evaluasi pelaksanaan anggaran ta 2017 dan … a1/1. evaluasi... · evaluasi pelaksanaan anggaran ta...
TRANSCRIPT
DISAMPAIKAN PADA BIMBINGAN TEKNIS PENGANGGARAN KEPADA SATKER DAERAH
MANADO, 10-12 OKTOBER 2017
KEMENTERIAN KEUANGANDIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN
1
EVALUASI PELAKSANAAN ANGGARAN TA 2017
DAN KEBIJAKAN PENGANGGARAN TA 2018
EVALUASI PELAKSANAAN ANGGARAN 2017
ARAH DAN KEBIJAKAN BELANJA TA 2018
LAMPIRAN : SASARAN OUTPUT BELANJA KL UNTUK BEBERAPA BIDANG PEMBANGUNAN TAHUN 2018
LAMPIRAN : SIKLUS DAN PROSES PENGANGGARAN
LAMPIRAN : PERBAIKAN KUALITAS PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA DAN KPJM
2
POKOK BAHASAN
EVALUASI PELAKSANAAN ANGGARAN TA 2017
3
ARAHAN PRESIDEN PERBAIKAN KUALITAS BELANJA
4
Efisiensi dan Efektifitas Belanja
Perhatikan dan kendalikan belanja operasional. Belanja barangjuga agar ditekan dan dialihkan kepada belanja modal(Ratas RAPBN 2017 Tgl. 28 April 2016)
Belanja barang yang tidak prioritas dan belanja modal yang tidak produktif seperti membelimobil dinas harus dihindari. Prioritaskan pada hal-hal lain yang langsung berkaitan denganpelayanan kepada publik/masyarakat (RKP 2017 8 April 2016).
Lakukan efisiensi pada program-program non prioritas nasional. Efisiensi dapat dilakukanpada belanja – belanja operasional dan belanja barang. Anggaran harus ditekan saatmenyiapkan RAPBN dan lebih memprioritaskan belanja modal. Selama ini kapasitas produksinegara tidak terlihat, karena K/L melakukan pembelian pada hal-hal yang tidak produktifatau tidak menimbulkan produktifitas (Sidang Kabinet Paripurna 3 Agustus 2016)
APBNP 2017 harus betul-betul diajukan untuk program-program yang prioritas, yang memang harus dilakukan, serta dapat diselesaikan dalam jangka waktu kurang dari enam bulan ke depan. Utamakan program-program yang akan membawa dampak langsung bagi masyarakat
APBN-P 2017
Dalam menyusun anggaran dengan mengedepankan semangat optimisme namun tetap realistis dan kredibel. Dengan APBNP tersebut, Presiden menginginkan perekonomian nasional yang terus tumbuh berkualitas
APBNP 2017 agar mampu menggerakkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas sehingga menciptakan lapangan pekerjaan lebih banyak lagi, mengurangi kemiskinan, dan menekan ketimpangan
Sidkab RAPBNP 2017 Sekretariat Presiden, Jakarta, Rabu (31/5/2017
Poyeksi Penyerapan Belanja K/L 2017 diproyeksikan sebesar 96,4% terhadap pagu APBNP, dengan memperhatikan kebijakan efisiensi belanja barang K/L tahun 2017 dan tambahan belanja prioritas K/L 2017
REALISASI ANGGARAN BELANJA K/L 2017 PROV. SULUT
6
Realisasi Satker Belanja K/L TA 2017 Provinsi Sulawesi Utara s.d. 6 Oktober2017 mencapai 57,33% dari Pagu DIPA, relatif sama dengan dengan realisasibelanja K/L Nasional yang mencapai 56,72%
Realiasi anggaran per bulanannya (sisa anggaran 42,7%) sebagian besaranggaran akan direalisasikan pada triwulan IV
Miliar Rp
15 PROVINSI DENGAN % REALISASI TERBESAR 2017
7
% Realisasi Belanja K/L TA 2017 Provinsi Sulut s.d. 6 Oktober 2017 mendudukiperingkat 35, namun masih di atas rata-rata nasional
No LOKASI(SATKER) PAGU DIPAREALISASI
6 OKT
BLOKIR
ANGGARAN%
1 12 LAMPUNG 8.427,6 5.468,1 59,1 64,9%
2 22 BALI 9.512,4 6.166,3 16,7 64,8%
3 09 RIAU 6.375,3 4.111,0 31,8 64,5%
4 02 JAWA BARAT 41.873,2 26.268,5 684,7 62,7%
5 19 SULAWESI SELATAN 18.476,3 11.588,6 84,2 62,7%
6 06 ACEH 12.855,5 8.027,1 38,7 62,4%
7 14 KALIMANTAN TENGAH 5.378,8 3.351,7 12,7 62,3%
8 04 DI YOGYAKARTA 9.539,9 5.896,2 22,9 61,8%
9 15 KALIMANTAN SELATAN 8.032,8 4.954,3 49,4 61,7%
10 26 BENGKULU 4.231,1 2.607,3 11,2 61,6%
11 10 JAMBI 5.742,8 3.534,9 31,4 61,6%
12 11 SUMATERA SELATAN 14.107,0 8.673,5 106,1 61,5%
13 59 TIMUR TENGAH 572,1 350,8 - 61,3%
14 13 KALIMANTAN BARAT 9.852,6 6.037,6 28,2 61,3%
15 34 SULAWESI BARAT 3.175,6 1.944,2 50,0 61,2%
..
..
..
34 16 KALIMANTAN TIMUR 8.113,9 4.679,6 20,7 57,7%
35 17 SULAWESI UTARA 9.367,7 5.370,6 57,1 57,3%
36 35 KALIMANTAN UTARA 3.087,9 1.765,6 16,0 57,2%
37 18 SULAWESI TENGAH 7.049,2 3.983,8 36,1 56,5%
38 32 KEPULAUAN RIAU 6.436,7 3.635,1 6,8 56,5%
39 31 GORONTALO 4.119,2 2.321,1 14,7 56,3%
40 33 PAPUA BARAT 6.495,2 3.637,9 20,2 56,0%
41 52 AMERIKA SELATAN 215,0 118,5 - 55,1%
42 01 DKI JAKARTA 426.340,0 227.527,5 38.969,7 53,4%
43 25 PAPUA 14.500,2 7.632,4 71,5 52,6%
4450 PERWAKILAN RI DI LUAR
NEGERI 287,1 111,2 0,6 38,7% 810.435,5 459.714,1 42.622,5 56,7%TOTAL NASIONAL
(Dalam Miliar Rp)
15 SATKER DENGAN % REALISASI TERTINGGI DI PROV. SULUT TA 2017
8
No K/L SINGKAT SATKER PAGU DIPA REALISASI 6
OKTOBER% BLOKIR
1 033 KEMEN PU & PERA 400743 PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN KOTA BITUNG 1.400.000 1.400.000 100,0% 0
2 005 MA 682172 PENGADILAN AGAMA AMURANG 15.000 14.872 99,1% 0
3 060 POLRI 647114 DITSABHARA POLDA SULUT 18.273.096 18.075.913 98,9% 0
4 005 MA 663361 PENGADILAN MILITER III - 17 DI MANADO 65.000 63.073 97,0% 0
5 060 POLRI 651728 BID TI POLDA SULUT 4.860.511 4.702.425 96,7% 0
6 018 KEMENTAN 179221 DINAS PERTANIAN KABUPATEN MINAHASA 5.755.000 5.553.244 96,5% 0
7 060 POLRI 669762 DITRESNARKOBA POLDA SULUT 7.983.581 7.699.068 96,4% 0
8 018 KEMENTAN 179104 DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI SULAWESI UTARA 5.058.000 4.870.915 96,3% 0
9 015 KEMENKEU569272 KANTOR PELAYANAN PENYULUHAN DAN KONSULTASI PERPAJAKAN
TOMOHON 2.376.013 2.283.040 96,1% 0
10 040 KEMENPAR 400577 DINAS PARIWISATA DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA 1.482.000 1.423.989 96,1% 0
11 005 MA 402681 PENGADILAN TINGGI AGAMA MANADO 8.163.134 7.788.856 95,4% 0
12 005 MA 307225 PENGADILAN AGAMA MANADO 5.174.410 4.900.846 94,7% 0
13 060 POLRI 679813 DITPAMOBVIT POLDA SULAWESI UTARA 6.810.674 6.442.517 94,6% 0
14 067 KEMEN DES PDTT350260 DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK,
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD 2.407.060 2.269.339 94,3% 0
15 067 KEMEN DES PDTT 350259 DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KAB. SANGIHE 2.474.910 2.327.361 94,0% 0
- -
- -
- -
472 076 KPU 670316 KPU KAB. BOLAANG MONGONDOW UTARA 8.259.270 1.555.842 18,8% 0
473 090 KEMENDAG179298 DINAS PERDAGANGAN, PERINDUSTRIAN, KOPERASI DAN UKM KAB.
BOLAANG MONGONDOW TIMUR 4.718.205 871.262 18,5% 0
474 023 KEMENDIKBUD 580831 DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA MANADO 5.000.000 912.840 18,3% 0
475 115 BAWASLU 686421 SEKRETARIAT BAWASLU PROVINSI SULAWESI UTARA 50.398.818 8.704.629 17,3% 0
476 025 KEMENAG 419237 KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROP. SULAWESI UTARA 42.910.120 6.305.312 14,7% 0
477 076 KPU 670294 KPU KOTA KOTAMOBAGO 18.242.030 1.666.240 9,1% 0
478 032 KEMEN KP 175366 DINAS PERIKANAN KOTA BITUNG 8.367.350 681.355 8,1% 0
479 042 KEMENRISTEK & PT 400097 UNIVERSITAS SAM RATULANGI 142.213.548 954.553 0,7% 0
480 015 KEMENKEU 175163 KANTOR WILAYAH DJBC SULAWESI BAGIAN UTARA 2.956.736 - 0,0% 0
9.367.749.764 5.370.562.049 57,3% 57.066.646
(Dalam Ribu Rp)
SATKER DENGAN BLOKIR ANGGARAN DI PROV. SULUT TA 2017
9
Anggaran yang diblokir mencapai Rp57,06 miliar (4,9%) dari Pagu DIPA 12 Satker Rp1,665 Miliar
No K/L SINGKAT SATKER PAGU DIPA REALISASI 6
OKTOBER% BLOKIR %
1 033 KEMEN PU & PERA 498658 PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH I PROVINSI SULUT 397.533.610 214.945.032 54,1% 40.305.134 10,1%
2 067 KEMEN DES PDTT 350258 DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA DAERAH PROV. SULUT 58.686.941 25.152.087 42,9% 6.936.560 11,8%
3 033 KEMEN PU & PERA 498659 PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH II PROVINSI SULUT 115.399.663 33.716.093 29,2% 5.589.774 4,8%
4 033 KEMEN PU & PERA498660 PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH III PROVINSI SULUT (SANGIHE
TALAUD) 354.125.472 195.517.342 55,2% 3.000.000 0,8%
5 022 KEMENHUB 413783 KANTOR KESYAHBANDARAN DAN OTORITAS PELABUHAN BITUNG 20.144.251 13.346.759 66,3% 465.000 2,3%
6 022 KEMENHUB 413582 UNIT PENYELENGGARA PELABUHAN L I R U N G 11.585.068 8.303.280 71,7% 368.860 3,2%
7 033 KEMEN PU & PERA498277 SNVT PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR SULAWESI I PROVINSI
SULAWESI UTARA 126.613.990 56.324.503 44,5% 175.000 0,1%
8 004 BPK 450825 BPK RI PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA 14.088.452 8.754.445 62,1% 79.575 0,6%
9 033 KEMEN PU & PERA 633951 BALAI WILAYAH SUNGAI SULAWESI I 31.231.042 23.940.122 76,7% 75.000 0,2%
10 032 KEMEN KP 538911 BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR TATELU 16.612.081 11.429.356 68,8% 32.771 0,2%
11 019 KEMENPERIND 247246 BARISTAND INDUSTRI MANADO 11.951.375 8.419.003 70,4% 24.700 0,2%
12 022 KEMENHUB 413576 UNIT PENYELENGGARA PELABUHAN U L U S I A U 7.421.331 4.722.994 63,6% 13.950 0,2%
1.165.393.276 604.571.016 51,9% 57.066.646 4,9%JUMLAH 12 SATKER
1. Dalam rangka percepatan realisasi anggaran dan upaya peningkatan efisiensi dan
efektifitas belanja yang dapat diukur melalui capaian kinerja, Ditjen Anggaran telah
memfasilitasi dengan aplikasi berbasis web yaitu SISTEM MONITORING DAN EVALUASI
KINERJA TERPADU (SMART) ATAS PELAKSANAAN (RKA-K/L) (PMK 249/MK.02/2011)
2. Aplikasi SMART :
a. 3 (tiga) layer user K/L yaitu (i) layer Satker (pelaksana program), (ii) LayerUnit
Eselon I (Penanggungjawab program), (iii) layer Menteri/Pimpinan Lembaga
(Pengguna Anggaran), dan
b. 1 (satu) layer user Kementerian Keuangan Cq Ditjen Anggaran (monev
kinerja seluruh K/L)
c. Data untuk keperluan pengukuran dan evaluasi kinerja , meliputi antara
lain data program dan kegiatan, pagu dan realisasi anggaran, dan target
output sudah tersedia dalam aplikasi monev anggaran.
Direktorat Jenderal Anggaran
MONITORING REALISASI DAN CAPAIAN KINERJA ANGGARAN
ARAH DAN KEBIJAKAN BELANJA TA 2018
11
Kebijakan Umum Belanja Pemerintah Pusat diarahkan untuk mendukung
penyelenggaraan pemerintahan, pencapaian sasaran pembangunan, dan
antisipasi risiko
1. Menjaga kesejahteraan aparatur pemerintah dalam rangka efisiensidan efektivitas birokrasi serta peningkatan kualitas pelayanan publik
2. Mendukung pelaksanaan berbagai program dan sasaranpembangunan sesuai RKP tahun 2018, seperti:
a. Akselerasi pengurangan kesenjangan dan kemiskinan antara lainmelalui efektivitas program perlindungan sosial, subsidi tepatsasaran, dan affirmative policy
b. Peningkatan kualitas SDM melalui perbaikan kualitas dan aksespendidikan (kompetensi dan distribusi guru, sarpras, penguatanvokasional,) dan peningkatan akses serta mutu layanankesehatan (meningkatkan supply side, efektifitas dankeberlanjutan JKN);
c. Pengembangan sektor unggulan (pertanian, pariwisata,perikanan)
d. Memperkuat kepastian dan penegakan hukum, stabilitasPertahanan dan keamanan, politik dan demokrasi,
3. Mengantisipasi ketidakpastian perekonomian melalui dukungancadangan risiko fiskal dan mitigasi bencana serta pelestarianterhadap lingkungan.
Penyelenggaraan
Pemerintah /
Aparatur
Mendukung
Program
Pembangunan
Antisipasi risiko
Pelelangan awal
Persiapan dokumen lebih
baik
Percepatan Belanja
Perbaikan perencanaan dan penganggaran
Monitoring secara berkala
Penajaman prioritas
Efisiensi belanja barang
Pemanfaatan IT• Integrasi sistem informasi
Perencanaan dan Penganggaran
• Mengoptimalkan Sistem
Perbendaharaan dan Anggaran
negara (SPAN)
• Implementasi Pelaksanaan
Anggaran
Harmonisasi
Langkah koordinasi lebih
awal
Perbaikan regulasi
Menggunakan database
yang lebih solid
Melibatkan K/L
Melakukan evaluasi
Sejalan dgn RKP 2018
Koordinasi antar kegiatan dan
stakeholder (K/L,Pemda)
Sinergi program perlindungan sosial
dan mempertajam sasaran Bantuan
Sosial
Refocusing anggaran prioritas
terkait dengan K/L pendidikan,
kesehatan, dan infrastruktur
Mengendalikan belanja
operasional
Penghematan belanja barang
non operasional
Menggunakan standar biaya yg
efisien
10
Arah dan Kebijakan Belanja K/L Tahun 2018 tetap diarahkan
untuk mencapai tujuan pembangunan nasional dengan
menjaga efisiensi
Peningkatan reformasi birokrasi
Mempertahankan
kesejahteraan melalui gaji ke-
13 dan THR, serta kenaikan
uang lauk pauk TNI/Polri
Aparatur Negara dan Pelayanan Masyarakat
I. Kebijakan Umum belanja Pemerintah Pusat Tahun 2018
1. Mendukung pelaksanaan berbagai program dan sasaran pembangunan sesuai RKP
tahun 2018, antara lain:
a) akselerasi pengurangan kesenjangan dan kemiskinan antara lain melalui program
perlindungan sosial yang efektif, subsidi tepat sasaran, dan affirmative policy;
b) peningkatan kualitas SDM melalui perbaikan kualitas dan akses pendidikan
(kompetensi dan distribusi guru, sarpras, penguatan vokasional) dan peningkatan
akses serta mutu layanan kesehatan (meningkatkan supply side, efektivitas dan
keberlanjutan JKN);
c) pengembangan sektor unggulan (antara lain pertanian, pariwisata, dan perikanan);
dan
d) memperkuat kepastian dan penegakan hukum, stabilitas pertahanan dan keamanan,
politik dan demokrasi.
2. Mengantisipasi ketidakpastian perekonomian melalui dukungan cadangan risiko fiskal dan
mitigasi bencana serta pelestarian terhadap lingkungan.
3. Mempertahankan tingkat kesejahteraan aparatur pemerintah dalam rangka efisiensi dan
efektivitas birokrasi serta peningkatan kualitas pelayanan publik, antara lain melalui:
a) pemberian THR kepada ASN, TNI/Polri, dan pensiunan;
b) menaikkan uang lauk pauk TNI/Polri; serta
c) tetap memberikan gaji/pensiun ke-13 bagi aparatur negara
4. Sinergi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
II. Kebijakan Belanja K/L Tahun 2018
1. Menjaga kesejahteraan aparatur Pemerintah dalam rangka efisiensi dan efektivitas
birokrasi serta peningkatan kualitas pelayanan publik dengan tetap
memperhitungkan pemberian gaji ke-13;
2. Melanjutkan efisiensi belanja barang antara lain melalui reviewbelanja barang berbasis
realisasi 2016, penghematan perjalanan dinas, paket meeting, honor tim dan belanja
bahan;
3. Meningkatkan kualitas belanja modal untuk menstimulasi perekonomian dan efisiensi
belanja pembangunan gedung baru, peralatan dan mesin, serta kendaraan bermotor;
4. Sinergi program perlindungan sosial dan mempertajam sasaran Bantuan Sosial
(perluasan sasaran PKH menjadi 10 juta RTS dan perluasan bantuan pangan
nontunai menjadi 10 juta keluarga penerima manfaat yang berasal dari realokasi
subsidi pangan) dalam rangka mengakselerasi pengentasan kemiskinan dan
pengurangan kesenjangan;
5. Refocusing anggaran prioritas terkait dengan K/L pendidikan (meningkatkan akses,
kualitas dan pemerataan pendidikan), kesehatan (peningkatan akses dan mutu
layanan, supply side serta mendorong efektivitas dan keberlanjutan program JKN),
dan infrastruktur (peningkatan kapasitas produksi dan daya saing konektivitas);
serta
6. Sinergi pembangunan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
PAGU BELANJA K/L TAHUN 2018 PROVINSI SULUT
16
(Dalam Miliar Rp)
NO LOKASI PAGU DIPA 2017 PAGU RAPBN 2018 %
1 50 PERWAKILAN RI DI LUAR NEGERI 275,0 365,6 32,9%
2 09 RIAU 6.375,7 7.158,3 12,3%
3 35 KALIMANTAN UTARA 3.094,3 3.381,3 9,3%
4 32 KEPULAUAN RIAU 6.437,6 7.022,1 9,1%
5 12 LAMPUNG 8.441,0 9.116,8 8,0%
6 04 DI YOGYAKARTA 9.538,0 10.270,6 7,7%
7 19 SULAWESI SELATAN 18.481,4 19.534,5 5,7%
8 02 JAWA BARAT 41.891,5 44.130,7 5,3%
9 24 NUSA TENGGARA TIMUR 9.177,9 9.635,7 5,0%
10 17 SULAWESI UTARA 9.386,3 9.827,5 4,7%
11 59 TIMUR TENGAH 572,1 594,7 3,9%
12 15 KALIMANTAN SELATAN 8.049,1 8.349,2 3,7%
13 14 KALIMANTAN TENGAH 5.378,6 5.506,8 2,4%
14 22 BALI 9.534,5 9.748,1 2,2%
15 07 SUMATERA UTARA 20.806,1 21.232,3 2,0%
16 23 NUSA TENGGARA BARAT 7.858,0 7.969,6 1,4%
17 01 DKI JAKARTA 426.199,3 430.271,5 1,0%
18 30 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 2.568,3 2.565,4 -0,1%
19 21 MALUKU 7.258,8 7.173,7 -1,2%
20 53 EROPA TIMUR DAN UTARA 466,5 460,9 -1,2%
21 10 JAMBI 5.743,0 5.643,6 -1,7%
22 56 ASIA TENGAH DAN TIMUR 687,0 674,5 -1,8%
23 03 JAWA TENGAH 38.738,2 38.001,1 -1,9%
PAGU BELANJA K/L TAHUN 2018 PROVINSI SULUT
17
Pagu Anggaran Belanja KL TA 2018 Provinsi Sulut termasuk yang lebih tinggidari Pagu TA 2017
(Dalam Miliar Rp)
NO LOKASI PAGU DIPA 2017 PAGU RAPBN 2018 %
24 06 ACEH 12.984,4 12.708,3 -2,1%
25 52 AMERIKA SELATAN 215,0 210,4 -2,2%
26 55 AFRIKA 299,1 291,4 -2,6%
27 05 JAWA TIMUR 42.995,7 41.834,5 -2,7%
28 16 KALIMANTAN TIMUR 8.113,8 7.880,5 -2,9%
29 11 SUMATERA SELATAN 14.157,7 13.666,5 -3,5%
30 34 SULAWESI BARAT 3.176,3 3.057,2 -3,7%
31 26 BENGKULU 4.231,4 4.067,4 -3,9%
32 28 MALUKU UTARA 4.870,0 4.644,0 -4,6%
33 20 SULAWESI TENGGARA 6.624,2 6.302,2 -4,9%
34 54 EROPA BARAT 782,0 743,7 -4,9%
35 13 KALIMANTAN BARAT 9.853,5 9.354,8 -5,1%
36 51 AMERIKA UTARA 478,4 452,4 -5,4%
37 57 ASIA PASIFIK 314,3 293,3 -6,7%
38 58 ASIA TENGGARA 608,4 566,4 -6,9%
39 29 BANTEN 10.657,8 9.889,9 -7,2%
40 25 PAPUA 14.514,4 13.347,2 -8,0%
41 33 PAPUA BARAT 6.516,6 5.967,5 -8,4%
42 18 SULAWESI TENGAH 7.047,9 6.449,1 -8,5%
43 31 GORONTALO 4.125,4 3.713,9 -10,0%
44 08 SUMATERA BARAT 11.278,5 10.003,9 -11,3%
810.803,0 814.078,8 0,4%Grand Total
T E R I M A
K A S I [email protected]
Lampiran
19
KEMENTERIAN KEUANGANDIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN
20
SASARAN OUTPUT BELANJA KL UNTUK BEBERAPA BIDANG PEMBANGUNAN TAHUN 2018
Kebijakan Belanja K/L untuk bidang infrastruktur diarahkan untuk mendukung pusat pertumbuhan ekonomi dan pengembangan konektivitas
Kementerian PUPR
Pembangunan jalur KA tahap
pertama/badan jalur KA (279 Km’sp)
dan pemasangan rel/penyelesaian (341
Km’sp)
109,5
83,3
102,7
106,9
2015
2016
Outlook2017
RAPBN 2018
(triliun rupiah)
865 kmPembangunan jalan baru (Jalan perbatasan, Jalan Pansela Jawa, dan Trans Papua)
25 kmPembangunan jalan tol (Pemerintah)
13.405 unitPembangunan Rusun
Pembangunan Jembatan
9.292 m
Pembangunan Bendungan(baru dan on going)
47 bendungan
Kementerian Perhubungan
47,1
31,8
36,7
48,2
2015
2016
Outlook2017
RAPBN 2018
(triliun rupiah)Pembangunan jalur KA
Pembangunan Bandara Udara Baru(penyelesaian dan lanjutan)
Pembangunan LRT (lanjutan)
620 km’sp
8 lokasi
23 km’sp
Beberapa sasaran output 2018
Beberapa sasaran output 2018
60 lokasi
Pembangunan/ Rehabilitasi Pelabuhan Laut Peningkatan dan Rehabilitasi Jalur KA
45 km’sp
Kebijakan K/L untuk bidang pendidikan diarahkan untuk meningkatkan akses, distribusi, dan kualitas pendidikan
Kemendikbud
48,9
38,637,8
40,1
2015
2016Outlook
2017
RAPBN 2018
(triliun rupiah)
53,853,1
60,962,2
20152016
Outlook2017
RAPBN 2018
Beberapa sasaran output 2018
Kemenag
Kemenristekdikti
39,1
37,7
36,9
41,32015
2016 Outlook2017
RAPBN 2018
Program Indonesia Pintar
19,7 Juta Jiwa
Bantuan Operasional Sekolah
8,8 juta jiwa
Beasiswa Bidik Misi
401,5 ribu
mahasiswa
Pembangunan/Rehab Sekolah/Ruang Kelas 30,7 ribu
Tunjangan Profesi Guru
• Non PNS 435,9 ribu guru
257,2 ribu guru• PNS
Kebijakan K/L untuk bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan supply side dan layanan, menjaga keberlanjutan JKN, dan penguatan upaya promotif dan preventif
Kemenkes
48,9
57,0
54,2
59,1
2015
2016Outlook
2017
RAPBN 2018
(triliun rupiah)
2,6 2,62,2
5,5
2015 2016Outlook
2017
RAPBN 2018
Beberapa sasaran output 2018
BKKBN
BPOM
1,1
1,31,5
2,2
2015
2016
Outlook2017
RAPBN 2018
Program Indonesia Sehat
92,4 juta jiwa
Kesertaan ber-KB melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan KBKR
1,8 juta orang
Imunisasi untuk anak usia 0-11 bulan
92,5%
Penyediaan sarana fasilitas ksehatan yang berkualitas
Sertifikasi obat dan makanan 74,0 ribu
49 RS/Balkes
Prevalensi stunting (pendek/ sangat
pendek) pada anak baduta (bawah
dua tahun)
Persentase ketersediaan obat
dan vaksin di Puskesmas
28,8 %
86%
Rumah Sakit yang siap diakreditasi
147 rumah sakit
Kecamatan dengan puskesmas yang siap diakreditasi
2.100 Kecamatan
Kebijakan K/L untuk bidang pangan diarahkan untuk peningkatan produksi pangan dan pembangunan sarana dan prasarana pertanian
Kementan
28,7
21,123,7 23,8
2015
2016
Outlook2017
RAPBN 2018
(triliun rupiah)
100 ribu haJaringan irigasi tersier
KKP
9,3
6,5
8,8
7,3
2015
2016
Outlook2017
RAPBN 2018
(triliun rupiah)
Beberapa sasaran output 2018
Beberapa sasaran output 2018
80,1 Juta tonProduksi Padi
Produksi Jagung
Produksi Gula
Produksi Garam
Produksi Daging
Sapi
23,5 Juta ton
3,3 Juta ton
4,1 Juta ton
0,69 Juta ton
Produksi perikanan 33,5 juta ton
Alat dan Mesin
Pertanian104 ribu unit
Kebijakan K/L untuk Bidang pertahanan keamanan diarahkan untuk kemampuan dan kehandalan sistem pertahanan serta keamanan dalam negeri
Kemenhan
101,4
98,1
114,2
105,7
2015
2016
Outlook2017 RAPBN
2018
(triliun rupiah)
Polri
62,0
78,0
96,3
77,82015
2016
Outlook2017
RAPBN 2018
(triliun rupiah)
Beberapa sasaran output 2018
Beberapa sasaran output 2018
Modernisasi alutsista/non alutsista integratif
Penyelesaian kasus tindak pidana narkoba 75%
12 paket pengadaan ranpur, rantis
Penyelesaian kasus tindak pidana terorisme 60 %
Pengamanan aksi unjuk rasa 120 ribu personel
Penyelesaian kasus tindak pidana umum 60 %
Pengadaan/ Penggantian kendaraan Tempur
50 unit
KRI, KAL, ALPUNG dan Ranpur/Rantis Matra Laut
10 unit
SIKLUS DAN PROSES PENGANGGARAN
26
27
Pokok-pokok
Kebijakan Fiskal,
Kerangka Ekonomi
Makro dan RKP
(Pertengahan Mei)
Pagu AnggaranK/L
(AkhirJuni)
RAPBN + NK(Agustus)
APBN
(Akhir Oktober)
Alokasi AnggaranK/L dan Rincian
APBN(November)
PerpresUU
RUU
RKPPagu Indikatif
(Maret)
DIPA K/L
(Desember)
1
2 3
4
56
7
SEB
KMK
Perpres
DIPA
1. SIKLUS PENGANGGARAN
II. SIKLUS DAN PROSES PENGANGGARAN
RPJMN 2015-2019
RKP
RAPBN + NK
Renstra K/L
Rencana Kerja-K/L
RKA-K/L
Perpres RincianAPBN
Dok. PelaksanaanAnggaran
5 Thn
1 Thn
28
1 Thn
2. DOKUMEN-DOKUMEN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Kabinet Kerja
Penyempurnaan
Perubahan RKA-
K/L
(jika ada)
Masa
Reses
Masa
Reses
MarFebJan DesNopOktSepAgustJul
Penelaahan
RKA-K/L
JunMeiApr
Penelaahan
RKA-K/L
(akhir Juli)
Penetapan
Alokasi
Anggaran
(Keppres
Rincian Belanja
Pemerintah
Pusat)
Masa Sidang I
(Pertengahan Agt - Akhir Okt)
Masa Sidang
II
(Nop - Des)
Masa Sidang III
(Awal Januari - Pertengahan April)Masa Reses
Masa Sidang IV
(Pertengahan Mei -
Pertengahan Juli)
Masa Reses
Pembahasan UU APBN
- Banggar dengan Pemerintah
(Postur APBN)
Penyusunan Pagu Indikatif
Pokok2
Kebijakan
Fiskal dan
RKP
Penyusunan Pagu Anggaran
(Penyusunan RKA-KL Komisi
DPR dengan Mitra Kerja)Pembahasan
RKA-K/L
Komisi dengan
Mitra Kerja
Penyampaian SB Menteri
Keuangan dan Bappenas
tentang Pagu Indikatif
(*)Maret
Penyampaian Surat tentang
Pagu Anggaran K/L
Awal Juli
Penyampaian Nota Keuangan dan Himpunan
RKA-K/L16 Agustus
Penyampaian Surat Menteri Keuangan
tentang Alokasi Anggaran K/L
Penetapan Keppres Rincian APBNAkhir
November
29
(*) Diikuti pertemuan tiga pihak(Trilateral Meeting),Bappenas-K/L,Kemenkeu (DJA)
3. JADWAL PENYUSUNAN PENELAAHAN RKAKL 2017
Penetapan UU APBN Selambatnya
Oktober
DIP
A
(**) Penelaahan RKAKL dilakukan setelah Rapat Paripurna DPR RI dan Penetapan KMK Pagu Anggaran
**)Penelaahan RKAKL (Juli )
Saat Ini sedang Proses Penetapan Perpres Rincian APBN TA 2018
30
4.KLASIFIKASI BELANJA NEGARA
30
RINCIAN MENURUT ORGANISASI
RINCIAN MENURUT FUNGSI
(1) pelayanan umum
(4) ekonomi;
(5) lingkungan hidup;
(6) perumahan dan fasilitas umum
(7) kesehatan;
(2) pertahanan;
(3) ketertiban dan keamanan;
(8) pariwisata dan budaya;
(9) agama
(10) pendidikan
(11) perlindungan sosial
RINCIAN MENURUT JENIS BELANJA (KLASIFIKASI
EKONOMI)
(1) belanja pegawai;
(4) pembayaran bunga utang;
(5) subsidi;
(6) belanja hibah;
(7) bantuan sosial;
(2) belanja barang;
(3) belanja modal;
(8) belanja lain-lain.
Pengalokasian belanja dilakukan berdasarkan Bagan Akun Standar
Disesuaikan dengan susunan
Kementerian Negara/Lembaga
pemerintah pusat yang
berlaku
5. HAL-HAL YANG HARUS DIALOKASIKAN DALAM RKAKL
No. Uraian
1 Kebutuhan anggaran untuk biaya operasional satker yang sifatnya mendasar, yaitu untuk pembayaran gaji dan tunjangan (komponen 001) serta untuk operasional dan pemeliharaan kantor (komponen 002). Pengalokasiannya dalam output LayananPerkantoran;
2 Kebutuhan anggaran dalam rangka memenuhi tugas dan fungsi satuan kerja. Pengalokasiannya dalam output teknis;
3 Kebutuhan dana pendamping untuk kegiatan-kegiatan yang anggarannya bersumber dari pinjaman dan hibah luar negeri (apabila ada);
4 Kebutuhan anggaran untuk kegiatan lanjutan yang bersifat tahun jamak (apabila ada) dengan mengacu pada PMK Nomor 238/PMK.02/2015 tentang Pengajuan Persetujuan Kontrak Tahun Jamak Dalam Pengadaan Barang/Jasa kepada Menkeu;
5 Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian prioritas pembangunan nasional, prioritas pembangunan bidang dan/atau prioritas pembangunan daerah yang tercantum dalam RKP (apabila ada);
6 Penyediaan dana untuk mendukung pelaksanaan program/kegiatan yang sesuai dengan peraturan perundangan (apabila ada).
31
6. HAL-HAL YANG DIBATASI (1/3)
Penyelenggaraan rapat, rapat dinas, seminar, pertemuan, lokakarya, peresmian kantor/proyek dan sejenisnya. Untuk peruntukan tersebut dibatasi pada hal-hal yang sangat penting dan dilakukan sesederhana mungkin.
Pembangunan gedung baru yang sifatnya tidak langsung menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi satker, seperti: mess, wisma, rumah dinas/rumah jabatan, gedung pertemuan.
• Untuk gedung yang bersifat pelayanan umum khususnya dalam bidang pendidikan, kesehatan, penegakan hukum, dan gedung/ bangunan khusus dalam bidang ilmu pengetahuan, serta penanggulangan narkotika (antara lain: laboratorium), dikecualikan dari ketentuan ini.
• Jika dimungkinkan, rencana untuk pembangunan gedungbaru agar ditunda/tidak dianggarkan dulu. Gedung kantoryang sudah ada agar dimanfaatkan secara optimal.
32
Pengadaan kendaraan bermotor dibatasi, kecuali:
1. Kendaraan fungsional seperti:• Ambulans untuk rumah sakit;• Cell wagon untuk rumah tahanan; dan• Kendaraan roda dua untuk petugas lapangan.
2. Pengadaan kendaraan bermotor untuk:• Satker baru yang sudah ada ketetapan/persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi dan/atau peraturan perundangan pembentukkan satker baru tersebut, atau • Satker yang mendapat penambahan tugas dan/atau fungsi. Pengadaan dilakukan secara bertahap sesuai dana yang tersedia.
3 • Penggantian kendaraan dinas yang secara teknis tidak dapat dimanfaatkan lagi atau yang memerlukanbiaya pemeliharaan yang tinggi.
• Pengadaan kendaraan yang merupakan penggantian kendaraan harus sama jenis (misal: kendaraanroda dua, kendaraan roda empat) dan fungsinya (misal: kendaraan operasional, mobil dinas pejabat) dengan kendaraan yang digantikan, dapat dialokasikan dalam RKA-K/L dengan syarat: *)
Untuk kendaraan bermotor yang telah ada Standar Barang dan Standar Kebutuhan (SBSK)-nya, perencanaan kebutuhan BMN telah sesuai dengan SBSK tersebut, atau
Untuk kendaraan bermotor yang tidak ada SBSK-nya, kondisi kendaraan bermotor dikategorikanrusak berat dalam laporan penatausahaan BMN (SIMAK-BMN);
Untuk kendaraan bermotor pada Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di negara setempat.
6.HAL-HAL YANG DIBATASI (2/3)
33*) Dalam PMK yang berlaku, penggantian kendaraan dinas mensyaratkan berita acara
lelang/penghapusan kendaraan dinas.
Pengadaan kendaraan bermotor dibatasi, kecuali:
4 Kendaraan roda 4 dan atau roda 6 untuk keperluan antar jemput pegawai (dapat dialokasikan secara sangat selektif).
5 Dalam rangka efisiensi biaya pemeliharaan kendaraan bermotor, K/L dapat menyewa kendaraan untuk keperluan dinas atauoperasional.
6 Secara umum, dalam pengadaan bermotor agar berpedoman padaPeraturan Menteri Keuangan mengenai perencanaan kebutuhanbarang milik negara.
6.HAL-HAL YANG DIBATASI (3/3)
34
PERBAIKAN KUALITAS PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA
35
PERBAIKAN KUALITAS PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA
36
Komponen penganggaran berbasis kinerja meliputi indikator kinerja, standar biaya, dan evaluasi.
Agar informasi kinerja penganggaran dapat digunakan sebagai bahan melakukan monev kinerja penganggaran, mulai RKA-K/L 2018 dilakukan sinkronisasi perencanaan penganggaran PP 17/2017 guna memperbaiki kualitas informasi kinerja yang link Renja dengan RKA-K/L melalui Aplikasi KRISNA.
Penataan infomrasasi kinerja dalam RKA-K/L dilakukan dengan pendekatan top-down untuk melihat benang merah bahwa sasaran kinerja Eselon II merupakan turunan dari sasaran kinerja Eselon I, dan sasaran kinerja Eselon I merupakan turunan dari sasaran kinerja Menteri/Pimpinan Lembaga.
PENATAAN ADIK DALAM RKA-KL DILAKUKAN DENGAN PENDEKATAN TOP-DOWN
37
PrioritasNasional
Sasaranstrategis
Output Strategis
Program prioritas K/L
SasaranProgram
Output Program
KegiatanPrioritas
Sasarankegiatan
Output Kegiatan
Nawacita/
Direktif Presiden/
Money Follow Program
STANDARISASI OUTPUT GENERIK DALAM RKA-K/L 2018
38
Dalam rangka perbaikan kualitas rumusan output dalam RKA-K/L 2018, terhadap output generik dilakukan standarisasi sebagai berikut:
Output-output berkarakteristik input seperti Pengadaan Kendaraan Bermotor (kode 995), Pengadaan Perangkat Pengolah Data Komunikasi (kode 996), Pengadaan Peralatan Fasilitas Perkantoran (kode 997), dan Gedung dan Bangunan (kode 998) digabung menjadi satu output baru: Layanan Internal (Overhead) – kode 951, dengan volume: 1 (satu) layanan.
Satuan output generik adalah “layanan” dengan volume: 1 (satu) Layanan.
Satuan output generik seperti: “dokumen”, “laporan” dilebur menjadi 1 (satu) output Layanan, kecuali untuk “LHP” dari BPK.
39
UNITKODE
OUTPUT
OUTPUT
GENERIKKOMPONEN DESKRIPSI
OUTPUT
KESEKRETARIATA
N ESELON II
(MISAL:
SETDITJEN,
SEKRETARIAT
ITJEN,
SEKRETARIAT
BADAN)
994 Layanan
Perkantoran
001. Pembayaran Gaji dan Tunjangan 994. Layanan Perkantoran - 001. Pembayaran Gaji
dan Tunjangan
002. Operasional dan Pemeliharaan
Perkantoran
994. Layanan Perkantoran - 002. Belanja Operasional
dan Pemeliharaan Kantor
951 Layanan
Internal
(Overhead)
Pengadaan Kendaraan Bermotor *) 995. Pengadaan Kendaraan Bermotor
Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan
Komunikasi
996. Pengadaan Perangkat Pengolah Data
Komunikasi
Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 997. Pengadaan Peralatan Fasilitas Perkantoran
Pembangunan dan Renovasi Gedung dan
Bangunan *)
998. Gedung dan Bangunan
xxx. Pembinaan Internal xxx. Pembinaan Internal
xxx. Perencanaan dan Anggaran Internal xxx. Perencanaan dan Anggaran Internal
xxx. Monev Internal xxx. Monev Internal
xxx. Dukungan Internal Lainnya xxx. Dukungan Internal Lainnya
STANDARDISASI OUTPUT GENERIK (1)
*) Dengan persetujuan Eselon I
Catatan:
• Kendaraan bermotor, perangkat pengolah data dan komunikasi, peralatan dan fasilitas perkantoran,
dan gedung/bangunan yang semula diperlakukan sebagai output, diubah menjadi komponen,
digabungkan dalam output baru: Layanan Internal (Overhead).
• Untuk menjaga tersedianya data series Kendaraan bermotor dan gedung bangunan (baru), volume
kendaraan bermotor dan gedung bangunan dicantumkan dalam Halaman IV DIPA.
40
STANDARDISASI OUTPUT GENERIK (2)
UNITKODE
OUTPUT
OUTPUT
GENERIKKOMPONEN DESKRIPSI
BIDANG
PERENCANAAN
952 Layanan
Perencanaan
Penyusunan Rencana Program Reviu Renstra, Reviu Baseline, Dokumen Renja,
Koordinasi Perencanaan, Trilateral Meeting, dll
Penyusunan Anggaran Penyusunan RKA-KL, Revisi Anggaran, APBN-P,
PNBP, Belanja Operasional
xxx ...
(Komponen Perencanaan Lainnya)
Dalam hal terdapat komponen yang relevan,
selain tersebut di atas
953 Layanan
Pemantauan
dan Evaluasi
Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Monev Bulanan, Triwulanan, Tahunan, dan E-
Monitoring
Penyusunan Laporan Kemajuan Penyusunan Laporan Bulanan, Triwulan, Tahunan,
E-Monitoring
Penyusunan Laporan Pencapaian
Kinerja
Laporan Kinerja
xxx ...
(Komponen Pemantauan dan Evaluasi
Lainnya)
Dalam hal terdapat komponen yang relevan,
selain tersebut di atas
Catatan:
• Untuk Output Generik, satuan akan distandarkan menjadi: “1 (satu) Layanan”. Tidak diperkenankan
menggunakan satuan: Dokumen, Laporan.
STANDARISASI INPUT (1)
No. Komponen Detail
1 Gaji dan Tunjangan(kode: 001)
• gaji pokok;• tunjangan yang melekat pada gaji;• tunjangan kinerja (remunerasi);• honorarium (antara lain honorarium: mengajar
guru tidak tetap, kelebihan jam mengajar, ujian dinas, mengajar (disediakan antara lain untuk tenaga pengajar luar biasa yang tarifnya telah mendapat persetujuan Menteri Keuangan);
• uang lembur; • uang lauk pauk TNI/Polri;• uang makan PNS;• honor non PNS;• tunjangan ikatan dinas; dan• tunjangan lain yang sah.
41
No. Komponen Detail
2 Operasional danpemeliharaan kantor(kode: 002)
• Kebutuhan sehari-hari perkantoran (antara lain: alat tulis kantor, barang cetak, alat kebersihan, perlengkapan fotokopi/ komputer, langganan surat kabar/ berita/majalah, honor satpam, honor cleaning service, honor sopir, honor pramubakti (yang dipekerjakan secarakontraktual), pengurusan sertifikat tanah, pembayaran PBB);
• Langganan daya dan jasa (antara lain: listrik, telepon, air, gas, jasa posdan giro, telex, internet, bandwith, komunikasi (khusus diplomat), sewa kantor/gedung, sewa kendaraan dinas, sewa mesin fotokopi);
• Pemeliharaan kantor (antara lain pemeliharaan: bangunan/gedung, instalasi jaringan, sarana prasarana kantor, kendaraan dinas, pengurusan pajak kendaraan dinas); dan
• Pembayaran terkait operasional kantor (antara lain: honor terkaitoperasional kantor, bahan makanan, penambah daya tahan tubuh(hanya diberikan kepada pegawai yang bekerja di tempat dengankondisi atau suhu tidak normal), pemeriksaan kesehatan pegawai, keprotokoleran (termasuk pas dan jasa tol tamu), operasionalpimpinan, pelantikan/pengambilan sumpah jabatan/pegawai, pakaiandinas, pakaian kerja, perjalanan dinas dalam rangkakonsultasi/koordinasi).
STANDARISASI INPUT (2)
42
No. Komponen Detail
3 Dukungan operasionalpertahanan dan keamanan(kode: 003)
• Belanja pegawai (tunjangan khusus); • Belanja barang Operasional lainnya; • Belanja langganan daya dan jasa; • Belanja pemeliharaan (gedung/alutsista); dan• Belanja perjalanan dinas biasa/tetap
4 Dukungan operasionalpenyelenggaraan pendidikan(kode: 004)
• Bantuan Operasional Sekolah (BOS);• Tunjangan profesi guru/dosen Non ASN; • Tunjangan kehormatan profesor Non ASN; • Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BO PTN); dan• Bantuan Operasional Pendidikan Anak Usia Dini (BO PAUD).
5 Dukungan penyelenggaraantugas dan fungsi unit(kode: 005)
• Belanja barang pengadaan bahan makanan narapidana/tahanan; • Belanja jasa pelayanan dokter; • Belanja barang pengadaan obat-obatan; • Belanja barang pengadaan bahan medis habis pakai; • Belanja barang pengadaan bahan makanan pasien; • Belanja barang pengadaan bahan baku SIM; • Belanja barang pengadaan buku Paspor; • Belanja barang pengadaan buku Nikah; • Belanja barang pemeliharaan kapal; • Belanja barang pemeliharaan jaringan transmisi; • Belanja barang pemeliharan peralatan operasional meteorologi, klimatologi
dan geofisika umum; dan• Belanja barang sejenis lainnya.
STANDARISASI INPUT (3)
43
PERBAIKAN KUALITAS KERANGKA PENGELUARAN JANGKA MENENGAH
44
Memperkuat pelaksanaan KPJM dan PBK melalui penerapan kerangka berpikir logis(logical framework) termasuk deskripsi output standar dan anggaran bergulir(rolling budget - prakiraan maju anggaran tiga tahun menjadi baseline dan prakiraananggaran tahun berikutnya)
Menyusun prakiraan anggaran menjadi lebih mudah dan tepat waktu sehinggamempermudah dalam keperluan pengambilan keputusan (mis. resource envelope)
Meningkatkan transparansi dalam alokasi/realokasi anggaran (mis. dalam revisiRKA-KL)
Meningkatkan efisiensi dalam proses penyusunan anggaran melalui penggunaanaplikasi Teknologi Informasi sehingga memberikan lebih banyak waktu dalammelakukan analisis
Memberikan perkiraan yang lebih cermat dan andal sehingga mendukungpelayanan yang berkesinambungan
Dibangun berdasarkan proses dan aplikasi yang sudah ada, menuju proses penganggaran berbasis KPJM yang lebih sederhana, tepat waktu dan efektif
45
DASAR PENYEMPURNAAN KUALITAS KPJM