evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien...

56
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ANAK DENGAN KASUS GASTROENTERITIS DI INSTALASI RAWAT INAP RS PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL DI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI-JUNI 2019 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Winarti Rambu Tagu Dima NIM: 168114068 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2021

Upload: others

Post on 15-Aug-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ANAK

DENGAN KASUS GASTROENTERITIS DI INSTALASI RAWAT INAP

RS PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL DI YOGYAKARTA PERIODE

JANUARI-JUNI 2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Winarti Rambu Tagu Dima

NIM: 168114068

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

Page 2: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

Persetujuan Pembimbing

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ANAK

DENGAN KASUS GASTROENTERITIS DI INSTALASI RAWAT INAP

RS PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL DI YOGYAKARTA PERIODE

JANUARI-JUNI 2019

Skripsi yang diajukan oleh :

Winarti Rambu Tagu Dima

NIM: 168114068

Telah disetujui oleh

Pembimbing Utama

apt. Dra. T. B. Titien Siwi Hartayu, M. Kes.,Ph.D.

Page 3: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

Pengesahan Skripsi Berjudul

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ANAK

DENGAN KASUS GASTROENTERITIS DI INSTALASI RAWAT INAP

RS PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL DI YOGYAKARTA PERIODE

JANUARI-JUNI 2019

Oleh:

Winarti Rambu Tagu Dima

NIM: 168114068

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

Pada tanggal:.... 1..8..M...a..r..e..t..2.0..2.1.......

Mengetahui

Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(Dr. Yustina Sri Hartini, Apt.)

Panitia Penguji: Tanda tangan

1. apt. Dra. T. B. Titien Siwi Hartayu, M.Kes., Ph.D.

2. apt. Dr. Yosef Wijoyo M.Si.

3. apt. Putu Dyana Christasani M.Sc.

Page 4: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kata Yesus kepadanya : “Karena engkau telah melihat Aku, maka

engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun

percaya.” (Yohanes 20:29)

“Berbahagialah orang yang tidak meragukan Dia”

Karya ini kupersembahkan untuk :

Tuhan Yesus,

Bapak, Ibu dan kakak-kakak tercinta

Keluarga besar dan sahabat terkasih

Serta Almamater tercinta Universitas Sanata

Dharma

Page 5: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini tidak termuat

dalam karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar

pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarism dalam naskah ini,

maka saya bersedia menganggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Yogyakarta, 25 Februari 2021

Penulis

Winarti Rambu Tagu Dima

Page 6: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Winarti Rambu Tagu Dima

Nomor Mahasiswa : 168114068

Demi Pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ANAK

DENGAN KASUS GASTROENTERITIS DI INSTALASI RAWAT INAP

RS PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL DI YOGYAKARTA PERIODE

JANUARI-JUNI 2019

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 25 Februari 2021

Yang menyatakan

Winarti Rambu Tagu Dima

Page 7: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan penulis kepada Tuhan Yang Maha Esa

karena atas berkat dan kasih karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan naskah

skripsi yang berjudul “ Evaluasi Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Anak

dengan Kasus Gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan Senopati

Bantul di Yogyakarta Periode Januari-Juni 2019” sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata Dahrma.

Penulis menyadari bahwa berkat bantuan dan bimbingan dari semua pihak,

akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan mendukung penulis

dalam proses penyusunan naskah skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis

sampaikan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus karena telah mengizinkan penulis menyelesaikan dan

melancarkan penyusunan naskah penelitian ini.

2. Ibu Dra. T. B. Titien Siwi Hartayu, M.Kes.,Ph.D., Apt. selaku dosen

pembinmbing skripsi yang telah membimbing, mendedikasikan waktu dan

membagikan ilmunya melalui kritikan dan saran demi menyempurnakan

naskah penelitian ini.

3. Bapak Dr.Yosef Wijoyo, M.Si.,Apt. dan Ibu Putu Dyana Christasani,

M.Sc., Apt. selaku dosen penguji atas semua saran dan dukungan yang

diberikan.

4. Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen

Duta Wacana Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk melakukan

penelitian.

5. RSUD Panembahan Senopati Bantul yang telah memberikan izin kepada

penulis untuk melakukan penelitian.

6. Ibu Puji selaku ketua ruangan Rekam Medis yang telah memberikan izin

kepada penulis untuk melakukan penelitian.

Page 8: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

7. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini dan tidak

dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan.

Untuk itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk

menyempurnakan skripsi ini agar menjadi hasil karya yang lebih baik lagi.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkebangan

ilmu pengetahuan khusunya dibidang kesehatan. Terima Kasih dan Tuhan

Memberkati. Yogyakarta, 25 Februari 2021

Penulis

(Winarti Rambu Tagu Dima)

Page 9: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................................ ii

HALAMAN ENGESAHAN ................................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................. v

PRAKATA ............................................................................................................. vi

DAFTAR ISI .......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... ix

DAFTRA LAMPIRAN ........................................................................................... xi

ABSTRAK ............................................................................................................. xii

ABSTRACK ........................................................................................................... xiii

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

METODOLOGI PENELITIAN............................................................................... 3

Jenis dan Rancangan Penelitian .......................................................................... 3

Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................................. 3

Populasi dan Sampel .......................................................................................... 3

Kriteria Inklusi dan Kriterian Eksklusi................................................................ 3

Alat dan Bahan Penlitian .................................................................................... 4

Jenis Data dan Teknik Sampling ......................................................................... 5

Jenis data.................................................................................................. 5

Teknik Sampling ...................................................................................... 5

Variabel Penelitian ............................................................................................. 5

Defenisi Operasional` ......................................................................................... 6

Tata Cara Penelitian ........................................................................................... 6

Page 10: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

Persiapan Awal ........................................................................................ 6

Permohonan Ethical Clearence................................................................. 6

Pengambilan Data .................................................................................... 7

Pengolahan dan Analisis Data................................................................... 7

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 9

Karakteristik Pasien berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ......................... 9

Karakteristik Pasien berdasarkan Gejala/Penyakit..................................... 9

Distribusi Pasien berdasarkan Keluhan Utama .......................................... 10

Distribusi pasien berdasarkan lama rawat inap dengan outcome klinik ...... 11

Proril penggunaan antibiotik ..................................................................... 11

Distribusi rute pemberian antibiotik pada pasien .............................. 17

Evaluasi Rasinalitas Penggunaan Antibiotik .................................... 20

Kesesuaian Penggunaan Antibiotik dengan Formularium RS ........... 20

Rasionalitas Penggunaan Antibiotik ................................................ 21

Tepat Indikasi ............................................................................. 22

Tepat Obat .................................................................................. 25

Tepat pasien................................................................................ 29

Tepat dosis ................................................................................. 30

Tepat rute pemberian .................................................................. 32

Tepat cara pemberian .................................................................. 34

KESIMPULAN dan SARAN ........................................................................ 37

Kesimpulan .............................................................................................. 37

Saran ....................................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 38

LAMPIRAN ................................................................................................. 40

Page 11: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Karakteritik Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ................. 9

Tabel 2 Distribusi Gejala/Keluhan Penyakit .................................................. 11

Tabel 3 Deskripsi Lama Perawatan Pasien .................................................... 12

Tabel 4 Jenis Antibiotik yang Digunakan ...................................................... 14

Tabel 5 Cara Penggunaan Antibiotik pada Pasien .......................................... 19

Tabel 6 Kesesuaian Antibiotik dengan Formularium RS ............................... 22

Tabel 7 Distribusi Tepat Indikasi ................................................................. 23

Tabel 8 Distribusi Tepat Obat ...................................................................... 24

Tabel 9 Distribusi Tepat Pasien .................................................................... 30

Tabel 10 Distribusi Tepat Dosis ................................................................... 31

Tabel 11 Distribusi Tepat Cara Pemberian ................................................... 33

Tabel 12 Distribusi Lama Pemberian ........................................................... 35

Page 12: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

DAFTAR LAMPIRAN

Ethical Cleanrence ...................................................................................... 41

Surat Ijin Penelitian RS ................................................................................ 42

Surat Pengantar Penelitian ........................................................................... 43

Page 13: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

ABSTRAK

Gastroentertis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran

pencernaan yang dapat disebabkan oleh beberapa organisme seperti bakteri, virus

dan parasit. Gastroenteritis masih merupakan penyebab kematian utama didunia,

terhitung 5-10 juta kematian per tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari

tingginya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit gastroenteritis. Menurut

World Health Organization (WHO) pada tahun 2013 setiap tahunnya terdapat 1,7

miliar kasus peyakit gastroenteritis yang terjadi pada anak dengan angka kematian

sekitar 525.000 anak balita. Antibiotik merupakan obat yang paling banyak

digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Intensitas penggunaan

antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan berbagai permasalahan dan merupakan

ancaman global bagi kesehatan terutama resistensi bakteri terhadap antibiotik.

Berbagai studi menemukan bahwa sekitar 40-62% antibiotik digunakan secara

tidak tepat antara lain untuk penyakit-penyakit yang sebenarnya tidak memerlukan

antibiotik. Penelitan ini bertujuan untuk melakukan evaluasi penggunaan

antibiotika pada pasien anak dengan kasus Gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap

RS Panembahan Senopati Bantul Di Yogyakarta. Penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif analitik dengan pengumpulan data secara retrospektif dan

dianalisis secara deskriptif. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive

sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 96 pasien anak gastroenteritis

di instalasi rawat inap periode Januari – Juni 2019, diperoleh jenis antibiotik yang

digunakan adalah Cefotaxime (37,5%), Ceftriaxone (19,80%), Ampicillin

(11,46%), Metronidazole (8,34%), Cefixime (10,42%). Evaluasi penggunaan

antibiotik pada pasien anak gastroenteritis berdasarkan Formularium Rumah Sakit

sebesar 100% dan menurut World Gastroenterology Organisation Global

Guidelines (WGO 2012) meliputi tepat indikasi 89,59, tepat obat 89,59%, tepat

pasien 100%, tepat dosis 94,80%, tepat cara pemberian 100% dan tepat lama

pemberian 97,91%.

Kata kunci : Antibiotik, Gastroenteritis, Evaluasi Rasionalitas, Pasien Anak

Page 14: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

ABSTRACT

Gastroentertis is a collection of symptoms of infection in the digestive tract that

can be caused by several organisms such as bacteria, viruses and parasites.

Gastroenteritis is still the leading cause of death in the world, accounting for 5-10

million deaths per year. The magnitude of the problem can be seen from the high

morbidity and mortality rates due to gastroenteritis. According to the World

Health Organization (WHO) in 2013 each year there were 1.7 billion cases of

gastroenteritis that occurred in children with a mortality rate of around 525,000

children under five. Antibiotics are the most widely used drugs for infections

caused by bacteria. The relatively high intensity of antibiotic use causes various

problems and is a global threat to health, especially bacterial resistance to

antibiotics. Various studies have found that about 40-62% of antibiotics are used

inappropriately, among other things, for diseases that do not require antibiotics.

This study aims to evaluate the use of antibiotics in pediatric patients with

gastroenteritis cases in the Inpatient Installation of Panembahan Senopati Bantul

Hospital in Yogyakarta. This research is a descriptive analytic study with

retrospective data collection and analyzed descriptively. The sampling technique

used was purposive sampling. The results showed that out of 96 pediatric

gastroenteritis patients in the inpatient installation for the period January - June

2019, the types of antibiotics used were Cefotaxime (37.5%), Ceftriaxone

(19.80%), Ampicillin (11.46%), Metronidazole. (8.34%), Cefixime (10.42%).

Evaluation of the use of antibiotics in gastroenteritis pediatric patients based on

the Hospital Formulary for 100% and according to the World Gastroenterology

Organization Global Guidelines (WGO 2012) includes 89.59 precise indications,

89.59% correct drug, 100% correct patient, 94.80% correct dose , 100% correct

method of administration and 97.91% correct duration of administration.

Keywords: Antibiotics, Gastroenteritis, Evaluation of Rationality, Pediatric

Patients

Page 15: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

15

PENDAHULUAN

Gastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada

saluran pencernaan yang dapat disebabkan oleh beberapa organisme

seperti bakteri, virus dan parasit. Beberapa organisme tersebut biasanya

menginfeksi saluran pencernaan manusia melalui makanan dan minuman

yang telah tercemar oleh organisme tersebut (food borne disease)

(Depkes RI, 2011).

Gastroenteritis masih merupakan penyebab kematian utama

didunia, terhitung 5-10 juta kematian per tahun. Besarnya masalah

tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat

penyakit diare. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun

2013 setiap tahunnya terdapat 1,7 miliar kasus peyakit gastroenteritis

yang terjadi pada anak dengan angka kematian sekitar 525.000 anak

balita. Prevalensi kejadian gastroenteritis pada tahun 2013, penderita yang

terkena gastroenteritis di Indonesia dialami oleh semua umur namun

prevalensi tertinggi penyakit gastroenteritis diderita oleh balita terutama

pada usia <1 tahun (7%) dan 1-4 tahun (6,7%)( Basailin et al, 2018).

Berdasarkan data United Nation Children’s Fund (UNICEF) dan

World Health Organization (WHO) (World Health Organization, 2013),

secara global terdapat dua juta anak meninggal dunia setiap tahunnya

karena gastroenteritis. Jumlah penderita Kejadian Luar Biasa (KLB)

gastroenteritis tahun 2013 di Indonesia menurun secara signifikan

dibandingkan tahun 2012 dari 1.654 kasus menjadi 646 kasus pada tahun

2013. KLB gastroenteritis pada tahun 2013 terjadi di 6 provinsi dengan

penderita terbanyak terjadi di Jawa Tengah yang mencapai 294 kasus

( Hartati,2018).

Antibiotika adalah obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi

bakteri. Antibiotika bisa bersifat bakterisid (membunuh bakteri) atau

bakteriostatik (mencegah berkembangbiaknya bakteri) (Permenkes,

2011). Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan

berbagai permasalahan dan merupakan ancaman global bagi kesehatan

Page 16: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

16

terutama resistensi bakteri terhadap antibiotik. Selain berdampak pada

morbiditas dan mortalitas, juga memberi dampak negatif terhadap

ekonomi dan sosial yang sangat tinggi. Pada awalnya resistensi terjadi di

tingkat rumah sakit, tetapi lambat laun juga berkembang di lingkungan

masyarakat, khususnya Streptococcus pneumoniae (SP), Staphylococcus

aureus, dan Escherichia coli.

Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan

masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Salah satu

obat andalan untuk mengatasi masalah tersebut adalah antimikroba antara

lain antibakteri/antibiotik, antijamur, antivirus, antiprotozoa. Berbagai

studi menemukan bahwa sekitar 40-62% antibiotik digunakan secara

tidak tepat antara lain untuk penyakit-penyakit yang sebenarnya tidak

memerlukan antibiotik. Pada penelitian kualitas penggunaan antibiotik di

berbagai bagian rumah sakit ditemukan 30% sampai dengan 80% tidak

didasarkan pada indikasi (Permenkes,2011).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kartikaningrum

(2015) bahwa penggunaan antibiotik pada pasien rawat inap anak

penderita Gastroenteritis di RSUD Kota Madiun periode November-

Desember, pada analisis kesesuaian tepat indikasi sebanyak 59,02% yang

artinya tidak tepat indikasi sebanyak 40,98% dan tepat dosis sebanyak

78,85% yang artinya presentase tidak tepat dosis sebanyak 21,15 %.

Sedangkan untuk tepat obat dan tepat pasien sbanyak 100%. Berdasarkan

permasalahan di atas, maka alasan dilakukan penelitian ini adalah untuk

mengevaluasi kerasionalan penggunaan antibiotik pada pasien panak

dengan kasus Gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan

Senopati Bantul di Yogyakarta pada tahun 2019.

Page 17: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

17

METODE PENELITIAN

Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian non-eksperimental dengan

pendekatan deskriptif analitik, pengambilan data secara retrospektif dengan

melihat rekam medis pasien anak dengan kasus gastroenteritis di Instalasi

Rawat Inap RS Panembahan Senopati Bantul di Yogyakarta. Data yang diambil

berupa catatan rekam medik penggunaan antibiotika pada pasien anak dengan

kasus gastroenteritis berdasarkan kategori tepat diagnosis, tepat indikasi, tepat

obat, tepat dosis, tepat pasien, tepat interval waktu. Pengolahan data dilakukan

dengan rancangan deskriptif, yaitu sebuah penelitian yang bertujuan untuk

melakukan menggambarkan terhadap kejadian yang ditemukan.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Ruang Penyimpanan Rekam Medis di

Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta dan pengambilan data

dilaksanakan pada bulan Januari.

Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah pasien anak berusia 2-12 tahun yang

didiagnosis Gastroenteritis yang dirawat di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan

Senopati Bantul pada periode Januari-Juni 2019.

Pada penelitian ini sampel yang diteliti dihitung menggunakan rumus:

𝑍₁₋ₐ/₂² (1 − 𝑃) n =

𝑑²

Page 18: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

18

Keterangan:

n = Besar sampel

𝑍₁₋ₐ/₂² = Nilai Z pada derajat kemaknaan = 95%

P = Proporsi suatu kasus tertentu terhadap

populasi, bila tidak diketehui

proporsinya, ditetapkan 50% (0,50%)

d = Derajat penyimpangan terhadap

populasi yang diinginkan 10% (0,10)

1,96 2𝑋0,50(1 − 0,50) n =

0,102 = 96,04

(Notoadmodjo,2012).

Jumlah sampel yang diteliti dalam penelitian ini sebesar 96 rekam

medis pasien yang memenuhi krteria inklusi.

Kriterian Inklusi dan Kriteria Eksklusi

Kriteria Inklusi

1. Pasien dengan diagnosis Gastroenteritis, berusia 2-12 tahun yang

menjalani rawat inap di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan Senopati

Bantul pada periode 6 bulan yaitu Januari-Juni 2019.

2. Data rekam medis lengkap, minimal memuat: nomor rekam medis, umur,

jenis kelamin, keadaan keluar, nama antibiotik, dosis, aturan pakai,

frekuensi penggunaan antibiotika.

Kriteria Eksklusi

Data rekam medis yang tidak lengkap meliputi nomor rekam

medis, umur, jenis kelamin, berat badan untuk anak-anak, keadaan

keluar, nama antibiotik, dosis, aturan pakai,frekuensi penggunaan

antibiotika.

Page 19: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

19

Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah buku pustaka berupa

Formularium Rumah Sakit dan World Gastroenterology Organisation Global

Guidelines (WGO 2012) dan tatalaksana diare akut menurut Amin (2015).

Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu sumber data berupa

rekam medis dari pasien anak dengan kasus gastroenteritis di Instalasi Rawat

Inap RS Panembahan Senopati Bantul di Yogyakarta.

Jenis Data dan Teknik Sampling

Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang

diperoleh dari Rekam Medis pasien yang dirawat di Instalasi Rawat Inap pada

periode Januari-Juni 2019 di RS Panembahan Senopati Bantul di Yogyakarta

yang meliputi resep dan kelengkapan data pasien ( seperti umur, jens kelamin,

diagnosa, hasil pemeriksaan laboratorium ).

Teknik Sampling

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling,

yaitu dengan cara mengambil data setiap pasien yang memenuhi kriteria

penelitian secara keseluruhan berurutan dimasukkan ke dalam penelitian

sampai kurun waktu tertentu. Kriteria yang dipakai dalam penelitian ini

adalah pasien anak yang dirawat di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan

Senopati Bantul dengan kasus Gastoenteritis periode Januari-Juni 2019,

berusia 2-12 tahun, mendapatkan terapi antibiotik, dan memiliki data rekam

medis lengkap minimal meliputi nomor rekam medis, umur, jenis kelamin,

nama antibiotik, dosis, aturam pakai dan frekuensi penggunaan

antibiotika.

Page 20: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

20

Variabel Penelitian

1. Umur, jenis kelamin, lama rawat inap dengan outcome klinik pada

pasien anak dengan kasus gastroenteritis.

2. Rasionalitas penggunaan antibiotika pada pasien anak dengan

kasus Gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan

Senopati Bantul di Yogyakarta periode Januari- Juni 2019

berdasarkan kategori tepat diagnosis, tepat indikasi, tepat obat,

tepat dosis, tepat pasien, tepat interval waktu.

Definisi Operasional

a. Evaluasi penggunaan obat pada anak yang mengalami

gastroenteritis berdasarkan tepat diagnosis, tepat indikasi, tepat

obat, tepat dosis, tepat pasien, tepat interval waktu pada pasien

anak penderita diare di instalasi rawat inap RS Panembahan

Senopati Bantul.

b. Tepat diagnosis adalah jika obat tersebut diberikan sesuai dengan

diagnosis yang diberikan.

c. Tepat indikasi adalah pemilihan obat yang sesuai dengan indikasi

gastroenteritis dan diberikan sesuai dengan diagnosa.

d. Tepat pasien adalah ketepatan pemilihan obat yang tidak

dikontraindikasikan pada pasien anak penderita diare.

e. Tepat obat adalah pemilihan obat berdasarkan dengan efek terapi

yang sesuai dan merupakan drug of choice.

f. Tepat dosis adalah ketepatan dalam besaran dosis, frekuensi,

durasi yang di berikan untuk balita penderita diare.

g. Tepat interval waktu pemberian artinya obat diberikan

berdasarkan waktu minumnya.

Page 21: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

21

Tata Cara Penelitian

Persiapan Awal

Pada tahap ini peneliti mengajukan surat izin dari fakultas ke pihak

RS Panembahan Senopati Bantul di Yogyakarta untuk mendapatkan izin

penelitian.

Permohonan Ethical Clearence

Prosedur dalam penelitian ini telah disetujui oleh Komisis Etik

Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta dengan nomor

1227/C.16/FK/2021.

Pengambilan Data

Pengambilan data dimulai dengan melihat Rekam Medis pasien

Rawat Inap RS Panembahan Senopati Bantul yang memenuhi kriteria Inklusi

untuk dijadikan sampel yang meliputi nama pasien, nomer rekam medik,

diagnosa, umur, berat, nama obat, dosis obat, rute pemberian, frekuensi

pemberian, durasi pemberian, dan tanggal pemberian.

Pengolahan dan Analisis Data

1. Data karakteristik umum pasien mencakup jenis kelamin, lama rawat

inap dengan outcome klinik pada pasien anak dengan kasus

gastroenteritis diolah menjadi bentuk tabel yang menyajikan jumlah

dan persentasenya.

2. Data penggunaan antibiotik dan rute pemberian terapi antibiotik pada

pasien anak yang terjadi selama pasien rawat inap sampai pulang

diolah menjadi bentuk tabel yang menyajikan jumlah dan

persentasenya.

3. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dalam bentuk tabel

untuk mengetahui rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien anak

dengan kasus Gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan

Senopati Bantul di Yogyakarta periode Januari-Juni 2019 yang

berdasarkan kategori tepat diagnosis, tepat indikasi, tepat obat, tepat

Page 22: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

22

dosis, tepat pasien, tepat interval waktu pemberian sesuai FRS dan

World Gastroenterology Organisation Global Guidelines (WGO

2012).

4. Data hasil evaluasi rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien anak

dengan kasus gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan

Senopati Bantul di Yogyakarta periode Januari-Juni 2019 dapat

diketahui menjadi bentuk tabel yang menyajikan jumlah dan persentase

kesesuian

Page 23: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

23

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan data rekam medis pasien anak gastroenteritis

dengan usia 2-12 tahun yang diperoleh dari bagian Instalasi Rekam Medik RS

Panembahan Senopati Bantul periode Januari-juni 2019. Data rekam medik yang

diperoleh dari instalasi rekam medik RS Panembahan Senopati Bantul periode

Januari-Juni 2019 yang menggunakan antibiotik dan didiagnosis gastroenteritis

berjumlah 130 pasien dan diperoleh 96 kasus yang memenuhi kriteria inklusi

sebagai bahan penelitian yang mempunyai data rekam medis lengkap meliputi

jenis kelamin, umur, jenis obat yang digunakan, rute pemberian, dosis, frekuensi

pemberian, serta lamanya pemberian obat.

Karakteristik Pasien berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia

Pengelompokan pasien berdasarkan jenis kelamin bertujuan untuk

mengetahui banyaknya pasien anak gastroenteritis dengan usia 2-12 tahun yang

menggunakan terapi antibotik pada jenis kelamin tiap kelompok terapi.

Tabel 1. distribusi jenis kelamin dan usia pada pasien anak dengan kasus

gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan Senopati Bantul

periode Januari-Juni 2019

Karakteristik

Sampel

Kategori Jumlah Sampel

(n=96)

Persentase %

(n=96)

Jenis Kelamin Laki-laki 53 55,20%

Perempuan 43 44,80%

Umur 2-4 th 77 80,20%

5-7 th 11 11,46%

8-10 th 8 8,34%

Page 24: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

24

Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa pasien anak terdiagnosis

gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan Senopati Bantul

periode Januari-Juni 2019 lebih banyak pasien berjenis kelamin laki-laki

dibandingkan jenis kelamin perempuan. Pasien laki-laki ditemukan sebanyak

53 pasien dengan persentase 55,20%, sedangkan pasien dengan jenis kelamin

perempuan sebanyak 43 pasien dengan persentase 44,80%.

Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa usia pasien yang paling banyak

terdiagnosis gastroenteritis pada usia 2-4 tahun yaitu sebanyak 77 pasien

(80,20%). Selanjutnya pada usia 5-7 tahun sebanyak 11 pasien (11,46%) dan

yang berusia 8-10 tahun sebanyak 8 pasien (8,34%). Pasien pada kelompok

usia 1-5 tahun lebih rentan terjadi atau beresiko mengalami Diare. Pada

penenelitian yang dilakukan oleh Korompis dkk (2013), yang menjelaskan

bahwa rentang usia dimana anak mulai aktif bermain dan sistem imunitas anak

belum sempurna. Sistem imunitas yang belum sempurna menyebabkan daya

tahan tubuh terhadap penyakit infeksi menjadi berkurang, sehingga anak

mudah terinfeksi bakteri penyebab diare pada saat bermain di lingkungan

yang kotor serta menerapkan cara hidup yang kurang bersih.

Menurut Kemenkes (2011) tersebar di semua kelompok umur dengan

prevalensi tertinggi terjadi pada anak balita (1-4 tahun). Sedangkan menurut

jenis kelamin prevalensi laki-laki dan perempuan hampir sama. Pada hasil

penelitian ini ada perbedaan hasil pada pasien berjenis kelamin laki-laki dan

perempuan yang dikarenakan pengambilan sampel tidak secara total tetapi

hanya sampel yang dipilih dan memenuhi kriteria inklusi, sehingga idak dapat

menggambarkan distribusi secara keseluruhan.

Page 25: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

25

Karakteristik Pasien berdasarkan Gejala/Penyakit

Gastroenteritis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi atau

peradangan pada saluran pencernaan. Hal ini ditandai dengan mual, muntah,

diare dan kram perut. Gejala lain termasuk demam, sakit kepala, darah atau

nanah dalam feses, kehilangan nafsu makan, kembung, lesu dan nyeri tubuh

(Anonim,2010). Gejala atau keluhan penyakit yang banyak dialami oleh

pasien anak dengan diagnosis gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS

Panembahan Senopati Bantul adalah diare sebanyak 100%, mual muntah

69,80%, demam 54,16%, lemas/lesu 23,95% serta nyeri perut 14,58% (Tabel

2).

Distribusi Pasien berdasarkan Keluhan Utama

Pengelompokan pasien berdasarkan keluhan utama pasien bertujuan

untuk mengetahui gejala atau keluhan penyakit yang banyak dialami oleh

pasien anak dengan gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan

Senopati Bantul periode Januari-Juni 2019 adalah diare, mual muntah,

demam, lemas/lesu, feses berampas, nafsu makan berkurang dan nyeri perut.

Tabel 2. menunjukan distribusi berdasarkan keluhan utama pasien anak

dengan kasus gastroenteritis.

Tabel 2. Distribusi gejala/keluhan penyakit gastroenteritis pada anak di

Instalasi Rawat Inap RS Panembahan Senopati Bantul periode Januari-

Juni 2019

Gejala/keluhan Jumlah pasien Persentase n=96

Diare 96 100%

Mual,muntah 67 69,80%

Demam 96 100%

Lemas/lesu 23 23,95%

Nyeri perut 96 100%

Feses berampas 33 48,53%

Nafsu makan/minum

berkurang

10 14,71%

Page 26: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

26

Jumlah pasien anak gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan

Senopati Bantul periode Januari-Juni yang memenuhi kriteria inklusi adalah

sebanyak 96 pasien. Distribusi keluhan utama pasien anak dengan gastroenteritis

seperti diare, demam, nyeri perut dirasakan oleh semua pasien (n=96) dengan

persentase 100% hal ini karena setiap pasien memiliki gejala dan keluhan lebih

dari satu. Gejala penyerta dapat berupa mula muntah, lemas/lesu, feses berampas

(Saputri, Isnanto dan Windasari 2017).

Distribusi pasien berdasarkan lama rawat inap dengan outcome klinik

Pengelompokan pasien berdasarkan berdasarkan lama rawat inap

bertujuan untuk mengetahui berapa lama rata-rata rawat inap tiap pasien anak

gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan Senopati Bantul periode

Januari-Juni 2019.

Tabel 3. Deskripsi lama perawatan pasien anak dengan kasus

gastroenteritis di Instalasi Raw at Inap RS Panembahan Senopati Bantul

Lama perawatan

(hari)

Jumlah pasien Outcome

klinik

Persentase n=96

3-4 43 Membaik 44,80%

5-6 41 Membaik 42,70%

7-8 12 Membaik 12,5%

Total pasien 96 100%

Jumlah pasien anak terdiagnosis gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS

Panembahan Senopati Bantul yang memenuhi kriteria inklusi adalah sebanyak 96

pasien. Distribusi pasien dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok berdasarkan

lama rawat inap yaitu jumlah terbanyak dirawat inap dalam rentang waktu 3-4

hari sebanyak 43 pasien (44,80), 5-6 hari sebanyak 41 pasien (42,70%) dan 7-8

hari sebanyak 12 pasien (12,5%).

Penelitian yang dilakukan Fithria dan Di’fain (2015) tentang rasionalitas

terapi antibiotik pada pasien diare akut anak usia 1-4 tahun di Rumah Sakit

Banyumanik Semarang tahun 2013 pada distribusi lama perawatan dengan

outcome klinik rata-rata pasien anak gastroenteritis menjalani rawat inap 3-4 hari.

Periode perawatan yang singkat tersebut kemungkinan disebabkan kondisi pasien

Page 27: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

27

yang sudah membaik, tidak mengalami dehidrasi berat, serta diijinkan untuk

pulang sehingga perawata dapat diteruskan di rumah.

Lama rawat inap pada pasien anak dengan gastrointeritis di RS

Panembahan Senopati Bantul jumlah terbanyak dirawat inap dalam rentang waktu

3-4 hari berdasarkan dengan seberapa keparahan kasus diare yang diderita pasien

dan keefektifan obat yang diberikan kepada pasien sehingga meunjukan kondisi

pasien mengalami perbaikan dan berkurangnya frekuensi BAB, berkurangnya rasa

mual dan muntah, dan tidak adanya darah pada feses. Pada pasien yang dirawat

lebih dari 5 hari adalah pasien yang mengalami gastroenteritis dengan dehidrasi

sedang sampai berat sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk

menyebuhkan gastroenteritisnya.

PROFIL PENGGUNAAN ANTIBIOTIK

Pengelompokan pasien berdasarkan profil penggunaan antibiotik bertujuan

untuk mengetahui profil penggunaan antibiotik yang digunakan pada pasien anak

dengan gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan Senopati Bantul

periode Januari-Juni 2019 Cefotaxime, Ceftriaxone, Cefixim, Metronidazole,

Ampicilin, Levofloxacin dan Meropenem yang meliputi jenis terapi, jenis

antibiotik, golongan antibiotik yang akan disajikan dalam bentuk tabel disertai

beberapa penjelasan singkat. Jenis terapi antibiotik yang diberikan meliputi obat

tunggal, obat kombinasi dan obat yang diganti.

Tabel 4. Jenis antibiotik yang digunakan pada pasien anak dengan kasus

gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan Senopati Bantul

Jenis Terapi Jenis

Antibiotik

Golongan Jumlah Persentase

(n=96)

Tunggal Apicilin Penisilin 11 11,46%

Cefotaxime Sefalosporin

generasi ke 3

36 37,5%

Cefixime Sefalosporin

generasi ke 3

10 10,42%

Ceftriaxone Sefalosporin

generasi ke 3

19 19,80%

Metronidazole Nitroimidazole 8 8,34%

Page 28: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

28

Jenis Terapi Jenis

Antibiotik

Golongan Jumlah Persentase

(n=96)

Kombinasi Ampicilin

ganti

Cefotaxime

Penislin ganti

Sefalosporin

generasi ke 3

2 2,08%

Ampicilin

ganti

Ceftriaxone

Penislin ganti

Sefalosporin

generasi ke 3

1 1,04%

Cefotaxime

ganti

Ceftriaxone

Sefalosporin

generasi ke 3

ganti

Sefalosporin

generasi ke 3

2 2,08%

Ceftriaxone

ganti

Cefixime

Sefalosporin

generasi ke 3

ganti

Sefalosporin

generasi ke 3

1 1,04%

Metronidazole

+ Ceftriaxone

Nitriimidazole

+ Sefalosporin

generasi ke 3

1 1,04%

Meropenem +

Levofloxaxin

Karabapenem

+

Flouroquinolon

1 1,04%

Cefotaxime +

Ampicilin

Sefalosporin

generasi ke 3 +

Penisilin

2 2,08%

Tabel 4 menunjukan bahwa jumlah pasien anak dengan gastroenteritis di

Instalasi Rawat Inap RS Panembahan Senopati Bantul periode Januari-Juni 2019

yang memenuhi kriteria inklusi adalah sebanyak 96 pasien. Profil penggunaan

antibiotik yang meliputi jenis terapi, jenis antibiotik dan golongan antibiotik. Jenis

terapi meliputi penggunaan antibiotik tunggal dan penggunaan antibiotik

kombinasi bahkan penggunaan antibiotik yang kemudian diganti.

Pasien anak gastroenteritis yang paling banyak menggunakan jenis sediaan

tunggal antibiotik yaitu Cefotaxime golongan Sefalosporin generasi ketiga

sebanyak 36 pasien (37,5%), hal ini dikarenakan Cefotaxime merupakan golongan

Page 29: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

29

antibiotik Sefalosporin generasi ketiga yang memiliki aktivitas yang kuat terhadap

bakteri gram negatif dan lebih tahan terhadap latamase atau beta laktam.

Antibiotik ini efektif terhadap spesies bakteri yang sudah kebal terhadap

Sefalosporin generasi sebelumnya dan untuk golongan antibiotik lainnya.

Cefotaxime lebih dipilih untuk anak-anak daripada Ceftriaxone karena tidak

mempengaruhi metabolisme bilirubin sebagaimana Ceftriaxone (Resse,2000).

Dosis Cefotaxime yang diberikan pada anak adalah 100-200 mg/kg/hari dalam

dosis terbagi tiap 6-8 jam (maksimal 6 g/hari) selama 2-5 hari.

Urutan kedua jenis sediaan tunggal antibiotik yaitu Ceftriaxone golongan

Sefalosporin generasi ketiga sebanyak 19 pasien (19,80%). Menurut WGO 2012,

apabila terinfeksi bakteri Shigella, maka perlu diberikan antibiotik yang efektif

terhadap kemungkinan terjadinya shigellosis salah satunya yaitu menggunakan

Ceftriaxone sebagai lini pertama terapi antibiotik terhadap pengobatan

gastroenteritis (Resse, 2000). Ceftriaxone yang direkomendasikan untuk terapi

Shigella pada anak-anak sebesar 2-4 gram sebagai dosis tunggal.

Urutan ketiga jenis sediaan tunggal antibiotik yaitu Ampicilin golongan

Penisilin sebanyak 11 pasien (11,46%). Berdasarkan Ikatan Dokter Anak

Indonesia (2013) dosis penggunaan Ampicillin dengan rute IV untuk infeksi biasa

yaitu 10-25 mg/kgBB/dosis setiap 6 jam, untuk infeksi berat yaitu 50 mg/kgBB/

dosis setiap 4 jam dosis tersebut disesuaikan dengan berat badan masing-masing

pasien rawat inap.

Urutan keempat jenis sediaan antibiotik tunggal yaitu Cefixim golongan

Sefalosporin generasi ketiga sebanyak 10 pasien (10,42%). Cefixime adalah

antibiotik golongan Sefalosporin generasi ketiga yang mempunyai spektrum lebih

luas, khususnya terhadap bakteri Gram negatif dan sangat stabil terhadap

hisrolisis beta laktamase dibandingkan generasi pertama dan kedua, dari segi

biaya Ceftriaxone dan Cefixime masih lebih murah dari golongan Sefalosporin

yang lain (Resse,2000). Dosis Cefixime yang diberikan pada anak-anak yaitu PO :

Page 30: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

30

8 mg/kg/hari dosis terbagi setiap 12-24 jam ( maksimal 400 mg/hari) selama 10-

14 hari (MacPeds,2015).

Urutan terakhir jenis sediaan antibiotik tunggal yaiitu Metronidazole

golongan Nitroimidazole sebanyak 8 pasien (8,34%). Metronidazole merupakan

antibiotik yang bersifat bakterisid/membnuh bakteri serta memberikan hasil

klinik yang baik pada Giardiasis dan Amoebiasis. Mekanisme kerja

Metronidazole adalah dengan cara menghambat sintesis DNA dan merusak DNA

melalui oksidasi yang menyebabkan putusnya rantai DNA serta menyebabkan

bakteri mati. Metronidazole tepat digunakan untuk infeksi bakteri anaerob, serta

mempunyai keuntungan biaya rendah dan efek samping ringan (WHO,2010).

Dosis Metronidazole yang diberikan pada anak-anak yaitu 10 mg/kg/3x1/hari

selama 5 hari ( maksimal 0.5-1.5 gr/hari) (WGO,2012) dan Metronidazole 250-

500 mg 4x sehari, 7-14 hari, oral atau IV (Amin,2015).

Untuk penggunaan antibiotik dan kemudian diganti dalam pengobatan

yaitu Ampicilin diganti Cefotaxime kemudian Cefotaxime diganti dengan

Ceftriaxone masing-masing berjumlah 2 pasien (2,08%). Sedangkan untuk

antibiotik Ampicilin diganti Ceftriaxone, Ceftriaxone diganti Cefixim, Ampicilin

diganti Metronidazole dan Cefotaxime ganti Cefixim masing-masing sebanyak 1

pasien ( 1,04%). Untuk antibiotik kombinasi sebanyak 3 pasien yaitu 2 pasien

(2,08%) menggunakan terapi Cefotaxime + Ampicilin dan sebanyak 1 pasien

menggunakan (1,04%) Metronidazole + Ceftriaxone, Meropenem + Levofloxacin.

Meropenem adalah antibiotik golongan Karbapenem memiliki outcome

klinis yang sama yaitu dengan menekan pertumbuhan bakteri dengan

menghambat proses akhir sintesis peptidoglikan pada dinding sel bakteri sehingga

menyebabkan bakteri menjadi lisis ( Abdullah et al,2016). Meropenem juga

merupakan antibiotik sintesis β-lactam dan efektif sebagai anti pseudomonal.

Penggunaannya dibatasi karena hanya untuk infeksi oleh bakteri resisten Penisilin,

Sefalosporin atau multiobat antibiotika ( misalnya P. aureginosa dan

Acinetobacter spp. ( Fauziyah et al,2011). Meropenem yang diberikan pada anak-

Page 31: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

31

anak yaitu 20 mg/kg/IV dosis tiap 8 jam (max 1gr/hari) selama 5-10 hari

(MacPeds,2015).

Levofloxacin adalah antibiotik golongan Flouroquinolon yang memiliki

aktivitas yang cukup baik dalam mengobati bakteri aerob kusunya bakteri gram

negatif. Flouroquinolon efektif digunakan untuk pasien infeksi yang disebabkan

oleh Shigella, Salmonella, ETEC dan Campylobacter (Katzung,2018).

Levofloxacin memiliki sifat yang lebih aktif dalam melawan bakteri gram positif

seperti Streptococcus Pneumoniae.

Antibiotik golongan Sefalosporin memiliki spektrum aktivitas antimikroba

yang sama luas dan efek samping yang lebih kecil daripada Flouroquinolon

sehingga digunakan sebagai obat terbaik untuk pengobatan empiris pada

gastroenteritis karena infeksi yang terjadi pada anak-anak. Mekanisme kerja

antibiotik golongan Sefalosporin ini adalah dengan menghambat sintesis dinding

sel bakteri. Antibiotik ini merusak peptidoglikan yang menyusun dinding sel

bakteri gram posotof dan ram negatif. Oleh karena tekanan osmotik dalam sel

bakteri lebih tinggi dari luar sel, maka kerusakan dinding sel bakteri akan

menyebabkan terjadinya lisis, yang merupakan dasar efek bakterisidal pada

bakteri yang peka (Meila,2016) contohnya seperti yang digunakan pada peda

penelitian ini yaitu Cefotaxime, Ceftriaxone dan Cefixime.

Distribusi rute pemberian antibiotik pada pasien

Pengelompokan pasien berdasarkan rute pemberian antibiotik bertujuan untuk

mengetahui rute pemberian antibiotik pada pasien anak gastroenteritis di Instalasi

Rawat Inap RS Panembahan Senopati Bantul periode Januari-Juni 2019 adalah

per oral atau parenteral. Tabel 5. menunjukan distribusi rute pemberian antibiotik

pada pasien anak gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan Senopati

Bantul.

Page 32: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

32

Tabel 5. Cara penggunaan Antibiotik pasa pasien anak dengan kasus

gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan Senopati Bantul

periode Januari-Juni 2019

Cara

Penggunaan

Jumlah Peresepan Persentase terhadap jumlah

pasien (n=96)

Parenteral 87 90,62%

Oral 7 7,30%

Kombinasi 2 2,08%

Total 96 100%

Jumlah pasien anak gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan

Senopati Bantul periode Januari-Juni 2019 yang memenuhi kriteria inklusi adalah

sebanyak 96 pasien yang menggunakan terapi antibiotik. Distribusi rute

pemberian antibiotik pada pasien paling banyak adalah parenteral (intravena)

yaitu sebanyak 87 pasien (90,62%) dalam bentuk sediaan injeksi dan rute

pemberian secara oral sebanyak 7 pasien (7,30%). Sedangkan rute pemberian

secara kombinasi oral dan parenteral terdapat 2 pasien (2,08%) dalam bentuk

sediaan sirup dan injeksi.

Penggunaan obat lebih banyak secara parenteral karena pada umumnya

pasien gastroenteritis yang datang ke rumah sakit dalam keadaan darurat sehingga

perlu segera mendapatkan pertolongan maupun terapi yang cepat. Obat-obat

parenteral dapat memberikan efek terapi yang cepat, karena obat didistribusikan

secara langsung tanpa melalui proses absorbsi terlebih dahulu, sedangkan terapi

oral biasanya digunakan sebagai terapi pengganti atau apabila kondisi pasien

sudah mulai membaik (Shea et al,2001). Pemberian sediaan oral untuk anak-anak

dapat menjadi hal rumit bagi orang tua ataupun perawat dan masalah kepatuhan

dari pasien (Noprizon, Rikmasari, Halim,2019).

Berdasarkan rute pemberian antibiotik dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu :

a. Pemberian antibiotik secara oral, menyatakan bahwa pasien mendapatkan

terapi antibiotik secara per oral saja. Hasil penelitian ini menunjukan

bahwa terdapat 7 pasien (7,30%) yang mendapat terapi antibiotik secara

Page 33: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

33

peroral dalam bentuk sediaan sirup yaitu Cefixim, Metronidazole,

Ampicilin dan Cefotaxime.

b. Pemberian antibiotik secara parenteral, menyatakan bahwa pasien

mendapatkan terapi antibiotik secara parenteral (injeksi) saja. Hasil

penelitian ini menunjukan terdapat 87 pasien (90,62%) yang mendapatkan

terapi antibiotik secara parenteral yaitu Ampicillin, Ceftriaxone,

Cefotaxime, Cefixime, Metronidazole, Levofloxacin dan Meropenem.

Pemberian antibiotik rute parenteral biasanya disesuaikan dengan kondisi

pasien yang mual, muntah sehingga tidak dapat dilakukan pemberian

peroral. Disamping itu, pemberian antibiotik secara parenteral ditujukan

untuk mendapatkan efek terapi yang cepat.

c. Rute pemberian kombinasi adalah pasien yang mendapatkan terapi

antibiotik melalui rute pemberian secara peroral dan parenteral. Pada

penelitian ini kombinasi antara pemberian oral-parenteral yaitu terdapat 2

pasien (2,08%) dalam bentuk sediaan sirup dan injeksi yaitu obat

Cefotaxime dan Cefixime, Ampicillin dan Cefotaxime.

Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Antibiotik

Data hasil penelitian yang diperoleh dan dianalisis secara deskriptif dalam

bentuk tabel untuk mengetahui rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien

anak gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan Senopati Bantul

periode januari-Juni 2019 yang berdasarkan kategori obat tepat diagnosis, tepat

indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat pasien, tepat interval waktu pemberian.

Sesuai dengan FRS dan Guideline Gastroenterology Organisation (WGO 2012).

1. Kesesuaian Penggunaan Antibiotik dengan Formularium Rumah Sakit

Data kesesuaian penggunaan antibiotik dengan Formularium Rumah Sakit

(FRS) bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antibiotik antara resep yang

diberikan dokter dengan FRS pada pasien anak gastroenteritis di Instalasi Rawat

Inap RS Panembahan Senopati Bantul periode Januari-Juni 2019 meliputi jenis

antibiotik, golongan antibiotik dan bentuk sediaan masing-masing antibiotik.

Page 34: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

34

Tabel 6. Kesesuaian penggunaan antibiotik dengan Formularium Rumah

Sakit pada pasien anak gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS

Panembahan Senopati Bantul periode Januari-Juni 2019

No Antibiotik yang digunakan Formularium Rumah Sakit

Sesuai Tidak sesuai

1. Ampicillin √

2. Cefotaxime √

3. Ceftriaxone √

4. Cefixime √

5. Metronidazole √

6. Meropenem √

7. Levofloxacin √

Total 100%

Tabel 6. menunjukan bahwa penggunaan antibiotik dengan Formularium

Rumah Sakit pada pasien anak gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS

Panembahan Senopati Bantul periode januari-Juni 2019 sudah sesuai dengan

persentasenya 100%. Obat antibiotik yang tercantum dalam formularium Rumah

Sakit merupakan obat yang direkomendasikan oleh dokter untuk pengobatan

dimana sudah dipertimbangkan efektivitas kerja obat, keamanan serta harga yang

terjangkau.

2. Rasionalitas Penggunaan Antibiotik

Penggunaan antibiotik yang tepat merupakan hal penting untuk

meningkatkan kualitas kesehatan atau kualitas pengobatan pasien sehingga

penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menimbulkan pengobatan menjadi

kurang efektif dan dapat menimbulkan terjadinya resistensi bakteri pada pasien.

Evaluasi penggunaan antibiotik yang rasional meliputi tepat indikasi, tepat dosis,

tepat pasien, tepat rute pemberian dan tepat frekuensi/ lama pemberian. Penelitian

ini mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien anak gastroenteritis di

Instalasi Rawat Inap RS Panembahan Senopati Bantul periode Januari-Juni 2019

dan membandingkannya dengan Guideline World Gastroenterology Organisation

(WGO,2012) dan Tatalaksana Diare Akut Menurut Amin (2015).

Page 35: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

35

2.1. Tepat indikasi

Tepat indikasi penyakit adalah obat yang diberikan harus tepat diagnosa

penyakit gastroenteritis. Diagnosa gastroenteritis ditentukan oleh dokter

berdasarkan keterangan empiris dengan melihat gelaja atau gambaran klinis pada

pasien dengan adanya hasil laboratorium feses yang membuktiakn terinfeksi

bakteri sehingga memerlukan terapi penggunaan antibiotik yang sesuai dengan

WGO (2012) dan Tatalaksana Diare Akut Menurut Amin (2015) yang digunakan

pada pasien anak gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan Senopati

Bantul periode Januari-Juni 2019.

Tabel 7. Distribusi tepat indikasi penggunaan antibiotik pada pasien

anak gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan Senopati

Bantul periode Januari-Juni 2019

No Hasil Jumlah Persentase

1. Tepat indikasi 86 89,59%

2. Tidak tepat indikasi 10 10,41

Total 96 100%

Tabel 7. menunjukan bahwa pengobatan pasien anak gastroenteritis di

Instalasi Rawat Inap RS Panembahan Senopati Bantul adalah tepat indikasi

sebanyak 86 pasien (89,59%) sesuai dengan Guideline WGO (2012) dan Evidence

base : Tatalaksana diare akut menurut Amin (2015) yaitu penggunaa antibiotik

yang diindikasikan pada pasien anak gastroenteritis berdasarkan keterangan

empiris dengan melihat gejala dan tanda diare infeksi, seperti diare cair >3

kali/hari, sakit perut atau mulas, demam atau panas, mual muntah, nafsu makan/

minum berkurang, dehidrasi, pemeriksaan feses rutin yang menunjukan feses cair

atau berampas, feses berlendir, feses berdarah, dan feses yang mengandung positif

bakteri. Selain itu, pertimbangan yang mendasari pemberian antibiotik adalah

hasil pemeriksaan leukosit dan suhu tubuh pasien. Kedua parameter tersebut juga,

umumnya menjadi pertimbangan keputusan pemberian antibiotik tunggal maupun

kombinasi.

Page 36: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

36

Ketepatan indikasi dalam penggunaan antibiotik pasien anak

gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan Senopati Bantul yang

paling banyak digunakan adalah Cefotaxime dan Ceftriaxone yang berdasarkan

keterangan empiris dengan melihat gejala atau gambaran klinis infeksi dan

pathogen diare yang dipilih dapat menimbulkan tanda seperti rasa sakit perut,

demam, mual muntah, bukti feses inflasai, feses berlendir dan berdarah yang

berarti dicurigai terinfeksi bakteri Shigella, maka perlu diberikan antibiotik yang

efektif hanya untuk anak-anak dengan berdarah terhadap kemungkinan besar

terjadinya Shigellosis (WGO, 2012).

Ketepatan indikasi juga pada pasien yang diberikan Metronidazole yang

berdasarkan keterangan empiris dengan adanya gambaran klnis infeksi patogen

yaitu BAB cair berwarna merah terang >4x/hari, dengan ditandai feses yang

positif bakteri dan hasil pemeriksaan feses positif Amoeba, positif leukosit dan

positif eritrosit serta menunjukan tanda seperti meningkatnya suhu badan (panas

atau demam), nyeri perut, mual muntah yang berarti dicurigai terinfeksi Amoeba,

hal ini sudah sesuai dengan guidline WGO dan Evidence Base: Tatalaksana diare

akut menurut Amin (2015) yaitu diberikan antibiotik Metronidazole.

Penelitian yang dilakukan oleh Rizqiani (2016) tentang Evaluasi

penggunaan antibiotik untuk penyakit diare pada pasien balita di Instalasi Rawat

Inap RSI Sultan Agung Semarang tahun 2015, pada penentuan pengguanaan

antibiotik dengan hasil data laboratorium yang menegaskan adanya bakteri yang

terdapat dalam feses yang terdapat adanya lendir pada feses dan feses berwarna

kehijauan, meskipun dalam data rekam medik pasien yaitu gejala pasien hanya

tertulis secara umumnya saja seperti diare dan demam tetapi hal ini membuktikan

bahwa diare yang dialami 63 pasien tersebut terjadi karena infeksi bakteri

sehingga memperlukan terapi antibiotik. Hasil penelitian yaitu 100% tepat

indikasi dalam pemberian antibiotik tunggal yang paling banyak digunakan adalah

sefotaksim sebanyak 44,4%, seftriakson sebanyak 36,5%, sefuroksim dan

kloramfenikol sebanyak 3,2% serta antibiotik kombinasi sefotaksim dan

metronidazol yaitu sebesar 4,8%.

Page 37: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

37

Ketidaktepatan indikasi sebanyak 10 pasien (14.71%) yaitu pada kasus

pasien dinyatakan tidak tepat indikasi dalam penggunaan antibiotik pada pasien

anak gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan Senopati Bantul yaitu

pada penggunaan Amoxicillin, Metronidazole, Cefixime, Levofloxacin dan

Morepenem karena dalam menggunakan antibiotik tidak dibuktikan dengan

adanya pemeriksaan kultur feses dan terdapat gambaran klinis infeksi spesifik

yang membuktikan bahwa pasien terinfeksi bakteri yang dicurigai terinfeksi

shigella tetapi pasien diberikan antibiotik tidak sesuai dengan guideline WGO

(2012) dan Evidence Base: Tatalaksana diare akut menurut Amin (2015) dalam

terapi pengobatan diare akut untuk pengobatan terinfeksi shigella.

Ketidaktepatan indikasi dalam penlitian ini yang dilakukan di Instalasi

Rekam Medik RS Panembahan Senopati Bantul masih banyaknya data yang tidak

terlampir dalam buku rekam medis (medical record) terkait data penunjang

(pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan tinja/feses, hasil kutur atau pemeriksaan

mikroba) dan kurangnya menuliskan keluhan atau tanda gambaran klinis pasien

yang dapat menegakkan diagnosa secara spesifik dalam menandakan suatu infeksi

patogen tertentu sehingga pemberian antibiotik yang tidak sesuai dengan indikasi

pada guideline WGO (2012) atau pedoman terapi antibiotik yang sesuai dalam

pengobatan pasien anak gastroenteritis.

2.2. Tepat Obat

Tepat pemilihan obat adalah obat yang dipilih harus memiliki efek terapi

tepat pada penyakit sesuai dengan FRS, guideline WGO (2012) dan Evidence

Base: Tatalaksana diare akut menurut Amin (2015) dalam terapi penggunaan

antibiotik yang digunakan pada pasien anak gastroenteritis di Instalasi Rawat

Inap RS Panembahan Senopati Bantul periode Januari-Juni 2019.

Page 38: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

38

Tabel 8. Distribusi tepat obat penggunaan antibiotik pada pasien anak

gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RSPanembahan Senopati Bantul

periode Januari-Juni 2019

No Hasil Jumlah Persentase

1. Tepat obat 86 89,59%

2. Tidak tepat obat 10 10,41%

Total 96 100%

Tabel 8. menunjukan bahwa penggunaan antibiotik pada pasien anak

gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan Senopati Bantul adalah

tepat obat sebanyak 58 pasien (85,29%) yaitu antibiotik yang digunakan

Cefotaxime, Ceftriaxone, dan metronidazole sesuai dengan Guideline WGO

(2012) dan Evidence Base: Tatalaksana diare akut menurut Amin (2015) dalam

terapi pengobatan diare akut. Ketepatan obat dalam penggunaan antibiotik pasien

anak diare akut pasien anak diare akut di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan

Senopati Bantul yang paling banyak digunakan adalah Cefotaxime dan

Ceftriaxone karena dicurigai terinfeksi bakteri Shigella yang berdasarkan

keterangan empiris dengan gejala atau gambaran klinis infeksi dan pathogen diare

yang dipilih dapat menunjukkan tanda seperti rasa sakit perut, demam, mual

muntah, bukti feses inflamasi, tinja berlendir dan berdarah (WGO 2012).

Pasien yang ditandai feses yang terinfeksi bakteri Shigella, maka perlu

diberikan antibiotik yang efektif terhadap kemungkinan besar terjadinya

shigellosis salah satunya yaitu menggunakan Ceftriaxone sebagai lini pertama

terapi antibiotik pada pengobatan gastroenteritis, tetapi dalam pemilihan

antimikroba harus didasarkan pada pola kerentanan kekuatan patogen di wilayah

atau daerah sehingga Cefotaxime sebagai antibiotik pilihan kedua untuk penyakit

yang disebabkan oleh Shigella (WGO 2012).

Antibiotik golongan Sefalosporin yang utama digunakan adalah

Cefotaksim dan Ceftriakson. Cefotaksim dan Ceftriakson memiliki tingkat

keberhasilan yang sama dengan Fluoroqunolon dimana kedua antibiotik tersebut

efektif untuk pengobatan Shigellosis. Kelemahan dari penggunaan Cefotaxime

dan Ceftriaxone sebagai terapi empiris untuk pada gastroenteritis yang

dikarenankan infeksi pada anak-anak adalah dapat meningkatkan bahaya resitensi

Page 39: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

39

mikroba terhadap antibiotik tersebut (Daniel 2006). Golongan Sefalosporin sering

digunakan karena spektrum luas dari Sefalosporin yang memiliki keuntungan

dalam meningkatkan efektifitas terapi dan keamanan terapi, terutama untuk

sefalosporin generasi kedua dan ketiga (Brunton el al 2006).

Pasien yang diberikan terapi Metronidazole yang berdasarkan keterangan

empiris dengan bukti hasil pemeriksaan feses rutin yaitu positif amoeba, feses

berdarah, feses berlendir, positif leukosit dan positif eritrosit yang berarti dicurigai

terinfeksi bakteri Amoeba, dimana Metronidazol memiliki sifat bakterisidal atau

membunuh bakteri yang diaktifkan oleh bakteri anaerob dengan cara menghambat

sintesis DNA (WHO 2009). Metronidazol memberikan hasil klinik yang bagus

pada terapi giardiasis dan amoebiasis. Mekanisme kerja Metronidazol adalah

dengan cara menghambat sintesa DNA bakteri dan merusak DNA melalui

oksidasi yang menyebabkan putusnya rantai DNA serta menyebabkan bakteri

mati. Metronidazol tepat digunakan untuk infeksi bakteri anaerob, serta

mempunyai keuntungan biaya rendah dan efek samping ringan (Meila 2016).

Ketidaktepatan obat sebanyak 10 pasien (14,71%) dinyatakan tidak tepat

obat dalam penggunaan antibiotik pada pasien anak gastroenteritis di Instalasi

Rawat Inap RS Panembahan Senopati Bantul yaitu pada penggunaan Ampicillin,

Levofloxacin, Cefixime, dan Morepenem karena tidak terdapat gambaran klinis

infeksi spesifik, sehingga obat antibiotik yang diberikan tidak sesuai dengan

guideline WGO (2012) dan Evidence Base: Tatalaksana diare akut menurut Amin

(2015) dalam terapi pengobatan diare akut selain itu kemungkinan dikarenakan

kurang spesifiknya penunjang medis, hasil laboratorium, hasil kultur mikroba.

Ketidaktepatan obat pada pasien yang dalam penggunaan antibiotik

tunggal kemudian dalam beberapa hari perawatan diganti dengan antibiotik

tunggal. Selain itu, pada kasus pasien yang dalam penggunaan antibiotik

kombinasi contohnya antibiotik Levoflocaxin dan Meropenem. Ketidaktepatan

obat pada kasus-kasus tersebut karena akibat adanya kombinasi 2 antibiotik atau

bahkan penggantian antibiotik yang tidak sesuai dengan guideline WGO (2012)

dan Evidence Base: Tatalaksana diare akut menurut Amin (2015) dalam 96

pengobatan gastroenteritis pada anak. Penggunaan antibiotika baik tunggal

Page 40: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

40

maupun kombinasi yang tidak perlu tidak dianjurkan karena selain efek

sampingnya yang berbahaya juga interaksi obat yang mungkin terjadi serta perlu

diperhatikan juga mengenai resiko terjadinya resistensi. Penggunaan antibiotik

kombinasi diperboleh apabila kombinasi efek sinergis sehingga sehingga dapat

meningkatkan aktivitas aktibiotik pada infeksi sepsifik, memperlambat dan

mengurangi resiko bakteri resistensi, infeksi disebabkan oleh satu bakteri

(Anonim, 2011). Pada pasien juga diberikan terapi Levofloxacin untuk bakteri

Salmonella dimana terapi pertama pada kasus Salmonella yaitu Ciprofoxacin.

Pasien diberikan terapi Levofloxaxin yang masih satu golongan antibiotik yang

sama yaitu kuinolon. Pemberian golongan quinolon tidak direkomendasikan pada

anak <18 tahun sehingga pada kasus ini tidak sesuai karena usia pasien <18 tahun

(Soo-Han et al, 2013).

Pada kasus pasien yang diberikan antibiotik Ampicillin kurang efektif

terhadap spesies shigella dan bakteri penghasil betalaktamase. Ampicillin efektif

terhadap penyakit infeksi saluran kemih (gonore tidak terkomplikasi, uretritis,

sistitis, pielonefritis), infeksi saluran pernapasan kronik dan akut (pneumonia,

faringitis bukan karena gonore, bronchitis, laringitis), infeksi saluran cerna

(disentri basiler) serta infeksi lainnya seperti septikemia, endokarditis. Pemberian

terapi pengobatan dengan Ampicillin dalam kasus gastroenteritis diberikan karena

golongan ini lebih sering digunakan untuk penyakit infeksi dan lebih sering

diresepkan dan juga mempunyai aktivitas anti bakteri yang baik (Narindrani et

al, 2011).

Page 41: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

41

2.3 Tepat Pasien

Tabel 9. Distribusi tepat pasien penggunaan antibiotik pada pasien anak

gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan Senopati Bantul

periode Januari-Juni 2019

No Hasil Jumlah Persentase

1. Tepat pasien 96 100%

2. Tidak tepat pasien 0 0%

Total 96 100%

Data rekam medis pasien tidak semua tercatat adanya keluhan reaksi

hipersensitif (alergi) terhadap antibiotik tertentu, maka rekam medis yang tidak

tertulis adanya keluhan reaksi hipersensitif (alergi) dianggap tidak memiliki

riwayat hipersensitifitas terhadap obat yang digunakan. apabila pasien memiliki

alergi terhadap obat tertentu tetapi tetap diresepkan maka dinyatakan tidak tepat

pasien.

2.4. Tepat Dosis

Tepat dosis adalah jumlah dosis yang diberikan harus dalam jumlah yang

cukup dan sesuai dengan Guideline WGO (2012) dan MacPeds Pediatric

Handbook (2015) dalam terapi penggunaan antibiotik yang digunakan pada

pasien anak gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan Senopati

Bantul periode Januari-Juni 2019.

Tabel 10. Distribusi tepat dosis penggunaan antibiotik pada pasien anak

gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan Senopati Bantul

periode Januari-Juni 2019

No Hasil Jumlah Persentase

1. Tepat dosis 91 94,80%

2. Tidak tepat dosis 5 5,20%

Total 96 100%

Tabel 10 menunjukan bahwa penggunaan antibiotik pada pasien

gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan Senopati Bantul adalah

tepat dosis penggunaan antibiotik sebanyak 91 pasien (94,80%), sedangkan yang

mengalami ketidaktepatan dosis sebanyak 5 pasien (5,20%). Hasil persentase

Page 42: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

42

tersebut sesuai dengan Guideline WGO (2012), MacPeds Pediatric Handbook

(2015) dan Guideline WHO (2010). Ketepatan dosis yaitu pada perhitungan dosis

tunggal, dosis kombinasi dan dosis obat yang diganti. dosis antibiotik yang

digunakan seperti Ampicillin yaitu untuk anak-anak 10-25 mg/kgBB setiap 6 jam

danuntuk infeksi berat 50 mg/kgBB setiap 4 jam. Pada Cefixime yaitu anak-anak

PO: 8 mg/kg/hari dosis terbagi setiap 12-24 jam (Max: 400 mg/hari) selama 10-14

hari. Pada Ceftriaxone yaitu Anak-anak: 50-100 mg/kg 1×/hari IM/IV selama 2-5

hari. Pada Cefotaxime yaitu dosis anak-anak yaitu 100-200 mg/kg/hari dosis

terbagi tiap 6-8 jam (Max: 6 g/hari) selama 2-5 hari. Pada Metronidazole yaitu

anak-anak 10 mg/kg/3x1/hari selama 5 hari (max: 0.5-1.5gr/hari) dan Morepenem

yaitu anak-anak: 25-40 mg/kg/IVdosis tiap 8 jam (max: 1gr/hari) selama 5-10

hari.

Pada Levofloxaxin untuk usia <5 tahun 10 mg/kg PO / IV dan usia >5

tahun 10 mg/kg PO/IV max 750 mg/hari. Dosis yang diberikan kepada pasien

masih dalam dosis antara dosis lazim dengan dosis maksimumnya, hal ini dengan

cara menghitungnya dengan dosis lazim atau dosis maksimum dikalikan dengan

berat badan pasien maka hasilnya tidak boleh dosis yang diberikan melebihi range

dosis pada literatur atau guideline sesuai berat badan pasien. Jika selama terapi

ada terapi salah satu antibiotik yang dosis penggunaannya tidak tepat maka terapi

antibiotik diasumsikan tidak tepat dosis. Ketidaksesuaian dosis terapi mungkin

disebabkan karena pembulatan dosis baik melebihi maupun dibawah dosis

seharusnya. Hal lain yang juga dapat menyebabkan ketidaksesuaian dosis

berdasarkan berat badan adalah adanya pengelompokkan dosis berdasarkan

kelompok umur tertentu. Ataupun dapat disebabkan karena perbedaan referensi

yang digunakan antara peneliti dengan praktisi medis di lapangan.

Ketidaktepatan dosis pada pasien yang mendapatkan Ampicillin yang

dosisnya lebih besar (overdose) atau hasil perhitungannya dosis yang diberikan

melebihi range dosis pada literatur atau guideline sesuai berat badan pasien.

Pemberian Ampicillin, kemungkinan sebagai pertolongan awal pada saat pasien

belum diketahui hasil laboratorium yang menunjukkan pasien terinfeksi bakteri

spesifik sehingga diasumsikan jika diberikan Ampicillin dengan dosis tinggi dapat

Page 43: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

43

menurunkan gejala pasien yang timbul seperti suhu tubuh yang tinggi menjadi

turun atau akan lebih stabil.

2.5 Tepat Rute atau Cara Pemberian

Tepat cara pemberian adalah cara pemberian obat yang tepat sesuai

kondisi pasien dan sesuai dengan Guideline WGO (2012), MacPeds Pediatric

Handbook (2015) dan Guideline WHO (2010) dalam terapi penggunaan antibiotik

yang digunakan pada pasien gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS

Panembahan Senopati Bantul periode Januari-Juni 2019.

Tabel 11. Distribusi tepat cara pemberian penggunaan antibiotik pada

pasien anak gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan

Senopati Bantul periode Januari-Juni 2019

No Hasil Jumlah Persentase

1. Tepat cara pemberian 96 100%

2. Tidak tepat cara pemberian 0 0%

Total 96 100%

Tabel 11. menunjukan bahwa rute pemberian antibiotik pasien anak

gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan Senopati Bantul periode

Januari-Juni adalah 96 pasien 100% tepat cara pemberian antibiotik dalam

pengobatan. Ketepatan rute atau cara pemberian pada penelitian ini yaitu paling

banyak pada rute pemberian secara intravena yaitu antibiotik Ampicllin,

Cefotaxime, Ceftriaxone, Levofloxaxin, Metronidazole dan Morepenem, selain itu

terdapat rute pemberian kombinasi antara rute pemberian peroral-parenteral

diberikan pada pasien dalam bentuk sediaan sirup dan injeksi yaitu penggunaan

Metronidazole (sediaan sirup) dan Ceftriaxone (sediaan injeksi), sehingga

ketepatan rute atau cara pemberian dalam penggunaan antibiotik pada semua

pasien sudah tepat dan sesuai dengan Guideline WGO (2012), MacPeds Pediatric

Handbook (2015) dan Guideline WHO (2010) yaitu dengan diberikan melalui rute

pemberian secara parenteral dan secara kombinasi (oral dan parenteral), tetapi

paling banyak yang digunakan adalah secara parenteral atau melalui rute

pemberian secara intravena.

Page 44: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

44

Rute pemberian intravena dan bentuk sediaan injeksi sering digunakan

karena kesulitan pemberian sediaan per-oral (terutama tablet) karena anak

cenderung menolak, sehingga sering kali obat diberikan dalam rute intravena atau

bentuk sediaan injeksi melalui infus (Shea et al 2001). Alasan lain adalah rute

intravena merupakan rute pilihan untuk kasus infeksi sedang sampai berat karena

onset cepat dan bioavalibilitas obat lebih tinggi, sehingga aksi obat dalam

membunuh mikroba menjadi lebih maksimal (Hakim 2012), selain itu

dikarenakan ada beberapa antibiotik yang tidak dapat diserap di saluran GI

sehingga harus diberikan melalui rute intravena dan intramuskular, seperti

antibiotik golongan sefalosporin.

2.6 Tepat Durasi atau Lama Pemberian

Tepat lama pemberian adalah lama pemberian atau durasi penggunaan

obat dalam tiap hari pengobatan yang sesuai dengan guideline WGO (2012),

MacPeds Pediatric Handbook (2015) dan guideline WHO (2010) dalam terapi

penggunaan antibiotik yang digunakan pada 96 pasien anak gastroenteritis di

Instalasi Rawat Inap RS Panembahan Senopati Bantul periode Januari-Juni 2019.

Tabel 12. Distribusi tepat lama pemberian penggunaan antibiotik pada

pasien anak gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan

Senopati Bantul periode Januari-Juni 2019

No Hasil Jumlah Persentase

1. Tepat lama pemberian 94 97,91%

2. Tidak tepat lama pemberian 2 2,08%

Total 96 100%

Tabel 12 menunjukan bahwa lama pemberian antibiotik pasien anak

gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS Panembahan Senopati Bantul periode

Januari-Juni 2019 adalah tepat lama pemberian sebanyak 94 pasien (97,91%),

sedangkan yang mengalami ketidaktepatan pada lama pemberian antibiotik

sebanyak 2 pasien (2,08%). Lamanya pemberian antibiotik empiris adalah dalam

jangka waktu 48-72 jam. Selanjutnya harus dilakukan evaluasi berdasarkan data

mikrobiologis dan kondisi klinis pasien serta data penunjang lainnya.

Page 45: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

45

Penggunaan antibiotik lini pertama, lini kedua dan lini ketiga yang diberikan

lebih dari 14 hari juga banyak ditemukan (Haryani dan Yusna 2016).

Menurut Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Indonesia

yang dikeluarkan oleh Depatemen Kesehatan Republik Indonesia, lama

penggunaan antibiotik minimnal 5 hari untuk menghindari terjadinya resistensi.

Tetapi pada umumnya lama penggunaan antibiotik 3-5 hari masih

diperbolehkan. Pada prinsipnya lama penggunaan antibiotik bergantung pada

tipe dan keparahan infeksi dan seharusnya ditentukan oleh respon klinis dan

bakteriologik pada pasien (DepKesRI 2001).

Ketepatan lama pemberian antibiotik sesuai dengan guideline WGO

(2012), MacPeds Pediatric Handbook (2015) dan Guideline WHO (2010) yaitu

pada Ampicillin selama 14 hari, Cefixime selama 10-14 hari, Ceftriaxone selama

2-5 hari, Cefotaxime selama 2-5 hari, Metronidazole selama 5 hari dan

Morepenem selama 5-10 hari. Penelitian yang dilakukan Rizqiani (2016) tentang

Evaluasi penggunaan antibiotik untuk penyakit diare pada pasien balita di

Instalasi Rawat Inap RSI Sultan Agung Semarang tahun 2015, dalam penentuan

durasi pemberian antibiotik pada penelitian ini dihitung sesuai dengan jumlah

hari pemberian antibiotik selama menjalani rawat inap. Hasil penelitian ini

menunjukkan durasi pemberian antibiotik yang diresepkan bervariasi, yaitu

mulai 2 hari sampai dengan 7 hari. Sebanyak 2 pasien (2,8%) mendapatkan

durasi pemberian antibiotik yang lebih dan 29 pasien (40,8%) mendapatkan

durasi pemberian antibiotik yang kurang.

Durasi pemberian antibiotik pada penelitian ini dihitung sesuai dengan

jumlah hari pemberian antibiotik selama menjalani rawat inap. Pasien yang

dalam 2-3 hari pemberian antibiotik mengalami perbaikan kondisi klinis, maka

pemberian antibiotik tersebut dapat dilanjutkan sampai pasien sembuh.

Sebaliknya jika pasien dalam 2-3 hari setelah pemberian antibiotik tidak

menunjukkan perbaikan kondisi klinis, maka seharusnya dilakukan penggantian

terapi dengan menggunakan antibiotik yang lain (Kemenkes 2011).

Ketidaktepatan lama pemberian antibiotik sesuai dengan Guideline WGO

(2012), MacPeds Pediatric Handbook (2015) dan Guideline WHO (2010) yaitu

Page 46: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

46

pada pasien yang mendapatkan dosis tunggal Cefotaxime tetapi lama

pemberiannya hanya 1 hari pengobatan yaitu pada hari terakhir perawatan tetapi

seharusnya selama 2-5 hari, selain itu pada pasien yang mendapatkan antibiotik

kombinasi Morepenem + Levofloxacin hanya 1 hari pengobatan yang seharusnya

selama 5-10 hari. Ketidaktepatan kasus tersebut seharusnya perlu monitoring

karena pasien belum dalam 2-3 hari pemberian antibiotik dan belum atau tidak

menunjukkan perbaikan kondisi klinis, maka seharusnya dilakukan penggantian

terapi dengan menggunakan antibiotik yang lain. Ketidaktepatan pemberian

antibiotik tersebut dapat mempercepat resistensi kuman terhadap antibiotik, selain

itu pemberian antibiotik yang tidak tepat akan mengganggu flora usus sehingga

dapat memperpanjang lama diare.

Tidak semua obat yang diberikan memenuhi kriteria lama pemberian obat.

Antibiotik yang diberikan jika tidak diberikan sesuai dengan standar lamanya

pemberian obat dapat menyebabkan perkembangan bakteri yang resistensi. Setiap

orang yang menggunakan terapi antibiotik, maka bakteri akan terbunuh tetapi

bakteri yang resistensi akan tetap hidup, tumbuh dan bereproduksi. Oleh karena

itu, untuk mengontrol perkembangan bakteri yang resistensi yaitu dengan

penggunaan antibiotik yang tepat yang meliputi dosis, frekuensi dan lama

pemberian (Sari dan Rahmawati 2016).

Page 47: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

47

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai “Evaluasi

Rasionalitas Penggunaan Antibiotik pada Pasien Anak Gastroenteritis di

Instalasi Rawat Inap RS Panembahan Senopati Bantul periode Januari-Juni

2019”, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Profil antibiotik yang digunakan di RS Panembahan Senopati Bantul periode

Januari-Juni 2019 adalah Cefotaxime (37,5%), Ceftriaxone (19,80%),

Ampicillin (11,46%), Metronidazole (8,34%), Cefixime (10,42%).

2. Ketepatan penggunaan antibiotik di RS Panembahan Senopati Bantul

berdasarkan Formularium Rumah Sakit sebesar 100% dan menurut World

Gastroenterology Organisation Global Guidelines (WGO 2012) meliputi tepat

indikasi 89,59, tepat obat 89,59%, tepat pasien 100%, tepat dosis 94,80%,

tepat cara pemberian 100% dan tepat lama pemberian 97,91%.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disarankan sebagai berikut:

1. Hasil evaluasi menunjukan penggunaan antibiotik dapat dikategorikan

sudah baik, maka saran yang dapat diberikan kepada pihak RS adalah

melakukan monev secara rutin untuk dapat menjaga dan

meningkatkan kualitas penggunaan obat.

2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan adanya penelitian lebih lanjut di

rumah sakit lain untuk mendapat gambaran kerasionalan pengobatan

pada kasus yang sama dan perlu dilakukan penelitian Drug Related

Problem dengan data prospektif mengenai pengobatan pasien anak

gastroenteritis.

Page 48: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

48

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah R, Kumamba RD, Sinuraya RK, Rahayu C, Barliana MI. 2016.

Analisis Minimalisasi Biaya Penggunaan Antibiotik Meropenem

dan Ceftazidime pada Terapi Febrile Neutropenia. Jurnal Farmasi

Klinik Indonesia, Juni 2016, Vol. 5 No. 2, hlm 132–13, ISSN:

2252–621.

Amin LZ. 2015. Tatalaksana Diare Akut. Continuing Medical Education.

Jakarta: halaman: 504-508.

Basailin, Muji., Agrina., Zulfitri, Reni., 2015. Hubungan Durasi

Pemberian ASI Terhadap Kejadian Diare Pada Bayi. JOM FKp,

Vol. 5 No. 2 (Juli- Desember) 2018

Brunton L, Lazo JS, Parker KL. (ed). 2006. Goodman & Gilman’s The

Pharmacological Basis of Therapeutics, 11th Edition. The

McGraw-Hill Comp. chapter 42

[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2001. Buku

Pedoman Pelaksanaan Program Diare. Ditjen PPM dan PLP:

Jakarta

Depkes RI, 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare. Jakarta:

Depkes RI

Fauziyah S, Radji M, Nurgani A. 2011. Hubungan penggunaan antibiotika

pada terapi empiris dengan kepekaan bakteri di ICU RSUP

Fatmawati Jakarta. Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 5 No. 3 Januari

2011: 150 -158

Fithria RF, Di’fain AR. 2015. Rasionalitas Terapi Antibiotik Pada Pasien

Diare Akut Anak Usia 1-4 Tahun Di Rumah Sakit Banyumanik

Semarang Tahun 2013. Journal Pharmacy, Vol.12 No. 02

Desember 2015, ISSN 1693-3591

Hakim L. 2012. Farmakokinetik Klinik. Bursa Ilmu: Yogyakarta. hal.78.

Page 49: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

49

Haryani S, Yusna FA. 2016. Evaluasi Terapi Obat pada Pasien Sepsis

Neonatal Di Ruang Perinatologi RSUP Fatmawati Januari–

Februari Tahun 2016 . Journal of Fatmawati Hospital

Hartati, Susi., Nurazila., 2018. Jurnal Edurance : Faktor Yang

Memperngaruhi Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja

Puskesmas Rejosari Pekanbaru. Akademi Kebidanan Sempena

Negeri Pekanbaru, Pekanbaru 28294, Indonesia.

Kartikaningrum, Vidya., 2015. Evaluasi Penggunaan Antibiotika Pada

Pasien Pediatri Penderita Diare Di Instalasi Rawat Inap RSUD

Kota Madiun Periode November- Desember 2015. Widya

Warta No. 01 Tahun XLI/Januari 2017 ISSN 0854-1981

Katzung BG. 2018. Basic and clinical pharmakology. 14th edition. Mc-

Graw-Hill. USA.

[Kemenkes RI] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011.

Situasi Diare di Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi

Kemenkes volume 2. Jakarta.

Korompis F, Tjitrosantoso H, Goenawi RL. 2013. Studi Penggunaan Obat

Pada Penderita Diare Akut di Instalasi Rawat Inap BLU RSUP

Prof Dr. R. D Kandou Manado Periode Januari-Juni 2012. Jurnal

Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01

Meila O. 2016. Analisis Hubungan Penggunaan Antibiotik dengan Lama

Perawatan Pada Pasien Anak Diare Di RSUP Persahabatan.

SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JUORNAL

[Vol. 1, No 1, 2016. Jakarta: Universitas 17 Agustus 1945.

Narindrani R, Sunyoto, Hana C. 2011. Ketepatan penggunaan antibiotik

pada kasus diare akut di sertai infeksi bakteri pada anak usia 1-6

tahun pasien rawat inap di RSI Klaten tahun 2011. CERATA

Journal Of Pharmacy Science.

Notoatmodjo,S., 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Resse RE, Betts R, Gumustop B. 2000. Handbook of Antibiotics 3rd Ed.

Page 50: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

50

Lippincott Williams & Wilkins: Philadelphia

Rizqiani N. 2016. Evaluasi penggunaan antibiotik untuk penyakit diare

pada pasien balita di instalasi rawat inap RSI Sultan Agung

Semarang Tahun 2015 [Skripsi]. Semarang: Program Studi

Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo.Ungaran.

Sari A, Rahmawati E. 2016. Evaluasi Pemberian Antibiotik Pada Pasien

Anak Diare Spesifik Di Instalasi Rawat Inap Rs Pku

Muhammadiyah Yogyakarta. Di dalam: Prosiding Rakernas dan

Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker Indonesia 2016

e-ISSN : 2541-0474.

Shea K, Florini K, Barlam T. 2001. When Wonder Drugs Don’t Work:

How Antibiotic Resistance Threatens Children, Seniors, and the

Medically Vulnerable. http://www.environmentaldef ense.org.

[WGO] World Gastroenterology Organisation Global Guidelines. 2012.

Acute diarrhea in adults and children: a global perspective. WGO

Press.

[WHO] World Health Organization. 2009. Pocket book of hospital care

for children, guidelines for the management of common illnesses

with limited resources. Geneva: WHO Press.

[WHO] World Health Organization. 2010. Model Formulary for

Children. Geneva: WHO Press.

[WHO] World Health Organization. 2013. World Health Statistic 2013.

Geneva: WHO Press.

Page 51: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

51

LAMPIRAN

Page 52: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

52

Page 53: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATANFAKTILTAS KEDOKTERAN UNTVERSITAS KRISTEN DUTA WACANAGEDUNGKOINONIA

Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo 5 - 25 Yogyakarta Indonesia 55224 Telp: 0274-563929 Ext. L24Fax:0274 - 8509590 Email: [email protected] website: http:l/www.ukdw.ac.id

KETERA}{GAN KELAIKAN E,TIK

(Ethical Clearance)

Nomor : 1227 lC. 16lFKl202l

Komisi Etik Penelitian Kedokteran Fakultas Kedokleran Universitas Kristen Duta Wacana,setelah mernpelajari dengan seksama rancangan penelitian yang diusulkan, dengan inimenyatakan bahwa penelitian dengan :

Judul : trVALIJASI PtrNGGTINAAN ANTIBIOTIK PADA PASIENANAK DEhIGAN KASI]S GASTROEIVTERISTTS DITNSTALASI RAWAT INAP RS PENE,MBAHAN SENOPATIBANTT]L DI YOGYAKARTA PtrRIODtr JANTJARI .IUNI2019

: Winarti Rarnbu Tagu Dirna

: 168 t 14068

: I)ra. T. B. Titien Siwi Hartayu, M. Kes., Ph.D., Apt

Peneliti

NIM

Pembimbing

Lembaglternpat penelitian : Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

Dinyatakan memenuhi persyaratan etik untuk dilaksanakan, dengan catatan sewaktu-waktukornisi dapat melakukan pemantauan. Kelaikan etik ini berlaku I (satu) tahun sejak tanggal ditetapkan.

Yo akarta,04 Januari 2021

dr. Mitra Andini Sigilipoe, MPH

(Ketua)

fyani Hutomo, M.f).Sc

/

'fA vsxl%e

Dr. drg.

(Sekretaris)

Page 54: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang
Page 55: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMAFACULTY OF PHARMACYS AN AT A D H AKM A LIAII IIER SIryAkreditasi : Prodi S-1 Farmasi : A; Prodi Pendidikan Profesi Apoteker : A.; Prodi S-2 Farmasi : B

NomorHalLamp.

: F ar /51 /1OB/XI/2O2O/ A-1 /KP: Permohonan lzin Penelitian dan Pengambilan Data

: Proposal

lGpada:Yth. Direktur Rumah Sakit Panembahan SenopatiJl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo, Area Sawah, Trirenggo, Kec. Bantul, BantulDi Yogyakarta

Dengan hormat,

Sehubungan dengan penelitian mahasiswa Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta dalam rangka penyusunan skripsi :

Nama MahasiswaNo.HPJudul

Rancangan PenelitianTempatWaktu Pelaksanaan5ubyek PenelitianPembimbing

: Winarti Rambu Tagu Dima: 081337407235: Evaluasi Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Anak Dengan Kasus

Gastroenteritis Di lnstalasi Rawat lnap Rs Panembahan Senopati BantulDi Yogyakarta Periode Januari-Juni 2019

Deskriptif analitik pengambilan data secara retrospektifRS Panembahan Senopati BantulBulan November 2020Rekam medis pasienDra. T. B. Titien Siwi Hartayu, M. Kes., Ph.D., Apt.

NIM: 168114068

kami mohon izin bagi mahasiswa di atas untuk melakukan penelitian dan pengambilan datadengan mematuhi peraturan yang berlaku.

Demikian permohonan kami, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

hui,Yogyakarta, 4 November 2O2O

Hormat kami,Ketua Program Studi

Hartini, Apt. atramurti, Apt.

Excellent in Quality, Competitizteness, and Care (e-QCC)

Campus III Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta 55282, Indonesia(P): +62Q7\ 883037, 883968 ext Fakultas: 52334,Prodi S-1 Farmasi: 52325,52326; Prodi Pendidikan Profesi Apoteker: 52354; Prodi S-2 Farinasi: 52333

(W): www.usd.ac.icl/fakultas/farmasi; (E): Fakultas Farmasi: [email protected](E): Prodi S-1 Farmasi: [email protected]; Prodi Pendidikan Profesi Apoteker: [email protected]; Prodi S-2 Farmasi: [email protected]

'tff"*;-V"r$lffi

A19A-oE'ullz,L\r?u

Page 56: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ...repository.usd.ac.id/39920/2/168114068_full.pdfGastroenteritis merupakan suatu kumpulan dari gejala infeksi pada saluran pencernaan yang

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi dengan judul “Evaluasi Penggunaan

Antibiotika Pada Pasien Anak Dengan Kasus

Gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap RS Panebahan

Senopati Bantul di Yogyakarta Periode Januari-Juni

2019” bernama Winarti Rambu Tagu Dima. Anak

keempat dari 4 bersaudara dari pasangan Umbu

Kabobu dan April Rambu Sedu Oyi. Penulis lahir di

Wairasa, 08 Januari 1998. Pendidikan formal yang

telah diampuh penulis dari SDM Wairasa (2004-2010),

SMP Kristen Waibakul (2010-2013), SMA Kristen

Waibakul (2013-2016). Pendidikan dilanjutkan hingga

perguruan tinggi di Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta. Selama perkuliahan, penulis terlibat dalam beberapa

kegiatan kemahasiswaan dan asisten dosen praktikum seperti kegiatan LK I

sebagai peserta (2016), anggota aktif UKF PSF Veronika Farmasi (periode

2016/2017), kegiatan Mental Health Issues Campaign sebagai volunteer (2018),

kegiatan WNTD sebagai volunteer (2018), dan asisten praktikum Pharmaceutical

Care Saraf Renal (periode 2020/2021).