f32.1

23
 1 LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI I. IDENTITAS  Nama : Ny. Latipah Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 31 tahun Alamat : Jl. Veteran KM 6.5 RT06 PDAM Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT Agama : Islam Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia Status perkawinan : Menikah Kontrol Poliklinik Jiwa : 21 Januari 2014 II. RIWAYAT PSIKIATRI Autoanamnesa dilakukan tanggal 21 Januari 2014 pukul 11.30 WITA di Poli klinik RSUD Ulin B anjarmasin. Alloanamnesa dilakukan tanggal 22 Januari 2014 pukul 17.30 WITA di Rumah Pasien:   Ny. Arbainah, umur 63 tahun, pekerjaan IRT, pendidikan SD. Hubungan dengan penderita : Ibu A. KELUHAN UTAMA Sesak

Upload: evan-marpaung

Post on 02-Nov-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

F32.1

TRANSCRIPT

  • 1

    LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI

    I. IDENTITAS

    Nama : Ny. Latipah

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Umur : 31 tahun

    Alamat : Jl. Veteran KM 6.5 RT06 PDAM

    Pendidikan : SMA

    Pekerjaan : IRT

    Agama : Islam

    Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia

    Status perkawinan : Menikah

    Kontrol Poliklinik Jiwa : 21 Januari 2014

    II. RIWAYAT PSIKIATRI

    Autoanamnesa dilakukan tanggal 21 Januari 2014 pukul 11.30 WITA di

    Poli klinik RSUD Ulin Banjarmasin.

    Alloanamnesa dilakukan tanggal 22 Januari 2014 pukul 17.30 WITA di

    Rumah Pasien:

    Ny. Arbainah, umur 63 tahun, pekerjaan IRT, pendidikan SD.

    Hubungan dengan penderita : Ibu

    A. KELUHAN UTAMA

    Sesak

  • 2

    B. KELUHAN TAMBAHAN

    Jantung berdebar, sulit tidur, mimpi buruk, tidak bersemangat, sering

    cemas, sedih, nafsu makan menurun, mual.

    C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

    Autoanamnesis

    Pasien menikah paada tahun 2002 dan bercerai pada tahun 2009,

    pasien bercerai dengan suaminya. Pasien mempunyai 2 orang anak,

    keduanya laki-laki. Pasien bercerai setelah 7 tahun berumah tangga.

    Pasien bercerai karena sering bermasalah dengan suaminya. Setelah

    bercerai, pasien tinggal dirumah orang tua pasien dan membawa kedua

    anaknya bersamanya. Pasien bekerja sebagai penjahit. Tetapi menurut

    pasien, penghasilan sebagai penjahit masih kurang untuk biaya hidup

    pasien dan kedua anaknya. Pasien menikah kembali pada pertengahan

    tahun 2011. Pasien menikah dengan maksud agar kedua anaknya tidak

    kekurangan biaya. Tetapi pasien merasa suaminya sekarang tidak

    sesuai dengan harapannya.

    Pasien mengeluhkan sesak sejak akhir tahun 2011, 4 bulan

    setelah menikah unruk kedua kalinya. Sesak muncul tiba-tiba dan

    hilang timbul. Sesak sesak sampai tidak bisa beraktivitas. Pasien juga

    merasa cepat lelah yang muncul bersaan dengan sesak. Pasien tidak

    sanggup berjalan kaki dengan jarak yang jauh karena sesak dan lelah.

    Pasien juga mengeluhkan jantung berdebar. Pasien mengeluhkan

    jantung berdebar yang muncul bersamaan dengan sesak. Jantung

  • 3

    berdebar muncul tiba-tiba dan hilang timbul. Pasien mengatakan

    walaupun dalam keadaan istirahat, jantung berdebar bisa muncul,

    apalagi jika pasien beraktivitas, jantung semakin berdebar. Sebelum

    merasakan sesak dan jantung berdebar, pasien lebih dulu merasa

    lemas, lalu pasien panik kenapa tiba-tiba lemas, setelah itu mulailah

    keluhan sesak dan jantung berdebar. Karena keluhan inilah pasien

    menjadi tidak bersemangat berhenti kerja sebagai penjahit dan hanya

    tinggal di rumah mengurus anak.

    Pada awal tahun 2012, pasien berobat kedokter spesialis penyakit

    dalam. Pasien pun diberi obat dan dirawat jalan. Selama tahun 2012

    sampai tahun 2013 pasien 3 kali periksa ke dokter spesialis penyakit

    dalam dan menjalani pemeriksaan dan meminum obat. Tetapi dari

    pemeriksaan tidak di dapatkan kelainan dan setelah meminum obat

    tidak ada perbaikan. Pasien pun mengaku sedih karena penyakit nya

    tidak kunjung sembuh padahal sudah berobat selama 2 tahun.

    Pasien mempunyai riwayat memakai obat inek dan shabu. Pasien

    terakhir memakai 2 tahun yang lalu. Pasien memakai hanya untuk

    bersenang-senag. Pasien mengaku memakai tidak sering. Pasien

    memakai tanpa di ketahui suamuniya.

    Pasien mengeluhkan sulit tidur sejak lama tetapi memberat dalam

    3 bulan terakhir. Pasien sulit memulai untuk tidur, pasien sering tidur

    jam 02.00. Bila sudah tertidur, pasien mengalami mimpi buruk dan

    terbangun, pasien tidak ingat mimpinya apa. Mimpi buruk bertambah

  • 4

    serring 1 bulan ini. Pasien juga cemas karena memikirkan penyakit

    sesak dan jantung berdebar pasien yang tidak kunjung sembuh. Pasien

    pun merasa bosan hidup jika penyakit pasien tidak kunjung sembuh.

    Sehari harinya pasien tidak bersemangat dirumah dan sedih

    memikirkan penyakitnya.

    Pasein memang makan sedikit saja sejak perceraian. Makan 1

    piring selalu tidak habis. Pasien juga mengeluhkan mual dan nyeri di

    ulu hati sejak 2 minggu ini tetapi tidak sampai muntah. Pasien

    periksa ke dokter dan dikatakan menderita maag. Pasien bisa tinggal di

    rumah orang tu, maupun tinggal di rumah suami. Pasien jarang

    berkomunikasi dengan tetangga dan lebih cenderung didalam rumah.

    Pasien tidak ada mendengar suara bisikan maupun melihat bayangan.

    Alloanamnesis

    Menurut ibu pasien, pasien memang mengeluhkan sesak dan

    jantung berdebar sudah lama 2 tahun yang lalu. Menurut ibu pasien,

    pasien menjadi lebih murung dan sedih semenjak sakit ini. Setelah

    bercerai pasien tidak menunjukkan sikap yang aneh, seolah sehat saja.

    Ibu pasien pun tidak tahu alasan mengapa anaknya bercerai. Ibu pasien

    mengatakan pasien berhenti bekerja karena sudah tidak sanggup

    karena sakitnya pasien. Pasien kehilangan semangat bekerja dan

    beraktivitas dan sedih. Pasien banyak tinggal di dalam rumah ibu

    pasien untuk mengurus anak dan dirumah suami untuk mengurus

    suami daripada beraktivitas diluar rumah misalnya ketetangga atau

  • 5

    kemasyarakat. Sebelum sakit ini, pasien tampak aktif dan tidak

    murung. Sebelum sakit pasien rajin bekerja untuk menafkahi kedua

    anknya. Ibu pasien tidak tahu tentang anaknya memakai obat inek dan

    shabu. Sebulan ini apabila pasien tidur dirumah ibu pasien, pasien

    memang terlihat sulit tidur.

    D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

    Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami sakit yang cukup

    berat dan tidak pernah mengalami gangguan kejiwaan. Os pernah

    mengonsumsi obat-obatan terlarang jenis inex dan shabu, dan tidak

    pernah mengalami kelainan atau gangguan mental dan perilaku. Tidak

    ada riwayat demam tinggi hingga penurunan kesadaran. Tidak ada

    riwayat trauma kepala. Tidak ada riwayat kelainan jiwa dalam

    keluarga

    E. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

    1. Riwayat Prenatal

    Menurut ibu pasien, pasien merupakan anak yang di inginkan.

    Selama pasien dalam kandungan, ibu pasien tidak pernah

    mengalami masalah kesehatan yang serius. Lahir cukup bulan,

    dilahirkan spontan dan langsung menangis, tidak ada cacat bawaan.

    2. Riwayat Masa Bayi (0-1.5 Tahun) Basic Trust vs Mistrust

    Menurut sepengetahuan ibu pasien, pasien dirawat dengan penuh

    kasih sayang dan ibu pasien memberi ASI dengan ikhlas tanpa

  • 6

    paksaan. Ibu pasien tidak pernah memarahi pasien. Pasien rawat

    oleh kedua orang tuanya. Tumbuh kembang normal seperti bayi

    seusianya. Pasien diberikan ASI oleh ibunya sampai berumur 1

    tahun.

    3. Riwayat usia 1,5- 3 tahun Autonomy vs Shame and Doubt

    Menurut sepengetahuan ibu pasien, Pasien bebas bermain dan

    bejalan-jalan. Ibu pasien jarang memarahi pasien kecuali sudah

    bermain kelewatan. Riwayat tumbuh kembang baik seperti anak

    seusianya. Tidak ada keterlambatan dalam tumbuh kembangnya,

    gizi cukup.

    4. Riwayat usia 3 - 6 tahun Initiative vs Guilt

    Menurut sepengetahuan ibu pasien, pasien suka bermain dengan

    mainan dan juga dengan teman sebayanya. Pasien jarang

    bertengkar dengan temannya.

    5. Riwayat usia 6 12 tahun Industry vs Inferiority

    Menurut sepengetahuan ibu pasien, pasien sudah bersekolah di

    Sekolah Dasar, saat sekolah prestasi pasien biasa-biasa saja dan

    tidak pernah tinggal kelas. Pasien termasuk anak yang suka

    bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya dan mempunyai cukup

    banyak teman. Pasien tidak pernah merasa minder ataupun menjadi

    pendiam dirumah.

    6. Riwayat usia 12 18 tahun Identity vs Role Diffusion

    Menurut sepengetahuan ibu pasien, pasien mulai menyukai lawan

  • 7

    jenis. Pasien bukan seseorang yang suka melanggar peraturan dan

    suka mencari perhatian, bukan pencuriga dan pendendam, tidak

    sombong, tidak perfeksionis, tidak suka berdandan berlebihan.

    Pasien mengaku hubungannya dengan keluarga cukup dekat, tidak

    ada hal yang disembunyikan oleh pasien kepada keluarganya.

    Pasien mulai memikirkan untuk menikah.

    7. Riwayat Pendidikan

    Pasien bersekolah sampai tingkat SMA. Saat bersekolah prestasi

    pasien biasa saja, dan tidak pernah tinggal kelas. Pasien juga selalu

    mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan dari sekolah.

    8. Riwayat Pekerjaan

    Pasien bekerja sebagai seorang penjahit, tetapi berhenti 2 tahun

    yang lalu. Sekarang sebagai ibu rumah tangga.

    9. Riwayat Perkawinan

    Pasien menikah pertama kali tahun 2002 dan bercerai tahun 2009.

    Menikah kembali tahun 2011.

    F. RIWAYAT KELUARGA

    Pasien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Di keluarga

    tidak ada yang pernah mengalami gangguan jiwa termasuk hal serupa

    dengan pasien.

  • 8

    Genogram :

    Herediter (-)

    Ket : Laki-laki Penderita

    perempuan

    G. RIWAYAT SITUASI SEKARANG

    Pasien tinggal bersama ibu, bapak dan dua anaknya. Pasien juga

    kadang tinggal di rumah suaminya. Pasien merupakan anak ketiga.

    Saat ini hubungan pasien dengan suami, bapak, ibu dan dua anaknya

    baik-baik saja, tidak ada masalah. Saat ini pasien hidup berkecukupan

    saja.

    H. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN LINGKUNGANNYA

    Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak

  • 9

    memahami penyebab sakitnya.

    III. STATUS MENTAL

    A. DESKRIPSI UMUM

    1. Penampilan

    Pada saat datang ke Poliklinik Jiwa RSUD Ulin tanggal 21 Januari

    2014

    Seorang perempuan, dengan perawakan pendek, bertubuh kurus,

    kulit kulit sawo matang. Tampak terawat dan rapi. Datang

    menggunakan kaos lengan panjang warna jingga, serta menggunakan

    jeans panjang warna biru dan kerudung putih. Wajah terlihat sedih

    tidak bersemangat.

    2. Kesadaran

    Baik, kompos mentis

    3. Perilaku dan aktifitas psikomotor

    hipoaktif

    4. Pembicaraan

    Koheren.

    5. Sikap terhadap pemeriksa

    Kooperatif

    6. Kontak psikis

    Kontak ada, wajar dan dapat dipertahankan.

  • 10

    B. KEADAAN AFEKTIF, PERASAAN, EKSPRESI AFEKTIF

    SERTA EMPATI

    1. Afek : Hipothym

    2. Ekspresi afektif : Sedih

    3. Keserasian : Appropriate

    4. Empati : Dapat dirabarasakan

    C. FUNGSI KOGNITIF

    1. Kesadaran : Jernih

    2. Orientasi

    - Waktu : baik

    - Orang : baik

    - Tempat : baik

    - Situasi : baik

    3. Konsentrasi : dapat berkonsentrasi

    4. Daya ingat

    - Segera : baik

    - Jangka pendek : baik

    - Jangka panjang : baik

    5. Intelegensi dan pengetahuan umum : sesuai dengan taraf pendidikan

    dan usia. Dapat meyelesaikan SLTA, IQ = 90-110.

    6. Pikiran abstrak : baik

  • 11

    7. Kemampuan menolong diri sendiri baik

    D. GANGGUAN PERSEPSI

    1. Halusinasi : Tidak ada

    2. Depersonalisasi/derealisasi : Tidak ada

    E. PROSES PIKIR

    1. Arus pikir

    - Produktivitas : baik, pasien dapat menjawab apabila

    ditanya

    - Kontuinitas : relevan, sesuai pertanyaan

    - Hendaya berbahasa : tidak ada

    2. Isi pikir

    a. Preokupasi : tidak ada

    b. Waham : tidak ada

    Bentuk pikir

    a. Autistik : tidak ada

    F. PENGENDALIAN IMPULS

    Terkendali

    G. DAYA NILAI

    1. Daya nilai sosial : tidak terganggu

    2. Uji daya nilai : tidak terganggu

    3. Penilaian realitas : tidak terganggu

    H. TILIKAN

  • 12

    Derajat 4 : Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun

    tidak memahami penyebab sakitnya.

    I. TARAF DAPAT DIPERCAYA

    Dapat dipercaya

    IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

    A. STATUS INTERNUS

    a. Keadaan umum : baik

    b. Tanda vital : TD : 110/80 mmHg N : 92 x/menit

    R : 20 x/menit T : 36,40C

    c. Bentuk badan : agak kurus

    d. Kulit : sawo matang

    e. Kepala

    - Rambut hitam.

    - Bentuk normal.

    - Wajah simetris.

    - Mata : palpebra tidak edema dan hiperemi, alis dan bulu mata

    tidak rontok, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,

    produksi air mata dalam batas normal.

    - Pupil : diameter 3 mm/3 mm, isokor, refleks cahaya +/+

    normal.

    - Kornea : refleks kornea +/+ normal.

    - Telinga : bentuk dalam batas normal, sekret tidak ada,

    serumen minimal.

  • 13

    - Hidung : bentuk normal, tidak ada pernafasan cuping hidung,

    tidak ada epistakesis, kotoran hidung minimal.

    - Mulut : bentuk normal, mukosa lembab, gusi tidak berdarah

    dan tidak bengkak.

    - Lidah : tidak kotor, tepi hiperemi, tremor (-).

    - Pharing : tidak hiperemi.

    - Tonsil : warna merah muda, tidak ada pembesaran.

    f. Leher : vena jugularis : pulsasi tidak terlihat, tekanan tidak

    meningkat, tidak ada pembesaran KGB, tidak kaku kuduk, tidak

    ada massa dan tortikolis.

    g. Thoraks :

    Inspeksi : bentuk simetris, tidak retraksi, ritme pernafasan

    cepat, frekuensi 20x/menit

    Palpasi : fremitus vokal simetris

    Perkusi : sonor

    Auskultasi : vesikuler, tidak ada rhonki, tidak ada wheezing

    h. Jantung :

    Inspeksi : tidak tampak voussure cardiac, pulsasi ataupun

    iktus

    Palpasi : thrill tidak ada, apex teraba di ICS V LMK kiri

    Perkusi : Batas kanan : ICS IV LPS kiri

    Batas kiri : ICS V LMK kiri

    Batas atas : ICS II LPS kanan

  • 14

    Auskultasi : S1 dan S2 tunggal, murmur tidak ada

    i. Abdomen :

    Inspeksi : bentuk datar, simetris

    Palpasi : tidak ada massa dan nyeri tekan di epigastrium

    Perkusi : timpani, tidak ada tanda-tanda ascites

    Auskultasi : bising usus normal

    j. Ekstremitas :

    - Atas : tidak ada edema dan sianosis , parese (-)

    - Bawah : tidak ada edema dan sianosis , parese (-)

    B. STATUS NEUROLOGIS

    Nervus I-XII : tidak ada kelainan

    Gejala rangsang meningeal : tidak ada

    Gejala TIK meningkat : tidak ada

    Refleks fisiologis : normal

    Refleks patologis : tidak ada

    V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

    Autoanamnesa

    - Pasien menikah paada tahun 2002 dan bercerai pada tahun 2009,

    pasien bercerai dengan suaminya. Pasien menikah kembali pada

    pertengahan tahun 2011. Tetapi pasien merasa suaminya sekarang

    tidak sesuai dengan harapannya. Pasien mengeluhkan sesak sejak akhir

  • 15

    tahun 2011, 4 bulan setelah menikah untuk kedua kalinya. Sesak

    muncul tiba-tiba dan hilang timbul. Sesak sesak sampai tidak bisa

    beraktivitas. Pasien juga merasa cepat lelah yang muncul bersaan

    dengan sesak. Pasien juga mengeluhkan jantung berdebar. Pasien

    mengeluhkan jantung berdebar yang muncul bersamaan dengan sesak.

    Sebelum merasakan sesak dan jantung berdebar, pasien lebih dulu

    merasa lemas, lalu pasien panik kenapa tiba-tiba lemas, setelah itu

    mulailah keluhan sesak dan jantung berdebar. Karena keluhan inilah

    pasien menjadi tidak bersemangat berhenti kerja sebagai penjahit dan

    hanya tinggal di rumah mengurus anak.

    - Pasien sudah periksa ke dokter, tetapi dari pemeriksaan tidak di

    dapatkan kelainan dan setelah meminum obat tidak ada perbaikan.

    Pasien pun mengaku sedih karena penyakit nya tidak kunjung sembuh

    padahal sudah berobat selama 2 tahun.

    - Pasien mempunyai riwayat memakai obat inek dan shabu. Pasien

    terakhir memakai 2 tahun yang lalu.

    - Pasien mengeluhkan sulit tidur sejak lama tetapi memberat dalam

    3 bulan terakhir. Bila sudah tertidur, pasien mengalami mimpi mimpi

    buruk dan bertambah sering 1 bulan ini.

    - Pasien juga cemas karena memikirkan penyakit sesak dan jantung

    berdebar pasien yang tidak kunjung sembuh. Pasien pun merasa bosan

    hidup jika penyakit pasien tidak kunjung sembuh. Sehari harinya

    pasien tidak bersemangat dirumah dan sedih memikirkan penyakitnya.

  • 16

    - Pasein memang makan sedikit saja sejak perceraian. Pasien juga

    mengeluhkan mual dan nyeri di ulu hati sejak 2 minggu ini tetapi

    tidak sampai muntah.

    - Perilaku dan aktifitas psikomotor : hipoaktif

    - Afek : Hipothym

    - Ekspresi afektif : Sedih

    - Derajat 4 : Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan

    namun tidak memahami penyebab sakitnya.

    VI. EVALUASI MULTIAKSIAL

    a. Aksis I : F32.1 Episode Depresif Sedang

    dd. F33.1 Gangguan Depresif Berulang,

    Episode Kini Berulang

    dd. F41.2 Gangguan Campuran Anxietas Dan

    Depresi

    b. Aksis II : None

    c. Aksis III : None

    d. Aksis IV : Masalah Keluarga

    e. Aksis V : GAF SCALE 70-61= beberapa gejala ringan

    dan menetap,disabilitas ringan dalam fungsi

    secara umum masih baik

  • 17

    VII. DAFTAR MASALAH

    1. Organobiologik

    Tidak ada

    2. Psikologik

    Perilaku dan aktivitas psikomotor hipooaktif, afek hypothym, ekspresi

    afektif sedih. tilikan derajat empat

    3. Keluarga/ sosial

    Tidak ada masalah dalam keluarga pasien

    VIII. PROGNOSIS

    a. Diagnosis penyakit : baik

    b. Perjalanan penyakit : baik

    c. Ciri kepribadian : baik

    d. Stressor psikososial : buruk

    e. Riwayat herediter : baik

    f. Usia saat menderita : baik

    g. Pola keluarga : baik

    h. Pendidikan : kurang

    i. Aktivitas pekerjaan : baik

    j. Ekonomi : baik

    k. Lingkungan Sosial : buruk

    l. Organobiologik : baik

    m. Pengobatan psikiatrik : baik

  • 18

    n. Ketaatan berobat : kurang

    Kesimpulan : dubia ad bonam

    IX. RENCANA TERAPI

    - Psikofarmaka : Sandapril 1 x 50 mg/hari

    Clobazam 2 x 10 mg/hari

    - Psikoterapi : Support terhadap penderita dan terapi keluarga (Familial

    terapi)

    -Usulan pemeriksaan penunjang : Urin :benzodiazepin, amfetamin, opioid,

    kokkain

    X. DISKUSI

    Diagnosis pada pasien ini adalah episode depresif sedang. Pasien

    memenuhi kriteria depresi. Depresi dibagi menjadi dua gejala, gejala utama

    dan gejala lainnya. Gejala utama (pada derajat ringan, sedang, dan berat)

    yaitu:1

    - Afek depresif

    - Kehilangan minat dan kegembiraan, dan

    - Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan

    mudah lelah( rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja)

    dan menurunnya aktivitas.

    Gejala lainnya:

    - Konsentrasi dan perhatian berkurang

    - Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

  • 19

    - Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

    - Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

    - Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

    - Tidur terganggu

    - Nafsu makan berkurang

    Episode depresi ringan

    Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi

    seperti tersebut di atas, ditambah sekurang-kurangnya dua dari gejala

    lainnya, tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya, lamanya

    seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar dua minggu,

    hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan social yang

    biasa dilakukannya, dengan atau tanpa gejala somatik.

    Episode depresi sedang

    Sekurang-kurangnya harus ada dua atau tiga gejala utama depresi

    seperti pada episode depresi ringan, ditambah sekurang-kurangnya

    tiga (dan sebaliknya empat) dari gejala lainnya, lamanya seluruh

    episode berlangsung minimum sekitar dua minggu, menghadapi

    kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan social, pekerjaan dan

    urusan rumah tangga, dengan atau tanpa gejala somatik.

    Episode depresi berat dengan gejala psikotik

    Semua 3 gejala utama depresi harus ada ditambah sekurang-

    kurangnya 4 dari gejala lainnya dan beberapa diantaranya harus

    berintensitas berat, bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau

  • 20

    retardasi psikomotor) yang mencolok, maka pasien mungkin tidak

    mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara

    rinci.

    Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap

    episode depresi berat masih dapat dibenarkan. Episode depresi

    biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan

    tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih

    dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang

    dari 2 minggu.

    Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan

    masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk menegakkan diagnosis, akan

    tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa

    beratnya dan berlangsung cepat. Untuk kategori diagnosis episode depresif

    ringan, sedang, dan berat hanya digunakan untuk episode depresi tunggal

    (yang pertama). Episode depresif berikutnya harus diklasifikasikan di

    bawah salah satu diagnosis gangguan depresif berulang.1

    Jenis saraf asendens yang mengandung noradrenalis dan 5-

    hidroksitriptamin menginervasi lobus limbik dan neokorteks. Meningkatnya

    aktivitas sarat noradrenergik akan menimbulkan meningkatnya keterjagaan,

    meningkatnya aktivitas araf 5-hidrositriptamin akan meningkatkan respons

    terhadap stimulus yang bersifat aversif. 2

    Antagonis reseptor serotonin (5-HTZ) terbukti bersifat anxiolitik. Efek

    ini didapat dengan menurunkan sensitivitas reseptor 5-HTZ. 2

  • 21

    Saraf yang mengandung gamma-amino butiryc acid (GABA) merupakan

    inhibisi utama di otak. Ia menurunkan aktivitas neuron lain termasuk neuron

    monoamin. Obat yang meningkatkan fungsi GABA (barbiturat dan

    benzodiazepin) merupakan anxiolitik yang poten. Benzodiazepin bekerja

    melalui reseptor yang berada di lobus limbik dan neokorteks, memodulasi

    reseptor GABA-A postsinaps sehingga meninkatkan efek GABA.2

    Terapi yang direncanakan pada penderita ini adalah berupa

    Farmakoterapi yaitu sandepril 1x50 mg sebagai pengobatan depresi dan

    clobazam 2 x 10 mg perhari sebagai gangguan cemas yang dirasakan pasien.

    Rehabilitasi harus sesuai dengan minat dan bakat. Pada pasien ini

    belum dilakukan psikotest sehingga belum masuk Rehabilitasi. Pasien masih

    dalam pengawasan keperawatan untuk kemudian bisa mengikuti terapi

    tersebut. Diharapkan nantinya psikoterapi suportif individu atau kelompok

    bisa membantu pada kasus ini dan melakukan bimbingan praktis untuk

    mengembalikan penderita kemasyarakat.

    Obat antidepresi terbagi banyak golongan. Tiga golongan terbesar adalah

    golongan trisiklik, inhibitor monoaminoiksidase, dan inhibitor ambilan

    kembali serotonin (SSRI). Golongan trisiklik contohnya amitriptillin,

    imipramin, klomipramin, maprotilin dan amoksapin. Golongan inhibitor

    monoaminoksidase contohnya moklobemid, sedangkan SSRI yang beredar

    contohnya fluoxetin, sertralin, paroxetin.2

    Efek samping obat antidepressan terbagi atas (1) efek antikolinergik:

    mulut kering, mata kabur, gangguan akomodasi, meningkatnya tekanan

  • 22

    intraokular, konstipasi, hipotensi postural, retensi urine,berkeringat, ileus (2)

    efek susunan saraf pusat:pusing, kelelahan, tremor, bingung, disartria,

    insomnia, kejang, mendadak jatuh, eksaserbasi gejalan psikotik.(3)

    kardiovaskular : hipotensi, takikardia sinus, aritmia, konduksi

    atrioventrikular terganggu (4) hematologis : depresi sumsum tulang,

    leukopenia, agranulositosis, purpura, trombositopenia, anemia hemolitik,

    hiponatremia (jarang pada SSRI) dan (5) lain-lain : hipo atau hipernatremia,

    gangguan pernapasan, gangguan libido, eksantema, tinitus, keluhan

    gastrointestinal, gangguan fungsi hepar, berat badan bertambah.2

    Pada keadaan overdosis/intoksikasi trisiklik dapat timbul Atropine toxic

    syndrome dengan gejala eksitasi SSP,hipertensi, hiperpireksia, konvulsi,

    toxic confusional state.3

    Pada pasien ini diberikan Sandepril dan Clobazam. Sandepril (Maprotiline

    Hydrocloride) merupakan golongan antidepressan trisiklik sedangkan

    Clobazam merupakan anti-anxietas. Alasan diberikannya Clobazam adalah

    untuk mengurangi gejala anxietas ringan yang muncul. Efek samping obat

    Anti-Anxietas dapat berupa:

    Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor

    menurun, kemampuan kognitif melemah)

    Relaksasi otot(rasa lemas, cepat lelah, dll) 4

  • 23

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkasan dari PPDGJ-III. Jakarta : PT Nuh Jaya, 2001.

    2. Maramis WF, Albert AM. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi Kedua. Surabaya : Airlangga University Press, 2009..

    3. Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Obat Psikotropik Edisi Ketiga. Jakarta: PT Nuh Jaya, 2007.

    4. Yates WR. Anxiety Disorder. Medscape.com. Diakses tanggal 4 April 2013.