evaluasi materi pendidikan agama katolik dan budi … · 2020. 8. 4. · pendidikan agama katolik...
TRANSCRIPT
EVALUASI MATERI
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI
IMPLIKASINYA BAGI PILIHAN MATERI
DI SEKOLAH DASAR
SE-PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik
Oleh:
Bernadetha Aditya Raharjo
NIM: 161124032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Bapak Yosep Slamat Raharjo, S.Pd
Ibu Tabita Lestari
Adek Laurentia Gita Charisma Agung Raharjo
Adek Fidelis Krisna Gilang Raharjo
Nenek Ngadirah
Keluarga Besar Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Waktu Tuhan pasti yang terbaik
Walau kadang tak mudah dimengerti”
(Syair lagu Waktu Tuhan Oleh NDC Worship)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Judul skripsi EVALUASI MATERI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
DAN BUDI PEKERTI IMPLIKASINYA BAGI PILIHAN MATERI DI
SEKOLAH DASAR SE-PROVINSI DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA dipilih atas dasar keingintahuan penulis akan bagaimana
kualitas materi pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di
sekolah dasar khususnya di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Evaluasi materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti adalah proses
pengukuran, penilaian dan penentuan kelayakan materi Pendidikan Agama
Katolik berdasarkan kriteria-kriteria tertentu untuk menentukan kelayakan materi
tersebut. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas IV, V, VI sekolah dasar baik negeri maupun
swasta yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Teknik sampling yang
digunakan adalah insidental. Jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini
adalah 71 responden. Hasil uji validitas instrumen menunjukkan bahwa dari 35
soal, ada 5 soal yang tidak valid sementara lainnya dinyatakan valid. Hasil uji
reliabilitas menunjukkan Cronbach’s Alpha sebesar 0.827 yang artinya instrumen
dalam penelitian ini reliabel dan berada dalam kategori realibilitas tinggi. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa nilai mean evaluasi materi Pendidikan Agama
Katolik dan Budi Pekerti implikasinya bagi pilihan materi di sekolah dasar Se-
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 90.03. Secara frekuentif evaluasi
materi tersebut sudah dilakukan dengan baik hanya perlu adanya peningkatan
kualitas materi. Hal ini tampak dari masih adanya jumlah responden yang
memberikan tanggapan pada kategori tidak baik dan amat tidak baik yang cukup
banyak terutama pada aspek deskripsi ada 24 responden dengan presentase 34%.
Kata-kata kunci: Evaluasi, Materi, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
The thesis entitled MATERIAL EVALUATION ON CATHOLIC RELIGIOUS
EDUCATION AND CHARACTER SUBJECT ITS IMPLEMENTATION FOR
THE MATERIAL OPTIONS AT ELEMENTARY SCHOOL IN SPECIAL
REGION OF YOGYAKARTA was chosen on the basis of the author’s curiosity
about how the quality of learning materials for Catholic Religious Education and
character subject at elementary school, especially in the special region of
Yogyakarta. Material evaluation on Catholic Religious Education and Character
Subject is the process of measuring, evaluating and determining the eligibility of
Catholic Religious Education material based on certain criteria to determine the
eligibility of the material. This type of research is quantitative descriptive. The
population in this study were students in grades IV, V, VI of both public and
private primary schools in the Special Province of Yogyakarta. The sampling
technique used is incidental. The number of samples obtained in this study were
71 respondents. The instrument validity test results showed that of the 35
questions, there were 5 questions that were invalid while others were declared
valid. The reliability test results showed Cronbach’s Alpha of 0.827, which means
the instruments in this study were reliable and were in the high reliability
category. The results of this study indicate that the mean value of the material
evaluation on Catholic Religious Education and Character Subject its
implementation for the material options at elementary schools in the Special
Region of Yogyakarta is 90.03. Frequently the evaluation of the material has been
done well and only needs to improve the quality of the material. This can be seen
from the still large number of respondents who gave responses in the category of
not good and very not good enough, especially in the aspect of description there
were 24 respondents with a percentage of 34%.
Keywords: Evaluation, Material, Catholic Religious Education and Character.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………….. iv
HALAMAN MOTTO………………………………………………………….. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………….. vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……………………………… vii
ABSTRAK……………………………………………………………………... viii
ABSTRACT…………………………………………………………………….. ix
KATA PENGANTAR………………………………………………………..... x
DAFTAR ISI…………………………………………………………………... xii
DAFTAR SINGKATAN ……………………………………………………… xvii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………... xviii
DAFTAR DIAGRAM………………………………………………………..... xx
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang……………………………………………………….. 1
B. Identifikasi Masalah………………………………………………...... 4
C. Pembatasan Masalah…………………………………………………. 5
D. Rumusan Masalah……………………………………………………. 5
E. Tujuan Penulisan…………………………………………………….. 6
F. Manfaat Penelitian……………………………………………………. 6
G. Metode Penulisan…………………………………………………….. 6
H. Sistematika Penulisan………………………………………………… 7
BAB II. KAJIAN TEORETIK……………………………………………….... 9
A. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti………………………… 9
1. Hakekat Pendidikan Agama katolik dan Budi Pekerti………… 9
2. Tujuan Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti…………. 15
a. Pendidikan Iman yang bersifat Holistik…………………... 15
b. Demi Terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah……………. 17
c. Tujuan Formal Jangka Panjang : Kedewasaan Iman……… 17
d. Iman yang dihayati membebaskan manusia………………. 18
B. Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti………………... 19
1. Pengertian Materi Pendidikan Agama Katolik Secara Umum… 19
2. Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti………..... 20
3. Materi Sebagai Media Pembelajaran…………………………... 22
4. Kriteria Materi ……………………………………………….... 24
a. Sahih (Valid) …………………………………………….... 24
b. Tingkat Kepentingan (Significance)………………………. 24
c. Kebermanfaatan (Utility)………………………………...... 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
d. Layak Dipelajari (Learnability)………………………….... 25
e. Menarik Minat (Interest)………………………………….. 25
5. Prosedur Penyusunan Materi Pembelajaran…………………… 26
a. Memahami Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan.. 26
b. Mengidentifikasi Jenis Bahan Pembelajaran…………….... 27
c. Melakukan Pemetaan Materi……………………………… 27
d. Menetapkan Bentuk Penyajian…………………………… 28
e. Menyusun Struktur (Kerangka Penyajian)………………… 28
f. Membaca Buku Sumber…………………………………… 28
g. Membuat Draf dan Bahan Pembelajaran………………...... 29
h. Merevisi (menyunting) Bahan Pembelajaran……………… 29
i. Mengujicobakan Bahan Pembelajaran…………………...... 29
j. Merevisi dan Menulis Akhir (Finalisasi)…………………….. 29
C. Evaluasi Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti……… 29
1. Pengertian Evaluasi…………………………………………….. 29
2. Fungsi dan Tujuan Evaluasi…………………………………..... 31
a. Fungsi Selektif…………………………………………….. 31
b. Fungsi Diagnostik…………………………………………. 31
c. Fungsi Penempatan………………………………………... 32
d. Fungsi Pengukuran Keberhasilan…………………………. 32
3. Subyek dan Obyek Evaluasi…………………………………… 32
a. Subyek Evaluasi…………………………………………… 32
b. Obyek Evaluasi …………………………………………… 33
4. Prinsip Evaluasi………………………………………………... 33
a. Keabdalan (Reliability) …………………………………... 33
b. Kesahihan (Validity) ……………………………………… 34
c. Kewajaran (Fairness) …………………………………...... 34
5. Prosedur Evaluasi yang Baik…………………………………... 35
a. Persiapan Evaluasi………………………………………… 35
b. Pelaksanaan Evaluasi……………………………………… 36
c. Analisis Data……………………………………………… 36
6. Acuan Penilaian yang dapat digunakan...................................... 36
a. Penilaian Acuan Patokan (PAP).......................................... 36
b. Penilaian Acuan Norma (PAN)........................................... 37
BAB III. METODE PENELITIAN………………………………………….. 38
A. Jenis Penelitian………………………………………………............. 38
B. Desain Penelitian…………………………………………………….. 39
C. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………….. 39
1. Tempat………………………………………………................ 39
2. Waktu………………………………………………................. 39
D. Populasi dan Sampel……………………………………………….... 39
1. Populasi Penelitian...................................................................... 39
2. Sampel Penelitian........................................................................ 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data…………………………… 40
1. Identifikasi Variabel………………………………………….... 40
2. Definisi Konseptual…………………………………………..... 41
3. Definisi Operasional…………………………………………… 41
4. Teknik Pengumpulan Data…………………………………….. 42
5. Instrumen Penelitian…………………………………………… 43
6. Pengembangan Instrumen……………………………………… 43
a. Kisi-Kisi Penyusunan Instrumen Penelitian………………. 43
b. Instrumen Penelitian……………………………………… 47
c. Uji Coba Terpakai………………………………………… 52
F. Teknik Analisis Data…………………………………………………. 56
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………… 57
A. Latar Belakang Responden………………………………………….... 57
B. Deskripsi Hasil Penelitian……………………………………………. 59
1. Hasil Keseluruhan Evaluasi Materi Pendidikan Agama Katolik
dan Budi Pekerti……………………………………………...... 59
a. Deskripsi Frekuentif Evaluasi Materi Pendidikan Agama
Katolik dan Budi Pekerti………………………………….. 59
b. Deskripsi Statistik Evaluasi Materi Pendidikan Agama
Katolik dan Budi Pekerti...................................................... 61
c. Penilaian Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Implikasinya Bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar
Se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta............................ 63
2. Hasil Setiap Aspek Evaluasi Materi Pendidikan Agama Katolik
dan Budi Pekerti………………………………………………... 64
a. Materi Pokok dalam Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti……………………………………………….. 64
b. Bahan Pembelajaran dalam Pendidikan Agama Katolik
dan Budi Pekerti…………………………………………… 69
c. Rangkuman Hasil Evaluasi Materi Pendidikan Agama
Katolik dan Budi Pekerti Implikasinya Bagi
Pengembangan Materi.......................................................... 84
C. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………………. 86
1. Hasil Keseluruhan Evaluasi Materi Pendidikan Agama katolik
dan Budi Pekerti Implikasinya Bagi Pengembangan Materi…... 86
2. Materi Pokok Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti…... 86
3. Materi Deskripsi Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti.......................................................................................... 88
4. Materi Pengalaman Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti.......................................................................................... 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
5. Materi Cerita Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti……….............................................................................. 92
D. Keterbatasan Hasil Penelitian………………………………………… 94
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………. 95
A. Kesimpulan………………………………………………………….... 95
B. Saran………………………………………………………………...... 96
1. Guru Agama Katolik dan Budi Pekerti………………………... 96
2. Pihak Sekolah………………………………………………….. 96
3. Tim Penyusun dan Pengembangan Materi Pendidikan Agama
Katolik dan Budi Pekerti di Sekolah Dasar................................. 96
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 98
LAMPIRAN…………………………………………………………………… 100
Lampiran 1: Surat Permohonan Izin Pengambilan Data dan Penelitian
SD Negeri 1 Kalibawang.............................................. (1)
Lampiran 2: Surat Permohonan Izin Pengambilan Data dan Penelitian
SD Negeri 1 Naggulan.................................................. (2)
Lampiran 3: Surat Permohonan Izin Pengambilan Data dan Penelitian
SD Negeri 4 Wates...................................................... (3)
Lampiran 4: Surat Permohonan Izin Pengambilan Data dan Penelitian
SD Marsudirini Santa Theresia Boro............................... (4)
Lampiran 5: Surat Permohonan Izin Pengambilan Data dan Penelitian
SD Kanisius Kenteng................................................... (5)
Lampiran 6: Surat Permohonan Izin Pengambilan Data dan Penelitian
SD Negeri Totogan Samigaluh..................................... (6)
Lampiran 7: Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Materi Pendidikan Agama
Katolik dan Budi Pekerti Implikasinya bagi Pilihan
Materi di Sekolah Dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.......................................................................... (7)
Lampiran 8: Kuesioner Penelitian Evaluasi Materi Pendidikan Agama
Katolik dan Budi Pekerti Implikasinya bagi Pilihan
Materi di Sekolah Dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.......................................................................... (10)
Lampiran 9 : Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Evaluasi Materi
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Implikasinya bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-
Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta................................................................. (13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Lampiran 10 : Hasil SPSS 16.0 Uji Validitas Instrumen Penelitian
Evaluasi Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Implikasinya bagi Pilihan Materi di Sekolah
Dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta...................................................................
(14)
Lampiran 11 : Hasil Tanggapan Kuesioner Penelitian Evaluasi Materi
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Implikasinya bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta melalui google
form............................................................................ (15)
Lampiran 12 : Rekap Hasil Keseluruhan Tanggapan Responden dari
Kuesioner Penelitian................................................... (43)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Dokumen Resmi Gereja
GE : Gravisimum Educationis, Deklarasi Konsili Vatikan II tentang
Pendidikan Kristen di Roma, Basilika St. Petrus 28 Oktober
1965
B. Singkatan Lain
Art. : Artikel
Et. al : Et Alius (dan teman-teman atau dan kawan-kawan)
KD : Kompetensi Dasar
Komkat : Komisi Kateketik
KI : Kompetensi Inti
KWI : Konferensi Wali Gereja Indonesia
Mrk. : Markus
Permendikbud : Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
RI : Republik Indonesia
SKL : Standar Kompetensi Lulusan
SPSS : Statistical Package for the Social Science
UUD : Undang –Undang Dasar 1945
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Hasil Sampel Penelitian...................................................................... 40
Tabel 2: Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Materi Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti Implikasinya bagi Pengembangan Materi di Sekolah
Dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta…………………… 43
Tabel 3: Kuesioner Penelitian Evaluasi Materi Pendidikan Agama Katolik
dan Budi Pekerti Implikasinya bagi Pengembangan Materi di
Sekolah Dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta………….. 48
Tabel 4: Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Evaluasi Materi
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Implikasinya bagi
Pengembangan Materi di Sekolah Dasar Se-Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta……………………………………………….. 53
Tabel 5: Ketentuan Penelitian Cronbach’s Alpha……………………………. 55
Tabel 6: Hasil Uji Realibilitas Instrumen Menggunkan SPSS Version 16.0 56
Tabel 7: Rangkuman Latar Belakang Responden Data Keseluruhan Hasil
Penelitian Evaluasi Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Implikasinya bagi Pengembangan Materi………………….. 58
Tabel 8: Rangkuman Deskripsi Frekuentif Data Keseluruhan Hasil
Penelitian Evaluasi Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Implikasinya bagi Pengembangan
Materi………………………....... 59
Tabel 9: Rangkuman Deskripsi Statistik Data Keseluruhan Hasil Penelitian
Evaluasi Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Implikasinya bagi Pengembangan Materi ………………………….. 662
Tabel 10: Penilaian Acuan Norma Data Keseluruhan Hasil Penelitian Evaluasi
Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Implikasinya
bagi Pengembangan Materi ………………………………………… 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Tabel 11: Rangkuman Deskripsi Frekuentif Materi Pokok dalam Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti…………………………………....
65
Tabel 12: Rangkuman Deskripsi Statistik Materi Pokok dalam Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti…………………………………....
67
Tabel 13: Penilaian Acuan Norma Data Materi Pokok dalam Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti…………………………………… 68
Tabel 14: Rangkuman Deskripsi Frekuentif Materi Deskripsi dalam
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti………………………. 70
Tabel 15: Rangkuman Deskripsi Statistik Materi Deskripsi dalam Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti…………………………………… 72
Tabel 16: Penilaian Acuan Norma Data Materi Deskripsi dalam Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti…………………………………… 73
Tabel 17: Rangkuman Deskripsi Frekuentif Materi Pengalaman dalam
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti………………………. 74
Tabel 18: Rangkuman Deskripsi Statistik Materi Pengalaman dalam
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti………………………. 77
Tabel 19: Penilaian Acuan Norma Data Materi Pengalaman dalam Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti…………………………………… 78
Tabel 20: Rangkuman Deskripsi Frekuentif Materi Cerita dalam Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti…………………………………… 80
Tabel 21: Rangkuman Deskripsi Statistik Materi Cerita dalam Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti…………………………………… 82
Tabel 22: Penilaian Acuan Norma Data Materi Cerita dalam Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti…………………………………… 83
Tabel 23: Rangkuman Keseluruhan Hasil Evaluasi Materi Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti Implikasinya bagi
Pengembangan Materi......................................................................... 84
Tabel 24: Rangkuman Hasil Setiap Apek Evaluasi Materi Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti Implikasinya bagi
Pengembangan Materi……………………………………………..... 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1: Rangkuman Deskripsi Frekuentif Data Keseluruhan…………. 60
Diagram 2: Rangkuman Deskripsi Frekuentif Materi Pokok Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti …………………………….. 66
Diagram 3: Rangkuman Deskripsi Frekuentif Materi Deskripsi Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti …………………………….. 71
Diagram 4: Rangkuman Deskripsi Frekuentif Materi Pengalaman
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti ……………….. 76
Diagram 5: Rangkuman Deskripsi Frekuentif Materi Cerita Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti …………………………….. 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat saat ini semakin menyadari akan pentingnya pendidikan.
Pendidikan dipandang mampu memberikan sumbangan (kontribusi) dalam
meningkatkan harkat dan martabat kehidupan manusia baik secara pribadi
maupun sosial. Pendidikan memungkinkan manusia memiliki kemampuan
menjawab berbagai tantangan dalam hidupnya. Oleh karena itu pendidikan akan
tetap menjadi topik yang akan terus menjadi perhatian keluarga, masyarakat, dan
pemerintah sebagai pihak yang mengemban amanat untuk mencerdasakan
kehidupan bangsa (Pembukaan UUD 1945).
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional mengartikan pendidikan sebagai berikut:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan usaha
belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Visimedia,2008:2).
Berdasarkan rumusan di atas maka dapat dipahami bahwa hakikat
pendidikan merupakan tindakan khas manusia karena dilakukan atas dasar
kesadaran akal budi dan kebebasannya (sadar) untuk tujuan tertentu (usaha).
Pendidikan memiliki dua fungsi dasar yaitu, mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa. Pendidikan yang mempunyai fungsi
sangat luhur itu bertujuan berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab (Visimedia,2008:5).
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti merupakan bagian integral
dalam sistem pendidikan nasional di Indonesia. Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka
mengembangkan kemampuan siswa untuk memperteguh iman dan ketaqwan
kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran Agama Katolik. Usaha
tersebut tentu harus dilakukan dengan tetap memperhatikan penghormatan
terhadap agama lain demi terciptanya kerukunan antar umat beragama dalam
masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.
Menurut FX. Dapiyanta, Susi Bonardy, Markus Masan Bali, et al., dalam
buku guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kurikulum 2013 kelas VI
(2017:10), menjelaskan bahwa Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
bertujuan membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan
dan sikap hidup yang semakin beriman. Untuk mencapai tujuan tersebut,
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dijalankan dengan menggunakan
pendekatan kateketis sebagai proses komunikasi iman. Proses tersebut meliputi
kemampuan memahami, menginternalisasi dan menghayati iman yang terwujud
secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu Pendidikan Agama
Katolik dan Budi Pekerti di sekolah perlu dilaksanakan dengan memanfaatkan
berbagai pendekatan, metode, media belajar dan materi yang tepat demi
tercapainya tujuan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Materi pokok dalam Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
memiliki muatan yang sangat beragam, meliputi empat aspek yang saling
berkaitan. Pertama, pribadi siswa, membahas tentang pemahaman diri sebagai pria
dan wanita yang mempunyai kemampuan, keterbatasan, kelebihan, kekurangan
dalam berelasi dengan sesama serta lingkungan di sekitarnya. Kedua, Yesus
Kristus, membahas tentang meneladani sosok Yesus Kristus yang mewartakan
Allah Bapa dan Kerajaan Allah dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru. Ketiga, Gereja, membahas tentang makna Gereja agar siswa mampu
melibatkan diri dalam hidup menggereja sebagai upaya pengungkapan imannya.
Keempat, masyarakat, membahas tentang mewujudkan iman siswa dalam hidup
bersama di tengah masyarakat sesuai dengan ajaran iman Katolik.
Tujuan pendidikan seperti di atas tentu tidak dapat dicapai secara langsung
dalam setiap kegiatan pendidikan. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi dan
pengembangan baik materi, pendekatan, maupun berbagai metode yang
dipergunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan tersebut.
Evaluasi merupakan kegiatan pemantauan dan penilaian tentang materi,
proses, serta hasil kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh lembaga
pendidikan secara berkesinambungan, berkala, menyeluruh, trasparan, dan
sistematik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan. Evaluasi
merupakan bagian yang sangat penting dan tak terpisahkan dari suatu kegiatan
pembelajaran. Apabila suatu pembelajaran memiliki fungsi sebagai pendukung
dalam pengembangan potensi yang dimiliki siswa, maka evaluasi memiliki fungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
sebagai penyedia informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam proses
belajar mengajar yang berjalan.
Pengalaman Program Pengenalan Lapangan Persekolahan Lingkungan
Sekolah (PLP-LS) bulan Januari 2018 memberi kesempatan pada penulis untuk
melihat proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di sekolah secara lebih
dekat di SD Sang Timur. Kemudian penulis juga mendapat pengalaman
Pengenalan Lapangan Persekolahan Rencana Pembelajaran (PLP-RP) dan
Pengenalan Lapangan Persekolahan Pengelolaan Pembelajaran (PLP-KP) di SMP
Kanisius Pakem pada bulan Januari sampai Febuari 2019. Faktanya guru
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di sekolah tempat penulis
melaksanakan magang di dalam proses pembelajaran masih terbatas pada materi
yang ada di buku siswa atau guru. Hal tersebut menunjukkan bahwa belum ada
upaya yang signifikan untuk mengembangkan materi yang ada.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengevaluasi secara
sistematis materi pembelajaran yang dikembangkan di sekolah dasar terutama
kelas atas dan menuangkannya dalam sebuah karya ilmiah dengan judul
“EVALUASI MATERI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI
PEKERTI IMPLIKASINYA BAGI PILIHAN MATERI DI SEKOLAH DASAR
SE-PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA”
B. Identifikasi Masalah
Bertitik tolak pada latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah yang dapat dijadikan bahan kajian dalam penelitian ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1. Pendidikan menjadi topik yang akan terus menjadi perhatian keluarga,
masyarakat dan pemerintahan sebagai pihak yang mengemban amanat untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa.
2. Pengembangan materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di sekolah
dasar cendrung terbatas pada materi yang ada di buku pelajaran.
3. Pemilihan dan pemprosesan materi pembelajaran Pendidikan Agama Katolik
dan Budi Pekerti perlu dievaluasi agar dapat diketahui dan ditingkatkan
kulitasnya.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan permasalahan yang ada, maka penulis akan
membatasi penelitian ini pada evaluasi materi Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti di sekolah dasar, khususnya di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka penulis
merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana kualitas materi
pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di sekolah dasar Se-
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui kualitas materi
pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di sekolah dasar
khususnya di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara
teoritis maupun praksis sebagai berikut :
1. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
penulis tentang evaluasi materi pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di
Sekolah Dasar.
2. Secara praksis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan atau sebagai
bahan pertimbangan dalam evaluasi materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti oleh para guru di Sekolah Dasar.
G. Metode Penulisan
Penulisan ini menggunakan metode deskripsi analitis, yaitu suatu metode
penulisan berdasarkan penelitian kuantitatif dan studi pustaka yang dilakukan
dengan cara mengumpulkan data dari hasil penyebaran instrumen kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
responden. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara sistematis untuk
mendapatkan kesimpulan.
H. Sistematika Penulisan
Guna memberikan gambaran awal tentang isi maka pada bagian ini
disajikan pokok-pokok sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bagian pendahuluan ini akan diuraikan beberapa gagasan yang
menjadi latar belakang penelitian. Kemudian akan dirumuskan beberapa
identifikasi masalah yang dapat dikembangkan dalam penelitian. Agar penelitian
lebih terfokus pada satu masalah dan tidak melebar ke masalah-masalah yang
tidak relevan maka dilakukan pembatasan masalah dan perumusan masalah.
Selanjutnya penulis merumuskan beberapa tujuan, manfaat, metode, serta
sistematika penulisan penelitian.
BAB II : KAJIAN TEORETIK
Bab ini memuat kajian teoretik yang akan mendasari pembahasan pada
bab-bab selanjutnya. Bab ini terdiri dari 3 bagian pokok. Bagian pertama berisi
kajian teoretik mengenai Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti. Penulis
menyajikan berbagai pandangan mengenai pengertian, hakekat, tujuan, dan ruang
lingkup Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti. Bagian Kedua memuat
berbagai pandangan mengenai materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti. Pada bagian ini disajikan pengertian materi pendidikan secara umum
sebagai cakrawala berfikir yang lebih luas. Kemudian dipaparkan pandangan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
pandangan mengenai materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti. Penulis
juga menyajikan kajian-kajian mengenai materi sebagai media pembelajaran,
kriteria, prosedur penyusunan materi pelajaran dan sifat materi. Bagian terakhir
bab ini berisi berbagai pandangan mengenai evaluasi materi pembelajaran. Pada
bagian ini disajikan pengertian, fungsi, tujuan, subyek, obyek, prinsip-prinsip
serta prosedur dalam melakukan evaluasi materi pembelajaran.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini memaparkan aspek-aspek metodologis di dalam penelitian ini.
Pada bagian ini penulis menyajikan uraian tentang jenis penelitian, desain
penelitian, tempat dan waktu peneltian, populasi dan sampel penelitian, teknik dan
instrumen pengumpulan data penelitian, pengembangan instrumen penelitian dan
teknik analisis data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis memaparkan hasil kegiatan penelitian yang telah
dilaksanakan dan pembahasannya. Data yang telah diperoleh melalui penelitian
dianalisis serta diinterpretasikan berdasarkan kategori-kategori dan kerangka
berfikir teoretis, kemudian disimpulkan secara sistematis.
BAB V: KESIMPULAN, USUL DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran berdasarkan hasil kajian-kajian
teoretis, data penelitian dan pembahasannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KAJIAN TEORETIK
A. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
1. Hakikat Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dalam kurikulum 2013
memiliki maksud yang sama dengan Pendidikan Agama Katolik di sekolah dalam
kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam kurikulum 2013 siswa
tidak hanya dapat mempelajari konsep keagamaan saja tetapi juga dibantu untuk
dapat berkembang menjadi pribadi yang ber-pekerti (perilaku yang baik) karena
itu dalam kurikulum 2013 Pendidikan Agama Katolik dilengkapi menjadi
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.
Secara umum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pendidikan
diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan (Hasan Alwi, Dendy Sugono, Sri Sukesi Adiwimarta et al.,
2007:263). Dalam pengertian ini tujuan utama pendidikan adalah mendewasakan
manusia. Kedewasaan tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan sikap dan
prilaku seseorang.
Pendidikan mungkin sama tuanya dengan kesadaran manusia itu sendiri.
Maka tidak mengherankan jika ada begitu banyak gagasan dan pendapat
mengenai pengertian istilah tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Penelusuran secara etimologis kiranya dapat menjadi titik tolak untuk
membangun pengertian mengenai hakikat istilah tersebut. Menurut Groome istilah
pendidikan dapat ditelusuri dari bahasa inggris education yang memiliki akar kata
dalam bahasa latin ducare atau ducere yang secara harafiah berarti menuntun,
membimbing, atau mengarahkan. Sedangkan imbuhan awalan “e” pada kata
tersebut berarti keluar. Maka berdasarkan asal kata tersebut secara etimologis
pendidikan dapat diartikan tindakan menuntun keluar (Groome, 2010:5).
Pengertian di atas menurut Groome (2010: 5-12), setidaknya memberikan tiga
aspek pokok dalam usaha memahami pengertian Pendidikan. Pertama, ada titik
awal dalam pendidikan. Pendidikan tidak dimulai dari sesuatu yang kosong.
Aspek ini menunjukkan bahwa seorang siswa memiliki pengetahuan, pengalaman,
serta kemampuan untuk mengembangkannya. Hal ini sekaligus menghindari
faham tabularasa yang masih kerap diyakini oleh sementara guru dalam
pendidikan dewasa ini. Kedua, ada proses yang sedang terjadi yang direalisasikan
dalam aktivitas pendidikan. Dalam aktivitas ini siswa menemukan unsur maupun
perspektif baru dan membangunnya kembali bersamaan dengan pengetahuan atau
pengalaman yang telah dimilikinya. Melalui pendidikan siswa dibimbing untuk
membangun perspektif dan pengalaman baru yang lebih kaya. Ketiga, pendidikan
harus mengarahkan siswa ‘keluar’, ke arah yang belum dia pahami. Aspek keluar
ini menghantar siswa kepada sikap keterbukaan terhadap masa depan yang belum
dapat direalisasikan saat ini. Karena masa depan itu selalu terbuka terhadap
berbagai kemungkinan yang ada, maka pendidikan itu akan terus berlangsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dalam hidup (longlife education). Th. Groome (2010:7) menyebut aspek ketiga ini
sebagai dimensi transenden dalam pendidikan.
Dalam Konsili Vatikan II (1962-1965), Deklarasi tentang Pendidikan
Kristiani (Gravisimum Educationis), para bapa konsili menegaskan betapa
pentingnya pendidikan dalam hidup manusia, dan dampaknya atas perkembangan
masyarakat zaman sekarang ini. Para Bapa Konsili dalam deklarasi tersebut secara
umum menegaskan dua tujuan dasar pendidikan, yaitu perkembangan pribadi dan
kesejahteraan masyarakat secara umum (bdk. GE art.1). Tujuan pendidikan
tersebut bukanlah dua hal yang saling terpisah. Keduanya saling terkait secara
erat.
Menurut Felix Iwan Wijayanto (2005:326), pembangunan pribadi secara
utuh hanya mungkin terjadi bila ada suasana pendidikan yang membebaskan
secara radikal dan terlaksana secara struktural sejak dalam keluarga, sekolah dan
dalam kehidupan sehari-hari (masyarakat). Dengan demikian orang muda akan
mendapatkan ruang untuk memberdayakan dirinya dengan pengalaman hidup
yang nyata, memiliki cara berfikir yang analitis secara kritis dan reflektif yang
terinternalisasi dalam pikiran, sikap mental dan prilaku sehari-hari. Dengan
pendidikan yang membebaskan sebagai habitus baru masyarakat dapat dirintis.
Pendidikan seperti di atas dalam tradisi Gereja Katolik di Indonesia
bukanlah sesuatu yang baru. Jauh sebelum Konsili Vatikan II dikumandangkan
Romo Van Lith telah mempelopori karya pendidikan di sekitar wilayah Mendut,
Jawa Tengah. Menurutnya selain mengembangkan martabat pribadi seseorang,
pendidikan juga harus membantu siswa untuk terlibat sebagai pelaku dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
perubahan sosial (Heryatno,2018:4). Manusia muda dibantu untuk berkembang
menjadi pribadi yang semakin utuh. Pribadi yang utuh adalah pribadi yang
mampu hidup selaras dengan dirinya sendiri, sesama, alam lingkungannya, dan
Tuhan yang telah menciptakannya (Suparno, 2002:21-22).
Pandangan-pandangan di atas memberikan suatu gambaran bahwa
pendidikan harus dilaksanakan dalam rangka membantu perkembangan siswa
secara utuh. Dalam perpektif seperti ini pendidikan yang tumbuh di lingkungan
Gereja Katolik tidak hanya menekankan pentingnya pengetahuan dan relasi siswa
dengan Tuhan. Namun siswa juga dibantu untuk tumbuh menjadi pribadi yang
utuh dalam hubungannya dengan dirinya sendiri sebagai pribadi, sesamanya,
karena menyadari dirinya sebagai mahluk sosial, dan lingkungan alam sekitar
yang senantiasa menopang hidupnya. Dalam keutuhan sudut pandang seperti ini
maka tepatlah bila Pendidikan Agama Katolik juga dipahami sebagai pendidikan
budi pekerti. Siswa dibantu untuk ber-pekerti (prilaku yang baik) karena
terdorong oleh nalar atau akal-budi (budi) yang dimilikinya.
Gagasan pokok selanjutnya dalam penulisan ini adalah merumuskan
hakikat Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti. Igantius Suharyo (Heryatno,
2018:4) menegaskan bahwa pendidikan Katolik adalah untuk memperjuangkan
humanisme sosial. Menurutnya pendidikan merupakan salah satu bentuk
perwujudan iman. Iman yang dihayati secara benar akan menggerakkan orang
untuk berjuang mengusahakan tata kehidupan sosial yang lebih baik. Dengan
demikian Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti harus membantu kita untuk
tumbuh menjadi pribadi yang semakin transformatif. Pendidikan Agama Katolik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dan Budi Pekerti hendaknya mengembangkan kesadaran, kepekaan, dan
kepedulian sosial baik para staf maupun siswa di dalamnya.
Sementara menurut Romo Mangunwijaya (Heryatno, 2018:6) hakikat
Pendidikan Agama Katolik adalah komunikasi iman, bukan pengajaran iman. Ia
dengan tegas membedakan antara beragama dan beriman. Agama lebih menunjuk
kepada hukum, aturan, simbol-simbol, dan aspek-aspek sosiologis. Sedangkan
iman lebih menunjuk kepada hal yang mendalam, membentuk sikap dasar, serta
mendorong orang untuk membangun relasi yang dekat dengan Tuhan. Maka
agama hendaknya lebih dihayati sebagai jalan seseorang untuk sampai pada sikap
iman yang benar.
Groome mendefinisikan Pendidikan Agama Kristen sebagai: “kegiatan
politis bersama para peziarah dalam waktu yang secara sengaja bersama mereka
memberi perhatian pada kegiatan Allah di masa kini, pada cerita komunitas iman
Kristen” (Groome, 2010: 37). Dengan rumusan seperti di atas Groome pertama-
tama mau menunjuk sumber pendidikan Kristen, yaitu cerita-cerita yang tumbuh,
berkembang dan hidup di dalam komunitas-komunitas Kristen. Cerita tersebut
mengekspresikan iman akan Yesus Kristus dan Kerajaan Allah yang menjadi
keprihatinan dasar-Nya. Namun sejak awal Groome mau menghindarkan
pandangannya dari dikotomi (pemisahan) dari hakikat pendidikan yang bersifat
politis secara umum. Spiritualitas yang dikembangkan dalam Pendidikan Agama
Kristen hendaknya mengalir dari hati orang-orang Kristen yang terpanggil untuk
menjalani kehidupan agape – mengasihi Allah dengan mengasihi sesama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Selain penekanan pada spiritualitas yang bersifat politis (berorientasi
pada kesejahteraan hidup bersama) Groome juga menyebutkan pentingnya
katekese dalam Pendidikan Kristen, sebagai kegiatan pengajaran dalam
pengajaran agama Kristen secara lebih luas.
Menurut FX. Dapiyanta dan Marianus Didi Kasmudi dalam buku
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti kelas V edisi revisi 2017 (2017:7)
mengatakan bahwa hakikat Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti adalah:
Pendidikan Agama Katolik adalah usaha yang dilakukan secara terencana
dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan
peserta didik untuk memperteguh iman dan ketakwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa sesuai dengan Agama Katolik. Hal ini dilakukan dengan
tetap memperhatikan penghormatan terhadap agama lain dalam
hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk
mewujudkan persatuan nasional. Secara lebih tegas dapat dikatakan
bahwa Pendidikan Agama Katolik di sekolah merupakan salah satu usaha
untuk memampukan peserta didik berinteraksi (berkomunikasi),
memahami, menggumuli, dan menghayati iman. Dengan kemampuan
berinteraksi antara pemahaman iman, pergumulan iman, dan penghayatan
iman itu diharapkan iman peserta didik semakin diperteguh.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat disebutkan
beberapa unsur pokok yang menunjukkan hakikat Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti. Pertama, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti ditempatkan
dalam konteks pemahaman pendidikan secara umum. Pendidikan merupakan
tindakan yang khas manusiawi karena kesadaran akal budi yang dimilikinya.
Kegiatan pendidikan dilakukan secara sadar dan terencana untuk membantu siswa
mengembangkan dirinya secara utuh. Kedua, Pendidikan Agama Katolik berpusat
pada pribadi Yesus Kristus dan keprihatinan tunggal-Nya yaitu Kerajaan Allah.
Namun Pendidikan Agama Katolik harus dapat membebaskan diri dari
spiritualitas yang bersifat pribadi. Pendidikan Agama Katolik harus membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
siswa untuk mengembangkan spiritualitas yang bersifat politis, yang memperoleh
perwujudannya dalam kehidupan bersama. Namun tak dapat dipungkiri bahwa
Pendidikan Agama Katolik di sekolah sebagai kegiatan pengajaran dalam
pengertian lebih luas (katekese). Ketiga, Pendidikan Agama Katolik di sekolah
sebagai salah satu bentuk komunikasi dan interaksi iman mengandung unsur
pengetahuan iman (kognitif), pergumulan iman (afektif) , dan unsur penghayatan
iman dalam pelbagai bentuk (aspek operatif). Dan keempat, dalam konteks bangsa
Indonesia yang ditandai kemajemukan hidup keagamaan, upaya mengembangkan
kemampuan siswa untuk memperteguh iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa itu harus tetap memperhatikan penghormatan terhadap agama lain
dalam hubungan kerukunan antar umat beragama untuk mewujudkan persatuan
nasional.
2. Tujuan Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Konsili Vatikan II dalam Deklarasi tentang Pendidikan Kristen mengakui
peran keluarga yang tak tergantikan dalam mendidik anak-anak (GE art.3), namun
juga memahami betapa berat tanggung jawab itu maka mendorong seluruh
masyarakat, juga negara untuk memberikan bantuan demi terwujudnya tanggung
jawab tersebut. Para bapa konsili mengakui pendidikan sebagai tugas istimewa
yang harus dilaksanakan oleh Gereja. Mengingat betapa kompleks hakikat
Pendidikan Agama Katolik baik yang harus diselenggarakan oleh keluarga,
masyarakat, maupun Gereja maka perlulah memahami tujuan yang harus dicapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Pada uraian mengenai hakikat Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
di atas sebenarnya telah secara implisit disebutkan beberapa hal yang menjadi
tujuan Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti. Namun demi lebih jelasnya
di sini akan disajikan secara lebih eksplisit tujuan Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti. Romo Heryanto Wono Wulung dalam materi Mata Kuliah
Pembelajaran Pendidikan Keagamaan Katolik Sekolah merumuskan empat tujuan
pokok Pendidikan Agama Katolik (Heryatno, 2018:14-28).
a. Pendidikan iman yang bersifat holistik
Secara holistik (menyeluruh) Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
di sekolah perlu dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan kepentingan siswa
yang meliputi segi kognitif, afeksi, serta praksis. Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti perlu mengembangkan segi kognitif agar menjadi dasar dalam
mengungkapkan serta muwujudkan imannya, sarana untuk mengerti serta
mempertanggungjawabkan bahwa tindakan (iman) yang dilakukannya itu penting.
Hidup beriman bukan sekedar pengetahuan, melainkan juga menyangkut aspek
relasi atau hubungan yang membutuhkan penghayatan atau komitmen. Maka
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di sekolah juga perlu mengusahakan
agar siswa mampu mengembangkan kepekaan terhadap kebutuhan komunitas
maupun lingkungannya. Dengan demikian siswa akan semakin terbuka (inklusif)
dan berwawasan luas dalam menghayati imannya.
Hidup beriman tidak cukup sekedar memiliki sejumlah pengetahuan tentang
iman itu. Pemahaman dan afeksi perlu dilengkapi dengan pengalaman dan
tindakan konkret. Santo Yakobus dalam suratnya dengan tegas menyebutkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
bahwa “Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakikatnya
adalah mati” (Yak 2: 17). Pemahaman dan refleksi iman yang digali dari
keterlibatan konkret akan mendorong siswa untuk membangun keadaban baru
(transformatif) dalam hidup bersama.
b. Demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah
Kerajaan Allah merupakan visi dasar seluruh karya pewartaan Yesus
Kristus. Pada awal karya pewartaan-Nya dengan tegas Yesus menyatakan bahwa
“Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah
kepada Injil!” (Mrk 1:15). Kehadiran Yesus di tengah-tengah kehidupan manusia
menyatakan kegenapan rencana penyelamatan Allah. Dan Ia mengundang semua
orang untuk bertobat dan percaya sebagai tanggapan terhadap Karya Allah
tersebut. Kerajaan Allah tidak menunjuk pada suatu tempat dengan Allah sebagai
penguasa, tetapi merupakan kerajaan keadilan, kedamaian, cinta kasih dan
persatuan. Perwujudan kerajaan Allah dengan demikian juga merupakan visi dasar
seluruh hidup kristiani. Dengan demikian perwujudan nilai-nilai Kerajaan Allah
menjadi tujuan utama Pendidikan Agama Katolik.
c. Tujuan formal jangka panjang: kedewasaan iman
Jika Kerajaan Allah, karya Allah yang menyelamatkan, dimengerti sebagai
tujuan segala tujuan (metaporpouse) Pendidikan Agama Katolik, maka iman
kristiani yang dewasa dapat ditempatkan sebagai tujuan formal Pendidikan
Agama Katolik. Iman yang dewasa berarti iman yang sungguh dihayati (kognitif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dan afektif), diungkapkan dan diwujudkan dalam hidup nyata. Menurut Groome
(Heryatno,2018:20) iman kristiani mencakup tiga tindakan, yaitu meyakini
(believing), mempercayai (trusting), dan melakukan kehendak Allah (doing God’s
will). Pendidikan Agama Katolik di sekolah diharapkan mampu membantu
memperkembangkan iman siswa secara seimbang dan integratif ketiga unsur
tersebut.
d. Iman yang dihayati membebaskan manusia
Iman yang dewasa hanya mungkin diwujudkan bila orang memiliki
kebebasan yang sejati. Kebebasan yang sejati tidak hanya dipahami secara negatif,
yaitu bebas dari. Misalnya bebas dari kewajiban mematuhi aturan, membayar
pajak, dan lain sebagainya. Pemahaman kebebasan seperti ini cenderung akan
membawa orang jatuh pada kebebasan yang bersifat individualistis. Maka
Pendidikan Agama Katolik bertujuan membantu siswa agar mampu
mengembangkan kebebasan secara positif, yaitu bebas untuk; misalnya bebas
untuk mengasihi Allah dan sesama, bebas untuk turut mengusahakan terwujudnya
nilai-nilai kerajaan Allah.
Dalam konteks pelaksanaan Kurikulum 2013 yang saat ini sedang
dilaksanakan dalam pendidikan dasar dan menengah Pendidikan Agama katolik
dan Budi Pekerti bertujuan membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap membangun hidup yang semakin beriman (Komisi
Kateketik, 2017: 10).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Sedangkan dalam buku guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Kurikulum 2013 FX. Dapiyanta, Susi Bonardy, Markus Masan Bali, et al.,
(2017:10) merumuskan tujuan Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
khususnya di sekolah dasar sebagai berikut:
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti bertujuan untuk membantu
siswa dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
membangun hidup yang semakin beriman. Pengetahuan dimiliki melalui
aktivitas-aktivitas: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,
dan mengevaluasi. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas-aktivitas,
antara lain: mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji dan
mencipta. Sikap dibentuk melalui pembiasaan: menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, dan mengamalkan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama
Katolik dan Budi Pekerti di Sekolah Dasar bertujuan membantu siswa tumbuh
menjadi pribadi beriman secara utuh. Hidup beriman Katolik berpusat pada
pribadi Yesus Kristus serta perwujudan Kerajaan Allah yang menjadi visi dasar
pewartaan-Nya. Kedewasaan iman itu mencakup tiga ranah pokok yaitu,
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.
B. Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
1. Pengertian Materi Pendidikan Secara Umum
Beberapa istilah yang lazim digunakan untuk menyebut materi pendidikan
antara lain bahan pembelajaran (instructional materials), bahan ajar (learning
materials), atau bahan pengajaran (teaching materials). Namun berbagai istilah
tersebut menunjuk pada pengertian yang lebih kurang sama. Yaumi dalam
bukunya Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran, (2013:272) mendefinisikan materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
pendidikan sebagai seperangkat bahan yang disusun secara sistematis untuk
kebutuhan pembelajaran.
Materi pendidikan memiliki kedudukan dan arti yang penting dalam
keseluruhan proses pendidikan. Menurut Yaumi (2013:274) dalam pembelajaran
materi pendidikan memiliki empat arti penting: (1) sebagai representasi sajian
guru, (2) sebagai sarana pencapaian standar kompetensi (kompetensi inti),
kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran, dan (3) sebagai optimalisasi
pelayanan terhadap siswa.
Dilihat dari jenisnya materi pendidikan juga beragam. Mutiara Zuhari
dalam Yaumi (2013: 278) mengelompokkan materi pendidikan berdasarkan
formatnya menjadi tiga jenis, yaitu bahan cetak (printed materials), bahan bukan
cetak (non printed materials), dan kombinasi cetak dan bukan cetak. Sedangkan
Suparman (Yaumi, 2013:279) melihat materi pendidikan dari segi sistem
pelaksanaan dan pengembangannya. Dalam perspektif ini ia membagi materi
pendidikan menjadi tiga, yaitu: (1) sistem pembelajaran mandiri, (2) sistem
pembelajaran tatap muka, dan (3) sistem pembelajaran kombinasi.
2. Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Mengacu pada pendapat Groome materi Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti meliputi empat aspek pokok, yaitu:
a. Warta Kerajaan Allah. Groome (2010:49) memberikan tiga alasan pentingnya
warta Kerajaan Allah sebagai materi pokok dalam pendidikan kristen.
Pertama, di dalam Kitab Suci Perjanjian Lama warta Kerajaan Allah menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
visi dan rencana Allah sendiri bagi keselamatan manusia dan seluruh ciptaan
lainnya. Kedua, dalam kesinambungan dengan warta perjanjian lama itu, Yesus
menempatkan Kerajaan Allah sebagai pusat karya pewartaan-Nya. Ketiga,
dalam sejarah perkembangan Gereja warta Kerajaan Allah menjadi pokok
pewartaan Gereja.
b. Membangun iman yang hidup. Bila pewartaan Kerajaan Allah dipandang
sebagai cara Allah mewahyukan Diri dan keprihatinan-Nya yang tunggal, maka
iman dapat dipandang sebagai tanggapan terhadap kehadiran Allah yang
menyelamatkan itu. Menurut Th. Groome (2010:81) iman yang hidup
ditunjukkan dalam tiga dimensi essensial, yaitu: (1) iman sebagai kegiatan
meyakini, mempercayai (faith as believing), (2) iman sebagai kegiatan
mempercayakan diri pada Allah yang diimani (faith as trusting), dan (3) iman
sebagai kegiatan melakukan; mengungkapkan dan mewujudkan iman dalam
tindakan (faith as doing).
c. Pendidikan yang membebaskan. Menurut Groome (2010:145) iman Kristen
dan kebebasan merupakan dua hal yang memiliki hubungan sangat erat. Iman
Kristen menuntun orang pada kebebasan (membebaskan), sebaliknya respon
manusia terhadap tawaran warta keselamatan untuk memiliki iman yang hidup
juga harus merupakan tanggapan yang bebas.
d. Menjadi Kristen bersama. Menurut Groome (2010:185) pendidikan agama
Kristen membutuhkan konteks komunitas iman Kristen, sebaliknya komunitas
Kristen juga membutuhkan pendidikan agar komunitas tumbuh dalam iman
yang semakin dewasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Sementara itu FX. Dapiyanta, Susi Bonardy, Markus Masan Bali, et al.,
(2017:10) menyebutkan bahwa ruang lingkup materi Pendidikan Agama Katolik
dan Budi Pekerti meliputi:
a. Pribadi siswa. Ruang lingkup ini membahas tentang diri sebagai laki-laki atau
perempuan yang memiliki kemampuan dan keterbatasan, kelebihan dan
kekurangan, yang dipanggil untuk membangun relasi dengan sesama serta
lingkungannya sesuai dengan ajaran iman Katolik.
b. Yesus Kristus. Ruang lingkup ini membahas tentang pribadi Yesus Kristus
yang mewartakan Kerajaan Allah, sebagaimana diwartakan dalam Kitab Suci
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, agar siswa membangun relasi dengan
Yesus Kristus dan meneladan-Nya.
c. Gereja. Ruang lingkup ini membahas tentang makna Gereja agar siswa mampu
melibatkan diri dalam hidup menggereja.
d. Masyarakat. Ruang lingkup ini membahas tentang perwujudan iman dalam
hidup bersama di tengah masyarakat sesuai dengan ajaran iman Katolik.
3. Materi Sebagai Media Pembelajaran
FX. Dapiyanta, Susi Bonardy, Markus Masan Bali, et al., (2017:10)
merumuskan tujuan Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti khususnya di
sekolah dasar sebagai berikut:
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti bertujuan untuk membantu
siswa dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
membangun hidup yang semakin beriman. Pengetahuan dimiliki melalui
aktivitas-aktivitas: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,
dan mengevaluasi. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas-aktivitas,
antara lain: mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
mencipta. Sikap dibentuk melalui pembiasaan: menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, dan mengamalkan.
Dalam konteks tujuan seperti di atas maka sebaik apapun materi
dipersiapkan tetaplah tidak pernah menjadi tujuan Pendidikan Agama Katolik.
Materi pembelajaran merupakan media terjadinya interaksi pembelajaran dalam
upaya mencapai kompetensi atau tujuan pendidikan. Oleh karena itu materi
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti perlu dievaluasi dan dikembangkan
agar dapat menjadi media belajar yang efektif demi mencapai tujuan pendidikan
secara utuh.
Materi yang dimaksud dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Seperangkat subtansi pembelajaran, yaitu sejumlah materi pokok yang disusun
secara sistematis untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator
pembelajaran. Ruang lingkup materi pembelajaran meliputi empat aspek yaitu
siswa dan lingkungannya, Yesus Kristus dan karya penyelamatan-Nya, Gereja,
dan masyarakat.
b. Sejumlah materi pokok dan materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi
dasar, suatu fakta, konsep, pengalaman dan sebagainya yang diolah dan
didalami. Bahan pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi
pada tiga macam bahan pembelajaran, yaitu:
1) Deskripsi, yaitu sejumlah uraian mengenai materi pokok tertentu yang sedang
dipelajari.
2) Pengalaman siswa dan guru mengenai isi pokok tertentu yang sedang dibahas
dalam pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
3) Cerita atau kisah mengenai kehidupan, cerita rakyat, santo-santa dan kitab suci.
4. Kriteria Materi
a. Sahih (Validity)
Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti yang akan dituangkan
dalam pembelajaran benar-benar telah teruji kebenaran dan kesahihannya.
Pengertian ini juga berkaitan dengan keaktualan materi sehingga materi yang
diberikan dalam pembelajaran tidak ketinggalan jaman dan memberikan
kontribusi untuk pemahaman ke depan.
b. Tingkat Kepentingan (Significance)
Dalam memilih materi perlu mempertimbangkan pertanyaan berikut:
1) Bagaimana intensitas tingkat kepentingan materi tersebut sehingga harus
dipelajari?
2) Apakah penting materi tersebut diajarkan pada siswa?
3) Dimana letak kepentingan materi tersebut dan mengapa penting?
Dengan demikian, materi yang dipilih untuk tentunya memang yang benar-benar
diperlukan oleh siswa.
c. Kebermanfaatan (utility)
Manfaat harus dilihat dari semua sisi, baik secara akademis maupun non
akademis. Bermanfaat secara akademis artinya guru harus yakin bahwa materi
yang diajarkan dapat memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
akan dikembangkan lebih lanjut pada jenjang pendidikan berikutnya. Bermanfaat
secara non akademis maksudnya bahwa materi yang diajarkan dapat
mengembangkan kecakapan hidup (life skills) dan sikap yang dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari.
d. Layak dipelajari (learnability)
Materinya memungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek tingkat
kesulitannya (tidak terlalu mudah, atau tidak terlalu sulit), maupun aspek
kelayakannya terhadap pemanfaatan bahan ajar dan kondisi setempat.
e. Menarik minat (interest)
Materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat memotivasi siswa
untuk mempelajarinya lebih lanjut. Setiap materi yang diberikan kepada siswa
harus mampu menumbuhkembangkan rasa ingin tahu sehingga memunculkan
dorongan untuk mengembangkan sendiri kemampuan mereka.
W.S. Winkel dalam bukunya Psikologi Pengajaran (W.S.Winkel, 2004:
331-332) menyebutkan enam kriteria dalam pemilihan materi pembelajaran.
Keenam kriteria tersebut meliputi:
1) Bahan atau materi harus relevan dengan tujuan instruksional yang ingin
dicapai. Kriteria ini menyangkut dua aspek yang harus terpenuhi dalam materi
pembelajaran yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
a) Materi yang disajikan memungkinkan siswa memperoleh berbagai prilaku
kognitif, afektif, ataupun psikomotorik yang ingin dicapai dalam kompetensi
inti ataupun kompetensi dasar pembelajaran.
b) Materi pelajaran harus memungkinkan siswa menguasai dalam kompetensi inti
ataupun kompetensi dasar pembelajaran dari aspek isi.
2) Materi pelajaran harus sesuai dalam taraf kesulitannya dengan kemampuan
siswa untuk menerima dan mengolah bahan tersebut.
3) Materi pelajaran harus dapat menunjang motivasi siswa, anatara lain karena
relevan dengan hidup mereka sehari-hari.
4) Materi pelajaran harus membantu siswa melibatkan diri secara aktif baik
dengan berfikir maupun melakukan tindakan dalam pembelajaran.
5) Materi pelajaran harus sesuai dengan prosedur didaktis yang diikuti.
6) Materi pelajaran harus sesuai dengan media pelmbelajaran yang tersedia.
5. Prosedur Penyusunan Materi Pembelajaran
Seorang guru perlu memperhatikan beberapa prosedur yang harus diikuti
dalam penyusunan bahan pembelajaran. Ribut Purwo Juono dalam laman web
pribadinya (http://juonorp.blockspot.com/2013/06/penyusunan-bahan-
pembelajaran.html?m=1) yang diunggah pada tanggal 2 Juni 2013 menyebutkan
beberapa prosedur yang harus dilakukan oleh guru dalam menyusun materi
pembelajaran. Langkah-langkah atau prosedur tersebut adalah sebagai berikut:
a. Memahami standar isi dan standar kompetensi lulusan.
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menyusun materi
pembelajaran adalah memahami standar isi (Permendikbud RI Nomor 64 Tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2013) dan Standar Kompetensi Lulusan (Permendikbud RI Nomor 54 Tahun
2013). Di dalam dokumen ini guru dapat memahami deskripsi masing-masing
kompetensi inti dan kompetensi dasar pada masing-masing rumpun pembelajaran
dan Standar Kompetensi Lulusan yang harus dicapai oleh siswa. Materi dalam
dokumen tersebut perlu dipahami sehingga penyusunan bahan ajar akan terpadu
ke arah yang lebih jelas dan benar-benar berfungsi.
b. Mengidentifikasi jenis bahan pembelajaran
Langkah selanjutnya seorang guru Pendidikan Agama Katolik perlu
mengidentifikasi jenis materi berdasarkan kompetensi inti (KI), kompetensi dasar
(KD) dan cakupan materi. Langkah ini perlu dilakukan agar guru benar-benar
mengenal dengan tepat jenis-jenis materi pembelajaran yang akan disajikan.
c. Melakukan pemetaan materi
Hasil identifikasi dipetakan dan diorganisasikan sesuai dengan pendekatan
yang dipilih (prosedural atau hierarkis). Pemetaan materi dilakukan berdasarkan
kompetensi inti (KI), Kompetensi dasar (KD), dan standar kompetensi lulusan
(SKL). Tentu saja di dalamnya terdapat indikator pencapaian yang telah
dirumuskan pada saat menyusun silabus. Jika ketika menyusun silabus telah
terpeta dengan baik, pemetaan tidak perlu lagi. Penyusunan bahan ajar tinggal
mempedomani yang ada pada silabus. Akan tetapi jika belum terpetakan dengan
baik, perlu pemetaan ulang setelah penyusunan silabus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
d. Menetapkan bentuk penyajian
Langkah berikutnya yaitu menetapkan bentuk penyajian. Bentuk penyajian
dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan. Bentuk-bentuk tersebut adalah seperti
buku teks, modul, diktat, lembar informasi, atau bahan ajar sederhana. Masing-
masing bentuk penyajian ini dapat dilihat dari berbagai sisi. Diantaranya dapat
dilihat dari sisi kompleksitas struktur dan pekerjaannya. Bentuk buku teks tentu
lebih kompleks dibandingkan dengan yang lain. Adapun yang paling kurang
kompleksitasnya adalah bahan pembelajaran sederhana.
e. Menyusun Struktur (Kerangka) Penyajian
Penyusunan materi pembelajaran perlu memperhatikan struktur (kerangka)
penyajian yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran. Hal ini perlu
dilakukan agar materi yang disajikan sesuai dengan prosedur didaktis yang akan
dilakukan seorang guru bersama siswa.
f. Membaca buku sumber
Membaca buku sumber diperlukan untuk menentukan materi yang
diisikan pada kerangka struktur penyajian. Kegiatan pengisian dilakukan setelah
penyususnan struktur penyajian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
g. Membuat draf bahan pembelajaran
Kegiatan membuat draf (termasuk membahasakan, membuat ilustrasi dan
gambar) ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan yang telah disebutkan
sebelumnya.
h. Merevisi (menyunting) bahan pembelajaran
Meneliti ulang draf yang telah jadi seraya melakukan perbaikan (revisi)
jika diperlukan.
i. Mengujicobakan bahan pembelajaran
Bahan pembelajaran yang telah selesai perlu diujicobakan untuk
mengetahui tingkat kelayakan sebagai bahan pembelajaran.
j. Merevisi dan menulis akhir (Finalisasi)
Melakukan perbaikan terhadap draf yang telah diujicobakan kemudian
melakukan kegiatan penulisan akhir (finalisasi). Selanjutnya setelah prosedur
sebagaimana tersebut telah dilakukan, maka bahan ajar siap dipergunakan untuk
membelajarkan siswa.
C. Evaluasi Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
1. Pengertian Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam
pendidikan. Namun sebelum membahas lebih lanjut mengenai urgensi evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dalam pendidikan di sekolah penulis memandang perlu menyajikan pengertian
sebagai titik pijak pembahasan selanjutnya. Menurut Suharsimi Arikunto
(Suharsimi,1984: 3) istilah evaluasi berasal dari kata evaluation dalam bahasa
inggris yang berarti penilaian, yang didahului dengan kegiatan pengukuran.
Mengukur adalah kegiatan membandingkan sesuatu dengan (alat) ukuran tertentu.
Pengukuran menghasilkan data atau informasi yang bersifat kuantitatif.
Sedangkan menilai adalah mengambil keputusan mengenai sesuatu berdasarkan
informasi hasil pengukuran. Jika pengukuran menyajikan informasi yang bersifat
kuantitatif, maka penilaian menyajikan informasi yang bersifat kuantitatif.
Evaluasi meliputi kedua langkah tersebut; mengukur dan menilai sesuatu.
Sementara itu Yaumi 2013:296) mengartikan evaluasi sebagai proses
penilaian, pengukuran, dan penentuan kelayakan terhadap sistem pembelajaran
berdasarkan kriteria tertentu. Penilaian dan pengukuran tersebut mencakup
pengumpulan data atau informasi yang dilakukan baik dengan menggunakan
instrument tes maupun non tes.
Berdasarkan dua pengertian di atas maka evaluasi materi Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti dapat dipahami sebagai proses pengukuran,
penilaian dan penentuan kelayakan materi Pendidikan Agama Katolik berdasarkan
kriteria-kriteria tertentu untuk menentukan kelayakan materi tersebut.
Pengumpulan data atau informasi tersebut dapat menggunakan instrument tes
maupun non tes seperti observasi, wawancara mendalam, kajian dokumen
maupun portofolio.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2. Fungsi dan Tujuan Evaluasi
Evaluasi yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah
memiliki beberapa fungsi dan tujuan. FX. Dapiyanta (2011:11) menegaskan
bahwa evaluasi pembelajaran mempunyai dua fungsi yaitu fungsi formatif dan
sumatif. Fungsi formatif yaitu memperbaiki proses belajar. Sedangkan fungsi
sumatif yaitu mengambil keputusan tentang keberhasilan suatu program dan
penetuan tindak lanjutnya.
Tujuan evaluasi pembelajaran menurut FX. Dapiyanta (2011:12-13) yaitu
seleksi, diagnostik, penempatan dan pengukuran keberhasilan.
a. Seleksi
Melalui penilaian atau evaluasi seorang guru mempunyai cara untuk
melakukan seleksi atau pemilihan terhadap siswanya. Proses seleksi ini dapat
dilakukan untuk berbagai tujuan seperti penentuan penerimaan di sekolah tertentu,
penentuan kenaikan kelas, penentuan untuk pemberian penghargaan tertentu, atau
untuk menentukan kelulusan siswa tertentu.
b. Diagnostik
Evaluasi yang dilakukan dengan menggunakan instrumen dan langkah-
langkah atau proses yang baik juga dapat memberikan informasi mengenai
berbagai kelemahan dan penyebabnya yang dialami oleh siswa tertentu.
Berdasarkan informasi tersebut guru dapat melakukan langkah-langkah yang tepat
untuk mengatasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
c. Penempatan
Seorang guru dapat menggunakan informasi mengenai kelebihan dan
kelemahan siswa, yang dihimpun melalui kegiatan evaluasi untuk menentukan
atau menempatkan mereka dalam kelompok-kelompok tertentu. Evaluasi yang
dimaksudkan untuk mengungkap tentang bakat dan minat siswa yang diperoleh
melalui evaluasi hasil belajar.
d. Pengukur Keberhasilan
Hasil evaluasi juga dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan
program pendidikan dalam arti lebih luas. Hasil evaluasi ini dapat digunakan
untuk menilai apakah program dilaksanakan berhasil atau tidak. Selain itu juga
dapat digunakan sebagai cara untuk mengetahui keberhasilan program dan faktor
mana yang berperan perlu dilakukan evaluasi terperinci baik menyangkut proses
maupun hasil.
3. Subyek dan Objek Evaluasi
a. Subyek Evaluasi
Subyek evaluasi adalah orang yang melakukan evaluasi terhadap obyek
evaluasi. Mengenai siapa subyek evaluasi tentu tergantung penugasan atau
ketentuan sesuai dengan obyek yang akan dievaluasi. Berkaitan dengan materi
pembelajaran dan pencapaian prestasi akademik subyek evaluasi yang paling
berkompeten adalah guru. Namun dalam evaluasi pembelajaran murid juga dapat
menjadi subyek evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
b. Obyek Evaluasi
FX.Dapiyanta (2011:14) menyatakan bahwa obyek dalam evaluasi yaitu
masukan (kondisi siswa), proses (interaksi guru-murid-kondisi eksternal) dan
hasil belajar (tujuan)
4. Prinsip Evaluasi
Pada uraian di atas telah dijelaskan bahwa kegiatan evaluasi atau penilaian
terdiri dari pengumpulan data atau informasi melalui pengukuran, kemudian ada
proses interpretasi terhadap data tersebut, dan pada akhirnya diambil suatu
keputusan. Agar keputusan tersebut dapat dipertanggungjawabkan evaluasi
tersebut harus dilakukan dengan prinsip-prinsip yang dapat
dipertanggungjawabkan (accountable) pula. Beberapa prinsip dalam dalam
evaluasi menurut Yaumi (2013:181) adalah:
a. Keandalan (reliability)
Prinsip keandalan mengacu pada konsistensi hasil (skor). Realiabititas atau
keandalan suatu evaluasi ditunjukkan jumlah kesalahan sesuai dengan skor yang
diperoleh. Jika margin kesalahan semakin kecil, maka reliabilitas evaluasi tersebut
dikatakan semakin tinggi. Sebaliknya jika margin kesalahannya semakin besar,
maka reliabilitas atau tingkat keandalan evaluasi tersebut dikatakan semakin
rendah. Tingkat reliabilitas atau keandalan suatu evaluasi dapat ditentukan faktor
internal maupun eksternal. Faktor internal adalah kesalahan-kesalahan yang lebih
disebabkan oleh situasi subyek yang dievaluasi; seperti kondisi kesehatan, kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
fisik yang kurang prima, atau suasana batin (psikologis) yang sedang terganggu
sehingga materi evaluasi yang sama yang disajikan dalam berbagai kesempatan
akan menunjukkan hasil yang berbeda. Sedangkan faktor eksternal adalah
pengaruh yang ada di luar subyek yang dievaluasi seperti kondisi tempat evaluasi,
media atau teknologi yang digunakan, kualitas soal, atau model penskoran yang
digunakan.
b. Kesahihan (validity)
Kesahihan atau validitas evaluasi mengacu pada akurasi instrument atau
alat yang dipergunakan. Artinya apakah instrument atau alat yang dipergunakan
benar-benar dapat mengukur apa yang ingin diukur. Dalam penelitian ini validitas
evaluasi ditujukan untuk mengukur atau menilai kesesuaian materi Pendidikan
Agama Katolik dengan kompetensi yang diinginkan di dalam pembelajaran.
c. Kewajaran (fairness)
Evaluasi dikatakan memiliki kewajaran atau fair bila tidak bias, tidak berat
sebelah, dan adil. Jadi sifat kewajaran berarti terbebasnya evaluasi dari bias
gender, suku, ras, status ekonomi atau sosial, atau karaktristik lain yang dapat
mempengaruhi subyek yang dievaluasi. Kewajaran evaluasi meliputi isi
instrument yang digunakan, metode pelaksanaan, atau suasana yang diciptakan
dalam pelaksanaan evaluasi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
5. Prosedur Evaluasi yang Baik
Sebuah tindakan evaluasi dikatakan baik juga bila dilaksanakan dengan
langkah-langkah atau prosedur yang baik. Menurut Ida Farida dalam bukunya
Evaluasi Pembelajaran (2017:15) dalam evaluasi setidaknya ada tiga langkah
yang harus diperhatikan, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan pengolahan atau
analisis data.
a. Persiapan Evaluasi
Menurut Ida Farida (2017:17) hal yang penting dilakukan dalam tahap
persiapan evaluasi adalah kapan dan untuk tujuan apa evaluasi itu dilaksanakan.
Selanjutnya perlu ditentukan target atau sasaran materi yang ingin dievaluasi.
Pemilihan jenis atau bentuk evaluasi yang akan digunakan sesuai dengan aspek-
aspek yang akan diukur.
Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan dalam tahap persiapan evaluasi
adalah menyusun kisi-kisi instrumen yang akan digunakan. Berdasarkan kisi-kisi
tersebut kemudian peneliti menyusun instrumen evaluasi yang akan dipergunakan.
Peneliti perlu memastikan validitas instrumen yang akan dipergunakan. Uji
validitas instrumen evaluasi dapat dilakukan melalui review oleh tim ahli atau
teman sejawat. Dengan demikian peneliti akan memperoleh berbagai
pertimbangan dan masukan apakah instrumen yang disusun telah sesuai dengan
tujuan evaluasi yang akan dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
b. Pelaksanaan Evaluasi
Setelah instrumen dipastikan memiliki validitas yang baik langkah
selanjutnya adalah melaksanakan evaluasi. Dalam pelaksanaan ini peneliti juga
perlu menyampaikan secara jelas tujuan dan sasaran yang ingin dicapai melalui
evaluasi, serta prosedur yang harus dilakukan oleh subyek yang akan dievaluasi.
Dengan demikian peneliti akan memperoleh data atau informasi yang akurat.
c. Analisis Data
Selanjutnya data atau informasi yang diperoleh melalui kegiatan
pengukuran perlu dihimpun, diolah, dianalisis, serta disimpulkan. Berdasarkan
data atau informasi yang telah dianalisis tersebut peneliti dapat menentukan
penilaian (judgement) serta menyampaikan tindak lajut atau usulan-usulan tertentu
yang relevan.
6. Acuan Penilaian yang dapat digunakan
FX. Dapiyanta (2011:70-72) dalam buku evaluasi pembelajaran
Pendidikan Agama Katolik di sekolah menegaskan bahwa ada 2 jenis acuan
penilaian yaitu :
a. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Penilaian acuan patokan atau acuan kriteria yaitu membandingkan skor
yang diperoleh siswa dengan kriteria tertentu. Kriteria ini ditentukan sebelum
melaksanakan evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
b. Penilaian Acuan Norma (PAN)
Penilaian acuan norma yaitu skor rata-rata dari kelompok siswa. Garis
batas penentuan suatu nilai adalah standar deviasi (simpang baku). Kriteria ini
disebut relatif mengingat tergantung pada seberapa besar kemapuan kelompok.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penilaian acuan norma sebagai salah
satu cara acuan penilaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini penulis akan menjelaskan metodologi penelitian yang
digunakan dalam memperoleh data mengenai evaluasi materi implikasinya bagi
pilihan materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di Sekolah Dasar Se-
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada bagian ini pembahasan meliputi jenis
penelitian, desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel,
teknik dan instrumen pengumpulan data dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif deskriptif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberikan ciri-
ciri orang tertentu, kelompok, atau keadaan. Penelitian ini dapat dikumpulkan
dengan bantuan wawancara, kuesioner, dan pengamatan langsung (Margono,
2004:106). Melalui penelitian ini data yang diperoleh dari sampel populasi yang
dipaparkan dan dianalisis sesuai dengan metode penelitian yang digunakan.
Penelitian ini membantu peneliti dalam mengetahui evaluasi materi
pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti serta implikasinya bagi
pengembangan materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di Sekolah
Dasar khususnya di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
penelitian evaluatif. Penelitian evaluatif ini dilakukan untuk mengetahui kualitas
materi pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di Sekolah
Dasar. Penelitian evaluatif ini dilakukan berdasarkan standar rencana dan tujuan
pembelajaran yang ada. Hasil dari evaluasi ini digunakan untuk bahan
pertimbangan sebagai cara meningkatkan kualitas materi Pendidikan Agama
Katolik dan Budi Pekerti
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di sekolah dasar negeri dan swasta di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta terutama yang menyelenggarakan pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti.
2. Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester gasal tahun ajaran
2019/2020 pada bulan April 2020.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini meliputi siswa kelas IV, V, VI sekolah dasar
baik negeri maupun swasata yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
yang terdiri dari 5 Kabupaten yaitu Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo,
Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul dan Kotamadya.
2. Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
teknik sampling insidental. Teknik sampling insidental adalah teknik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan, siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang tersebut memiliki
kecocokan sebagai sumber data. Proses pengambilan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner melalui google form kepada siswa yang mengikuti
pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di sekolah. Berikut ini
hasil pengambilan sampel dari 17 sekolah swasta dan 12 sekolah negeri .
Tabel 1. Hasil sampel penelitian
No Kabupaten Jumlah Sekolah Jumlah Siswa
1. Sleman 11 18
2. Bantul 1 1
3. Gunung Kidul 4 12
4. Kulon Progo 6 24
5. Kotamadya 7 16
Jumlah 29 71
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Identifikasi Variabel
Pada penelitian ini digunakan variabel tunggal yaitu evaluasi materi
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di sekolah dasar di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta Penelitian dilaksanakan untuk mengidentifikasi sejauh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
mana evaluasi materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dilaksanakan
dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di
sekolah dasar baik negeri maupun swasta di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.
2. Definisi Konseptual
Materi merupakan seperangkat substansi pembelajaran dan bahan-bahan
yang disusun secara sistematis guna memenuhi standar kompetensi serta indikator
yang telah ditetapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Definisi Operasional
Materi adalah seperangkat bahan yang disusun secara sistematis untuk
kebutuhan pembelajaran. Materi yang dimaksud dalam penelitian ini dibedakan
menjadi dua, yaitu:
a. Seperangkat subtansi pembelajaran, yaitu sejumlah materi pokok yang disusun
secara sistematis untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator
pembelajaran. Ruang lingkup materi pembelajaran meliputi empat aspek yaitu
siswa dan lingkungannya, Yesus Kristus dan karya penyelamatan-Nya, Gereja,
dan masyarakat.
b. Sejumlah materi pokok dan materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi
dasar, suatu fakta, konsep, pengalaman dan sebagainya yang diolah dan
didalami. Bahan pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi
pada tiga macam bahan pembelajaran, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
1) Deskripsi, yaitu sejumlah uraian mengenai materi pokok tertentu yang sedang
dipelajari.
2) Pengalaman siswa dan guru mengenai isi pokok tertentu yang sedang dibahas
dalam pelajaran.
3) Cerita atau kisah mengenai kehidupan, cerita rakyat, santo-santa dan kitab suci.
Materi disusun secara sistematis dengan kriteria tertentu, yaitu:
a) Relevan dengan standar kompetensi dan indikator yang ingin dicapai.
b) Sesuai dengan kemampuan siswa untuk menerima dan mengolahnya.
c) Mampu menunjang motivasi siswa, sesuai dengan pengalaman hidupnya, atau
keadaan hidupnya aktual.
d) Dapat membantu siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam pembelajaran.
e) Sesuai dengan prosedur didaktis yang diikuti.
f) Sesuai dengan media pembelajaran yang tersedia.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui
penyebaran kuesioner atau angket kepada siswa kelas IV-VI dengan
menggunakan aplikasi daring google form. Penulis membuat kuesioner yang
berkatitan dengan materi pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.
Penyebaran kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui kuliatas materi Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekert implikasinya bagi pilihan materi di Sekolah
Dasar Se- Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
5. Instrumen Penelitian
Intrumen adalah alat bantu bagi peneliti di dalam menggunakan metode
pengumpulan data (Arikunto, 2013:101). Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner dengan rentang skala dan menggunakan skla likert.
Dalam instrumen ini ditulis beberapa pernyataan mengenai evaluasi materi
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti implikasinya bagi pilihan materi di
sekolah dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Alternatif jawaban
disusun dalam pilihan selalu, sering, jarang dan tidak pernah. Ditentukan bahwa
nilai maksimal yang diperoleh dari setiap butir soal adalah 4 poin dan nilai
minimal adalah 1 poin.
6. Pengembangan instrumen
a. Kisi-kisi Penyusunan Instrumen Penelitian
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Materi Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti Implikasinya bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Variabel Sub
Variabel Indikator Deskriptor
Jumlah
Soal
Nomer
soal
Evaluasi
Materi
Pendidikan
Agama
Katolik dan
Budi Pekerti
Materi
Pokok
Materi pokok
disusun
berdasarkan
tujuan yang
ingin dicapai.
Meliputi 3
aspek yaitu :
sikap,
pengetahuan
dan
keterampilan.
3 1,2,3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Implikasinya
bagi Pilihan
Materi di
Sekolah
Dasar Se-
Provinsi
Daerah
Istimewa
Yogyakarta.
Sejumlah
materi pokok
yang disusun
secara
sistematis
untuk
mencapai
kompetensi
dasar dan
indikator
pembelajaran.
Meliputi
empat aspek
yaitu : Siswa,
Yesus
Kristus,Gereja
dan
Masyarakat.
4 4,5,6,7
Bahan
Pembelajaran
Relevan
dengan
Standar
Kompetensi
dan Indikator
yang ingin
dicapai.
Deskripsi
3 8,9,15
Sesuai
dengan
Kemampuan
siswa untuk
menerima
dan
mengolahnya.
1 10
Menunjang
motivasi
siswa.
1 11
Membantu
siswa untuk 1 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
melibatkan
diri secara
aktif dalam
pembelajaran.
Sesuai
dengan
prosedur
didaktis yang
diikuti.
1 13
Sesuai
dengan media
pembelajaran
yang tersedia.
1 14
Bahan
Pembelajaran
Relevan
dengan
Standar
Kompetensi
dan Indikator
yang ingin
dicapai.
Pengalaman
2 16,17
Sesuai
dengan
Kemampuan
siswa untuk
menerima
dan
mengolahnya.
1 18
Menunjang
motivasi
siswa.
1 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Membantu
siswa untuk
melibatkan
diri secara
aktif dalam
pembelajaran.
3 20,23,24
Sesuai
dengan
prosedur
didaktis yang
diikuti.
1 21
Sesuai
dengan media
pembelajaran
yang tersedia.
1 22
Bahan
Pembelajaran
Relevan
dengan
Standar
Kompetensi
dan Indikator
yang ingin
dicapai. Cerita atau
Kisah
6
25, 26,
32, 33,
34, 35
Sesuai
dengan
Kemampuan
siswa untuk
menerima
dan
mengolahnya.
1 27
Menunjang 1 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
b. Instrumen Penelitian
ANGKET/KUESIONER
Nama Responden :
Sekolah :
Sebelum melanjutkan pengisian angket/kuesioner jawablah soal di bawah ini
dengan memberi tanda centang (√) pada pernyataan yang tepat!
Pendidikan Agama katolik dan Budi Pekerti disampaikan oleh ….
motivasi
siswa.
Membantu
siswa untuk
melibatkan
diri secara
aktif dalam
pembelajaran.
1 29
Sesuai
dengan
prosedur
didaktis yang
diikuti.
1 30
Sesuai
dengan media
pembelajaran
yang tersedia.
1 31
TOTAL SOAL 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Kepala Sekolah
Wali Kelas
Guru Mata Pelajaran Agama Katolik
Tenaga Lainnya
Petunjuk pengisian angket/kuesioner :
Berilah jawaban dari beberapa pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda
centang (√) pada kotak yang telah disediakan !
Tabel 3. Kuesioner Penelitian Evaluasi Materi Pendidikan Agama Katolik
dan Budi Pekerti Implikasinya bagi Pilihan Materi di Sekolah
Dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
No Pernyataan
Penilaian
Selalu Sering Jarang Tidak
Pernah
A. Materi Pokok
1. Saya bersyukur dengan kemampuan
yang saya miliki.
2. Saya mampu berkomunikasi
dengan baik kepada semua orang
yang dijumpai.
3. Saya memahami materi Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti
yang disampaikan oleh guru.
4. Materi Pendidikan Agama Katolik
dan Budi Pekerti membantu
mengembangkan talenta yang saya
miliki.
5. Saya mampu memahami sosok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Yesus Kristus ketika guru
menjelaskan.
6. Materi Pendidikan Agama Katolik
dan Budi Pekerti mendorong saya
terlibat aktif dalam kegiatan di
Gereja.
7
Materi Pendidikan Agama Katolik
dan Budi Pekerti mendorong saya
terlibat aktif dalam kegiatan di
masyarakat.
B. Deskripsi atau Uraian
8. Uraian pembelajaran Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti
membantu saya dalam
memperkembangkan kemampuan
yang saya miliki.
9. Uraian pembelajaran Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti
membantu saya dalam memahami
materi yang disampaikan oleh guru.
10. Uraian pembelajaran Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti
dapat saya pahami dengan mudah.
11. Uraian pembelajaran Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti
meningkatkan motivasi belajar saya.
12. Saya terlibat aktif di kelas.
13. Uraian pembelajaran Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti
disampaikan dengan cara yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
menarik.
14. Uraian pembelajaran Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti
disampaikan dengan menggunakan
media (gambar, video, alat peraga).
15. Uraian pembelajaran Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti
memuat ajaran Gereja yang sesuai
dengan materi pembelajaran.
C. Pengalaman
16. Pengalaman yang disampaikan oleh
guru atau teman membantu saya
dalam memperkembangkan
kemampuan yang saya miliki.
17. Pengalaman yang disampaikan oleh
guru atau teman membatu saya
dalam memahami materi
pembelajaran.
18. Pengalaman yang disampaikan oleh
guru dan teman dapat saya pahami
dengan mudah.
19. Pengalaman guru dan teman
membantu motivasi belajar saya.
20. Pengalaman guru dan teman
membantu saya terlibat aktif pada
saat proses pembelajaran.
21. Pengalaman yang disampaikan oleh
guru dan teman menarik.
22. Pengalaman guru atau teman
disampaikan dengan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
media (gambar, video, alat peraga).
23. Saya mendapatkan kesempatan
mengungkapkan pengalaman dalam
pembelajaran.
24. Pengalaman yang saya ungkapkan
dalam pembelajaran dihargai oleh
guru dan teman .
D. Cerita
25. Cerita membantu saya dalam
memperkembangkan kemampuan
yang saya miliki.
26. Cerita membatu saya dalam
memahami materi yang
disampaikan oleh guru.
27. Cerita yang disampaikan oleh guru
dan teman dapat saya pahami
dengan mudah.
28. Cerita membantu motivasi belajar
saya.
29. Cerita membantu saya terlibat aktif
pada saat proses pembelajaran.
30. Cerita yang disampaikan oleh guru
dan teman menarik.
31. Cerita disampaikan dengan
menggunakan media (Gambar,
Video, Alat Peraga).
32. Cerita yang disampaikan memuat
kisah tentang tokoh-tokoh dalam
Kitab Suci .
33. Cerita yang disampaikan memuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
kisah tentang santo-santa.
34. Cerita yang disampaikan memuat
tentang kearifan lokal dalam
masyarakat.
35. Cerita yang disampaikan memuat
kisah tentang kehidupan sehari-hari.
JUMLAH
c. Uji Coba Terpakai
1) Uji Validitas
Dapiyanta (2011:31) menyatakan valid adalah sahih, tepat sasaran
mengukur apa yang hendak diukur. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukuran itu mengukur apa yang ingin diukur (Sofian Effendi & Tukiran,
2012:124). Cara yang digunakan untuk mengihutung korelasi tiap penyataan
dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment,
yang rumusnya seperti berikut:
Keterangan
r : Koefisien Korelasi
∑X : Jumlah skor item
∑Y : Jumlah skor total (seluruh item)
n : Jumlah respoden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Untuk menentukan hasil instrumen valid atau tidaknya dapat ditentukan
sebagai berikut :
1) Jika r hitung > r tabel dengan taraf signifikasi 0,05 maka instrumen tersebut
dikatakan valid
2) Jika r hitung < r tabel dengan taraf signifikasi 0,05 maka instrument tersebut
dikatakan tidak valid.
Sedangkan untuk mendapatkan nilai r tabel dapat diperoleh melalui tabel r =
n-2.
Data yang telah diolah dan diuji validitasnya disajikan ke dalam tabel
sebagai berikut :
Tabel 4. Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Evaluasi Materi
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Implikasinya bagi
Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.
No R Hitung R Tabel Keterangan
1 0.305 0.361 Tidak Valid
2 0.269 0.361 Tidak Valid
3 0.658 0.361 Valid
4 0.315 0.361 Tidak Valid
5 0.335 0.361 Tidak Valid
6 0.517 0.361 Valid
7 0.531 0.361 Valid
8 0.646 0.361 Valid
9 0.467 0.361 Valid
10 0.495 0.361 Valid
11 0.431 0.361 Valid
12 0.172 0.361 Tidak Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
13 0.650 0.361 Valid
14 0.497 0.361 Valid
15 0.540 0.361 Valid
16 0.489 0.361 Valid
17 0.689 0.361 Valid
18 0.648 0.361 Valid
19 0.469 0.361 Valid
20 0.479 0.361 Valid
21 0.448 0.361 Valid
22 0.458 0.361 Valid
23 0.495 0.361 Valid
24 0.528 0.361 Valid
25 0.482 0.361 Valid
26 0.624 0.361 Valid
27 0.656 0.361 Valid
28 0.510 0.361 Valid
29 0.771 0.361 Valid
30 0.630 0.361 Valid
31 0.532 0.361 Valid
32 0.721 0.361 Valid
33 0.618 0.361 Valid
34 0.626 0.361 Valid
35 0.769 0.361 Valid
Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil bahwa ada 5 soal yang tidak valid
yaitu pada nomer 1,2,4,5, dan 12 karena memiliki rentang hitung lebih kecil dari
R tabel. Soal yang tidak valid tidak digunakan dalam proses pengumpulan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
2) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat apakah suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai instrumen pengumpul data karena sudah baik.
Uji reliabilitas menggunakan rumus cronbach alpha, sebagai berikut:
Keterangan :
r11 : Reliabilitas
k : Banyaknya butir pernyataan
𝟐
𝒃: Jumlah Varian butir
𝟐
𝒕 : Varian Total
Apabila koefisien Cronbach’s Alpha (r11) ≥ 0,7 maka dapat disimpulkan
bahwa instrumen yang digunakan reliabel (Johnson & Christensen, 2012).
Tabel 5. Ketentuan Penelitian Cronbach’s Alpha
Jika Cronbach’s Alpha memiliki nilai :
> 0,90 Reliabilitas Sempurna
0,70 – 0,90 Reliabilitas Tinggi
0,50 – 0,70 Reliabilitas Moderat
<0,50 Reliabilitas Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Hasil uji reliabilitas terhadap instrumen dibantu dengan SPSS version 16.0
menunjukkan hasil yang tersaji dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 6. Hasil Uji Realiabilitas Instrumen menggunakan SPSS version 16.0
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.827 4
Berdasarkan hasil output program SPSS version 16.0 di atas, diperoleh nilai
Cronbach’s Alpha sebesar 0.827. Maka dapat dinyatakan bahwa isntrumen dalam
penelitian ini reliabel dan berada dalam kategori realibilitas tinggi.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif dengan memanfaatkan SPSS Versi 16.0 dan Microsoft Excel 2007
dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara deskriptif dengan memaparkan
hasil yang diperoleh. Analisis deskriptif yang dipakai deskripsi frekuentif dan
deskripsi statistik. Untuk memperoleh hasil deskripsi frekuentif dipakai rumus
dengan cara menghitung persentase responden yaitu dengan cara jumlah
responden yang memberi tanggapan dibagi jumlah keseluruhan responden dikali
100%. Sedangkan untuk deskripsi statistik didapatkan dari hasil pengolahan yang
berisikan nilai rata-rata (mean), nilai tengah (median), nilai yang paling banyak
muncul (modus), standar deviasi, nilai tertinggi (maximum) dan nilai terendah
(minimum).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini penulis akan memaparkan mengenai pembahasan tentang
hasil dan analisis data yang meliputi latar belakang responden, deskripsi hasil
penelitian, pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian. Hasil analisis
instrumen diolah menggunakan SPSS versi 16.0 dan Ms. Excel 2007 lalu
diinterpretasikan berdasarkan kategori dan kerangka berfikit teoretis.
A. Latar Belakang Responden
Penelitian ini dilakukan terhadap siswa-siswi Pendidikan Agama Katolik
dan Budi Pekerti kelas IV-VI sekolah dasar di Daerah Istimewa Yogyakarta baik
di sekolah negeri maupun swasta Katolik. Responden penelitian ini berjumlah 71
anak yang tersebar di 12 sekolah dasar negeri dan 17 sekolah dasar swasta katolik
di wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara umum responden yang
terlibat di dalam penelitian ini dapat kami tunjukkan pada tabel di lembar
berikutnya :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 7. Rangkuman Latar Belakang Responden Data Keseluruhan Hasil
Penelitian Evaluasi Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Implikasinya Bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dijelaskan karakteristik responden
dalam penelitian ini. Secara keseluruhan responden berjumlah 71 siswa
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Sekolah Dasar. Berdasarkan latar
belakang kelas responden yang menjawab kuesioner terdiri dari kelas IV sebanyak
21 siswa (30%), kelas V sebanyak 21 siswa (30%), dan kelas VI sebanyak 29
siswa (40%). Berdasarkan latar belakang sekolah, responden yang menjawab
kuesioner berasal dari 17 sekolah dasar swasta katolik (59%) dan 12 sekolah dasar
negeri (41%). Sedangkan berdasarkan latar belakang wilayah geografis responden
yang menjawab kuesioner terdiri dari Kabupaten Sleman sebanyak 11 sekolah
(28%), Kabupaten Gunung Kidul 4 sekolah (14%), Kabupaten Bantul 1 sekolah
(3%), Kabupaten Kulon Progo 6 sekolah (21%) dan wilayah Kotamadya
No Kategori Keterangan Jumlah Presentase
1. Kelas IV 21 30 %
V 21 30 %
VI 29 40 %
2. Sekolah Swasta Katolik 17 59 %
Negeri 12 41 %
3. Kabupaten Sleman 11 28 %
Gunung Kidul 4 14 %
Bantul 1 3 %
Kulon Progo 6 21 %
Kota Madya 7 24 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Yogyakarta 7 sekolah (24%). Jadi semua responden yang berjumlah 71 siswa
memberikan jawaban terhadap kuesioner yang diberikan melalui aplikasi daring
google form.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Hasil Keseluruhan Evaluasi Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Implikasinya Bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta
a. Deskripsi Frekuentif Evaluasi Materi Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti Implikasinya Bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Penelitian ini menggunakan kuesioner yang disajikan secara online dengan
menggunakan aplikasi daring google form kepada reponden. Guna memperoleh
data kuantitatif hasil penelitian, digunakan skala likert pada instrumen penelitian
dengan rentang nilai antara 1-4.
Kemudian dilakukan analisis data yang telah diperoleh melalui aplikasi
daring google form dengan menggunkan Miscrosoft Excel 2007. Maka secara
keseluruhan dapat diperoleh hasil analisis deskriptif frekuentif dengan interval 15
dari skor maksimal 120 dan skor minimal 60 sebagai berikut:
Tabel 8. Rangkuman Deskripsi Frekuentif Data Keseluruhan Hasil
Penelitian Evaluasi Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Implikasinya Bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
No Kriteria Interval Frekuensi Persentase Keterangan
1 4=Selalu 106-120 20 28% Sangat Baik
2 3=Sering 91-105 32 45% Baik
3 2=Jarang 76-90 17 24% Tidak Baik
4 1=Tidak Pernah 60-75 2 3% Amat Tidak Baik
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui jawaban secara
keseluruhan yang diberikan oleh responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
disajikan di dalam penelitian. Responden yang memberikan jawaban pada kriteria
“Selalu” dengan skor penilaian 4 berjumlah 20 dengan presentase 28 %.
Responden yang memberikan jawaban pada kriteria “Sering” dengan skor
penilaian 3 berjumlah 32 dengan presentase 45 %. Responden yang memberikan
jawaban pada kriteria “Jarang” dengan skor penilaian 2 berjumlah 17 dengan
presentase 24 %. Sedangkan responden yang memberikan jawaban pada kriteria
“Tidak Pernah” dengan skor penilaian 1 berjumlah 2 dengan presentase 3 %.
Data tersebut juga dapat ditampilkan dalam bentuk diagram sebagai berikut:
Diagram 1. Rangkuman Deskripsi Frekuentif Data Keseluruhan Hasil
Penelitian Evaluasi Materi Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti Implikasinya Bagi Pilihan Materi di Sekolah
Dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Berdasarkan data di atas secara umum dapat dipahami bahwa evaluasi
materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di Sekolah Dasar Se-Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta telah terlaksana dengan baik. Hal ini tampak dari
tanggapan responden terhadap kuesioner yang disajikan di dalam penelitian ini.
Dua puluh delapan persen (28%) responden memberi jawaban jawaban dengan
kategori sangat baik terhadap materi yang disajikan dalam pembelajaran
pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di Sekolah Dasar di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Sedangkan empat puluh lima persen (45%) responden
memberikan jawaban dengan kategori baik.
Namun bukan berarti evaluasi materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti di Sekolah Dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini tidak perlu
lagi dilakukan. Urgensi evaluasi materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti juga tampak dari hasil penelitian ini. Dua puluh empat persen (24%)
responden dalam penelitian ini memberikan jawaban dengan kategori tidak baik
dan tiga persen (3%) memberikan jawaban dengan kategori amat tidak baik
terhadap materi yang disajikan dalam penelitian. Sehingga perlu adanya
peningkatan yang lebih baik agar kualitas materi semakin baik.
b. Deskripsi Statistik Evaluasi Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Implikasinya Bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta
Selain analisis secara deskriptif frekuentif data yang sama juga dapat
dianalisis secara statistik. Langkah ini dilakukan untuk lebih melihat akuntabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
data yang diperoleh. Data yang diberikan oleh responden melalui aplikasi daring
google form kami analisis dengan menggunakan SPSS version 16.0. Hasil analisis
statistik terhadap keseluruhan data dapat kami tampilkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 9. Rangkuman Deskripsi Statistik Data Keseluruhan Hasil Penelitian
Evaluasi Materi Pendidikan Agama Katolik Dan Budi Pekerti
Implikasinya Bagi Pilihan Materi Di Sekolah Dasar Se-Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta
Statistics
Keseluruhan
N Valid 71
Missing 0
Mean 98.03
Std. Error of Mean 1.355
Median 100.00
Mode 102
Std. Deviation 11.414
Variance 130.285
Range 60
Minimum 60
Maximum 120
Sum 6960
Dari tabel di atas, diketahui bahwa ada sebanyak 71 responden yang telah
memberikan jawaban terhadap kuesioner yang kami sajikan secara online melalui
aplikasi daring google form. Instrumen yang dipergunakan memiliki tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
validitas 100 % dengan tingkat kesalahan (missing) 0. Jawaban responden
terhadap kuesioner ditunjukkan dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 98.03,
standar error of Mean 1.355, nilai tengah (Median) 100.00, nilai yang sering
muncul (mode) 102, standar deviation 11.414, variance 130.285, nilai jangkauan
(range) 60, nilai minimum 60, nilai maximum 120, dan jumlah (sum) 6960.
c. Penilaian Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Implikasinya Bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta
Acuan Penilaian
Acuan penilaian yang digunakan untuk menilai materi Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti ialah acuan norma dengan rumus sebagaimana
terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 10. Penilaian Acuan Norma hasil keseluruhan
Skala
Huruf Kriteria
Rumus : Penilaian
Acuan Norma Batas Bawah
A Amat Baik mean + 1,5 SD 115.1495313
B Baik mean + 0,5 SD 103.7352898
C Tidak Baik mean - 0,5 SD 92.32104825
D Amat Tidak Baik mean - 1,5 SD 80.90680674
Nilai rata-rata (mean) 98.03 dalam rentang skor minimal 60 sampai
maksimal 120 menurut acuan dalam tabel di atas termasuk dalam kualifikasi tidak
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
2. Hasil Setiap Aspek Evaluasi Materi dalam Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti Implikasinya Bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
a. Materi Pokok dalam Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
1) Deskripsi Frekuentif Materi Pokok Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Implikasinya Bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta
Sub variabel Materi Pokok Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
meliputi dua indikator dengan masing-masing aspek yang ingin diketahui
bagaimana tanggapan responden. Masing-masing indikator dan aspeknya tersebut
adalah:
(1) Sejumlah materi pokok yang disusun secara sistematis untuk mencapai
kompetensi dasar dan indikator pembelajaran. Indikator ini meliputi aspek
peserta didik, Yesus Kristus, Gereja, dan Masyarakat. Aspek ini secara
langsung menunjuk pada ruang lingkup materi Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti di Sekolah Dasar (Dapiyanta, Susi Bonardy, Markus Masan Bali,
et al. 2017:10)
(2) Materi pokok disusun berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut
meliputi tiga aspek, yaitu sikap, pengetahuan, dan ketrampilan (Dapiyanta,
Susi Bonardy, Markus Masan Bali, et al. 2017:10)
Tanggapan responden terhadap sub variabel pokok Pendidikan Agama
Katolik dan Budi Pekerti dilakukan analisis secara deskripsi frekuentif dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
menggunkan Miscrosoft Excel 2007 secara keseluruhan dengan interval 1,75 dari
skor maksimal 12 dan skor minimal 5 yaitu sebagai berikut:
Tabel 11. Rangkuman Deskripsi Frekuentif Materi Pokok Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti Implikasinya Bagi Pilihan
Materi di Sekolah Dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta
No Skala Interval Jumlah Presentase Keterangan
1 4=Selalu 10.26 - 12 28 39% Sangat Baik
2 3=Sering 8.6 - 10.25 31 44% Baik
3 2=Jarang 6.76 - 8.5 8 11% Tidak Baik
4 1=Tidak Pernah 5-6.75 4 6% Amat Tidak
Baik
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui jawaban secara
keseluruhan yang diberikan oleh responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
disajikan di dalam sub variabel ini. Responden yang memberikan jawaban pada
kriteria “Selalu” dengan skor penilaian 4 berjumlah 28 dengan presentase 39 %.
Responden yang memberikan jawaban pada kriteria “Sering” dengan skor
penilaian 3 berjumlah 31 dengan presentase 44 %. Responden yang memberikan
jawaban pada kriteria “Jarang” dengan skor penilaian 2 berjumlah 8 dengan
presentase 11 %. Sedangkan responden yang memberikan jawaban pada kriteria
“Tidak Pernah” dengan skor penilaian 1 berjumlah 4 dengan presentase 6 %.
Data tersebut secara grafis dapat ditampilkan dalam diagram pada lembar
berikutnya :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Diagram 2. Rangkuman Deskripsi Frekuentif Materi Pokok Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti Implikasinya Bagi Pilihan
Materi di Sekolah Dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta
Berdasarkan data hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa sub
variabel materi pokok Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dalam proses
pembelajaran di sekolah dasar di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta telah
terlaksana dengan baik. Hal ini tampak dari jawaban responden terhadap
kuesioner yang disajikan di dalam penelitian ini. Tiga puluh sembilan persen
(39%) responden memberi jawaban dengan kategori sangat baik dan empat puluh
empat persen (44%) responden memberikan jawaban dengan kategori baik.
Sedangkan sebelas persen (11%) responden memberikan jawaban dengan kategori
tidak baik, dan enam persen (6%) responden memberikan jawaban dengan
kategori amat tidak baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
2) Deskripsi Statistik Materi Pokok dalam Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti Implikasinya Bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Data yang dihimpun melalui kuesioner yang disebarkan melalui aplikasi
daring google form kemudian dilakukan analisis secara deskriptif statistik dengan
menggunakan SPSS version 16.0. Analisis data pada aspek Materi Pokok dalam
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti menunjukkan hasil seperti pada tabel
11 halaman berikut:
Tabel 12. Rangkuman Deskripsi Statistik Materi Pokok Pendidikan Agama
Katolik dan Budi Pekerti Implikasinya Bagi Pilihan Materi di
Sekolah Dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Dari tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 71 responden yang
memberikan respon terhadap kuesioner yang disajikan. Respon atau tanggapan
responden ini setelah dianalisis diperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 9.83,
Statistics
Materi Pokok
N Valid 71
Missing 0
Mean 9.83
Std. Error of Mean .184
Median 10.00
Mode 10
Std. Deviation 1.549
Variance 2.400
Range 7
Minimum 5
Maximum 12
Sum 698
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
standar error of Mean 0.184, nilai tengah (Median) 10.00, nilai yang sering
muncul (mode) 10, standar deviation 1.549, variance 2.400, nilai jangkauan
(range) 7, nilai minimum 5, nilai maximum 12, dan jumlah (sum) 698.
3) Penilaian Materi Pokok dalam Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Implikasinya Bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta
Acuan Penilaian
Acuan penilaian yang digunakan untuk menilai materi pokok Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti ialah acuan norma dengan rumus sebagaiaman
terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 13. Penilaian Acuan Norma Materi Pokok
Skala
Huruf Kriteria
Rumus : Penilaian Acuan
Norma Batas Bawah
A Amat Baik mean + 1,5 SD 12.1545811
B Baik mean + 0,5 SD 10.60551764
C Tidak Baik mean - 0,5 SD 9.056454188
D Amat Tidak Baik mean - 1,5 SD 7.507390734
Nilai rata-rata (mean) 9.83 dalam rentang skor minimal 5 sampai
maksimal 12 menurut acuan dalam tabel di atas termasuk dalam kualifikasi tidak
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
b. Bahan Pembelajaran dalam Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
1) Materi Deskripsi dalam Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
a) Deskripsi Frekuentif Materi Deskripsi dalam Pendidikan Agama Katolik
dan Budi Pekerti Implikasinya Bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Sub Variabel kedua di dalam penelitian ini adalah deskripsi dalam materi
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti. Deskripsi yang dimaksud di dalam
sub variabel ini adalah sejumlah uraian mengenai materi pokok tertentu yang
sedang dipelajari. Sub variabel deskripsi yang dikembangkan di dalam penelitian
ini meliputi enam indikator. Keenam indikator tersebut adalah:
(1) Relevan dengan dengan standar kompetensi dan indikator yang ingin dicapai.
(2) Sesuai dengan kemampuan siswa untuk menerima dan mengolahnya.
(3) Mampu menunjang motivasi siswa, sesuai dengan pengalaman hidupnya, atau
keadaan hidupnya aktual.
(4) Dapat membantu siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam pembelajaran.
(5) Sesuai dengan prosedur didaktis yang diikuti.
(6) Sesuai dengan media pembelajaran yang tersedia.
Tanggapan responden terhadap aspek deskripsi dalam Pendidikan Agama
Katolik dan Budi Pekerti dianalisis secara deskriptif frekuentif dengan
menggunkan Miscrosoft Excel 2007 secara keseluruhan dengan interval 2,75 dari
skor maksimal 28 dan skor minimal 17 seperti tampak pada tabel di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel 14. Rangkuman Deskripsi Frekuentif Materi Deskripsi dalam
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Implikasinya Bagi
Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta
No Kriteria Interval Jumlah Presentasi Keterangan
1 4=Selalu 25.26 - 28 19 27% Sangat Baik
2 3=Sering 22.6 - 25.25 24 34% Baik
3 2=Jarang 19.76 - 22.5 14 20% Tidak Baik
4 1=Tidak Pernah 17 - 19.75 10 14% Amat Tidak Baik
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui jawaban secara
keseluruhan yang diberikan oleh responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
disajikan di dalam sub variabel ini. Responden yang memberikan jawaban pada
kriteria “Selalu” dengan skor penilaian 4 berjumlah 19 dengan presentase 27 %.
Responden yang memberikan jawaban pada kriteria “Sering” dengan skor
penilaian 3 berjumlah 24 dengan presentase 34 %. Responden yang memberikan
jawaban pada kriteria “Jarang” dengan skor penilaian 2 berjumlah 14 dengan
presentase 20 %. Sedangkan responden yang memberikan jawaban pada kriteria
“Tidak Pernah” dengan skor penilaian 1 berjumlah 10 dengan presentase 14 %.
Data tersebut secara grafis dapat ditampilkan dalam diagram sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Diagram 3. Rangkuman Materi Deskripsi dalam Pendidikan Agama Katolik
dan Budi Pekerti Implikasinya Bagi Pilihan Materi di Sekolah
Dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Berdasarkan data hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa sub
variabel deskripsi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dalam proses
pembelajaran di sekolah dasar di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta telah
terlaksana dengan baik. Hal ini tampak dari jawaban responden terhadap
kuesioner yang disajikan di dalam penelitian ini. Dua puluh tujuh persen (27%)
responden memberi jawaban dengan kategori sangat baik dan tiga puluh empat
persen (34%) responden memberikan jawaban dengan kategori baik. Sedangkan
dua puluh persen (20%) responden memberikan jawaban dengan kategori tidak
baik, dan empat belas persen (14%) responden memberikan jawaban dengan
kategori amat tidak baik.
19
24
14
10
27% 34% 20% 14%0
5
10
15
20
25
30
25.26 - 28 22.6 - 25.25 19.76 - 22.5 17 - 19.75
4 3 2 1
1 2 3 4
Jumlah Presentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
b) Deskripsi Statistik Materi Deskripsi dalam Pendidikan Agama Katolik
dan Budi Pekerti Implikasinya Bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Data yang dihimpun melalui kuesioner yang disebarkan melalui aplikasi
daring google form kemudian dilakukan analisis secara deskriptif statistik dengan
menggunakan SPSS version 16.0. Analisis data pada aspek Materi Pokok dalam
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti menunjukkan hasil seperti pada tabel
berikut ini:
Tabel 15. Rangkuman Deskripsi Statistik Materi Deskripsi dalam
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Implikasinya
Bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta
Statistics
deskripsi
N Valid 71
Missing 0
Mean 23.08
Std. Error of Mean .343
Median 23.00
Mode 22a
Std. Deviation 2.887
Variance 8.336
Range 11
Minimum 17
Maximum 28
Sum 1639
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Dari tabel di atas, diketahui bahwa ada sebanyak 71 responden. Jawaban
responden ini memperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 23.08, standar error of
Mean 0.343, nilai tengah (Median) 23.00, nilai yang sering muncul (mode) 22a
(beberapa nilai mode ada. Nilai terkecil ditampilkan), standar deviation 2.887,
variance 8.336, nilai jangkauan (range) 11, nilai minimum 17, nilai maximum 28,
dan jumlah (sum) 1639.
c) Penilaian Deskripsi dalam Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Implikasinya Bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta
Acuan Penilaian
Acuan penilaian yang digunakan untuk menilai materi pokok Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti ialah acuan norma dengan rumus sebagaiaman
terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 16. Penilaian Acuan Norma Materi Deskripsi
Skala
Huruf Kriteria
Rumus : Penilaian
Acuan Norma Batas Bawah
A Amat Baik mean + 1,5 SD 27.41522647
B Baik mean + 0,5 SD 24.52808019
C Tidak Baik mean - 0,5 SD 21.6409339
D Amat Tidak Baik mean - 1,5 SD 18.75378761
Nilai rata-rata (mean) 23.08 dalam rentang skor minimal 17 sampai
maksimal 28 menurut acuan dalam tabel di atas termasuk dalam kualifikasi tidak
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
2) Materi Pengalaman dalam Pendidikan Agama katolik dan Budi Pekerti
a) Deskripsi Frekuentif Materi Pengalaman dalam Pendidikan Agama
Katolik dan Budi Pekerti Implikasinya Bagi Pilihan Materi di Sekolah
Dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Aspek ketiga dalam penelitian ini adalah materi pengalaman dalam
Pendidikan Agama katolik dan Budi Pekerti. Aspek ini memiliki enam indikator
yang ingin diketahui bagaimana tanggapan responden. Keenam indikator tersebut
adalah:
(1) Relevan dengan dengan standar kompetensi dan indikator yang ingin dicapai.
(2) Sesuai dengan kemampuan siswa untuk menerima dan mengolahnya.
(3) Mampu menunjang motivasi siswa; sesuai dengan pengalaman hidupnya, atau
keadaan hidupnya aktual.
(4) Dapat membantu siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam pembelajaran.
(5) Sesuai dengan prosedur didaktis yang diikuti.
(6) Sesuai dengan media pembelajaran yang tersedia.
Tanggapan responden terhadap sub variabel materi pengalaman dalam
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dianalisis secara deskriptif frekuentif
dengan menggunkan Miscrosoft Excel 2007 secara keseluruhan dengan interval 5
dari skor maksimal 36 dan skor minimal 16 seperti tampak dalam tabel pada
lembar berikutnya :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 17. Rangkuman Deskripsi Frekuentif Materi Pengalaman dalam
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Implikasinya Bagi
Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta
No Kriteria Interval Jumlah Presentasi Keterangan
1 4=Selalu 32 - 36 20 28% Sangat Baik
2 3=Sering 27 - 31 38 54% Baik
3 2=Jarang 22 - 26 11 15% Tidak Baik
4 1=Tidak Pernah 16 - 21 2 3% Amat Tidak Baik
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui jawaban secara
keseluruhan yang diberikan oleh responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
disajikan di dalam sub variabel ini. Responden yang memberikan jawaban pada
kriteria “Selalu” dengan skor penilaian 4 berjumlah 20 dengan presentase 28 %.
Responden yang memberikan jawaban pada kriteria “Sering” dengan skor
penilaian 3 berjumlah 38 dengan presentase 54 %. Responden yang memberikan
jawaban pada kriteria “Jarang” dengan skor penilaian 2 berjumlah 11 dengan
presentase 15 %. Sedangkan responden yang memberikan jawaban pada kriteria
“Tidak Pernah” dengan skor penilaian 1 berjumlah 2 dengan presentase 3 %.
Data tersebut secara grafis dapat ditampilkan dalam diagram pada lembar
berikutnya :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Diagram 4. Rangkuman Deskripsi Frekuentif Materi Pengalaman dalam
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Implikasinya
Bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta
Berdasarkan data hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa sub variabel
deskripsi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dalam proses pembelajaran
di sekolah dasar di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta telah terlaksana dengan
baik. Hal ini tampak dari jawaban responden terhadap kuesioner yang disajikan di
dalam penelitian ini. Dua puluh delapan persen (28%) responden memberi
jawaban dengan kategori sangat baik dan lima puluh empat persen (54%)
responden memberikan jawaban dengan kategori baik. Sedangkan lima belas
persen (15%) responden memberikan jawaban dengan kategori tidak baik, dan
tiga persen (3%) responden memberikan jawaban dengan kategori amat tidak
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
b) Deskripsi Statistik Materi Pengalaman dalam Pendidikan Agama Katolik
dan Budi Pekerti Implikasinya Bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Data yang dihimpun melalui kuesioner yang disebarkan melalui aplikasi
daring google form kemudian dilakukan analisis secara deskriptif statistik dengan
menggunakan SPSS version 16.0. Analisis data pada aspek pengalaman dalam
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti menunjukkan hasil seperti pada tabel
berikut ini:
Tabel 18. Rangkuman Deskripsi Statistik Materi Pengalaman dalam
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Implikasinya Bagi
Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta
Statistics
pengalaman
N Valid 71
Missing 0
Mean 29.23
Std. Error of Mean .426
Median 30.00
Mode 30
Std. Deviation 3.590
Variance 12.891
Range 20
Minimum 16
Maximum 36
Sum 2075
Dari tabel di atas, diketahui bahwa ada sebanyak 71 responden. Jawaban
responden ini memperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 29.23, standar error of
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Mean 0.426, nilai tengah (Median) 30.00, nilai yang sering muncul (mode) 30,
standar deviation 3.590, variance 12.891, nilai jangkauan (range) 20, nilai
minimum 16, nilai maximum 36, dan jumlah (sum) 2075.
c) Penilaian Pengalaman dalam Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Implikasinya Bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta
Acuan Penilaian
Acuan penilaian yang digunakan untuk menilai materi pokok Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti ialah acuan norma dengan rumus sebagaiaman
terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 19. Penilaian Acuan Norma Materi Pengalaman
Skala
Huruf Kriteria
Rumus : Penilaian
Acuan Norma Batas Bawah
A Amat Baik mean + 1,5 SD 34.61103064
B Baik mean + 0,5 SD 31.02057829
C Tidak Baik mean - 0,5 SD 27.43012594
D Amat Tidak Baik mean - 1,5 SD 23.83967359
Nilai rata-rata (mean) 29.23 dalam rentang skor minimal 16 sampai
maksimal 36 menurut acuan dalam tabel di atas termasuk dalam kualifikasi tidak
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3) Materi Cerita dalam Pendidikan Agama katolik dan Budi Pekerti
a) Deskripsi Frekuentif Materi Cerita dalam Pendidikan Agama katolik dan
Budi Pekerti Implikasinya Bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Sub variabel Cerita Pendidikan Agama katolik dan Budi Pekerti meliputi
enam indikator dengan masing-masing aspek yang ingin diketahui bagaimana
tanggapan responden. Masing-masing indikator dan aspeknya tersebut adalah:
(1) Relevan dengan dengan standar kompetensi dan indikator yang ingin dicapai.
(2) Sesuai dengan kemampuan siswa untuk menerima dan mengolahnya.
(3) Mampu menunjang motivasi siswa; sesuai dengan pengalaman hidupnya,
atau keadaan hidupnya aktual.
(4) Dapat membantu siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam
pembelajaran.
(5) Sesuai dengan prosedur didaktis yang diikuti.
(6) Sesuai dengan media pembelajaran yang tersedia.
Melalui hasil kuesioner yang disebarkan melalui google form, diperoleh
hasil analisis deskripsi frekuentif dengan menggunkan Miscrosoft Excel 2007
secara keseluruhan dengan interval 5,5 dari skor maksimal 44 dan skor minimal
22 yaitu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Tabel 20. Rangkuman Deskripsi Frekuentif Materi Cerita dalam Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti Implikasinya Bagi Pilihan
Materi di Sekolah Dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta
No Kriteria Interval Jumlah Presentasi Keterangan
1 4=Selalu 38.6 - 44 21 30% Sangat Baik
2 3=Sering 34 - 38.5 31 44% Baik
3 2=Jarang 27.6 - 33 15 21% Tidak Baik
4 1=Tidak Pernah 22 - 27.5 4 6% Amat Tidak Baik
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui jawaban secara
keseluruhan yang diberikan oleh responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
disajikan di dalam sub variabel ini. Responden yang memberikan jawaban pada
kriteria “Selalu” dengan skor penilaian 4 berjumlah 21 dengan presentase 30 %.
Responden yang memberikan jawaban pada kriteria “Sering” dengan skor
penilaian 3 berjumlah 31 dengan presentase 44 %. Responden yang memberikan
jawaban pada kriteria “Jarang” dengan skor penilaian 2 berjumlah 15 dengan
presentase 21 %. Sedangkan responden yang memberikan jawaban pada kriteria
“Tidak Pernah” dengan skor penilaian 1 berjumlah 4 dengan presentase 6 %.
Data tersebut secara grafis dapat ditampilkan dalam diagram sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Diagram 5. Rangkuman Deskripsi Frekuentif Materi Cerita dalam
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Implikasinya
Bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta
Berdasarkan data hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa sub
variabel deskripsi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dalam proses
pembelajaran di sekolah dasar di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta telah
terlaksana dengan baik. Hal ini tampak dari jawaban responden terhadap
kuesioner yang disajikan di dalam penelitian ini. Tiga puluh persen (30%)
responden memberi jawaban dengan kategori sangat baik dan empat puluh empat
persen (44%) responden memberikan jawaban dengan kategori baik. Sedangkan
dua puluh satu persen (21%) responden memberikan jawaban dengan kategori
tidak baik, dan enam persen (6%) responden memberikan jawaban dengan
kategori amat tidak baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
b) Deskripsi Statistik Materi Cerita dalam Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti Implikasinya Bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Melalui hasil kuesioner yang disebarkan melalui google form,diperoleh
hasil analisis deskripsi statistik dengan menggunakan SPSS version 16.0 secara
keseluruhan sebagai berikut:
Tabel 21. Rangkuman Deskripsi Statistik Materi Cerita dalam Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti Implikasinya Bagi Pilihan Materi
di Sekolah Dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Statistics
Cerita
N
Valid 71
Missing 0
Mean 35.89
Std. Error of Mean .551
Median 36.00
Mode 34
Std. Deviation 4.640
Variance 21.530
Range 22
Minimum 22
Maximum 44
Sum 2548
Dari tabel di atas, diketahui bahwa ada sebanyak 71 responden. Jawaban
responden ini memperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 35.89, standar error of
Mean 0.551, nilai tengah (Median) 36.00, nilai yang sering muncul (mode) 34,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
standar deviation 4.640, variance 21.530, nilai jangkauan (range) 22, nilai
minimum 12, nilai maximum 44, dan jumlah (sum) 2548.
c) Penilaian Cerita dalam Pendidikan Agama Katolik dan Budi
PekertiImplikasinya Bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta
Acuan Penilaian
Acuan penilaian yang digunakan untuk menilai materi pokok Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti ialah acuan norma dengan rumus sebagaiaman
terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 22. Penilaian Acuan Norma Materi Cerita
Skala
Huruf Kriteria
Rumus : Penilaian
Acuan Norma Batas Bawah
A Amat Baik mean + 1,5 SD 42.84738535
B Baik mean + 0,5 SD 38.20734441
C Tidak Baik mean - 0,5 SD 33.56730348
D Amat Tidak Baik mean - 1,5 SD 28.92726254
Nilai rata-rata (mean) 35.89 dalam rentang skor minimal 12 sampai
maksimal 44 menurut acuan dalam tabel di atas termasuk dalam kualifikasi tidak
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
c. Rangkuman Hasil Evaluasi Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Implikasinya Bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta
Tabel 23. Rangkuman keseluruhan Hasil Evaluasi Materi Pendidikan Agama
Katolik dan Budi Pekerti Implikasinya Bagi Pilihan Materi di
Sekolah Dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Nilai Mean Frekuensi
Rata-
Rata Kualifikasi
Jumlah
Siswa Presentase Frekuensi
Evaluasi Materi
Pendidikan
Agama Katolik
dan Budi Pekerti
Implikasinya
Bagi Pilihan
Materi di
Sekolah Dasar
Se-Provinsi
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
98.03 Tidak Baik 32 45% Sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Tabel 24. Rangkuman Hasil Setiap Apek Evaluasi Materi Pendidikan Agama
Katolik dan Budi Pekerti Implikasinya Bagi Pilihan Materi di
Sekolah Dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
No Aspek
Nilai Mean Frekuensi
Rata-
rata Kualifikasi
Jumlah
Siswa Presentase Frekuensi
1 Materi Pokok 9.83 Tidak Baik 31 44% Sering
2 Deskripsi 23.08 Tidak Baik 24 34% Sering
3 Pengalaman 29.23 Tidak Baik 38 54% Sering
4 Cerita 35.89 Tidak Baik 31 44% Sering
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan Evaluasi Materi
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti implikasinya bagi pilihan materi di
sekolah dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dikategorikan tidak
baik. Penilaian ini didasarkan pada data kuantitatif nilai rata-rata (mean) maupun
hasil analisis frekuentif terhadap responden yang memberi jawaban dalam kriteria
sering. Kemudian dari hasil setiap aspek baik materi pokok, deskripsi,
pengalaman maupun cerita juga dapat dikategorikan tidak baik. Hal ini
ditunjukkan dari data kuantitatif frekuentif maupun statistik hasil penelititian
terhadap responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hasil Keseluruhan Hasil Evaluasi Materi Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti Implikasinya Bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Penelitian ini dimaksudkan untuk meengetahui kulitas materi Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti di sekolah dasar khususnya di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan hasil analisis data hasil penelitian di lapangan
maka dapat diketahui bagaimana tanggapan responden terhadap variabel tersebut.
Hasil analisis statistik data keseluruhan terhadap variabel tersebut menunjukkan
hasil tidak baik dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 98.03.
Secara frekuentif responden secara umum memberikan tanggapan yang
positif. Analisis data secara frekuentif menunjukkan hasil yang cukup heterogen.
Dua puluh responden (28%) memberikan tanggapan pada skala “selalu” dengan
dengan kategori sangat baik. Tiga puluh dua responden (45%) memberikan
tanggapan pada skala “Sering” dengan dengan kategori baik. Tujuh belas
responden (24%) memberikan tanggapan pada skala “Jarang” dengan dengan
kategori tidak baik. Dan dua orang responden (3%) memberikan tanggapan pada
skala “Tidak pernah” dengan dengan kategori amat tidak baik.
2. Materi Pokok Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Aspek pertama ini mau meneliti dua aspek pokok, yaitu keseuaian materi
pokok yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran dengan kompetensi inti,
kompetensi dasar, indikator yang harus dicapai dalam kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Sedangkan aspek kedua adalah ranah kemampuan yang harus dicapai siswa dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar.
Permendikbud nomor 64 tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar
dan Menengah dan Permendikbud nomor 57 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah menyebutkan ruang lingkup materi dan ranah
kempuan yang yang harus dikuasai siswa dalam Pendidikan Agama Katolik di
Sekolah Dasar. Materi pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di sekolah
dasar terdiri atas empat ruang lingkup pokok, yaitu pribadi peserta didik, Yesus
Kristus dan karya penyelamatan-Nya, Gereja, dan Masyarakat. Sedangkan dilihat
dari ranah kemampuan yang harus dikuasai oleh murid, Pendidikan Agama
Katolik dan budi pekerti di Sekolah Dasar harus membantu mereka
mengembangkan sikap spiritual maupun sosial, kemampuan pengetahuan dalam
memahami iman katolik, serta keterampilan mengungkapkan serta mewujudkan
iman itu dalam kehidupan nyata.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui tanggapan responden
terhadap aspek materi pokok Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
di Sekolah Dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Analisis data secara
statistik hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum responden
memberikan tanggapan terhadap sub variabel ini dalam kategori tidak baik. Hal
ini ditunjukkan dengan hasil rata-rata (mean) jawaban yang diberikan dengan nilai
sebesar 9.83. Validitas data tersebut juga didukung dengan hasil analisis data
penelitian secara deskripsi frekuentif. Secara frekuentif 31 responden memberikan
tanggapan terhadap kuesioner dalam kategori sering dengan presentase 44%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Dari penjelasan di atas maka dapatlah disimpulkan bahwa dalam kegiatan
pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di Sekolah Dasar se-
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta guru telah melakukan evaluasi materi
dalam upaya pengembangan materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.
Evaluasi itu dilakukan baik menyangkut ruang lingkup materi pokok maupun
ranah kemampuan yang ingin dicapai di dalam proses Pendidikan Agama Katolik
dan Budi Pekerti.
3. Materi Deskripsi dalam Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Aspek kedua dalam penelitian ini adalah deskripsi. Deskripsi adalah
sejumlah uraian mengenai substansi materi tertentu yang sedang dipelajari dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di sekolah dasar. Di
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti deskripsi dapat
berupa ajaran-ajaran resmi Gereja seperti dokumen-dokumen konsili atau ajaran-
ajaran resmi bapa-bapa Gereja.
Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di sekolah dasar yang
berupa deskripsi dapat ditemukan pada beberapa topik pembelajaran. Pada buku
guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Belajar Mengenal Yesus kelas
IV (F.X. Dapiyanta, et. al, 2017:85) pada pelajaran 6 topik Aku Membutuhkan
Orang Lain, disajikan kutipan dokumen Konsili Vatian II yaitu Gaudium et Spes
25,1. Pada pelajaran 19 topik Doa Syukur Gereja (F,X. Dapiyanta, et.al,
2017:253) disajikan beberapa kutipan dokumen Konsili Vatikan II; Lumen
Gentium 28, Sacrosantum Cocilium 6, dan Ad Gentes 9. Dalam pelajaran 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
tentang Doa Pribadi disajikan kutipan Kamus Gereja Katolik 2650-2654. Dan
pada pelajaran 22 tentang Doa Spontan disajikan kutipan Kamus Gereja Katolik
2559. Sedangkan dalam Buku Guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Belajar Mengenal Yesus kelas VI (F.X. Dapiyanta, et. al: 2017:77, 276, 291)
disajikan 3 kutipan dokumen Konsili Vatikan II, yaitu Gaudium et spes art.1, 6,
dan 16.
Indikator yang ingin dinilai dari tanggapan responden pada sub variabel ini
adalah:
a. Relevansinya dengan standar kompetensi dan indikator yang ingin dicapai.
b. Kesesuaian dengan kemampuan siswa untuk menerima dan mengolahnya.
c. Kesesuaian dengan pengalaman hidup siswa atau keadaan hidup actual mereka
sehingga mampu menunjang motivasi belajar.
d. Dapat membantu siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam pembelajaran.
e. Kesesuaian dengan prosedur didaktis yang diikuti, serta
f. Kesesuaian dengan media pembelajaran yang tersedia.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui tanggapan responden
terhadap aspek deskripsi Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di
Sekolah Dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara statistik
menunjukkan bahwa hasil rata-rata (mean) jawaban yang diberikan responden
berada dalam kategori tidak baik (sering) dengan nilai sebesar 23.08. Validitas
data tersebut juga didukung dengan hasil analisis data penelitian secara deskripsi
frekuentif. Secara frekuentif 24 responden memberikan tanggapan terhadap
kuesioner dalam kategori sering dengan presentase 34%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Dari data di atas maka dapatlah disimpulkan bahwa dalam kegiatan
pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di Sekolah Dasar se-
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta guru senantiasa melakukan evaluasi materi
dalam upaya pengembangan materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.
Evaluasi itu dilakukan terhadap aspek deskripsi, yaitu sejumlah uraian mengenai
substansi materi tertentu. Evaluasi materi yang berupa deskripsi yang dilakukan
oleh guru dinilai relevan dengan standar kompetensi dan indikator yang ingin
dicapai, sesuai dengan kemampuan siswa dalam menerima dan mengolahnya,
menunjang motivasi siswa, membantu siswa untuk aktif dalam pembelajaran,
sesuai dengan prosedur dikdatis, dan sesuai dengan media pembelajaran yang
tersedia.
4. Materi Pengalaman dalam Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Apek ketiga dalam penelitian ini adalah tentang pengalaman siswa dan
guru mengenai isi materi pokok tertentu yang sedang dibahas dalam
pembelajaran. Komisi Kateketik KWI dalam Buku Guru Pendidikan Agama
Katolik Kurikulum 2013 Kelas VI menjelaskan tentang peran pengalaman sebagai
salah satu aspek dalam materi Pendidikan Agama Katolik:
Pengalaman yang dimaksud dalam pendekatan reflektif adalah
pengalaman, baik langsung maupun tidak langsung, yang merupakan
akumulasi dari proses pembatinan yang melibatkan aspek kognitif dan
afektif. Termuat dalam pengalaman tersebut adalah fakta-fakta, analisis,
dugaan-dugaan, serta penilaian terhadap ide-ide. Pengalaman langsung
jauh lebih mendalam dan lebih berarti daripada pengalaman tidak
langsung. Pengalaman langsung dapat diperoleh bila siswa melakukan
percobaan-percobaan, melaksanakan suatu proyek, dan lain-lain.
Pengalaman tidak langsung dapat diolah dan direfleksikan dengan
membangkitkan imajinasi dan indra, sehingga meraka dapat sungguh-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
sungguh memasuki kenyataan yang sedang dipelajari. (F.X. Dapiyanta,
Susi Bonardy, Markus Masan Bali, et. al, 2017:15)
Di dalam penelitian ini pengalaman sebagai bagian bahan pembelajaran
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dilihat dalam perspektif:
a. Relevansinya dengan standar kompetensi dan indikator yang ingin dicapai.
b. Kesesuaian dengan kemampuan siswa untuk menerima dan mengolahnya.
c. Kesesuaian dengan pengalaman hidup siswa atau keadaan hidup aktual mereka
sehingga mampu menunjang motivasi belajar.
d. Dapat membantu siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam pembelajaran.
e. Kesesuaian dengan prosedur didaktis yang diikuti, serta
f. Kesesuaian dengan media pembelajaran yang tersedia.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui tanggapan responden
terhadap aspek pengalaman Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
di Sekolah Dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara statistik
menunjukkan bahwa hasil rata-rata (mean) jawaban yang diberikan responden
berada dalam kategori tidak baik (sering) dengan nilai sebesar 29.23. Validitas
data tersebut juga didukung dengan hasil analisis data penelitian secara deskripsi
frekuentif. Secara frekuentif 38 responden memberikan tanggapan terhadap
kuesioner dalam kategori sering dengan presentase 54%.
Dari data di atas maka dapatlah disimpulkan bahwa dalam kegiatan
pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di Sekolah Dasar se-
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta guru senantiasa melakukan evaluasi materi
dalam upaya pengembangan materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Evaluasi itu dilakukan terhadap aspek pengalaman. Evaluasi materi yang berupa
pengalaman yang dilakukan oleh guru dinilai relevan dengan standar kompetensi
dan indikator yang ingin dicapai, sesuai dengan kemampuan siswa dalam
menerima dan mengolahnya, menunjang motivasi siswa, membantu siswa untuk
aktif dalam pembelajaran, sesuai dengan prosedur dikdatis, dan sesuai dengan
media pembelajaran yang tersedia.
5. Materi Cerita dalam Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Sub Variabel ketiga di dalam penelitian ini adalah tentang cerita yang
relevan dengan isi materi pokok tertentu yang sedang dibahas dalam
pembelajaran. Cerita atau kisah tersebut dapat berupa kisah dari kitab suci, kisah
orang-orang kudus yang dapat menjadi teladan hidup beriman, atau kisah
kehidupan masyarakat sehari-hari. Tradisi naratif (cerita) dalam Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti sebenarnya berakar dari cara pengajaran yang di
lakukan Tuhan Yesus seperti di kisahkan dalam kitab suci. Cara ini yang
kemudian dikenal dengan pendekatan naratif-eksperiensial dalam Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti (F.X. Dapiyanta, Susi Bonardy, Markus Masan
Bali, et. al 2017:13). Sementara itu Thomas Groome (2010: 281) mengartikan
cerita dalam konteks pendidikan Kristen sebagai narasi dalam perspektif yang
lebih luas, yaitu seluruh tradisi iman yangt diekspresikan atau diwujudkan.
Di dalam penelitian ini cerita-cerita atau kisah tersebut dilihat dalam
perspektif:
a. Relevansinya dengan standar kompetensi dan indikator yang ingin dicapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
b. Kesesuaian dengan kemampuan siswa untuk menerima dan mengolahnya.
c. Kesesuaian dengan pengalaman hidup siswa atau keadaan hidup aktual mereka
sehingga mampu menunjang motivasi belajar.
d. Dapat membantu siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam pembelajaran.
e. Kesesuaian dengan prosedur didaktis yang diikuti, serta
f. Kesesuaian dengan media pembelajaran yang tersedia.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui tanggapan responden
terhadap aspek pengalaman Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
di Sekolah Dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara statistik
menunjukkan bahwa hasil rata-rata (mean) jawaban yang diberikan responden
berada dalam kategori tidak baik (sering) dengan nilai sebesar 29.23. Validitas
data tersebut juga didukung dengan hasil analisis data penelitian secara deskripsi
frekuentif. Secara frekuentif 38 responden memberikan tanggapan terhadap
kuesioner dalam kategori sering dengan presentase 54%.
Dari data di atas maka dapatlah disimpulkan bahwa dalam kegiatan
pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di Sekolah Dasar se-
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta guru senantiasa melakukan evaluasi materi
dalam upaya pengembangan materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.
Evaluasi itu dilakukan terhadap materi yang berupa cerita-cerita atau kisah.
Evaluasi materi yang berupa cerita yang dilakukan oleh guru dinilai relevan
dengan standar kompetensi dan indikator yang ingin dicapai, sesuai dengan
kemampuan siswa dalam menerima dan mengolahnya, menunjang motivasi siswa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
membantu siswa untuk aktif dalam pembelajaran, sesuai dengan prosedur
dikdatis, dan sesuai dengan media pembelajaran yang tersedia.
D. Keterbatasan Hasil Penelitian
Penelitian tentang Evaluasi Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Implikasinya Bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta ini telah diusahakan seoptimal mungkin sesuai dengan
prosedur penulisan ilmiah. Penelitian ini telah memberikan gambaran secara
umum mengenai pentingnya melakukan evaluasi materi yang berimplikasi pada
pilihan materi pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Namun penulis menyadari bahwa masih terdapat beberapa
keterbatasan dari hasil penelitian ini.
Sumber-sumber tertulis yang mendukung pengolahan gagasan yang
dibangun di dalam penelitian ini masih sangat terbatas. Informasi-informasi yang
digali dari responden sangat terbatas sehingga belum memberikan data yang
cukup mewakili kondisi yang sebenarnya. Situasi tanggap darurat pandemi covid-
19 yang terjadi tidak memungkinkan penulis melakukan langkah-langkah
penelitian yang telah direncakan baik dari segi waktu maupun teknik pelaksanaan
penelitian.
Penelitian ini direncanakan dengan asumsi kondisi yang normal dimana
peneliti dapat melakukan komunikasi dan menggali informasi secara mendalam.
Situasi pandemi memaksa penelitian dilakukan dengan menggunakan berbagai
sarana daring seperti watshapp, google form, email ataupun komunikasi melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
telepon dengan segala keterbatasan yang ada. Kemudian desain yang awalnya
menggunakan metode survei diganti dengan desain penelitian evaluatif.
Sedangkan untuk teknik pengumpulan data menggunakan teknik sampling
insidental. Dalam proses penelitian penulis menemukan kelemahan dalam teknik
yang digunakan yaitu penulis tidak dapat secara langsung menentukan responden
yang akan menjadi subyek penelitian. Selain itu dalam proses validasi instrumen
masih ada 5 soal yang tidak valid terutama pada materi pokok. Ada kemungkinan
yang bisa menyebabkan soal-soal tersebut tidak valid yaitu karena rumusan soal
yang terlalu sulit dipahami oleh responden
Sistematika pengolahan data baik yang bersumber dari kajian-kajian
pustaka maupun infomasi langsung dari responden masih lemah sehingga agak
sulit menampilkan gagasan secara sistematis dan utuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian, penulis menyimpulkan
sebagai berikut: evaluasi materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
dapat dipahami sebagai proses pengukuran, penilaian dan penentuan kelayakan
materi Pendidikan Agama Katolik berdasarkan kriteria-kriteria tertentu untuk
menentukan kelayakan materi tersebut. Adapun hasil penelitian menunjukkan
bahwa evaluasi materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti implikasinya
bagi pilihan materi di sekolah dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan evaluasi materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti implikasinya bagi pilihan materi di sekolah dasar Se-Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta memiliki kualifikasi yang tidak baik dengan nilai rata-
rata 98.03.
2. Aspek materi pokok pada penelitian ini memiliki kualifikasi tidak baik dengan
rata-rata 9.83. Dilihat dari data frekuensi terbanyak responden memberikan
tanggapan pada frekuensi sering dengan jumlah 31 siswa (44%).
3. Aspek deskripsi pada penelitian ini memiliki kualifikasi tidak baik dengan rata-
rata 23.08. Dilihat dari data frekuensi terbanyak responden memberikan
tanggapan pada frekuensi sering dengan jumlah 24 siswa (34%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
4. Aspek pengalaman pada penelitian ini memiliki kualifikasi tidak baik dengan
rata-rata 29.23. Dilihat dari data frekuensi terbanyak responden memberikan
tanggapan pada frekuensi sering dengan jumlah 38 siswa (54%).
5. Aspek cerita pada penelitian ini memiliki kualifikasi tidak baik dengan rata-
rata 35.89. Dilihat dari data frekuensi terbanyak responden memberikan
tanggapan pada frekuensi sering dengan jumlah 31 siswa (44%).
B. Saran
1. Guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Bagi guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti, diharapkan agar
dapat meningkatkan dalam pilihan dan pengembangan materi agar menjadi lebih
baik.
2. Pihak Sekolah
Bagi pihak sekolah diharapkan dapat menyediakan sumber-sumber materi
yang lebih beragam dan mengadakan pelatihan untuk meningkatkan
pengembangan materi.
3. Tim Penyusun dan Pengembang Materi Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti di Sekolah Dasar
Penilaian materi masuk kualifikasi tidak baik dengan skor rata-rata 98.03
dalam rentang skor minimal 60 sampai maksimal 120. Maka diusulkan agar tim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
penyusun dan pengembang materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di
sekolah dasar dapat meningkatkan kualitas materi Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti di sekolah dasar. Selain itu tim dapat terus menerus melakukan
evaluasi materi sehingga materi yang telah ada dapat dikembangkan dan para guru
dapat milih materi yang sesuai dengan kondisi dan situasi siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. ( 2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. (1984). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta:
PT.Bina Aksara.
Dapiyanta, FX. (2011) Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di
Sekolah. Bahan Ajar Mahasiswa. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
________, & Marianus Didi Kasmudi. (2017). Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti edisi revisi 2017 kelas V. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
________, Susi, Markus. et al,. (2017). Buku Guru Pendidikan Agama Katolik
dan Budi Pekerti Belajar Mengenal Yesus kelas VI. Yogyakarta:
Kanisius.
Effendi, Sofian dan Tukiran. (Ed.). (2012). Metode Penelitian Survei.
Jakarta:LP3ES
Farida, Ida. (2017). Evaluasi Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum Nasional.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Groome, Thomas H. (2010). Christian Religion Education-Pendidikan Agama
Kristen: Berbagi Cerita & Visi Kita. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Heryatno Wono Wulung, FX. (2017). Diktat Mata Kuliah Pembelajaran
Keagamaan Katolik Sekolah. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Komisi Kateketik Konferensi Wali Gereja Indonesia. (2007). Silabus Pendidikan
Agama Katolik untuk Sekolah Dasar Berdasarkan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Yogyakarta: Kanisius.
Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II. Penerjemah: R.
Hardawiryana. Jakarta: Obor. (Dokumen asli diterbitkan pada 1966).
Lembaga Alkitab Indonesia. (2018). Alkitab Deuterokanonika. Jakarta: Lembaga
Alkitab Indonesia.
Margono, S. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan Cetakan keempat. Jakarta:
Rineka Cipta.
Morissan, MA. (2012). Metode Penelitian Survei. Jakarta: PT Kencana.
Paul, Suparno, Moerti Yoedho Koesoemo, Detty Titisari, et al,. (2002).
Pendidikan Budi Pekerti di Sekolah. Suatu Tinjauan Umum.
Yogyakarta: Kanisius.
Purwo Juono, Ribut. (2013). Penyusunan Bahan Pembelajaran. Diunduh dari
http://juonorp.blockspot.com/2013/06/penyusunan-bahan
pembelajaran.html?m=1 pada 12 Oktober 2019.
Redaksi Tangga Pustaka. (2008). UUD 1945dan Perubahannya. Jakarta: PT.
Tangga Pustaka.
Redaksi Visimedia. (2008). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional & Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Visimedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Wijayanto, Felix Iwan. (2005). Habitus Baru Pendidikan Orang Muda. Dalam
Sunarko, Adrianus et. al (Ed. ). Bangkit dan Bergeraklah ! Dokumen
Hasil Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia 2005. Jakarta Pusat:
Obor.
Winkel, W.S. (2004). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
Yaumi, Muhammad. (2013). Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran Disesuaikan
dengan Kurikulum 2013 Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Kencana
Prenada Media group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(1)
Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Pengambilan Data dan Penelitian
SD Negeri 1 Kalibawang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
Lampiran 2. Surat Permohonan Izin Pengambilan Data dan Penelitian
SD Negeri 1 Naggulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
Lampiran 3. Surat Permohonan Izin Pengambilan Data dan Penelitian
SD Negeri 4 Wates
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
Lampiran 4. Surat Permohonan Izin Pengambilan Data dan Penelitian
SD Marsudirini Santa Theresia Boro
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
Lampiran 5. Surat Permohonan Izin Pengambilan Data dan Penelitian
SD Kanisius Kenteng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
Lampiran 6. Surat Permohonan Izin Pengambilan Data dan Penelitian
SD Negeri Totogan Samigaluh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(7)
Lampiran 7. Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Materi Pendidikan Agama Katolik
dan Budi Pekerti Implikasinya bagi Pilihan Materi di Sekolah
Dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Variabel Sub Variabel Indikator Deskriptor Jumlah
Soal
Nomer
soal
Evaluasi
Materi
Pendidikan
Agama
Katolik dan
Budi Pekerti
Implikasinya
bagi
Pengembanga
n Materi di
Sekolah Dasar
Se-Provinsi
Daerah
Istimewa
Yogyakarta.
Materi Pokok
Materi pokok
disusun
berdasarkan
tujuan yang
ingin dicapai.
Meliputi 3
aspek yaitu :
sikap,
pengetahuan
dan
keterampilan.
3 1,2,3
Sejumlah
materi pokok
yang disusun
secara
sistematis
untuk
mencapai
kompetensi
dasar dan
indikator
pembelajaran
.
Meliputi
empat aspek
yaitu : Siswa,
Yesus
Kristus,Gerej
a dan
Masyarakat. 4 4,5,6,7
Bahan
Pembelajaran
Relevan
dengan
Standar
Kompetensi
dan Indikator
yang ingin
dicapai.
Deskripsi
3 8,9,15
Sesuai
dengan
Kemampuan
siswa untuk
menerima
dan
mengolahnya
.
1 10
Menunjang
motivasi
siswa.
1 11
Membantu
siswa untuk
melibatkan
diri secara
aktif dalam
1 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(8)
pembelajaran
.
Sesuai
dengan
prosedur
didaktis yang
diikuti.
1 13
Sesuai
dengan media
pembelajaran
yang tersedia.
1 14
Bahan
Pembelajaran
Relevan
dengan
Standar
Kompetensi
dan Indikator
yang ingin
dicapai.
Pengalaman
2 16,17
Sesuai
dengan
Kemampuan
siswa untuk
menerima
dan
mengolahnya
.
1 18
Menunjang
motivasi
siswa.
1 19
Membantu
siswa untuk
melibatkan
diri secara
aktif dalam
pembelajaran
.
3 20,23,2
4
Sesuai
dengan
prosedur
didaktis yang
diikuti.
1 21
Sesuai
dengan media
pembelajaran
yang tersedia.
1 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(9)
Bahan
Pembelajaran
Relevan
dengan
Standar
Kompetensi
dan Indikator
yang ingin
dicapai.
Cerita atau
Kisah
6
25, 26,
32, 33,
34, 35
Sesuai
dengan
Kemampuan
siswa untuk
menerima
dan
mengolahnya
1 27
Menunjang
motivasi
siswa.
1 28
Membantu
siswa untuk
melibatkan
diri secara
aktif dalam
pembelajaran
1 29
Sesuai
dengan
prosedur
didaktis yang
diikuti.
1 30
Sesuai
dengan media
pembelajaran
yang tersedia.
1 31
TOTAL SOAL 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(10)
Lampiran 8. Kuesioner Penelitian Evaluasi Materi Pendidikan Agama
Katolik dan Budi Pekerti Implikasinya bagi Pilihan Materi di
Sekolah Dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
ANGKET/KUESIONER
Nama Responden :
Sekolah :
Sebelum melanjutkan pengisian angket/kuesioner jawablah soal di bawah ini
dengan memberi tanda centang (√) pada pernyataan yang tepat!
Pendidikan Agama katolik dan Budi Pekerti disampaikan oleh ….
Kepala Sekolah
Wali Kelas
Guru Mata Pelajaran Agama Katolik
Tenaga Lainnya
Petunjuk pengisian angket/kuesioner :
Berilah jawaban dari beberapa pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda
centang (√) pada kotak yang telah disediakan !
No Pernyataan
Penilaian
Selalu Sering Jarang Tidak
Pernah
A. Materi Pokok
1. Saya bersyukur dengan kemampuan
yang saya miliki.
2. Saya mampu berkomunikasi
dengan baik kepada semua orang
yang dijumpai.
3. Saya memahami materi Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti
yang disampaikan oleh guru.
4. Materi Pendidikan Agama Katolik
dan Budi Pekerti membantu
mengembangkan talenta yang saya
miliki.
5. Saya mampu memahami sosok
Yesus Kristus ketika guru
menjelaskan.
6. Materi Pendidikan Agama Katolik
dan Budi Pekerti mendorong saya
terlibat aktif dalam kegiatan di
Gereja.
7
Materi Pendidikan Agama Katolik
dan Budi Pekerti mendorong saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(11)
terlibat aktif dalam kegiatan di
masyarakat.
B. Deskripsi atau Uraian
8. Uraian pembelajaran Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti
membantu saya dalam
memperkembangkan kemampuan
yang saya miliki.
9. Uraian pembelajaran Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti
membantu saya dalam memahami
materi yang disampaikan oleh guru.
10. Uraian pembelajaran Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti
dapat saya pahami dengan mudah.
11. Uraian pembelajaran Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti
meningkatkan motivasi belajar saya.
12. Saya terlibat aktif di kelas.
13. Uraian pembelajaran Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti
disampaikan dengan cara yang
menarik.
14. Uraian pembelajaran Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti
disampaikan dengan menggunakan
media (gambar, video, alat peraga).
15. Uraian pembelajaran Pendidikan
Agama Katolik dan Budi Pekerti
memuat ajaran Gereja yang sesuai
dengan materi pembelajaran.
C. Pengalaman
16. Pengalaman yang disampaikan oleh
guru atau teman membantu saya
dalam memperkembangkan
kemampuan yang saya miliki.
17. Pengalaman yang disampaikan oleh
guru atau teman membatu saya
dalam memahami materi
pembelajaran.
18. Pengalaman yang disampaikan oleh
guru dan teman dapat saya pahami
dengan mudah.
19. Pengalaman guru dan teman
membantu motivasi belajar saya.
20. Pengalaman guru dan teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(12)
membantu saya terlibat aktif pada
saat proses pembelajaran.
21. Pengalaman yang disampaikan oleh
guru dan teman menarik.
22. Pengalaman guru atau teman
disampaikan dengan menggunakan
media (gambar, video, alat peraga).
23. Saya mendapatkan kesempatan
mengungkapkan pengalaman dalam
pembelajaran.
24. Pengalaman yang saya ungkapkan
dalam pembelajaran dihargai oleh
guru dan teman .
D. Cerita
25. Cerita membantu saya dalam
memperkembangkan kemampuan
yang saya miliki.
26. Cerita membatu saya dalam
memahami materi yang
disampaikan oleh guru.
27. Cerita yang disampaikan oleh guru
dan teman dapat saya pahami
dengan mudah.
28. Cerita membantu motivasi belajar
saya.
29. Cerita membantu saya terlibat aktif
pada saat proses pembelajaran.
30. Cerita yang disampaikan oleh guru
dan teman menarik.
31. Cerita disampaikan dengan
menggunakan media (Gambar,
Video, Alat Peraga).
32. Cerita yang disampaikan memuat
kisah tentang tokoh-tokoh dalam
Kitab Suci .
33. Cerita yang disampaikan memuat
kisah tentang santo-santa.
34. Cerita yang disampaikan memuat
tentang kearifan lokal dalam
masyarakat.
35. Cerita yang disampaikan memuat
kisah tentang kehidupan sehari-hari.
JUMLAH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(13)
Lampiran 9 : Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Evaluasi Materi
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Implikasinya
bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta
No R Hitung R Tabel Keterangan
1 0.305 0.361 Tidak Valid
2 0.269 0.361 Tidak Valid
3 0.658 0.361 Valid
4 0.315 0.361 Tidak Valid
5 0.335 0.361 Tidak Valid
6 0.517 0.361 Valid
7 0.531 0.361 Valid
8 0.646 0.361 Valid
9 0.467 0.361 Valid
10 0.495 0.361 Valid
11 0.431 0.361 Valid
12 0.172 0.361 Tidak Valid
13 0.650 0.361 Valid
14 0.497 0.361 Valid
15 0.540 0.361 Valid
16 0.489 0.361 Valid
17 0.689 0.361 Valid
18 0.648 0.361 Valid
19 0.469 0.361 Valid
20 0.479 0.361 Valid
21 0.448 0.361 Valid
22 0.458 0.361 Valid
23 0.495 0.361 Valid
24 0.528 0.361 Valid
25 0.482 0.361 Valid
26 0.624 0.361 Valid
27 0.656 0.361 Valid
28 0.510 0.361 Valid
29 0.771 0.361 Valid
30 0.630 0.361 Valid
31 0.532 0.361 Valid
32 0.721 0.361 Valid
33 0.618 0.361 Valid
34 0.626 0.361 Valid
35 0.769 0.361 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(14)
Lampiran 10 : Hasil SPSS 16.0 Uji Validitas Instrumen Penelitian Evaluasi Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti Implikasinya bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(15)
Lampiran 11 : Hasil Tanggapan Kuesioner Penelitian Evaluasi Materi
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Implikasinya
bagi Pilihan Materi di Sekolah Dasar Se-Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta melalui google form
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(16)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(17)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(18)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(19)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(20)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(21)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(22)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(23)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(24)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(25)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(26)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(27)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(28)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(29)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(30)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(31)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(32)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(33)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(34)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(35)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(36)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(37)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(38)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(39)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(40)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(41)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(42)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(43)
Lampiran 12 : Rekap Hasil Keseluruhan Tanggapan Responden dari Kuesioner Penelitian
No Nama Sekolah
PAK & BP
di
sampaiakan
Oleh ....
Nama Responden
Kelas Soal dan Jawaban
Total
IV V VI 3 6 7 8 9 1
0
1
1
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
3
0
3
1
3
2
3
3
3
4
3
5
1 SD Negeri
Pakem
Guru Mata
Pelajaran Kelvin df 1 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 2 3 4 3 4 4 3 4 3 2 4 3 4 3 102
2 SD Prennthaler
Kalirejo
Guru Mata
Pelajaran
Tino Trius Satya
Widiyanto 1 3 2 4 3 4 2 3 2 2 3 2 3 3 4 4 4 2 2 3 4 2 3 3 4 3 2 3 4 2 4 89
3 SD Kanisius
babadan
Tenaga
Lainnya
Yosef Fidelio Dyasworo
Adi 1 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 108
4 SD Prennthaler
Kalirejo
Guru Mata
Pelajaran Camellia Kristin 1 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 109
5 SD K Sang
Timur
Guru Mata
Pelajaran
Maria Bonefortis Ina
Peni 1 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 102
6 SD Negeri
Totogan
Guru Mata
Pelajaran Pricilla Nirmala Putri 1 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 91
7 SD Tarakanita
Ngembesan
Guru Mata
Pelajaran
Bernadeta Efa Natania
Larisa 1 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 4 4 3 3 81
8 Angela Merici Diandra
Melati Putri 1 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 83
9 Benedictus Gesit
Milangkasa 1 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 105
10 Agnes la vita Nishi 1 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 90
11 Velisita Priscila
Casitania 1 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 112
12 John Debrito Wibisono 1 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 95
13
SD Marsudirini
St. Theresia
Boro
Guru Mata
Pelajaran
Veronica Mutiara Shinta
Dewi 1 2 2 2 4 3 2 4 3 2 4 4 3 3 2 2 4 2 3 4 3 3 4 4 4 3 2 3 3 2 3 89
14 SD Tarakanita
Ngembesan
Guru Mata
Pelajaran
Teresia Revalita
Asriwardhani 1 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 112
15 SD Kanisius
Wirobrajan 1
Guru Mata
Pelajaran Satria Raka Pratama 1 3 2 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3 90
16 SD Tarakanita
Ngembesan
Guru Mata
Pelajaran Frida 1 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 103
17 Thomas kevin Triadmojo 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 82
18 SD Gunung
Mulyo
Guru Mata
Pelajaran Faizal Wahyu Endarto 1 4 4 2 4 3 4 2 3 3 4 2 2 4 2 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(44)
19 Laurensius yudia Putra
Pratama 1 3 3 2 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4 3 4 3 3 4 2 4 4 3 3 100
20 SD Kanisius
Notoyudan
Guru Mata
Pelajaran Gabriela 1 3 4 4 4 3 3 4 2 2 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 4 100
21 SD Kanisius
Kalasan
Guru Mata
Pelajaran
David Bonaventura
Situmorang 1 3 3 2 2 3 3 2 2 2 4 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 69
22 Guru Mata
Pelajaran Grace 1 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 4 3 4 96
23 SD Kanisius
Pugeran
Guru Mata
Pelajaran Agatha 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 114
24 SD Kanisius
Gayam
Guru Mata
Pelajaran Yuliana 1 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 93
25 SD kanisius
Kadirojo
Guru Mata
Pelajaran Lily 1 4 1 1 4 3 2 1 4 2 4 4 3 2 3 4 2 2 2 4 3 2 2 2 1 2 2 4 2 2 4 78
26 Guru Mata
Pelajaran Dede 1 3 1 1 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 60
27 SD Negeri
Banteng
Guru Mata
Pelajaran Cristina Cahyaningrum 1 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 107
28 Alva Yakobus 1 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 108
29 SD Percobaan 3
Pakem
Guru Mata
Pelajaran Bernadetta Amanda K 1 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 106
30 Anselmus Tonny 1 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 107
31 SD Negeri
Totogan
Guru Mata
Pelajaran
Laurentia Gita Charisma
Agung 1 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 107
32 SD Negeri
Keceme 1
Guru Mata
Pelajaran Mikhael Rafael Pirera 1 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 78
33 SD Kanisius
Kumendaman
Guru Mata
Pelajaran Ayla Meilistya 1 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 100
34 Jovani Keysa adhani 1 3 4 4 4 3 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 3 2 3 4 4 4 3 4 4 3 2 3 2 2 3 99
35 Ferdinand larya dyaka
anindhita 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 97
36 Elisabeth Dian Budi
Utami 1 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 82
37 Tiara 1 4 4 2 4 3 4 2 2 2 4 4 2 2 3 4 4 1 3 4 4 3 3 4 4 3 1 4 4 4 4 96
38 Scholastica Ferisdina 1 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 3 4 4 3 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 2 2 3 3 3 4 102
39 Florianus Armando
Mahardika Putra 1 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 90
40 Victorio Emmanuelle
Shira Jullian 1 4 3 4 4 4 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 95
41 SD Karitas
Nandan
Guru Mata
Pelajaran Shinta Hera Natalia 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(45)
42 SD Negeri
Selomulyo
Guru Mata
Pelajaran
Maria Immaculata
Regina Nataneilla 1 4 3 3 4 3 2 2 2 2 3 4 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 83
43 SD Negeri
Totogan
Guru Mata
Pelajaran Andreas Novan Setyanto 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 96
44 Daniel Deguna 1 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 101
45 Theresia Risti 1 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 4 102
46 Wulan Mahardika
Sayekti 1 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 2 2 4 4 103
47 Dionisius Rio Permana 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 2 4 4 110
48 SD Negeri
Tanjung
Guru Mata
Pelajaran Martha Karin Audyaruvi 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 112
49 SD Negeri
Totogan
Guru Mata
Pelajaran Frasnsiska Yeni Pricilla 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 110
50 Nikolas Kevin Dwi
Saputra 1 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 100
51 SD Negeri
Kalimenur
Guru Mata
Pelajaran Nicola Sandy Pranajaya 1 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 99
52 Brigita Ninda 1 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 97
53 Stefanie Anggi 1 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 101
54 SD Kanisius
Kokap
Guru Mata
Pelajaran Alicia Bayu Isna 1 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 97
55 SD Negeri
Tanjung
Guru Mata
Pelajaran
Fransisca Anindya Yuna
Nafeza 1 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 113
56 Maria Yosephine Adelia
Pramesti 1 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 114
57 Cornelia Dyah Ayu
Puspisntyas 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 104
58 M. Putu Asiana Vada 1 2 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 108
59 SD Kanisius
Kintelan I
Guru Mata
Pelajaran Maria Clara Bella 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 91
60 SD Negeri
Wonosari Baru
Guru Mata
Pelajaran Qeysha Wina Kinara 1 4 2 4 3 4 4 4 4 1 3 3 4 4 4 3 4 2 3 4 2 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 101
61 Lolita Ayu Safira 1 2 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 3 3 3 3 2 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 4 3 4 102
62 SD Kanisius
Gamping
Guru Mata
Pelajaran Novita Mardoli Mone 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 111
63
SD Negeri
Girisekar
Panggang
Guru Mata
Pelajaran
Adreza Rifaldo Jantra
Yulianto 1 4 4 3 4 4 3 4 2 2 4 3 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 2 3 4 102
64 Anindya Maheswari 1 3 3 2 1 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 87
65 SD Negeri
Lengungdi 2
Guru Mata
Pelajaran Yosaphat Abimanyu 1 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(46)
Panggang
66
SD Negeri
Girisekar
Panggang
Guru Mata
Pelajaran Robertus Bara Saputra 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 90
67 Herlambang Galih
Setyaji 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 88
68 Thomas Hanom
Yogantoro 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 87
69 SD Negeri
Wonosari Baru
Guru Mata
Pelajaran Reda Rambu Wohangara 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 120
70 SD Negeri
karang Duwet 3
Guru Mata
Pelajaran
Anastasia Putri Prahesti
Wulandari 1 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 113
71 Maria Valencia Nadia
Cinta harwati 1 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 2 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 4 4 4 3 4 4 102
TOTAL 21 21 29
2
4
0
2
3
4
2
2
4
2
4
0
2
3
9
2
3
5
2
3
5
2
3
3
2
0
7
2
5
0
2
3
7
2
3
4
2
3
5
2
3
0
2
3
6
2
3
7
1
9
6
2
2
4
2
4
6
2
3
9
2
3
7
2
3
6
2
3
4
2
3
5
2
3
0
2
0
4
2
4
3
2
2
3
2
2
2
2
4
5
6960
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI