bab ii transhipment batu-bara

21
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pelayanan Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urusan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Sedangkan melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang. Dalam buku yang berjudul, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, H.A.S. Moenir (2008), Pelayanan adalah proses kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung dinamakan sebagai pelayanan. Dan aktivitas itu sendiri merupakan suatu proses penggunaan akal, pikiran, panca indera dan anggota badan dengan atau tanpa alat bantu yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, baik dalam bentuk barang maupun jasa pelayanan. Hak terhadap pelayanan sifatnya universal, karena berlaku terhadap siapa saja yang berkepentingan terhadap pelayanan tersebut. Sebagai pihak yang ingin

Upload: faqih

Post on 12-Jul-2016

78 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Pemuatan batu bara dari jetty ke tongkang

TRANSCRIPT

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pelayanan

Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urusan kegiatan yang terjadi

dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin

secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Sedangkan melayani

adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan

seseorang.

Dalam buku yang berjudul, Manajemen Pelayanan Umum di

Indonesia, H.A.S. Moenir (2008), Pelayanan adalah proses kebutuhan

melalui aktivitas orang lain yang langsung dinamakan sebagai pelayanan.

Dan aktivitas itu sendiri merupakan suatu proses penggunaan akal,

pikiran, panca indera dan anggota badan dengan atau tanpa alat bantu

yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang

diinginkan, baik dalam bentuk barang maupun jasa pelayanan.

Hak terhadap pelayanan sifatnya universal, karena berlaku

terhadap siapa saja yang berkepentingan terhadap pelayanan tersebut.

Sebagai pihak yang ingin memperoleh pelayanan yang baik dan

memuaskan terhadap pelayanan yang didambakan adalah sebagai

berikut:

1. Adanya kemudahan dalam pengurusan kepentingan

2. Memperoleh pelayanan secara wajar

3. Mendapatkan perlakuan yang sama tanpa pilih kasih

4. Mendapatkan pelayanan yang efektif dan efisien tanpa harus

menunggu terlau lama.

Suatu perusahaan yang telah menerapkan prinsip pelayanan

pelanggan dalam perusahannya sendiri (internal), biasanya dapat

memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan pelanggannya

(eksternal).

Pelayanan diberikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang

atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Tindakan

tersebut dapat dilakukan melalui cara langsung melayani konsumen.

Artinya karyawan langsung berhadapan dengan konsumen atau

menempatkan sesuatu di mana konsumen sudah tahu tempatnya atau

pelayanan melalui telepon. Tindakan yang dilakukan guna memenuhi

keinginan konsumen akan sesuatu produk atau jasa yang mereka

butuhkan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir semua jenis produk yang

ditawarkan memerlukan pelayanan dari karyawan perusahaan. Hanya

saja pelayanan yang diberikan terkadang berbentuk langsung dan tidak

langsung. Untuk produk supermarket ada yang memerlukan pelayanan

langsung seperti penyetoran uang tunai, kartu kredit atau pembelian

produk lainnya. Dalam pelayanan tersebut ada yang memerlukan

penjelasan, baik sekedarnya atau secara rinci. Namun, ada juga produk

supermarket yang tidak memerlukan pelayanan karyawan misalnya

pelayanan yang diberikan oleh kartu kredit.

Kenyataannya, pelayanan yang baik pada akhirnya akan mampu

memberikan kepuasan kepada konsumen, di samping akan mampu

mempertahankan konsumen yang ada (lama) untuk terus mengkonsumsi

atau membeli produk yang kita tawarkan, serta akan mampu pula untuk

menarik calon konsumen baru untuk mencobanya. Pelayanan yang

optimal pada akhirnya juga akan mampu meningkatkan image

perusahaan sehingga citra perusahaan di mata konsumennya terus

meningkat pula. Dengan memiliki citra yang baik, segala yang dilakukan

perusahaan akan dianggap baik pula. (Kasmir, 2006,)

2.2 Syahbandar

Syahbandar adalah pejabat pemerintah di pelabuhan yang

diangkat oleh menteri dan memiliki kewenangan tertinggi untuk

menjalankan dan melakukan pengawasan terhadap dipenuhinya

ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjamin

keselamatan dan keamanan pelayaran’’

Sesuai dengan fungsinya tugas Syahbandar mengawasi kelaiklautan

kapal yang meliputi keselamatan, keamanan, dan ketertitaban di

pelabuhan seorang syahbandar akan dimintai pertanggungjawaban

atas terjadinya kecelakaan kapal di laut ( human error / act of God ),

Keselamatan kapal dalam kamus transportasi laut adalah keadaan

kapal yang memenuhi persyaratan material, konstruksi, bangunan,

permesinan dan pelistrikan, stabilitas tata susunan serta perlengkapan

termasuk radio dan elektronika kapal. Secara terus menerus,

keselamatan kapal harus diperiksa oleh Syahbandar sebelum boleh

berlayar. Tugas-tugas profesi Syahbandar seperti yang termaktub

dalam UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, serta PP No. 61

Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan.

Lemahnya pelaksanaan aturan keselamatan pelayaran pada

prakteknya karena belum dilaksanakan secara optimal. hal ini

disebabkan oleh beberapa faktor yakni: pihak syahbandar yang belum

memenuhi kualifikasi dalam arti belum menguasai secara penuh

peraturan tertib Bandar, Penegakan hukum yang tidak sungguh-

sungguh, Selain itu seorang Syahbandar haruslah mampu bersikap

tegas, Brain memiliki pengetahuan luas serta memahami setiap

peraturan pelayaran sehingga dalam setiap langkah yang diambil

berdasarkan peraturan yang ada.Hal yang harus menjadi acuan bagi

seorang Syahbandar adalah tidak semata-mata hanya mengecek

kelengkapan dokumen kapal tanda tangan lalu selesai, akan tetapi

melakukan pemeriksaan dengan teliti mengenai kelengkapan kapal

terutama alat navigasi, alat keselamatan yang ada dikapal, apalagi

untuk kapal penumpang.

Sangat dipahami apabila hal ini membutuhkan waktu yang lama, akan

tetapi keselamatan dalam pelayaran adalah hal yang utama.

2.3 Pengertian Bongkar Muat

Menurut Herry Gianto dan Arso Martopo (2004:30) dalam bukunya

yang berjudul Pengoperasian Pelabuhan Laut, proses bongkar muat

adalah kegiatan mengangkat, mengangkut, serta memindahkan muatan

dari kapal ke dermaga pelabuhan atau sebaliknya.

Menurut Engkos Kosasih, 2007, adalah kedudukan perusahaan

bongkar muat pada order kerja dari pelayaran tidak hanya sebagai

pelaksana bongkar muat barang tetapi juga mewakili pelayaran menjaga

(custody) muatan sampai dengan diserahkannya kepada pemilik barang

atau sebaliknya”. (Engkos Kosasih, 2007)

Kegiatan bongkar muat atau disebut juga ship operation atau

stevedoring adalah kegiatan pemuatan ( loading cargo ) dan

pembongkaran muatan (unloading cargo) ke atau dari kapal di

pelabuhan. Dalam peraturan pemerintah pelabuhan adalah : “Tempat

yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas batas

tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi dan

dipergunakan sebagaitempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun

penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan

fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta

sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi”.

Pelabuhan memang menjadi tempat paling penting bagi kelancaran arus

barang yang mengunakan sarana pengangkutan melalui kapal laut,

adapun pengertian lain dari pelabuhan atau port adalah : “Daerah perairan

yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas

terminal laut untuk bongkar muat barang, gudang laut (transito) dan

tempat-tempat penyimpanan dimana kapal membongkar muatannya, dan

gudang-gudang dimana barang dapat disimpan dalam waktu yang lama

selama menunggu pengiriman kedaerah tujuan”. (Bambang Triatmodjo,

2007) 2.3.3. Fasilitas Pelabuhan

Untuk menunjang kelancaran aktivitas di pelabuhan, dalam pelabuhan

tersedia berbagai fasilitas. Kelengkapan fasilitas ini juga bisa menjadi

ukuran baik buruknya suatu pelabuhan. Berikut ini adalah beberapa

fasilitas utama yang ada dalam pelabuhan.

1. Penahan Gelombang (vreakwater)

Adalah konstruksi dari batu-batuan yang kuat dan dibuat melingkar

memanjang kearah laut dari pelabuhan utamanya yang dimaksudkan

sebagai pelindung pelabuhan itu. Gunanya adalah untuk menahan ombak

dan gelombang, karena di dalam pelabuhan terdapat dermaga-dermaga

tempat kapal-kapal sandar. Dengan demikian, dalam pelabuhan cuacanya

lebih tenang dari luar karena terlindungi.

Dipenahan gelombang dibuat beberapa pintu masuk untuk kapal-kapal

yang hendak masuk ke pelabuhan itu. Sebelum masuk, kapal harus

berlabuh dahulu untuk menunggu izin masuk ke dalam pelabuhan oleh

pandu Bandar, dan kapal akan sandar biasanya dengan pertolongan

kapal tunda dan banyaknya kapal tunda tergantung dari bersarnya kapal.

2. Jembatan (Jetty)

Jembatan atau jetty adalah bangunan berbentuk jembatan yang dibuat

menjorok keluar ke arah laut dari pantai atau daratan. Biasanya dibuat

dari beton, baja, atau kayu dan dibuat untuk menampung sementara

barang yang akan dimuat/ bongkar dari/ke kapal yang sandar di jembatan

itu. Karena menjorok keluar dari daratan, air di pinggir jembata jetty lebih

dalam dari di pinggir sehingga kapal mudah sandar. Bila menjorok jauh

keluar dari pantai biasanya berbentuk T.

3. Dolphin

Dolphin adalah kumpulan dari tonggak-tonggak dari besi, kayu atau beton

agar kapal dapat bersandar disitu untuk melakukan kegiatan

bongkar/muat ke tongkang (lighter). Biasanya terdiri dari konstruksi dua

tonggak yang menahan kapal di bagian muka dan belakangnya.

4. Mooring Buoys (Pelampung Pengikat)

Pelampungan dimana kapal ditambatkan untuk melakukan suatu kegiatan.

Seperti di Hongkong, kapal diikat dengan ujung rantai jangkanya, dimana

jangkarnya dicopot dahulu untuk melakukan kegiatan bongkar muat. Di

Tanjung Priok, kapal diikat dengan tali kapal kegiatan muka dan belakang

diantara dua buah pelampung pengikat. Kemudian kapal melakukan

kegiatan bongkar/muat dengan bantuan tongkang. Keuntungannya adalah

bahwa kapal dapat melakukan kegiatan bongkar muat pada kedua

sisinya.

5. Tempat Labuh

Tempat labuh adalah tempat perairan di mana kapal melego jangkarnya

untuk melakukan kegiatan. Tempat labuh juga berfungsi sebagai tempat

menunggu untuk masuk ke suatu pelabuhan.

6. Single Buoy Mooring (SBM)

SBM adalah pelampung pengikat dimana kapal tanker dapat muat

bongkar muatannya melalui pipa di pelampungan itu yang

menghubungkan ke daratan atau sumber pasokan.

7. Tongkang (Lighter)

Tongkang adalah perahu-perahu kecil yang dipergunakan untuk

mengangkut muatan dan barang dari atau ke kapal yang dimuat/bongkar,

yang biasanya ditarik oleh kapal tunda.

8. Alur pelayaran dan kolam pelabuhan

Alur kapal adalah bagian dari perairan di pelabuhan tempat masuk

keluarnya kapal. Alur pelayaran kapal memiliki kedalaman tertentu agar

kapal bisa masuk/keluar kolam pelabuhan atau sandar di dermaga. Alur

kapal harus dikeruk secara teratur agar kapal dengan sarat tertentu bisa

masuk. Sarat kapal adalah kedalaman bagian kapal yang terendam air.

Kolam pelabuhan juga selalu harus disiapkan oleh pelabuhan, agar

tersedia tempat cukup sesuai dengan jenis kapal dan muatannya. Bila

kapalnya adalah adlaah kapal petikemas maka tentunya akan diusahakan

agar dapat sandar di pelabuhan petikemas lengkap dengan gantry crane

nya. Dan kapal dengan muatan umum (general cargo) diusahakan agar

dapat sandar di dermaga yang ada gudangnya. Juga untuk kapal ferry

atau penyebrangan harus ada dermaga ferry, kapal tanker minyak di

dermaga khusus untuk tanker.

9. Rambu Kapal

Rambu kapal adalah tanda-tanda yang dipasang di perairan menuju

pelabuhan untuk meandu kapal berlabuh. Bila letak rambu-rambu kurang

jelas maka dapat mengakibatkan kapal kandas, juga bila kapal berlabuh,

jangkarnya dapat menggaruk kabel komunikasi atau kabel listri di bawah

ari, atau terjadi kapal berlabuh di daerah yang terlarang.

10. Gudang

Gudang adalah tempat penampungan barang yang tertutup agar

terlindungi dari cuaca. Namun ada juga gudang terbuka untuk barang

tertentu atau petikemas. Gudang merupakan bagian yang penting dari

suatu pelabuhan, karena dalam gedung inilah barang yang akan dimuat

atau setelah dibongkar dari kapal untuk sementara disimpan, kecuali bila

muatan dimuat dalam petikemas (container).

Jenis gudang bisa dibagi menurut masuk wilayah kepabeanan atau tidak,

jenis barang yang disimpan dan lamanya penyimpanan barang.

Sedangkan fungsi gudang mencakup penyeimbangkan volume barang

yang diangkut oleh kapal dan yang akan atau telah diangkut oleh

angkutan darat. Selain itu gudang juga berfungsi untuk memperlancar

formalitas administrasi dan kepabeanan, mencegah kerusakan barang,

serta sebagai penampungan sementara untuk barang yang akan diangkut

kembali.

11. Dermaga

Untuk melayani kapal-kapal yang masuk, pelabuhan menyediakan

dermaga, yaitu tempat dimana kapal dapat berlabuh atau sandar guna

melakukan kegiatannya, baik bongkar/muat atau kegiatan lainnya. Untuk

bongkar/muat general cargo, pelabuhan menyediakan dermaga

konvensional. Sedangkan untuk bongkar/muat kapal-kapal petikemas

pelabuhan menyediakan dermaga khusus petikemas.

a. Dermafga konvensional adalah dermaga yang digunakan untuk

melakukan aktivitas bongkar muat kapal kargo. Dermaga konvensional

terdiri dari pelataran dermaga, gudang-gudang, lapangan terbuka dan

perlengkapan dengan kran-kran (portal crane) untuk membantu

pembongkaran/ pemuatan kapal. Dermaga konvensional dipakai untuk

kapal-kapal kargo biasa, yaitu kapal-kapal yang dilengkapi dengan

peralatan bongkar muat dan membawa berbagai jenis muatan yang

memerlukan pemadatan khusus bila disimpan dalam palkanya (karung,

peti). Petikemas juga ada yang dibongkar di dermaga konvensional

namun karena pelataran antara dermaga dan gudang sempit akan

menimbulkan kesukaran dalam angkutan maupun pergerakannya.

Didermaga konvensional terdapat lebih banyak tenaga manusia (buruh).

Buruh didermaga ini dipergunakan untuk mengangkat barang dari/ke

gudang, baik itu masih dilakukan dengan dipanggul, dengan kereta

dorong maupun dengan forklift dari/ke kapal. Buruh juga dipergunakan

untuk membantu menumpuk atau membongkar muatan di kapal, untuk

menyusun muatan di gudang maupun membongkarnya dan juga

dipergunakan untuk meletakkan atau membongkar dari alat angkut atau

truk.

b. Dermaga petikemas adalah dermaga yang digunakan untuk

melakukan bongkar muat kapal-kapal petikemas. Dermaga petikemas

terdiri dari lapangan yang terbuka dan dilengkapi dengan keran-keran

untuk membongkar/memuat petikemas. Keran-keran tersebut dinamakan

gantry crane. Dermaga ini juga dilengkapi dengan alat-alat angkat khusus

petikemas dan juga alat untuk memindahkan dan menumpukkan secara

mekanis.

Buruh disini dimanfaatkan untuk mengisi atau membongkar barang dari

petikemas. Dermaga petikemas juga dilengkapi dengan beberapa gudang

untuk menampung muatan dari petikemas. Baik didermaga petikemas

maupun dermaga konvensional, selain tersedia jalan biasa juga dilengkapi

dengan rel-rel untuk memungkinkan kereta api bisa masuk. Karena

bongkar muat di pelabuhan petikemas menggunakan peralatan-peralatan

besar, maka di pelabuhan petikemas tidak banyak membutuhkan tenaga

manusia.

c. Dermaga khusus, selain kapal petikemas dan general cargo, ada juga

kapal-kapal dengan muatan khusus, seperti kapal ferry dan Ro-Ro.

Biasanya untuk kapal-kapal ini disediakan dermaga khusus. Kapal-kapal

pengangkut minyak atau tanker juga disediakan tempat khusus untuk

aktivitasnya, terpisah dari kapal-kapal lainnya karena tanker biasanya

mengangkut bahan bakar yang bisa membahayakan kapal-kapal lainnya.

d. Perairan, bongkar/muat dapat juga dilakukan di perairan. Disini

muatan diangkut dari dan ke kapal menggunakan tongkang. Kapal

melakukan lego jangkar, diikat di pelampung atau pada tonggak pengikat

(dolphin). Kegiatan bongkar muat ini dinamakan midstream activities.

Namun apabila pengangkutannya lebih mudah menggunakan angkutan

darat, agar kegiatannya bisa dilakukan lebih cepat, maka bongkar

muatnya dilakukan di dermaga.

Gambar 2.1

Batu bara yang telah dimuat kedalam tongkang

2.4 Penambangan Batu Bara

Penambangan batu bara adalah penambangan batu bara dari

bumi. Batu bara digunakan sebagai bahan bakar. Batu bara juga

dapat digunakan untuk membuat coke untuk pembuatan baja,

Tambang batu bara tertua terletak di Tower Colliery di Inggris,

Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh

tekanan, panas dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima

kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut.kelas batu

bara dapat dibagi menjadi, Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi,

dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara

86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%,

Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air

8-10% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang

di Australia, Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak

air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien

dibandingkan dengan bituminous, Lignit atau batu bara coklat adalah

batu bara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari

beratnya, Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta

nilai kalori yang paling rendah, Proses pembentukan batu bara adalah

perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batu bara

disebut dengan istilah pembatu baraan (coalification). Secara ringkas

ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni, Tahap Diagenetik atau

Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit

terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini

adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat

menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi

material organik serta membentuk gambut, Tahap Malihan atau

Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan

akhirnya antrasit, Batu bara di Indonesia, Di Indonesia, endapan batu

bara yang bernilai ekonomis terdapat di cekungan Tersier, yang

terletak di bagian barat Paparan Sunda (termasuk Pulau Sumatera

dan Kalimantan), pada umumnya endapan batu bara ekonomis

tersebut dapat dikelompokkan sebagai batu bara berumur Eosen atau

sekitar Tersier Bawah, kira-kira 45 juta tahun yang lalu dan Miosen

atau sekitar Tersier Atas, kira-kira 20 juta tahun yang lalu menurut

Skala waktu geologi, Batu bara ini terbentuk dari endapan gambut

pada iklim purba sekitar khatulistiwa yang mirip dengan kondisi kini.

Beberapa diantaranya tegolong kubah gambut yang terbentuk di atas

muka air tanah rata-rata pada iklim basah sepanjang tahun. Dengan

kata lain, kubah gambut ini terbentuk pada kondisi di mana mineral-

mineral anorganik yang terbawa air dapat masuk ke dalam sistem dan

membentuk lapisan batu bara yang berkadar abu dan sulfur rendah

dan menebal secara lokal. Hal ini sangat umum dijumpai pada batu

bara Miosen. Sebaliknya, endapan batu bara Eosen umumnya lebih

tipis, berkadar abu dan sulfur tinggi. Kedua umur endapan batu bara

ini terbentuk pada lingkungan lakustrin, dataran pantai atau delta,

mirip dengan daerah pembentukan gambut yang terjadi saat ini di

daerah timur Sumatera dan sebagian besar Kalimantan, Endapan

batu bara terbentuk pada tatanan tektonik ekstensional yang dimulai

sekitar Tersier Bawah atau Paleogen pada cekungan-cekungan

sedimen di Sumatera dan Kalimantan, Ekstensi berumur Eosen ini

terjadi sepanjang tepian Paparan Sunda, dari sebelah barat Sulawesi,

Kalimantan bagian timur, Laut Jawa hingga Sumatera. Dari batuan

sedimen yang pernah ditemukan dapat diketahui bahwa pengendapan

berlangsung mulai terjadi pada Eosen Tengah. Pemekaran Tersier

Bawah yang terjadi pada Paparan Sunda ini ditafsirkan berada pada

tatanan busur dalam, yang disebabkan terutama oleh gerak

penunjaman Lempeng Indo-Australia, Lingkungan pengendapan

mula-mula pada saat Paleogen itu non-marin, terutama fluviatil, kipas

aluvial dan endapan danau yang dangkal, Di Kalimantan bagian

tenggara, pengendapan batu bara terjadi sekitar Eosen Tengah - Atas

namun di Sumatera umurnya lebih muda, yakni Eosen Atas hingga

Oligosen Bawah. Di Sumatera bagian tengah, endapan fluvial yang

terjadi pada fase awal kemudian ditutupi oleh endapan danau (non-

marin).Berbeda dengan yang terjadi di Kalimantan bagian tenggara di

mana endapan fluvial kemudian ditutupi oleh lapisan batu bara yang

terjadi pada dataran pantai yang kemudian ditutupi di atasnya secara

transgresif oleh sedimen marin berumur Eosen Atas, Endapan batu

bara Eosen yang telah umum dikenal terjadi pada cekungan berikut:

Pasir dan Asam-asam (Kalimantan Selatan dan Timur), Barito

(Kalimantan Selatan), Kutai Atas (Kalimantan Tengah dan Timur),

Melawi dan Ketungau (Kalimantan Barat), Tarakan (Kalimantan

Timur), Ombilin (Sumatera Barat) dan Sumatera Tengah (Riau),

Dibawah ini adalah kualitas rata-rata dari beberapa endapan batu

bara Eosen di Indonesia

2.5 Floating crane

Floating Crane merupakan alat untuk mengangkut muatan, Yang

mana floating crane tidak mempunyai mesin induk dan alat kemudi

melainkan pergerakannya di atur oleh Tugboat. Floating crane juga

mampu mengangkat muatan berat sehingga dengan menggunakan

floating crane suatu muatan dapat dengan mudah diangkat, atau di

pindahkan ke mother vessel, Floating crane juga dapat disebut

sebagai kapal terapung yang mempunyai crane untuk mengangkut

muatan berupa batu bara dari tongkang kemudian diproses dan

diteruskan masuk kedalam palka mother vessel. salah satu contoh

yaitu floating crane parameswara floating crane parameswara ini

berbeda dengan kapal floating yang lain dikarenakan pengoperasian

pemuatannya / pengoperasian pemuatannya (Loading operation)

menggunakan sistem ban berjalan / Conveyor belt sedangkan jenis

floating crane yang lain pengoperasian bermacam macam sesuai

dengan jenisnya, Pemuatan Batu bara dengan menggunakan floating

crane ini sering juga di sebut dengan istilah Transhipmen.

Transhipment merupakan suatu proses bongkar muat dimana

sebagian atau seluruh barang yang diangkut dari tempat asal tidak

langsung dikirim ke tempat tujuan tetapi melalui tempat transit

(transshipment), Menggunakan floating crane dalam suatu

transhipmen batu bara terdapat beberapa keuntungan bagi pemilik

barang ( Shipper ) antara lain, Dapat menghemat waktu pemuatan,

Tidak semua jenis kapal besar dapat masuk dalam suatu kawasan

pelabuhan dikarenakan pengaruh pelabuhan muat cukup sempit oleh

kapal yang bermuatan besar dan Draft kapal juga berpengaruh,

Hanya ukuran kapal tertentu yang dapat dimuat seperti capzise atau

panamax, Quantity yang di muat lebih banyak,  Mengurangi

penanganan muatan ganda (doble handling), Mengurangi polusi.

.

Gambar 2.2

Pembongkaran batu bara menggunakan Floating Crane