f7 mini project - dm%2c dhf%2c manajemen laktasi
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 f7 Mini Project - Dm%2c Dhf%2c Manajemen Laktasi
1/10
LAPORAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
Laporan F7. Mini Project
Topik :
1.Laktasi
2. Diabetes Mellitus
3. Dengue Hemorrhagic Fever
Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian daripersyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas Pandaan
Kabupaten Pasuruan
disusun oleh :
dr. Anggasta Vasthi
dr. Kania Irma H.
dr. Nuzulida Alfisyahr
dr. Trixie Brevi Putri
dr. Tutiek Dwi Minantie
-
8/10/2019 f7 Mini Project - Dm%2c Dhf%2c Manajemen Laktasi
2/10
Program Dokter Internsip Indonesia
Kabupaten Pasuruan
Jawa Timur
Halaman Pengesahan
Laporan Upaya Kesehatan Masyarakat
Laporan F7. Mini Project
Topik : 1. Laktasi
2.Diabetes Mellitus
3. Dengue Hemorrhagic Fever
Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian dari
persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas Pandaan
Kabupaten Pasuruan
disusun oleh :
dr. Anggasta Vasthi
dr. Kania Irma H.
dr. Nuzulida Alfisyahr
dr. Trixie Brevi Putri
dr. Tutiek Dwi Minantie
Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal 26 Februari 2014
Oleh
Pembimbing Dokter Internsip Puskesmas Pandaan
dr. TitinYuliani
NIP. 19760501 201001 2004
-
8/10/2019 f7 Mini Project - Dm%2c Dhf%2c Manajemen Laktasi
3/10
Topik 1. Laktasi
LATARBELAKANG
Pemberian ASI eksklusif adalah bayi hanya diberikan ASI,tanpa diberi tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk,madu, air teh, bahkan air putih sekalipun. Selain tambahan cairan,bayi juga tidak diberikan makanan padat lain, seperti: pisang,pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, tim dan lain-lain.Pemberian ASI eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu minimalempat bulan dan akan lebih baik lagi apabila diberikan sampai bayiberusia enam bulan. ASI kaya akan asam lemak omega-3 danomega-6 yang sangat penting untuk mendukung kecerdasan seoranganak. Bayi kurang ASI juga rentan untuk menderita infeksi, danumumnya kurang ASI berarti juga kurang belaian kasih sayang dariibunya.
Air susu ibu diproduksi dalam alveolli, pada bagian awalsaluran kecil air susu. Jaringan di sekeliling saluran-saluran air susudan alveoli terdiri dari jaringan lemak, jaringan pengikat tersebutmenentukan ukuran payudara. Selama masa kehamilan, payudaramembesar dua sampai tiga kali ukuran normalnya, dan saluran-saluran air susu serta alveoli dipersiapkan untuk masa laktasi.
Setelah melahirkan, laktasi dikontrol oleh dua macamrefleks, yaitu :
1.
Refleks produksi air susu (milk production reflex)Bila bayi menghisap puting payudara, akan diproduksisuatu hormon yang disebut prolaktin (prolactin) yang akanmengatur agar sel-sel dalam alveolli memproduksi air susu.Air susu ini dikumpulkan dalam saluran-saluran air susu.2. Refleks mengeluarkan (let down reflekx).Hisapan bayi juga merangsang produksi hormon lain yangdisebut oksitosin (oxytocin), yang akan membuat sel-sel disekitar alveoli berkontraksi, sehingga air susu didorongmenuju puting payudara.
Air Susu Ibu sebaiknya diberikan segera setelah bayi lahir.
Air susu pertama yang bertahan sekitar 4-5 hari, masih berupakolustrum. Banyaknya kolustrum yang disekresikan setiap hariberkisar antara 10-100 cc, dengan rata-rata 30 cc. Air sususebenarnya baru keluar setelah hari kelima. Ibu harus menjulurkanpayudaranya ke mulut bayi hingga seluruh puting dan areolatergenggam oleh mulut bayi.
Jumlah produksi ASI, bergantung pada :
Besarnya cadangan lemak yang tertimbun selama hamil
dan dalam batas tertentu, Diet selama menyusui,
Faktor lingkungan seperti perilaku masyarakat terhadap
-
8/10/2019 f7 Mini Project - Dm%2c Dhf%2c Manajemen Laktasi
4/10
pemberian ASI, Persiapan peng-ASI-an, Kecanduan pada rokok dan alkohol,
kesegeraaran memberikan ASI setelah melahirkan, Saat pemberian makanan lengkap, Penggunaan tablet KB.
PERMASALAHAN Ditemukan pasien bayi dan anak-anak di wilayah kerja
Puskesmas Pandaan yang terkena diare maupun infeksi saluran
pernafasan berulang sesuai dengan riwayat pemberian ASI tidak
eksklusif
Pengetahuan ibu menyusui yang masih rendah terhadap
manajemen laktasi di wilayah kerja Puskesmas Pandaan
PERENCANAAN
DAN PEMILIHANINTERVENSI
Melakukan intervensi secara pasif dengan melakukan edukasi
kesehatan mengenai manajemen laktasi pada semua petugas
kesehatan di Puskesmas Pandaan dengan harapan
meningkatkan pengetahuan dan edukasi terhadap pasien
PELAKSANAAN Telah dilakukan penyuluhan di Puskesmas Pandaan pada 26
Februari 2014. Dalam pertemuan, peserta diberikan penjelasan
mengenai manajemen laktasi. Penyuluhan ini dilakukan di mulai
pukul 11.00-13.00, dihadiri oleh sekitar 30 orang petugas
puskesmas Pandaan.
Dalam pertemuan ini, juga dilakukan diskusi dan tanya jawab.
Dari penyampaian materi, ternyata banyak pertanyaan yang
mengemuka, seperti bagaimana manajemen laktasi yang benar,
perawatan payudara, serta cara penyimpanan dan penyajian
kembali ASI perah.
MONITORING
DAN EVALUASI
Secara keseluruhan, penyuluhan berjalan lancar dan tanpa
hambatan. Tidak ada gangguan teknis yag terjadi selama
penyuluhan berlangsung. Para petugas kesehatan juga merespon
dengan baik, ditandai dengan tingginya angka pertanyaan dan
tanggapan yang diberikan pada sesi tanya jawab.
Pengetahuan mengenai manajemen laktasi yang baik
diperlukan untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan pasien
-
8/10/2019 f7 Mini Project - Dm%2c Dhf%2c Manajemen Laktasi
5/10
-
8/10/2019 f7 Mini Project - Dm%2c Dhf%2c Manajemen Laktasi
6/10
menimbulkan komplikasi akut dan kronis.Antara lainkomplikasi hipoglikemia, hiperglikemia, komplikasi mikro danmakrovaskular.
Penatalaksanaan diabetes meliputi pengaturan diet,
olahraga, dan terapi obat.Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan
penatalaksanaan diabetes. Diet yang dianjurkan adalahmakanan dengan komposisi yang seimbang dalam halkarbohidrat, protein dan lemak, sesuai dengan kecukupan gizibaik sebagai berikut:
Karbohidrat : 60-70% Protein : 10-15% Lemak : 20-25%
Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan,status gizi, umur, stres akut dan kegiatan fisik, yang padadasarnya ditujukan untuk mencapai dan mempertahankan berat
badan ideal. Penurunan berat badan telah dibuktikan dapatmengurangi resistensi insulin dan memperbaiki respons sel-sel terhadap stimulus glukosa. Selain jumlah kalori, pilihan jenisbahan makanan juga sebaiknya diperhatikan.
Masukan kolesterol tetap diperlukan, namun janganmelebihi 300 mg per hari. Sumber lemak diupayakan yang
berasal dari bahan nabati, yang mengandung lebih banyakasam lemak tak jenuh dibandingkan asam lemak jenuh.Sebagai sumber protein sebaiknya diperoleh dari ikan, ayam(terutama daging dada), tahu dan tempe, karena tidak banyakmengandung lemak.
Masukan serat sangat penting bagi penderita
diabetes, diusahakan paling tidak 25 g per hari. Di sampingakan menolong menghambat penyerapan lemak, makananberserat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh juga dapatmembantu mengatasi rasa lapar yang kerap dirasakan penderitaDM tanpa resiko masukan kalori yang berlebih. Disamping itumakanan sumber serat seperti sayur dan buah-buahan segar
umumnya kaya akan vitamin dan mineral.Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan
menjaga kadar gula darah tetap normal. Beberapa contoh olahraga yang disarankan, antara lain jalan atau lari pagi,bersepeda, berenang, dan lain sebagainya. Olahraga aerobik ini
paling tidak dilakukan selama total 30-40 menit per hari
didahului dengan pemanasan 5-10 menit dan diakhiripendinginan antara 5-10 menit. Olah raga akan memperbanyakjumlah dan meningkatkan aktivitas reseptor insulin dalamtubuh dan juga meningkatkan penggunaan glukosa.
Obat-obat hipoglikemik oral terutama ditujukanuntuk membantu penanganan pasien DM Tipe 2. Pemilihanobat hipoglikemik oral yang tepat sangat menentukankeberhasilan terapi diabetes. Bergantung pada tingkatkeparahan penyakit dan kondisi pasien, farmakoterapihipoglikemik oral dapat dilakukan dengan menggunakan satujenis obat atau kombinasi dari dua jenis obat. Pemilihan danpenentuan rejimen hipoglikemik yang digunakan harusmempertimbangkan tingkat keparahan diabetes (tingkat
-
8/10/2019 f7 Mini Project - Dm%2c Dhf%2c Manajemen Laktasi
7/10
glikemia) serta kondisi kesehatan pasien secara umumtermasuk penyakit-penyakit lain dan komplikasi yang ada.
PERMASALAHAN Ditemukan pasien di wilayah kerja Puskesmas Pandaanyang terkena Diabetes Mellitus Type 2, akan dilakukan
penyuluhan untuk memperbaiki kualitas hidup penderita DMtype 2 dan meningkatkan pengetahuan warga tentang penyakitdiabetes mellitus type 2.
PERENCANAAN
DAN PEMILIHAN
INTERVENSI
Melakukan intervensi secara pasif maupun aktif.
Penemuan penderita secara pasif
penemuan penderita berdasarkan adanya orang yang datangmencari pengobatan ke puskesmas/sarana kesehatan lainnya
atas kemauan sendiri atau saran orang lain.
Penemuan penderita secara aktif
pemeriksaan dilakukan jika ada anggota keluarga dengan
gejala diabetes mellitus type 2. Ditujukan pada masyarakatpandaan dengan faktor resiko diabetes mellitus type 2.
PELAKSANAAN Telah dilakukan penyuluhan di Puskesmas pembantu DesaKarangjati pada Rabu, 20 November 2013. Dalam pertemuan,peserta diberikan penjelasan mengenaidiabetes mellitus .Penyuluhan ini dilakukan di Pendopo Dusun kalitengah mulaipukul 09.00-10.00, dihadiri oleh sekitar 55 orang yang terdiridari kader posyandu dan ibu bidan.
Dalam pertemuan ini, juga dilakukan diskusi dan tanyajawab. Dari penyampaian materi, ternyata banyak pertanyaanyang mengemuka, sepertipenyebab diabetes mellitus, faktor
resiko, dan gaya hidup yang mempengaruhi diabetes mellitus.Kesimpulan yang bisa didapatkan dari penyuluhan ini
adalah masih rendahnya tingkat pengetahuan ibu-ibu mengenaipenyakit diabetes mellitus dan gaya hidup yang dapat
mempengaruhi penyakit ini.
MONITORING
DAN EVALUASI
Secara keseluruhan, penyuluhan berjalan lancar dan tanpahambatan. Tidak ada gangguan teknis yag terjadi selamapenyuluhan berlangsung. Para kader kesehatan juga merespondengan baik, ditandai dengan tingginya angka pertanyaan dantanggapan yang diberikan pada sesi tanya jawab.
Penatalaksanaan diabetes Mellitus secara oengaturan diet,aktivitas tubuh, dan terapi farmakologi dibutuhkan untukmeningkatkan kualitas hidup penderita. Dengan adanyapenyuluhan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuanmasyarakat terhadap penyakit ini dan meningkatkan kualitashidup penderita.
-
8/10/2019 f7 Mini Project - Dm%2c Dhf%2c Manajemen Laktasi
8/10
Topik 3. DHF
LATAR
BELAKANG
Keempat infeksi yang disebabkan oleh virusdengue
(den 1,2,3, dan 4) mungkin asimptomatis atau menuju keundifferentiated fever, dengue fever (DF), atau dengue
haemorrhagic fever (DHF) dengan plasma keluar yang
mungkin menuju ke hipovelemia shock atau dengue shock
syndrome (DSS)
Dengue Fever adalah demam akut dengan waktu
antara 2-7 hari (kadang disertai 2 puncak demam) dengan
disertai dua atau lebih manifestasi berikut: Pusing, Nyeri
retro orbital , myalgia/arthralgia, Rash, Manifestasi
perdarahan (petechiae dan positive tourniquet test),
leukopenia.
Pada anak anak, biasanya DF adalah kasus yang
ringan. Pada beberapa orang dewasa, DF mungkin menjadi
kasus klasik yang disertai dengan nyeri tulang yang hebat dan
fase penyembuhan biasanya terasosiasi dengan rasa lelah
yang lama dan depresi.
Dengue Haemorrhagic Fever ditandai dengan satu
atau lebih gejala berikut: Positive tourniquet test , Petechiae,
ecchymosis atau purpura , Perdarahan dari mukosa (mostly
epistaxis or bleeding from gums), injection sites or other
sites, Haematemesis atau melena, Thrombocytopaenia
(platelets 100,000/cu.mm atau kurang). Adanya tanda plasmaleakage karena peningkatan permeabilitas kapiler
Kenaikan permeabilitas kapiler yang ditandai
dengan: >20% peningkatan pada Hct sesuai dengan jenis
kelamin dan umur, >20% penurunan dari Hct bila diterapi
dengan cairan, tanda dari plasma leakage (efusi pleura, asites,
hipoproteinemia).
Dengue Shock Syndrome (DSS): semua kriteria
dari DHF yang sudah disebutkan diatas dengan disertai tanda
kegagalan sirkulasi yang termanifestasi dalam bentuk nadi
yang cepat dan lemah, jarak sistol-diastol yang menyempit (