bermain sambil belajar

Upload: samir-albar

Post on 07-Mar-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

1 jam bersama siswa SD

TRANSCRIPT

MEMBACA TANDA WAKTU(Jam Dinding dari Bahan Kardus)ABSTRAKSIPada kesempatan kali ini kita akan belajar caramembacatanda waktuyaitu pada jam. Membaca tandawaktuadalah salah satu materi yang diperkenalkan pada pelajaranMatematikaKelas 3Semester 1. Materi ini termasuk materi yang lekat dengan keseharian siswa.

Gambar1:IbuGurutanya, bagaimana jarum jam saat pukul 15.00?Latar BelakangPukul berapa kalian bangun pagi? Pukul berapakahkalian masuk dan pulang sekolah? Pukul berapakalian tidur dimalamhariBanyak sekali siswa yang masih tidak tahu atau asal-asalan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti diatas. Mereka biasa menandai waktu penandaalam, misalnya subuh, siang (tengah hari), maghrib (matahariterbenam), dsb.Oleh karena itu, saya berniat untuk membuatalat peragayang menarik sehingga siswa tertarik untuk mempelajari materi ini. Alat dan BahanAlat-alat yang dibutuhkan

3 Gunting dan Cutter Lem Pensil

Bahan-bahan yang dibutuhkan KardusBekas Shiny paper (kertas mengkilat) Kartonwarnaoranye Koran bekas Kertas krep warna ungu Paper clip

Gambar2:Alat dan Bahan

Cara Membuatnya1) Gambarlah lingkaran seukuranjam dindingdi atas kardus bekas 2) Potonglah kardus sesuai dengan lingkaran yang tadi sudah digambarkan menggunakan cutter 3) Bungkuslah/tutupilah 1 sisi kardus dengan shiny paper hijau yang sebelumnya sudah diremas terlebih dahulu, rekatkan dengan lem. 4) Tutupi sisi lainnya dengan koran bekas. 5) Gambarlah bentuk jarum jam panjang dan pendek di atas kardus bekas. 6) Potonglah kardus dengan bentuk jarum jam panjang dan pendek tadi menggunakan cutter. 7) Lapisilah jarum jam panjang dan pendek dengan menggunakan kertas krep berwarna ungu. 8) Gambarlah angka-angka seperti yang ada di jam dinding dari 1-12 di atas karton berwarna oranye kemudian gunting angka-angka tersebut menggunakan gunting serta rekatkan pada kardus berbentuk lingkaran yang sudah dilapisi shiny paper hijau. (lihat gambar) 9) Untuk jarum panjang dan jarum pendek, gambarlah terlebih dahulu polanya di atas kardus kemudian potong menggunakan cutter. 10) Bungkuslah jarum panjang dan pendek menggunakan kertas krep warna ungu agar tampak lebih menarik. 11) Terakhir gunakan paper clip yang sudah dibengkokkan sebagai poros jam. 12) Selesai! Berkreasilah dengan warna supaya jam dinding dari bahan kardusmu terlihat semakin menarik.

Gambar 3:Para siswa mencoba menjawab pertanyaan Ibu Guru (Gambar 1). Ini Bu, jawaban saya!Melaluimetodeini, pembelajaran mengenai membaca jam waktu dapat menjadi pembelajaran yang lebih menyenangkan. Anak-anak pun menjadi lebih semangat dalam menjawab pertanyan-pertanyaan yang diajukan.

Berlatih Masuk Televisi dengan Simulasi WawancaraAbstrakSiapa tidak bangga jika masuk televisi? Diwawancara dan ditonton oleh jutaan pemirsa di seluruh tanah air. Tapi mungkinkah murid-murid SD pinggiran yang bahkan wilayahnya belum terjamah aliran listrik bisa diwawancara atau memwawancarai seseorang dan masuk televisi? Pasti bisa! Mutiara-mutiara pesisir ini bisa jadi kelak akan menggantikan posisipresenterkondang Andy F. Noya. Oleh karena itu, ayo berlatih mewawancara dan diwawancara mulai sekarang!

Microfon Kardus PeralatanSimulasi WawancaraLatar belakangMasalah klasik siswa-siswi sekolah pinggiran: demampanggung, bahkan ketika hanya diminta tampil ke depan kelas. Kali ini kita akan menjungkirbalikkanmindsetitu. Tampil di depan umum adalah kegiatan yang menyenangkan. Siswa diajak untuk bermain peranmenjadi pewawancara dan narasumber.Langkah1. Gurumenjelaskan terlebih dahulu sekilas tentang proses wawancara, bahwa dalam kegiatan wawancara selalu ada pewawancara dan narasumber. Guru menjelaskan pada siswa tentang tugas masing-masingperantersebut.2. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil beranggotakan 2 orang. Siswa diminta untuk membagi tugas, siapa yang akan menjadi pewawancara dan siapa yang akan menjadi narasumber.3. Guru menyediakan daftar berbagai macamprofesi(Guru, Polisi, Dokter, Pegawai Bank, Pemadam Kebakaran dll) dalam guntingan kertas untuk diundi. Satu kelompok akan mendapatkan satu jenis profesi yang akan diperanka.

Bagaimana Anda mematikan api?, tanya seorang wartawan kepada seorang Pemadam Kebakaran.4. Setelah mendapatkan peran masing-masing, siswa diminta untuk mendiskusikan peran yang akan mereka tampilkan di depan kelas. Pewawancara bertugas untuk membuat daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada narasumber, sementara narasumber bertugas untuk merancang jawaban yang akan dikatakan dalam wawancara.5. Guru mengajak siswa membuat kesepakatan, bahwa setiap kelompok yang maju ke depan kelas akan berperan seolah-olah mereka sedang siaran di televisi. Siswa yang belum giliran tampil berperan sebagai pemirsa yang sedangmenontonsiaran televisi di rumah.6. Jangan lupa perlengkapan mikrofon kardus dan teriakan Lampu, Camera, Action! sebelum adegan wawancara di depan kelas dilakukan.7. Mari bersiap menikmati suasana kelas yang riuh dan menyenangkan bersama anak-anak. Di kelas kami, para siswa bahkan lupa bahwa 30 menit yang lalu mereka masih malu-malu dan berseru keberatan saat saya akan meminta mereka tampil di depan kelas.

Mewarnai Gambar dengan SedotanAbstraksiPeserta didik pada umumnya memiliki peralatan sekolah yang kurang lengkap. Kondisi ini sering ditemui di sekolah yang terletak di daerah terpencil. Ketika diminta untuk menggambardan mewarnai hasil karya dengan bagus dan menarik, peserta didik sering berkilah, Tapi saya kan tidak punya alat tulis Pak, tidak memiliki pensilwarnamaupun krayon. Meskipun demikian, keterbatasan peralatan sekolah seharusnya tidak menjadi penghalang kreativitas peserta didik. Siapa bilang mewarnai hanya bisa dengan pensil warna, spidol, atau krayon? Tulisan ini mendeskripsikan cara pendidik menggunakan bahan yang sudah tidak terpakai, salah satunya adalah sedotan, untuk mewarnaigambar. Selain itu, penggunaan sedotanbekasdapat mengurangi sampah di sekitar lingkungan sekolah.

Latar belakangKetika pembelajaran menggambar banyakpeserta didikyang tidak memiliki alat untuk mewarnai, sehinggapendidikterpikir untuk menggunakanbenda yang memiliki beranekaragam warna danmudah diperoleh.Menurutpendidik,sedotan minuman dapat didayagunakan lebih dari fungsi utamanya,mengingat banyaknyapeserta didikyang mengonsumsi minuman es yang menggunakan sedotan. Hampir setiaphariada sekitar 100 sedotan yang terbuang. Akhirnyapendidik mencobauntuk mendayagunakan sampah inimenjadisesuatu yang bermanfaat. PrasyaratPolagambardisesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta didik. Contoh: untuk kelas I pola dasarbangun datarseperti persegi atau segitiga, kelas II kombinasi pola dasarbangun datar, dan seterusnya.

Alat dan bahan Sedotan bekaspakai lemserba guna(lemmerek Fox) Gunting pola gambar.

Langkah1. Cuci bersih sedotan bekas pakai yang telah dikumpulkan.2. Pendidikmengajakpeserta didikuntuk membuatpola gambar. Pola gambardapat berupapola bangun datar, rumah, sekolah, mobil,dan lainnya.Batasi garis lengkung pada pola gambar untukmempermudahpeserta didikdalam menempelkan sedotan. 3. Pendidik mengajak peserta didik untukmengukur sedotan yang akan digunakan untuk menempel pada pola gambar. Ajak peserta didik untuk menggunting sedotan sesuai dengan ukuran pola gambar.4. Potongan sedotan ditempelkanpadapola gambar yang telah diolesilem sebelumnya. Usahakan arah sedotan dan warna selaras dan teratur agar hasilpewarnaan gambarmaksimal.Gunting sisi-sisi sedotan yang masih berlebihan pada pola gambar. Pembelajaran yang diambil1. Pendidikankaraktermeliputi peduli lingkungan,percaya diri, daya juang, danketeguhan hati.2. Melatih peserta didik dalam pengukuran.

Melatih Berterima Kasih lewat Kartu Ucapan Pop-UpAbstraksiPerilaku dan perkataan anak akan selalu dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Saat ini anak-anak seringberbicarakasar dan belum terbiasa mengucapkanterima kasih. Sebagai pembelajaran, penulis mengajak peserta didik untuk membuatkartu ucapan kepada terima kasih orang tua masing-masing mau pun kepada guru. Agar istimewa, penulis menggunakanmetodepop-up sederhana untukkartuucapan ini.

Latar BelakangKondisi KelasTidak semua siswa dapat membawa peralatan yang dibutuhkan. Untuk menyiasatinya, siswa di kelas dibagi menjadi 7 kelompok, masing-masing terdiri atas 4-5 siswa. Tidak semua siswa memiliki dan diijinkan membawa gunting yang dibutuhkan untuk membuat kartu ucapan. Untuk menyiasatinya, gunting telah dibawa oleh siswa dikumpulkan dan dibagi rata ke masing-masing kelompok. Hasilnya, 2 gunting untuk masing-masing kelompok.Latar belakang penggunaan metodePembuatan kartu ucapan diharapkan dapat melatih kemampuanmotoriksiswa dan meningkatkan kreatifitas siswa. Latar belakang penyampaian materiSiswa masih sering berkata-katakasar dan belum terbiasa mengucapkan terima kasih. Kata-kata kasar tersebut menjadi kebiasaan terutama karena pengaruh lingkungan dan kebiasaan orang tua di rumah.Alat dan bahan Kardusbekas(makanan ringan atau kemasan lainnya) Gunting Pensilwarnaatau spidol

Langkah Pelaksanaan1. Membagi siswa menjadi 7 kelompok.2. Membagi rata pensil warna dan spidol dan pensil warna yang tersedia.3. Membagi gunting, spidol, dan pensil warna yang tersedia.4. Memberitahukan kepada siswa aturan yang berlaku, bahwa alat yang ada di masing-masing kelompok digunakan secara bergantian.5. Menggunting kertas kardus dengan bentukpersegi panjangdengan ukuran yang disesuaikan dengan ukuran kartu yang akan dibuat dan ukuran kardus yang dimiliki oleh tiap siswa.6. Melipat kertas menjadi dua bagian.

Guntingan sejajar yang ada di tengah kertas dilipat ke arah dalam7. Menggunting bagian tengah lipatan secara tegak lurus garis lipatan sepanjang kurang lebih 1 cm. Membuat guntingan yang sama panjangnya dengan jarak kurang lebih 1 cm dari guntingan awal.8. Mengulang langkah nomor 7 dengan posisi agak ke samping kanan atau kiri guntingan pertama (disesuaikan dengan kertas yang dimiliki siswa)9. Guntingan pada langkah 7 dan 8 dilipat ke arah dalam.10. Menggambarpohondan rumah ataugambarlain sesuai kreasi siswa (dengan ketentuan tidak lebih besar dari lipatan kertas pada langkah 6), mewarnai, kemudian mengguntingnya.11. Menempel hiasan (nomor 10) pada salah satu permukaan hasil guntingan yang telah dilipat ke dalam (nomor 9).

12. Meminta siswa menuliskan ucapan terima kasih pada bagian bawah kartu.13. Kartu sudah jadi dan siap diberikan kepada masing-masing orang tua siswa.

*Catatan: Keesokan harinya, jangan lupa mengecek dan menanyakan kepada siswa, apakah kartu yang dibuat telah diberikan kepada orang tua masing-masing dan bagaimana tanggapan orang tua mereka.

Pembelajaran yang DiambilUntuk membuat kartu ucapan, dibutuhkan beberapa bahan dan alat yang harus dibawa dan diusahakan oleh siswa. Melalui hal ini, siswa berlatih untuk mengingat dan bertanggung jawab membawa bahan dan alat tersebut. Alat (gunting, pensil warna, dan spidol) yang tersedia jumlahnya terbatas sehingga siswa belajar untuk bersabar dan berbagi untuk menggunakan alat yang ada secara bergantian. Kembali siswa diajak untuk berlatih bertanggung jawab agar alat di dalam kelompok tidak rusak maupun hilang. Pada saat memikirkan kalimat ucapan terima kasih, secara tidak langsung siswa belajar untuk memahami wujud kasih sayang orang tua mereka pada kehidupan sehari-hari. Selain itu, siswa dilatih berani dan tidak malu untuk menyampaikan rasa terima kasih itu kepada orang tua di rumah. Ada yang langsung berani memberikan kartu ucapan terima kasih hari itu juga, sebagian besar baru berani beberapa hari kemudian setelah berkali-kali diingatkan dan dibujuk, beberapa yang lain tidak berani memberikan secara langsung dan hanya berani meletakkan kartu di dalam tas atau dompet orang tuanya. Bila dalamwaktudekatgurubertemu dengan orang tua, baik dalamkunjunganrumah, atau secara kebetulan bertemu, penting juga untuk menanyakan apakah kartu yang dibuat oleh siswa sudah diberikan dan bagaimanaperasaandan pendapat tentang kartu ucapan yang telah dibuat. Hal ini penting untuk mengecek kejujuran siswa dan sebagai kesempatan guru untuk mendapatkan tanggapan atas proses pembelajaran yang telah dilakukan di kelas.

Belajar Kreatif Matematika ( Bermain Bilangan Bulat)Latar BelakangMenurut beberapa sumber yang saya baca, pembelajarankreatifsetidaknya memuat 3 elemen:guruyang kreatif, tidak tergantung dengan ruang fisik kelas, dan media yang dipakai unik dan tetap berguna.Berikut ini adalah salah satuusahauntuk menerapkan pembelajaran kreatif untuk pelajaranmatematika.

BermainBilangan Bulatdi Halaman SekolahStandar KompetensiPembelajaran ini bisa diintegrasikan sebagai tahapan untuk mencapai standar kompetensi Menjumlahkan dan mengurangkanbilanganbulat. Melakukanoperasihitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalahLangkah PelaksanaanLangkah-langkahnya sebagai berikut:1. Guru Mengajak anak untuk keluar kelas. Bebaskanpikirananak, guru membuat pelajaran matematika menjadi menyenangkan.2. Guru membuat rambu-rambu sesuai aturan garis bilangan di mana 0 menjadi titik tengahnya.Sebelah kanan 0 (nol) adalahpositif, sebelah kiri 0 (nol) adalahnegatif.Yang perlu diingat, guru membuat garis bilangan menggunakan media yang murah seperti: tali rafia,akarpohon, atau bahkan garis yang kita buat di atas tanah.3. Tandai deretan bilangan sampai dengan angka tertentu baik untuk bilangan bulat positif maupun negatifnya. Sekali lagi, sebaiknya guru menggunakan media yang murah dan mudah didapat: kertasbekas, bungkus snack, atau kita tulis di atas tanah menggunakan kayu.4. Tanamkan kepada anak-anak untuk mematuhi rambu-rambu (ke kanan positif, ke kiri negatif).Bermainlah!Contoh soal7 + (-4) Berdirilah di angka 0 sebagai titik mulai. 7 adalah bilangan positif. Sesuai rambu-rambu, jika positif akan melangkah ke kanan 7 kali. Setelah melangkah, kita akan berdiri di atas angka 7. Dari angka 7, kita lanjutkan perintah soal. (-4) adalah bilangan negatif. Sesuai rambu-ramu, jika negatif akan melangkah ke kiri 4 kali. Maka kita akan berdiri di atas angka 3.

Jadi, 7 + (-4) = 3