evaluasi p embelajaran
DESCRIPTION
PendidikanTRANSCRIPT
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2009
Deskripsi Mata Kuliah/ Latihan- Konsep dasar evaluasi- macam alat evaluasi- Aspek perilaku yang dievaluasi- Mengembangkan Alat Evaluasi- Mengkalibrasi alat evaluasi
Kompetensi DasarDiharapkan peserta dapat memahami konsep dasar evaluasi, memahami macam-macam alat evaluasi, memahami aspek-aspek perilaku yang dievaluasi, mengembangkan alat evaluasi dan mengkalibrasi alat evaluasi serta mampu menentukan kondisi akhir peserta diklat.
Materi Pokok1. Konsep Dasar Evaluasi
Pengertian Fungsi dan tujuan Objek Evaluasi Ruang lingkup Prinsip Pendekatan Ciri-Ciri Evaluasi
2. Pengembangan Instrumen Tes3. Pengembangan Instrumen Non Tes
Strategi Pelatihan1. Teori 40%2. Praktek 60%
Raw input proses Out put
Internal environment
External environment
feedback
Out come impact
Sistem Pembelajaran
Planning Pengembangan Kurikulum : SK KD Indikator RPP
Acting Proses Pembelajaran: Pengelolaan Kelas, Strategi,
Metode, Media dll Observing
Testing Measurement Evaluating Reflecting
Intrepreting to improve to prove
GC
Konsep Dasar Evaluasi
Pengertian Evaluasi, tes, pengukuran, dan asesmen
Test Alat atau prosedur sistematik bagi pengukuran sampel tingkah
laku Measurement (Pengukuran )
Proses pemerolehan sebuah pengambilan dengan angka (kuantitatif) mengenai sejauh mana seseorang individu memperoleh sebuah karakteristik tertentu (hasil pengukuran adalah skor)
Asesment Sejumlah prosedur yang digunakan untuk memperoleh informasi
mengenai penampilan siswa Evaluating
Proses sistematik pengumpulan, pengadministrasian dan penafsiran informasi untuk menentukan sejauhmana siswa mencapai tujuan pembelajaran.
Tujuan Evaluasi
Mendeskripsikan kemampuan belajar peserta didik Mengetahui tingkat keberhasilan PBM Menentukan tindak lanjut hasil penilaian Memberikan pertanggungjawaban Mengetahui perkembangan dan kemajuan peserta
didik efektifitas metode pembelajaran Merangsang peserta didik untuk belajar Menemukan faktor-faktor keberhasilan dan
ketidakberhasilan sebuah pembeljaran/ diklat
Manfaat Evaluasi
Umum Memahami kondisi peserta (motivasi, sarana, prasarana, dll Membuat keputusan: kelanjutan program, penangana masalah Meningkatkan kualitas PBM: Komponen PBM
Khusus Bagi peserta
Mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran: memuaskan atau tidak memuaskan
Bagi widyaiswara/ pengajar Mendeteksi pesrta diklat: melanjutkan, remidial Ketepatan materi Ketepatan metode
Bagi instansi Hasil belajar cermin kualitas instansi Membuat program instansi Pemenuhan standar
Macam Evaluasi
Placement (penilaian awal) kesiapan penempatan seleksi
Formatif (penilaian proses)-- improve diagnostik
Sumatif (penilaian akhir) – prove -- judgement
Objek dan Ruang Lingkup Evaluasi
Objek Input: kemampuan, kepribadian, sikap, intelegensi Proses: materi, metode, cara penilaian, sarana, media, sistem
administrasi, guru, personal lainnya Out put: achivement (prestasi belajar)
Ruang Lingkup Program kurikulum (kurikulum: Tujuan pendidikan, isi, strategi,
sarana prasarana Proses pembelajaran, kegiatan guru, kegiatan siswa, pola
interaksi guru-siswa, keterlaksanaan program belajar mengajar Hasil belajar
Prinsp Evaluasi
Comprehensive Cognitive domain Affective domain Psycomotor domain
Continuitas Teratur, terencana, terjadwal, dan terus menerus
Objectivity Tidak tercampur dengan kepentingan lain
SISTEM PENILAIAN (GRADING)
Criterion Reference Test (CRT)/ Penilaian Acuan patokan (PAP) absolute grading Ketuntasan absolut penilaian yang didasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan
Norm Reference Test (NRT)/ Penilaian Acuan Norma (PAN) relative grading Pemahaman relatif peserta penilain yang didasarkan pada norma kemampuan
kelompok.
PAP PAN
Dapat menentukan batas kelulusan (pasing grade) sebelum data hasil diperoleh
Batas lulus diperoleh setelah ada data
Patokan kelulusan dapat ditentukan secara pasti dan tepat terlepas dari keadaan hasil tes yang diperoleh siswa
Patokan kelulusan sangat bergantung atas hasil tes yang didapat oleh siswa
Menggambarkan tarap penguasaan siswa terhadap bahan ajar pelajaran yang dipelajari
Menggambarkan kedudukan siswa dalam kelompoknya
Kemungkinan lulus semua atau gagal dapat terjadi
Kemungkinan lulus atau gagal selalu ada betapa tingginya atau rendahnya skor-skor siswa
Perbandingan PAP dan PAN
PAP Penilaian berdasarkan atas tujuan instruksional yang telah
ditentukan. Artinya nilai yang diberikan kepada peserta tes menunjukan tingkat pencapaian tujuan instruksional atau tingkat penguasaan terhadap materi yang telah ditentukan.
Yang menjadi acuan patokan adalah tujuan instruksional atau tingkat penguasaan materi.
Misal seseorang dikatakan telah menguasai suatu pokok bahasan atau lulus bila telah dapat menjawab betul 80% butir pertanyaan. Jadi apabila kurang dari 80% dianggap belum berhasil.
Untuk keperluan penilain acuan patokan pertama-tama skor mentah dikonversi ke nilai 1-100, dengan rumus:
100maksimumskor
xX
N iKeterangan:N = NilaiXi = Skor yang diperoleh
Nilai Skala 1-100
Nilai Skala 1- 4 Nilai Kualitatif
80 – 10070 – 7960 – 6950 – 59
< 50
43210
ABCD
E/G
Contoh:
PAN Penilain ini menggunakan kelompok sebagai acuan/ kriteria. Nilai seorang siswa ditentukan oleh posisinya dalam
kelompoknya. Cara penilaian ini bertitik tolak dari asumsi bahwa distribusi
segala sesuatu di dunia ini membentuk suatu kurva normal. Artinya segala sesuatu tersebar secara proporsional, seperti manusia ada yang sangat pandai, pandai, sedang, kurang, dan sangat kurang membentuk suatu kurva normal.
Ada beberapa cara untuk pemberian nilai dengan menggunakan acuan norma, misalnya dengan tranformasi linear.
Untuk keperluan acuan norma menggunakan rumus
aam
imii XS
S
xXN
Keterangan:Ni = skor akhir observasi ke-iXmi = skor mentah observasi ke-iXi = rata-rata skor mentahSm = standar deviasi skor mentahSa = standar deviasi skor akhirXa = rata-rata skor akhir
Rata-rata ideal =
Standar Deviasi ideal =
2
IdealMaksimumSkor
3
IdealMean
Skor mentah Nilai (1 – 10 )
Skor rerata + 2,25 Simpangan baku(SB)Skor rerata + 1,75 SBSkor rerata + 1,25 SBSkor rerata + 0,75 SBSkor rerata + 0,25 SBSkor rerata - 0,25 SBSkor rerata - 0,75 SBSkor rerata - 1,25 SBSkor rerata - 1,75 SBSkor rerata - 2,25 SB
10987654321
Teknil lain:
Contoh:Misal diketahui rata-ratanya 61,9 dan simpangan bakunya 12
61,9 + 2,25(12) = 88,9 89 - …. 10
61,9 + 1,75 (12) = 82,9 83 – 88 9
61,9 + 1,25(12) = 76,9 77 – 82 8
61,9 + 0,75 (12) = 70,9 71 – 76 7
61,9 + 0,25 (12) = 64,9 65 – 70 6
61,9 – 0,25(12) = 58,9 59 – 64 5
61,9 – 0,75 (12)= 52,9 53 – 58 4
61,9 – 1,25(12) = 46,9 47 – 52 3
61,9 – 1,75(12)= 40,9 41 – 46 2
61,9 – 2,25(12) 34,9 35 - 40 1
Prosedur Evaluasi
Perencanaan- merumuskan tujuan- menetapkan aspek yang harus dinilai- menentukan metode evaluasi- memilih atau menyusun alat-alat evaluasi- menentukan kriteria- menetapkan frekuensi evaluasi
Pengumpulan data pelaksanaan evaluasi memeriksa hasil evaluasi memberikan naskah atau skor
Interpretasi Penggunaan hasil evaluasi
TUJUAN PEMBELAJARAN
Fungsi Tujuan Pembelajaran
Sebagai pedoman baik bagi kegiatan mengajar maupun kegiatan belajar, mengkomunikasikan maksud pembelajaran kepada pihak lain, dan menjadi pedoman bagi penilaian belajar siswa.
Tujuan dan
Sasaran Pendidikan
Memberi arah proses pembelajaran
Mengkomunikasikan maksud pembelajaran kepada pihak lain
Memberikan landasan bagi penilaian belajar siswa
ASPEK PRILAKU
Prilaku Kognitif Ingatan(remember)
Kemampuan untuk mengingat atau manghapal sesuatu yang pernah dipelajari berupa fakta, istilah, prinsip, teori, proses pola struktur ( menyebutkan, mencocokan, menyatakan kembali, dn melukiskan kembali.
Memahami (Understand) Kemampuan mnterjemahkan dan mengorganisasikan bahan-bahan yang diterima ke dalam
bahasanya sendiri (menjelaskan, merumuskan, menyimpulkan, memberi contoh) Menerapkan (Apply)
Kemampuan untuk menggunakan teori-teori, prinsip-prinsip, rumus-rumus, atau abstraksi-abstraksi dalam situasi tertentu atau dalam situasi konkrit (menghitung, menggunakan, mengoperasikan, menghasilkan)
Menganalisis(Analyze) Kemampuan untuk menguraikan suatu keseluruhan atau suatu sistem hubungan dalam unsur-unsur
yang membentuknya, mengidentifikansikan hubungan antara unsur-unsur dan cara unsur-unsur tersebut diorganisasikan (menguraiakan, memisah-misahkan, memerinci, mengidentifikasi dan memilih)
Mengevaluasi(Evaluation) Kemampuan untuk mempertimbangkan suatu ide, situasi, nilai, metode berdasarkan suatu aturan
atau kriteria tertentu (membandingkan, menilai, mempertentangkan mempertentangkan) Mencipta(Create)
Kemampuan mencipta Mengeneralisasikan Merencanakan Menghasilkan
Prilaku Afektif Penerimaan (Receiving)
Menyadari (menerima dan memperhatiakn) akan sesuatu fenomena yang menjadi stimulus baginya (mengikuti, memperhatikan, menanyakan, menjawab, memilih , menunjuk)
Respon (Responding) Secara internal melibatkan diri dan berpartisipasi aktif terhadap sesuatu yng
menjadi stimulus baginya ( menyambut, meperbincangkan, menyesuaikan, menuliskan, mngemukakan, menyetujui)
Penghargaan (Valuing) Memberi nilai tertentu kepada sesuatu yang diterimanya (mengusulkan,
memprakarsai, mengidentifikasikan diri, menghendaki, mengakui dengan tulus)
Pengorganisasian (Organization) Mengkonseptualisasikan sesuatu nilai dan mengorganisasikannya ke dalam
sistem nilai yang sudah ada ( mengintegrasiakn, mempertahankan, menyelaraskan, menimbang-nimbang)
Karakterisasi (Characterization) Mengintegrasikan dan menerapkan sesuatu nilai menjadi bagian terpadu
dari dirinya ( teguh dalam pendidiran, konsisten dalam bertindak, punya keyakinan)
Prilaku Psikomotor
Menirukan Menirukan sesuatu yang diajarkan (mengikuti, mngulangi,
meniru) Memanipulasi
Memperagakan suatu keterampilan seperti yang diajarkan (mengikuti petunjuk, mencoba sendiri, mengutak-atik)
Mengartikulasikan Kemampuan mengkordinasiakn tindakan-tindakan
(melakukan dengan harmonis, meragakan dengan teratur) Menaturalisasikan
Melakukan kegiatan secara alami.
PENGEMBANGAN INSTRUMEN
Pengertian Instrumen: alat yang dipergunakan untuk
mengumpulkan data baik berbentuk tes maupun non tes
Jenis Instrumen Tes
o Tes tertuliso Lisano Perbuatan
Non tes o Wawancara (interview)o Angket (Quisioner)o Observasio Dokumnetasi
Ciri Instrumen yang baik
Valid Mengukur apa yang seharusnya diukur, sahih, tepat Semua Butir Valid
Reliabilitas Konsisten, tetap, ajeg, kepercayaan, keterandalannya Mempunyai tingkat reliabilitas tinggi
Kepraktisan Mudah dan murah dalam pelaksanaan dan
pengadministrasian
Validitas
Sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Ada 2 macam validitas: (1) validitas logical (teoritik)/ face validity
Validitas content (isi) Validitas construct (konstruk, konsep)
(2) validitas empiris (kriteria) Validitas isi (content)
Seberapa jauh suatu tes mengukur tingkat penguasaan terhadap isi atau konten atau materi tertentu yang seharusnya dikuasai sesuai dengan tujuan pengajaran (dalam GBPP)
Tehnik : expert judgement, panel Yang dinilai: isi sesuai dengan kurikulum, bahasa yang baik dan
benar, penulisan instrumen sesuai dengan kaidah
Validitas konstruk (konsep) Mempermasalahkan sejauhmana item-item tes mampu mengukur apa yang benar-
benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan.
Tehnik: expert judgement, panel Yang dinilai: perumusan konstruk(def. konseptual), penentuan dimensi dan indikator,
penjabaran dan penulisan butir item. (blueprint/ kisi-kisi) Validitas empiris
Validitas ditentukan berdasarkan kriteria baik internal maupun eksternal Validitas internal
Menjadi kriteria tes atau instrumen itu sendiri (instrumen sebagai satu kesatuan/ skor total
Mengkorelasikan tiap butir dengan skor total Kriteria”valid” jika r hitung > r tabel pada tingkat kepercayaan tertentu (misal = 0,05) Jika jenis data kontinum/ interval rumus yg digunakan adalah korelasi (r ) person
product moment
Jika data dikotomi (1, 0) maka rumus yg digunakan korelasi biserial
22
2222
yx
xyr
YYXXN
YXXYr
i
i
t
tibis q
p
s
xxr
Validitas Eksternal Yang kriteria adalah diluar tes itu sendiri seperti hasil ukur
instrumen baku (tes intelegensi) Caranya mengkorelasikan skor hasil ukur dengan
hasil ukur skor instrumen baku Kriteria: “valid” jika r hitung > r tabel pada alpha
tertentu Validitas prediktif
Kriteria eksternal yang digunakan adalah ukuran atau penampilan masa yang akan datang ( tes PT dgn IPK)
Validitas konkuren Kriteria eksternal yang digunakan adalah ukuran atau
penampilan saat ini atau bersamaan (tes sumatif dengan tes harian)
Reliabilitas
Sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya
Ada dua macam reliabilitas: konsistensi tanggapan
Tehnik test retest Tehnik splithalf (belah dua) Bentuk ekivalen
Konsistensi gabungan item Data interval: koefisien alpha crobach Data dikotomi: Kuder Richardson (KR-20 dan KR-21) Data Komposit/ Gabungan: reliabilitas hoyt
Pengembangan Instrumen Tes
Pengertian
TesTest is an instrument or systematic prosedure for measuring a sample of behavior
Sebuah alat atau prosedur sistematik bagi pengukuran sebuah sampel perilaku
TestingMerupakan saat pada waktu tes itu dilaksanakan
TesteeResponden yang sedang mengerjakan
TesterOrang diserahi untuk melaksanakan pengambilan tes terhadap resonden
Prosedur Test
Pre test (awal)/ placement kesiapan penempatan Seleksi Pre test
Proces Test / Formatif test (proses) Tes untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan proses
pembelajaran. Hasil tes ini dapat dijadikan masukan untuk memperbaiki strategi mengajar Diagnostic Test Tes digunakan untuk mendiagnosis kesukaran-kesukaran
dalam belajar termasuk kesalahan pemahaman konsep Postest /Sumatif Test (akhir) Tes untuk menentukan keberhasilan belajar atau kompetensi
dasar yang dicapai oleh peserta didik.
Jenis Tes
Lisan (oral test): komunikasi langsung antara tester dan testee
Tulisan (written test): disajikan secara tertulis pd lembar soal dan testee mengerjakan dalam lembar jawaban
Tindakan (performance test): tes dalam bentuk tindakan/ tugas/ praktek /berdasar petunjuk , dan tester mengamati dengan lembar pengamatan
Pemilihan jenis tes tergantung: Aspek tingkah laku Waktu yang tersedia Jumlah peserta tes Kelengkapan pasilitas tersedia
Bentuk Tes
Uraian (Essay Examination) Uraian Bebas (Extended Response) Uraian Terbatas (Restricted Response)
Objektif (objective ) True False Matching Complention Multiple choice Short Answer
Essay Examination
TES URAIAN(Essay Examination)
Pengertian yaitu tes yang berisi pertanyaan yang menuntut
siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri (dengan cara mengekspresikan pikiran)
Kondisi
Tes Uraian/Essai Bila jumlah peserta terbatas Waktu untuk menyiapkan tes terbatas (Untuk
memeriksa banyak) Bila tujuan menuntut mengekspresikan pikiran Ingin memperoleh informasi yang tidak tertulis
secara langsung: Sikap, nilai, dll. Agar peserta memperoleh pengalaman ujian yang
lebih variatif
Penggunaan
Klasifikasi
Klasifikasi Uraian Bebas (Extended Response) uraian tidak dibatasi Contoh :
Coba saudara jelaskan sebab-sebab terjadinya pertumbuhan penduduk yang cepat !
Apa yang saudara ketahui tentang NKKBS ? Mengapa kesehatan berpengaruh terhadap kualitas
hidup manusia ?
Uraian Terbatas (Restricted Response) pertanyaan telah diarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada pembatasan : Ruang lingkup, sudut pandang, atau indikator-indikatornya
Contoh : Coba saudara jelaskan tiga faktor penyebab pertumbuhan
penduduk ! Apa makna NKKBS ditinjau dari aspek jumlah anak dalam suatu
keluarga ! Bagaimana hubungan kesehatan dengan kualitas hidup
manusia dalam hal ekonomi, pendidikan, dan lingkungan ?
Klasifikasi
Sifat
Sifat Mengutamakan pada kekuatan (power tests) dan bukan pada kecepatan (speed tests)
Beri waktu yang cukup Beri kesempatan untuk mengerjakan soal yang
lebih mudah (tidak perlu berurutan) Jangan sampai kerjasama Dalam hal tertentu, boleh open book Ada baiknya dibahas
Menyusun
Menyusun Soal
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan soal yang memadai :
A. Aspek isi yang diukur Tentukan secara jelas abilitasnya :
pemahaman konsep, aplikasi, analisis atau aspek kognitif lainnya.
Pilih materi yang esensial Susun soal dari yang mudah menuju
yang sulit Gunakan bentuk uraian terbatas atau
terstruktur
B. Aspek bahasa Gunakan bahasa yang baik dan benar,
mudah dipahami, tidak mengecoh, tidak berbelit-belit.
C. Aspek teknis penyajian soal
Jangan mengulang pertanyaan untuk materi yang sama
Perhatikan waktu yang tersedia Beri bobot yang berbeda sesuai dengan
tingkat kesulitan soal
D. Segi jawaban Siapkan jawaban atas setiap pertanyaan
yang diajukan Tentukan skor maksimal dan minimal
Pemeriksaan
Pemeriksaan, Skoring, dan
Penilaian
Ada dua cara pemeriksaan jawaban soal uraian :
Diperiksa seorang demi seorang Diperiksa soal demi soal
Skoring
Skoring
Bentuk : skala 1 – 4 atau 1 – 10, atau 1 – 100,
Gunakan sistem bobot, berdasarkan tingkat kesulitan soal, untuk memberi penghargaan kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan sulit.
Contoh
Contoh :Siswa Dandy
Nilai rata-rata sebelum diberi bobot adalah 16/5 = 3,2 Nilai rata-rata setelah diberi bobot adalah 54/16 = 3,3
Nomor Soal
Nilai yang Diperoleh
Bobot Nilai
Total Nilai
12345
23344
23335
499
1220
∑16 ∑54
Menilai
Contoh :Siswa Santi
Nilai rata-rata sebelum diberi bobot adalah 16/5 = 3,2 Nilai rata-rata setelah diberi bobot adalah 48/16 = 3,0
Nomor Soal
Nilai yang Diperoleh
Bobot Nilai
Total Nilai
12345
43342
23335
899
1210
∑16 ∑48
Menilai
Aspek yang dipertimbangkan dalam menilai soal esai
Kebenaran isi sesuai dengan kaidah-kaidah materi yang ditanyakan,
Sistematika atau urutan logis dari kerangka berpikirnya yang dilihat dari penyajian gagasan jawaban,
Bahasa yang digunakan dalam mengekspresikan gagasan.
Contoh
Contoh Jenis Butir Soal Uraian
1. Bersifat ingatan yang terpilihSebutkan tiga cara mencegah erosi di lahan kritis!
2. Bersifat ingatan evaluatifSebutkan nama dua tokoh yang paling besar peranannya dalam pembaharuan Islam di Indonesia dalam abad keduapuluh!
W.S. Monroe & R.E. Carter
Contoh Jenis Butir Soal Uraian
3. Membandingkan dua hal terbatas
Bandingkan taktik dan strategi perjuangan mencapai kemerdekaan antara Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta!
4. Membandingkan dua hal secara umum
Bandingkanlah binatang pemakan tumbuh-tumbuhan dengan binatang buas!
W.S. Monroe & R.E. Carter
lanjutan
5. Mengambil keputusanApakah sebaiknya hukuman mati diterapkan di negara kita! Berikan alasan jawaban anda
6. Menguraikan sebab-akibatApakah sebab tumbuh-tumbuhan yang selalu terlindung dari sinar matahari kelihatan kurus dan kemudian mati?
lanjutan
7. Menjelaskan penggunaan atau pengertian suatu frasa atau penyataan dalam suatu karanganJelaskan arti frasa “makan hati” dalam kalimat berikut ini! Ibu tua itu selalu makan hati melihat kelakuan anaknya.
8. Meringkas suatu karanganUraikanlah secara singkat siklus hujan (tidak lebih dari seratus kata)!
Tugas
Keunggulan
dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi (kompleks)
dapat mengembangkan kemampuan berbahasa dapat melatih kemampuan berpikir teratur atau
penalaran, yakni berpikir logis, analitis dan sistematis
mengembangkan keterampilan memecahkan masalah (problem solving)
mudah membuat soalnya (keuntungan teknis) tidak memberi kesempatan berspekulasi.
Kelemahan Sampel tes sangat terbatas Sifatnya sangat subyektif Kurang reliabel Memerlukan waktu yang cukup Jawaban kadang “ngawur”
Tes Objektif
TES OBYEKTIF
Pengertian Butir soal yang telah mengandung
kemungkinan jawaban yang harus dipilih
Butir soal yang jawabannya hanya dapat dinilai benar atau salah
TIPE TES OBJEKTIF
Benar – Salah (True – False) Menjodohkan (Matching) Pilihan Ganda (Multiple Choice)
Jawaban Singkat (Short Answer) Melengkapi (Completion)
PENGEMBANGAN BUTIR SOAL BENAR-SALAH
Pengertian Bentuk tes yang soal-soalnya berupa
pernyataan yang benar dan salah (substansinya)
Variasi Dengan Koreksi (with correction) Tanpa Pembetulan (without correction)
1. Tuliskan huruf B-S pada awal masing-masing item
B – S Tes obyektif banyak memberi peluang kepada testee untuk berspekulasi
2. Susun pernyataan yang benar dan salah secara acak dan berimbang
3. Hindari pengambilan kalimat langsung dari buku teks
Kaidah Penulisan
lanjutan
4. Hindari pernyataan yang masih dapat diperdebatkan kebenarannya atau kesalahannyaB – S Kekayaan sangat dipengaruhi
oleh pendidikan
5. Hindari pernyataan negatif gandaB – S Padi tidak tumbuh di tempat
yang tidak beriklim panas
4. Hindari pernyataan yang mengandung kata-kata: kadang-kadang, selalu, umumnya, seringkali, tidak ada, tidak pernah, dan sejenisnya.
lanjutan
PENGEMBANGAN BUTIR SOAL MENJODOHKAN
PengertianYaitu butir soal yang ditulis dalam dua kolom. Kolom pertama adalah pokok soal atau stem atau premis, dan kolom kedua adalah kolom jawaban
Prinsip Penulisan Soal
Pernyataan di kolom pertama dan jawaban di kolom kedua masing-masing haruslah homogen.
Pernyataan di kolom kedua harus lebih banyak dari pernyataan kolom pertama
PENGEMBANGAN BUTIR SOAL JAWABAN SINGKAT
PengertianYaitu tipe butir soal yang berbentuk pertanyaan yang dapat dijawab dengan satu kata, satu frasa atau satu formula.
Petunjuk Penulisan Butir Soal
Pergunakan kata-kata yang menuntut jawaban yang singkat dan tertentu.
Jangan menggunakan kalimat yang langsung diambil dari buku atau catatan.
Untuk menanyakan istilah atau definisi sebaiknya digunakan kalimat tanya secara langsung.
Dalam menanyakan perhitungan hendaknya ditetapkan tingkat ketepatan yang dituntut, terutama untuk angka desimal.
Sebaiknya hanya satu jawaban untuk satu pertanyaan.
PENGEMBANGAN BUTIR SOAL MELENGKAPI
PengertianYaitu suatu butir soal yang meminta atau memerintahkan peserta tes untuk melengkapi suatu kalimat dengan suatu frasa, satu angka atau satu formula
Petunjuk Penulisan Butir Soal
Rumuskan butir soal yang mengukur hasil belajar yang penting saja.
Rumuskan butir soal yang mengandung permasalahan yang bersifat spesifik
Rumuskan butir soal yang mengharuskan peserta memberi jawaban yang secara faktual benar.
Gunakan bahasa yang jelas dan tidak ambigius.
Bila yang ditanyakan menyangkut angka atau jumlah dari satuan tertentu, maka sebaiknya nyatakan satuan tersebut dalam soal.
Setiap butir soal sebaiknya berisi satu jawaban yang harus dikerjakan oleh peserta tes.
PENGEMBANGAN BUTIR SOAL PILIHAN GANDA
Pengertian
Suatu tes yang terdiri atas suatu pernyataan (stem) yang belum lengkap. Untuk melengkapinya harus memilih salah satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan (option)
Pilihan ganda terdiri dari bagian pernyataan (stem) dan alternatif jawaban (option)
kunci jawaban dan pengecoh (Distractor)
Prinsip Pokok Penulisan Soal Pilihan
Ganda Saripati permasalahan harus
ditempatkan pada pokok soal (stem) Hindari pengulangan kata-kata yang
sama dalam pilihan
Hindari rumusan kata yang berlebihan Kalau pokok soal merupakan pernyataan
yang belum lengkap, maka kata atau kata-kata yang melengkapi harus diletakkan pada ujung pernyataan, bukan di tenga-tengah apalagi di awal kalimat.
Susunan alternatif dibuat teratur dan sederhana
Semua pilihan jawaban harus homogen dan dimungkinkan sebagai jawaban yang benar
Hindari keadaan dimana jawaban yang benar selalu ditulis lebih panjang dari jawaban yang salah.
Hindari menggunakan pilihan yang berbunyi “semua benar” atau “ semua salah”
Pokok soal sedapat mungkin dalam pernyataan atau pertanyaan positif. Jika terpaksa menggunakan pernyataan negatif maka kata negatif tersebut digarisbawahi atau cetak tebal.
PENGEMBANGAN BUTIR SOAL
MELENGKAPI
PengertianYaitu suatu butir soal yang meminta atau memerintahkan peserta tes untuk melengkapi suatu kalimat dengan suatu frasa, satu angka atau satu formula
Petunjuk Penulisan Butir Soal
Rumuskan butir soal yang mengukur hasil belajar yang penting saja.
Rumuskan butir soal yang mengandung permasalahan yang bersifat spesifik
Petunjuk Penulisan Butir Soal
Rumuskan butir soal yang mengharuskan peserta memberi jawaban yang secara faktual benar.
Gunakan bahasa yang jelas dan tidak ambigius.
Bila yang ditanyakan menyangkut angka atau jumlah dari satuan tertentu, maka sebaiknya nyatakan satuan tersebut dalam soal.
Setiap butir soal sebaiknya berisi satu jawaban yang harus dikerjakan oleh peserta tes.
Petunjuk Penulisan Butir Soal
PENGEMBANGAN BUTIR SOAL
JAWABAN SINGKAT
PengertianYaitu tipe butir soal yang berbentuk pertanyaan yang dapat dijawab dengan satu kata, satu frasa atau satu formula.
Petunjuk Penulisan Butir Soal
Pergunakan kata-kata yang menuntut jawaban yang singkat dan tertentu.
Jangan menggunakan kalimat yang langsung diambil dari buku atau catatan.
Petunjuk Penulisan Butir Soal
Untuk menanyakan istilah atau definisi sebaiknya digunakan kalimat tanya secara langsung.
Sebaiknya hanya satu jawaban untuk satu pertanyaan.
Petunjuk Penulisan Butir Soal
Dalam menanyakan perhitungan hendaknya ditetapkan tingkat ketepatan yang dituntut, terutama untuk angka desimal.
Kelebihan
waktu untuk mengerjakan soal relatif singkat reliabilitas lebih tinggi proses penyekoran sangat mudah proses penilaian dapat dilalukan secara
objektif
Kelemahan
kemungkinan menebak jawaban tidak mengetahui jalan pikiran testi dlam
menjawab persoalan membatasi kreatifitas siswa dalam mnyusun
jawaban sendiri bahan ajar yang diungkap terbatas apda hal-
hal faktual
Pensekoran Jawaban Tes Objektif
Pensekoran jawaban soal test objektif biasanya dilakukan secara dikhotomus, yakni jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0.
Skor akhir sama dengan jumlah jawaban benar. Bila diasumsikan tes objektif ada kesempatan
untuk menebak, maka pensekoran dengan rumus tebakan ( guessing formula).
Rumus tebakan untuk soal B – S
S = (B – G)
Keterangan:S = skor akhirB = jumlah jawaban benarG = jumlah jawaban salah
Apabila yang dikosongkan (tidak diisi) tidak dianggap salah, rumusnya menjadi:
S = D – (TD) – ( 2 x G)
Keterangan:S = skor akhirD = jumlah soal yang dijawabTD= jumlah soal yang tidak dijawabG = jumlah jawaban salah
Rumus Tebakan untuk Pilihan Jamak
Keterangan:S = skor akhirB = jumlah jawaban benarG = jumlah jawaban salahK = jumlah kemungkinan jawabanJika soal yang dibiarkan (tidak diisi) tidak dianggap salah ,maka rumusnya:
Keterangan:S = skor akhirD = jumlah soal yang dijawabTD= jumlah soal yang tidak dijawabB = jumlah jawaban benarG = jumlah jawaban salahK = jumlah kemungkinan jawaban
1
K
GBS
)1(
))((
K
GKTDDS
Rumus Tebakan untuk Menjodohkan
Keterangan:S = skor akhirB = jumlah jawaban benarG = jumlah jawaban salahN = jumlah soal
Jika soal yang dikosongkan tidak dihitung, maka rumusnya:
Keterangan:S = skor akhirD = jumlah soal yang dijawabTD = jumlah soal yang tidak dijawabN = jumlah soal
)1(
))((
N
SNTDDS
1
N
GBS
Ciri- Ciri Tes yang Baik
Valid Ketepatan (mengungkap aspek-aspek hasil belajar secara tepat)
Reliabilitas tinggi Ketetapan, keajegan, atau kemantapan , dapat dipercaya.
Kualitas item Tingkat kesulitan
Memiliki tingkat kesukaran yang seimbang/ proporsional ( sukar 20%, sedang 50%, mudah 30%)
Daya Beda Mampu membedakan peserta tes satu dengan yang lainnya
Efektiftifitas distractor(pengecoh)– pilihan ganda Kepraktisan
Mudah dan murah dalam pelaksanaan dan pengadministrasisan
Analisis Butir
Pengertian Meningkatkan mutu soal yang telah ditulis Tujuannya:
Mengakaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutu sebelum dipergunakan.
Membantu meningkatkan mutu tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak efektif.
Mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam tes atau dalam pembelajaran
Soal yang bermutu adalah soal yang dapat memberikan informasi setepat-tepatnya sesuai dengan tujuan yang ditelah ditetapkan, menentukan mana materi yang belum atau sudah dikuasai.
Manfaat Soal yang telah ditelaah
Menentukan soal-soal yang cacat atau tidak berfungsi penggunaannya
Meningkatkan kualitas soal butir melalui tiga komponen yaitu: tingkat kesukaran, daya beda dan pengecoh soal
Memberikan informasi kepada pemberi tes dan peserta tes
Analisis Butir
Analisis Butir Secara kualitatif Penelaahan butir berdasar kaidah-kaidah
penulisan soalnya
Analisis Butir Secara Kuantitatif Penelaahan butir berdasar data empirik
Analisis Butir Secara Kualitatif Dilaksanakan berdasar kaidah penulisan soalnya ( tes tertulis,
perbuatan dan sikap) Penelaahan dilakukan sebelum digunakan/ diujikan Aspek yang ditelaah adalah:
segi materi, konstruksi, bahasa/budaya, dan kunci jawaban/ pedoman pensekorannya
Bahan yang diperlukan: Kisi-kisi, kurikulum dan buku sumber
Teknik Analisis Secara Kualitatif
Teknik moderator Teknik panel
Teknik Moderator Teknik diskusi Terdapat satu orang wasit/ penengah Setiap butir didiskusikan secara bersama para ahli Setiap penelaah dipersilakan untuk
mengomentari/ memperbaiki berdasar ilmu yang dimilikinya
Setiap komentar/ masukan dicatat oleh notulis
Kelemahannya memerlukan waktu lama
Teknik Panel Penelaahan berdasar kaidah penulisan butir
Materi Konstruksi Bahasa/ budaya Kunci jawaban/ pedoman pensekoran
Para penelaah diberikan: Butir soal yang akan ditelaah Format penelaahan Pedoman penilaian/ penelaahan
Para penelaah bekerja sendiri-sendiri Penelaah dipersilakan memperbaiki langsung dan memberikan
komentarnya
Kriteria Penelaah/ Ahli Menguasai materi Pengembang kurikulum Ahli pengujian/ tes Berlatar psikologi Ahli bahasa Ahli kebijakan Latar pendidikan relevan Komitmen dibidangnya Pengalaman
No Apek yang ditelaahNomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Materi
1. Soal sesuai dengan indikator (menurut tes tertulis untuk bentuk uraian)
2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah sesuai
3. Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevansi, kontinuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi)
4. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat
Contoh: Format Penelaahan Tes Uraian
Mata Pelajaran :……………………………Kelas/semeter :…………………………….Penelaah :…………………………….
Berilah tanda (V) bila sesuai dengan aspek yang ditelaah!
B. Konstruksi
5. Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban uraian
6. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal
7. Ada pedoman penskorannya
8. Tebel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan terbaca
C. Bahasa/Budaya
9. Rumusan kalimat soal komunikatif
10. Butir soal menggunakan bahasa indonesia yang baku
11. Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian
12. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu
13. Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan yang dapat menyinggung perasaan siswa
Komentar: ……………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Format lain terlampir
Analisis Butir Kuantitatif
Penelaahan butir didasarkan data empirik Dilakukan setelah soal diujicobakan
Program Komputer Analisis Butir Klasik
Iteman, Excel Model Respon Butir Soal (Item Response Theory)
Ascal, Rascal, Bigstep, Quest, NCSS, PASS Generability Theory
Facet
Analisis Butir Klasik
Validitas Tingkat Kesukaran Daya Beda Efektifitas Distrator Reliabilitas
Analisis IRT (Item Response Theory)
Satu parameter(model Rasch): Tingkat kesukaran
Dua parameter: Tingkat kesukaran Daya beda
Tiga parameter Tingkat kesukaran Daya beda Menebak (guessing)
Empat parameter Tingkat kesukaran Daya beda Menebak Penyebab lain
Analisis Generalibility Theory (GT) Kita mengharapkan skor yang diamati (observed scores) dapat
menginformasikan secara konsisten nilai yang diharapkan dari hasil-hasil pengukuran pada kondisi yang ekivalen
Skor/hasil pengamatan dengan butir tertentu dari suatu situasi tertentu diharapkan dapat digeneralisasikan pada skor/hasil pengamatan keseluruhan butir yg mungkin dibuat sebagai indikator suatu konsep/konstruk dan seluruh situasi/kondisi.
Jadi, konsep Generalizability mengacu pada sejauh mana hasil pengamatan tertentu itu dapat digeneralisasikan ke keseluruhan pengamatan yang mungkin dilakukan (universe of generalization)
Efek manusia Efek situasi waktu pelaksanaan Efek butir
Uji validitas Ketepatan (mengungkap aspek-aspek hasil
belajar secara tepat) Reliabilitas
Ketetapan, keajegan, atau kemantapan , dapat dipercaya.
Kalibrasi Instrumen Klasik
R product moment Dwi serial
Validitas
Teoritik Empirik
Construct Content Internal Eksternal
r butir predictive
Konruen/ concurent
Kontinum dikotomi
( 1,2,3,…)( 1, 0 )
22ti
tiit
xx
xxr
i
i
t
ti
dwiit q
p
S
xxr
.
Contoh
KR-20
Alpha conbach
Reliabilitas
Konsistensi tanggapan Konsistensi gabungan item
Test re test method
Equivalen
Split half
Skor dikotomi
Skor kontinum
21
1 tkk S
pq
k
kr
2
2
11 t
i
S
S
k
kr
Gabungan
Analisis Hoyt
b
eb
RJK
RJKRJKr
Analisis Hoyt
Contoh
TINGKAT KESUKARAN
proporsi peserta tes yang menjawab benar terhadap butir soal tersebut
Artinya semakin sedikit peserta tes yang menjawab benar suatu butir soal maka dikatakan butir soal tersebut sulit
Indeks: berkisar antara 0,0 sampai dengan 1,0
Contoh
Dihitung dengan rumus
Ket:
P = proporsi menjawab benar atau tingkat
kesukaran
∑x = banyaknya peserta tes yang
menjawab benar
Sm = skor maksimum
N = jumlah peserta tes
NS
XP
m
Tabel Tingkat Kesukaran
Tkt Kesukaran Nilai P
SukarSedangMudah
0,00 – 0,250,26 – 0,750,76 – 1,00
DAYA BEDA
Indeks yang menunjukkan kemampuan butir soal membedakan kelompok peserta tes yang berprestasi tinggi (kelompok atas) dan kelompok yang berprestasi rendah (kelompok bawah)
Contoh
Rumus
Ba – Bb
D = ---------------
0,5T
Keterangan:D = Daya bedaBa = jumlah kelompok atas yang menjawab
benarBb = jumlah kelompok bawah yang menjawab
benarT = jumlah peserta tes (kel. Atas dan bawah)
Contoh
Tabel Daya Beda
Tkt Kesukaran Nilai P
Sangat baikBaik
Cukup direvisiDibuang
0,40 – 10,30 – 0,390,20 – 0,290,00 – 0,19
Efektifitas Distrator
Distraktor / pengecoh adalah pilihan (option) jawaban salah yang ditujukan untuk mengecoh jawaban benar (kunci jawaban) supaya tidak mudah menebak
Efektif jika minimal tiap pilihan jawaban ada yang memilih oleh 5% peserta
Contoh
Konstruksi Tes
1. Penentuan Tujuan dibuat tes2. Analisis kurikulum dan bahan ajar3. Kisi-kisi4. Menentukan Tujuan Pembelajaran5. Pembuatan butir soal6. Analisis Kualitatif: Validitas Content --- expert judgement/
panel: ranah materi, konstruksi/ kaidah, bahasa7. Revisi berdasar expert/ panel8. Uji coba (try out)9. Analisis Kuantitatif /Kalibrasi (validitas, reliabilitas, analisis item
:daya beda, tingkat kesukaran, efektifitas distraktor)10. Sortir11. Reproduksi dan dokumentasi
Penetapan tujuan tes
Untuk apa tes dibuat ( sumatif, diagnostik, seleksi dll. )
Tujuan berpengaruh terhadap konstruksi tes
Analisis Kurikulum dan bahan ajar
Teoritis : kemauan kurikulum, tujuan, materi, aspek
Empiris (pelaksanaan riil ): untuk keperluan pembobotan, tujuannya agar proporsional:
tes objektif : banyak soal karena tiap soal sama bobotnya
test uraian: berpengaruh pada skoring
Indikator/Kompetensi
Jumlah jam pertemuan (dlm kurikulum)
Jumlah halaman dalam buku
bobot
ABCDEF
468626
20 hal30 hal
24201222
(4x4) + 20 =36 -- 36/256 x100% = 14%(4x6) + 30 = 54 -- 54/256x100% = 21%(4x8) + 24 = 56 -- 56/256x100% = 22%(4x6) + 20 = 44 --44/256 x 100% = 17%(4x2) + 12 = 20 -- 20/256 x 100% = 8%(4x6) + 22 = 22 -- 22/256 x 100% = 18%
32 128 256 100%
1 : 4 ( 4 x lipat )
Contoh Analisis Kurikulum
Kisi-kisi Pemetaan tiap butir Kompetensi dan indikator Bobot/ proporsi tiap indikator Aspek ( Kognitif, apektif, psikomotorik) Tingkat kesukaran (sukar, mudah sedang) Nomor butir Bobot butir (uraian) Penentuan jumlah soal
waktu pelaksanaan Bentuk soal
Indikator/Kompete
nsi
Bobot
Jumlah butir
Jumlah soalSK 20% SD 50% MD 30%
C1 C2 C3 C1 C2 C3 C1 C2 C3
ABCDEF
142122178
18
1-1--1
-11-1-
-1-1--
1121-1
121112
1112-1
-111-1
1111-1
1-1-1-
14/100X40=5,6=621/100X40=8,4=822/100X40=8.8=917/100X40=6,8=78/100 X40 =3,2=318/100X40=7,2=7
8 20 12 40
Kisi-Kisi Tes Objektif
Indikator/
Kompetensi
Bobot
Jumlah butir
Jumlah soal
SK 20% SD 50% MD 30%
C1 C2 C3 C1 C2 C3 C1 C2 C3
ABCDEF
142122178
18
------
-1(13)
----
----1(8)
-
1(14)
-----
-1(8)
-1(10)
-1(10)
--1(15)
---
--1(7)
---
---1(8)
--
-----1(8)
14/100X10=1,4=121/100X10=2,1=222/100X10=2,2=217/100X10=1,7=28/100 X10 =0,8=118/100X10=1,8=2
2 5 3 10
Kisi-Kisi Tes Uraian
Menulis tujuan pembelajaran/ indikator
Penulisan TPK ( Tujuan Pembelajaran Khusus) atau indikator sesuai ketentuan pembuatan TPK : Audiensi, Behaviour, Condition dan Degree
Menulis butir soal
Menulis butir soal harus memperhatikan: kesesuain dengan tujuan/ indikator kebenaran isi (conten ) ketepatan konstruksi / kaidah ketertiban bahasa
Analisis Kualitatif (Validasi konten)
Untuk validasi konsep/ isi dilakukan dengan:
penilaian ahli (expert judgement) justifikasi ahli atau
dipanel
Uji coba (try out)
Uji coba diberikan kepada kelompok yang ekivalen dengan kelompok sesungguhnya.
Analisis Kuantitatif /Kalibrasi
Analisis Kuantitatif /Kalibrasi ( analisis hasil uji coba: validitas, reliabilitas, Analisa item: daya beda, tingkat kesukaran, dan
efektifitas distraktor/ pengecoh) )
No. butir
Validitas Daya beda Tingkat kesukaran
Keterangan Reliabilitas
1 Valid Baik sekali Sukar Terpakai r = 0,83tinggi (butir yang terpakai saja)
2 Valid Baik Sedang Terpakai
3 Gugur Sedang Sedang Dibuang
Dst Valid jelek mudah Dibuang
Contoh Penyortiran
Reproduksidan pengadministrasian
Merakit kembali soal-soal setelah disortir yang siap dipakai kepada kelompok yang sesungguhnya.
Menggandakan sesuai kebutuhan Memasukan ke bank soal dengan menyertakan
karakteristik tiap butir Validitas Tingkat kesukaran Daya beda Siapa pembuatnya Telah diujicobakan diamana dan kapan
Tugas
Buat sebuah instrumen tes Bentuk uraian dan objektif (gabungan) Jumlah butir objektif 10 butir Jumlah butir uraian 5 butir Banyak responden 20 orang Hasilnya diskor Buat tabel hasil uji coba
No butir
1 2 3 .. 11 12 … Totalresponden
1 1 1 0 5 2
2 0 1 1 4 2
…
jumlah
Contoh tabel hasil uji coba
Pengembangan Instrumen Non Tes
Non tes adalah seperangkat pertanyan atau pernyataan yang tidak memiliki jawaban benar atau salah (seperti: kuisioer atau inventori)
Interview pengumpulan data dengan cara memberikan pertanyaan secara lisan secara langsung kepada responden dengan dengan menggunakan pedoman wawancara
Kuisioner berisi seperangkat pertanyan atau pernyataan dimana peserta didik diminta untuk merespon atau memberi jawaban, tanggapan, atau pendapat terhadap pertanyaan tersebut atau pernyataan tersebut
Observasi adalah suatu cara pengumpulan data yang pengisiannya berdasarkan atas pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku anak.
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data secara tidak langsung dari sumber datanya dengan cara mengumpulkan dokumen seperti hasil karya, data diri/ inventori, porto folio dll, Contoh Inventori adalah instrumen yang berisi tentang laporan diri, yaitu
keadaan peserta didik, kehadiran peserta didik, kemajuan belajar, perkembangan kompetensi peserta didik, ataupun potensi peserta didik.
Pengertian
Non Test Afektif : Aspek Psikologis Psikomotor : Performace
Pengembangan Instrumen Afektif
Pengertian Prilaku yang dimunculkan seseorang sebagai
pertanda kecenderungannya untuk membuat pilihan atau keputusan untuk bereaksi didalam lingkungan tertentu. Prilaku afektif tidak tampak oleh mata tetapi ditafsirkan berdasar prilaku atau gejala yang ditimbulkannya, seperti sikap, nilai-nilai, interest (minat), motivasi, dsb yang berhubungan dengan atribut-atribut psikologis. Untuk mengukur prilaku afektif digunakan skala sikap.
Prilaku Afektif
Receiving (menerima nilai) Responding (membuat respon terhadap nilai) Valuing (menghargai nilai-nilai yang ada) Organization (mengorganisasikan nilai) Characterization (mengamalkan nilai secara
konsisten (karakterisasi))
Jenis Skala Sikap
1. Summated rating scales atau skala rating (skala Likert)
Menentukan lokasi kedudukan seseorang dalam suatu kontinum sikap terhadap suatu objek sikap, mulai dari yang sangat negatif sampai dengan sangat positif. Untuk skala sikap Likert digunakan skala lima angka. Skala 1 (satu) berarti sangat negatif dan skala 5 (lima) berarti sangat positif untuk pernyataan positif, dan sebaliknya untuk pernyataan negatif.
Skala Likert Pernyataan positif Pernyataan negatif
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Ragu 3 3
Tidak setuju 2 4
Sangat Tidak setuju 1 5
NoPernyataan SS S R TS STS
1 Guru yang baik tidak pernah memukul murid
2 Murid yang dipukul guru di sekolah akan bersikap negatif terhadap sekolah
3 …
Skala Sikap ( Likert)
Equal appearing interval atau skala interval tampak setara ( skala Thurstone)
Skala thurstone adalahh skala yang disusun dengan memilih butir yang berbentuk skala interval. Setiap butir memiliki kunci skor dadn jika diurut, kunci skor menghasilkan nilai yang berjarak sama. Skala thurstone dibuat dalam bentuk sejumlah (80 -100) pernyataan yang rtelevan dengan variabel yang hendak diukur kemudian sejumlah ahli (20 - 200) orang menilai relevansi pernyataan itu dengan konten atau konstruk variabel yang hendak diukur
Skala 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Unfavorable feelings favorable feelings Netral
Nilai 1 menyatakan sangat tidak mendukung (unfavaorable feelings), sedang nilai 11 menyatakan sangat mendukung (favorable feelings)
Langkah –langkah dalam membuat skala Thurstone:
• Buatlah sejumalh pernyataan sikap ( 80-100) untuk dua set.• Berikan kepada judges untuk dinilai. (20 – 200) orang.• Buat distribusi frekuensi, frekuensi proforsi, dan proporsi
kumulatif.• Tentuka nilai-nilai skala /Median (S) dan interquartil range (Q)• Susun pernyataan berdasar nilai S• Dari S yang sama atau hampir sama ambil nilai Q paling rendah.• Pilih 20-22 butir untuk masing-masing skala. Buat dua set untuk menghitung koefisien reliabilitasnya.• Berikan kepada responden, untuk memilih mana butir pernyataan yang cocok dengan sikapnya.• Jumlah nilai S dari jawaban responden, kemudian hitung nilai
rata- ratanya yang merupakan skor responden.
Cummulatif scales atau skala kumulatif (skala Guttman)
Skala guttman adalah sederetan pernyataan tenatng opini terhadap suatu objek sikap secara berurutan. Responden diminta untuk menyatakan pendapatnya tentang pernyataan itu. Bila ia setuju dengan pernyataan pada nomor urut tertentu, maka semua pernyataan dibawahnya dianggap disetujui.
Misal: pengguguran kandungan dapat diterima apapun alasannya. Pengguguran kandungan dapat diterima bila untuk alasan KB. Pengguguran kandungan dapat diterima bila sebagaia akibat
perkosaan. Pengguguran kandungan dapat diterima bila ternya bayi dalam
kandungan mengalami cacat serius. Pengguguran kandungan dapat diterima bila ibu dalam keadaan
bahaya.
Bila responden setuju pernyataan no. 3 berarti keseluruhan pernyataan 4 dan 5 juga dianggap setuju. Dan dianggap tidak setju dengan pernyataan di atasnya yaitu nomor 1 dan 2.
Semantic differential Scales (skala diferensial semantik (Osgood)
Skala diferensial yaitu skala untuk mengukur sikap yang tersusun dalam satu garis kontinum dimana jawaban yang sangat posisitf terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negatif terletak dibagian kiri garis atau sebaliknya.
Contoh: Gaya Kepepimpinan Kepala SekolahDemokrasi 7 6 5 4 3 2 1 OtoriterBertanggungjawab 7 6 5 4 3 2 1 Tdk
bertanggungjawab
Memberi kepercayaan7 6 5 4 3 2 1 MendominasiMenghargai bawahan7 6 5 4 3 2 1 Tdk menghargai
Responden yang memberikan penilaian angka 7, berarti persepsi terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah adalah sangat positif, sedang responden yang memberikan penilaian angka 1 berarti persepsinya terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah adalah sangat negatif.
Proses Pengembangan Instrumen Non tes
1. Pengembangan Konsep/ konstruk
Butir Instrumen
Teori 1 Teori 2 Teori 3 Teori 4 Teori n
Analisis Analisis Analisis Analisis Analisis
Sintesa
( Definisi Konseptual)
Definisi Operasional
Dimensi Dimensi Dimensi
Indikator Indikator Indikator indikator Indikator
2. Membuat kisi-kisi atau blueprint (tabel spesifikasi yang memuat dimensi, indikator, nomor butir dan jumlah butir)
DIMENSI INDIKATOR PERNYATAAN JUMLAH
Positif Negatif + - ∑
INTRINSIK
1. berusaha untuk bersemangat dalam belajar 1,2,3 4,5 1 1
2. menerima pekerjaan dengan tanggungjawab pribadi
2 1 1
3. menyelesaikan tugas dengan baik 3 1 1
4. ulet/pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan
4 1 1
5. optimis 5 1 1
EKSTRINSIK
1. berusaha untuk bersemangat dalam belajar 6 1 1
2. menerima pekerjaan dengan tanggungjawab pribadi
7 1 1
3. menyelesaikan tugas dengan baik 8 1 1
4. ulet/pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan
9 1 1
5. optimis 10 1 1
JUMLAH PERNYATAAN 5 5 10
3. Menetukan Skala Summated rating scales atau skala rating
(skala Likert) Equal appearing interval atau skala interval
tampak setara (skala Thurstone) Cummulatif scales atau skala kumulatif (skala
Guttman) Semantic differential Scales (skala diferensial
sematik (Osgood)
4. Menulis butir pernyataan atau pertanyaan
Kaidah penyusunan butir instrumen skala sikap
pernyataan harus dibuat menarik dan berguna jangan membuat pernyataan yang tidak menyakinkan, sehingga orang menjawab “tidak
tahu”. Pernyataan dibuat berkenaan dengan pendapat atau perasaan, jangan terlalu rasional Hindari pernyataan yang bersifat faktual atau dapat dintepretasikan sebagai fakta Kalimat-kalimat dibuat pendek. Hindari pernyataan yang dapat diinterprtasikan lebih dari satu macam cara. Hindari kalimat-kalimat yang “double negatif”. Hindari kalimat yang double barreled seperti saya suka kimia dan tidak suka fisika. Pernyataan harus dibuat supaya orang berpikir Pernyataan harus singkat, sedapat mungkin tidak lebih dari 20 kata. Hindari kalimat-kalimat yang terlalu langsung. Hindari pernyataan yang mengadung kata-kata: semua, selalu, tidak satupun, tidak
pernah. Pernyataan dalam bentuk kalimat tunggal tidak ganda atau komplek. Hindari pemakaian kata-kata yang mungkin tidak dapat dimengerti oleh responden yang
akan meneriuma instrumen.
5. Analisis Kualitatif ( Validitas Konstruks)
6. Revisi berdasarkan rekomendasi ahli
7. Uji coba
8. Analisis Kuantitatif ( kalibrasi)
9. Sortir
10. Reproduksi dan pengadminsitrsian
Pengembangan Instrumen Psikomotor
Pengertian
Aspek psikomotorik berhubungan dengan kemampuan gerak atau manipulasi yang bukan disebabkan oleh kematangan biologis. Kemampuan gerak atau manipulasi tersebut dikendalikan oleh kematangan psikologis. Jadi kemampuan tersebut adalah kemampuan yang dapat dipelajari
Aspek Kognitif (Harrow)
a. Menirukanb. Memanipulasic. Mengartikulasikand. Menaturalisasikan
Selanjutnya harrow mengidentifikasi domain psikomotorik kedalam enam taksonomi
reflex movement (gerakan reflek, gerak lamiah) basic-fundamental (gerakan dasar) perceftual abilities (kemampuan perseptual) physical abilities (kemampuan pisik skilled movement (gerakan terampil) non-discursive communication (komunikasi non
diskursif)
Jenis Instrumen Psikomotorik
1. Rating Scale Alat pengukuran yang menggunakan suatu
prosedur terstruktur untuk memperoleh informasi tentang sesuatu yang diobservasi. Rating scale berisikan seperangkat pernyataan tenatng karakterisitik atau kualitas dari sesuatu yang diukur.
a. Numerical rating scalePernyataan tentang sutau karakteristik tertentu dari sesuatu yang akan diukur keberadaannya, diikuti oleh angka yang menunjukkan kualitas keberadaannya.
b. Descriptive graphic rating scalePengukuran karakteristik dilakukan dengan memberi tanda tertentu pada suatu kontinum grafis.
c. Ranking methods rating scaleAlat penilai untuk menentukan kedudukan seseorang dalam suatu kelompok.
d. Comparative rating scaleAlat penilaian dengan cara membandingkan hasil pekerjaan seseorang dengan suatu kriteria tertentu yang merupakan keterampilan rata-rata. Mula-mula buatlah kriteria yang merupakan keterampilan rata-rata umurnya. Kemudian bandingkanlah hasil pekerjaan siswa dengan kriteria tersebut. Contoh hasil tulisan siswa dibandingkan dengan tulisan rata-rata umurnya.
e. Paired comparison rating scalePenilain dengan cara membandingkan hasil kerja atau tugas seorang siswa dengan siswa lainnya.
2. Cheklist
Alat pengukuran untuk menyatakan ada tidaknya suatu unsur, komponen, karakteristik, atau kejadian dalam suatu peristiwa, tugas atau satu kesatuan yang kompleks. Dalam cek pengamat hanya menyatakan ada tidaknya suatu hal yang diamati, bukan memberi peringkat atau derajat kualitas hal tersebut.
3. Anecdotal record (catatan Kejadian)
Merupakan catatan seketika yang berisi peristiwa atau kenyataan yang spesifik dan menarik mengenai sesuatu yang diamati atau yang terlihat secara kebetulan.
Ketentuan dalam anecdotal record: Berisi deskripsi faktual tenatng peristiwa yang secara jelas
mencatat apa, kapan, dan dalam kondisi yang bagaimana peristiwa itu terjadi.
Harus bermakna terpisah dari yang lainnya, berkenaan dgn seoarang siswa. deskripsi faktual harus dipisahkan dari interpretasi atau
catatan lainnya.
Nama : Mualimin Kelas : II ATempat : dalam kelas Tanggal: 5/2/2005Pencatat :Umar Bakri waktu : pk..s/d..
Peristiwa:
Interpretasi:
Contoh:
4. Sosiometrik
Penilaian untuk mengukur penerimaan seseorang dalam keompoknya dan kemampuan anak untuk menyesuaikan diri dalam lingkungannya
PENILAIAN DENGAN PORTOFOLIO
Pendahuluan
Diilhami oleh para profesional (fotografer, artis, seniman, dll) yang mengumpulkan karya-karya terbaik/ prestasi terbaik yang ia capai sebagai bukti pencapaian kerja dibidang yang ia tekuni
Pengertian Portofolio
Koleksi atau kumpulan karya yang dikembangkan oleh siswa dan guru. Dalam mengembangkan portofolio siswa dibimbing oleh guru. (Tierney, Carter, Desai)
Fortofolio dalam pembelajaran
kumpulan sampel pekerjaan siswa yang dihasilkan dari kegiatan belajaranya sebagai dokumentasi dari perkembangan belajarnya dari waktu-kewaktu
Portofolio dismpan dalam map/ por/ folder atau kotak khusus atau media lain yang sesuai.
Isi fortofolio harus relevan dengan tujuan pembelajaran.
Penilaian portofolio melibatkan tiga jenis penilaian: Penilaian oleh diri sendiri Penilain oleh guru Penilian kolaboratif
Penilain isi portofolio dilakukan berdasarkan suatu kriteria yang yang ditetapkan
Isi sebuah portofolio
Sebuah folder Karya-karya terpilih Lembaran komentar
Kategori portofolio Show case portofolio
kumpulan pekerjaan terbaik siswa yang dipilih sendiri oleh mereka untuk tujuan eksibisi/ dipertontonkan terhadap guru, teman, orangtua, atau fihak lain.
Collection portofolio atau working folder berisi satuan-satuan pekerjaan siswa berupa rancangan/draf,
pekerjaan yang sedang dikerjakan, maupun produk akhir pekerjaan mereka. Fokus dari portofolio jemis ini adalah proses dan produk dari kegiatan belajar siswa.
Assesment portofolio berisi satuan-satuan pekerjaan siswa yang dikumpulkan untuk
tujuan penilian.
Manfaat portofolio
menghubungkan kegiatan penilaian dengan pembelajaran.
memfasilitasi efektifitas KBM memberikan perspektive multidimensional
tentang perkembangan siswa dari waktu ke waktu.
Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangan diri melalui self dan peer assesment
Perencanaan penggunaan penilaian dengan portofolio
Menetapkan tujuan penilaian (sesuai dengan silabus) Menetapkan bagaimana informasi yang diperoleh dari
penilaian portofolio akan digunakan. Mengelompokkan siswa Memonitor perkembangan siswa Mendiagnosa kekuatan dan kelemahan siswa Memodifikasi materi pelajaran
Mengidentifikasi jenis portofolio yang akan dikembangkan
Show case Collection Assesment
Mencocokan isi portofolio dengan tujuan pembelajaran
Menetapkan jenis kemampuan belajaran siswa yang akan digunakan Rubrik skor Skala nilai Daftar cek Catatan anecdotal Survey Format peer dan self assesment
Menetapkan jadwal penyerahan Bentuk penyampaian hasil
Ringkasan naratif Lembar profil siswa Surat kepada orang tua Konsultasi
Nama: Faisal Kelas: IV a
Bertamasya ke YogyakartaSaya bertamasya ke Yogyakarta, saya berangkat pada
hari sabtu, dan saya berangkat dengan kereta api Cisadane di kelas ekonomi. dstAlasan dimasukan Komentar guru Komperensi
- Merupakan karya terakhir berdasar pengalaman nyata
- Karangan yang membanggakan
Karangan sangat baik. Banyak pengalaman yang kamu alami dan kamu masukan ke dalam karangan
- Belum sepenuhnya memahami kapan harus menggunakan tanda baca.
- Pengembangan kalimat belum beragam
Contoh : Portofolio
Karangan dari faisal
Penggunaan Hasil Penilaian
Kepentingan administratif
Catatan pribadi siswa (tingkah laku, minat, kecakapan dsb)
Data laporan kepada orangtua murid Laporan-laporan periodik tentang kemajuan
sekolah
Kepentingan pengajaran
Menentukan status masing-masing murid dalam berbagai mata pelajaran dan dalam berbagai tujuan kurikulum
Mengidentifikasi murid yang pandai, normal dan lambat belajar. Mengompokan murid-murid di dalam kelas untuk tujuan-tujuan
pengajaran. Membuat analisis diagnostik tentang kesulitan-kusulitan murid
dan menilai pertumbuhannya. Menentukan status individu murid atau kelas pada permulaan
atau akhir tahun ajaran atau kuartal
Kepentingan bimbingan penyuluhanpemberian bimbingan dan pemberian nasihat terhadap murid dalam hal pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.