factitious cheilitis

9
Factitious cheilitis: Sebuah Laporan Kasus Abstrak Pendahuluan: Factitious cheilitis merupakan kondisi kronis yang ditandai dengan pembentukan krusta dan ulserasi yang kemungkinan diakibatkan oleh pengunyahan dan menghisap bibir. Atopi, kerusakan aktinik, cheilitis eksfoliatif, cheilitis granulomatosa atau glandularis, dermatitis kontak, reaksi fotosensitivitas dan neoplasia harus dipertimbangkan dalam diagnosa banding lesi krusta atau ulserasi bibir. Gambaran kasus: Kita memberikan pasien perempuan berusia 56 tahun dengan lesi ulserasi dan krusta pada bibir bawahnya. Biopsi menunjukkan jaringan granulasi dan berhubungan dengan inflamasi tapi tanpa keganasan. Berdasarkan pemeriksaan jaringan dan melalui evaluasi klinis, diagnosa factitious cheilitis dibuat. Kesimpulan: Melalui riwayat klinis, penggunaan uji laboratorium dasar dan evaluasi histopatologi diperlukan untuk mengecualikan/eksklusi penyakit lain dan melalui evaluasi psikiatrik dan perawatan merupakan vital/penting untuk keberhasilan penatalaksanaan pasien tersebut. Pendahuluan

Upload: andykayayansetiawan

Post on 14-Dec-2014

30 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

oral medicine

TRANSCRIPT

Page 1: Factitious Cheilitis

Factitious cheilitis: Sebuah Laporan Kasus

Abstrak

Pendahuluan: Factitious cheilitis merupakan kondisi kronis yang ditandai dengan

pembentukan krusta dan ulserasi yang kemungkinan diakibatkan oleh pengunyahan

dan menghisap bibir. Atopi, kerusakan aktinik, cheilitis eksfoliatif, cheilitis

granulomatosa atau glandularis, dermatitis kontak, reaksi fotosensitivitas dan

neoplasia harus dipertimbangkan dalam diagnosa banding lesi krusta atau ulserasi

bibir.

Gambaran kasus: Kita memberikan pasien perempuan berusia 56 tahun dengan lesi

ulserasi dan krusta pada bibir bawahnya. Biopsi menunjukkan jaringan granulasi dan

berhubungan dengan inflamasi tapi tanpa keganasan. Berdasarkan pemeriksaan

jaringan dan melalui evaluasi klinis, diagnosa factitious cheilitis dibuat.

Kesimpulan: Melalui riwayat klinis, penggunaan uji laboratorium dasar dan evaluasi

histopatologi diperlukan untuk mengecualikan/eksklusi penyakit lain dan melalui

evaluasi psikiatrik dan perawatan merupakan vital/penting untuk keberhasilan

penatalaksanaan pasien tersebut.

Pendahuluan

Kelainan yang dipicu oleh diri sendiri dapat memiliki gambaran yang bervariasi dan

dapat diklasifikasikan secara kasar menjadi dua kelompok. Salah satu kelompok

dengan karakteristik impulsivitas dan kompulsivitas, pasien biasanya mengakui

bahwa lesi diakibatkan oleh dirinya sendiri, contoh khas tersebut adalah eksoriasi

piogenik (pengelupasan kulit patologi atau kompulsif) dan trichotillomania (menarik

rambut kronis). Kelompok lain merupakan perilaku penyakit abnormal dimana pasien

memiliki kesadaran pembentukan gejala tapi dengan motivasi/dorongan yang muncul

dari pertentangan ketidaksadaran yaitu kelainan factitious/buatan. Perbedaan yang

penting antara kedua kelompok kelainan yang dipicu oleh diri sendiri tersebut adalah

pada pasien kelompok pertama yang melaporkan masalah mereka dan mereka sangat

Page 2: Factitious Cheilitis

berharap untuk menghentikan perilaku mereka sedangkan pada pasien kelompok

kedua menirukan, memicu, atau memperparah penyakit, sering menyebabkan rasa

sakit, merusak, atau bahkan menyebabkan luka yang dapat mengancam nyawa

mereka sendiri terutama untuk mendapatkan perhatian emosional dan perhatian yang

juga memainkan peran sakit. Factitious cheilitis, juga dikenal sebagai factitious lip

crusting, krusta terlokalisir atau artifak dan cheilitis eksfoliatif, merupakan kondisi

kronis yang ditandai dengan pembentukan krusta dan ulserasi. Penyakit ini

disebabkan oleh trauma yang dipicu oleh diri sendiri seperti menggigit yang

berulang-ulang, pengelupasan atau pembasahan bibir. Kecenderungan pada wanita

muda dilaporkan tapi dapat terlihat pada setiap kelompok usia dan ras. Lesi dapat

aneh dan hemoragik yang secara klinis memberikan kesan ganas.

Gambaran kasus

Perempuan berusia 56 tahun mendatangi departemen otolaringologi dengan keluhan

utama lesi pada bibir bawahnya. Lesi pertama kali terlihat oleh pasien 4 tahun yang

lalu dan perlahan-lahan meningkat ukurannya. Riwayat medisnya tidak jelas. Dia

bukan perokok dan tidak terdapat kehilangan berat badan. Pemeriksaan fisik

menunjukkan area krusta sakit, keras, indurasi 4 cm dengan ulserasi sentral yang

menyebabkan bibr tampak tergigit (Gambar 1). Sebaliknya kulit dan mukosa rongga

mulut normal. Limfo nodi tidak terpalpasi atau terdeteksi secara ultrasonografi. CBC,

laju sedimentasi, dan kimia serum rutin semua berada pada batas normal.

Biopsi insisi yang mencakup mukosa normal dan kulit dilakukan. Pemeriksaan

histopatologi menunjukan ulser non spesifik dengan jaringan inflamasi dan granulasi.

Berdasarkan riwayat detail pasien mengatakan kebiasaannya menggigit dan

menghisap bibir yang diperparah pada saat stress. Pasien tidak tampak khawatir

dengan lesinya, ataupun mengakui kebiasaannya menggigit bibir tapi meskipun

demikian mau untuk melakukan biopsy insisional. Diagnosa factitious cheilitis dibuat

dan dibahas dengan pasien setelah konsultasi dengan psikiater. Pada saat itu,

perawatan dimulai dengan salep petrolatum, obat kumur klorheksidin glukonat dan

Page 3: Factitious Cheilitis

steroid topikal. Dia menolak perawatan psikiater yang mencakup pemberian inhibitor

reuptake selektif-serotonin (fluoxetine 20 mg/hari). Setelah setahun dari kunjungan

pertamanya ke departemen otolaringologi, lesinya tidak sembuh atau lebih baik.

Pembahasan

Patogenesa factitous cheilitis yang tepat adalah tidak jelas. Walaupun perilaku

penyakit factitious, secara definisi, disebabkan secara sadar, alasan penyebab untuk

perilaku tersebut sebagian besar dianggap tidak sadar. Walaupun sangat berpotensi

taruhannya, pengetahuan empiris yang ada sangat relative sedikit mengenai etiologi,

epidemologi, perjalanan dan prognosa, dan perawatan yang efektif untuk kelainan

factitious/buatan. Masalah metodologi berhubungan dengan penelitian pasien penipu

tersebut, karena mereka sulit untuk diidentifikasi, dan bila ditemukan, mereka sering

lari untuk menghindari tuntutan penipuan. Penyebab psikogenik dikemukakan oleh

Brocq pada tahun 1921, yang menunjukkan ketidakstabilan syaraf. Schaffer dkk.,

memberikan perhatian untuk kelainan kepribadian batas pada factitial dermotosis.

Mengatasi kekurangan secara luas tercatat untuk etiologi perilaku penyakit factitious.

Pasien sering memiliki ketidakmatangan skill untuk mengatasi masalah/kekurangan,

tidak seseuai dengan kategori kelainan kepribadian, Hal ini sesuai dengan temuan

bahwa banyak pasien kelainan factitious berasal dari keluarga besar atau terabaikan

sebagai anak-anak, oleh karena itu kurangnya pengasuhan yang kondusif untuk

perkembangan penguasaan diri yang matang. Pada sisi lain, penyelesaian/mengatasi

masalah yang buruk menjadi bagian dari kelainan kepribadian, seperti kelainan batas,

atau ketergantungan dan sifat kepribadian yang narsis.

Pasien kita sangat menentang intervensi psikiater apapun dimana biasanya merupakan

gambran klinis pasien dengan kelainan factitious/buatan. Karena dia menolak

evaluasi psikiater lebih lanjut kita tidak punya cukup data untuk memiliki

pengetahuan mengenai masa lalunya, kepribadiannya, pola hubungannya dan skill

mengatasi masalahnya. Ini penting untuk dicatat bahwa konsultan psikiater

mendiagnosa depresinya dan diketahui fakta bahwa perilaku penyakit

Page 4: Factitious Cheilitis

factitious/buatan pada kasus kita disebabkan kematian suaminya dimana disertai

dengan kepergian anaknya dari rumah. Pukulan masalah terakhir tersebut

kemungkinan menyebabkan stress menjadi perawat satu-satunya untuk ayahnya yang

gila yang tinggal dengannya selama lima tahun terakhit. Perilaku penyakit

factitious/buatan dapat menjadi jalan maladaptasi dalam mengatasi stress dan tidak

harus termasuk dalam kelainan factitious/buatan. Hal ini mungkin hanya kasus untuk

pasien kita bila kita mempertimbangkan kondisi hidupnya selama lima tahun terakhir

disertai dengan depresinya yang tidak dirawat. Perhatian klinisi, keluarga dan teman

dapat sebagai cara untuk mendapatkan hiburan emosional tanpa secara langsung

menghadapi kehilangan/kerugiannya. Dia dapat memiliki kemarahan yang

disebabkan dari kewajibannya untuk merawat ayahnya yang gila oleh dirinya sendiri

dan perasaan tersebut memicu penyesalan yang sangat sulit untuk diatasi selamanya.

Khususnya mengetahui bahwa salah satu anaknya merupakan dokter yang membuat

spekulasi lebih penting. Kebutuhan emosionalnya dan perlu untuk dikenali dan

dukungan hanya dapat dipenuhi oleh factitious cheilitisnya. Penelitian

laboratoriumnya tidak mendukung etiologi organic dan temuan biopsy tidak

mendukung selain temuan fisik. Waluapun tidak ada uji laboratorium atau patologi

adalah diagnosa kelainan factitious, mereka dapat berguna dalam menunjukkan

penipuan dan membantu menjelaskan diagnosa kasus. Beberapa data menunjukkan

hubungan dengan abnormalitas tiroid. Pada pasien kita uji fungsi tiroid normal.

Atopi, kerusakan aktinik, cheilitis, dermatitis kontak, reaksi fotosensitivitas dan

neoplasia harus dipertimbangkan dalam diagnosa banding lesi krusta dan ulserasi

bibir. Juga hipervitaminosis A, lupus erythematous dan licenoid dermatosis berperan.

Pemeriksaan kultur dan histopatologi berguna untuk melihat keganasan dan etiologi

infeksius spesifik. Pada kasus ini, riwayat pasien, temuan biopsy negative dan melalui

evaluasi klinis termasuk konsultasi psikiater – tidak disebabkan oleh organic.

Perawatan psikofarmakologi dan psikoterapetik harus digunakan pertama kali

berdasarkan diagnosa, tergantung pada adanya kelainan comorbid DSM-IV

(Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders) axis 1 (misalnya depresi)

Page 5: Factitious Cheilitis

atau kelainan comorbid Axis II (misalnya kepribadian ganda). Selain kelainan

comorbid psikiatrik, tidak terdapat perawatan farmakologi standar untuk kelainan

factitious/buatan. Dan salah satu yang harus diingat bahwa kelainan yang disebabkan

mood dan kegelisahan dapat dirawat untuk prognosa yang lebih baik, sedangkan

tanda-tanda kelainan yang disebabkan oleh kepribadian untuk prognosa yang lebih

buruk. Aplikasi topikal 20% urea, kortikosteroid, antibiotik, obat antijamur, gel

petrolatum dan tabir surya merupakan obat perawatan dermatologi. Tapi, tingkat

respon tidak menjanjikan seperti pada kasus kita. Eksaserbasi berhubungan dengan

stress dan menunjukkan pengurangan dengan perawatan psikoterapi dan antianxilotic

dan antidepresan.

Kesimpulan

Factitious cheilitis harus dibedakan dari infectious cheilitis, dermatitis kontak, actinic

cheilitis, glandularis cheilitis, dan neoplasia yang terlihat sama pada pemeriksaan

fisik. Krusta hemoragi atau keratotik harus memberikan kewaspadaan pada klinisi

untuk kemungkinan berasal dari factitious/buatan. Kita mencatat bahwa terdapat

penggunaan bergantian cheilitis eksfoliatif dan factitious cheilitis dalam literature,

tapi perbedaan dua penyakit tersebut memiliki signifikansi klinis. kita menujukkan

cheilitis eksfoliatif merupakan kelainan dimana pasien secara impulsive atau

kompulsif memicu lesi tanpa tujuan untuk mendapatkan perhatian emosional dan

perhatian yang disertai dengan peran sakit, sedangkan kelainan factitious/buatan, lesi

secara sengaja dibuat dengan tujuan utama peran sakit dan pasien tersebut menolak

bahwa lesi mereka disebabkan oleh dirinya sendiri. Kita berpikir bahwa membuat

perbedaan adalah penting dalam hal intervensi psikiatrik dan modalitas perawatan

lebih lanjut. Seperti kelainan yang disebabkan diri sendiri spectrum kompulsivitas-

impulsivitas sebagian besar berguna dari inhibirot reuptake selektif-serotonin dengan

atau tanpa kombinasi dosis rendah antipsikotik tertentu, kelainan factitious/buatan

harus diatasi dengan lebih baik tergatung pada patologi yang mendasari. Melalui

riwayat klinis, penggunaan uji laboratorium dasar dan evaluasi histopatologi

Page 6: Factitious Cheilitis

diperlukan untuk eksklusi penyakit lain dan melalui evaluasi psikiatrik dan perawatan

adalah vital/penting untuk keberhasilan penatalaksanaan pasien tersebut.