ex-cc-aaji-06-001 bisnis indonesia – 15/07/2016, …...“sehingga sumber investasi practically...

17
EX-CC-AAJI-06-001 Bisnis Indonesia – 15/07/2016, hal. 7 Asuransi Tawarkan Alternatif

Upload: others

Post on 16-Apr-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

EX-CC-AAJI-06-001

Bisnis Indonesia – 15/07/2016, hal. 7 Asuransi Tawarkan Alternatif

Investor Daily – 15/07/2016, hal. 23 Semester I, BCA Life Bukukan 70% Target Premi

Bisnis Indonesia – 15/07/2016, hal. 19 BCA Life Bukukan Rp 176 Miliar

Harian Kompas – 15/07/2016, hal. 20 Pendapatan Premi BCA Life Mencapai Rp 176 Miliar

Harian Kontan – 15/07/2016, hal. 24 BCA Life Andalkan Grup Usaha BCA

Media Indonesia – 15/07/2016, hal. 15 Ulang Tahun Ke-2 Premi BCA Life Tumbuh 307%

Tempo – 15/07/2016, hal 15 Premi BCA Life Melonjok 307 Persen

Neraca – 15/07/2016, hal. 4 BCA Life Bakal Rilis Dua Produk Baru

Kamis, 14 Juli 2016 / 18:28 WIB Genjot Bisnis, BCA Life Andalkan Grup Usaha http://keuangan.kontan.co.id/news/genjot-bisnis-bca-life-andalkan-grup-usaha

JAKARTA. PT Asuransi Jiwa BCA Life (BCA Life) masih mengandalkan group usaha untuk menopang bisnisnya. Membidik nasabah group diyakini efektif mendongkrak bisnis BCA Life. Honggoh Djojo, Chief Distribution Officer BCA Life memaparkan rencana bisnis perusahaan masih akan bertumpu pada group usaha Bank BCA. Tahun ini misalnya, BCA Life masih akan mengandalkan Bank BCA sebagai jalur distribusi bancassurance. BCA Life telah meluncurkan produk BCA Life Heritage Protection yang menyasar nasabah prioritas BCA. Selanjutnya,perusahaan akan membidik anak usaha Bank BCA yang bergerak di segmen pembiayaan kendaraan bermotor yakni PT BCA Finance (BCAF) dan PT Central Sentosa Finance (CSF). Sebelumnya, BCA Life telah memiliki produk khusus untuk BCAF yakni credit protection prima. Nantinya, produk serupa akan dijual untuk CSF. Selain itu, BCA Life juga berencana berjualan produk asuransi dengan program no claim bonus. "Prouk asuransi no claim bonus sudah siap. Hanya tinggal finalisasi dengan BCAF. Tahun depan kami akan luncurkan produk ini," terang Honggoh pada Kamis (14/7). Mengandalkan grup BCA karena potensi penghimpunan nasabahnya cukup besar. Honggoh menyebut, saat ini jumlah nasabah Bank BCA mencapai 12 juta.

Kamis, 14 Juli 2016 / 16:31 WIB Premi BCA Life Sudah Tembus 70% http://keuangan.kontan.co.id/news/premi-bca-life-sudah-tembus-70

JAKARTA. Capaian premi PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life) hingga pertengahan tahun ini mencapai 70%. Manajemen BCA Life optimistis, hingga akhir tahun realisasi pencapaian premi bisa melebih target. Hingga Juni 2016, jumlah premi yang dihimpun group BCA ini ini telah mencapai Rp 176,30 miliar atau tumbuh secara year on year (yoy) sebesar 307% dari Rp 57,38 miliar. Sementara target akhir tahun premi yang dihimpun mencapai Rp 250 miliar. Christine Setyabudhi, Presiden Direktur BCA Life menjelaskan, bisnis asuransi setelah kuartal I kian ramai. Terutama pada bulan April yang didorong dari pendapatan masyarakat yang naik karena adanya bonus dari perusahaan. "Kalau di industri kenaikan tersebut didorong adanya pendapatan tambahan dari pekerja. Sehingga terasa dampaknya. Bagi kami, pengembangan produk menjadi pendorong pertumbuhan premi," papar Christine pada Kamis (14/7). Meski demikian, Christine mengaku belum berencana untuk merevisi target premi. Meskipun, diakuinya, premi yang tercapai bisa melebihi target. Saat ini, perusahaan yang genap berusia dua tahun ini memiliki 213.016 nasabah aktif. Jumlah produk asuransinya sebanyak 10 jenis produk dengan jalur distribusi terbagi tiga yakni bundled, group dan individu.

Media Asuransi - Juli 2016, hal. 20 Tetap Tumbuh Di Atas Industri ( Yetty Rochyatini)

Bisnis Indonesia – 15/07/2016, hal. 19 Bunga Deposito Masih Menggiurkan

Media Asuransi - Juli 2016, hal. 21 Bisnis Asuransi Syariah Peluangnya Masih Besar (Abdul Chalik)

Oktaviano DB Hana Jum'at, 15/07/2016 06:15 WIB Produk COB Mandiri Inhealth, Jumlah Badan Usaha Peserta Diklaim Meningkat Signifikan http://finansial.bisnis.com/read/20160715/215/566030/produk-cob-mandiri-inhealth-jumlah-badan- usaha-peserta-diklaim-meningkat-signifikan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia mencatatkan peningkatan signifikan jumlah badan usaha dalam pemasaran produk asuransi kesehatan managed care pada semester I/2016. Direktur Utama PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (Mandiri Inhealth) Iwan Pasila mengungkapkan hingga Juni 2016 pihaknya telah memasarkan produk yang menyertakan layanan BPJS Kesehatan melalui skema koordinasi manfaat atau coordination of benefit (COB) kepada sekitar 300 badan usaha. Padahal, jelasnya, hingga akhir 2015 asuransi jiwa yang 80% sahamnya dimiliki PT Bank Mandiri Tbk. (Persero) tersebut baru memasarkan produk itu kepada sekitar 150 perusahaan. "Sudah ada 300 badan usaha yang membeli produk COB,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (14/7/2016). Iwan memperkirakan pada paruh pertama tahun kondisi ekonomi yang belum pulih mendoronh perusahaan untuk memanfaatkan produk COB bagi proteksi kesehatan karyawannya. Dengan begitu, jelasnya, badan usaha lebih efisien dalam menyediakan asuransi kesehatan kepada karyawan, sekaligus memenuhi kewajiban dengan mengikuti program wajib Jaminan Kesehatan Nasional yang diselenggarakan BPJS Kesehatan. "Padahal diskon yang kami berikan melalui produk ini belum maksimal. Dengan kondisi saat ini, mereka mesti memanfaatkan produk COB." Dengan peningkatan pemasaran itu, Iwan optimistis Mandiri Inhealth mampu memaksimalkan produk managed care sehingga mampu mendominasi lebih dari 90% portofolio produk perseroan.

Editor : Mia Chitra Dinisari

Oktaviano DB Hana Jum'at, 15/07/2016 06:19 WIB Investasi Asuransi, Bunga Deposito Masih Jadi Sumber Imbal Hasil http://finansial.bisnis.com/read/20160715/215/566032/investasi-asuransi-bunga-deposito-masih-jadi- sumber-imbal-hasil

Bisnis.com, JAKARTA – Kendati porsinya terus mengalami penurunan dalam portofolio investasi, instrumen deposito berjangka masih tetap menjadi salah satu pilihan utama pelaku asuransi jiwa untuk meraup imbal hasil. Shierly Ge, Head of Marketing PT Sun Life Financial Indonesia, menilai hingga saat ini secara industri instrumen deposito sebenarnya masih menjadi penopang bagi realisasi hasil investasi yang signifikan. Pasalnya, dia menjelaskan hasil investasi dari pasar modal cenderung mengalami penurunan. “Dilihat dari JCI year-on-year mengalami penurunan sebesar -4.9%, per April 2016,” ujarnya kepada Bisnis. Di sisi lain, Shierly mengungkapkan pada periode yang sama imbal hasil atau yield obligasi berdenominasi rupiah dengan tenor sepuluh tahun masih stagnan di kisaran 7,7%. Kecuali, jelasnya, imbal hasil dari obligasi berdominasi dollar Amerika Serikat yang masih mengalami peningkatan. Karena itu, sambung dia, peningkatan signifikan hasil investasi di industri asuransi jiwa terkait dengan kondisi tersebut. “Sehingga sumber investasi practically hanya dari bunga deposito dan obligasi,” jelasnya. Otoritas Jasa Keuangan, dalam statistik asuransi per Mei 2016, mencatat hasil investasi industri asuransi jiwa senilai Rp9,65 triliun. Realisasi itu meningkat 40,78% (year-on-year/y-o-y)sebab pada Mei 2015 hasil investasi industri tercatat sebesar Rp6,85 triliun. Pada periode tersebut, nilai total investasi industri bertumbuh 7,73% (y-o-y) menjadi Rp304,72 triliun. Instrumen saham yang mendominasi 29% portofolio investasi industri mengalami penurunan porsi sebesar 1,25% (y-o-y) menjadi Rp88,72 tiliun. Penurunan alokasi investasi juga terjadi pada deposito berjangka dan sertifikat deposito, yakni turun 2,17% (y-o-y) menjadi Rp43,64 triliun. Sedangkan, instrumen reksa dana, SBN, serta surat utang korporasi dan sukuk korporasi masing-masing mengalami peningkatan porsi 18,65%, 11,69% dan 20,86% menjadi Rp80,70 triliun, Rp49,19 triliun, dan Rp26,64 triliun. Menurut Shierly, PT Sun Life Financial Indonesia sendiri berupaya menyesuaikan investasi dengan kewajiban asuransi di masa depan dalam pengelolaan aset. Hingga saat ini, jelasnya, instrumen yang dominan dalam portofolio investasi adalah surat berharga negara atau SBN. Pengambilan keputusan investasi tersebut, jelasnya, mempertimbangkan dengan seksama potensi resiko yang mungkin terjadi di pasar modal. Editor : Mia Chitra Dinisari

Investor Daily – 15/07/2016, hal. 23 OJK Cabut Relaksasi MMBR Industri Asuransi

Investor Daily – 15/07/2016, hal. 11 Demi Karier, Profesional Di Indonesia Siap Terima Pekerjaan Baru