inventarisasi daerah prospek uranium sektor sigli aceh tahapan
TRANSCRIPT
INVENTARISASI DAERAH PROSPEK URANIUM SEKTOR SIGLI ACEHTAHAPAN PROSPEKS: PENDAHULUAN
Bambang Soetopo, Agus Sutriyono, SajiyoPusat Pengembangan Bahan Galian dan Geologi Nukiir-BATAN
ABSTRAK
INVENTARISASI DAERAH PROSPEK URANIUM SEKTOR SIGLI ACEH TAHAPAN PROSPEK~;IPENDAHULUAN. Penelitian ini dilakukan berdasar1<an kedapatan batuan sedimen yang diendapkan pada lingkunganreduktif yang potensial sebagai tempat akumulasi U dan batuan beku asam sampai menengah sebagai sumber..Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan awal tentang geologi, radiometri dan geokimia, serta untulkmembatasi daerah prospek yang dianggap potensial untuk pengembangan eksplorasi uranium. Penelitian dilakukandengan pengamatan geoIogi, pengukuran radiometri, percontohan geokimia lumpur dan mineral berat dan analisismineralogi dan geokimia. Oaerah penelitian seluas :!:2600 km2 tersusun oleh satuan sabak (Jura Awal), satuan sekis(Trias), satuan filit (Trias), satuan metanapal gampingan (Kapur), satuan granodiorit biotit (Kapur), satuan batulanauhitam (Eosen), satuan batupasir (Eosen), satuan granodiorit porpiri (Eosen), Batupasir konglomeratan (Oligosen Akhilr-Miosen awal), Batulanau (Miosen Tengah), Olivin basal (Miosen Tengah-Miosen Akhir) dan aluvial (Holosen). Batuantersebut tersesar1<an oIeh sesar mendatar sinistral timur laut-barat daya, sesar mendatar dekstral barat laut-tenggara ,sesar naik barat laut-tenggara dan sesar normal barat baratlaut-timur tenggara. Radiometri batuan ber1<isar antara 4(1-100 cis, dan kaWr U total batuan antara 0,36-150,84 ppm. Hasil analisis geokimia menunjukkan daerah anomali tadahseluas 93,186 km2.
ABSTRACT
URANIUM PROSPECT INVENTORY ON GENERAL PROSPECTION STAGE AT SIGU SECTOR ACEH. Thisstudy based on the considering of the existerK:e of reductive sedimentary rock and acid igneous rocks. The rocks couldbe favooK>ie for uranium accumulation and source rocks respectively. The aim of this study is to understand theuranium geology, radiometric and geochemical anomalies distribution and it to delineate the prospective area touranium accumulation. Method of this study field geological observations, radiometric measurements, stream sedimerrtand heavy mineral concentrate sampling, minerelogical and geochemical laboratory analysis. litho logically, the areacomposed of slate (Early Yurassic), schist and phyllite (Triassic) and meta calcareous marl (Cretaceous). Those rocksun conformably overly by black siltstone and sandstone (Eocene) conglomerate sandstone (Late Oligocene-EarlyMiocene) siltstone (Middle Miocene). Some intrusions have been identified as biotite granodiorite (Cretaceou~~)porphyritic granodiorite (Eocene) and Olivine basalt ( Middle Miocene-late Miocene). The rock have been faulted bydextral strike slip fault NW-SE, thrust fault NW-SE , sinistral; strike slip fault NE-SW, and normal faults WNW-ESE:.Radioactivity value of rocks range between 40-100 cps SPP2NF and it contains is range about 0.36-150.84 ppm U.The geOCl"IGmical pro~t area has been defined at the area Of 93.186 km2.
PENDAHUlUAN
Latar Belakang
Oi daerah Sigli ditemukan kelompok batuan
granitoid berumur Kapur yang potensial Sebagai sL:mber
uranium dan batuan Sedimen Teffiier seperti F. Tangla,
F. Agam dan F. Meucampli diendapkan pada lingkungan
paralic-fluviatil berumur lebih muda dari pada kelorropok
granitoid, yang potensial sebagai perangkap uranium i1J.
Batuan sedimen T ersier tersebut merupakan hasi!
rombakan dari batuan yang lebih tua ~ batuan
granitoid dan batuan malihan(2). Granitoid di daerah
pe/lelitian identik dengan granit yang ditemukan (ji
Tangse menunjukkan adanya indikasi peminelalen U,
berupa temuan anomali radiometri sebesar 225 cis,
contoh geokimia lumpur 40 ppm U (3). Tujuan dari
penelitian ini untuk mendapatkan pengetahuan ten tang
geologi, radiometri dan geokimia yang berkaitan dengan
mineraiisasi uranium dengan sasaran membatasi
daerah yang prospek untuk ekspiorasi uranium janjutan.
Secara Geografis daerah penelitian tel1etak diantara 40
r-PROSIDING -ISBN 979 -8769 -II -28d
tenggara.
Geologi Daerah Penelitian
Geologi daerah penelitian adalah sebagai berikut
(Gambar 1) :
43 00"-50 10 00" LU dan 950 20 30"-950 50 00" BT dan
ser.ara adminitratif tennasuk Kecamatan T eunom,
Kruengsabe, Setia Bakti Kabupaten Aceh Barat dan
Kecamatan Glumpang Tiga, Mutiara, Tiro, Kemala
Tangse, Gumpang , Delima, Padang Tiji Kabupaten
Pidie.1. Satuan batu Sabak
Penyebaran satuan tersebut berarah baratlaut-
tenggara, terdiri dati sabak dan rijang yang keduanya
tak terpisahkan .
METODE KERJA
.pengamatan geologi pada singkapan batuan yang
meliputi aspek litologi, struktur dan mineralisasi
.pengukuran radiometri singkapan dan bongkah
batuan serta pengambilan contoh batuan yang
mewakili setiap batuan untuk analisis mineralogi
dan geokimia
.pengambilan contoh lumpur sungai dan mineral
berat pada cabang slJngai dan lintasan sungai
seti2p 1-2,5 km serta dilakukan pengukuran
radiometri..3. Satuan Sekis
Penyebaran Satuan sakis berarah baratlaut-
tenggara terdili dali sakis dan filit yang tak terpisahkan
satu sarna lain dengan oominasi filit.
preparasi contoh lumpur dan mineral beret untuk
analisis laboratorium .
arlalisis laboratorium Geokimia (kadar U mobil dan
U total) dan Mineralogi (petrografi)
HASIL DAN PEMBAHASANSekis, tekstur lepidoblastik, sekistositi, ukuran
sedang, komposisi felspar, kuarsa, klorit, serisit,
biotit.
.Filit, lapuk kecoklatan, tekstur lepidoblastik, struktur
seki stositi , ukuran O,006-O,12mm, komposisi kalsit,
kua~, klorit, gipsum, minera! lempung, mineral
opak.
Satuan ini di terobos oleh diorit dan berdasarkan ciri
litologi serta kedudukannya dilapangan dapat
disebandingkan dengan Formasi Geumpang berumur
Jura Atas.
Geoloyi Regional
Geologi Galang dan Banda Aceh tersusun oleh
intrusi batolit Sikuleh. Garis timur Geumpang tersusun
oleh batuan sedimen Mesozoikum dan Paleozoiukum
(Mum, Mug, Muw, Mutl) super group Tersier I, super
grup Tersier II, super grup torsier III dan batuan volkanik
muda, dan garis baret Gumpang tersusun oleh batuan
meta sedimen Mesozoikum, volkanik Tersier, super grup
tersier II, sedimen Pleistosen dan Alluvium. Struktur
geologi yang bel1<embang adalah sesar Banda Aceh-
ANI) dan sesar Baro 1] dijumpai pada bagian bawah
Sungai Agam, Sungai Inong, Sungai Baro, Sungai
Makup, Sur.gai Lutung, dengan penyebaran baret laut-
2. Satuan Filit
Poia penyebaran Satuan filii berarah timur laut-
baret daya, terdiri dari :
JAKARTA, I2 HE12002 I
Filit, tekstur lepidoblastik struktur slat'j cleavage,
ukuran sedang-halus, komposisi ortoklas,
plagioklas, kiorit, biotii, serisit.
.Kuarsit, tekstur granoblastik, ukuran pasir, kuarsa,
felspar, n-luskovit, biotit, serisit.
Berdasarkan !itologi dan kedudukan di lapangan satuan
ini dapat disebandingkan dengan Kelompok Wyola
berumur Trias.
komposisi kuarsa, ortoklas, plagioklas, biotit, klorit,
allanit, mikroklin, mineral opak. Batuan tersEbut
mengalami alterasi biotit terubah menjadi klorit.
.Andesit, tekstur holokristalin, porpiritik, ukllran
halus, komposisi felspar, turmalin, biotit,
hornblende, pirit, batuan tersebut tersingkap
sebagai korok dalam granodiorit biotit.
.Basalt, tekstur holokristalin, porpiritik, bentuk
subhedral, ukuran 0,01-7 mm, komposisi mineral
plagioklas, hornblende, augit, olivin, biotit, muskovit
dan mineral opak. Batuan tersebut telah
mengalami alterasi, pjagioklas dan ortoklas terUbah
menjadi serisit sedang biotit terubah menjadi kl.:>rlt.
Kedapatan batuan tersebut sebagai korok da1am
granodiorit biotit .
Berdasarkan ciri litologi dan kedudukan dilapangan satuan
tersebut dapat disebandingkan dengan granodiorit Sikuleh
yang berumur Kapur. Satuan batuan tersebut menerobos
satuan di atasnya (satuan batusabak, filit, sekis, metaru!pal
gampingan) .
4. Satuan Meta Napal gampingan
Meta Napal gampingan, tekstur klastik, ukuran
O,OO5-Q,OO8 mm, komposisi kalsit, mineral lempung,
mineral ~k dan fosil, semen karbonat Batuan tersebut
terdapat urat kalsit ukuran milirnetlik yang rnerupakan
hasil rekristalisasi.
Berdasarkan Giri litologi dan kedudukannya dilapangan
satuan batuan tersebut dapat disebandingkan oongan
Formasi Batugamping Teunom berumur Kapur
5. saw an granodiorit biotit
Satuan batuan tersebut berarah timur -barat, yang
terdiri dari :
.Granodlorit biotit, tekstur hotokristalin,
hipidiomolfik, bentuk anhedral-subhedral, ukuran
O,O~,5 mm, komposisi plagioklas, ortoklas,
kuarsa, klori~ biotit, monasit, apati~ horr.b!ende,
mineral ~k. Batuan lersebut mengalami alterasi
biotit terubah menjadi klorit, sedangkan ortoklas,
plagioklas terubah menjadi serisit. Batuan tersebut
mener(t)()s satuan meta napa! gampingan.
.Diorit, tekstur holokristalin, hipidiomorfik, bentuk
euhedral-subhedral, ukuran sedang-kasar,
komposisi plagioklas, ortoklas, biotit, klorit,
turmalin, hornblende. Fenokris felspar
memper1ihatkan terorentasi.
Granit pegmc:titik, tekstur holoklistalin,
hipidiomorfik, bentuk euhedral, ukuran 0,08-6 mm,
6. SatuRn batulanau hitam
Penyebaran Satuan batulanau hitam berarah baiat
laut-tenggara, diendapkan tidak selaras di ~tas metarnlpal
gampingaro terdiri dari :
.Konglomerat, bentuk frngmen membulat tanggung,
ukuran 1-10 cm, terdiri dari fragmen kuarsa andesit,
sekis, diorit, dengan semen berupa silika, pemilahan
jelek, kemas terbuka, porositas baik, kompak.
.Batupasir, bentuk butir membl:lat tanggung, fragrnen
dan matrik kuarna, kalsit, fosil, rijang, mikroklin,
muskovit, plagioklas, biotit, gloukonit, semen silika dan
karbonat, pemilahan baik, kemas tertutup, porositas
baik, campuran pirit, kompak.
.Batulanau hitam, ukuran lanau, bentuk membulat,
campurnn serisit, muskovit
Berdasarkan ciri litologi dan kedudukan di lapangan
satuan batuan tersebut dapat disebandingkan dengan
90
Formasi Meucampli berumur Eosen, diendapkan pada
lingkungan paralik-fluviatil.
ukuran halus, komposisi plagioklas, turmalin, biotit,
hornblende, batuan tersebut terdapat sebagai korok
dalam diorit berarah N 3000 E.
.Dasit, tekstur holokristalin, porfiritik, bentuk mineral
anhedral-euhedral, ukuran 0,009-5 mm, komposisi
kuarsa, plagioklas, hornblende, biotit, muskovit,
apatit, alanit, mineral opak. Sebagian plagioklas
terubah menjadi serisit, sedang biotit terubah
menjadi klorit serta apatit terubah menjadi kalsit,
diduga sebagai proses hidrotermal magmatik.
Batuan tersebut tak terpisahkan dengan granodiorit
porfi ri .
Berdasarkan ciri litologi dan kedudukan di lapangan
satuan tersebut dapat disebandingkan dengan Komplek
Gle Seukeun berumur Eosen. Satuan tersebut
menerobos satuan di atasnya (batu pasir, batulanau
pasiran)
7. Satuan batupasir
Penyebaran Satuan tersebut berarah timur -barat,
diendapkan tidak selaras di atas metanapal gampingan
terdiri dari :
.Batupasir, bentuk membulat, ukuran halus-sedang,
pemilahan baik, kemas terbuka, fragmen/matrik
kuarsa, muskovit, kalsit, biotit, plagioklas, mineral
opak, gloukonit, semen silika dan karbonat,
porositas baik, kompak.
.Batupasir konglomeratan, bentuk membulat
tanggung, ukuran pasir, pemilahan baik, kemas
terbuka, fragmen/matrik kuarsa, muskovit, felspar,
biotit, hornblende, semen silika, porositas baik,
kompak.
9. Satuan batupasir konglomeratan
Penyebaran satuan batuan tersebut berarah
baratlaut-tenggara, satuan ini diendapkan selaras di
atas satuan batupasir dan batulanau hitam yang terditi
dati:
.Batupasir konglomeratan, bentuk membulat
tanggung, ukuran pasir kasar-kerakal, fragmen
kuarsa, felspar, matrik kuarsa, felspar, klorit,
glukonit, hornblende, semen silika, pemilahan jelek,
kemas terbuka, kompak.
.Batupasir, bentuk membulat, ukuran O,OO1.{),3 mm,
komposisi kuarsa, ortoklas, plagioklas, kalsit, fosil,
mineral opak, pemilahan baik, kemas tertutup,
porositas baik, kompak.
Berdasarkan ciri litologi dan kedudukan di lapangan
satuan batuan tersebut dapat disebandingkan dengan
Formasi Tangla berumur Oligosen Akhir-Miosen Awal,
diendapkan pada lingkungan paralik-fluviatil.
.Batupasir lanauan, bentuk membulat, ukuran pasir
halus, komposisi mineral sedikit, muskovit, felspar,
kuarsa, klorit.
Pada satuan batuan ini memper1ihatkan struktur "paralel
laminas! dan "cross laminas! dan didukung dengan
ditemukannya mineral gloukonit. Berdasarkan ciri litologi
dan kedudukan di lapangan satuan tersebut dapat
disebandingkan dengan Formasi Agam berumur Eosen
Awa:, diendapkan pada lingkungan sublitoral-paralik.
8. Sawan granodiorit porfiri
Penyebaran satuan batuan tersebut berarah barat
:aut-tenggara terdiri dati :
.Granodiorit portiri, tekstur holokristalin, portiritik,
ukuran 0,006-2,5 mm, bentuk anhedral, komposisi
plagioklas, hornblende, kuarsa, ortoklas, hipersten,
pirit, biotit, muskovit, augit. Sebagian ortoklas dan
plagioklas terubah menjadi serisit dan mineral
lempung, sedang biotit terubah menjadi klorit.
.Andesit. tekstur holokristalin, portiro afanitik,
PkOS\OING -ISBN 979 -8769 -II .2 91
batupasir, batulanau berupa struktur laminasi,
struktur silang siur dan struktur .graded bedding".
Secara umum berarah N 1100-140° E/ 30°.77° E
dan ~J 256°-320° E/ 39°-700 E. Sedang foliasi
terdapat dalam batuan malihan yang teidiri dari filit,
sekis, batusabak, secara umum berarah N 12~;o.
1920 E/ 55°-67 ° E. Dari hasil pengukuran jurus dan
kemiringan perlapisan batuan pada daeriah
penelitian di dapatkan struktur antiklin deng.an
sumbu berarah barat laut-tenggara.
Sesar yang dijumpai berupa Sesar normal berarah
N 112° E/ 700 , sesar mendatar dektral berarah N
3250-3450 E/600-700 dan sesar mendatar sinistral
berarah N 100 E serta sesar naik N 2600 E,
kemiringan sub vertikal
Radiometri
10. Satuan batulanau
Penyebaran satuan batuan tersebut berarah
baratlaut-tenggara, diendapkan Udak selaras di alas
satuan batupasir konglomerntan yang terdiri dari :
.Konglomerat, bentuk fragmen membulat, ukuran
kerakal, pemilahan jelek, kemas terbuka, fragmen
andesit, diorit, rijang, kuarsa, filit, matrik pasir,
semen silika, kompak dan terdapat struktur "graded
bedding" terbentuk pada arus normal
.Batupasir, bentuk buUr membulat tanggung, ukuran
pasir, pemifahan baik, kemas tertutup, matrik
kuarsa, felspar, klorit, biotit, semen silika, kompak.
.Batulanau, bentuk membulat, ukuran lanau,
komposisi felspar, serisit, kuarsa.
.Batugamping, putih kekuningan, bentuk butir
merrbulat tanggung, ukuran pasir halus, rnatrik,
felspar, kalsit, kuarsa, semen karbonat, kompak.
Berdasarkan ciri litologi dan kedudukan di lapangan
satuan batuan tersebut dapat disebandingkan dengarl
Forrnasi Kota Bakti berumur Miosen Tengah,
diendapkan pada fingkungan sub litoral.
Pengukuran radiometri dilakukan pada singkapan
batuan, contoh lumpur dan mineral beret, radiometri
batuan dievaluasi berdasarkan jenis batuan. Clari
beberapa pengukuran radiometri contoh lumpur clan
mineral berat dihitung secara statistik, anomali
radiometri dinyatakan sarna dengan atau lebih besar
dari M + 2 S.
1. Radiometri Singkapan batuan
Pengukurnn rndiometri batuan dilakukan pada
setiap singkapan, menunjukkan harga yang bervariasi
antarn 40 -150 cis dengan harga latar 40 cis. (Tabel 1)
11. Satuan Olivin basal
Satuan oIivin basat, tekstur lepidoblastik, ukuran
sedaflg-halus, komposisi klorit, antigorit, krisotil, olivin,
mineral ~k. Batuan tersebut teralterasi menjadi kaolin.
Berdasarkan ciri litologi dan kedudukan di lapangan
satuan batuan tersebut sebanding dengan serpentinit
Tangse berumur Miosen Tengah-Miosen Akhir.
12. Aluvial
Penyebaran endapan aluvial berarah barat laut-
tenggara, endapan aluvial ini merupakan rombakan
batuan yang lebih tua, berumur Holosen.
2. Radiometri contoh lumpur $ungai
Hasil pengukuran radiometri dati 220 contoh
lumpur sungai menunjukkan kisaran antara 20-100 rJs.
Dari hasil perhitungan statistik diperoleh harga rata-rata
(M) = 50,25 rJs, nilai simpangan baku (8) = 14,25 rJs
dan nilai anomali (M+2 S) = 79,25 rJs. Berdasal'kan
perhitungan statistik terdapat 12 contoh yang
menunjukkan anomali, yaitu di S. Sikuleh dan S. Tangse
Struktur geologi yang berkembang berupa :
.Stratifikasi dan Foliasi, Stratifikasi di batuan
sedimen sebagai struktur primer terdapat di
--SE~INAR ImK NUKUR DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA TAMBANG JAKARTA,
PUSAT PENGEHBANGAN BAHAN GALIAN DAN GEOlOGI NUKLIR -BATAN 2 HE12002
(M+2S) = 13,22 ppm, harga tersebut untuk batuan
metasedimen dan batuan sedimen, sedang untuk
batuan beku harga rata-rata (M) = 11,42 ppm,
simpangan baku (S) = 7,42 ppm dan anomali (M+2S) =
26,34 ppm (Gambar 3).
3. Radiometri contoh mineral berat
Hasil pengukuran radiometri mineral berat
sebanyak 135 contoh, menunjukkan kisaran 20-100 cis.
Dan hasil perhitungan statistik diperoleh nilai rata-rata
(M) = 48,1 cis, nilai simpangan baku (S) = 15,21 cis dan
nilai anomali (M+2S) = 78,83 cis. Berdasar1<an statistik
di daerah penelitian terdapat 6 contoh yang
menunjukkan anomali, yaitu di S. Sikuleh.
3. Kadar U total batuan
Dari hasil analisis kadar U total batuan berkisar
antara 0,36-150,34 ppm, sedang anomali kadar U
berkisar an tara 9,50-150,84 ppm terdapat pads 6 lokasi
dalam litologi granodiorit biotit, diorit, kuarsit, batupasir,
dan batupasir konglomeratan (TabeI1)..
Geokimia
Anomali geokimia dititik beratkan pada analisis
kadar U mooil pada contoh lumpur sungai dan mineral
berat. Evaluasi kadar lumpur sungai dan mineral berat
dihitung secara statistik ares dasar domain litologi
batuan beku, metasedimen, dan sedimen. Nilai anomali
dinyatakan oleh nilai kadar sarna dengan atau lebih
besar dati M+2S.
1. Kadar U mobil contoh lumpur sungai
Untuk mendapatkan nilai anomali kadar U dari 220
contoh lumpur dilakukan perhitungan secara statistik
yang didasarkan atas domain litoiogi batuan beku dan
batuan sedimen serta batuan metasedimen. Dari
perhitungan statistik diperoleh harga rata-rata (M) = 0,25
ppm, sirnpangan baku (5) = 0,20 ppm dan anomali
(M+2S) = 0,65 ppm, harga tersebut untuk batuan
metasedimen dan batuan sedimen, sedang untuk
batuan beku harga rata-rata (M) = 0,73 wm, simpangan
baku (8) = 0,50 ppm dan anomali (M+2S) = 1,81 ppm (
Gambar 2).
Keberadaan min~ral radioaktif
Keberadaan elemen radioaktif bersumber dari
batuan granodiorit biotit yang berumur Kapur dan
terOOosan dasit yang berumur Eosen. Dari hasil analisis
petrografi. batuan tersebut mengandung mineral allanit
dan monasit dengan menunjukkan jejak partikel alpa
pada film CN 85 sebagai indikasi adanya elemen
radioaktif. Sedang hasil analisis geokimia menunjukkan
kadar U total batuan 2,95-150, 88 serta kadar U mobil
contoh lumpur menunjukkan anomali sebesar >1,81
ppm dengan harga later 0,73 ppm, sedang kadar U
mobil contoh mineral berat menunjukkan anomali
sEt>esar 26,34 ppm dengan harga later 11,42 ppm. Dali
beberapa parameter tersebut ditunjukkan mineral
radiokatif berupa allanit den monasit yang berasal dali
terd>Osan granodiolit biotit dengan indikasi adanya
kenaikan nilai radiometri pada daerah kontak yaitu dali
40 rJs rnenjadi 125 rJs den kadar U total batuan kuarsit,
rnetalanau berkisar antara 9,50-100,51 ppm. Akibat
proses pelapukan pada batuan granodiolit biotit den
metasedimen rnaka mineral allanit, monasit terlepas,
tertranspor dan kemudian terperangkap pada batupasir
dan batupasir konglomeratan yang berumur Oligosen
Akhir-Miosen awe! dengan ditunjukkan anomali kadar U
2. Kadar U mobil contoh mineral berat
Untuk mendapatkan nilai anomali kadar U dati 135
contoh mineral berat dilakukan perhitungan secara
statistik yang didasarkan atas domain litologi batuan
beku dan batuan sedimen gerta batuan metasedimen.
Oari perhitungan statistik diperoleh harga rata-rata (M) =
0,58 ppm, simpangan baku (8) = 4,32 ppm dan anomali
gampingan, satuan granodiorit biotit, satuian
batulanau hitam, satuan batupasir, satucan
granodiorit pcrpiri, satuan batupasir konglomerataln,
satuan batufanau, satuan oIivin basalt dan aluvial
2. Radiometri relatif tinggi terdapat pads kontak batuan
granodiorit biotit dengan metasedirnen, pembacaan
125 cis dan kadar U total 100,51 ppm.
3. Mineral yang mengandung unsur radioaktif ~)8
monasit dan a/lanit bersumber dari granodiorit biotit
dan dasit yang berkaitan dengan proses hidrotermall.
4. Oaerah tadah anomali U yang paling rnenar;k
terdapat pada 6 lokasi dengan luas 93,186 km2 (3,fiS
%).
DAFTARPUSTAKA
total batuan 37,12-00,44 ppm dan anomali kadar U
mineral berat > 13,22 ppm dengan adanya terobo~n
dasit yang berumur Eosen mengakibatkan kenaikan nilai
radiometri dan 50 cis menjadi 150 cis, kadar U total
menunjukkan 37,12-00,44 ppm .Hasil analisis kadar U
mobil pada contoh lumpur menunjukkan anomali 0,65
ppm dengan harga latar 0,25 ppm sedang mineral berat
menunjukkan anomali sroesar 13,22 ppm dengan harga
latar 5,86 ppm. Dan beberapa kelompok anomali pada
peta geokimia baik pada U lumpur maupun mineral
berat 00ngan ~rhatikan litologinya, maka akan
diketahui pef1<jraan kemungkinan sektor yang paling
menank untuk dkembangkan. Untuk itu dilakukan
penggabungan penyebaran daerah anomali lumpur,
daerah anornali mineral hemt dan kadar U total batuan.
Dan hasil penggctJungan atau paduan tersebut
ddapatkan 6 kelompok daerah tadah kadar U yang
paling menank dengan luas 93,186 km ( 3,58 %) dan
daerah penelitian dengan litologi granodiorit biotit, dasit,
filit dan batupasir konglomeratan (Gambar 4).
Keberadan mineral radioaktif pada batuan beku di
daerah tersebut berkaitan dengan proses hidrotermal
magrnatik dengan terdapatnya urat-urat kuarsa.
KESlft'PULAN
1. GeoIogi daerah penelitian terdiri dari satuan sabak,
satuan sekis, satuan filit, satuan meta napa!
1. JD.BENNETT.D.MCC, DKK, Geologi Lembar
Calang, Sumatra, Pusat Penelitian dcln
Pengembangan GeoIogi, Direktorat Jendral
Pertambangan Umum, Departemen Pertambangan
dan Energi, 1981.
2. JD. BENNETT D. MCC, DKK, GeoIogi Lembiar
Banda Aceh, Sumatra, Pusat Penelitian dcln
Pengembangan GeoIogi, Direktorat Jend~al
Pertambangan Umum, Departemen Pertambangan
dan Energi, 1981.
3. RAMADANUS, DKK, PPBGN-BATAN, Prospeksi
Pendahuluan Sektor Tangse, Aceh Pidie, 198:2.
.t
2.3.4.s.a.7.88.IG".t"-13.1415.1617
1 18 19
20
21
T 1KJei1 .Pengukuran Radiometri dan Kadar U T olal batua!l
I --58181 ~d$ _uBIO-' ~ 4)-«1 2.25--e-lm O,~BIO-'- ~ 75 2,55BIO-'mngm..- BIO-'ko ~-M 00.44~ BIO-'ko...r8I81 «I 37.12--«ISet;. Sam 4)-50Fa Sam 4) 0,*Fa Fa 4) 1.16KU8.a FB 00 100.51-FB 50 9,500iWI- 0iWI 4)-M 1,~Rij8Ig ~ 5O_-M 0,76"'-"'~ ~~ 50-~ 3,25_bOil _..il- 6J-~ 150,84[);,ffl -~It~.. «I-E 2104-Gf8R)dudb;," 50-00 o,~Gfri" Gt""'~ffl"'" 00 ..~Deli _~d,..1pOi 60-150 ~
_uli,..1pOi ~-Im o~«I_Ii
PP'OSIDING -~N '7'-876'~ 11- 2
'4
SEMINAR
IPTEK NUKUR DAN PENGELOLAAN SUMRER DAYA TAMUi4.NG
PUSAT PENGEHBANGAN BAHAN GALIAN DAN GEOLOGI NUKLIR -BATAN --JAKARTA. 1__2 ~E!~~
Gambar 1. Pet; Geclogi Daerah Penelitian
PROSIDING -ISBN 979 -8769 -II -2 95
Gamb~r 3. P,ta K'iamaan Kadar U Mobil Minerai Birat
PROSIDING -ISBN 979 -8769-11 -2 97
Gambar~. Peta Paduan Ke£amaan Kadar Gtokimia U Mobillumpur O..n Mine~1 Bern
98
-Batasan anomali kadar U dalam lurnpur : beku >
1,81 ppm, sedang metamorf dan sedimen sebesar
> 0,65 ppm.
Oiskusi
-Batasan anomali kadar U batuan : batuan beku >
150,84 ppm, batuan metamorf > 100,51 ppm dan
batuan sedimen > 90,44 ppm.
2. Sapardi (P2BGGN BATAN)
Tidak ada korelasi antara kesimpulan dengan latar
belakang prospeksi yang dilakukan, yaitu daerah
anomali (radiometri) dalam batuan beku dan
rnetamorf. Sernentara yang dikejar misinya adalah
batuan seamen reduktif. Saran evaluasi kembali
kesimpulan yang ditank.
Barrmng Soet~ :
Saran ditenma, dalam kesimpulan masih ada
kekurangan karena yang dievaluasi berdasarkan
paduan kadar U mineral berat dan lumpur, kadar U
total batuan belum tercantumkan. Dan hasil analisa
kadar U total batuan pada batupasir dan batupasir
konglometan menunjukkan anomali dengan kadar
37,12-00,44 ppm dan anomali kadar U mineral berat
> 13,22 ppm, sedang hasil analisis petrografi batuan
te~ut rnengandung gloukonit dan mineral ~k
yang diduga diendapkan pada kondisi reduktif. Dan
data tersebut diperoleh daerah yang prospek terapat
pada batuan beku, batuan metamorf dan batuan
sedimen.
1. P.Widito (P2BGGN)
a. Prospeksi ini ditujukan hanya untuk mencari
anomali yang didasar1<an pada pertJitungan
statistik, bagaimana anomali tersebut dihubungkan
dengan kadar U batuan pada umumnya, sedimen,
beku dan rnetamorf ?
b. Adakah suatu batasan kadar U yang anomali
dalam mineral berat , lumpur dan batuan ?
BalTbang Soet~ :
a. Hli>ungan anomali lulr4>Ur, mineral berat dengan
kadar U pada batuan sedirnen, rnetamof dan beku
adalah mempunyai kesamaan. T erbukti pada kadar
U batuan yang tinggi, temyata kadar U dalam
lulr4>Ur juga tinggi
-Kadar U batuan beku tinggi 21,04-150,84 WfTl,
sehingga anomali lurnpur dan mineral berat juga
tinggi (1,81-26,34) wm
-Kadar U batuan sedimen dan metamorf relatif tinggi
9,50-100,55 wfTl. sehingga anomali lumpur dan
mineral beratjuga tinggi (0,65-13,22) wm
b. Batasan kadar U dalam mineral berot, Lumpur dan
batuan, ada sebagai anomali yaitu : Rumus M + 2 S
-Batasan anomali kadar U daiam mineral berat : beku >
26,34 wm, sedang Metamorf dan sed:men > 13,22
ppm.
99PROSIDING .ISBN 979 -8769 -II -2