batu bara ii

15
II. Proses/Cara Terbentuknya Batubara - Tumbuh-tumbuhan mati, tertutup oleh sedimen halus (lempung, lanau, lumpur) - Mengalami proses penggambutan (peatification process), dimana yang bekerja adalah proses biokimia (bakteri anaerobik, tanpa proses oksidasi). Proses pembentukan batubara: * Proses biokimia: menggunakan bakteri anaerobik. * Proses geokimia/dinamokimia/fisikokimia: adannya faktor tekanan yang bekerja. Proses pembentukan gambut menjadi

Upload: dennymanusiaikan

Post on 15-Jun-2015

476 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BATU BARA II

II. Proses/Cara Terbentuknya Batubara

- Tumbuh-tumbuhan mati, tertutup oleh sedimen halus (lempung, lanau, lumpur) - Mengalami proses penggambutan (peatification process), dimana yang bekerja adalah proses biokimia (bakteri anaerobik, tanpa proses oksidasi). Proses pembentukan batubara: * Proses biokimia: menggunakan bakteri anaerobik. * Proses geokimia/dinamokimia/fisikokimia: adannya faktor tekanan yang bekerja. Proses pembentukan gambut menjadi batubara : Coalification process.

Page 2: BATU BARA II

A. TEORI TEMPAT TERBENTUKNYA

• 1. TEORI INSITU• 2. TEORI DRIFT 1. TEORI INSITU

Bahan-bahan pembentuk lapisan batubara, terbentuknya ditempat di mana tumbuh-tumbuhan asal itu berada. Artinya setelah tumbuh-tumbuhan tsb mati, belum mengalami proses transportasi segera tertutup oleh lapisan sedimen dan mengalami proses coalification

Page 3: BATU BARA II

2. TEORI DRIFT Bahan- bahan pembentuk lapisan batubara terjadinya ditempat yang berbeda dengan tempat tumbuh – tumbuhan semula hidup dan berkembang. Jadi tumbuhan yang telah mati, terangkut oleh media air dan terakumulasi disuatu tempat, kemudian tertutup batuan sedimen, mengalami proses coalitifikasi

Page 4: BATU BARA II

FAKTOR PEMBENTUK

Faktor-faktor yang berpengaruh pada pembentukan batubara :

1. Flora 2. Iklim/posisi geografi 3. Geologi lingkungan pengendapan: suplai

material sedimen, muka air tanah (m.a.t), dan tektonik.

4. Waktu: skala waktu geologi 5. Tekanan dan temperatur

Page 5: BATU BARA II

B. KETEBALAN LAPISAN BATUBARA

Tebal tipisnya lapisan batubara akan menentukan nilai ekonomisnya, semakin tebal akan semakin tinggi nilainya.Salah satu syarat yang dapat membentuk lapisan batubara tebal adalah apabila terbentuk pada suatu cekungan yang turun secara perlahan-lahan akibat beban pengendapan bahan-bahan pembentuk batubara di atasnya.Cekungan ini pada umumnya terdapat di daerah rawa-rawa (hutan bakau) di tepi pantai. Dengan penurunan secara perlahan-lahan, memungkinkan permukaan laut akan tetap dan kondisi rawa stabil.

Page 6: BATU BARA II

Apabila terjadi proses geologi, yaitu penurunan dasar cekungan secara cepat, maka air laut akan masuk ke dalam cekungan ,sehingga mengubah kondisi rawa menjadi kondisi laut. Sebagai akibatnya, di atas lapisan pembentuk batubara akan terendapkan lapisan sedimen laut, misal gamping.Tahap selanjutnya akan terjadi pengendapan batulempung yang memunginkan kembali pada kondisi awal yaitu kondisi rawa.Di atas batulempung terendapkan bahan-bahan pembentuk batubara, demikian seterusnya. Sehingga terjadi perselingan lapisan batubara, batulempung (clay band) dan gamping

Page 7: BATU BARA II

GAMBAR KRONOLOGIS PEMBENTUKAN BATUBARA

Page 8: BATU BARA II
Page 9: BATU BARA II
Page 10: BATU BARA II

TEPI CEKUNGAN

Page 11: BATU BARA II

REAKSI PEMBENTUKAN BATUBARA

Batubara terbentuk dari sisa tumbuhan mati dengan komposisi utama dari cellulosa (zat organik yang merupakan zat pembentuk batubara).Proses Coalifikasi yang dibantu oleh faktor fisika, kimia, akan mengubah cellulosa menjadi lignit, bitumine dan antrasit.Reaksi pembentukannya sbb :

5(C6H10O5) C20H22O4 + 3CH4+8H2O+6CO2+COcellulosa lignit gas metan

5(C6H10O5) C20H22O4 + 3CH4+8H2O+6CO2+CO cellulosa bitumine gas metan

Unsur C dalam lignit lebih sedikit dibanding bitumine

Page 12: BATU BARA II

BENTUK LAPISAN BATUBARA

Bentuk cekungan, proses sedimentasi, proses geologi selama dan sesudah proses coalification akan menentukan bentuk lapisan batubara.

Mengetahui bentuk lapisan batubara sangat menentukan dalam menghitung cadangan dan merencanakan cara penambangannya.

Ada beberapa bentuk lapisan batubara, a.l :

1.Bentuk Horse Back

2.Bentuk Pinch

3.Bentuk Clay Vein

4.Bentuk Burried Hill

Page 13: BATU BARA II

5.Bentuk Fault 6.Bentuk Fold

1. Bentuk Horse BackDicirikan oleh perlapisan batubara dan batuan yang menutupinya melengkung ke arah atas akibat gaya kompresi. Ketebalan ke arah lateral lapisan batubara kemungkinan sama ataupun menjadi lebih kecil atau menipis.

2. Bentuk PinchDicirikan oleh lapisan yang menipis di bagian tengah. Pada umumnya dasar lapisan batubara merupakan lapisan yang plastis, misal lempung, sedang di atas lapisan batubara secara setempat ditutupi oleh batupasir yang secara lateral merupan pengisian suatu alur.

Page 14: BATU BARA II

3. Bentuk Clay VeinTerjadi apabila di antaran 2 bagian deposit batubara terdapat urat lempung. Bentukan ini terjadi apabila pada satu seri deposit batubara mengalami patahan, kemudian pada bidang patahan yang merupakan rekahan terbuka terisi oleh material lempung ataupun pasir.

4. Bentuk Burried HillBentuk ini terjadi apabila di daerah di mana semula terbentuk terdapat suatu kulminasi sehingga lapisan batubara seperti “ terintrusi “

Page 15: BATU BARA II

5. Bentuk FaultTerjadi apabila di mana deposit batubara mengalami beberapa seri patahan. Sehingga terjadi pergeseran / perpindahan perlapisan ke arah vertikal, maka dalam penghitungan cadangan agak relatif lebih sulit dari bentuk-bentuk perlapisan lainnya.

6. Bentuk Fold

Bentuk ini terjadi apabila di daerah di mana deposit batubara berada mengalami perlipatan. Sehingga bentuknyapun mengikuti bentuk-bentuk perlipatan yang terjadi.