktor-faktor

yang diteliti secara simultan terdapat pengaruh signifikan terhadap impor

beras di Indonesia.

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

4.1.1. Perkembangan Impor Beras di Indonesia

Beras merupakan komoditi strategis sebagai bahan pangan bagi

masyarakat Indonesia, sehingga kegiatan produksi, penyediaan, pengadaan dan

distribusi beras menjadi sangat penting dalam rangka ketahanan pangan,

peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani, dalam rangka stabilitas

kepentingan konsumsi masyarakat secara umum. Perkembangan produksi beras di

Indonesia sejak tahun 2002-2014 terlihat meningkat di setiap tahunya hal ini dapat

dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2

Produksi dan Tingkat pertumbuhan Beras di Indonesia Tahun 2002-2014

No Tahun Produksi

(Ton)

Pertumbuhan

(%)

2 2002 30.586.159 -

3 2003 30.892.021 1,00

4 2004 31.200.941 1,00

5 2005 31.669.630 1,50

6 2006 34.306.610 8,33

7 2007 35.940.591 4,76

8 2008 38.306.962 6,58

9 2009 40.360.221 5,36

10 2010 40.716.871 0,88

11 2011 30.340.000 -25,49

12 2012 32.000.000 5,47

13 2013 50.456.000 57,68

14 2014 50.100.000 -0,71 Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia (2015)

Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa terjadinya penigkatan produksi beras

di Indonesia sejak tahun 2002-2014. Pada tahun 2002 jumlah produksi beras di

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

31

Indonesia sebesar 30.586.159 ton jumlah ini meningkat sebesar 30.892.021 ton

pada tahun 2003 atau tumbuh 1 persen dari tahun 2002 pertumbuhan tertinggi

terjadi pada tahun 2006 yaitu 8,33 persen. Kemudian tahun 2007 jumlah produksi

beras di Indonesia sebesar 35.940.591 ton. Jumah produksi menurun di tahun

2011 yaitu 30.340.000 ton dan hingga tahun 2014 jumlah produksi beras di

Indonesia tercatat sebesar 50.100.000 ton.

4.1.2. Pekembangan Penduduk di Indonesia

Penduduk adalah orang yang secara hukum berhak tinggal di dalam suatu

daerah. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di

daerah tersebut. Perkembangan jumlah penduduk di Indonseia sejak tahun 2002-

2014 dapat dilihat pada Tabel 3 berikut :

Tabel 3

Jumlah Penduduk di Indonesia Tahun 2001-2014

No Tahun Jumlah Penduduk

(Jiwa)

1 2002 211.438.900

2 2003 214.251.300

3 2004 217.067.600

4 2005 219.898.300

5 2006 222.746.900

6 2007 225.642.000

7 2008 228.523.300

8 2009 231.369.500

9 2010 237.641.326

10 2011 244.621.662

11 2012 244.215.983

12 2013 247.424.598

13 2014 245.862.034 Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia (2015)

Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa terjadi kecenderungan peningkatan

jumlah penduduk di Indonesia. Pada tahun 2002 jumlah penduduk di Indonesia

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

32

tercatat sebesar 211.438.900 jiwa. Jumlah ini meningkat menjadi 214.251.300

jiwa pada tahun 2003. Jumlah penduduk ini terus meningkat hingga tahun 2014

dimana jumlah penduduk di Indonesia tercatat sebesar 245.862.034 jiwa.

4.1.3. Perkembangan Impor Beras di Indonesia

Impor beras merupakan proses transportasi dari negara lain ke Negara

Indonesia secara legal. Perkembangan impor beras di Indonesia dapat dilihat pada

tabe 4 berikut :

Tabel 4

Impor Beras di Indonesia Tahun 2002-2014

No Tahun Impor Beras

(Ton)

1 2002 644.733

2 2003 1.805.380

3 2004 1.428.505

4 2005 236.866

5 2006 189.616

6 2007 1.406.847

7 2008 289.689

8 2009 250.473

9 2010 687.581

10 2011 2.750.476

11 2012 1.810.372

12 2013 472.664

13 2014 844.163

Sumber : www.bps.go.id

Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa perkembangan impor beras di

Indonesia sejak tahun 2002-2014 mengalami fluktuasi dan cenderung menurun.

Tahun 2002 Indonesia mengimpor beras sebesar 644.733 ton jumlah impor beras

di Indonesia meningkat drastis menjadi 1.805.380 ton pada tahun 2003. Jumlah

impor beras tertingi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 2.750.476 ton.

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

33

Tingginya impor di Indonesia pada tahun 2011 di sebabkan oleh produksi beras

dalam negeri yang sedang turun yaitu -25,49 persen dari tahun 2010. Kemudian

pada tahun 2014 jumlah impor beras di Indonesia tercatat sebesar 844.163 ton.

Beras impor beras ini di peroleh dari beberapa negara yaitu Vietnam

Thailand, Tiongkok1, India, Pakistan, Amerika Serikat, Taiwan dan Singapura.

Hal ini dapat dilihat pada tabel 5 berikut :

Tabel 5

Impor Beras Menurut Negara Asal Tahun 2011-2014

Negara Asal 2011

(Ton)

2012

(Ton)

2013

(Ton)

2014

(Ton)

Vietnam 1.778.481 1.084.783 171.287 306 418,1

Thailand 938.696 315.353 94.634 366 203,5

Tiongkok1 4.675 3.099 640 1 416,7

India 4.065 259.023 107.538 90 653,8

Pakistan 14.342 133.078 75.813 61 715,0

Amerika Serikat 2.074 2.446 2.790 1 078,6

Taiwan 5.000 - 1.240 840

Singapura 1.507 23 1 -

Lainnya 1.638 12.569 18.723 15 838,0

Jumlah 2.750.476 1.810.372 472.665 844.163,7

Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia (2015)

Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa terdapat beberapa negara pengimpor

beras untuk Indonesia namun jumlah impor tertinggi berasal dari Negara Vietnam

yaitu sebesar 1.778.481 pada tahun 2007 dan 306 418 pada tahun 2014.

Sedangkan yang terendah adalah Negara Singapura yaitu 1.507 ton pada tahun

2011 dan 23 ton pada tahun 2013.

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

34

4.2. Hasil Regresi linier Berganda

Hasil perhitungan analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini

dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah ini.

Tabel 6

Hasil Regresi Linier Berganda

No Variabel

Unstandardized

Coefficients

Standardiz

ed

Coefficient

s t-hitung Sig.

B Std. Error Beta

1

2

3

Konstanta

P. Beras

J. Penduduk

-5.967.041

-0,101

0,046

3.371.958

0,004

0,114

-0,313

-0,672

-1,770

3,217

2,688

0,000

0,009

0,023

Sumber : Hasil SPSS (Januari 2016)

Berdasarkan Tabel 6 diperoleh persamaan regresinya sebagai berikut:

Y = -5.967.041 - 0,101 X1 + 0,046 X2

Persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai konstanta sebesar -5.967.041 nilai konstanta ini menyatakan bahwa

apabila variabel bebas yakni produksi dan jumlah penduduk sama dengan nol,

maka impor beras di Indonesia menurun sebesar -5.967.041 ton.

2. Koefisien regresi variabel produksi beras (X1) sebesar -0,101 artinya bahwa

setiap kenaikan produksi beras satu ton maka impor beras di Indonesia turun

menjadi 0,101 ton.

3. Koefisien regresi variabel jumlah penduduk (X2) sebesar 0,046 yang berarti

bahwa setiap kenaikan jumlah penduduk 1 jiwa maka impor beras di Indonesia

meningkat menjadi 0,046 ton.

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

35

4.3 Pengujian Hipotesis

4.3.1. Uji Signifikasi (t)

Berdasarkan Tabel 6 tersebut, variabel produksi beras (X1) diperoleh nilai

t-hitung > t-tabel yakni sebesar -3,217 > -2,228 pada α 0,05 dengan derajat

signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,009 < 0,05. Maka H0 ditolak dan H1

diterima, artinya bahwa secara parsial variabel produksi beras (X1) berpengaruh

nyata terhadap impor beras di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh tingginya jumlah

produksi beras dalam negeri menyebabkan stok beras cukup sehingga tidak perlu

adanya impor.

Kemudian variabel jumlah penduduk diperoleh nilai t-hitung > t-tabel yakni

sebesar 2,688 > 2,228, pada α 0,05 dimana signifikansinya lebih kecil dari 0,05

(0,023 < 0,05). Maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya bahwa secara parsial

variabel jumlah penduduk (X2) berpengaruh nyata terhadap impor beras di di

Indonesia. Pengaruh yang ditimbulkan adalah positif sehingga apabila jumlah

penduduk bertambah menyebabkan terjadinya penambahan impor beras di

Indonesia. Hal ini dikarena bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan

terjadinya pertambahan konsumsi beras sehingga jika produksi dalam negeri tidak

mencukupi kebutuhan beras bagi masyarakat maka pemerintah meningkatkan

impor.

4.3.2. Uji Simultan (F)

Uji F ini digunakan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel

bebas yang dimasukkan kedalam model ini yakni produksi beras dan jumlah

penduduk terhadap impor beras di Indonesia. Hasil analisis nilai F hitung dan F

tabel dapat dilihat pada tabel 7 dibawah ini.

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

36

Tabel 7

Hasil Regresi Uji F

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F-hitung F- tabel Sig.

1 Regression

Residual

Total

3,975E+12

3,573E+12

7,548E+12

2

10

12

1,987E+12

3,573E+12

5,562 4,97 0,024a

Sumber : Hasil SPSS (Januari 2016)

Tabel 7 di atas menunjukan bahwa nilai F-hitung 5,562 dan F-tabel 4,97 jadi

F-hitung > F-tabel dimana signifikannya lebih kecil dari 0,05 (0,024 < 0,05),

maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti bahwa kedua variabel bebas yang

dimasukkan kedalam model ini yakni produksi beras dan jumlah penduduk secara

bersama-sama (serempak) berpengaruh nyata terhadap impor beras di Indonesia.

4.3.4. Uji Koefisien Korelasi dan Determinasi (R2)

Analisis koefisien determinasi ini digunakan dengan tujuan untuk

mengetahui tingkat kerentanan serta arah hubungaan antara produksi beras dan

jumlah penduduk terhadap impor beras di Indonesia. Hasilnya dapat dilihat pada

Tabel 8 dibawah ini :

Tabel 8

Model Summary

Model R Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

1 0,726a 0,432 597.756

Sumber : Hasil SPSS (Januari 2016)

Tabel 8 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0,726 yang

artinya bahwa adanya hubungan yang kuat antara variabel bebas yakni produksi

beras dan jumlah penduduk dengan impor beras di Indonesia sebesar 72,6 persen.

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

37

Selanjutnya diperoleh nilai koefisien determinasi R Adjusted, sebesar 0,432 hal

ini mengandung arti bahwa impor beras di Indonesia sebesar 43,2 persen

dipengaruhi oleh produksi beras dan jumlah penduduk dan sisanya sebesar 56,8

persen di jelaskan oleh variabel lain diluar model ini.

4.4. Pembahasan Hasil

4.4.1. Pengaruh Produksi Beras terhadap Impor Beras di Indonesia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial produksi beras

berpengaruh positif signifikan terhadap impor beras di Indonesia dalam kurun

waktu 2002-2014. Artinya bahwa apabila produksi beras dalam negeri meningkat

maka impor beras berkurang. Oleh karena itu perintah perlu meningkatkan

produksi beras dalam negari sehingga impor dapat berkurang. Hal ini berdasarkan

hasil uji hipotesis dengan mengunakan uji t dan uji sig, ditemukan sig 0,009 <

(0,05). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi produksi beras di Indonesia

akan mengurangi impor beras di Indonesia dengan asumsi bahwa variabel lain

konstan.

4.4.2. Pengaruh Jumlah Penduduk terhadap Impor Beras di Indonesia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial jumlah penduduk

berpengaruh positif signifikan terhadap impor beras di Indonesia dalam kurun

waktu 2002-2014. Artinya bahwa apabila jumlah penduduk meningkat maka

impor beras ikut meningkat. Hal ini berdasarkan hasil uji hipotesis dengan

mengunakan uji t dan uji sig, ditemukan sig 0,023 < a (0,05), hal ini menunjukkan

bahwa semakin tinggi jumlah penduduk akan meningkatkan impor beras di

Indonesia dengan asumsi bahwa variabel lain konstan.

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan regresi menunjukkan bahwa

perkembangan impor beras di Indonsia sejak tahun 2002-2014 terjadi flukutasi

dan cenderung menurun. Hasil regresi menunjukkan bahwa faktor produksi beras

dan jumlah penduduk secara serampak berpengaruh signifikan terhadap impor

beras di Indonesia. Hal ini ditunjukkan degan nilai F hitung > F tabel

(5,562 > 1,96). Hasil uji t menunjukkan bahwa produksi beras dalam negeri

secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap impor beras di Indonesia,

Hal ini tunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel (-3,217 ≤ -2,228) pada derajat

signifikan 0,009, dan alfa 0,05 persen. Selanjutnya jumlah penduduk secara

parsial berpengaruh positif signifikan terhadap impor beras di Indonesia. Artinya

apabila jumlah penduduk meningkat menyebabkan meningkatnya impor beras di

Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel (2,688 > 2,288) pada

derajat signifikan 0,023 dan alfa 0,05. Sedangkan nilai koefisien determinasi

sebesar 0,432. Artinya bahwa impor beras di Indonesia sebesar 43,2 persen

dipengaruhi oleh produksi beras dalam negeri dan jumlah penduduk dan sisanya

56,8 persen dipengaruhi oleh variabel lain selain kedua faktor tersebut.

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

39

5.1. Saran

Berdasarakan uraian kesimpulan yang telah di kemukakan di atas maka

penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Pemerintah perlu meningkatkan produksi beras dalam negeri khususnya beras

lokal dengan memaksimalkan potensi alam Indonesia sehingga dapat

mengimbangi jumlah kebutuhan dalam negeri dan akhirnya mengurangi

jumlah impor.

2. Perlu adanya pengendalian jumlah penduduk dan peningkatan kualitas

suberdaya manusia sehingga dapat meningkatkan pendapatan bagi masyarkat

3. Perlu ditingkatkan produksi dalam negeri agar dapat memberikan kontribusi

terhadap PDB, sehingga peningkatan PDB dapat digunakan untuk membiayai

kebutuhan impor beras di Indonesia.

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

40

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Lia. 2007. Ekonomi Internasional. Graha Ilmu. Jakarta.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2012. Statistik Indonesia: Statistical Yearbook of

Indonesia. BPS. Jakarta

Dwipayana, I Kadek Agus dan Kesumajaya Wayan Wita 2014. Pengaruh Harga,

Cadangan Devisa, Dan Jumlah Penduduk Terhadap Impor Beras

Indonesia. E-Jurnal EP Unud, 3 [4] :164-172

Edward Christianto Fakto-Faktor Yang Mempengaruhi Volume Impor Beras di

Indonesia. Jurnal JIBEKA Volume 7 No 2 Agustus 2013: 38 – 43.

Hasan Iqbal dan Misbahuddin. 2013. Analisis Data Penelitian dengan Statistik.

Edisi Kedua. Bumi Aksara Jakarta.

Kurniyawan Hengki . 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Beras di

Indonesia Tahun 1980-2009. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Semarang. Semarang

Muhtadi, Tien R. 2007. Program Peningkatan Produksi Beras 2 Juta Ton Per

Tahun. Komisi Teknis Ketahanan Pangan. Jakarta

Noor, Henry Faisal. 2007. Ekonomi Manajerial. PT. Raja Grafindo. Jakarta.

Rosyidi, Suherman. 2009. Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori

Ekonomi Mikro dan Makro. PT. Grafindo Persada. Jakarta

Salvatore, Dominick. 2004. International Economic. USA: John Wiley and sons

inc.

Soeharno. 2009. Teori Mikroekonomi. ANDI. Yogyakarta.

Sukirno, Sadono. 2004. Makro Ekonomi, Teori Pengantar. Edisi Ketiga. PT Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

-------------------.2006. Mikro Ekonomi “Teori Pengantar”. PT. Raja Grafindo

Persada.

Supangat, Andi. 2005. Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensif, dan Non

Parametrik .Kencana Pranada Media Group. Jakarta.

Tambunan, Tulus T.H. 2012. Perekonomian Indonesia: Kajian Teoritis dan

Analisis Empiris. Gralia Indonesia. Jakarta.

Waluya, Herry. 2003. Ekonomi Internasional. Rineka Cipta.Jakarta

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR …repository.utu.ac.id › 966 › 1 › I-V.pdfestimasi diperoleh konstanta sebesar -5.967.041, koefisien regresi produksi beras (X 1) sebesar

40

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Lia. 2007. Ekonomi Internasional. Graha Ilmu. Jakarta.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2012. Statistik Indonesia: Statistical Yearbook of

Indonesia. BPS. Jakarta

Dwipayana, I Kadek Agus dan Kesumajaya Wayan Wita 2014. Pengaruh Harga,

Cadangan Devisa, Dan Jumlah Penduduk Terhadap Impor Beras

Indonesia. E-Jurnal EP Unud, 3 [4] :164-172

Edward Christianto Fakto-Faktor Yang Mempengaruhi Volume Impor Beras di

Indonesia. Jurnal JIBEKA Volume 7 No 2 Agustus 2013: 38 – 43.

Hasan Iqbal dan Misbahuddin. 2013. Analisis Data Penelitian dengan Statistik.

Edisi Kedua. Bumi Aksara Jakarta.

Kurniyawan Hengki . 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Beras di

Indonesia Tahun 1980-2009. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Semarang. Semarang

Muhtadi, Tien R. 2007. Program Peningkatan Produksi Beras 2 Juta Ton Per

Tahun. Komisi Teknis Ketahanan Pangan. Jakarta

Noor, Henry Faisal. 2007. Ekonomi Manajerial. PT. Raja Grafindo. Jakarta.

Rosyidi, Suherman. 2009. Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori

Ekonomi Mikro dan Makro. PT. Grafindo Persada. Jakarta

Salvatore, Dominick. 2004. International Economic. USA: John Wiley and sons

inc.

Soeharno. 2009. Teori Mikroekonomi. ANDI. Yogyakarta.

Sukirno, Sadono. 2004. Makro Ekonomi, Teori Pengantar. Edisi Ketiga. PT Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

-------------------.2006. Mikro Ekonomi “Teori Pengantar”. PT. Raja Grafindo

Persada.

Supangat, Andi. 2005. Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensif, dan Non

Parametrik .Kencana Pranada Media Group. Jakarta.

Tambunan, Tulus T.H. 2012. Perekonomian Indonesia: Kajian Teoritis dan

Analisis Empiris. Gralia Indonesia. Jakarta.

Waluya, Herry. 2003. Ekonomi Internasional. Rineka Cipta.Jakarta