evaluasi dan penataan trayek angkutan akdp …konteks.id/p/05-048.pdf · evaluasi dan penataan...

8
SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 T-79 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011 EVALUASI DAN PENATAAN TRAYEK ANGKUTAN AKDP PROVINSI DIY Eko Marwanto 1, Risdiyanto 2 1 Alumni Teknik Sipil Universitas Janabadra Yogyakarta 2 Staf Pengajar Teknik Sipil Universitas Janabadra Yogyakarta, Jl. T.R. Mataram 57 Yogyakarta Email : [email protected] ABSTRAK Angkutan Antar Kota Antar Propinsi (AKDP) adalah angkutan dari satu kota ke kota lain yang melalui antar daerah kabupaten / kota dalam satu daerah provinsi dengan menggunakan mobil bus umum yang terikat dalam trayek (Kepmen no. 35 Tahun 2003). Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki empat kabupaten dan satu kota dengan 40 trayek AKDP (SK Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor: 115/KEP/2005). Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan perekonomian di seluruh wilayah Provinsi DIY serta perbaikan dan penambahan infrastruktur jalan yang baru, diperlukan adanya peninjauan ulang serta penataan ulang atas jaringan trayek AKDP di wilayah Provinsi DIY. Dengan demikian studi ini bertujuan untuk menata dan mengatur jaringan trayek angkutan AKDP baru sehingga mampu mengakomodir perkembangan dan kebutuhan wilayah di Provinsi DIY. Metode penelitian dilakukan dengan survei di dalam angkutan AKDP (on bus survey) dan di terminal / tempat henti AKDP yang ada di Provinsi D.I. Yogyakarta. Variabel yang didapat meliputi jalur trayek, kondisi sosial ekonomi responden, asal tujuan pergerakan penumpang, load factor, tarif angkutan, pendapat pengusaha bus dan penumpang terhadap kondisi AKDP saat ini, serta karakteristik lainnya. Data dianalisis, kemudian didiskusikan dengan wakil pengusaha, organda dan pemerintah untuk mendapatkan solusi terbaik guna peningkatan kinerja angkutan AKDP. Dari hasil survei diperoleh bahwa angkutan AKDP di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berada pada kondisi yang memprihatinkan. Dari 40 trayek angkutan AKDP yang semestinya ada, pada tahun 2010 tinggal 17 trayek yang masih beroperasi. Tingginya harga bahan bakar, adanya overlapping rute di beberapa ruas, serta pertumbuhan kepemilikan sepeda motor yang cepat diduga kuat menjadi penyebab matinya beberapa trayek AKDP. Adapun karakteristik penumpang angkutan AKDP sebagian besar berprofesi sebagai pedagang dan pelajar /mahasiswa. Kinerja load factor angkutan AKDP berkisar antara 14 % - 53 % dengan jumlah penumpang naik antara 13 sampai 76 orang per trip. Menurut para penumpang aktif, kinerja angkutan AKDP cukup baik karena murah dan tiadanya pilihan moda lain. Dari analisis didapat sebanyak tiga trayek angkutan AKDP yakni trayek Jogja – Prambanan – Tempel, Jogja – Tempel, serta Jogja – Kenteng (Koperasi Pemuda) perlu penataan ulang trayek dengan memotong ujung rute karena sedikitnya pergerakan penumpang dari dan ke penggal rute ini. Namun demikian, pemotongan rute – dengan surat keputusan baru - belum dapat dilakukan karena sesuai aturan ujung rute harus merupakan terminal serta timbulnya keberatan dari pihak pengusaha angkutan yang memimpikan suatu saat penggal rute tersebut dapat menarik jumlah penumpang yang memadai. Kata kunci : AKDP, kinerja angkutan PENDAHULUAN 1. Angkutan umum sebagai salah satu sarana dalam moda transportasi jalan berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi baik skala nasional, wilayah, maupun lokal. Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan perekonomian di seluruh wilayah Provinsi DIY serta adanya infrastruktur jalan baru, maka penting dilakukan evaluasi serta penataan ulang atas jaringan trayek AKDP di wilayah Provinsi DIY. Dengan latar belakang demikian, studi AKDP ini bertujuan untuk mengetahui kinerja AKDP, persepi penumpang terhadap layanan AKDP serta pengembangan trayek AKDP ke depan. TINJAUAN PUSTAKA 2. Angkutan umum penumpang Warpani (1990) mengemukakan bahwa angkutan umum penumpang adalah angkutan penumpang yang dilakukan dengan sistem sewa atau bayar. Menurut Keputusan Menteri No. 35 Tahun 2003 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Di Jalan Dengan Kendaraan Umum, Angkutan Antar Kota Antar Propinsi (AKDP) adalah angkutan dari satu kota ke kota lain yang melalui antar daerah kabupaten / kota dalam satu daerah provinsi dengan menggunakan mobil bus umum yang terikat dalam trayek.

Upload: ngodan

Post on 03-Mar-2019

261 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI DAN PENATAAN TRAYEK ANGKUTAN AKDP …konteks.id/p/05-048.pdf · EVALUASI DAN PENATAAN TRAYEK ANGKUTAN AKDP PROVINSI DIY Eko Marwanto 1, Risdiyanto 2 ... Angkutan Antar Kota

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 T-79 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

EVALUASI DAN PENATAAN TRAYEK ANGKUTAN AKDP PROVINSI DIY

Eko Marwanto 1, Risdiyanto 2

1 Alumni Teknik Sipil Universitas Janabadra Yogyakarta

2 Staf Pengajar Teknik Sipil Universitas Janabadra Yogyakarta, Jl. T.R. Mataram 57 Yogyakarta Email : [email protected]

ABSTRAK Angkutan Antar Kota Antar Propinsi (AKDP) adalah angkutan dari satu kota ke kota lain yang melalui antar daerah kabupaten / kota dalam satu daerah provinsi dengan menggunakan mobil bus umum yang terikat dalam trayek (Kepmen no. 35 Tahun 2003). Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki empat kabupaten dan satu kota dengan 40 trayek AKDP (SK Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor: 115/KEP/2005). Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan perekonomian di seluruh wilayah Provinsi DIY serta perbaikan dan penambahan infrastruktur jalan yang baru, diperlukan adanya peninjauan ulang serta penataan ulang atas jaringan trayek AKDP di wilayah Provinsi DIY. Dengan demikian studi ini bertujuan untuk menata dan mengatur jaringan trayek angkutan AKDP baru sehingga mampu mengakomodir perkembangan dan kebutuhan wilayah di Provinsi DIY. Metode penelitian dilakukan dengan survei di dalam angkutan AKDP (on bus survey) dan di terminal / tempat henti AKDP yang ada di Provinsi D.I. Yogyakarta. Variabel yang didapat meliputi jalur trayek, kondisi sosial ekonomi responden, asal tujuan pergerakan penumpang, load factor, tarif angkutan, pendapat pengusaha bus dan penumpang terhadap kondisi AKDP saat ini, serta karakteristik lainnya. Data dianalisis, kemudian didiskusikan dengan wakil pengusaha, organda dan pemerintah untuk mendapatkan solusi terbaik guna peningkatan kinerja angkutan AKDP. Dari hasil survei diperoleh bahwa angkutan AKDP di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berada pada kondisi yang memprihatinkan. Dari 40 trayek angkutan AKDP yang semestinya ada, pada tahun 2010 tinggal 17 trayek yang masih beroperasi. Tingginya harga bahan bakar, adanya overlapping rute di beberapa ruas, serta pertumbuhan kepemilikan sepeda motor yang cepat diduga kuat menjadi penyebab matinya beberapa trayek AKDP. Adapun karakteristik penumpang angkutan AKDP sebagian besar berprofesi sebagai pedagang dan pelajar /mahasiswa. Kinerja load factor angkutan AKDP berkisar antara 14 % - 53 % dengan jumlah penumpang naik antara 13 sampai 76 orang per trip. Menurut para penumpang aktif, kinerja angkutan AKDP cukup baik karena murah dan tiadanya pilihan moda lain. Dari analisis didapat sebanyak tiga trayek angkutan AKDP yakni trayek Jogja – Prambanan – Tempel, Jogja – Tempel, serta Jogja – Kenteng (Koperasi Pemuda) perlu penataan ulang trayek dengan memotong ujung rute karena sedikitnya pergerakan penumpang dari dan ke penggal rute ini. Namun demikian, pemotongan rute – dengan surat keputusan baru - belum dapat dilakukan karena sesuai aturan ujung rute harus merupakan terminal serta timbulnya keberatan dari pihak pengusaha angkutan yang memimpikan suatu saat penggal rute tersebut dapat menarik jumlah penumpang yang memadai.

Kata kunci : AKDP, kinerja angkutan

PENDAHULUAN 1.Angkutan umum sebagai salah satu sarana dalam moda transportasi jalan berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi baik skala nasional, wilayah, maupun lokal. Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan perekonomian di seluruh wilayah Provinsi DIY serta adanya infrastruktur jalan baru, maka penting dilakukan evaluasi serta penataan ulang atas jaringan trayek AKDP di wilayah Provinsi DIY. Dengan latar belakang demikian, studi AKDP ini bertujuan untuk mengetahui kinerja AKDP, persepi penumpang terhadap layanan AKDP serta pengembangan trayek AKDP ke depan.

TINJAUAN PUSTAKA 2.

Angkutan umum penumpang Warpani (1990) mengemukakan bahwa angkutan umum penumpang adalah angkutan penumpang yang dilakukan dengan sistem sewa atau bayar. Menurut Keputusan Menteri No. 35 Tahun 2003 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Di Jalan Dengan Kendaraan Umum, Angkutan Antar Kota Antar Propinsi (AKDP) adalah angkutan dari satu kota ke kota lain yang melalui antar daerah kabupaten / kota dalam satu daerah provinsi dengan menggunakan mobil bus umum yang terikat dalam trayek.

Page 2: EVALUASI DAN PENATAAN TRAYEK ANGKUTAN AKDP …konteks.id/p/05-048.pdf · EVALUASI DAN PENATAAN TRAYEK ANGKUTAN AKDP PROVINSI DIY Eko Marwanto 1, Risdiyanto 2 ... Angkutan Antar Kota

Transport

T-80 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

Karakteristik pelayanan Menurut NCHRP (1980), kinerja angkutan umum meliputi daerah pelayanan & jangkauan rute, struktur rute & spacing, route directness & simplicity, panjang rute, duplikasi rute, headway & frekuensi, loading standard, serta kecepatan.

Kinerja rute Jika suatu rute baru ingin direncanakan ataupun rute lama ingin diperbaharui, maka perlu dilibatkan kepentingan pihak pengguna jasa (masyarakat atau penumpang) dan kepentingan pengelola/pengusaha. Ditinjau dari kepentingan penumpang, maka suatu rute hendaknya adalah sedemikian sehingga penumpang dapat dengan mudah, nyaman dan cepat dalam memenuhi kebutuhan mobilitasnya. Sedangkan ditinjau dari kepentingan pengelola/pengusaha, suatu rute yang baik adalah rute yang akan memperbesar tingkat pendapatan dan memperkecil biaya operasinya. Untuk memenuhi dua kepentingan yang saling berbeda di atas, maka diperlukan adanya kompromi. (LPPM ITB, 1997).

METODOLOGI 3.Pelaksanaan studi dilakukan dengan alur sebagai berikut

Gambar 1. Metode Penelitian

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.

Data utama hasil survei Berikut ini adalah perbandingan trayek menurut Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor: 115/KEP/2005 Tanggal 18 Oktober 2005 dengan Trayek Eksisting:

Tabel 1. Perbandingan Trayek SK Gubernur dengan Trayek Eksisting

SK Gubernur DIY Hasil Survei Eksisting

No. Kode Trayek Rute yang dilalui Rute yang dilalui Ket.

1. 51 JOGJA – WONOSARI Rute: Term. Giwangan – Piyungan – Patuk – Sambipitu – Gading – Term. Wonosari

JOGJA – WONOSARI Rute: Term. Giwangan – Piyungan – Patuk – Sambipitu – Gading – Term. Wonosari

Tetap

2 52 JOGJA – IMOGIRI – PANGGANG 3 Trayek

Mulai

Survei Pendahuluan

Survei Primer

Survei persepsi penumpang & operator

Survei asal tujuan pergerakan penumpang

Survei kinerja angkutan AKDP

Analisis

Survei Sekunder

Data Lengkap

?

Ya

Tidak

Kesimpulan dan Saran Selesai

Page 3: EVALUASI DAN PENATAAN TRAYEK ANGKUTAN AKDP …konteks.id/p/05-048.pdf · EVALUASI DAN PENATAAN TRAYEK ANGKUTAN AKDP PROVINSI DIY Eko Marwanto 1, Risdiyanto 2 ... Angkutan Antar Kota

Transport

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 T-81 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

Rute: Term. Giwangan – Karangkajen – Jl. Imogiri Barat – Ngoto – Jetis – Imogiri – Siluk – Nawungan – Bibal – Term. Panggang.

JOGJA – IMOGIRI – PANGGANG Term. Giwangan - Jl. Pramuka - Jl. Sisingamangaraja - Jl. Imogiri Barat – Jl. Imogiri Timur – Imogiri – Siluk – Panggang

dijadikan satu

3. 52.A

JOGJA – PARIS – PANGGANG Rute: Term. Giwangan- Karangkajen – RR. Selatan – Jl. Imogiri Timur – Wonokromo – Imogiri – Siluk – Term. Parangtritis – Girijati – Term. Panggang

4. 61 JOGJA – IMOGIRI Term. Giwangan – Karangkajen – RR. Selatan – Jl. Imogiri Timur – Wonokromo – Term. Imogiri

5. 62 JOGJA – PARANGTRITIS Term. Giwangan – RR Selatan – Karangkajen – Jokteng Wetan – Sewon – Bakulan – Patalan – Kretek – Term. Paris

JOGJA – PARANGTRITIS Term. Giwangan – Jl. Imogiri Barat – Jokteng Wetan – Jl. Parangtritis – Term. Parangtritis

Tetap

6. 62.A JOGJA – IMOGIRI – PARIS Term. Giwangan – Kr. Kajen – Jl. Imogiri Barat – Jetis – Imogiri – Siluk – Term. Paris

JOGJA – IMOGIRI – PARIS – TOYAN Term. Giwangan – Wonokromo – Imogiri – Siluk – Paris - Toyan

Berubah

7. 63 JOGJA – BANTUL – SAMAS Term. Giwangan – RR Selatan – Jokteng Wetan/Kulon – Dongkelan – Bantul – Term. Palbapang – Celep – Samas

JOGJA – BANTUL – SAMAS Term. Giwangan – Jokteng Kulon – Jl. Bantul – Term. Palbapang – Sorobayan – Samas

Tetap

8. 64.A

JOGJA – BANTUL – PANDANSIMO Term. Giwangan – RR Selatan – Jokteng Wetan/Kulon – Dongkelan – Bantul – Term. Palbapang – Srandakan – Pandansimo

JOGJA – SRANDAKAN Term. Giwangan – RR. Selatan – Jokteng Wetan/Kulon – Dongkelan – Bantul – Palbapang - Srandakan

2 trayek dijadikan

satu

9. 64.B JOGJA – BANTUL – SOROBAYAN Term. Giwangan – RR Selatan – Jokteng Wetan/Kulon – Dongkelan – Bantul – Term. Palbapang – Srandakan – Sorobayan

10. 71

JOGJA – WATES Term. Giwangan – RR – Dongkelan – Wirobrajan – Gamping – Sedayu – Sentolo – Term. Wates

JOGJA – WATES Term. Giwangan – Dongkelan – Wirobrajan – Gamping – Sedayu – Term. Wates

3 trayek dijadikan

satu

11. 71.A JOGJA – WATES – KUTOGIRI Term. Giwangan – RR – Dongkelan – Wirobrajan – Gamping – Sedayu – Sentolo – Wates – Clereng – Kutogiri

12 71.B JOGJA – WATES – KALIBIRU Term. Giwangan – RR – Dongkelan – Wirobrajan – Gamping – Sedayu – Sentolo – Wates – Clereng – Kalibiru

13 72

JOGJA – SRANDAKAN – WATES Term. Giwangan – RR Selatan – Jokteng Wetan/Kulon – Dongkelan – Bantul – Pandak – Srandakan – Brosot – Term. Wates

JOGJA – SRANDAKAN – BROSOT – WATES Term. Giwangan – RR Selatan - Karangkajen – Sewon – Banyuroto – Palbapang – Pandak – Srandakan – Brosot – Galur – Lendah – Panjatan – Bendungan – Gadingan – Term. Wates

3 trayek dijadikan

satu

14 72.A JOGJA – SRANDAKAN – WATES Term. Giwangan – Karangkajen – Jl. Imogir Barat – Jetis – Term. Palbapang – Srandakan – Brosot – Term. Wates

15 72.B

JOGJA – SRANDAKAN – WATES Term. Giwangan – Karangkajen – RR Selatan – Jl. Imogiri Timur – Wonokromo – Karang Semut – Barongan – Bakulan – Term. Palbapang – Srandakan – Brosot – Panjatan – Bendungan – Glagah – Toyan – Term. Wates

16 73.A JOGJA – SENTOLO – BROSOT Term. Giwangan – Gamping – Sedayu – Sentolo – Brosot – Nyonyol

Mati

17 73.B JOGJA – BANTUL – BROSOT Term. Giwangan – RR – Dongkelan – Wirobrajan – Gamping – Sedayu – Sentolo – Wates – Toyan – Glagah – Congot

Mati

18 74.A JOGJA – WATES – CONGOT Term. Giwangan – RR – Dongkelan – Wirobrajan – Gamping – Sedayu – Sentolo –Wates – Toyan – Glagah – Congot

Mati

19 74.B

JOGJA – WATES – CONGOT Term. Giwangan – RR – Dongkela – Wirobrajan – Gamping – Sedayu – Sentolo – Pengasih – Term. Wates – Siluwok – Glagah – Congot

Mati

20 75

JOGJA – WATES – KOKAP Term. Giwangan – RR – Dongkelan – Wirobrajan – Gamping – Sedayu – Sentolo – Term. Wates – Toyan – Demen – Kokap

JOGJA – WATES – KOKAP Term. Giwangan – Dongkelan – Wirobrajan – Gamping – Sedayu – Jl. Wates – Term. Kenteng – Pripih – Sangon

Berubah

21 75.A

JOGJA – WATES – SANGON Term. Giwangan – RR – Dongkelan – Wirobrajan – Gamping – Sedayu – Sentolo – Term. Wates – Toyan – Demen – Pripih – Sangon

JOGJA – WATES – KOKAP Term. Giwangan – Dongkelan – Wirobrajan – Gamping – Sedayu – Jl. Wates – Term. Kenteng – Pripih – Sangon

Tetap

22 75.B

JOGJA – WATES – TANGKISAN Term. Giwangan – RR – Dongkelan – Wirobrajan – Gamping – Sedatyu – Sentolo – Term. Wates – Toyan – Demen – Pripih – Tangkisan

Mati

23 76

JOGJA – GODEAN – GIRIMULYO Term. Giwangan – Wirobrajan – Pingit – Godean – Ngapak – Term. Kenteng/Nanggulan – Pendoworejo/Girimulyo

JOGJA – GODEAN – KENTENG Term. Giwangan – Janti – Jl. Laksda Adisucipto – RR Utara – Term. Concat – Gejayan – Colombo – UGM – Jetis – Pingit – Jl. Godean – Godean – Kenteng

5 trayek dijadikan

satu

24 76.A JOGJA – GODEAN – GIRIMULYO Term. Giwangan – Wirobrajan – Pingit – Godean – Ngapak – Term. Kenteng/Nanggulan – Keji – Pendoworejo/Girimulyo

25 76.B

JOGJA – UGM – GODEAN – GIRIMULYO Term. Giwangan – Janti – Term. Concat – Gejayan – Bunderan UGM – Jetis – Pingit – Godean – Ngapak – Term. Kenteng/Nanggulan – Girimulyo

Page 4: EVALUASI DAN PENATAAN TRAYEK ANGKUTAN AKDP …konteks.id/p/05-048.pdf · EVALUASI DAN PENATAAN TRAYEK ANGKUTAN AKDP PROVINSI DIY Eko Marwanto 1, Risdiyanto 2 ... Angkutan Antar Kota

Transport

T-82 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

26 77 JOGJA – GODEAN – DEKSO Term. Giwangan – Wirobrajan – Pingit – Godean – Ngapak – Nanggulan – Dekso – Boro

27 77.B

JOGJA – GODEAN- DEKSO Term. Giwangan- Janti – Term. Concat – Gejayan – Bunderan UGM – Jetis – Pingit – Godean – Ngapak – Term. Kenteng/Nanggulan – Dekso – Boro

28 78 JOGJA – SENTOLO – SAMIGALUH Term. Giwangan – RR – Dongkelan – Wirobrajan – Gamping – Sedayu – Sentolo – Term. Kenteng/Nanggulan – Samigaluh

Mati

29 78.A JOGJA – SENTOLO – SAMIGALUH Term. Giwangan – RR – Diongkelan – Wirobrajan – Gamping – Sedayu – Sentolo – Nanggulan – Dekso – Plono/Samigaluh

Mati

30 79.A JOGJA _ SENTOLO – KALIBAWANG Term. Giwangan – Wirobrajan – Pingit – Godean – Ngapak – Nanggulan – Dekso – Klangon/Kalibawang

Mati

31 79.B JOGJA _ SENTOLO – KALIBAWANG Term. Giwangan – Wirobrajan – Gamping – Sedayu – Sentolo – Nanggulan – Dekso – Kalibawang

Mati

32 81 JOGJA – JOMBOR – TEMPEL Term. Giwangan – Wirobrajan – Pingit – Term. Jombor – Sleman – Term. Tempel

JOGJA – JOMBOR – TEMPEL Term. Giwangan – Wirobrajan – Pingit – Term. Jombor – Sleman – Term. Tempel

Tetap

33 82 JOGJA – KALIURANG Term. Giwangan – RR Selatan – Janti – RR Utara – Kentungan – Gentan – Besi – Pakem – Pantiasih – Term. Kaliurang

JOGJA – KALIURANG Term. Concat – Gejayan – Jl. Terban – Jl. Kaliurang – Term. Kaliurang

2 trayek dijadikan

satu

34 82.A KALIURANG – UGM – CONDONGCATUR Term. Kaliurang – Pantiasih – Pakem – Kentungan – Kampus UGM – Gejayan – Term. Concat

35 83

JOMBOR – UGM – CONCAT – JOGJA Term. Giwangan – Janti – Maguwoharjo – Term. Concat – Colombo – Bunderan UGM – Jetis – Monjali – RR Utara – Term. Jombor

JOMBOR – UGM – CONCAT – JOGJA Term. Giwangan – Janti – Maguwoharjo – Term. Concat – Colombo – Bunderan UGM – Jetis – Monjali – RR Utara – Term. Jombor

Tetap

36 84

JOMBOR – UGM – PRAMBANAN Term. Jombor – RR Utara – Concat – Kampus UGM – Demangan – Janti – Maguwoharjo – Term. Prambanan – Maguwoharjo – Janti – Demangan – Kampus UGM – Mirota Kampus – Jetis – Kentungan – RR Utara – Term. Jombor

JOGJA – PRAMBANAN Term. Jombor - Term. Concat – Colombo – Gejayan – Laksda Adisucipto – Term. Prambanan

Berubah

37 91.A

LINGKAR 1 – JOGJA – GAMPING – TEMPEL – PRAMBANAN – JOGJA Term. Giwangan – Gamping – Sidoarum – Cebongan – Madari – Term. Tempel – Turi – Pakem – Cangkrinagn – Ngangkruk – Term., Prambanan – Piyungan – RR Timur – Term. Giwangan

JOGJA – PRAMBANAN – TEMPEL Term. Giwangan – RR. Timur – Piyungan – Prambanan – Kalasan – Cangkringan – Pakem – Turi – Tempel PP.

4 trayek dijadikan

satu

38 91.B

LINGKAR 1 – JOGJA – PRAMBANAN – TEMPEL – GAMPING – JOGJA Term. Giwangan – RR Timur – Piyungan – Term. Prambanan – Ngangkruk – Cankringan – Pakem – Turi – Term. Tempel – Medari – Cebongan – Sidoarum – Gamping – Term. Giwangan

39 92.A

LINGKAR 2 – JOGJA – GODEAN – TEMPEL – JANTI – JOGJA Term. Giwangan – Gamping – Pedes – Godean – Seyegan – Gendol – Term. Tempel - Turi – Pakem – Ngemplak – Setan – Janti – Term. Giwangan

40 92.B

LINGKAR 2 – JOGJA – JANTI – TEMPEL – GODEAN – JOGJA Term. Giwangan – Janti – Setan – Ngemplak – Pakem – Turi –Tempel – Gendol – Seyegan – Godean – Pedes – Gamping – Term. Giwangan

41 JOGJA – DLINGO

Term. Giwangan – RR. Selatan – Piyungan – Patuk – Dlingo

Baru

Dari tabel di atas tampak bahwa dari 40 trayek berdasarkan SK Gubernur DIY, saat ini tinggal 17 trayek yang beroperasi. Intisari permasalahan angkutan AKDP di semua wilayah Provinsi DIY adalah turunnya jumlah penumpang sehingga berakibat rendahnya pendapatan operator yang pada akhirnya beberapa rute / trayek mati.

Dilihat dari para pengguna angkutan, sebagian besar penumpang berprofesi sebagai pedagang atau pelajar / mahasiswa. Dari wawancara asal tujuan diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar trayek telah mampu mengakomodir pergerakan asal tujuan penumpang aktif.

Pembahasan Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dari 40 trayek angkutan AKDP yang ada di dalam SK Gubernur sekarang hanya ada sekitar 17 trayek yang beroperasi. Bila digambarkan dalam peta, 40 trayek menurut SK Gubernur DIY dan kondisi 17 trayek eksisting terlihat pada gambar berikut

Page 5: EVALUASI DAN PENATAAN TRAYEK ANGKUTAN AKDP …konteks.id/p/05-048.pdf · EVALUASI DAN PENATAAN TRAYEK ANGKUTAN AKDP PROVINSI DIY Eko Marwanto 1, Risdiyanto 2 ... Angkutan Antar Kota

Transport

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 T-83 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

Gambar 2. Trayek AKDP Menurut SK Gubernur DIY

Gambar 2. Trayek AKDP Kondisi Eksisting

Turunnya jumlah penumpang sehingga beberapa trayek mati, diduga disebabkan oleh tingginya harga bahan bakar, terlalu banyaknya trayek AKDP yang hanya berbeda pada ujung trayek (overlapping route) sebagaimana terjadi pada jalur Yogya - Wates, serta tingginya laju kenaikan kepemilikan sepeda motor. Jika masyarakat telah memiliki dana yang cukup, maka masyarakat cenderung untuk membeli sepeda motor dan mulai meninggalkan angkutan umum. Kemudahan membeli sepeda motor diakibatkan oleh peningkatan ekonomi masyarakat serta kemudahan kredit sepeda motor.

Page 6: EVALUASI DAN PENATAAN TRAYEK ANGKUTAN AKDP …konteks.id/p/05-048.pdf · EVALUASI DAN PENATAAN TRAYEK ANGKUTAN AKDP PROVINSI DIY Eko Marwanto 1, Risdiyanto 2 ... Angkutan Antar Kota

Transport

T-84 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

Pengembangan Trayek AKDP Hasil survei menunjukkan bahwa jumlah pergerakan orang / penumpang angkutan AKDP yang cukup besar adalah pergerakan menuju Piyungan, Godean, Bantul, Depok, dan Pakem. Sementara bangkitan yang cukup besar adalah pergerakan dari Piyungan, Jetis, Mantrijeron, Wirobrajan, Godean,Imogiri, Umbulharjo, Jetis, Bantul, dan Sewon.

Sementara itu jika ditinjau dari pola jaringan rute akan tampak bahwa trayek-trayek yang telah ada cukup baik walaupun ada diantaranya yang buruk seperti pada trayek Jogja – Prambanan – Tempel, trayek ini terlalu memutar sehingga bisa disebut juga rute pedesaan karena penumpang yang bergerak dari dan menuju ke kota sangat sedikit.

Dari hasil wawancara didapat bahwa jenis, jumlah, dan kondisi armada yang beroperasi dirasa masih mencukupi meskipun dari sisi usia telah berumur. Adapun kondisi armada yang ada sudah tidak bagus lagi, karena para penumpang menyatakan bahwa pelayanan angkutan (termasuk di dalamnya armada) kondisi eksisting dirasa kurang baik dan tidak layak jalan. Dalam kuesioner juga banyak tertulis bahwa para penumpang memilih menggunakan angkutan AKDP karena tidak ada pilihan moda lain, cepat, serta ongkos AKDP yang murah, yang berarti bahwa dengan biaya tertentu, para penumpang merasa bahwa angkutan AKDP cukup bermanfaat meskipun jika dilihat dari kondisi ideal tidak demikian. Secara lebih lengkap, kinerja AKDP tampak dalam tabel berikut

Tabel 2. Kinerja AKDP

No. Trayek Prosentase rute perkotaan (thd panjang total)

Jumlah penumpang dari & ke perkotaan

Jumlah penumpang maksimum

per rit

LF (%) Jumlah armada

Pendapatan bersih sopir

Layanan rute menurut

penumpang *

1 Yogya - Dlingo - - 20 38 14 10 - 15 ribu tidak baik

2 Yogya - Kenteng (via concat) 20 banyak 76 46 3 30 - 40 ribu cukup baik

3 Yogya - Kenteng 25 banyak 53 55 9 25 ribu baik

4

Yogya - Prambanan - Tempel

95 % rute 'pedesaan' sedikit 37 42 8

15 - 20 ribu Baik (76,31%)

5 Yogya - Parangtritis 7 banyak 48 46 33 15 - 20 ribu cukup baik

6 Yogya - Tempel 50 banyak 33 42 8 15 - 20 ribu cukup baik

7 Yogya - Imogiri - Panggang 8 sedikit 33 23 16 18 ribu cukup baik

8 Yogya - Imogiri - Srenggo - sedikit 23 31 17 20 ribu baik

9 Yogya - Samas 10 sedang 52 38 7 50 ribu baik

10 Yogya - Imogiri - Petolan - sedang 35 43 8 40 - 50 ribu baik

11 Yogya (Concat) – Kaliurang 98 banyak 17 25 19 25 ribu kurang baik

12 Yogya - Wates 10 banyak 39 35 23 + 45 25 ribu baik

13 Yogya (Jombor) - Prambanan 35 sedang 8 15 42 20 - 40 ribu cukup baik

14 Yogya - Wonosari - - 23 22 30 50 ribu baik

15 Yogya - Brosot - Wates - sedang 52 46 12 30 - 50 ribu kurang baik

16 Yogya - Srandakan 7 banyak 52 38 8 18 ribu Baik (60%)

17 Yogya (Jombor) – Giwangan 10 sedang 30 36 n.a. 20 ribu baik

Catatan * :

Pelayanan rute dikatakan : Baik : dari wawancara, tidak ada satupun penumpang yang mengatakan kurang baik atau sangat kurang baik Cukup baik : dari wawancara, sebanyak < 10 % penumpang mengatakan kurang baik dan sangat kurang baik Kurang baik : dari wawancara, sebanyak < 20 % penumpang mengatakan kurang baik dan sangat kurang baik Tidak baik : dari wawancara, sebanyak > 20 % penumpang mengatakan kurang baik dan sangat kurang baik

Dari tabel di atas, tiga trayek yang disarankan untuk diperbaiki adalah trayek Yogya – Prambanan – Tempel, trayek Yogya – Tempel, dan trayek Yogya – Kenteng (6b). Trayek Yogya – Prambanan diperbaiki dengan memotong ujung rute menjadi di Piyungan, trayek Yogya – Tempel diperbaiki dengan memotong ujung rute di Pojok Beteng Kulon, dan trayek Yogya – Kenteng (6B) diperbaiki dengan penjadwalan dan konektivitas dengan angkutan perkotaan. Namun demikian, menurut aturan, ujung rute / trayek harus merupakan terminal dan bukan hanya sekedar tempat hentian memutar, sehingga secara legal, pemotongan rute juga masih sulit dilakukan. Selain itu,

Page 7: EVALUASI DAN PENATAAN TRAYEK ANGKUTAN AKDP …konteks.id/p/05-048.pdf · EVALUASI DAN PENATAAN TRAYEK ANGKUTAN AKDP PROVINSI DIY Eko Marwanto 1, Risdiyanto 2 ... Angkutan Antar Kota

Transport

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 T-85 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

pemotongan ujung rute ternyata tidak diminati oleh pihak pengusaha angkutan karena para pengusaha – termasuk sopir dan kondektor – masih berharap jika suatu saat ujung rute yang sepi itu kembali ramai sehingga pengusaha tidak perlu mengurus ijin trayek lagi.

KESIMPULAN DAN SARAN 5.

Kesimpulan Dari pembahasan yang ada di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

a. Dari 40 trayek angkutan AKDP sesuai dengan SK Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor: 115/KEP/2005 Tanggal 18 Oktober 2005 saat ini hanya tinggal 17 trayek angkutan AKDP yang beroperasi. Dengan melihat fenomena ini, berarti telah terjadi penurunan jumlah penumpang angkutan AKDP yang cukup signifikan

b. Karakteristik penumpang angkutan AKDP di Provinsi DIY sebagian besar didominasi oleh para pedagang dan pelajar/mahasiswa

c. Pergerakan asal tujuan penumpang di tiap lokasi studi sebagian besar mampu diakomodir oleh angkutan AKDP d. Kinerja umum angkutan AKDP di semua wilayah memiliki Load Factor berkisar antara 14 % - 53 % dengan

jumlah penumpang naik berkisar antara 13 sampai 76 orang per putaran. e. Menurut para penumpang aktif, kinerja angkutan AKDP cukup baik karena biaya murah dan tidak adanya

pilihan lain

Saran Dari kesimpulan di atas, disarankan beberapa langkah berikut dilakukan :

a. Melanjutkan trayek AKDP yang telah ada yang meliputi trayek berikut : Trayek Jogja – Dlingo, Trayek Jogja – Imogiri – Petoyan, Trayek Jogja – Samas, Trayek Jogja – Imogiri – Srenggo, Trayek Jogja – Panggang, Trayek Jogja – Tempel, Trayek Jogja – Prambanan, Trayek Jogja – Kenteng (6B), Trayek Jogja – Kenteng (Prayogo), Trayek Jogja – Kaliurang, Trayek Jogja – Wates, Trayek Jogja – Brosot – Wates, Trayek Jogja – Srandakan, Trayek Jogja - Wonosari, Trayek Jogja – Prambanan – Tempel, Trayek jogja – Parangtritis.

b. Angkutan AKDP trayek Jogja – Prambanan – Tempel dan Jogja – Jombor perlu penataan ulang trayek. Trayek Jogja – Prambanan – Tempel rutenya terlalu memutar dan panjang, penumpangnya pun paling banyak berada di luar jalur trayek tersebut. Pergerakan trayek Jogja – Tempel ditata hanya sampai di Jokteng Kulon, sedangkan ujung trayek Jogja – Kenteng (Pemuda) hanya sampai di Rejowinangun. Namun demikian, berdasarkan KM 35 tahun 2003, penataan ulang trayek ini baru bisa dilaksanakan jika ujung – ujung trayek/rute merupakan terminal sehingga penataan dan penempatan terminal merupakan langkah awal dari perbaikan kualitas trayek angkutan umum AKDP. Selain itu, para pengusaha angkutan AKDP juga masih keberatan dilakukan pemotongan ujung rute karena masih mengharapkan suatu saat ujung rute yang sekarang sepi penumpang, akan kembali meningkat jumlah penumpangnya pada masa – masa mendatang.

c. Peningkatan hubungan konektivitas dan integrasi antar jenis angkutan (pedesaan, perbatasan, AKDP, AKAP, dan perkotaan) di tiap kabupaten di DIY agar tercapai efektivitas kinerja sehingga angkutan umum makin menarik.

d. Perlu dipikirkan adanya skema subsidi pemerintah kepada koperasi angkutan dengan mempertimbangkan besarnya pendapatan dan pengeluaran pengusaha angkutan. Subsidi dirasa perlu ditempuh, karena pemerataan pelayanan transportasi (aksesibilitas) merupakan hal yang semestinya diterima oleh seluruh warga masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA -----, (1980), Bus Route and Schedule Planning Guide, NCHRP Vol. 69, TRB, Washington D.C. -----, (1997), Perencanaan Sistem Angkutan Umum (Public Transport System Planning). Modul Pelatihan Lembaga

Pengabdian Kepada Masyarakat Institut Teknologi Bandung kerja sama dengan Kelompok Bidang Keahlian Rekayasa Transportasi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITB. Bandung.

-----, (2003), Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum, Keputusan Menteri Perhubungan KM 35 Tahun 2003, Jakarta

Addenbroke, P, (1981), Urban Planning And Design For Road Public Transportation Conferation Of British Road Passenger Transport, London

Risdiyanto (2010), Studi Angkutan Perbatasan DIY Jateng, Prosiding KoNTekS IV, Bali 2 – 3 Juni 2010, ISBN No. 978-602-8566-61-2

Warpani, S. (1990), Merencanakan Sistem Perangkutan, Penerbit ITB, Bandung

Page 8: EVALUASI DAN PENATAAN TRAYEK ANGKUTAN AKDP …konteks.id/p/05-048.pdf · EVALUASI DAN PENATAAN TRAYEK ANGKUTAN AKDP PROVINSI DIY Eko Marwanto 1, Risdiyanto 2 ... Angkutan Antar Kota

Transport

T-86 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011