repository.uinjkt.ac.id › dspace › bitstream › 123456789 › 16954... · analisis...
TRANSCRIPT
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN
KONSUMEN DALAM MEMILIH PONSEL
(Studi Kasus Terhadap Pengguna Ponsel di Lingkungan Mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah)
Skripsi
Oleh:
Hadi Purnomo
NIM : 105081002426
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1430H/2009M
Daftar Riwayat Hidup
Nama : Hadi Purnomo
Nim : 105081002426
TTL : Ponorogo, 21 Juni 1985
Nama ayah : Kadenun
Nama ibu : Misti
Alamat : RT 02/02 Dukuh pondok Desa Sendang Kec. Jambon Kab.
Ponorogo Jawa Timur
Pendidikan Formal :
1. TK Dharmawanita Ds. Sendang Jambon Ponorogo Lulus 1992
2. SDN Sendang 01 Ds. Sendang Jambon Ponorogo Lulus 1998
3. SMPN 01 Kauman Ponorogo Lulus 2001
4. Ponpes Al-Islam Joresan Mlarak Ponorogo Lulus 2005
5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2005-Sekarang
Pengalaman Organisasi
1. Dewan Ambalan Koordinator Ponpes Al-Islam Periode 2003/2004
2. Ketua Osis Ponpes Al-Islam periode 2004/2005
3. Departemen Agama BEMF Ekonomi periode 2007/2008
Abstract
This study aims to find out what factors are considered in select consumer phones.
The object of this research is the mobile phone users in the environment of the student UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. The primary data obtained with a spread
of 100 questionnaire respondents who are students UIN Syarif Hidayatullah Jakarta who use a mobile phone.
Data analyzed using factor analysis using SPSS 16:00 assistance for windows. From the results of the research note that of 39 sub variables reduced into 34 sub-
variables that are in the 8 factors. The remaining excluded from the model because it does not meet the criteria of MSA ≥ 0.5. factor analysis of test results
obtained from the 34 sub-variables that hold in the model are grouped into 8
factors which are the factors that consumers consider in choosing a mobile phone.
These factors are: (1) The Place / distribution channel with the eigen value of
3.847, (2) The advertising with the eigen value 3.503, (3) The product with the
eigen value of 3.423, (4) The price of the eigen value 2.974, ( 5) The individual
consumer with the eigen value of 2.839, (6) The sales personal with eigen value
2.280, (7) Environmental Factors with eigen value of 2.141, (8) The sales
campaign with the eigen value of 1.585
Varians cumulative percentage of the extracted factors was 64.779%, which
means that the results of research that is able to explain the factors that consumers
consider in selecting the phone as much as 64.779% and the rest influenced by
other factors.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel. Objek penelitian ini adalah para pengguna ponsel di lingkungan mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengambilan data primer diperoleh dengan menyebarkan kuesioner terhadap 100 responden yang merupakan mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang menggunakan ponsel. Data dianalisis menggunakan analisis faktor dengan menggunakan bantuan SPSS
16.00 for windows. Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari 39 sub variabel direduksi menjadi 34 sub variabel yang tersebar dalam 8 faktor. Sisanya
dikeluarkan dari model karena tidak memenuhi kriteria MSA ≥0,5. dari uji
analisis faktor diperoleh hasil bahwa dari 34 sub variabel yang ditahan dalam
model dikelompokkan ke dalam 8 faktor yang merupakan faktor-faktor yang
dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel. Faktor-faktor tersebut adalah:
(1) Faktor Tempat/saluran distribusi dengan eigen value 3,847, (2) Faktor
periklanan dengan eigen value 3,503, (3) Faktor produk dengan eigen value 3,423,
(4) Faktor harga dengan eigen value 2,974, (5) Faktor konsumen individu dengan
eigen value 2,839, (6) Faktor penjualan personal dengan eigen value 2,280, (7)
Faktor Lingkungan dengan eigen value sebesar 2,141, (8) Faktor promosi
penjualan dengan eigen value sebesar 1,585
Persentase kumulatif varians dari faktor yang diekstrak sebesar 64,779% yang
berarti bahwa hasil dari penelitian yang terbentuk mampu menjelaskan faktor-
faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel sebesar 64,779% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
Kata Pengantar
Segala puja-puji dan syukur hanya untuk Allah swt. Hanya kepada-Nya
kita memohon limpahan hidayah, taufik dan pertolongan. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurah pada nabi Muhammad SAW., semua keluarga, para
sahabat dan seluruh pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.
Sejujurnya diakui, bahwa penyusunan skripsi ini tidak mungkin bisa
selesai tanpa bantuan dan keterlibatan banyak pihak, baik secara individu maupun
kelembagaan. Oleh karena itu, di sinilah kiranya penghargaan yang tinggi dan
ungkapan terima kasih yang mendalam layak disampaikan, yakni;
1. Kepada kedua orang tua penulis yang telah memberikan suport yang luar
biasa baik secara moril maupun secara materiil, dan juga doanya yang
selalu dipanjatkan agar anak-anaknya selalu sukses dalam belajar maupun
berkarya. Selanjutnya kepada kakak-kakakku Srini, Parwoto dan adikku
Adi, dan Kurnia yang selalu memberikan keceriaan bagi penulis. Semoga
Allah memberikan rahmat dan panjang umur untuk mereka.
2. Kepada Bpk Prof. Dr. Abdul Hamid. MS selaku dekan fakultas ekonomi
dan ilmu sosial dan kepada Bpk Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku
pudek bagian akademik yang telah memfasilitasi penulis dan mahasiswa
lainnya dalam menuntut ilmu. Beribu-ribu terimakasih penulis haturkan
3. Kepada kedua pembimbing penulis, Dr. Yahya Hamja, MM, dan Ibu Cut
Erika Ananda Fatimah, SE., MBA. ungkapan terima kasih nan tulus
rasanya masih belum cukup untuk membalas kebaikan beliau. Tak
diragukan bahwa ketulusan hati, kelapangan jiwa dan kepiawaian mereka
dalam memberikan motivasi dan bimbingan, sungguh, telah merobohkan
dinding kesulitan yang penulis rasakan. Kepada Allah swt. Jua doa nan
khidmat dipanjatkan, semoga beliau berdua berada dalam damai,
senantiasa dikaruniai berkah umur panjang serta dilimpahi kekuatan lahir
dan batin dalam mengemban tugas-tugas keseharian
4. Kepada Ketua Jurusan Manajemen, Bpk Indoyama Nasarudin SE, MAB.
Beribu-ribu terimakasih penulis haturkan atas ketulusan beliau dalam
membantu dan memberikan suport kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini tepat pada waktunya..
5. Kepada Bpk Dr. Ahmad Mujib, M.Ag dan dr. Siti Nur Aisyah yang telah
mau menjadi orang tua angkat penulis dan juga memberikan fasilitas
dalam menuntut ilmu dan selalu memberikan motivasi untuk belajar.
6. Kepada saudara-saudara penulis yang ada dijakarta: Atik, Bidin, Dani,
mbak Gita, mas Heri, Indah, dan Muna yang selalu menjadi teman dan
juga teman bercanda sehingga dunia ini terasa ga’ sempit lagi.
7. Kepada teman-teman seperjuangan: Fahrul, Mashari, Bramantio, Imam
yang telah menjadi motivator penulis dan telah berjuang bersusah payah
bersama dalam menyelasaikan penulisan skripsi ini. Dan kepada seluruh
pihak yang tidak bisa disebut satu persatu yang telah membantu penulis
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
Penulis sadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan-kekurangan, sehingga masukan dan kritik yang bersifat membangun
senantiasa penulis harapkan guna untuk perbaikan kedepannya. Selaku manusia
yang tak sempurna tentunya masih banyak kesalahan-kesalahan, baik selama
proses maupun hasil dari penelitian ini, sehingga penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak. Akhirnya, Semoga penelitian ini dapat
membawa manfaat baik bagi penulis pribadi khususnya maupun bagi pembaca
pada umumnya.
Ciputat, Juni 2009
Penulis
Hadi purnomo
DAFTAR ISI
Daftar riwayat hidup………………………………………………………………i
Abstract………………………………………………………………………...…ii
Abstrak…………………………………………………………………………...iii
Kata pengantar…………………………………………………………………...iv
Daftar isi………………………………………………………………………....vi
Daftar tabel………………………………………………………………….......viii
Daftar gambar……………………………………………………………………x
Bab. I. PENDAHULUAN……………………………………………………….1
A. Latar belakang penelitian………………………………………………..1
B. Perumusan masalah……………………………………………………..6
C. Tujuan dan manfaat……………………………………………………..7
Bab. II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………….10
Bab. III. METODOLOGI PENELITIAN………………………………………41
A. Ruang lingkup penelitian……………………………………………….41
B. Metode penentuan sampel…………………………………………...…41
C. Metode pengumpulan data……………………………………………..42
D. Metode analisis…………………………………………………….…...43
E. Operasional variabel penelitian………………………………….…..…54
Bab. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………….56
A. Sekilas gambaran umum objek penelitian………………………………56
1. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta…………………………………...56
2. Sejarah dan perkembangan ponsel………………………………….64
B. Karakteristik responden…………………………………………..…….73
C. Uji validitas dan reliabilitas…………………………………………….74
D. Hasil dan pembahasan……………………………………………...…..78
E. Aplikasi Analisis Faktor……………………………………………….105
1. Menentukan Variabel……………………………………………...106
2. Pembentukan Faktor…………………………………………...….110
3. Estimasi Communality……………………………………….……111
4. Penentuan Jumlah Faktor………………………………………….115
5. Interpretasi Faktor…………………………………………………117
6. Interpretasi dengan penelitian terdahulu…………………………..124
Bab. V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI…………………………..………127
A. Kesimpulan…………………………………………………………..127
B. Implikasi……………………………………………………………..128
Daftar Pustaka…………………………………………………………..……..132
Lampiran…………………………………………………………...………….135
Daftar Tabel
Nomor
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Tabel 4.1
Tabel 4.2 Tabel 4.3
Tabel 4.4 Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12
Tabel 4.13
Tabel 4.14
Tabel 4.15
Tabel 4.16
Tabel 4.17
Tabel 4.18 Tabel 4.19
Tabel 4.20 Tabel 4.21
Tabel 4.22 Tabel 4.23
Tabel 4.24 Tabel 4.25
Tabel 4.26
Tabel 4.27
Tabel 4.28
Tabel 4.29
Tabel 4.30
Tabel 4.31
Tabel 4.32
Tabel 4.33
Tabel 4.34
Tabel 4.35
Tabel 4.36
Tabel 4.37
Tabel 4.38 Tabel 4.39
Tabel 4.40
Keterangan
Skala likert
Operasional variabel penelitian Jenis kelamin
Pendapatan Tingkat pendapatan sendiri
Tingkat pendapatan keluarga Jenis ponsel
Uji validitas
Uji MSA
Kualitas produk yang handal dan tahan lama
Model yang bervariasi dan berinovasi setiap tahun
Berbagai ukuran yang beragam
Mudah diperbaiki bila terjadi kerusakan
Suku cadang cukup banyak dan mudah diperoleh
Daya tahan baterai yang tahan lama
Memori yang besar
Warna yang jernih
Suara yang jernih
Fitur yang lengkap
Harga yang terjangkau Harga jual kembali yang stabil
Harga suku cadang yang murah dan terjangkau Kesesuaian harga dengan produk yang ditawarkan
Counter ponsel yang banyak dan mudah dijangkau Sevis center yang mudah dijangkau
Pengiriman produk tepat waktu Produk mudah didapatkan
Iklan melalui media televisi dan radio yang menarik
Iklan melalui majalah, tabloid yang menarik
Iklan melalui out door yang menarik
Iklan melalui media internet yang menarik
Jaminan garansi yang diberikan
Peragaan dan demonstrasi
Pemberian paket pulsa dan harga promo
Menggelar event pameran produk-produk baru
Pemberian hadiah-hadiah tertentu
Sales pria/wanita yang berpenampilan menarik
Kejelasan informasi yang diberikan oleh SPG
Penjualan door to door
Penjualan ke kampus-kampus Kebutuhan konsumen
Gaya hidup
Halaman
44
54 73
73 73
74 74
75
76
78
79
79
80
81
81
82
83
83
84
85 86
86 87
88 89
89 90
90
91
92
92
93
94
95
95
96
97
97
98
98 99
100
Tabel 4.41
Tabel 4.42
Tabel 4.43
Tabel 4.44 Tabel 4.45
Tabel 4.46 Tabel 4.47
Tabel 4.48 Tabel 4.49
Tabel 4.50 Tabel 4.51
Tabel 4.52
Tabel 4.53
Tingkat pendapatan pribadi
Prestise
Peran rekomendasi dari keluarga
Peran rekomendasi dari teman Pengalaman pemakaian terdahulu
Tingkat pendapatan keluarga KMO dan Bartlett’s Test
MSA pada anti-image matrics KMO dan Bartlet’t Test
Angka MSA pada anti image matrics Communalities
Total Variance Explained
Rotated Component matrix
101
101
102
103 104
105 106
107 108
109 111
115
117
Daftar Gambar
Nomor
Gambar 2.1
Gambar 2.2 Gambar 2.3
Gambar 2.4 Gambar 2.5
Gambar 3.1
Keterangam
Penentu-penentu nilai yang diberikan ke pelanggan
Model perilaku konsumen Faktor-faktor yang memepengaruhi perilaku konsumen
Proses pembelian konsumen model lima tahap Kerangka pemikiran
Langkah-langkah dalam analisis faktor
Halaman
17
23 23
31 33
48
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan Dunia semakin cepat berubah, dalam dua dasawarsa
terakhir perkembangan teknologi sudah demikian pesatnya memberikan
dampaknya yang menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Salah satu hal
yang berkembang sangat pesat dan menjadi pemicu dari perkembangan yang
ada adalah komunikasi.(Hendra dalam situs www.siutao.com)
Dalam perkembangan terakhir dimana dunia informasi menjadi sangat
penting dalam aspek kehidupan, maka komunikasipun akhirnya tidak dapat
ditawar lagi dan menjadi bagian yang sangat penting dalam melengkapi
kehidupan manusia.
Pada dasarnya teknologi diciptakan adalah untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Manusia selalu berfikir dan terus berinovasi untuk menciptakan
teknologi agar dapat meringankan pekerjaannya. Dengan teknologi, dunia
yang dahulunya sangat luas bisa menjadi sempit, dengan adanya teknologi
manusia dapat berkomunikasi dan berhubungan antar daratan di dunia ini
dalam waktu yang bersamaan.
Metode, fasilitas dan perangkatnya pun sudah berkembang maju
sedemikian modernnya sehingga sekarang dunia seakan tidak ada batas lagi,
manusia dapat berhubungan satu-sama lain dengan begitu mudah dan
cepatnya.
Salah satu dampak dari perkembangan teknologi adalah dengan adanya
perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang komunikasi salah satunya
adalah telepon seluler. Telpon seluler berkembang dengan pesat dari masa ke
masa
Telepon seluler atau yang sering disebut dengan telepon genggam kini
bukan menjadi kebutuhan mewah lagi, namun sudah menjadi kebutuhan
pokok bagi setiap orang. Dari masa ke masa bukan hanya fasilitas yang
ditawarkan semakin lengkap, namun dari segi harga juga tidak semahal
dahulu, banyak pilihan untuk memiliki sebuah handphone yang sesuai dengan
keinginan. Mulai dari yang hanya berfungsi untuk sms dan telepon saja,
hingga ber internetan lewat HP sekarang pun bisa dilakukan. Berbagai fasilitas
yang ditawarkan dalam telepon genggam sekarang hampir mirip dengan
komputer berjalan ( mini komputer ) atau bahkan mungkin bisa dikatakan
memang sama persis fungsinya dengan komputer hanya bentuk dan dari segi
harga yang berbeda, bisa jadi harga sebuah handphone yang memiliki fasilitas
terlengkap sekarang harganya justru lebih mahal daripada sebuah komputer.
Perkembangan teknologi seluler itu sendiri sekarang berkembang dengan
sangat cepat, khususnya dalam bidang inovasi handset ( pesawat handphone ).
Setiap saat muncul teknologi baru yang hadir guna menyempurnakan
teknologi yang ada sekarang. Tidak mengherankan jika masing-masing vendor
berlomba menciptakan handset yang kaya akan fitur-fitur yang canggih.
Sejalan dengan itu, teknologi multimedia imaging dan konektivitas ikut
memarakkan suasana perang fitur guna memenangkan persaingan diantara
vendor, tujuannya tak lain memikat dan memanjakan penggunanya melalui
fitur-fiturnya yang membuat para penikmat teknologi tergiur untuk
menggunakan produknya.
Jika ponsel jaman dahulu hanya bisa digunakan untuk mendengarkan
MP3, merekam suara, mengatur jadwal, kalkulator, game ( masih sederhana ),
alarm, dan fasilitas-fasilitas kecil lainnya, kini semuanya mengalami
kemajuan. Pertamakali hadirnya handphone yang dilengkapi dengan kamera,
semua orang sepertinya berlomba-lomba untuk dapat memiliki handphone
tersebut. Alasannya sederhana, dapat mengabadikan setiap moment hanya
dengan sebuah handphone selain berfungsi untuk SMS dan telephone saja.
Memang semakin lengkapnya dan canggihnya teknologi komunikasi sekarang
membawa dampak yang positif, namun tak sedikit pula dampak negatif yang
dapat ditimbulkan dari kecanggihan teknologi komunikasi tersebut. Hadirnya
fasilitas 3G, teknologi seluler generasi ketiga, melalui konsep videocall yang
berfungsi untuk berkomunikasi dan saling bertatap muka Push To Talk (PTT)
yang merupakan fungsi ekonomis voice call mirip walkie talkie yang
menggunakan data transfer, game online multiplayer yang sangat
mementingkan akan keperluan kestabilan dan kecepatan data transfer dan lain
sebagainya, sangat memberikan kemudahan dalam berkomunikasi dengan
langsung bertatap muka bagi penggunanya. Namun perlu diingat kembali
bahwa tidak semua kecanggihan teknologi selalu membawa dampak yang
positif bagi kehidupan, banyak pula dampak negativnya. Sebagai contoh
dengan hadirnya layanan 3G dalam ponsel, dampak yang ditimbulkan adalah
bermacam-macam, baik positif dan negatifnya, (dwi kurnia dalam
www.wordpress.com )
Pertarungan para produsen telepon seluler besar sangat terasa, terutama
dalam merealisasikan konsep-konsep handset mereka. Bukan sekadar
menanamkan citra positif, tetapi juga bisa diterima secara luas di pasaran dan
tentu juga bisa menjadi tren di masyarakat pengguna ponsel. Tren ponsel
musik misalnya tampaknya akan menjadi tonggak sejarah kembalinya
kejayaan walkman atau musik berjalan dengan paradigma baru. Tentu sangat
berbeda dengan definisi walkman, yang pernah sangat terkenal itu, yang
sangat mengandalkan pita kaset sebagai media rekam. Kecenderungan baru ini
sebenarnya memang sudah melewati batas fungsi dari ponsel sebagai alat
komunikasi bicara. Bahkan, dengan bentuknya yang dirancang sangat mudah
untuk digenggam dan dibawa ke mana-mana ini juga membawa ponsel
menjadi alat serbaguna, termasuk alat memotret maupun perekam video.
Saat Sony Ericsson ingin mengembalikan citra Sony dengan walkman-
nya, paling tidak ada dua perusahaan raksasa lain yang sudah
mengantisipasinya, yaitu Motorola yang mempersiapkan dengan bekerja sama
dengan Apple, perusahaan komputer yang sukses dengan iPod. Dan, tidak
ketinggalan Nokia yang pernah mengawali dengan membenamkan fungsi
radio di dalam ponsel dengan ponsel musiknya. Memang bukan ide yang baru,
tetapi dengan diperkenalkannya ponsel walkman Sony Ericsson W800
mengingatkan kembali cara memainkan rekaman musik saat ini. Sebelumnya
memang sudah ada pemain ulang file musik MP3, seperti termasuk produk
iPod, namun mereka terkesan sangat eksklusif hanya bagi lingkungan
penggemar komputer PC. Sementara Motorola, yang sudah menjalin
hubungan dengan Apple, belum berani secara terang-terangan mengumumkan
bentuk ponsel yang akan diandalkan untuk musik. Sekalipun dalam produk
terakhir mereka konsep musik sudah menyatu dan bahkan yang unik juga
mempersiapkan earphone atau headphone dengan Bluetooth yang stereo. Dan,
yang tidak mau kalah dalam perlombaan ini adalah Nokia dengan seri N-nya
dengan kemampuan mengelola musik yang cukup mengejutkan. Produk
prototipenya Nokia N91 sudah secara terbuka diperkenalkan dan dalam waktu
singkat, yaitu kuartal kedua ini ponsel musik sudah beredar di pasaran. Yang
menonjol dari semua ponsel baru yang membawakan tema musik itu rupanya
sekaligus menyertakan kamera digital dengan kemampuan sampai 2 mega
pixel (MP). Sampai sejauh ini kamera ponsel di pasaran maksimal baru
dilengkapi dengan kamera beresolusi 1,3 MP, sekalipun secara prototipe sudah
ada yang mengeluarkan sampai 5 MP. Sepertinya si serbabisa ini semakin
menjawab tuntutan para pengguna ponsel yang tidak ingin ketinggalan
perlengkapan mereka.
Di Indonesia, kehadiran ponsel multifungsi tidak kalah gencar dengan
negara lain. Nokia, Sony Ericson, Siemens, Samsung, Panasonic, Motorola,
berlomba-lomba merebut hati pasar dengan ponsel dengan berbagai fasilitas
dan fitur yang saling berkompetitif, begitu juga dengan ponsel-ponsel merek
lokal, seperti Hitech, K-touch, dan juga Star Tech, mereka tidak kalah
bersaing. Meskipun termasuk dalam pemain baru namun ponsel-ponsel merek
lokal tersebut mampu merebut 20% market sahare di Indonesia
(suarasurabaya.net). Berbagai vendor ponsel saling berlomba-lomba dan
saling memasang strategi untuk merebut hati konsumen. Dengan semakin
ketatnya persaingan antar perusahaan ponsel, untuk itu penulis mencoba
menggali informasi dari konsumen faktor-faktor apa sajakah yang menjadi
dasar pertimbangan konsumen dalam memilih ponsel. Penelitian ini akan
menggunakan alat analisis yaitu analisis faktor, karena penulis mencoba
menggali faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan konsumen dalam
memilih ponsel. Dengan menggali variabel-variabel dari konsumen, penulis
ingin memunculkan faktor-faktor yang dipetimbangkan konsumen dalam
memilih ponsel.
Menarik kesimpulan dari latar belakang masalah di atas, maka penulis
tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen
dalam memilih ponsel dengan judul
Analisis Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan Konsumen Dalam
Memilih Ponsel (Studi Kasus Terhadap Pengguna Ponsel di Lingkungan
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
B. Perumusan Masalah
Dari masalah yang ada, maka penulis akan merumuskan suatu
masalah
1. Faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan konsumen dalam
memilih ponsel?
2. Faktor apa yang paling dominan yang menjadi pertimbangan
konsumen dalam memilih ponsel?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor apa saja
yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel di lingkungan
mahasiswa UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini berguna untuk memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan penulis yaitu tentang ilmu pemasaran. Serta dapat
manambah wawasan penulis tentang faktor-faktor apa saja yang
dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel
b. Bagi Perusahaan
Manfaat penelitian ini bagi perusahaan adalah memberikan
sumbangsih kepada perusahaan dapat mengetahui faktor-faktor apa
saja yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel
c. Bagi Akademisi
Manfaat penelitian ini bagi kalangan akademisi adalah untuk
menambah referensi bagi universitas dan mahasiswa sehingga
penelitian ini dapat dijadikan study literature untuk penelitian lebih
lanjut. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para akademisi
serta dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pemahaman yang
berhubungan dengan ilmu manajemen pemasaran.
Teori yang mendukung penelitian ini adalah teori tentang perilaku
konsumen dan bauran pemasaran dari Philip Kotler (1997). Kotler
menyatakan bahwa keputusan membeli konsumen secara amat rinci
menjawab pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana mereka
membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli, serta mengapa
mereka membeli. Kotler juga menyatakan bahwa untuk mempengaruhi
perilaku konsumen perlu diberikan rangsangan pemasaran yang terdiri dari 4P:
product, price, place, promotion (produk, harga, distribusi, dan promosi)
rangsangan lain yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sesuatu
mencakup dari kekuatan-kekuatan dari peristiwa besar dalam lingkungan
pembeli: ekonomi (pendapatan), teknologi, politik, dan budaya (Kotler, 1997:
143). Dari teori tersebut penulis menjabarkan guna untuk menggali faktor-
faktor apa saja yang dipertimbangkan konsumen dalam memlih ponsel ( dalam
kasus ini; faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih
ponsel)guna untuk mempermudah memperoleh informasi mengenai faktor-
faktor apa saja yang diperttimbangkan konsumen dalam memilih ponsel
penulis mengkelompokkan menjadi 8 kelompok, kedelapan kelompok itu
didasarkan pada penjabaran dari 4 P dan juga ditambah konsumen individu
dan lingkungan. : produk, harga, tempat (distribusi), periklanan, promosi
penjualan, penjualan personal, konsumen individu dan lingkungan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Landasan Teori
a. Defenisi Pemasaran
Pemasaran menurut Philip Kotler (2007: 6 ) di definisikan
sebagai proses sosial dan manajerial yang mana seseorang atau
kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan
melalui penciptaan dan pertukaraan produk dan nilai dengan pihak
lain.”.
Menurut Basu Swasta (2005: 124) Pemasaran merupakan suatu
sistem keseluruhan dari kegiatan yang dirancang untuk merencanakan,
menetapkan, dan mempromosikan serta mendistribusikan barang dan
jasa, ide-ide yang dapat memuaskan keinginan pasar sasaran dalam
pencapaian tujuan perusahaan.
Dari definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam
pemasaran mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) menyelidiki dan mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen.
2) merencanakan dan mengembangkan sebuah produk atau jasa yang
dapat memenuhi dan memuaskan keinginan tersebut.
3) memutuskan cara terbaik untuk menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa tersebut
Sehingga dari kegiatan-kegiatan tersebut akan terjadi
pertukaran barang dan jasa yang bertujuan untuk memenuhi dan
memuaskan konsumen.
b. Manajemen Pemasaran
Menurut Kotler (2002: 34) manjemen pemasaran adalah proses
perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi
serta penyaluran gagasan, barang atau jasa untuk menciptakan
pertukaran yang bertujuan memuaskan individu dan organisasi.
Menurut Buchari Alma (2005 : 130) manajemen pemasaran
adalah proses untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari
kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh individu atau perusahaan..
Dari definisi ini dapat terlihat bahwa manajemen pemasaran
sebagai suatu proses yang meliputi analisis, perencanaan, implementasi
dan pengendalian mencakup gagasan, barang dan jasa. Manajemen
pemasaran dilandasi oleh gagasan pertukaran dan tujuannnya adalah
menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat.
Pemasaran berasal dari kenyataan bahwa manusia memiliki
kebutuhan dan keinginan. Karena banyak produk yang dapat
memenuhi suatu kebutuhan, pemilihan produk ditentukan oleh konsep
nilai, biaya dan kepuasan.
c. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa untuk mencapai tujuan
organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar
sasaran (target market) dan memuaskan pelanggan secara lebih efektif
dan efisien daripada yang dilakukan pesaing. (Kotler, 2001: 23)
Sedangkan menurut Theodore levitt sebagaimana di kutip oleh
Mowen&Minor (2002 : 6) memberikan penjelasan tentang konsep
pemasaran sebagai pandangan bahwa industri merupakan sebuah proes
yang memuaskan konsumen, bukan proses memproduksi barang.
Sebuah industri dimulai dari konsumen dan kebutuhannya, bukan hak
paten, bahan baku, atau menjual ketrampilan.
d. Konsep Penjualan
Konsep penjualan Merupakan gagasan bahwa konsumen tidak
akan membeli cukup banyak produk perusahaan kecuali jika
perusahaan tersebut melakukan usaha penjulan dan promosi dalam
skala besar. Konsep ini biasanya dilakukan pada barang yang tidak di
cari-barang yang biasanya oleh pembeli biasanya tidak terpikir untuk
dibeli.(Kotler, 2001: 22)
e. Konsep produk
Konsep produk merupakan gagasan bahwa konsumen akan
menyukai produk yang mutu terbaik, kinerja terbaik, dan sifat paling
inovatif dan bahwa organisasi harus mencurahkan energi untuk terus-
menerus melakukan perbaikan produk. (Kotler, 2002: 16)
Konsumen akan berusaha mencari produk yang mempunyai
nilai lebih dan memberikan kepuasan dari suatu produk tersebut.
f. Konsep Produksi
Pelanggan akan menyukai produk yang tersedia dan harganya
terjangkau. Oleh karena itu, manajemen harus berusaha keras untuk
memperbaiki produksi dan efesiensi.
g. Bauran Pemasaran (marketing mix)
Bauran pemasaran (marketing mix) adalah variabel-variabel
yang dipakai perusahaan sebagai sarana untuk memenuhi atau
melayani kebutuhan dan keinginan. Variabel-variabel yang terdapat
didalamnya adalah : produk, harga, tempat(distribusi), promosi.
Sedangkan menurut kotler dan keller (2007: 23) bauran
pemasaran adalah perangkat alat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk mengejar tujuan pemasaranya.
Bauran pemasaran tersebut terdiri dari 4P yaitu:
1) Produk (product)
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli,
digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan
atau kebutuhan yang termasuk dalam produk. Selain produk fisik,
termasuk juga jasa yang mencakup keragaman produk, kualitas,
desain, ciri, nama merek, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi, dan
imbalan.
2) Harga (price)
Harga merupakan sejumlah nilai yang dikeluarkan oleh
konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan
produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli atau
penjual untuk satu harga yang sama untuk semua pembeli. Yang
termasuk unsur harga adalah daftar harga, rabat, potongan harga
penjualan, syarat kredit, lamanya jangka waktu pembayaran.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga
antara lain biaya, keuntungan, pratek saingan, dan perubahan
keinginan pasar
3) Promosi (promotion)
Promosi merupakan aktivitas yang mengkombinasikan
keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk
membelinya. Yang termasuk dalam kegiatan promosi adalah :
periklanan, personal selling, promosi penjualan, dan publisitas.
a) Iklan. Menurut Tom Brannan (2004: 51) iklan didefinisikan
sebagai sebuah pengiriman pesan melalui suatu media yang
dibayar sendiri oleh pemasang iklan.
b) Penjualan personal, yaitu interaksi langsung antara satu atau
lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan,
seperti penjualan produk yang langsung ditawarkan ke
konsumen.
c) Promosi penjualan. Tom Brannan (2004: 103) mengatakan
promosi penjualan berkaitan dengan bidang pemasaran namun
demikian penggunaan promosi penjualan bisa menimbulkan
efek besar pada persepsi tentang merek. Promosi penjualan
adalah sebuah teknik yang memiliki potensi sangat signifikan
untuk memperbaiki penjualan jangka pendek dan
efektifitasnyapun dapat diukur. Promosi penjualan dapat
membantu mencapai sejumlah sasaran antara lain:
1) Dapat mendorong percobaan produk baru
2) Dapat meningkatkan pembelian susulan
3) Dapat membantu membangun loyalitas pelanggan
4) Dapat memotivasi distributor dan tanaga penjualan
d) Publisitas atau sebagian orang mengatakannya humas adalah
kegiatan-kegiatan komunikasi yang bertujuan menciptakan
pemahaman melalui pengetahuan. Definisi humas memberikan
penekanan pada aspek humas:
1) Petugas humas harus melaksanakan riset guna memahami
situasi sebelum merumuskan suatu program khusus.
2) Petugas harus memberikan masukan atau pertimbangan
kepada pimpinan organisasi
3) Humas harus senantiasa memperhatikan kepentingan-
kepentingan umum disamping kepentingannya sendiri.
4) Tempat (place)
Tempat atau sebagian orang menyebutnya distribusi
merupakan aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia
bagi konsumen sasaran. Yang termasuk dalam keputusan tempat
atau disribusi adalah penentuan tempat yang strategis, sistem
transportasi perusahaan, sistem penyimpanan, dan pemilihan
saluran distribusi. Faktor-faktor pemilihan lokasi menurut Fandy
Tjiptono (2005 : 147) pemilihan lokasi harus dipertimbangkan
faktor-faktor sebagai berikut:
a) Akses lokasi mudah dijangkau sarana transportasi umum
b) Visibelitas lokasi dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang
normal
c) Tempat parkir yang nyaman dan aman, baik untuk kendaraan
roda dua mupun roda empat
d) Ekspansi, tersedianya tempat yang cukup luas untuk perluasan
usaha dikemudian hari
e) Lalu lintas kepadatan dan kemacetan lalu lintas dapat menjadi
hambatan.
Tempat disini mengacu pada saluran distribusi antara lain:
lokasi, pengankutan, dan saluran distribusi.
h. Pembelian
1) Nilai Pelanggan
Nilai pelanggan adalah selisih nilai pelanggan total dan
biaya pelanggan total. Nilai pelanggan total merupakan
sekumpulan manfaat yang diharapkan oleh pelanggan dari produk
atau jasa tertentu. Biaya pelanggan total adalah sekumpulan biaya
total yang diharapkan oleh konsumen yang dikeluarkan untuk
mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan, dan membuang
produk atau jasa.
Gambar 2.1
Penentu-Penentu Nilai yang Diberikan ke Pelanggan
Sumber: kotler,(2007: 173)
Nilai yang diberikan
kepada pelanggan
Nilai
pelanggan
total
Biaya
pelanggan
total
Nilai produk Biaya
moneter
Nilai
pelayanan
Biaya
waktu
Nilai
karyawan
Biaya
energi
Nilai citra
Biaya mental
Gambar tersebut menjelaskan bahwa pelanggan mengira-
ngira, penawaran mana yang akan memberikan nilai tertinggi.
Pelanggan ingin selalu mendapatkan nilai tertinggi, dibatasi oleh
biaya pencarian, pengetahuan yang terbatas, mobilitas dan
penghasilan mereka. Mereka membentuk suatu harapan nilai dan
bertindak atas dasar nilai itu. Sesudahnya mereka akan tahu apakah
suatu penawaran benar-benar memenuhi harapan nilainya., yang
berpengaruh pada kepuasan mereka dan memungkinkan mereka
membeli lagi.
2) Persepsi Pembeli
Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya
sensasi, dimana pengertian sensasi adalah aktivitas merasakan atau
penyebab keadaan emosi yang menggembirakan. Sensasi dapat
didefinisikan juga sebagai tanggapan yang cepat dari indera
penerima kita terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna, dan
suara. Dengan adanya hal tersebut maka akan timbul persepsi.
3) Peranan Pembeli
Peranan pembeli terdiri dari:
a) Pemberi pengaruh (influencers) anggota keluarga berusaha
untuk mempengaruhi dalam pemilihan produk dengan
memberikan informasi dan nasehat.
b) Penjaga pintu (gate keepers) anggota keluarga yang
mempunyai kemampuan untuk mengontrol informasi yang
tersedia untuk dijadikan pembuat keputusan. Biasanya orang
tua berperan pada tipe ini dalam memilih tontonan televisi
untuk anaknya.
c) Pembuat keputusan (deciders) anggota keluarga yang
mempunyai kekuatan untuk membuat keputusan kapan dan apa
yang harus dibeli.
d) Pembeli (buyers) anggota keluarga yang biasanya sering
membuat pembelian.
e) Penyiap kebutuhan (preparers) anggota keluarga ini
menyesuaikan produk agar bisa digunakan oleh anggota
keluarga yang lain.
f) Pengguna (users) adalah orang-oarang yang mengkonsumsi
atau menggunakan produk dan membelinya sebagai persiapan
untuk keluarga.
g) Pemelihara (maintainers) orang yang menyediakan
perlengkapan rumah.
4) Jenis Perilaku Pembelian
Menurut Kotler (2001; 219) membagi perilaku pembelian
berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan
bebagai merek sebagai berikut:
a) Perilaku Pembelian Kompleks; Para konsumen mempunyai
perilaku pembelian kompleks ketika mereka sangat terlibat
dalam suatu pembelian dan menyadari adanya perbedaan nyata
antara berbagai merek.
b) Perilaku Pembelian yang Mengurangi Ketidaksesuaian;
Kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam suatu
pembelian tetapi tidak melihat banyak perbedaan dalam merek.
c) Perilaku Pembelian Menurut Kebiasaan; Banyak produk yang
dibeli dengan keterlibatan rendah dan tidak ada perbedaan
merek yang signifikan.
d) Perilaku Pembelian yang Mencari Variasi; Beberapa situasi
pembelian ditandai dengan keterlibatan konsumen yang rendah
tetapi perbedaan merek bersifat nyata.
5) Pembentukan Harapan Pelanggan (Customer Expectation)
Harapan mengenai performance produk atau kualitas
produk dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain:
a) Karakteristik Produk
Karakteristik produk yang berpengaruh terhadap
harapan konsumen adalah harga atau atribut atau karakteristik
fisik yang dimiliki oleh produk tersebut. Misalnya, jika produk
tersebut memiliki harga yang tinggi maka konsumen akan
memiliki harapan untuk mendapatkan standar performance
yang tinggi pula.
b) Faktor Promosi
Harapan pelanggan mengenai performance suatu
produk dipengaruhi oleh bagaimana perushaan
mempromosikan produk baik melalui klan atau komunikasi
sales personal.
Selain itu, komunikasi dari mulut ke mulut memainkan
peran penting dalam membentuk harapan pelangan. Jenis
komunikasi ini terjadi apabila konsumen kurang mempercayai
pesan dari iklan atau personal selling yang diterimanya,
sehingga mereka cenderung mencari informasi tambahan untuk
memperkecil resiko pembelian produk.
c) Pengalaman Sebelumnya
Pengalaman sebelumnya dengan produk atau produk
lain yang setara, harapan pelanggan juga dipengaruhi oleh
pengalaman sebelumnya karena pelanggan cenderung untuk
mengevaluasi pengalamannya dengan produk yang sama,
produk yang lain dari industri yang berbeda pula. Pengalaman
ini bisa membentuk normal atau standar mengenai tingkat
performance yang harus ditampilkan oleh suatu produk atau
merek tertentu.
d) Karakteristik Konsumen
Karakterstik konsumen juga mempengaruhi harapan
mengenai performance produk. Sebagian konsumen memiliki
aura toleransi yang lebih besar dibandingkan dengan sebagian
konsumen yang lain. (Mowen&Minor, 1998; 424) persepsi
pelanggan mengenai performance atau kualitas suatu produk
ditentukan oleh mutu produk tersebut.
i. Perilaku Konsumen
1) Definisi Perilaku Konsumen
Loudan dan Bitta sebagaimana dikutip dalam Mangkunegara
(2005; 3). Mengemukakan bahwa perilaku konsumen didefinisikan
sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara
fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan
atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa.
Menurut Basu Swasta dan T. Hani D. (2000) dalam jurnalnya
Retno Sri Haryanti, dkk. Perilaku konsumen dapat didefinisikan
sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam
mendapatlkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk
di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan
penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
Sedangkan menurut Mangkunegara (2005; 4) perilaku
konsumen didefinisikan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan
oleh individu, kelompok atau orang yang berhubungan dengan proses
pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-
barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan.
Dari ketiga definisi tersebut dapat diambil benang merah
bahwa perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi dalam
mendapatkan dan menggunakan produk barang atau jasa termasuk di
dalamnya proses pengambilan kepustusan tersebut.
Gambar 2.2
Model perilaku konsumen menurut kotler
Marketing
Stimul Other Stimul
Buyer
Charateristic Buyer Decision Process Buyer Decision
- Product
- Price
- Place
- Promotion
- Economic
- Technology
- Political
- Cultural
- Cultural
- Social
- Personal
- Psycologi
- Problem Recod Nition
- information Search
- Evaluacion
- Decision
- Post Purchase Behavior
- Product Chice
- Brand Chice
- Dealer Choicxe
- Purchase Timing
- Purchase Amount
Sumber: PhilipKotler, 2000: 61
2) Karakteristik yang Memepengaruhi Tingkah Laku Konsumen
Proses pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh
beberapa karakteristik diantaranya adalah budaya, sosial, pribadi,
dan psikologis.
Gambar 2.3
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Sumber: Philip Kotler (2001)
Sumber kotler (2001)
Budaya
Budaya
Sub budaya
Kelas sosial
Sosial
Kelompok acuan
Keluarga
Peran dan status
Pribadi
Umur dan
tahap daur
hidup
Pekerjaan
Situasi
ekonomi
Gaya hidup Kepribadian
dan konsep diri
Psikologis
Motivasi Persepsi
Pengetahuan
Keyakinan
dan sikap
Pembeli
Kotler dan Keller (2007; 214) menyatakan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai
berikut:
a) Faktor budaya
Setiap masyarakat mempunyai budaya yang berbeda-
beda yang mana budaya tersebut dapat digunakan sebagai
aturan, kebiasaan bahkan sebagai ciri khas sebuah kelompok
masyarakat. Pada faktor budaya dibedakan menjadi budaya itu
sendiri dan sub budaya dan kelas sosial.
1) Budaya
Budaya merupakan merupakan penentu keinginan
dan perilaku paling dasar, anak-anak yang sedang tumbuh
mendapatkan seperangkat nilai, persepsi dan preferensi dari
keluarga dan lembaga-lembaga lain. (Kotler&Keller, 2007:
214)
2) Sub Budaya
Sub budaya didefinisikan sebagai sekelompok orang
yang mempunyai sistem nilai sama berdasarkan pada
pengalaman hidup dan situasi.yang termasuk ke dalam sub
budaya diantaranya adalah nasionalitas atau
kewarganegaraan, kelompok ras, dan wilayah geografi.
3) Kelas Sosial
Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif
permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut
nilai-nilai, minat, dan tingkah laku yang serupa.
b) Faktor sosial
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor
sosial diantaranya:
1) Kelompok Referensi
Kelompok referensi juga memepengaruhi perilaku
konsumen dalam melakukan pembelian, dan biasanya
sering dijadikan acuan oleh konsumen dalam bertingkah
laku. Kelompok acuan terdiri dari semua kelompok yang
memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap
sikap atau perilaku seseorang. Sehingga perusahaan harus
tahu siapa saja yang terlibat dan menjadi referensi
seseorang dalam melakukan pembelian.
2) Keluarga
Keluarga merupakan organisasi kecil dalam
pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat. Anggota keluarga saling mempengaruhi dalam
proses pengambilan keputusan pembelian. Keluarga terdiri
dari keluarga orientasi dan keluarga prokreasi. Keluarga
orientasi meliputi orang tua, dan saudara kandung. Dari
orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas agama,
politik, dan ekonomi serta ambisi pribadi,harga diri dan
cinta. Sedangkan keluarga prokreasi meliputi pasangan dan
anak seseorang. Keluarga ini mempunyai pengaruh
terhadap pembelian sehari-hari.
3) Peran dan Status
Peran merupakan aktivitas yang diharapkan
dilakukan seseorang menurut orang-orang yang ada di
sekitarnya. Sedangkan status adalah penghargaan yang
diberikan oleh masyarakat. Setiap peran akan menghasilkan
sebuah status.
c) Faktor pribadi
Dalam melakukan pembelian seseorang juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor pribadi diantaranya:
1) Usia dan Tahap Siklus Hidup
Usia dan siklus hidup seseorang akan
mempengaruhi pola konsumsi dan gaya hidup sesorang.
Seorang anak kecil tentunya akan kebutuhan dan konsumsi
yang lebih kecil dari pada orang dewasa.
2) Situasi Ekonomi
Situasi atau keadaan ekonomi seseorang yang
berbeda-beda juga berpengaruh terhadap pola pembelian
seseorang. Seseorang yang berpenghasilan tinggi tentunya
akan mempunyai pola konsumsi yang berbeda bila
dibandingkan seseorang yang berpendapatan rendah.
3) Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang yang
terungkap pada aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup
akan mempengaruhi pola pembelian seseorang yang mana
antara individu yang satu dengan individu yang lain akan
mempunyai gaya hidup yang berbeda-beda.
4) Pekerjaan
Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi barang
dan jasa yang dibelinya. Seorang pekerja kasar akan
cenderung membeli barang-barang yang tidak sama dengan
barang-barang yang dibeli oleh pekerja kantoran.
5) Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian merupakan ciri bawaan psikologis
manusia yang khas yang nmenghasilkan tanggapan yang
relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan
lingkungannya (Kotler 2007: 223)
d) Faktor Psikologis
Individu dalam melakukan pembelian terhadap barang
dan jasa juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis
antara lain:
1) Motivasi
Motif adalah kebutuhan cukup mampu mendorong
seseorang untuk bertindak (Kotler dan Keller 2007: 226)
motivasi akan dapat mempengaruhi individu untuk
melakukan atau tidak melakukan pembelian karena sifat
dari motif itu sendiri adalah mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu.
2) Pengetahuan
Seseorang dalam melakukan suatu tindakan akan
melalui proses belajar terlebih dahulu. Individu juga
mengalami proses pembelajaran sebelum melakukan suatu
pembelian. Proses belajar ini terjadi apabila pembeli ingin
menanggapi dan memperoleh suatu kepuasan, atau
sebaliknya.
3) Keyakinan dan Sikap
Kepercayaan dan sikap merupakan faktor yang ikut
mempengaruhi pandangan dan perilaku pembelian. Melalui
tindakan dan pembelajaran, individu mendapatkan
keyakinan dan sikap.
4) Persepsi
Persepsi merupakan proses yang dilalui orang dalam
memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan
informasi guna membentuk gambaran berarti mengenai
dunia. Tidak jarang individu dihadapkan pada beberapa
pilihan dalam melakukan pembelian suatu barang. Dengan
adanya persepsi maka seseorang akan dapat memilih sesuai
persepsi yang tertanam dalam dirinya.
3) Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan
keputusan dalam pembelian mereka. Proses tersebut merupakan
sebuah pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri atas lima
tahap (Basu, S.D. dan T. Hani. H, 1997) yang dikutip oleh Retno
Sri Haryanti, dkk. Dalam jurnalnya yaitu:
a) Menganalisa Keinginan dan Kebutuhan
Dimana pembeli mengenali adanya masalah atau
kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan yang
nyata dan keadaan yang diinginkan.
b) Pencarian Informasi
Yaitu apabila dorongan konsumen kuat dan produk
yang dapat memuaskan ada dalam jangkuan konsumen
kemungkinan akan membelinya. Bila tidak konsumen dapat
menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan
pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan
tersebut. Konsumen dapat memeperoleh informasi dari
beberapa sumber, yaitu: (Kotler; 1997:163) yang terdiri dari
sumber pribadi, sumber komersial, sumber publik, dan sumber
pengalaman.
c) Penilaian dan Seleksi Terhadap Alternatif Pembelian
Calon pembeli akan memberikan penilaian terhadap
suatu barang atau jasa dan juga akan menyeleksi barang-barang
yang nantinya akan dibelinya
d) Keputusan untuk Membeli
Pada akhirnya pelanggan akan memberi suatu
keputusan terhadap penilaian dan penyeleksian yang telah
dilakukannya, apakah ia akan cenderung tertarik untuk
membeli atau malah sebaliknya.
e) Perilaku Pasca Pembelian
Pelanggan tidak akan berhenti begitu saja setelah ia
membeli suatu barang atau jasa, tetapi ia akan memberikan
kesimpulan pasca pembelian, apakah barang yang telah
dibelinya sesuai dengan yang diharapkannya.
Gambar 2.4
Proses Pembelian Konsumen Model Lima Tahap
Sumber : Kotler (2007: 235)
Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen
untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan
pemasaran. penelitian pemasaran memberikan informasi kepada
organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi
tentang karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek.
Strategi pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada
konsumen. Ketika konsumen telah mengambil keputusan
kemudian evaluasi pembelian masa lalu, digambarkan sebagai
umpan balik kepada konsumen individu. Selama evaluasi,
konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola pengumpulan
Pengenalan masalah
Pencarian
informasi
Evaluasi alternatif
Keputusan
pembelian
Perilaku
pasca
pembelian
informasi mungkin berubah, evaluasi merek, dan pemilihan merek.
Pengalaman konsumsi secara langsung akan berpengaruh apakah
konsumen akan membeli merek yang sama lagi. Panah umpan
balik mengarah kembali kepada organisasi pemasaran. Pemasar
akan mengiikuti rensponsi konsumen dalam bentuk saham pasar
dan data penjualan. Tetapi informasi ini tidak menceritakan kepada
pemasar tentang mengapa konsumen membeli atau informasi
tentang kekuatan dan kelemahan dari merek pemasar secara relatif
terhadap saingan. Karena itu penelitian pemasaran diperlukan pada
tahap ini untuk menentukan reaksi konsumen terhadap merek dan
kecenderungan pembelian dimasa yang akan datang. Informasi ini
mengarahkan pada manajemen untuk merumuskan kembali strategi
pemasaran kearah pemenuhan kebutuhan konsumen yang lebih
baik.
j. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan sebuah sinetesa dari serangkaian
teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya
merupakan gambaran secara sistematis dari kinerja teori dalam
memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang
ditetapkan (Abdul Hamid, 2007: 27)
Gambar 2.5
Kerangka Pemikiran
Landansan Hasil Penelitian Sebelumnya
Analisis
faktor
Faktor ke-1
Faktor ke-2
Faktor ke-3
Faktor ke-n
1. Produk X1 : Kualitas produk yang handal
X2 : Model yang beragam
X3 : Ukuran yang beragam
X4 : Mudah diperbaiki
X5 : Suku cadang mudah diperoleh
X6 : Daya tahan baterai
X7 : Memori yang besar
X8 : Warna yang jernih X9 : Suara yang jernih
X10 :Fitur yang lengkap
2. Harga
X11 : Harga yang terjangkau
X12 : Harga jual kembali yang stabil
X13 : Harga suku cadang yang terjangkau
X14 : Kesesuaian harga dengan produk
3. Tempat
X15 : Counter ponsel yang mudah dijangkau
X16 : Servis center yang mudah dijangkau
X17 : Pengiriman produk yang tepat waktu
X18 : Produk mudah didapat 4. Periklanan
X19 : iklan melalui media televisi dan radio yang
menarik
X20 : iklan melalui media cetak yang menarik
X21 : iklan melalui media outdoor (papan reklame
dan baliho) yang menarik
X22 : iklan melalui media internet yang menarik
5. Promosi Penjualan
X23 : Jaminan garansi yang diberikan
X24 : Peragaan dan demonstrasi
X25 : Pemberian paket pulsa dan harga promo X26 : Menggelar event pameran produk-produk
baru
X27 : Pemberian hadiah-hadiah tertentu
6. Penjualan Personal
X28 : Sales pria/wanita yang berpenampilan
menarik
X29 : kejelasan informasi yang diberikan oleh SPG
X30 : penjualan door to door
X31 : penjualan ke kampus-kampus
7. Konsumen Individu
X32 : Kebutuhan Konsumen X33 : Gaya hidup
X34 : Prestise
X35 : Tingkat pendapatan sendiri
8. Lingkungan
X36 : Rekomendasi dari keluarga
X37 : Rekomendasi dari teman
X38 : Pengalaman pemakaian terdahulu
X39 : Tingkat pendapatan keluarga
Keterangan:
Dari kerangka pemikiran tersebut peneliti ingin menggali informasi
dari konsumen mengenai faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan
oleh konsumen dalam memilih ponsel, untuk itu penulis menduga ada
39 indikator yang yang bisa menjadi faktor pertimbangan konsumen
dalam memilih ponsel. Ke-39 indikator tersebut mewakili kelompok
produk, harga, tempat, periklanan, promosi penjualan, penjualan
personal, konsumen individu, dan lingkungan. Dengan penjelasan
sebagai berikut
X1: kualitas produk yang handal
X2 : Model yang beragam
X3 : Ukuran yang beragam
X4 : Mudah diperbaiki
X5 : Suku cadang mudah diperoleh
X6 : Daya tahan baterai
X7 : Memori yang besar
X8 : Warna yang jernih
X9 : Suara yang jernih
X10 :Fitur yang lengkap
Kesepuluh indikator di atas mewakili kelompok produk
X11 : Harga yang terjangkau
X12 : Harga jual kembali yang stabil
X13 : Harga suku cadang yang terjangkau
X14 : Kesesuaian harga dengan produk
Keempat indikator diatas mewakili kelompok harga
X15 : Counter ponsel yang mudah dijangkau
X16 : Servis center yang mudah dijangkau
X17 : Pengiriman produk yang tepat waktu
X18 : Produk mudah didapat
keempat indikator di atas mewakili kelompok tempat
X19 : iklan melalui media televisi dan radio yang menarik
X20 : iklan melalui media cetak yang menarik
X21 : iklan melalui media outdoor (papan reklame dan baliho)
yang menarik
X22 : iklan melalui media internet yang menarik
Keempat indikator di atas mewakili kelompok periklanan
X23 : Jaminan garansi yang diberikan
X24 : Peragaan dan demonstrasi
X25 : Pemberian paket pulsa dan harga promo
X26 : Menggelar event pameran produk-produk baru
X27 : Pemberian hadiah-hadiah tertentu
Kelima indikator di atas mewakili kelompok promosi penjulan
X28 : Sales pria/wanita yang berpenampilan menarik
X29 : kejelasan informasi yang diberikan oleh SPG
X30 : penjualan door to door
X31 : penjualan ke kampus-kampus
Keempat indikator di atas mewakili kelompok penjulan personal
X32 : Kebutuhan Konsumen
X33 : Gaya hidup
X34 : Prestise
X35 : Tingkat pendapatan sendiri
Keempat indikator di atas mewakili kelompok konsumen individu
X36 : Rekomendasi dari keluarga
X37 : Rekomendasi dari teman
X38 : Pengalaman pemakaian terdahulu
X39 : Tingkat pendapatan keluarga
Dan keempat indikator di atas mewakili kelompok lingkungan.
Dari 39 indikator tersebut selanjutnya akan di analisis langsung
dengan menggunakan analisis faktor yang akan menghasilkan sejumlah
faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih ponsel.
Sebagai landasan dan acuan perbandingan untuk landasan
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti,
a. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Wijayanti, Bambang Agus Pramuka
dan Dwiwiyati Astogini (2004) sebagai acuan perbandingannya.
Penelitian nyang dilakukan oleh Tri Wijayanti, Bambang Agus
Pramuka, dan Dwiwiyati Astogini tersebut dengan judul “Faktor-
Faktor Yang Dipertimbangkan Masyarakat Terhadap Pemilihan Sistem
Perbankan Syariah” studi kasus pada konsumen BMT di Purwokerto.
Alat analisis yang dgunakan adalah analisis faktor. Tujuan penelitin ini
adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi petimbangan
masyarakat dalam memilih sistem perbankan syariah.
Hasil dari penelitian tersebut dapat diketahui ada dua faktor
motivasi yang mempengaruhi masyarakat dalam memilih sistem
perbankan syariah yaitu faktor motivasi internal dan faktor motivasi
eksternal.
Faktor motivasi internal tersebut terbagi atas lima faktor, yaitu:
faktor 1 “Menjalankan Syariat Islam”, faktor 2 “Hasil bagi yang halal”,
faktor 3 “Rela memberi bantuan”, faktor 4 “Bagi hasil yang jujur”,
serta faktor 5 “Kemauan diri sendiri”. Dari kelima faktor internal
tersebut faktor menjalankan syari’at islam merupakan faktor yang
paling yang dipertimbangkan konsumen dalam menabung pada BMT
yang ada di Purwokerto.
Faktor motivasi eksternal terbagi atas enam faktor yaitu: faktor
1 “Promosi”, faktor 2 “Orang lain”, faktor 3 “Anggota keluarga”,
faktor 4 “Pelayanan”, faktor 5 “Informasi keuangan yang transparan”,
dan faktor 6 “Kecepatan transaksi”. Berdasarkan penelitian tersebut
Faktor-faktor tersebut adalah faktor-faktor yang menjadi
pertimbangkan konsumen dalam memilih sistem perbankan syariah.
Dari faktor-faktor eksternal di atas faktor promosi merupakan faktor
yang paling dominan yang menjadi pertimbangan konsumen dalam
menabung pada BMT yang ada di Purwokerto.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Gusti Agung Ayu Ariastuti dan
Made Antara dengan judul “Faktor-Faktor Yang Menentukan
Loyalitas Pelanggan Terhadap Merek Teh Botol Sosro di Kota
Denpasar” (2005)
Dari penelitian tersebut terdapat tujuh faktor yang nenentukan
loyalitas pelanggan terhadap merek teh botol sosro yaitu: faktor
kinerja, faktor ciri-ciri/keistimewaan tambahan, faktor kesesuaian
dengan spesifikasi, faktor keandalan/daya tahan, faktor pelayanan,
faktor kualitas yang dipersepsikan dan faktor keindahan.
Variabel-variabel yang mewakili setiap faktor yang
menentukan loyalitas pelanggan terhadap merek Teh Botol Sosro ada
15 variabel dari 18 variabel yang diidentifikasi. Variabel-variabel
tersebut yaitu variabel kebersihan produk, variabel kesesuaian dengan
makanan, dan variabel manfaat produk yang mewakili faktor kinerja;
variabel merek perusahaan, variabel rasa produk, dan variabel ukuran
produk yang mewakili ciri-ciri/keistimewaan tambahan; variabel
keamanan konsumsi, dan variabel mutu pengemasan yang mewakili
faktor kesesuaian dengan spesifikasi; variabel keutuhan produk sampai
kekonsumen dan variabel ketahanan produk terhadap segala macam
cuaca yang mewakili faktor keandalan; variabel kemudahan
memperoleh produk yang mewakili faktor pelayanan; variabel harga
produk dan variabel promosi perusahaan yang mewakili faktor kualitas
yang dipersepsikan; variabel aroma produk dan warna produk yang
mewakili faktor keindahan.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Retno Sriharyanti, dkk. Dengan judul
“Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
terhadap keputusan pembelian ponsel” studi pada konsumen ponsel
merek Nokia di Jawa Timur.(2008)
Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa faktor model,
faktor kebutuhan, faktor tempat belanja, faktor potongan harga, faktor
keluarga, faktor prestise, dan faktor personal selling merupakan faktor
yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian
pnsel merek Nokia di Jawa Timur. Faktor model merupakan faktor
yang paling dominan mempengaruhi pembelian ponsel merek Nokia.
d. Penelitian yang dilakukan oleh Okto Suharto, dkk.dengan judul “
analisis faktor-faktor sosiokultur dan psikologis yang mempengaruhi
konsumen terhadap keputusan pembelian mobil niaga merek Isuzu
Panther di kota Malang”.
Penelitian dilakukan dengan analisis faktor yang dilanjutkan
dengan analisis regresi menunjukkan hasil bahwa:
1) Terdapat 10 faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian
yaitu kegiatan ritual (F1), jenis pekerjaan (F2), rekan kerja/atasan
(F3), lebih disukai (F4), mengangkut barang (F5), memilih iklan
(F6), kunjungan sales (F7), harga jual (F8), kebanggaan dan
kepuasan (F9), dan menghadiri undangan (F10).
2) Secara simultan kesepuluh faktor tersebut mempunyai pengaruh
yang signifkan terhadap keputusan pembelian mobil Isuzu Panther
dan secara parsial kesepuluh faktor tersebut mempunyai pengaruh
yang signifikan pula terhadap pembelian mobil Isuzu Panther.
3) Faktor yang mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan
dominan terhadap keputusan pembelian adalah faktor harga jual
yang merupakan bagian dari variabel motivasi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian.
Penelitian ini mengambil lokasi penelitian di seluruh wilayah
kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.pemilihan
lokasi penelitian ini (sampling). Dilakukan secara sengaja (purposive)
yaitu dilakukan dengan cara dengan membagikan kuesioner kepada
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Responden yang diambil
sebagai sampel didasarkan pertimbangan bahwa responden tersebut adalah
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan merupakan pengguna
ponsel. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menggali informasi
mengenai faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memilh
ponsel. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi oleh pada faktor-faktor yang
menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih ponsel.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi, adalah kelompok elemen yang lengkap yang biasanya
berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk
mempelajari atau menjadikannya objek penelitian (Kuncoro, 2001:
103) Populasi pada penelitian ini adalah konsumen pengguna ponsel di
kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah data dan karakteristik yang
dimiliki populasi tersebut berupa anggapan atau persepsi dari
pelanggan yang diperoleh melalui kuesioner dengan bentuk pertanyaan
yang bersifat tertutup.( Sugiyono, 2008: 116)
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Accidental
sampling yaitu dilakukan dengan cara mengambil sampel berdasarkan
kebetulan, dengan demikian siapa saja yang kebetulan bertemu
dengan peneliti dan memenuhi syarat yang ditentukan dapat digunakan
sebagai respondsen (dalam jurnal Eka Sulistyawati. Dkk, ) dalam
penelitian ini sampel adalah pengguna ponsel yang yang merupakan
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang ditemui secara
kebetulan dilokasi penelitian (lingkungan kampus UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta)
C. Metode Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam
usaha untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan yaitu dengan cara:
1. Data primer, merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama, baik
individu atau perseorangan. Dalam penelitian ini, berbentuk hasil
pengisian kuesioner oleh responden. Kuesioner adalah suatu teknik
pengumpulan data dengan menggunakan seperangkat pertanyaan yang
diajukan kepada responden untuk memperoleh data yang diinginkan.
Teknik pengumpulan data kuesioner dalam penelitian ini penulis
gunakan sebagai masukan atau input variabel yang menjadi
pertimbangan konsumen dalam memilih ponsel. Kuesioner terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan yang tidak
memberikan kebebasan kepada responden atau para pengguna ponsel
di wilayah kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta karena alternative
jawabannya sudah disediakan oleh peneliti.
2. Data sekunder, adalah data yang diambil dengan melakukan studi
kepustakaan yaitu yang diperoleh dengan membaca buku teori-teori
yang berhubungan dengan permasalahan penelitian unttuk memperoleh
landasan teoristis yang berguna didalam mempertanggungjawabkan
penelitian ini, literature, tabloid, surat kabar, majalah jurnal, dan
bacaan lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
Peneliti juga menggunakan media internet untuk memperoleh
informasi serta data-data yang diperlukan.
D. Metode Analisis
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
adalah eksploratory research yaitu penelitian yaitu penelitian yang
bertujuan untuk menggali informasi dari objek yang akan diteliti dalam hal
ini peneliti ingin menggali informasi dari konsumen pengguna ponsel
mengenai faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan konsumen dalam
memilih ponsel.
Skala pengukuran adalah kesepakatan yang digunakan sebagai
acuan menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam
pengukuran, sehingga bila alat ukur itu digunakan dalam pengukuran
maka akan bisa menghasilkan data kuantitatif. Dengan skala pengukuran
ini, maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat
dinyatakan dalam bentuk angka sehingga akan lebih akurat, efisien, dan
komunikatif. Cara yang paling sering digunakan dalam menentukan skor
adalah dngan menggunakan skala likert. Cara pengukurannya adalah
dengan memberikan jawaban, misalnya: amat sangat peduli, sangat peduli,
lumayan peduli (sedang), agak peduli, tidak peduli dan jawaban ini diberi
skor 1 sampai dengan 5, skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, danm persepsi seseorang atau kelompok orang tentang
fenomena sosial.
Dalam penelitian ini menggunakan lima tingkat (likert), dengan
bobot nilainya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Skala Likert
Sangat
tidakpenting
Tidak
Penting
Ragu-ragu Penting Sangat
Penting
(STP)
(1)
(TP)
(2)
(R)
(3)
(P)
(4)
(SP)
(5)
Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah kuesioner, yaitu
validitas dan reliabilitas..
1. Uji Validitas
Validitas adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian
untuk mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak
diungkapkan. Dengan kata lain, validitas menunjukkan sejauh mana
suatu alat ukur itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur. (Sugiyono, 2008:172)
Kuat atau lemahnya dari validitas suatu pernyataan bila
korelasi positif lebih besar dari 0.3 maka variabel tersebut merupakan
konstruk yang kuat.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat
pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Bila suatu alat ukur
dipakai dua kali-untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur
tersebut reliabel.dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi
suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Djamaludin
Ancok dalam Singarimbun, 1995; 140)
Reliabilitas menunjukkan stabilitas dan konsistensi instrumen
pengukuran dan mengukur konsep studi. Uji ini digunakan untuk
menguji seberapa konsisten satu atau seperangkat pengukuran
mengukur secara konsisiten suatu konsep yang diukur. Untuk melihat
reliabilitas instrumen akan dihitung cronbach apha masing-masing
instrumen. Instrumen dikatakan reliabel bila memiliki nilai Cronbach
Alpha lebih besar dari 0,6 (Simamora, 2004 dalam jurnalnya Ni Agung
ayu. A&Made Antara)
3. Analisis faktor
Dalam penelitian ini alat analisis data yang akan digunakan
adalah dengan menggunakan analisis faktor. Analisis faktor adalah
jenis analisis yang digunakan untuk mengenali dimensi-dimensi pokok
atau keteraturan dari sebuah fenomena. ( Kuncoro, 2003: 241)
Analisis faktor dapat digunakan untuk mengidentifikasi struktur
hubungan antar variabel ataupun antar responden, mencari
dimensidimensi laten yang mewakili variabel-variabel, mencari
korelasi antarresponden. Selain itu analisis faktor juga dapat digunakan
untuk mengurangi data (data reduction). (Bilson Simamora, 2005;
106)
Tujuan utama dari analisis faktor adalah untuk meringkas
kandungan informasi variabel dalam jumlah yang besar menjadi
sejumlah faktor yang lebih kecil.analisis faktor dimulai dari menyusun
suatu kelompok variabel baru berdasarkan sebagaimana ditunjukkan
matriks korelasi (Kuncoro, 2003: 241)
Rumus dari analisis faktor adalah :
Xi= Ai1F1+Ai2F2+Ai3F3+…..+AimFm+ViU1
Keterangan :
X1 = variabel terstandar ke-i
Ai1 = koefisien regresi dari variabel ke-1 pada common faktor i
F = common faktor
Vi = koefisien regresi berstandar dari variabel 1 pada faktor
unik ke i
Ui = variabel unik untuk variabek ke-i
M = jumlah common faktor
Secara jelas common faktor dapat diformulasikan sebagai berikut :
Fi = WiX1 + Wi2X2 + Wi3X3 + …+ WikXk
Keterangan :
Fi = Estimasi faktor ke-i
Wi = Bobot atau koefisien nilai faktor
k = Jumlah variabel
Menurut J.Supranto (2004: 121) langkah-langkah yang diperlukan
dalam analisis faktor sebagai berikut
Gambar 3.1
Sumber: J.Supranto (2004: 121)
Menurut Wibisono (2006: 153) fungsi dari analisis faktor
adalah sebagai berikut :
a. Menentukan himpunan dimensi dari yang tidak mudah diamati
dalam himpunan variabel (R factor analysis)
b. Mengelompokkan orang-orang (misalnya, responden kuis) ke
dalam kelompok-kelompok yang berbeda dalam populasi (Q factor
analysis)
c. Mengidentifikasikan variabel-variabel yang akan digunakan dalam
analisis lanjutan regresi, korelasi atau diskriminan)
Merumuskan Masalah
Bentuk Matriks Korelasi
Tentukan Metode Analisis faktor
Lakukan Rotasi
Interpretasikan Faktor
Pilih Variabel
Surrogate
Hitung Skor
Faktor
d. Membentuk hinpunan dari variabel (dengan jumlah yang lebih
sedikit) untuk menggantikan (sebagian/seluruh ) himpunan variabel
awal
e. Menganalisis suatu fenomena dengan data yang sangat besar
f. Menjabarkan/menguraikan suatu kaitan yang kompleks diantara
fenomena ke dalam fungsi kesatuan-kesatuan atau ke dalam
bagian-bagiannya dan dapat mengidentifikasikan pengaruh dari
luar (independen).
Menurut Singgih Santoso (2003; 95), untuk menganalisis faktor
ada beberapa proses dasar, yaitu :
a. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis
b. Menguji variabel-variabel yang akan telah ditentukan dengan
menggunakan MSA ( Measure of sampling Adequacy)
c. Melakukan proses inti pada analisis faktor, yakni foctoring, atau
menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah
lolos pada uji variabel sebelumnya.
d. Melakukan proses factoring rotation atau rotasi terhadap faktor
yang telah terbentuk. Tujuan rotasi adalah untuk memperjelas
variabel yang masuk ke dalam faktor tertentu. Beberapa metode
rotasi yaitu :
1) ORTHOGONAL ROTATION, yakni memutar sumbu 90°.
Orthogonal rotation digunakan bila analisis bertujuan untuk
mereduksi jumlah variabel tanpa mempertimbangkan seberapa
berarti faktor yang dieksraksi. Menurut Wibisono (2006; 160),
proses rotasi dengan metode orthogonal masih bisa dibedakan
menjadi :
a) QUARTMAX, metode ini bertjuan untuk merotasi faktor
awal hasil ekstraksi, sehinga pada akhirnyadipeoleh hasil
rotasi, dimana setiap variabel memberi bobot yang tinggi
disatu faktor dan sekecil mungkin faktor lain.
b) VARIMAX, bertujuan untuk merotasi faktor awal hasil
ekstraksi, sehinga pada akhirnya diperoleh hasil rotasi,
dimana dalam satu kolom, nilai yang ada sebanyak
mungkin mendekati nol hal ini berarti di dalam setiap
faktor tercakup sedikit mungkin variabel.
c) EQUIMAX, bertujuan untuk mengkombinasikan mtode
quartimax dan varimax.
2) OBLIQUE ROTATION, yakni memutar sumbu kanan, namun
tidak harus 90o. dengan rotasi ini, korelasi antar faktor masih
diperhitungkan, karena sumbu faktor tidak saling tegak lurus
satu dengan yang lain. Oblique rotation digunakan untuk
memperoleh sejumlah faktor yang secara teoritis cukup berarti.
Interpretasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya
memberi nama atas faktor yang terbentuk tersebut, yang
dianggap bisa mewakili variabel-variabel anggota faktor
tersebut.
Analisis faktor dalam penelitian ini menggunakan metode
Kaiser Meyer Olkin (KMO) yang nilainya harus lebih beasr dari 0,5.
Juga digunakan metode pengukuran Measure of Sampling Adequacy
atau MSA.proses seleksi variabel dalam penelitian ini berdasarkan :
a. Uji kaiser Mayer Olkin (KMO) dan Barlette’s Test
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah faktor-faktor
tersebut valid atau tidak. Jika nilainya > = 0,5 maka proses analisis
dapat dilanjutkan. KMO merupakan indeks pembanding besarnya
koefisien korelasi observasi dengan besarnya koefisien korelasi
parsial. Jika nilai kuadrat koefisien korelasi, maka harga KMO
akan mendekati satu, yang menunjukkan kesesuaian penggunaan
analisis faktor . (Kaiser dalam Wibisono, 2006;153)
Harga KMO sebesar 0,9 adalah sangat memuaskan
Harga KMO sebesar 0,8 adalah memuaskan
Harga KMO sebesar 0,7 adalah harga menengah
Harga KMO sebesar 0,6 adalah cukup
Harga KMO sebesar 0,5 adalah kurang memuaskan
Harga KMO sebesar 0,4 adalah tidak dapat diterima
Angka KMO dan Barlett’s Test harus diatas 0,5. ketentuan
tersebut didasarkan pada kriteria sebagi berikut :
Jika probabilitas (sig)<0,05 maka variabel penelitian dapat
dianalisis lebih lanjut.
Jika probalitas (sig) >0,05 maka variabel penelitian tidak
dapat dianalisis lebih lanjut.
b. Anti Image Matrices
Besarnya angka Measure of Sampling Adequacy (MSA)
berkisar antara 0-1, dengan kriteria sebagai berikut :
1) jika MSA =1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa
kesalahan oleh variabel lain.
2) jika MSA > 0,05, maka, variabel tersebut masih dapat
diprediksi dan dapat dianalisa lebih lanjut.
3) jika MSA < 0,05, maka variabel tersebut tidak dapat
diprediksi dan tidak dapat diprediksi dan tidak dapat
dianalisa lebih lanjut, sehingga variabel harus dikeluarkan
dan dibuang.
c. Eigen Value
Eigen value digunakan untuk mengkaji serta melihat layak
suatu faktor baru. Syarat layak menjadi faktor baru adalah nilai Eigen
value ≥1. Sedangkan apabila terdapat faktor yang memiliki eigen value
<1 maka faktor tersebut akan dikeuarkan atau tidak digunakan.
d. Kumulatif varians
Nilai kuimulatif varians menunjukkan besarnya tingkat
keterwakilan faktor baru yang terbentuk terhadap faktor awal atau
semula. Syarat apabila faktor baru yang terbentuk mampu mewakili
faktor awal.
e. Nilai Loading
Nilai loading, bertujuan untuk mengetahui layak atau
tidaknya suatu varians masuk dalam faktor baru.nilai loading ini dapat
dilihat dari: jika eigen value ≥1 maka suatu varians layak masuk dalam
faktor baru.
E. Operasional Variabel Penelitian
Tabel 3.2
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Sub variabel Indikator Ukuran
Faktor-faktor yang
dipertimbangkan
konsumen dalam
memilih ponsel
1. Produk 1.1 Kualitas produk yang
handal
1.2 Model yang beragam
1.3 Ukuran yang
beragam
1.4 Mudah diperbaiki
1.5 Suku cadang mudah
diperoleh
1.6 Daya tahan baterai
1.7 Memori yang besar
1.8 Warna yang jernih
1.9 Suara yang jernih
1.10 Fitur yang lengkap
Ordinal
2. Harga 2.1 Harga produk yang
terjangkau 2.2 Harga jual kembali
yang stabil 2.3 Harga suku cadang
yang terjangkau 2.4 Kesesuaian harga
dengan produk
Ordinal
3. Tempat 3.1 Counter ponsel yang
mudah dijangkau 3.2 Servis center yang
mudah dijangkau 3.3 Pengiriman produk
yang tepat waktu
3.4 Produk mudah
didapat
Ordinal
4. Periklanan 4.1 Iklan melalui media
televisi dan radio
yang menarik
4.2 Iklan melalui media
cetak yang menarik
4.3 Iklan melalui outdoor
(papan reklame dan
baliho) yang menarik
4.4 Iklan melalui media
internet yang
menarik
Ordinal
5. Promosi
penjualan
5.1 Jaminan garansi yang
diberikan
5.2 Peragaan dan
demonstrasi
5.3 Pemberian paket
pulsa 5.4 Menggelar event
pameran produk-produk baru
5.5 Pemberian hadiah-hadiah tertentu
Ordinal
6 Penjualan
personal
6.1 Sales pria/wanita
yang berpenampilan
menarik
6.2 kejelasan informasi
yang diberikan oleh
SPG
6.2 Penjualan door to
door
6.3 Penjualan kekampus-
kampus
Ordinal
7. Konsumen
individu
7.1 Kebutuhan konsumen
7.2 Gaya hidup 7.3 Tingkat pendapatan
7.4 Prestise
Ordinal
8. Lingkungan 8.1 Rekomendasi dari
keluarga 8.2 Rekomendasi dari
teman 8.3 pengalaman
pemakaian terdahulu 8.3 Tingkat pendapatan
keluarga
Ordinal
:
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Objek penelitian ini adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang menggunakan Telepon Seluler atau ponsel. Karena itulah
peneliti akan memaparkan gambaran umum mengenai Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai lembaga yang menaungi para
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
• Sejarah Singkat Universitas
Selama setengah abad lebih, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
telah menjalankan mandatnya sebagai institusi pembelajaran dan
transmisi ilmu pengetahuan, institusi riset yang mendukung proses
pembangunan bangsa, dan sebagai institusi pengabdian masyarakat
yang menyumbangkan program-program peningkatan kesejahteraan
sosial. Selama itu pula, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah melewati
beberapa periode sejarah sehingga sekarang ini telah menjadi salah
satu universitas Islam terkemuka di Indonesia. Secara singkat sejarah
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengalami tiga kali perubahan nama
dari ADIA (1957-1960), IAIN (1960-2002), kemudian UIN (2002-
Sekarang) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 031 tahun
2002. Sejarah pendirian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan
mata rantai sejarah perkembangan perguruan tinggi Islam Indonesia
dalam menjawab kebutuhan pendidikan tinggi Islam modern.
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu IAIN
tertua di Indonesia yang bertempat di Ibukota Jakarta, menempati
posisi yang unik dan strategis. Ia tidak hanya menjadi "Jendela Islam
di Indonesia", tetapi juga sebaga simbol bagi kemajuan pembangunan
nasional, khususnya di bidang pembangunan sosial-keagamaan.
Sebagai upaya untuk mengintegrasikan ilmu umum dan ilmu agama,
lembaga ini mulai mengembangkan diri dengan konsep IAIN dengan
mandat yang lebih luas (IAIN with Wider Mandate) menuju
terbentuknya Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Langkah konversi ini mulai diintensifkan pada masa kepemimpinan
Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA dengan dibukanya jurusan Psikologi
dan Pendidikan Matematika pada Fakultas Tarbiyah, serta Jurusan
Ekonomi dan Perbankan Islam pada Fakultas Syari’ah pada tahun
akademik 1998/1999. Untuk lebih memantapkan langkah konversi ini,
pada 2000 dibuka Program Studi Agribisnis dan Teknik Informatika
bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) serta Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Program Studi
Manajemen dan Akuntansi. Pada 2001 diresmikan Fakultas Psikologi
dan Dirasat Islamiyah bekerjasama dengan Al-Azhar, Mesir. Selain itu
dilakukan pula upaya kerjasama dengan Islamic Development Bank
(IDB) sebagai penyandang dana pembangunan kampus yang modern;
McGill University melalui Canadian Internasional Development
Agencis (CIDA); Leiden University (INIS); Universitas Al-Azhar
(Kairo); King Saud University (Riyadh); Universitas Indonesia; Institut
Pertanian Bogor (IPB); Ohio University; Lembaga Indonesia Amerika
(LIA); Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Bank
BNI; Bank Mu’amalat Indonesia (BMI); dan universitas-universitas
serta lembaga-lembaga lainnya.
Langkah perubahan bentuk IAIN menjadi UIN mendapat
rekomendasi pemerintah dengan ditandatanganinya Surat Keputusan
Bersama (SKB) antara Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor
4/U/KB/2001 dan Menteri Agama RI Nomor 500/2001 tanggal 21
Nopember 2001. Selanjutnya melalui suratnya Nomor
088796/MPN/2001 tanggal 22 Nopember 2001, Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional memberikan
rekomendasi dibukanya 12 program studi yang meliputi program studi
ilmu sosial dan eksakta, yaitu Teknik Informatika, Sistem Informasi,
Akuntansi, Manajemen, Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis,
Psikologi, Bahasa dan Sastra Inggris, Ilmu Perpustakaan, Matematika,
Kimia, Fisika dan Biologi. Seiring dengan itu, rancangan Keputusan
Presiden tentang Perubahan Bentuk IAIN menjadi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta juga telah mendapat rekomendasi dan
pertimbangan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI dan Dirjen
Anggaran Departemen Keuangan RI Nomor 02/M-PAN/1/2002
tanggal 9 Januari 2002 dan Nomor S-490/MK-2/2002 tanggal 14
Februari 2002. Rekomendasi ini merupakan dasar bagi keluarnya
Keputusan Presiden Nomor 031 tanggal 20 Mei Tahun 2002 tentang
Perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Dengan keluarnya Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 031 tanggal 20 Mei 2002 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
resmi berubah menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Peresmiannya
dilakukan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Hamzah Haz, pada
8 Juni 2002 bersamaan dengan upacara Dies Natalis ke-45 dan
Lustrum ke-9 serta pemancangan tiang pertama pembangunan Kampus
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui dana Islamic Development
Bank (IDB). Satu langkah lagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menambah fakultas yaitu Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
(Program Studi Kesehatan Masyarakat) sesuai surat keputusan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 1338/ D/T/2004 Tahun 2004 tanggal 12
April 2004 tentang ijin Penyelenggaraan Program Studi Kesehatan
Masyarakat (S1) pada Universitas Islam Negeri dan Keputusan
Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam tentang izin
penyelenggaraan Program Studi Kesehatan Masyarakat Program
Sarjana (S1) pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta Nomor Dj.II/37/2004 tanggal 19 Mei 2004.
Sebagai bentuk re-integrasi ilmu, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta sejak tahun akademik 2002/2003 menetapkan nama-nama
fakultas sebagai berikut:
1. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
2. Fakultas Adab dan Humaniora
3. Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
4. Fakultas Syari’ah dan Hukum
5. Fakultas Dakwah dan Komunikasi
6. Fakultas Dirasat Islamiyah
7. Fakultas Psikologi
8. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
9. Fakultas Sains dan Teknologi
10. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
11. Sekolah Pascasarjana
Hingga tahun 2008 wisuda ke-72 UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta telah menghasilkan alumni sebanyak 36.099 orang, terdiri atas
19.174 Sarjana Strata Satu (S1), 1.273 Sarjana Magister (S2), dan 426
Sarjana Doktor (S3). UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terus berupaya
menyiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat
menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan
keagamaan dan ilmu ilmu terkait lainnya dalam arti yang seluas-
luasnya.[]
• Motto
Sejak 2007 UIN Syarif Hidayatullah menetapkan motto
Knowledge, Piety, Integrity. Motto ini pertama kali disampaikan
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Komaruddin
Hidayat, dalam pidato Wisuda Sarjana ke-67 tahun akademik 2006-
2007.
Knowledge mengandung arti bahwa UIN Syarif Hidayatullah
memiliki komitmen menciptakan sumber daya insani yang cerdas,
kreatif, dan inovatif. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berkeinginan
memainkan peranan optimal dalam kegiatan learning, discoveries, and
angagement hasil-hasil riset kepada masyarakat. Komitmen tersebut
merupakan bentuk tanggung jawab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dalam membangun sumber insani bangsa yang mayoritas adalah
Muslim. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ingin menjadi sumber
perumusan nilai keislaman yang sejalan dengan kemodernen dan
keindonesiaan. Oleh karena itu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menawarkan studi-studi keislaman, studi-studi sosial, politik, dan
ekonomi serta sains, dan teknologi modern—termasuk kedokteran—
dalam perspektif integrasi ilmu.
Sedangkan Piety mangandung pengertian bahwa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta memiliki komitmen mengembangkan inner
quality dalam bentuk kesalehan dikalangan sivitas akademika.
Kesalehan yang bersifat individual (yang tercermin dalam terma habl
min Allah) dan kesalehan sosial (yang tercermin dalam terma habl min
al-nas) merupakan basis bagi sivitas akademika UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dalam membangun relasi sosial yang lebih luas.
Sedangkan Integrity mengandung pengertian bahwa sivitas
akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan pribadi yang
menjadikan nilai-nilai etis sebagai basis dalam pengambilan keputusan
dan perilaku sehari-hari. Integrity juga mengandung pengertian bahwa
sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki
kepercayaan diri sekaligus menghargai kelompok-kelompok lain.
Dalam moto knowledge, piety, integrity terkandung sebuah spirit untuk
mewujudkan kampus madani, sebuah kampus yang berkeadaban, dan
menghasilkan alumni yang memiliki kedalaman dan keluasaan ilmu,
ketulusan hati, dan kepribadian kokoh.
• Visi
Menjadikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai
lembaga pendidikan tinggi terkemuka dalam mengintegrasikan aspek
keilmuan, keislaman dan keindonesiaan.
• Misi
1. Menghasilkan sarjana yang memiliki keunggulan kompetitif dalam
persaingan global;
2. Melakukan reintegrasi epistimologi keilmuan;
3. Memberikan landasan moral terhadap pengembangan iptek dan
melakukan pencerahan dalam pembinaan imtaq;
4. Mengembangkan keilmuan melalui kegiatan penelitian;
5. Memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup
masyarakat.
• Tujuan
1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat
menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu
pengetahuan, bidang keagamaan, sosial maupun sains dan
teknologi;
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan agama,
sosial dan sains teknologi serta mengupayakan penggunaannya
untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya
kebudayaan nasional.
• Arah Pengembangan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah menjadi jendela
keunggulan akademis Islam Indonesia (window of academic exellence
of Islam in Indonesia) dan barometer perkembangan pembelajaran,
penelitian, dan kerja-kerja sosial yang diselenggarakan kaum Muslim
Indonesia dalam berbagai bidang ilmu. Dalam kerangka memperkuat
peranannya tersebut UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berkomitmen
untuk mengembangkan diri sebagai Universitas Riset (Research
University) dan Universitas Kelas Dunia (World Class University).
Universitas Riset dapat diartikan sebagai universitas yang menjadikan
tradisi riset sebagai basis normatif aktivitas universitas. Secara
operasional, universitas riset adalah universitas yang
mengimplementasikan sistem pendidikan berbasis riset dengan
menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan SKS secara
utuh; keseluruhan aktivitas penelitian menerapkan standar ilmiah;
penyelengaraan manajemen universitas mengacu pada penerapan total
quality management (TQM); dan mengupayakan produk-produk
unggulan perguruan tinggi yang diapresiasi publik.
Sedangkan Universitas Kelas Dunia, dapat diartikan bahwa
pengembangan UIN Syarif Hidayatullah diarahkan untuk membangun
jaringan kerjasama dengan universitas-universitas terkemuka di Dunia.
Jaringan kersajama itu dirancang dalam berbagai tingkatan, baik
pembelajaran dalam bentuk pertukaran mahasiswa (exchange
students), penelitian, dan program-program pengabdian masyarakat
(sosial services). Pada saat bersamaan pembangunan jaringan itu
diharapkan dapat memberikan manfaat berupa pengakuan dunia
internasional terhadap UIN syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah
satu universitas berkualitas dunia. (sumber: www.uinjkt.ac.id)
2. Sejarah Telepon Seluler
Di abad 21, telekomunikasi telah memasuki era yang begitu
dahsyat. Ketika beberapa puluh tahun lalu telepon rumahan masih
merupakan barang mewah, kini yang namanya ponsel (telepon selular)
telah merupakan barang keseharian. Harganya yang kian murah
membuatnya menjamur.
Revolusi di bidang pertelekomunikasian memang telah sampai
pada tahapan yang dahsyat. Ketika aktivitas sehari-hari telah begitu
overlaps (saling tumpang tindih), peralatan canggih ini selanjutnya
menjadi alat yang menentukan. Ia bisa digunakan sebagai penyampai
pesan dan kabar penting selain sebagai media untuk perbincangan ringan.
Sejarah telepon seluler atau yang kita kenal HP, sudah ada dari
jaman penjajahan, yaitu kira-kira tahun 1947 di negara Amerika Serikat
dan Eropa. Pada tahun 1910 adalah awal mula telepon seluler yang
ditemukan oleh Lars Magnus Ericsson, yang merupakan pendiri
perusahaan Ericsson yang kini di kenal dengan perusahaan Sony Ericsson.
Pada awalnya, orang Swedia ini medirikan perusahaan Ericsson
memfokuskan terhadap bidang bisnis perlaan telegraf.
Pada tahun 1921 pertama kalinya Departemen Kepolisian Detroit
Michigan menggunakan teleopn mobile yang terpasang di semua mobil
polisi dengan menggunakan frekuensi 2 MHz.
Pada tahun 1960, di Finlandia sebuah perusahaan bernama
Fennis Cable Works yang semula berbisnis dibidang kabel, melakukan
ekspensi dengan mendirikan perusahaan elektronik yang bernama Nokia
sebagai handset telepon seluler.
Tahun 1970-an perkembangan telepon mobile menjadi pesat
dengan di dominasi oleh 3 perusahaan besar yaitu di Eropa ada Nokia dan
Ericsson sedangkan di Amerika dengan Motorolanya
Pada tahun 1969, sistem telekomunikasi seluler dikomersialkan.
Setelah tahun 1970, telekomunikasi seluler semakin sering dibicarakan
orang. Motorola mengenalkan telepon genggam tiga tahun kemudian.
Ukurannya memang cukup besar dengan antena pendek. Dr Cooper yang
menjadi manajer proyek inovasi Motorola itu memasang base station di
New York. Untuk proyek ini Motorola bekerja dengan Bell Labs.
Penemuan ini sekaligus diklaim sebagai penemuan ponsel pertama. Di
suatu pagi 3 April 1973, Cooper, saat itu menjabat sebagai general
manager pada Divisi Communication Systems Motorola mempertunjukkan
cara berkomunikasi aneh dari terminal telepon portable. Dia mencoba
ponsel ‘raksasanya’ sambil berjalan–jalan di berbagai lokasi di New York.
Itulah saat pertama ponsel ditampilkan dan digunakan di depan publik.
Dalam pertunjukan itu, Cooper menggunakan ponsel seberat 30 ounce
sekitar (800 gram) atau sepuluh kali lipat dibandingkan rata – rata ponsel
yang beredar saat ini. (Sumber : http://yuwaku.wordpress.com)
Di tengah kemajuan teknologi komunikasi informasi sekarang ini,
miniaturisasi menjadi bagian penting untuk menjadikan berbagai produk
yang memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut untuk memiliki faktor
bentuk yang tidak berubah, mudah dibawa, tetapi memiliki kapasitas
penyimpanan data-data digital yang besar.
Kemajuan ini antara lain diterjemahkan ke dalam ponsel canggih
disebut ponsel cerdas, yang tak lagi berfungsi sebagai alat percakapan
teleponi saja tetapi berkembang memenuhi selera konsumen global untuk
memiliki sebuah perangkat yang serba bisa ibarat menggunakan komputer.
Memang fungsi-fungsi lain dari ponsel ini juga telah marak juga
di Indonesia, terutama sejak teknologi ponsel mulai mengadopsi fungsi-
fungsi tambahan tersebut. Hanya saja, penggunaan beragam fungsi ponsel
tadi di sini, tampaknya sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan masyarakat.
Berikut ini adalah perkembangan perjalanan ponsel di Indonesia dan di
Dunia:
� Operator telekomunikasi pertama di Indonesia adalah Telkomsel.
Layanan pertama mereka diluncurkan pada tahun 1995.
� Layanan 3G pertama di indonesia pertama kali diluncurkan oleh
Telkomsel pada tanggal 14 September 2006.
� Ponsel 3G yang pertama muncul di Indonesia adalah Nokia 7600 yang
diluncurkan pada bulan februari 2004.
� Ponsel tertipis pertama di Indonesia adalah Motorola RAZR V3.
� Ponsel candy bar tertipis di dunia adalah Samsung X820 dengan
ketebalan hanya 6.6 mm
� Pocket PC berteknologi 3G pertama di Indonesia adalah DOPOD 900
yang dkeluarkan pada bulan november 2005
� Ponsel 3G tertipis di dunia adalah Benq-Siemens S81 dengan
ketebalan 13 mm.
� Ponsel kamera beresolusi tertinggi di Indonesia dipegang oleh LG
KG920 Resolusi yang dimilikinya mencapai 5 MP
� Vendor yang memiliki jumlah ponsel berdesain clamshell adalah
Samsung. Paling tidak 70 jenis tipe ponsel clamshell telah mereka
keluarkan di seluruh dunia.
� Ponsel pertama yang memiliki fitur pilihan bahasa Indonesia adalah
Nokia 3210.
� Vendor yang memiliki ponsel berdesain candybar terbanyak adalah
Nokia. Lebih dari 60 jenis tipe ponsel candybar yang telah mereka
keluarkan.
� Vendor yang mengeluarkan ponsel 3G terbanyak di Indonesia adalah
Nokia. Paling tidak 18 jenis ponsel 3G yang telah mereka keluarkan.
� Biaya SMS termurah dipegang oleh Esia. Pengguna hanya perlu
membayar Rp 50 untuk satu kali mengirimkan SMS ke sesama
pengguna Esia.
� Ponsel kamera pertama di dunia adalah Sharp J-SH04 yang
dikeluarkan di Jepang pada bulan November tahun 2000. Ponsel ini
memiliki resolusi kamera 110.000 piksel
� Ponsel pertama yang memiliki Sistem Operasi Linux adalah Motorola
A760 yang dikeluarkan pada tahun 2004.
� Ponsel pertama yang mengusung teknologi sensitive touch keypad
adalah LG Chocholate.
� Ponsel pertama yang memiliki teknologi layar TFT LCD adalah
Samsung SGH-T100 yang dikeluarkan pada tahun 2002
� Ponsel pertama yang memiliki dual LCD adalah samsung SGH A200.
� Ponsel pertama yang memiliki 16 poly ringtone adalah samsung SGH
N620.
� Ponsel pertama yang mendukung teknologi HSDPA (High Speed
Downlink Packet Access) adalah Samsung SGH Z560. Ponsel ini
pertama kali diperkenalkan pada Konggres 3 GSM tahun 2006.
� Virus ponsel pertama di dunia dibuat oleh Job de Haas, peneliti
keamanan komputer di Belanda, pada tahun 2001. Virus ini dapat
merusak ponsel-ponsel Nokia lewat pesan singkat alias SMS.
� Ponsel komersial pertama yang diluncurkan ke pasaran adalah
Motorola DynaTAC 8000 x pada tahun 1983.
� SMS (Short Messages services) pertama kali dikirimkan lewat jaringan
GSM Vodafone di Inggris pada bulan Desember tahun 1992. Bunyi
tulisan yang dikirimkan adalah "Merry Christmas"
� Smartphone pertama kali dibuat oleh IBM pada tahun 1992. Produk
tersebut diberi nama Simon. Selain berfungsi sebagai ponsel, Simon
memiliki fitur; calendar, address book, world clock, calculator, note
pad, email serta games. Smartphone ini juga telah didukung oleh layar
touch screen. Simon diluncurkan ke pasaran pada tahun 2003 oleh
BellSouth.
� Handset Blackberry pertama kali diperkenalkan ke khalayak umum di
tahun 1999, Ponsel pintar ini telah didukung oleh fitur Push e- mail,
internet fax serta web browsing. Blackberry dibuat oleh Research In
Motion (RIM) dan khusus dibuat untuk kepentingan mengirim dan
menerima email secara wireless.
� Telkomsel merupakan operator selular pertama di Asia - ketiga di
dunia - yang mengeluarkan produk pra-bayar
� Ponsel yang memiliki kemampuan bergerak secara dual mode
(GSM/WCDMA) pertama di dunia adalah Nokia 6650. Ponsel ini
diluncurkan pada tanggal 26 September tahun 2002.
� Indosat menjadi operator pertama yang meluncurkan simcard
berkapasitas 64 KB dengan microbrowser, yang pertama meluncurkan
GPRS,MMS, Video Streaming dan juga transfer pulsa.
� Indosat Mentari menjadi kartu prabayar pertama di Indonesia yang
memberikan fasilitas bebas roaming nasional.
� Kartu prabayar pertama di Indonesia adalah Simpati dari telkomsel
yang diluncurkan pada tahun 1997.
� Layanan push email Blackberry pertama di indonesia digelar oleh
Indosat lewat kartu pasca bayar Matrix
� Ponsel bluetooth pertama di dunia yaitu Motorola Timeport 270.
� Nokia 6255 adalah ponsel CDMA pertama di Indonesia yang
dilengkapi bluetooth, MP3 player plus equalizer, audio-video
streaming serta slot MMC.
� Ponsel terkecil didunia dipegang oleh Xun Chi 138. Ponsel ini
memiliki panjang 2.64 inci (6,7 cm) dan berat kurang dari 2 ons (56.69
gram). Telah didukung layar touch screen beresolusi 260 ribu warna,
kamera 1.3 MP, music player serta memori internal sebesar 121MB.
� Samsung SCH-M105 adalah ponsel pertama di dunia yang memiliki
build-in MP3 player. Ponsel ini pertama kali diluncurkan pada tahun
2000.
� Ponsel kamera pertama yang memiliki resolusi 10 MP adalah Samsung
SCH-B600. Telah dilengkapi dengan kemampuan 3x zoom optik, 5x
zoom digital, flash, auto fokus, timer serta 1/2000 shutter speed. Plus
MP3 Player, Bluetooth, EV-DO, slot MicroMMC serta voice
recognition.
� Panasonic menjadi vendor pertama di dunia yang mengadopsi ponsel
berteknologi layar TFT 16 juta warna.
� Ponsel GSM berbentuk jam pertama di dunia diluncurkan oleh SMS
Development Ltd. Australia. Produk ini diberi nama M300.
� NTT DoCoMo adalah operator pertama di dunia yang meluncurkan
layanan 3G. Layanan komersial mereka diluncurkan pada 1 Oktober
tahun 2001
� Motorola adalah vendor pertama di dunia yang meluncurkan ponsel
berkemampuan GPRS lewat seri V66 pada tahun 2001.
� Ericsson R380 adalah ponsel berbasis sistem operasi Symbian pertama
di dunia yang diluncurkan pada tahun 2000.
� Nokia N-Gage adalah ponsel games pertama yang berbasis sistem
operasi Symbian. Ponsel ini diluncurkan pada tahun 2003.
� Nokia 7610 adalah ponsel berkemampuan megapixel (1 MP) pertama
yang diluncurkan ke pasar pada tahun 2004
� Jaringan GSM pertama kali di luncurkan oleh Radiolinja dari Finlandia
pada tahun 1991.
� Layanan telekomunikasi yang bergerak di jaringan CDMA 2000
pertama kali diluncurkan Oleh SK Telekom dari Korea pada tahun
2000.
� Layanan komersial CDMA 2000 1 xEV-DO pertama kali diluncurkan
pada tahun 2002 oleh SK Telekom di Korea..
� Flybook V33 i adalah Notebook pertama di Indonesia yang dilengkapi
dengan kemampuan bergerak dijaringan HSDPA (High Speed
Downlink Packet Access). Diluncurkan pada bulan November 2006
� Layanan HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) secara
komersial pertama kali diluncurkan oleh SK Telekom pada bulai Mei
2006. Layanan tersebut diberi nama 3 G+
(sumber : http://duniahanphone.blogspot.com)
B. Karakteristik responden
Populasi dalam penelitian ini adalah para pengguna ponsel. Dalam
hal ini objek penelitiannya adalah para pengguna ponsel dilingkungan
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dipilih secara acak untuk
mewakili menjadi responden dengan karakteristik sebagai berikut:
1. Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Jenis kelamin
Jenis Kelamin
Kategori Responden
Laki-laki 53
Perempuan 47
Total 100
2. Pendapatan
Tabel 4.2
Pendapatan
Pendapatan
Kategori Responden
Berpendapatan sendiri 46
Belum berpendapatan sendiri 54
Total 100
3. Tingkat Pendapatan Sendiri
Tabel 4.3
Tingkat pendapatan sendiri
Tingkat pendapatan sendiri
Kategori Responden
<Rp. 500.000 27
Rp. 500,000-Rp1.000.000 10
Rp. 1000.000-Rp. 1.500.000 6
Rp. 1.500.000-Rp.2.000.000 3
>Rp. 5.000.000 1
Total 46
4. Tingkat Pendapatan Keluarga
Tabel 4.4 Tingkat pendapatan keluarga
Tingkat Pendapatan Keluarga
Kategori Responden
<Rp. 1.000.000 1
Rp. 1.000.000-Rp. 2.000.000 17
Rp. 2.000.000-Rp. 3.000.000 35
Rp. 3.000.000-Rp. 4.000.000 29
>Rp. 4.000.000 18
Total 100
5. Jenis Ponsel
Tabel 4.5
Jenis ponsel
Jenis Ponsel
Kategori Responden
Nokia 62
Sony Ericsson 13
Samsung 2
Motorola 4
Lainnya 19
Total 100
C. Uji validitas dan Reliabilitas
Instrumen dapat dikatakan valid apabila alat ukur yang digunakan
dapat mengukur apa yang ingin diukur. Instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang
sama, maka akan menghasilkan data yang sama.
Untuk menguji validitas dan reliabilitas peneliti melakukan tryout
terhadap 20 responden dengan memberikan 39 butir pernyataan. Hal ini
dilakukan untuk melihat tingkat validitas dan reliabilitas dari seluruh
pernyataan. Hasil dari tryout terhadap 20 responden tersebut dapat diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner terhadap 20 responden
Pengguna Ponsel di lingkungan Kampus UIN Syarif Hidayatulah Jakarta
No Item korelasi Keterangan Cronbach’s
Alpha
Keterangan
1 0,242 Tidak valid 0,830 Reliabel
2 0,118 Tidak valid 0,834 Reliabel
3 0,128 Tidak valid 0,834 Reliabel
4 0,015 Tidak valid 0,836 Reliabel
5 -0,076 Tidak valid 0,836 Reliabel
6 0,534 Valid 0,828 Reliabel
7 0,334 Valid 0,828 Reliabel
8 0,142 Tidak valid 0,832 Reliabel
9 0,316 Valid 0,829 Reliabel
10 0,178 Tidak valid 0,832 Reliabel
11 0,482 Valid 0,833 Reliabel
12 -0,049 Tidak valid 0,836 Reliabel
13 -0,100 Tidak valid 0,838 Reliabel
14 0,103 Tidak valid 0,834 Reliabel
15 0,240 Tidak valid 0,830 Reliabel
16 0,343 Valid 0,828 Reliabel
17 0,419 Valid 0,826 Reliabel
18 0,659 Valid 0,822 Reliabel
19 0,459 Valid 0,824 Reliabel
20 0,526 Valid 0,820 Reliabel
21 0,854 Valid 0,812 Reliabel
22 0,655 Valid 0,819 Reliabel
23 0,259 Tidak valid 0,830 Reliabel
24 0,474 Valid 0,823 Reliabel
25 0,432 Valid 0,825 Reliabel
26 0,462 Valid 0,825 Reliabel
27 0,154 Tidak valid 0,833 Reliabel
28 0,522 Valid 0,821 Reliabel
29 0,272 Tidak valid 0,829 Reliabel
30 0,416 Valid 0,825 Reliabel
31 0,686 Valid 0,815 Reliabel
32 0,289 Tidak valid 0,829 Reliabel
33 0,294 Tidak valid 0,830 Reliabel
34 0,262 Tidak valid 0,830 Reliabel
35 0,603 Valid 0,818 Reliabel
36 0,364 Valid 0,827 Reliabel
37 0,283 Tidak valid 0,830 Reliabel
38 0,227 Tidak valid 0,831 Reliabel
39 -0,249 Tidak valid 0,841 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah, 2009 Pada penelitian ini digunakan uji reliabilitas dengan metode Alpha
Cronbach. Sebuah instrumen dianggap telah memiliki tingkat keandalan yang
dapat diterima jika nilai koefisien reliabilitas yang terukur adalah ≥ 0,6.
sedangkan untuk uji validitas yang baik adalah (r>0,3) dari hasil tryout yang
dilakukan terdapat 19 pernyataan yang tidak valid, sedangkan untuk tingkat
reliabilitasnya sudah di atas 0,6 semua. Ini berarti bahwa pernyataan pada
kuesioner ini dianggap reliabel. Sedangkan untuk pernyataan yang belum
valid, atas arahan dari dosen pembimbing, peneliti diharuskan mengubah
bahasa atau kata-kata dalam pernyataan yang masih belum valid. Kemudian
setelah pernyataan tersebut dirubah, peneliti menyebar kuesioner tersebut
kepada 100 responden. Selanjutnya dilakukan dengan melakukan uji MSA
terhadap ke-39 sub variabel tersebut. Berikut ini adalah hasil MSA terhadap
100 responden:
Tabel 4.7
Angka Measure of Sampling Adequacy (MSA)
pada anti-image matrics
No Pernyataan MSA Keterangan
1 Kualitas produk 0,564 valid
2 Model 0,566 valid
3 Ukuran 0,474 Tidak valid
4 Mudah diperbaiki 0,710 Valid
5 Suku cadang cukup banyak 0,636 Valid
6 Daya tahan baterai 0,870 Valid
7 Memori yang besar 0,776 Valid
8 Warna 0,745 Valid
9 Suara 0,711 Valid
10 Kelengkapan fitur 0,786 Valid
11 Harga 0,769 Valid
12 Harga jual kembali 0,777 Valid
13 Harga suku cadang 0,764 Valid
14 Kesesuaian harga dengan produk 0,785 Valid
15 Counter penjualan ponsel mudah dijangkau 0,714 Valid
16 Servis center mudah dijangkau 0,807 Valid
17 Pengiriman produk tepat waktu 0,476 Tidak valid
18 Produk mudah diperoleh 0,706 Valid
19 Iklan melalui televisi dan radio 0,757 Valid
20 Iklan melalui majalah, tabloid, dan surat kabar 0,649 Valid
21 Iklan melalui out door 0,710 Valid
22 Iklan melalui media internet 0,717 Valid
23 Jaminan garansi 0,822 Valid
24 Peragaan dan demonstrasi produk 0,573 Valid
25 Pemberian paket pulsa dan harga promo 0,741 Valid
26 Menggelar event pameran 0,801 Valid
27 Pemberian hadiah-hadiah tertentu 0,727 Valid
28 Penampilan sales 0,645 Valid
29 Kejelasan informasi yang diberikan oleh SPG 0,583 Valid
30 Penjualan door to door 0,478 Tidak valid
31 Penjualan ke kampus-kampus 0,461 Tidak valid
32 Kebutuhan 0,600 valid
33 Gaya hidup 0,479 Tidak valid
34 Tingkat pendapatan individu 0,660 valid
35 Prestise 0,535 valid
36 Rekomendasi keluarga 0,553 Valid
37 Rekomendasi teman 0,600 Valid
38 Pengalaman pemakaian terdahulu 0,637 Valid
39 Tingkat pendapatan keluarga 0,605 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2009
Tabel 4.8 KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .690
Approx. Chi-Square 2131.989
df 741.000
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. .000
Sumber : Hasil out put SPSS
D. Hasil dan Pembahasan
Ada beberapa faktor penarik dan dan faktor pendorong yang
menyebabkan seorang konsumen membeli suatu produk. Keberhasilan
perusahaan atau produsen dalam menawarkan produknya kepada konsumen
tidak terlepas dari bagaimana perusahaan tesebut bisa memuaskan konsumen
baik itu dari segi produk, harga maupun pelayanan yang diberikan.
Untuk melihat apa yang diinginkan oleh konsumen, maka perlu
dianalisa perilaku konsumen dan menggali informasi terutama mengenai
faktor apa saja yang dipetimbangkan konsumen ketika akan membeli suatu
produk. Berikut ini adalah hasil dari output penelitian (kuesioner) yang
dilakukan peneliti terhadap 100 responden mengenai faktor-faktor yang
konsumen pertimbangkan dala pembelian ponsel.
1. Produk
Tabel 4.8
Kualitas produk yang handal dan tahan lama
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 3 3%
Tidak Penting 1 1%
Ragu-ragu 3 3%
Penting 32 32%
Sangat Penting 61 61%
Total 100 100%
Kualitas produk yang handal dan tahan lama merupakan salah satu
faktor yang dianggap penting oleh konsumen hal ini dapat dilihat dari
tabel diatas yang memberikan jawaban sebagai berikut: 3 responden
menjawab sangat tidak penting, 1 responden menjawab tidak penting, 3
responden menjawab ragu-ragu, 32 responden menjawab penting, dan 61
responden menjawab sangat penting. Dengan demikian sebagian besar
responden menganggap kualitas produk yang handal dan tahan lama
mempunyai kontribusi yang penting sebagai bahan pertimbangan dalam
memilih ponsel
Tabel 4.9
Model yang bervariasi dan berinovasi setiap tahun
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 2 2%
Tidak Penting 15 15%
Ragu-ragu 37 37%
Penting 35 35%
Sangat Penting 11 11%
Total 100 100%
Model yang bervariasi dan berinovasi setiap tahun merupakan
salah satu pertimbangan konsumen dalam memilih ponsel . Dari tabel di
atas dapat diketahui:2 responden menjawab sangat tidak penting, 15
responden menjawab tidak penting, 37 responden menjawab ragu-ragu, 35
responden menjawab penting, dan 11 responden menjawab sangat penting.
Dari hasil kuesioner tersebut dapat disimpulkan bahwa model yang
bervariasi dan berinovasi setiap tahun masih dianggap sebagai faktor yang
penting dalam memilih ponsel.
Tabel 4.10
Berbagai ukuran yang beragam
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 0 0%
Tidak Penting 12 12%
Ragu-ragu 45 45%
Penting 31 31%
Sangat Penting 12 12%
Total 100 100%
Sebagian konsumen menganggap ukuran merupakan faktor yang
dianggap penting. Dari tabel di atas dapat diketahui dari jawaban
responden 12 responden menjawab tidak penting, 45 responden menjawab
ragu-ragu, 12 responden menjawab sangat penting, sedangkan yang
menjawab sangat tidak penting tidak ada. Dengan demikian, meskipun
kebanyakan responden memberikan jawaban ragu-ragu, tapi responden
yang memberikan jawaban penting juga cukup banyak , dengan demikian
ukuran yang beragam masih dianggap penting oleh responden sebagai
faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam memilih ponsel.
Tabel 4.11 Mudah di perbaiki bila terjadi kerusakan
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 0 0%
Tidak Penting 1 1%
Ragu-ragu 6 6%
Penting 40 40%
Sangat Penting 53 53%
Total 100 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 1 responden menjawab
tidak penting, 6 responden menjawab ragu-ragu, 40 responden menjawab
penting, dan 53 responden menjawab sangat penting, dan responden yang
menjawab sangat tidak penting tidak ada. Dari pernyataan ini sebagian
besar responden menganggap ponsel yang mudah diperbaiki bila terjadi
kerusakan sebagai faktor yang sangat penting. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa responden dalam memilih ponsel juga
mempertimbangkan apakah ponsel tersebut mudah diperbaiki apa tidak
bila terjadi kerusakan.
Tabel 4.12
Suku cadang cukup banyak dan mudah diperoleh
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 0 0%
Tidak Penting 2 2%
Ragu-ragu 10 10%
Penting 40 40%
Sangat Penting 48 48%
Total 100 100%
Salah satu faktor yang dianggap penting oleh konsumen dalam
memilih ponsel diantaranya adalah suku cadang yang cukup banyak hal ini
dibuktikan dengan hasil kuesioner dari tabel diatas yang memberikan
jawaban sebagai sebagai berikut: 2 responden menjawab tidak penting, 10
responden menjawab ragu-ragu, 40 responden menjawab penting, 48
responden menjawab sangat penting, sedangkan yang menjawab sangat
tidak penting tidak ada.
Tabel 4.13
Daya tahan baterai yang tahan lama
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 0 0%
Tidak Penting 1 1%
Ragu-ragu 3 3%
Penting 31 31%
Sangat Penting 65 65%
Total 100 100%
Daya tahan baterai yang tahan lama juga merupakan faktor yang
dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel. Hal ini terbukti dari
jawaban responden sebagaimana tabel di atas yang mana 1 responden
menjawab tidak penting, 3 responden menjawab ragu-ragu, 31 responden
menjawab penting dan 65 responden menjawab sangat penting, sedangkan
responden yang menjawab sangat tidak penting tidak ada. Dengan
demikian konsumen cenderung memilih ponsel yang baterainya tahan
lama daripada ponsel yang daya tahan baterainya tidak lama. Hal ini
dikarenakan konsumen lebih suka ponsel yan memberikan kenyamanan
waktu telepon dan juga tidak disibukkan dengan sering men-charger
ponselnya dan juga tidak perlu khawatir ketika dibawa dalam perjalanan
jauh.
Tabel 4.14
Memori yang besar
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 0 0%
Tidak Penting 8 8%
Ragu-ragu 22 22%
Penting 33 33%
Sangat Penting 37 37%
Total 100 100%
Kebanyakan responden menganggap memori ponsel yang besar
dianggap sebagai faktor yang sangat penting hal ini dapat dilihat dari tabel
diatas 8 responden menjawab tidak penting, 22 responden menjawab ragu-
ragu, 33 responden menjawab penting, dan 37 responden menjawab sangat
penting. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa konsumen dalam
memilih ponsel juga mempertimbangkan besar atau tidaknya memori
ponsel tersebut.
Tabel 4.15
Warna yang jernih
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 0 0%
Tidak Penting 1 1%
Ragu-ragu 19 19%
Penting 44 44%
Sangat Penting 36 36%
Total 100 100%
Konsumen juga mempertimbangkan masalah warna ponsel yang
akan dipilihnya, apakah warnanya jernih atau suram. Hal ini dapat dilihat
dari hasil kuesioner sebagaimana terlihat pada tabel diatas yang mana
tidak ada responden yang menjawab sangat tidak penting, 1 responden
menjawab tidak penting, 19 orang menjawab ragu-ragu, 44 responden
menjawab penting dan 36 responden menjawab sangat penting.
Tabel 4.16
Suara yang jernih
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 0 0%
Tidak Penting 0 0%
Ragu-ragu 19 19%
Penting 44 44%
Sangat Penting 36 36%
Total 100 100%
Faktor suara juga menjadi faktor pertimbangan konsumen dalam
memilih ponsel apakah ponsel tersebut suaranya jenih waktu melakukan
panggilan, menerima panggilan, maupun suara musik dan nada deringnya.
Dari tabel diatas tidak ada responden yang memberikan jawaban sangat
tidak penting dan juga jawaban tidak penting, 19 responden menjawab
ragu-ragu, 44 responden menjawab penting dan 36 responden menjawab
sangat penting. Dari jawaban tersebut dapat diketahui bahwa sebagian
responden menganggap suara yang jernih merupakan faktor yang dianggap
penting.
Tabel 4.17 Fitur yang lengkap
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 0 0%
Tidak Penting 6 6%
Ragu-ragu 12 12%
Penting 41 41%
Sangat Penting 41 41%
Total 100 100%
Fitur merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan konsumen
dalam memilih ponsel, ponsel yang mempunyai fitur yang lengkap
cenderung lebih dipilih oleh konsumen daripada ponsel yang fiturnya
kurang lengkap. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden sebagai
berikut: tidak ada responden yang menjawab sangat tidak penting, 6
responden menjawab tidak penting, 12 responden menjawab ragu-ragu, 41
responden menjawab penting, dan 41 responden menjawab sangat penting.
Kelangkapan fitur merupakan daya tarik tersendiri, sehingga
konsumen menganggap bahwa kelengkapan fitur merupakan salah satu
faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih ponsel.
2. Harga
Tabel 4.18 Harga yang terjangkau
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 2 2%
Tidak Penting 1 1%
Ragu-ragu 7 7%
Penting 35 35%
Sangat Penting 55 55%
Total 100 100%
Faktor harga merupakan faktor yang penting dipertimbangkan oleh
konsumen dalam memilih ponsel, hal ini dapat dilihat dari jawaban pada
tabel di atas yang mana 2 responden menjawab sangat tidak penting, 1
responden menjawab tidak penting, 7 responden menjawab ragu-ragu, 35
responden menjawab penting, dan 55 responden menjawab sangat penting,
dari jawaban tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian
responden menganggap harga yang terjangkau merupakan salah satu
faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam memilih ponsel.
Tabel 4.19
Harga jual kembali yang stabil
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 2 2%
Tidak Penting 2 2%
Ragu-ragu 15 15%
Penting 39 39%
Sangat Penting 42 42%
Total 100 100%
Dari pernyataan harga jual kembali yang stabil responden
memberikan jawaban 2 responden menjawab sangat tidak penting, 2
responden menjawab tidak penting, 15 responden menjawab ragu-ragu, 39
responden menjawab penting, dan 42 responden menjawab sangat penting.
Dengan demikian dalam memilih ponsel, konsumen cenderung
mempertimbangkan apakah ponsel tersebut harga jualnya cepat jatuh apa
harga jualnya cenderung stabil.
Tabel 4.20
Harga suku cadang yang murah dan terjangkau
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 0 0%
Tidak Penting 3 3%
Ragu-ragu 17 17%
Penting 36 36%
Sangat Penting 44 44%
Total 100 100%
Harga suku cadang yang murah dan dapat dijangkau oleh
konsumen menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih ponsel. Ketika
memilih ponsel, konsumen mempertimbangkan apakah bila terjadi
kerusakan bila ingin mengganti sebagian suku cadangnya konsumen tidak
memerlukan biaya yang terlalu mahal untuk membelinya. Dari jawaban
konsumen diketahui tidak ada respondedn yang menjawab sangat tidak
penting, 3 responden menjawab tidak penting, 17 responden menjawab
ragu-ragu, 36 responden menjawab penting, dan 44 responden
memberikan jawaban sangat penting. Dengan demikian, harga suku
cadang yang murah dan terjangkau merupakan faktor yang dianggap
penting oleh konsumen ketika memilih ponsel.
Tabel4.21
Kesesuaian harga dengan produk yang ditawarkan
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 0 0%
Tidak Penting 2 2%
Ragu-ragu 13 13%
Penting 45 45%
Sangat Penting 40 40%
Total 100 100%
Jumlah uang yang konsumen keluarkan apakah sebanding
dengan produk yang konsumen peroleh, setidaknya inilah salah satu faktor
juga yang konsumen pertimbangkan dalam memilih ponsel. Dari
pernyataan kesesuaian harga dengan produk yang ditawarkan terdapat
hasil sebagai berikut: tidak ada responden yang memberikan jawaban
sangat tidak penting, 2 responden menjawab tidak penting, 13 responden
menjawab ragu-ragu, 45 responden menjawab penting, dan 40 responden
menjawab sangat penting. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kesesuaian harga dengan produk yang ditawarkan merupakan faktor yang
dianggap penting oleh konsumen dalam memilih ponsel.
3. Tempat
Tabel 4.22
Counter penjualan ponsel yang banyak dan mudah dijangkau
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 1 1%
Tidak Penting 3 3%
Ragu-ragu 20 20%
Penting 38 38%
Sangat Penting 38 38%
Total 100 100%
Counter penjualan ponsel yang banyak dan mudah dijangkau
adalah salah satu marketing mix yang dilakukan oleh perusahaan
berkenaan dengan saluran distribusi. Dari pernyataan tersebut diperoleh
jawaban sebagai berikut: 1 responden menjawab sangat tidak penting, 3
responden menjawab tidak penting, 20 responden menjawab ragu-ragu, 38
responden menjawab penting, dan 38 responden lagi memberikan jawaban
sangat penting. Dengan demikian tersedianya counter penjualan yang
banyak dan mudah dijangkau oleh konsumen merupakan faktor yang
dianggap penting oleh konsumen sebagai bahan pertimbangan dalam
memilih ponsel.
Tabel 4.23
Servis center yang mudah dijangkau
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 0 0%
Tidak Penting 3 3%
Ragu-ragu 15 15%
Penting 43 43%
Sangat Penting 39 39%
Total 100 100%
Servis center yang mudah dijangkau. Dari pernyataan tersebut
diperoleh jawaban sebagai berikut: tidak ada responden yang menjawab
sangat tidak penting, 3 responden menjawab tidak penting, 15 responden
menjawab ragu-ragu, 43 responden menjawab penting, dan 39 responden
memberikan jawaban sangat penting. Dengan demikian konsumen
cenderung menginginkan servis center (pusat servis resmi) mudah
dijangkau oleh konsumen.
Tabel 4.24 Pengiriman produk yang tepat waktu
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 0 0%
Tidak Penting 4 4%
Ragu-ragu 24 24%
Penting 37 37%
Sangat Penting 35 35%
Total 100 100%
Salah satu saluran distribusi yang lain adalah pengiriman produk
tepat waktu. Hal ini berkaitan dengan ketersediaan produk di pasaran. Dari
pernyataan pengiriman produk yang tepat waktu, responden memberikan
jawaban sebagai berikut: tidak ada responden yang memberikan jawaban
sangat tidak penting,4 responden menjawab tidak penting, 24 responden
menjawab ragu-ragu, 37 responden menjawab penting, dan 35 responden
menjawab sangat penting. Hal ini membuktikan bahwa pengiriman produk
yang tepat waktu merupakan faktor yang dianggap penting oleh
konsumen.
Tabel 4.25
Produk mudah didapatkan
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 1 1%
Tidak Penting 2 2%
Ragu-ragu 12 12%
Penting 48 48%
Sangat Penting 37 37%
Total 100 100%
Produk mudah didapatkan, artinya prdoduk tersebut banyak dijual
dicounter-counter penjualan ponsel.dari tabel diatas dapat dilihat
jawabannya sebagai berikut: 1 responden menjawab sangat tidak penting,
2 responden menjawab tidak penting, 12 responden menjawab ragu-ragu,
48 responden menjawab penting, dan 37 responden menjawab sangat
penting sebagian besar responden menjawab produk mudah didapatkan
merupakan faktor yang dianggap penting oleh konsumen.
4. Periklanan
Tabel 4.26 Iklan melalui media televisi dan radio yang menarik
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 4 4%
Tidak Penting 8 8%
Ragu-ragu 22 22%
Penting 44 44%
Sangat Penting 22 22%
Total 100 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pernyataan iklan melalui
media televisi dan radio yang menarik mendapatkan jawaban sebagai
berikut: 4 responden menjawab sangat tidak penting, 8 responden
menjawab tidak penting, 22 responden menjawab ragu-ragu, 44 responden
menjawab penting, dan 22 responden menjawab sangat penting. Dari
kuesioner tersebut sebagian besar responden menjawab bahwa iklan
melalui media televisi dan radio yang menarik dianggap penting bagi
knsumen.
Tabel 4.27 Iklan melalui majalah, tablod, dan media cetak lainnya yang menarik
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 3 3%
Tidak Penting 10 10%
Ragu-ragu 21 21%
Penting 51 51%
Sangat Penting 15 15%
Total 100 100%
Para perusahaan melakukan berbagai cara untuk memperkenalkan
produknya kepada konsumen, salah satu cara yang mereka lakukan adalah
dengan membuat iklan di majalah, tabloid, dan media cetak lainnya. Dari
kuesioner yang disebar mengenai iklan dimedia cetak dianggap penting
atau tidak, dari tabel di atas dapat diketahui jawabannya sebagai berikut: 3
responden menjawab sangat tidak penting, 10 responden menjawab tidak
penting, 21 responden menjawab ragu-ragu, 51 responden menjawab
penting, dan 15 responden menjawab sangat penting. Berdasarkan hasil
tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab iklan
melalui media cetak ikut berpartisipasi dalam menentukan pilihan terhadap
ponsel yang mereka beli.
Tabel 4.28
Iklan melalui outdoor (papan reklame dan baliho) yang menarik
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 4 4%
Tidak Penting 14 14%
Ragu-ragu 36 36%
Penting 39 39%
Sangat Penting 7 7%
Total 100 100%
Dari pernyataan iklan melalui outdoor (papan reklame dan baliho)
yang menarik dari tabel di atas terlihat bahwa: 4 responden menjawab
sangat tidak penting, 14 responden menjawab tidak penting, 36 responden
menjawab ragu-ragu, 39 responden menjawab penting, dan 7 responden
menjawab sangat penting. Dari jawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa
iklan melalui outdoor dirasa penting oleh konsumen.
Tabel 4.29
Iklan melalui media internet yang menarik
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 3 3%
Tidak Penting 11 11%
Ragu-ragu 34 34%
Penting 43 43%
Sangat Penting 9 9%
Total 100 100%
Diera globalisasi, dimana teknologi berkembang dengan pesat.
Media iklan tidak lagi hanya menggunakan media cetak maupun televisi
dan radio saja. Tetapi, dewasa ini dengan berkembangnya dunia maya,
masyarakat banyak menggunakan media internet untuk menyerap berbagai
informasi. Dengan demikian iklan melalui media internet dianggap efektif
untuk memperkenalkan produk. Hal ini selaras hasil kuesioner
sebagaimana tabel di atas, yang mana 43 responden menjawab penting dan
9 responden menjawab sangat penting terhadap iklan yang dilakukan
dimedia internet.
5. Promosi Penjualan
Tabel 4.30
Jaminan garansi yang diberikan
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 0 0%
Tidak Penting 2 2%
Ragu-ragu 6 6%
Penting 41 41%
Sangat Penting 51 51%
Total 100 100%
Perusahaan ponsel perlu memberikan jaminan garansi terhadap
produknya setidaknya hal itulah yang diinginkan oleh konsumen dalam
memilih ponsel. Dari tabel di atas sebagian besar responden yaitu sebesar
51 responden menganggap bahwa jaminan garansi itu sangat penting
diberikan, 41 responden menjawab penting, 6 menjawab ragu-ragu hanya
2 responden yang menjawab tidak penting dan tidak ada responden yang
memberikan jawaban sangat tidak penting.
Tabel 4.31
Peragaan dan demonstrasi
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 3 3%
Tidak Penting 12 12%
Ragu-ragu 35 35%
Penting 40 40%
Sangat Penting 10 10%
Total 100 100%
Untuk memperkenalkan produknya apa lagi produk yang baru,
perusahaan ponsel perlu mengadakan demonstrasi terhadap ponsel tersebut
baik itu melalui media televisi maupun melalui acara-acara tertentu. Dari
jawaban responden di atas dapat diketahui bahwa 3 responden menjawab
peragaan dan demonstrasi sangat tidak penting, 12 responden menjawab
tidak penting, 35 responden menjawab ragu-ragu, 40 responden menjawab
penting, dan 10 responden menjawab bahwa peragaan dan demonstrasi
dianggap sangat penting.
Tabel 4.32
Pemberian paket pulsa dan harga promosi yang merangsang konsumen
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 1 1%
Tidak Penting 8 8%
Ragu-ragu 20 20%
Penting 40 40%
Sangat Penting 31 31%
Total 100 100%
Untuk menarik konsumen pemberian paket pulsa dan juga
memberikan harga promo dianggap penting opleh konsumen. Hal ini dapat
dilihat dari tabel di atas yang mana 40 responden menganggap pemberian
paket pulsa dan harga promo penting, dan 31 responden menjawab sangat
penting. Sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak menjawab 20
responden, 8 responden menjawab tidak penting, dan 1 responden
menjawab sangat tidak penting.
Tabel 4.33
Menggelar event pameran produk-produk baru
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 1 1%
Tidak Penting 7 7%
Ragu-ragu 30 30%
Penting 50 50%
Sangat Penting 12 12%
Total 100 100%
Dari pernyataan menggelar event pameran produk-produk baru
responden memberikan jawaban sebagai berikut: 1 responden menjawab
sangat tidak penting, 7 responden menjawab tidak penting, 30 responden
menjawab ragu-ragu, 50 responden menjawab penting, dan 12 responden
menjawab sangat penting. Bila melihat dari hasil kuesioner sebagaimana
ada pada tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggelar
event pameran produk-produk baru akan dapat menarik konsumen dan
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih ponsel.
Tabel 4.34
Pemberian hadiah-hadiah tertentu
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 0 0%
Tidak Penting 4 4%
Ragu-ragu 29 29%
Penting 47 47%
Sangat Penting 20 20%
Total 100 100%
Konsumen kadang merasa tertarik jika perusahaan memberikan
hadiah-hadiah tertentu terhadap produk yang dijual. Demikian pula dengan
ponsel. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa ternyata konsumen
merasa tertarik dengan pemberian-pemberian hadiah tertentu, hal ini
terbukti dengan hasil kuesioner pada tabel di atas yang mana sebagian
besar yaitu sebanyak 47 responden menganggap pemberian hadiah tertentu
tersebut dirasa penting oleh konsumen, sedangkan 20 resonden menjawab
sangat penting, 29 responden menjawab ragu-ragu, 4 responden menjawab
tidak penting, dan tidak ada responden yang memberikan jawaban sangat
tidak penting.
6. Penjualan personal
Tabel 4.35 Sales pria/wanita yang berpenampilan menarik
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 5 5%
Tidak Penting 25 25%
Ragu-ragu 34 34%
Penting 24 24%
Sangat Penting 12 12%
Total 100 100%
Termasuk dalam salah satu strategi yang dilakukan oleh
perusahaan ponsel diantaranya adalah penjualan personal. Dari pernyataan
yang diajukan kepada responden menggenai tanggapan mereka terhadap
sales yang berpenampilan menarik adalah sebagai berikut: 5 responden
menjawab sangat tidak penting, 25 responden menjawab tidak penting, 34
responden menjawab ragu-ragu, 24 responden menjawab penting, dan 12
responden menjawab. Dari komponen jawaban tersebut, responden
kelihatannya kurang mempermasalahkan terhadap penampilan dari sales.
Tabel 4.36
Kejelasan informasi yang diberikan oleh SPG
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 1 1%
Tidak Penting 7 7%
Ragu-ragu 15 15%
Penting 45 45%
Sangat Penting 32 32%
Total 100 100%
Masih berkaitan dengan penjualan personal, ternyata konsumen
memerlukan informasi yang jelas yang diberikan oleh SPG, hal ini dapat
dilihat dari tabel di atas yang mana 1 responden menjawab sangat tidak
penting, 7 responden menjawab tidak penting, 15 responden menjawab
ragu-ragu, 45 responden menjawab penting, dan 32 responden menjawab
sangat penting.
Tabel 4.37
Penjualan door to door
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 8 8%
Tidak Penting 29 29%
Ragu-ragu 42 42%
Penting 17 17%
Sangat Penting 4 4%
Total 100 100%
Dari pernyataan penjualan ponsel melalui door to door
kelihatannya kurang mendapatkan apresiasi dari konsumen. Kebanyakan
konsumen lebih suka memilih membeli ponsel di gerai-gerai penjualan
ponsel maupun di counter-counter, hal ini dibuktikan dari hasil kuesioner
sebagaimana pada tabel di atas yang mana 8 responden menjawab sangat
tidak penting, 29 responden menjawab tidak penting, 42 responden
memberikan jawaban ragu-ragu, 17 responden menjawab penting, dan 4
responden menjawab sangat penting.
Tabel 4.38
Penjualan kekampus-kampus
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 5 5%
Tidak Penting 35 35%
Ragu-ragu 42 42%
Penting 14 14%
Sangat Penting 4 4%
Total 100 100%
Untuk menjangkau konsumen dikalangan mahasiswa perusahaan
biasanya juga menerapkan strategi menjemput bola dengan cara
melakukan penjualan ke kanpus-kampus biasanya dengan bersamaan
event-event tertentu. Dari hasil kuesioner sebagaimana terlihat pada tabel
di atas dapat diketahui hasilnya bahwa 5 responden menjawab bahwa
penjualan ke kampus-kampus dirasa sangat tidak penting, 35 responden
menjawab tidak penting, 42 responden mejawab ragu-ragu, 14 responden
menjawab penting, dan 4 responden menjawab sangat penting. Dari hasil
terebut dapat diambil kesimpulan bahwa melakukan penjualan ke kampus-
kampus ternyata kurang perlu dilakukan, hal ini karena biasanya
mahasiswa lebih suka membeli ponsel di gerai-gerai atau pusat-pusat
penjualan ponsel.
7. Konsumen Individu
Tabel 4.39 Kebutuhan konsumen
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 1 1%
Tidak Penting 4 4%
Ragu-ragu 25 25%
Penting 54 54%
Sangat Penting 16 16%
Total 100 100%
Salah satu yang menjadi faktor konsumen dalam membeli ponsel
adalah karena kebutuhan akan ponsel tersebut. Dari pernyataan kebutuhan
konsumen tesebut bedasarkan hasil sebagaimana pada tabel di atas dapat
terlihat bahwa 1 responden menjawab sangat tidak penting, 4 responden
menjawab tidak penting, 25 responden menjawab ragu-ragu, 54 responden
menjawab penting, dan 16 responden menjawab sangat tidak penting. Dari
jawaban tersebut dapat diketahui bahwa kebanyakan responden
mengangap bahwa faktor kebutuhan adalah faktor yang dianggap penting
dalam menetukan pembelian ponsel.
Tabel4.40
Gaya hidup
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 3 3%
Tidak Penting 13 13%
Ragu-ragu 32 32%
Penting 38 38%
Sangat Penting 14 14%
Total 100 100%
Salah satu yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen
adalah gaya hidup. Gaya hidup antara satu individu dengan individu yang
lain sangatlah berbeda-beda, hal ini juga akan menyebabkan selera
pembelian yang berbeda-beda. Begitu juga dalam pembelian ponsel, gaya
hidup juga akan berpengaruh terhadap pemilihan ponsel. Hal ini
sebagaimana terlihat dari hasil kuesioner sebagaimana yang ada pada tabel
di atas yang mana 1 responden menjawab sangat tidak penting, 13
responden menjawab tidak penting, 32 responden menjawab ragu-ragu, 38
responden menjawab penting, dan 14 responden menjawab sangat penting.
Tabel 4.41
Tingkat pendapatan pribadi/individu
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 0 0%
Tidak Penting 6 6%
Ragu-ragu 22 22%
Penting 43 43%
Sangat Penting 29 29%
Total 100 100%
Tingkat pendapatan juga berpengaruh terhadap pemilihan ponsel,
orang yang berpendapatan lebih tinggi biasanya mempunyai pemilihan
pembelian ponsel yang berbeda dengan oranh yang berpendapatan rendah.
Dari hasil kuesioner dapat diketahui hasilnya bahwa tingkat pendapatan
individu sanagt penting dalam menentukan pemilihan pembelian ponsel.
Hal ini selaras dengan jawaban responden yang mana tidak ada yang
memeberikan jawaban sangat tidak penting, 6 responden menjawab tidak
penting, 22 responden menjawab ragu-ragu, 43 responden menjawab
penting, dan 29 responden menjawab sangat penting.
Tabel 4.42
Prestise
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 5 5%
Tidak Penting 11 11%
Ragu-ragu 38 38%
Penting 38 38%
Sangat Penting 8 8%
Total 100 100%
Sebagian orang memilih membeli sesuatu dengan alasan karena
prestise. Kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain
menjadikan faktor seseorang dalam menentukan pemilihan suatu produk
atau merek tertentu. Dari jawaban responden terhadap hal tersebut dapat
dilihat pada tabel di atas. Yang mana 5 responden menjawab sangat tidak
penting, 11 responden menjawab tidak penting, 38 responden ragu-ragu,
38 responden menjawab penting, dan 8 responden menjawab sangat
penting. Dari jawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa alasan prestise
merupakan faktor yang dianggap penting dalam menentukan pemilihan
terhadap pembelian ponsel.
8. Lingkungan
Tabel 4.43
Peran rekomendasi dari keluarga
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 7 7%
Tidak Penting 12 12%
Ragu-ragu 36 36%
Penting 34 34%
Sangat Penting 11 11%
Total 100 100%
Keluarga merupakan termasuk sebagai salah satu kelompok
refernsi bagi konsumen untuk melakukan pembelian. Tidak sedikit orang
yang melakukan pemilihan suatu pembelian berdasarkan dari rekomendasi
atau saran yang diberikan oleh keluarga. Dari pernyataan peran
rekomendasi dari keluarga sebagaimana pada tabel di atas dapat dilihat
hasilnya bahwa 7 responden menjawab sangat tidak penting, 12 responden
menjawab tidak penting, 36 responden menjawab ragu-ragu, 34 responden
menjawab penting, dan 11 responden menjawab sangat penting.
Tabel 4.44
Peran rekomendasi dari teman
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 4 4%
Tidak Penting 7 7%
Ragu-ragu 39 39%
Penting 40 40%
Sangat Penting 10 10%
Total 100 100%
Konsumen memperoleh informasi dalam memilih ponsel tidak
hanya lewat media iklan saja. Banyak diantara konsumen yang
memperoleh informasi dari mulut ke mulut diantaranya adalah informasi
yang diberikan oleh konsumen. Dari kuesioner yang diajukan akan dapat
diperoleh hasilnya seberapa penting peran rekomendasi dari teman
terhadap pemilihan dalam pembelian ponsel. Dari tabel tersebut diketahui
jawabannya sebagai berikut: 4 responden menjawab sangat tidak penting,
7 responden menjawab tidak penting, 39 responden menjawab ragu-ragu,
40 responden menjawab penting, dan 10 responden memberikan jawaban
sangat penting. Dari jawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa peran
rekomendasi dari teman dinilai sebagai faktor yang dianggap penting
dalam menentukan pemilihan terhadap pembelian ponsel.
Tabel 4.45
Pengalaman pemakaian terdahulu
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 1 1%
Tidak Penting 4 4%
Ragu-ragu 15 15%
Penting 53 53%
Sangat Penting 27 27%
Total 100 100%
Seseorang dalam membeli sesuatu biasanya juga dipengaruhi
oleh pengalaman pemakaian terdahulu. Bila konsumen merasa puas
dengan pembelian suatu barang dengan merek tertentu, maka biasanya
untuk selanjutnya ia akan membeli barang dengan merek yang sama, dan
bila seseorang kurang puas terhadap pembelian barang dengan merek
tertentu, maka biasanya ia tidak akan membeli merek yang sama. Begitu
juga dengan produk ponsel. Hal ini senada dengan jawaban responden
bahwa 1 responden menjawab sangat tidak penting, 4 responden
menjawab tidak penting, 15 responden menjawab ragu-ragu, 53 responden
menjawab penting, dan 27 responden menjawab sangat penting. Dari hasil
tersebut dapat terlihat bahwa sebagian besar responden menganggap
bahwa pengalaman pemakaian terdahulu berpengaruh terhadap pemilihan
dalam pembelian ponsel
Tabel 4.46
Tingkat pendapatan keluarga
Keterangan Frekuensi Persentase
Sangat Tidak Penting 1 1%
Tidak Penting 10 10%
Ragu-ragu 22 22%
Penting 41 41%
Sangat Penting 26 26%
Total 100 100%
Para konsumen ponpsel bukan hanya terdiri dari orang-orang
yang mempunyai pendapatan saja. Banyak para konsumen yang belum
mempunyai pendapatan sendiri. Bagi orang yang belum mempunyai
pendapatan sendiri biasanya mereka memperoleh uang untuk membeli
ponsel adalah dari keluarganya. Dengan demikian tingkat pendapatan
keluarga akan berpengaruh terhadap pemilihan ponsel terutama bagi
mereka yang belum mempunyai pendapatan sendiri. Hal ini dapat dilihat
dari hasil kuesioner sebagaimana pada tabel diatas bahwa 1 responden
menjawab sangat tidak penting, 10 responden menjawab tidak penting, 22
responden menjawab ragu-ragu, 41 responden menjawab penting, dan 26
responden menjawab sangat penting.
E. Aplikasi Analisis Faktor
Analisis faktor bertujuan untuk mereduksi sejumlah variabel menjadi
beberapa set variabel yang disebut faktor. Dalam analisis faktor yang harus
diperhatikan adalah angka Measure Of Sampling Adequacy harus diatas 0,5.
untuk keperluan analisis faktor dalam penelitian ini variabel indikator yang
digunakan sebanyak 39 variabel indikator yang disebar kepada 100 responden.
Dari 39 variabel tersebut akan direduksi menjadi beberapa faktor dengan
analisis faktor.
1. Menentukan variabel
Dalam analisis faktor, hal pertama yang harus dilakukan adalah
menilai variabel mana yang layak untuk dimasukkan ke dalam analisis
selanjutnya. Penilaian variabel mana saja yang layak untuk di analisis
lebih lanjut didasarkan pada korelasi keseluruhan dan korelasi parsial. Hal
ini diukur dengan menggunakan statistik Keiser Meyer Olkin (KMO)
Barlett Test. Statistik uji KMO besarnya berkisar antara 0 sampai dengan
1, untuk KMO angka keseluruhan harus di atas 0,5, jika kurang dari 0,5
maka variabel indikator yang nilainya kurang dari 0,5 harus dihilangkan
dan dilakukan pengujian lagi sampai angka Measure Of Sampling
Adequacy di atas 0,5.
Tabel 4.47 KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .690
Approx. Chi-Square 2131.989
df 741.000
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. .000
Sumber: Hasil out put SPSS.
Dari hasil output uji KMO yang terdapat pada tabel di atas
besarnya angka Measure Of Sampling Adequacy adalah 0,690 dengan
tingkat signifikansi 0,000. oleh karena angka KMOnya jauh sudah diatas
0,5 dan signifikansinya jauh dibawah 0,05 (0,000<0,05) maka variabel dan
sampel yang ada secara keseluruhan dapat dianalisis lebih lanjut. Namun,
untuk kepentingan analisis selanjutnya dengan melihat angka pada Anti-
Image Mattrics khususnya pada angka korelasi yang bertanda (a ) (arah
digonal dari kiri atas ke kanan bawah) bahwa hasil Measure Of Sampling
Adequacy (MSA) sebagaimana pada tabel berikut ini:
Tabel4.48
Angka Measure of Sampling Adequacy (MSA)
pada anti-image matrics
No Pernyataan MSA Keterangan
1 Kualitas produk 0,564 valid
2 Model 0,566 valid
3 Ukuran 0,474 Tidak valid
4 Mudah diperbaiki 0,710 Valid
5 Suku cadang cukup banyak 0,636 Valid
6 Daya tahan baterai 0,870 Valid
7 Memori yang besar 0,776 Valid
8 Warna 0,745 Valid
9 Suara 0,711 Valid
10 Kelengkapan fitur 0,786 Valid
11 Harga 0,769 Valid
12 Harga jual kembali 0,777 Valid
13 Harga suku cadang 0,764 Valid
14 Kesesuaian harga dengan produk 0,785 Valid
15 Counter penjualan ponsel mudah dijangkau 0,714 Valid
16 Servis center mudah dijangkau 0,807 Valid
17 Pengiriman produk tepat waktu 0,476 Tidak valid
18 Produk mudah diperoleh 0,706 Valid
19 Iklan melalui televisi dan radio 0,757 Valid
20 Iklan melalui majalah, tabloid, dan surat kabar 0,649 Valid
21 Iklan melalui out door 0,710 Valid
22 Iklan melalui media internet 0,717 Valid
23 Jaminan garansi 0,822 Valid
24 Peragaan dan demonstrasi produk 0,573 Valid
25 Pemberian paket pulsa dan harga promo 0,741 Valid
26 Menggelar event pameran 0,801 Valid
27 Pemberian hadiah-hadiah tertentu 0,727 Valid
28 Penampilan sales 0,645 Valid
29 Kejelasan informasi yang diberikan oleh SPG 0,583 Valid
30 Penjualan door to door 0,478 Tidak valid
31 Penjualan ke kampus-kampus 0,461 Tidak valid
32 Kebutuhan 0,600 valid
33 Gaya hidup 0,479 Tidak valid
34 Tingkat pendapatan individu 0,660 valid
35 Prestise 0,535 valid
36 Rekomendasi keluarga 0,553 Valid
37 Rekomendasi teman 0,600 Valid
38 Pengalaman pemakaian terdahulu 0,637 Valid
39 Tingkat pendapatan keluarga 0,605 Valid
Sumber: hasil output SPSS.
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai Measure Of Sampling Adequay
(MSA) terdapat 4 variabel yang nilai MSAnya dibawah 0,5 yaitu variabel
ukuran, pengiriman produk tepat waktu, penjualan door to door, penjualan
ke kampus-kampus dan variabel gaya hidup. Karena variabel-variabel
tersebut tidak memenuhi persyaratan, maka variabel tersebut harus
dihilangkan dan dilakukan pengujian ulang terhadap 34 variabel yang
tersisa. Dari hasil uji KMO terhadap 34 variabel yang ada dapat dperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 4.49 KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .767
Approx. Chi-Square 1708.914
df 561.000
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. .000
Sumber: hasil out put SPSS.
Dari output hasil uji KMO tersebut dapat diketahui besarnya angka KMO
Measure Of Sampling Adequacy adalah 0,782 dengan tingkat signifikansi
0,000. oleh karena angka-angka tersebut sudah memenuhi persyaratan
yaitu nilai KMO di atas 0,5 dan signisikansi di bawah 0,05, maka sampel
tersebut bisa dianalisis lebih lanjut,sedangkan nilai pada Anti-Image
Matrics sebagai berikut:
Tabel. 4.50
Angka Measure of Sampling Adequacy (MSA) pada anti-image matrics
No Pernyataan MSA Keterangan
1 Kualitas produk 0,695 Valid
2 Model 0,719 Valid
3 Mudah diperbaiki 0,719 Valid
4 Suku cadang cukup banyak 0,767 Valid
5 Daya tahan baterai 0,878 Valid
6 Memori yang besar 0,842 Valid
7 Warna 0,797 Valid
8 Suara 0,778 Valid
9 Kelengkapan fitur 0,827 Valid
10 Harga 0,801 Valid
11 Harga jual kembali 0,802 Valid
12 Harga suku cadang 0,778 Valid
13 Kesesuaian harga dengan produk 0,849 Valid
14 Counter penjualan ponsel mudah dijangkau 0,764 Valid
15 Servis center mudah dijangkau 0,810 Valid
16 Produk mudah diperoleh 0,847 Valid
17 Iklan melalui televisi dan radio 0,752 Valid
18 Iklan melalui majalah, tabloid, dan surat kabar
0,690 Valid
19 Iklan melalui out door 0,812 Valid
20 Iklan melalui media internet 0,719 Valid
21 Jaminan garansi 0,898 Valid
22 Peragaan dan demonstrasi produk 0,717 Valid
23 Pemberian paket pulsa dan harga promo 0,734 Valid
24 Menggelar event pameran 0,750 Valid
25 Pemberian hadiah-hadiah tertentu 0,781 Valid
26 Penampilan sales 0,792 Valid
27 Kejelasan informasi yang diberikan oleh
SPG 0,719 Valid
28 Kebutuhan 0,691 Valid
29 Tingkat pendapatan individu 0,669 Valid
30 Prestise 0,672 Valid
31 Rekomendasi keluarga 0,636 Valid
32 Rekomendasi teman 0,641 Valid
33 Pengalaman pemakaian terdahulu 0,749 Valid
34 Tingkat pendapatan keluarga 0,590 Valid
Sumber: hasil out put SPSS.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai measure of sampling
adequacy (MSA) dari variabel-variabel pada tabel di atas sudah di atas 0,5.
maka, dalam penentuan variabel ini sudah memenuhi persyaratan
sebanyak 35 variabel yang kemudian dapat dianalisis lebih lanjut dalam
analisis faktor.
2. Pembentukan faktor
Pembentukan faktor setelah semua variabel memenuhi persyaratan
untuk di analisis, maka tahap selanjutnya adalah melakukan proses analisis
faktor, yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada
sehingga sehingga akan terbentuk satu atau lebih faktor yang terbentuk.
Dalam melakukan proses ekstraksi metode yang digunakan adalah dengan
metode Principal Component Analisys. Setelah dilakukan proses ekstraksi
maka terbentuk satu atau beberapa faktor yang berisi sejumlah variabel.
Tahap selanjutnya adalah melakukan rotasi. Proses rotasi ini dilakukan
untuk mempermudah menempatkan variabel-variabel yang ada ke dalam
faktor-faktor yang terbentuk. Proses rotasi dalam penelitian ini
menggunakan metode Varimax.
3. Estimasi Communality
Communalities adalah sejumlah varians dari suatu variabel yang
dapat dijelaskan oleh faktor-faktor yang ada. Nilai communalities ini
diperoleh dengan menjumlahkan nilai eigen value pada faktor yang ada.
Nilai communalities yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dilihat dari
tabel berikut ini.
Tabel. 4.51
Communalities
No Initial Extraction
1 iklan melalui majalah dan tabloid serta surat kabar 1.000 0.801 2 tingkat pendapatan individu 1.000 0.772 3 rekomendasi keluarga 1.000 0.769 4 harga suku cadang 1.000 0.755 5 counter penjualan ponsel mudah dijangkau 1.000 0.737 6 Suara 1.000 0.735 7 memori yang besar 1.000 0.728 8 Warna 1.000 0.726 9 iklan melalui rdio dan televisi 1.000 0.721 10 iklan melalui internet 1.000 0.721 11 rekomndasi teman 1.000 0.719 12 iklan melalui out door 1.000 0.705 13 produk mudah didapat 1.000 0.702 14 mudah diperbaiki 1.000 0.681 15 harga jual kembali 1.000 0.681 16 suku cadang mudah diperoleh 1.000 0.673 17 Harga 1.000 0.669 18 daya tahan baterai 1.000 0.656 19 kelengkapan fitur 1.000 0.651 20 pemberian paket pulsa dan harga promo 1.000 0.635 21 tingkat pendapatan keluarga 1.000 0.632 22 pengalaman pemakaian terdahulu 1.000 0.617 23 penampilan sales 1.000 0.598 24 peragaan serta demonstrasi 1.000 0.593 25 servis center mudah dijangkau 1.000 0.581 26 Prestise 1.000 0.579 27 kebutuhan konsumen 1.000 0.563
28 kesesuaian harga dengan produk 1.000 0.542 29 kualitas produk 1.000 0.541 30 jaminan garansi 1.000 0.517 31 pemberian hadiah hadiah tertentu 1.000 0.512 32 menggelar event pameran 1.000 0.510 33 Model 1.000 0.509 34 kejelasan informasi yang diberikan SPG 1.000 0.491
Sumber: Hasil out put SPSS.
Pada tabel di atas, untuk variabel ke-1 memiliki nilai 0,801 ini
berarti sekitar 80,1% varians dari variabel ke-1 bisa dijelaskan oleh faktor
yang terbentuk. Untuk variabel ke-2 memiliki nilai 0,772 ini berarti sekitar
77,2% varians dari variabel ke-2 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk., untuk variabel ke-3 memiliki nilai 0,769 ini berarti sekitar
76,9% varians dari variabel ke-3 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-4 memiliki nilai 0,755 ini berarti sekitar
75,5% varians dari variabel ke-4 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-5 memiliki nilai 0,737 ini berarti sekitar
73,7% varians dari variabel ke-5 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-6 memiliki nilai 0,735 ini berarti sekitar
73,5% varians dari variabel ke-6 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-7 memiliki nilai 0,728 ini berarti sekitar
72,8% varians dari variabel ke-7 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-8 memiliki nilai 0,726 ini berarti sekitar
72,6% varians dari variabel ke-8 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-9 memiliki nilai 0,721 ini berarti sekitar
72,1% varians dari variabel ke-9 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-10 memiliki nilai 0,721 ini berarti sekitar
72,1% varians dari variabel ke-10 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-11 memiliki nilai 0,719 ini berarti sekitar
71,9% varians dari variabel ke-11 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-12 memiliki nilai 0,705 ini berarti sekitar
70,5% varians dari variabel ke-12 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-13 memiliki nilai 0,702 ini berarti sekitar
70,2% varians dari variabel ke-13 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-14 memiliki nilai 0,681 ini berarti sekitar
68,1% varians dari variabel ke-14 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-15 memiliki nilai 0,681 ini berarti sekitar
68,1% varians dari variabel ke-15 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-16 memiliki nilai 0,673 ini berarti sekitar
67,3% varians dari variabel ke-16 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-17 memiliki nilai 0,669 ini berarti sekitar
66,9% varians dari variabel ke-17 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-18 memiliki nilai 0,656 ini berarti sekitar
65,6% varians dari variabel ke-18 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-19 memiliki nilai 0,651 ini berarti sekitar
65,1% varians dari variabel ke-19 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-20 memiliki nilaib 0,635 ini berarti sekitar
63,5% varians dari variabel ke-20 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-21 memiliki nilai 0,632 ini berarti sekitar
63,2% varians dari variabel ke-21 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-22 memiliki nilai 0,617 ini berarti sekitar
61,7% varians dari variabel ke-22 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-23 memiliki nilai 0,598 ini berarti sekitar
59,8% varians dari variabel ke-23 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-24 memiliki nilai 0,593 ini berarti sekitar
59,3% varians dari variabel ke-24 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-25 memiliki nilai 0,581 ini berarti sekitar
58,1% varians dari variabel ke-25 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-26 memiliki nilai 0,579 ini berarti sekitar
57,9% varians dari variabel ke-26 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-27 memiliki nilai 0,563 ini berarti sekitar
56,3% varians dari variabel ke-27 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-28 memiliki nilai 0,542 ini berarti sekitar
54,2% varians dari variabel ke-28 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-29 memiliki nilai 0,541 ini berarti sekitar
54,1% varians dari variabel ke-29 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-30 memiliki nilai 0,517 ini berarti sekitar
51,7% varians dari variabel ke-30 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-31 memiliki nilai 0,512 ini berarti sekitar
51,2% varians dari variabel ke-31 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-32 memiliki nilai 0,510 ini berarti sekitar
51,0% varians dari variabel ke-32 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-33 memiliki nilai 0,509 ini berarti sekitar
50,9% varians dari variabel ke-33 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk, untuk variabel ke-34 memiliki nilai 0,491 ini berarti sekitar
49,1% varians dari variabel ke-34 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk.
4. Penentuan Jumlah Faktor
Dalam penelitian ini penentuan jumlah faktor didasarkan pada nilai
eigen value dengan kriteria bahwa angka eigen value di bawah 1 tidak
digunakan dalam menghitung jumlah faktor yang terbentuk. Untuk melihat
jumlah faktor yang terbentuk dapat dilihat pada tabel total Variance
Explained berikut ini:
Tabel. 4.52
Total Variance Explained
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared
Loadings Rotation Sums of Squared
Loadings
Component Total % of
Variance Cumulative % Total % of
Variance Cumulative
% Total % of
Variance Cumulative
%
1 8.321 24.473 24.473 8.321 24.473 24.473 3.556 10.457 10.457
2 3.328 9.789 34.262 3.328 9.789 34.262 3.423 10.068 20.525
3 3.046 8.959 43.221 3.046 8.959 43.221 3.291 9.678 30.203
4 2.023 5.950 49.171 2.023 5.950 49.171 2.997 8.814 39.018
5 1.536 4.519 53.690 1.536 4.519 53.690 2.826 8.312 47.330
6 1.426 4.194 57.883 1.426 4.194 57.883 2.234 6.572 53.902
7 1.245 3.661 61.544 1.245 3.661 61.544 2.138 6.287 60.189
8 1.100 3.235 64.779 1.100 3.235 64.779 1.560 4.590 64.779
9 .981 2.884 67.663
10 .939 2.761 70.424
11 .922 2.712 73.136
12 .843 2.480 75.616
13 .808 2.377 77.993
14 .737 2.167 80.160
15 .678 1.994 82.154
16 .667 1.961 84.115
17 .636 1.869 85.985
18 .545 1.604 87.588
19 .489 1.438 89.026
20 .457 1.345 90.371
21 .442 1.300 91.671
22 .362 1.066 92.736
23 .313 .920 93.657
24 .310 .913 94.570
25 .294 .864 95.434
26 .275 .808 96.243
27 .226 .665 96.908
28 .215 .632 97.540
29 .201 .590 98.130
30 .169 .497 98.627
31 .134 .395 99.022
32 .128 .375 99.397
33 .108 .316 99.714
34 .097 .286 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber: Hasil out put SPSS.
Dari tabel total variance explained di atas, terlihat bahwa nilai
egien value yang memenuhi persyaratan untuk terbentuknya faktor
terdapat 8, sehingga dengan demikian faktor yang terbentuk hanya
terdapat 8 faktor saja. Sedangkan nilai eigen value yang kurang dari 1
tidak dapat dimasukkan ke dalam faktor. Jadi dari hasil reduksi terhadap
34 variabel yang ada hanya didapatkan 8 faktor yang terbentuk.
Dari total variance explained dapat dilihat bahwa nilai varians
faktor pertama adalah 24,473%, faktor kedua 9,789%, faktor ketiga
8,959%, faktor keempat 5,950%, faktor kelima 4,519%, faktor keenam
4,194%, faktor ketujuh 3,661%, faktor kedelapan 3,235%, total kedelapan
faktor tersebut bisa menjelaskan 64,779% variabelitas 35 variabel tersebut.
5. Interpretasi faktor
Setelah terbentuk faktor, maka tahapan selanjutnya adalah
menginterpretasikan faktor-faktor yang terbentuk. Dalam penelitian ini
akan dilakukan interpretasi terhadap 8 faktor yang terbentuk. Delapan
faktor ini terbentuk dari mereduksi veriabel-variabel indikator yang
dianggap menjadi bahan pertimbangan konsumen dalam memilih ponsel.
Interpretasi ini di dasarkan pada nilai faktor loading masing-
masing variabel pada faktor yang terbentuk. Nilai loading menunjukkkan
besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor ke-1, faktor ke-2,
faktor ke-3, faktor ke-4, faktor ke-5. faktor ke-6, faktor ke-7, dan faktor
ke-8. rotasi faktor ini bertujuan untuk mendapatkan tampilan data yang
jelas dari nilai loading untuk masing-masing variabel pada faktor yang
ada.
Nilai loading untuk masing-masing variabel terhadap faktor-faktor
yang dapat dilihat pada tabel Rotated Komponen Matrix di bawah.
Interpretasi ini didasarkan pada nilai loading terbesar dari masing-masing
variabel terhadap faktor-faktor yang ada. Jadi suatu variabel akan masuk
ke dalam faktor yang memiliki nilai loading terb
Tabel 4.53
Rotated Component Matrix
Component
1 2 3 4 5 6 7 8
kualitas produk .049 .102 .074 .693 -.153 -.094 -.039 -.095
model .060 .291 .172 -.204 -.060 -.022 .088 .581
mudah diperbaiki .216 .019 .185 .672 .105 .242 -.053 -.275
suku cadang mudah diperoleh .569 -.004 .253 .311 .169 .170 -.037 -.361
daya tahan baterai .495 .142 .341 .487 -.052 -.122 .069 -.119
memori yang besar .054 .062 .804 .100 -.118 .060 .182 .122
warna .159 .154 .767 .264 .004 .079 -.105 .046
suara .377 .000 .714 .112 .109 .058 -.225 .075
kelengkapan fitur .104 .226 .737 .046 .045 .131 .106 .117
harga .173 .037 .027 .638 -.015 .453 .016 .158
harga jual kembali .326 .044 .216 .689 .128 -.039 .127 .132
harga suku cadang .562 -.092 .152 .442 .056 .431 .116 .101
kesesuaian harga dengan produk .586 .255 .211 .082 -.040 -.098 .220 -.150
counter penjualan ponsel mudah dijangkau .761 .079 -.001 .179 -.133 .195 .113 .226
servis center mudah dijangkau .540 .097 .101 .342 .121 .370 .035 .024
produk mudah didapat .630 .114 .309 .251 .031 -.112 .055 .342
iklan melalui rdio dan televisi .102 .724 .113 .326 -.020 .024 -.002 .257
iklan melalui majalah dan tabloid serta surat kabar -.078 .862 .133 .131 -.002 .115 -.010 .065
iklan melalui out door .124 .790 .042 .061 -.001 .220 .085 .066
iklan melalui internet .258 .759 .094 -.204 -.008 .161 -.035 -.027
jaminan garansi .329 .278 .379 .269 .233 .141 .171 .112
peragaan serta demonstrasi -.055 .460 .135 .078 .193 .542 -.047 -.143
pemberian paket pulsa dan harga promo .492 .126 .279 -.141 .278 .392 -.112 .190
menggelar event pameran .116 .442 .254 -.021 .207 .210 -.027 .386
pemberian hadiah hadiah tertentu .143 .053 .293 .124 .232 .219 -.045 .533
penampilan sales .095 .301 .073 -.037 -.150 .682 .040 .051
kejelasan informasi yang diberikan SPG .103 .179 .088 .114 .074 .596 .245 .087
kebutuhan konsumen .269 .000 .015 -.002 .688 .066 .071 -.082
tingkat pendapatan individu .017 .029 -.056 .031 .864 -.052 -.001 .136
prestise -.117 -.094 -.014 -.028 .423 .102 .518 .313
rekomendasi keluarga .097 -.057 .118 .010 .175 .040 .843 -.002
rekomndasi teman .203 .113 -.054 .042 .174 .110 .785 -.034
pengalaman pemakaian terdahulu -.003 .067 -.110 -.017 .670 .060 .383 -.007
tingkat pendapatan keluarga -.219 -.017 .237 -.015 .687 -.015 .234 .020
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 9 iterations.
Sumber: Hasil out put SPSS.
Berdasarkan tabel rotated componen matrix di atas, model faktor
yang diperoleh yakni dengan mengambil variabel dengan koefisien
terbesar pada faktor, kemudian diperoleh beberapa variabel yang
mendominasi masing-masing faktor, dengan hasil sebagai berikut:
Faktor pertama didominasi oleh variabel;
1. Counter penjualan ponsel mudah dijangkau. Karena variabel ini
mempunyai loading terbesar pada komponen faktor pertama yaitu
0,761, maka variabel ini masuk ke dalam faktor pertama.(faktor
tempat)
2. Produk mudah didapat. Karena variabel ini mempunyai loading
terbesar pada komponen faktor pertama yaitu 0,630, maka variabel ini
masuk ke dalam faktor pertama.(faktor tempat)
3. Kesesuaian harga dengan produk. Karena variabel ini mempunyai
loading terbesar pada komponen faktor pertama yaitu 0,586, maka
variabel ini dimasukkan ke dalam faktor pertama.(faktor harga)
4. Suku cadang mudah diperoleh. Karena variabel ini mempunyai loading
terbesar pada komponen faktor pertama yaitu 0,569, maka variabel ini
masuk ke dalam faktor pertama. (faktor tempat)
5. Harga suku cadang. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar
pada komponen faktor pertama yaitu 0,562, maka variabel ini masuk
ke dalam faktor pertama(faktor harga)
6. Servis center mudah dijangkau. Karena variabel ini mempunyai
loading terbesar pada komponen faktor pertama yaitu 0,540, maka
variabel ini masuk ke dalam faktor pertama( faktor tempat)
7. Daya tahan baterai. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar
pada komponen faktor pertama yaitu 0,495, maka variabel ini masuk
ke dalam faktor pertama(faktor produk)
8. Pemberian paket pulsa dan harga promo. Karena variabel ini
mempunyai loading terbesar pada komponen faktor pertama yaitu
0,492, maka variabel ini masuk ke dalam faktor pertama(faktor
promosi penjualan)
Karena faktor pertama ini lebih banyak didominasi oleh faktor tempat,
maka faktor pertama ini diberi nama sebagai faktor tempat.
Faktor kedua didominasi oleh variabel;
1. Iklan melalui majalah, tablod dan surat kabar. Karena variabel ini
mempunyai loading terbesar pada komponen faktor kedua yaitu 0,862,
maka variabel ini masuk ke dalam faktor kedua.(faktor periklanan)
2. Iklan melalui out door. Karena variabel ini mempunyai loading
terbesar pada komponen faktor kedua yaitu 0,790, maka variabel ini
masuk ke dalam faktor kedua.(faktor periklanan)
3. Iklan melalui internet. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar
pada komponen faktor kedua yaitu 0,759, maka variabel ini masuk ke
dalam faktor kedua.(faktor periklanan)
4. Iklan melalui radio dan televisi. Karena variabel ini mempunyai
loading terbesar pada komponen faktor kedua yaitu 0,724, maka
variabel ini masuk ke dalam faktor kedua.(faktor periklanan)
5. Menggelar event pameran. Karena variabel ini mempunyai loading
terbesar pada komponen faktor kedua yaitu 0,442, maka variabel ini
masuk ke dalam faktor kedua.(faktor promosi penjualan)
Karena pada faktor kedua ini lebih banyak didominasi oleh faktor
periklanan, maka faktor kedua ini diberi nama sebagai faktor periklanan.
Faktor ketiga didominasi oleh variabel;
1. Memori yang besar. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar
pada komponen faktor ketiga yaitu 0,804, maka variabel ini masuk ke
dalam faktor ketiga.(faktor produk)
2. Warna. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada
komponen faktor ketiga yaitu 0,767, maka variabel ini masuk ke dalam
faktor ketiga.(faktor produk)
3. Kelengkapan fitur. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar
pada komponen faktor ketiga yaitu 0,737, maka variabel ini masuk ke
dalam faktor ketiga.(faktor produk)
4. Suara. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada
komponen faktor ketiga yaitu 0,714, maka variabel ini masuk ke dalam
faktor ketiga.(faktor produk)
5. Jamninan garansi. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar
pada komponen faktor ketiga yaitu 0,379, maka variabel ini masuk ke
dalam faktor ketiga.(faktor promosi penjualan)
Karena faktor ketiga ini lebih banyak didominasi oleh faktor produk, maka
faktor ketiga ini dikelompokkan kedalam faktor produk.
Faktor keempat didominasi oleh variabel;
1. Kualitas produk. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada
komponen faktor keempat yaitu 0,693, maka variabel ini masuk ke
dalam faktor keempat.(faktor produk)
2. Harga jual kembali. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar
pada komponen faktor keempat yaitu 0,689, maka variabel ini masuk
ke dalam faktor keempat.(faktor harga)
3. Mudah diperbaiki. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar
pada komponen faktor keempat yaitu 0,672, maka variabel ini masuk
ke dalam faktor keempat.(faktor produk)
4. Harga. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada
komponen faktor keempat yaitu 0,638, maka variabel ini masuk ke
dalam faktor keempat.(faktor harga)
Pada faktor ini didominasi oleh faktor harga dan faktor produk. Karena
faktor produk lebih banyak terdapat pada faktor ketiga, maka faktor
keempat ini diberi nama sebagai faktor harga.
Faktor kelima didominasi oleh variabel;
1. Tingkat pendapatan individu Karena variabel ini mempunyai loading
terbesar pada komponen faktor kelima yaitu 0,864, maka variabel ini
masuk ke dalam faktor kelima.(faktor konsumen individu)
2. Kebutuhan konsumen. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar
pada komponen faktor kelima yaitu 0,688, maka variabel ini masuk ke
dalam faktor kelima.(faktor konsumen individu)
3. Tingkat pendapatan keluarga Karena variabel ini mempunyai loading
terbesar pada komponen faktor kelima yaitu 0,687, maka variabel ini
masuk ke dalam faktor kelima. (faktor lingkungan)
4. Pengalaman pemakaian terdahulu. Karena variabel ini mempunyai
loading terbesar pada komponen faktor kelima yaitu 0,670, maka
variabel ini masuk ke dalam faktor kelima.(faktor lingkungan)
Faktor kelima ini diberi nama sebgai faktor konsumen individu.
Faktor keenam didominasi oleh variabel;
1. Penampilan sales. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar
pada komponen faktor keenam yaitu 0,682, maka variabel ini masuk
ke dalam faktor keenam.(faktor penjualan personal)
2. Kejelasan informasi yang diberikan oleh SPG. Karena variabel ini
mempunyai loading terbesar pada komponen faktor keenam yaitu
0,596, maka variabel ini masuk ke dalam faktor keenam.(faktor
penjualan personal)
3. Peragaan serta demonsrtasi produk. Karena variabel ini mempunyai
loading terbesar pada komponen faktor keenam yaitu 0,542, maka
variabel ini masuk ke dalam faktor keenam.(faktor promosi penjualan)
Karena faktor keenam ini lebih banyak didominasi oleh faktor penjualan
personal, maka faktor ini diberi nama faktor penjualan personal.
Faktor ketujuh didominasi oleh variabel;
1. Rekomendasi keluarga. Karena variabel ini mempunyai loading
terbesar pada komponen faktor ketujuh yaitu 0,843, maka variabel ini
masuk ke dalam faktor ketujuh.(faktor lingkungan)
2. Rekomendasi teman. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar
pada komponen faktor ketujuh yaitu 0,785, maka variabel ini masuk ke
dalam faktor ketujuh.(faktor lingkungan)
3. Prestise. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada
komponen faktor ketujuh yaitu 0,518, maka variabel ini masuk ke
dalam faktor ketujuh.(faktor konsumen individu)
Karena faktor ketujuh ini lebih didominasi oleh faktor lingkungan, maka
faktor ketujuh ini diberi nama sebagai faktor lingkungan.
Faktor kedelapan didominasi oleh variabel;
1. Model. Karena variabel ini mempunyai loading terbesar pada
komponen faktor kedelapan yaitu 0,581, maka variabel ini masuk ke
dalam faktor kedelapan.(faktor produk)
2. Pemberian hadiah-hadiah tertentu. Karena variabel ini mempunyai
loading terbesar pada komponen faktor kedelapan yaitu 0,533, maka
variabel ini masuk ke dalam faktor kedelapan..(faktor promosi
penjualan)
Pada faktor kedelapan ini didominasi oleh faktor produk dan faktor
lingkungan, karena faktor produk sudah digunakan pada faktor ketiga,
maka fktor kedelapan ini diberi nama faktor promosi penjualan.
6. Interpretasi Dengan Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini menemukan bahwa terdapat 8 faktor yang
dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel. Faktor-faktor tersebut
adalah
1) Faktor Tempat dengan eigen value 3,847,
2) Faktor Periklanan dengan eigen value 3,503,
3) Faktor produk dengan eigen value 3,423,
4) Faktor harga dengan eigen value 2,974,
5) Faktor konsumen individu dengan eigen value 2,839,
6) Faktor penjualan personal dengan eigen value 2,280,
7) Faktor Lingkungan dengan eigen value sebesar 2,141,
8) Faktor promosi penjualan dengan eigen value sebesar 1,585
Sedangkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh retno
sriharyanti, dkk dengan judul “analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian ponsel” studi kasus
pada konsumen merek Nokia di Jawa Timur. Dari penelitian tersebut
menemukan bahwa ada 7 faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
terhadap pembelian ponsel merek nokia. 7 faktor tersebut adalah faktor
model, faktor kebutuhan, faktor tempat belanja, faktor potongan harga,
faktor keluarga, faktor prestise, dan faktor personal selling.
Dari kedua penelitian tersebut terdapat kesamaan dan juga
perbedaan, faktor penjualan personal merupakan faktor yang sama-sama
mempengaruhi konsumen dalam menentukan pemilihan terhadap
pembelian ponsel. Sedangkan faktor model dalam penelitian ini masuk ke
dalam faktor produk, faktor keluarga masuk ke dalam faktor lingkungan,
faktor prestisedan faktor kebutuhan masuk ke dalam faktor konsumen
individu, sedangkan faktor tempat belanja dan faktor potongan harga tidak
masuk dalam penelitian ini.
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan tentang penilaian responden
terhadap faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih
ponsel, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa setelah dilakukan analisis faktor
terhadap 39 variabel indikator. Dari ke-39 variabel tersebut direduksi menjadi
34 variabel yang tersebar ke dalam 8 faktor yang terbentuk. Sisanya
dikeluarkan dari model karena tidak memenuhi kriteria MSA >0,5 yaitu
variabel ukuran, penjualan door to door, penjualan ke kampus-kampus, dan
gaya hidup. Dari uji analisis faktor diperoleh hasil bahwa 34 variabel yang
ditahan di dalam model dan mengelompokkan ke dalam 8 faktor yang
merupakan faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih
ponsel. Faktor faktor tersebut adalah:
1. Faktor Tempat/saluran distribusi dengan eigen value 3,847 serta persentasi
kumulatif varian 10,991%. Dimana faktor ini terdiri dari: suku cadang
mudah diperoleh, harga suku cadang., kesesuaian harga dengan produk.,
counter penjualan ponsel mudah dijangkau, servis center mudah
dijangkau.
2. Faktor periklanan dengan eigen value 3,503 serta persentase kumulatif
10,008%. Dimana faktor ini terdiri dari iklan melalui radio damn televisi,
iklan melalui majalah, tablod dan surat kabar, iklan melalui out door, iklan
melalui internet, menggelar event pameran.
3. Faktor produk dengan eigen value 3,423 serta persentase kumulatifnya
9,780%. Dimana faktor ini terdiri dari : memori yang besar, warna. ,
suara. kelengkapan fitur, jaminan garansi.
4. Faktor harga dengan eigen value 2,974 serta persentase kumulatifnya
sebasar 8,499%. Dimana faktor ini terdiri dari kualitas produk, mudah
diperbaiki, daya tahan baterai, harga, harga jual kembali.
5. Faktor konsumen individu dengan eigen value 2,839 serta persentase
kumulatif 8,112%. Dimana faktor ini terdiri dari: kebutuhan konsumen,
tingkat pendapatan individu, pengalaman pemakaian terdahulu, tingkat
pendapatan keluarga.
6. Faktor penjualan personal dengan eigen value 2,280 serta persentase
kumulatifnya sebesar 6,513%. Dimana faktor ini terdiri dari: peragaan
serta demonstrasi produk, penampilan sales, kejelasan informasi yang
diberikan oleh SPG.
7. Faktor Lingkungan dengan eigen value sebesar 2,141 serta persentase
kumulatifnya sebesar 6,118%. Dimana faktor ini terdiri dari prestise. ,
rekomendasi keluarga, rekomendasi teman.
8. Faktor promosi penjualan dengan eigen value sebesar 1,585 serta
persentase kumulatifnya sebesar 4,529%. Dimana faktor ini terdiri dari:
model, pemberian hadiah-hadiah tertentu.
B. Implikasi
Dari hasil anallisis terhadap penelitian tersebut dapat diketahui bahwa
faktor Tempat/saluran distribusi, faktor periklanan, faktor produk, faktor
harga, faktor konsumen individu, faktor penjualan personal, faktor
Lingkungan, faktor promosi penjualan. Faktor-faktor tersebut merupakan
faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih posel.
Dari semua faktor yang ada dapat diketahui bahwa faktor yang paling
dominan yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih ponsel adalah
faktor tempat/saluran distribusi yang terdiri dari suku cadang mudah
diperoleh, harga suku cadang, kesesuaian harga dengan produk, counter
penjualan ponsel mudah dijangkau, servis center mudah dijangkau. Dengan
ketersediaan produk dipasaran dan juga kesesuaian harga dengan produk,
harga suku cadang dan suku cadang mudah diperoleh akan dapat menerik
konsumen untuk melakukan pembelian. Banyak orang yang berpendapat
bahwa ketersediaan suku cadang, dan juga kesesuaian harga dengan produk
merupakan faktor yang penting dalam pembelian ponsel. Tetapi hal ini juga
tidak akan berpengaruh secara signifikan jika tidak diiringi dengan kualitas
produk, kelengkapan fitur dan faktor-faktor yang lainnya.
Faktor periklanan dimana faktor ini terdiri dari iklan melalui radio
damn televisi, iklan melalui majalah, tabloid dan surat kabar, iklan melalui out
door, iklan melalui internet, menggelar event pameran. Konsumen atau
masyarakat tidak akan dapat mengenal suatu produk tanpa adanya pengenalan
terutama melalui periklanan. Banyak orang yang akhirnya membeli suatu
produk karena tergiur karena menariknya ilkan yang dilakukan oleh produsen.
Faktor produk. Dimana faktor ini terdiri dari : memori yang besar,
suara., kelengkapan fitur, jaminan garansi. Faktor produk dirasa sangat
penting oleh konsumen karena dengan semakin lengkapnya fitur-fitur yang
ditawarkan, konsumen akan dapat menikmati dari fitur-fitur tersebut.
Faktor harga. Dimana faktor ini terdiri dari kualitas produk, mudah
diperbaiki, daya tahan baterai, harga, harga jual kembali. Dengan adanya
kualitas produk dan juga harga yang terjangkau oleh konsumen akan dapat
menarik konsumen untukmembeli ponsel tertentu. Dengan kualitas produk
yang handal akan dapat menjadikan konsumen menjadi loyal.
Faktor konsumen individu. Dimana faktor ini terdiri dari: kebutuhan
konsumen, tingkat pendapatan individu, pengalaman pemakaian terdahulu,
tingkat pendapatan keluarga. Faktor individu dan pendapatan merupakan salah
satu faktor yang dianggap sebagai bahan pertimbangan dalam memilih ponsel.
Pembelian ponsel oleh konsumen seringkali dipengaruhi oleh tingkat
pendapatan konsumen yang mana konsumen akan menyesuaikan
pembeliannya dengan pendapatan yang ada. Selain itu juga dipengaruhi oleh
pengalaman pemakian terdahulu, apakah jika pembelian terdahulu dapat
memberikan kepuasan, maka biasanya konsumen akan melakukan pembelian
lagi pada merek yang sama. Begitu juga sebaliknya.
Faktor penjualan personal Dimana faktor ini terdiri dari: peragaan
serta demonsrtasi produk, penampilan sales, kejelasan informasi yang
diberikan oleh SPG promosi penjualan dan juga penjualan personal
merupakan salah satu faktor penarik terhadap pembelian ponsel. Dengan
adanya peragaan dan demonstrasi, konsumen akan dapat mengetahui lebih
jauh tentang produk tersebut.
Faktor Lingkungan Dimana faktor ini terdiri dari prestise, rekomendasi
keluarga, rekomendasi teman. Lingkungan seringkali memberikan kontribusi
dalam pembelian suatu produk. Orang atau teman terdekat dan juga keluarga
seringkali memberikan masukan atau informasi terhadap pembelian yang
dilakukan.
Faktor promosi penjualan Dimana faktor ini terdiri dari: model,
pemberian hadiah-hadiah tertentu . faktor promosi penjualan merupakan salah
satu faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih ponsel.
Dengan adanya pemberian hadiah-hadiah tertentu dan juga berbagai strategi
untuk menarik konsumen maka akan dapat menarik konsumen untuk
melakukan pembelian terhadap suatu merek tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Syamsul. A.H “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen
dalam memilih motor matik”, Skripsi jurusan manajemen, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007
Azwar, Saifudin,”Metode Penelitian”, Cetakan kedua, Pustaka
Pelajar,Yogyakarta, 1999
Buchari, Alma “Jasa Manajemen Pemasaran dan Pemasaran” Edisi revisi, Penerbi Alfa Beta, Bandung, 2000
Hamid, Abdul. “Pedoman Penulisan Skripsi”, FEIS, 2007.
Iryani, Nani, “ Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan
rumah di perumahan di daerah Yogyakarta”, Skripsi jurusan statistik, UII,
Yogyakarta, 2005
Keegan, Warren.J “Manajemen Pemasaran Global”, Edisi 5 Jilid 2 ,
Prenhallindo, Jakarta, 1997.
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. “Manajemen Pemasaran”, Edisi 12 ,
Indeks, Jakarta, 2007.
______,“Manjemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi Dan
Pengendalian”, Salemba Empat, Jakarta, 2000
______, dan G. Armstrong, “Dasar-dasar Pemasaran”, Prenhallindo, Jakarta, 1997.
______, “Prinsip-prinsip Pemasaran”, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta, 2001.
Kuncoro, Mudrajad, “Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi”, Erlangga,
Jakarta,2003
Mangkunegara, Anwar Prabu. “Perilaku Konsumen”, Edisi Refisi Cetakan
Ketiga, Rafika Aditama, Bandung , 2005.
Mowen. J.C dan Michael Minor, “Perilaku Konsumen”, Edisi Kelima, Erlangga,
Jakarta, 2002.
Ni Gusti Agung Ayu Ariastuti dan Antara, Made. “Faktor-faktor yang
menentukan loyalitas pelanggan terhadap teh botol sosro di kota
denpasar”
Rangkuti, Freddy. “Riset Pemasaran”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1997.
Santoso, Singgih, “SPSS Statistik multivariat”, Elek Media Komputindo
kelompok Gramedia, Jakarta, 2003.
Simamora, Bilson. “Analisis Multivariat Pemasaran”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005.
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofyan, “Metodologi Penelitian Survei”,
Cetakan Kedua, PT. Pustaka LP3ES , Jakarta, 1995
Sri Haryanti, Retno, dkk, “ analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen
terhadap keputusan pembelian ponsel” , 2008
Sugiono,”Metode Penelitian Bisnis( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D)”, Cetakan kedua belas, Alfabeta, Jakarta, 2008.
_______,.”Statistika Penelitian Bisnis”, Alfabeta, Jakarta, 2004
Suharto, Okto, dkk, “Analisis Faktor-faktor Sosiokultur dan Psikologis yang
Mempengaruhi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Niaga
Merek Isuzu Panther di Kota Malang” Jurnal fakultas Ekonomi
Universitas Brawijaya Malang, 2004
Supranto, J ”Analisis Multuvariat Arti dan Interpretasi”, Cetakan Pertama Rineka
Cipta, Jakarta, 2004
Swasta, Basu dan Irawan. “ Manajemen Pemasaran Modern” Leberty, Yoyakarta, 2005.
Tabloid Buyer’s Guide Edisi 10 22 Oktober-4 November 2008
Tjipto, Fandy, “Pemasaran Jasa” Edisi Pertama, Bayu Madia Publihsing, Malang,
2005
Wibisono,Dermawan, “Manajemen Kinerja- Konsep, Desain, dan Teknik
Meningkatkan Daya Saing Perusahaan” Erlangga 2006
Wijayanti, Tri, DKK. “Faktor-Faktor Motivasi yang Dipertimbangkan
Masyarakat Terhadap Pemilihan Sistem Perbankan Syariah”, Jurnal
Smart; Vol. 1 No.1 Januari, 2004.
www.dwikurniakj05wordpress.com
http://www.forum.lareosing.org/archive/index.php/t-2987.html
www.indosiar.com/program/ragam/42847/perkembangan-ponsel-masa-depan
http://www.indroo.net/index.php/2005/05/kesuraman-siemens-dan-lakunya-
ponsel-murah/
www.mail-archive.com
http://rajapresentasi.com/2008/09/empat-pilar-manajemen-pemasaran/
http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/promarketing/2003/0304/prom2.html