f32.1
DESCRIPTION
F32.1TRANSCRIPT
-
1
LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI
I. IDENTITAS
Nama : Ny. Latipah
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 31 tahun
Alamat : Jl. Veteran KM 6.5 RT06 PDAM
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Status perkawinan : Menikah
Kontrol Poliklinik Jiwa : 21 Januari 2014
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesa dilakukan tanggal 21 Januari 2014 pukul 11.30 WITA di
Poli klinik RSUD Ulin Banjarmasin.
Alloanamnesa dilakukan tanggal 22 Januari 2014 pukul 17.30 WITA di
Rumah Pasien:
Ny. Arbainah, umur 63 tahun, pekerjaan IRT, pendidikan SD.
Hubungan dengan penderita : Ibu
A. KELUHAN UTAMA
Sesak
-
2
B. KELUHAN TAMBAHAN
Jantung berdebar, sulit tidur, mimpi buruk, tidak bersemangat, sering
cemas, sedih, nafsu makan menurun, mual.
C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Autoanamnesis
Pasien menikah paada tahun 2002 dan bercerai pada tahun 2009,
pasien bercerai dengan suaminya. Pasien mempunyai 2 orang anak,
keduanya laki-laki. Pasien bercerai setelah 7 tahun berumah tangga.
Pasien bercerai karena sering bermasalah dengan suaminya. Setelah
bercerai, pasien tinggal dirumah orang tua pasien dan membawa kedua
anaknya bersamanya. Pasien bekerja sebagai penjahit. Tetapi menurut
pasien, penghasilan sebagai penjahit masih kurang untuk biaya hidup
pasien dan kedua anaknya. Pasien menikah kembali pada pertengahan
tahun 2011. Pasien menikah dengan maksud agar kedua anaknya tidak
kekurangan biaya. Tetapi pasien merasa suaminya sekarang tidak
sesuai dengan harapannya.
Pasien mengeluhkan sesak sejak akhir tahun 2011, 4 bulan
setelah menikah unruk kedua kalinya. Sesak muncul tiba-tiba dan
hilang timbul. Sesak sesak sampai tidak bisa beraktivitas. Pasien juga
merasa cepat lelah yang muncul bersaan dengan sesak. Pasien tidak
sanggup berjalan kaki dengan jarak yang jauh karena sesak dan lelah.
Pasien juga mengeluhkan jantung berdebar. Pasien mengeluhkan
jantung berdebar yang muncul bersamaan dengan sesak. Jantung
-
3
berdebar muncul tiba-tiba dan hilang timbul. Pasien mengatakan
walaupun dalam keadaan istirahat, jantung berdebar bisa muncul,
apalagi jika pasien beraktivitas, jantung semakin berdebar. Sebelum
merasakan sesak dan jantung berdebar, pasien lebih dulu merasa
lemas, lalu pasien panik kenapa tiba-tiba lemas, setelah itu mulailah
keluhan sesak dan jantung berdebar. Karena keluhan inilah pasien
menjadi tidak bersemangat berhenti kerja sebagai penjahit dan hanya
tinggal di rumah mengurus anak.
Pada awal tahun 2012, pasien berobat kedokter spesialis penyakit
dalam. Pasien pun diberi obat dan dirawat jalan. Selama tahun 2012
sampai tahun 2013 pasien 3 kali periksa ke dokter spesialis penyakit
dalam dan menjalani pemeriksaan dan meminum obat. Tetapi dari
pemeriksaan tidak di dapatkan kelainan dan setelah meminum obat
tidak ada perbaikan. Pasien pun mengaku sedih karena penyakit nya
tidak kunjung sembuh padahal sudah berobat selama 2 tahun.
Pasien mempunyai riwayat memakai obat inek dan shabu. Pasien
terakhir memakai 2 tahun yang lalu. Pasien memakai hanya untuk
bersenang-senag. Pasien mengaku memakai tidak sering. Pasien
memakai tanpa di ketahui suamuniya.
Pasien mengeluhkan sulit tidur sejak lama tetapi memberat dalam
3 bulan terakhir. Pasien sulit memulai untuk tidur, pasien sering tidur
jam 02.00. Bila sudah tertidur, pasien mengalami mimpi buruk dan
terbangun, pasien tidak ingat mimpinya apa. Mimpi buruk bertambah
-
4
serring 1 bulan ini. Pasien juga cemas karena memikirkan penyakit
sesak dan jantung berdebar pasien yang tidak kunjung sembuh. Pasien
pun merasa bosan hidup jika penyakit pasien tidak kunjung sembuh.
Sehari harinya pasien tidak bersemangat dirumah dan sedih
memikirkan penyakitnya.
Pasein memang makan sedikit saja sejak perceraian. Makan 1
piring selalu tidak habis. Pasien juga mengeluhkan mual dan nyeri di
ulu hati sejak 2 minggu ini tetapi tidak sampai muntah. Pasien
periksa ke dokter dan dikatakan menderita maag. Pasien bisa tinggal di
rumah orang tu, maupun tinggal di rumah suami. Pasien jarang
berkomunikasi dengan tetangga dan lebih cenderung didalam rumah.
Pasien tidak ada mendengar suara bisikan maupun melihat bayangan.
Alloanamnesis
Menurut ibu pasien, pasien memang mengeluhkan sesak dan
jantung berdebar sudah lama 2 tahun yang lalu. Menurut ibu pasien,
pasien menjadi lebih murung dan sedih semenjak sakit ini. Setelah
bercerai pasien tidak menunjukkan sikap yang aneh, seolah sehat saja.
Ibu pasien pun tidak tahu alasan mengapa anaknya bercerai. Ibu pasien
mengatakan pasien berhenti bekerja karena sudah tidak sanggup
karena sakitnya pasien. Pasien kehilangan semangat bekerja dan
beraktivitas dan sedih. Pasien banyak tinggal di dalam rumah ibu
pasien untuk mengurus anak dan dirumah suami untuk mengurus
suami daripada beraktivitas diluar rumah misalnya ketetangga atau
-
5
kemasyarakat. Sebelum sakit ini, pasien tampak aktif dan tidak
murung. Sebelum sakit pasien rajin bekerja untuk menafkahi kedua
anknya. Ibu pasien tidak tahu tentang anaknya memakai obat inek dan
shabu. Sebulan ini apabila pasien tidur dirumah ibu pasien, pasien
memang terlihat sulit tidur.
D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami sakit yang cukup
berat dan tidak pernah mengalami gangguan kejiwaan. Os pernah
mengonsumsi obat-obatan terlarang jenis inex dan shabu, dan tidak
pernah mengalami kelainan atau gangguan mental dan perilaku. Tidak
ada riwayat demam tinggi hingga penurunan kesadaran. Tidak ada
riwayat trauma kepala. Tidak ada riwayat kelainan jiwa dalam
keluarga
E. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1. Riwayat Prenatal
Menurut ibu pasien, pasien merupakan anak yang di inginkan.
Selama pasien dalam kandungan, ibu pasien tidak pernah
mengalami masalah kesehatan yang serius. Lahir cukup bulan,
dilahirkan spontan dan langsung menangis, tidak ada cacat bawaan.
2. Riwayat Masa Bayi (0-1.5 Tahun) Basic Trust vs Mistrust
Menurut sepengetahuan ibu pasien, pasien dirawat dengan penuh
kasih sayang dan ibu pasien memberi ASI dengan ikhlas tanpa
-
6
paksaan. Ibu pasien tidak pernah memarahi pasien. Pasien rawat
oleh kedua orang tuanya. Tumbuh kembang normal seperti bayi
seusianya. Pasien diberikan ASI oleh ibunya sampai berumur 1
tahun.
3. Riwayat usia 1,5- 3 tahun Autonomy vs Shame and Doubt
Menurut sepengetahuan ibu pasien, Pasien bebas bermain dan
bejalan-jalan. Ibu pasien jarang memarahi pasien kecuali sudah
bermain kelewatan. Riwayat tumbuh kembang baik seperti anak
seusianya. Tidak ada keterlambatan dalam tumbuh kembangnya,
gizi cukup.
4. Riwayat usia 3 - 6 tahun Initiative vs Guilt
Menurut sepengetahuan ibu pasien, pasien suka bermain dengan
mainan dan juga dengan teman sebayanya. Pasien jarang
bertengkar dengan temannya.
5. Riwayat usia 6 12 tahun Industry vs Inferiority
Menurut sepengetahuan ibu pasien, pasien sudah bersekolah di
Sekolah Dasar, saat sekolah prestasi pasien biasa-biasa saja dan
tidak pernah tinggal kelas. Pasien termasuk anak yang suka
bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya dan mempunyai cukup
banyak teman. Pasien tidak pernah merasa minder ataupun menjadi
pendiam dirumah.
6. Riwayat usia 12 18 tahun Identity vs Role Diffusion
Menurut sepengetahuan ibu pasien, pasien mulai menyukai lawan
-
7
jenis. Pasien bukan seseorang yang suka melanggar peraturan dan
suka mencari perhatian, bukan pencuriga dan pendendam, tidak
sombong, tidak perfeksionis, tidak suka berdandan berlebihan.
Pasien mengaku hubungannya dengan keluarga cukup dekat, tidak
ada hal yang disembunyikan oleh pasien kepada keluarganya.
Pasien mulai memikirkan untuk menikah.
7. Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah sampai tingkat SMA. Saat bersekolah prestasi
pasien biasa saja, dan tidak pernah tinggal kelas. Pasien juga selalu
mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan dari sekolah.
8. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai seorang penjahit, tetapi berhenti 2 tahun
yang lalu. Sekarang sebagai ibu rumah tangga.
9. Riwayat Perkawinan
Pasien menikah pertama kali tahun 2002 dan bercerai tahun 2009.
Menikah kembali tahun 2011.
F. RIWAYAT KELUARGA
Pasien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Di keluarga
tidak ada yang pernah mengalami gangguan jiwa termasuk hal serupa
dengan pasien.
-
8
Genogram :
Herediter (-)
Ket : Laki-laki Penderita
perempuan
G. RIWAYAT SITUASI SEKARANG
Pasien tinggal bersama ibu, bapak dan dua anaknya. Pasien juga
kadang tinggal di rumah suaminya. Pasien merupakan anak ketiga.
Saat ini hubungan pasien dengan suami, bapak, ibu dan dua anaknya
baik-baik saja, tidak ada masalah. Saat ini pasien hidup berkecukupan
saja.
H. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN LINGKUNGANNYA
Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak
-
9
memahami penyebab sakitnya.
III. STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pada saat datang ke Poliklinik Jiwa RSUD Ulin tanggal 21 Januari
2014
Seorang perempuan, dengan perawakan pendek, bertubuh kurus,
kulit kulit sawo matang. Tampak terawat dan rapi. Datang
menggunakan kaos lengan panjang warna jingga, serta menggunakan
jeans panjang warna biru dan kerudung putih. Wajah terlihat sedih
tidak bersemangat.
2. Kesadaran
Baik, kompos mentis
3. Perilaku dan aktifitas psikomotor
hipoaktif
4. Pembicaraan
Koheren.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
6. Kontak psikis
Kontak ada, wajar dan dapat dipertahankan.
-
10
B. KEADAAN AFEKTIF, PERASAAN, EKSPRESI AFEKTIF
SERTA EMPATI
1. Afek : Hipothym
2. Ekspresi afektif : Sedih
3. Keserasian : Appropriate
4. Empati : Dapat dirabarasakan
C. FUNGSI KOGNITIF
1. Kesadaran : Jernih
2. Orientasi
- Waktu : baik
- Orang : baik
- Tempat : baik
- Situasi : baik
3. Konsentrasi : dapat berkonsentrasi
4. Daya ingat
- Segera : baik
- Jangka pendek : baik
- Jangka panjang : baik
5. Intelegensi dan pengetahuan umum : sesuai dengan taraf pendidikan
dan usia. Dapat meyelesaikan SLTA, IQ = 90-110.
6. Pikiran abstrak : baik
-
11
7. Kemampuan menolong diri sendiri baik
D. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : Tidak ada
2. Depersonalisasi/derealisasi : Tidak ada
E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
- Produktivitas : baik, pasien dapat menjawab apabila
ditanya
- Kontuinitas : relevan, sesuai pertanyaan
- Hendaya berbahasa : tidak ada
2. Isi pikir
a. Preokupasi : tidak ada
b. Waham : tidak ada
Bentuk pikir
a. Autistik : tidak ada
F. PENGENDALIAN IMPULS
Terkendali
G. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial : tidak terganggu
2. Uji daya nilai : tidak terganggu
3. Penilaian realitas : tidak terganggu
H. TILIKAN
-
12
Derajat 4 : Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun
tidak memahami penyebab sakitnya.
I. TARAF DAPAT DIPERCAYA
Dapat dipercaya
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
A. STATUS INTERNUS
a. Keadaan umum : baik
b. Tanda vital : TD : 110/80 mmHg N : 92 x/menit
R : 20 x/menit T : 36,40C
c. Bentuk badan : agak kurus
d. Kulit : sawo matang
e. Kepala
- Rambut hitam.
- Bentuk normal.
- Wajah simetris.
- Mata : palpebra tidak edema dan hiperemi, alis dan bulu mata
tidak rontok, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
produksi air mata dalam batas normal.
- Pupil : diameter 3 mm/3 mm, isokor, refleks cahaya +/+
normal.
- Kornea : refleks kornea +/+ normal.
- Telinga : bentuk dalam batas normal, sekret tidak ada,
serumen minimal.
-
13
- Hidung : bentuk normal, tidak ada pernafasan cuping hidung,
tidak ada epistakesis, kotoran hidung minimal.
- Mulut : bentuk normal, mukosa lembab, gusi tidak berdarah
dan tidak bengkak.
- Lidah : tidak kotor, tepi hiperemi, tremor (-).
- Pharing : tidak hiperemi.
- Tonsil : warna merah muda, tidak ada pembesaran.
f. Leher : vena jugularis : pulsasi tidak terlihat, tekanan tidak
meningkat, tidak ada pembesaran KGB, tidak kaku kuduk, tidak
ada massa dan tortikolis.
g. Thoraks :
Inspeksi : bentuk simetris, tidak retraksi, ritme pernafasan
cepat, frekuensi 20x/menit
Palpasi : fremitus vokal simetris
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler, tidak ada rhonki, tidak ada wheezing
h. Jantung :
Inspeksi : tidak tampak voussure cardiac, pulsasi ataupun
iktus
Palpasi : thrill tidak ada, apex teraba di ICS V LMK kiri
Perkusi : Batas kanan : ICS IV LPS kiri
Batas kiri : ICS V LMK kiri
Batas atas : ICS II LPS kanan
-
14
Auskultasi : S1 dan S2 tunggal, murmur tidak ada
i. Abdomen :
Inspeksi : bentuk datar, simetris
Palpasi : tidak ada massa dan nyeri tekan di epigastrium
Perkusi : timpani, tidak ada tanda-tanda ascites
Auskultasi : bising usus normal
j. Ekstremitas :
- Atas : tidak ada edema dan sianosis , parese (-)
- Bawah : tidak ada edema dan sianosis , parese (-)
B. STATUS NEUROLOGIS
Nervus I-XII : tidak ada kelainan
Gejala rangsang meningeal : tidak ada
Gejala TIK meningkat : tidak ada
Refleks fisiologis : normal
Refleks patologis : tidak ada
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Autoanamnesa
- Pasien menikah paada tahun 2002 dan bercerai pada tahun 2009,
pasien bercerai dengan suaminya. Pasien menikah kembali pada
pertengahan tahun 2011. Tetapi pasien merasa suaminya sekarang
tidak sesuai dengan harapannya. Pasien mengeluhkan sesak sejak akhir
-
15
tahun 2011, 4 bulan setelah menikah untuk kedua kalinya. Sesak
muncul tiba-tiba dan hilang timbul. Sesak sesak sampai tidak bisa
beraktivitas. Pasien juga merasa cepat lelah yang muncul bersaan
dengan sesak. Pasien juga mengeluhkan jantung berdebar. Pasien
mengeluhkan jantung berdebar yang muncul bersamaan dengan sesak.
Sebelum merasakan sesak dan jantung berdebar, pasien lebih dulu
merasa lemas, lalu pasien panik kenapa tiba-tiba lemas, setelah itu
mulailah keluhan sesak dan jantung berdebar. Karena keluhan inilah
pasien menjadi tidak bersemangat berhenti kerja sebagai penjahit dan
hanya tinggal di rumah mengurus anak.
- Pasien sudah periksa ke dokter, tetapi dari pemeriksaan tidak di
dapatkan kelainan dan setelah meminum obat tidak ada perbaikan.
Pasien pun mengaku sedih karena penyakit nya tidak kunjung sembuh
padahal sudah berobat selama 2 tahun.
- Pasien mempunyai riwayat memakai obat inek dan shabu. Pasien
terakhir memakai 2 tahun yang lalu.
- Pasien mengeluhkan sulit tidur sejak lama tetapi memberat dalam
3 bulan terakhir. Bila sudah tertidur, pasien mengalami mimpi mimpi
buruk dan bertambah sering 1 bulan ini.
- Pasien juga cemas karena memikirkan penyakit sesak dan jantung
berdebar pasien yang tidak kunjung sembuh. Pasien pun merasa bosan
hidup jika penyakit pasien tidak kunjung sembuh. Sehari harinya
pasien tidak bersemangat dirumah dan sedih memikirkan penyakitnya.
-
16
- Pasein memang makan sedikit saja sejak perceraian. Pasien juga
mengeluhkan mual dan nyeri di ulu hati sejak 2 minggu ini tetapi
tidak sampai muntah.
- Perilaku dan aktifitas psikomotor : hipoaktif
- Afek : Hipothym
- Ekspresi afektif : Sedih
- Derajat 4 : Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan
namun tidak memahami penyebab sakitnya.
VI. EVALUASI MULTIAKSIAL
a. Aksis I : F32.1 Episode Depresif Sedang
dd. F33.1 Gangguan Depresif Berulang,
Episode Kini Berulang
dd. F41.2 Gangguan Campuran Anxietas Dan
Depresi
b. Aksis II : None
c. Aksis III : None
d. Aksis IV : Masalah Keluarga
e. Aksis V : GAF SCALE 70-61= beberapa gejala ringan
dan menetap,disabilitas ringan dalam fungsi
secara umum masih baik
-
17
VII. DAFTAR MASALAH
1. Organobiologik
Tidak ada
2. Psikologik
Perilaku dan aktivitas psikomotor hipooaktif, afek hypothym, ekspresi
afektif sedih. tilikan derajat empat
3. Keluarga/ sosial
Tidak ada masalah dalam keluarga pasien
VIII. PROGNOSIS
a. Diagnosis penyakit : baik
b. Perjalanan penyakit : baik
c. Ciri kepribadian : baik
d. Stressor psikososial : buruk
e. Riwayat herediter : baik
f. Usia saat menderita : baik
g. Pola keluarga : baik
h. Pendidikan : kurang
i. Aktivitas pekerjaan : baik
j. Ekonomi : baik
k. Lingkungan Sosial : buruk
l. Organobiologik : baik
m. Pengobatan psikiatrik : baik
-
18
n. Ketaatan berobat : kurang
Kesimpulan : dubia ad bonam
IX. RENCANA TERAPI
- Psikofarmaka : Sandapril 1 x 50 mg/hari
Clobazam 2 x 10 mg/hari
- Psikoterapi : Support terhadap penderita dan terapi keluarga (Familial
terapi)
-Usulan pemeriksaan penunjang : Urin :benzodiazepin, amfetamin, opioid,
kokkain
X. DISKUSI
Diagnosis pada pasien ini adalah episode depresif sedang. Pasien
memenuhi kriteria depresi. Depresi dibagi menjadi dua gejala, gejala utama
dan gejala lainnya. Gejala utama (pada derajat ringan, sedang, dan berat)
yaitu:1
- Afek depresif
- Kehilangan minat dan kegembiraan, dan
- Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan
mudah lelah( rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja)
dan menurunnya aktivitas.
Gejala lainnya:
- Konsentrasi dan perhatian berkurang
- Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
-
19
- Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
- Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
- Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
- Tidur terganggu
- Nafsu makan berkurang
Episode depresi ringan
Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi
seperti tersebut di atas, ditambah sekurang-kurangnya dua dari gejala
lainnya, tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya, lamanya
seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar dua minggu,
hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan social yang
biasa dilakukannya, dengan atau tanpa gejala somatik.
Episode depresi sedang
Sekurang-kurangnya harus ada dua atau tiga gejala utama depresi
seperti pada episode depresi ringan, ditambah sekurang-kurangnya
tiga (dan sebaliknya empat) dari gejala lainnya, lamanya seluruh
episode berlangsung minimum sekitar dua minggu, menghadapi
kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan social, pekerjaan dan
urusan rumah tangga, dengan atau tanpa gejala somatik.
Episode depresi berat dengan gejala psikotik
Semua 3 gejala utama depresi harus ada ditambah sekurang-
kurangnya 4 dari gejala lainnya dan beberapa diantaranya harus
berintensitas berat, bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau
-
20
retardasi psikomotor) yang mencolok, maka pasien mungkin tidak
mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara
rinci.
Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap
episode depresi berat masih dapat dibenarkan. Episode depresi
biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan
tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih
dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang
dari 2 minggu.
Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan
masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk menegakkan diagnosis, akan
tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa
beratnya dan berlangsung cepat. Untuk kategori diagnosis episode depresif
ringan, sedang, dan berat hanya digunakan untuk episode depresi tunggal
(yang pertama). Episode depresif berikutnya harus diklasifikasikan di
bawah salah satu diagnosis gangguan depresif berulang.1
Jenis saraf asendens yang mengandung noradrenalis dan 5-
hidroksitriptamin menginervasi lobus limbik dan neokorteks. Meningkatnya
aktivitas sarat noradrenergik akan menimbulkan meningkatnya keterjagaan,
meningkatnya aktivitas araf 5-hidrositriptamin akan meningkatkan respons
terhadap stimulus yang bersifat aversif. 2
Antagonis reseptor serotonin (5-HTZ) terbukti bersifat anxiolitik. Efek
ini didapat dengan menurunkan sensitivitas reseptor 5-HTZ. 2
-
21
Saraf yang mengandung gamma-amino butiryc acid (GABA) merupakan
inhibisi utama di otak. Ia menurunkan aktivitas neuron lain termasuk neuron
monoamin. Obat yang meningkatkan fungsi GABA (barbiturat dan
benzodiazepin) merupakan anxiolitik yang poten. Benzodiazepin bekerja
melalui reseptor yang berada di lobus limbik dan neokorteks, memodulasi
reseptor GABA-A postsinaps sehingga meninkatkan efek GABA.2
Terapi yang direncanakan pada penderita ini adalah berupa
Farmakoterapi yaitu sandepril 1x50 mg sebagai pengobatan depresi dan
clobazam 2 x 10 mg perhari sebagai gangguan cemas yang dirasakan pasien.
Rehabilitasi harus sesuai dengan minat dan bakat. Pada pasien ini
belum dilakukan psikotest sehingga belum masuk Rehabilitasi. Pasien masih
dalam pengawasan keperawatan untuk kemudian bisa mengikuti terapi
tersebut. Diharapkan nantinya psikoterapi suportif individu atau kelompok
bisa membantu pada kasus ini dan melakukan bimbingan praktis untuk
mengembalikan penderita kemasyarakat.
Obat antidepresi terbagi banyak golongan. Tiga golongan terbesar adalah
golongan trisiklik, inhibitor monoaminoiksidase, dan inhibitor ambilan
kembali serotonin (SSRI). Golongan trisiklik contohnya amitriptillin,
imipramin, klomipramin, maprotilin dan amoksapin. Golongan inhibitor
monoaminoksidase contohnya moklobemid, sedangkan SSRI yang beredar
contohnya fluoxetin, sertralin, paroxetin.2
Efek samping obat antidepressan terbagi atas (1) efek antikolinergik:
mulut kering, mata kabur, gangguan akomodasi, meningkatnya tekanan
-
22
intraokular, konstipasi, hipotensi postural, retensi urine,berkeringat, ileus (2)
efek susunan saraf pusat:pusing, kelelahan, tremor, bingung, disartria,
insomnia, kejang, mendadak jatuh, eksaserbasi gejalan psikotik.(3)
kardiovaskular : hipotensi, takikardia sinus, aritmia, konduksi
atrioventrikular terganggu (4) hematologis : depresi sumsum tulang,
leukopenia, agranulositosis, purpura, trombositopenia, anemia hemolitik,
hiponatremia (jarang pada SSRI) dan (5) lain-lain : hipo atau hipernatremia,
gangguan pernapasan, gangguan libido, eksantema, tinitus, keluhan
gastrointestinal, gangguan fungsi hepar, berat badan bertambah.2
Pada keadaan overdosis/intoksikasi trisiklik dapat timbul Atropine toxic
syndrome dengan gejala eksitasi SSP,hipertensi, hiperpireksia, konvulsi,
toxic confusional state.3
Pada pasien ini diberikan Sandepril dan Clobazam. Sandepril (Maprotiline
Hydrocloride) merupakan golongan antidepressan trisiklik sedangkan
Clobazam merupakan anti-anxietas. Alasan diberikannya Clobazam adalah
untuk mengurangi gejala anxietas ringan yang muncul. Efek samping obat
Anti-Anxietas dapat berupa:
Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor
menurun, kemampuan kognitif melemah)
Relaksasi otot(rasa lemas, cepat lelah, dll) 4
-
23
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkasan dari PPDGJ-III. Jakarta : PT Nuh Jaya, 2001.
2. Maramis WF, Albert AM. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi Kedua. Surabaya : Airlangga University Press, 2009..
3. Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Obat Psikotropik Edisi Ketiga. Jakarta: PT Nuh Jaya, 2007.
4. Yates WR. Anxiety Disorder. Medscape.com. Diakses tanggal 4 April 2013.