evaluasi pelaksanaan reklamasi tambang di...

21
Evaluasi Pelaksanaan Reklamasi Tambang di Provinsi Kalimantan Timur Oleh Ibrahim Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Samarinda Kaltim

Upload: buiquynh

Post on 31-Mar-2019

238 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Evaluasi Pelaksanaan Reklamasi Tambang di

Provinsi Kalimantan Timur

Oleh

Ibrahim

Fakultas Kehutanan

Universitas Mulawarman

Samarinda

Kaltim

Sejarah Pertambangan Batu bara di Kalimantan

Pertambangan batu bara di Indonesia Oranje Nassaupertama kali dibuka oleh pemerintahan Hindia-Belandapada tahun 1849 (Pengaron), sistem penabangan bawahtanah (Underground mining) Ka Prod. 300.000 ton/tahun

Pada tahun 1888 suatu perusahaan swasta, N.V. OostBorneo Maatschappij, memulai kegiatan penambanganbatubara di Pelarang (sekitar 10 km di sebelah tenggaraSamarinda) (Underground mining)

Dari total ekspor KALTIM sebesar USD 6,76 miliar, 92,42% atau

USD 6,25 miliar diantaranya disumbangkan sektor ini (Anonim, 2014).

1. Kriteria Parameter Keberhasilan Reklamasi TahapOperasi Produksi

2. Tidak adanya kajian teknis terkait pemanfaatanvoid

3. Ketidak berimbangan antara jumlah IUP dantenaga Pengawas

4. Sanksi yang tidak tegas dalam berbagai ketentuanyang dibuat

5. Tidak adanya pembatasan kawasan yang secarafisik tidak mungkin untuk dilakukan reklamasi danrevegetasi (kawasan hutan kerangas dan rawa)

Orientasi (tujuan) akhir

Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapanusaha pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaikikualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembalisesuai peruntukannya (Permen ESDM 07 2014)

Memenuhi Standar

Hukum

Memenuhi

Standar Ekologis

Berdasarkan Aturan Baku

dan Dokumen Lingkungan

Pemenuhan

Kewajiban Hukum

Pemenuhan

Kewajiban Moral

1. Persentase Revegetasi diubah (cover crop, tanaman cepat tumbuh dan

tanaman jenis lokal lebih besar)

2. Lakukan kajian teknis mengenai kelayakan pemanfaatan void (pengawasan

mudah)

Hampir tidak Pernah ada

Tahun 2016 (IT 58 orang) 2018 (IT 36 orang)-dengan anggaran yang minim

Sebagian besar pemegang IUP (Izin Usaha Pertambangan) tidak membuat laporan berkala

setiap tahunnya terkait kegiatan reklamasi yang telah dilaksankannya (melanggar Peraturan

Pemerintah Pasal 22 ayat (1) PP no 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pascatambang)

Sebagian pemegang IUP (Izin Usaha Pertambangan) tidak dapat menunjukkan (tidak

memiliki) dokumen Pascatambang. Hal ini melanggar Undang Undang RI Pasal 99 ayat (1)

UU No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasal 29 ayat (1) PP No

78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pascatambang.

Sebagian pemegang IUP (Izin Usaha Pertambangan) tidak dapat menunjukkan (tidak

memiliki) dokumen Rencana Reklamasi pada tahun berjalan (Hal ini melanggar Hal ini

melanggar Undang Undang RI Pasal 99 ayat (1) UU No.4 Tahun 2009 tentang

Pertambangan Mineral Batubara.)

Sanksi administratif

1. Pengembalian tanah zone perakaran yang sangatdangkal tidak sesuai dengan kondisi semula

2. Teknik pengembalian tanah yang tidak ramahlingkungan (menggunakan pemadatan) dan tidakterpola layaknya sesuai dengan susunan alami

3. Tanah yang dikembalikan sebagai tanah zoneperakaran bercampur dengan batu bara.

Ketiga hal tersebut umumnya diatur dalam dokumanAMDAL dan Rencana Reklamsi, namun sangat sukaruntuk diawasi

Komponen penting ekosistem Hutan Hujan Tropis adalah Tanah. Karakteristik horizon-horizon Tanah Di

bawah vegetasi Hutan Hujan Tropis

Ketidak mampuan akar tanaman menembus tanah zone perakaran pada

lahan pascatambang (karena kepadatan yang tinggi)

Genangan yang terjadi akibat rusaknya keseimbangan pori tanah pada

tanah akibat pemadatan

Tekstur tanah kasar pada lahan pascatambang

1. Pada kegiatan pertambangan dengan sistem sewalahan atau bagi hasil dengan masyarakat pemilik lahan,acapkali bermasalah pada kegiatan revegetasi(masyarakat lebih berpikir ekonomis dari padaekologis)

2. Adanya pergeseran fungsi lahan dari dari fungsi agraris(perkebunan/perladangan) menjadi kawasanpermukiman

1. Lakukan penyempurnaan kriteria pedoman penilaiaan kegiatanreklamsi pada tahap produksi .

2. Pada kegiatan pertambangan yang secara teknis terpaksa harusmeninggalkan void maka pemegang IUP diwajibkan melakukan kajiankhusus terkait pemanfaatannya.

3. Buat keberimbangan yang rasional antara jumlah pengawas, intensitaspengawasan dan profesionalisme pengawas.

4. Pada kawasan yang secara fisik sangat sukar untuk dilakukan tindakanreklamasi (hutan kerangas/rawa) maka sebaiknya tidak diberikan IUP(Izin Usaha Penambangan).

5. Lakukan pemantauan yang intensif terhadap kegiatan fisik reklamsitekait dengan media tumbuh (tanah zone perakaran) guna menjaminkeberlangsungan hidup tanaman revegetasi.

6. Buat ketetapan bagi perusahaan yang akan melakukan kegiatanpertambangan agar diwajibkan melakukan beli putus terhadap pemiliklahan dimana lokasi perusahaan tersebut berada.

Saran-saran

Terimakasih atas perhatiannya