f. analisa kritikal - rareplanet.org · wawancara dengan 5 orang petani dan pencari kayu bakar...

16
100 F. ANALISA KRITIKAL Analisa Kritikal memberikan kesempatan untuk melihat hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan kampanye dan di bagian mana perbaikan-perbaikan dapat dilakukan. Bab ini dirancang untuk kebutuhan lembaga yang telah bergerak ke tahap “tindak lanjut” proyek, namun juga dapat dimanfaatkan untuk berbagi pengalaman dan pembelajaran berharga dengan manajer-manajer kampanye lain yang kemungkinan mengerjakan tema yang sama. Tinjauan Kritikal Tinjauan Kritikal ini merefleksikan hal-hal yang telah berjalan dengan baik dan hal-hal yang mungkin dilakukan lebih baik. Bab ini diharapkan akan menjadi sumber yang berharga untuk Manajer-Manajer Kampanye lain yang menjalankan kampanye dengan tema yang sama, serta lembaga saya sendiri saat kami bergerak maju dengan menggunakan proses Pride untuk mengatasi isu-isu lain, termasuk pengelolaan bersama yang melibatkan masyarakat yang hidup di sekitar kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Bab ini akan meninjau: (i) proses perencanaan dan (ii) proses pelaksanaan dengan membingkainya dalam 3K (3C) Rare. Bab ini juga akan melihat beberapa media yang digunakan untuk menyampaikan pesan, menyoroti media-media yang efektif dan yang tidak efektif, serta pelaksanaan strategi penyingkiran halangan. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek Workshop Stakeholder Proses Perencanaan Proyek dimulai dengan mengadakan Workshop Stakeholder yang mengambil tema “Melestarikan Sumberdaya Alam Bali Barat” pada tanggal 5 Pebruari 2009 di Balai Desa Sumberklampok. Sebanyak 41 orang dari 13 stakeholder yang mempunyai kepentingan terhadap kawasan hutan Bali Barat ikut berpartisipasi. Mereka berasal dari Lembaga Mitra (Yayasan Seka), Taman Nasional Bali Barat (TNBB), Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun), Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak), Dinas Pendidikan Nasional (Diknas), Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, Desa Adat, Sekaha Tani Jembrana (STJ), Sekaha Tani Buleleng (STB), Tokoh Masyarakat, Guru dan Kelompok Tani yang beranggotakan petani dan pencari kayu bakar. Tantangan yang dihadapai selama mempersiapkan Workshop Stakeholder adalah mengidentifikasi dan memetakan stakeholder yang akan diundang. Hal ini perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif dari berbagai stakeholder yang ada di kawasan Bali Barat

Upload: buiquynh

Post on 06-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: F. ANALISA KRITIKAL - rareplanet.org · Wawancara dengan 5 orang petani dan pencari kayu bakar dilakukan secara terpisah (satu per satu). Dari rantai faktor yang telah dibuat Dari

100

F. ANALISA KRITIKAL

Analisa Kritikal memberikan kesempatan untuk melihat hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan

pelaksanaan kampanye dan di bagian mana perbaikan-perbaikan dapat dilakukan. Bab ini dirancang untuk kebutuhan lembaga yang

telah bergerak ke tahap “tindak lanjut” proyek, namun juga dapat dimanfaatkan untuk berbagi pengalaman dan pembelajaran berharga

dengan manajer-manajer kampanye lain yang kemungkinan mengerjakan tema yang sama.

Tinjauan Kritikal

Tinjauan Kritikal ini merefleksikan hal-hal yang telah berjalan dengan baik dan hal-hal yang mungkin dilakukan lebih baik. Bab ini diharapkan

akan menjadi sumber yang berharga untuk Manajer-Manajer Kampanye lain yang menjalankan kampanye dengan tema yang sama, serta

lembaga saya sendiri saat kami bergerak maju dengan menggunakan proses Pride untuk mengatasi isu-isu lain, termasuk pengelolaan

bersama yang melibatkan masyarakat yang hidup di sekitar kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Bab ini akan meninjau: (i) proses

perencanaan dan (ii) proses pelaksanaan dengan membingkainya dalam 3K (3C) Rare. Bab ini juga akan melihat beberapa media yang

digunakan untuk menyampaikan pesan, menyoroti media-media yang efektif dan yang tidak efektif, serta pelaksanaan strategi penyingkiran

halangan.

Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek

Workshop Stakeholder

Proses Perencanaan Proyek dimulai dengan mengadakan Workshop Stakeholder yang mengambil tema “Melestarikan Sumberdaya Alam Bali

Barat” pada tanggal 5 Pebruari 2009 di Balai Desa Sumberklampok. Sebanyak 41 orang dari 13 stakeholder yang mempunyai kepentingan

terhadap kawasan hutan Bali Barat ikut berpartisipasi. Mereka berasal dari Lembaga Mitra (Yayasan Seka), Taman Nasional Bali Barat

(TNBB), Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun), Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak), Dinas Pendidikan Nasional (Diknas),

Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, Desa Adat, Sekaha Tani Jembrana (STJ), Sekaha Tani Buleleng (STB), Tokoh Masyarakat, Guru dan

Kelompok Tani yang beranggotakan petani dan pencari kayu bakar.

Tantangan yang dihadapai selama mempersiapkan Workshop Stakeholder adalah mengidentifikasi dan memetakan stakeholder yang akan

diundang. Hal ini perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif dari berbagai stakeholder yang ada di kawasan Bali Barat

Page 2: F. ANALISA KRITIKAL - rareplanet.org · Wawancara dengan 5 orang petani dan pencari kayu bakar dilakukan secara terpisah (satu per satu). Dari rantai faktor yang telah dibuat Dari

101

serta kepentingan yang mereka bawa ketika diundang dalam pertemuan. Dari hasil pemetaan stakeholder didapatkan beberapa pola hubungan

yang terjadi diantara stakeholder selama ini, yaitu (1) hubungan yang kurang harmonis (TNBB, Dishutbun, petani dan pencari kayu bakar), (2)

jarang berhubungan (Distanak dengan kelompok tani, STJ dan STB), (3) tidak pernah berhubungan (TNBB dengan Distanak dan kelompok

tani), dan (4) sering berhubungan (TNBB, Yayasan SEKA, STJ dan STB).

Setelah semua stakeholder yang akan diundang sudah terpetakan, maka strategi yang disusun

untuk meminimalisir munculnya permasalahan khususnya akibat dari hubungan yang kurang

harmonis adalah dengan melakukan pendekatan kepada masing-masing pihak untuk

menjelaskan maksud dan tujuan dari kegiatan yang akan dilakukan serta meminta partisipasi

mereka untuk hadir dan berkontribusi dalam pertemuan. Khusus untuk petani dan pencari

kayu bakar pendekatan dilakukan melalui kelompok tani dan kunjungan informal ke tokoh

petani dan pencari kayu bakar untuk mendapatkan dukungan dari kegiatan yang akan

dilakukan serta menjelaskan bahwa workshop stakeholder bukan sebagai ajang untuk saling

menghakimi atau mencari kesalahan salah satu pihak, tetapi sebagai media bersama dari

semua pihak untuk mengidentifikasi dan menganalisa masalah/ancaman serta mencoba untuk

mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah.

Hasil dari penerapan strategi melalui pendekatan kepada berbagai pihak ternyata membuahkan

hasil positif. Pada saat pelaksanaan workshop stakeholder, sepanjang sesi sama sekali tidak

muncul konflik dan hampir seluruhnya positif. Proses yang dibangun Manajer kampanye

berusaha keras untuk menjadi fasilitator yang netral dan tidak bersikap menghakimi.

Pertemuan ini akhirnya menghasilkan model konsep awal yang disepakati bersama oleh

peserta pertemuan. Bahkan Kepala Desa Sumberklampok, Putu Artana berkomentar positif terhadap pertemuan ini dan sangat mendukung

dengan program yang akan dilaksanakan oleh manajer kampanye. Beliau memberikan sambutan dan pembukaan acara workshop stakeholder

“Selama delapan tahun saya menjadi Kepala Desa, baru kali ini saya merasa dihargai oleh Taman Nasional Bali Barat dengan mendiskusikan

permasalahan di kawasan TNBB yang menyangkut masyarakat Saya”.

Workshop stakeholder menghasilkan Model konsep awal untuk kawasan TNBB yang terdiri dari 2 sasaran konservasi, yaitu hutan hujan dataran

rendah dan populasi Jalak Bali. Model konsep hasil dari workshop Stakeholder dimasukkan ke perangkat lunak Miradi3 yang digunakan untuk

mengembangkan dan memasukkan model ke dalam tatanama standar menggunakan klasifikasi ancaman yang dikembangkan oleh IUCN.

3 Miradi dikembangkan untuk membantu praktisi konservasi dalam proses pengelolaan adaptif yang diringkas dalam standar terbuka untuk praktik konservasi yang

dikembangkan oleh Conservation Measures Partnership’s (www.miradi.org).

Foto 11 Workshop Stakeholder Bali Barat

Page 3: F. ANALISA KRITIKAL - rareplanet.org · Wawancara dengan 5 orang petani dan pencari kayu bakar dilakukan secara terpisah (satu per satu). Dari rantai faktor yang telah dibuat Dari

102

Hasil pemeringkatan ancaman menunjukkan bahwa pengambilan kayu bakar dari sisi lingkup (area) adalah sangat tinggi, dimana ancaman

kemungkinan besar akan menyebar ke seluruh atau sebagian besar lokasi. Dari sisi tingkat kerusakan sangat tinggi dimana ancaman

kemungkinan besar menghancurkan atau menghilangkan sasaran konservasi pada beberapa bagian di lokasi, Untuk faktor ketakberbalikan

adalah sedang, dimana akibat ancaman langsung dapat dibalikkan dengan komitmen sumber daya yang layak (misalnya membuat kebun energi

sebagai sumber kayu bakar).

Hal tersebut dibuktikan dengan hasil survey pra kampanye dimana setidaknya terdapat 147 petani dan pencari kayu bakar di 9 desa yang

mengambil kayu bakar dari hutan TNBB. Bukti penguat lainnya adalah hasil dari wawancara dengan petani dan pencari kayu bakar didapatkan

informasi dalam sehari rata-rata melakukan pengambilan kayu bakar sebanyak 3 kali, dan dalam sekali pengambilan volume kayu bakar sebesar

0,75 m3. Sehingga dalam sehari tingkat kerusakan hutan akibat pengambilan kayu bakar diperkirakan sebesar 330,75 m

3 (147 orang x 3 kali

pengambilan x 0,75 m3). Lokasi pengambilan kayu bakar tersebar di seluruh lokasi hutan sehingga dari sisi tingkat kerusakan sangat tinggi.

Pengambilan kayu bakar dilakukan secara sistematis. Mereka menebang pohon, kemudian dibiarkan mengering, dan setelah kering baru

dipotong kecil-kecil menjadi kayu bakar. Alat yang mereka gunakan adalah gergaji tangan dan kapak. Sedangkan alat transportasi untuk

pengangkutan kayu bakar dari hutan ke rumah adalah sepeda motor dan sepeda gayung yang telah dimodifikasi sehingga mampu memuat cukup

banyak kayu bakar.

Foto 12 Proses eksekusi pohon menjadi kayu bakar

Setelah melakukan analisis peringkat ancaman formal akhirnya diputuskan untuk memusatkan diri kepada pengambilan kayu bakar sebagai

ancaman dengan peringkat tertinggi untuk hutan hujan dataran rendah yang menjadi habitat Jalak Bali.

Page 4: F. ANALISA KRITIKAL - rareplanet.org · Wawancara dengan 5 orang petani dan pencari kayu bakar dilakukan secara terpisah (satu per satu). Dari rantai faktor yang telah dibuat Dari

103

Rantai Faktor dan Penelitian Formatif

Dari Rantai Faktor berhasil diidentifikasi Khalayak yang berada di balik ancaman utama dan faktor pendukungnya yang harus ditangani untuk

mengurangi ancaman dan meningkatkan kondisi sasaran. Mereka adalah petani dan pencari kayu bakar, dan faktor yang memberikan kontribusi

terhadap munculnya ancaman adalah penggunaan kayu bakar untuk kebutuhan rumah tangga.

Tantangan, strategi dan faktor kunci kesuksesan yang dicapai pada saat menguji dan menyempurnakan rantai faktor diuraikan sebagai berikut:

1. Wawancara individual dengan petani dan pencari kayu bakar

Wawancara dengan 5 orang petani dan pencari kayu bakar dilakukan secara terpisah (satu per satu). Dari rantai faktor yang telah dibuat

bersama saat workshop stakeholder, mereka setuju dengan rangkaian faktor pendukung. Kesulitan yang dihadapi adalah mendapatkan

informasi yang jujur dan terbuka untuk informasi lokasi pengambilan kayu bakar. Pada umumnya mereka enggan untuk memberikan

jawaban terhadap pertanyaan yang sensitif seputar aktivitas mereka di hutan. Namun mereka mengakui bahwa kayu bakar diambil dari

hutan (tanpa menyebutkan status hutan; apakah milik Dishutbun atau TNBB). Strategi yang digunakan untuk memastikan bahwa mereka

mencari kayu bakar di hutan TNBB adalah dengan menanyakan jenis kayu yang diambil untuk kayu bakar. Jenis kayu yang diambil

untuk kayu bakar adalah dari pohon Tanglok dan Walikukun. Kedua jenis pohon ini hanya ada di dalam kawasan hutan TNBB.

2. Diskusi Terfokus dengan kelompok tani

Data yang diperoleh dari pertemuan dengan kelompok tani di desa sumberklampok dan Melaya lebih terbuka, khususnya mengenai

lokasi pengambilan kayu bakar, yaitu di hutan TNBB. Keterbukaan jawaban tersebut diduga karena strategi yang digunakan oleh manajer

kampanye adalah membangun keterbukaan dan menanamkan kepercayaan kepada kelompok bahwa proses yang sedang dilakukan adalah

dalam rangka mencari penyelesaian dari permasalahan yang ada di kawasan TNBB yang

menyangkut kehidupan mereka. Selain itu patut diduga bahwa keterbukaan jawaban dari peserta

diskusi karena mereka berkelompok dan jawaban yang diberikan adalah jawaban kolektif,

sehingga mereka merasa ’lebih aman’ ketika menjawab dengan jujur dan terbuka. Dalam diskusi

tersebut mereka juga setuju dengan rantai faktor yang diperlihatkan kembali.

Mengenai bagaimana mengurangi peran mereka dalam pengambilan kayu bakar di hutan TNBB,

mereka sangat berharap bahwa ada alternatif lokasi yang menjadi sumber kayu bakar dan mereka

merasa aman dan nyaman dalam mencari kayu bakar. Tawaran kebun energi cukup menarik bagi

mereka karena tidak saja menghasilkan kayu bakar, tetapi juga pakan ternak tersedia sepanjang

musim dan tanaman pertanian dapat diintegrasikan didalamnya. Jika kebun energi terwujud,

maka mereka menjamin tidak akan masuk hutan lagi. Foto 13 Wawancara dengan Kepala Seksi TNBB

Page 5: F. ANALISA KRITIKAL - rareplanet.org · Wawancara dengan 5 orang petani dan pencari kayu bakar dilakukan secara terpisah (satu per satu). Dari rantai faktor yang telah dibuat Dari

104

3. Diskusi dengan Kepala Seksi PTN II Wilayah Buleleng TNBB

Menurut Kepala Seksi PTN II Wilayah Buleleng TNBB, Joko Waluyo, S.Hut mengenai rantai faktor pengambilan kayu bakar sudah

tepat. Beliau menambahkan informasi bahwa aktivitas pengambilan kayu bakar merupakan ancaman yang serius terhadap kawasan hutan

TNBB khususnya yang menjadi habitat Jalak Bali. Sampai saat ini belum ada data valid berapa banyak kayu yang keluar dari hutan

TNBB akibat pengambilan kayu bakar oleh petani dan pencari kayu bakar karena belum ada penelitian yang spesifik tentang ancaman

pengambilan kayu bakar di dalam kawasan TNBB. Terhadap pengurangan ancaman, beliau juga setuju dengan rencana pembuatan

demplot kebun energi, namun yang perlu dipikirkan adalah sebelum demplot menghasilkan kayu bakar aktivitas pengambilan kayu bakar

di dalam hutan TNBB akan tetap berlangsung. Untuk mengatasi hal tersebut beliau berjanji akan melakukan 2 hal, yaitu (1)

meningkatkan pengawasan dengan mengintensifkan kegiatan patroli kawasan dan (2) melakukan penyuluhan dan pembinaan terhadap

masyarakat sekitar kawasan TNBB khususnya petani dan pencari kayu bakar.

4. Diskusi dengan Kepala RPH Sumberklampok Dishutbun Kabupaten Buleleng

Hasil wawancara dengan Kepala RPH Sumberklampok Dishutbun Kabupaten Buleleng, Drs. I Wayan Kawit menguatkan data yang

didapat oleh manajer kampanye tentang lokasi pengambilan kayu bakar oleh petani dan pencari kayu bakar. Menurut beliau, bahwa

kawasan hutan produksi yang berada dibawah kewenangan Dishutbun tidak ada jenis tanaman Tanglok dan Walikukun. Yang ada adalah

jenis tanaman Jati, Sonokeling, Kayu Putih dan Mahoni.

5. Wawancara dengan Ahli Pertanian Lahan Kering

Percakapan dengan seorang ahli pertanian khususnya lahan kering yang telah 10 tahun meneliti tentang pertanian lahan kering di

kawasan Bali Barat menyatakan bahwa pilihan model kebun energi yang mengintegrasikan antara tanaman penghasil kayu bakar, pakan

ternak dan tanaman pangan akan mampu memberikan hasil yang maksimal kepada petani dan pencari kayu bakar karena dalam satu

lahan/kebun dihasilkan berbagai produk tanaman yang berbeda dan saling melengkapi kebutuhan. Untuk tanaman kayu bakar bisa dipilih

jenis Sengon, Gamal, Lamtoro, Kaliandra dan Turi. Sedangkan tanaman pakan ternak adalah Rumput Gajah yang bisa dipanen dalam

waktu singkat, yaitu mulai umur 3 bulan. Sedangkan tanaman pertanian jenisnya disesuaikan dengan yang sudah dibudidayakan

masyarakat, yaitu jagung, kacang tanah dan cabai kecil. Jika kebun energi ini diterapkan dengan sungguh-sungguh, maka akan dapat

menekan/mengurangi pengambilan kayu bakar di hutan.

Pilihan Pengelolaan (BRAVO=Barrier Removal Assessment and Viability Overview )

BRAVO atau dalam Bahasa Indonesia Tinjauan menyeluruh viabilitas dan penilaian penyingkiran hambatan merupakan sebuah alat untuk

menilai kelayakan dan dampak potensial rencana proyek di kawasan TNBB. Pilihan pengelolaan didasarkan pada alasan masyarakat mengambil

kayu bakar di hutan adalah karena murah dan mudah didapat. Sumber kayu bakar berasal dalam kawasan TNBB yaitu di hutan hujan dataran

Page 6: F. ANALISA KRITIKAL - rareplanet.org · Wawancara dengan 5 orang petani dan pencari kayu bakar dilakukan secara terpisah (satu per satu). Dari rantai faktor yang telah dibuat Dari

105

rendah yang menjadi habitat Jalak Bali (Leucopsar rothschildi). Akses masyarakat ke hutan untuk mencari kayu bakar sangat terbuka lebar,

artinya bisa dijangkau dengan mudah dari berbagai penjuru. Ketersediaan alternatif lokasi sumber kayu bakar selain di kawasan TNBB sampai

saat ini masih belum ada.

Pilihan strategi untuk mengurangi ancaman pengambilan kayu bakar didasarkan pada kelayakan dan dampak. Sasarannya adalah memanfaatkan

kebun terlantar untuk dijadikan sebagai kebun energi. Dampak potensialnya sedang karena hasil dari kebun energi terutama kayu bakar baru

terlihat pada tahun ketiga. Demikian juga dengan kelayakan sedang karena kompetensinya rendah (dari segi pendanaan cukup besar). Namun

dari segi Kelayakan politik sangat tinggi karena pihak pemerintah desa akan berkurang bebannya terhadap penanganan kasus pengambilan kayu

bakar di hutan yang dilakukan oleh masyarakat.

Tantangan yang dihadapi dalam membuat perancangan BRAVO adalah langkah-langkah yang harus dilalui cukup rumit dengan tingkat

ketelitian yang cukup tinggi. Meskipun telah disediakan panduan dan template serta dibimbing oleh mentor, tetap saja BRAVO merupakan alat

yang tidak memudahkan tetapi menyulitkan. Kedepannya manajer kampanye tidak merekomendasikan untuk memakai BRAVO sebagai alat

untuk menilai kelayakan dan dampak potensial dari sebuah rencana proyek. Sebaiknya RARE mencoba untuk mencari cara yang lebih sederhana

dengan hasil yang sama dengan BRAVO.

Rantai Hasil

Lima sasaran awal untuk kampanye Pride di kawasan TNBB ditetapkan dari Rantai Hasil petani dan pencari kayu bakar yang menjadi khalayak

sasaran utama:

Meningkatkan kepedulian diantara petani dan pencari kayu bakar mengenai berbagai resiko yang diakibatkan oleh pengambilan kayu

bakar di hutan hujan dataran rendah TNBB

Petani dan pencari kayu bakar akan percaya bahwa pengambilan kayu bakar di hutan hujan dataran rendah TNBB memberikan

konsekuensi negatif

Petani dan pencari kayu bakar akan membahas isu yang berhubungan dengan pengambilan kayu bakar di hutan hujan dataran rendah

TNBB dan solusi yang mungkin dilakukan yaitu kebun energi

Petani dan pencari kayu bakar akan mengetahui bagaimana cara membuat kebun energi untuk menghasilkan kayu bakar

Petani dan pencari kayu bakar akan mengambil kayu bakar dari kebun energi.

Page 7: F. ANALISA KRITIKAL - rareplanet.org · Wawancara dengan 5 orang petani dan pencari kayu bakar dilakukan secara terpisah (satu per satu). Dari rantai faktor yang telah dibuat Dari

106

Survei Pra Kampanye

Survei pra kampanye dilaksanakan secara serentak pada tanggal 3 – 6 Mei 2009. Tujuannya adalah untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap,

perilaku dan praktek atau aktivitas masyarakat di 8 desa dan 1 kelurahan sebelum dilakukan Kampanye penyelamatan habitat Jalak Bali

(Leucopsar rothschildi) di kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Survei Pra Kampanye sangat membantu dalam memahami lebih jauh

khalayak sasaran utama, bahwa suatu kampanye penjangkauan – difokuskan pada pengambilan kayu bakar — haruslah terarah.

Tantangan yang dihadapi sebelum, selama dan setelah survey pra kampanye adalah sebagai berikut:

1. Sebelum dilakukan survey

a. Penyusunan pertanyaan

Dalam menyusun pertanyaan digunakan alat bantu berupa software SurveyPro 3.0.4 Software ini sangat membantu Manajer

Kampanye dalam merancang dan menuliskan daftar pertanyaan, memasukkan data ke dalamnya, menganalisa data, dan melaporkan

hasil survei dengan benar dan efektif. Tantangan dalam membuat pertanyaan adalah membuat pertanyaan yang disesuaikan dengan

tahapan perubahan perilaku, mulai dari pengetahuan, sikan dan komunikasi interpersonal, penyingkiran hambatan, perubahan

perilaku, pengurangan ancaman dan hasil konservasi. Penyusunan ini harus hati-hati karena hasilnya akan digunakan sebagai dasar

dalam menentukan sasaran SMART dan capaian proyek. Strategi yang digunakan untuk meminimalisir kesalahan dalam membuat

pertanyaan adalah melakukan konsultasi dengan mentor selama proses penyusunan pertanyaan.

b. Pelatihan enumerator

Dalam pelatihan Enumerator tantangan yang dihadapi adalah memberikan pemahaman terhadap seluruh pertanyaan yang ada di

kuesioner kepada para enumerator yang memiliki latar belakang yang beragam. Mereka berasal dari kalangan guru, tokoh

masyarakat, tokoh petani dan Staf Yayasan Seka. Strategi yang dilakukan adalah dengan membahas setiap pertanyaan yang ada di

kuesioner serta memberikan penjelasan terhadap pertanyaan yang belum dipahami. Strategi lainnya adalah melakukan ujicoba

sebelum pelaksanaan survey dan manajer kampanye melakukan pemantauan terhadap proses ujicoba.

2. Selama melakukan survey

Tantangan yang dihadapi oleh enumerator selama melaksanakan survey adalah banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada responden

sehingga perlu waktu yang lama untuk menyelesaikan 1 lembar kuesioner, yaitu berkisar antara 30 – 45 menit. Terdapat 42 pertanyaan

yang harus diajukan kepada responden yang terdiri dari pertanyaan terbuka dan tertutup. Tantangan lainnya adalah dalam mencari,

menjelaskan dan meminta waktu responden untuk bersedia diwawancarai. Sebagian dari responden menolak untuk diwawancarai dengan

4 Informasi tentang SurveyPro 3.0 dapat dilihat di www.apian.com

Page 8: F. ANALISA KRITIKAL - rareplanet.org · Wawancara dengan 5 orang petani dan pencari kayu bakar dilakukan secara terpisah (satu per satu). Dari rantai faktor yang telah dibuat Dari

107

alasan yang beragam, antara lain tidak punya waktu, takut ditangkap petugas, atau curiga dengan responden karena belum dikenal.

Namun semua tantangan tersebut bisa diatasi, meskipun resikonya adalah waktu pelaksanaan survey menjadi lebih lama dari yang

dijadwalkan, yaitu dari rencana 3 hari menjadi 5 hari. Strategi yang dilakukan manajer kampanye dalam menghadapi tantangan yang

dialami oleh enumerator adalah meminta untuk tetap menjaga semangat di lapangan karena resiko tersebut telah diperkirakan

sebelumnya (pada saat dilakukan pelatihan enumerator). Khusus untuk menyiasati kejenuhan maka manajer kampanye berinisiatif

mendampingi enumerator secara bergantian untuk memberikan semangat. Sedangkan untuk calon responden yang menolak dengan

berbagai alasan, manajer kampanye menyarankan untuk segera mencari calon responden lain yang mau untuk diwawancarai.

3. Setelah survey

Tantangan setelah survey adalah proses entry dan edit data. Sebelum entry data, terlebih dulu dilakukan pelatihan singkat tentang

software surveyPro kepada 4 orang tenaga entry. Mereka tertarik dengan software SurveyPro dan berniat untuk mengembangkannya

dalam bidang kerja masing-masing. Proses entry data berlangsung dengan cepat. Namun demikian hambatannya adalah pada saat

dilakukan pengecekan (edit) data oleh manajer kampanye. Meskipun tenaga entry data sudah dibekali dengan pelatihan singkat dan cara

memasukkan jawaban dan menuliskan jawaban, namun kesalahan tetap terjadi. Sebagai contoh pertanyaan terbuka, jawabannya tidak

dikelompokkan sesuai dengan kesamaan jawaban, sehingga manajer kampanye harus melakukan pengelompokan jawaban sendiri.

Revisi Model Konsep

Pemahaman yang lebih mendalam mengenai lokasi proyek, ancaman yang ada, dan khalayak

sasaran utama, digunakan untuk lebih dapat menyelami rencana kampanye Pride lebih dalam. Hal

ini termasuk merevisi model konsep untuk memasukkan faktor-faktor pendukung yang baru yang

muncul pada saat survei Pra Kampanye dan menentukan mitra yang tepat yang dapat membantu

menyingkirkan rintangan serta menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk dapat

mengubah perilaku khalayak sasaran.

Model konsep akhir yang telah direvisi adalah sebagai berikut:

Lingkup proyek tetap difokuskan pada Taman Nasional Bali Barat.

Target utama, hutan hujan dataran rendah (Habitat Jalak Bali), telah dipilih dari kedua target

awal yang telah di identifikasi pada model konseptual awal.

Ancaman langsung pada habitat Jalak Bali yang ditangani adalah Pengambilan kayu bakar oleh

petani dan pencari kayu bakar.

Foto 14 Presentasi Lokakarya BROP

Page 9: F. ANALISA KRITIKAL - rareplanet.org · Wawancara dengan 5 orang petani dan pencari kayu bakar dilakukan secara terpisah (satu per satu). Dari rantai faktor yang telah dibuat Dari

108

Faktor-faktor yang berkontribusi terdekat (termasuk ancaman tidak langsung) adalah: (1) kebutuhan kayu bakar untuk rumah tangga, dan (2)

kebutuhan kayu bakar untuk dijual.

Untuk membantu mencapai tujuan konservasi kawasan diperlukan mitra penyingkiran hambatan. Mitra utama adalah Rare yang akan mendanai

pembuatan demplot kebun energi setelah dilakukannya Lokakarya BROP pada tanggal 21 April 2009 di Bogor. Selain itu dukungan lainnya

berasal dari Lembaga Mitra, yaitu Yayasan Seka yang menyatakan komitmennya untuk berkontribusi dalam proses perencanaan, pelaksanaan,

monitoring dan evaluasi.

Sasaran SMART

Sasaran-sasaran pendahuluan yang telah dibuat kemudian dikembangkan menjadi sasaran-sasaran SMART. Menentukan sasaran SMART

adalah sebuah langkah yang benar-benar penting dalam merencanakan suatu kampanye untuk mengukur keberhasilan kampanye yang mengacu

kepada sasaran-sasaran ini. Sasaran SMART yang telah berhasil dibuat meliputi sasaran SMART untuk petani dan pencari kayu bakar di dua

desa target utama, yaitu Sumberklampok dan Melaya serta seluruh desa target (9 desa) untuk masyarakat umum. Selain itu juga ditentukan

sasaran keanekaragaman hayati dan sasaran pengurangan ancaman.

Tantangan yang dihadapi selama proses menentukan sasaran SMART adalah sebagai berikut:

1. Pemilihan pertanyaan yang ada di survey pra untuk dimasukkan sebagai indikator dari tahapan perubahan perilaku. Hal ini perlu kejelian

dan kehati-hatian dalam memilih pertanyaan yang sesuai dengan tahapan perubahann perilaku. Sebagai contoh untuk mengetahui

pengetahuan khalayak sasaran tentang akibat pengambilan kayu bakar terhadap fungsi hutan TNBB, maka pertanyaan yang digunakan

sebagai indikator untuk menentukan sasaran SMART adalah: “Menurut Anda, apakah akibat dari pengambilan kayu bakar untuk hutan

TNBB?” (Q.76).

2. Penentuan capaian sasaran SMART

Dalam menentukan capaian sasaran SMART untuk tiap tahapan perubahan perilaku dibutuhkan kehati-hatian untuk menentukan

seberapa besar peningkatan yang ingin dicapai dalam proyek. Capaian yang terlalu ambisius akan berakibat pada tidak tercapainya

sasaran SMART. Demikian juga capaian yang terlalu rendah akan menjadi tidak realistis dan memperlihatkan ketidak percayaan diri dari

manajer kampanye.

Page 10: F. ANALISA KRITIKAL - rareplanet.org · Wawancara dengan 5 orang petani dan pencari kayu bakar dilakukan secara terpisah (satu per satu). Dari rantai faktor yang telah dibuat Dari

109

Bauran Pemasaran dan Pengembangan Pesan

Tantangan yang dihadapi selama proses membuat bauran pemasaran adalah merumuskan suatu strategi kampanye yang menyeluruh dari

keempat komponen Bauran pemasaran yaitu (1) Produk, (2) Harga, (3) Tempat, dan (4) Promosi. Strategi yang digunakan untuk mengatasi

tantangan tersebut adalah dengan menggunakan hasil riset formatif yang telah dilakukan dan dibantu anggota khalayak sasaran untuk membuat

keputusan-keputusan tentang keempat komponen dari bauran pemasaran tersebut.

Pengembangan pesan adalah suatu langkah yang sangat penting dalam proses pemasaran sosial yang akan dilaksanakan di Bali Barat. Sasaran-

sasaran SMART telah ditetapkan kemudian diterjemahkan kedalam suatu himpunan pesan yang efektif yang menjangkau khalayak sasaran

utama. Proses mengembangkan pesan bagi petani dan pencari kayu bakar di kawasan TNBB akan membantu memandu semua pesan yang

dirancang agar dapat mencapai sasaran kampanye. Strategi-strategi ini mencakup khalayak sasaran utama, tindakan yang diinginkan (dan

perilaku kompetisi), ganjaran dan dukungan.

Pesan-pesan dan format khusus lebih jelas didefinisikan dalam sebuah Ringkasan kreatif yang merupakan dokumen strategis yang berfungsi

sebagai panduan tim kreatif untuk menulis dan memproduksi materi-materi kampanye. Ringkasan kreatif menjelaskan isu-isu yang paling

penting yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan materi-materi, termasuk suatu definisi dan deskripsi dari khalayak sasaran; daya tarik

atau manfaat rasional dan emosional yang harus ditekankan; dan gaya, pendekatan, atau nada yang diinginkan bagi materi-materi tersebut.

Ringkasan Kreatif ini telah dijelaskan pada Bab 2.

Tantangan yang dihadapi dalam proses pembuatan ringkasan kreatif adalah menterjemahkan unsur-unsur kreatif, pesan kampanye yang harus

tercakup dalam eksekusi kreatif menjadi materi dan media kampanye. Proses ini cukup berat karena sangat mempengaruhi hasil kampanye yang

terkait dengan media kampanye yang akan dibuat. Dibutuhkan kerjasama tim yang solid dengan latar belakang yang beragam dan saling

melengkapi. Tidak hanya kemampuan lisan dan tulisan tetapi kemampuan menterjemahkan menjadi sebuah bentuk gambar/lukisan menjadi

penting. Didalam tim terdapat anggota yang merupakan seniman lokal yang mempunyai kemampuan untuk melukis sehingga proses

menterjemahkan ringkasan kreatif dapat berjalan dengan baik.

Secara umum proses perencanaan berjalan lancar. Dalam konteks kampanye ini, prosesnya difasilitasi oleh lembaga mitra yang kuat, mitra

penyingkir halangan dan pendanaan, Tim Kerja Kampanye yang kompak dan bekerja secara penuh, dan seorang mentor yang memberikan

umpan balik secara cepat dan terinci.

Page 11: F. ANALISA KRITIKAL - rareplanet.org · Wawancara dengan 5 orang petani dan pencari kayu bakar dilakukan secara terpisah (satu per satu). Dari rantai faktor yang telah dibuat Dari

110

Tinjauan terhadap Proses Pelaksanaan Proyek

Kapasitas

Tahap pelaksanaan kegiatan kampanye pride di Bali Barat dimulai pada Bulan Juli 2009 dan berjalan hingga bulan Juli 2010. Tinjauan terhadap

proses pelaksanaan kampanye yang telah dilakukan berdasar 3K (3C) yang selama ini menjadi acuan Rare.

Manajer Kampanye

Sebelum bergabung dengan Program Pride, saya sudah bekerja sebagai guru tetap Yayasan di sebuah sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Perikanan “Nurun Najah” Sumberkima, Buleleng dengan jabatan sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum selama 4 tahun. Selama saya

bekerja di SMK, mengajar beberapa mata pelajaran yaitu Biologi, IPA Terpadu dan Pengantar Konservasi. Selain sebagai guru, saya juga

bekerja di Yayasan Seka, sebuah NGO yang bergerak di pemberdayaan masyarakat petani yang tinggal di sekitar kawasan Konservasi, yaitu

Taman Nasional bali Barat. Selama itu saya dan lembaga saya tempat bekerja (sekolah dan Yayasan Seka) juga mengerjakan isu-isu

penjangkauan.

Saya tidak pernah mendapatkan dasar-dasar teori akademik di tentang segmentasi khalayak, desain materi, penetapan sasaran, dll. Secara pribadi

saya melihat dua fase universitas pertama sangat baik tetapi memerlukan kerja yang sangat, sangat keras. Hanya ada sedikit waktu untuk refleksi

dan terlalu banyak tugas, namun teori-teori yang diberikan telah berhasil membantu saya untuk menyelesaikan kampanye. Beberapa contoh:

1. Saya (bersama lembaga) telah membuat poster di masa lalu, tapi tidak pernah berpikir tentang segmentasi khalayak secara spesifik

atau pengujian pesan. Saya cenderung merancang poster sendiri, menunjukkannya kepada rekan-rekan di lembaga dan kemudian

mengirimkannya ke percetakan. Sekarang saya mengerti perlunya menguji dan telah melihat betapa pentingnya pengiriman pesan yang

efektif.

2. Saya pernah terlibat dalam pengumpulan dana sebelumnya, namun proposal yang saya buat tidak SMART, sehingga sering

dikembalikan dan ditolak. Dalam kampanye, saya mengikuti panduan, merancang proposal dan memahami strategi pengumpulan dana

ataupun dukungan lain yang tidak berbentuk dana. Saya berhasil mendapatkan dukungan dana dari Aliansi Petani Indonesia (API)

Region Bali untuk kegiatan lokakarya petani (Oktober 2009) dan pelatihan petani (Nopember 2009). Saya berhasil mendapatkan

kepercayaan dari Balai Taman Nasional Bali Barat untuk masuk dalam tim rencana review zonasi di TNBB pada bulan September 2009.

Saya juga (bersama lembaga) berhasil menjalin kerjasama dengan Forum Pengembangan Partisipasi Masyarakat (FPPM) pada bulan

April 2010 untuk mengembangkan radio komunitas bagi masyarakat umum di Kabupaten Jembrana, khususnya petani dan pencari kayu

bakar di kawasan kampanye.

Page 12: F. ANALISA KRITIKAL - rareplanet.org · Wawancara dengan 5 orang petani dan pencari kayu bakar dilakukan secara terpisah (satu per satu). Dari rantai faktor yang telah dibuat Dari

111

3. Posisi saya di sekolah termasuk baru, tetapi cukup dihargai dalam menyampaikan ide dan masukan bagi pengembangan sekolah. Saya

menyampaikan konsep pengembangan sekolah yang membuat tertarik para dewan guru dan komite sekolah, sehingga merekomendasikan

untuk membentuk tim pengembangan sekolah yang ketuanya adalah saya. Di Lembaga saya termasuk senior. Interaksi dengan direktur

terjadi setiap hari kerja. Saya sering melakukan presentasi di hadapan para staf lainnya. Sejak menjadi Manajer Kampanye pada program

pride, saya diberi kewenangan oleh direktur untuk membentuk tim kerja kampanye yang melibatkan staf lembaga.

Selama dua tahun berjalannya program, manajer kampanye melakukan pemantauan dan evaluasi kemajuan secara mandiri dengan

menggunakan Rencana Perkembangan Pribadi (Personal Development Plan) yang berisi tentang teori dan aplikasi praktis pemasaran

sosial, kemampuan dan metode riset, pengelolaan proyek, kepemimpinan, penggunaan tekhnologi, dll. Hal ini dapat dilihat di halaman

kampanye di RarePlanet. Penilaian yang dilakukan secara mandiri meliputi tiga bidang khusus yang diharapkan akan berkembang seiring

dengan berjalannya program.

1. Pemasaran sosial

Dari 30 keahlian/kompetensi mengenai pemasaran sosial, keahlian yang menjadi prioritas dengan peringkat tertinggi dan yang kritis

terhadap kesuksesan kampanye adalah Mengerti konsep pelibatan pemangku kepentingan, identifikasi pemangku kepentingan,

mengetahui struktur kekuatan dan pengaruh jaringan. Sedangkan keahlian yang menjadi prioritas dengan peringkat paling rendah dan

yang paling kritis terhadap kesuksesan kampanye pada fase Implementasi Lapangan berikutnya adalah Mengerti peran pemasaran sosial

dalam strategi organisasi lembaga sendiri (Yayasan Seka).

2. Ilmu Konservasi

Dari 19 keahlian/kompetensi mengenai Ilmu Konservasi, keahlian yang menjadi prioritas dengan peringkat tertinggi dan yang kritis

terhadap kesuksesan kampanye adalah Draft rangkuman lokasi yang menyajikan gambaran lengkap tempat dan keanekaragaman

hayatinya – termasuk fakta detil yang relevan, terutama yang menyangkut ancaman. Sedangkan keahlian yang menjadi prioritas dengan

peringkat paling rendah dan yang paling kritis terhadap kesuksesan kampanye pada fase Implementasi Lapangan berikutnya adalah

Mengerti fundamental survei ekologis populasi dari spesies individual.

3. Penelitian

Dari 33 keahlian/kompetensi mengenai penelitian, keahlian yang menjadi prioritas dengan peringkat tertinggi dan yang kritis terhadap

kesuksesan kampanye adalah Tahu kapan dan mengapa menggunakan metodologi penelitian berbeda (seperti pencarian literatur,

pembicaraan terfokus, pengamatan, kelompok fokus, dan survei). Sedangkan keahlian yang menjadi prioritas dengan peringkat paling

rendah dan yang paling kritis terhadap kesuksesan kampanye pada fase Implementasi Lapangan berikutnya adalah Mengetahui

bagaimana melakukan metode yang bersifat observasi menggunakan kamera, jika diperlukan, untuk melengkapi penelitian formatif

rangkuman lokasi.

Page 13: F. ANALISA KRITIKAL - rareplanet.org · Wawancara dengan 5 orang petani dan pencari kayu bakar dilakukan secara terpisah (satu per satu). Dari rantai faktor yang telah dibuat Dari

112

4. Manajemen Proyek

Dari 21 keahlian/kompetensi mengenai Manajemen Proyek, keahlian yang menjadi prioritas dengan peringkat tertinggi dan yang kritis

terhadap kesuksesan kampanye adalah Menciptakan Dokumen Proyek yang dengan jelas merumuskan cakupan proyek, objektif, alasan

mendasar, keuntungan target, resiko, dan identitas pemangku kepentingan dan dukungan. Sedangkan keahlian yang menjadi prioritas

dengan peringkat paling rendah dan yang paling kritis terhadap kesuksesan kampanye pada fase Implementasi Lapangan berikutnya

adalah Menugaskan sumber daya proyek terhadap tugas dan produk dalam Work Breakdown Structure (WBS) pada rencana proyek, dan

mengkomunikasi penugasan/mendapatkan sumber daya dengan jelas dan tepat waktu.

5. Kepemimpinan

Dari 43 keahlian/kompetensi mengenai Kepemimpinan, keahlian yang menjadi prioritas dengan peringkat tertinggi dan yang kritis

terhadap kesuksesan kampanye adalah Menerima feedback secara positif. Sedangkan keahlian yang menjadi prioritas dengan peringkat

paling rendah dan yang paling kritis terhadap kesuksesan kampanye pada fase Implementasi Lapangan berikutnya adalah Menggunakan

keahlian negosiasi untuk mendapatkan pemahaman yang sama dan menentukan apa yang bisa disepakati bersama.

6. Menggunakan Alat Teknologi

Dari 13 keahlian/kompetensi mengenai Alat Teknologi, keahlian yang menjadi prioritas dengan peringkat tertinggi dan yang kritis

terhadap kesuksesan kampanye adalah Keahlian menggunakan Software Basic 2003 MS Office. Sedangkan keahlian yang menjadi

prioritas dengan peringkat paling rendah dan yang paling kritis terhadap kesuksesan kampanye pada fase Implementasi Lapangan

berikutnya adalah Keahlian menggunakan Software Manajemen Adaptif Miradi.

Lembaga - Yayasan Seka

Selama menjalankan program, proses transfer pengetahuan dari Manajer Kampanye kepada para staf anggota lembaga berjalan dengan baik. Hal

pertama yang dilakukan adalah pelatihan untuk peningkatan kapasitas internal lembaga tentang pemasaran sosial, manajemen proyek dan

kepemimpinan serta pengenalan terhadap alat bantu berupa software Miradi. Dukungan dari lembaga terhadap program kampanye pride semakin

besar ketika manajer kampanye berhasil meyakinkan kepada seluruh anggota lembaga bahwa “ilmu baru” yang didapat dari Rare akan mampu

memperbaiki strategi lembaga dalam mencapai visi dan misi lembaga dengan mengembangkan sasaran SMART.

Lembaga mulai terlibat penuh dalam Workshop Stakeholder sampai tahap tersusunnya konsep final rencana proyek. Proses fasilitasi dan

penyusunan model konsep dari workshop stakeholder dan memasukkannya kedalam software Miradi merupakan hal baru bagi lembaga,

terutama untuk menentukan peringkat ancaman dan strategi untuk pengurangan ancaman dalam mencapai target konservasi. Membuat sasaran

Page 14: F. ANALISA KRITIKAL - rareplanet.org · Wawancara dengan 5 orang petani dan pencari kayu bakar dilakukan secara terpisah (satu per satu). Dari rantai faktor yang telah dibuat Dari

113

SMART, pengembangan pesan dan menciptakan materi kampanye berdasarkan ringkasan kreatif adalah serangkaian kapasitas yang kini dimiliki

oleh staf lembaga.

Hasil yang dicapai oleh lembaga selama program kampanye Pride adalah munculnya dukungan dan kepercayaan dari salah satu stakeholder

kunci yang ada di kawasan, yaitu TNBB. Kepercayaan itu diwujudkan dalam bentuk kerjasama dengan lembaga untuk masa waktu 5 tahun

dalam menjalankan action plan “pemberdayaan masyarakat melalui penangkaran jalak bali oleh masyarakat”. Kapasitas lembaga dalam action

plan adalah membangun kelembagaan ditingkat masyarakat.

Konstituen

Bukti bahwa kampanye menciptakan konstituen pendukung diilustrasikan dengan jumlah relawan yang membantu dalam proyek tersebut. Lebih

dari 300 individu dari 9 desa terlibat; mulai dari terlibat dalam persiapan workshop stakeholder, melakukan survei pra dan pasca kampanye,

mengorganisir kegiatan lokakarya petani, pelatihan petani, membagi-bagikan poster, brosur, buklet dan stiker hingga memobilisasi khalayak

untuk hadir dalam pentas kesenian Bondres yang diadakan secara terbuka di lapangan Desa Melaya.

Banyaknya dukungan yang didapatkan selama pelaksanaan proyek tidak terlepas dari keberadaan Yayasan Seka di Bali Barat, khususnya di

desa-desa sekitar kawasan Taman Nasional Bali Barat. Sejak tahun 2006 Yayasan Seka telah melakukan pendampingan terhadap masyarakat,

khususnya petani yang berada di sekitar kawasan konservasi sehingga hubungan baik telah tercipta dan kepercayaan telah didapatkan. Ketika

menjalankan proyek Pride, maka dukungan dari masyarakat khususnya petani menjadi sangat mudah didapatkan. Terciptanya hubungan baik dan

didapatkannya kepercayaan yang membuahkan dukungan bagi proyek yang dijalankan tidak terlepas dari hasil yang didapat selama melakukan

pendampingan, yaitu salah satu kelompok tani di desa Sumberkima yang didampingi Yayasan Seka mendapatkan juara I lomba kelompok tani

tingkat Kabupaten Buleleng pada tahun 2009 dan pada bulan Maret 2010 mendapatkan juara III tingkat provinsi Bali. Prestasi ini diketahui oleh

masyarakat di desa sasaran kampanye, sehingga kredibilitas dari Yayasan Seka cukup tinggi.

Dukungan tidak hanya datang dari masyarakat saja, tetapi Pemerintah Desa juga memberikan dukungan terhadap pelaksanaan kampanye Pride

dengan mengijinkan penggunaan papan informasi desa untuk digunakan sebagai media dalam menyebarkan pesan-pesan kampanye seperti

penempelan poster dan brosur tentang fungsi Taman Nasional Bali Barat, Brosur tentang Kebun energi. Selain itu Pemerintah Desa mengijinkan

untuk menggunakan balai pertemuan di desa untuk kegiatan-kegiatan selama masa kampanye berjalan.

Balai Taman Nasional Bali Barat (BTNBB) mendukung program kampanye pride dengan menandatangani kerjasama (MoU) dengan lembaga

dalam menjalankan kegiatan kampanye pride (Juli 2009 – Juli 2010). Mereka juga memberikan fasilitas berupa ruang pertemuan dan kemudahan

akses dalam memasuki kawasan. Pada Bulan September 2010, Yayasan Seka diberi kepercayaan untuk terlibat dalam rencana review zonasi

TNBB dengan menjadi anggota tim review zonasi untuk masa kerja September – Desember 2009. Terakhir sedang dilakukan penyempurnaan

draft kerjasama dengan lembaga untuk program pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan selama masa waktu 5 tahun.

Page 15: F. ANALISA KRITIKAL - rareplanet.org · Wawancara dengan 5 orang petani dan pencari kayu bakar dilakukan secara terpisah (satu per satu). Dari rantai faktor yang telah dibuat Dari

114

Untuk khalayak sasaran utama dari kampanye pride, yaitu petani dan pencari kayu bakar terutama di 2 desa sasaran utama telah mengadopsi

strategi penyingkiran halangan berupa pembuatan kebun energi di kebun mereka sendiri. Sebanyak 20 demplot kebun energi pada awal program

berjalan telah dibuat di 2 desa, yaitu Desa Sumberklampok dan Desa Melaya yang melibatkan 35 KK petani dan pencari kayu bakar. Pada akhir

program terjadi adopsi kebun energi di 2 desa, yaitu Sumberklampok dan Sumberkima sebanyak 37 demplot sehingga total demplot yang telah

dibuat adalah 57 demplot. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran para pengelola demplot yang secara aktif menyebarluaskan informasi

tentang manfaat demplot kebun energi kepada tetangga dan teman-temannya. Proses komunikasi interpersonal terjadi di lahan demplot tanpa

campur tangan dari manajer kampanye maupun Yayasan Seka. Mereka secara sadar dan berinisiatif untuk mempengaruhi tetangga dan teman

supaya mengadopsi kebun energi karena telah melihat hasil yang didapat selama mengelola demplot. Ketika meyakinkan teman dan tetangga,

para pengelola demplot dengan percaya diri menunjukkan demplot mereka yang tanamannya tumbuh dengan baik.

Konservasi

Target Keanekaragaman Hayati yang telah ditetapkan sebelumnya adalah Menyelamatkan hutan hujan dataran rendah yang menjadi habitat Jalak

Bali dari tekanan pengambilan kayu bakar oleh masyarakat sekitar kawasan TNBB dari 147 orang pada Juli 2009 menjadi 107 orang pada Juni

2010. Ukuran yang digunakan adalah jumlah petani dan pencari kayu bakar di 9 desa sasaran. Untuk mengetahui perubahan dilakukan dengan

metode survey, wawancara dan observasi langsung ke lokasi.

Dari hasil perbandingan survey pra dan pasca kampanye terjadi penurunan 36% pengambilan kayu bakar oleh petani dan pencari kayu bakar

didalam kawasan hutan TNBB, yaitu dari 75% pada survey pra menjadi 39% pada survey pasca. Hasil ini diperkuat dengan target pengurangan

ancaman yaitu Pada Juni 2010, 40 orang khalayak sasaran utama (petani dan pencari kayu bakar) di 2 desa target (Sumberklampok dan Melaya)

telah membuat kebun energi di kebun mereka. Hasil yang dicapai justru melampaui target yaitu sebanyak 57 demplot kebun energi telah

diadopsi di tiga desa, yaitu Sumberklampok, Melaya dan Sumberkima.

Teori Perubahan

Dalam konteks Teori Perubahan, hasil konservasi yang dicapai adalah menurunnya ancaman pengambilan kayu bakar di hutan hujan dataran

rendah TNBB yang menjadi habitat Jalak Bali berhasil ditekan sebanyak 47 orang petani dan pencari kayu bakar sudah tidak mengambil kayu

bakar di hutan TNBB. Hasil ini melampaui target yang ditetapkan di awal program, yaitu sebesar 20 orang. Jika dihitung dari volume kayu yang

berhasil diselamatkan, maka dalam sehari sebanyak 105,75 m3 kayu berhasil diselamatkan (47 orang x 3 kali pengambilan x 0,75 m

3 kayu).

Target Pengurangan ancaman berupa pembuatan kebun energi yang mengintegrasikan antara tanaman kayu bakar, pakan ternak dan tanaman

pertanian seluas 10 hektar (20 demplot) di Desa Sumberklampok dan Melaya dengan memanfaatkan lahan milik masyarakat yang selama ini

Page 16: F. ANALISA KRITIKAL - rareplanet.org · Wawancara dengan 5 orang petani dan pencari kayu bakar dilakukan secara terpisah (satu per satu). Dari rantai faktor yang telah dibuat Dari

115

tidak dimanfaatkan/diterlantarkan. Hasil yang didapatkan adalah 57 demplot kebun energi telah dibuat oleh khalayak sasaran utama (petani dan

pencari kayu bakar) di 3 desa target (Sumberklampok, Melaya dan Sumberkima).

Faktor keberhasilan yang dicapai dari Teori Perubahan tidak terlepas dari dukungan petani dan pencari kayu bakar yang mempunyai keinginan

kuat untuk berubah, yang dibuktikan dalam bentuk pembuatan demplot kebun energi, serta tidak mencari kayu bakar di hutan TNBB. Faktor lain

adalah kepercayaan terhadap Yayasan Seka yang selama ini telah terbukti komitmen dan konsistensinya dalam mendampingi masyarakat sekitar

kawasan konservasi khususnya sekitar TNBB, bahkan salah satu kelompok tani dampingan telah terbukti berprestasi ditingkat propinsi.