f pesta penggembira - ftp.unpad.ac.id filesepak bola terbesar di benua asia. tentu menarik untuk...

1
PERGELARAN AFC Asian Cup 2011 telah dimulai. Sebanyak 16 negara bersaing untuk men- jadi yang terbaik pada hajatan sepak bola terbesar di benua Asia. Tentu menarik untuk menyimak sepak terjang para pemain yang akan berjuang keras membela negara masing- masing pada turnamen yang berlangsung di Doha, Qatar, selama tiga pekan ini. Sejumlah pemain diprediksi akan mampu bersinar di ajang empat tahunan ini. Mereka adalah bintang milik tim-tim unggulan yang memiliki statis- tik permainan menanjak sejak penyisihan hingga lolos ke putaran nal. Sedikitnya lima pemain diprediksi akan mengundang decak kagum di negara yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 ini, yakni Park Ji-sung (Korea Selatan), Tim Cahill (Australia), Yasser Al-Qahtani (Arab Saudi), Shinji Kagawa (Jepang), dan Younis Mahmoud (Irak). Sebelum perhelatan, bebera- pa di antara mereka pun telah sesumbar. Park, yang men- jadi kapten Taeguk Warriors, menegaskan siap memimpin timnya untuk mempersem- bahkan tro. Apalagi, gelan- dang Manchester United ini telah menyatakan bahwa Piala Asia kali ini merupakan akhir kariernya bersama timnas. “Begitu lama kami tidak lagi memenangi Piala Asia sejak 1960. Kami sudah mem- persiapkan diri dengan baik, target kami menjadi juara. Kami harus memulainya de- ngan baik di penyisihan,” cetus gelandang yang mendapat julukan manusia dengan tiga paru-paru karena kekuatan dan kecepatannya ini. Benar, ambisi Park bisa saja terhadang di fase grup kare- na harus menyisihkan rival terkuat Australia. Negara yang baru bergabung secara resmi dengan AFC pada 2007 itu memiliki sejumlah bintang yang bermain di Liga Utama Inggris, salah satunya adalah Cahill. Striker Everton ini tampak- nya bakal menjadi batu san- dungan bagi Korsel. Apalagi, the Socceroos telah belajar dari pengalaman pada keikutser- taan mereka untuk pertama ka- linya pada Piala Asia 2007 yang digelar di empat negara Asia Tenggara, Indonesia, Vietnam, Thailand, dan Malaysia. “Sulit mengatakan jika kami adalah tim favorit di Piala Asia kali ini. Saya sibuk dengan Everton, begitu juga rekan- rekan saya. Tetapi, kami akan mengerahkan kemampuan sebaik mungkin, menghormati lawan, dan tidak mengulang ke- salahan empat tahun lalu,” kata pemain yang memiliki darah Samoa dari ibundanya ini. Bukan cuma kedua Park dan Cahill yang pantas diso- rot. Top scorer Piala Asia 2007, Al-Qahtani, juga menyatakan ambisi yang sama. “Kami pu- nya ambisi besar dengan status tim favorit. Fan Arab Saudi tidak puas hanya sebagai run- ner up,” kata bomber 28 tahun yang mendapat julukan the Sniper ini. Favorit lainnya, Jepang, juga memiliki Kagawa yang men- julang bersama klub Jerman Borussia Dortmund. Adapun Irak akan kembali mengusung semangat nasionalisme seperti ketika meraih gelar untuk per- tama kalinya pada edisi ke-16 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 29 Juli 2007 lalu. “Ambisi kami menjadi juara lagi. Dengan memenangi piala dulu, kami sudah melakukan apa yang tidak bisa dilakukan oleh Amerika dan pemerin- tah (Irak), yaitu menyatukan negara kami,” tegas Mahmoud, pahlawan kemenangan saat mengalahkan Arab Saudi di - nal. (Berbagai sumber/*/R-3) Ajang Piala Asia diharapkan bisa mengatro level yang lebih ti ANTON KUSTEDJA L UPAKAN pesta sepak bola Asia Tenggara Piala AFF yang baru saja lewat. Itu hanya turnamen level terendah yang akhirnya gagal dimenangi Indonesia. Mulai pekan ini hingga akhir Januari, mata para pencinta sepak bola akan tertuju ke AFC Asian Cup 2011 yang berlangsung di Doha, Qatar. Kompetisi empat tahunan ini semestinya menjadi batu loncatan bagi negara-negara di Asia untuk berprestasi di ajang yang lebih tinggi, Piala Dunia. Faktanya, wakil-wakil dari benua ini selalu menjadi penggembira di pentas paling bergengsi tersebut. Prestasi tertinggi Asia diraih Korea Selatan yang menjadi seminalis pada 2002. Itu pun diiringi sejumlah kontroversi dalam perjalanan mereka pada pesta yang dihelat di nege- ri sendiri bersama dengan Jepang. Pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, langkah Kor- sel dan Jepang ternyata hanya sampai babak 16 besar. Sama dengan Afrika, Ameri- ka Utara dan Tengah, serta Oceania, sepak bola Asia masih tertinggal jika dibandingkan dengan kemajuan yang diraih Eropa dan Amerika Selatan. Melalui Piala Asia yang sudah berlangsung hingga 17 gelaran saat ini, AFC berharap kualitas tim-tim peserta bisa terkatrol ke level dunia. Apalagi, Qatar telah dipasti- kan menjadi tuan rumah Piala Dunia pada 2022 mendatang. Kemenangan yang sempat mengejutkan banyak pihak, termasuk salah satu rival kuat mereka dalam bidding, Amerika Serikat. Karena itu, tantangan bagi negeri gurun pasir ini untuk bisa menyelenggarakan hajatan dengan sukses. “Mendapatkan hak menjadi tuan rumah Piala Dunia men- jadi tekanan tersendiri bagi Qatar untuk menyukseskan Piala Asia,” ujar pakar pe- masaran olahraga dari Univer- sitas Conventry Inggris Simon Chadwick yang melakukan kunjungan ke negara asal Presiden AFC, Mohamed bin Hammam, itu. “Seluruh mata dunia akan tertuju ke negara itu, dan se- mua orang ingin memastikan apakah mereka layak menda- patkan pengakuan. Tantangan pertama adalah menyampaikan pesan dan citra ke luar. Dengan kata lain, panitia penyelengga- ra harus memastikan kesiapan mereka untuk mendapatkan perasaan positif tentang negara itu,” paparnya. Dengan kekayaan gas dan minyak buminya, Qatar mam- pu mendirikan stadion megah dan gedung pencakar langit. Akan tetapi, cuaca panas eks- trem yang bisa berada di atas 40 derajat celsius pada Juni- Juli semula sempat dikhawatir- kan menutup peluang mereka menggelar Piala Dunia yang biasa berlangsung pada bulan itu. Tantangan terberat yang akan dihadapi Qatar amat mungkin masalah logistik menyusul ke- datangan puluhan ribu supor- ter yang akan berduyun-duyun menyaksikan tim mereka ber- laga. Sebagian besar mereka datang dari Jepang, Korsel, Australia, dan Arab Saudi. Padahal, tuan rumah hanya bisa mengandalkan sistem transportasi tanpa dukung- an kendaraan massal metro (dalam kota) yang memadai. Kekacauan bus dan taksi juga kerap terjadi. Adapun sistem penjualan tiket di enam stadion Pesta Penggembira 18 F OKUS O SABTU, 8 JANUARI 2011 | MEDIA INDONESIA Meneropong Bintang yang akan Bersinar AP/SAURABH DAS AFC CUP DIGELAR: Petugas melakukan persiapan untuk upacara pembukaan kejuaraan sepak bola AFC Cup di Doha, Qatar, Rabu (5/1). Turnamen berlangsung mulai 7 Januari hingga 31 Januari 2011.

Upload: nguyenanh

Post on 25-Apr-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: F Pesta Penggembira - ftp.unpad.ac.id filesepak bola terbesar di benua Asia. Tentu menarik untuk menyimak sepak terjang para pemain yang akan berjuang keras membela negara masing-masing

PERGELARAN AFC Asian Cup 2011 telah dimulai. Seba nyak 16 negara bersaing untuk men-jadi yang terbaik pada hajatan sepak bola terbesar di benua Asia. Tentu menarik untuk menyimak sepak terjang para pemain yang akan berjuang keras membela negara masing-masing pada turnamen yang berlangsung di Doha, Qatar, selama tiga pekan ini.

Sejumlah pemain diprediksi akan mampu bersinar di ajang empat tahunan ini. Mereka adalah bintang milik tim-tim unggulan yang memiliki statis-tik permainan menanjak sejak penyisihan hingga lolos ke putaran fi nal.

Sedikitnya lima pemain diprediksi akan mengundang decak kagum di negara yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 ini, yakni Park Ji-sung (Korea Selatan), Tim Cahill (Australia), Yasser Al-Qahtani (Arab Saudi), Shinji Kagawa (Jepang), dan Younis Mahmoud (Irak).

Sebelum perhelatan, bebera-pa di antara mereka pun telah sesumbar. Park, yang men-jadi kapten Taeguk Warriors, menegaskan siap memimpin timnya untuk mempersem-bahkan trofi . Apalagi, gelan-dang Manchester United ini telah menyatakan bahwa Piala Asia kali ini merupakan akhir karier nya bersama timnas.

“Begitu lama kami tidak lagi memenangi Piala Asia sejak 1960. Kami sudah mem-persiapkan diri dengan baik, target kami menjadi juara. Kami harus memulainya de-ngan baik di penyisihan,” cetus gelandang yang mendapat julukan manusia dengan tiga paru-paru karena kekuatan dan kecepatannya ini.

Benar, ambisi Park bisa saja terhadang di fase grup kare-na harus menyisihkan rival terkuat Australia. Negara yang baru bergabung secara resmi dengan AFC pada 2007 itu memiliki sejumlah bintang yang bermain di Liga Utama Inggris, salah satunya adalah Cahill.

Striker Everton ini tampak-

nya bakal menjadi batu san-dungan bagi Korsel. Apalagi, the Socceroos telah belajar dari pengalaman pada keikutser-taan mereka untuk pertama ka-linya pada Piala Asia 2007 yang digelar di empat negara Asia Tenggara, Indonesia, Vietnam, Thailand, dan Malaysia.

“Sulit mengatakan jika kami adalah tim favorit di Piala Asia

kali ini. Saya sibuk dengan Everton, begitu juga rekan-rekan saya. Tetapi, kami akan mengerahkan kemampuan sebaik mungkin, menghormati lawan, dan tidak mengulang ke-salahan empat tahun lalu,” kata pemain yang memiliki darah Samoa dari ibundanya ini.

Bukan cuma kedua Park dan Cahill yang pantas diso-rot. Top scorer Piala Asia 2007, Al-Qahtani, juga menyatakan ambisi yang sama. “Kami pu-nya ambisi besar dengan status tim favorit. Fan Arab Saudi tidak puas hanya sebagai run-ner up,” kata bomber 28 tahun yang mendapat julukan the Sniper ini.

Favorit lainnya, Jepang, juga memiliki Kagawa yang men-julang bersama klub Jerman Borussia Dortmund. Adapun Irak akan kembali mengusung semangat nasionalisme seperti ketika meraih gelar untuk per-tama kalinya pada edisi ke-16 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 29 Juli 2007 lalu.

“Ambisi kami menjadi juara lagi. Dengan memenangi piala dulu, kami sudah melakukan apa yang tidak bisa dilakukan oleh Amerika dan pemerin-tah (Irak), yaitu menyatukan negara kami,” tegas Mahmoud, pahlawan kemenangan saat mengalahkan Arab Saudi di fi -nal. (Berbagai sumber/*/R-3)

Ajang Piala Asia diharapkan bisa mengatrolevel yang lebih ti

ANTON KUSTEDJA

LUPAKAN pesta sepak bola Asia Tenggara Piala AFF yang baru saja lewat. Itu hanya

turnamen level terendah yang akhirnya gagal dimenangi Indonesia. Mulai pekan ini hingga akhir Januari, mata para pencinta sepak bola akan tertuju ke AFC Asian Cup 2011 yang berlangsung di Doha, Qatar.

Kompetisi empat tahunan ini semestinya menjadi batu loncatan bagi negara-negara di Asia untuk berprestasi di

ajang yang lebih tinggi, Piala Dunia. Faktanya, wakil-wakil dari benua ini selalu menjadi penggembira di pentas paling bergengsi tersebut.

Prestasi tertinggi Asia diraih Korea Selatan yang menjadi semifi nalis pada 2002. Itu pun diiringi sejumlah kontroversi dalam perjalanan mereka pada pesta yang dihelat di nege-ri sendiri bersama dengan Jepang. Pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, langkah Kor-sel dan Jepang ternyata hanya sampai babak 16 besar.

Sama dengan Afrika, Ameri-ka Utara dan Tengah, serta

Oceania, sepak bola Asia masih tertinggal jika dibandingkan dengan kemajuan yang diraih Eropa dan Amerika Selatan. Melalui Piala Asia yang sudah berlangsung hingga 17 gelaran saat ini, AFC berharap kualitas tim-tim peserta bisa terkatrol ke level dunia.

Apalagi, Qatar telah dipasti-kan menjadi tuan rumah Piala Dunia pada 2022 mendatang. Kemenangan yang sempat mengejutkan banyak pihak, termasuk salah satu rival kuat mereka dalam bidding, Amerika Serikat. Karena itu, tantangan bagi negeri gurun pasir ini

untuk bisa menyelenggarakan hajatan dengan sukses.

“Mendapatkan hak menjadi tuan rumah Piala Dunia men-jadi tekanan tersendiri bagi Qatar untuk menyukseskan Piala Asia,” ujar pakar pe-masaran olahraga dari Univer-sitas Conventry Inggris Simon Chadwick yang melakukan kunjungan ke negara asal Presiden AFC, Mohamed bin Hammam, itu.

“Seluruh mata dunia akan tertuju ke negara itu, dan se-mua orang ingin memastikan apakah mereka layak menda-patkan pengakuan. Tantangan

pertama adalah menyampaikan pesan dan citra ke luar. Dengan kata lain, panitia penyelengga-ra harus memastikan kesiapan mereka untuk mendapatkan perasaan positif tentang negara itu,” paparnya.

Dengan kekayaan gas dan minyak buminya, Qatar mam-pu mendirikan stadion megah dan gedung pencakar langit. Akan tetapi, cuaca panas eks-trem yang bisa berada di atas 40 derajat celsius pada Juni-Juli semula sempat dikhawatir-kan menutup peluang mereka menggelar Piala Dunia yang biasa berlangsung pada bulan

itu.Tantangan terberat yang akan

dihadapi Qatar amat mungkin masalah logistik menyusul ke-datangan puluhan ribu supor-ter yang akan berduyun-duyun menyaksikan tim mereka ber-laga. Sebagian besar mereka datang dari Jepang, Korsel, Australia, dan Arab Saudi.

Padahal, tuan rumah hanya bisa mengandalkan sistem transportasi tanpa dukung-an kendaraan massal metro (dalam kota) yang memadai. Kekacauan bus dan taksi juga kerap terjadi. Adapun sistem penjualan tiket di enam stadion

Pesta Penggembira 18 FOKUS OSABTU, 8 JANUARI 2011 | MEDIA INDONESIA

Meneropong Bintang yang akan Bersinar

AP/SAURABH DAS

AFC CUP DIGELAR: Petugas melakukan persiapan untuk upacara pembukaan kejuaraan sepak bola AFC Cup di Doha, Qatar, Rabu (5/1). Turnamen berlangsung mulai 7 Januari hingga 31 Januari 2011.