metodologi bathy & gravity core

12
Survey Bathimetri A. Tujuan Menyajikan data dan informasi tentang kondisi dasar laut pada daerah penelitian yang berupa kedalaman air laut yang dikoreksi data pasang surut berdasarkan tabel pasang surut daerah tersebut. B. Ruang Lingkup dan Volume Survey Survey bathimetri dilakukan pada lokasi dilakukannya kegiatan yang terkait dengan penelitian ini, meliputi area studi dengan luas disesuaikan dengan kebutuhan, dan batas ke arah laut lepas sampai zona laut dalam (dengan definisi laut dalam menurut rasio panjang gelombang dan kedalaman perairan), sebagaimana akan ditetapkan pada Laporan Pendahuluan. C. Alat yang Digunakan Pengukuran pemeruman dilaksanakan dengan peralatan sebagai berikut: Echosounder, GPS, dan perlengkapannya. GPS (Global Positioning System) memberikan posisi alat pada kerangka horisontal dengan bantuan satelit. Dengan fasilitas ini, kontrol posisi dalam kerangka horisontal dari suatu titik tetap di darat tidak lagi diperlukan. Selain fasilitas GPS, alat ini mempunyai kemampuan untuk mengukur kedalaman perairan dengan menggunakan gelombang suara yang dipantulkan ke dasar perairan. Gambar alat ini disajikan pada Error: Reference source not found1 dan Gambar 2, sedangkan penempatan alat ini dan perlengkapannya pada perahu dapat dilihat pada Gambar 4. Satu unit portable computer/Laptop diperlukan untuk menyimpan data yang di-download dari alat GPS setiap 300 kali pencatatan data. Perahu motor digunakan untuk membawa surveyor dan alat-alat pengukuran menyusuri jalur-jalur sounding yang telah ditentukan dapat dilihat pada Gambar 3. Dalam operasinya, perahu tersebut harus memiliki beberapa kriteria, antara lain:

Upload: yusuf-rendra-pratama

Post on 18-Dec-2015

63 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Metodologi pelaksanaan survei

TRANSCRIPT

Survey Bathimetri

A. TujuanMenyajikan data dan informasi tentang kondisi dasar laut pada daerah penelitian yang berupa kedalaman air laut yang dikoreksi data pasang surut berdasarkan tabel pasang surut daerah tersebut.B. Ruang Lingkup dan Volume Survey

Survey bathimetri dilakukan pada lokasi dilakukannya kegiatan yang terkait dengan penelitian ini, meliputi area studi dengan luas disesuaikan dengan kebutuhan, dan batas ke arah laut lepas sampai zona laut dalam (dengan definisi laut dalam menurut rasio panjang gelombang dan kedalaman perairan), sebagaimana akan ditetapkan pada Laporan Pendahuluan.

C. Alat yang DigunakanPengukuran pemeruman dilaksanakan dengan peralatan sebagai berikut:

Echosounder, GPS, dan perlengkapannya. GPS (Global Positioning System) memberikan posisi alat pada kerangka horisontal dengan bantuan satelit. Dengan fasilitas ini, kontrol posisi dalam kerangka horisontal dari suatu titik tetap di darat tidak lagi diperlukan. Selain fasilitas GPS, alat ini mempunyai kemampuan untuk mengukur kedalaman perairan dengan menggunakan gelombang suara yang dipantulkan ke dasar perairan. Gambar alat ini disajikan pada Gambar 1 dan Gambar 2, sedangkan penempatan alat ini dan perlengkapannya pada perahu dapat dilihat pada Gambar 4.

Satu unit portable computer/Laptop diperlukan untuk menyimpan data yang di-download dari alat GPS setiap 300 kali pencatatan data.

Perahu motor digunakan untuk membawa surveyor dan alat-alat pengukuran menyusuri jalur-jalur sounding yang telah ditentukan dapat dilihat pada Gambar 3. Dalam operasinya, perahu tersebut harus memiliki beberapa kriteria, antara lain:

Perahu harus cukup luas dan nyaman untuk para surveyor dalam melakukan kegiatan pengukuran dan downloading data dari alat ke komputer, dan lebih baik tertutup dan bebas dari getaran mesin.

Perahu harus stabil dan mudah bermanuver pada kecepatan rendah.

Kapasitas bahan bakar harus sesuai dengan panjang jalur sounding.

Papan duga. Papan duga digunakan pada kegiatan pengamatan fluktuasi muka air di laut.

Peralatan keselamatan. Peralatan keselamatan yang diperlukan selama kegiatan survei dilakukan antara lain life jacket.

Gambar 1 Echosounder & Transducer(Sumber : OC ENVIRO)

Gambar 2 Garmin GPSMap 585

(Sumber : OC ENVIRO)

Gambar 3 Contoh perahu motor untuk surbey bathymetri

Gambar 4 Sketsa penempatan alat pada survei batimetri. Penempatan GPS Map (Tranducer, Antena, Reader) di perahuD. Metode pelaksanaan Pengukuran bathimetri sangat terkait dengan pengukuran topografi dan pengamatan tinggi muka air/pasang surut, sehingga pelaksanaan pekerjaan pengukuran bathimetri, topografi, dan pengamatan tinggi muka air/pasang surut harus dilakukan dengan bersamaan .

Survey bathimetri atau pengukuran kedalaman laut dilakukan setelah pengukuran penentuan titik-titik di pantai yang diketahui koordinatnya.

Pengukuran kedalaman dasar laut dengan menggunakan alat ukur Echosounder 200 kHz dengan interval 20 m. Kedalaman dasar laut terekam pada kertas Echogram. Jalur pengukuran tegak lurus pantai, untuk menentukan posisi fix point setiap titik dengan cara ikatan kemuka sebelum pelaksanaan pengukuran dilakukan bar check untuk kalibrasi alat.

Pekerjaan survei yang dilakukan terdiri dari dua jenis kegiatan utama, yaitu pemeruman batimetri dan pengamatan pasang surut. Berikut akan dijelaskan menganai tahapan yang dilakukan disertai metodologi yang digunakan pada masing-masing survei:

1. Penentuan Jalur SoundingJalur sounding adalah jalur perjalanan kapal yang melakukan sounding dari titik awal sampai ke titik akhir dari kawasan survei. Pada bagian pantai yang ditinjau, jalur sounding dibuat dengan jarak 25 m. Untuk tiap jalur sounding dilakukan pengambilan data kedalaman perairan setiap jarak 25 m. Titik awal dan akhir untuk tiap jalur sounding dicatat dan kemudian di-input ke dalam alat pengukur yang dilengkapi dengan fasilitas GPS, untuk dijadikan acuan lintasan perahu sepanjang jalur sounding. Sketsa jalur sounding pada kawasan pengukuran dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 5 Sketsa jalur survei batimetri (pergerakan perahu dalam menyusuri jalur sounding).

Record data tiap jarak 20 meter dengan jalur sounding dibuat tegak lurus garis pantai dengan jarak antara jalur 25 meter. Dibuat lintasan cross check pada jarak 100 meter, 200 meter, 600 meter, 800 meter dan 1000 meter kilometer dari garis pantai.2. Batimetri

Metoda yang digunakan untuk kegiatan batimetri yaitu melalui pemeruman (sounding) dengan menggunakan alat echosounder yang menggunakan prinsip perambatan gelombang suara. Alat ini dapat memancarkan gelombang suara satu frekuensi (200 kHz) melalui tranduser ke dasar laut dan saat mencapai dasar laut, gelombang akan dipantulkan untuk kemudian diterima oleh transduser. Selisih waktu perambatan gelombang tersebut kemudian diolah secara elektronik menjadi angka digital yang menunjukkan kedalaman dasar laut pada posisi kapal pengukuran berada. Echosounder dan GPS dipasang di perahu, secara otomatis data kedalaman dan posisi atau X,Y dan Z direkam setiap perahu bergerak sejauh 20 meter. Pengukuran kedalaman dasar laut dilakukan sepanjang lintasan kapal. Kedalaman hasil survei dikoreksi oleh muka air pasang surut yang surveinya dilakukan pararel. Data diperlukan sebagai paramater penentu layout.3. PositioningPenentuan posisi pengukuran di laut dilakukan dengan menggunakan bantuan satelit, yaitu dengan menggunakan alat GPS. GPS (Global Positioning System) memberikan posisi alat pada kerangka horisontal dengan bantuan satelit. Dengan fasilitas ini, kontrol posisi dalam kerangka horisontal dari suatu titik tetap di darat tidak lagi diperlukan. GPS yang dapat digunakan dalam pekerjaan ini harus memiliki akurasi horizontal yang memenuhi syarat SNI 7646;2010. Hasil dari pekerjaan ini mendapatkan posisi titik-titik kedalaman laut, selanjutnya dibuat peta situasi kedalaman dasar laut.Pengambilan Sampel Sedimen Dengan Gravity Corer Dan Grab SamplerA. Tujuan Tujuan kegiatan ini adalah untuk mendapatkan sampel sedimen di lokasi pekerjaan penelitian dengan menggunakan alat gravity core dan grab sampler.

B. Ruang Lingkup dan Volume Pekerjaan

Sedimen permukaan dasar laut yang akan diambil di daerah survey dengan jarak antara contoh berkisar antara 50 m dan 100 m.

C. Alat yang Digunakan

Alat yang digunakan adalah sebagai berikut :

Gravity corer Grab SamplerD. Metode Pelaksanaan

Pekerjaan survei ini terbagi dalam beberapa tahapan:

Persiapan Peralatan

Dalam survey ini digunakan gravity corer dan grab sampler. Gravity corer merupakan alat pengambil sampel sedimen berbentuk pipa besi dengan lapisan tabung plastik yang dapat dilepas, dan berbentuk runcing pada salah satu ujugnya. Alat ini memiliki katup di bagian atas yang mencegah air masuk dan mendorong sampel keluar. Sedangkan di bagian bawah terdapat pintu masuk yang dapat mekar ketika bertemu permukaan dan menutup ketika alat diangkat. Gambar 6 menunjukkan alat gravity core.

Gambar 6 Gravity corerSedangkan grab sampler adalah alat yang digunakan untuk pengambilan sampel sedimen permukaan dari dasarlaut yang berbentuk wadah tertutup yang terbelah dua yang dilengkapi dengan bagian-bagian mekanis yang dapat membuka-tutupkan alat ini dengan mudah. Gambar alat grab sampler ditunjukkan pada Gambar 7

Gambar 7 Grab sampler Pengambilan Sampel Sedimen Dengan gravity corerGravity core dijatuhkan menggunakan winch dan tali kawat, cara pengambilan sampel ditunjukkan pada Gambar 8 dan Gambar 9. Gravity core yang terjatuh akan menghunjam dasar laut sedalam 50 cm sampai dengan 100 cm tergantung dari jenis tanah dasar laut. Setelah tertancap pada dasar laut, sedimen tanah akan dikurung dalam lapisan tabung plastik kemudian gravity core diangkat. Metode Gravity Core akan mengalami kesulitan ketika seabed didominasi oleh pasir atau batuan karang. Hasil pengambilan sampel akan mengalami Gravity loss yang artinya Gravity Core tidak dapat memperoleh sampel sedimen. Dengan grab samplerPertama buka bagian grab dengan penarikan pada tali, setelah grab terbuka lalu turunkan ke permukaan dasar laut secara perlahan, saat grab sampler sampai didasar permukaan akan terasa dengan kendornya tali, maka kita dapat mengangkat grab sampler,setelah pengangkatan kita dapat melakukan pengecekan apakah sudah terdapat sedimen yang cukup untuk kita pakai, setelah terasa cukup didapatlah sedimen yang terperangkap pada alat. Proses Penurunan grab sampler ditunjukkan pada Gambar 9.

Gambar 8 Proses Penurunan Gravity Core(Sumber : http://www.sailblogs.com)

Gambar 9 Proses pengambilan sampel dengan Gravity Core(Sumber : http://www.geologie.mnhn.fr)

Gambar 9 Proses Penurunan Grab Sampler

Gambar 9 Proses pengambilan sampel dengan Grab Sampler (Sumber : http://www.geosi.no) Penyimpanan Sampel

Setelah diangkat sampel sedimen kemudian dipindahkan dan disimpan ke dalam pipa paralon untuk sample hasil gravity core, sedangkan hasil dari grab sampler cukup disimpan ke dalam plastik sampel.