fakta ilmiah dilarangnya makan dan minum sambil berdiri

4
FAKTA ILMIAH DILARANGNYA MAKAN DAN MINUM SAMBIL BERDIRI Rasulullah SAW Melarang Kita Minum Dan Makan Berdiri (Fakta Ilmiah) Berdasarkan Hadist Nabi Muhammad SAW : Dari Anas bin Malik ra dari Rasulullah saw bahwasanya beliau melarang seseorang untuk minum dengan berdiri. Qatadah bertanya kepada Anas, “Bagaimana kalau makan ?” Anas menjawab, “Kalau makan dengan berdiri itu lebih jelek dan lebih buruk.” (HR Muslim) Dari Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah saw pernah bersabda, “Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kamu sekalian minum dengan berdiri. Barangsiapa yang terlupa maka hendaklah ia memuntahkannya.” (HR Muslim) Hadist di ataslah yang mendasari larangan untuk makan dan minum sambil berdiri. Apakah ada penjelasan ilmiahnya? Alhamdulillah saya menemukan dari berbagai sumber di internet. Berikut penjelasannya. Minum air sambil berdiri itu tidak baik bagi segi kesehatan. Tapi minum air sambil duduk lebih baik karena air yang masuk dengan cara duduk akan disaring oleh sfringer. Sfringer adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada pos-pos penyaringan yang berada di ginjal. Nah jika kita minum berdiri. Air yang kita minum tanpa disaring lagi. Langsung menujukandung kemih. Ketika langsung menuju kandung kemih, maka terjadi pengendapan di saluran ureter. Karena banyak limbah- limbah yang menyisa di ureter. Inilah yang bisa menyebabkan penyakit kristal ginjal, salah satupenyakit ginjal yang berbahaya. Makanan dan minuman yang disantap pada saat berdiri, bisa berdampak pada Refleksi saraf yang dilakukan oleh reaksi saraf kelana (saraf otak kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang mengelilingi usus. Refleksi ini apabila terjadi secara keras dan tiba-tiba, bisa menyebabkan tidak berfungsinya saraf (vagal inhibition) yang parah, untuk menghantarkan detak mematikan bagi jantung, sehingga menyebabkan pingsan atau mati mendadak. Begitu pula makan dan minum berdiri secara terus-menerus terbilang membahayakan dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka pada lambung. Para dokter melihat bahwa luka pada lambung 95% terjadi pada tempat-tempat yang biasa berbenturan dengan makanan atau minuman yang masuk.

Upload: eka9977

Post on 26-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Fakta Ilmiah Dilarangnya Makan Dan Minum Sambil Berdiri

TRANSCRIPT

Page 1: Fakta Ilmiah Dilarangnya Makan Dan Minum Sambil Berdiri

FAKTA ILMIAH DILARANGNYA MAKAN DAN MINUM SAMBIL BERDIRI

Rasulullah SAW Melarang Kita Minum Dan Makan Berdiri (Fakta Ilmiah)

Berdasarkan Hadist Nabi Muhammad SAW :

Dari Anas bin Malik ra dari Rasulullah saw bahwasanya beliau melarang seseorang untuk minum dengan berdiri. Qatadah bertanya kepada Anas, “Bagaimana kalau makan ?” Anas menjawab, “Kalau makan dengan berdiri itu lebih jelek dan lebih buruk.” (HR Muslim)

Dari Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah saw pernah bersabda, “Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kamu sekalian minum dengan berdiri. Barangsiapa yang terlupa maka hendaklah ia memuntahkannya.” (HR Muslim)

Hadist di ataslah yang mendasari larangan untuk makan dan minum sambil berdiri. Apakah ada penjelasan ilmiahnya? Alhamdulillah saya menemukan dari berbagai sumber di internet. Berikut penjelasannya.

Minum air sambil berdiri itu tidak baik bagi segi kesehatan. Tapi minum air sambil duduk lebih baik karena air yang masuk dengan cara duduk akan disaring oleh sfringer. Sfringer adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada pos-pos penyaringan yang berada di ginjal. Nah jika kita minum berdiri. Air yang kita minum tanpa disaring lagi. Langsung menujukandung kemih. Ketika langsung menuju kandung kemih, maka terjadi pengendapan di saluran ureter. Karena banyak limbah-limbah yang menyisa di ureter. Inilah yang bisa menyebabkan penyakit kristal ginjal, salah satupenyakit ginjal yang berbahaya.

Makanan dan minuman yang disantap pada saat berdiri, bisa berdampak pada Refleksi saraf yang dilakukan oleh reaksi saraf kelana (saraf otak kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang mengelilingi usus. Refleksi ini apabila terjadi secara keras dan tiba-tiba, bisa menyebabkan tidak berfungsinya saraf (vagal inhibition) yang parah, untuk menghantarkan detak mematikan bagi jantung, sehingga menyebabkan pingsan atau mati mendadak.

Begitu pula makan dan minum berdiri secara terus-menerus terbilang membahayakan dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka pada lambung. Para dokter melihat bahwa luka pada lambung 95% terjadi pada tempat-tempat yang biasa berbenturan dengan makanan atau minuman yang masuk.

Sebagaimana kondisi keseimbangan pada saat berdiri disertai pengerutan otot pada tenggorokkan yang menghalangi jalannya makanan ke usus secara mudah, dan terkadang menyebabkan rasa sakit yang sangat yang mengganggu fungsi pencernaan, dan seseorang bisa kehilangan rasa nyaman saat makan dan minum.

Dibalik ini tentu masih banyak fadillah dan renungan yang terkandung didalamnya, tapi yang pasti sungguh mulia akhlak yang beliau ajarkan kepada kita umatnya, oleh karena itu janganlah kita ragu untuk mencontoh setiap teladan yang telah beliau tunjukkan kepada kita semua, jika kita ingin menjadi golongan umat beliau dan hidup sehat.

Page 2: Fakta Ilmiah Dilarangnya Makan Dan Minum Sambil Berdiri

Sumber :Penulis: Ustadz Abdullah Taslim, Lc.Artikel www.muslim.or.id

KEUTAMAAN PUASA SUNNAH 6 HARI DIBULAN SYAWAL

Dari Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu‘anhu, Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam bersabda,

“Barangsiapa yang berpuasa (di bulan) Ramadhan, kemudian dia mengikutkannya dengan (puasa sunnah) enam hari di bulan Syawwal, maka (dia akan mendapatkan pahala) seperti puasa setahun penuh.” HR Muslim (no. 1164).

Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan puasa sunnah enam hari di bulan Syawwal, yang ini termasuk karunia agung dari Allah kepada hamba-hamba-Nya, dengan kemudahan mendapatkan pahala puasa setahun penuh tanpa adanya kesulitan yang berarti. Lihat kitab Ahaadiitsush Shiyaam, Ahkaamun wa Aadaab (hal. 157).

Mutiara hikmah yang dapat kita petik dari hadits ini:

Pahala perbuatan baik akan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali, karena puasa Ramadhan ditambah puasa enam hari di bulan Syawwal menjadi tiga puluh enam hari, pahalanya dilipatgandakan sepuluh kali menjadi tiga ratus enam puluh hari, yaitu sama dengan satu tahun penuh (tahun Hijriyah). Lihat kitab Bahjatun Naazhirin (2/385).

Keutamaan ini adalah bagi orang yang telah menyempurnakan puasa Ramadhan sebulan penuh dan telah mengqadha/membayar (utang puasa Ramadhan) jika ada, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas: “Barangsiapa yang (telah) berpuasa (di bulan) Ramadhan…”, maka bagi yang mempunyai utang puasa Ramadhan diharuskan menunaikan/membayar utang puasanya dulu, kemudian baru berpuasa Syawwal. Pendapat ini dikuatkan oleh syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin dalam asy Syarhul Mumti’ (3/100), juga syaikh Sulaiman ar-Ruhaili dan para ulama lainnya.

Meskipun demikian, barangsiapa yang berpuasa Syawwal sebelum membayar utang puasa Ramadhan, maka puasanya sah, tinggal kewajibannya membayar utang puasa Ramadhan. Lihat keterangan syaikh Abdullah al-Fauzan dalam kitab “Ahaadiitsush shiyaam” (hal. 159).

Lebih utama jika puasa enam hari ini dilakukan berturut-turut, karena termasuk bersegera dalam kebaikan, meskipun dibolehkan tidak berturut-turut. Lihat kitab asy Syarhul Mumti’ (3/100) dan Ahaadiitsush Shiyaam (hal. 158).

Lebih utama jika puasa ini dilakukan segera setelah hari raya Idhul Fithri, karena termasuk bersegera dalam kebaikan, menunjukkan kecintaan kepada ibadah puasa serta tidak

Page 3: Fakta Ilmiah Dilarangnya Makan Dan Minum Sambil Berdiri

bosan mengerjakannya, dan supaya nantinya tidak timbul halangan untuk mengerjakannya jika ditunda. Lihat kitab Ahaadiitsush Shiyaam, Ahkaamun wa Aadaab (hal. 158).

Melakukan puasa Syawwal menunjukkan kecintaan seorang muslim kepada ibadah puasa dan bahwa ibadah ini tidak memberatkan dan membosankan, dan ini merupakan pertanda kesempurnaan imannya. Ibid (hal. 157).

Ibadah-ibadah sunnah merupakan penyempurna kekurangan ibadah-ibadah yang wajib, sebagaimana ditunjukkan dalam hadits-hadits yang shahih. Ibid (hal. 158).

Tanda diterimanya suatu amal ibadah oleh Allah, adalah dengan giat melakukan amal ibadah lain setelahnya. Ibid (hal. 157).