faktor-faktor yang dipertimbangkan wajib pajak …

43
FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MEMILIH TENAGA AHLI PERPAJAKAN Oleh : VANIA ISABELLA PAKPAHAN NIM: 232011090 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN

WAJIB PAJAK BADAN DALAM MEMILIH

TENAGA AHLI PERPAJAKAN

Oleh :

VANIA ISABELLA PAKPAHAN

NIM: 232011090

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

ii

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

iii

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

iv

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

v

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

JalanDiponegoro 52-60

Telp : (0298) 21212, 311881

Telex 22364 ukwsaia

Salatiga 50711 – Indonesia

Fax. (0298) 213433

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertandatangan di bawah ini

Nama : Vania Isabella Pakpahan

NIM : 232011090

Program Studi: AKUNTANSI

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen SatyaWacana

Salatiga

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi,

Judul : Faktor-faktor yang Dipertimbangkan Wajib Pajak Badan

dalam Memilih Tenaga Ahli Perpajakan

Pembimbing : Gustin Tanggulungan, SE., M.Ak

Tanggal diuji : 24 April 2015

Adalah benar-benar hasil karya saya.

Di dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan

orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk

rangkaian kalimat atau simbol yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya

sendiri tanpa memberikan pengakuan tanpa penulis aslinya.

Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin

atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya

bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika

dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, termasuk pencabutan gelar

kesarjanaan yang telah saya peroleh.

Salatiga, 1 April 2015

Yang memberi pernyataan

VANIA ISABELLA PAKPAHAN

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

vi

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

vii

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas berkat

dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Faktor-faktor

yang Dipertimbangkan Wajib Pajak Badan dalam Memilih Tenaga Ahli

Perpajakan. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai dikarenakan

bantuan, petunjuk, fasilitas, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu,

penulis hendak mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Hari Sunarto, SE, MBA, PhD, selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan

Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

2. Bapak Dr. Usil Sis Sucahyo, SE, MBA, selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

3. Ibu Gustin Tanggulungan, SE., M.Ak., selaku dosen pembimbing, yang telah

bersedia menyisihkan waktu dan tenaga untuk membantu dan mendukung

penulis dalam penyelesaian skripsi.

4. Bapak Paskah Ika Nugroho, SE, Msi, selaku wali studi yang telah memberikan

pengarahan kepada penulis dalam menjalani perkuliahan di Fakultas

Ekonomika dan Bisnis.

5. Seluruh staf pengajar FEB-UKSW yang telah memberikan ilmu pengetahuan

kepada penulis selama menempuh studi.

6. Seluruh staf TU FEB-UKSW yang telah membantu penulis dalam

pengurusan persyaratan administrasi selama proses perkuliahan dan skripsi.

7. Keluarga penulis, Mama (Veronica Agus Diana) dan Papa (Denny Emyl

Pakpahan) yang telah bekerja keras agar anak-anaknya dapat memperoleh

gelar Sarjana. Nenek penulis, Yuliatini yang telah merawat sejak kecil dan

juga turut membiayai kebutuhan kuliah. Tidak lupa juga penulis ucapkan

terima kasih kepada adik, Tiopan. Terimakasih karena selalu mendoakan,

membimbing, mengarahkan, dan bersedia mendengar keluh kesah penulis

selama menempuh perkuliahan.

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

viii

8. Pihak-pihak yang terlibat dalam pengumpulan data, yakni 30 Wajib Pajak

Badan yang ada di Salatiga yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga

untuk mengisi kuesioner.

9. Teman-teman penulis, terimakasih kepada seluruh teman-teman EGOAL 2011

atas kerjasama dan kebersamaannya selama hampir 4 tahun perkuliahan.

Penulis secara khusus mengucapkan terimakasih kepada Rianita Gabriel

Septiani, selaku teman seperjuangan penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang

namanya tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas seluruh doa dan

bantuan yang diberikan kepada penulis baik secara langsung maupun tidak

langsung. Tuhan memberkati.

Salatiga, 1 April 2015

Penulis

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

ix

Kupersembahkan skripsi ini kepada:

Tuhan Yesus Kristus, atas berkat, kasih dan anugerahNya selama ini

Orangtua, nenek, dan adik penulis untuk doa dan dukungan selama ini

MOTTO

“But Jesus looked at them and said to them: “With men this is

impossible, but with God all things are possible.”

(Matthew 19:26)

“I can do all things through Christ who strengthens me.”

(Philippians 4:13)

“In the day when I cried out, You answered me, and made me bold with

strength in my soul.”

(Psalm 138:3)

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

x

KATA PENGANTAR

Judul skripsi yang diangkat oleh penulis yaitu Faktor-faktor yang

Dipertimbangkan Wajib Pajak Badan dalam Memilih Tenaga Ahli Perpajakan.

Dalam penelitian ini, penulis hendak meneliti faktor-faktor yang dipertimbangkan

Wajib Pajak Badan dalam memilih tenaga ahli perpajakan dan faktor apa yang

paling dominan dipertimbangkan per segmen. Penulis juga hendak membuktikan

bahwa penguasaan akuntansi termasuk salah satu faktor yang dipertimbangkan.

Objek penelitian adalah Wajib Pajak Badan di Salatiga yang menggunakan tenaga

ahli perpajakan. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana jenjang strata

I Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen

Satya Wacana. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dlam skripsi

ini, oleh karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna

perbaikan penulisan di masa yang akan datang dari pembaca. Akhir kata, penulis

mengucapkan terimakasih, serta penulis berharap skripsi ini dapat memberi

manfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang membutuhkan.

Salatiga, 1 April 2015

Penulis

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

xi

DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................. i

Pernyataan Keaslian Skripsi ............................................................................. ii

Halaman Persetujuan / Pengesahan .................................................................. iii

Ucapan Terima Kasih ....................................................................................... iv

Halaman Motto ................................................................................................ vi

Abstract ............................................................................................................ vii

Saripati ............................................................................................................. vii

Kata Pengantar ................................................................................................. viii

Daftar Isi .......................................................................................................... ix

Daftar Gambar .................................................................................................. x

Daftar Tabel .................................................................................................... x

PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

TINJAUAN LITERATUR

Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Badan ............................................... 3

Tenaga Ahli Perpajakan di Indonesia ....................................................... 5

Pertimbangan Wajib Pajak Badan dalam Penggunaan Jasa Tenaga

Ahli Perpajakan ......................................................................................... 6

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel ................................................................................. 10

Pengukuran Konsep .................................................................................. 10

Jenis dan Teknik Analisis Data ................................................................. 11

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden ........................................................................... 13

Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................................... 14

Analisis Faktor .......................................................................................... 15

Segmentasi ................................................................................................ 18

SIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI TEORITIS DAN SARAN

Simpulan ................................................................................................... 22

Keterbatasan ............................................................................................. 23

Saran ......................................................................................................... 24

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

xii

Daftar Pustaka .................................................................................................. 25

Daftar Lampiran ............................................................................................... 27

Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................... 31

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Component Plot in Rotated Space………………………………... 18

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Definisi Konsep dan Indikator Empirik ............................................. 10

Tabel 2. Karakteristik Reponden...................................................................... 14

Tabel 3. Uji Validitas ....................................................................................... 15

Tabel 4. Uji Reliabilitas ................................................................................... 15

Tabel 5. KMO and Bartlett’s Test .................................................................... 16

Tabel 6. Rotated Component Matrix ................................................................ 16

Tabel 7. Skor Faktor Berdasarkan Jenis Usaha ................................................ 18

Tabel 8. Skor Faktor Berdasarkan Status Usaha .............................................. 19

Tabel 9. Skor Faktor Berdasarkan Manajemen Usaha ..................................... 19

Tabel 10. Skor Faktor Berdasarkan Lama Usaha ............................................. 20

Tabel 11. Skor Faktor Berdasarkan Omzet Usaha per Tahun .......................... 21

Tabel 12. Skor Faktor Berdasarkan Jenis Kelamin Responden ....................... 21

Tabel 13. Skor Faktor Berdasarkan Umur Responden..................................... 22

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

1

PENDAHULUAN

Wajib Pajak Badan berkewajiban menyelenggarakan pembukuan dan

melaporkan SPT dilengkapi dengan laporan keuangan berupa neraca dan laporan

laba rugi (UU No. 28 Tahun 2007). Besarnya Pajak Penghasilan (PPh) terutang

yang harus dibayar oleh Wajib Pajak Badan yang melakukan pembukuan

diperoleh melalui rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keuangan badan.

Rekonsiliasi terjadi karena perbedaan perhitungan menurut pajak dan badan, maka

saat Wajib Pajak melakukan rekonsiliasi fiskal diperlukan pemahaman mengenai

akuntansi pajak (Prabowo, 2013). Pentingnya pembukuan yang mencerminkan

kondisi Wajib Pajak Badan yang sebenarnya dan ketepatan akuntansi pajak dalam

mengisi dan menyampaikan SPT, maka dibutuhkan tenaga ahli perpajakan. Dalam

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 22/PMK.03/2008 tentang Kuasa Pajak, yang

dimaksud tenaga ahli perpajakan ada dua macam yakni konsultan pajak dan

pegawai bidang perpajakan.

Saat Wajib Pajak Badan hendak mengambil keputusan memilih tenaga ahli

perpajakan, ada beberapa tahap yaitu pengenalan kebutuhan dan pencarian

informasi (Kotler dan Armstrong, 2008). Wajib Pajak Badan membutuhkan

tenaga ahli perpajakan yang memiliki sikap peka dan respon terhadap

permasalahan akuntansi dan perpajakan, berhati-hati dalam menghitung pajak,

mampu menjaga rahasia, dan bekerja sesuai kode etik. Selain itu, hasrat untuk

menunjuk tenaga ahli perpajakan dan biaya yang dikeluarkan tenaga ahli

perpajakan juga turut menjadi hal-hal yang dipertimbangkan Wajib Pajak Badan.

Untuk usaha beromzet tidak lebih dari Rp 2,4 Milyar, memilih tenaga ahli

perpajakan dapat didasari oleh motif-motif tertentu. Sedangkan untuk usaha

beromzet sama dengan lebih dari Rp 2,4 Milyar, sudah merupakan kewajiban1.

Menggunakan jasa tenaga ahli perpajakan selain muncul biaya ekstra, ada pula

risiko baru yang harus ditanggung Wajib Pajak Badan. Risiko bahwa tenaga ahli

perpajakan bisa saja tidak dapat bekerja sesuai harapan. Adanya risiko tersebut,

penting bagi perusahaan untuk memilih jasa tenaga ahli perpajakan yang memiliki

loyalitas tinggi.

1 Menteri Keuangan Republik Indonesia, PMK Nomor 22/PMK.03/2008 tentang Kuasa Pajak

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

2

Untuk menjaga loyalitas dan memperkecil risiko, Wajib Pajak Badan

sebagai konsumen pasti mencari informasi sebelum mengambil keputusan

pembelian. Informasi yang harus diketahui meliputi reputasi dan latar belakang

pendidikan. Tenaga ahli perpajakan yang terkenal memiliki reputasi bagus akan

kinerjanya serta memiliki latar belakang pendidikan dibidang akuntansi, memiliki

sertifikat brevet, dan telah lulus Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak (USKP), tentu

akan lebih menarik Wajib Pajak Badan untuk mempekerjakan mereka.

Penggunaan jasa tenaga ahli perpajakan juga muncul dari dorongan untuk

mencari kepraktisan. Hal ini biasanya terjadi pada Wajib Pajak Badan yang sudah

menguasai akuntansi usahanya, namun ingin lebih mudah dalam mengurus

masalah perpajakan. Wajib Pajak Badan yang tidak terlalu pandai dalam akuntansi

akan menggunakan jasa tenaga ahli perpajakan untuk membantu mereka mengurus

masalah akuntansi dan perpajakan.

Latar belakang yang telah diuraikan diatas membuat peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang Faktor-faktor yang Dipertimbangkan Wajib Pajak

Badan dalam Memilih Tenaga Ahli Perpajakan. Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Selly (2010) adalah peneliti

menambahkan segmentasi dalam penelitian ini untuk memasarkan jasa tenaga ahli

perpajakan secara tepat. Dalam penelitian sebelumnya, diketahui hasil kinerja

menjadi faktor yang dominan dipertimbangkan oleh Wajib Pajak. Data-data yang

diperoleh juga tidak melalui uji reliabilitas dan validitas. Dalam penelitian ini,

peneliti juga menambahkan pengetahuan akuntansi dan latar belakang pendidikan

sebagai indikator. Segmentasi Wajib Pajak Badan dibagi menjadi jenis usaha,

status usaha, manajemen usaha, lama usaha, dan omzet usaha. Hal ini dilakukan

untuk memperoleh faktor yang dominan dipertimbangkan untuk masing-masing

kelompok segmen.

Penelitian ini dilakukan karena peneliti melihat adanya hubungan erat

antara akuntansi dan perpajakan. Pengetahuan akuntansi yang dimiliki oleh Wajib

Pajak Badan menjadi salah satu faktor yang seharusnya dipertimbangkan

mengingat adanya kewajiban untuk melakukan pembukuan dan atau pencatatan

sesuai Undang-undang Nomor 28 tahun 2007 pasal 28 ayat 11. Faktor lainnya

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

3

yang memiliki hubungan akuntansi dan perpajakan adalah latar belakang

pendidikan. Untuk menjadi jasa tenaga ahli perpajakan, syarat pendidikan formal

terakhir yang harus ditempuh adalah minimal Strata 1 (S-1) atau Diploma IV (D-

IV) dari jurusan perpajakan atau akuntansi. Persoalan yang ingin dibahas dalam

penelitian ini adalah faktor apakah yang dominan dipertimbangkan oleh masing-

masing segmen Wajib Pajak Badan di Salatiga. Selain itu, apakah akuntansi

terbukti menjadi salah satu hal yang dipertimbangkan?.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor yang dipertimbangkan

dan dominan dipertimbangkan oleh tiap-tiap segmen usaha Wajib Pajak Badan

dalam memilih tenaga ahli perpajakan. Wajib Pajak Badan di Salatiga ini akan

disegmentasi berdasarkan jenis usaha, status usaha, manajemen usaha, lama usaha,

dan omzet usaha. Selain itu, peneliti ingin mengetahui apakah akuntansi termasuk

faktor yang dipertimbangkan oleh Wajib Pajak Badan dalam memilih tenaga ahli

perpajakan. Wajib Pajak Badan di Salatiga menjadi objek penelitian karena belum

pernah ada penelitian mengenai faktor yang dipertimbangkan dalam memilih

tenaga ahli perpajakan dengan melakukan segmentasi.

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi peneliti

dengan memperoleh informasi mengenai faktor yang dipertimbangkan dan

dominan dipertimbangkan oleh Wajib Pajak Badan dalam memilih tenaga ahli

perpajakan. Bagi calon tenaga ahli perpajakan, diharapkan hasil penelitian ini

mampu menambah informasi agar dapat meningkatkan kompetensi di bidang

perpajakan sesuai segmentasi. Sehingga, para calon tenaga ahli perpajakan dapat

menawarkan jasa pada klien yang tepat. Hasil penelitian diharapkan mampu

memberi kontribusi pada lembaga pendidikan dalam menyusun materi untuk

mempersiapkan tenaga ahli perpajakan. Diharapkan pula agar akademisi dapat

menambah wawasan dan dapat mengembangkan penelitian ini.

TINJAUAN LITERATUR

Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Badan

Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,

pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

4

perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

(UU Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pasal 1 angka 2). Badan adalah

sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan

usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas,

perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Badan

Usaha Milik Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi

koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa,

organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan

lainnya, termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap (UU

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pasal 1 angka 3). Dari pengertian

diatas, dapat disimpulkan bahwa Wajib Pajak Badan merupakan sekumpulan

orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha

maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan

komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha

Milik Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi koperasi,

dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya,

termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap, yang mempunyai hak

dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan.

Menurut Prabowo (2013), Wajib Pajak memiliki kewajiban terkait

perpajakan yaitu: (1) mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak untuk

memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), (2) menyelenggarakan

pembukuan yang diatur dalam Ketentuan Undang-undang Perpajakan (KUP) pasal

28 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007, (3) kewajiban membayar atau

menyetor pajak, (4) mengisi dan menyampaikan SPT, dan yang terakhir (5)

menaati pemeriksaan pajak. Kewajiban Wajib Pajak Badan bertambah dengan

keluarnya aturan baru Menteri Keuangan No. 22 tahun 2008 tentang Persyaratan

serta Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Seorang Kuasa Perpajakan. Aturan tersebut

menyebutkan bahwa Wajib Pajak Badan beromzet lebih dari Rp 2,4 milyar wajib

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

5

menggunakan jasa Konsultan Pajak resmi sebagai kuasa dalam melaksanakan hak

dan kewajiban perpajakan.

Tenaga Ahli Perpajakan di Indonesia

Tenaga ahli perpajakan yang berkompeten dan paham betul seluk-beluk

perpajakan semakin banyak dibutuhkan seiring perpajakan yang selalu

berkembang (Selly, 2010). Menurut Taslim (2007) dalam Sari (2010), terdapat dua

macam tenaga ahli perpajakan di Indonesia:

1. Konsultan Pajak

Konsultan Pajak adalah orang yang memberikan jasa konsultasi perpajakan

kepada Wajib Pajak dalam rangka melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban

perpajakannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan

(Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.03/2014 Pasal 1). Menurut Rozak

(2006) dalam Sari (2010), jasa-jasa yang diberikan Konsultan Pajak kepada Wajib

Pajak adalah: (1) jasa perencanaan pajak, (2) jasa konsultasi pajak, (3) jasa

pengisian SPT Perpajakan, (4) jasa pendamping pemeriksaan pajak, (5) jasa

penanganan kasus perpajakan, dan (6) jasa review catatan atau pembukuan.

Setiap orang perseorangan yang akan menjadi Konsultan Pajak harus

memenuhi persyaratan seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 111/PMK.03/2014 Pasal 2 tentang Persyaratan Konsultan Pajak. Untuk

menjadi seorang Konsultan Pajak, salah satu syaratnya adalah memiliki sertifikat

Konsultan Pajak. Untuk memperoleh sertifikat Konsultan Pajak, seseorang harus

(1) memiliki ijazah Strata 1 (S-1) atau Diploma IV (D-IV) program studi

perpajakan dari perguruan tinggi yang ditetapkan oleh Panitia Penyelenggara

Sertifikasi Konsultan Pajak; (2) lulus ujian Sertifikasi Konsultan Pajak; atau (3)

mengikuti kegiatan penyetaraan tingkat sertifikasi bagi pensiunan pegawai

Direktorat Jenderal Pajak. Seperti dikutip dari situs resmi Ikatan Konsultan Pajak

Indonesia (IKPI), untuk menjadi anggota IKPI pun juga diperlukan ijazah terakhir

dan brevet Konsultan Pajak atau piagam penghargaan bagi pensiunan Ditjen Pajak.

Konsultan Pajak diharuskan untuk selalu memberikan masukan mengenai

prinsip-prinsip dan perencanaan pajak kepada klien agar dapat mengoptimalkan

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

6

kepatuhan klien terhadap undang-undang dan peraturan pajak yang berlaku.

Konsultan Pajak merupakan profesi yang fee oriented, sehingga setiap

perkembangan, kegiatan, perencanaan, kasus, sengketa maupun dampak atas

perubahan kebijakan perpajakan yang terjadi dilakukan berdasarkan motif untuk

menghasilkan fee secara optimal. (Selly, 2010)

2. Pegawai Bidang Perpajakan

Pegawai bidang perpajakan dituntut memiliki keterampilan atau keahlian di

bidang akuntansi dan perpajakan. Profesi ini tidak hanya bertugas mengurusi

perpajakan saja, melainkan juga harus berhubungan dengan akuntansi (Sari, 2010).

Menurut Selly (2010), pegawai bidang perpajakan diharapkan memiliki kualifikasi

teknis tertentu untuk melaksanakan seluruh kewajiban dan kepatuhan perpajakan,

memberikan analisa atas setiap permasalahan perpajakan yang terjadi, serta

menginformasikan dampak dari setiap perubahan tersebut kepada perusahaan

tempat mereka bekerja. Latar belakang pendidikan seorang pegawai bidang

perpajakan tidak harus lulusan bidang perpajakan dan tidak diperlukan sertifikasi

khusus, namun tetap kompeten dalam mengelola pajak perusahaan.

Pertimbangan Wajib Pajak Badan dalam Penggunaan Jasa Tenaga Ahli

Perpajakan

Konsumen membeli jasa untuk memuaskan berbagai keinginan dan

kebutuhan mereka. Ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi mengapa

seseorang (konsumen) membeli suatu produk jasa untuk memenuhi keinginan dan

kebutuhannya (Kristianto, 2011). Selly (2010) meneliti sembilan faktor yang

diduga mempengaruhi Wajib Pajak dalam membuat keputusan menggunakan jasa

tenaga ahli pajak:

(1) Informasi tenaga ahli pajak

Ketika seorang Wajib Pajak memutuskan untuk menggunakan jasa tenaga ahli

perpajakan baik itu merupakan Konsultan Pajak maupun mengangkat pegawai

bidang perpajakan atau menggunakan jasa keduanya, seorang Wajib Pajak akan

mempertimbangkan keputusan berdasarkan rekomendasi orang lain yang juga

telah menggunakan jasa tenaga ahli perpajakan. Semakin banyak informasi yang

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

7

didapat dari rekomendasi orang lain tentang tenaga ahli pepajakan baik

kompetensi maupun reputasi, maka Wajib Pajak semakin mudah dalam

mempertimbangkan penggunaan jasa tenaga ahli perpajakan. Pengalaman yang

banyak akan membentuk keandalan atau kualitas dari tenaga ahli pajak.

Kompetensi, latar belakang pendidikan konsultan pajak yang diharuskan minimal

Strata 1 di bidang perpajakan (PMK Nomor 111/PMK.03/2014 Pasal 1) dan

wawasan akuntansi akan menjadi tolak ukur reputasi tenaga ahli pajak di mata

masyarakat.

(2) Motivasi Wajib Pajak

Menurut Kotler dan Armstrong (2008), motivasi terbentuk dari kebutuhan

dengan dorongan kuat untuk mencari kepuasan. Abraham Maslow

mengungkapkan sebuah hierarki kebutuhan manusia. Kebutuhan ini meliputi

kebutuhan fisiologis, keselamatan, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri.

Sebagai contoh, Wajib Pajak Badan memilki hasrat untuk menunjuk tenaga ahli

perpajakan dengan biaya sesuai kemampuan. Sehingga, perlu mencari informasi

mengenai reputasi tenaga ahli perpajakan. Wajib Pajak Badan juga butuh rasa

aman sehingga memilih tenaga ahli perpajakan yang memiliki sikap kepekaan dan

respon terhadap permasalahan, mampu bersikap hati-hati dan menjaga rahasia,

serta bekerja sesuai kode etik. Sedangkan menurut Selly (2010), motivasi terkuat

yang dimiliki oleh seorang Wajib Pajak dalam mempertimbangkan keputusan

menggunakan jasa tenaga ahli pajak untuk mengurusi masalah perpajakan. Biaya

merupakan faktor yang menjadi motif Wajib Pajak dalam pengambilan keputusan.

Wajib Pajak akan membandingkan antara biaya dengan hasil kinerja dari tenaga

ahli pajak.

(3) Persepsi Wajib Pajak

Persepsi menurut Kotler dan Armstrong (2008) adalah proses di mana orang

memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk

gambaran. Sedangkan, persepsi menurut Selly (2010) merupakan cara pandang

seseorang terhadap situasi yang dihadapinya. Pengalaman masa lalu, rangsangan

dari lingkungan sekitar dan kondisi seseorang mempengaruhi persepsi dalam

memutuskan yang menurut pribadi masing-masing baik adanya. Masyarakat pada

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

8

umumnya menilai bahwa pajak merupakan permasalahan yang kompleks dan sulit

untuk dihadapi. Saat ini, pajak masih dianggap sebagai suatu beban yang harus

dibayar dengan harga yang mahal oleh Wajib Pajak. Wajib Pajak menilai akan

lebih efektif jika perpajakan yang mereka anggap sebagai urusan yang kompleks

itu dikerjakan oleh orang yang benar-benar berkompeten di bidangnya.

(4) Pembelajaran Wajib Pajak

Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang yang

timbul dari pengalaman (Kotler dan Armstrong, 2008). Menurut Selly (2010),

belajar merupakan aktivitas yang dilakukan secara terus menerus dalam kehidupan

manusia. Perubahan aturan perpajakan yang ada menjadikan Wajib Pajak harus

selalu belajar hal baru dalam dunia perpajakan. Semakin Wajib Pajak memiliki

kemauan untuk belajar tentang perpajakan, maka akan semakin mengerti seluk-

beluk perpajakan itu sendiri dan tenaga ahli pajak dapat dijadikan wadah mereka

bertanya dan belajar perpajakan. Dengan demikian, semakin Wajib Pajak memiliki

pengetahuan dan penguasaan di bidang perpajakan dan akuntansi, maka akan

dengan mudah menunjuk tenaga ahli pajak yang akan digunakannya dalam

membantu menangani masalah perpajakannya.

(5) Kepribadian Wajib Pajak

Kepribadian setiap orang yang berbeda-beda mempengaruhi perilaku

pembeliannya (Kotler dan Armstrong, 2008). Wajib Pajak yang memiliki

kepribadian yang perfectionist dan memiliki kepribadian extrovert, mungkin akan

lebih memilih menggunakan Konsultan Pajak yang dinilai memiliki

profesionalitas yang tinggi. Sedangkan Wajib Pajak yang cenderung memiliki

pribadi lebih fleksibel dan introvert mungkin akan mengambil keputusan

penggunaan jasa tenaga ahli perpajakan sesuai kebutuhan dan situasi lingkungan

yang sedang dihadapi mereka (Selly, 2010).

(6) Tingkah laku Wajib Pajak

Tingkah laku merupakan sikap yang ditunjukkan seseorang ketika mereka

bertindak untuk memutuskan sesuatu dalam permasalahan yang dihadapi. Wajib

Pajak dalam menentukan keputusan penggunaan tenaga ahli perpajakan dapat

dikarenakan kecenderungan sikap manusia yang saat ini lebih memilih untuk lebih

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

9

instant atau mencari kepraktisan. Selain itu, banyaknya Wajib Pajak Badan yang

menggunakan jasa tenaga ahli perpajakan membentuk sebuah trend di dunia bisnis

dimana hal ini turut menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan.

(7) Kepercayaan dan komitmen

Kepercayaan dan komitmen merupakan dua pengertian yang saling terkait,

yang mempengaruhi hubungan antara pemasok dan pelanggan (Gounaris, 2005).

Hasil pembelajaran dan tindakan yang dilakukan oleh seseorang akan memperoleh

suatu kepercayaan dan akan mempengaruhi tingkah laku terhadap komitmen.

Wajib Pajak menilai bahwa tenaga ahli pajak khususnya konsultan pajak akan taat

pada kode etik dalam menjalankan pekerjaan mereka. Tenaga ahli pajak yang peka

adanya permasalahan perpajakan akan selalu bersikap hati-hati dalam

menyelesaikan urusan perpajakan Wajib Pajak. Kepercayaan yang diberikan oleh

Wajib Pajak tentu sudah semestinya digunakan oleh para tenaga ahli pajak untuk

bekerja secara baik sehingga memiliki komitmen profesionalisme yang tinggi

dalam memberikan jasa mereka. Secara tidak langsung, hal tersebut akan

berdampak pada loyalitas para tenaga ahli pajak. Loyalitas tenaga ahli perpajakan

kepada Wajib Pajak yang menggunakan jasa mereka akan menjadikan mereka

lebih menjaga rahasia klien, sehingga kepercayaan dan komitmen antara Wajib

Pajak dan tenaga ahli perpajakan akan semakin kuat. (Selly, 2010)

(8) Risiko

Risiko adalah dampak atau konsekuensi yang akan diperoleh dalam setiap

pengambilan keputusan. Risiko akan selalu dibuat seminimal mungkin unuk

menghindari dampak kerugian yang besar. Wajib Pajak pasti akan terlebih dahulu

mempertimbangkan risiko jika tenaga ahli pajak yang akan mereka gunakan tidak

mampu bekerja sesuai harapan. Risiko lain yang menjadi pertimbangan adalah

munculnya risiko pemeriksaan pajak.

(9) Hasil

Hasil merupakan output dari penggunaan jasa yang menunjukkan tingkat

kepuasan. Hasil akan dinilai dengan tingkat kesesuaian dengan apa yang

diharapkan. Hasil yang sesuai harapan akan mengarah pada perasaan netral, hasil

yang melebihi harapan akan mengarah pada kepuasan, sedangkan hasil yang tidak

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

10

sesuai harapan akan mengarah pada ketidakpuasan. Putusan Wajib Pajak akan

menggunakan jasa tenaga ahli perpajakan atau tidak akan dilihat dari hasil kinerja

tenaga ahli perpajakan.

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Peneliti memperoleh informasi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Salatiga bahwa terdapat 5.382 populasi Wajib Pajak Badan terdaftar di KPP

Pratama Salatiga. Wajib Pajak Badan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

seluruh Badan baik yang beromzet kurang atau lebih dari Rp 2,4 Milyar. Jumlah

populasi Wajib Pajak Badan yang menggunakan jasa tenaga ahli perpajakan

sendiri tidak dapat diketahui oleh peneliti. Penentuan sampel dilakukan dengan

teknik accidental/convenience sampling, siapapun Wajib Pajak Badan di Salatiga

yang menggunakan tenaga ahli perpajakan secara kebetulan bertemu peneliti akan

dijadikan sampel dengan jumlah minimum 30.

Pengukuran Konsep

Pengukuran konsep dilakukan terhadap kesembilan konsep yang menjadi

faktor berpengaruh dalam memilih tenaga ahli perpajakan. Kesembilan konsep

tersebut akan diukur menggunakan skala Likert dari skala 1 (Sangat Tidak Setuju)

sampai 4 (Sangat Setuju). Peneliti menjabarkan kesembilan konsep tersebut dalam

tabel Definisi Konsep dan Indikator Empirik berikut:

Tabel 1. Definisi Konsep dan Indikator Empirik

Konsep Definisi Indikator empiris

Informasi

tenaga ahli

perpajakan

Keterangan yang diperoleh dari

berbagai sumber mengenai tenaga ahli

perpajakan yang digunakan wajib

pajak badan untuk pengambilan

keputusan apakah akan menggunakan

jasa tenaga ahli perpajakan tertentu

atau tidak. (Selly, 2010)

Reputasi tenaga ahli perpajakan.

Informasi kompetensi tenaga ahli perpajakan.

Pengalaman kerja tenaga ahli perpajakan.

Informasi kualitas kerja tenaga ahli perpajakan.

Keandalan tenaga ahli perpajakan.

Wawasan akuntansi tenaga ahli perpajakan.

Latar belakang pendidikan tenaga ahli perpajakan.

Motivasi

wajib pajak

Dasar yang menjadi alasan wajib pajak

badan baik berasal dari internal

maupun eksternal untuk mengambil

suatu tindakan. (Selly, 2010)

Kebutuhan dan keinginan wajib pajak badan saat

memilih tenaga ahli perpajakan.

Biaya yang akan dikeluarkan wajib pajak badan

untuk memperoleh jasa tenaga ahli perpajakan.

Keinginan membayar pajak serendah mungkin

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

11

Persepsi

wajib pajak

Gambaran yang dimiliki oleh wajib

pajak badan terkait dengan perpajakan

yang terbentuk dari pengalaman

mengurus perpajakan.

Pajak merupakan masalah yang kompleks dan sulit

Pajak merupakan hal yang menakutkan.

Pajak itu mahal dan menjadi beban

Pembelajaran

wajib pajak

Tindakan wajib pajak badan untuk

memahami dan menambah informasi

mengenai perpajakan dan akuntansi

akibat pengalaman terkait perpajakan.

Luasnya pengetahuan Wajib Pajak Badan terkait

perpajakan

Pengusasaan Wajib Pajak Badan mengenai

akuntansi

Kepribadian

wajib pajak

Sikap yang menjadi ciri khas wajib

pajak badan dalam menanggapi

permasalahan perpajakan.

Kesempurnaan hasil kinerja tenaga ahli perpajakan

Tingkah laku

wajib pajak

Perwujudan sikap wajib pajak badan

dalam menanggapi permasalahan

perpajakan. (Selly, 2010)

Kepraktisan dalam mengurus pajak jika

menggunakan tenaga ahli perpajakan.

Penggunaan tenaga ahli perpajakan hanya

mengikuti trend.

Kepercayaan

dan

komitmen

Kepercayaan dan komitmen merupakan

dua pengertian yang saling terkait,

yang mempengaruhi hubungan antara

tenaga ahli perpajakan dan Wajib Pajak

Badan (Gounaris, 2005).

Komitmen profesionalisme tenaga ahli perpajakan.

Loyalitas tenaga ahli perpajakan pada wajib pajak

badan

Ketaatan tenaga ahli perpajakan terhadap kode etik.

Kepekaan respon tenaga ahli perpajakan dalam

mengurus masalah

Kemampuan tenaga ahli perpajakan dalam menjaga

rahasia dan bersikap hati-hati

Risiko Konsekuensi yang akan diterima wajib

pajak badan saat pengambilan

keputusan untuk menggunakan jasa

tenaga ahli perpajakan. (Selly, 2010)

Kemampuan tenaga ahli perpajakan bekerja sesuai

harapan.

Risiko pemeriksaan pajak jika menggunakan jasa

tenaga ahli perpajakan.

Hasil

Output dari penggunaan jasa tenaga

ahli perpajakan yang menunjukkan

tingkat kepuasan. (Selly, 2010)

Faktor hasil yang diperoleh sesuai harapan.

Sumber. Dikembangkan dari berbagai sumber

Jenis dan Teknik Analisis Data

Kuesioner sebagai sumber data primer, akan digunakan dalam penelitian

dengan menyebar kuesioner ke Wajib Pajak Badan yang berada di Salatiga.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian merupakan pengembangan dari

kuesioner yang dibuat oleh Selly (2010).

Data primer kuantitatif yang diperoleh dari jawaban responden atas

kuesioner akan dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Berikut

langkah-langkah analisis data:

1. Langkah pengumpulan data primer dilakukan dengan cara membuat kuesioner

yang telah dikembangkan dari penelitian terdahulu. Peneliti mendatangi satu-

satu perusahaan di Salatiga lalu menanyakan apakah mereka Wajib Pajak

Badan dan menggunakan jasa tenaga ahli perpajakan atau tidak. Jika mereka

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

12

adalah Wajib Pajak Badan dan menggunakan jasa tenaga ahli perpajakan,

kuesioner akan diberikan untuk diisi oleh responden. Jika tidak, maka kuesioner

tidak akan diberikan. Skor kuesioner menggunakan skala Likert dan terdapat

profil responden serta profil usaha.

a) Untuk menjawab profil responden dan profil usaha, responden diminta untuk

mengisi titik-titik yang ada dan memberi tanda silang (X) pada kotak yang

sesuai dengan keadaan responden maupun usaha.

b) Untuk pertanyaan berkaitan dengan faktor-faktor yang dipertimbangkan

Wajib Pajak Badan dalam memilih tenaga ahli perpajakan, opsi jawaban

sebagai berikut:

Skor 1 (Sangat Tidak Setuju)

Skor 2 (Tidak Setuju)

Skor 3 (Setuju)

Skor 4 (Sangat Setuju)

2. Pengembalian kuesioner sesuai dengan kesepakatan bersama antara pihak

peneliti dengan responden. Setelah kuesioner dikembalikan, dilanjutkan uji

kualitas data dengan menggunakan program SPSS 16.0:

a) Uji Validitas

Untuk mengetahui apakah alat ukur data valid atau tidak, perlu dilakukan uji

validitas (Arikunto, 2005). Uji validitas dilakukan terhadap seluruh item

pertanyaan. Validitas item diuji dengan menggunakan korelasi Corrected Item-

Total Correlation dengan bantuan program SPSS 16.0. Nilai r tabel ditentukan

dengan dF=n-2 dan α=5%. Jika besar skor Corrected Item-Total Correlation

tiap item lebih besar dari r tabel, maka item tersebut dinyatakan valid.

b) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan terhadap item yang telah lolos uji validitas, dengan

menggunakan Cronbach’s Alpha. Menurut Harrison dalam Zulganef (2006),

reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan

dalam penelitian memiliki keandalan. Uji reliabilitas dibantu dengan

menggunakan program SPSS 16.0.

3. Analisis Faktor

Seluruh item yang valid dan reliabel selanjutnya dilakukan analisis faktor

dengan menggunakan program SPSS 16.0. Menurut Rangkuti (2011), analisis

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

13

faktor adalah metode statistik multivariabel yang digunakan untuk mereduksi

data. Analisis faktor dipergunakan dalam penelitian untuk mengidentifikasi

faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli suatu jasa.

4. Segmentasi

Faktor-faktor hasil reduksi yang diperoleh melalui analisis faktor selanjutnya

akan disegmentasi. Pengelompokan segmen mengenai faktor mana yang

dominan dipertimbangkan Wajib Pajak Badan berdasarkan jenis usaha, status

usaha, manajemen usaha, lama usaha, dan omzet usaha. Segmentasi dilakukan

dengan menggunakan metode rata-rata hitung dibantu program Microsoft Excel.

Besarnya rata-rata hitung ditentukan dengan rumus (Saleh, 2004 dalam Selly,

2010):

Keterangan:

µ = rata-rata hitung (mean)

Xi = penjumlahan nilai pada sampel

N = jumlah kelas sampel

Jika angka rata-rata dari setiap faktor menunjukkan angka kurang dari 3,00,

maka dapat dikatakan bahwa faktor tersebut kurang dipertimbangkan Wajib

Pajak Badan dalam memilih Konsultan Pajak. Sebaliknya, jika angka rata-rata

hitung menunjukkan angka rata-rata lebih dari 3,00, faktor tersebut termasuk

dipertimbangkan Wajib Pajak Badan dalam memilih tenaga ahli perpajakan

(Selly, 2010). Dari faktor-faktor yang memiliki skor lebih dari 3,00, dipilih

mana yang skornya tertinggi. Faktor dengan skor tertinggilah yang dapat

dikatakan dominan dipertimbangkan.

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

14

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini, peneliti menyebar sebanyak 40 kuesioner dengan

meninggalkan kuesioner dan diambil kembali dalam jangka waktu sesuai

kesepakatan. Kuesioner yang kembali pada peneliti hanya berjumlah 30. Jumlah

return rate dalam penelitian ini sebesar 75%. Return rate diatas 50% sudah

dianggap layak menurut Ray (2011). Sehingga, penelitian ini dapat dikatakan

memiliki return rate yang bagus. Profil responden diklasifikasi berdasarkan jenis

kelamin dan umur responden yang mengisi kuesioner, jenis usaha, status usaha,

manajemen usaha, lama usaha, serta omzet usaha. Karakteristik responden dapat

dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Karakteristik Responden

No Karakteristik Keterangan Jumlah Persentase (%)

1. Jenis Kelamin a. Pria 18 60

b. Wanita 12 40

2. Umur a. < 35 tahun 16 53,33

b. 36-45 tahun 11 36,67

c. 46-55 tahun 1 3,33

d. >56 tahun 2 6,67

3. Jenis Usaha a. Jasa 18 60

b. Dagang 9 30

c. Manufaktur 3 10

4. Status Usaha a. Induk 16 53,33

b. Cabang 14 46,67

c. Waralaba 0 0

5. Manajemen Usaha a. Sendiri/Pemilik 18 60

b. Terpisah 12 40

6. Lama Usaha a. Tidak diketahui 5 16,67

b. <15 tahun 10 33,33

c. 15-30 tahun 7 23,33

d. >30 tahun 8 26,67

7. Omzet Usaha a. Tidak diketahui 8 26,67

per Tahun b. <2,4 milyar 15 50

c. 2,4-4,8 milyar 2 6,67

d. >4,8 milyar 5 16,67

Sumber. Hasil Olahan Data Karakteristik Responden

Dari tabel 2 terlihat bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin pria

(60%) dengan mayoritas usia di bawah 35 tahun (53,33%). Usaha Wajib Pajak

Badan di Salatiga didominasi oleh jenis usaha jasa (60%) dan merupakan usaha

induk (53,33%). Sebagian besar usaha dikelola langsung oleh pemilik (60%).

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

15

Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa 33,33% usaha berusia di bawah 15

tahun dan 50% usaha beromzet tidak lebih dari Rp 2,4 milyar.

Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan terhadap 30 item pertanyaan mengenai faktor yang

dipertimbangkan Wajib Pajak Badan dalam memilih tenga ahli perpajakan.

Pengujian validitas instrumen penelitian dilakukan dengan menggunakan korelasi

Corrected Item-Total Correlation, diolah menggunakan program SPSS 16.0. Nilai

r tabel untuk n=30 dan alpha 5% sebesar 0,36. Pada tabel 3 ditampilkan item

pertanyaan yang valid dengan uji dua sisi dan taraf signifikansi 0,05.

Tabel 3. Uji Validitas Pertanyaan r Hitung r Tabel Keterangan

3 0,61 0,36 Valid

4 0,58 0,36 Valid

9 0,46 0,36 Valid

11 0,62 0,36 Valid

18 0,38 0,36 Valid

20 0,36 0,36 Valid

23 0,38 0,36 Valid

24 0,39 0,36 Valid

25 0,44 0,36 Valid

26 0,63 0,36 Valid

27 0,59 0,36 Valid

28 0,43 0,36 Valid

Sumber. Hasil Olahan Uji Validitas Data

Reliabilitas dilihat dari koefisien Cronbach’s Alpha pada item pertanyaan

yang valid. Sekaran dalam Zulganef (2006) menyatakan bahwa suatu instrumen

penelitian memiliki reliabilitas yang memadai jika koefisien Cronbach’s Alpha

lebih besar atau sama dengan 0,70. Berikut hasil uji reliabilitas terhadap 12 item

pertanyaan yang valid.

Tabel 4. Uji Reliabilitas

Cronbach’s

Alpha

Jumlah Item

0,832 12

Sumber. Hasil Olahan Uji Reliabilitas Data

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

16

Analisis Faktor

Dalam penelitian ini dilakukan analisis faktor terhadap 12 item pertanyaan

yang lolos uji validitas dan reliabilitas. Hal ini dilakukan agar peneliti memperoleh

faktor-faktor yang dapat menjelaskan korelasi dari item-item pertanyaan. Faktor-

faktor yang diperoleh dari analisis faktor inilah yang dipertimbangkan Wajib Pajak

Badan dalam memilih tenaga ahli perpajakan. Berikut hasil analisis faktor beserta

interpretasi per tabel.

Tabel 5. KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .703

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 117.381

df 66

Sig. .000

Sumber. Hasil Olahan Analisis Faktor

Dari tabel KMO and Bartlett’s Test diperoleh nilai KMO sebesar 0,703.

Menurut Kaiser dan Rice (1974) dalam Christiady dan Mussadun (2014),

pengukuran nilai KMO sebesar 0,9 adalah sangat bagus; 0,8 adalah bagus; 0,7

adalah cukup; 0,6 adalah kurang; 0,5 adalah jelek dan di bawah 0,5 tidak dapat

diterima. Hal ini berarti nilai KMO 0,703 yang diperoleh menunjukkan data sudah

cukup dan dapat digunakan dalam analisis selanjutnya.

Berdasarkan penentuan faktor, diperoleh empat faktor dengan 12 item.

Pengelompokan item-item terbagi sebagai berikut:

Faktor 1: item9 (biaya), item27 (rahasia), item11 (hasrat), item3 (reputasi),

item20 (praktis)

Faktor 2: item25 (kehati-hatian), item26 (peka), item4 (latar belakang pendidikan)

Faktor 3: item23 (loyalitas), item24 (kode etik)

Faktor 4: item28 (risiko), item18 (penguasaan akuntansi)

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

17

Item-item pernyataan yang tadinya berasal dari konsep-konsep tertentu

menjadi bercampur dengan item dari konsep lain dan membentuk sebuah konsep

baru. Sehingga, diperlukan redefinisi konsep untuk keempat faktor.

1. Faktor 1 dinamakan motivasi. Wajib Pajak Badan memiliki hasrat untuk

memilih tenaga ahli perpajakan demi kepraktisan dalam mengurus perpajakan

dengan biaya yang sesuai dengan kemampuan. Dalam memilih pun,

dipertimbangkan reputasi dan sikap tenaga ahli perpajakan yang mampu

menjaga rahasia.

2. Faktor 2 dinamakan profesional. Menurut Abeng (2002), profesional adalah

kemampuan menguasai ilmu pengetahuannya secara mendalam dan

menjunjung tinggi etika dan integritas profesi. Item4 (latar belakang

pendidikan) menunjukkan kemampuan dalam menguasai ilmu pengetahuan.

Etika dan integritas profesi ditunjukkan dalam item25 (kehati-hatian) dan

item26 (peka terhadap permasalahan).

3. Faktor 3 dinamakan komitmen. Item23 (loyalitas) dan item24 (kode etik)

termasuk dalam konsep (faktor) percaya dan komitmen. Komitmen terdiri dari

item komitmen profesionalisme, loyalitas, dan kode etik tenaga ahli perpajakan.

Dikarenakan komitmen profesionalisme tidak lolos uji validitas dan reliabilitas,

sehingga hanya tersisa loyalitas dan kode etik saja yang termasuk dalam faktor

Komitmen.

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

18

4. Faktor 4 dinamakan penguasaan akuntansi. Risiko tenaga ahli perpajakan

tidak mampu bekerja sesuai harapan (item28) dapat diminimalisir jika Wajib

Pajak Badan memiliki penguasaan akuntansi yang baik. Hubungan antara risiko

dan pemahaman akuntansi juga terdapat dalam Enterprise Risk Management,

dimana hal ini diturunkan dari konsepsi akuntansi pada pengendalian internal

(Power, 2009).

Hasil rotasi faktor juga dapat ditunjukkan dengan Component Plot in

Rotated Space. Dalam grafik tampak terjadi pengelompokan empat faktor dimana

setiap item terletak sangat berdekatan.

Segmentasi

Faktor-faktor yang diperoleh melalui analisis faktor kemudian diukur

seberapa dominan dipertimbangkannya faktor tersebut dalam beberapa segmen.

Segmentasi Wajib Pajak Badan berdasarkan jenis usaha, status usaha, manajemen

usaha, lama usaha, omzet usaha per tahun, jenis kelamin dan umur responden.

Hasil olah data menggunakan Microsoft Excel dapat dilihat pada tabel 7 hingga

tabel 13.

Tabel 7. Skor Faktor Berdasarkan Jenis Usaha Faktor / Jenis Usaha Jasa Dagang Manufaktur

Motivasi 2,92 2,80 3,13

Profesional 3,26 3,41 3,44

Komitmen 3,39 3,17 3,67

Penguasaan Akuntansi 3,06 3,17 2,67

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

19

Sumber. Hasil Olahan Rata-rata Hitung

Dalam tabel 7 terlihat bahwa faktor motivasi, profesional, dan komitmen

paling dominan dipertimbangkan oleh Wajib Pajak Badan yang bergerak di jenis

usaha manufaktur dengan masing-masing skor 3,13; 3,44; dan 3,67. Sedangkan

faktor penguasaan akuntansi dominan dipertimbangkan pada Wajib Pajak Badan

yang bergerak dalam usaha dagang dengan skor yang diperoleh 3,17. Pada Wajib

Pajak Badan yang bergerak di bidang jasa, faktor motivasi kurang

dipertimbangkan dengan skor hanya 2,92 dan komitmen menjadi faktor yang

dominan dipertimbangkan dengan skor 3,39. Wajib Pajak Badan yang bergerak di

bidang usaha dagang, faktor yang kurang dipertimbangkan adalah motivasi dengan

skor hanya 2,80 sedangkan faktor yang dominan dipertimbangkan adalah faktor

profesional dengan skor 3,41. Pada Wajib Pajak Badan yang usahanya bergerak di

bidang manufaktur, penguasaan akuntansi kurang dipertimbangkan dengan skor

hanya 2,67 dan komitmen menjadi yang dominan dipertimbangkan dengan skor

3,67.

Tabel 8. Skor Faktor Berdasarkan Status Usaha

Faktor / Status Usaha Induk Cabang

Motivasi 2,80 3,03

Profesional 3,42 3,21

Komitmen 3,19 3,54

Penguasaan Akuntansi 3,00 3,11

Sumber. Hasil Olahan Rata-rata Hitung

Pada tabel 8 terlihat bahwa Wajib Pajak Badan yang statusnya merupakan

usaha induk, faktor motivasi kurang dipertimbangkan dengan skor hanya 2,80.

Sebaliknya, faktor profesional dengan skor 3,42 menjadi faktor yang dominan

dipertimbangkan. Faktor komitmen menjadi yang dominan dipertimbangkan oleh

Wajib Pajak Badan yang status usahanya adalah cabang dengan skor 3,54. Tidak

ada faktor yang kurang dipertimbangkan pada Wajib Pajak Badan dengan status

usaha cabang, karena tidak ditemukan rata-rata dibawah 3,00. Jika dibandingkan

antara Wajib Pajak Badan yang berstatus usaha induk dengan cabang, faktor

motivasi; komitmen; dan penguasaan akuntansi lebih dominan dipertimbangkan

pada Wajib Pajak Badan dengan status cabang dengan masing-masing skor 3,03;

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

20

3,54; dan 3,11. Usaha dengan status usaha waralaba (franchise) tidak ditampilkan

pada tabel 8 karena tidak memiliki data.

Tabel 9. Skor Faktor Berdasarkan Manajemen Usaha

Faktor / Manajemen Usaha Sendiri (Pemilik) Terpisah

Motivasi 2,79 3,08

Profesional 3,31 3,33

Komitmen 3,25 3,50

Penguasaan Akuntansi 3,03 3,08

Sumber. Hasil Olahan Rata-rata Hitung

Berdasarkan faktor pada tabel 9, keempat faktor lebih dominan

dipertimbangkan pada Wajib Pajak Badan yang manajemen usahanya terpisah

dengan masing-masing skor 3,08; 3,33; 3,50; dan 3,08. Terpisah disini berarti

pemilik usaha merekrut profesional untuk mengelola usahanya (Hadi dan Chadhiq,

2008), dalam literatur akuntansi hal ini dikenal dengan agency theory. Sedangkan

berdasarkan manajemen usaha Wajib Pajak Badan, faktor komitmen menjadi

faktor yang dominan dipertimbangkan oleh Wajib Pajak Badan yang usahanya

dikelola sendiri dan terpisah dengan skor 3,25 dan 3,50. Faktor motivasi menjadi

faktor yang kurang dipertimbangkan oleh Wajib Pajak Badan yang mengelola

usahanya sendiri dengan skor 2,79. Pada Wajib Pajak Badan yang mengelola

usahanya secara terpisah semua faktor dipertimbangkan karena rata-rata keempat

faktor diatas 3,00.

Tabel 10. Skor Faktor Berdasarkan Lama Usaha

Faktor / Lama Usaha Tidak Diketahui <15 Tahun 15-30 Tahun >30 Tahun

Motivasi 3,20 2,76 2,89 2,93

Profesional 3,47 3,33 3,48 3,08

Komitmen 3,60 3,35 3,29 3,25

Penguasaan Akuntansi 3,30 3,10 3,14 2,75

Sumber. Hasil Olahan Rata-rata Hitung

Jika tabel 10 diinterpretasikan berdasarkan faktor, motivasi; komitmen; dan

penguasaan akuntansi adalah faktor yang dominan dipertimbangkan pada Wajib

Pajak Badan yang lama usahanya tidak diketahui dalam penelitian ini. Lama usaha

Wajib Pajak Badan tidak diketahui dikarenakan responden yang mengisi kuesioner

tidak mengetahui sudah berapa lama usahanya berjalan. Faktor profesional lebih

dominan dipertimbangkan pada usaha yang berada dalam rentang usia 15-30 tahun

dengan skor 3,48.

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

21

Jika diinterpretasikan berdasarkan lama usahanya, pada Wajib Pajak Badan

yang lama usahanya tidak diketahui faktor komitmen menjadi yang dominan

dipertimbangkan dengan skor 3,60. Tidak ada faktor yang kurang dipertimbangkan

pada Wajib Pajak Badan yang lama usahanya tidak diketahui. Pada Wajib Pajak

Badan yang lama usahanya belum lebih dari 15 tahun dan sudah lebih dari 30

tahun, faktor komitmen dominan dipertimbangkan dengan skor 3,35 dan 3,25.

Pada Wajib Pajak Badan dengan lama usaha antara 15-30 tahun, faktor profesional

dominan dipertimbangkan dengan skor 3,48. Wajib Pajak Badan lama usahanya

belum mencapai 15 tahun dan berada dalam rentang 15-30 tahun, faktor motivasi

kurang dipertimbangkan dengan skor 2,76 dan 2,89. Pada Wajib Pajak Badan yang

lama usahanya sudah lebih dari 30 tahun, faktor motivasi dan penguasaan

akuntansi kurang dipertimbangkan dengan skor masing-masing 2,93 dan 2,75.

Tabel 11. Skor Faktor Berdasarkan Omzet Usaha per Tahun

Faktor / Omzet per Tahun Tidak Diketahui <2,4 Milyar 2,4-4,8 Milyar >4,8 Milyar

Motivasi 3,18 2,77 3,10 2,80

Profesional 3,33 3,42 3,50 2,93

Komitmen 3,63 3,30 3,75 2,90

Penguasaan Akuntansi 3,19 3,13 2,75 2,70

Sumber. Hasil Olahan Rata-rata Hitung

Pada tabel 11, terlihat bahwa keempat faktor kurang dipertimbangkan oleh

Wajib Pajak Badan yang omzet usahanya lebih dari Rp 4,8 milyar, dengan skor

tiap faktor kurang dari 3,00. Pada usaha yang tidak berkenan mencantumkan

jumlah omzetnya per tahun, keempat faktor dipertimbangkan, namun faktor

komitmen yang lebih dominan dengan skor 3,63. Usaha beromzet kurang dari Rp

2,4 milyar lebih mempertimbangkan faktor profesional dengan skor 3,42, namun

kurang mempertimbangkan faktor motivasi dengan skor hanya 2,77. Faktor

penguasaan akuntansi kurang dipertimbangkan pada usaha beromzet Rp 2,4 milyar

sampai dengan Rp 4,8 milyar dengan skor hanya 2,75, sebaliknya faktor komitmen

menjadi yang dominan dipertimbangkan dengan skor 3,75.

Jika diinterpretasikan berdasarkan faktor, motivasi dan penguasaan

akuntansi lebih dominan dipertimbangkan pada usaha yang tidak berkenan

mencantumkan omzetnya dengan masing-masing skor 3,18 dan 3,19. Faktor

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

22

profesional dan komitmen lebih dominan dipertimbangkan pada usaha yang

memperoleh omzet Rp 2,4 milyar sampai dengan Rp 4,8 milyar per tahun dengan

skor 3,50 dan 3,75.

Tabel 12. Skor Faktor Berdasarkan Jenis Kelamin Responden

Faktor / Jenis Kelamin Pria Wanita

Motivasi 2,89 2,93

Profesional 3,41 3,19

Komitmen 3,28 3,46

Penguasaan Akuntansi 3,06 3,04

Sumber. Hasil Olahan Rata-rata Hitung

Tabel 12 menunjukkan bahwa faktor motivasi kurang dipertimbangkan

oleh responden berjenis kelamin pria maupun wanita, dengan masing-masing skor

2,89 dan 2,93. Faktor profesional, komitmen, dan penguasaan akuntansi

dipertimbangkan oleh responden berjenis kelamin pria maupun wanita karena

seluruh skor diatas 3,00. Faktor yang dominan dipertimbangkan oleh responden

pria adalah profesional dengan skor 3,41, sedangkan responden wanita lebih

dominan mempertimbangkan faktor komitmen dengan skor 3,46.

Jika dilihat berdasarkan faktor, profesional dan penguasaan akuntansi lebih

dominan dipertimbangkan pada responden pria dengan masing-masing skor 3,41

dan 3,06. Sedangkan faktor komitmen lebih dominan dipertimbangkan oleh

responden wanita.

Tabel 13. Skor Faktor Berdasarkan Umur Responden

Faktor / Umur <36 Tahun 36-45 Tahun 46-55 Tahun >56 Tahun

Motivasi 2,89 2,96 2,80 2,87

Profesional 3,13 3,64 3,67 2,89

Komitmen 3,31 3,45 3,00 3,33

Penguasaan Akuntansi 3,09 2,95 3,50 3,00

Sumber. Hasil Olahan Rata-rata Hitung

Dilihat dari tabel 13, faktor motivasi kurang dipertimbangkan oleh

responden pada semua usia karena skor yang diperoleh dibawah 3,00. Faktor

profesional dan penguasaan akuntansi lebih dominan dipertimbangkan pada

responden berusia 46-55 tahun dengan skor 3,67 dan 3,50. Faktor komitmen lebih

dominan dipertimbangkan pada responden dalam rentang usia 36-45 tahun dengan

skor 3,45.

Responden yang berusia hingga 35 tahun, faktor komitmen lebih dominan

dipertimbangkan dengan skor 3,31. Pada responden dalam rentang usia 36-45

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

23

tahun dan 46-55 tahun, faktor profesional dominan dipertimbangkan dengan skor

3,64 dan 3,67. Responden yang berusia lebih dari 55 tahun dominan

mempertimbangkan faktor komitmen dari seorang tenaga ahli perpajakan dengan

skor 3,33.

SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

Simpulan

Dari pembahasan hasil penelitian mengenai Faktor-faktor yang

Dipertimbangkan Wajib Pajak Badan dalam Memilih Tenaga Ahli Perpajakan,

diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Terdapat empat faktor yang dipertimbangkan oleh Wajib Pajak Badan dalam

memilih tenaga ahli perpajakan, yaitu motivasi; profesional; komitmen; dan

penguasaan akuntansi.

2. Dari hasil segmentasi usaha Wajib Pajak Badan, faktor komitmen lebih

dominan dipertimbangkan oleh Wajib Pajak Badan yang usahanya bergerak di

bidang jasa dan manufaktur dengan status usaha cabang yang dikelola sendiri

oleh pemilik maupun terpisah. Wajib Pajak Badan yang lama usahanya tidak

diketahui, belum mencapai 15 tahun, dan sudah lebih dari 30 tahun juga lebih

dominan mempertimbangkan faktor komitmen. Faktor yang dominan

dipertimbangkan pada Wajib Pajak Badan yang omzet usaha per tahun tidak

diketahui dan yang omzetnya berada dalam rentang Rp 2,4 milyar sampai

dengan Rp 4,8 milyar pun sama, yaitu komitmen. Faktor profesional lebih

dominan dipertimbangkan oleh Wajib Pajak Badan yang usahanya bergerak

dalam bidang dagang dengan status usaha induk, lama usaha antara 15-30

tahun dan menghasilkan omzet kurang dari Rp 2,4 milyar per tahun.

3. Jika dilihat secara keseluruhan, penguasaan akuntansi termasuk faktor yang

dipertimbangkan pada hampir seluruh segmen usaha Wajib Pajak Badan.

Wajib Pajak Badan yang bergerak di bidang usaha jasa dan dagang, status

usahanya induk maupun cabang, serta yang usahanya dikelola secara terpisah

maupun oleh pemilik sendiri mempertimbangkan faktor penguasaan

akuntansi. Hal ini juga dipertimbangkan pula pada Wajib Pajak Badan yang

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

24

lama usahanya tidak diketahui, kurang dari 15 tahun, serta yang berada dalam

rentang 15-30 tahun. Wajib Pajak Badan yang menghasilkan omzet kurang

dari Rp 2,4 milyar dan yang tidak diketahui besaran omzetnya juga

mempertimbangkan faktor penguasaan akuntansi dalam memilih tenaga ahli

perpajakan.

Keterbatasan

Adapun keterbatasan yang dihadapi dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya memperoleh 30 Wajib Pajak Badan di Salatiga yang

memiliki tenaga ahli perpajakan sebagai sampel. Hal ini dikarenakan

sensitifnya informasi terkait perpajakan dan tidak diperolehnya jumlah populasi

Wajib Pajak Badan di Salatiga yang menggunakan tenaga ahli perpajakan.

Sehingga, terdapat kemungkinan sampel maupun responden yang digunakan

tidak dapat merepresentasikan populasi dengan baik.

2. Terdapat kesalahan instrumen penelitian, sehingga hanya diperoleh empat

faktor yang dipertimbangkan Wajib Pajak Badan dalam memilih tenaga ahli

perpajakan. Penelitian terdahulu oleh Selly (2010) diperoleh sembilan faktor,

namun ternyata faktor tersebut belum melewati uji validitas dan reliabilitas.

Dari kuesioner yang berisi 30 item pertanyaan, hanya 12 item yang layak.

3. Konsep kepercayaan dan komitmen tidak seharusnya menjadi satu konsep,

begitu pula dengan loyalitas sebagai indikator. Kepercayaan, komitmen, dan

loyalitas sebenarnya merupakan tiga konsep yang berbeda.

4. Tidak semua item pertanyaan terkait profil usaha dalam kuesioner dijawab oleh

responden. Lama usaha dan omzet usaha per tahun menjadi dua pertanyaan

yang tidak semua responden bersedia menjawab.

5. Pertanyaan mengenai profil usaha dan responden yang kurang detail. Beberapa

hal yang luput menjadi pertanyaan peneliti mengenai apakah Wajib Pajak

Badan yang berstatus cabang tersebut mengurus perpajakannya sendiri atau

terpusat, dan jabatan responden yang mengisi kuesioner. Luputnya dua

pertanyaan tersebut dalam kuesioner menyebabkan data yang diperoleh kurang

merepresentasikan keadaan sebenarnya.

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

25

Saran

Diharapkan calon tenaga ahli perpajakan dapat lebih mengembangkan

kompetensinya sesuai keempat faktor yang dipertimbangkan Wajib Pajak Badan,

terutama faktor komitmen dan profesional yang lebih dominan dipertimbangkan

pada berbagai segmen usaha Wajib Pajak Badan. Konten pembelajaran yang

diberikan oleh lembaga pendidikan yang mempersiapkan calon tenaga ahli

perpajakan, dapat diperkaya mengenai keempat faktor yang dipertimbangkan

Wajib Pajak Badan. Selain itu, akademisi diharapkan dapat mengembangkan

penelitian dan menggali lebih banyak mengenai faktor yang dipertimbangkan.

DAFTAR PUSTAKA

________. 2007. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007

tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

________. 2008. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

22/PMK.03/2008 tentang Persyaratan Serta Pelaksanaan Hak dan

Kewajiban Seorang Kuasa.

________. 2014. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

111/PMK.03/2014 tentang Konsultan Pajak.

Abeng, Tanri. 2002. Profesionalisme vs Politik: Tanri Abeng Menjawab. Jakarta:

Elex Media Komputindo.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Christiady, Gantira dan Mussadun. 2014. Faktor-faktor yang Menghambat Upaya

Pemerintah dalam Merevitalisasi Sungai Cikapundung Kota Bandung.

Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota Vol. 10 (1). Biro Penerbit

Planologi Undip.

Gounaris, S.P. 2005. Trust and Commitment Influences on Customer Retention:

Insights from Business-to-business Services. Journal of Business

Research 58 (2005) 126-140). Elsevier.

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

26

Hadi, Nor dan Umar Chadhiq. 2008. Tawaran Extent of Disclosure Terhadap

Penciptaan Pareto Optimal pda Agency Problem. Among Makarti.

Vol.1. No.2. 1-16.

Ikatan Konsultan Pajak Indonesia. www.ikpi.or.id. Diakses tanggal 02 Oktober

2014.

Kaiser, H.F. dan J. Rice. 1974. Little Jippy, Mark IV, Educational and

Psychologycal Measurement. Vol. 34. No.1 (Spring): 111-117.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi Ke-

12. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kristianto, Paulus Lilik. 2011. Psikologi Pemasaran: Integrasi Ilmu Psikologi

dalam Kegiatan Pemasaran. Yogyakarta: CAPS.

Power, M. 2009. The Risk Management of Nothing. Accounting, Organizations

and Society 34 849-855 , 2.

Prabowo, Sigit. 2013. Analisis Pengaruh Pemahaman Akuntansi Pajak,

Pemeriksaan Pajak, dan Pelayanan Perpajakan Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Badan di Purwokerto. Purwokerto: Universitas

Muhammadiyah Purwokerto.

Rangkuti, Freddy. 2011. Dongkrak Penjualan Melalui Marketing Strategy &

Competitive Positioning: Mengukur Segmentasi, Targeting, dan

Positioning Menggunakan SPSS. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Ray, William J. 2011. Methods Toward a Science of Behavior and Experience.

Cengage Learning.

Sari, Anna Purwita. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan

Wajib Pajak terhadap Penggunaan Jasa Tenaga Ahli Perpajakan.

Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata.

Selly, Fransisca Mart. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wajib Pajak

Menggunakan Jasa Tenaga Ahli Pajak. Semarang: Universitas Katolik

Soegijapranata.

Zulganef. 2006. Pemodelan Persamaan Struktur dan Aplikasinya Menggunakan

AMOS 5. Bandung: Pustaka

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

27

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Vania Isabella Pakpahan

NIM : 232011090

Alamat Asal : Jl. Soekarno-Hatta Dukuh Sidoharjo Gang IV Nomor 9,

Salatiga

Judul Skripsi : Faktor-faktor yang Dipertimbangkan Wajib Pajak Badan

dalam Memilih Tenaga Ahli Perpajakan

Riwayat Pendidikan : Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

lulus tahun 2015

SMA Swasta Santo Thomas 1 Medan lulus tahun 2011

SMP Negeri 1 Salatiga lulus tahun 2008

SD Kristen Satya Wacana Salatiga lulus tahun 2005

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

1

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK

DALAM MEMILIH TENAGA AHLI PERPAJAKAN

IDENTITAS RESPONDEN: (Berikan tanda silang (X) pada salah satu kotak yang ada

dibawah)

1. Kategori Wajib Pajak : Orang Pribadi Badan

2. Jenis Kelamin Responden : Pria Wanita

3. Umur Responden : ........ tahun

PROFIL USAHA: (Berikan tanda silang (X) pada salah satu kotak yang ada dibawah)

1. Jenis Usaha : Jasa Dagang Manufaktur

2. Status Usaha : Induk Cabang Waralaba

3. Manajemen Usaha : Sendiri(pemilik) Manajemen terpisah

4. Lama Usaha : ........ tahun

5. Omzet Usaha : Rp ......................................... per tahun

Jawaban atas pertanyaan berikut ini dapat digunakan untuk menjelaskan faktor-faktor

yang dipertimbangkan Wajib Pajak dalam memilih tenaga ahli perpajakan. Anda

dapat menyatakan pendapat dengan memberi tanda silang ( X ) pada salah satu nomor 1

sampai 4. Skala nomor menunjukkan seberapa dekat jawaban anda dengan kedua pilihan

jawaban yang tersedia :

1 = Sangat Tidak Setuju 3 = Setuju

2 = Tidak setuju 4 = Sangat setuju

No FAKTOR-FAKTOR PERTIMBANGAN 1 2 3 4

Informasi Tenaga Ahli Perpajakan

Hal-hal yang saya pertimbangkan dalam memilih tenaga ahli perpajakan:

1. Informasi tentang kompetensi yang dimiliki tenaga ahli

perpajakan.

1 2 3 4

2. Wawasan akuntansi yang dimiliki tenaga ahli perpajakan. 1 2 3 4

3. Reputasi yang dimiliki tenaga ahli perpajakan. 1 2 3 4

4. Latar belakang pendidikan tenaga ahli perpajakan. 1 2 3 4

5. Pengalaman kerja yang dimiliki tenaga ahli perpajakan. 1 2 3 4

6. Keandalan tenaga ahli perpajakan. 1 2 3 4

7. Kualitas jasa yang dimiliki tenaga ahli perpajakan. 1 2 3 4

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

2

Motivasi Wajib Pajak

Hal-hal yang saya pertimbangkan dalam memilih tenaga ahli perpajakan:

8. Kebutuhan ketika menggunakan jasa tenaga ahli

perpajakan

1 2 3 4

9. Biaya ketika menunjuk tenaga ahli perpajakan. 1 2 3 4

10. Keinginan untuk membayar pajak yang rendah. 1 2 3 4

11. Hasrat untuk menunjuk tenaga ahli perpajakan. 1 2 3 4

Persepsi Wajib Pajak

Saya memilih tenaga ahli perpajakan dipengaruh oleh persepsi saya sebagai berikut:

12. Persepsi bahwa pajak adalah masalah yang kompleks. 1 2 3 4

13. Persepsi bahwa pajak adalah hal yang menakutkan. 1 2 3 4

14. Persepsi bahwa pajak adalah masalah yang sulit. 1 2 3 4

15. Persepsi bahwa pajak itu mahal. 1 2 3 4

16. Persepsi bahwa pajak adalah beban. 1 2 3 4

Pembelajaran Wajib Pajak

17. Saya mempertimbangkan faktor pengetahuan saya di

bidang

perpajakan ketika saya menunjuk tenaga ahli perpajakan.

1 2 3 4

18. Saya mempertimbangkan faktor penguasaan saya di

bidang

akuntansi ketika saya menunjuk tenaga ahli perpajakan.

1 2 3 4

Kepribadian Wajib Pajak

19. Saya mempertimbangkan faktor keinginan saya terhadap

hasil kerja yang sempurna ketika saya menunjuk tenaga

ahli perpajakan.

1 2 3 4

Tingkah Laku Wajib Pajak

20. Saya mempertimbangkan faktor kepraktisan ketika

menunjuk tenaga ahli perpajakan.

1 2 3 4

21. Saya mempertimbangkan faktor kecenderungan Wajib

Pajak ketika menunjuk tenaga ahli perpajakan.

1 2 3 4

Percaya dan Komitmen

Hal-hal yang saya pertimbangkan dalam memilih tenaga ahli perpajakan:

22. Komitmen profesionalisme tenaga ahli perpajakan. 1 2 3 4

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

3

23. Loyalitas tenaga ahli perpajakan. 1 2 3 4

24. Kode etik tenaga ahli perpajakan. 1 2 3 4

25. Sikap kehati-hatian yang dimiliki oleh tenaga ahli

perpajakan.

1 2 3 4

26. Sikap kepekaan dan respon terhadap permasalahan yang

dimiliki oleh tenaga ahli perpajakan.

1 2 3 4

27. Sikap tenaga ahli perpajakan yang mampu menjaga

rahasia.

1 2 3 4

Risiko

28. Saya mempertimbangkan faktor risiko tenaga ahli

perpajakan

yang tidak mampu bekerja sesuai dengan harapan saya

ketika saya menunjuk tenaga ahli perpajakan.

1 2 3 4

29. Saya mempertimbangkan faktor risiko pemeriksaan pajak

ketika menunjuk tenaga ahli perpajakan.

1 2 3 4

Hasil

30. Saya mempertimbangkan faktor hasil yang saya dapat

dalam menunjuk tenaga ahli perpajakan.

1 2 3 4

Dari sekian aspek di kuesioner, menurut Bapak/Ibu faktor-faktor yang dipertimbangkan

dalam memilih tenaga ahli perpajakan diurutkan dari yang paling dipertimbangkan:

1. .............................................................

2. ............................................................

3. .............................................................

4. .............................................................

5. .............................................................

6. .............................................................

7. .............................................................

8. .............................................................

9. ............................................................

Atas bantuan, partisipasi Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya.

Ttd,

( Tanda Tangan / Nama Terang / Stempel Badan )

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN WAJIB PAJAK …

4

DAFTAR RESPONDEN WAJIB PAJAK BADAN DI SALATIGA

Terlampir merupakan daftar Wajib Pajak Badan di Salatiga yang menjadi

sampel dalam penelitian ini:

Responden

Wajib Pajak Badan

Jenis

Usaha Status Usaha

Manajemen

Usaha

Lama Usaha

(Tahun)

Omzet Usaha

per Tahun* (Rp)

1 Jasa Cabang Terpisah N/A N/A

2 Jasa Cabang Terpisah 69 12.072 T

3 Jasa Cabang Sendiri 6 400 Juta

4 Jasa Cabang Terpisah N/A N/A

5 Jasa Induk Terpisah N/A N/A

6 Jasa Cabang Terpisah 3 500-750 Juta

7 Jasa Cabang Terpisah 20 N/A

8 Jasa Cabang Terpisah N/A N/A

9 Jasa Induk Sendiri 65 3.5 M

10 Jasa Cabang Sendiri 10 18 M

11 Jasa Induk Sendiri 5 300 Juta

12 Dagang Induk Sendiri 30 1.2 M

13 Dagang Cabang Sendiri 45 36 M

14 Dagang Induk Terpisah 9 N/A

15 Dagang Induk Sendiri 10 500 juta

16 Dagang Induk Sendiri 12 800 juta

17 Jasa Cabang Sendiri 40 700 juta

18 Jasa Induk Terpisah 35 27 M

19 Jasa Cabang Sendiri 7 500 juta

20 Jasa Cabang Terpisah N/A N/A

21 Jasa Induk Sendiri 39 N/A

22 Jasa Induk Sendiri 20 1.9 M

23 Jasa Induk Terpisah 12 600 Juta

24 Dagang Induk Sendiri 15 650 Juta

25 Dagang Induk Sendiri 9 800 juta

26 Manufaktur Induk Terpisah 40 4.8 M

27 Manufaktur Cabang Sendiri 19 700 juta

28 Manufaktur Cabang Sendiri 54 3 M

29 Dagang Induk Sendiri 24 600 Juta

30 Dagang Induk Sendiri 20 850 Juta

Sumber. Profil usaha responden pada kuesioner