evaluasi program sertifikasi guru di kota …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk...

34
1 EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA TANJUNGPINANG NASKAH PUBLIKASI Oleh RINI DWI ROFINA PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI KOTA TANJUNGPINANG 2 0 1 5 EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA TANJUNGPINANG

Upload: dinhdat

Post on 02-Aug-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

1

EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA TANJUNGPINANG

NASKAH PUBLIKASI

Oleh

RINI DWI ROFINA

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARAFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIKUNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

KOTA TANJUNGPINANG2 0 1 5

EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA TANJUNGPINANG

Page 2: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

2

RINI DWI ROFINAMahasiswa Ilmu Administrasi Negara, FISIP UMRAH

ABSTRAK

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitaif dengan metodedeskriptif dilaksanakan di Kota Tanjungpinang dengan sampel 89 orang dari 827orang populasi yang ada. Penentuan sampel menggunakan cara RandomSampling Design. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, observasi dandokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan Program Sertifikasi Guru diKota Tanjungpinang berhasil karena telah mencapai 100%”. Dalam hal tersebutinput/masukan yang merupakan acuan pelaksanaan program sertifikasi dapatdipahami oleh guru di Kota Tanjungpinang, output/keluaran program sertifikasiguru sudah sesuai dengan kebutuhan, program sertifikasi dapat meningkatkanmutu pendidikan di Kota Tanjungpinang, nilai rata-rata Ujian Nasional, kinerjadan disiplin guru, kompetensi mengajar serta meningkatkan kondisi ekonomi gurudi Kota Tanjungpinang. Proses pelaksanaan sertifikasi guru pun dapatdilaksanakan oleh guru di Kota Tanjungpinang. Selain itu, guru di KotaTanjungpinang mentaati aturan yang berlaku dalam pelaksanaan sertifikasi, dandukungan seluruh konstituen pun cukup baik.

Berdasarkan hasil penelitian peneliti memberikan meyarankan 1).pemerintah hendaknya memberikan beasiswa jenjang pendidikan S-1 atau D-IVuntuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yangbaik, 2). Hendaknya ada upaya yang berkesinambungan dalam pelaksanaanprogram sertifikasi guru dalam menilai kinerja guru secara intensif sertamelaporkannya ke panitia pelaksana di Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang, 3).Pelaksanaan program sertifikasi melalui jalur portofolio perlu di kaji ulang,karena portofolio tersebut merupakan bukti atas guru profesional dan kompetentetapi dalam pelaksanaannya menimbulkan banyak kecurangan serta manipulasiberkas-berkas portofolio 4). Meningkatkan kuantitas dan kualitas sertamemberikan motivasi untuk berpartisipasi kepada guru agar melaksanakankegiatan pendidikan, pelatihan, dan forum ilmiah 5). Agar Pemerintah KotaTanjungpinang mendukung sepenuhnya pelaksanaan program sertifikasi gurudengan memfasilitasi kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kualitas gurusehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di Kota Tanjungpinang.

Kata kunci: evaluasi, program sertifikasi guru, pendidikan

Page 3: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

3

EVALUATION OF THE TEACHER CERTIFICATION PROGRAMMED IN TANJUNGPINANG CITY

RINI DWI ROFINAStudents of Administrative Science State, FISIP ,UMRAH

ABSTRACT

The research was conducted in Tanjungpinang using descriptivequantitative method, with 89 samples of 827 people population. The samplesusing random sampling method Design. Data was collected throughquestionnaires, observation and documentation.The results show theimplementation of the Teacher Certification Program in Tanjungpinang successfulas it has reached 100%’’. In the case of input / input which is the referenceimplementation of the certification program can be understood by teachers inTanjungpinang, output / output teacher certification program is in conformitywith the requirements, certification programs can improve the quality ofeducation in Tanjungpinang, the average value of the National Examination,performance and discipline of teachers, teaching competence and to improve theeconomic conditions of teachers in Tanjungpinang. Teacher certification processcan be carried out by teachers in Tanjungpinang. In addition, teachers inTanjungpinang obey the rules that apply in the implementation of certification,and support of all constituents is quite good, so the researchers advise 1).government should provide scholarships education S-1 or D-IV for teachereducation but can not afford to have a good performance, 2). There should be asustained effort in the implementation of the teacher certification program inassessing teacher performance intensive and report to the executive committee inthe Department of Education Tanjungpinang, 3). The implementation of acertification program through the portfolio needs to be reviewed, because theportfolio is testament to the professional and competent teachers but in itsimplementation raises a lot of fraud and manipulation of files portfolios 4).Increasing the quantity and quality as well as provide motivation to participate tothe teachers to carry out educational activities, training, and scientific forum 5).In order to fully support the Government Tanjungpinang teacher certificationprogram implementation by facilitating activities to improve the quality ofteachers so as to improve the quality of education in Tanjungpinang.

Keywords: evaluation, teacher certification program, education

Page 4: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

4

A. Latar belakang

Pendidikan merupakan kunci untuk mencapai kesejahteraan, tentunya

langkah utama harus diawali dengan belajar lebih giat baik melalui pendidikan

formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

dengan sikap sempurna, dalam pengertian dijalankan dengan serius maka akan

mencapai titik terang yang diharapkan. Karena secara logika, keseriusan di

dalam melaksanakan pendidikan dalam berbagai fenomena baik bagi mereka

yang buta huruf, atau mereka yang sudah sukses pun pendidikan akan

memberikan ruang yang luas dalam berfikir menuju kemajuan.

Bangsa Indonesia memandang pendidikan sebagai salah satu faktor

yang terpenting dalam masa pembangunan yang akan datang dan juga sebagai

salah satu pilar dasar pembangunan manusia. Dalam Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa tujuan pendidikan

Nasional adalah:

“ Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusiaIndonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwaterhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memilikipengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawabkemasyarakatan dan kebangsaan”.

Keberhasilan suatu pendidikan salah satu faktornya adalah memiliki

kualitas pendidik yang baik dalam hal ini adalah Guru, dengan memiliki Guru

yang berkualitas maka kualitas pendidikan pun akan mengikuti. Guru

merupakan ujung tombak dari suksesnya dunia pendidikan, karena Guru

secara langsung menyampaikan ilmu pengetahuan kepada murid.

Memangbenar istilah “Guru kencing berdiri, Murid kencing berlari”, bahwa

Page 5: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

5

apa saja yang dilakukan oleh Guru maka murid mengikuti nya bahkan bisa

lebih dari yang Guru lakukan. Oleh sebab itu, seorang Guru harus berhati-hati

dalam segala hal yang dilakukan dan dalam memberi arahan kepada murid

serta secara profesional menjalankan tugasnya.

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru menyatakan

bahwa:

“ Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, danmengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalurpendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guruprofesional harus memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana(S1) atau diploma empat (D.IV), menguasai kompetensi pedagogik,profesional, sosial dan kepribadian), memiliki sertifikat pendidik,sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untukmewujudkan tujuan pendidikan nasional”.

Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang

pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini, pada

jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-

undangan. Pengakuan kedudukan Guru sebagai tenaga profesional tersebut

dibuktikan dengan sertifikat pendidik.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

tersebut mendefinisikan bahwa:

” Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan olehseseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yangmemerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhistandar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikanprofesi”.

Dengan berlandaskan pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun

Page 6: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

6

2005 tentang Guru dan Dosen, maka diterbitkannya Peraturan Mendiknas

Nomor 18 Tahun 2007 tentang Setifikasi bagi Guru dalam Jabatan yang

memiliki tujuan yaitu untuk menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan

tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional,

meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan, meningkatkan martabat guru

serta meningkatkan profesionalitas guru. Oleh karena itu seluruh elemen yang

terkait dalam program sertifikasi seperti Perguruan Tinggi penyelenggara

sertifikasi, Dinas Pendidikan Provinsi dan Kota/Kabupaten, Pengawas

Sekolah, Kepala Sekolah, Guru, serta masyarakat diharapkan mensinergikan

tujuan yang telah ditetapkan.

Tahapan pelaksanaan sertifikasi guru pada buku Pedoman Penetapan

Peserta Sertifikasi (Dasuki,2010:2) dimulai dengan pembentukan panitia

pelaksanaan sertifikasi guru di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, pemberian

kuota kepada dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota, dan penetapan

peserta oleh dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota, seperti alur

pelaksanaan sertifikasi pada gambar I.1.

Page 7: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

7

Gambar I.1Alur Program Sertifikasi Guru Dalam Jabatan

Sumber: Dasuki (2010: 6)

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang

Guru Pasal 65 huruf b dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18

Tahun 2009 tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan, untuk memperoleh

sertifikat pendidik dilaksanakan melalui uji kompetensi dalam bentuk

penilaian portofolio dan pemberian sertifikat pendidik secara langsung.

Penilaian portofolio dilakukan melalui penilaian terhadap kumpulan

dokumen yang mencerminkan kompetensi guru, dengan mencakup 10

(sepuluh) komponen yaitu:

1. Kualifikasi akademik

2. Pendidikan dan pelatihan

3. Pengalaman mengajar

4. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran

5. Penilaian dari atasan dan pengawas

6. Prestasi akademik

7. Karya pengembangan profesi

Page 8: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

8

8. Keikutsertaan dalam forum ilmiah

9. Pengalaman organisasi dibidang pendidikan dan social

10. Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

Jika kesepuluh komponen tersebut telah dapat dipenuhi secara objektif

dengan mencapai skor minimal 850 atau 57% dari perkiraan skor maksimum

1500, maka guru tersebut berhak menyandang predikat sebagai guru

profesional, beserta sejumlah hak dan fasilitas yang melekat dengan

jabatannya. Akan tetapi, cukup dilematis ketika masih banyak guru yang

belum memenuhi target poin yang telah ditetapkan, sehingga banyak dari

mereka yang melakukan kecurangan-kecurangan seperti memalsukan ijazah

dan membuat sertifikat kegiatan atau piagam penghargaan padahal mereka

tidak pernah mengikuti kegiatan tersebut.

Pemberian sertifikat pendidik secara langsung dilakukan melalui

verifikasi dokumen. Penilaian portofolio dan pemberian sertifikat pendidik

secara langsung kepada peserta sertifikasi Guru dilakukan oleh Rayon LPTK

Penyelenggara Sertifikasi Guru yang terdiri dari LPTK Induk dan LPTK Mitra

dikoordinasikan oleh Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG).

Berdasarkan hasil studi kepustakaan penulis mencoba untuk

mengidentifikasi masalah yang akan di deskripsikan dalam penelitian ini

dalam bentuk pernyataan, yaitu sebagai berikut

1. Masih terdapat 38.38% guru yang belum memiliki ijazah S1atau

D4 (sumber data: LPPD Disdikbud Kota Tanjungpinang Tahun 2013).

2. Ketidaksiapan Guru dalam melaksanakan program sertifikasi.

Page 9: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

9

3. Terdapat Guru yang melalaikan tugas untuk mengurus administrasi

sertifikasi.

Berdasarkan latar belakang yang terjadi tersebut, untuk mengkaji

mengenai program sertifikasi guru di Kota Tanjungpinnag secara signifikan.

Maka peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul ”EVALUASI

PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA TANJUNGPINANG“.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang masalah tersebut, maka penulis mengajukan

rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana

Pelaksanaan Program Sertifikasi Guru di Kota Tanjungpinang?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: untuk

mengevaluasi pelaksanaan program sertifikasi Guru di Kota Tanjungpinang.

D. Kegunaan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mengharapkan adanya manfaat yang

sangat baik terutama bagi akademik dan semua elemen masyarakat, manfaat

tersebut baik secara teoritis maupun praktis, yaitu :

1. Kegunaan secara akademik

a. Memperbanyak khasanah Ilmu Pengetahuan dalam dunia akademis

khususnya Ilmu Administrasi Negara dalam bidang kebijakan publik.

b. Mempertajam dan mengembangkan teori-teori yang ada dalam

dunia akademis khususnya mengenai evaluasi kebijakan publik.

Page 10: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

10

c. Untuk mengetahui realisasi kebijakan publik yaitu program

sertifikasi guru.

E. Kerangka Teoritis

Kerangka Teoritis dalam penelitian ini adalah:

1. Evaluasi adalah kegiatan yang dapat menyumbangkan pengertian yang

besar nilainya dan dapat pula membantu penyempurnaan pelaksanaan

kebijakan beserta perkembangannya (Ekowati, 2009:97).

2. Sertifikasi Guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru.

Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar

profesional guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk

menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas (Jalal,

2007:1)

F. Konsep Operasional dan Pengukurannya

Konsep operasional dalam penelitian ini adalah Implementasi kebijakan

pemerintah. Implementasi kebijakan pemerintah adalah suatu proses dalam

kebijakan publik yang mengarah pada pelaksanaan dari kebijakan pemerintah

yang telah dibuat. Alat ukur dari Implementasi kebijakan pemerintah adalah

evaluasi. Pada dasarnya evaluasi ada tiga macam (Nugroho, 2011:676) yaitu:

1. Evaluasi Administratif

Evaluasi administrative adalah evaluasi yang berhubungan dengan sisi

administrative, anggaran, efisiensi, biaya dari proses kebijakan pemerintah

2. Evaluasi Judisial

Page 11: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

11

Evaluasi Judisial adalah evaluasi yang berkenaan dengan isu keabsahan

hukum,

3. Evaluasi Politik

Evaluasi Politik adalah menilai sejauh mana penerimaan konstituen

politik terhadap kebijakan publik yang diimplementasikan,

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Menurut Mikkelsen, metode penelitian didefinisikan sebagai alat

untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tertentu dan untuk menyelesaikan

masalah ilmu atau praktis. Mikkelsen (2009:313) Dalam penelitian ini

menggunakan cara ilmiah untuk dapat menjawab semua permasalahan

yang terjadi dan diteliti oleh penulis. Cara-cara ilmiah ini berarti kegiatan

penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri rasional, empiris, dan sistematis.

Rasional merupakan kegiatan penelitian tersebut dilakukan dengan cara-

cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.

Empiris merupakan cara-cara yang dilakukan tersebut dapat diamati oleh

panca indera manusia. Sedangkan arti dari sistematis adalah proses yang

digunakan dalam penelitian tersebut dengan menggunakan langkah-

langkah tertentu yang bersifat logis dalam penelitian mengenai

Implementasi Kebijakan Pemerintah tentang Sertifikasi Guru di Kota

Tanjungpinang ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif

dengan metode penelitian deskriptif.

Page 12: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

12

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Tanjungpinang, adapun alasan

penulis memilih lokasi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Prioritas utama pembangunan Pemerintah Kota Tanjungpinang

adalah bidang pendidikan yang diimplementasikan melalui pengadaan

Unit Sekolah Baru (USB), pengadaan meubeler, bantuan beasiswa

miskin bagi siswa dan mahasiswa, bea siswa bagi guru yang

melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi untuk meningkatkan

kualitas dan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya relevan dengan tujuan dari prleksanaan program sertifikasi

guru.

b. Komitmen pemerintah Kota Tanjungpinang dalam mewujudkan

Tanjungpinang sebagai Kota Pendidikan Tahun 2020 sebagaimana

yang tertuang dalam visi dan misi Dinas Pendidikan dan kebudayaan

Kota Tanjungpinang sehingga dibutuhkan guru yang berkualitas,

professional, bermartabat dan sejahterah.

3. Jenis Data

a. Data Primer

b. Data Sekunder

4. Populasi dan Sampel

Populasi (validitas eksternal) adalah keseluruhan objek atau subjek

yang menjadi sasaran generalisasi (Irawan, 2006:113). Sedangkan peneliti

Page 13: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

13

mengambil sampel dan menelitinya sebagai generalisasi dari populasi.

Peneliti mengambil sampel karena satu dan lain alasan sehingga tidak

mampu meneliti seluruh populasi.

Populasi penelitian ini difokuskan pada Guru yang telah disertifikasi

di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang hingga 2014

yang berjumlah 827 guru seperti pada tabel 1.3 berikut:

Tabel I.3Populasi Penelitian

No Jenjang Pendidikan Populasi

1. Taman Kanak-Kanak 102. Sekolah Dasar 3433. Sekolah Menengah Pertama 1834. Sekolah Menengah Atas 1575. Sekolah Menengah Kejuruan 1236. Pengawas 11

Jumlah 827Sumber data: Laporan Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang, Tahun2014

Teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling

yaitu teknik pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara

berkelompok yang ada dalam populasi (Irawan, 2006: 114).

Untuk mendapatkan sampel yang representatif, peneliti

menggunakan rumus untuk mencari data yang lebih akurat. Dalam hal ini

peneliti menggunakan rumus Slovin yang dikutip oleh Prasetyo

(2008:137-138) yaitu:

Page 14: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

14

Rumus Slovin

n ≥ =N

1 + Ne2

Keterangan : n : ukuran sampel N : ukuran populasi e : sampling error (10%)

n ≥ =N

1 + Ne2

=827

1 + (827).(0.1)2

=827

1 + (827).(0.1)2

=827

1 + 8.28

=827 9.28

≥ = 89.12 Dibulatkan menjadi 89

Jadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 89 orang.

5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam

penelitian ini antara lain :

a. Kuesioner

b. Observasi

c. Dokumentasi

Page 15: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

15

H. Teknik Analisis Data

1. Editing

2. Coding dan Scoring

3. Memasukan data ke lembar Isian Data

4. Menyusun Tabel Frekuensi

5. Tabel I.6 6. Penetapan Skor Jawaban Angket Skala Likert

7.

No Tanggapan Kategori Nilai

1. Sangat memahami / Sangat relevan / Sangatsesuai / Sangat jelas / Sangat setuju / Sangatmeningkat / Sangat disiplin / Sangatbermanfaat / Sangat mampu / Sangatbanyak / Sangat mendukung

Sangatberhasil

4

2. Memahami / Relevan / Sesuai / Jelas /Setuju / Meningkat / Disiplin / Bermanfaat /Mampu / Banyak / Mendukung

Berhasil 3

3. Tidak memahami / Tidak relevan / Tidaksesuai / Tidak jelas / Tidak setuju / Tidakmeningkat / Tidak disiplin / Tidakbermanfaat / Tidak mampu / Sedikit / Tidakmendukung

Tidakberhasil

2

4. Sangat tidak memahami / Sangat tidakrelevan / Sangat tidak sesuai / Sangat tidakjelas / Sangat tidak setuju / Sangat tidakmeningkat / Sangat tidak disiplin / Sangattidak bermanfaat / Sangat tidak mampu /tidak ada / Sangat tidak

Sangat tidakberhasil

1

Data primer hasil kuesioner dianalisis dan digolongkan dalam kategori

berdasarkan nilai (score) yang diperoleh dilakukan dengan cara mengalikan

besarnya bobot pada kategori tertentu yang telah ditetapkan dengan jumlah

responden yang masuk dalam kategori yang sama.

Page 16: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

16

Perhitungan nilai rata-rata dan persentase skor setiap item pertanyaan

mengenai Evaluasi Program Sertifikasi Guru di Tanjungpinang digunakan

rumus sebagai berikut (Singararimbun & Effendy, 2009:95)

P =F

x 100%N

X =∑ (F.X)

x 100%N

Keterangan : P : Persentase X : Rata-rata F : FrekuensiΣ (F.X) : Jumlah skor kategori jawaban N : Jumlah responden

Untuk menentukan persentase tingkat keberhasilan Program Sertifikasi

Guru di Tanjungpinang secara keseluruhan digunakan rumus sebagai berikut:

Rata-rata Persen =Rata- rata

x 100Banyaknya Klasifikasi

Hasil dari rumus diatas diklasifikasikan kedalam table berikut:

Tabel I. 7Klasifikasi Tingkat Keberhasilan Evaluasi Program Sertifikasi guru

di Kota Tanjungpinang

No Kategori Persentase (%)

1. Sangat berhasil 81 – 100%2. Berhasil 61 – 80%3. Tidak berhasil 41 – 60%4. Sangat tidak berhasil 0 – 40%

Page 17: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

17

LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Kebijakan Publik

Kata kebijakan atau policy dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia

diartikan dengan beberapa makna, diataranya adalah pimpinan dan cara

bertindak mengenai pemerintahan, kepandaian, kemahiran dan kebijaksanaan.

Berdasarkan definisi yang terdapat dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia

(Poerwadarminta, 1984:138) kebijakan diartikan sebagai berikut:

“ Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besardan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan,dan cara bertindak (pemerintah, organisasi dan sebagainya);pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip atau maksud sebagai garispedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran”.

Wicaksono (2006:53), mengemukakan bahwa makna kebijakan adalah

"a course of action or plan, a set of political purposes as opposed to

administration" (seperangkat aksi atau rencana yang mengandung tujuan

politik yang berbeda dengan makna administrasi).

Berbeda dengan pandangan Dunn (2003:51), beliau mendefinisikan

kata kebijakan dari asal katanya. Secara etimologis, istilah policy atau

kebijakan berasal dari bahasa Yunani, Sansekerta dan Latin, akar kata dalam

bahasa Yunani dan Sansekerta yaitu polis (Negara-Kota) dan pur (Kota).

Selanjutnya Wicaksono (2006:55), menyebutkan sepuluh penggunaan

istilah kebijakan dalam pengertian modern, sebagai berikut:

1. Sebagai label untuk sebuah bidang aktivitas (as a label fora field of activity)

Page 18: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

18

Contohnya: statemen umum pemerintah tentang kebijakanekonomi, kebijakan industri, atau kebijakan hukumdan ketertiban.

2. Sebagai ekspresi tujuan umum atau aktivitas negara yangdiharapkan (as expression of general purpose or desired state ofaffairs) Contohnya: untuk menciptakan lapangan kerja seluas mungkin atau

pegembangan demokrasi melalui desentralisasi. 3. Sebagai proposal spesifik (as specific proposal) Contohnya: membatasi pemegang lahan pertanian hingga 10 hektar

atau menggratiskan pendidikan dasar. 4. Sebagai keputusan pemerintah (as decesions ofgovernment) Contohnya: keputusan kebijakan sebagaimana yang diumumkan

Dewan Perwakilan Rakyat atau Presiden. 5. Sebagai otorisasi formal (as formal authorization) Contohnya: tindakan-tindakan yang diambil oleh parlemen atau

lembaga-lembaga pembuat kebiijakan lainnya. 6. Sebagai sebuah program (as a programe) didefinisikan, seperti program reformasi agrarian atau programpeningkatan kesehatan perempuan. 7. Sebagai output (as output) Contohnya: apa yang secara aktual telah disediakan, seperti

sejumlah lahan yang diredistribusikan dalam programreformasi agraria dan jumlah penyewa yang terkenadampaknya.

8. Sebagai hasil (as outcome) Contohnya: apa yang secara aktual tercapai, seperti dampak

terhadap pendapatan petani dan standar hidup danoutput agrikultural dari program reformasi agararia.

9. Sebagai teori atau model (as a theory or model) Contohnya apabila kamu melakukan x maka akan terjadi y,

misalnya apabila kita meningkatkan insentif kepadaindustri manufaktur, maka output industri akanberkembang.

10. Sebagai sebuah proses (as a process) Sebagai sebuah proses yang panjang yang dimulai dengan issueslalu bergerak melalui tujuan yang sudah di (setting), pengambilankeputusan untuk implementasi dan evaluasi.

Page 19: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

19

B. Implementasi Kebijakan

Kajian implementasi merupakan suatu proses merubah gagasan atau

program mengenai tindakan dan bagaimana kemungkinan cara menjalankan

perubahan tersebut. Implementasi kebijakan juga merupakan suatu proses

dalam kebijakan publik yang mengarah pada pelaksanaan dari kebijakan yang

telah dibuat. Dalam praktiknya, implementasi kebijakan merupakan suatu

proses yang begitu kompleks, bahkan tidak jarang bermuatan politis karena

adanya intervensi dari berbagai kepentingan.

Agustino (2006:153) mengungkapkan kerumitan dalam proses

implementasi sebagai berikut:

“ . . . adalah cukup untuk membuat sebuah program dan kebijaksanaanumum yang kelihatannya bagus di atas kertas. Lebih sulit lagimerumuskannya dalam kata-kata dan slogan-slogan yangkedengarannya mengenakan bagi telinga para pemimpin dan parapemilih yang mendegarkannya. Dan lebih sulit lagi untukmelaksanakannya dalam bentuk yang memuaskan semua orang”.

Hakekat dari implementasi merupakan rangkaian kegiatan yang

terencana dan bertahap yang dilakukan oleh instansi pelaksana dengan

didasarkan pada kebijakan yang telah ditetapkan oleh otoritas berwenang. Hal

ini seperti yang diungkapkan oleh Agustino (2006:153) mendefinisikan

implementasi kebijakan sebagai:

“ Pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentukundang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah ataukeputusan-keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badanperadilan. Lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasikan masalahyang akan diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yangingin dicapai, dan berbagai cara untuk menstrukturkan atau mengaturproses implementasinya”.

Page 20: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

20

Agustino (2006:153), mendefinisikan Implementasi Kebijakan yaitu

“ Policy implementation encompasses those actions by public andprivate individuals (and groups) that are directed at the achievementof goals and objectives set forth in prior policy decisions” (Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu ataupejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swastayang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskandalam keputusan kebijaksanaan).

Dari definisi-definisi di atas dapat diketahui bahwa implementasi

kebijakan membicarakan (minimal) 3 hal, yaitu:

1. Adanya tujuan atau sasaran kebijakan yang akan dicapai dengan adanya

penerapan kebijakan tersebut;

2. Adanya aktivitas atau kegiatan pencapaian tujuan yang diejawantahkan

dalam proses implementasi;

3. Adanya hasil kegiatan, idealnya adalah tercapainya tujuan dari kebijakan

tersebut

C. Konsep Evaluasi

Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti

penilaian atau penaksiran, sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi

merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek

dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur

untuk memperoleh kesimpulan.

Evaluasi mengandung pengertian, suatu tindakan atau suatu proses

untuk menentukan nilai dari sesuatu. Dari aspek pelaksanaan, Evaluasi adalah

keseluruhan kegiatan pengumpulan data dan informasi, pengolahan,

penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan.

Page 21: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

21

1. Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk mengukur dan selanjutnya

menilai sampai dimanakah tujuan yang telah dirumuskan sudah dapat

dilaksanakan. Evaluasi adalah proses memahami atau memberi arti,

mendapatkan dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi petunjuk

pihak-pihak pengambil keputusan. Secara rinci dapat disampaikan.

2. Dalam rangka pengembangan sistem instruksional, evaluasi merupakan

suatu kegiatan untuk menilai seberapa jauh program telah telah berjalan

seperti yang telah direncanakan.

3. Evaluasi adalah suatu kegiatan yang direncanakan dengan cermat dan

merupakan bagian yang integral dari kegiatan. Evaluasi merupakan proses

yang sistematis mulai dari menentukan tujuan (objektif) sampai

menentukan keputusan, dimana prosesnya diawali dengan menentukan

sasaran (objek) yang akan dievaluasi, menentukan instrumen (alat ukur),

cara mengukur, mencatat data, menganalisis, menginterpretasi hasil

analisis, mengambil kesimpulan dan menetapkan keputusan.

D. Evaluasi Kebijakan Publik

Menurut Nugroho (2003:183) sebuah kebijakan publik tidak bisa

dilepas begitu saja. Kebijakan harus diawasi, dan salah satu mekanisme

pengawasan tersebut disebut sebagai evaluasi kebijakan. Evaluasi biasanya

ditujukan untuk menilai sejauhmana keefektifan kebijakan publik guna

dipertanggungjawabkan kepada konstituenya. Evaluasi diperlukan untuk

melihat kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Evaluasi bertujuan

mencari kekurangan dan menutup kekurangan.

Page 22: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

22

Sedangkan Menurut Widodo (2007:112) Evaluasi kebijakan publik

dimaksudkan untuk melihat atau mengukur tingkat kinerja pelaksanaan

sesuatu kebijakan publik yang latar belakang dan alasan-alasan diambilnya

sesuatu atau kebijakan, tujuan dan kinerja kebijakan, berbagai instrument

kebijakan yang dikembangkan dan dilaksanakan, respon kelompok sasaran

dan stakeholder lainnya serta konsistensi aparat, dampak yang timbul dan

perubahan yang ditimbulkan, perkiraan perkembangan tanpa kehadirannya

dan kemajuan yang dicapai apabila kebijakan dilanjutkan atau diperluas.

Menurut Parsons (2001:547) mendefinisikan evaluasi kebijakan

merupakan “pembelajaran tentang konsekuensi dari kebijakan publik”.

Menurut Dye “Evaluasi kebijakan adalah pemeriksaan objektif, sistematis, dan

empiris terhadap efek dari kebijakan dan program publik terhadap efek dari

targetnya dari segi tujuan yang ingin dicapai”.

E. Deskripsi Sertifikasi Guru

Sertifikasi Guru menurut Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu

Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) (Jalal,2007:1) yaitu : Sertifikasi

Guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Sertifikat

pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional

guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem

dan praktik pendidikan yang berkualitas.

Sedangkan sertifikat pendidik menurut Jalal (2007:19) adalah sebuah

sertifikat yang ditandatangani oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi

sebagai bukti formal pengakuan profesionalitas guru yang diberikan kepada

Page 23: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

23

guru sebagai tenaga profesional. Peserta sertifikasi tersebut yaitu Guru dalam

jabatan yang berstatus Guru PNS dan bukan PNS yang sudah mengajar pada

satuan pendidikan, baik yang diselenggarakan pemerintah atau pemerintah

daerah, maupun masyarakat yang memiliki izin operasional dari pemerintah

daerah .

Hasil Penelitian

Kota Tanjungpinang selaku daerah otonom memiliki kewenangan untuk

melakukan inovasi-inovasi progresif demi kemajuan pendidikan di daerahnya,

dengan dinas pendidikan sebagai leading sector penyelenggaraan urusan

tersebut, dalam rangka melayani setiap warga negara khususnya masyarakat

Kota Tanjungpinang tidak memandang ras, agama, suku, gender, keterbatasan

fisik dan mental berhak memperoleh layanan pendidikan dan perlindungan

dari diskriminasi.

Program sertifikasi guru merupakan program nasional yang bertujuan

untuk menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen

pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, meningkatkan

proses dan mutu hasil pendidikan, meningkatkan martabat guru, dan

meningkatkan profesionalitas guru. Dalam pelaksanaannya, program

sertifikasi tersebut melalui pihak yang terkait dengan penyelenggaraan

sertifikasi bagi guru dalam jabatan yang meliputi:

1. LPTK penyelenggara sertifikasi guru dalam jabatan

2. Dinas pendidikan provinsi

3. LPMP

Page 24: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

24

4. Dinas pendidikan kabupaten/kota

5. Asesor

6. Guru peserta sertifikasi, dan

7. Pihak-pihak lain yang terkait.

Oleh karena itu, Kota Tanjungpinang melalui Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan ikut menyelenggarakan pelaksanaan program sertifikasi di

tingkat kota.

A. Indentitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah guru yang telah disertifikasi di

Kota Tanjungpinang. Dimana jumlah guru yang telah disertifikasi berjumlah

827 orang. Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Dengan menggunakan Rumus Slovin berdasarkan tingkat

kesalahan 10% maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini

sebanyak 89 orang. Kemudian Teknik sampling yang digunakan dalam

penelitian ini adalah cluster random sampling yaitu teknik pengambilan

anggota sampel dari populasi dilakukan secara berkelompok yang ada dalam

populasi.

Dalam mengisi kuesioner, responden diminta untuk memberikan

identitas diri sebagai penunjang data. Dimana identitas diri meliputi jenis

kelamin, tingkat pendidikan, status kepegawaian, status instansi mereka

bekerja, jenjang pendidikan tempat mereka bekerja, tahun mereka disertifikasi.

Page 25: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

25

B. Analisis Data

Dari teori yang dipaparkan oleh Howlet dan Ramesh (1995), kita bisa

menilai dan menjelaskan Pelaksanaan Program Sertifikasi Guru di Kota

Tanjungpinang. Dalam hal tersebut indikator yang penting dalam menilai

keberhasilan dari pelaksanaan program kebijakan yang pertama adalah

dengan cara menilai kondisi administratif program tersebut, dalam hal ini

sertifikasi guru, yang di dalamnya termasuk input dari program yang akan

diterapkan, karena keberhasilan suatu program sangat ditentukan dari

masukan/input yang dimiliki sebagai suatu landasan/acuan, apakah responden

memahami inti dari pelaksanaan program tersebut atau tidak. Selain itu,

output/keluaran dari program tersebut pun mempengaruhi keberhasilan suatu

program, apakah program tersebut dapat menyelesaikan permasalahan yang

terjadi dalam hal ini mengenai peningkatan mutu pendidikan melalui

profesionalisasi guru ataupun tidak. Efektivitas dan efisiensi suatu program

pun menjadi sangat penting dalam keberhasilan pelaksanaannya agar sesuai

dengan tujuan yang ditetapkan, dengan cara menilai sejauhmana sasaran atau

tujuan yang ditetapkan tercapai. Sedangkan proses pelaksanaan program pun

dapat menjadi indikator penilaian keberhasilan suatu program, dengan menilai

kesesuaian metode/cara dengan kondisi responden yaitu guru yang telah

disertifikasi.

Kedua, indikator judisial pun menjadi barometer keberhasilan

pelaksanaan program sertifikasi, karena dengan adanya aturan hukum yang

Page 26: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

26

berlaku dapat menilai apakah guru tersebut mentaati ataupun tidak, sehingga

dapat diketahui sejauhmana aturan hukum tersebut mengikat untuk para guru.

Ketiga, indikator politik juga menentukan keberhasilan program

sertifikasi di Kota Tanjungpinang, karena untuk menilai seberapa besar

dukungan dari seluruh konstituen agar tercapainya tujuan yang diharapkan

yaitu meningkatnya mutu pendidikan.

Berikut pemaparan dari sub-sub indikator teori Howlet dan Ramesh.

1. Berdasarkan sub indikator input, rata-rata skor tingkat persetujuan

responden yaitu sebesar 35.98 atau 100% atau dapat dikatakan sangat

berhasil. Indikator input tersebut diantaranya mengenai pemahaman guru

di Kota Tanjungpinang mengenai landasan/aturan serta relevansi yang

digunakan dalam pelaksanaan program sertifikasi guru.

2. Berdasarkan sub indikator output, rata-rata skor tingkat persetujuan

responden sebesar 15.58 atau 100% atau dapat dikatakan sangat berhasil.

Artinya program sertifikasi guru sudah sesuai dengan kebutuhan untuk

menyelesaikan masalah pendidikan seperti mutu pembelajaran, mutu

pendidikan, profesionalisme dan martabat guru, serta dapat

mensejahterakan guru.

3. Berdasarkan sub indikator efektivitas, rata-rata skor tingkat persetujuan

responden sebesar 18.19 atau 100% atau dapat dikatakan sangat berhasil.

Artinya program sertifikasi dapat meningkatkan mutu pendidikan di Kota

Tanjungpinang, nilai rata-rata Ujian Nasional, kinerja dan disiplin guru,

Page 27: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

27

kompetensi mengajar serta meningkatkan kondisi ekonomi guru di Kota

Tanjungpinang.

4. Berdasarkan sub indikator efisiensi, rata-rata skor tingkat persetujuan

responden sebesar 9.67 atau 100% atau dapat dikatakan sangat berhasil.

Artinya program sertifikasi tersebut memiliki tingkat manfaat yang tinggi

dalam peningkatan mutu pendidikan, mensejahterakan guru, serta

meningkatkan kualitas guru di Kota Tanjungpinang.

5. Berdasarkan sub indikator proses, rata-rata skor tingkat persetujuan

responden sebesar 9.57 atau 100% atau dapat dikatakan sangat berhasil.

Artinya metode yang digunakan dalam program sertifikasi guru di Kota

Tanjungpinang mampu mengatasi permasalahan pendidikan di Kota

Tanjungpinang.

6. Berdasarkan sub indikator judisial, rata-rata skor tingkat persetujuan

responden yaitu sebesar 10.19 atau 100% atau dapat dikatakan sangat

berhasil. Indikator judisial tersebut diantaranya mengenai keberadaan guru

memalsukan ijazah dan sertifikat kegiatan yang relevan sangat banyak,

keberadaan guru mendapatkan sertifikasi berdasarkan kedekatan personal

pejabat pelaksana sangat banyak, keberadaan guru yang menggunakan jasa

“Joki” dalam pembuatan portofolio sangat banyak, dan keberadaan guru

yang melalaikan tugas demi sertifikasi serta memanipulasi jam mengajar

yang sangat banyak, selain itu keberadaan guru yang terkena sanksi

pelanggaran pun sangat banyak.

Page 28: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

28

7. Berdasarkan sub indikator politik, rata-rata skor tingkat persetujuan

responden yaitu sebesar 9.73 atau 100% atau dapat dikatakan sangat

berhasil. Indikator politik tersebut diantaranya mengenai dukungan dari

seluruh guru, pihak pelaksana serta seluruh masyarakat di Kota

Tanjungpinang yang sangat mendukung pelaksanaan program sertifikassi

guru di Kota Tanjungpinang yang bertujuan untuk meningkatkan mutu

pendidikan melalui peran guru dan mensejahterakan kehidupan guru di

Kota Tanjungpinang.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan program sertifikasi guru di Kota

Tanjungpinang sangat berhasil.Hal tersebut dibuktikan dengan data tanggapan

responden tentang evaluasi program sertifikasi guru di Kota Tanjungpinang

yang meliputi:

1. Berdasarkan sub indikator input, rata-rata skor tingkat persetujuan

responden yaitu sebesar 35.98 atau 100% atau dapat dikatakan sangat

berhasil. Indikator input tersebut diantaranya mengenai pemahaman guru di

Kota Tanjungpinang mengenai landasan/aturan serta relevansi yang

digunakan dalam pelaksanaan program sertifikasi guru.

2. Berdasarkan sub indikator output, rata-rata skor tingkat persetujuan

responden sebesar 15.58 atau 100% atau dapat dikatakan sangat berhasil.

Artinya program sertifikasi guru sudah sesuai dengan kebutuhan untuk

menyelesaikan masalah pendidikan seperti mutu pembelajaran, mutu

Page 29: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

29

pendidikan, profesionalisme dan martabat guru, serta dapat mensejahterakan

guru.

3. Berdasarkan sub indikator efektivitas, rata-rata skor tingkat persetujuan

responden sebesar 18.19 atau 100% atau dapat dikatakan sangat berhasil.

Artinya program sertifikasi dapat meningkatkan mutu pendidikan di Kota

Tanjungpinang, nilai rata-rata Ujian Nasional, kinerja dan disiplin guru,

kompetensi mengajar serta meningkatkan kondisi ekonomi guru di Kota

Tanjungpinang.

4. Berdasarkan sub indikator efisiensi, rata-rata skor tingkat persetujuan

responden sebesar 9.67 atau 100% atau dapat dikatakan sangat berhasil.

Artinya program sertifikasi tersebut memiliki tingkat manfaat yang tinggi

dalam peningkatan mutu pendidikan, mensejahterakan guru, serta

meningkatkan kualitas guru di Kota Tanjungpinang.

5. Berdasarkan sub indikator proses, rata-rata skor tingkat persetujuan

responden sebesar 9.57 atau 100% atau dapat dikatakan sangat berhasil.

Artinya metode yang digunakan dalam program sertifikasi guru di Kota

Tanjungpinang mampu mengatasi permasalahan pendidikan di Kota

Tanjungpinang.

6. Berdasarkan sub indikator judisial, rata-rata skor tingkat persetujuan

responden yaitu sebesar 10.19 atau 100% atau dapat dikatakan sangat

berhasil. Indikator judisial tersebut diantaranya mengenai keberadaan guru

memalsukan ijazah dan sertifikat kegiatan yang relevan sangat banyak,

keberadaan guru mendapatkan sertifikasi berdasarkan kedekatan personal

Page 30: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

30

pejabat pelaksana sangat banyak, keberadaan guru yang menggunakan jasa

“Joki” dalam pembuatan portofolio sangat banyak, dan keberadaan guru yang

melalaikan tugas demi sertifikasi serta memanipulasi jam mengajar yang

sangat banyak, selain itu keberadaan guru yang terkena sanksi pelanggaran

pun sangat banyak

7. Berdasarkan sub indikator politik, rata-rata skor tingkat persetujuan

responden yaitu sebesar 9.73 atau 100% dapat dikatakan sangat berhasil.

Indikator politik tersebut diantaranya mengenai dukungan dari seluruh guru,

pihak pelaksana serta seluruh masyarakat di Kota Tanjungpinang yang sangat

mendukung pelaksanaan program sertifikasi guru di Kota Tanjungpinang

yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui peran guru dan

mensejahterakan kehidupan guru di Kota Tanjungpinang.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang ” Evaluasi Program Sertifikasi

Guru di Kota Tanjungpinang, maka peneliti memberikan saran yaitu :

1. Hendaknya Pemerintah Kota Tanjungpinang melalui Dinas Pendidikan

Kota Tanjungpinang memotivasi guru pada semua jenjang pendidikan

untuk melanjutkan pendidikan formal ke jenjang S-1 atau D-IV sebagai

syarat utama mendapatkan sertifikasi guru.

2. Agar Kepala sekolah pada semua jenjang pendidikan di Kota

Tanjungpinang menilai kinerja guru yang sudah mapun belum sertifikasi

secara intensif dan subjektif dalam Penilaian Kinerja Guru (PKG) untuk

digunakan pada kenaikan pangkat jabatan fungsional.

Page 31: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

31

3. Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang hendaknya memotivasi guru di

Kota Tanjungpinang untuk berpartisipasi pada kegiatan pendidikan,

pelatihan, dan forum ilmiah seperti kegiatan Musyawarah Guru Mata

Pelajaran (MGMP), Kelompok Kerja Guru (KKG), serta seminar –

seminar pendidikan sebagai upaya dalam meningkatkan profesionalisme

guru.

Page 32: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

32

DAFTAR PUSTAKA

Agustino. 2006. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta

-------------. 2007. Perihal Ilmu Politik Sebuah Bahasan Memahami Ilmu Politik.Yogyakarta: Graha Ilmu

Bungin, Burhan. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana

Dasuki. dkk, Achmad. 2010. Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru.Jakarta: Dirjen PMPTK Kemendiknas

Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press

Ekowati, Mas Roro,Lilik 2009. Perencanaan, Implementasi & EvaluasiKebijakan atau Program. Surakarta: Pustaka Cakra

Irawan, Prasetya. 2006. Penelitian Kualitatif & Kuantitatif Untuk Ilmu-IlmuSosial. Jakarta : DIA FISIP Universitas Indonesia

Islamy, M. Irfan. 1998. Kebijakan Publik : Modul Universitas Terbuka.Jakarta:Karunika

Jalal, Fasli. 2007. Tanya Jawab Tentang Sertifikasi Guru. Jakarta: Dirjen PMPTK

Mikkelsen, Britha. 1999. Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-UpayaPemberdayaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi & Sertifikasi Guru. Bandung: PT.Rosdakarya Remaja

Nugroho, Riant D. 2003. Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi danEvaluasi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

-------------. 2011. Public Policy. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Parsons, Wayne. 2001. Public Policy Pengantar Teori dan Praktik AnalisisKebijakan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Poerwadarminta. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Prasetyo, Bambang. Miftahul Jannah, Lina. 2008. Metode Penelitian KuantitatifTeori dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo

Page 33: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

33

Purwanto. 2007. Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Riduwan. 2008. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

Samani, Muchlas. 2010. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi. Jakarta:Kemendiknas

Singarimbun, Masri & Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta:LP3ES

Solichin, Abdul Wahab. 2005. Analisis Kebijakan: Dari Formulasi keImplementasi Kebijakan Negara. Jakarta: Bumi Aksara

Subarsono, A.G. 2005. Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

-------------. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Suharto, Edi. 2007. Kebijakan Sosial sebagai kebijakan publik. Bandung:Alfabeta

Suryabrata, Sumadi. 1992. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers

Tangkilisan, Hessel N. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: Grasindo.

Usman, Husaini & Purnomo Setiadi Akbar. 2008. Pengantar Statistika. Jakarta:PT Bumi Aksara.

Wibawa. dkk, Samodra. 1994. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta: Raja Grafindo

Wicaksono, Kristian Widya 2006. Administrasi dan Birokrasi Pemerintah.Jogjakarta: Graha ilmu

Widodo, Joko. 2007. Analisis Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi ProsesKebijakan Publik. Malang: Bayumedia

Sumber lain

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

Page 34: EVALUASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity...untuk guru yang tidak mampu menempuh pendidikan tetapi memiliki kinerja yang baik, 2)

34

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang StandarNasional Pendidikan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 Tentang SertifikasiGuru dalam Jabatan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 Tentang SertifikasiGuru dalam Jabatan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 10 Tahun 2009 Tentang SertifikasiBagi Guru dalam Jabatan

Buku 12 Tahun Cilegon Membangun Dan Berkarya Nyata (Drs. Hj. Ratu AtiMarliati, MM (2010))