evaluasi bilangan peroksida dan titik asap minyak goreng

Upload: nur-hasan

Post on 14-Oct-2015

71 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 Evaluasi Bilangan Peroksida Dan Titik Asap Minyak Goreng

    EVALUASI BILANGAN PEROKSIDA DAN TITIK ASAP MINYAK GORENG

    Oleh Anggi Bitho Lokmanto

    Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

    Fakultas Pertanian

    Universitas Sebelas Maret Surakarta

    A.Tujuan

    Tujuan dari praktikum acara Evaluasi Bilangan Peroksida dan Titik Asap Minyak

    Goreng ini adalah

    1. Menentukan bilangan peroksida dan titik asap pada minyak sawit baru A, sawit baru B,

    sawit bekas panas B, sawit baru ditambah air A dan sawit baru ditambah air B..

    2.Mengetahui pengaruh bilangan peroksida dan titik asap terhadap kualitas minyak goreng.

    B.Tinjauan Pustaka

    1.Tinjauan bahan

    Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak,

    minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan

    keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi

    perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia

    setelah Malaysia. Di Indonesiapenyebarannya di daerah Aceh, pantai timur Sumatra,

    Jawa, dan Sulawesi (Wikipedia, 2010).

    Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buahnya.

    Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi

    bahan bakuminyak goreng danberbagai jenis turunannya. Kelebihan minyak nabati dari

    sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten

    http://anggibitho-ilmupangan.blogspot.com/2010/05/evaluasi-bilangan-peroksida-dan-titik.htmlhttp://anggibitho-ilmupangan.blogspot.com/2010/05/evaluasi-bilangan-peroksida-dan-titik.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Biodieselhttp://id.wikipedia.org/wiki/Biodieselhttp://id.wikipedia.org/wiki/Biodieselhttp://id.wikipedia.org/wiki/Perkebunanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Perkebunanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Malaysiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Malaysiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Nanggr%C3%B6e_Aceh_Darussalamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Nanggr%C3%B6e_Aceh_Darussalamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sumatrahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sumatrahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelapa_sawit_mentah&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_gorenghttp://id.wikipedia.org/wiki/Kolesterolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karotenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karotenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kolesterolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_gorenghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelapa_sawit_mentah&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatrahttp://id.wikipedia.org/wiki/Nanggr%C3%B6e_Aceh_Darussalamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Malaysiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Perkebunanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Biodieselhttp://anggibitho-ilmupangan.blogspot.com/2010/05/evaluasi-bilangan-peroksida-dan-titik.html
  • 5/24/2018 Evaluasi Bilangan Peroksida Dan Titik Asap Minyak Goreng

    tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin. Minyak inti menjadi

    bahan baku minyakalkohol dan industrikosmetika (Anonima, 2008).

    Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan

    minyak inti kelapa sawit (palm kernel oil) dan sebagai hasil samping adalah bungkil inti

    kelapa sawit (palm kernel mealataupellet). Bungkil inti kelapa sawit adalah inti kelapa

    sawit yang telah mengalami proses ekstraksi dan pengeringan, sedangkan pellet adalah

    bubuk yang telah dicetak kecil-kecil berbentuk bulat panjang dengan diameter lebih

    kurang 8 mm. selain itu bungkil kelapa sawit dapat digunakan sebagai makanan ternak.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu minyak sawit adalah air dan kotoran, asam

    lemak bebas, bilangan peroksida dan daya pemucatan. Faktor-faktor lain adalah titik cair,

    kandungan gliserida padat, refining loss, plasticity dan spreadability, sifat transparan,kandungan logam berat dan bilangan penyabunan. Semua faktor ini perlu dianalisis untuk

    mengetahui mutu minyak inti kelapa sawit (Farida, 2008).

    Produk minyak kelapa sawit sebagai bahan makanan mempunyai dua aspek

    kualitas. Aspek pertama berhubungan dengan kadar dan kualitas asam lemak,

    kelembaban dan kadar kotoran. Aspek kedua berhubungan dengan rasa, aroma dan

    kejernihan serta kemurnian produk. Kelapa sawit bermutu prima (SQ, Special Quality)

    mengandung asam lemak (FFA, Free Fatty Acid) tidak lebih dari 2% pada saat

    pengapalan. Kualitas standar minyak kelapa sawit mengandung tidak lebih dari 5% FFA.

    Setelah pengolahan, kelapa sawit bermutu akan menghasilkan rendemen minyak 22,1% -

    22,2% (tertinggi) dan kadar asam lemak bebas 1,7% - 2,1% (terendah) (Anonimb

    , 2008).

    Standar mutu untuk pemasaran kelapa sawit, minyak inti sawit, dan inti sawit

    secara lebih terinci tersaji dalam Tabel 21.

    Tabel 21. Standar Mutu Minyak Sawit, Minyak Inti Sawit dan Inti Sawit

    Karakteristik MinyakSawit

    Inti Sawit Minyak IntiSawit

    Keterangan

    Asam lemak bebas

    Kadar kotoran

    5%

    0,5%

    3,5%

    0,02%

    3,5%

    0,02%

    Maksimal

    Maksimal

    http://id.wikipedia.org/wiki/Margarinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Alkoholhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kosmetika&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kosmetika&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Alkoholhttp://id.wikipedia.org/wiki/Margarin
  • 5/24/2018 Evaluasi Bilangan Peroksida Dan Titik Asap Minyak Goreng

    Kadar zat menguap

    Bilangan peroksida

    Bilangan Iodine

    Kadar logam (Fe,Cu)

    Lovibond

    Kadar minyak

    Kontaminasi

    Kadar pecah

    0,5%

    6 meq

    44-58

    mg/gr

    10 ppm

    3-4 R

    -

    -

    -

    7,5%

    -

    -

    -

    -

    47%

    6%

    15%

    0,2%

    2,2 meq

    10,5-18,5

    mg/gr

    -

    -

    -

    -

    -

    Maksimal

    Maksimal

    -

    -

    -

    Minimal

    Maksimal

    Maksimal

    (Tim Penulis PS, 2000).

    Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1 persen

    dan kadar kotoran lebih kecil dari 0,01 persen, kandungan asam lemak bebas serendah

    mungkin (kurang lebih 2 persen atau kurang), bilangan peroksida di bawah 2, bebas dari

    warna merah dan kuning (harus berwarna pucat) tidak berwarna hijau, jernih, dan

    kandungan logam berat serendah mungkin atau bebas dari ion logam (Ketaren, 1986).

    Minyak goreng yang telah digunakan, akan mengalami beberapa reaksi yang

    menurunkan mutunya. Pada suhu pemanasan sampai terbentuk akrolein. Akrolein adalah

    sejenis aldehid yang dapat menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan. Minyak yang telah

    digunakan untuk menggoreng akan mengalami peruraian molekul-molekul, sehingga titik

    asapnya turun. (Rusdy, 2008).

    2.Teori yang mendasari

    Kerusakan lemak atau minyak yang utama adalah karena peristiwa oksidasi dan

    hidrolitik, baik ensimatik maupun non-ensimatik. Di antara kerusakan minyak yang

    mungkin terjadi ternyata kerusakan karena autooksidasi yang paling besar pengaruhnya

    terhadap cita rasa. Hasil yang diakibatkan oksidasi lemak antara lain peroksida, asam

    lemak, aldehid dan keton. Bau tengik atau ransid terutama disebabkan oleh aldehid dan

  • 5/24/2018 Evaluasi Bilangan Peroksida Dan Titik Asap Minyak Goreng

    keton. Untuk mengetahui tingkat kerusakan minyak dapat dinyatakan sebagai angka

    peroksida atau angka asam thiobarbiturat (TBA) (Sudarmadji et. al., 1989).

    Bilangan peroksida didefiniskan sebagai jumlah meq peroksida dalam setiap 1000

    g (1 kg) minyak atau lemak. Bilangan peroksida ini menunjukan tingkat kerusakan lemak

    atau minyak (Rohman, 2007).

    Penentuan peroksida kurang baik dengan cara iodometri biasa meskipun

    peroksida bereaksi sempurna dengan alkali iod. Hal ini disebabkan karena peroksida jenis

    lainnya hanya bereaksi sebagian. Di samping itu dapat terjadi kesalahan yang disebabkan

    oleh reaksi antara alkali iodida dengan oksigen dari udara (Ketaren, 1986).

    Proses oksidasi yang distimulir oleh logam jika berlangsung dengan intensif akan

    mengakibatkan ketengikan dan perubahan warna (menjadi semakin gelap). Keadaan ini

    jelas sangat merugikan sebab mutu minyak sawit menjadi menurun.

    Bila suatu lemak dipanaskan, pada suhu tertentu timbul asap tipis kebiruan. Titik

    ini disebut titik asap (smoke point). Bila pemanasan diteruskan akan tercapai flash point,

    yaitu minyak mulai terbakar (terlihat nyala). Jika minyak sudah terbakar secara tetap

    disebutfire point. Suhu terjadinyasmoke pointini bervariasi dan dipengaruhi oleh jumlah

    asam lemak bebas. Jika asam lemak bebas banyak, ketiga suhu tersebut akan turun.

    Demikian juga bila berat molekul rendah, ketiga suhu itu lebih rendah. Ketiga sifat ini

    penting dalam penentuan mutu lemak yang digunakan sebagai minyak goreng (Winarno,

    2002).

    Titik asap adalah temperatur pada saat minyak atau lemak menghasilkan asap

    tipis yang kebiru-biruan pada pemanasan tersebut. Titik asap, titik nyala dan titik api

    adalah kriteria mutu yang terutama penting dalam hubungannya dengan minyak yangdigunakan untuk menggoreng (Ketaren, 1986).

    Titik asap minyak jagung, minyak biji kapas dan minyak kacang berkisar pada

    suhu 232C jika kandungan asam lemak bebasnya 0,01% dan 93C jika kandungan asam

  • 5/24/2018 Evaluasi Bilangan Peroksida Dan Titik Asap Minyak Goreng

    lemak bebasnya 100%. Tingkat ketidak-jenuhan hampir tidak mempengaruhi titik asap

    lemak (Fardiaz et.al., 1992).

    Menurut dr. Saridian Satrix, ahli gizi dari RSU Bekasi menyatakan jika pada saat

    menggoreng terlihat minyaknya berasap maka itu menandakan titik lemak Jenuhnya

    sudah sangat tinggi dan menimbulkan akroleln. Minyak goreng yang baik memiliki titik

    asap yang cukup tinggi, yaitu di atas 250 derajat celcius. Namun bila minyak tersebut

    digunakan secara berulang-ulang, titik asapnya akan menurun sehingga akrolein semakin

    cepat terbentuk (Satrik, 2010).

    Minyak yang telah terhirolisis, smoke point-nya menurun, bahan-bahan menjadi

    coklat, dan lebih banyak menyerap minyak. Selama penyimpanan dan pengolahan

    minyak atau lemak, asam lemak bebas bertambah dan harus dihilangkan dengan proses

    pemurnian dan deodorisasi untuk menghasilkan minyak yang lebih baik mutunya

    (Winarno, 2002).

    C.Metodologi

    1.Alat

    a.Pipet tetes

    b.Pipet 20 ml

    c.Pipet 1 ml

    d.Buret 50 ml

    e.Gelas ukur 100 ml

    f.Gelas piala 200 ml

    g.Hot plate

    h.Thermometer

  • 5/24/2018 Evaluasi Bilangan Peroksida Dan Titik Asap Minyak Goreng

    i.Neraca analitik

    j.Erlenmeyer 250 ml

    2.Bahan

    a.Minyak sawit baru A

    b.MInyak sawit baru B

    c.Minyak sawit panas A

    d.Minyak sawit bekas panas B

    e.Minyak sawit baru A ditambah air

    f.Minyak sawit B ditambah air

    g.Asam asetat glacial

    h.Kloroform

    i.KI jenuh

    j.Aquadest

    k.Na-tiosulfat 0,01N

    3.Cara kerja

    a.Penentuan Bilangan Peroksida

  • 5/24/2018 Evaluasi Bilangan Peroksida Dan Titik Asap Minyak Goreng

    b.

    Penentuan

    Titik Asap

    D. Hasil dan

    Pembahasan

    1.

    Penentuan

    Bilangan

    Peroksida

    Tabel 3.1 Hasil

    PerhitunganAngka

    Peroksida pada

    MinyakGoreng

    Kelompok Sampel ml Na-tiosulfat

    Angkaperoksida

    Rata-rata

    1 Sawit Baru

    A

    1 2 2,5

    6 1,5 32 Sawit baru B 3 6 5,2

    7 2,2 4,4

    3 Sawit panasA

    5,5 11 9

    8 3,5 7

    4 Sawit bekaspanas B

    2,5 5 6,5

    9 4 8

    5 Sawit baru 2,25 4,5 4,75

  • 5/24/2018 Evaluasi Bilangan Peroksida Dan Titik Asap Minyak Goreng

    10 A ditambah

    air

    2,5 5

    5 Sawit baru B

    ditambah air

    5,1 9,6 10,3

    10 5,5 11

    Sumber : Laporan sementara

    Pembahasan

    Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan

    minyak inti kelapa sawit (palm kernel oil) dan sebagai hasil samping adalah bungkil inti

    kelapa sawit (palm kernel mealataupellet). Salah satu faktor yang mempengaruhi mutu

    dari minyak sawit adalah bilangang peroksida. Bilangan peroksida adalah nilai terpenting

    untuk menentukan derajat kerusakan pada minyak atau lemak. Asam lemak tidak jenuh

    dapat mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida.

    Pada praktikum kali ini dilakukan untuk menentukan besarnya nilai bilangan

    peroksida dari sampel minyak kelapa sawit yaitu minyak sawit baru A, minyak sawit baru

    B, minyak sawit panas A, minyak sawit bekas panas B, minyak sawit baru A ditambah

    air, minyak sawit baru B ditambah air. Minyak sawit ini dilakukan dengan metode

    iodometri. Proses ini diawali dengan mengambil sampel sebanyak 5 gr ke dalam

    erlenmeyer, ditambah dengan 30 ml pelarut (60% asam asetat glacial + 40% kloroform),

    dikocok sampai larut, ditambah 0,5 ml larutan KI jenuh, didiamkan selama 2 menit di

    ruang gelap sambil digoyang, ditambahkan 30 ml aquadest, kemudian dititrasi dengan

    larutan Na-thiosulfat 0,01 N. Penyimpanan di ruang gelap ditujukan untuk mengurangi

    pengaruh cahaya. Menurut Ketaren (1986), cahaya adalah akselerator terhadap timbulnya

    ketengikan, sedangkan kombinasi antara oksigen dan cahaya dapat mempercepat proses

    oksidasi.

    Berdasarkan data penentuan bilangan peroksida yang diperoleh maka dapat

    diketahui bahwa rata-rata bilangan peroksida dari tertinggi hingga terendah secara

    berurutan adalah minyak sawit baru B ditambah air, minyak sawit panas, minyak sawit

    bekas panas B, minyak saawit baru B, minyak sawit baru A ditambah air, dan minyak

    sawit baru A. Bilangan peroksida tertinggi didapatkan pada sampel minyak sawit baru B

  • 5/24/2018 Evaluasi Bilangan Peroksida Dan Titik Asap Minyak Goreng

    ditambah air. Dengan adanya penambahan air akan menyebabkan tingkat kerusakan pada

    minyak. Faktor yang mempercepat kerusaka minyak adalah adanya cahaya, oksigen, air,

    dan panas.

    Pada sampel minyak sawit panas A juga memiliki nilai bilangan peroksida yang

    tinggi. Hal ini dikarenakan adanya proses pemanasaan yang menyebabkan minyak akan

    cepat rusak yang menyebabkan penurunan mutu yang ditandai tingginya nilai bilangan

    peroksida.

    Menurut Ketaren (1986), peroksida tidak terbentuk pada proses iradiasi dalam

    suasana vakum. Adanya air akan mempercepat pembentukan peroksida dari

    persenyawaan asam lemak tidak jenuh, tetapi peroksida tidak terbentuk jika minyak

    mengandung bahan pengemulsi (misalnya gum ghatti dan dekstrin).

    2.Penentuan Titik Asap

    Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Titik Asap pada Minyak Goreng

    Kelompok Sampel Rata-rata SuhuoC

    Rata-rata Waktu

    (Menit)

    1 Sawit Baru A 143 21,15

    62 Sawit baru B 157,5 24.31

    7

    3 Sawit panas A 151 10,38

    8

    4 Sawit bekas

    panas B

    165 22.22

    9

    5 Sawit baru Aditambah air

    134 12,30

    10

    5 Sawit baru B

    ditambah air

    153 16,20

    10

    Sumber : Laporan sementara

    Pembahasan

  • 5/24/2018 Evaluasi Bilangan Peroksida Dan Titik Asap Minyak Goreng

    Pada penentuan titik asap pada minyak goreng ini, sampel yang digunakan sama

    seperti pada penentuan bilangan peroksida. Tujuan dari penentuan titik asap ini adalah

    untuk mengetahui mutu minyak goreng yang baik.

    Pada penentuan titik asap ini dilakukan dengan memanaskan sampel minyak

    sebanyak 100 ml dalam gelas beker di atas hot plate hingga terbentuk asap tipis. Dari

    hasil pengamatan maka diperoleh data seperti yang tersaji dalam tabel 3.2. Berdasarkan

    data yang telah diperoleh maka dapat diketahui bahwa pada sampel Sawit baru B

    membutuhkan waktu pengasapan yang paling lama yaitu 24,31 menit. Hal ini

    dikarenakan minyak yang masih baru menunjukan mutu yang masih bagus yang ditandai

    dengan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik asap yang lama pada suhu 157,5oC.

    Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk membentuk asap akan menunjukkan bahwasemakin bagus kualitas dari minyak tersebut. Sampel minyak sawit panas B, waktu yang

    dibutuhkan untuk membentuk asap jauh lebih cepat yaitu 10,38 menit pada suhu 151oC.

    Hal ini dikarenakan minyak bekas telah mengalami pemanasan berulang dimana

    pemanasan berulang akan menyebabkan penurunan titik asap sehingga menurunkan

    kualitas minyak. Pemanasan berulang juga akan mengakibatkan perubahan oksidatif dan

    hidrolitik pada lemak dan mengakibatkan akumulasi substansi yang akan memberikan

    flavour yang tidak disukai pada makanannya.

    Menurut Rusdy (2008), minyak goreng yang telah digunakan, akan mengalami

    beberapa reaksi yang menurunkan mutunya. Pada suhu pemanasan sampai terbentuk

    akrolein. Bila minyak digunakan berulang kali, maka semakin cepat terbentuk akrolein

    sehingga membuat batuk orang yang memakan hasil gorengannya.

    E.Kesimpulan

    Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum acara Evaluasi Bilangan Peroksida

    dan Titik Asap Minyak Gorengantara lain sebagai berikut:

    1. Bilangan peroksida tertinggi diperoleh pada minyak sawit baru B ditambah air sebesar

    10,3.

  • 5/24/2018 Evaluasi Bilangan Peroksida Dan Titik Asap Minyak Goreng

    2.Semakin tinggi bilangan peroksida maka semakin rendah kualitas dari minyak.

    3.Titik asap yang paling lama adalah pada sampel minyak sawit baru B yaitu selama 24,31

    menit.

    4. Semakin lama waktu pemanasan untuk membentuk asap maka semakin bagus mutu

    minyak.

    5. Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu minyak antara lain adanya reaksi oksidasi dan

    hidrolisis.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonima. 2008.Kelapa Sawit. http://www.wikipedia.org (diakses pada tanggal 15 Mei 2010).

    Anonimb

    . 2008. Penggolongan/Klasifikasi dalam Komoditi Kelapa Sawit.

    http://www.regionalinvestmet.com(diakses pada tanggal 15 Mei 2010).

    Fardiaz, Dedi, et.al. 1992. Petunjuk Laboratorium Teknik Analisis Sifat Kimia dan Fungsional

    Komponen Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal

    Pendidikan Tinggi PAU Pangan dan Gizi IPB. Bogor.

    Farida, Mutia Kemala. 2008.Minyak Kelapa Sawit.http://mutiakemalafarida.blog.com/2699199/

    (diakses pada tanggal 15 Mei 2008).

    Ketaren, S. 1986.Minyak dan Lemak Pangan. UI Press. Jakarta.

    Rohman, Abdul dan Soemantri, 2007.Analisis Makanan, UGM Press, Yogyakarta

    Rusdy, Ekmal. 2008. Dioxin dan Jelantah Sang Pembunuh.http://www.riaupos.com/v2/content/view/4862/30/(diakses pada tanggal 15 Mei 2008).

    Saridian Satrix. 2010. Minyak Goreng Sehat Berdasarkan Tingginya Titik Asap. Dalam

    Batavias.co.id. (diakses pada tanggal 15 Mei 2010).

    http://www.wikipedia.org/http://www.regionalinvestmet.com/http://www.regionalinvestmet.com/http://www.regionalinvestmet.com/http://mutiakemalafarida.blog.com/2699199/http://mutiakemalafarida.blog.com/2699199/http://mutiakemalafarida.blog.com/2699199/http://www.riaupos.com/v2/content/view/4862/30/http://www.riaupos.com/v2/content/view/4862/30/http://www.riaupos.com/v2/content/view/4862/30/http://mutiakemalafarida.blog.com/2699199/http://www.regionalinvestmet.com/http://www.wikipedia.org/
  • 5/24/2018 Evaluasi Bilangan Peroksida Dan Titik Asap Minyak Goreng

    Sudarmadji, Slamet, et. al. 1989.Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta.

    Tim Penulis PS. 2000. Kelapa Sawit Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil, dan Aspek

    Pemasaran. PT Penebar Swadaya. Jakarta.

    Winarno, F. G. 2002.Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

    LAMPIRAN 3

    Analisis perhitungan

    Sampel : Minyak sawit baru

    Berat sampel = 5,12 gr

    ml titrasi = 0,6 ml

    ml blanko = 0,23 ml

    miliekuivalen peroksida =

    =

    = 0,723