faktor-faktor yang berpengaruh pada hipertensi lansia di...

15
44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Kejadian Hipertensi pada Lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung Tabel 4.1. Karakteristik responden lansia penderita hipertensi di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung Karakteristik Hipertensi Tidak Terkontrol Hipertensi Terkontrol Usia 98,4% 1,6% Jenis Kelamin L=49,2% P=50,8% L=50,8% P= 49,2% Merokok 44,4% 55,6% Konsumsi alkohol 27% 73% Konsumsi Sayur Buah 95,2% 4,8% Konsumsi Lemak 90,5% 9,5% Olahraga 93,7% 6,3% Stress 30,2% 69,8% Hasil penelitian di Puskesmas Pingit tercatat lansia hipertensi yang pernah kontrol sebanyak 370 orang.Data dari puskesmas keliling di dapat dari tahun 2013-2014 angka hipertensi di desa Pingit mencapai 936 orang. Angka ini sudah tinggi karena sudah ada sekitar 60% dari jumlah lansia yang ada.

Upload: ngothien

Post on 28-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Hipertensi Lansia di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9043/4/T1_462009081_BAB IV.pdf44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Kejadian

44

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Kejadian Hipertensi pada Lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung

Tabel 4.1. Karakteristik responden lansia penderita hipertensi di Desa

Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung Karakteristik Hipertensi Tidak

Terkontrol Hipertensi Terkontrol

Usia 98,4% 1,6%

Jenis Kelamin L=49,2% P=50,8%

L=50,8% P= 49,2%

Merokok 44,4% 55,6%

Konsumsi alkohol 27% 73%

Konsumsi Sayur Buah 95,2% 4,8%

Konsumsi Lemak 90,5% 9,5%

Olahraga 93,7% 6,3%

Stress 30,2% 69,8%

Hasil penelitian di Puskesmas Pingit tercatat lansia hipertensi

yang pernah kontrol sebanyak 370 orang.Data dari puskesmas

keliling di dapat dari tahun 2013-2014 angka hipertensi di desa Pingit

mencapai 936 orang. Angka ini sudah tinggi karena sudah ada

sekitar 60% dari jumlah lansia yang ada.

Page 2: Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Hipertensi Lansia di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9043/4/T1_462009081_BAB IV.pdf44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Kejadian

45

4.1.1 Pengaruh antara umur dengan hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung

Tabel 4.1.1. Korelasi Pengaruh antara umur dengan hipertensi lansia di

Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung (n=63)

Correlations

Usia Hipertensi

Spearman's rho Usia Correlation Coefficient 1.000 .445**

Sig. (2-tailed) . .000

N 63 63

Hipertensi Correlation Coefficient .445** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 63 63

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Umur merupakan faktor risiko kuat yang tidak dapat

dimodifikasi. Arteri kehilangan elastisitas atau kelenturan seiring

bertambahnya usia, kebanyakan orang hipertensinya meningkat

ketika berumur lima puluhan dan enam puluhan (Staessen, 2000)

Dengan bertambahnya umur, risiko terjadinya hipertensi meningkat.

Hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun paling sering

dijumpai pada usia 45 tahun atau lebih. Hal ini disebabkan oleh

perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan hormon.

Apabila perubahan tersebut disertai faktor-faktor lain maka bisa

memicu terjadinya hipertensi (Gunawan, 2005)

Dalam uji statistik yang dilakukan antara umur dan hipertensi

dalam penelitian ini menunjukan signifikansi dengan nilai p= 0,000

Page 3: Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Hipertensi Lansia di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9043/4/T1_462009081_BAB IV.pdf44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Kejadian

46

dan r=0,445. Dimana batasanya adalah Jika angka sig > 0.05 maka

tidak ada pengaruh dari variabel independen (var x) terhadap

variabel dependen (var Y). Jika angka sig <0.05 maka ada pengaruh

dari variabel independen (var x) terhadap variabel dependen (var Y).

Dalam hal ini sama juga dengan penelitianya yang dilakukan oleh

Sugiharto (2007). Yang menunjukan nilai signifikansinya p=0,0001

dan r=1,23.

4.1.2 Pengaruh antara Jenis Kelamin dengan hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung

Tabel 4.1.2. Korelasi pengaruh antara Jenis Kelamin dengan hipertensi

lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung

Correlations

Hipertensi Jenis Kelamin

Spearman's rho Hipertensi Correlation Coefficient 1.000 -.021

Sig. (2-tailed) . .871

N 63 63

Jenis Kelamin Correlation Coefficient -.021 1.000

Sig. (2-tailed) .871 .

N 63 63

Dalam Depkes (2006), hipertensi lebih banyak didapatkan

pada laki-laki dibandingkan perempuan, karena laki-laki memiliki

gaya hidup yang cenderung meningkatkan tekanan darah dibanding

wanita, seperti merokok. Namun setelah memasuki masa

menepouse, prevalensi hipertensi pada wanita meningkat. Menurut

Kumar, et all, (2005), wanita yang belum mengalami menopause

Page 4: Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Hipertensi Lansia di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9043/4/T1_462009081_BAB IV.pdf44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Kejadian

47

dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan meningkatkan kadar

High Density Lipoprotein (HDL) sehingga mencegah terbentuknya

aterosklerosis. Sebelum memasuki masa menepouse, wanita mulai

kehilangan hormon estrogen sedikit demi sediki dan sampai

masanya hormon estrogen harus mengalamiperubahan sesuai

dengan umur wanita, yaitu dimulai sekitar umur 45-55 tahun

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh tidak terdapatnya

pengaruh yang bermakna p=0,871 dan r=-0,21 antara jenis kelamin

dengan kejadian hipertensi pada lansia.Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian (Fauzia, 2011) diketahui bahwa tidak terdapat

pengaruh yang signifikan p=0,51 dan r=1,35 antara jenis kelamin

dengan kejadian hipertensi.

Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena menebalnya

dinding arteri akibat dari akumulasi menumpuknya zat kolagen pada

lapisan otot selama bertahun-tahun, yang berdampak pada

penyempitan dan pengerasan pembuluh darah.Selain itu, dapat pula

disebabkan oleh penurunan refleks baroreseptor dan fungsi ginjal.

Sehingga hal-hal tersebut dapat memicu timbulnya hipertensi tanpa

memandang jenis kelamin laki-laki ataupun perempuan (Kumar,

2005).

Page 5: Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Hipertensi Lansia di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9043/4/T1_462009081_BAB IV.pdf44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Kejadian

48

4.1.3 Pengaruh antara merokok dengan hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung

Tabel 4.1.3. Korelasi pengaruh antara merokok dengan hipertensi

lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung

Correlations

Hipertensi Merokok

Spearman's rho Hipertensi Correlation Coefficient 1.000 -.015

Sig. (2-tailed) . .909

N 63 63

Merokok Correlation Coefficient -.015 1.000

Sig. (2-tailed) .909 .

N 63 63

Menurut Depkes RI Pusat Promkes (2008), telah dibuktikan

dalam penelitian bahwa dalam 1 batang rokok mengandung berbagai

zat kimia. Bahan utama rokok terdiri dari tiga zat, yaitu 1) Nikotin,

berdampak pada jantung dan sirkulasi darah maupun pembuluh

darah. 2) Tar, mengakibatkan kerusakan sel paru-paru dan

menyebabkan kanker. 3) Karbon Monoksida (CO), yang

mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen.

Zat-zat kimia tersebut dapat merusak lapisan dalam dinding arteri

sehingga menyebabkan penumpukan plak dan lama-kelamaan akan

terjadi peningkatan tekanan darah atau munculnya penyakit

hipertensi.

Berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat

pengaruh yang bermakna p=0,909 dan r=-0,015 antara merokok

Page 6: Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Hipertensi Lansia di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9043/4/T1_462009081_BAB IV.pdf44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Kejadian

49

dengan kejadian hipertensi. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Fauzia (2011) didapatkan tidak terdapat pengaruh yang

signifikan p=0,35 dan r=0,50 antara merokok dengan kejadian

hipertensi.

Keterbatasan penelitian ini, dalam hal riwayat merokok

adalah peneliti menggunakan usia lebih dari 45 tahun yang masih

merokok sebagai subjek penelitian. Peneliti berasumsi bahwa

Rentang Usia Tersebut Dapat Mendeteksi Dampak Yang Akan Di

timbulkan oleh rokok untuk menderita hipertensi dan akan

terakumulasi dalam beberapa tahun kemudian yaitu sekitar usia 40

tahun ke atas (Depkes, 2008). Selain itu kajian mengenai riwayat

merokok sendiri dalam penelitian ini tidak ada. Sehingga temuan ini

harus di uji lagi dengan mengkaji riwayat merokok.

Dalam penelitian lain menjelaskan bahwa merokok sebagai

hal utama yang menyebabkan hipertensi. Kandungan nikotin dalam

tembakau dapat menyebabkan berkurangnya asupan oksigen ke

jantung, peningkatan pembekuan darah, merusak sel-sel pembuluh

darah serta meningkatkan laju jantung dan tekanan darah. Selain

nikotin, terdapat 4000 zat lainnya dalam rokok yang juga

mempengaruhi kesehatan jantung (Bowman, 2007).

Pengaruh tersebut akan memperburuk keadaan jantung jika

ditambah faktor lain seperti: kegemukan, tingginya kadar kolesterol,

konsumsi alkohol berlebih dan diabetes. Perokok tentu beresiko

Page 7: Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Hipertensi Lansia di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9043/4/T1_462009081_BAB IV.pdf44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Kejadian

50

tinggi terhadap gangguan kesehatan akibat rokok. Selain itu asap

rokok dapat berdampak terhadap orang yang menghirupnya (disebut

perokok pasif) untuk terjadinya penyakit / gangguan kesehatan yang

sama (Depkes, 2008). Maka dari itu untuk menghindari hipertensi,

seseorang juga perlu menghindari rokok.

4.1.4 Pengaruh antara Alkoholik dengan hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung

Tabel 4.1.4. Korelasi pengaruh antara antara Alkoholik dengan

hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung

Correlations

Hipertensi

Konsumsi

Alkohol

Spearman's rho Hipertensi Correlation

Coefficient 1.000 .104

Sig. (2-tailed) . .419

N 63 63

Konsumsi Alkohol Correlation

Coefficient .104 1.000

Sig. (2-tailed) .419 .

N 63 63

Alkohol juga dihubungkan dengan hipertensi.Peminum

alkohol berat cenderung hipertensi meskipun mekanisme timbulnya

hipertensi belum diketahui secara pasti (Suryono, 2001) Orang orang

yang minum alkohol terlalu sering atau yang terlalu banyak memiliki

tekanan yang lebih tinggi dari pada individu yang tidak minum atau

minum sedikit. Menurut Ali Khomsan konsumsi alkohol harus

Page 8: Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Hipertensi Lansia di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9043/4/T1_462009081_BAB IV.pdf44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Kejadian

51

diwaspadai karena survei menunjukkan bahwa 10 % kasus

hipertensi berkaitan dengan konsumsi alkohol.

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh tidak terdapatnya

pengaruh yang bermakna p=0,419 dan r=0,104 antara Alkoholik

dengan kejadian hipertensi pada lansia.hal ini sejalan dengan

penelitian yang di lakukan oleh Aris Sugiharto (2011) dengan angka

signifikansinya p=0,15 dan r=2,52. Meskipun demikian, tidak berarti

bahwa konsumsi alkohol tidak berisiko hipertensi. Karena

mengkonsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan risiko

terjadinya hipertensi pada seseorang (Fauzia, 2011).

4.1.5 Pengaruh antara Konsumsi buah dan sayur dengan hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung

Tabel 4.1.5. Korelasi pengaruh antara antara Konsumsi buah dan

sayur dengan hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung

Correlations

Hipertensi

Konsumsi

Buah&Sayur

Spearman's rho Hipertensi Correlation

Coefficient 1.000 .003

Sig. (2-tailed) . .983

N 63 63

Konsumsi Buah&Sayur Correlation

Coefficient .003 1.000

Sig. (2-tailed) .983 .

N 63 63

Page 9: Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Hipertensi Lansia di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9043/4/T1_462009081_BAB IV.pdf44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Kejadian

52

Mengkonsumsi buah dan sayur sangatlah penting bagi

kesehatan tubuh karena mengandung berbagai mineral, vitamin

serta serat (Depkes, 2008). Asupan serat yang cukup dapat

menetralisir kenaikan kadar lemak darah (Susanto, 2010).

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh tidak terdapatnya

pengaruh yang bermakna p=0.983 dan r=0,003 antara konsumsi

buah dan sayur dengan kejadian hipertensi pada lansia. Penelitian

ini sejalan dengan penelitian Sarasaty (2011). p=0.012 dan r=0,676.

Dalam Aisyiyah (2009), menyebutkan bahwa peningkatan konsumsi

sayur dan buah, penurunan konsumsi lemak pangan, disertai dengan

penurunan konsumsi lemak total dan lemak jenuh, dapat

menurunkan tekanan darah. Konsumsi buah dan sayur >400 gr/hari

dapat menurunkan risiko hipertensi dengan bertambahnya umur. Hal

ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu aktivitas antioksidan,

pengaruh serat, mineral kalium, dan magnesium.

Krisnatuti (2005) juga memaparkan bahwa serat pangan

berguna untuk membantu pengeluaran kolesterol melalui feces.

Selain itu konsumsi serat sayuran dan buah akan mempercepat rasa

kenyang, sehingga dapat mengurangi penambahan energi dan

obesitas, yang berefek pada menurunnya risiko hipertensi.

Page 10: Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Hipertensi Lansia di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9043/4/T1_462009081_BAB IV.pdf44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Kejadian

53

4.1.6 Pengaruh antara Konsumsi lemak dengan hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung Tabel 4.1.6. Korelasi Pengaruh antara Konsumsi lemak dengan

hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung

Correlations

Hipertensi

Konsumsi

Lemak

Spearman's rho Hipertensi Correlation

Coefficient 1.000 -.112

Sig. (2-tailed) . .380

N 63 63

Konsumsi Lemak Correlation

Coefficient -.112 1.000

Sig. (2-tailed) .380 .

N 63 63

Cahyono (2008) menambahkan bahwa didalam usus

makanan yang berlemak akan dirubah menjadi kolesterol. Kolesterol

yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya ateroklerosis.

Pembentukan ateroklerosis ini, lama-kelamaan membentuk plak

yang berdampak pada penyempitan dan berkurangnya elastisitas

pembuluh darah.

Berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat

pengaruh yang bermakna p=0,380 dan r=-0,112 antara konsumsi

lemak dengan kejadian hipertensi.Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Fauzia (2011) yang menunjukkan bahwa tidak ada

Page 11: Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Hipertensi Lansia di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9043/4/T1_462009081_BAB IV.pdf44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Kejadian

54

pengaruh yang bermakna p=0,67 dan r=0,50 antara konsumsi lemak

dengan kejadian hipertensi.

Suhardjo (2006) menyatakan bahwa kesukaan terhadap

makanan mempunyai pengaruh terhadap pemilihan makanan.

Sehingga jika seseorang tidak suka terhadap makanan sumber

lemak, maka akan cenderung tidak memilih makanan tersebut untuk

dikonsumsi oleh dirinya. Tetapi jika seseorang menyukai ikan asin

maka akan sering pula mengkonsumsinya.

4.1.7 Pengaruh antara Olahraga dengan hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung

Tabel 4.1.7. Korelasi pengaruh antara Olahraga dengan hipertensi

lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung

Correlations

Hipertensi Olahraga

Spearman's rho Hipertensi Correlation Coefficient 1.000 -.093

Sig. (2-tailed) . .467

N 63 63

Olahraga Correlation Coefficient -.093 1.000

Sig. (2-tailed) .467 .

N 63 63

Aktifitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh

dan sistem penunjangnya.Selama beraktifitas, otot membutuhkan

energi diluar metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung dan

paru-paru memerlukan tambahan energi untuk menyuplai zat-zat gizi

dan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk mengeluarkan sisa-sisa dari

Page 12: Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Hipertensi Lansia di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9043/4/T1_462009081_BAB IV.pdf44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Kejadian

55

tubuh (Supariasa, 2001). Berolahraga teratur baik untuk menambah

kekuatan jantung dalam memompa darah yang berefek pada

pengontrolan tekanan darah, dan cukup dilakukan dengan olahraga

ringan atau sedang sehari tiga hinga lima kali dalam seminggu dan

minimal 30 menit (Susanto, 2010).

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa tidak terdapat

pengaruh yang bermakna p=0,467 dan r=-0,093 antara olahraga

dengan kejadian hipertensi pada lansia. Hasil penelitian ini sejalan

dengan Wijayanti (2010) bahwa tidak terdapat hubungan yang

bermakna p=0,17 dan r=0,22 antara aktifitas fisik dengan kejadian

hipertensi lansia.

Tidak terdapatnya pengaruh dapat dimungkinkan karena

olahraga yang dilakukan lansia masih belum sepenuhnya dengan

mekanisme yang baik. Maksudnya adalah pada saat mereka

melakukan olahraga, jenis, waktu, intensitas serta frekuensinya

kurang tepat atau terlalu lama sehingga tidak sesuai dengan standar

kesehatan.

Page 13: Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Hipertensi Lansia di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9043/4/T1_462009081_BAB IV.pdf44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Kejadian

56

4.1.8 Pengaruh antara Stress dengan hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung

Tabel 4.1.8. Korelasi pengaruh antara Stress dengan hipertensi lansia

di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung

Correlations

Hipertensi Stres

Spearman's rho Hipertensi Correlation Coefficient 1.000 .148

Sig. (2-tailed) . .246

N 63 63

Stres Correlation Coefficient .148 1.000

Sig. (2-tailed) .246 .

N 63 63

Cahyono (2008) memaparkan bahwa stres adalah respon

fisiologik, psikologik, dan perilaku seseorang untuk penyesuaian diri

terhadap tekanan. Sedangkan menurut Hawari (2001), stress adalah

respons tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap setiap tuntutan

beban atasnya (stresor psikososial) yang berefek pada sistem

kardiovaskuler. Susanto (2010) dan Depkes RI (2006)

menambahkan bahwa stres dapat merangsang ginjal melepaskan

hormon adrenalin, yang menyebabkan tekanan darah naik dan

meningkatkan kekentalan darah.Selain itu, dapat mempercepat

denyut jantung serta menyempitnya pembuluh darah.Jantungpun

berdenyut lebih kuat sehingga dapat meningkatkan tekanan darah.

Berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat

pengaruh yang bermakna p=0,246 dan r=0,148 antara kejadian stres

Page 14: Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Hipertensi Lansia di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9043/4/T1_462009081_BAB IV.pdf44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Kejadian

57

dengan kejadian hipertensi.Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Sarasaty (2011) bahwa tidak terdapat pengaruh yang

bermakna p=0,070 dan r=0,60 antara stres dengan kejadian

hipertensi.

Hal ini dapat disebabkan karena adanya bias informasi,

seperti responden merasa malu dan tidak jujur pada saat menjawab

kuestioner, serta bias waktu karena ketika dilakukan pengumpulan

data responden sedang tidak mengalami stres atau masalah tertentu

yang dapat menimbulkan terjadimya stres berkepanjangan.

Dimaksudkan pula bahwa kemungkinan stres yang dialami oleh

lansia dapat segera diatasi sehingga tidak menimbulkan efek yang

berkepanjangan.

4.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tentang faktor-faktor yang

berpengaruh pada hipertensi lansia di Desa Pingit Kecamatan

Pringsurat Kabupaten Temanggung. Penelitian ini memiliki beberapa

keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, antara lain :

Responden pada penelitian ini adalah usia lanjut laki-laki atau

perempuan dari dari umur 45 sampai 70 tahun, beberapa orang

mungkin memiliki keterbatasan daya ingat. Maka dari itu,

pewawancara harus memiliki kemampuan yang baik dalam mengatur

jalannya wawancara.

Page 15: Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Hipertensi Lansia di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9043/4/T1_462009081_BAB IV.pdf44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Kejadian

58

Pengumpulan data makanan untuk konsumsi natrium, lemak

serta buah dan sayur yang tentunya memiliki kelemahan dalam

tingkat ketelitiannya karena memerlukan daya ingat lansia ketika

mengkonsumsinya. Hal ini dimungkinkan lansia bisa saja lupa

dengan makanan yang dikonsumsinya, sehingga hanya mengira-

ngira ketika menjawab kuesioner tersebut.

Ketepatan diagnosis penyakit. Hal ini dapat menyebabkan

bias, karena dalam penelitian ini untuk mendiagnosis seseorang

terkena hipertensi hanya menggunakan pengukuran tekanan darah

dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tekanan darah tanpa

adanya pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnosis

lainnya. Untuk mengurangi terjadinya bias, maka pengukuran

tekanan darah dilakukan sebanyak 2 kali dalam waktu yang berbeda

selama penelitian.