aspek kinerja bangunan visual (pencahayaan)

15
ASPEK KINERJA BANGUNAN VISUAL (PENCAHAYAAN BUATAN) Pencahayaan yang digunakan pada ruang ibadah seluruhnya menggunakan lampu Megaman. Lampu megaman dipilih karena dengan watt yang kecil mampu menghasilkan pencahayaan yang efektif, sehingga lebih menghemat listrik. Pencahayaan maksimal diharapkan mampu memberikan kenyamanan pengguna di dalamnya, serta memberikan kesan visual yang lebih baik. Pencahayaan di area mimbar Tipe Lampu yang digunakan di ruang ibadah adalah Megaman LR0215d-100H24D , dengan spesifikasi: LR0215d-100H24D Type of Reflector: LED PAR30 Input: AC 220-240V Wattage: 15W Lamp Base: E27 Length: 102mm Weight: 241g

Upload: simplysmaria

Post on 24-Jul-2015

89 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aspek Kinerja Bangunan Visual (Pencahayaan)

ASPEK KINERJA BANGUNAN VISUAL (PENCAHAYAAN BUATAN)

Pencahayaan yang digunakan pada ruang ibadah seluruhnya menggunakan lampu Megaman. Lampu megaman dipilih karena dengan watt

yang kecil mampu menghasilkan pencahayaan yang efektif, sehingga lebih menghemat listrik. Pencahayaan maksimal diharapkan mampu

memberikan kenyamanan pengguna di dalamnya, serta memberikan kesan visual yang lebih baik.

Pencahayaan di area mimbar

Tipe Lampu yang digunakan di ruang ibadah adalah Megaman LR0215d-100H24D , dengan spesifikasi:

LR0215d-100H24D

Type of Reflector: LED PAR30 Input: AC 220-240V Wattage: 15W Lamp Base: E27 Length: 102mm Weight: 241g Diameter: 96mm Beam Angle: 24° Colour Temperature: Coolwhite (4000K), Warmwhite (2800K) Colour Rendering Index: Ra85 for 2800K, Ra92 for 4000K Lumen Output: 600lm

Page 2: Aspek Kinerja Bangunan Visual (Pencahayaan)

Max. Lumen Intensity: 3,200 cd Lamp Life: 30000Hrs Operating Temperature: -30°C to +40°C

Perhitungan Metode Titik untuk Pencahayaan di Mimbar Pendeta

- E (Iluminasi) = 200 (standar luminasi ruang ibadah dalam gereja)

- I (arus cahaya) = ?

- d (jarak lampu ke bidang kerja) = 14 meter

I = E x d² x cos 45

I = 200 x 14² x cos 45

I = 200 x 14² x 0.53

I = 27.718,58 lm

Jenis lampu yang digunakan adalah

Tipe Lampu Megaman LR0215d-100H24D dengan spesifikasi 600 lumens, 220 volt, dan 15 watt.

Banyak lampu yang digunakan =

27.718,58 lm : 600 lm = 46 (lampu)

Pencahayaan di area tempat duduk Jemaat

Sedangkan tipe lampu yang digunakan pada area tempat duduk umat adalah Megaman

Page 3: Aspek Kinerja Bangunan Visual (Pencahayaan)

ER0716-20M24D, dengan spesifikasi :

ER0716-20M24D

Type of Reflector : LED AR111 Input : AC 220-240V Wattage : 16W Lamp Base : GX8.5 Length : 79mm Weight : 232g Diameter : 111mm Beam Angle : 24° Colour Temperature : Coolwhite (4000K), Warmwhite (2800K) Colour Rendering Index : Ra85 for 2800K, Ra92 for 4000K Lumen Output : 800lm Max. Lumen Intensity : 4,400 cd Lamp Life : 40000Hrs Operating Temperature :-30°C to +40°C

Perhitungan Metode Lumen untuk Pencahayaan di Area Umat

E (Iluminasi) = 200 lm (standar luminasi ruang ibadah dalam gereja)

Page 4: Aspek Kinerja Bangunan Visual (Pencahayaan)

ɸ (total arus cahaya) = ?

A (luas area) = 1154 m²

E = ɸ / A

ɸ = 200 X 1154 = 230.800 lm

Jenis Lampu yang digunakan Type Lampu Megaman ER0716-20M24D, 16 watt, 220-240 volt, 800 lm.

Banyak lampu yang digunakan =

230.880 lm : 800 lm = 289 buah lampu

ASPEK VISUAL PADA GAMBAR TAMPAK BANGUNAN DAN INTERIOR RUANG IBADAH

Page 5: Aspek Kinerja Bangunan Visual (Pencahayaan)

Tampak Selatan

Tampak Timur

ASPEK KEAMANAN PADA PELETAKAN CCTV DAN METAL DETECTOR DAN SECURITY PADA DENAH

UTILITAS : Skema air bersih, air kotor, telepon, dan APAR, Hydrant

Air bersih yang digunakan untuk flushing dan cuci tangan (pada toilet)memanfaatkan dari sumur artesis, sedangkan untuk sarana

pemadam kebakaran (hydrant) langsung menggunakan air dari PAM, mengingat jumlah yang dibutuhkan lebih besar dibanding dengan

Page 6: Aspek Kinerja Bangunan Visual (Pencahayaan)

kebutuhan yang lain. Saluran air kotor dibagi menjadi dua, yaitu saluran air kotor ke septictank, dan saluran air kotor yang dialirkan ke

saluran kota. Kotoran dari toilet dan limbah dapur langsung dibuang ke septictank, sedangkan kotoran dari cucian yang lain langsung ke

saluran kota.

Penggunaan springkler hanya pada bagian ruangan yang menggunakan plafond, sebab pada bagian ruang lain, misal ruang idadah dan

ruang looby yang ketinggian langit-langitnya lebih dari 10 meter, pemberian springkler tidaklah efektif, sehingga pada ruang-ruang

tersebut disediakan APAR, dan alarm fire box. Beberapa ruangan juga dilengkapi dengan smoke detector, terutama ruang ber AC, untuk

ruang ibadah tidak dilengkapi smoke detector, dikarenakan biasanya terdapat lilin pada mimbar yang dikawatirkan justru akan memicu

smoke detector.

Berikut adalah beberapa spesifikasi yang digunakan untuk keamanan tehadap api :

Peletakan cctv dapat dilihat pada gambar kerja, Sistem ini berfungsi sebagai pengawasan visual dengan menggunakan cameraCCTV

sebagai input gambar yang selanjutnya akan diproses melalui suatu media pemroses gambar yang dinamakan Digital Video

Page 7: Aspek Kinerja Bangunan Visual (Pencahayaan)

Recording(DVR).

Secara prinsip kerja, peralatan yang digunakan dalam sistem ini adalah :

Unit Camera

Unit Pemroses dan perekam data (DVR)

Unit pengontrol

Beberapa pilihan camera CCTV adalah :

Fixed Camera (standard Camera / Dome Camera)

Zoom Camera

Speed Dome Camera

Metoda Sistem Transmisi yang dapat digunakan adalah :

Wire (kabel coaxial, twsted pair, fiber optic)

Wireless Link

Ilustrasi sistim kerja CCTV :

Page 8: Aspek Kinerja Bangunan Visual (Pencahayaan)

AKUSTIK :

Pada konsep akustik (kenyamanan pendengaran) lebih memerhatikan mengenai pengkondisian ruangan kebaktia dan pemilihan

material akustik dengan perhitungan tertentu. Penjelasannya sebagai berikut :

Pengkondisian Ruang Kebaktian

Pengkondisian ruang konser berkaitan dengan desain ruang konser yang berkaitan dengan lingkup ruang seperti lantai, dinding, dan

plafon. Penjelasannya sebagai berikut :

a. Lantai

Pada kasus bangunan, lantai tribun dibuat berundak untuk fungsi visual dan akustik jemaat. Jumlah trap sebanyak 22 undakan, dengan

masing-masing ketinggian 18 cm. Lantai yang digunakan adalah Raised floor.

b. Dinding

Pada bangunan menggunakan konsep arena sehingga dinding - dinding bersirip hanya digunakan pada bagian belakang tribun,

selebihnya pengkondisian akustik dinding lebih kepada material penutup dinding.

c. Plafon

Page 9: Aspek Kinerja Bangunan Visual (Pencahayaan)

Plafon ruang konser dibuat miring

Pemilihan Material Akustik dengan Perhitungan

Pemilihan material akustik untuk melapisi dinding, lantai dan plafon tidak boleh sembarangan, hal tersebut harus disesuaikan

dengan waktu dengung (RT) yang diinginkan dan volume ruang konser. Oleh karena itu, dilakukan perhitungan agar keakuratan material

mendukung performa akustik ruang kebaktian. Berikut perhitungannya :

Diketahui :

· Ruang kebaktian bentuknya persegi panjang yang pada beberapa sisi terpotong. Untuk keakuratan hitungan maka, pada gambar

autocad menggunakan rumus “area” untuk menghitung luas masing - masing area. Berikut area yang akan dihitung volume ruangnya :

· Volume Ruang kebaktian (Bruto) = Luas x Tinggi

= 1390.886 m² x 16.4 m

= 22810,53 m³

Maka, dicari volume ruang kebaktian (netto) dengan cara menghitung volume per area. Hal ini dilakukan untuk keakuratan hasil

koefisien material akustik.

· Perhitungan Volume Altar Luas Panggung = 163 m² ;

Keliling Altar = 45,77 m

Tinggi Panggung sampai batas dinding teratas = 0.7 m

Volume Panggung = Luas x Tinggi

=163 m² x 1.5 m

Page 10: Aspek Kinerja Bangunan Visual (Pencahayaan)

=244.5 m³

· Perhitungan Volume area Sirkulasi

Luas Sirkulasi = 484.180 m² ;

Keliling Sirkulasi =

= 2 x (6,07+10,97+3,92+2,07+6,95+2+6,95+2+6,95+2+ 3,475)m

= 2 x 53,355 m

= 106,71 m

Tinggi area Sirkulasi sampai batas dinding teratas = 16 m

Volume Sirkulasi = Luas x Tinggi

= 484.180 m² x 16 m

= 7746.8 m³

Volume tribun = Luas x tinggi

=794.07 m² x 16 m

= 12705.12 m³

· Perhitungan Volume Ruang kebaktian (Netto)

Volume (Netto) ruang kebaktian = V Altar+ VSirkulasi + VTribun

Volume (Netto) ruang kebaktian =

= 244.5 m³ + 7746.8 m³ + 12705.12 m³

= 20396.42 m³ ≈ 20396 m³

Page 11: Aspek Kinerja Bangunan Visual (Pencahayaan)

· Penentuan Waktu Dengung berdasarkan tabel.

KENYAMANAN TERMAL

Panas kebutuhan udara bersih

Temperatur udara luar bangunan = 320C Kelembaban 70%.

Temperatur udara yang diinginkan = 260C Kelembaban 60%.

Untuk mendinginkan udara dari 320C menjadi 260C dihitung sebagai berikut :

· 1 m3 udara jenuh 320C mengandung 33,548 gram air, dalam keadaan jenuh pada kelembaban relative 70% maka :

70% x 33,548 gram air = 23,4836 gram air.

Page 12: Aspek Kinerja Bangunan Visual (Pencahayaan)

· 1 m3 udara jenuh 260C mengandung 24,168 gram air, dalam keadaan jenuh pada kelembaban relative 60% maka :

60% x 24,168 gram air = 14,5008 gram air.

Jumlah air yang harus diuapkan =

= 23,4836 gram air - 14,5008 gram air

= 8,9828 gram air.

Panas penguapan 1 gram air = 0,70943 W, maka jumlah yang dibutuhkan untuk menyesuaikan kelembaban adalah =

= 8,9828 gram air x 0,70943 W

= 6,37267 W / m3

Panas jenis udara kering diketahui sebesar 0,36053 W / m3 dan untuk mendinginkan 1 m3 udara kering dari 320C menjadi 260C,

digunakan pendekatan sebagai berikut :

= 0,36053 W / m3 x (320C - 260C)

= 0,36053 W / m3 x 60C

= 2,16318 W / m3

Jika ruang kebaktian terdapat 1000 orang pengguna dimana kebutuhan udara bersih per orang dengan kegiatan ringan sebesar 30 m3

udara bersih, maka :

Q Udara Bersih = Jumlah pengguna x kebutuhan udara bersih per orang x (Panas penguapan air + Panas udara kering)

Page 13: Aspek Kinerja Bangunan Visual (Pencahayaan)

Q Udara Bersih = 1000 x 30 m3 x (6,37267 W / m3 + 2,16318 W / m3)

Q Udara Bersih = 30000 x 8,53585

Q Udara Bersih = 256075,5 W = 256,075 kW

Panas total yang dihasilkan aktivitas di ruang konser

Q Total = Q Manusia + Q Alat Elektronik + Q Udara Bersih

Q Total = 369043,921 W = 369,043 kW