evaluasi profesionalisme guru dosen fkip unigha sigli

7
Sains Riset Volume VII No. 3 Desember 2017 33 EVALUASI PROFESIONALISME GURU B a s r i, M.Pd Dosen FKIP UNIGHA SIGLI Email: [email protected] ABSTRAK Guru profesional dituntut memiliki seperangkat kemampuan kompetensi guru. Dalam Undang- Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 dinyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Berlakunya undang-undang dan peraturan tersebut menuntut para guru untuk meningkatkan profesionalisme. Kinerja guru dapat dilihat dari rasa tanggung jawab menjalankan tugas profesinya akan memegang tanggung jawab moral. Semua Ini akan terlihat dalam kepatuhan dan loyalitas dalam menjalankan tugas kependidikannya di kelas dan di luar kelas. Tiga komponen untuk penilaian kinerja guru secara teknis, yaitu (1) mengamati kelas (observasi Kelas), (2) memeriksa program kerja, khususnya RPP, dan (3) melakukan validasi data melalui triangulasi. Kinerja profesional juga dapat dilihat dari aspek peningkatan kualitas (1) belajar dengan memberdayakan berbagai aspek; (2) penguasaan, aplikasi, dan produk Ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti menulis buku, karya ilmiah, penelitian, membuat alat peraga, penerapan teknologi; (3) kontribusi guru dalam pekerjaan; (4) pelaksanaan strategi atau teknologi baru dalam belajar seperti e-learning, lesson study, pembelajaran kuantum, konstruktivisme; (5) memanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana pembelajaran seperti internet; dan (6) motivasi terus berkembang untuk kemajuan dan kualitas pembelajaran, administrasi, pengembangan diri, yang menyebabkan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran. Kata kunci: Evaluasi dan Profesionalisme Guru. PENDAHULUAN Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, aspek utama yang ditentukan adalah kualitas guru. Hal ini disebabkan guru merupakan titik sentral dalam pembaharuan dan peningkatan mutu pendidikan, dengan kata lain salah satu persyaratan penting bagi peningkatan mutu pendidikan adalah apabila pelaksanaan proses belajar mengajar dilakukan oleh pendidik-pendidik yang dapat diandalkan keprofesionalannya. Usaha Pemerintah untuk mendorong peningkatkan mutu pendidikan, salah satunya adalah untuk meningkatkan kualitas guru. karena kualitas sistem pendidikan secara keseluruhan erat kaitannya dengan kualitas guru. Guru memiliki peran strategis dalam pendidikan, bahkan sumber pendidikan lainnya yang cukup sering kurang berarti bila tidak didukung oleh adanya guru yang berkualitas. Guru mempunyai peranan yang strategis dalam upaya untuk meningkatkan kualitas layanan dan hasil pendidikan. Guru merupakan kunci utama dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, sangat wajar jika akhir-akhir ini pengakuan dan penghormatan terhadap profesi guru telah meningkat, yang dimulai dengan telah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, tentang guru dan dosen. Guru adalah jabatan profesi sehingga guru harus mampu melakukan pekerjaan mereka secara profesional. Seseorang dianggap professional ketika mampu bekerja pada tugas- tugas dengan selalu berpegang teguh pada etika profesi, independen, produktif, efektif, efisien dan inovatif dan didasarkan pada prinsip- prinsip pelayanan prima yang didasarkan pada unsur-unsur ilmu atau teori sistematis, otoritas profesional, pengakuan masyarakat, dan kode etik yang regulatif. Guru profesional memiliki tugas utama pendidikan, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dalam melaksanakan tugasnya, guru menerapkan keahlian, kemampuan yang memenuhi standar kualitas tertentu atau norma diperoleh melalui pendidikan profesi. Urusan tambahan yang terkait dengan tugas sebagai guru yang ditugaskan dengan

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI PROFESIONALISME GURU Dosen FKIP UNIGHA SIGLI

Sains Riset Volume VII No. 3 Desember 2017 33

EVALUASI PROFESIONALISME GURU

B a s r i, M.Pd

Dosen FKIP UNIGHA SIGLIEmail: [email protected]

ABSTRAK

Guru profesional dituntut memiliki seperangkat kemampuan kompetensi guru. Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 dinyatakanbahwa kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensiprofesional dan kompetensi sosial. Berlakunya undang-undang dan peraturan tersebut menuntut paraguru untuk meningkatkan profesionalisme. Kinerja guru dapat dilihat dari rasa tanggung jawabmenjalankan tugas profesinya akan memegang tanggung jawab moral. Semua Ini akan terlihat dalamkepatuhan dan loyalitas dalam menjalankan tugas kependidikannya di kelas dan di luar kelas. Tigakomponen untuk penilaian kinerja guru secara teknis, yaitu (1) mengamati kelas (observasi Kelas), (2)memeriksa program kerja, khususnya RPP, dan (3) melakukan validasi data melalui triangulasi.Kinerja profesional juga dapat dilihat dari aspek peningkatan kualitas (1) belajar denganmemberdayakan berbagai aspek; (2) penguasaan, aplikasi, dan produk Ilmu pengetahuan danteknologi, seperti menulis buku, karya ilmiah, penelitian, membuat alat peraga, penerapan teknologi;(3) kontribusi guru dalam pekerjaan; (4) pelaksanaan strategi atau teknologi baru dalam belajar sepertie-learning, lesson study, pembelajaran kuantum, konstruktivisme; (5) memanfaatkan teknologiinformasi sebagai sarana pembelajaran seperti internet; dan (6) motivasi terus berkembang untukkemajuan dan kualitas pembelajaran, administrasi, pengembangan diri, yang menyebabkan perbaikandan peningkatan kualitas pembelajaran.

Kata kunci: Evaluasi dan Profesionalisme Guru.

PENDAHULUANDalam upaya peningkatan mutu

pendidikan, aspek utama yang ditentukanadalah kualitas guru. Hal ini disebabkan gurumerupakan titik sentral dalam pembaharuandan peningkatan mutu pendidikan, dengan katalain salah satu persyaratan penting bagipeningkatan mutu pendidikan adalah apabilapelaksanaan proses belajar mengajar dilakukanoleh pendidik-pendidik yang dapat diandalkankeprofesionalannya.

Usaha Pemerintah untuk mendorongpeningkatkan mutu pendidikan, salah satunyaadalah untuk meningkatkan kualitas guru.karena kualitas sistem pendidikan secarakeseluruhan erat kaitannya dengan kualitasguru. Guru memiliki peran strategis dalampendidikan, bahkan sumber pendidikan lainnyayang cukup sering kurang berarti bila tidakdidukung oleh adanya guru yang berkualitas.Guru mempunyai peranan yang strategis dalamupaya untuk meningkatkan kualitas layanandan hasil pendidikan. Guru merupakan kunciutama dalam upaya meningkatkan kualitaspendidikan. Oleh karena itu, sangat wajar jikaakhir-akhir ini pengakuan dan penghormatan

terhadap profesi guru telah meningkat, yangdimulai dengan telah Undang-Undang Nomor14 Tahun 2005, tentang guru dan dosen.

Guru adalah jabatan profesi sehinggaguru harus mampu melakukan pekerjaanmereka secara profesional. Seseorang dianggapprofessional ketika mampu bekerja pada tugas-tugas dengan selalu berpegang teguh pada etikaprofesi, independen, produktif, efektif, efisiendan inovatif dan didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan prima yang didasarkan padaunsur-unsur ilmu atau teori sistematis, otoritasprofesional, pengakuan masyarakat, dan kodeetik yang regulatif.

Guru profesional memiliki tugas utamapendidikan, mengajar, membimbing,mengarahkan, melatih, menilai, danmengevaluasi peserta didik pada pendidikananak usia dini jalur pendidikan formal,pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.Dalam melaksanakan tugasnya, gurumenerapkan keahlian, kemampuan yangmemenuhi standar kualitas tertentu atau normadiperoleh melalui pendidikan profesi.

Urusan tambahan yang terkait dengantugas sebagai guru yang ditugaskan dengan

Page 2: EVALUASI PROFESIONALISME GURU Dosen FKIP UNIGHA SIGLI

Sains Riset Volume VII No. 3 Desember 2017 34

prinsip-prinsip penghargaan atas dasar prestasi.Hal ini sesuai dengan tujuan sertifikasidiadakannya untuk guru, yaitu: (1) menentukankelayakan seseorang dalam melaksanakantugas sebagai agen pembelajaran; (2)peningkatan kualitas proses dan hasilpendidikan; dan (3) peningkatanprofesionalisme guru (Dikti, 2006).

Sesuai amanat undang-undang RepublikIndonesia Nomor 20 Pada tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasional, yangmenyebutkan bahwa jabatan guru sebagaipendidik adalah jabatan Professional. Untukitu, guru profesional dituntut untuk terusberkembang sesuai dengan perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi, serta kebutuhanmasyarakat untuk meningkatkan sumber dayamanusia yang berkualitas dan memilikikemampuan agar dapat bersaing dalam forumregional, nasional, maupun internasional.Sesuai dengan regulasi pemerintah dalamundang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentangguru dan dosen.

KARAKTERISTIK PROFESIONALISMEGURU

Karakteristik guru profesionalismemenurut Orstein dan Levine (Rahmat Wahab,2009) menegaskan bahwa pada pada dasarnyapekerjaan mengajar dapat dikategorikanmenjadi tiga tingkatan, yaitu mengajar sebagaisemi-profession, emerging profession, dan fullprofession.

Pertama, mengajar dikatakan semiprofesional, ketika profesi mengajar hanyadisiapkan melalui pelatihan jangka pendek,bahkan mengajar dapat dilakukan oleh siapasaja yang mengaku pernah diajarkan, karenaprofesi mengajar dilakukan dengan hanyameniru saja yang dilakukan oleh guru, tanpadilalui proses latihan. Kedua, mengajardikatakan emerging profession yang mana disatu sisi mengajar dianggap sebagai profesi,namun di sisi lain profesi dipersiapkan sesuaidengan kebutuhan. Selain itu, mengajar adalahpekerjaan yang menuntut penyesuaian terusmenerus, bersama dengan perubahan tuntutanmasyarakat yang terus berkembang, sehinggaguru harus terus-menerus melakukan updatingpenguasaan materi keilmuannya, dan metodepembelajaran yang kreatif dan inovatif.

Ketiga, profesi guru dikatakan fullprofession, karena mengajar adalah profesi,yaitu guru harus memiliki pengetahuan tertentudan dapat berguna bagi masyarakat dan dapat

memberi solusi terhadap permasalahanpendidikan.

McNergney dan Joanne (Rahmat Wahab,2009) Menyatakan bahwa mengajar sebagaiprofesi menuntut sejumlah karakteristiksebagai berikut:

1. Rasa melayani masyarakat adalahkomitmen dari seluruh waktu karirnya.

2. Pengetahuan dan keterampilan yang padakemampuan atas manusia padaumumnya.

3. Penerapan penelitian dan teori dalampraktek, berkaitan dengan masalahkemanusiaan.

4. Membutuhkan waktu yang panjanguntuk latihan spesialisasinya.

5. Adanya kontrol terhadap standar lisensidan persyaratan masuk.

6. Memiliki otonomi dalam membuatkeputusan terkait dengan bidang kerjaprofesinya.

7. Berani menerima tanggung jawabmengenai penilaian dibuat dan tindakandilakukan dalam memberikan layanan.

8. Komitmen untuk profesi dan klien ,ditandai dengan penekanan denganlayanan yang diberikan.

9. Memiliki organisasi yang bersifatotonom, yang keanggotaannya seprofesi.

10. Memiliki Asosiasi Profesi11. Memiliki kode etik, yang membantu

untuk mengklarifkasi permasalahan yangtimbul sehubungan dengan layanan yangdiberikan.

12. Memiliki prestise dan penghargaanekonomik yang tinggi.Di antara karaketeristik-karakteristik di

atas, maka yang dianggap sangat pentingadalah: (1) memiliki pengetahuan danketerampilan yang berkaitan dengan bidangprofesinya di atas kemampuan manusia padaumumnya; (2) adanya kontrol terhadap standarlisensi dan persyaratan masuk untuk menjadiguru; (3) memiliki otonomi dalam membuatkeputusan yang berkaitan dengan bidangprofesinya; dan (4) memiliki prestise danpenghargaan ekonomik yang tinggi.

Profesi guru dan dosen merupakanbidang pekerjaan khusus yang memerlukanprinsip-prinsip profesional. Yaitu (1) memilikibakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme, (2)memiliki kualifikasi pendidikan dan latarbelakang pendidikan yang sesuai denganbidang tugas, (3) memiliki kompetensi yangdiperlukan sesuai dengan bidang tugas (4)

Page 3: EVALUASI PROFESIONALISME GURU Dosen FKIP UNIGHA SIGLI

Sains Riset Volume VII No. 3 Desember 2017 35

mematuhi kode etik profesi, (5) memiliki hakdan kewajiban dalam pelaksanaan tugas, (6)memperoleh penghasilan yang ditentukansesuai dengan prestasi kerjanya, (7) memilikikesempatan untuk mengembangkan profesinyasecara berkelanjutan, (8) memperolehperlindungan hukum dalam melaksanakantugas Profesional, dan (9) dan memilikiorganisasi profesi yang berlandaskan hukum(UU No. 14/2005, tentang guru dan Dosen)

Hasan (2009), mengemukakan guruprofesional Indonesia memiliki; (1) dasar ilmuyang kuat sebagai perwujudan teknologiterhadap masyarakat dan ilmu pengetahuanmasyarakat di abad ke-21; (2) penguasaantaktik profesi berdasarkan penelitian danPraksis pendidikan yang dalam ilmupendidikan sebagai praksis bukan hanyakonsep belaka. Pendidikan merupakan prosesyang terjadi di lapangan dan bersifat ilmiah,serta penelitian pendidikan harus diarahkanpada pendidikan praksis masyarakat Indonesia;(3) pengembangan kemampuan profesionalberkelanjutan, profesi guru adalah profesi yangberkembang terus-menerus dan berkelanjutanantara LPTK dengan praktek pendidikan.Menghambat profesi guru dan ilmu Programpendidikan pra-universitas menyebabkanpemutusan layanan dan in-service karenapertimbangan dari manajemen pendidikan kakuatau birokrasi lemah. Kekerdilan profesi gurudan ilmu pendidikan disebabkan terputusnyaprogram pre-service dan in-servicekarenapertimbangan birokratis yang kaku ataumanajemen pendidikan yang lemah.

Dari beberapa upaya Pemerintah telahdilakukan di atas, faktor-faktor yang yangpaling penting agar guru dapat meningkatkankualifikasi dirinya dengan menyetarakanjumlah jam mengajar dengan gaji guru.Program apapun yang akan diterapkanpemerintah tetapi jika gaji guru rendah, untukmemenuhi kebutuhan hidup guru akan mencaripekerjaan tambahan untuk mencukupikebutuhannya. Tak heran jika para guru dinegara maju kualitas tinggi atau dikatakanprofesional, karena apresiasi jasa para gurusangat tinggi. Di Inggris Raya dan Wales untukmeningkatkan profesionalisme gurupemerintah mulai memperhatikan pembayarangaji guru yang seimbang dengan beban kerja.Di Amerika Serikat itu sudah berlaku, jadijangan heran jika pendidikan yang berlaku diAmerika Serikat menjadi pola negara-negara

ketiga(http://researchengines.com/amhasan.html)

Guru dikondisikan pada posisi gardaterdepan dan sangat sentral dalam pelaksanaanproses pembelajaran termasuk proses ujian.Guru profesional dituntut untuk memiliki kodeetik, yaitu norma tertentu sebagai peganganyang diakui dan dihargai oleh masyarakat.Kode etik adalah landasan moral dan pedomanperilaku utama dengan sikap para anggota.guru memiliki otonomi khusus dapat mengaturdiri mereka sendiri, memiliki sikap mandiridalam melaksanakan tugas. Guru membuatkeputusan dan bertanggung jawab keputusan(Jatmiko, 2008)

Guru profesional memiliki limakualifikasi (a) akademik , (b) kompetensi, (c)sertifikat, (d) kesehatan lahir dan batin, dan (e)merealisasikan tujuan pendidikan (Joni,2008a). Secara khusus Joni (2008b)menyebutkan Empat Pilar pembelajaran lepas-konteks itu menjadi (a) kompetensi pedagogik,(b) kompetensi kepribadian (C), kompetensiprofesional, dan (d) kompetensi sosial.

Guru profesional mendukungpenjaminan kualitas secara berkelanjutan.Profesionalisasi harus dilihat sebagai prosesyang berkesinambungan. Dalam proses ini,pendidikan Prajabatan, termasuk di Kantorpendidikan penataran, pembinaan dariorganisasi profesi dan penghargaan kerjamasyarakat terhadap profesi keguruan,penegakan kode etik profesi, sertifikasi,peningkatan kualitas calon guru, imbalan, dllsecara bersama-sama menentukanpengembangan profesionalisme seseorangtermasuk guru.

KOMPETENSI GURUKinerja guru mempunyai

spesifikasi/kriteria tertentu. Kinerja guru da-patdilihat dan diukur berdasarkanspesifikasi/kriteria kompetensi yang harusdimiliki oleh setiap guru.

Berdasarkan Peraturan MenteriPendidikan Nasional Republik Indone-siaNomor 16 Tahun 2007 tentang StandarKualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.Dijelaskan bahwa Standar Kompetensi Gurudikembangkan secara utuh dari 4 kompetensiutama, yaitu: (1) kompetensi pedagogik, (2)kepribadian, (3) sosial, dan (4) profesional.Keempat kompetensi tersebut terin-tegrasidalam kinerja guru.1. Kompetensi Pedagogik

Page 4: EVALUASI PROFESIONALISME GURU Dosen FKIP UNIGHA SIGLI

Sains Riset Volume VII No. 3 Desember 2017 36

Kompetensi pedagogik yaitukemampuan yang harus dimiliki guru ber-kenaan dengan karakteristik siswa dilihat dariberbagai aspek seperti moral, emosional, danintelektual. Hal tersebut berimplikasi bahwaseorang guru harus mampu menguasai teoribelajar dan prinsip-prinsip belajar, karenasiswa memiliki karakter, sifat, dan interestyang berbeda. Berkenaan dengan pelaksanaankurikulum, seorang guru harus mampumengembangkan kurikulum tingkat satuanpendidikan masing-masing dan disesuaikandengan kebutuhan lokal. Guru harus mampumengoptimalkan potensi peserta didik untukmeng-aktualisasikan kemampuannya di kelas,dan harus mampu melakukan kegiatanpenilaian terhadap kegiatan pembelajaran yangtelah dilakukan.

Kemampuan yang harus dimiliki guruberkenaan dengan aspek-aspek yang diamati,yaitu:

a. Penguasaan terhadap karakteristik pesertadidik dari aspek fisik, moral, sosial,kultural, emosional dan intelektual.

b. Penguasaan terhadap teori belajar danprinsip-prinsip pembelajaran yangmendidik.

c. Mampu mengembangkan kurikulum yangterkait dengan bidang pengembanganyang diampu.

d. Menyelenggarakankegiatanpengembangan yang mendidik.

e. Memanfaatkan teknologi informasi dankomunikasi untuk kepentinganpenyelenggaraan kegiatan pengembanganyang mendidik.

f. Memfasilitasi pengembangan potensipeserta didik untuk mengaktualisasikanberbagai potensi yang dimiliki.

g. Berkomunikasi secara efektif, empatik,dan santun dengan peserta didik.

h. Melakukan penilaian dan evaluasi prosesdan hasil belajar, memanfaatkan hasilpenilaian dan evaluasi untuk kepentinganpembelajaran.

i. Melakukan tindakan reflektif untukpeningkatan kualitas pembelajaran.

2. Kompetensi KepribadianPelaksanaan tugas sebagai guru harus

didukung oleh suatu perasaan bangga akantugas yang dipercayakan kepadanya untukmempersiapkan generasi kualitas masa depanbangsa. Walaupun berat tantangan danrintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan

tugasnya harus tetap tegar dalam melaksa-kantugas sebagai seorang guru.

Pendidikan adalah proses yangdirencanakan agar semua berkembang melaluiproses pembelajaran. Guru sebagai pendidikharus dapat mempenga-ruhi ke arah proses itusesuai dengan tata nilai yang dianggap baik danberla-ku dalam masyarakat.

Tata nilai termasuk norma, moral,estetika, dan ilmu pengetahuan, mem-pengaruhi perilaku etik siswa sebagai pribadidan sebagai anggota masyara-kat. Penerapandisiplin yang baik dalam proses pendidikanakan menghasilkan sikap mental, watak dankepribadian siswa yang kuat. Guru dituntut ha-rus mampu membelajarkan siswanya tentangdisiplin diri, belajar membaca, mencintai buku,menghargai waktu, belajar bagaimana carabelajar, mematuhi aturan/tata tertib, dan belajarbagaimana harus berbuat. Semuanya itu akanberhasil apabila guru juga disiplin dalammelaksanakan tugas dan kewajibannya.

Guru harus mempunyai kemampuanyang berkaitan dengan kemantapan danintegritas kepribadian seorang guru. Aspek-aspek yang diamati adalah:

a. Bertindak sesuai dengan norma agama,hukum, sosial, dan kebudayaan nasionalIndonesia.

b. Menampilkan diri sebagai pribadi yangjujur, berakhlak mulia, dan te-ladan bagipeserta didik dan masyarakat.

c. Menampilkan diri sebagai pribadi yangmantap, stabil, dewasa, arif, danberwibawa.

d. Menunjukan etos kerja, tanggung jawabyang tinggi, rasa bangga menjadi guru,dan rasa percaya diri.

e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.3. Kompetensi Sosial

Guru di mata masyarakat dan siswamerupakan panutan yang perlu di-contoh danmerupkan suritauladan dalam kehidupanyasehari-hari. Guru perlu memiliki kemampuansosial dengan masyakat, dalam rangkapelaksanaan proses pembelajaran yang efektif.Dengan dimilikinnya kemampuan tersebut,otomatis hubungan sekolah dengan masyarakatakan berjalan dengan lancar, sehingga jika adakeperluan dengan orang tua siswa, para gurutidak akan mendapat kesulitan.

Kemampuan sosial meliputi kemampuanguru dalam berkomunikasi, bekerja sama,bergaul simpatik, dan mempunyai jiwa yangmenyenangkan.

Page 5: EVALUASI PROFESIONALISME GURU Dosen FKIP UNIGHA SIGLI

Sains Riset Volume VII No. 3 Desember 2017 37

Kriteria kinerja guru yang harus dilakukanadalah:

a. Bertindak objektif serta tidakdiskriminatif karena pertimbangan jeniskelamin, agama, ras, kondisi fisik, latarbelakang keluarga, dan status sosialekonomi.

b. Berkomunikasi secara efektif, empatik,dan santun dengan sesama pendidik,tenaga kependidikan, orang tua, danmasyarakat.

c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruhwilayah Republik Indonesia yangmemiliki keragaman sosial budaya.

d. Berkomunikasi dengan komunitas profesisendiri dan profesi lain secara lisan dantulisan atau bentuk lain.

4. Kompetensi ProfesionalKompetensi Profesional yaitu

kemampuan yang harus dimiliki guru dalamperencanaan dan pelaksanaan prosespembelajaran. Guru mempunyai tugas untukmengarahkan kegiatan belajar siswa untukmencapai tujuan pem-belajaran, untuk itu gurudituntut mampu menyampaikan bahanpelajaran. Guru harus selalu meng-update, danmenguasai materi pelajaran yang disajikan.Persiapan diri tentang materi diusahakandengan jalan mencari informasi melaluiberbagai sumber seperti membaca buku-bukuterbaru, mengakses dari internet, selalumengikuti perkembangan dan kemajuanterakhir tentang materi yang disajikan.

Kompetensi atau kemampuankepribadian yaitu kemampuan yang harusdimiliki guru berkenaan dengan aspek:

a. Dalam menyampaikan pembelajaran,guru mempunyai peranan dan tugassebagai sumber materi yang tidak pernahkering dalam mengelola prosespembelajaran. Kegiatan mengajarnyaharus disambut oleh siswa sebagai suatuseni pengelolaan proses pembelajaranyang diperoleh melalui latihan,pengalaman, dan kemauan belajar yangtidak pernah putus.

b. Dalam melaksakan proses pembelajaran,keaktifan siswa harus selalu diciptakandan berjalan terus dengan menggunakanmetode dan strategi mengajar yang tepat.Guru menciptakan suasana yang dapatmendorong siswa untuk bertanya,mengamati, mengadakan eksperimen,serta menemu-kan fakta dan konsep yangbenar. Karena itu guru harus melakukan

kegi-atan pembelajaran menggunakanmultimedia, sehingga terjadi suasanabelajar sambil bekerja, belajar sambilmendengar, dan belajar sambil bermain,sesuai kontek materinya.

c. Di dalam pelaksanaan prosespembelajaran, guru harusmemperhatikan prinsip-prinsip didaktikmetodik sebagai ilmu keguruan.Misalnya bagaimana menerapkan prinsipapersepsi, perhatian, kerja kelompok,korelasi dan prinsip-prinsip lainnya.

d. Dalam hal evaluasi, secara teori danpraktik, guru harus dapat melaksana-kansesuai dengan tujuan yang ingindiukurnya. Jenis tes yang digunakanuntuk mengukur hasil belajar harusbenar dan tepat. Diharapkan pula gurudapat menyusun butir secara benar, agartes yang digunakan dapat me-motivasisiswa belajar.Kemampuan yang harus dimiliki guru

dalam proses pembelajaran dapat diamati dariaspek-aspek:

a. Menguasai materi, struktur, konsep, danpola pikir keilmuan yang mendu-kungmata pelajaran yang diampu.

b. Menguasai Standar Kompetensi danKompetensi Dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

c. Mengembangkan materi pelajaran yangdiampu secara kreatif.

d. Mengembangkan keprofesionalan secaraberkelanjutan dengan melakukantindakan reflektif

e. Memanfaatkan teknologi informasi dankomunikasi untuk berkomunikasi danmengembangkan diri

EVALUASI KINERJA GURUAgar kinerja guru dapat ditingkatkan dan

memberi sumbangan mungkin terhadap siswadan sekolah secara keseluruhan, maka perludilakukan evaluasi kinerja guru. Ronald T.C.Boyd (Akhmad Sudrajad, 2008b) menunjukkanbahwa evaluasi kinerja guru didesain untukmelayani dua tujuan, yaitu: (1) untukmengukur kompetensi guru dan (2) mendukungpengembangan Profesional. Oleh karena itu,sistem evaluasi kinerja guru harus memberikanmanfaat sebagai umpan balik untuk memenuhiberbagai kebutuhan di kelas (classroom needs),dan dapat memberikan kesempatan untukpengembangan sekolah dan guru itu sendiri.

Page 6: EVALUASI PROFESIONALISME GURU Dosen FKIP UNIGHA SIGLI

Sains Riset Volume VII No. 3 Desember 2017 38

Menurut Robert Bacal (AkhmadSudrajad, 2008a) penilaian atau evaluasikinerja merupakan bagian dari manajemenkinerja (performance Manajemen) itu sendiri.Menurut Robert Bacal (Akhmad Sudrajad,2008a), manajemen kinerja guru adalah proseskomunikasi yang keberlanjutan dan dilakukandalam kemitraan antara guru dengan atasan,atasan, atau penilainnya. Proses ini meliputikegiatan membangun Kesepakatan danpemahaman mengenai tuntutan yang ada, baikyang terkait dengan tanggung jawab terhadapkeberhasilan siswa, guru, dan keberhasilansekolah dengan dirinya sendiri.

Untuk menilai kinerja guru diperlukanstandar baku. Dalam praktek standar untukpenilaian kinerja guru yang baik dapat dicobakesepakatan para pihak yang akan menilai(kepala sekolah) dan guru yang akan dinilai(Agus Sumarno, 2008). Namun, dalam kontekskinerja guru Profesional, maka indikatorpendukungnya harus didasarkan pada standaryang ada. Di India, pakar (Advancement ofEducational Performance through TeacherSupport) adalah sebuah program peningkatankinerja guru, yang didukung oleh UNICEF,telah menggunakan aspek kinerja guru di kelassebagai salah satu standar utama guruberkinerja baik (Shukla Subir, 2008). Lebihlanjut menyatakan, bahwa untuk menilaikinerja guru, ADEPTS menerapkan kegiatanon service, yaitu sebuah program peningkatankinerja guru di kelas dan penilaian yangditerapkan. penilaian ini bukan untukpembenaran kemampuan, melainkan menjadimasukan untuk perbaikan kinerja guru secarabertahap dan progresif (Subir Shukla, 2008).

Di Indonesia, di era sertifikasi guru,standar untuk mengukur kinerja gurukompetensi profesional adalah empatkompetensi guru (atau standar keprofesionalanguru), yang menunjukkan seluruh sosok guruprofesional (T. Raka Joni, 2008) menyebutkanbahwa seorang guru yang kompeten, harusmemiliki (1) pemahaman tentang karakteristikpeserta didik, (2) penguasaan bidang studi, baikdari lembaga ilmiah atau pendidikan, (3)kemampuan Organisasi belajar yang mendidik,dan (4) kemauan dan kemampuan untukmengembangkan profesionalisme dankepribadian secara berkelanjutan (Ditnaga-DIKTI, 2009).

Kinerja guru juga dapat dilihat dari rasatanggung jawab menjalankan amanah, profesidia akan memegang tanggung jawab moral.

Semua Ini akan terlihat dalam kepatuhan danloyalitas dalam menjalankan tugaskependidikannya di kelas dan tugas di luarkelas. Sikap ini akan memberikan rasamempersiapkan segala konsekuensinyamengajar untuk persediaan sebelummelaksanakan proses pembelajaran, termasukmetode, materi, media, serta teknik daninstrumen alat penilaian (Isjoni, 2004).

Ukuran lain kinerja guru adalahkomitmennya untuk terus dan terus belajar,berinovasi, mengikuti perkembangan ilmu danteknologi di era informasi dan globalisasi.Selain itu, pada kondisi kita sekarangdihadapkan pada era globalisasi, yang dinamis,dan kompetitif (Isjoni, 2004).

Beberapa indikator yang dirumuskan,setidaknya berkenaan dengan (1) keterampilanpedagogis - metodologis, (2) komunikasi, dan(3) yang berkaitan dengan pengembanganprofesional lebih lanjut dari guru (AkhmadSudrajad, 2008b).

Untuk penilaian kinerja guru secarateknis, Akhmad Sudrajad, (2008b)mengusulkan tiga langkah, yaitu (1) mengamatikelas (observasi Kelas), (2) memeriksaprogram kerja, khususnya RPP, dan (3)melakukan validasi data melalui triangulasipeneliti / estimator. kinerja profesional jugadapat dilihat dari aspek peningkatan kualitas(1) belajar dengan memberdayakan berbagaiaspek sehingga guru meningkat kreativitas danproduktivitas. Kreativitas dan produktivitasmencapai lebar mendukung aspek persiapanbelajar, dia belajar, metode, media, evaluasi,dan tindak lanjut; (2) penguasaan, aplikasi, danproduk Ilmu pengetahuan dan teknologi,seperti menulis buku, karya ilmiah, penelitian,membuat alat peraga, penerapan teknologidalam aspek pembelajaran seperti media.Selain produk-produk teknologi yangdihasilkan juga dalam bentuk perangkat lunakdan perangkat keras. Dengan cara ini, unitproduksi dapat dikembangkan berkontribusisekolah, mengembangkan jiwa kewirausahaan,kerjasama, dan sebagainya; (3) kontribusi gurudalam pekerjaan yang dapat dieksploitasi oranglain. Guru dapat menyebarluaskan temuannyake berbagai media sehingga stakeholder dapatbergabung dan mendapatkan keuntungan darikarya guru; (4) pelaksanaan strategi atauteknologi baru dalam belajar seperti elearning,lesson study, pembelajaran kuantum,konstruktivisme; (5) memanfaatkan teknologiinformasi sebagai sarana pembelajaran seperti

Page 7: EVALUASI PROFESIONALISME GURU Dosen FKIP UNIGHA SIGLI

Sains Riset Volume VII No. 3 Desember 2017 39

internet; dan (6) motivasi terus berkembanguntuk kemajuan dan kualitas pembelajaran,administrasi, pengembangan diri, yangmenyebabkan perbaikan dan peningkatankualitas pembelajaran.

PENUTUPGuru memiliki peran strategis dalam

bidang pendidikan, bahkan sumber pendidikanlainnya adalah sering kurang memadai jikatidak didukung oleh kehadiran seorang guruyang berkualifikasi. Dengan kata lain, guruadalah kunci utama dalam upaya untukmeningkatkan mutu pendidikan. Hal ini jugaditekankan dalam undang-undang RepublikIndonesia Nomor 20 Pada tahun 2003 tentangsistem pendidikan nasional, yang menyebutkanbahwa jabatan guru sebagai pendidik adalahjabatan professional sesuai dengan undang-undang No. 14 tahun 2005. Untuk itu, guruprofesional dituntut untuk terusmengembangkan diri sesuai dengan bidangilmu, dan mengikuti perkembangan IPTEK,serta kebutuhan masyarakat termasukkebutuhan sumber daya manusia yangberkualitas dan memiliki kemampuan untukbersaing dalam forum regional, nasional, atauInternasional.

Dalam melakukan kewenanganprofesionalismenya, guru dituntut memilikiseperangkat kemampuan (competency) yangberaneka ragam. Dalam Undang-Undang Gurudan Dosen No. 14 Tahun 2005 dan PeraturanPemerintah No.19 Tahun 2005 dinyatakanbahwa kompetensi guru meliputi kompetensikepribadian, kompetensi pedagogik,kompetensi profesional dan kompetensi sosial.Berlakunya undang-undang dan peraturantersebut menuntut para guru untukmeningkatkan profesionalismenya melaluipelatihan, penulisan karya ilmiah, dansebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Sudrajad. (2008a). ManajemenKinerja Guru.(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/03/manajemen-kinerja-

guru/, diakses tanggal 27 Januari2009).

Akhmad Sudrajad. (2008b). Konsep PenilaianKinerja Guru. Online artikel.(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/11/21/konsep-penilaian-kinerjaguru/, diakses tanggal 27Januari 2009).

Ditjen DIKTI. (2008). Sertifikasi Guru dalamJabatan Tahun 2008: PedomanSertifikasi Guru dalam Jabatan melaluiPenilaian Potofolio. Jakarta: DitjenDIKTI, Depdiknas.

Hasan, Ani M. (2008). PengembanganProfesionalisme Guru di AbadPengetahuan (http://re-searchengines.com/amhasan.html,diakses tanggal 16 Maret 2009). Isjoni.(2004). Kinerja Guru. Artikel online.(http://re-searchengines.com/isjoni12.html,diakses tanggal 27 Januari 2008).

Jatmiko, Wahyu. (2008). PentingnyaProfesional Seorang Guru.(http://batampos.co.id/Opini/Opini/Pentingnya_Profesional_Seorang_Guru. html, diakses tanggal16 Maret 2009)

Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun2005, tentang StandarNasionalPendidikan.

Raka Joni, T. (2008). Model Pendidikan Gurudan Pendidikan Dosen, Pra-Jabatan.Makalah disampaikan padaKONASPI tanggal 5 – 7 November2008 diDenpasar.

Shukla Subir. (2008). Mulainya SebuahPerjalanan: Peningkatan Kinerja Gurudi India. (http://www.idp-europe.org/eenet/newsletter5_indonesia/page24.php, diakses tanggal 27Januari 2009)