evaluasi kinerja aspek keuangan berdasarkan … · dan untuk melakukan penilaian kinerja aspek...

13
eJournal Administrasi Bisnis, 2013, 1 (1) : 17 - 29 ISSN 0000-0000, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.org © Copyright 2013 EVALUASI KINERJA ASPEK KEUANGAN BERDASARKAN KEPMENDAGRI NO. 47 TAHUN 1999 PADA PDAM KOTA SAMARINDA PERIODE 2008-2011 Charles Munoz Hasyboni ([email protected] atau [email protected]) Abstrak PDAM dengan kinerja organisasi yang efektif dan efisien, dengan dilakukannya penilaian kinerja aspek keuangan ini, maka segala pengambilan keputusan dapat ditelaah apakah sudah dilakukan secara tepat dan objektif. Hal ini, juga berguna untuk mengetahui dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkan dengan rencana kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja periode berikutnya. Hasil perhitungan kinerja aspek keuangan PDAM Kota Samarinda periode 2008-2011 sesuai Kepmendagri No. 47 Tahun 1999, sebagai berikut ; di tahun 2008 dengan katagori “cukup”, di tahun 2009 dengan katagori “Baik sekali”, di tahun 2010 dengan katagori “Baik”, dan di tahun 2011 dengan katagori “Baik”. Tingginya kinerja di tahun 2009, tidak bisa dikatakan sebagai suatu prestasi kinerja, dikarenakan kenaikan kinerja yang begitu drastis dipengaruhi adanya kenaikan tarif air sebesar 65%. Sehingga dari kenaikan tarif air tersebut berdampak positif pada pendapatan yang dihasilkan PDAM (laba). Peningkatan suatu kinerja aspek keuangan dapat dilakukan dengan cara terus melakukan efisiensi biaya, selalu mengadakan control dan perawatan rutin pada jaringan/pipa instalasi sehingga mampu menekan angka kehilangan air. Kata kunci : Kinerja, Rasio, Kepmendagri No. 47 Tahun 1999 Pendahuluan Di Indonesia, dalam sejarah pembentukan BUMD pada umumnya diberikan 2 tugas utama, yaitu pertama pelayanan masyarakat dan kedua memperoleh keuntungan. Tugas pelayanan masyarakat dimaksudkan untuk lebih menjamin tersedianya pelayanan tersebut dalam jumlah yang cukup. Sementara itu, tugas kontribusi ke Anggaran Pendapatan Daerah (APBD), kontribusi BUMD dalam APBD termasuk kategori Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai bagian laba perusahaan milik daerah atau bagian laba BUMD. Tugas pertama sering dianggap menjadi penyebab terjadinya kerugian perusahaan, karena lebih memperhatikan penyediaan jasa pelayanan dari pada memperoleh keuntungan. (Andries, 2011:4)

Upload: others

Post on 30-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI KINERJA ASPEK KEUANGAN BERDASARKAN … · Dan untuk melakukan penilaian kinerja aspek keuangan PDAM Kota Samarinda perlu dilakukannya analisis rasio keuangan terhadap laporan

eJournal Administrasi Bisnis, 2013, 1 (1) : 17 - 29 ISSN 0000-0000, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.org © Copyright 2013

EVALUASI KINERJA ASPEK KEUANGAN

BERDASARKAN KEPMENDAGRI NO. 47 TAHUN 1999

PADA PDAM KOTA SAMARINDA PERIODE 2008-2011

Charles Munoz Hasyboni

([email protected] atau [email protected])

Abstrak

PDAM dengan kinerja organisasi yang efektif dan efisien, dengan

dilakukannya penilaian kinerja aspek keuangan ini, maka segala pengambilan

keputusan dapat ditelaah apakah sudah dilakukan secara tepat dan objektif. Hal

ini, juga berguna untuk mengetahui dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan

membandingkan dengan rencana kerja serta melakukan tindakan untuk

memperbaiki kinerja periode berikutnya.

Hasil perhitungan kinerja aspek keuangan PDAM Kota Samarinda

periode 2008-2011 sesuai Kepmendagri No. 47 Tahun 1999, sebagai berikut ; di

tahun 2008 dengan katagori “cukup”, di tahun 2009 dengan katagori “Baik

sekali”, di tahun 2010 dengan katagori “Baik”, dan di tahun 2011 dengan

katagori “Baik”. Tingginya kinerja di tahun 2009, tidak bisa dikatakan sebagai

suatu prestasi kinerja, dikarenakan kenaikan kinerja yang begitu drastis

dipengaruhi adanya kenaikan tarif air sebesar 65%. Sehingga dari kenaikan tarif

air tersebut berdampak positif pada pendapatan yang dihasilkan PDAM (laba).

Peningkatan suatu kinerja aspek keuangan dapat dilakukan dengan cara

terus melakukan efisiensi biaya, selalu mengadakan control dan perawatan rutin

pada jaringan/pipa instalasi sehingga mampu menekan angka kehilangan air.

Kata kunci : Kinerja, Rasio, Kepmendagri No. 47 Tahun 1999

Pendahuluan

Di Indonesia, dalam sejarah pembentukan BUMD pada umumnya

diberikan 2 tugas utama, yaitu pertama pelayanan masyarakat dan kedua

memperoleh keuntungan. Tugas pelayanan masyarakat dimaksudkan untuk lebih

menjamin tersedianya pelayanan tersebut dalam jumlah yang cukup. Sementara

itu, tugas kontribusi ke Anggaran Pendapatan Daerah (APBD), kontribusi BUMD

dalam APBD termasuk kategori Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai bagian

laba perusahaan milik daerah atau bagian laba BUMD. Tugas pertama sering

dianggap menjadi penyebab terjadinya kerugian perusahaan, karena lebih

memperhatikan penyediaan jasa pelayanan dari pada memperoleh keuntungan.

(Andries, 2011:4)

Page 2: EVALUASI KINERJA ASPEK KEUANGAN BERDASARKAN … · Dan untuk melakukan penilaian kinerja aspek keuangan PDAM Kota Samarinda perlu dilakukannya analisis rasio keuangan terhadap laporan

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 1, 2013: 17 - 29

18

Pemerintah mendirikan PDAM bertujuan untuk menyediakan air bersih

yang struktur organisasinya berinduk pada pemerintah daerah. PDAM merupakan

badan usaha yang harus menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu sebagai social

oriented dan profit oriented. Social oriented adalah pelayanan yang baik terhadap

masyarakat dalam penyediaan air bersih, sedangkan profit oriented adalah tujuan

untuk menghasilkan laba sebagai dana untuk beroperasi dan sebagai sumber

penerimaan daerah. Maka sudah menjadi keharusan agar didalamnya menjalankan

kedua fungsi tersebut. (Widyanto, 2012 : 1)

Untuk menjalankan fungsi di atas sangat dibutuhkan suatu kondisi

perusahaan yang sehat, baik dalam arti ekonomi maupun dalam arti sosial, sehat

dalam arti ekonomi dapat diukur kinerja ekonomi yang umumnya digunakan

dalam menilai kesehatan atau kinerja perusahaan, sedangkan sehat dalam arti

sosial di ukur dari tujuan perusahaan dalam kaitanya dengan pelayanan kepada

masyarakat. Oleh karena itu, PDAM Kota Samarinda dituntut untuk dapat

melakukan segala upaya perbaikan dan penyempurnaan dalam meningkatkan

kualitas pelayanan air minum yang telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat

banyak, apalagi pada saat ini PDAM dinilai masih rendah dalam cakupan

pelayanan ini disebabkan keterbatasan jaringan pipa distribusi air kepada

masyarakat dan tenaga tehnik yang ada dilapangan yang melayani penyambungan

pelanggan serta kecepatan penanggulangan kebocoran pipa air yang di

distribusikan kepada masyarakat. Untuk itu dilakukan upaya perbaikan dan

penyempurnaan kualitas pelayanan air minum, ini diharapkan dapat tercapainya

PDAM dengan kinerja organisasi yang efektif dan efisien. Menghadapi kondisi

tersebut perlu dilakukan penilaian kinerja manajemen dengan penilaian kinerja,

maka manajemen dapat mengetahui, kualitas dan pelayanan air minum yang telah

diberikan kepada masyarakat. (Andries, 2011:6)

Dan untuk melakukan penilaian kinerja aspek keuangan PDAM Kota

Samarinda perlu dilakukannya analisis rasio keuangan terhadap laporan keuangan

pada setiap akhir tahun buku. Untuk mencapai nilai maksimum dan bobot kinerja

dari indikator aspek keuangannya dapat dilihat sesuai dengan Kepmendagri no. 47

tahun 1999 pasal 3 ayat (2) huruf a, ayat (3) huruf a, dan ayat (4) huruf a dan b,

serta ayat (5) huruf a. Dan untuk tolok ukur tingkat keberhasilan PDAM Kota

Samarinda dapat dilihat pada pasal 3 ayat (1), Kepmendagri no.47 tahun 1999.

Mengingat cakupan pelayanan mencapai 85,86 % dari 750.460 penduduk

samarinda dan kenaikan tarif air sebesar 65%, serta hutang yang ditanggung

PDAM hingga tahun 2015 mencapai Rp. 31.788.250.734,-, bagaimana kinerja

PDAM khususnya aspek keuangan dalam kurun waktu 4 tahun terakhir, apabila

terjadi peningkatan atau penurunan kinerja bisa ditunjukan dengan kegiatan ini.

Diharapkan dengan meningkatnya kinerja merupakan jaminan PDAM untuk

mampu melunasi hutang yang dimiliki tersebut. Aspek keuangan merupakan

faktor penting penunjang optimalnya pelayanan PDAM pada masyarakat,

sehingga dianggap perlu dilakukannya evaluasi kenerja keuangan guna

mengetahui tingkat keberhasilan yang telah dicapai dalam kurun waktu 4 tahun

Page 3: EVALUASI KINERJA ASPEK KEUANGAN BERDASARKAN … · Dan untuk melakukan penilaian kinerja aspek keuangan PDAM Kota Samarinda perlu dilakukannya analisis rasio keuangan terhadap laporan

Evaluasi kinerja aspek keuangan PDAM Kota Samarinda – Hasyboni

19

terakhir. Dengan dilakukan penilaian kinerja ini, maka segala pengambilan

keputusan dapat ditelaah apakah sudah dilakukan secara tepat dan objektif. Hal

ini, juga berguna untuk mengetahui dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan

membandingkan dengan rencana kerja serta melakukan tindakan untuk

memperbaiki kinerja periode berikutnya.

Kerangka Dasar Teori

Manajemen keuangan

Menurut Sutrisno dalam Juriani (2011 : 9), manajemen keuangan adalah

semua aktifitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan

dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunkan dan

mengalokasikan dana tersebut secara efisien. Manajemen keuangan dapat

diartikan sebagai manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan dalam upaya

memaksimalkan nilai perusahaan.

Penilaian kinerja Menurut Bambang Wahyudi ( 2002 : 101 ) “penilaian kinerja adalah suatu

evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja /

jabatan seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya”. (Wikipedia,

2012)

Laporan keuangan Menurut Kasmir (2012 : 7) laporan keuangan adalah laporan yang

menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode

tertentu.

Analisis laporan keuangan Menurut Foster 1986 : 58, “Mengemukakan pengertian analisis laporan

keuangan sebagai berikut : mempelajari hubungan-hubungan di dalam suatu set

laporan keuangan pada suatu saat tertentu dan kecenderungan-kecenderungan dari

hubungan ini sepanjang waktu”. (Harahap, 2006 : 190 – 193)

Rasio keuangan Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari

satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang

relevan dan signifikan (berarti). (Harahap, 2006 : 299)

Penilaian kinerja PDAM Penilaian kinerja pada PDAM berbeda dengan penilaian kinerja pada

perusahaan swasta atau bidang pemerintah lainnya. Karena untuk PDAM sendiri

telah memiliki alat ukur perhitungan dalam menganalisis tingkat keberhasilan

kinerja PDAM yaitu berdasarkan SK Mendagri No. 47 tahun 1999. Penilaian

tingkat kesehatan PDAM didasarkan pada keputusan Menteri Dalam Negeri

Nomor 47 Tahun 1999 tentang pedoman penilaian kinerja PDAM. Dan untuk

melakukan penilaian kinerja aspek keuangan PDAM perlu dilakukannya analisis

rasio keuangan terhadap laporan keuangan pada setiap akhir tahun buku. Untuk

mencapai nilai maksimum dan bobot kinerja dari indikator aspek keuangannya

dapat dilihat sesuai dengan Kepmendagri no. 47 tahun 1999 pasal 3 ayat (2) huruf

Page 4: EVALUASI KINERJA ASPEK KEUANGAN BERDASARKAN … · Dan untuk melakukan penilaian kinerja aspek keuangan PDAM Kota Samarinda perlu dilakukannya analisis rasio keuangan terhadap laporan

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 1, 2013: 17 - 29

20

a, ayat (3) huruf a, dan ayat (4) huruf a dan b, serta ayat (5) huruf a. Dan untuk

tolok ukur tingkat keberhasilan PDAM Kota Samarinda dapat dilihat pada pasal 3

ayat (1), Kepmendagri no.47 tahun 1999.

Metode Penelitian

Ruang lingkup penelitian dan pembahasannya hanya di fokuskan pada

kinerja aspek keuangan, berdasarkan Kepmendagri No. 47 Tahun 1999 pasal 3

ayat (1), ayat (2) huruf a, ayat (3) huruf a, ayat (4) huruf a dan b, ayat (5) huruf a,

yang lebih menitikberatkan pada laporan keuangan perusahaan (laporan laba rugi

dan neraca) untuk periode 2008-2011.

Data yang diperoleh berupa data sekunder tersebut di analisis dengan

pendekatan kuantitatif termasuk penyajian data melalui table dan grafik kemudian

diperbandingkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan kinerja aspek keuangan

PDAM Kota Samarinda. Alat analisis yang digunakan adalah ;

Tabel 3.1. Perhitungan kinerja aspek keuangan PDAM menurut Kepmendagri

No.47 Tahun 1999

No Indikator Rumus Rasio Nilai

1

Rasio Laba

Terhadap Aktiva

Produktif

> 10%

> 7%-10%

> 3%-7%

> 0%-3%

≤ 0%

5

4

3

2

1

2 Rasio Laba

Terhadap Penjualan

> 20%

> 14% - 20%

> 6% - 14%

> 0% - 6%

≤ 0%

5

4

3

2

1

3

Rasio Aktiva Lancar

Terhadap Utang

Lancar

> 1,75 – 2,00

> 1,50 – 1,75

> 1,25 – 1,50

> 1,00 – 1,25

≤ 1,00

5

4

3

2

1

4

Rasio Utang Jangka

Panjang Terhadap

Ekuitas

< 0,5

> 0,5 – 0,7

> 0,7 – 0,8

> 0,8 – 1,0

> 1,0

5

4

3

2

1

5

Rasio Total Aktiva

Terhadap Total

Utang

> 2,0

> 1,7 – 2,0

> 1,3 – 1,7

> 1,0 – 1,3

≤ 1,0

5

4

3

2

1

Page 5: EVALUASI KINERJA ASPEK KEUANGAN BERDASARKAN … · Dan untuk melakukan penilaian kinerja aspek keuangan PDAM Kota Samarinda perlu dilakukannya analisis rasio keuangan terhadap laporan

Evaluasi kinerja aspek keuangan PDAM Kota Samarinda – Hasyboni

21

6

Rasio Biaya Operasi

Terhadap

Pendapatan Operasi

≤ 0,50

> 0,50 – 0,65

> 0,65 – 0,85

> 0,85 – 1,00

> 1,00

5

4

3

2

1

7

Rasio Laba Operasi

sebelum Biaya

Penyusutan terhadap

Angsuran Pokok

dan Bunga Jatuh

Tempo

> 2,0

> 1,7 – 2,0

> 1,3 – 1,7

> 1,0 – 1,3

≤ 1,0

5

4

3

2

1

8

Rasio Aktiva

Produktif Terhadap

Penjualan Air

≤ 2

> 2,0 – 4,0

> 4,0 – 6,0

> 6,0 – 8,0

> 8,0

5

4

3

2

1

9 Jangka Waktu

Penagihan Piutang

< 60

> 60 – 90

> 90 – 150

> 150 – 180

> 180

5

4

3

2

1

10 Evektifitas

Penagihan

> 90%

> 85% - 90%

> 80% - 85%

> 75% - 80%

≤ 75%

5

4

3

2

1

B o n u s

11

Peningkatan rasio

laba terhadap aktiva

produktif

Rasio laba terhadap

aktiva produktif tahun ini

– rasio laba terhadap

aktiva produktif tahun

lalu

> 12%

> 9% - 12%

> 6% - 9%

> 3% - 6%

≤ 0% - 3%

5

4

3

2

1

12

Peningkatan rasio

laba terhadap

penjualan

Rasio laba terhadap

penjualan tahun ini -

rasio laba terhadap

penjualan tahun lalu

> 12%

> 9% - 12%

> 6% - 9%

> 3% - 6%

≤ 0% - 3%

5

4

3

2

1

Dari alat analisis diatas, perhitungan nilai kinerja aspek keuangan PDAM

Kota Samarinda untuk dinyatakan sudah mencapai nilai maksimum atau belum

adalah sebagai berikut :

Penilaian indikator aspek keuangan :

Page 6: EVALUASI KINERJA ASPEK KEUANGAN BERDASARKAN … · Dan untuk melakukan penilaian kinerja aspek keuangan PDAM Kota Samarinda perlu dilakukannya analisis rasio keuangan terhadap laporan

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 1, 2013: 17 - 29

22

Keterangan :

60 = Nilai maksimum indikator aspek keuangan

45 = Bobot kinerja aspek keuangan

Penilaian keadaan tingkat keberhasilan PDAM digolongkan, sebagai berikut:

Tabel 3.2. Klasifikasi kinerja PDAM

Nilai kinerja Katagori

> 75 Baik sekali

> 60 – 75 Baik

> 45 – 60 Cukup

> 30 – 45 Kurang

≤ 30 Tidak baik Sumber : Kepmendagri No. 47 Tahun 1999

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Perusahaan Daerah Air Minum Kota Samarinda adalah suatu Badan

Usaha Pemerintah Daerah dibidang pelayanan jasa pelayanan air minum yang

memenuhi syarat. PDAM Kota Samarinda beralamat di jalan Tirta Kencana No. 1

Kelurahan Kampung Jawa.

Tabel 4.15. Rangkuman penilaian kinerja aspek keuangan PDAM Kota

Samarinda periode 2008-2011

Rasio Interval Nilai Rasio Interval Nilai Rasio Interval Nilai Rasio Interval Nilai

1 Rasio laba terhadap aktiva produktif -6.32% ≤ 0% 1 11.85% > 10% 5 8.64% > 7%-10% 4 5.86% > 3%-7% 3

2 Rasio laba terhadap penjualan -11.42% ≤ 0% 1 15.08% > 14%-20% 4 11.57% > 6%-14% 3 10.50% > 6%-14% 3

3 Rasio aktiva lancar terhadap utang lancar 0.57 ≤ 1.00 1 4.79 > 2.00 5 7.64 > 2.00 5 3.81 > 2.00 5

4 Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas 0.26 < 0.5 5 0.18 < 0.5 5 0.13 < 0.5 5 0.07 < 0.5 5

5 Rasio total aktiva terhadap total utang 1.79 > 1.7-2.0 4 2.05 > 2.0 5 2.35 > 2.0 5 2.79 > 2.0 5

6 Rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi 1.12 > 1.00 1 0.85 > 0.65-0.85 3 0.89 > 0,85-1.00 2 0.91 > 0,85-1.00 2

7 Rasio laba operasi sebelum biaya penyusutan 0.16 ≤ 1.0 1 21.18 > 2.0 5 ∞ > 2.0 5 ∞ > 2.0 5

8 Rasio aktiva produktif terhadap penjualan air 2.19 > 2.0-4.0 4 1.49 ≤ 2 5 1.45 ≤ 2 5 1.97 ≤ 2 5

9 Jangka waktu penagihan piutang 49 < 60 5 44 < 60 5 40 < 60 5 98 > 90-150 3

10 Efektifitas penagihan 91.63% > 90% 5 92.02% > 90% 5 89.98% > 85%-90% 4 91.21% > 90% 5

B o n u s

11 Peningkatan rasio laba terhadap aktiva produktif 3.33% > 3%-6% 2 18.17% > 12% 5 -3.21% ≤ 0%-3% 1 -2.77% ≤ 0%-3% 1

12 Peningkatan rasio laba terhadap penjualan 1.62% ≤ 0%-3% 1 26.50% > 12% 5 -3.51% ≤ 0%-3% 1 -1.07% ≤ 0%-3% 1

Jumlah nilai yang diperoleh 31 57 45 43

No2008 2009 2010 2011

Keterangan

Dari tabel 4.15 ditunjukan bahwa jumlah nilai yang diperoleh untuk tahun

2008 sebanyak 31 poin, tahun 2009 sebanyak 57 poin, tahun 2010 sebanyak 45

poin, dan tahun 2011 sebanyak 43 poin. Kemudian untuk menghitung nilai kinerja

aspek keuangan untuk masing-masing tahun buku, penulis menyesuaikan nilai

kinerja aspek keuangan yang telah diperoleh pada setiap tahun buku, sesuai

dengan standard tingkat keberhasilan PDAM menurut kepmendagri no. 47 tahun

Page 7: EVALUASI KINERJA ASPEK KEUANGAN BERDASARKAN … · Dan untuk melakukan penilaian kinerja aspek keuangan PDAM Kota Samarinda perlu dilakukannya analisis rasio keuangan terhadap laporan

Evaluasi kinerja aspek keuangan PDAM Kota Samarinda – Hasyboni

23

1999 pasal 3 ayat (1), (lihat pada Tabel 3.2. Klasifikasi kinerja PDAM) dengan

menggunakan perhitungan sebagai berikut :

Tabel 4.16. Penilaian tingkat keberhasilan PDAM Kota Samarinda periode 2008-

2011

Tahun Nilai

maksimal Bobot

Nilai kinerja

aspek

keuangan

Katagori

2008

60 45

23.25 51.67 Cukup

2009 42.75 95.00 Baik sekali

2010 33.75 75.00 Baik

2011 32.25 71.67 Baik

Rata-rata 33.00 73.33 Baik

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa, PDAM Kota Samarinda di tahun

2008 memiliki nilai kinerja aspek keuangan sebesar 51,67 dengan katagori

“cukup”, di tahun 2009 memiliki nilai kinerja aspek keuangan sebesar 95,00

dengan katagori “Baik sekali”, di tahun 2010 memiliki nilai kinerja aspek

keuangan sebesar 75,00 dengan katagori “Baik”, dan di tahun 2011 memiliki nilai

kinerja aspek keuangan sebesar 71,67 dengan katagori “Baik”.

Kinerja aspek keuangan PDAM Kota Samarinda ditinjau dari 10 rasio

keuangan dan 2 rasio perbaikan indikator berdasarkan Kepmendagri No. 47

Tahun 1999.

1. Rasio laba terhadap aktiva produktif

Berdasarkan tabel dan grafik, diketahui bahwa PDAM menunjukkan

kinerja yang cukup baik, jika dilihat dari kemampuannya dalam menghasilkan

laba dari jumlah aset produktif yang dikelola. Pada tahun 2008 PDAM belum

mampu mencetak laba sehingga mengalami defisit sebesar Rp.

(11,614,324,554.82), dengan rasio (-6,32%). Kemudian pada tahun 2009

PDAM berhasil mencetak laba sebesar Rp. 23,182,442,591.54 sehingga rasio

meningkat menjadi 11,85%. Namun di tahun 2010 dan 2011, laba PDAM

mengalami penurunan kembali, sehingga rasio laba terhadap aktiva produktif

di tahun 2010 menjadi 8,64% dan 5,86% tahun 2011, dengan rata-rata rasio

5,01%. Terjadinya kenaikan rasio pada tahun 2009 disebabkan naiknya laba

yang diperoleh PDAM Kota Samarinda mencapai Rp. 23.182.442.591,54,-

terhadap aktiva produktif sebesar Rp. 195.687.407.111,49,- sehingga rasio

menjadi 11,85% dari tahun sebelumnya hanya -6,32%, atau dapat pula

diartikan Rp. 1,- laba yang dihasilkan ditahun 2009 merupakan kontribusi Rp.

11,85,- aktiva produktif ditahun tersebut.

2. Rasio Laba Terhadap Penjualan

Berdasarkan tabel dan grafik, pada tahun 2008 rasio laba terhadap

penjualan sebesar -11,42%, kemudian mengalami kenaikan drastis pada tahun

2009 menjadi 15,08% dan mengalami penurunan kembali pada tahun 2010

Page 8: EVALUASI KINERJA ASPEK KEUANGAN BERDASARKAN … · Dan untuk melakukan penilaian kinerja aspek keuangan PDAM Kota Samarinda perlu dilakukannya analisis rasio keuangan terhadap laporan

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 1, 2013: 17 - 29

24

sampai dengan tahun 2011 menjadi 10,50%, dengan rata-rata rasio 6,43%

dalam empat tahun terakhir. Kenaikan pada rasio ini disebabkan oleh naiknya

tarif air yang terjadi pada akhir tahun 2008, yang memiliki dampak positif

pada harga pokok penjualan air. Ditambah lagi bertambahnya jumlah

pelanggan dari tahun 2008 ke tahun 2009 sebanyak 33,348 pelanggan

tentunya turut berpengaruh pada laba yang dihasilkan.

3. Rasio aktiva lancar terhadap utang lancar

Berdasarkan tabel dan grafik, rasio aktiva lancar terhadap utang lancar

pada tahun 2008 s/d 2010 mengalami peningkatan secara terus menerus

selama tiga tahun berturut-turut, kondisi ini menunjukkan dalam 3 tahun

terakhir yaitu dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, PDAM memiliki

kinerja yang baik dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dalam

kegiatan aktivitas operasi perusahaan. Namun pada tahun terakhir yaitu tahun

2011 telah mengalami penurunan menjadi 3,81, tetapi tidak perlu

dikhawatirkan karena rasio tahun 2011 masih menunjukan nilai 5 dan masih

tergolong baik. Terjadinya penurunan rasio ditahun 2011 disebabkan karena

meningkatnya hutang usaha ditahun tersebut menjadi Rp. 19.227.208.067,00,-

sehingga total hutang lancar pun meningkat menjadi Rp. 28.400.095.398,18,-

dengan rasio aktiva lancar terhadap hutang lancar menjadi 3,81 dengan

perolehan nilai 5. Jadi dapat di artikan bahwa dalam 4 tahun terakhir PDAM

telah mampu memanfaatkan aset/aktiva lancarnya secara maksimal untuk

memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.

4. Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas

Berdasarkan tabel dan grafik rasio utang jangka panjang terhadap

ekuitas, dalam kurun waktu empat tahun terakhir yaitu dari tahun 2008

sampai dengan tahun 2011 telah terjadi penurunan rasio utang jangka panjang

terhadap ekuitas secara terus menerus, yaitu 0,26 di tahun 2008, 0,18 tahun

2009, 0,13 tahun 2010 dan 0,07 di tahun 2011. Namun dengan adanya

penurunan tersebut tidak berarti negatif bagi PDAM, karena pada rasio ini

PDAM mendapat nilai 5 atau dapat dikatagorikan sempurna. Yang berarti di

tahun 2008, Rp. 1,- ekuitas menjamin Rp. 0,26,- hutang jangka panjang di

tahun tersebut, sampai dengan tahun 2011, Rp. 1,- ekuitas menjamin Rp.

0,07,- hutang jangka panjang perusahaan. Jadi katakana bahwa sumber dana

untuk pembiayaan aset perusahan yang dibiayai oleh hibah dan modal sendiri

serta penggunaan modal dan hibah terus menurun sampai dengan tahun 2011.

5. Rasio total aktiva terhadap total utang

Berdasarkan tabel dan grafik pada rasio total aktiva terhadap total

utang, terlihat adanya peningkatan secara terus menerus dari tahun 2008 rasio

yang dicapai 1,79 sampai dengan tahun 2011 mencapai 2,79 dengan rata-rata

rasio 2,25 dalam kurun waktu 4 tahun terakhir. PDAM Kota Samarinda sudah

mulai mampu mengoptimalkan seluruh penggunaan aset-aset perusahaan

untuk mendapatkan laba yang maksimal, yang berdampak langsung terhadap

utang perusahaan yang semakin menurun sehingga dapat membantu

Page 9: EVALUASI KINERJA ASPEK KEUANGAN BERDASARKAN … · Dan untuk melakukan penilaian kinerja aspek keuangan PDAM Kota Samarinda perlu dilakukannya analisis rasio keuangan terhadap laporan

Evaluasi kinerja aspek keuangan PDAM Kota Samarinda – Hasyboni

25

mengurangi pinjaman kepada pemerintah. Dapat pula diartikan pada tahun

2008, setiap Rp. 1,- total utang dijamin oleh Rp. 1,79,- total aktiva ditahun

tersebut, sampai dengan tahun 2011, setiap Rp. 1,- utang dijamin oleh Rp.

2,79,- aktiva yang dimiliki pada tahun tersebut.

6. Rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi

Berdasarkan tabel dan grafik rasio biaya operasi terhadap pendapatan

operasi, pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 telah terjadi penurunan

rasio menjadi 0,85. Namun mengalami sedikit peningkatan kembali pada

tahun 2010 menjadi 0,89, hingga tahun 2011 mencapai 0,91 dengan rata-rata

rasio 0,94. Akibat tingginya biaya operasional dibandingkan dengan

pendapatan operasional yang diterima, besarnya biaya administrasi dan umum

serta biaya transmisi dan distribusi yang membuat PDAM harus

mengeluarkan banyak biaya agar kegiatan operasional perusahaan terus

berjalan. Pada tahun 2009 merupakan pencapaian terbaik yang di peroleh

PDAM dalam kurun waktu 4 tahun terakhir disebabkan bertambahnya jumlah

pelanggan mencapai 530.592 pelanggan dan di ikuti naiknya tarif air yang

juga sangat mendukung PDAM mendapatkan laba yang tinggi sehingga rasio

mampu mencapai 0,85 dan mendapatkan nilai 3.

7. Rasio laba operasi sebelum biaya penyusutan terhadap angsuran pokok dan

bunga jatuh tempo

Berdasarkan tabel dan grafik rasio laba operasi sebelum biaya

penyusutan terhadap angsuran pokok dan bunga jatuh tempo, menunjukkan

peningkatan rasio dari 0,16 pada tahun 2008 menjadi 21,18 ditahun 2009,

namun cenderung menurun di tahun 2010 menjadi ∞ sampai dengan tahun

2011, diperkirakan pihak perusahaan tidak memiliki hutang jangka panjang

jatuh tempo pada 2 tahun tersebut. Pada tahun 2010 dan tahun 2011 pihak

PDAM Kota Samarinda sudah tidak memiliki hutang jatuh tempo yang

dimana menurut perkiraan penulis hutang tersebut telah di hapuskan,

sehinggga dapat dikatakan hutang jangka panjang jatuh tempo PDAM telah

lunas. Dan hal tersebut berdampak baik pada rasio perolehan bagi PDAM.

8. Rasio aktiva produktif terhadap penjualan air

Berdasarkan tabel dan grafik rasio aktiva produktif terhadap penjualan

air, rasio ditahun 2008 menunjukan 2,19, selanjutnya di tahun 2009 sampai

dengan tahun 2010 mengalami sedikit penurunan menjadi 1,49 dan 1,45

setelah itu meningkat kembali menjadi 1,97 ditahun 2011 dengan rata-rata

rasio 1,78. Dapat diartikan bahwa di tahun 2008, setiap Rp. 1,- hasil penjualan

air merupakan kontribusi dari Rp. 2,19,- aktiva produktif yang dimiliki pada

tahun tersebut, kemudian di tahun-tahun berikutnya manajemen PDAM

mampu mendayagunakan aset lebih baik lagi sampai pada puncaknya ditahun

2010, setiap Rp. 1,- hasil penjualan air berasal dari kontribusi Rp. 1,45,- aset

produktif yang dimiliki ditahun tersebut, walaupun kembali meningkat

ditahun 2011. Semakin menurunnya rasio tersebut maka menggambarkan

Page 10: EVALUASI KINERJA ASPEK KEUANGAN BERDASARKAN … · Dan untuk melakukan penilaian kinerja aspek keuangan PDAM Kota Samarinda perlu dilakukannya analisis rasio keuangan terhadap laporan

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 1, 2013: 17 - 29

26

semakin optimallah penggunaan aset produktif oleh pihak PDAM Kota

Samarinda.

9. Jangka waktu penagiahan piutang

Berdasarkan tabel dan grafik jangka waktu penagihan piutang, terlihat

di tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 terus terjadi penurunan jangka

waktu piutang tertagih dari 49 hari menjadi 40 hari, dan pada tahun 2011

nominal piutang usaha sebesar Rp. 47,071,886,687.44,- (pada neraca tidak

ditunjukan nominal piutang ragu-ragu dan penyisihan puitang usaha) terjadi

peningkatan jangka waktu piutang tertagih menjadi 98 hari. Namun hal

tersebut tidak berdampak negatif bagi PDAM Kota Samarinda, karena nilai

yang dihasilkan dari rasio ini dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010

masih menunjukkan nilai tertinggi kecuali pada tahun 2011, sehingga dalam

kurun waktu 4 tahun terakhir rata-rata jangka waktu piutang tertagih selama

58 hari sebelum berubah menjadi kas.

10. Efektifitas penagihan

Berdasarkan tabel dan grafik efektifitas penagihan, pada tahun 2008

efektifitas penagihan yaitu sebesar 91,63% dan meningkat ditahun 2009

menjadi 92,02%, namun ditahun 2010 mengalami penurunan sehingga hanya

mencapai 89,98% dan ditahun 2011 efektifitas penagihan kembali meningkat

menjadi 91,21%, sehingga dapat diketahui bahwa rata-rata efektifitas

penagihan sebesar 91,21%. Dilihat dari tingkat efektifitas penagihan yang

telah dicapai oleh PDAM dalam kurun waktu 4 tahun terakhir, tentunya

dipengaruhi adanya peraturan denda apabila terlambat melakukan

pembayaran rekening air dan disertai dengan pemutusan sambungan aliran air

oleh pihak PDAM apabila pembayaran rekening air menunggak sampai 3

bulan, berdampak positif terhadap pemenuhan kewajiban para pelanggan

untuk tertib administrasi dalam pembayaran rekening air.

Kemudian dua bonus rasio terhadap perbaikan indikator aspek keuangan sesuai

pasal 3 ayat 4 huruf (a) dan (b) yaitu sebagai berikut:

11. Peningkatan rasio laba terhadap aktiva produktif

Dapat di lihat pada tabel dan grafik, peningkatan rasio laba terhadap

aktiva produktif mengalami kenaikan pada tahun 2009. Hal tersebut dapat

diketahui dari rasio tahun sebelumnya, yaitu tahun 2008 hanya sebesar 3,33%

dan meningkat pada tahun 2009 menjadi 18,17%. Namun pada tahun 2010

rasio laba terhadap aktiva produktif mengalami penurunan secara drastis,

sehingga hanya menjadi -3,21%, selanjutnya pada tahun 2011 mengalami

kenaikan menjadi -2,77%. Penjelasan penurunan Peningkatan Rasio Laba

terhadap Aktiva Produktif sama halnya dengan penjelasan yang dikemukakan

Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif, yang disebabkan adanya kenaikan tarif

air di akhir tahun 2008. Jadi dapat dikatakan bahwa PDAM kota samarinda

tidak menunjukkan adanya perbaikan pada indikator rasio laba terhadap

aktiva produktif pada tahun 2010 dan 2011, dibandingkan rasio pada tahun-

tahun yang lalu.

Page 11: EVALUASI KINERJA ASPEK KEUANGAN BERDASARKAN … · Dan untuk melakukan penilaian kinerja aspek keuangan PDAM Kota Samarinda perlu dilakukannya analisis rasio keuangan terhadap laporan

Evaluasi kinerja aspek keuangan PDAM Kota Samarinda – Hasyboni

27

12. Peningkatan rasio laba terhadap penjualan

Dapat kita lihat pada grafik, bahwa pada tahun 2008 rasio terhadap

penjualan hanya sebesar 1,62% dan terjadi kenaikan yang begitu signifikan

menjadi 26,50% di tahun 2009. Namun pada tahun 2010 rasio terhadap

penjualan PDAM kembali mengalami penurunan menjadi -3,51%, kemudian

pada tahun 2011 dapat meningkat menjadi -1,07%. Penjelasan naik turunnya

Peningkatan Rasio Laba terhadap Penjualan, ini sama halnya dengan

penjelasan yang dikemukakan pada Rasio Laba terhadap Penjualan, yang

disebabkan adanya kenaikan tarif air di akhir tahun 2008. Jadi dapat

disimpulkan bahwa rata-rata rasio rasio terhadap penjualan PDAM sebesar

5,89%. Dan penurunan rasio terjadi disebabkan PDAM tidak mampu

mengoptimalkan rasio laba terhadap penjualan melebihi tahun 2009 sebagai

tolok ukur bagi tahun-tahun berikutnya.

Penulis beranggapan bahwa tingginya nilai kinerja PDAM Kota

Samarinda ditahun 2009 bukanlah suatu prestasi kinerja aspek keuangan, karena

peningkatan kinerja tersebut dipengaruhi oleh adanya kenaikan tarif air sebesar

65% di akhir tahun 2008 yang berdampak positif pada pendapatan perusahaan

(laba) sehingga mempengaruhi rasio-rasio yang diperoleh ditahun tersebut.

Dapat dilihat pada tabel 4.15. Rangkuman Penilaian Kinerja Aspek Keuangan

PDAM Kota Samarinda Periode 2008-2011, yang menunjukan peningkatan hanya

terjadi pada tahun 2009, sedangkan ditahun 2010 sampai dengan tahun 2011 terus

terjadi penurunan kinerja. Dapat dikatakan sebagai prestasi apabila peningkatan

tersebut selalu terjadi secara terus menerus dan bukan di sebabkan adanya

kenaikan tarif air melainkan peningkatan terjadi karena pihak manjemen mampu

melakukan efisiensi biaya (biaya operasional & biaya administrasi dan umum)

serta menekan angka kehilangan air, dengan begitu kinerja akan meningkat.

Tetapi pada laporan keuangan PDAM Kota Samarinda menunjukan dalam kurun

waktu 4 tahun terakhir biaya operasional terus meningkat dari tahun ke tahun,

oleh karena itu penulis berpendapat peningkatan tersebut bukanlah sebuah

prestasi.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

1. Berdasarkan Kepmendagri No. 47 Tahun 1999 pasal 3 ayat (1), tentang

tingkat keberhasilan PDAM, PDAM Kota Samarinda di tahun 2008 memiliki

nilai kinerja aspek keuangan sebesar 51,67 dengan katagori “cukup”, di tahun

2009 memiliki nilai kinerja aspek keuangan 95,00 dengan katagori “Baik

sekali”, di tahun 2010 memiliki nilai kinerja aspek keuangan 75,00 dengan

katagori “Baik”, dan di tahun 2011 memiliki nilai kinerja aspek keuangan

71,67 dengan katagori “Baik”.

2. Kinerja aspek keuangan terbaik ditunjukan pada tahun 2009 dengan nilai

perolehan sebanyak 57 poin dari jumlah poin maksimal sebanyak 60 poin,

mendapat nilai kinerja 95,00. Tingginya kinerja di tahun 2009, penulis

Page 12: EVALUASI KINERJA ASPEK KEUANGAN BERDASARKAN … · Dan untuk melakukan penilaian kinerja aspek keuangan PDAM Kota Samarinda perlu dilakukannya analisis rasio keuangan terhadap laporan

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 1, 2013: 17 - 29

28

beranggapan bahwa hal tersebut tidak bisa dikatakan sebagai suatu prestasi

kinerja, dikarenakan kenaikan kinerja yang begitu drastis dipengaruhi adanya

kenaikan tarif air PDAM Kota Samarinda sebesar 65%.

Saran

1. Peningkatan suatu kinerja aspek keuangan dapat dilakukan dengan cara terus

melakukan efisiensi biaya, seperti menekan biaya administrasi dan umum.

2. Mengingat tingkat kebocoran/ kehilangan air yang begitu tinggi mencapai

39,31% ditahun 2011, hendaknya bagian distribusi selalu mengadakan control

dan perawatan rutin pada jaringan/pipa instalasi sehingga mampu menekan

angka kehilangan air dan mampu mengurangi biaya operasional untuk

perbaikan pipa instalasi.

Daftar Pustaka

Brigham dan Houston. 2006. Fundamentals of Financial Management. buku 1

edisi ke 10. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

. 2001. Manajemen Keuangan. edisi ke 8. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Harahap, Sofyan Syafri. 2006. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. edisi 5.

Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Kasmir, Dr. 2012. Analisis Laporan Keuangan. cetakan ke-5. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada.

Ps, Djarwanto. Drs. 2004. Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan. edisi 2.

Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Dokumen-dokumen :

Andries, Yudi Afriana. 2011. “Analisis kinerja perusahaan daerah air minum

(PDAM) kabuapaten brebes”. Tesis tidak diterbitkan. Yokyakarta : UPN

“Veteran”

Faizal, M Zally Ridha. 2008. “Analisis Rasio Keuangan dalam Mendukung

Kelayakan Pembiayaan (Studi Kasus pada Bank BRI Syariah Cabang

Yokyakarta)”. Skripsi tidak diterbitkan. Yokyakarta: STAIN

SURAKARTA-SEM INSTITUTE.

Juriani. 2011. “Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau dari Rasio Likuiditas,

Aktivitas, Solvabilitas dan Rasio Profitabilitas pada PT. Bintang Widya

Lestari Samarinda”. Skripsi tidak diterbitkan. Samarinda: Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman.

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999. Tentang “Pedoman

Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum”

Keputusan Walikota Samarinda Nomor : 500/613/HK-KS/2008. Tentang “Tarif

PDAM Kota Samarinda”.

Page 13: EVALUASI KINERJA ASPEK KEUANGAN BERDASARKAN … · Dan untuk melakukan penilaian kinerja aspek keuangan PDAM Kota Samarinda perlu dilakukannya analisis rasio keuangan terhadap laporan

Evaluasi kinerja aspek keuangan PDAM Kota Samarinda – Hasyboni

29

Norrachmad, Dwi. 2011. “Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau dari Likuiditas,

Solvabilitas dan Rentabilitas pada CV. Al-Gazali Berau Periode 2008-

2010”. Skripsi tidak diterbitkan. Samarinda: Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Mulawarman.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 Tentang “Organ Dan

Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum”

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006. Tentang “Pedoman

Teknis Dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum Pada Perusahaan

Daerah Air Minum”

PDAM. 2010. “Profil PDAM kota samarinda tahun 2010”. Samarinda.

2011. “Kondisi Exsisting PDAM Kota Samarinda Tahun 2011”.

Samarinda.

Sumber internet :

Admin. 2010. “Asset PDAM Samarinda Rp 205 Milyar”.

http://www.vivaborneo.com (diakses 13 Oktober 2012)

Arjunaung, Arie. 2011. “Tujuan dari Analisis Laporan Keuangan”.

http://ariearjunaug.blogspot.com (diakses 07 Oktober 2012)

Ernawan, Budi. 2011. “BUMD Miliki Peran Strategis Dalam Pembangunan

Ekonomi Daerah”. http://bumdonline.wordpress.com (diakses 28

Desember 2012)

Firdaus, Muhammad. 2011. “Referensi Keuangan”,

http://dauz-muhammadfirdaus.blogspot.com (diakses 19 Desember 2012)

Ismono, Ir. 2008. “Tarif PDAM Samarinda Resmi Naik 65 Persen”.

http://www.bappeda.samarindakota.go.id (diakses 28 Desember 2012)

Widyanto, Eko Adi. 2012. “Analisis Kinerja Keuangan PDAM Tirta Kencana

Samarinda Periode 2006-2010 Berdasrkan Sk Mendagri No 47 Th 1999”.

Jurnal Eksis Vol 8 No 1. http://www.karyailmiah.polnes.ac.id (diakses 07

Oktober 2012)

Wikipedia. 2012. “ pengertian Evaluasi”. http://id.wikipedia.org/wiki/Evaluasi

(diakses 28 Desember 2012)

. 2012. “pengertian Kinerja”. http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja

(diakses 28 Desember 2012)