evaluasi kerja di pabrik

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp . Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet. Penggunaan kertas di dunia saat ini telah mencapai angka yang sangat tinggi. Menyikapi hal ini pemerintah berencana menjadi produsen pulp dan kertas terbesar dunia (Syafii, 2000). Permasalahannya adalah, produsen pulp dan kertas di tanah air pada umumnya menggunakan kayu hutan sebagai bahan baku. Simajuntak (1994) mengemukakan 90% pulp dan kertas yang dihasilkan menggunakan bahan baku kayu sebagai sumber bahan berserat selulosa. Dapat diprediksikan bahwa akan terjadi eksploitasi hutan secara besar-besaran apabila kelak Indonesia menjadi produsen pulp terbesar di dunia. Terganggunya kestabilan lingkungan menjadi dampak yang perlu mendapat perhatian khusus. Untuk mengatasi hal ini pemerintah harus mencari alternatif penggunaan kayu hutan sebagai bahan baku pembuat pulp dan kertas. 1

Upload: ryansunny

Post on 26-Dec-2015

45 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

evalusi kerja yang di lakukan karyawan sesuai dengan k

TRANSCRIPT

Page 1: evaluasi kerja di pabrik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang

berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan

hemiselulosa. Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis

dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih

(tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet.

Penggunaan kertas di dunia saat ini telah mencapai angka yang sangat tinggi.

Menyikapi hal ini pemerintah berencana menjadi produsen pulp dan kertas terbesar dunia

(Syafii, 2000). Permasalahannya adalah, produsen pulp dan kertas di tanah air pada umumnya

menggunakan kayu hutan sebagai bahan baku. Simajuntak (1994) mengemukakan 90% pulp

dan kertas yang dihasilkan menggunakan bahan baku kayu sebagai sumber bahan berserat

selulosa. Dapat diprediksikan bahwa akan terjadi eksploitasi hutan secara besar-besaran

apabila kelak Indonesia menjadi produsen pulp terbesar di dunia. Terganggunya kestabilan

lingkungan menjadi dampak yang perlu mendapat perhatian khusus. Untuk mengatasi hal ini

pemerintah harus mencari alternatif penggunaan kayu hutan sebagai bahan baku pembuat

pulp dan kertas.

Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang

menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-

bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai

dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang

binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah

naskah Nusantara beberapa abad lampau.Jenis-jenis kertas : kertas bungkus (untuk

semen),kertas lilin,kertas tisu (sigaret, karbon, tisu muka),kertas cetak (untukbuku

cetak),kertas tulis (HVS),kertas koran,dan kertas karton, kertas karton.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja proses pembuatan kertas?

2. Apa faktor penyebab kecelakan di industri kertas?

3. Bagaimana pencegahan & penanggulangan serta evaluasi di industri kertas?

1

Page 2: evaluasi kerja di pabrik

1.3 Tujuan

1. Mengetahui proses pembuatan kertas dari pulping hingga pulpe machine.

2. Mengetahui factor penyebab kecelakaan di industry kertas

3. Mengetahui pencegahan dan penanggulangan serta evaluasi di industri kertas

2

Page 3: evaluasi kerja di pabrik

BAB II

PEMBAHASAN

Industri pulp dan kertas mengubah bahan baku serat menjadi pulp, kertas

dan    kardus.Urutan proses pembuatannya adalah persiapan bahan baku, pembuatan pulp

(secara kimia, semi‐kimia, mekanik atau limbah kertas), pemutihan, pengambilan kembali

bahan kimia, pengeringan pulp dan pembuatan kertas.

2.1 Bahan Baku Pembuatan Kertas

Selulosa (terdapat dalam tumbuhan berupa serat)

Jenis-jenis selulosa :

1. α-selulosa →untuk pembuatan kertas

2. β-selulosadisebut dengan hemi selulosa

3. γ-selulosa →menjadi pengotor

Sifat- sifat selulosa

1. Gugus aktif alkohol (dapat mengalami oksidasi)

2. Derajat polimerisasi (serat menjadi panjang). Makin panjang serat, kertas makin kuat

dan tahan terhadap degradasi (panas, kimia dan biologi)

2.2 Jenis-Jenis Kertas

Kertas bungkus : untuk semen, kertas llilin

Kertas tisu : sigaret, karbon, tisu muka

Kertas cetak : untuk buku cetak

Kertas tulis : HVS

Kertas Koran Kertas karton

2.3 Proses Pembuatan Kertas

Proses Pulping

Pulping adalah proses pemisahan serat selulosa dari bahan pencampur (lignin &

pentosan), pelepasan bentuk bulk menjadi serat atau kumpulan seratkumpulan serat. Lignin

harus dihilangkan karena dapat membuat kertas mengalami degradasi.

3

Page 4: evaluasi kerja di pabrik

Pada dasarnya proses pembuatan pulp (bubur kertas) terintegrasi dengan pembuatan

kertas mekipun ada yang dilakukan dari pabrik yang berbeda. Pulp bisa diperoleh dari kayu

yang mengandung senyawa-senyawayang terdiri dari selulosa, hemisellulosa, lignin, dan zat

ekstraktif. Tujuanutama pembuatan pulp kayu adalah untuk melepaskan serat-serat

darikomponen lain yang terkandung dalam pulp tersebut. Pelepasan serat-seratini dapat

dikerjakan baik secara mekanik maupun secara kimia. Dalam pembuatan pulp dengan proses

kraft (sulfat) digunakan white liquor (lindi putih) sebagai cairan pemasak. White liquor

adalah larutan yang bersifat basa yang terdiri dari NaOH dan Na.

Produksi pulp secara komersial meiliki metode pelunakkan lignindengan cara

memanfaatkan perbedaan sifat fisik dan kimia antara selulosadengan lignin untuk

memperoleh fiber. Pelunakkannya terjadi sampaimemiliki derajat lebih besar atau lebih kecil

pada berbagai langkah yangdilakukan selama proses. Proses pulping atau pembuatan bubur

kertas dapatdiuraikan menjadi 9 tahapan sebagai berikut:

Woodyard, dimana sebuah lapangan luas umumnya terbuka tempat menerima dan

menyimpan kayu gelondongan yang selanjutnya proses pengkulitan, pemotongan kecil-kecil

& penyaringan potongan kayu.

Barker, dalam proses penghilangan kulit kayu ini glondongan kayu dimasukkan dalam

"debarking drums", gelondongan silinder berputar mengakibatkan gelondongan kayu ikut

berputar dan bergesekan satu dengan yang lain melucuti kulit kayunya.

Chipper, mesin memotong gelondongan kayu menjadi ukuran kecil yaitu kurang dari 2 cm

dan setipis 1/2 cm.

4

Page 5: evaluasi kerja di pabrik

Screen, diperlukan filter penyaring untuk memisahkan potongan kayu yang lebih besar dari

target ukuran diatas, dan menghilangkan debu mesin potong yang tidak perlu.

Digester, prinsipnya seperti panci masak didapur tempat ibu atau istri anda masak. Potongan

kayu yang disebut chips dimasak dengan suhu dan tekanan yang tinggi dalam suatu larutan

kimia penghancur. Larutan dan proses masak ini akan melembutkan dan akhirnya

memisahkan serat kayu yang diinginkan dari "lignin" yaitu unsur kayu semacam lem yang

menahan serat kayu bersatu.

Chemical Recovery and Regeneration, Merupakan proses memasak Bahan kimia buangan

dari proses memasak sebelumnya atau biasa disebut dengan proses prosessampingan kimia

inorganik

Blow Tank , ibaratnya setelah selesai dimasak maka makanan disimpan dalam panci

penyimpan untuk disajikan kemudian sesuai selera masing-masing individu, apa mau sedikit

asin, manis, indah didekorasi dan lain sebagainya. Disini serat kayu sudah terpisah satu sama

lain, secara resmi mereka sudah disebut pulp atau bubur kertas. 

Washing, "mesin cuci" ini akan membersihkan sisa-sisa larutan kimia dan ligin yang masih

tertinggal, yang dikirim keproses nomor 6 yaitu chemical recovery process. Ibaratnya saat

anda masak nasi, maka beberapa kali anda mentiriskan air beras yang anda cuci sebelum

dimasak supaya kotoran hilang. Harap diingat disini anda bukan bertujuan membuatnya

menjadi putih bersih! Pada tahap ini bubur kertas secara alami berwarna coklat dan umunya

digunakan untuk membuat kertas kantong dan corrugated box yang coklat.

Bleaching, proses pemutihan bubur kertas menggunakan kimia pemutih atau bleach, yang

tujuan utamanya khusus untuk membuat kertas cetak atau kertas budaya. Jadi proses

pemutihan sangat relatif tergantung pada jenis kertas yang akan dibuat.

Dengan selesainya proses pemutihan atau bleaching dari proses besar pertama pulping, maka

anda memasuki tahapan proses besar kedua yaitu proses di mesin kertas. Ada dua

kemungkinan kondisi bubur kertas yang disuplai ke mesin kertas yaitu Bubur kertas kering

berupa lembaran yang dibundel dalam bentuk basah atau kering, bubur basah tetap diproses

atau dipersiapkan oleh tahapan wet end sebelum kemudian masuk ke dry end.

5

Page 6: evaluasi kerja di pabrik

Proses Pembuatan kertas( pulpe mechine)

Saat ini, sampai 97% kertas dunia dan board diproduksi dari pulpkayu, dan 85% pulp

kayu ini berasal dari cemara, firs, dan pinuskonifer dantumbuhan berdaun jarum lainnya

Dinding kayu dari kayu-kayu lunak yanglebih banyak digunakan dalam produksi pulp

memiliki 40-45% beratsellulosa, 15-25% berat hemiselulosa dan 26-30% berat lignin.

Maksud dari proses produksi pulp adalah memisahkan serat kayu tanpa merusaknyasehingga

dapat dibuat menjadi lembaran kertas. Komponen lignin dalamkayu harus dilunakkan dan

dilarutkan ke dalam fiber kayu itu sendiri.

Proses Pembuatan kertas Pulp akan dilewatkan pada berbagai unit proses dan operasi,

diolah secara kimia maupun mekanik, ditambahkan berbagai zat additive kemudian masuk ke

dalam mesing pembuat kertaskhusus. Secara sederhana proses pembuatan lembaran kertas

dapat diuraikanmenjadi 6 bagian atau tahapan, sebagai berikut:

Pemurnian, Pada tahap ini pulp dilewatkan pada plat yang berputar pada alat pemurnian

yang berbentuk disk. Pada proses mekanis ini terjadi penguraian serat pada dinding selnya,

6

Page 7: evaluasi kerja di pabrik

sehingga serat menjadilebih lentur. Tingkat pemurnian pada proses inimempengaruhi kualitas

kertas yang dihasilkan.

Pembentukan (Sizing dan Pewarnaan) , Selanjutnya, proses dilanjutkan dengan proses

sizing dan pewarnaan dengan tujuan untuk menghasilkan spesifikasi kertasyang diinginkan.

Sizing dilakukan untuk meningkatkankehalusan permukaan kertas; pada saat pewarnaan

ditambahkan pigmen, pewarna dan bahan pengisi. Prosesdilanjutkan dengan pembentukan

lembaran kertas yangdimulai pada headbox, dimana serat basah ditebarkan padasaringan

berjalan.

Pengepresan , Proses ini dilakukan untuk mendapatkan lembaran kertas kering,yang diperoleh

dengan cara mengepres lembaran diantarasilinder pada calendar stack.

Pengeringan , Merupakan prose penghilangan sebagian besar air yangterkandung didalam

lembaran kertas, dikeringkan denganmelewatkan lembaran pada silinder yang berpemanas

uap air.

Calender Stack , Merupakan tahap akhir dari proses pembuatan kertasdilakukan pada

calendar Stack, yang terdiri dari beberapa pasangan silinder dengan jarak tertentu untuk

mengontolketebalan dan kehalusan hasil akhir kertas.

Pope Reel, Bagian ini merupakan tahap akhir dari proses pembuatankertas yaitu pemotongan

kertas dari gulungannya. Pada bagian ini, kertas yang digulung dalam gulungan besar,

dibelah pada ketebalan yang diinginkan, dipotong menjadi lembaran,dirapikan kemudian

dikemas.

Proses pada Mesin

Secara kondisi stock atau bubur kertas diproses, maka proses di mesin kertas dibagi dua

yaitu wet end and dry end. Namun secara urutan proses maka ada sembilan bagian proses

yaitu:

Beater

Refiners

Cleaners and Screeners

Headbox

Wire

Presses

7

Page 8: evaluasi kerja di pabrik

Dryers

Size press

Reel

Bagian Stock preparation

Stock preparation adalah proses mengkondisikan bubur kertas sedemikian rupa

sehingga serat serat siap untuk diproses pada mesin kertas sesuai dengan target produktifitas,

efisiensi dan kualitas kertas yang ingin dicapai. Bubur kertas pada tahapan ini banyak

mengandung air dilakukan dalam kondisi basah atau Wet End, untuk memudahkan proses

dan menjadi media proses itu sendiri. Pada puncaknya di bagian Head Box, kandungan air

bisa sekitar 99.5% sementara sisanya 0.5% yang disebut stock adalah serat dan bahan

penambah lainnya (wet end additives).

Ada 3 proses secara umum yaitu:

1. Memisahkan serat dari satu sama lain, memotong dan menghaluskan; ada 2 bagian

yang digunakan yaitu, Beater danRefiner.

2. Membersihkan serat dari kotoran, yaitu menggunakan Cleaner (centrifugal)

dan Screener dimana kedua alat ini ditemukan terpisah satu sama

lain. Cleaner sebagai tahap pembersih pertama dan relatif serat berukuran lebih besar

dari serat pada Screener. Screener terletak sebelum Headbox dimana ukuran serat jauh

lebih halus.

Menambahkan bahan penambah wet end additives, ada beberapa bahan penambah

diantaranya; filler, sizing, color dye, optical brightening agent (OBA), deformer dll.

Bagian Wet End

Refiners

Alat penghalus serat dimana bubur kertas dipotong dan dihancurkan kecil-kecil.

Proses ini bertujuan meningkatkan properti kekuatan dan "bonding" serat (bersatunya serat

satu sama lain). Sistim Jordan memompa dan mendesak campuran bubur melewati rongga

yang sangat sempit dalam proses penghalusan serat. Bila digunakan pulp kering, maka pabrik

menggunakan Pulp Beater, dimana pulp yang kering dimasukkan kedalam tangki penghancur

dan dicampur air untuk dibasahkan sebelum campuran bubur masuk ke refiner.

Cleaners

8

Page 9: evaluasi kerja di pabrik

Alat pembersih serat, dimana serat pulp yang bersih akan terangkat keatas dan

kotoran yang lebih berat akan turun kebawah tabung pembersih. Alat pembersih ini

menggunakan "centrifugal force" (kuatan putar) menyebabkan material yang berat dan solid

kehilangan momentum pada sisi dinding dalam cleaner. Efek ini membuat material berat tadi

lebih cepat turun kebawah tabung dibanding fiber yang ringan. Sebelum fiber masuk

ke Headbox, serat di saring kembali dengan Screeneruntuk mendapatkan ukuran serat dan

bahan yang lain yang seragam agar siap didistribusikan pada mesin pembentuk lembaran

kertas selanjutnya.

Headbox

Bubur kertas yang bersih dan bercampur dengan filler dan kimia penambah lainnya

atau disebut stock, kemudian dicampur dengan air untuk membuat "furnish." Furnish adalah

99.5% air dan 0.5% stock. Furnish disalurkan kedalam Headbox, dimana diregulasi

sedemikian rupa agar stock terdistribusi merata disepanjang box dan stock tidak bergumpal.

Wire (darimesinkertas Fourdriner)

Berfungsi membentuk bentangan lembaran kertas dengan menyaring furnish terhadap

air yang menjadi media pembawa. Air disaring sedemikian rupa lewat lobang halus (mesh)

permukaan wire, dan furnish terdiri dari serat dan filler tertahan diatasnya.

Prinsip Kerja Mesin Bubut

Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga

memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran

akandisampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut

diubahmenjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda

kerjaakan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

Bagian-Bagian Mesin Bubut

Mesin bubut terdiri dari meja (bed) dan kepala tetap (head stock). Di dalam kepala

tetapterdapat roda-roda gigi transmisi penukar putaran yang akan memutar poros

spindel.Poros spindel akan menmutar benda kerja melalui cekal (chuck). Eretan utama

(appron)akan bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang (cross slide) dan

9

Page 10: evaluasi kerja di pabrik

eretan atas (upper cross slide) dan dudukan pahat. Sumber utama dari semua gerakkan

tersebut berasal dari motor listrik untuk memutar pulley melalui sabuk (belt).

Head stock berfungsi :Memegang dan memutar benda kerja, rumah perubah kecepatan

memegang peralatan lain yang cocok dengan spindle.

Saddle atau CarriageFungsi :Memegang alat potong dan mengendalikan gerakan.

Tail stock Fungsi : Menyangga ujung yang satunya dari kerja putaran antara pusat atauuntuk

memegang putaran.

2.4 Bahaya yang Berhubungan dengan Pekerjaan

Bahaya Kecelakaan

Jatuh dari tangga

Tergelincir dan jatuh, terutama pada lantai licin karena air, bahan bakar, minyak,

dll

Terkena benda yang jatuh

Kecelakaan mekanik ketika menyemprot operasi dan stoker dalam boiler berbahan

bakar batubara

Luka bakar dari permukaan yang panas, air panas dan uap yang bebas

Listrik atau kontak listrik

Keracunan karbon monoksida atau oleh produk pembakaran lainnya di udara,

dikarenakan ventilasi yang rusak atau pasokan udara yang tidak memadai untuk

pembakaran (keracunan karbon monoksida akut dapat menyebabkan sakit kepala,

pusing, mual, pingsan, koma dan kematian)

Asfiksia karena kehabisan oksigen

Cipratan hydrazine dan turunannya pada kulit dapat menyebabkan luka bakar dan

infeksi kulit.

Percikan ke dalam mata oleh bahan kimia yang digunakan dalam regenerasi

kolom pertukaran ion, dalam Derusting dan kerak, khususnya, cipratan hydrazine

dan turunannya yang dapat menyebabkan lesi permanen pada kornea

Tusukan, luka dan amputasi

Kebakaran dan ledakan (terutama dari kebocoran bahan bakar) dan dari kain yang

direndam dengan bahan bakar, kebakaran jelaga; ledakan campuran gas-air dalam

boiler

10

Page 11: evaluasi kerja di pabrik

Meledaknya boiler (karena terlalu panas dan overpressure, kegagalan komponen

struktural karena kelelahan logam, dll) dengan kemungkinan kebakaran, dan

cedera karena gelombang ledakan, oleh fragmen terbang, api, uap, kebisingan

yang berlebihan, dll

Bahaya fisik

Tingkat kebisingan terus menerus yang berlebihan - setinggi 94 dBA

Stres akibat panas yang disebabkan oleh pekerjaan lama pada suhu tinggi dan

kelembaban relatif.

Putaran mesin

Pahat yang tidak kencang pemasangannya akan terlempar dan akan menyebabkan

luka yang cukup serius.

Bahaya kimia

Iritasi mata, saluran pernapasan, dan kulit sebagai akibat dari paparan hydrazine

dan turunannya, digunakan sebagai aditif untuk air boiler, paparan yang

berlebihan dapat menyebabkan kebutaan sementara.

Iritasi pada saluran pernapasan bagian atas dan batuk, sebagai akibat dari

menghirup sulfur dioksida, terutama jika pembakaran bahan bakar tinggi-sulfur

Pneumoconiosis dari paparan debu vanadium yang didapat dari kayu.

Percikan tatar/bram yang sedang dibubut. Untuk menghindari percikan tersebut

kita dapat menggunakan kaca mata.

Bahaya Biologis

Gangguan trauma kumulatif sebagai akibat dari gerakan berulang terus menerus

Sakit punggung dan masalah muskuloskeletal lainnya (termasuk lesi diskus

intervertebralis) yang dihasilkan karena kelelahan dan salah postur, saat

mengangkat dan memindahkan kayu dan beban berat

Stres psikologis karena ketidakpuasan di tempat kerja, sebagai akibat dari

kebosanan, monoton, gaji rendah, hubungan pribadi bermasalah dengan teman

sebaya dan / atau atasan, dll

Pada proses harvesting dan Planting :

Tersengat hewan-hewan yang beracun, seperti: tawon, kalajengking, ular. Namun,

dibanyak kasus pekerja lebih banyak tersengat tawon.

11

Page 12: evaluasi kerja di pabrik

Saat melakukan pengupasan kulit kayu, kebanyakan tangan pekerja terkena parang.

Saat melakukan penebangan kayu, tidak banyak pekerja yang tidak sengaja terkena

sinso saat melakukan proses penebangan.

.

2.5 Kasus Kecelakaan di Pabrik Kertas

Korban Tewas di Pabrik Kertas PT RAPP, Pekanbaru bertambah Satu Orang

Korban tewas dalam kecelakaan kerja perbaikan pipa penyaluran bubur kertas di PT Riau

Andalan Pulp and Paper (RAPP) bertambah satu orang dari sebelumnya dua orang.

Sedangkan yang menjalani perawatan intensif berjumlah enam orang.

Korban meninggal adalah Reno pada Selasa (8/2/2011) sekitar pukul 02.45 WIB di RS Awal

Bros Pekanbaru. Reno merupakan karyawan PT RPK, rekanan di perusahaan bubur kertas

terbesar di Asia Tenggara tersebut. Dengan demikian, total korban tewas menjadi tiga

orang."Korban yang dirawat tiga orang diantaranya sudah bisa pulang ke rumahnya.

Sedangkan tiga orang lagi masih menjalani perawatan intensif di RS Awal Bros. Kondisi

ketiganya memang sangat memprihatinkan," kata Asisten Manager Media Relations PT

RAPP, Salomo Sitohang kepada detikcom, Selasa (08/02/2011). Korban tewas akibat

kecelakaan kerja tersebut, lanjut Salomo jenazahnya sudah dipulangkan ke kampung halaman

masing-masing. Terkait hal itu pihak PT RAPP telah memberikan dana santunan kepada

keluarga korban. "Sedangkan bagi yang menjalani perawatan medis, pihak PT RAPP akan

menanggung seluruh biayanya," kata Salomo.

Pihak perusahaan sendiri, sejauh ini belum dapat menjelaskan secara pasti penyebab

insiden tersebut. Pihak perusahaan masih melakukan investigasi internal serta adanya

penyidikan dari pihak kepolisian. "Sejauh ini kita belum dapat menyimpulkan penyebab

kecelakaan kerja itu terjadi. Kita masih melakukan investigasi untuk mengungkap kecelakaan

tersebut. Soal kerugian, kita juga belum dapat menghitungnya," kata Salomo. Sebagaimana

diketahui, Senin (7/2) sekitar pukul 14.30 WIB sejumlah pekerja tengah memperbaiki pipa

penyalur bubur kertas. Saat dalam perbaikan, saluran bubur kertas di pipa tersebut sudah

dimatikan. Ketika pekerjaan perbaikan pipa akan rampung, secara tiba-tiba saluran pipa

tersebut teraliri bubur kertas yang panasnya lebih dari 500 derajat celsius. Kontan saja, para

pekerja tersiram bubur kertas yang bercampur zat kimia.

2.6 Evaluasi pada Kecelakaan

12

Page 13: evaluasi kerja di pabrik

Pada saat kita melakukan pekerjaan dengan menggunakan mesin bubut,sebaiknya kita

tidak memakai baju berlengan panjang yang terlalu

panjangdan terlalu lebar, karena ketika kita sedang bekerja dengan mesin bubut

dikhawatirkan baju kita akan tertarik oleh alat pemutar pada mesin tersebut,sehingga

akan terjadi hal yang tidak diinginkan. 

Pada saat kita melakukan pekerjaan dengan menggunakan mesin bubut,sebaiknya

untuk wanita yang berambut panjang, rambutnya diikat agar tidak tertarik oleh alat

pemutar.

Dibelakang mesin bubut yang berada di lab termal / lab bawah terdapat kabel-kabel

listrik yang tidak tertutup sehingga berpotensi menimbulkan bahaya

akibat sengatan listrik.

2.7 Pencegahan dan Penanggulangan

Alat pengaman pada mesin

Gear box untuk melindungi putaran roda mesin agar tidak terjadi sentuhan langsung

Emergency stop yang digunakan untuk menghentikan mesin apabila terjadi bahaya

Lampu yang digunakan sebagai penerangan ketika menggunakan mesin bubut.

Saluran pembuangan tatar atau bram

Box pelindung instalasi listrik.

Alat pengaman pada pekerja

Memakai sepatu safety dengan sol non-selip

Kenakan kemeja lengan panjang dan melindungi tangan dengan memakai sarung tangan

tahan bahan kimia, atau krim penghalang

Memakai pelindung mata yang tepat, berkonsultasi dengan pengawas keselamatan

Kenakan alat pelindung pendengaran yang tepat untuk tingkat kebisingan dan jenis

kebisingan serta berkonsultasi dengan pemasok atau ahli

Pelajari dan mengangkat dengan aman dan bergerak dengan teknik untuk beban berat

atau menggunakan alat bantu mekanis untuk membantu mengangkat.

Semua persyaratan yang sudah ditetapkan dalam undang-undang dan peraturan harus

ditaati, mulai dari tahapan perencanaan, pengoperasian dan pengujian atau pemeriksaan.

Materi yang dibahas sudah cukup untuk menambah wawasan dalam pelaksanaan

pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan.

13

Page 14: evaluasi kerja di pabrik

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Untuk mencegah kecelakaan kerja, sebelumnya harus diketahui sebab dari kecelakaan

tersebut, baru dapat dicari jalan pemecahannya. Penyebab utama yang sering terjadi adalah

situasi dan perilaku pekerja yang tidak aman yang terjadi di dalam perusahaan, dan akar

14

Page 15: evaluasi kerja di pabrik

penyebabny adalah kurangnya penanganan keselamatan dan kesehatan kerja di dalam

perusahaan.

Oleh sebab itu, untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, adalah dengan cara memperkuat

penanganan keselamatan dan kesehatan kerja, dorongan agar perusahaan benar-benar

melaksanakan penanganan keselamatan dan kesehatan kerja. Data ini adalah data penting

statistik kecelakaan kerja dan analisa kejadian demi mencegah terjadinya kecelakaan yang

sama, tujuan utamanya adalah untuk menentukan bagaimana kesalahan itu terjadi Apabila

kita dapat menggunakan data dengan baik, maka kecelakaan yang sama atau bahkan

kecelakaan yang lebih serius dapat dihindari.

Kesimpulan yang dapat diambil dari semua materi adalah, kecelakaan yang paling

banyak ditemui pada pabrik kertas yaitu pada proses hervesting dan planting. Dari peristiwa

itu lah diperlukan adanya evaluasi kerja baik berkala maupun khusus agar kecelakaan kerja

dapat diminimalisir dengan segera dan tidak menimbulkan cedera,kerugian bahkan kematian.

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan dibidang Kesehatan Keselamatan Kerja ( K3)

yang berlaku.

Saran

Saran yang bisa disampaikan penulis bahwa evaluasi di tempat kerja sangat diperlukan,

khusus nya di pabrik kertas karena pabrik kertas memiliki potensi yang cukup besar terjadi

nya kecelakaan yang disebabkan oleh unsafe act maupun unsafe condition. Oleh karena itu

penulis berpesan agar ahli K3 lebih memerhatikan hal ini dan memberikan penyuluhan

kepada pekerja.

DAFTAR PUSTAKA

SCHROEDER, C.D. 1991. Solutions to Boiler and Cooling Water Problems. Second Edition. Van

Nostrand Reinhold. New York

Anonim. 2009. Pembuatan Kertas dari Tebu (online).

http://pemdesjatimulyo.blogspot.com/2009/03   /pembuatan-kertas-dari-tebu.html, (Diakses

pada tanggal 2 Desember 2009)

15

Page 16: evaluasi kerja di pabrik

Anonim. 2005. Industri Kertas (online). http://www.kertasgrafis.com. (Diakseses pada

tanggal 2 Desember 2009)

Anonim. 2009. Teknologi Ramah Lingkungan Untuk Industri Pulp & Kertas (online).

http://greenhouse-idea.blogspot.com/. (Diakses pada tanggal 2 Desember 2009)

Hidayati, Sri. 2009. Mempelajari Pembuatan Pulp Acetocell dari Ampas Tebu dan Pemutih

Terhadap Sifat Pulp yang Dihasilkan (online).

http://pustakailmiah.unila.ac.id/2009/07/06/mempelajari-pembuatan-pulp-acetocell-dari-

ampas-tebu-dan-pemutih-terhadap-sifat-pulp-yang-dihasilkan/. (Diakses pada tanggal 2

Desember 2009)

Prades, Elki. 2009. Ilmu Pulp dan Kertas (online). http://ilmupulpdankertas.blogspot.com.

(Diakses pada tanggal 2 Desember 2009)

Setyo, Daru. 2008. Pengetahuan Tentang Kertas (online).

http://pembalutanion.multiply.com/journal/item/5/pengetahuan_tentang_kertas. (Diakses

pada tanggal 2 Desember 2009)

16