faktor-faktor yang berhubungan dengan...
TRANSCRIPT
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RETENSI
KARYAWAN DI RUMAH SAKIT PRIKASIH JAKARTA TAHUN 2016
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Mendapatkan Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
Oleh:
Nurhidayati
NIM: 1111101000015
PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2016 M
ii
iii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
Skripsi, Desember 2016
Nama : Nurhidayati, NIM: 1111101000015
Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Retensi Karyawan di
Rumah Sakit Prikasih Jakarta Tahun 2016
xv+94 halaman, 2 bagan, 14 tabel, 6 lampiran
ABSTRAK Retensi karyawan merupakan proses dimana karyawan terdorong untuk
tetap bersama organisasi. Retensi karyawan menjadi komponen penting bagi
rumah sakit, dimana retensi karyawan yang buruk akan meningkatkan
turnover karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor
yang berhubungan dengan retensi karyawan di Rumah Sakit Prikasih Jakarta
tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain
studi cross sectional. Penelitian ini dilakukan terhadap karyawan yang aktif
bekerja di Rumah Sakit Prikasih Jakarta pada tahun 2016 sebanyak 128
karyawan.
Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat dan
multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa retensi karyawan di Rumah
Sakit Prikasih Jakarta sebesar 58,6%. Variabel yang berhubungan dengan
retensi karyawan adalah komponen organisasional, rancangan pekerjaan,
penghargaan dan hubungan karyawan. Variabel peluang karir tidak memiliki
hubungan dengan retensi karyawan. Hasil analisis multivariat menunjukkan
bahwa variabel hubungan karyawan merupakan faktor yang paling
berhubungan dengan retensi karyawan di Rumah Sakit Prikasih Jakarta.
Hasil penelitian ini menyarankan kepada pihak Rumah Sakit Prikasih
untuk meningkatkan retensi karyawan dengan mengadakan kegiatan
pertemuan secara rutin untuk seluruh karyawan, memberikan pengetahuan
kepada karyawan mengenai nilai budaya, visi, misi dan tujuan rumah sakit
melalui bimbingan dan pelatihan, memperbaiki kualitas sarana dan prasarana
yang dibutuhkan oleh karyawan, meninjau kembali sistem penghargaan serta
mengadakan penghargaan karyawan berprestasi.
Kata Kunci: Retensi Karyawan, Rumah Sakit Prikasih
Daftarbacaan: 43 (1994-2015)
iv
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
DEPARTMENT OF PUBLIC HEALTH
HEALTH CARE MANAGEMENT
Undergraduate Thesis, December 2016
Name : Nurhidayati, ID Number: 1111101000015
Associated Factors of Employee Retention at Prikasih Jakarta
Hospital in 2016
xv+94 pages, 14 tables, 2 schemes, 6 attachments
ABSTRACT
Retention of employees is the process which employees are encouraged
to stay with the organization. Retention of employees became an important
component for the hospital, where the bad retention of employees will increase
the turnover of employees. This research is used for knowing the factors which
related to retention of employees at Prikasih Jakarta Hospital in 2016.
This research used quantitave methods with cross sectional for the
design of study. This research was conducted on all employees who are active
in Prikasih Jakarta Hospital in 2016, as many as 128 employees. Analysis used
were univariate, bivariate and multivariate.
Result of this research showed that retention of employees in Prikasih
Jakarta Hospital amounted to 58,6%. Variables related to the retention of
employees is a component of organizational, job design, reward and employee
relations. Variable career opportunities have no relation with retention of
employees. Multivariate analysis showed that the variables of employee
relations is the factor most associated with the retention of employees in
Prikasih Jakarta Hospital.
Result of this research suggest to the Prikasih Jakarta Hospital to
improve retention of employees by holding meetings and activities on a
regular basis to all employees, improve the quality of facilities and
infrastructure that required by the employees, giving knowledge to employees
about cultural values, vission, mission and goals of Prikasih Jakarta Hospital
through guidance and training activities, revisiting the reward system and
conduct the employee achievement awards.
Keyword : employee retention, Prikasih Hospital
References : 43 (1994-2015)
v
References : 43 (1994-2015)
vi
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
Data Pribadi
Nama : Nurhidayati
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 19 Januari 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Cilandak Tengah III RT 001/01 No.47 Cilandak
Barat, Jakarta Selatan 12430
No.Telp/Hp : 085716297406
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan
1. 1998 – 1999 : TK Salman Cilandak
2. 1999 - 2005 : Madrasah Ibtidaiyah Hidayatut Tholibin Cilandak
3. 2005 - 2008 : Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta
4. 2008 - 2011 : Madrasah Aliyah Negeri 11 Jakarta
5. 2011 – sekarang : Manajemen Pelayanan Kesehatan (MPK),
Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat serta
salam tidak lupa penulis sampaikan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW,
yang membawa umatnya kepada jalan yang diridhoi Allah SWT.
Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat (SKM). Dengan pengetahuan, pengarahan serta bimbingan yang
diperoleh selama perkuliahan dan berlangsungnya penulisan skripsi, penulis mencoba
untuk menyusun skripsi yang berjudul “Faktor – Faktor yang Berhubungan
dengan Retensi Karyawan di Rumah Sakit Prikasih Jakarta Tahun 2016”.
Dalam penyusunan skripsi ini tentu tidak lepas dari berbagai bantuan, arahan,
bimbingan serta motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ayah, umi dan kakak tercinta yang selalu mendoakan, memberikan dukungan
dan semangat.
2. Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Fajar Ariyanti, M. Kes, Ph. D selaku Kepala Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Riastuti Kusuma Wardani, SKM, MKM selaku Dosen Pembimbing I yang
telah memberikan arahan dan bimbingannya.
5. Dr. M. Farid Hamzens, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan arahan dan bimbingannya.
6. dr. Yuli Prapanca Satar, MARS., Baequni, Ph.D., Kania Fitriani, SKM,
MARS selaku penguji pada sidang skripsi yang telah memberikan kritik dan
saran perbaikan untuk skripsi ini.
7. Seluruh dosen dan staf Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
8. dr. Suharno, MARS selaku Direktur Operasional Rumah Sakit Prikasih yang
telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit
Prikasih.
ix
9. Ibnu Hajar, A.Md selaku Kepala Unit SDM Rumah Sakit Prikasih beserta
stafnya yaitu mba Ika, mba Niar, kak Anin dan Ilham yang telah banyak
membantu, memberikan arahan dan bimbingan selama melakukan penelitian.
10. Sahabat-sahabatku tercinta yaitu adel, ela, bibeh, nai dan noeng terima kasih
banyak atas doa dan dukungan dari kalian, yang selalu menemani disaat suka
maupun duka.
11. Sahabat diva empekers (Aribah, Iymah dan Dessy) yang menjadi teman
seperjuangan di masa-masa kuliah, terimakasih atas doa dan semangatnya.
12. Teman-teman empekers 2011 (Wina, Henny, Safira, Ismi, Dini, Ipute, Anis,
Wahyu, Wanda, Enjar, Adit, Dayat, Sunar, Sah, Iqrar, Mahmud, Asril) yang
telah berjuang bersama dan saling memberikan motivasi.
13. Pihak lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, saya ucapkan terima
kasih atas doa dan dukungannya, mudah-mudahan Allah SWT memberikan
balasan yang lebih baik.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari segi materi maupun teknik penulisan. Untuk itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Jakarta, Desember 2016
Penulis
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................... i
ABSTRAK ......................................................................................................... ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ..........................................................................................xiii
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
1.3 Pertanyaan Penelitian ................................................................................. 5
1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6
1.4.1 Tujuan Umum ................................................................................... 6
1.4.2 Tujuan Khusus .................................................................................. 7
1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7
1.5.1 Manfaat Bagi Rumah Sakit Prikasih ................................................. 7
1.5.2 Manfaat Bagi Peneliti ........................................................................ 8
1.5.3 Manfaat Bagi Pembaca ..................................................................... 8
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia ......................................................... 10
xi
2.1.1 Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia .................................. 10
2.1.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia .................................... 11
2.2 Retensi Karyawan .................................................................................... 14
2.2.1 Pengertian Retensi Karyawan ......................................................... 14
2.2.2 Faktor-Faktor Penentu Retensi Karyawan ...................................... 15
2.2.3 Proses Manajemen Retensi Karyawan ............................................ 23
2.3 Rumah Sakit ............................................................................................. 27
2.3.1 Definisi Rumah Sakit ...................................................................... 27
2.3.2 Sumber Daya Manusia Rumah Sakit .............................................. 27
2.4 Kerangka Teori ........................................................................................ 30
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASONAL
3.1 Kerangka Konsep ..................................................................................... 32
3.2 Definisi Operasional ................................................................................ 34
3.3 Hipotesis Penelitian ................................................................................. 36
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ..................................................................................... 37
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 37
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................... 37
4.4 Sumber Pengumpulan Data Penelitian .................................................... 40
4.5 Instrumen Data Penelitian ........................................................................ 41
4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................... 42
4.7 Uji Normalitas ......................................................................................... 43
4.8 Pengolahan Data ...................................................................................... 44
xii
4.9 Analisis Data ............................................................................................ 46
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Analisis Univariat .................................................................................... 50
5.1.1 Gambaran Retensi Karyawan Rumah Sakit Prikasih ...................... 50
5.1.2 Gambaran Persepsi Karyawan tentang Komponen Organisasi ....... 51
5.1.3 Gambaran Persepsi Karyawan tentang Rancangan Pekerjaan ........ 51
5.1.4 Gambaran Persepsi Karyawan tentang Penghargaan ...................... 52
5.1.5 Gambaran Persepsi Karyawan tentang Peluang Karir .................... 53
5.1.6 Gambaran Persepsi Karyawan tentang Hubungan Karyawan ........ 53
5.2 Analisis Bivariat ...................................................................................... 54
5.2.1 Hubungan Komponen Organisasi dengan Retensi Karyawan ........ 54
5.2.2 Hubungan Rancangan Pekerjaan dengan Retensi Karyawan.......... 56
5.2.3 Hubungan Penghargaan dengan Retensi Karyawan ....................... 57
5.2.4 Hubungan Peluang Karir dengan Retensi Karyawan ...................... 58
5.2.5 Hubungan antara Hubungan Karyawan dengan Retensi Karyawan60
5.3 Analisis Multivariat ................................................................................. 61
5.3.1 Pemilihan Variabel Independen sebagai Variabel Pemodelan........ 61
5.3.2 Hasil Analisis Multivariat ............................................................... 62
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 65
xiii
6.2 Gambaran Retensi Karyawan di Rumah Sakit Prikasih Tahun 2016 ...... 66
6.3 Hubungan Komponen Organisasi dengan Retensi Karyawan ................. 69
6.4 Hubungan Rancangan Pekerjaan dengan Retensi Karyawan .................. 73
6.5 Hubungan Penghargaan dengan Retensi Karyawan ................................ 76
6.6 Hubungan Peluang Karir dengan Retensi Karyawan .............................. 80
6.7 Hubungan antara Hubungan Karyawan dengan Retensi Karyawan ........ 83
6.7 Faktor yang Paling Berhubungan dengan Retensi Karyawan ................. 86
BAB VII PENUTUP
7.1 Simpulan .................................................................................................. 88
7.2 Saran ........................................................................................................ 89
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 91
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Halaman
3.1 Definisi Operasional 34
5.1 Distribusi Frekuensi Retensi Karyawan di Rumah Sakit Prikasih
Tahun 2016
50
5.2 Distribusi Frekuensi Persepsi Karyawan tentang Komponen
Organisasional di Rumah Sakit Prikasih Tahun 2016
51
5.3 Distribusi Frekuensi Persepsi Karyawan tentang Rancangan
Pekerjaan di Rumah Sakit Prikasih Tahun 2016
52
5.4 Distribusi Frekuensi Persepsi Karyawan tentang Penghargaan di
Rumah Sakit Prikasih Tahun 2016
52
5.5 Distribusi Frekuensi Persepsi Karyawan tentang Peluang Karir di
Rumah Sakit Prikasih Tahun 2016
53
5.6 Distribusi Frekuensi Persepsi Karyawan tentang Hubungan
Karyawan di Rumah Sakit Prikasih Tahun 2016
54
5.7 Analisis Hubungan Komponen Organisasional dengan Retensi
Karyawan di Rumah Sakit Prikasih Tahun 2016
55
5.8 Analisis Hubungan Rancangan Pekerjaan dengan Retensi
Karyawan di Rumah Sakit Prikasih Tahun 2016
56
5.9 Analisis Hubungan Penghargaan dengan Retensi Karyawan di
Rumah Sakit Prikasih Tahun 2016
57
5.10 Analisis Hubungan Peluang Karir dengan Retensi Karyawan di
Rumah Sakit Prikasih Tahun 2016
59
5.11 Analisis Hubungan anatar Hubungan Karyawan dengan Retensi
Karyawan di Rumah Sakit Prikasih Tahun 2016
60
5.12 Pemilihan Variabel Independen, sebagai Variabel Kandidat
Pemodelan Uji Multivariat Regresi Logistik Berganda
62
5.13 Hasil Analisis Multivariat Tahap Akhir untuk Variabel yang
Berhubungan dengan Retensi Karyawan di Rumah Sakit Prikasih
63
xv
DAFTAR BAGAN
Nomor Bagan Halaman
2.1 Kerangka Teori 30
3.1 Kerangka Konsep 32
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Lampiran 3 Hasil Uji Normalitas, Analisis Univariat dan Bivariat
Lampiran 4 Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Ganda
Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian FKIK UIN Jakarta
Lampiran 6 Surat Jawaban Penelitian Rumah Sakit Prikasih Jakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah Sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat
menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat (Siregar, 2003).
Manajemen rumah sakit telah lama memahami bahwa para profesional di
rumah sakit adalah asset utama sekaligus berpotensi menjadi masalah utama yang
harus dikelola secara arif dan bijaksana. Oleh karena itu, peranan manajemen
sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan rumah sakit untuk
mencapai tujuannya (Soeroso, 2003).
Rumah sakit perlu memikirkan strategi untuk mengelola sumber daya
manusia yang mereka miliki sehingga rumah sakit tersebut dapat mencapai
tujuannya. Pengelolaan sumber daya manusia erat kaitannya dengan fungsi
pemeliharaan manajemen sumber daya manusia. Pemeliharaan (maintenance)
sumber daya manusia merupakan suatu usaha dalam mempertahankan serta
meningkatkan kondisi fisik, mental dan sikap karyawan yang dimiliki agar tetap
loyal dan bekerja produktif untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan
(Hasibuan, 2007).
Salah satu permasalahan bagi manajemen sumber daya manusia atau yang
hampir ditemui oleh semua organisasi adalah turnover. Turnover merupakan
2
suatu kejadian di mana berpindahnya karyawan dari suatu organisasi dan biasanya
merupakan pilihan terakhir. Turnover seringkali digunakan oleh karyawan untuk
mendapatkan atau mencari keadaan yang lebih baik, namun hal ini dapat
menimbulkan kerugian bagi organisasi yang ditinggalkannya (Prihanjana, 2013).
Keluarnya karyawan dari rumah sakit dapat memberikan dampak yang kurang
baik, seperti menyebabkan terganggunya proses pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada pasien. Dimana keluarnya karyawan berarti terdapat posisi yang
lowong dan harus segera diisi. Selama masa lowong, maka tenaga kerja yang ada
tidak sesuai lagi dengan tugas sehingga terbengkalai. Hal ini jelas membawa
kerugian besar bagi perusahaan sehingga perlu dicari pemecahan masalahnya
(Langitan, 2010). Maka dari itu, manajemen rumah sakit harus mempersiapkan
berbagai strategi untuk mempertahankan karyawan agar tidak keluar dari rumah
sakit yang mereka pimpin. Dengan adanya usaha atau strategi yang baik dari
suatu organisasi, maka perputaran karyawan atau proses dimana karyawan-
karyawan meninggalkan organisasi dapat diminimalisir (Ratnasari, 2011).
Retensi karyawan merupakan proses dimana karyawan terdorong untuk tetap
bersama organisasi (Mathis dan Jackson, 2009). Pengembangan program
employee retention haruslah merupakan komponen penting bagi rumah sakit. Jika
employee retention buruk, maka akan meningkatkan employee turnover yang
secara negatif mempunyai dampak terhadap pelayanan kepada pelanggan, standar
produksi kerja dan profitability (Dessler, 2015).
Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan retensi karyawan yaitu
komponen organisasional, peluang karir, penghargaan, rancangan tugas dan
3
pekerjaan serta hubungan karyawan (Mathis dan Jackson, 2009). Berdasarkan
hasil penelitian (Ruvimbo, 2014) di salah satu Rumah Sakit di Kota Bufallo,
Afrika Selatan yang berjudul “The Impact of Rewards on Job Satisfaction and
Employee Retention”, didapatkan hasil bahwa adanya hubungan positif antara
penghargaan dengan retensi karyawan. Hal ini mengungkapkan bahwa sebagian
besar karyawan tinggal di lembaga yang sama untuk waktu yang lama karena
keuntungan ekonomi yang diterima dari institusi tersebut.
Penelitian lain juga dilakukan oleh (Kwenin, 2013) pada karyawan
perusahaan Vodafone Ghana yang berjudul “Relationship Between Work
Environment, Career Development Opportunities and Employee Retention”,
menunjukkan bahwa lingkungan kerja dan peluang pengembangan karir
berpengaruh secara signifikan terhadap retensi karyawan.
Dari hasil penelitian Hafanti dan Lubis (2015) pada karyawan Palang Merah
Indonesia Provinsi Aceh dapat diketahui bahwa kompensasi, lingkungan kerja
dan desain tugas berpengaruh signifikan terhadap retensi karyawan. Hasil
penelitian Rosad (2013) di Rumah Sakit Ibu dan Anak Budi Kemuliaan Jakarta
dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan retensi yaitu
komponen organisasional dan peluag karir. Dari hasil penelitian yang dilakukan
oleh Ongalela (2011) di Rumah Sakit Santa Elisabeth Bekasi, faktor-faktor yang
mempengaruhi retensi kerja adalah lingkungan kerja, keamanan kerja dan
organisasi tempat kerja.
Rumah Sakit Prikasih merupakan salah satu rumah sakit swasta yang berada
di kawasan Jakarta Selatan, dimana pengelolaan Rumah Sakit Prikasih bersifat
4
profit oriented sehingga membuat rumah sakit berupaya untuk terus memberikan
kepuasaan bagi setiap pelanggan dengan meningkatkan kualitas pelayanannya.
Hal ini tentu saja tidak terlepas dari faktor sumber daya manusia di rumah sakit
sebagai ujung tombak dalam memberikan pelayanan.
Manajemen sumber daya manusia Rumah Sakit Prikasih sampai saat ini masih
menghadapi masalah terkait dengan tingginya angka turnover karyawan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian Sumber Daya Manusia, pada tahun
2013 angka turnover karyawan sebesar 15,01% sedangkan pada tahun 2014 angka
turnover karyawan sebesar 14,48%. Menurut Ridlo (2012), turnover merupakan
proporsi jumlah anggota organisasi yang secara sukarela dan tidak sukarela
meninggalkan organisasi dalam kurun waktu tertentu dan turnover tidak boleh
lebih dari 10% pertahun. Hal yang sama juga dinyatakan Roseman (1981), jika
annual turnover di dalam suatu perusahaan melebihi angka 10% maka turnover di
dalam perusahaan tersebut dapat dikategorikan tinggi (Widjaja, 2008).
Pada tahun 2013 juga telah dilakukan penelitian di Rumah Sakit Prikasih
Jakarta oleh Shefria dan Setiadi (2014) tentang kepuasan kerja karyawan.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingkat keluar masuk (turnover) karyawan
yang rata-rata dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 adalah sebesar 30%.
Dimana hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kepuasan kerja
karyawan di Rumah Sakit Prikasih masuk ke dalam kriteria tidak puas. Karyawan
yang merasa tidak puas tersebut terkait dengan penerapan sistem kebijakan dan
peraturan di Rumah Sakit Prikasih, kesempatan berprestasi serta gaji dan insentif
yang diterima.
5
Tingginya angka turnover karyawan menunjukkan bahwa retensi karyawan
yang buruk pada suatu organisasi. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
dilakukan oleh peneliti kepada 15 karyawan yang bekerja di Rumah Sakit
Prikasih didapatkan 11 dari 15 karyawan menyatakan akan pindah dari Rumah
Sakit Prikasih bila ada tawaran pekerjaan yang lebih baik dan 10 dari 15
karyawan menyatakan berencana tidak akan tetap bekerja di rumah sakit dalam
waktu dekat. Data tersebut menjelaskan bahwa lebih dari setengah karyawan tidak
akan tetap bekerja di Rumah Sakit Prikasih. Oleh karena itu, berlandaskan pada
masalah di atas, peneliti ingin menganalisis faktor-faktor yang berhubungan
dengan retensi kayawan di Rumah Sakit Prikasih tahun 2016.
1.2 Rumusan Masalah
Hal yang mendasari dilakukannya penelitian ini adalah adanya permasalahan
yang terjadi di Rumah Sakit Prikasih yang dapat ditunjukkan dengan tingginya
angka turnover karyawan di Rumah Sakit Prikasih yang melebihi angka turnover
normal suatu perusahaan yaitu 10%. Dari hasil studi pendahuluan juga didapatkan
bahwa 10 dari 15 karyawan menyatakan berencana akan pindah dari rumah sakit
dalam waktu dekat. Data tersebut menjelaskan bahwa lebih dari setengah
karyawan tidak akan tetap bekerja di Rumah Sakit Prikasih. Berdasarkan hal
tersebut, maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai “Faktor–Faktor yang
Berhubungan dengan Retensi Karyawan di Rumah Sakit Prikasih Tahun 2016”.
6
1.3 Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran retensi karyawan di Rumah Sakit Prikasih tahun 2016?
2. Bagaimana gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan retensi
karyawan di Rumah Sakit Prikasih tahun 2016?
3. Apakah ada hubungan antara komponen organisasional dengan retensi
karyawan di Rumah Sakit Prikasih tahun 2016?
4. Apakah ada hubungan antara rancangan pekerjaan dengan retensi karyawan di
Rumah Sakit Prikasih tahun 2016?
5. Apakah ada hubungan antara penghargaan dengan retensi karyawan di Rumah
Sakit Prikasih tahun 2016?
6. Apakah ada hubungan antara peluang karir dengan retensi karyawan di Rumah
Sakit Prikasih tahun 2016?
7. Apakah ada hubungan antara hubungan karyawan dengan retensi karyawan di
Rumah Sakit Prikasih tahun 2016?
8. Faktor manakah yang paling berhubungan dengan retensi karyawan di Rumah
Sakit Prikasih tahun 2016?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan retensi
karyawan di Rumah Sakit Prikasih tahun 2016.
7
1.4.2 Tujuan khusus
1. Diketahuinya gambaran retensi karyawan di Rumah Sakit Prikasih tahun
2016.
2. Diketahuinya gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan retensi
karyawan di Rumah Sakit Prikasih tahun 2016.
3. Diketahuinya hubungan antara komponen organisasional dengan retensi
karyawan di Rumah Sakit Prikasih tahun 2016.
4. Diketahuinya hubungan antara rancangan pekerjaan dengan retensi
karyawan di Rumah Sakit Prikasih tahun 2016.
5. Diketahuinya hubungan antara penghargaan dengan retensi karyawan di
Rumah Sakit Prikasih tahun 2016.
6. Diketahuinya hubungan antara peluang karir dengan retensi karyawan di
Rumah Sakit Prikasih tahun 2016.
7. Diketahuinya hubungan antara hubungan karyawan dengan retensi
karyawan di Rumah Sakit Prikasih tahun 2016.
8. Diketahuinya faktor yang paling berhubungan dengan retensi karyawan di
Rumah Sakit Prikasih tahun 2016?
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Bagi Rumah Sakit Prikasih
Manfaat penelitian bagi Rumah Sakit Prikasih adalah memberikan
informasi saran dan kritik yang`dapat berguna sebagai bahan pertimbangan
dalam rangka pengembangan Rumah Sakit Prikasih untuk meningkatkan
8
kepuasan kerja hingga terciptanya pelayanan Rumah Sakit yang bermutu.
Informasi yang bisa didapat oleh Rumah Sakit Prikasih adalah faktor-faktor
yang berhubungan dengan retensi karyawan di Rumah Sakit Prikasih tahun
2016.
1.5.2 Manfaat Bagi Peneliti
Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman
praktis kepada peneliti tentang semua proses penelitian dari pembuatan
kuisioner, menyebarkan kuisioner sampai menginterpretasikan hasil dan
analisis penelitian sehingga peneliti mengetahui dengan betul penelitian
mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan retensi karyawan di Rumah
Sakit Prikasih.
1.5.3 Manfaat Bagi Pembaca
Bagi Pembaca diharapkan penelitian ini dapat lebih memacu
penelitian-penelitian lebih lanjut tentang retensi karyawan di Rumah Sakit
Prikasih.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni tahun 2016 di Rumah Sakit Prikasih
Jakarta yang beralamat di Jalan RS Fatmawati Raya No. 74, Pondok Labu,
Jakarta Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat faktor-faktor yang
berhubungan dengan retensi karyawan di Rumah Sakit Prikasih tahun 2016.
9
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif dengan menggunakan
desain studi cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 128 karyawan
yang merupakan kayawan yang aktif bekerja di Rumah Sakit Prikasih saat
penelitian dilaksanakan. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data
primer yang merupakan hasil pengisian kuesioner tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan retensi karyawan di Rumah Sakit Prikasih tahun 2016 serta
data sekunder berupa data turnover karyawan Rumah Sakit Prikasih.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia
2.1.1 Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan sumber daya manusia adalah
kemampuan terpadu daya fikir dan daya fisik pada diri seseorang (Hasibuan,
2007).
Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari manajemen
keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya manusia.
Manajemen sumber daya manusia mempunyai tugas untuk mengelola unsur
manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya.
Manajemen sumber daya manusia mempunyai definisi sebagai suatu
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan
hubungan kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan
secara terpadu (Sutrisno, 2009).
Menurut (Hariandja, 2002), manajemen sumber daya manusia
merupakan program, aktivitas untuk mendapatkan sumber daya manusia,
mengembangkan, memelihara dan mendayagunakannya untuk mendukung
11
tercapainya tujuan organisasi. Dimana tujuan akhir dari manajemen sumber
daya manusia adalah meningkatkan produktivitas, mengurangi tingkat
absensi, mengurangi tingkat perputaran kerja atau meningkatkan loyalitas para
pegawai pada organisasi.
2.1.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Untuk mencapai tujuan manajemen sumber daya manusia, maka
sumber daya manusia harus dikembangkan dan dipelihara agar semua fungsi
organisasi dapat berjalan seimbang. Kegiatan sumber daya manusia
merupakan bagian proses manajemen sumber daya manusia yang paling
sentral, dan merupakan suatu rangkaian dalam mencapai tujuan organisasi.
Kegiatan tersebut akan berjalan lancar, apabila memanfaatkan fungsi-fungsi
manajemen. Fungsi manajemen sumber daya manusia yang dimaksud adalah
sebagai berikut (Sutrisno, 2009):
1. Perencanaan, yaitu kegiatan memperkirakan tentang keadaan tenaga kerja
agar sesuai dengan kebutuhan organisasi secara efektif dan efisien dalam
membantu terwujudnya tujuan.
2. Pengorganisasian, yaitu kegiatan untuk mengatur pegawai dengan
menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang,
integrasi dan koordinasi dalam bentuk bagan organisasi.
12
3. Pengarahan dan Pengadaan. Pengarahan adalah kegiatan memberi
petunjuk kepada pegawai, agar bekerja sama dan bekerja efektif serta
efisien dalam membantu tercapainya tujuan organisasi. Pengarahan
dilakukan oleh pemimpin yang dengan kepemimpinannya akan memberi
arahan kepada pegawai agar mengerjakan semua tugas dengan baik.
Adapun pengadaan merupakan proses penarikan, seleksi, penempatan
orientasi dan induksi untuk mendapatkan pegawai sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
4. Pengendalian, yaitu kegiatan mengendalikan pegawai agar menaati
peraturan organisasi dan bekerja sesuai dengan rencana. Bila terdapat
penyimpangan diadakan tindakan perbaikan dan/atau penyempurnaan.
5. Pengembangan, yaitu proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis,
konseptual dan moral pegawai melalui pendidikan dan pelatihan.
Pendidikan dan pelatihan yang diberikan hendaknya sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa yang akan datang.
6. Kompensasi, yaitu pemberian balas jasa langsung berupa uang atau barang
kepada pegawai sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada organisasi.
Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil diartikan sesuai dengan
prestasi kerja sedangkan layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan
primer.
13
7. Pengintegrasian, yaitu kegiatan untuk mempersatukan kepentingan
organisasi dan kebutuhan pegawai agar tercipta kerja sama yang serasi dan
saling menguntungkan. Di satu pihak, organisasi memperoleh
keberhasilan/keuntungan, sedangkan di lain pihak pegawai dapat
memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya.
8. Pemeliharaan, yaitu kegiatan meningkatkan kondisi fisik, mental dan
loyalitas agar pegawai tetap mau bekerja sama sampai pensiun.
Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan dengan
berdasarkan kebutuhan sebagian besar pegawai serta berpedoman kepada
internal dan eksternal konsistensi.
9. Kedisiplinan, yaitu keinginan dan kesadaran untuk menaati peraturan
organisasi dan norma sosial. Kedisiplinan merupakan salah satu fungsi
manajemen sumber daya manusia yang penting dan merupakan kunci
terwujudnya tujuan organisasi.
10. Pemberhentian, yaitu putusnya hubungan kerja seorang pegawai dari suatu
organisasi. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan pegawai,
keinginan organisasi, berakhirnya kontrak kerja, pensiun atau sebab
lainnya.
14
2.2 Retensi Karyawan
2.2.1 Pengertian Retensi Karyawan
Menurut Mathis dan Jackson (2009), retensi karyawan merupakan proses
dimana karyawan terdorong untuk tetap bersama organisasi. Menurut Susilo
(2013), retensi karyawan juga merupakan keinginan karyawan untuk bertahan
pada perusahaan dalam jangka waktu yang lama. Karyawan harus
diperhatikan dan dipelihara dengan sungguh-sungguh oleh manajer, jika tidak
maka semangat kerja, loyalitas, sikap dan disiplin karyawan akan menurun.
Namun tidak semua karyawan akan keluar dari perusahaan, setidaknya masih
banyak karyawan yang tetap bertahan bekerja pada perusahaan (retensi).
Untuk melihat retensi karyawan suatu organisasi berkaitan dengan data
turnover karyawan. Turnover (pemberhentian) menurut (Robbins, 2003)
didefinisikan sebagai penarikan diri secara sukarela (voluntary) atau tidak
sukarela (unvoluntary) yang merupakan keputusan karyawan untuk
meninggalkan organisasi yang disebabkan oleh dua faktor yaitu kurang
menariknya pekerjaan saat ini dan tersedianya alternatif pekerjaan lain.
Sumber daya manusia yang kurang mendapat perhatian dan pemeliharaan
perusahaan akan menimbulkan keresahan, turunnya semangat dan kegairahan
kerja, merosotnya loyalitas dan prestasi yang bersangkutan. Dengan
menurunnya semangat dan kegairahan kerja maka akan mengakibatkan
tingginya tingkat kemangkiran karyawan yang amat merugikan perusahaan
15
sendiri. Kondisi yang lebih parah dengan tidak dipeliharanya sumber daya
manusia adalah meningkatnya turn over (Sedarmayanti, 2011).
Pemeliharaan adalah usaha mempertahankan dan atau meningkatkan
kondisi fisik, mental dan sikap karyawan, agar mereka tetap loyal dan bekerja
produktif untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan (Hasibuan, 2007).
Lebih lanjut dikatakan bahwa tujuan pemeliharaan menurut Hasibuan (2007),
yaitu untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan, meningkatkan
disiplin dan menurunkan absensi karyawan, meningkatkan loyalitas dan
menurunkan turnover karyawan, memberikan ketenangan, keamanan dan
kesehatan karyawan, meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya,
memperbaiki kondisi fisik, mental dan sikap karyawan, mengurangi konflik
serta menciptakan suasana yang harmonis, mengefektifkan pengadaan
karyawan.
2.2.2 Faktor-Faktor Penentu Retensi Karyawan
Menurut Mathis dan Jackson (2009), survei terhadap karyawan terus
menerus menunjukkan bahwa peluang karir dan penghargaan merupakan dua
faktor penentu retensi karyawan yang paling penting. Terakhir, rancangan
tugas atau faktor kerja serta hubungan karyawan yang adil dan suportif
dengan orang lain dalam organisasi tersebut memberi kontribusi untuk retensi
karyawan. Lebih lanjut dijelaskan oleh Mathis dan Jackson (2009) mengenai
faktor-faktor penentu retensi karyawan, yaitu:
16
1. Komponen Organisasional
Beberapa komponen organisasional memengaruhi karyawan dalam
memutuskan apakah bertahan atau meninggalkan perusahaan mereka.
Adapun komponen tersebut meliputi nilai dan budaya organisasi, strategi
dan peluang serta kontinuitas kerja.
Organisasi yang memiliki budaya dan nilai yang positif dan berbeda
mengalami perputaran karyawan yang lebih rendah. Budaya
organisasional adalah pola nilai dan keyakinan bersama yang memberikan
arti dan peraturan perilaku bagi anggota organisasional. Ada banyak
contoh yang dapat diberikan mengenai karyawan teknis utama, profesional
dan administratif yang meninggalkan perusahaan karena budaya
perusahaan yang tidak menghargai orang lain. Sebaliknya, menciptakan
budaya yang menghargai orang memungkinkan beberapa perusahaan
untuk menarik dan memelihara karyawan dengan baik. Nilai
organisasional juga dilihat sebagai faktor yang paling memengaruhi
maksud para karyawan untuk tinggal bersama para pemberi kerja mereka
saat ini. Karyawan yang yakin bahwa mereka dapat mempercayai para
manajer, rekan kerja, dan sistem keadilan organisasional tidak begitu
berkeinginan meninggalkan pekerjaannya saat ini.
Komponen organisasional lain yang memengaruhi retensi karyawan
berhubungan dengan strategi, peluang dan manajemen organisasi tersebut.
Komponen ini terkait dengan bagaimana persepsi atau pandangan
17
karyawan terhadap kualitas perencanaan masa depan dari kepemimpinan
organisasi. Tempat kerja dianggap baik jika perusahaan tersebut memiliki
tujuan yang ditetapkan dengan jelas yang membuat para manajer dan
karyawan untuk bertanggung jawab atas pencapaian hasil. Di sisi lain,
organisasi yang memiliki kontinuitas kerja yang tinggi cenderung
memiliki retensi karyawan yang lebih tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian Rossad (2013) dapat diketahui bahwa
komponen organisasional merupakan faktor yang berhubungan dengan
retensi karyawan di RSIA Kemuliaan. Penelitian lainnya juga dilakukan
oleh Ongalela (2011) dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa
organisasi tempat kerja berpengaruh terhadap retensi karyawan di Rumah
Sakit Santa Elisabeth.
2. Rancangan Tugas atau Pekerjaan
Faktor mendasar yang memengaruhi retensi karyawan adalah sifat dari
tugas atau pekerjaan yang dilakukan. Setelah individu di tempatkan ke
dalam pekerjaan, beberapa faktor tugas/pekerjaan memengaruhi retensi
karyawan. Karena individu menghabiskan waktu yang signifikan di
tempat kerja, mereka berharap untuk bekerja dengan peralatan dan
teknologi modern serta memiliki kondisi kerja yang baik, mengingat sifat
pekerjaan tersebut. Faktor-faktor seperti ruang, pencahayaan, suhu,
kegaduhan, tata ruang serta faktor fisik dan lingkungan kerja yang aman
dari risiko kecelakaan dapat memengaruhi retensi karyawan.
18
Fleksibiltas dan pemberian otonomi dalam melaksanakan pekerjaan
juga mendukung retensi karyawan. Hal ini akan berpengaruh terhadap
tekanan beban kerja jika tidak ada fleksibilitas dalam pekerjaan.
Perusahaan yang ingin memelihara karyawannya harus mengawasi beban
kerja yang diberikan kepada karyawannya. Jika tuntutan terlalu tinggi,
maka para karyawan akan cenderung mengganti pekerjaan ke instansi lain
untuk mengurangi beban kerjanya.
Berdasarkan penelitian Hafanti dan Lubis (2015) didapatkan hasil
bahwa lingkungan kerja dan rancangan tugas berpengaruh terhadap retensi
karyawan. Hasil penelitian Sudrajat (2003) juga menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara kondisi bekerja dengan retensi
karyawan. Menurut Kwenin (2013) lingkungan kerja yang dirancang
dengan baik, ruang kerja yang ramah dan aman serta peralatan yang baik
akan meningkatkan retensi karyawan.
3. Penghargaan
Dalam hal ini, penghargaan yang dimaksud adalah terkait dengan
kompensasi dan pengakuan. Hal yang terpenting mengenai kompensasi
adalah praktik kompensasi yang kompetitif, maksudnya adalah gaji dan
tunjangan harus dekat dengan apa yang diberikan oleh perusahaan lain dan
apa yang diyakini oleh karyawan sesuai dengan kapabilitas, pengalaman
dan kinerjanya. Kompensasi yang diterima karyawan juga harus
berdasarkan atas kinerja karyawan. Apabila seorang karyawan menerima
19
kenaikan gaji yang hampir sama dengan karyawan lain yang memiliki
produktivitas rendah dan ketidakhadiran yang lebih banyak maka akan
menimbulkan rasa ketidakadilan. Hal ini yang mendorong seseorang
untuk mencari pekerjaan lain yang memberikan kompensasi didasarkan
pada kinerjanya.
Kompensasi merupakan segala sesuatu bentuk imbalan yang diterima
oleh seorang pekerja sebagi imbalan atas pekerjaan yang telah dilakukan,
yaitu dalam bentuk finansial langsung (seperti gaji, upah, komisi, bonus),
finansial tidak langsung (tunjangan, asuransi, bantuan untuk biaya
pendidikan, uang cuti liburan dan sebagainya) dan non finansial yaitu
bentuk kompensasi yang merupakan imbalan kepuasan yang diterima oleh
pekerja atas pekerjaan itu sendiri atau dari lingkungan fisik atau psikologis
pekerjaan (Darsono dan Siswandoko, 2011).
Menurut Hariandja (2002), pengelolaan kompensasi merupakan
kegiatan yang amat penting dalam membuat pegawai cukup puas dalam
pekerjaannya. Dengan kompensasi, perusahaan bisa memperoleh/
menciptakan, memelihara dan mempertahankan produktivitas. Tanpa
kompensasi yang memadai, pegawai yang ada sekarang cenderung untuk
keluar dari organisasi dan organisasi akan mengalami kesulitan dalam
replacement dan recruiting.
Menurut Sirait (2006), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian kompensasi adalah kompensasi harus dapat memenuhi
kebutuhan minimal, kompensasi harus dapat mengikat, kompensasi harus
20
dapat menimbulkan semangat dan gairah kerja, adil, tidak boleh bersifat
statis serta komposisi yang diberikan harus diperhatikan.
Menurut Yukl (1994), tujuan dari pemberian penghargaan adalah
untuk meningkatkan kepuasan kerja dan kesediaannya untuk tetap berada
di dalam organisasi. Pemberian penghargaan kemungkinan besar akan
lebih efektif bagi karyawan bila imbalan dirasakan adil dan bersaing
dengan imbalan-imbalan yang diberikan organisasi lain. Rasa adil
biasanya didasarkan pada perbandingan yang dibuat terhadap imbalan
yang diterima oleh orang lain yang mempunyai jenis pekerjaan yang sama.
Imbalan yang tidak mencukupi dapat menimbulkan hasil yang tidak
diinginkan termasuk berkurangnya usaha karyawan dan berpindahnya
karyawan ke organisasi lain.
Hasil penelitian Ruvimbo (2014) menunjukkan adanya hubungan
positif antara penghargaan dan retensi karyawan. Dapat diartikan bahwa
semakin banyak karyawan yang dihargai maka semakin besar
kemungkinan karyawan untuk tetap dalam organisasi yang sama. Hal ini
juga mengungkapkan bahwa sebagian besar karyawan tinggal di lembaga
yang sama untuk waktu yang lama karena keuntungan ekonomi yang
mereka terima dari organiasi tempat mereka bekerja. Penelitan lainnya
juga dilakukan oleh Sudrajat (2003) yang menyatakan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara penghargaan atau imbalan jasa yang
diberikan organisasi dengan retensi karyawan.
21
4. Peluang Karir
Survei terhadap karyawan di semua jenis pekerjaan tetap menunjukkan
bahwa usaha pengembangan karir organisasional dapat mempengaruhi
tingkat retensi karyawan secara signifikan. Workforce Commitment Survey
yang diadakan setiap tahun oleh AON Consulting menemukan bahwa
peluang untuk perkembangan pribadi memunculkan alasan bahwa
mengapa individu mengambil pekerjaannya saat ini dan mengapa mereka
bertahan di sana, yang lebih penting daripada kompensasi dan
keseimbangan pekerjaan/keluarga.
Menurut Sutrisno (2009), karir adalah bagian yang penting dan akan
berubah secara terus menerus dalam perjalanan dan kehidupan karyawan
yang bekerja. Pengembangan karir merupakan peningkatan-peningkatan
pribadi yang dilakukan untuk mencapai suatu rencana karir. Seseorang
bekerja bukan hanya untuk hari ini saja, tetapi mereka berharap akan
bekerja sampai tua cukup dalam satu perusahaan saja, dan tidak sering kali
pindah. Hal ini akan dapat terwujud bila perusahaan dapat memberikan
jaminan karier untuk masa depan, baik jaminan akan adanya promosi
jabatan, pangkat, maupun jaminan pemberian kesempatan untuk
mengembangkan potensi diri (peluang pendidikan dan pelatihan).
Sebaliknya, orang-orang akan meninggalkan perusahaan bila jaminan
karier ini kurang jelas dan kurang diinformasikan kepada mereka.
22
Dari penelitian Kwenin (2013) didapatkan hasil bahwa peluang
pengembangan karir berpengaruh secara signifikan terhadap retensi
karyawan. Penggabean (2004) juga menyatakan bahwa peluang karir
merupakan salah satu faktor yang mendorong seseorang memutuskan
bekerja, bertahan atau berpindah dari organisasi. Oleh karena itu,
manajemen organisasi harus memberikan peluang pengembangan untuk
meningkatkan pertumbuhan karir karyawan dan membuat karyawan tetap
dalam organisasi.
5. Hubungan Karyawan
Faktor terakhir yang diketahui memengaruhi retensi karyawan
didasarkan pada dukungan supervisor/manajemen dan hubungan dengan
rekan kerja yang lain. Supervisor/manajemen dapat membantu retensi
karyawan apabila supervisor/manajemen dapat berlaku adil dan tidak
diskriminatif yang memungkinkan adanya fleksibiltas kerja, pemberian
pengakuan atas kinerja karyawan, serta mendukung perencanaan dan
pengembangan karir untuk para karyawan.
Menurut Bangun (2012), manusia umumnya menyukai hidup
berkelompok karena kelemahan pada dirinya akan dapat dibantu rekannya
yang lain, demikian pula manusia suka menyumbangkan kelebihan yang
ada pada dirinya kepada orang yang membutuhkannya. Pada sifat manusia
terdapat jiwa saling tolong menolong sehingga bersosial merupakan
kebutuhan setiap manusia. Abraham Maslow pada teori kebutuhan hirarki,
23
mengatakan bahwa kebutuhan sosial merupakan kebutuhan manusia
tingkat tiga. Dalam sebuah perusahaan sangat sedikit manusia dapat
menyelesaikan pekerjaannya sendiri tanpa dibantu orang lain. Banyak
orang yang mengundurkan diri sebagai anggota organisasi karena
hubungan yang kurang harmonis dengan rekan sekerjanya. Pada
prinsipnya, berorganisasi berarti membentuk kelompok atau tim yang
bekerjasama dan saling mengisi antar satu sama lain untuk mencapai
tujuan organisasi. Organisasi akan berhasil mencapai tujuannya dengan
membentuk kelompok kerja yang efektif.
Menurut Darsono dan Siswandoko (2011), karyawan mengharapkan
lebih dari sekedar uang dan prestasi di dalam pekerjaannya. Bagi sebagian
besar karyawan, mempunyai pekerjaan berarti juga mengisi kebutuhan
akan interaksi sosial. Untuk memenuhi hal itu maka mempunyai rekan
kerja yang mendukung akan meningkatkan kepuasan kerja.
2.2.3 Proses Manajemen Retensi Karyawan
Bagi profesional SDM dan organisasi sangat penting mempunyai proses
yang digunakan untuk mengatur retensi karyawan. Apabila dibiarkan begitu
saja atau kurang diperhatikan maka retensi karyawan kemungkinan besar
tidak berhasil. Berikut ini adalah proses manajemen retensi karyawan menurut
Mathis dan Jackson (2009):
1. Pengukuran dan Penilaian Retensi Karyawan
24
Untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat diambil untuk
meningkatkan retensi karyawan dan mengurangi perputaran, keputusan
manajemen lebih membutuhkan data dan analisis daripada kesan subjektif.
Oleh karena itu, adalah penting untuk mempunyai beberapa jenis ukuran
dan analisis yang berbeda.
a. Mengukur perputaran, dimana angka perputaran untuk sebuah
organisasi dapat dihitung dengan cara yang berbeda. Rumus yang biasa
digunakan untuk mengukur perputaran, yaitu persentase dari
membandingkan antara jumlah karyawan yang berhenti selama satu
periode dengan jumlah total karyawan di pertengahan periode tersebut.
Data perputaran karyawan dapat dikumpulkan dan dianalisis dengan
melihat pekerjaan dan tingkat jabatan, unit kerja, alasan keluar,
lamanya kerja, pendidikan dan pelatihan serta penilaian kinerja.
b. Memperkirakan biaya perputaran dengan mempertimbangkan biaya
perekrutan, biaya pelatihan, biaya produktivitas dan biaya
pemberhentian.
c. Survei karyawan dapat digunakan untuk mendiagnosa bidang masalah
tertentu. Jenis survei yang digunakan oleh banyak organisasi adalah
survei sikap yang berfokus pada perasaan dan keyakinan para
karyawan tentang pekerjaannya dan organisasi. Survei karyawan
berfungsi sebagai cara untuk mendapatkan data tentang cara para
karyawan memandang pekerjaan, supervisor mereka, rekan kerja serta
25
kebijakan dan praktik organisasional, survei ini dapat menjadi awal
mula untuk mengurangi perputaran dan meningkatkan retensi
karyawan untuk periode waktu yang lebih lama.
d. Wawancara keluar kerja, di mana individu diminta untuk menyebutkan
alasan mereka meninggalkan organisasi.
2. Intervensi Retensi Karyawan
Berdasarkan hasil dari data pengukuran dan penilaian retensi
karyawan, maka berbagai intervensi sumber daya manusia dapat
dilakukan untuk memperbaiki retensi karyawan dan mengendalikan
perputaran. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah pada saat
perekrutan maka pekerjaan yang akan diberikan harus diuraikan secara
realistis sehingga kenyataan pekerjaan sesuai dengan harapan-harapan
karyawan baru. Cara lainnya yaitu meningkatkan proses seleksi agar
dapat menyesuaikan para pelamar dengan pekerjaan secara lebih baik.
Faktor lain yang juga penting adalah kompensasi karena sistem gaji yang
kompetitif, adil dan pantas dapat membantu mengurangi perputaran
karyawan.
Menurut Pohan (2010), terdapat beberapa cara yang dapat
dilakukan suatu perusahaan dalam rangka meretensi karyawan, yaitu:
a. Memperlakukan karyawan seperti memperlakukan pelanggan
yang paling bernilai.
26
b. Membuat karyawan jatuh cinta kepada perusahaan.
c. Melakukan program rekruitmen yang baik.
d. Menempatkan karyawan pada posisi yang tepat dan mengenali
karyawan yang ada serta memberikan motivasi.
e. Perusahaan tidak menjadikan uang sebagai satu-satunya alasan
karyawan untuk tetap bertahan. Walaupun uang menjadi faktor
penting namun terdapat berbagai cara lain seperti memberikan
pekerjaan yang menantang, lingkungan kerja yang terbuka dan
jujur, waktu kerja yang fleksibel serta penghargaan diri.
f. Membentuk komite karyawan untuk membantu pengembangan
strategi retensi karyawan.
3. Evaluasi dan Tindak Lanjut
Setelah usaha intervensi retensi karyawan diimplementasikan
maka penting untuk melakukan evaluasi atas usaha tersebut serta tindak
lanjut dan penyesuaian yang tepat. Usaha evaluasi dapat dilakukan
dengan meninjau kembali data perputaran karyawan dan menelusuri hasil
interview.
27
2.3 Rumah Sakit
2.3.1 Definisi Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang No. 44 tahun 2009 yang dimaksud dengan
rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 159b tahun 1988 tentang rumah sakit menyatakan
bahwa rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat
dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.
2.3.2 Sumber Daya Manusia Rumah Sakit
Sumber daya manusia atau tenaga kerja di rumah sakit sangatlah
kompleks karena terdiri dari berbagai profesi. Berbagai ketenagaan di
rumah sakit tertuang dalam Undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit. Dalam Undang-undang tersebut disebutkan bahwa:
a. Tenaga Medis adalah seorang lulusan fakultas kedokteran atau
kedokteran gigi dan pasca sarjananya yang memberikan pelayanan
medis dan pelayanan penunjang medis. Tenaga medis dengan
pendidikan sebagai berikut:
1. Dokter umum dan dokter gigi
28
2. Dokter spesialis paru, dokter sub spesialis paru, dokter spesialis
radioterapi, dokter spesialis anak, dokter spesialis penyakit
dalam, dokter spesialis jantung, dokter spesialis bedah thoraks.
3. Dokter spesialis radiologi, dokter spesialis patologi klinik, dokter
spesialis patologi anatomi, dokter spesialis anestesi, dokter
spesialis rehabilitasi medik.
b. Tenaga Paramedis Keperawatan adalah seorang lulusan sekolah
atau akademi perawat kesehatan yag memberikan pelayanan
perawatan paripurna. Tenaga Paramedis dengan pendidikan sebagai
berikut:
1. Sarjana Keperawatan
2. Akademi Kebidanan
3. Akademi Keperawatan
4. Akademi Gigi
5. Perawat Gigi
c. Tenaga Paramedis Non Keperawatan adalah seorang lulusan
sekolah kesehatan atau akademi kesehatan lainnya yang
memberikan pelayanan penunjang. Tenaga Paramedis Non
Keperawatan dengan pendidikan sebagai berikut:
29
1. Apoteker
2. Sarjana Kesehatan Masyarakat
3. Akademi Gizi
4. Ahli Madya Kesehatan Lingkungan
5. Ahli Madya Rekam Medik
6. Fisioterapis
7. Analisis Ahli Kesehatan
8. Perawat Anestesi
d. Tenaga Non Medis adalah seorang yang mendapatkan pendidikan
ilmu pengetahuan yang tidak termasuk pendidikan angka 1, 2 dan 3
di atas. Tenaga Non Medis dengan pendidikan sebagai berikut:
1. S2 Perumahsakitan/manajemen
2. Sarjana Ekonomi
3. Sarjana Hukum
4. Sarjana Administrasi
5. Akademi Komputer
6. Dan lain-lain.
30
2.4 Kerangka Teori
Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mathis dan
Jackson (2009). Teori ini merupakan teori yang cocok untuk penelitian retensi
karyawan karena variabelnya berpengaruh langsung terhadap retensi karyawan.
Dalam Mathis dan Jackson (2009) faktor-faktor yang berhubungan dengan retensi
karyawan adalah sebagai berikut:
Bagan 2.1 Kerangka Teori
Sumber: Mathis dan Jackson (2009)
Komponen organisasional yang meliputi nilai dan budaya organisasi yang
positif, tujuan organisasi yang jelas, pengelolaan organisasi yang baik dapat
mempengaruhi karyawan untuk bertahan dalam organisasi. Rancangan pekerjaan
yang dilihat dari kondisi kerja yang baik, fleksibilitas dalam jadwal kerja serta
Retensi
Karyawan
Komponen
Organisasional
Rancangan Tugas
dan Pekerjaan
Peluang Karir Penghargaan
Hubungan
Karyawan
31
pemberian otonomi dalam melaksanakan pekerjaan juga mendukung retensi
karyawan. Peluang untuk perkembangan karir menjadi alasan individu mengambil
pekerjaannya saat ini dan tetap bertahan untuk bekerja. Hubungan yang baik
dengan sesama rekan kerja maupun dengan atasan di dalam organisasi dapat
mempengaruhi retensi karyawan. Penghargaan berupa kompensasi yang sesuai
serta pengakuan di dalam organisasi mempengaruhi seseorang untuk retensi.
Sehingga komponen organisasional, rancangan pekerjaan, hubungan
karyawan, penghargaan dan peluang karir merupakan faktor-faktor yang
berhubungan dengan retensi karyawan.
32
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini mengacu pada kerangka teori Mathis
dan Jackson (2009) yang menyebutkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan
dengan retensi karyawan adalah faktor komponen organisasional, rancangan
pekerjaan, hubungan karyawan, penghargaan dan peluang karir. Berdasarkan
kerangka teori yang terdapat di tinjauan pustaka, peneliti menggunakan seluruh
variabel untuk masuk ke dalam kerangka konsep. Hal ini disesuaikan dengan
tujuan penelitian, lokasi penelitian serta berdasarkan pemikiran teori dan hasil
observasi peneliti. Dengan demikian disusunlah sebuah kerangka konsep guna
menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan retensi karyawan di rumah
sakit. Adapun kerangka konsep yang digunakan oleh peneliti dapat dilihat pada
gambar berikut:
Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
- Komponen
organisasional
- Rancangan pekerjaan
- Penghargaan
- Peluang karir
- Hubungan Karyawan
Retensi Karyawan
33
Penelitian ini akan mencari hubungan antara variabel independen (komponen
organisasional, rancangan pekerjaan, hubungan karyawan, penghargaan dan peluang
karir) terhadap variabel dependen (retensi karyawan).
34
3.2 Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional
Pengukuran
Cara Ukur Alat Ukur Skala
Ukur Hasil Ukur
1 Retensi
Karyawan
Keinginan responden untuk
tetap bekerja di Rumah Sakit
Prikasih.
Responden mengisi
sendiri kuesioner
dengan memilih
jawaban:
1= STS
2= TS
3= S
4=SS
Kuesioner Ordinal
Berdasarkan cut of point
mean/median
0 = tidak ada keinginan
untuk tetap bekerja, jika
hasil skor < mean/median
1 = ada keinginan untuk
tetap bekerja, jika hasil
skor ≥ mean/median
2 Komponen
Organisasional
Persepsi responden terhadap
nilai dan budaya serta tujuan
organisasi di Rumah Sakit
Prikasih.
Responden mengisi
sendiri kuesioner
dengan memilih
jawaban:
1= STS
2= TS
3= S
4=SS
Kuesioner ordinal
Berdasarkan cut of point
mean/median
0 = tidak baik, jika hasil
skor < mean/median
1 = baik, jika hasil skor ≥
mean/median
35
3 Rancangan
Pekerjaan
Persepsi responden mengenai
sifat dari pekerjaan/kondisi
ruangan kerja (suhu ruangan,
pencahayaan, sirkulasi udara,
kebisingan, keamanan kerja
serta kemudahan dalam
bekerja) di Rumah Sakit
Prikasih
Responden mengisi
sendiri kuesioner
dengan memilih
jawaban:
1= STS
2= TS
3= S
4=SS
Kuesioner Ordinal
Berdasarkan cut of point
mean/median
0 = tidak baik, jika hasil
skor < mean/median
1 = baik, jika hasil skor ≥
mean/median
4 Penghargaan
Persepsi responden terhadap
kompensasi (gaji, insentif,
tunjangan) dan pengakuan
yang diterimanya dari Rumah
Sakit Prikasih atas
pekerjaannya.
Responden mengisi
sendiri kuesioner
dengan memilih
jawaban:
1= STS
2= TS
3= S
4=SS
Kuesioner ordinal
Berdasarkan cut of point
mean/median
0 = tidak baik, jika hasil
skor < mean/median
1 = baik, jika hasil skor ≥
mean/median
5 Peluang Karir
Persepsi responden terhadap
kesempatan untuk berkembang
dalam mencapai tujuan
karirnya di Rumah Sakit
Prikasih
Responden mengisi
sendiri kuesioner
dengan memilih
jawaban:
1= STS
2= TS
3= S
4=SS
Kuesioner Ordinal
Berdasarkan cut of point
mean/median
0 = tidak baik, jika hasil
skor < mean/median
1 = baik, jika hasil skor ≥
mean/median
6 Hubungan
Karyawan
Persepsi responden mengenai
kerjasama, dukungan serta
hubungan kerja kepada atasan
maupun teman sejawat.
Responden mengisi
sendiri kuesioner
dengan memilih
jawaban:
1= STS
2= TS
3= S
4=SS
Kuesioner Ordinal
Berdasarkan cut of point
mean/median
0 = tidak baik, jika hasil
skor < mean/median
1 = baik, jika hasil skor ≥
mean/median
36
3.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Ada hubungan antara komponen organisasional dengan retensi karyawan
di Rumah Sakit Prikasih tahun 2016.
2. Ada hubungan antara rancangan pekerjaan dengan retensi karyawan di
Rumah Sakit Prikasih tahun 2016.
3. Ada hubungan antara penghargaan dengan retensi karyawan di Rumah
Sakit Prikasih tahun 2016.
4. Ada hubungan antara peluang karir dengan retensi karyawan di Rumah
Sakit Prikasih tahun 2016.
5. Ada hubungan antara hubungan karyawan dengan retensi karyawan di
Rumah Sakit Prikasih tahun 2016.
37
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian
cross sectional dimana variabel independen dan dependennya dikumpulkan
pada saat atau periode yang sama artinya setiap subyek penelitian diobservasi
hanya satu kali saja dan dapat diukur menurut keadaan atau status pada saat
observasi. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan retensi karyawan di
Rumah Sakit Prikasih Jakarta tahun 2016.
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni tahun 2016 di Rumah Sakit
Prikasih Jakarta yang beralamat di Jalan RS Fatmawati Raya No. 74, Pondok
Labu, Jakarta Selatan.
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1 Populasi
Populasi penelitian adalah kumpulan individual atau objek yang
mempunyai karakteristik sifat yang sama yang menjadi fokus dari
penelitian (Wirawan, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
38
karyawan yang aktif bekerja di Rumah Sakit Prikasih Jakarta yang
berjumlah 390 orang.
4.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang ditarik dengan cara tertentu
sehingga karakteristiknya sama dengan populasinya (Wirawan, 2014).
Adapun kriteria inklusi dan eksklusi untuk pengambilan sampel dalam
penelitian ini antara lain:
1. Kriteria Inklusi
a. Karyawan yang aktif bekerja di Rumah Sakit Prikasih.
b. Karyawan dengan masa kerja minimal 1 tahun.
c. Karyawan dengan pendidikan minimal D3 pelaksana.
d. Bersedia menjadi responden.
2. Kriteria Eksklusi
a. Karyawan dengan masa kerja kurang dari 1 tahun.
b. Karyawan yang memiliki jabatan struktural.
c. Karyawan dengan pendidikan SD, SMP, SMK/SMA.
d. Karyawan yang sedang cuti dan sakit
Setelah melakukan sortir karyawan sesuai dengan kriteria inklusi dan
eksklusi sebagaimana diatas, dari total 390 karyawan Rumah Sakit
Prikasih yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel pada penelitian
ini berjumlah 128 karyawan. Untuk mengetahui kelayakan jumlah sampel
39
yang diambil dalam penelitian ini, maka dilakukan perhitungan tingkat
kekuatan uji dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Z1-β =
Keterangan :
Z1-β = tingkat kekuatan uji
n = besar sampel minimal yang diperlukan
= derajat kemaknaan pada dua sisi (two tail), yaitu 5%=1,96
P1 = Proporsi karyawan yang memiliki hubungan karyawan
tidak mendukung dalam pekerjaan dan tidak ingin tetap
bekerja pada penelitian sebelumnya yaitu 55,3% (Rosad,
2013)
P2 = Proporsi karyawan yang memiliki hubungan karyawan
mendukung pelaksanaan pekerjaan dan tidak ingin tetap
bekerja pada penelitian sebelumnya yaitu 35,9% (Rosad,
2013)
P = rata-rata proporsi pada populasi {(P1 + P2 )/2} = 0,456
Berdasarkan rumus di atas, didapatkan hasil kekuatan uji sebesar
90%. Sedangkan nilai kekuatan yang direkomendasikan adalah di atas
80% (Widhiarso, 2012). Maka dari itu, hasil tersebut menunjukkan bahwa
40
penelitian dengan jumlah sampel sebanyak 128 karyawan sudah cukup
kuat untuk digunakan dalam menguji hipotesis.
4.4 Sumber Pengumpulan Data Penelitian
Sumber data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data primer yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti
mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan retensi karyawan
seperti komponen organisasional, rancangan pekerjaan, hubungan
karyawan, penghargaan dan peluang karir yang diperoleh melalui
penyebaran kuesioner kepada para karyawan di Rumah Sakit Prikasih.
Dimana kuesioner tersebut sebelumya dilakukan uji validitas dan
reliablitas terlebih dahulu terhadap 20 karyawan Rumah Sakit Prikasih
dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang relevan.
2. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari telaah dokumen
Rumah Sakit Prikasih Jakarta berupa profil rumah sakit yang
digunakan untuk menjelaskan gambaran umum rumah sakit, data
kepegawaian yang digunakan sebagai acuan untuk mengetahui jumlah
seluruh karyawan pada seluruh unit kerja yang terdapat di Rumah
Sakit Prikasih Jakarta serta digunakan sebagai pengambilan sampel.
Selain itu, data sekunder lainnya yang digunakan berupa data turnover
karyawan yang digunakan sebagai data pendukung dalam menjelaskan
retensi karyawan di rumah sakit serta dokumen pendukung lainnya
yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
41
4.5 Instrumen Data Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dengan
pertanyaan tertutup yang disebarkan ke para karyawan yang menjadi sampel
dari penelitian ini. Kuesioner ini diadopsi dari:
1. Sudrajat (2003) tesis yang berjudul faktor-faktor yang berhubungan
dengan retensi perawat di Rumah Sakit Agung Jakarta tahun 2003.
2. Robbani (2012) skripsi yang berjudul hubungan reward dengan
retensi karyawan pada divisi multimedia PT Telekomunikasi
Indonesia Jakarta tahun 2012.
Dalam penelitian ini format jawaban yang digunakan hanya terdiri dari
empat kategori jawaban, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju dan
sangat setuju. Adapun alasan peneliti tidak menggunakan netral dikarenakan
kategori tersebut digunakan sebagai asumsi untuk responden yang tidak
memberikan pilihan jawaban. Selain itu, untuk menghindari banyaknya
responden yang memberikan jawaban netral yang nantinya akan menyulitkan
peneliti dalam mengklasifikasikan jawaban, apakah jawaban responden yang
menyatakan netral masuk ke dalam kategori baik atau tidak baik.
Berdasarkan kategori jawaban yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju dan sangat setuju, maka skor untuk
pernyataan positif yang digunakan dalam instrumen penelitian adalah sangat
setuju= 4, setuju=3, tidak setuju=2, sangat tidak setuju=1. Berdasarkan skor
tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi skor, maka semakin tinggi
42
retensi karyawan. Sebaliknya semakin rendah skor maka semakin rendah
retensi karyawan.
4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel, maka
harus menggunakan instrumen yang valid dan reliabel pula. Pada penelitian
ini dilakukan uji validitas dan reliabel pada 20 orang. Sebagaimana menurut
Hidayat (2007), agar diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran mendekati
kurva normal maka sebaiknya jumlah responden untuk uji validitas dan
reliabilitas yaitu 20 orang. Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan dengan
memberikan kuesioner kepada 20 karyawan Rumah Sakit Prikasih yang bukan
merupakan sampel penelitian.
Uji validitas instrumen kuesioner dalam penelitian ini dilakukan
dengan membandingkan nilai r hasil dengan nilai r tabel. Dengan sampel 20
karyawan, maka didapat df=n-2=18. Pada tingkat kemaknaan 5% dengan
df=18 didapat angka r tabel = 0,444. Suatu pernyataan kuesioner dikatakan
valid apabila nilai r hasil yang dilihat pada tabel corrected item total
correlation dalam software pengolahan data di perangkat lunak komputer
lebih besar daripada nilai r tabel. Dari total 43 pernyataan kuesioner yang diuji
validitas kepada karyawan, sebanyak 3 pernyataan kuesioner tidak valid dan
dikeluarkan dari kuesioner.
Uji reliabilitas dilakukan setelah setiap pernyataan yang terdapat di
dalam alat ukur dinyatakan valid dan setelah menghilangkan pernyataan yang
43
tidak valid. Uji reliabilitas bertujuan untuk menunjukkan tingkat konsistensi
hasil pengukuran bila dilakukan pengukuran dua kali (Sugiyono, 2009). Uji
reliabilitas dilakukan dengan cara membandingkan nilai cronbach alpha
dalam software analisis data di perangkat lunak komputer dengan nilai standar
yaitu 0,6. Suatu variabel dikatakan reliabel atau dapat dipercaya apabila hasil
yang dapat dilihat pada tabel Cronbach Alpha ≥ 0,6 dan dikatakan tidak
reliabel apabila Cronbach Alpha < 0,6 (Hastono, 2007).
Pada penelitian ini dari uji reliabilitas yang dilakukan didapatkan nilai
Cronbach Alpha sebesar 0,943. Dengan begitu pernyataan-pernyataan dalam
kuesioner dikatakan reliabel dengan Cronbach Alpha yaitu 0,943>0,6.
4.7 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov-
Smirnov dan dapat dinyatakan berdistribusi normal apabila nilai p
Kolmogorov-Smirnov > 0,05. Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan
untuk mengkategorikan hasil ukur variabel. Apabila data berdistribusi normal
maka hasil ukur variabel dikategorikan sebagai berikut:
1. Baik, total skor ≥ nilai mean
2. Tidak baik, total skor < nilai mean
Berdasarkan uji normalitas didapatkan bahwa dalam penelitian ini data
tidak berdistribusi normal dengan Pvalue < 0,05 sehingga menggunakan cut of
point nilai median masing-masing variabel sebagai berikut:
44
1. Retensi Karyawan
Tetap bekerja, apabila memiliki nilai ≥ 18
Tidak tetap bekerja, apabila memiliki nilai < 18
2. Persepsi karyawan tentang komponen organisasional
Baik, apabila memiliki nilai ≥ 16
Tidak Baik, apabila memiliki nilai < 16
3. Persepsi karyawan tentang rancangan pekerjaan
Baik, apabila memiliki nilai ≥ 26
Tidak Baik, apabila memiliki nilai < 26
4. Persepsi karyawan tentang penghargaan
Baik, apabila memiliki nilai ≥ 17
Tidak Baik, apabila memiliki nilai < 17
5. Persepsi karyawan tentang peluang karir
Baik, apabila memiliki nilai ≥ 14
Tidak Baik, apabila memiliki nilai <14
6. Persepsi karyawan tentang hubungan karyawan
Baik, apabila memiliki nilai ≥ 13
Tidak Baik, apabila memiliki nilai < 13
4.8 Pengolahan Data
Seluruh data yang terkumpul dalam penelitian akan dilakukan pengolahan
melalui tahap-tahap berikut ini:
45
1. Menyunting data (data editing)
Penyuntingan data dalam penelitian ini dilakukan secara langsung
oleh peneliti terhadap kuesioner yang telah diisi oleh responden.
Dimana dalam tahap ini peneliti memeriksa data yang telah terkumpul,
apakah pada kuesioner yang telah diisi responden terdapat kekurangan
pengisian, kejelasan makna jawaban dan konsistensi pengisian setiap
jawaban dalam kuesioner serta pengecekan pilihan jawaban responden
apakah responden mencentang diantara dua kolom sehingga
menimbulkan kesalahpahaman jawaban.
2. Mengkoding data
Jika kelengkapan jawaban responden telah dilakukan, maka tahap
selanjutnya adalah pemberian kode pada setiap pernyataan sesuai
dengan petunjuk pengkodean. Pada tahap ini peneliti
mengklasifikasikan jawaban responden menurut macamnya dengan
cara menandai masing-masing jawaban dengan tanda kode tertentu.
Adapun data yang dilakukan koding adalah data berdasarkan
jawaban responden tentang komponen organisasional, rancangan
pekerjaan, hubungan karyawan, penghargaan dan peluang karir yang
berhubungan dengan retensi karyawan di Rumah Sakit Prikasih tahun
2016. Saat pemberian kode maka dilakukan pula penetapan bobot
penilaian jawaban dari setiap pernyataan untuk memudahkan dalam
entry data. Pengodean untuk setiap variabel yang digunakan yaitu nilai
46
1 = sangat tidak setuju, nilai 2 = tidak setuju, nilai 3 = setuju, nilai 4 =
sangat setuju.
3. Memasukkan data (data entry)
Pada tahap ini peneliti melakukan entry data dari kuesioner ke
software komputer. Data-data yang dientry adalah data skor dari
masing-masing jawaban dalam pertanyaan-pertanyaan terkait retensi
karyawan yang terdiri dari komponen organisasional, rancangan
pekerjaan, hubungan karyawan, penghargaan dan peluang karir di
Rumah Sakit Prikasih Jakarta.
4. Membersihkan data (data cleaning)
Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah melakukan pembersihan
data dengan mengecek kembali apakah terdapat kesalahan atau tidak
dalam menginput data ke komputer. Cara yang dilakukan untuk
membersihkan data adalah dengan mengetahui missing data. Dimana
missing data dilakukan dengan melihat distribusi frekuensi dari
variabel komponen organisasional, rancangan pekerjaan, hubungan
karyawan, penghargaan dan peluang karir.
4.9 Analisis Data
Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk
yang mudah dipahami sehingga data tersebut mudah diinterpretasikan untuk
mencari makna dan hubungan yang lebih luas berdasarkan hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut:
47
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat
distribusi frekuensi. Uji ini menggambarkan jumlah responden dalam
penelitian berdasarkan komponen organisasional, rancangan pekerjaan,
hubungan karyawan, penghargaan dan peluang karir di Rumah Sakit
Prikasih Jakarta. Hasil analisis univariat berupa distribusi tabel frekuensi
berdasarkan semua variabel, proporsi, persentase serta pembahasan
tentang gambaran variabel yang diamati.
2. Analisis Bivariat
Dalam penelitian ini analisis bivariat dilakukan untuk analisa data
dua variabel yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen (komponen organisasional, rancangan pekerjaan, hubungan
karyawan, penghargaan dan peluang karir) dan variabel dependen
(retensi karyawan). Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan
uji statistik chi-square, hal ini dikarenakan variabel independen dan
dependen merupakan data kategorik. Signifikasi uji chi-square
menggunakan derajat kepercayaan 95% (α = 5%). Jika Pvalue ≤ 0,05
maka hipotesis alternatif (Ha) diterima atau hipotesis null (Ho) ditolak
yang menunjukkan adanya hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen. Sebaliknya jika nilai Pvalue > 0,05 maka hipotesis
alternatif (Ha) ditolak atau hipotesis null (Ho) diterima yang
menunjukkan tidak adanya hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen. Sedangkan untuk melihat kekuatan hubungan antara
48
variabel bebas dan variabel terikat digunakan odds ratio (OR).
Interpretasi odds ratio adalah sebagai berikut (Dahlan, 2008):
OR = 1 ; artinya tidak ada hubungan
OR < 1 ; artinya tidak ada efek proteksi atau perlindungan
OR > 1 ; artinya ada hubungan (sebagai faktor resiko)
3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat dipergunakan untuk mengetahui hubungan
variabel-variabel independen dengan variabel dependen secara bersama-
sama. Dari analisis multivariat dapat diketahui variabel independen yang
secara dominan berhubungan dengan variabel dependen (Hastono,
2007).
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan retensi
karyawan di Rumah Sakit Prikasih Jakarta, analisis multivariat yang
dipergunakan adalah regresi logistik ganda model prediksi. Karena
variabel dependen diukur dengan skala kategorik yang dikotomi
(Hastono, 2007).
Dalam analisis multivariat, langkah-langkah analisis regresi
logistik ganda dilakukan sebagai berikut: (Hastono, 2007)
1. Melakukan analisis bivariat antara masing-masing variabel
independen dengan variabel dependennya. Bila hasil uji bivariat
mendapatkan nilai Pvalue < 0,25 maka variabel tersebut dimasukkan
ke dalam model multivariat.
49
2. Memilih variabel yang dianggap penting yang masuk dalam model
dengan mempertahankan variabel yang mempunyai Pvalue < 0,05
dan mengeluarkan variabel dengan Pvalue > 0,05. Proses
pengeluaran variabel dilakukan satu per satu dimulai dari variabel
yang memiliki Pvalue terbesar.
3. Identifikasi variabel yang dianggap penting dalam persamaan
multivariat dengan menggunakan uji statistik wald untuk masing-
masing variabel menggunakan Pvalue < 0,05.
50
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Analisis Univariat
5.1.1 Gambaran Retensi Karyawan Rumah Sakit Prikasih Tahun 2016
Berdasarkan analisis univariat yang telah dilakukan, gambaran
retensi karyawan di Rumah Sakit Prikasih tahun 2016 dapat dilihat pada
tabel 5.1 berikut ini:
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Retensi Karyawan di Rumah Sakit Prikasih
Tahun 2016
Retensi Karyawan Frekuensi
n %
Tetap Bekerja 75 58.6
Tidak Tetap Bekerja 53 41.4
Total 128 100
Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa proporsi karyawan yang
akan tetap bertahan bekerja lebih besar dibandingkan karyawan yang tidak
tetap bekerja di Rumah Sakit Prikasih yaitu 58,6%.
51
5.1.2 Gambaran Persepsi Karyawan tentang Komponen Organisasional
Gambaran persepsi karyawan tentang komponen organisasional di
Rumah Sakit Prikasih tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini:
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Persepsi Karyawan tentang Komponen
Organisasional di Rumah Sakit Prikasih Tahun 2016
Persepsi Karyawan
tentang Komponen
Organisasional
Frekuensi
n %
Baik 90 70.3
Tidak Baik 38 29.7
Total 128 100
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa proporsi karyawan yang
memiliki persepsi baik tentang komponen organisasional lebih besar
dibandingkan karyawan yang memiliki persepsi tidak baik yaitu 70,3%.
5.1.3 Gambaran Persepsi Karyawan tentang Rancangan Pekerjaan
Gambaran persepsi karyawan tentang rancangan pekerjaan di
Rumah Sakit Prikasih tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut ini:
52
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Persepsi Karyawan tentang Rancangan
Pekerjaan di Rumah Sakit Prikasih Tahun 2016
Persepsi Karyawan
tentang Rancangan
Pekerjaan
Frekuensi
n %
Baik 75 58.6
Tidak Baik 53 41.4
Total 128 100
Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa persepsi karyawan tentang
rancangan pekerjaan di Rumah Sakit Prikasih hampir merata sebesar
58,6% menilai rancangan pekerjaan baik.
5.1.4 Gambaran Persepsi Karyawan tentang Penghargaan
Gambaran persepsi karyawan tentang penghargaan di Rumah Sakit
Prikasih tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut ini:
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Persepsi Karyawan tentang Penghargaan di
Rumah Sakit Prikasih Tahun 2016
Persepsi Karyawan
tentang
Penghargaan
Frekuensi
N %
Baik 74 57.8
Tidak Baik 54 42.2
Total 128 100
53
Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa persepsi karyawan tentang
penghargaan di Rumah Sakit Prikasih hampir merata sebesar 57,8%
menilai penghargaan baik.
5.1.5 Gambaran Persepsi Karyawan tentang Peluang Karir
Gambaran persepsi karyawan tentang peluang karir di Rumah Sakit
Prikasih tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut ini:
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Persepsi Karyawan tentang Peluang Karir di
Rumah Sakit Prikasih Tahun 2016
Persepsi Karyawan
tentang Peluang
Karir
Frekuensi
n %
Baik 65 50.8
Tidak Baik 63 49.2
Total 128 100
Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa persepsi karyawan tentang
peluang karir di Rumah Sakit Prikasih hampir merata sebesar 50,8%
menilai peluang karir baik.
5.1.6 Gambaran Persepsi Karyawan tentang Hubungan Karyawan
Gambaran persepsi karyawan tentang hubungan karyawan di
Rumah Sakit Prikasih tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut ini:
54
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Persepsi Karyawan tentang Hubungan
Karyawan di Rumah Sakit Prikasih Tahun 2016
Persepsi Karyawan
tentang Hubungan
Karyawan
Frekuensi
n %
Baik 78 60.9
Tidak Baik 50 39.1
Total 128 100
Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa proporsi karyawan yang
memiliki persepsi baik tentang hubungan karyawan lebih besar
dibandingkan karyawan yang memiliki persepsi tidak baik yaitu 60,9%.
5.2 Analisis Bivariat
5.2.1 Hubungan Komponen Organisasional dengan Retensi Karyawan
Analisis hubungan komponen organisasional dengan retensi
karyawan di Rumah Sakit Prikasih tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 5.7:
55
Tabel 5.7
Analisis Hubungan Komponen Organisasional dengan Retensi
Karyawan di Rumah Sakit Prikasih Tahun 2016
Komponen
Organisasional
Retensi Karyawan
Total Pvalue
OR
(95% CI)
Tidak
tetap
bekerja
Tetap
bekerja
n % n % n %
Tidak Baik 23 60.5 15 39.5 38 100
0.008 3,067
1,400-6,719 Baik 30 33.3 60 66.7 90 100
Total 53 41.4 75 58.6 128 100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 38 karyawan yang
menilai komponen organisasional tidak baik, 23 (60,5%) karyawan
menyatakan tidak tetap bekerja. Hal ini menunjukkan angka yang lebih
tinggi dibandingkan dengan karyawan yang menilai komponen
organisasional tidak baik dan menyatakan tetap bekerja yakni 15 (39,5%).
Begitu pula halnya dengan karyawan yang menilai komponen
organisasional baik, dari 90 karyawan, 60 karyawan menyatakan tetap
bekerja dan 30 lainnya menyatakan tidak akan tetap bekerja.
Berdasarkan uji statistik Chi-square diperoleh hasil Pvalue = 0,008
(P < 0,05) dan nilai OR = 3,067 dengan tingkat kemaknaan α = 0,05
menunjukkan adanya hubungan antara persepsi karyawan tentang
komponen organisasional dengan retensi karyawan. Responden yang
menyatakan komponen organisasional baik memiliki peluang 3,067 kali
56
lebih tinggi untuk tetap bekerja dibandingkan dengan responden yang
menyatakan komponen organisasional tidak baik.
5.2.2 Hubungan Rancangan Pekerjaan dengan Retensi Karyawan
Analisis hubungan rancangan pekerjaan dengan retensi karyawan
di Rumah Sakit Prikasih tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 5.8:
Tabel 5.8
Analisis Hubungan Rancangan Pekerjaan dengan Retensi Karyawan
di Rumah Sakit Prikasih Tahun 2016
Rancangan
Pekerjaan
Retensi Karyawan
Total Pvalue
OR
(95% CI)
Tidak
tetap
bekerja
Tetap
bekerja
n % N % n %
Tidak Baik 30 56.6 23 43.4 53 100
0.006 2,949
1,418-6,132 Baik 23 30.7 52 69.3 75 100
Total 53 41.4 75 58.6 128 100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 53 karyawan yang
menilai rancangan pekerjaan tidak baik, 30 (56,6%) karyawan menyatakan
tidak tetap bekerja. Hal ini menunjukkan angka yang lebih tinggi
dibandingkan dengan karyawan yang menilai rancangan pekerjaan tidak
baik dan menyatakan tetap bekerja yakni 23 (43,4%). Begitu pula halnya
dengan karyawan yang menilai rancangan pekerjaan baik, dari 75
57
karyawan, 52 karyawan menyatakan tetap bekerja dan 23 lainnya
menyatakan tidak akan tetap bekerja.
Berdasarkan uji statistik Chi-square diperoleh hasil Pvalue = 0,006
(P < 0,05) dan nilai OR = 2,949 dengan tingkat kemaknaan α = 0,05
menunjukkan adanya hubungan antara persepsi karyawan tentang
rancangan pekerjaan dengan retensi karyawan. Responden yang
menyatakan rancangan pekerjaan baik memiliki peluang 2,949 kali lebih
tinggi untuk tetap bekerja dibandingkan dengan responden yang
menyatakan rancangan pekerjaan tidak baik.
5.2.3 Hubungan Penghargaan dengan Retensi Karyawan
Analisis hubungan penghargaan dengan retensi karyawan di
Rumah Sakit Prikasih tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 5.9:
Tabel 5.9
Analisis Hubungan Penghargaan dengan Retensi Karyawan di
Rumah Sakit Prikasih Tahun 2016
Penghargaan
Retensi Karyawan
Total Pvalue
OR
(95% CI)
Tidak
tetap
bekerja
Tetap
bekerja
N % n % n %
Tidak Baik 29 53.7 25 46.3 54 100
0.026 2,417
1,173-4,981 Baik 24 32.4 50 67.6 74 100
Total 53 41.4 75 58.6 128 100
58
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 54 karyawan yang
menilai penghargaan tidak baik, 29 (53,7%) karyawan menyatakan tidak
tetap bekerja. Hal ini menunjukkan angka yang lebih tinggi dibandingkan
dengan karyawan yang menilai peghargaan tidak baik dan menyatakan
tetap bekerja yakni 25 (46,3%). Begitu pula halnya dengan karyawan yang
menilai penghargaan baik, dari 74 karyawan, 50 karyawan menyatakan
tetap bekerja dan 24 lainnya menyatakan tidak akan tetap bekerja.
Berdasarkan uji statistik Chi-square diperoleh hasil Pvalue = 0,026
(P < 0,05) dan nilai OR = 2,417 dengan tingkat kemaknaan α = 0,05
menunjukkan adanya hubungan antara persepsi karyawan tentang
penghargaan dengan retensi karyawan. Responden yang menyatakan
penghargaan baik memiliki peluang 2,417 kali lebih tinggi untuk tetap
bekerja dibandingkan dengan responden yang menyatakan penghargaan
tidak baik.
5.2.4 Hubungan Peluang Karir dengan Retensi Karyawan
Analisis hubungan peluang karir dengan retensi karyawan di
Rumah Sakit Prikasih tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 5.10:
59
Tabel 5.10
Analisis Hubungan Peluang Karir dengan Retensi Karyawan di
Rumah Sakit Prikasih Tahun 2016
Peluang Karir
Retensi Karyawan
Total Pvalue
OR
(95% CI)
Tidak
tetap
bekerja
Tetap
bekerja
N % n % n %
Tidak Baik 32 50.8 31 49.2 63 100
0.052 2,163
1,056-4,430 Baik 21 32.3 44 67.7 65 100
Total 53 41.4 75 58.6 128 100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 63 karyawan yang
menilai peluang karir tidak baik, 32 (50,8%) karyawan menyatakan tidak
tetap bekerja. Hal ini menunjukkan angka yang lebih tinggi dibandingkan
dengan karyawan yang menilai peluang karir tidak baik dan menyatakan
tetap bekerja yakni 31 (49,2%). Begitu pula halnya dengan karyawan yang
menilai peluang karir baik, dari 65 karyawan, 44 karyawan menyatakan
tetap bekerja dan 21 lainnya menyatakan tidak akan tetap bekerja.
Berdasarkan uji statistik Chi-square diperoleh hasil Pvalue = 0,052
(P > 0,05) dan nilai OR = 2,163 dengan tingkat kemaknaan α = 0,05
menunjukkan tidak adanya hubungan antara persepsi karyawan tentang
peluang karir dengan retensi karyawan. Responden yang menyatakan
peluang karir baik memiliki peluang 2,163 kali lebih tinggi untuk tetap
60
bekerja dibandingkan dengan responden yang menyatakan peluang karir
tidak baik.
5.2.5 Hubungan antara Hubungan Karyawan dengan Retensi Karyawan
Analisis hubungan antara hubungan karyawan dengan retensi
karyawan di Rumah Sakit Prikasih tahun 2016 dapat dilihat pada tabel
5.11:
Tabel 5.11
Analisis Hubungan antara Hubungan Karyawan dengan Retensi
Karyawan di Rumah Sakit Prikasih Tahun 2016
Hubungan
Karyawan
Retensi Karyawan
Total Pvalue
OR
(95% CI)
Tidak
tetap
bekerja
Tetap
bekerja
n % n % n %
Tidak Baik 30 60 20 40 50 100
0.001 3,587
1,701-7,566 Baik 23 29.5 55 70.5 78 100
Total 53 41.4 75 58.6 128 100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 50 karyawan yang
menilai hubungan karyawan tidak baik, 30 (60%) karyawan menyatakan
tidak tetap bekerja. Hal ini menunjukkan angka yang lebih tinggi
dibandingkan dengan karyawan yang menilai rancangan pekerjaan tidak
baik dan menyatakan tetap bekerja yakni 20 (40%). Begitu pula halnya
dengan karyawan yang menilai rancangan pekerjaan baik, dari 78
61
karyawan, 55 karyawan menyatakan tetap bekerja dan 23 lainnya
menyatakan tidak akan tetap bekerja.
Berdasarkan uji statistik Chi-square diperoleh hasil Pvalue = 0,001
(P < 0,05) dan nilai OR = 3,587 dengan tingkat kemaknaan α = 0,05
menunjukkan adanya hubungan antara persepsi karyawan tentang
hubungan karyawan dengan retensi karyawan. Responden yang
menyatakan hubungan karyawan baik memiliki peluang 3,587 kali lebih
tinggi untuk tetap bekerja dibandingkan dengan responden yang
menyatakan hubungan karyawan tidak baik.
5.3 Analisis Multivariat
5.3.1 Pemilihan Variabel Independen sebagai Variabel Kandidat
Pemodelan
Sebelum dilakukan uji multivariat, terlebih dahulu dilakukan
penyaringan variabel independen dengan melihat nilai Pvalue masing-
masing variabel independen yang telah diuji secara bivariat. Variabel yang
dipilih sebagai kandidat pemodelan adalah variabel yang memiliki Pvalue
≤ 0,25. Sedangkan variabel yang mempunyai Pvalue > 0,25 tidak
diikutsertakan dalam pemodelan.
Dari lima variabel independen yang diuji secara bivariat dengan
variabel dependen (retensi karyawan), seluruhnya masuk ke dalam
kandidat pemodelan multivariat. Masing-masing variabel independen yang
masuk sebagai kandidat pemodelan regresi logistik, sebelum masuk ke
62
pemodelan regresi logistik berganda, terlebih dahulu dilakukan seleksi
bivariat regresi logistik antara masing-masing variabel independen dengan
variabel dependen (Hastono, 2007). Nilai Pvalue masing-masing variabel
tersebut adalah seperti pada tabel 5.12:
Tabel 5.12
Pemilihan Variabel Independen, sebagai Variabel Kandidat
Pemodelan Uji Multivariat Regresi Logistik Berganda
No Variabel P value dari
kandidat
pemodelan
P value seleksi
Bivariat Regresi
Logistik
1 Komponen Organisasi 0,008 0,004
2 Rancangan Pekerjaan 0,006 0,003
3 Penghargaan 0,026 0,016
4 Peluang Karir 0,052 0,033
5 Hubungan Karyawan 0,001 0,001
Dari hasil seleksi bivariat, variabel independen yang masuk dalam
pemodelan adalah komponen organisasi, rancangan pekerjaaan,
penghargaan, peluang karir dan hubungan karyawan.
5.3.2 Hasil Analisis Multivariat
Pada analisis multivariat ini, ada beberapa variabel yang
mempunyai Pvalue > 0,05 sehingga perlu dikeluarkan dari pemodelan satu
persatu secara bertahap, sesuai dengan besarnya nilai Pvalue. Variabel
yang mempunyai nilai Pvalue tertinggi yang pertama dikeluarkan. Setiap
63
satu variabel dikeluarkan, dilihat adanya perubahan nilai OR (Exp B) yang
masih ada dalam pemodelan, bila perubahan nilai OR (Exp B) < 10%
maka variabel tersebut tetap dikeluarkan. Namun bila perubahan nilai OR
(Exp B) > 10% maka variabel tersebut kembali dimasukkan dalam
analisis, beturut-turut sampai didapatkan model analisi akhir yang tepat.
Pada analisis multivariat regresi logistik ganda, didapatkan tiga
variabel yang masuk dalam pemodelan multivariat akhir, sementara
variabel peluang karir harus dikeluarkan. Hasilnya seperti pada Tabel 5.13
berikut:
Tabel 5.13
Hasil Analisis Multivariat Tahap Akhir untuk Variabel yang
Berhubungan dengan Retensi Karyawan di Rumah Sakit Prikasih
No Variabel Independen (B) P value OR/Exp (B) 95% CI
1 Komponen Organisasi 1,261 0,006 3,530 1,438-8,667
2 Rancangan Pekerjaan 0,373 0,396 1,451 0,614-3,429
3 Penghargaan 0,757 0,077 2,133 0,920-4.944
4 Hubungan Karyawan 1,324 0,002 3,760 1,622-8,715
Model regresi logistik hanya dapat dipergunakan untuk penelitian
bersifat kohort. Sedangkan pada penelitian ini bersifat cross sectional,
sehingga interpretasi yang dapat dilakukan adalah menjelaskan nilai
peluang dengan Odd Ratio/OR dari masing-masing variabel (Hastono,
2007).
64
Dari Tabel 5.13 terlihat bahwa hasil pemodelan variabel
independen yang berhubungan secara signifikan pada alpha 0,05 adalah
komponen organisasi (P value = 0,006) dan hubungan karyawan (P value
= 0,002).
Responden yang mempunyai persepsi baik terhadap komponen
organisasi berpeluang untuk tetap bekerja di Rumah Sakit Prikasih 3,530
kali dibandingkan responden yang memiliki persepsi tidak baik. Demikian
pula dengan responden yang mempunyai persepsi baik terhadap hubungan
karyawan berpeluang untuk tetap bekerja di Rumah Sakit Prikasih 3,760
kali dibandingkan responden yang memiliki persepsi tidak baik. Apabila
dilihat dari urutan variabel independen yang paling besar hubungannya
dengan retensi karyawan di Rumah Sakit Prikasih Jakarta dalam penelitian
ini adalah hubungan karyawan.
65
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang ditemukan
oleh peneliti selama proses penelitian berlangsung. Dimana keterbatasan
penelitian tersebut tidak dapat dihindari yang memungkinkan akan
berpengaruh terhadap hasil penelitian. Adapun keterbatasan penelitian yang
ditemui oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Adanya kemungkinan subjektifitas dalam pengisian kuesioner sehingga
kebenaran data dalam pengisian kuesioner sangat tergantung pada
kejujuran dan keterbukaan responden dalam memberikan jawaban yang
sesuai dengan kenyataan yang dirasakan. Namun demikian, peneliti
sudah mengupayakan agar data yang diperoleh dapat terjamin
validitasnya dengan cara memberikan pengarahan agar para karyawan
mengisi dengan objektif dan sejujurnya. Selain itu, peneliti pun
menjamin kerahasiaan identitas dan berjanji bahwa kesediaan karyawan
dalam mengisi kuesioner tidak akan membawa konsekuensi yang
merugikan bagi mereka.
2. Terkait dengan instrumen penelitian, dimana jenis pertanyaan yang
didesain secara tertutup memungkinkan responden akan menjawab
pertanyaan dengan kecenderungan memusat. Dalam hal ini, peneliti
66
sudah mengupayakan dengan menghilangkan pilihan jawaban netral
pada setiap pernyataan.
3. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini belum
sepenuhnya menggambarkan secara rinci variabel komponen
organisasional, rancangan pekerjaan, penghargaan, peluang karir dan
hubungan karyawan.
4. Hasil penelitian ini merupakan gambaran suatu keadaan hanya pada
saat tertentu dan tempat tertentu saja. Sehingga, hasil penelitian ini akan
berbeda pada waktu yang akan datang dan tidak dapat digeneralisasikan
pada rumah sakit lainnya.
6.2 Gambaran Retensi Karyawan di Rumah Sakit Prikasih Tahun 2016
Menurut Mathis dan Jackson (2009), retensi karyawan merupakan
proses dimana karyawan terdorong untuk tetap bersama organisasi. Retensi
karyawan juga merupakan keinginan karyawan untuk bertahan pada
perusahaan (Susilo, 2013). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di
Rumah Sakit Prikasih menunjukkan bahwa lebih banyak responden yang
memiliki keinginan untuk tetap bekerja (retensi) yaitu sebesar 58,6%.
Karyawan yang memiliki keinginan untuk tetap bekerja di Rumah Sakit
Prikasih didasari oleh karyawan tidak pernah berniat atau memikirkan untuk
berhenti bekerja saat ini, karyawan juga tidak pernah mencari perusahaan
lain untuk pindah bekerja dan merasa pekerjaan saat ini sangat penting
baginya. Berdasarkan penelitian Siahaan (2014), keinginan karyawan untuk
67
tetap tinggal dalam perusahaan saat ini meliputi beberapa pernyataan yaitu
karyawan yang tidak pernah berniat atau memikirkan untuk berhenti dari
pekerjaannya saat ini, karyawan tidak pernah memikirkan untuk mencari
aktif perusahaan lain untuk pindah kerja dan karyawan merasa rugi jika
berhenti dari pekerjaan saat ini.
Faktor penyebab lebih banyak karyawan yang memiliki keinginan
untuk tetap bekerja kemungkinan dapat dikarenakan adanya faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan karyawan. Salah satu alasannya adalah
merasa belum siap untuk meninggalkan rumah sakit karena belum adanya
alternatif pekerjaan lain yang lebih baik dari pekerjaan saat ini. Seperti
yang dikemukakan Mobley (2011), faktor ekonomi ekstern terkait
ketersediaan alternatif pekerjaan mempengaruhi keputusan karyawan untuk
tetap bertahan atau keluar dari pekerjaannya saat ini. Penelitian yang
dilakukan oleh Suhanto (2009) juga menyebutkan bila ada kesempatan
kerja di tempat lain yang lebih menarik maka karyawan akan keluar dan
berpindah ke perusahaan tersebut.
Walaupun hasil penelitian di Rumah Sakit Prikasih menyatakan
58,6% karyawan memiliki keinginan untuk tetap bekerja namun 41,4%
karyawan menyatakan untuk tidak tetap bekerja. Hal ini dikarenakan
berdasarkan hasil penelitian univariat didapatkan bahwa 29,7% karyawan
menilai komponen organisasional tidak baik, 41,4% karyawan menilai
tentang rancangan pekerjaan tidak baik, 42,4% karyawan menilai tidak baik
tentang penghargaan, 49,2% menilai tidak baik terhadap peluang karir, dan
68
39,1% karyawan menilai tidak baik tentang hubungan karyawan. Hal ini
sejalan dengan Mathis dan Jackson (2009) bahwa faktor-faktor yang
menentukan retensi karyawan adalah komponen organisasional, rancangan
pekerjaan, penghargaan, peluang karir dan hubungan karyawan. Maka dari
itu, pihak manajemen Rumah Sakit Prikasih harus memperhatikan karyawan
yang menyatakan tidak tetap bekerja. Dengan memiliki keinginan untuk
tidak tetap bekerja maka dapat diartikan karyawan ingin keluar dari Rumah
Sakit Prikasih dan hal ini tentu akan meningkatkan turnover karyawan.
Dalam penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan retensi
karyawan di Rumah Sakit Prikasih, berdasarkan hasil analisis bivariat
diperoleh hasil bahwa terdapat 4 (empat) faktor yang memiliki hubungan
dengan retensi karyawan di Rumah Sakit Prikasih Jakarta adalah komponen
organisasional, rancangan pekerjaan, penghargaan dan hubungan karyawan.
Sedangkan berdasarkan hasil analisis multivariat diperoleh hasil bahwan
faktor yang paling berhubungan dengan retensi karyawan adalah hubungan
karyawan. Oleh karena itu, perlunya pihak manajemen Rumah Sakit
Prikasih untuk lebih memperhatikan beberapa faktor yang dapat
meningkatkan retensi karyawan dengan mengkaji program-program yang
mendukung faktor komponen organisasional, rancangan pekerjaan,
penghargaan dan terutama untuk faktor hubungan karyawan.
Pada subjudul berikutnya adalah pembahasan mengenai faktor-faktor
yang berhubungan dengan retensi karyawan di Rumah Sakit Prikasih Jakarta
tahun 2016.
69
6.3 Hubungan Komponen Organisasional dengan Retensi Karyawan
Menurut Mathis dan Jackson (2009), komponen organisasional
meliputi nilai dan budaya, strategi dan peluang serta kontinuitas kerja.
Dimana budaya organisasional adalah pola nilai dan keyakinan bersama
yang memberikan arti dan peraturan perilaku bagi anggota organisasional.
Sedangkan menurut Griffin (2002), budaya organisasi adalah serangkaian
nilai, keyakinan, perilaku, kebiasaan, dan sikap yang membantu seorang
anggota organisasi dalam memahami prinsip-prinsip yang dianut oleh
organisasi tersebut, bagaimana organisasi tersebut melakukan segala sesuatu
dan apa yang dianggapnya penting.
Rumah Sakit Prikasih telah memiliki nilai budaya organisasi,
dimana nilai budaya tersebut adalah SIGAP (Sinergi, Ikhlas, Gigih,
Amanah, Profesional) yang memiliki makna, yaitu:
1. Sinergi, yang artinya pimpinan dan seluruh karyawan bersedia
bekerjasama dalam perbedaan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dengan perilaku membangun komunikasi dalam perbedaan serta
berperan aktif dan saling mendukung untuk mencapai tujuan.
2. Ikhlas, yang artinya pimpinan dan seluruh karyawan melayani dan
mengasihi sepenuh hati seperti keluarga sendiri serta memberi dan
menerima saran perbaikan. Dengan perilaku berfikir dan bertindak
seperti keluarga sendiri serta menanggapi dan memberi kritik maupun
saran dengan santun demi perbaikan ke depan.
70
3. Gigih, yang memiliki pengertian pimpinan dan seluruh karyawan
menjalankan tugas dengan konsisten dan berani pada situasi sulit dengan
santun. Dengan perilaku tekun, rajin, disiplin dan berperilaku baik serta
berani mengambil sikap dan keputusan yang tepat.
4. Amanah, yaitu pimpinan dan seluruh karyawan menjaga kepercayaan
dengan penuh tanggung jawab dan empati pada sesama. Dengan
perilaku setia dan peduli pada tugas yang diemban serta menjaga
kejujuran, niat dan perbuatan dengan menjunjung tinggi Keyakinan pada
Tuhan Yang Maha Esa.
5. Profesional, yaitu pimpinan dan seluruh karyawan memiliki kompetensi
untuk mampu melakukan tugas dengan mengutamakan hasil kerja
efektif dan efisien. Dengan perilaku menjaga dan terus meningkatkan
profesionalisme serta melakukan upaya dalam memberikan hasil terbaik.
Strategi dan peluang organisasi terkait dengan persepsi atau
pandangan karyawan terhadap kualitas perencanaan masa depan organisasi.
Dimana tempat kerja dianggap baik jika organisasi memiliki tujuan yang
ditetapkan dengan jelas yang membuat para manajer dan karyawan untuk
bertanggung jawab atas pencapaian tujuan (Mathis dan Jackson, 2009).
Rumah Sakit Prikasih memiliki visi, misi dan tujuan sebagai pedoman
karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Adapun visi Rumah Sakit
Prikasih adalah menjadi rumah sakit pilihan yang dikenal dan di percaya.
Sedangkan misi Rumah Sakit Prikasih yaitu menyediakan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat sekitar dengan kepedulian tinggi, terjangkau
71
dan berkualitas serta tujuan Rumah Sakit Prikasih adalah memberikan
pelayanan kesehatan yang spesifik dan ditunjang peralatan memadai dan
berkualitas.
Berdasarkan hasil penelitian univariat didapatkan karyawan yang
memiliki persepsi komponen organisasional tidak baik sebesar 29,7%.
Sedangkan karyawan yang memiliki persepsi komponen organisasional baik
sebesar 70,3%. Dari hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 38 karyawan
yang menilai komponen organisasional tidak baik, lebih banyak karyawan
yang menyatakan tidak tetap bekerja yaitu 23 karyawan. Begitu pula dengan
karyawan yang menilai komponen organisasional baik, dari 90 karyawan
lebih banyak karyawan yang menyatakan untuk tetap bekerja yaitu 60
karyawan. Hasil analisis bivariat diperoleh adanya hubungan antara persepsi
karyawan tentang komponen organisasional dengan retensi karyawan di
Rumah Sakit Prikasih dengan p sebesar 0,008. Hal ini menyatakan bahwa
bila komponen organisasional baik, maka karyawan akan tetap bekerja dan
begitu pula jika komponen organisasional tidak baik, maka karyawan
memilih untuk tidak tetap bekerja.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Ongalela (2011)
yang membuktikan bahwa adanya hubungan persepsi karyawan tentang
komponen organisasi dengan retensi karyawan di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Bekasi dan penelitian Rossad (2013) yang menyatakan bahwa
adanya hubungan antara persepsi tentang komponen organisasi dengan
retensi karyawan di RSIA Kemuliaan. Hal ini juga sesuai dengan
72
sebagaimana yang dikemukakan Mathis dan Jackson (2009) bahwa
komponen organisasional yang meliputi nilai budaya, strategi dan peluang
organisasi serta kontinuitas kerja dapat mempengaruhi karyawan dalam
memutuskan apakah bertahan atau meninggalkan pekerjaan. Jika komponen
organisasional tersebut jelas, dipahami dan sesuai dengan karyawan maka
karyawan akan tetap bertahan bekerja pada organisasi tersebut.
Karyawan yang menganggap komponen organisasional sudah baik
dan membuat karyawan tetap bekerja kemungkinan dikarenakan adanya
kesesuaian antara nilai budaya yang diterapkan di Rumah Sakit Prikasih
dengan nilai individu karyawan sehingga karyawan merasa terdorong untuk
tetap berada di rumah sakit. Sebagaimana menurut Syihabudhin (2007),
jika organisasi mampu membangun suatu budaya yang didasari oleh
kesamaan nilai-nilai perusahaan dengan nilai-nilai individu karyawannya,
maka keberadaan karyawan akan cukup berarti dalam menunjang
pencapaian tujuan perusahaan. Pada sisi lain, jika pada diri karyawan secara
individual merasakan adanya kesamaan nilai, norma dan keyakinan dirinya
dengan yang ada dalam perusahaan tempat dia bekerja, maka keberadaannya
akan mendorong individu yang bersangkutan berkeinginan untuk tetap
berada di dalam organisasi di mana dia bergabung. Kesamaan nilai individu
dengan nilai-nilai perusahaan akan menumbuhkan rasa memiliki atas
perusahaan tempat mereka bekerja, membuat karyawan merasa nyaman
dengan tempat kerja, menciptakan kepuasan kerja serta memperkecil
73
keinginan untuk meninggalkan perusahaan dan mencari alternatif di tempat
lain.
Dari hasil penelitian diketahui masih terdapatnya karyawan yang
menganggap komponen organisasional tidak baik. Hal ini dapat dikarenakan
belum seluruhnya karyawan memahami maksud dari nilai budaya, visi dan
misi serta tujuan yang dimiliki oleh Rumah Sakit Prikasih. Menurut Gea
(2005), karyawan yang belum memahami dengan baik tentang komponen
organisasional seperti nilai nudaya, visi dan misi serta tujuan rumah sakit
akan menimbulkan keragu-raguan dalam mengerjakan tugasnya maupun
berperilaku sebagai anggota organisasi.
Maka dari itu, manajemen Rumah Sakit Prikasih harus melakukan
upaya-upaya yang dapat meningkatkan komponen organisasional agar
karyawan tetap bekerja di rumah sakit. Upaya yang dapat dilakukan oleh
manajemen Rumah Sakit Prikasih yaitu dengan memberikan pengetahuan
melalui bimbingan atau pelatihan secara berkala kepada karyawan mengenai
makna dan penerapan dari nilai budaya, visi, misi serta tujuan rumah sakit
sehingga karyawan dapat memahami dan melaksanakan pekerjaannya sesuai
dengan nilai budaya rumah sakit, visi, misi serta tujuan rumah sakit.
6.4 Hubungan Rancangan Pekerjaan dengan Retensi Karyawan
Menurut Mathis dan Jackson (2009), rancangan pekerjaan meliputi
beberapa faktor seperti tata ruang, pencahayaan, suhu, kegaduhan,
74
lingkungan kerja yang aman dari resiko kecelakaan, fleksibilitas dalam
bekerja serta pemberian otonomi dalam melaksanakan pekerjaan.
Berdasarkan hasil penelitian univariat didapatkan karyawan yang
memiliki persepsi rancangan pekerjaan tidak baik sebesar 41,4%.
Sedangkan karyawan yang memiliki persepsi rancangan pekerjaan baik
sebesar 58,6%. Dari hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 53 karyawan
yang menilai rancangan pekerjaan tidak baik, lebih banyak karyawan yang
menyatakan untuk tidak tetap bekerja yaitu 30 karyawan. Begitu pula
dengan karyawan yang menilai rancangan pekerjaan baik, dari 75 karyawan
lebih banyak karyawan yang menyatakan tetap bekerja yaitu 52 karyawan.
Hasil analisis bivariat diperoleh adanya hubungan antara persepsi karyawan
tentang rancangan pekerjaan dengan retensi karyawan di Rumah Sakit
Prikasih dengan p sebesar 0,006. Hal ini menyatakan bahwa bila rancangan
pekerjaan baik, maka karyawan akan tetap bekerja dan begitu pula jika
rancangan pekerjaan tidak baik, maka karyawan memilih untuk tidak tetap
bekerja.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hafanti dan Lubis
(2015) yang menyatakan adanya hubungan antara persepsi karyawan
tentang rancangan pekerjaan dengan retensi karyawan PMI Provinsi Aceh.
Menurut Kwenin (2013) lingkungan kerja yang dirancang dengan baik,
ruang kerja yang ramah dan aman serta peralatan yang baik akan
meningkatkan retensi karyawan.
75
Karyawan yang memiliki persepsi rancangan pekerjaan di Rumah
Sakit Prikasih sudah baik dapat dikarenakan kebersihan ruangan,
pencahayaan dan sirkulasi udara di unit kerja sudah baik. Manajemen
Rumah Sakit Prikasih juga telah menyediakan sarana dan fasilitas yang
memudahkan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan. Sebagaimana dari
hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti ditemukan bahwa untuk
kebersihan setiap ruangan kerja telah disiapkan tempat pembuangan sampah
dan terdapat petugas kebersihan yang selalu siap untuk membersihkan setiap
unit kerja. Untuk pencahayaan, setiap ruangan kerja dilengkapi dengan
pencahayaan yang memadai dengan dipasangnya lampu pada ruang kerja
tertutup yang tidak mendapat sinar matahari. Untuk sirkulasi udara telah
dipasang air conditioner (AC). Namun tidak semua unit kerja karyawan
disediakan pengatur suhu ruangan atau air conditioner (AC). Hal ini yang
menyebabkan terdapat karyawan yang mengeluh kegerahan karena suhu
pada ruang kerja menjadi panas pada siang hari. Beberapa ruangan kerja
juga terlihat sempit dan membuat ruang gerak karyawan terbatas. Kemudian
terdapat pula karyawan yang terganggu dengan suara bising dalam ruangan
kerja yang berasal dari mesin komputer yang dapat mengganggu konsentrasi
karyawan dalam bekerja.
Tidak adanya pengatur suhu ruangan serta adanya suara bising pada
beberapa ruangan kerja dapat menjadi penyebab masih terdapatya karyawan
yang memiliki persepsi tidak baik terhadap rancangan pekerjaan di Rumah
Sakit Prikasih, hal ini dapat menjadi alasan karyawan untuk tidak tetap
76
bekerja di Rumah Sakit Prikasih karena merasa tidak nyaman dalam
melaksanakan pekerjaannya. Sebagaimana hasil penelitian Darajat (2012),
lingkungan kerja yang meliputi tata ruang, pencahayaan ruangan, risiko
fisik, lingkungan yang gaduh serta atmosfer yang buruk merupakan salah
satu hal yang penting dan harus diperhatikan oleh pengelola organisasi.
Pada dasarnya setiap pekerja menginginkan lingkungan kerja yang aman,
nyaman dan kondusif untuk bekerja. Jika lingkungan kerja disekitarnya
tidak dapat menimbulkan rasa aman dan nyaman maka para karyawan akan
menjadi malas, kurang bersemangat dalam bekerja, tidak dapat bekerja
secara optimal dan pada akhirnya jika mereka mendapat tawaran pekerjaan
yang lebih baik maka akan memilih tidak tetap bekerja atau pindah dari
organisasi saat ini.
Maka dari itu, manajemen Rumah Sakit Prikasih harus melakukan
upaya-upaya yang dapat meningkatkan rancangan pekerjaan agar karyawan
tetap bekerja di rumah sakit. Upaya yang dapat dilakukan oleh manajemen
Rumah Sakit Prikasih yaitu memperbaiki kualitas sarana dan prasarana yang
sudah ada yang dapat dilakukan dengan cara melengkapi peralatan yang
dibutuhkan oleh karyawan serta mengganti peralatan yang dianggap telah
usang atau tidak layak pakai.
6.5 Hubungan Penghargaan dengan Retensi Karyawan
Penghargaan yang dimaksud adalah terkait dengan kompensasi dan
pengakuan. Hal yang terpenting mengenai kompensasi adalah praktik
77
kompensasi yang kompetitif, maksudnya adalah gaji dan tunjangan harus
dekat dengan apa yang diberikan oleh perusahaan lain dan apa yang diyakini
oleh karyawan sesuai dengan kapabilitas, pengalaman dan kinerjanya.
Kompensasi yang diterima karyawan juga harus berdasarkan atas kinerja
karyawan. Apabila seorang karyawan menerima kenaikan gaji yang hampir
sama dengan karyawan lain yang memiliki produktivitas rendah dan
ketidakhadiran yang lebih banyak maka akan menimbulkan rasa
ketidakadilan. Hal ini yang mendorong seseorang untuk mencari pekerjaan
lain yang memberikan kompensasi didasarkan pada kinerjanya (Mathis dan
Jackson, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian univariat didapatkan karyawan yang
memiliki persepsi penghargaan baik sebesar 57,8%. Sedangkan karyawan
yang memiliki persepsi penghargaan tidak baik sebesar 42,2%. Karyawan
yang memiliki persepsi baik terhadap penghargaan yang diberikan rumah
sakit kemungkinan karena tunjangan hari raya, tunjangan kesehatan dan cuti
yang diberikan sudah dianggap memadai oleh karyawan. Namun masih
terdapatnya karyawan yang memiliki persepsi penghargaan yang tidak baik.
Hal ini dapat dikarenakan sebagian karyawan merasa sistem kompensasi
yang belum adil seperti gaji yang belum sesuai dengan beban kerja,
pendidikan dan pengalaman kerja yang dimiliki karyawan serta gaji yang
belum kompetitif dengan rumah sakit lain.
Dari hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 54 karyawan yang
menilai penghargaan tidak baik, lebih banyak karyawan yang menyatakan
78
untuk tidak tetap bekerja yaitu 29 karyawan. Begitu pula dengan karyawan
yang menilai penghargaan baik, dari 74 karyawan lebih banyak karyawan
yang menyatakan tetap bekerja yaitu 50 karyawan. Hasil analisis bivariat
diperoleh adanya hubungan antara persepsi karyawan tentang penghargaan
dengan retensi karyawan di Rumah Sakit Prikasih dengan p sebesar 0,026.
Hal ini menyatakan bahwa bila penghargaan baik, maka karyawan akan
tetap bekerja dan begitu pula sebaliknya, bila penghargaan tidak baik maka
karyawan memilih untuk tidak tetap bekerja.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ruvimbo (2014) yang
membuktikan bahwa adanya hubungan positif antara penghargaan dengan
retensi karyawan dan penelitian Sudrajat (2003) menyatakan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara penghargaan yang diberikan organisasi
dengan retensi karyawan di Rumah Sakit Agung Jakarta. Hal ini dapat
diartikan bahwa semakin banyak karyawan mendapat penghargaan maka
semakin besar kemungkinan karyawan untuk tetap dalam organisasi yang
sama. Hal ini juga mengungkapkan bahwa sebagian besar karyawan tinggal
di lembaga yang sama untuk waktu yang lama karena keuntungan ekonomi
yang mereka terima dari organisasi tempat mereka bekerja.
Dari hasil penelitian diketahui masih terdapatnya karyawan yang
memiliki persepsi tidak baik tentang penghargaan. Hal ini dikarenakan
sebagian karyawan merasa sistem kompensasi belum adil seperti gaji yang
belum sesuai dengan beban kerja, pendidikan dan pengalaman kerja yang
dimiliki karyawan serta gaji yang belum kompetitif dengan rumah sakit lain.
79
Kompensasi yang belum dirasakan baik oleh karyawan dapat menyebabkan
karyawan merasa tidak dihargai karena imbalan yang diterima tidak sesuai
dengan kinerja dan tidak dapat memenuhi kebutuhannya yang pada akhirnya
menjadi alasan karyawan untuk memutuskan tidak tetap bekerja di Rumah
Sakit Prikasih. Sebagaimana penelitian Mita dan Sudibia (2015), semakin
besar kompensasi finansial yang diterima maka keinginan untuk keluar dari
pekerjaan akan berkurang karena karyawan merasa dihargai dengan
kebutuhannya yang dapat terpenuhi dan sebaliknya rendahnya kompensasi
finansial yang diterima maka keinginan untuk tidak bekerja akan semakin
tinggi, sehingga kompensasi akan sangat berguna jika diberikan sesuai
dengan pengorbanan yang karyawan berikan kepada perusahaan.
Menurut Sirait (2006), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian kompensasi adalah kompensasi harus dapat memenuhi
kebutuhan minimal, kompensasi harus dapat mengikat, kompensasi harus
dapat menimbulkan semangat dan gairah kerja, adil serta komposisi yang
diberikan harus diperhatikan. Kemudian menurut Yukl (1994), tujuan dari
pemberian penghargaan adalah untuk meningkatkan kepuasan kerja dan
kesediaannya untuk tetap berada di dalam organisasi. Pemberian
penghargaan kemungkinan besar akan lebih efektif bagi karyawan bila
imbalan dirasakan adil dan bersaing dengan imbalan-imbalan yang
diberikan organisasi lain. Rasa adil biasanya didasarkan pada perbandingan
yang dibuat terhadap imbalan yang diterima oleh orang lain yang
mempunyai jenis pekerjaan yang sama. Imbalan yang tidak mencukupi
80
dapat menimbulkan hasil yang tidak diinginkan termasuk berkurangnya
usaha karyawan dan berpindahnya karyawan ke organisasi lain.
Maka dari itu, manajemen Rumah Sakit Prikasih harus melakukan
upaya-upaya yang dapat meningkatkan penghargaan agar karyawan tetap
bekerja di rumah sakit. Upaya yang dapat dilakukan oleh manajemen
Rumah Sakit Prikasih yaitu dengan meninjau kembali sistem penghargaan
yang ada, dimana sistem penghargaan harus menerapkan sistem keadilan
yang didasarkan atas beban kerja, pendidikan, pengalaman kerja dan
prestasi karyawan serta dapat kompetitif dengan rumah sakit lain.
6.6 Hubungan Peluang Karir dengan Retensi Karyawan
Menurut Sutrisno (2009), karir adalah bagian yang penting dan
akan berubah secara terus menerus dalam perjalanan dan kehidupan
karyawan yang bekerja. Pengembangan karir merupakan peningkatan-
peningkatan pribadi yang dilakukan untuk mencapai suatu rencana karir.
Mathis dan Jackson (2009) menyatakan bahwa peluang karir meliputi
pengembangan karir dan perencanaan karir. Dimana pengembangan karir
dapat disampaikan organisasi dalam berbagai cara seperti memberikan
kesempatan bagi karyawan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan.
Berdasarkan hasil penelitian univariat didapatkan karyawan yang
memiliki persepsi peluang karir baik sebesar 50,8%. Namun, tidak jauh
berbeda dengan karyawan yang memiliki peluang karir tidak baik yaitu
sebesar 49,2%. Karyawan yang memiliki persepsi peluang karir di Rumah
81
Sakit Prikasih sudah baik dapat dikarenakan Rumah Sakit Prikasih telah
memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan potensi
diri seperti diadakannya pelatihan secara berkala dan juga memberikan
informasi secara terbuka mengenai pendidikan dan pelatihan yang diadakan
di dalam maupun di luar Rumah Sakit Prikasih. Sebagaimana informasi
yang diperoleh dari Kepala Unit SDM Rumah Sakit Prikasih bahwa setiap
bulan selalu diadakan pelatihan internal, namun pelatihan internal ini lebih
banyak ditujukan untuk tenaga medis seperti perawat dan bidan yang
disesuaikan dengan kebutuhan. Apabila terdapat pelatihan yang diadakan
oleh pihak luar Rumah Sakit Prikasih, maka penanggung jawab diklat akan
menginformasikan kepada seluruh kepala unit kerja tentang pelatihan yang
diselenggarakan.
Dari hasil analisis bivariat diperoleh tidak adanya hubungan antara
persepsi karyawan tentang peluang karir dengan retensi karyawan di Rumah
Sakit Prikasih dengan p sebesar 0,052. Hal ini berbeda dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Kwenin (2013) yang menyatakan bahwa
adanya hubungan persepsi tentang peluang karir dengan retensi karyawan di
Perusahaan Vodafone Ghana. Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan
karena sebagian besar karyawan Vodafone Ghana mempunyai persepsi yang
baik tentang peluang pengembangan karir.
Tidak adanya hubungan antara persepsi karyawan tentang peluang
karir di Rumah Sakit Prikasih dengan retensi karyawan kemungkinan dapat
disebabkan oleh faktor lain. Dimana karyawan yang tetap bekerja bukan
82
untuk mengejar karir atau prestasi namun lebih untuk memenuhi
kebutuhannya akan interaksi sosial. Seperti yang dinyatakan Darsono dan
Siswandoko (2011), karyawan mengharapkan lebih dari sekedar uang dan
prestasi di dalam pekerjaannya. Bagi sebagian besar karyawan, mempunyai
pekerjaan berarti juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial. Manusia
pada umumnya menyukai kehidupan berkelompok dan memiliki sifat tolong
menolong sehingga bersosial merupakan kebutuhan setiap manusia.
Dari hasil penelitian juga diketahui masih terdapatnya karyawan yang
memiliki persepsi tidak baik terhadap peluang karir di Rumah Sakit
Prikasih. Hal ini dapat dikarenakan peluang untuk meningkatkan karir di
rumah sakit kecil. Dimana peningkatan karir yang ada di Rumah Sakit
Prikasih terhitung lama dan sedikit karena jabatan yang tersedia pada
karyawan di rumah sakit hanya koordinator tiap unit kerja dan manajer.
Sedikitnya peluang untuk meningkatkan karir di rumah sakit dapat menjadi
alasan karyawan untuk tidak tetap bekerja di Rumah Sakit Prikasih karena
tidak ada jaminan karir untuk masa depan bagi karyawan. Sebagaimana
menurut Sutrisno (2009), seseorang bekerja bukan hanya untuk hari ini saja
tetapi berharap akan bekerja sampai tua cukup dalam satu perusahaan saja,
dan tidak sering kali pindah. Hal ini akan dapat terwujud bila perusahaan
dapat memberikan jaminan karir untuk masa depan, seperti jaminan akan
pendidikan maupun pelatihan serta jaminan promosi jabatan atau pangkat.
Sebaliknya, orang-orang akan meninggalkan perusahaan bila jaminan karir
ini kurang jelas dan kurang diinformasikan kepada mereka.
83
Maka dari itu, manajemen Rumah Sakit Prikasih perlu melakukan
upaya-upaya yang dapat meningkatkan peluang karir. Upaya yang dapat
dilakukan yaitu mengembangkan potensi diri karyawan dengan memberikan
kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti pendidikan ataupun
pelatihan. Dimana terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan seperti
rotasi pekerjaan, pembelajatan secara elektronik (e-learning),
pembimbingan dan lain sebagainya.
6.7 Hubungan antara Hubungan Karyawan dengan Retensi Karyawan
Hubungan karyawan didasarkan pada dukungan
supervisor/manajemen dan hubungan dengan rekan kerja lain (Mathis dan
Jackson, 2009). Menurut Bangun (2012), manusia umumnya menyukai
hidup berkelompok karena kelemahan pada dirinya akan dapat dibantu
rekannya yang lain, demikian pula manusia suka menyumbangkan
kelebihan yang ada pada dirinya kepada orang yang membutuhkannya.
Dalam sebuah perusahaan sangat sedikit manusia dapat menyelesaikan
pekerjaannya sendiri tanpa dibantu orang lain. Banyak orang yang
mengundurkan diri sebagai anggota organisasi karena hubungan yang
kurang harmonis dengan rekan sekerjanya. Pada prinsipnya, berorganisasi
berarti membentuk kelompok atau tim yang bekerjasama dan saling mengisi
antar satu sama lain untuk mencapai tujuan organisasi. Organisasi akan
berhasil mencapai tujuannya dengan membentuk kelompok kerja yang
efektif.
84
Berdasarkan hasil analisis univariat didapatkan karyawan yang
memiliki persepsi hubungan karyawan baik sebesar 60,9%. Sedangkan
karyawan yang memiliki persepsi tidak baik sebesar 39,1%. Dari hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa 50 karyawan yang menilai hubungan
karyawan tidak baik, lebih banyak karyawan yang menyatakan untuk tidak
tetap bekerja yaitu 30 karyawan. Begitu pula dengan karyawan yang menilai
hubungan karyawan baik, dari 78 karyawan lebih banyak karyawan yang
menyatakan tetap bekerja yaitu 55 karyawan. Hasil analisis bivariat
diperoleh adanya hubungan antara persepsi karyawan tentang hubungan
karyawan dengan retensi karyawan di Rumah Sakit Prikasih dengan p
sebesar 0,001. Hal ini menyatakan bahwa bila hubungan antar karyawan
baik, maka karyawan akan tetap bekerja dan begitu pula jika hubungan
karyawan tidak baik, maka karyawan memilih untuk tidak tetap bekerja.
Adanya hubungan antara hubungan karyawan dengan retensi
karyawan di Rumah Sakit Prikasih kemungkinan di karenakan terjalinnya
hubungan yang baik antar rekan kerja yang membuat karyawan merasa
nyaman dalam melakukan pekerjaan. Kenyamanan merupakan faktor
penting yang membuat karyawan tetap bekerja meskipun dapat dikatakan
kompensasi yang karyawan terima masih kurang dibandingkan dengan
kompensasi di institusi lain. Sebagaimana menurut Suparyadi (2015),
hubungan antarpribadi yang baik sesama karyawan dan antara karyawan
dengan pimpinan akan menciptakan suasana kekeluargaan yang akrab
sehingga dapat terjadi komunikasi timbal balik yang harmonis. Dalam
85
kehidupan organisasi, hubungan antarpribadi yang terjalin baik akan
membentuk sebuah keluarga besar dalam organisasi tersebut. Kondisi
seperti ini yang akan membuat karyawan merasa nyaman dan ingin tetap
bertahan bekerja bahkan dapat berlangsung walaupun para karyawan sudah
pensiun.
Dari hasil penelitian diketahui masih terdapatnya karyawan yang
memiliki persepsi tidak baik tentang hubungan karyawan. Hal ini
kemungkinan dikarenakan sebagian karyawan merasa belum membaur
dengan karyawan lain yang berbeda unit kerja. Seperti yang diketahui
bahwa pada rumah sakit terdiri dari berbagai unit kerja dan berbagai profesi,
baik itu karyawan medis maupun non medis. Karyawan lebih banyak
menghabiskan waktu bekerja di dalam unit kerjanya saja sehingga
kurangnya kesempatan untuk membaur dengan karyawan di unit kerja lain.
Maka dari itu, manajemen Rumah Sakit Prikasih harus melakukan
upaya-upaya yang dapat meningkatkan hubungan karyawan agar karyawan
tetap bekerja di rumah sakit. Upaya yang dapat dilakukan oleh manajemen
Rumah Sakit Prikasih yaitu dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang
melibatkan seluruh karyawan Rumah Sakit Prikasih seperti kegiatan
pertemuan secara berkala untuk melakukan komunikasi terbuka kepada
seluruh karyawan.
86
6.8 Faktor yang Paling Berhubungan dengan Retensi Karyawan di Rumah
Sakit Prikasih Jakarta Tahun 2016
Menurut Mathis dan Jackson (2009), retensi karyawan merupakan
proses dimana karyawan terdorong untuk tetap bersama organisasi. Retensi
karyawan juga merupakan keinginan karyawan untuk bertahan bekerja pada
perusahaan dalam jangka waktu yang lama (Susilo, 2013). Dimana retensi
karyawan dapat dipengaruhi oleh komponen organisasional, rancangan
pekerjaan, penghargaan, peluang karir dan hubungan karyawan.
Berdasarkan hasil analisis multivariat, variabel yang paling berhubungan
dengan retensi karyawan di Rumah Sakit Prikasih tahun 2016 adalah
hubungan karyawan (OR=3,760). Responden yang menyatakan hubungan
karyawan baik memiliki peluang 3,760 kali lebih tinggi untuk tetap bekerja
dibandingkan dengan responden yang menyatakan hubungan karyawan
tidak baik.
Hasil penelitian ini dapat diartikan bahwa tetap bekerjanya
karyawan di Rumah Sakit Prikasih dikarenakan hubungan antar karyawan,
baik itu kepada atasan maupun rekan kerjanya. Karyawan yang tetap bekerja
di Rumah Sakit Prikasih lebih mengutamakan kenyamanan yang
ditimbulkan dari komunikasi dan hubungan baik di dalam bekerja sehingga
hubungan karyawan menjadi faktor yang dapat menentukan untuk tetap
bekerja atau pindahnya karyawan. Karyawan yang memiliki hubungan baik
dengan rekan kerjanya akan merasa senang dalam bekerja sehingga lebih
enggan untuk meninggalkan organisasi karena telah merasa nyaman dengan
87
rekan kerjanya yang belum tentu didapatkan karyawan jika pindah dari
organisasi tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian Darajat (2012), suasana hubungan
karyawan yang baik antar sesama rekan kerja maupun dengan atasan akan
dapat meningkatkan komitmen organisasi. Hubungan karyawan yang baik
dapat tercipta apabila di dalam suatu ruangan kerja terdapat komunikasi
yang efektif, baik antar sesama rekan kerja maupun dengan atasan. Karena
dengan komunikasi yang efektif karyawan dapat saling tukar pikiran, saling
mendukung pekerjaan, pemecahan masalah dapat dilakukan secara bersama
sehingga dapat tercipta suasana kondusif. Suasana kondusif ini yang akan
menambah semangat dalam bekerja dan karyawan merasa nyaman dengan
tempat kerjanya yang pada akhirnya karyawan tetap bekerja dan tidak ingin
berpindah ke organisasi lain. Maka dari itu, Rumah Sakit Prikasih harus
mempertahankan hubungan antar karyawan yang sudah ada serta dapat
meningkatkannya dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat
melibatkan seluruh karyawan.
88
BAB VII
PENUTUP
7.1 Simpulan
1. Retensi karyawan di Rumah Sakit Prikasih tahun 2016 sebesar 58,6%.
2. Persepsi karyawan tentang komponen organisasional di Rumah Sakit
Prikasih sebesar 70,3% yang menilai komponen organisasional baik.
3. Persepsi karyawan tentang rancangan pekerjaan di Rumah Sakit Prikasih
sebesar 58,6% yang menilai rancangan pekerjaan baik.
4. Persepsi karyawan tentang penghargaan di Rumah Sakit Prikasih
sebesar 57,8% yang menilai penghargaan baik.
5. Persepsi karyawan tentang peluang karir di Rumah Sakit Prikasih
sebesar 50,8% yang menilai peluang karir baik.
6. Persepsi karyawan tentang hubungan karyawan di Rumah Sakit Prikasih
sebesar 60,9% yang menilai hubungan karyawan baik.
7. Adanya hubungan antara persepsi karyawan tentang komponen
organisasional, rancangan pekerjaan, penghargaan dan hubungan
karyawan dengan retensi karyawan di Rumah Sakit Prikasih Jakarta
tahun 2016.
8. Tidak adanya hubungan antara persepsi karyawan tentang peluang karir
dengan retensi karyawan di Rumah Sakit Prikasih Jakarta tahun 2016.
9. Hubungan karyawan merupakan faktor yang paling berhubungan dengan
retensi karyawan di Rumah Sakit Prikasih Jakarta tahun 2016.
89
7.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti mencoba untuk
memberikan beberapa saran, yaitu:
1. Bagi Manajemen Rumah Sakit Prikasih Jakarta Selatan
a. Mempererat hubungan antar karyawan dengan mengadakan
kegiatan pertemuan secara rutin untuk melakukan komunikasi
terbuka pada seluruh karyawan dalam rangka bertukar pendapat
untuk menyelesaikan masalah pekerjaan atau mengevaluasi kinerja.
b. Memberikan pengetahuan kepada karyawan tentang komponen
organisasional (nilai budaya, visi, misi dan tujuan) Rumah Sakit
Prikasih melalui pembimbingan dari manajer/atasan dan pelatihan
secara berkala kepada karyawan.
c. Memperbaiki kualitas rancangan pekerjaan yang sudah ada yang
dapat dilakukan dengan cara melengkapi peralatan yang dibutuhkan
oleh karyawan serta mengganti peralatan yang dianggap telah usang
atau tidak layak pakai.
d. Meninjau kembali sistem penghargaan yang ada, dimana sistem
penghargaan harus menerapkan sistem keadilan yang didasarkan
atas beban kerja, pendidikan, pengalaman kerja dan prestasi
karyawan serta dapat kompetitif dengan rumah sakit lain.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
a. Diharapkan peneliti yang akan datang untuk melakukan penelitian
yang bersifat kualitatif agar dapat menjelaskan secara lebih
90
mendalam mengenai alasan-alasan yang menyebabkan karyawan
tetap bertahan bekerja.
b. Diharapkan peneliti yang akan datang bisa meneliti faktor lain yang
mempengaruhi retensi karyawan seperti faktor kepuasan kerja dan
faktor di luar organisasi (akses ke tempat kerja, ketersediaan
lapangan kerja dan lain sebagainya).
91
DAFTAR PUSTAKA
Bangun, W. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.
Dahlan, S. (2008). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Darajat, L. N. (2012). Hubungan Budaya Organisasi dengan Komitmen
Organisasi Perawat Bagian Rawat Inap Kelas II dan Kelas III Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Vol.6,No.2.
Darsono, & Siswandoko. (2011). Manajemen SDM Abad 21. Jakarta: Nusantara
Consulting.
Dessler, G. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.
Gea, A. (2005). Pentingnya Penghayatan Budaya Perusahaan Dalam Usaha
Meningkatkan Produktivitas Karyawan. Character Building Journal,
Vol.2,No.2.
Griffin, R. (2002). Manajemen Edisi Ketujuh Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Hafanti, O., & Lubis, R. (2015). Pengaruh Kompensasi, Lingkungan Kerja dan
Desain Tugas Terhadap Kepuasan Kerja dan Dampaknya Terhadap
Retensi Karyawan Palang Merah Indonesia Provinsi Aceh. Jurnal
Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Vol. 4, No. 1.
Hariandja, M. T. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia Pengadaan,
Pengembangan. Pengkompensasian dan Peningkatan Produktivitas
Pegawai. Jakarta: PT Grasindo.
Hasibuan, M. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Hastono, S. P. (2007). Analisis Data Kesehatan. Depok: FKM UI.
Hidayat, A. A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Kwenin, D. O. (2013). Relationship Between Work Environment, Career
Development Opportunities and Employee Retention in Vodafone Ghana
Limited. Global Journal of Human Resource Management, Vol.1, No. 4,
pp. 1-9.
92
Langitan, R. E. (2010). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Turnover
Perawat Pelaksana Tahun 2009 di Rumah Sakit Bhakti Yudha Depok.
Depok: Magister Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Mathis, R., & Jackson, J. (2009). Human Resource Management (Manajemen
Sumber Daya Manusia Edisi 10). Jakarta: Salemba Empat.
Mita, N. L., & Sudibia, G. A. (2015). Analisis Pengaruh Job Insecurity dan
Kompensasi Finansial Terhadap Kepuasan Kerja dan Turnover Intention.
Jurnal Manajemen Universitas Udayana Bali, Vol.4,No.4.
Mobley, W. H. (2011). Employee Turnover: Causes, Consequences and Control.
Jakarta: IPPM dan PT Pustaka Binamaan Pressindo.
Ongalela, G. (2011). Retensi Perawat di Rumah Sakit Santa Elisabeth Bekasi
Tahun 2011. Depok: Kajian Administrasi Rumah Sakit Universitas
Indonesia.
Penggabean, M. S. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Prihanjana, I. P. (2013). Rekomendasi Menurunkan Turnover Karyawan
Menggunakan Analisis Faktor Pendorong dan Penarik. Jurnal
Administrasi Kebijakan Kesehatan, Vol. 11 No. 1.
Ratnasari, E. (2011). Analisis Kinerja Rumah Sakit Kusta Sumberglagah
Mojokerto Dengan Metode Balanced Scorecard Dalam Perspektif
Pembelajaran dan Pertumbuhan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.6, No.1,
Hal. 89-110.
Ridlo, I. A. (2012). Turnover Karyawan "Kajian Literatur". Surabaya:
PHMovement Publication.
Robbani, J. (2012). Hubungan Reward dengan Retensi Karyawan pada Divisi
Multimedia PT Telekomunikasi Indonesia Jakarta Tahun 2012. Depok:
Universitas Indonesia.
Robbins, S. P. (2003). Perilaku Organisasi. Jakarta: PT INDEKS GRAMEDIA.
Rosad, M. N. (2013). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Intensi Retensi
Bidan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Budi Kemuliaan Tahun 2013. Depok:
Kajian Administrasi Rumah Sakit Universitas Indonesia.
93
Ruvimbo, S. (2014). The Impact of Rewards on Job Satisfaction and Employee
Retention. Mediterranean Journal of Social Sciences, Vol. 05, No.1.
Sedarmayanti. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Reformasi Birokrasi
dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: PT Refika Aditama.
Shefria, A. C., & Setiadi, N. J. (2014). Pengaruh Motivasi, Lingkungan Kerja dan
Ekspektasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di Rumah Sakit
Prikasih Jakarta. Jakarta: Bina Nusantara.
Siahaan, Y. F. (2014). Pengaruh Human Resources Management Practice
terhadap Employee Intention to Stay pada PT Media Nusantara Informasi
(SINDO). Jurnal Manajemen, Vol. 11, No. 2.
Sirait, J. (2006). Memahami Aspek-Aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia.
Jakarta: PT Grasindo.
Siregar, J. C. (2003). Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Soeroso, S. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit:Suatu
Pendekatan Sistem. Jakarta: EGC.
Sudrajat, A. (2003). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Retensi Perawat
di Rumah Sakit Agung Jakarta Tahun 2003. Depok: Universitas Indonesia.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Suhanto, E. (2009). Pengaruh Stres Kerja dan Iklim Organisasi terhadap
Turnover Intention dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening
(Studi di Bank Internasional Indonesia). Semarang: Universitas
Diponegoro.
Suparyadi. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia – Menciptakan
Keunggulan Bersaing Berbasis Kompetensi SDM. Yogyakarta: ANDI.
Susilo, A. (2013). Pengaruh Retensi Karyawan dan Kepuasan Pelanggan
Terhadap Kinerja. Jurnal Studia Akuntansi dan Bisnis, 251, Vol.1, No.3.
Sutrisno, E. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Kencana.
94
Syihabudhin. (2007). Pengaruh Budaya dan Citra Perusahaan Terhadap
Komitmen Organisasional Karyawan. Jurnal Ekonomi MODERNISASI,
Vol.3, No.2.
Widhiarso, W. (2012). Program G*Power untuk Mengkalkulasi Ukuran Sampel
Penelitian. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
Widjaja, D. K. (2008). Analisis Persepsi Employee Empowerment Terhadap
Employee Turnover Intention di Hotel X Kupang, Nusa Tenggara. Jurnal
Manajemen Perhotelan, Vol. 4, No. 2.
Wirawan. (2014). Kepemimpinan: Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi
dan Penelitian. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Yukl, G. (1994). Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta: Prenhallindo.
95
LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan hormat, saya Nurhidayati mahasiswi Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Kesehatan
Masyarakat Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan. Saat ini saya sedang
mengadakan penelitian dengan judul Faktor – Faktor yang Berhubungan
dengan Retensi Karyawan di Rumah Sakit Prikasih Jakarta Tahun 2016. Kuesioner penelitian ini bertujuan untuk diperolehnya gambaran persepsi
karyawan Rumah Sakit Prikasih tentang komponen organisasional, peluang karir,
penghargaan, rancangan pekerjaan dan hubungan karyawan serta gambaran
mengenai retensi karyawan.
Kami memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam pengisian
kuesioner ini. Data dan informasi yang Bapak/Ibu sampaikan akan kami jaga
kerahasiaannya. Data/informasi tersebut akan diolah dan dianalisis bersama-sama
dengan data/informasi dari sumber lainnya. Hasil analisis data akan digunakan
hanya untuk kepentingan penelitian. Hasil evaluasi penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai masukan untuk memformulasikan kebijakan MSDM di Rumah
Sakit Prikasih ini. Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu untuk berperan dalam
penelitian ini, kami mengucapkan terimakasih.
Jakarta, Juni 2016
Peneliti
Informed Consent
KUESIONER PENELITIAN
No. Responden: (diisi oleh
peneliti)
Saya telah menerima penjelasan dan memahami tujuan pengisian kuesioner tentang penilaian
responden terhadap faktor-faktor retensi karyawan di Rumah Sakit Prikasih Jakarta Tahun
2016 dan menyatakan bersedia untuk berpartisipasi.
Jakarta,....... Juni 2016
Tanda Tangan........................................
Unit Kerja..............................................
96
I. Petunjuk Pengisian Kuesioner:
Isilah pertanyaan yang tersedia dan lingkari pilihan yang sesuai dengan anda.
A. Identitas Responden
A1. Nama :
A2. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan
A3. Usia : .......... tahun
A4. Status Kerja : Kontrak / Tetap
A5. Masa Kerja : .......... tahun ........ bulan
A6. Pendidikan Terakhir : D3 / S1 / S2
II. Petunjuk pengisian kuesioner:
Berilah tanda pada kolom yang telah disediakan dari masing – masing pernyataan
sesuai dengan jawaban anda. Pastikan semua pernyataan terisi.
No Pernyataan
(1)
Sangat
Tidak
Setuju
(2)
Tidak
Setuju
(3)
Setuju
(4)
Sangat
Setuju
B. Variabel Retensi Karyawan
B1
Saya akan pindah dari Rumah Sakit
Prikasih apabila ada tawaran pekerjaan
dari institusi lain yang lebih menarik
dalam hal fasilitas kerja, karir dan
imbalan
B2
Jika saya ingin melakukan pekerjaan
lain, saya terlebih dahulu akan mencari
kemungkinan di Rumah Sakit Prikasih
B3
Meskipun mendapat pekerjaan di
tempat lain, saya merasa rugi jika tidak
lagi bekerja di Rumah Sakit Prikasih
B4 Pekerjaan di Rumah Sakit Prikasih saat
ini sangat penting bagi saya
B5 Saya tidak pernah berniat untuk keluar
dari pekerjaan di Rumah Sakit Prikasih
B6 Saya tidak pernah berpikir untuk
berhenti dari pekerjaan saat ini
B7 Dalam waktu dekat, saya berencana
meninggalkan pekerjaan saya saat ini
97
III. Petunjuk pengisian kuesioner: Berilah tanda pada kolom STS/TS/S/SS yang
tersedia sesuai dengan jawaban anda.
No Pernyataan
(1)
Sangat
Tidak
Setuju
(2)
Tidak
Setuju
(3)
Setuju
(4)
Sangat
Setuju
C. Variabel Komponen Organisasional
C1
Saya tetap bekerja di rumah sakit ini
karena nilai budaya Rumah Sakit Prikasih
(Sinergi, Ikhlas, Gigih, Amanah,
Profesional) yang diterapkan sesuai
dengan saya
C2 Saya tidak yakin terhadap kelangsungan
pekerjaan saya di Rumah Sakit Prikasih
C3 Menurut saya Rumah Sakit Prikasih
memiliki visi dan misi yang jelas
C4 Saya tidak memahami tujuan organisasi
Rumah Sakit Prikasih
C5
Saya memiliki tanggung jawab dalam
mencapai tujuan organisasi Rumah Sakit
Prikasih
C6
Rumah Sakit Prikasih akan terus
mempertahankan saya walaupun terjadi
pengurangan karyawan
D. Variabel Rancangan Pekerjaan
D1
Tanggung jawab yang diberikan kepada
saya sesuai dengan kompetensi yang saya
miliki
D2
Saya memiliki kebebasan untuk
mengambil keputusan penting yang saya
anggap tepat dalam pekerjaan saya
D3
Rumah Sakit Prikasih tidak memberikan
kemudahan kepada saya dalam mengatur
jadwal kerja
D4 Saya merasa beban kerja saya melebihi
kapasitas dan kemampuan saya
D5
Rumah Sakit Prikasih telah menyediakan
sarana/fasilitas yang memudahkan saya
dalam menyelesaikan pekerjaan
98
D6
Kondisi ruangan kerja saya seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan sirkulasi udara
sudah baik
D7 Saya merasa kebersihan ruang kerja saya
sudah baik
D8
Tidak ada suara bising dalam ruangan
kerja saya yang dapat mengganggu
pekerjaan
D9 Saya merasa telah mendapatkan jaminan
lingkungan kerja yang aman.
D10
Saya merasa bahwa sarana keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) yang ada sudah
sesuai standar
E. Variabel Penghargaan
E1 Gaji yang saya terima tidak sesuai dengan
beban kerja saya
E2 Gaji yang saya terima kompetitif dengan
gaji di rumah sakit lain
E3
Sistem kompensasi di Rumah Sakit
Prikasih sudah adil bagi setiap
karyawannya
E4
Menurut saya pengakuan dan
penghormatan manajemen terhadap
kinerja saya sudah cukup baik
E5 Pembagian bonus dan insentif tidak sesuai
dengan pencapaian kinerja saya
E6
Gaji yang saya peroleh sudah sesuai
dengan pendidikan dan pengalaman kerja
saya
E7
Menurut saya, tunjangan hari raya,
tunjangan kesehatan, cuti dan lainnya
sudah memadai
F. Variabel Peluang Karir
F1
Secara berkala saya diberikan pelatihan
yang berguna untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan saya
F2
Saya memiliki peluang dan kesempatan
yang sama dengan karyawan yang lainnya
dalam mengembangkan karir
F3 Atasan saya memberikan bimbingan dan
arahan tentang karir saya kedepannya
99
F4 Peluang untuk peningkatan karir dirumah
sakit ini sangat kecil
F5
Rumah sakit memberikan informasi
mengenai kesempatan untuk menambah
pendidikan/pelatihan secara terbuka
G. Variabel Hubungan Karyawan
G1
Manajemen memperlakukan saya dan
rekan kerja lainnya secara adil dan tidak
memihak
G2
Atasan saya kurang peduli terhadap
kesulitan yang dihadapi bawahannya
dalam hal pekerjaan
G3 Hubungan antar karyawan di rumah sakit
sangat menyenangkan
G4 Seluruh karyawan dapat membaur dengan
baik meskipun berbeda unit/bagian
G5
Rekan kerja saya tidak mau bekerjasama
dalam memberikan bantuan untuk
menyelesaikan pekerjaan
100
LAMPIRAN UJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS
R Tabel: 0,444 (20 sampel)
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
B1 110.80 149.116 .517 .942
B2 111.15 147.082 .587 .942
B3 110.70 149.063 .590 .943
B4 111.00 144.737 .660 .941
B5 111.30 143.484 .674 .940
B6 111.25 146.408 .655 .943
B7 110.80 148.379 .769 .943
C1 111.00 144.421 .549 .941
C2 111.20 146.589 .544 .942
C3 110.95 146.261 .560 .941
C4 111.20 146.905 .522 .943
C5 110.90 147.989 .466 .942
C6 110.90 148.832 .638 .942
D1 110.85 146.976 .565 .942
D2 111.00 144.842 .650 .941
D3 111.25 146.618 .648 .942
D4 111.15 143.818 .657 .940
D5 111.20 142.695 .618 .941
D6 111.25 142.197 .508 .942
D7 111.20 142.168 .655 .940
D8 111.10 144.095 .535 .941
D9 111.10 144.305 .633 .941
D10 111.20 143.853 .643 .940
E1 111.25 141.776 .532 .942
E2 111.35 142.239 .572 .941
E3 111.45 141.313 .656 .940
E4 111.10 144.621 .605 .941
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.943 40
101
E5 111.00 144.842 .636 .943
E6 111.35 141.924 .819 .939
E7 111.10 144.832 .587 .941
F1 111.10 146.621 .735 .943
F2 111.00 144.842 .650 .941
F3 111.10 144.516 .615 .941
F4 110.85 149.503 .709 .943
F5 111.15 144.134 .630 .941
G1 111.10 145.674 .514 .941
G2 111.40 143.095 .739 .940
G3 110.85 148.239 .785 .942
G4 111.10 143.463 .582 .941
G5 111.35 143.924 .648 .940
102
LAMPIRAN UJI NORMALITAS, ANALISIS UNIVARIAT DAN
BIVARIAT
1) Komponen Organisasional
Descriptives
Statistic Std. Error
organisasi_skor Mean 16.00 .131
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 15.74
Upper Bound 16.26
5% Trimmed Mean 16.02
Median 16.00
Variance 2.205
Std. Deviation 1.485
Minimum 11
Maximum 22
Range 11
Interquartile Range 2
Skewness .073 .214
Kurtosis 2.641 .425
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
organisasi_skor .211 128 .000 .912 128 .000
a. Lilliefors Significance Correction
org_kat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak baik 38 29.7 29.7 29.7
baik 90 70.3 70.3 100.0
Total 128 100.0 100.0
103
org_kat * retensi_kat Crosstabulation
retensi_kat
Total
tidak retensi retensi
org_kat tidak baik Count 23 15 38
% within org_kat 60.5% 39.5% 100.0%
% within retensi_kat 43.4% 20.0% 29.7%
baik Count 30 60 90
% within org_kat 33.3% 66.7% 100.0%
% within retensi_kat 56.6% 80.0% 70.3%
Total Count 53 75 128
% within org_kat 41.4% 58.6% 100.0%
% within retensi_kat 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided) Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 8.144a 1 .004
Continuity Correctionb 7.061 1 .008
Likelihood Ratio 8.091 1 .004
Fisher's Exact Test
.006 .004
Linear-by-Linear Association 8.080 1 .004
N of Valid Casesb 128
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.73.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for org_kat (tidak baik / baik) 3.067 1.400 6.719
For cohort retensi_kat = tidak retensi 1.816 1.231 2.679
For cohort retensi_kat = retensi .592 .389 .901
N of Valid Cases 128
104
2) Rancangan Pekerjaan
Descriptives
Statistic Std. Error
rankerja_skor Mean 25.66 .273
95% Confidence Interval
for Mean
Lower Bound 25.12
Upper Bound 26.20
5% Trimmed Mean 25.82
Median 26.00
Variance 9.548
Std. Deviation 3.090
Minimum 14
Maximum 35
Range 21
Interquartile Range 4
Skewness -.815 .214
Kurtosis 1.806 .425
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
rankerja_skor .139 128 .000 .937 128 .000
a. Lilliefors Significance Correction
rankerja_kat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak baik 53 41.4 41.4 41.4
baik 75 58.6 58.6 100.0
Total 128 100.0 100.0
105
rankerja_kat * retensi_kat Crosstabulation
retensi_kat
Total
tidak retensi retensi
rankerja_kat tidak baik Count 30 23 53
% within rankerja_kat 56.6% 43.4% 100.0%
% within retensi_kat 56.6% 30.7% 41.4%
baik Count 23 52 75
% within rankerja_kat 30.7% 69.3% 100.0%
% within retensi_kat 43.4% 69.3% 58.6%
Total Count 53 75 128
% within rankerja_kat 41.4% 58.6% 100.0%
% within retensi_kat 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 8.611a 1 .003
Continuity Correctionb 7.575 1 .006
Likelihood Ratio 8.638 1 .003
Fisher's Exact Test
.004 .003
Linear-by-Linear
Association 8.544 1 .003
N of Valid Casesb 128
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21.95.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for rankerja_kat (tidak baik / baik) 2.949 1.418 6.132
For cohort retensi_kat = tidak retensi 1.846 1.220 2.792
For cohort retensi_kat = retensi .626 .444 .881
N of Valid Cases 128
106
3) Penghargaan
Descriptives
Statistic Std. Error
penghargaan_skor Mean 16.79 .229
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 16.34
Upper Bound 17.24
5% Trimmed Mean 16.88
Median 17.00
Variance 6.703
Std. Deviation 2.589
Minimum 9
Maximum 22
Range 13
Interquartile Range 4
Skewness -.563 .214
Kurtosis .313 .425
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
penghargaan_skor .125 128 .000 .963 128 .002
a. Lilliefors Significance Correction
penghargaan_kat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak baik 54 42.2 42.2 42.2
baik 74 57.8 57.8 100.0
Total 128 100.0 100.0
107
penghargaan_kat * retensi_kat Crosstabulation
retensi_kat
Total tidak retensi retensi
penghargaan_kat tidak baik Count 29 25 54
% within penghargaan_kat 53.7% 46.3% 100.0%
% within retensi_kat 54.7% 33.3% 42.2%
baik Count 24 50 74
% within penghargaan_kat 32.4% 67.6% 100.0%
% within retensi_kat 45.3% 66.7% 57.8%
Total Count 53 75 128
% within penghargaan_kat 41.4% 58.6% 100.0%
% within retensi_kat 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 5.822a 1 .016
Continuity Correctionb 4.978 1 .026
Likelihood Ratio 5.830 1 .016
Fisher's Exact Test
.019 .013
Linear-by-Linear Association 5.777 1 .016
N of Valid Casesb 128
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 22.36.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for penghargaan_kat
(tidak baik / baik) 2.417 1.173 4.981
For cohort retensi_kat = tidak retensi 1.656 1.097 2.499
For cohort retensi_kat = retensi .685 .494 .951
N of Valid Cases 128
108
4) Peluang Karir
Descriptives
Statistic Std. Error
karir_skor Mean 13.22 .144
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 12.93
Upper Bound 13.50
5% Trimmed Mean 13.32
Median 14.00
Variance 2.660
Std. Deviation 1.631
Minimum 8
Maximum 16
Range 8
Interquartile Range 2
Skewness -.913 .214
Kurtosis .716 .425
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
karir_skor .191 128 .000 .913 128 .000
a. Lilliefors Significance Correction
karir_kat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak baik 63 49.2 49.2 49.2
baik 65 50.8 50.8 100.0
Total 128 100.0 100.0
109
karir_kat * retensi_kat Crosstabulation
retensi_kat
Total tidak retensi retensi
karir_kat tidak baik Count 32 31 63
% within karir_kat 50.8% 49.2% 100.0%
% within retensi_kat 60.4% 41.3% 49.2%
baik Count 21 44 65
% within karir_kat 32.3% 67.7% 100.0%
% within retensi_kat 39.6% 58.7% 50.8%
Total Count 53 75 128
% within karir_kat 41.4% 58.6% 100.0%
% within retensi_kat 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 4.506a 1 .034
Continuity Correctionb 3.776 1 .052
Likelihood Ratio 4.533 1 .033
Fisher's Exact Test
.048 .026
Linear-by-Linear Association 4.471 1 .034
N of Valid Casesb 128
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 26.09.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for karir_kat (tidak baik /
baik) 2.163 1.056 4.430
For cohort retensi_kat = tidak retensi 1.572 1.025 2.411
For cohort retensi_kat = retensi .727 .537 .983
N of Valid Cases 128
110
5) Hubungan Karyawan
Descriptives
Statistic Std. Error
hubkaryawan_skor Mean 12.53 .150
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 12.24
Upper Bound 12.83
5% Trimmed Mean 12.58
Median 13.00
Variance 2.865
Std. Deviation 1.693
Minimum 6
Maximum 17
Range 11
Interquartile Range 1
Skewness -.708 .214
Kurtosis 2.311 .425
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
hubkaryawan_skor .218 128 .000 .896 128 .000
a. Lilliefors Significance Correction
hubkar_kat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak baik 50 39.1 39.1 39.1
baik 78 60.9 60.9 100.0
Total 128 100.0 100.0
111
hubkar_kat * retensi_kat Crosstabulation
retensi_kat
Total tidak retensi retensi
hubkar_kat tidak baik Count 30 20 50
% within hubkar_kat 60.0% 40.0% 100.0%
% within retensi_kat 56.6% 26.7% 39.1%
baik Count 23 55 78
% within hubkar_kat 29.5% 70.5% 100.0%
% within retensi_kat 43.4% 73.3% 60.9%
Total Count 53 75 128
% within hubkar_kat 41.4% 58.6% 100.0%
% within retensi_kat 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 11.692a 1 .001
Continuity Correctionb 10.469 1 .001
Likelihood Ratio 11.737 1 .001
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear Association 11.601 1 .001
N of Valid Casesb 128
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.70.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for hubkar_kat (tidak baik /
baik) 3.587 1.701 7.566
For cohort retensi_kat = tidak retensi 2.035 1.349 3.069
For cohort retensi_kat = retensi .567 .392 .820
N of Valid Cases 128
112
6) Retensi Karyawan
Descriptives
Statistic Std. Error
retensi_skor Mean 18.11 .207
95% Confidence Interval
for Mean
Lower Bound 17.70
Upper Bound 18.52
5% Trimmed Mean 18.26
Median 18.00
Variance 5.468
Std. Deviation 2.338
Minimum 10
Maximum 25
Range 15
Interquartile Range 3
Skewness -1.140 .214
Kurtosis 3.654 .425
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
retensi_skor .161 128 .000 .850 128 .000
a. Lilliefors Significance Correction
retensi_kat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak retensi 53 41.4 41.4 41.4
retensi 75 58.6 58.6 100.0
Total 128 100.0 100.0
113
LAMPIRAN HASIL UJI ANALISIS MULTIVARIAT REGRESI
LOGISTIK GANDA
1. Variabel seleksi bivariat regresi logistik
- Komponen Organisasi
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square Df Sig.
Step 1 Step 8.091 1 .004
Block 8.091 1 .004
Model 8.091 1 .004
- Rancangan Pekerjaan
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square Df Sig.
Step 1 Step 8.638 1 .003
Block 8.638 1 .003
Model 8.638 1 .003
- Penghargaan
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square Df Sig.
Step 1 Step 5.830 1 .016
Block 5.830 1 .016
Model 5.830 1 .016
114
- Peluang Karir
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square Df Sig.
Step 1 Step 4.533 1 .033
Block 4.533 1 .033
Model 4.533 1 .033
- Hubungan Karyawan
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 11.737 1 .001
Block 11.737 1 .001
Model 11.737 1 .001
2. Variabel hasil seleksi bivariat yang dimasukkan pada pemodelan awal,
terdapat 5 variabel masuk dalam uji pemodelan multivariat
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95.0% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Step 1a org_kat 1.256 .458 7.514 1 .006 3.511 1.430 8.619
rankerja_kat .350 .441 .628 1 .428 1.419 .597 3.370
penghargaan_kat .719 .437 2.711 1 .100 2.052 .872 4.827
hubkar_kat 1.285 .437 8.653 1 .003 3.615 1.535 8.510
karir_kat .201 .422 .228 1 .633 1.223 .535 2.794
Constant -1.994 .563 12.552 1 .000 .136
a. Variable(s) entered on step 1: org_kat, rankerja_kat, penghargaan_kat, hubkar_kat, karir_kat.
Variabel karir_kat memiliki nilai p value terbesar (0,633) dikeluarkan dari
pemodelan.
115
3. Setelah variabel karir_kat dikeluarkan dari pemodelan
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95.0% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Step 1a org_kat 1.261 .458 7.574 1 .006 3.530 1.438 8.667
rankerja_kat .373 .439 .721 1 .396 1.451 .614 3.429
penghargaan_kat .757 .429 3.118 1 .077 2.133 .920 4.944
hubkar_kat 1.324 .429 9.537 1 .002 3.760 1.622 8.715
Constant -1.958 .556 12.406 1 .000 .141
a. Variable(s) entered on step 1: org_kat, rankerja_kat, penghargaan_kat,
hubkar_kat.
Perubahan OR tidak ada > 10%. Variabel rankerja_kat yang memiliki p value
0,396 dikeluarkan dari pemodelan.
4. Setelah variabel rankerja_kat dikeluarkan dari pemodelan
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95.0% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Step 1a org_kat 1.345 .448 9.006 1 .003 3.838 1.594 9.238
penghargaan_kat .876 .405 4.673 1 .031 2.402 1.085 5.317
hubkar_kat 1.413 .416 11.517 1 .001 4.109 1.817 9.292
Constant -1.921 .552 12.089 1 .001 .147
a. Variable(s) entered on step 1: org_kat, penghargaan_kat,
hubkar_kat.
Perubahan OR variabel penghargaan_kat = 12,6% >10%. Maka variabel
rankerja_kat dimasukkan kembali dan variabel penghargaan_kat dikeluarkan.
116
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95.0% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Step 1a org_kat 1.176 .443 7.043 1 .008 3.243 1.360 7.732
rankerja_kat .629 .410 2.359 1 .125 1.876 .841 4.188
hubkar_kat 1.277 .418 9.326 1 .002 3.586 1.580 8.139
Constant -1.578 .485 10.611 1 .001 .206
a. Variable(s) entered on step 1: org_kat, rankerja_kat, hubkar_kat.
Karena setelah variabel rankerja_kat dikembalikan dan variabel
penghargaan_kat dikeluarkan, ternyata perubahan OR rankerja_kat 29 % ( >
10%) maka variabel penghargaan_kat kembali dimasukkan dalam model.
5. Variabel yang masuk pemodelan adalah
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95.0% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Step 1a org_kat 1.261 .458 7.574 1 .006 3.530 1.438 8.667
hubkar_kat 1.324 .429 9.537 1 .002 3.760 1.622 8.715
rankerja_kat .373 .439 .721 1 .396 1.451 .614 3.429
penghargaan_kat .757 .429 3.118 1 .077 2.133 .920 4.944
Constant -1.958 .556 12.406 1 .000 .141
a. Variable(s) entered on step 1: org_kat, hubkar_kat, rankerja_kat,
penghargaan_kat.
Pada variabel rankerja_kat dan penghargaan_kat diduga ada interaksi maka
dilakukan uji interaksi
6. Uji interaksi variabel (rankerja_kat*penghargaan_kat), didapatkan nilai
pada BLOCK 2: Metode=Enter pada bagian STEP, p= 0,378 > alpha 0,05
sehingga tidak ada interaksi antara variabel penghargaan_kat dengan
rankerja_kat
117
Block 2: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step .778 1 .378
Block .778 1 .378
Model 27.666 5 .000
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95.0% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Step 1a org_kat 1.275 .460 7.691 1 .006 3.580 1.454 8.817
rankerja_kat .790 .651 1.474 1 .225 2.204 .615 7.896
penghargaan_kat 1.166 .639 3.331 1 .068 3.210 .917 11.232
hubkar_kat 1.285 .431 8.890 1 .003 3.616 1.553 8.419
penghargaan_kat by
rankerja_kat -.760 .866 .771 1 .380 .468 .086 2.552
Constant -2.113 .593 12.693 1 .000 .121
a. Variable(s) entered on step 1: rankerja_kat, penghargaan_kat, penghargaan_kat *
rankerja_kat .
7. Didapatkan model akhirnya:
Classification Tablea
Observed
Predicted
retensi_kat Percentage
Correct tidak retensi retensi
Step 1 retensi_kat tidak retensi 26 27 49.1
retensi 9 66 88.0
Overall Percentage 71.9
a. The cut value is .500
118
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95.0% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Step 1a org_kat 1.261 .458 7.574 1 .006 3.530 1.438 8.667
rankerja_kat .373 .439 .721 1 .396 1.451 .614 3.429
penghargaan_kat .757 .429 3.118 1 .077 2.133 .920 4.944
hubkar_kat 1.324 .429 9.537 1 .002 3.760 1.622 8.715
Constant -1.958 .556 12.406 1 .000 .141
a. Variable(s) entered on step 1: org_kat, rankerja_kat, penghargaan_kat, hubkar_kat.
Variabel yang signifikan : hubkar_kat dan org_kat
119
120