evaluasi anggaran belanja sebagai alat pengendali keuangan ... · keuangan (studi kasus pusat...

81
Draft III Proposal Penelitian EVALUASI ANGGARAN BELANJA SEBAGAI ALAT PENGENDALI KEUANGAN (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia) Oleh Hendra Lastowo H24077022 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

Upload: lebao

Post on 12-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

Draft III

Proposal Penelitian

EVALUASI ANGGARAN BELANJA SEBAGAI ALAT PENGENDALI KEUANGAN

(Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia)

Oleh

Hendra Lastowo H24077022

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 2: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

Judul Skripsi : Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan (Studi

Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik

Indonesia)

Nama : Hendra Lastowo

NIM : H24077022

Menyetujui

Pembimbing,

(Wita Juwita Ermawati, STP., MM) NIP : 197509072005012001

Mengetahui :

Ketua Departemen,

(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc)

NIP : 196101231986011002

Tanggal Lulus :

Page 3: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

EVALUASI ANGGARAN BELANJA SEBAGAI ALAT

PENGENDALI KEUANGAN

( Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan

Arsip Nasional Republik Indonesia)

Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

Hendra Lastowo

H24077022

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 4: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

i

ABSTRAK

Hendra Lastowo. H24077022. Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan Wita Juwita Ermawati

Setiap pemerintahan memiliki suatu anggaran pendapatan dan belanja, baik tingkat pusat maupun daerah. Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagaimana dimaksud dalam keputusan Kepala Arsip Nasional RI Nomor: Kep 03 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Arsip Nasional Republik Indonesia, mempunyai tugas yaitu melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kearsipan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penyelenggaraan tugas pemerintahan tersebut menimbulkan hak dan kewajiban Negara dalam bentuk penerimaan dan pengeluaran Negara, yang perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan Negara.

ANRI sebagai Lembaga Pemerintah memiliki tugas pokok pembinaan kearsipan secara nasional di bidang Pendidikan dan Pelatihan kearsipan yang diaplikasikan melalui Unit Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan (Pusdiklat ANRI). Dalam persaingan yang terjadi khususnya di bidang pendidikan kearsipan menuntut Pusdiklat ANRI melakukan evaluasi terhadap segala kegiatan penyelenggaraan pemerintahan yang dilaksanakan. Selama ini dalam pelaksanaan kegiatan pada Pusdiklat ANRI tidak dapat dihindarkan terjadinya ketidaksesuaian antara realisasi dengan anggaran yang telah direncanakan. Pusdiklat ANRI membutuhkan suatu strategi dalam mengelola aspek keuangan. Salah satu strategi yang dapat digunakan yaitu melalui anggaran, karena dengan anggaran Pusdiklat ANRI dapat merencanakan pengalokasian dana jangka pendek yang dibutuhkan serta dapat melakukan pengendalian keuangan.

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan anggaran belanja pada Pusdiklat ANRI, (2) mengidentifikasi prosedur penyusunan anggaran belanja pada Pusdiklat ANRI, (3) menganalisis ketidaksesuaian antara realisasi dengan anggaran belanja pada Pusdiklat ANRI, (4) menganalisis faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian yang terjadi pada anggaran belanja Pusdiklat ANRI. Penelitian ini dilakukan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia yang beralamat di Jl. Ir. H. Djuanda No. 62 Kotamadya Bogor.

Pada saat penyusunan anggaran belanja ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan anggaran. Faktor-faktor pertimbangan tersebut yaitu: jenis diklat, kebutuhan diklat, jumlah peserta, tempat pelaksanaan kegiatan, Standar Biaya Umum, realisasi dan anggaran sebelumnya , serta rencana penambahan sarana dan prasarana Pusdiklat ANRI. Prosedur penyusunan anggaran belanja Pusdiklat ANRI dilakukan dengan menggunakan metode Campuran (Top Down dan Bottom Up). Hasil dari ana!isis varians serta uji t-test yang dilakukan pada anggaran belanja Pusdiklat ANRI bahwa secara keseluruhan ketidaksesuaian anggaran yang

Page 5: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

ii

terjadi antara anggaran belanja per program kegiatan dengan realisasinya favorable dan masih dalam batas pengendalian dapat diterima.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 15 Juli 1980. Penulis merupakan

anak keenam dari enam bersaudara pasangan Alm. Syamsoedin Rachmat dan Hj.

Sudjarwati.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Pekayon Jaya V

Bekasi. Pada tahun 1992, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah

Pertama Malidar Bekasi dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum

Negeri 3 Bogor dan masuk dalam program IPA pada tahun 1997. Pada tahun 1999,

Penulis diterima di Program Diploma Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor

dan melanjutkan kuliah di Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus

Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

pada tahun 2007.

Page 6: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kapada Allah SWT, karena pada akhirnya skripsi ini dapat

terselesaikan. Skripsi ini merupakan hasil penelitian penulis yang dilakukan di

Pusdiklat Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia. Skripsi ini merupakan salah

satu syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Program

Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Departemen Manajemen, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor dengan judul Evaluasi Anggaran

Belanja Sebagai alat Pengendali Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan

Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia).

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak sempurna, karena itu penulis

mengharapkan masukan, saran dan kritik untuk penyempurnaan skripsi ini. Semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat. Amien.

Bogor, Maret 2010

Penulis

Page 7: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

iv

DAFTAR ISI Halaman

ABSTRAK .............................................................................................................. i

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... viii

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah .................................................................................. 4 1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4 1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5 1.5. Batasan Penelitian ..................................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan ............................................... 6 2.2. Anggaran ................................................................................................... 7

2.2.1 Pengertian Anggaran ..................................................................... 7 2.2.2 Fungsi Anggaran ........................................................................... 9 2.2.3 Tujuan dan Manfaat Anggaran...................................................... 11 2.2.4 Karakteristik Anggaran ................................................................. 12 2.2.5 Prinsip-prinsip Anggaran .............................................................. 13 2.2.6 Jenis-jenis Anggaran ..................................................................... 14 2.2.7 Metode Pembuatan Anggaran ....................................................... 16 2.2.9 Tahap-tahap Penyusunan Anggaran .............................................. 16 2.2.9 Proses Pengendalian Anggaran ..................................................... 17 2.2.10 Akuntansi Pertanggungjawaban .................................................... 18

2.3. Analisis Varians Anggaran ....................................................................... 19 2.4. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 19

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 21 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 23 3.3. Metode Penelitian ..................................................................................... 23

3.3.1 Pengumpulan Data ........................................................................ 23 3.3.2 Pengolahan dan Analisis Data ....................................................... 23

Page 8: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

v

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Pusdiklat ANRI ........................................................... 25 4.1.1 Sejarah Singkat Pusdiklat ANRI ................................................... 25 4.1.2 Karakteristik, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Fungsi

Pusdiklat ANRI ............................................................................ 26 4.1.3 Struktur Organisasi Pusdiklat ANRI ............................................. 28

4.2. Faktor-faktor yang Menjadi Bahan Pertimbangan Dalam Penyusunan Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI .......................................................... 29

4.3. Prosedur Penyusunan Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI........................ 32 4.4. Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI ........................................................... 34 4.5. Evaluasi Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI sebagai Pengendalian ......... 36

4.5.1 Analisis Varians ............................................................................ 37 4.5.2 t-test Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI ...................................... 52

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................... 58 B. Saran .......................................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 61

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... 63

Page 9: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

vi

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Program dan Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2006 ........................ 35 2. Program dan Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2007 ........................ 35 3. Program dan Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2008 ........................ 36 4. Data Anggaran Belanja dan Realisasi Pusdiklat ANRI Tahun 2006 ............... 38 5. Data Anggaran Belanja dan Realisasi Pusdiklat ANRI Tahun 2007 ............... 41 6. Data Anggaran Belanja dan Realisasi Pusdiklat ANRI Tahun 2008 ............... 47 7. Hasil Uji t-test Program Penyelenggaraan dan Pengkordinasian

Diklat Pegawai Negeri Tahun 2006 ................................... ............................. 53 8. Hasil Uji t-test Program Evaluasi dan Pemantauan Penyelenggaraan

Diklat Tahun 2006 ........................................................................................... 53 9. Hasil Uji t-test Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi

SDM Aparatur Tahun 2007 .............................................................................. 54 10. Hasil Uji t-test Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Kerjasama Antar Instansi Pemerintah/Swasta/Lembaga Pembinaan /Penyuluhan Pengelolaan Arsip/Dokumen Negara (PNBP) Tahun 2007 ........ 54

11. Hasil Uji t-test Program Penyusunan Kurikulum/Sylabus Pendidikan dan PelatihanTahun 2007 .............................................................. 55

12. Hasil Uji t-test Program Penerapan Sistem Kearsipan Berbasis Teknologi Informasi dan Kearsipan Tahun 2007 ............................................ 55

13. Hasil Uji t-test Program Pengembangan SDM dan Administrasi Teknologi Kepegawaian Tahun 2008 ................................................................................ 56 14. Hasil Uji t-test Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM

Aparatur Pemerintah Pusat dan Daerah Di Bidang Kearsipan Tahun 2008 .... 56 15. Hasil Uji t-test Program Diseminasi Pengelolaan Kearsipan di Berbagai

Instansi Pemerintah baik di Pusat dan Daerah Tahun 2008 ............................. 57

Page 10: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

vii

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Kerangka Pemikiran Penelitian .......................................................................... 22 2. Alur Prosedur Penyusunan Anggaran Pusdiklat ANRI ..................................... 33

Page 11: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

viii

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Struktur Organisasi Pusdiklat ANRI ................................................................. 63 2. Analisis Varians Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2006 ................... 64 3. Analisis Varians Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2007 ................... 65 4. Analisis Varians Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2008 ................... 67

Page 12: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap pemerintahan memiliki suatu anggaran pendapatan dan

belanja, baik tingkat pusat maupun daerah. Perencanaan suatu anggaran

umumnya meliputi masa waktu satu tahun. Faktor distribusi, stabilisasi, dan

alokasi sangat perlu diperhatikan dalam penyusunan suatu anggaran.

Penyusunan anggaran memiliki fungsi yang bersifat integratif dan bersinergi

antar komponen dalam pengalokasian anggaran. Dalam hal fungsi anggaran

menjadi begitu penting untuk dapat terlaksananya pembangunan ekonomi

suatu daerah. Di sisi lain anggaran memiliki banyak kelemahan yang

bersifat umum, baik jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Selain

kelemahan tersebut penyusunan suatu anggaran akan menghadapi berbagai

kendala, seperti political context, legal context, economic conditions, dan

historical context (Purbadharmaja, 2007).

Penggunaan anggaran dalam pembangunan diharapkan memberikan

manfaat tidak saja untuk meningkatkan pendapatan, namun juga diharapkan

dapat memberikan ruang gerak ekonomi yang lebih kondusif dan

menyentuh akar masalah yang faktual dalam masyarakat. Arsip Nasional

Republik Indonesia (ANRI) sebagaimana dimaksud dalam keputusan

Kepala Arsip Nasional RI Nomor : Kep 03 Tahun 2006 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Arsip Nasional Republik Indonesia, mempunyai tugas yaitu

melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kearsipan sesuai dengan

ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sesuai dengan Pasal 7 Undang-undang Nomor 7 tahun 1971 tentang

Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan yang menyatakan bahwa pemerintah

mengadakan, mengatur dan mengawasi pendidikan tenaga ahli kearsipan.

ANRI sebagai Lembaga Pemerintah memiliki tugas pokok pembinaan

kearsipan secara nasional di bidang Pendidikan dan Pelatihan kearsipan

yang diaplikasikan melalui Unit Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan

(Pusdiklat ANRI). Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan di bidang ini

Page 13: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

2

merupakan wujud tanggung jawab ANRI untuk turut serta menciptakan

SDM yang berkualitas di bidang kearsipan dan membentuk citra PNS yang

profesional.

Penyelenggaraan tugas pemerintahan tersebut menimbulkan hak dan

kewajiban Negara dalam bentuk penerimaan dan pengeluaran Negara, yang

perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan Negara yang

diwujudkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Dengan memperhatikan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara, yang ditetapkan sebagai Kaidah-kaidah Hukum

Administrasi Keuangan Negara, dan Peraturan Direktorat Jenderal

Perbendaharaan Nomor PER-66/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan

Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, ANRI

dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan perlu merencanakan,

melaksanakan dan mempertanggungjawabkan program/kegiatan dalam

rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya di bidang kearsipan.

Guna mendukung terciptanya tata kepemerintahan yang baik dan

bersih, Pusdiklat ANRI berusaha mewujudkan pemerintah yang efesien dan

efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil/kinerja

aparatur. Untuk itu diperlukan suatu pengelolaan yang baik yaitu melalui

fungsi manajemen. Fungsi-fungsi manajemen tersebut meliputi

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Untuk

mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan suatu alat yang termasuk sebagai

fungsi perencanaan dan pengendalian biasanya diwujudkan dalam bentuk

anggaran.

Menurut Mardiasmo (2002), Anggaran adalah alat manajemen

kebijakan ekonomi dan akuntabilitas, serta merupakan pedoman bagi segala

tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana pendapatan,

belanja, bagi hasil pendapatan, dana cadangan, dan pembiayaan dalam

satuan rupiah yang disusun menurut klasifikasi anggaran secara sistematis

untuk satu periode akuntansi guna mencapai tingkat efisiensi dan efektivitas

juga sebagai alat kontrol di dalam menjalankan pemerintahan. Dalam

Page 14: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

3

persaingan yang terjadi khususnya di bidang pendidikan kearsipan menuntut

Pusdiklat ANRI melakukan evaluasi terhadap segala kegiatan

penyelenggaraan kepemerintahan yang dilaksanakan, baik dari proses

perencanaan hingga proses akhir pelaksanaan kegiatan.

Pusdiklat ANRI merupakan sebuah lembaga pemerintah yang di

dalam pelaksanaan program kegiatannya selalu mengacu kepada

perencanaan yang telah ditetapkan. Hal tersebut juga berlaku terhadap

anggaran yang telah dibuat dalam melaksanakan program kegiatan Pusdiklat

ANRI, sehingga hampir tidak mungkin apabila anggaran program yang

dilaksanakan melebihi dari anggaran yang telah ditetapkan (unfavorable).

Selama ini dalam pelaksanaan kegiatan pada Pusdiklat ANRI tidak

dapat dihindarkan terjadinya ketidaksesuaian antara realisasi dengan

anggaran yang telah direncanakan. Hal tersebut terjadi karena adanya

ketidaksesuaian dalam proses perencanaan anggaran dengan

pelaksanaannya, sehingga diperlukan evaluasi untuk dapat mengetahui batas

toleransi terhadap ketidaksesuaian yang terjadi. Untuk itu, Pusdiklat ANRI

membutuhkan suatu strategi dalam mengelola aspek keuangan agar kinerja

Pusdiklat ANRI menjadi lebih baik.

Salah satu strategi yang dapat digunakan yaitu melalui anggaran,

karena dengan anggaran Pusdiklat ANRI dapat merencanakan

pengalokasian dana jangka pendek yang dibutuhkan serta dapat melakukan

pengendalian keuangan. Pusdiklat ANRI dapat menggunakan anggaran

belanja sebagai alat pengendalian bagi penggunaan dananya. Sehingga,

apabila terdapat perbedaan antara anggaran belanja dengan realisasinya

dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk penyusunan anggaran belanja

tahun berikutnya atau bahan untuk perubahan anggaran belanja yang sedang

berjalan. Anggaran pun dapat digunakan untuk mengetahui adanya

ketidaksesuaian pelaksanaan program-program yang dilaksanakan oleh

Pusdiklat ANRI.

Lemahnya perencanaan anggaran pada akhirnya akan memunculkan

kemungkinan underfinancing atau overfinancing yang kesemuanya

mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektifitas unit kerja pemerintah.

Page 15: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

4

Anggaran sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi harus

dipersiapkan sebaik-baiknya agar tidak terjadi bias atau ketidaksesuaian

(Mardiasmo, 2002). Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar

sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh

pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara

anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Penelitian ini akan

menggambarkan perbandingan antara realisasi anggaran periode tahun 2006

sampai dengan tahun 2008 terkait dengan ketidaksesuaian yang terjadi baik

dalam penyusunan maupun pelaksanaannya. Di samping itu penelitian ini

akan mendeskripsikan prosedur penyusunan anggaran yang terjadi di

Pusdiklat ANRI.

1.2. Perumusan Masalah

Penelitian ini akan mengungkapkan bagaimana prosedur penyusunan

anggaran belanja dan evaluasi terhadap realisasi jika dibandingkan dengan

anggaran belanja yang telah disusun pada Pusdiklat ANRI antara periode

tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Untuk memperjelas permasalahan

dalam penelitian ini, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai

berikut :

1. Apakah faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam

penyusunan anggaran belanja pada Pusdiklat ANRI?

2. Bagaimana prosedur penyusunan anggaran belanja pada Pusdiklat

ANRI?

3. Apakah ketidaksesuaian antara anggaran dengan realisasi pada anggaran

belanja Pusdiklat ANRI masih berada dalam batas pengendalian?

4. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian pada

anggaran belanja Pusdiklat ANRI?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam

penyusunan anggaran belanja pada Pusdiklat ANRI

Page 16: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

5

2. Mengidentifikasi prosedur penyusunan anggaran belanja pada Pusdiklat

ANRI.

3. Menganalisis ketidaksesuaian antara realisasi dengan anggaran belanja

pada Pusdiklat ANRI.

4. Menganalisis faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian yang terjadi pada

anggaran belanja Pusdiklat ANRI

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan menghasilkan informasi yang bermanfaat

sebagai berikut:

1 Sebagai masukan yang bermanfaat bagi Pusdiklat ANRI untuk

mengetahui kekuatan dan kelemahan yang mungkin terjadi dalam proses

penyusunan anggaran selama ini serta untuk mengadakan perbaikan-

perbaikan yang mungkin diperlukan dalam upaya meningkatkan

efektivitas dan efisiensi anggaran pada Pusdiklat Arsip Nasional RI.

2 Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai proses penyusunan

anggaran dalam aplikasinya pada Pusdiklat Arsip Nasional RI.

3 Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa atau masyarakat yang

membutuhkan.

1.5. Batasan Penelitian

Penelitian ini hanya membahas mengenai anggaran belanja yang

direncanakan dan dilaksanakan di Pusdiklat ANRI yaitu apakah faktor-

faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan anggaran

belanja Pusdiklat ANRI. Evaluasi dilakukan terhadap realisasi yang

dibandingkan dengan anggaran belanja yang telah ditetapkan dengan

melakukan analisis varians untuk mengetahui apakah ketidaksesuaian yang

terjadi masih dalam batas pengendalian pada anggaran belanja Pusdiklat

ANRI periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Uji t-test yang

dilakukan adalah uji t-test per program kegiatan yang dilaksanakan oleh

Pusdiklat ANRI dari tahun 2006 sampai dengan 2008. Hal ini dilakukan

karena tidak tersedianya data yang diperoleh untuk tahun anggaran 2006.

Page 17: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan
Page 18: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan

Pendidikan dan pelatihan merupakan proses belajar mengajar dalam

rangka meningkatkan kemampuan sumber daya manusia melaksanakan

tugasnya. Sedangkan yang dimaksud dengan tugas adalah menunjukkan

kedudukan, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang di dalam

organisasi (Fathoni, 2006). Mathis dan Jackson (2002) lebih lanjut

menyatakan, bahwa pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang

mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi.

Oleh karena itu, proses ini terkait dengan berbagai tujuan organisasi,

pelatihan dapat dipandang secara sempit maupun luas. Secara terbatas,

pelatihan menyediakan para karyawan dengan pengetahuan yang spesifik

dan dapat diketahui serta keterampilan yang digunakan dalam pekerjaan

mereka saat ini.

Dinamika kegiatan pemerintahan dan pembangunan serta kehidupan

berbangsa dan bernegara terekam secara nyata, lengkap dan benar didalam

arsip/dokumen. Perjalanan sejarah bangsa yang terekam di dalam

arsip/dokumen merupakan rangkaian berbagai peristiwa penting yang harus

diketahui oleh masyarakat masa kini maupun masa mendatang, sebagai

sebuah gambaran tentang identitas dan jati diri bangsa serta sebagai salah

satu bentuk pertanggungjawaban nasional (Pusdiklat ANRI, 2008)

Secara yuridis formal definisi tentang arsip tertuang dalam Undang-

Undang No. 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan,

Pasal 1 yang menyebutkan bahwa arsip adalah: 1 Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga-lembaga Negara

dan badan-badan pemerintah dalam bentuk dan corak apapun, baik dalam

keadaan tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan

kegiatan pemerintahan.

2 Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh badan-badan swasta dan

atau perorangan dalam bentuk dan corak apapun, baik dalam keadaan

Page 19: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

7

tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kegiatan

pemerintahan.

Salah satu keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan adalah pengelolaan arsip yang dilaksanakan dengan baik di

instansi pemerintah, baik di pusat maupun daerah. Agar penyelenggaraan

kegiatan kearsipan berjalan efektif dan efisien maka perlu dikelola oleh

tenaga-tenaga professional. Sesuai dengan amanat yang tercantum dalam

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

Kearsipan Pasal 7, dinyatakan bahwa Pemerintah mengadakan, mengatur,

mengawasi pendidikan tenaga ahli kearsipan. Pemerintah dalam hal ini

Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), mengemban tanggung jawab

untuk melaksanakan pembinaan kearsipan yang salah satunya diaplikasikan

melalui pendidikan dan pelatihan Kearsipan.

Pada umumnya pendidikan dan pelatihan kearsipan bertujuan untuk

pengembangan wawasan, pengetahuan, kemampuan dan keahlian dalam

rangka menyelamatkan arsip yang memiliki histori guna menjamin

keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional tentang perencanaan,

pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk

menyediakan bahan pertanggungjawaban tersebut bagi pemerintahan

(Pusdiklat ANRI, 2008)

2.2. Anggaran

2.2.1. Pengertian Anggaran

Anggaran merupakan alat manajemen kebijakan ekonomi dan

akuntanbilitas. Sebagai instrumen kebijakan ekonomi, anggaran berfungsi

mewujudkan pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta pemerataan

pendapatan dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Menurut Mardiasmo

(2002) anggaran merupakan pernyataan estimasi kinerja yang hendak

dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran

finansial. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan

suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya

dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu.

Page 20: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

8

Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan. Jadi

anggaran bukan tujuan dan tidak dapat menggantikan manajemen. Lebih

lanjut Suparmoko dalam Purbadharmaja (2007) mendefinisikan bahwa

Anggaran merupakan suatu alat perencanaan mengenai pengeluaran dan

pendapatan pada masa yang akan datang umumnya disusun untuk masa satu

tahun. Anggaran juga berfungsi sebagai alat kontrol atau pengawasan, baik

terhadap pendapatan maupun pengeluaran pada masa yang akan datang.

Dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 disebutkan bahwa belanja

negara/belanja daerah dirinci sampai dengan organisasi, fungsi, program,

kegiatan, dan jenis belanja. Hal tersebut bahwa setiap pergeseran anggaran

antar organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja harus mendapat

persetujuan DPR/DPRD. Anggaran terdiri dari Anggaran Pendapatan

Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

(APBD), dengan periode Tahun Anggaran meliputi masa satu tahun,

terhitung dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan alat

utama pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya dan sekaligus alat

pemerintah untuk mengelola perekonomian negara. Sebagai alat pemerintah,

APBN bukan hanya menyangkut keputusan ekonomi, namun juga

menyangkut keputusan politik. Dalam konteks ini, DPR dengan hak

legislasi, penganggaran, dan pengawasan yang dimilikinya perlu lebih

berperan dalam mengawal APBN sehingga APBN benar-benar dapat secara

efektif menjadi instrumen untuk mensejahterakan rakyat dan mengelola

perekonomian negara dengan baik (Suminto, 2004).

Lebih lanjut Suminto (2004) mendefinisikan bahwa APBN adalah

rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh DPR

serta merupakan wujud pengelolaan keuangan negara yang ditetapkan tiap

tahun dengan Undang-Undang. Susunan APBN, terdiri atas Anggaran

Pendapatan, Anggaran Belanja dan Pembiayaan.

1. Anggaran Pendapatan adalah hak Pemerintah Pusat yang diakui sebagai

penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan negara terdiri atas

Page 21: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

9

penerimaan pajak, Penerimaan Negara Bukan Pajak, dan hibah. Dalam

pungutan perpajakan tersebut termasuk pungutan bea masuk dan cukai.

2. Anggaran Belanja adalah kewajiban pemerintah pusat yang diakui

sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja negara dipergunakan

untuk keperluan penyelenggaraan tugas pemerintahan pusat dan

pelaksanaan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.

3. Pembiayaan, adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali

dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun

anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya.

2.2.2. Fungsi Anggaran

Peranan anggaran pada suatu perusahaan merupakan alat untuk

membantu manajemen dalam pelaksanaan, fungsi perencanaan,

koordinasi, pengawasan dan juga sebagai pedoman kerja dalam

menjalankan perusahaan untuk tujuan yang telah ditetapkan.

1. Fungsi Perencanaan

Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen dan fungsi ini

merupakan salah satu fungsi manajemen dan fungsi ini merupakan

dasar pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Winardi dalam

Siregar (2003) memberikan pengertian mengenai perencanaan sebagai

berikut: Perencanaan meliputi tindakan memilih dan menghubungkan

fakta-fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai

masa yang akan datang dalam hal memvisualisasi serta merumuskan

aktifitas-aktifitas yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai

hasil yang diinginkan.

2. Fungsi Pengawasan

Anggaran merupakan salah satu cara mengadakan pengawasan dalam

perusahaan. Pengawasan itu merupakan usaha-usaha yang ditempuh

agar rencana yang telah disusun sebelumnya dapat dicapai. Dengan

demikian pengawasan adalah mengevaluasi prestasi kerja dan

tindakan perbaikan apabila perlu. Aspek pengawasan yaitu dengan

membandingkan antara prestasi dengan yang dianggarkan, apakah

dapat ditemukan efisiensi atau apakah para manajer pelaksana telah

Page 22: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

10

bekerja dengan baik dalam mengelola perusahaan. Tujuan

pengawasan itu bukanlah mencari kesalahan akan tetapi mencegah

dan memperbaiki kesalahan. Sering terjadi fungsi pengawasan itu

disalah artikan yaitu mencari kesalahan orang lain atau sebagai alat

menjatuhkan hukuman atas suatu kesalahan yang dibuat pada hal

tujuan pengawasan itu untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan dan

rencana perusahaan.

3. Fungsi Koordinasi

Fungsi koordinasi menuntut adanya keselarasan tindakan bekerja dari

setiap individu atau bagian dalam perusahaan untuk mencapai tujuan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk menciptakan adanya

koordinasi diperlukan perencanaan yang baik, yang dapat

menunjukkan keselarasan rencana antara satu bagian dengan bagian

lainnya. Anggaran yang berfungsi sebagai perencanaan harus dapat

menyesuaikan rencana yang dibuat untuk berbagai bagian dalam

perusahaan, sehingga rencana kegiatan yang satu akan selaras dengan

lainnya. Untuk itu anggaran dapat dipakai sebagai alat koordinasi

untuk seluruh bagian yang ada dalam perusahaan, karena semua

kegiatan yang saling berkaitan antara satu bagian dengan bagian

lainnya sudah diatur dengan baik.

4. Anggaran sebagai Pedoman Kerja

Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun sistematis dan

dinyatakan dalam unit moneter. Lazimnya penyusunan anggaran

berdasarkan pengalaman masa lalu dan taksir-taksiran pada masa yang

akan datang, maka ini dapat menjadi pedoman kerja bagi setiap bagian

dalam perusahaan untuk menjalankan kegiatannya.

2.2.3. Tujuan dan Manfaat Anggaran

Menurut Siregar (2003), Fungsi pokok manajemen adalah

perencanaan, koordinasi, dan pengawasan. Semakin terbatasnya sumber-

sumber ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan dan semakin kompleksnya

masalah perusahaan, memaksa manajer untuk menggunakan sumber-

sumber tersebut secara bijaksana, terarah dan terkendalikan dengan efektif

Page 23: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

11

dan efisien. Perencanaan adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan

perusahaan yang ingin dicapai serta penentuan cara-cara yang akan

ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut, jadi perencanaan mengandung

aspek:

1. Penentuan tujuan yang akan dicapai

2. Memilih dan menentukan cara yang akan ditempuh dari semua

alternatif yang mungkin dipilih.

3. Usaha-usaha atau langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mencapai

tujuan atas dasar alternatif yang dipilih.

Tujuan disusunnya suatu anggaran adalah:

1. Mengkoordinasikan semua faktor produksi yang mengarah pada

pencapaian tujuan secara umum.

2. Sebagai suatu alat untuk mengestimasikan semua estimasi yang

mendasari disusunnya suatu anggaran sebagai titik pangkal disusunnya

suatu kebijaksanaan keuangan dimasa yang akan datang.

3. Sebagai alat untuk melakukan penilaian prestasi, sehingga

membangkitkan motivasi para pelaksananya agar dapat mengoreksi

kekurangan yang terjadi.

4. Sebagai alat komunikasi semua fungsi dalam perusahaan sehingga

kebijaksanaan dan metode yang dipilih dapat di mengerti dan di dukung

oleh semua bagian, untuk tercapainya tujuan perusahaan.

Secara umum, tujuan disusunnya suatu anggaran adalah agar

kebutuhan jangka pendek yang tercantum dalam anggaran dapat terpenuhi,

anggaran akan menuntun agar pencapaian tujuan jangka pendek tetap

konsisten sesuai dengan tujuan dan sasaran perusahaan (Siregar, 2003).

Manfaat penting adanya perencanaan yang baik di dalam suatu perusahaan

adalah:

1. Karena tujuan yang ingin dicapai telah ditetapkan (dirumuskan), maka

pelaksanaan kegiatan dapat diusahakan dengan efektivitas dan efisiensi

setinggi mungkin.

Page 24: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

12

2. Dapat untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan tersebut

dapat dicapai dan dapat dilakukan koreksi-koreksi atas ketidaksesuaian-

ketidaksesuaian yang timbul seawal mungkin.

3. Dapat mengindentifikasikan hambatan-hambatan yang timbul dan

mengatasinya secara terarah.

4. Dapat menghindarkan adanya kegiatan, pertumbuhan, dan

perkembangan yang tidak terarah dan terkontrol.

2.2.4. Karakteristik Anggaran

Memperoleh konsep yang lebih jelas mengenai anggaran, berikut

ini diuraikan karakteristik anggaran. Menurut Ismail dan Prawironegoro

(2009) anggaran mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1. Anggaran mengestimasikan potensi laba dari unit bisnis.

2. Dinyatakan dalam istilah moneter.

3. Biasanya dalam waktu satu tahun.

4. Merupakan komitmen manajemen.

5. Ditinjau dan disetujui oleh pejabat yang berwenang.

6. Anggaran dapat berubah dalam kondisi tertentu.

7. Secara berkala, kinerja keuangan aktual dibandingkan dengan anggaran.

Menurut Sumarsono (2009) Anggaran mempunyai karakteristik:

1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain

keuangan.

2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau

beberapa tahun.

3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk

mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang

lebih tinggi dari penyusunan anggaran.

5. Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.

2.2.5. Prinsip-prinsip Anggaran

Menurut Soetjito dan Seno (http://dahlanforum.wordpress.com)

beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam rangka penyusunan

anggaran adalah:

Page 25: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

13

1. Prinsip Keterbukaan

Dalam negara demokrasi, pembahasan anggaran antara pemerintah

dengan DPR merupakan pengikut sertaan rakyat melalui wakil-

wakilnya dalam menentukan kebijaksanaan anggaran negara.

2. Prinsip Periodik

Suatu anggaran disusun untuk periode waktu tertentu, biasanya untuk

satu tahun.

3. Prinsip pembebanan anggaran pengeluaran, dan menguntungkan

anggaran penerimaan

Kapan suatu pengeluaran dibebankan dan suatu penerimaan

menguntungkan anggaran tergantung pada basis akuntansi yang dianut.

4. Prinsip Fleksibilitas, yaitu suatu prinsip yang memungkinkan

pemerintah mengajukan rencana tambahan dan perubahan anggaran

5. Prinsip Prealabel, yaitu bahwa pengajuan anggaran dan persetujuannya

oleh badan perwakilan harus mendahului pelaksanaan anggaran

6. Prinsip Kecermatan, yaitu anggaran harus diperkirakan secara cermat

dan teliti.

7. Prinsip Komprehensif, yaitu anggaran disusun untuk semua aktivitas

pemerintah.

8. Prinsip terperinci, yaitu setiap anggaran diklasifikasikan pada

kelompok-kelompok yang telah ditentukan

9. Prinsip Kelengkapan atau Universalitas, yaitu agar semua pengeluaran

dan penerimaan dimuat dalam anggaran.

10. Prinsip Anggaran Berimbang, yaitu pengeluaran harus didukung oleh

penerimaan.

11. Prinsip Pendapatan yang ajeg, kontinu, yaitu diusahakan agar

pendapatan rutin dapat menutup belanja rutin, sedangkan pendapatan

pembangunan diperuntukkan bagi belanja pembangunan.

12. Prinsip Anggaran yang setiap tahun ada kenaikan, yaitu diusahakan

adanya tabungan pemerintah (pendapatan dalam negeri dikurangi

dengan pengeluaran belanja rutin), serta pendapatan pembangunan

Page 26: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

14

(bantuan program dan bantuan proyek) yang secara relatif cenderung

turun.

2.2.6. Jenis-jenis Anggaran

Menurut Nafarin (2008) anggaran dapat dikelompokan dari

beberapa segi, yaitu:

1. Segi dasar penyusunan, anggaran terdiri atas:

a. Anggaran variabel (variable budget), yaitu anggaran yang disusun

berdasarkan interval (kisaran) kapasitas (aktivitas) tertentu dan

pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan

pada tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda. Misalnya

anggaran penjualan disusun berkisar antara 500 unit sampai 1.000

unit. Anggaran variable disebut juga dengan anggaran fleksibel.

b. Anggaran tetap (fixed budget), yaitu anggaran yang disusun

berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. Misalnya penjualan

direncanakan 1.000 unit, dengan demikian anggaran lainnya

berdasarkan anggaran penjualan 1.000 unit. Anggaran tetap disebut

juga dengan anggaran statis.

2. Segi cara penyusunan anggaran terdiri dari:

a. Anggaran periodik (periodic budget) Adalah anggaran yang

disusun untuk satu periode tertentu, pada umumnya periodenya

satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran

b. Anggaran kontinu (continuous budget), adalah anggaran yang

dibuat untuk mengadakan perbaikan yang pernah dibuat, misalnya

tiap bulan diadakan perbaikan, sehingga anggaran yang dibuat

dalam setahun mengalami perubahan.

3. Segi jangka waktu anggaran terdiri dari:

a. Anggaran jangka pendek (short-range budget), adalah anggaran

yang dibuat dalam jangka waktu paling lama sampai satu tahun.

Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran

jangka pendek. Anggaran jangka pendek disebut juga anggaran

taktis

Page 27: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

15

b. Anggaran jangka panjang (long-range budget), adalah anggaran

yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran

untuk keperluan investasi barang modal (capital budget). Anggaran

jangka panjang tidak mesti berupa anggaran modal. Anggaran

jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran

jangka pendek. Anggaran jangka panjang disebut juga anggaran

strategis

4. Segi bidangnya anggaran terdiri dari anggaran operasional dan

anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut

Anggaran Induk (Master Budget). Anggaran induk

mengkonsolidasikan rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka

pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan

dipecah lagi menjadi anggaran triwulanan dan anggaran triwulanan

dipecah lagi menjadi anggaran bulanan.

a. Anggaran operasional (operational budget) adalah anggaran untuk

menyusun anggaran laporan rugi laba. Contoh: Anggaran

penjualan, Anggaran biaya pabrik, Anggaran biaya bahan baku,

Anggaran biaya tenaga kerja langsung, Anggaran biaya overhead

pabrik, Anggaran beban usaha

b. Anggaran keuangan (financial budget) adalah anggaran untuk

menyusun anggaran neraca. contoh: Anggaran kas, Anggaran

piutang, Anggaran persediaan, Anggaran utang, Anggaran neraca.

2.2.7. Metode Pembuatan Anggaran

Menurut Ismail dan Prawironegoro (2009) ditinjau dari siapa yang

membuatnya maka penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara :

1. Top-Down

Manajemen senior menetapkan anggaran bagi tingkat yang lebih

rendah. Manajer pada tingkatan organisasi yang lebih rendah tidak

dilibatkan dalam penyusunan anggaran, tinggal melaksanakan. Proses

penyusunan anggaran top down mendorong kurangnya komitmen para

manajer di tingkat pelaksana karena tidak dilibatkan dalam proses

penetapan angka-angka anggaran.

Page 28: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

16

2. Bottom-Up

Manajer di tingkat yang lebih rendah berpartisipasi dalam menentukan

besarnya anggaran. Setiap unit kerja diberikan kesempatan untuk

mengajukan usulan pembuatan anggaran. Pendekatan ini kemungkinan

besar akan mendorong komitmen para manajer untuk mencapai tujuan

anggaran. Keterlibatan dalam penyusunan anggaran secara psikologis

dapat meningkatkan rasa memiliki yang lebih tinggi terhadap tujuan

perusahaan. Namun kalau tingkat partisipasi sangat tinggi dan manajer

tingkat menengah dan bawah diberikan kewenangan sangat luas, juga

berisiko sulitnya manajemen puncak untuk mengusulkan target-target

yang diinginkan.

3. Campuran atau top down dan bottom up

Metode ini adalah campuran dari kedua metode diatas. Pembuat

anggaran mempersiapkan draft pertama anggaran untuk bidang

tanggung jawab, yang merupakan pendekatan bottom-up. Tetapi mereka

melakukan hal tersebut berdasarkan pedoman yang ditetapkan di

tingkat yang lebih tinggi, yang merupakan pendekatan top-down.

2.2.8. Tahap-Tahap Penyusunan Anggaran

Menurut Riyanto (http://dahlanforum.wordpress.com), tahap-tahap

dalam penyusunan anggaran adalah sebagai berikut:

1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana

operasional perusahaan, transaksi-transaksi disini merupakan operasi

(operation transaction) pada tahun ini dapat diketahui adanya

defisit/surplus karena rencana operasi perusahaan.

2. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari

bank atau sumber-sumber dana lainnya yang operasi perusahaan juga

disusun estimasi pembayaran bunga kredit tersebut beserta waktu

pembayaran kembali, transaksi-transaksi disini merupakan transaksi

finansial (financial transactions).

3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran

setelah adanya transaksi finansial dan anggaran kas yang final

merupakan gabungan dari transaksi operasional dan transaksi finansial

Page 29: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

17

yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas secara

keseluruhan.

2.2.9. Proses Pengendalian Anggaran

Anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan

pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan dapat

dipertangungjawabkan kepada publik. Anggaran sebagai instrumen

pengendalian digunakan untuk menghindari adanya overspending,

underspending dan salah sasaran (misappropriation) dalam pengalokasian

anggaran pada bidang lain yang bukan merupakan prioritas (Mardiasmo,

2002). Mardiasmo (2002) lebih lanjut menyatakan bahwa pengendalian

anggaran dapat dilakukan melalui empat cara, yaitu:

1. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan.

2. Menghitung selisih anggaran (favourable dan unfavourable variances).

3. Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan (controllable) dan tidak

dapat dikendalikan (uncontrollable) atas suatu varians.

4. Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya.

Menurut Nafarin (2008) anggaran merupakan alat pengawasan

atau pengendalian (controlling). Pengawasan berarti mengevaluasi

(menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan, dengan cara:

1. Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran)

2. Melakukan tindakan perbaikan bila dipandang perlu (atau bila

terdapat ketidaksesuaian yang merugikan).

Menurut Mardiasmo (2002) tipe pengendalian manajemen dapat

dikategorkan menjadi tiga kelompok yaitu:

1. Pengendalian preventif (preventive control). Dalam tahap ini

pengendalian manajemen terkait dengan perumusan strategi dan

perencanaan strategik yang dijabarkan dalam bentuk program-program.

2. Pengendalian operasional (operational control). Dalam tahap ini

pengendalian manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan

program yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran

digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.

Page 30: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

18

3. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa

analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolak ukur kinerja yang telah

ditetapkan.

2.2.10. Akuntansi Pertanggungjawaban

Menurut Nafarin (2008) Akuntansi pertanggungjawaban

(responsibility accounting) adalah suatu sistem akunting yang dipola

terlebih dahulu sesuai dengan tanggung jawab dari setiap bagian dalam

organisasi. Realisasi dari sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah

adanya pusat-pusat pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban

merupakan suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer

yang bertanggungjawab sesuai bagiannya. Akuntabilitas kinerja

pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi

organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah

ditetapkan melalui suatu media pertanggungjawabkan secara periodik.

Dengan pengertian tersebut dimaksudkan bahwa setiap instansi pemerintah

mempunyai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pencapaian hasil

organisasi dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya

meliputi penerimaan, pengalokasian, pengamanan, dan pengembangannya.

2.3. Analisis Varians Anggaran

Varians adalah perbedaan antara standar dengan yang

sesungguhnya. Varians ini dapat digunakan manajemen untuk mengukur

prestasi, memperbaiki efisiensi, dan memberi perlakuan tertentu terhadap

fungsi yang bertanggung jawab. varians yang terjadi dapat berupa varians

menguntungkan (favorable variances) atau varians tidak menguntungkan

(unfavorable variances) (http://id.shvoong.com). Analisis ini dilakukan

dengan cara membandingkan antara budget dengan realisasi. Perbedaan

antara angka budget dengan realisasi ini disebut ketidaksesuaian atau

varians. Apabila kita menganggap bahwa budget ataupun standar sudah

benar maka secara prinsip kita harus mengusahakan agar realisasi harus

sama dengan budget.

Page 31: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

19

2.4. Penelitian Terdahulu

Hasil Penelitian Wulandari (2006) tentang Penerapan Anggaran

pada Badan Usaha Berbentuk Koperasi bahwa ada beberapa faktor yang

menyebabkan Koperasi Karyawan Indocement (KKI) menerapkan

penganggaran. Faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal antara lain: memudahkan pengendalian,

peningkatan SHU dan Badan Pengawasan KKI. Faktor eksternal antara

lain: tuntutan PT Indocement Tbk dan persaingan usaha. Proses

penyusunan anggaran KKI menggunakan metode campuran yaitu Top

Down dan Bottom Up. Fungsi anggaran bagi KKI antara lain sebagai alat

perencanaan, pengendalian dan pengukuran kinerja.

Kustiani (2007) meneliti mengenai analisis optimalisasi anggaran

program Corporate Social Responsibility (CSR). Penelitian dilakukan pada

PT. Pertamina (Persero) unit pengolahan II. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi

penyusunan anggaran CSR pada Unit Pengolahan II PT Pertamina

(Persero), menganalisis ketidaksesuaian antara anggaran dengan realisasi

pada anggaran CSR serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

terjadinya ketidaksesuaian antara anggaran program CSR pada Unit

Pengolahan II PT Pertamina (Persero). Hasil dari penelitian tersebut bahwa

ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam penyusunan anggaran

program CSR tersebut yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal

terdiri dari kebijakan manajemen,sumber dana, dan kekuatan sumber daya

manusia. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari kebijakan pemerintah,

letak geografis, keadaan penduduk dan lingkungan sosial seperti tingkat

pendidikan, agama dan tingkat kesehatan.

Prawatiningsih (2007) meneliti mengenai evaluasi anggaran

belanja sebagai alat pengendali keuangan. Penelitian dilakukan pada

Badan Rumah Sakit Daerah (BRSD) Ciawi. Hasil dari penelitian tersebut

adalah ada beberapa faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam

penyusunan anggaran. Faktor-faktor pertimbangan tersebut yaitu: jumlah

kunjungan pasien, jenis penyakit, rencana rumah sakit dalam penambahan

Page 32: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

20

sarana medis dan non medis, jumlah tempat tidur, penambahan sarana fisik

dan pelayanan baru, rencana penambahan karyawan, peraturan pemerintah,

dan anggaran belanja tahun sebelumnya. Prosedur penyusunan anggaran

belanja BRSD Ciawi menggunakan metode campuran (top down dan

bottom up). Prosedur penyusunan anggaran belanja melalui beberapa

tahap yaitu: pembuatan surat edaran untuk setiap ruangan, sosialisasi

format anggaran, pengumpulan data usulan kebutuhan, pengumpulan data

rekapitulasi kebutuhan, penyusunan dan pengetikan konsep Rencana

Anggaran Satuan Kerja (RASK), penelitian RASK dan perubahan

anggaran, serta pengesahan Dokumen Anggaran Satuan Kerja (DASK).

Page 33: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Anggaran memiliki fungsi diantaranya sebagai alat evaluasi dan

pengendali terhadap pengelolaan keuangan negara khususnya dalam hal

penyelenggaraan tugas pemerintahan. Dalam rangka mendukung

terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan negara,

pengelolaan keuangan negara perlu diselenggarakan secara professional,

terbuka, dan bertanggung jawab serta akuntabel dengan harapan mencapai

suatu kinerja yang maksimal. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara

penyusunan anggaran yang efektif dan efesien agar setiap dana yang di

anggarkan dapat memberikan kontribusi yang maksimal untuk setiap

kegiatannya.

Pusdiklat ANRI dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan

perlu merencanakan, melaksanakan dan mempertanggungjawabkan

program/kegiatan dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya

di bidang kearsipan. Salah satu anggaran yang disusun oleh Pusdiklat

ANRI adalah anggaran belanja, yang dalam penyusunannya memiliki

prosedur serta beberapa faktor yang dapat menjadi bahan pertimbangan

mengapa anggaran belanja tersebut dibuat dan manfaat apa yang diperoleh

apabila anggaran tersebut ditetapkan.

Selama penyelenggaraan kegiatan pemerintahan tersebut terdapat

beberapa ketidaksesuaian baik terhadap anggaran yang telah ada maupun

terhadap pelaksanaan program-program yang dilakukan di Pusdiklat

ANRI, sehingga diperlukan evaluasi antara anggaran dengan realisasinya,

yaitu dengan membandingkan antara anggaran dengan realisasi melalui

analisis varians dan melakukan uji hipotesis yaitu t-test untuk mengetahui

apakah ketidaksesuaian tersebut masih dalam batas pengendalian.

Sehingga pada akhirnya dapat memberikan rekomendasi terhadap hasil

Page 34: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

22

dari penggunaan anggaran tersebut. Lebih jelasnya dapat dilihat pada

Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Anggaran Belanja

Analisisis Ketidaksesuaian (Varians)

Uji t

Pentingnya Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI

Pusdiklat ANRI

Faktor-faktor yang Menjadi Bahan Pertimbangan dalam Penyusunan

Anggaran Belanja

Prosedur Penyusunan Anggaran Belanja

Evaluasi terhadap Anggaran Belanja sebagai Alat Pengendalian

Hasil Evaluasi Anggaran Belanja

Realisasi Anggaran Belanja

Ketidaksesuaian yang terjadi

Page 35: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

23

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Pusdiklat ANRI yang berlokasi di Jalan

Ir. H. Djuanda No 62 Bogor. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan

dari bulan Mei sampai dengan Juli 2009.

3.3. Metode Penelitian

3.3.1 Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder.

Data primer dikumpulkan dan diperoleh melalui hasil pengamatan dan

wawancara dengan pihak Pusdiklat ANRI, serta pencatatan di lapangan.

Untuk melengkapi data dilakukan wawancara mendalam terhadap pihak

yang paling mengetahui tentang anggaran belanja yaitu pejabat dan staf

dari pihak Pusdiklat ANRI. Data sekunder dikumpulkan melalui

penelusuran dokumentasi resmi dari instansi yang terkait mengenai

pengumpulan data keuangan yang dimiliki oleh Pusdiklat ANRI dan

berbagai sumber kepustakaan mengenai anggaran. Data sekunder

diperlukan untuk menunjang dan memperkuat hasil penelitian.

3.3.2 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data menggunakan analisis varians anggaran. Dasar

penilaiannya yaitu dengan penyelidikan varians antara realisasi dengan

sasaran yang direncanakan atau dianggarkan. Dalam anggaran biaya, jika

biaya realisasi lebih besar daripada budget maka dianggap tidak

menguntungkan (unfavorable). Sebaliknya jika realisasi lebih rendah dari

anggaran, maka dianggap menguntungkan (favorable). Pengolahan data

anggaran tersebut menggunakan software komputer Microsoft Excel 2003

untuk analisis varians. Mengukur apakah ketidaksesuaian anggaran belanja

masih dalam batas pengendalian dengan dilakukan uji t-test serta analisis

deskriptif. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan t-test untuk

mengukur apakah ketidaksesuaian anggaran dengan realisasi masih dalam

batas pengendalian. Tujuan dari t-test adalah untuk membandingkan

apakah kedua data (anggaran dan realisasi) tersebut sama atau berbeda.

Page 36: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

24

Langkah-langkah dalam t-test yaitu:

1. Membuat H0 dan H1 dalam uraian kalimat

H0 : Ketidaksesuaian yang terjadi antara anggaran dengan realisasi

masih dalam batas pengendalian.

H1: Ketidaksesuaian yang terjadi antara anggaran biaya dan

realisasinya tidak dalam batas pengendalian.

2. Mencari t hitung.

3. Menentukan terlebih dahulu taraf signifikan (α)

Taraf signifikan yang digunakan yaitu α = 5 %

3. Menentukan kriteria pengujian

Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak

Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima

4. Membuat kesimpulan

Dibandingkan dengan toleransi yang dibuat Pusdiklat ANRI

Analisis penyebab ketidaksesuaian yang terjadi

Page 37: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Pusdiklat ANRI

4.1.1 Sejarah Singkat Pusdiklat ANRI

Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) adalah Lembaga

Pemerintah Non Departemen (LPND) yang berkedudukan di bawah dan

bertanggungjawab kepada Presiden. ANRI mempunyai tugas

pemerintahan di bidang kearsipan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Penetapan Arsip Nasional sebagai

lembaga pemerintah non departemen diperkuat melalui Surat Pimpinan

MPRS No. A.9/1/24/MPRS/1967 yang menegaskan, bahwa Arsip

Nasional sebagai aparat teknis pemerintah tidak bertentangan dengan

UUD 1945.

Undang-Undang Nomor 7 tahun 1971, yang kemudian dikenal

dengan Undang-undang tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan

membentuk Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagai inti

organisasi Lembaga Kearsipan Nasional yang mempunyai tanggung

jawab terwujudnya Tujuan Kearsipan Nasional, yakni menjamin

keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional tentang perencanaan,

pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk

menyediakan bahan pertanggungjawaban tersebut bagi kegiatan

pemerintah. Tiga tahun kemudian, berdasarkan Keputusan Presiden No.26

Tahun 1974 secara tegas menyatakan, bahwa Arsip Nasional diubah

menjadi Arsip Nasional Republik Indonesia yang berkedudukan di Ibukota

RI dan langsung bertanggungjawab kepada Presiden. Dengan keputusan

tersebut, maka secara yuridis Arsip Nasional RI syah sebagai Lembaga

Pemerintah Non Departemen.

Seiring dengan perkembangan politik dan pemerintahan di era

reformasi, serta dalam rangka efektivitas dan efisiensi, maka Presiden

melalui Keputusan Presiden nomor 17 Tahun 2001 mengatur kedudukan,

tugas dan fungsi, susunan organisasi dan tata kerja lembaga pemerintah

Page 38: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

26

non departemen. Sehubungan dengan hal tersebut, struktur organisasi

ANRI pun disesuaikan dengan Keputusan Presiden tersebut. Dalam rangka

pelaksanaan tugas, fungsi dan kewenangan ANRI, khususnya dalam

pengembangan SDM di bidang kearsipan dibentuklah suatu unit Pusat

Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan yang berada di bawah Deputi Bidang

Pembinaan Kearsipan. Pada awalnya Pusdiklat ANRI bertempat di kantor

pusat ANRI yang terletak di Jakarta, namun sejak tahun 2004 Pusdiklat

ANRI mulai berpindah kantor ke Bogor dengan tujuan meningkatkan

fasilitas dan pelayanan terbaik terhadap masyarakat umum, khususnya

para arsiparis baik di tingkat pusat maupun daerah dalam hal pendidikan

dan pelatihan SDM kearsipan. Pusdiklat ANRI beralamat di Jalan

Ir. H. Juanda No. 62 Kotamadya Bogor.

4.1.2 Karakteristik, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Fungsi Pusdiklat

ANRI

Pusdiklat ANRI merupakan sebuah instansi pemerintah yang

memiliki karakteristik atau kekhususan yang berbeda dengan perusahaan

swasta. Kekhususan atau karakteristik yang dimiliki oleh Pusdiklat ANRI

yaitu:

1. Pusdiklat ANRI memiliki tujuan organisasi bukan untuk

memaksimumkan laba tetapi memberikan pelayanan terbaik kepada

masyarakat.

2. Sumber pendanaan Pusdiklat ANRI adalah APBN pemerintah pusat

yang berasal dari pajak dan retribusi serta pendapatan lain-lain yang

tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang telah

ditetapkan.

3. Pola pertangungjawaban Pusdiklat ANRI bersifat vertikal dan

horisontal. Pertanggungjawaban vertikal adalah pertanggungjawaban

atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya

Pusdiklat ANRI kepada pemerintah pusat dalam hal ini parlemen.

Pertanggungjawaban horisantal adalah pertanggungjawaban kepada

masyarakat luas.

Page 39: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

27

4. Struktur organisasi Pusdiklat ANRI bersifat birokratis, kaku dan

hierarkis. Tipologi pemimpin, termasuk pilihan dan orientasi kebijakan

politik akan sangat berpengaruh terhadap pilihan struktur birokrasi di

Pusdiklat ANRI.

5. Karakteristik anggaran di Pusdiklat ANRI bersifat terbuka untuk

publik, dimana rencana anggaran dipublikasikan kepada masyarakat

secara terbuka untuk dikritisi dan didiskusikan.

6. Sistem akuntansi yang digunakan di Pusdiklat ANRI adalah sistem

akuntansi berbasis kas.

Pusdiklat ANRI mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan

pelatihan di bidang kearsipan. Dalam melaksanakan tugasnya Pusdiklat

Kearsipan ANRI menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1. Penyusunan rencana dan program, pengembangan kurikulum, sistem,

dan metoda serta evaluasi dan pelaporan pendidikan dan pelatihan

kearsipan.

2. Pelaksanaan dan pengkoordinasian penyelenggaraan pendidikan dan

pelatihan kearsipan.

3. Pelaksanaan urusan tata usaha pendidikan dan pelatihan kearsipan.

Pusdiklat ANRI mempunyai visi menjadikan arsip sebagai simpul

pemersatu bangsa, salah satunya melalui program pendidikan dan

pelatihan kearsipan. Misi Pusdiklat ANRI adalah :

1. Memberdayakan arsip sebagai tulang punggung manajemen

pemerintahan dan pembangunan;

2. Memberdayakan arsip sebagai bukti akuntabilitas kinerja aparatur;

3. Memberdayakan arsip sebagai alat bukti sah di pengadilan;

4. Melestarikan arsip sebagai memori kolektif dan jati diri bangsa serta

bahan bukti pertanggungjawaban nasional;

5. Menyediakan arsip dan memberikan akses kepada publik untuk

kepentingan pemerintahan dan kemasyarakatan demi kemaslahatan

bangsa.

Page 40: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

28

4.1.3 Struktur Organisasi Pusdiklat ANRI

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan dipimpin oleh seorang

Kepala Pusat yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung

kepada Deputi Bidang Pembinaan Kearsipan. Lebih jelasnya Struktur

Organisasi Pusdiklat ANRI dapat dilihat pada Lampiran 1. Bidang-bidang

yang ada pada Pusdiklat ANRI adalah sebagai berikut:

1. Bidang Perencanaan Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan;

Bidang Perencanaan Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan mempunyai

tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program, pengembangan

kurikulum, sistem dan metoda pendidikan dan pelatihan kearsipan.

2. Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan;

Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan

mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan kearsipan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Penyelenggaraan Pendidikan

dan Pelatihan Kearsipan menyelenggarakan fungsi :

a. pelaksanaan penyeleksian tenaga pengajar dan peserta, bahan,

sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan, serta menyiapkan

pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kearsipan;

b. penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pendidikan

dan pelatihan kearsipan

Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan terdiri dari :

1) Subbidang Akademik;

Subbidang Akademik mempunyai tugas melakukan penyiapan

pelaksanaan penyeleksian tenaga pengajar dan peserta, bahan,

sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan, serta menyiapkan

pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kearsipan.

2) Subbidang Evaluasi dan Pelaporan.

Subbidang Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pendidikan

dan pelatihan kearsipan.

Page 41: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

29

3. Subbagian Tata Usaha

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan

ketatausahaan di lingkungan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan.

4. Kelompok Jabatan Fungsional

Pejabat fungsional mempunyai tugas melaksanakan kegiatan sesuai

dengan jabatan masing-masing untuk mendukung kelancaran

pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja. Pejabat fungsional arsiparis

mempunyai tugas melaksanakan penataan, penyimpanan, pemeliharaan,

dan penyelamatan arsip di unit kerja sesuai penempatannya, dan tugas

lain yang ditetapkan oleh pimpinan unit kerjanya.

4.2. Faktor-faktor yang menjadi Bahan Pertimbangan Dalam Penyusunan

Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI

Ada beberapa faktor yang menjadi bahan pertimbangan Pusdiklat

ANRI dalam penyusunan anggaran di Pusdiklat ANRI. Faktor-faktor tersebut

memiliki saling keterkaitan antara satu dengan lainnya, sehingga dapat saling

mempengaruhi antara satu dengan lainnya. Faktor-faktor yang menjadi bahan

pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Jenis Diklat

Jenis diklat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun

anggaran dengan berdasarkan pada jenis diklat apa yang akan

dilaksanakan, apakah Diklat Fungsional Kearsipan atau Diklat Teknis

Kearsipan. Diklat Teknis Kearsipan diselenggarakan bagi para PNS baik

pusat maupun daerah yang ingin menjadi fungsional arsiparis, sedangkan

Diklat teknis Kearsipan diselenggarakan bagi para arsiparis yang ingin

menambah wawasan, pengetahuan serta keterampilan dalam bidang

kearsipan.

2. Kebutuhan Diklat

Kebutuhan diklat merupakan hal yang dapat mempengaruhi dalam

menyusun suatu anggaran. Jenis-jenis diklat apa saja yang paling

dibutuhkan pada tahun akan datang, dengan mempertimbangkan

penyelenggaraan diklat pada tahun sebelumnya. Hal ini biasanya

Page 42: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

30

disesuaikan dengan program ANRI secara keseluruhan, dalam

meningkatkan SDM kearsipan baik di tingkat pusat maupun daerah.

3. Jumlah peserta

Jumlah peserta sangat mempengaruhi penyusunan anggaran kegiatan

diklat. Jumlah peserta dapat menjadi acuan dalam penentuan anggaran

sarana pendukung diklat serta fasilitas-fasilitas lain yang didapat peserta

dalam melaksanakan kegiatan tersebut.

4. Tempat Kegiatan

Kegiatan diklat selain dilaksanakan di lingkungan pusdiklat, ada juga

yang penyelenggaraannya dilaksanakan di sebuah hotel berbintang.

Tempat kegiatan diklat tersebut dapat mempengaruhi penyusunan

anggaran, karena kegiatan tersebut memerlukan anggaran yang berbeda

apabila dilaksanakan di pusdiklat itu sendiri.

5. Standar Biaya Umum

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor : 01/PM.02/2009

tanggal 4 Maret 2009, Standar Biaya Umum (SBU) adalah satuan biaya

paling tinggi yang ditetapkan sebagai biaya masukan dan/atau indeks

satuan biaya keluaran yang bersifat lintas kementerian negara/lembaga

dan/atau lintas wilayah. SBU merupakan acuan dalam menentukan harga

ataupun biaya yang dikeluarkan dalam menyusun suatu anggaran,

sehingga dapat mempengaruhi anggaran dari setiap kegiatan

penyelenggaraan diklat.

6. Anggaran Belanja Sebelumnya

Anggaran tahun sebelumnya sangat berpengaruh dalam penyusunan

anggaran tahun berikutnya, sebab anggaran belanja yang akan dibuat

dapat diestimasi diantaranya berdasarkan pada anggaran belanja tahun

sebelumnya.

7. Realisasi Anggaran tahun sebelumnya

Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam menyusun anggaran

adalah realisasi kegiatan tahun sebelumnya. Faktor ini ditentukan karena

ketika akan menyusun anggaran, terlebih dahulu dilakukan suatu analisis

Page 43: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

31

terhadap realisasi angaran belanja tahun sebelumnya apakah meningkat

atau menurun dari dana yang telah dianggarkan.

8. Rencana Penambahan Sarana dan Prasarana Pusdiklat

Penambahan sarana dan prasarana pusdiklat sangat diperlukan dalam

meningkatkan kualitas pelayanan di Pusdiklat ANRI. Penambahan

tersebut dapat mempengaruhi dalam penyusunan anggaran di Pusdiklat

ANRI karena harus disesuaikan terhadap program tesebut.

Secara keseluruhan, Pusdiklat ANRI dalam menentukan faktor-

faktor penyusunan anggaran belanja tersebut selalu didasarkan pada

kebutuhan-kebutuhan serta data-data yang dialami dan dimiliki di masa lalu.

Atas dasar itu Pusdiklat ANRI dapat lebih menekankan pada kegiatan-

kegiatan yang menjadi sasaran yang ingin dicapai yang tercantum dalam

rencana strategik Pusdiklat ANRI.

Terjadinya ketidaksesuaian anggaran di Pusdiklat ANRI diakibatkan

adanya beberapa hal yang proses atau pelaksanaannya tidak sesuai dengan

anggaran yang direncanakan baik dari pelaksanaan program-program

kegiatan maupun dari penyerapan anggaran itu sendiri. Ketidaksesuaian

pelaksanaan program secara tidak langsung sangat mempengaruhi

penyerapan anggaran itu sendiri. Sebagai contoh jumlah peserta yang

mengikuti diklat sangat mempengaruhi besarnya ketidaksesuaian terhadap

realisasi anggaran Pusdiklat. Semakin sedikit (di bawah batas) peserta yang

mengikuti diklat, maka penyerapan anggarannya pun akan semakin kecil

sehingga ketidaksesuaian yang terjadi semakin besar.

Besarnya jumlah peserta yang mengikuti diklat biasanya tergantung

dari efektifnya penyebaran informasi pelaksanaan diklat yang dilakukan oleh

bagian penyelenggaraan terhadap instansi yang ada di seluruh Indonesia.

Terbatasnya anggaran yang diperuntukkan bagi Pusdiklat ANRI menjadi

kendala bagi unit Pusdiklat guna melengkapi serta mengembangkan sarana

dan prasarana Pusdiklat ANRI yang bertujuan untuk meningkatkan

pelayanan Pusdiklat itu sendiri.

Page 44: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

32

4.3. Prosedur Penyusunan Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI

Metode Anggaran Pusdiklat ANRI mengunakan metode campuran

(Top down dan Bottom Up). Metode ini merupakan sebuah metode yang

disusun berdasarkan hasil keputusan bawahan dan atasan. Program kerja dan

anggaran adalah merupakan rencana kerja yang menjadi sasaran organisasi

untuk pengukuran dan pengendalian. Anggaran yang sudah disahkan

merupakan komitmen untuk dilaksanakan dan apabila belum terealisasi,

maka anggaran tersebut hanya dapat dipakai setelah diajukan kembali pada

tahun berikutnya dan disahkan. Proses Penyusunan Anggaran Pusdiklat

ANRI adalah sebagai berikut:

1. Surat edaran tentang usulan kegiatan dari seluruh unit kerja di ANRI .

Prosedur penyusunan anggaran di Pusdiklat ANRI dimulai dari adanya

surat edaran dari Sub Bagian Anggaran kepada setiap unit di ANRI salah

satunya Pusdiklat ANRI tentang usulan kegiatan beserta anggaran untuk

tahun berikut (200x). Pembuatan Surat edaran dilaksanakan pada bulan

Juni tahun anggaran sebelumnya.

2. Sosialisasi format anggaran kepada seluruh unit kerja di ANRI.

Sosialisasi format anggaran dilakukan setelah adanya surat edaran

tersebut dengan maksud agar setiap unit mengajukan usulan kegiatan dan

anggaran sesuai dengan format Sub Bagian Anggaran ANRI.

3. Pembuatan Surat Edaran Kepala Pusdiklat ANRI tentang penyusunan

usulan kegiatan dan anggaran di Pusdiklat ANRI.

Pembuatan Surat Edaran Kepala Pusdiklat ANRI ditujukan kepada setiap

Kepala Bidang di Pusdiklat ANRI untuk membuat dan menyusun

program kegiatan dan anggaran bagi masing-masing bidang yang

diusulkan untuk tahun yang akan datang.

4. Penyusunan rancangan program kegiatan dan anggaran oleh unit

Pusdiklat ANRI.

Setiap unit membuat rancangan program kegiatan berdasarkan masukan

dan kebutuhan dari masing-masing Sub Bidang di Pusdiklat ANRI.

Sebelum disampaikan kepada Sub Bagian Anggaran ANRI, rancangan

Page 45: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

33

tersebut terlebih dahulu dilakukan analisis dan evaluasi secara bersama-

sama oleh para pimpinan di Pusdiklat ANRI.

5. Penyampaian rancangan program kegiatan dan anggaran Pusdiklat ANRI

Rancangan program kegiatan dan anggaran Pusdiklat ANRI terlebih

dahulu disampaikan kepada Sub Bagian Anggaran guna dianalisis sesuai

dengan program dan kegiatan ANRI secara menyeluruh.

6. Evaluasi rancangan program kegiatan dan anggaran Pusdiklat ANRI

oleh Sub Bagian ANRI.

Setelah dilakukan analisis program tersebut dievaluasi sesuai dengan

standar biaya umum yang berlaku di tahun berikutnya, disertai dengan

pembahasan antara perwakilan unit Pusdiklat ANRI dengan unit Sub

Bagian Anggaran ANRI.

7. Revisi serta penetapan program kegiatan dan anggaran Pusdiklat ANRI.

Revisi serta penetapan program kegiatan dan anggaran Pusdiklat ANRI

dilakukan berdasarkan hasil dari pembahasan antara perwakilan unit

Pusdiklat ANRI dengan unit Sub Bagian Anggaran ANRI.

Lebih jelasnya Prosedur penyusunan anggaran Pusdiklat ANRI

dapat dilihat pada Gambar 2 berikut:

Prosedur penyusunan anggaran belanja Pusdiklat ANRI telah

dilaksanakan dengan baik hanya saja masih belum dikatakan efektif karena:

1. Waktu yang digunakan pada saat revisi anggaran belanja masih lebih lama

jika dibandingkan dengan waktu proses penyusunan anggaran belanja.

Surat Edaran Subbag Anggaran tentang Usulan kegiatan

Surat Edaran Kapusdiklat Penyusunan

Usulan kegiatan

Sosialisasi Format Anggaran

Penyusunan rancangan kegiatan

Penyampaian rancangan kegiatan ke Subbag

Anggaran

Evaluasi rancangan kegiatan oleh Subbag

Anggaran

Revisi serta Penetapan kegiatan dan Anggaran

Pusdiklat ANRI

Gambar 2. Alur Prosedur Penyusunan Anggaran Pusdiklat ANRI

Page 46: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

34

Revisi anggaran yang dijadwalkan adalah bulan Juli sampai dengan

Oktober. Hal ini menyebabkan terhambatnya realisasi untuk kegiatan yang

dilaksanakan pada semester dua. Sehingga, apabila waktu revisi anggaran

Pusdiklat ANRI dapat diperpendek maka diharapkan program-program

yang direncanakan dapat direalisasikan.

2. Tahap-tahap penyusunan anggaran masih dirasakan perlu adanya

penyederhanaan karena birokrasi yang terlalu panjang bisa mempengaruhi

biaya pembuatan anggaran belanja tesebut. Tahap-tahap penyusunan

anggaran dapat dibuat lebih sederhana dengan memotong jalur birokrasi.

3. Keterbatasan sumber daya manusia yang dimiliki untuk penyusunan

anggaran merupakan salah satu penghambat dalam penyusunan anggaran

belanja Pusdiklat ANRI

4. Tidak adanya keterkaitan antara pembuatan kebijakan, perencanaan, dan

penganggaran serta kurangnya koordinasi antara bagian pada Pusdiklat

ANRI dapat menghambat dalam proses penyusunan anggaran belanja.

Sehingga, koordinasi dan kerjasama harus ditingkatkan agar anggaran

belanja yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan lebih efisien dan

efektif.

4.4. Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI

Pusdiklat ANRI memiliki beberapa program yang berbeda-beda dari

tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Program-program tersebut memiliki

anggaran belanja yang memiliki beberapa kesamaan yaitu terdiri dari belanja

pegawai, belanja barang serta belanja modal. Belanja pegawai biasanya

terdiri dari belanja honorarium tim kerja/narasumber atas kegiatan yang

berada di lingkungan pusdiklat. Belanja barang biasanya terdiri dari

pengadaan/pelaksanaan kegiatan di lingkungan pusdiklat, yaitu kegiatan

rapat/rapat kerja/seminar/ konsinyasi/workshop, kegiatan substansi pada unit

kerjanya serta kegiatan perjalanan dinas. Belanja modal yaitu pengadaan

bahan pendukung kerja/kegiatan pusdiklat. Lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut:

Page 47: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

35

Tabel 1. Program dan Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2006

Program Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian

Belanja Pegawai - Belanja Honorarium Belanja Barang - Belanja Barang Non Operasional - Belanja Perjalanan

Program Evaluasi dan Pemantauan Penyelenggaraan Diklat

Belanja Pegawai - Belanja Honorarium

Belanja Barang - Belanja Barang Non Operasional - Belanja Perjalanan

Tabel 2. Program dan Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2007

Program Peningkatan Kualitas & Kompetensi SDM Aparatur

Belanja Pegawai - Belanja Honorarium Belanja Barang - Belanja Barang Non Operasional - Belanja Sewa - Belanja Perjalanan Dalam Negeri

Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Kerjasama Antar Instansi Pemerintah/Swasta/Lembaga Pembinaan/Penyuluhan Pengelolaan Arsip/Dokumen Negara (PNBP)

Belanja Pegawai - Belanja Honorarium

Belanja Barang - Belanja Barang Non Operasional

Program Penyusunan Kurikulum/Sylabus Pendidikan dan Pelatihan

Belanja Pegawai - Belanja Honorarium Belanja Barang - Belanja Barang Non Operasional

Belanja Modal - Belanja Fisik - Belanja Fisik Lainnya

Program Penerapan Sistem Kearsipan Berbasis Teknologi Informasi dan Kearsipan

Belanja Pegawai - Belanja Honorarium

Belanja Barang - Belanja Barang Non Operasional

Page 48: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

36

Tabel 3. Program dan Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2008

Program Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian

Belanja Pegawai - Belanja Honorarium Belanja Barang - Belanja Barang Non Operasional - Belanja Jasa - Belanja Perjalanan Dalam Negeri

Belanja Modal - Belanja Modal Peralatan dan

Mesin

Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Pemerintah Pusat dan Daerah di Bidang Kearsipan

Belanja Pegawai - Belanja Honorarium Belanja Barang - Belanja Barang Non Operasional - Belanja Jasa - Belanja Perjalanan Dalam Negeri

Program Diseminasi Pengelolaan Kearsipan di Berbagai Instansi Pemerintah baik di Pusat dan Daerah

Belanja Pegawai - Belanja Honorarium

Belanja Barang - Belanja Barang Non Operasional - Belanja Jasa - Belanja Perjalanan Dalam Negeri

4.5. Evaluasi Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI sebagai Pengendalian

Pengendalian pada anggaran yaitu membandingkan antara anggaran

yang telah ditetapkan dengan realisasinya, dari perbandingkan antara

anggaran dengan realisasi tersebut akan diketahui ketidaksesuaian yang

terjadi dan perlu dicari penyebabnya. Ada dua tahap dalam melakukan

evaluasi terhadap anggaran sebagai alat pengendalian yaitu dengan

melakukan analisis varians (ketidaksesuaian) untuk mengetahui

ketidaksesuaian yang terjadi antara anggaran dengan realisasi, serta

melakukan uji hipotesis dengan t-test untuk mengetahui apakah

ketidaksesuaian yang terjadi masih dalam batas pengendalian.

Page 49: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

37

4.5.1 Analisis Varians

Realisasi pelaksanaan program-program Pusdiklat ANRI tidak

berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan dalam rencana kerja, baik

dalam hal anggaran biaya dan juga dalam bentuk kegiatannya. Dengan

menggunakan data anggaran dan data realisasi, maka dapat dilakukan

evaluasi terhadap ketidaksesuaian realisasi dengan anggaran biaya tersebut.

Untuk mengetahui ketidaksesuaian yang terjadi pada anggaran belanja

Pusdiklat ANRI dilakukan perbandingan dengan menggunakan analisis

varians yaitu apabila anggaran belanja lebih tinggi dari realisasi maka

ketidaksesuaian favorable dan apabila realisasi lebih tinggi dari anggaran

belanja yang ditetapkan maka ketidaksesuaian unfavorable. Analisis varians

dilaksanakan pada beberapa program anggaran belanja Pusdiklat ANRI tahun

2006 sampai dengan tahun 2008.

1. Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2006

Pada anggaran belanja Pusdiklat ANRI tahun 2006 dilakukan

analisis program-program yang dilaksanakan pada tahun tersebut. Secara

keseluruhan, anggaran Pusdiklat ANRI tahun 2006 sebesar

Rp. 1.119.998.000,- dengan besarnya realisasi sebesar

Rp. 1.067.618.905,-. Setelah dilakukan analisis varians, ketidaksesuaian

yang terjadi favorable sebesar Rp. 52.379.095,- dengan besarnya

persentase ketidaksesuaian anggaran sebesar 4,68%. Program kegiatan

yang dilaksanakan yaitu Program Pengembangan SDM dan Administrasi

Kepegawaian, serta Program Evaluasi dan Pemantauan Penyelenggaraan

Diklat. Program Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian

memiliki realisasi anggaran sebesar Rp. 971.271.505,- dari jumlah

anggaran yang ada sebesar Rp. 1.019.998.000,- dengan ketidaksesuaian

yang terjadi sebesar Rp. 48.726.495,-. Sedangkan Program Evaluasi dan

Pemantauan Penyelenggaraan Diklat memiliki anggaran sebesar

Rp. 100.000.000,- dengan jumlah anggaran yang terealisasi sebesar

Rp. 96.347.400 dan ketidaksesuaian anggaran senilai Rp. 3.652.600,-.

Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:

Page 50: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

38

Tabel 4. Data Anggaran belanja dan realisasi Pusdiklat ANRI Tahun 2006

URAIAN ANGGARAN REALISASI ANALISIS VARIANS

KETIDAKSESUAIAN % U/F

Program Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian

Belanja Pegawai 268,916,000 250,855,000 18,061,000 6.72 F - Belanja

Honorarium 268,916,000 250,855,000 18,061,000 6.72 F Belanja Barang 751,082,000 720,416,505 30,665,495 4.08 F - Belanja

Barang Non

Operasional 539,682,000 535,736,205 3,945,795 0.73 F - Belanja

Perjalanan 211,400,000 164,680,300 46,719,700 22.10 F Program Evaluasi dan Pemantauan Penyelenggaraan Diklat

Belanja Pegawai 13,400,000 13,200,000 200,000 1.49 F - Belanja

Honorarium 13,400,000 13,200,000 200,000 1.49 F Belanja Barang 86,600,000 83,147,400 3,452,600 3.99 F - Belanja

Barang Non

Operasional 5,000,000 5,000,000 0 0 F - Belanja

Perjalanan 81,600,000 78,147,400 3,452,600 4.23 F

1,119,998,000 1,067,618,905 52,379,095 4.68 F

a. Program Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian

Program tersebut merupakan program Pusdiklat ANRI guna

meningkatkan SDM kearsipan khususnya arsiparis di instasi pemerintah

baik di tingkat pusat maupun daerah melalui program pendidikan dan

pelatihan yang diselenggarakan oleh Pusdiklat ANRI. Program

pengembangan SDM kearsipan dan administrasi kepegawaian terdiri dari

Belanja Pegawai dan Belanja Barang. Belanja pegawai yang dilakukan

adalah belanja honorarium narasumber/pengajar serta honorarium tim

atau panitia dari program diklat Pusdiklat ANRI. Belanja barang yang

Page 51: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

39

dilakukan adalah belanja barang non operasional yang merupakan

pembelian barang-barang bahan pendukung pelaksanaan diklat serta

belanja perjalanan.

1) Belanja Pegawai

Anggaran yang tersedia dari belanja Pegawai adalah sebesar

Rp. 268.916.000,-, dengan realisasi sebesar Rp. 250.855.000,-.

persentase ketidaksesuaian yang terjadi masih favorable sebesar 6,72%

atau senilai Rp. 18.061.000,-. Ketidaksesuaian tersebut terjadi karena

adanya program belanja honorarium yang tidak terealisasi akibat

adanya penyesuaian honorarium terhadap narasumber dan pengajar

diklat dikaitkan dengan jam pelajaran yang dilaksanakan.

2) Belanja Barang

Anggaran yang tersedia untuk belanja barang adalah sebesar

Rp. 751.082.000, yaitu belanja barang non operasional sebesar

Rp. 539.682.000,- dan belanja perjalanan sebesar Rp. 211.400.000,-.

Realisasi anggaran yang terjadi adalah sebesar Rp. 720.416.505,-

dengan persentase ketidaksesuaian sebesar 4,08% atau senilai

Rp. 30.665.495,-. Realisasi untuk barang non operasional adalah

sebesar Rp. 535.736.205,- dengan ketidaksesuaian sebesar

Rp. 3.945.795 atau secara persentase sebesar 0,73%, sedangkan untuk

belanja perjalanan realisasi yang terjadi adalah sebesar

Rp. 164.680.300,- dengan persentase ketidaksesuaian sebesar 22,10%

atau senilai Rp. 46.719.700,-. Ketidaksesuaian yang terjadi pada

belanja barang dinilai masih favorable, dimana ketidaksesuaian

tersebut terjadi dikarenakan adanya penyesuaian terhadap harga yang

diperoleh terhadap harga untuk barang non operasional sedangkan

untuk belanja perjalanan ketidaksesuaian terjadi dikarenakan adanya

biaya perjalanan peserta diklat yang tidak direalisasikan akibat tidak

lengkapnya administrasi pertanggungjawaban untuk kegiatan tersebut.

b. Program Evaluasi dan Pemantauan Penyelenggaraan Diklat.

Pelaksanaan kegiatan diklat kearsipan selain dilaksanakan di lingkungan

Pusdiklat ANRI, ada juga yang diselenggarakan di daerah-daerah.

Page 52: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

40

Pelaksanaan diklat di daerah-daerah menggunakan anggaran dana

dekonsentrasi serta pengawasan dari kantor ANRI. Proses

penyelenggaraan diklat di daerah diawasi oleh ANRI melalui Pusdiklat

ANRI yang implementasinya terlaksana pada Program Evaluasi dan

Pemantauan Penyelenggaraan Diklat. Program tersebut terdiri dari

Belanja Pegawai dan Belanja Barang. Belanja pegawai yang dilakukan

adalah belanja honorarium tim atau panitia dalam melaksanakan program

evaluasi dan pemantauan penyelenggaraan diklat Pusdiklat ANRI.

Belanja barang yang dilakukan adalah belanja barang non operasional

yang merupakan pembelian barang-barang bahan pendukung pelaksanaan

kegiatan serta belanja perjalanan ke daerah tujuan dilakukannya evaluasi.

1) Belanja Pegawai

Belanja Pegawai memiliki anggaran sebesar Rp. 13.400.000,-, dengan

realisasi sebesar Rp. 13.200.000,-. persentase ketidaksesuaian yang

terjadi adalah sebesar 1,49% atau senilai Rp. 200.000,-.

Ketidaksesuaian tersebut terjadi karena adanya program belanja

honorarium yang tidak terealisasi akibat adanya penyesuaian

honorarium tim atau panitia yang disesuaikan dengan

pangkat/golongan dari pegawai penerima honorarium tersebut.

Ketidaksesuaian yang terjadi masih favorable serta masih dalam batas

yang wajar.

2) Belanja Barang

Ketidaksesuaian yang terjadi pada belanja barang masih favorable,

dengan persentase ketidaksesuaian sebesar 4,23% atau senilai

Rp. 3.452.600,-. Ketidaksesuaian terjadi dikarenakan adanya

penyesuaian biaya perjalanan dinas yang disesuaikan dengan biaya

tiket dan akomodasi pada waktu pelaksanaan kegiatan. Anggaran yang

tersedia untuk belanja barang adalah sebesar Rp. 86.600.000, yaitu

belanja barang non operasional sebesar Rp. 5.000.000,- dan belanja

perjalanan sebesar Rp. 81.600.000,-. Realisasi anggaran yang terjadi

adalah sebesar Rp. 83.147.400,- dengan persentase ketidaksesuaian

sebesar 3,099% atau senilai Rp. 3.452.600,-. Realisasi untuk barang

Page 53: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

41

non operasional adalah sebesar Rp. 5.000.000,- dengan persentase

sebesar 0%, sedangkan untuk belanja perjalanan realisasi yang terjadi

adalah sebesar Rp. 81.600.000,-.

2. Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2007

Program kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2007 yaitu Program

Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur, Program

Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Kerjasama Antar Instansi

Pemerintah/Swasta/Lembaga Pembinaan/Penyuluhan Pengelolaan

Arsip/Dokumen Negara (PNBP), Program Penyusunan

Kurikulum/Sylabus Pendidikan dan Pelatihan, serta Program Penerapan

Sistem Kearsipan Berbasis Teknologi Informasi dan Kearsipan. Lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5 berikut:

Tabel 5. Data Anggaran Belanja dan Realisasi Pusdiklat ANRI Tahun 2007

URAIAN ANGGARAN REALISASI ANALISIS VARIANS

KETIDAKSESUAIAN % U/F

Program Peningkatan Kualitas & Kompetensi SDM Aparatur Belanja Pegawai 426,309,000 421,540,000 4,769,000 1.12 F - Belanja Honorarium 426,309,000 421,540,000 4,769,000 1.12 F Belanja Barang 1,206,940,000 1,009,562,140 197,377,860 16.35 F - Belanja Barang

Non Operasional 1,111,279,000 936,930,140 174,348,860 15.69 F - Belanja Sewa 7,000,000 6,985,000 15,000 0.21 F

- Belanja Perjalanan Dalam Negeri 88,661,000 65,647,000 23,014,000 25.96 F

Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Kerjasama Antar Instansi Pemerintah/Swasta/Lembaga Pembinaan/Penyuluhan Pengelolaan Arsip/Dokumen Negara

(PNBP) Belanja Pegawai 161,120,000 57,197,600 103,922,400 64.50 F - Belanja Honorarium 161,120,000 57,197,600 103,922,400 64.50 F Belanja Barang 329,860,000 136,761,400.00 193,098,600 58.54 F - Belanja Barang Non Operasional 329,860,000 136,761,400.00 193,098,600 58.54 F

Program Penyusunan Kurikulum/Sylabus Pendidikan dan Pelatihan Belanja Pegawai 76,656,000 70,500,000 6,156,000 8.03 F - Belanja Honorarium 76,656,000 70,500,000 6,156,000 8.03 F Belanja Barang 296,494,000 202,643,645 93,850,355 31.65 F - Belanja Barang Non Operasional 296,494,000 202,643,645 93,850,355 31.65 F Belanja Modal 74,900,000 73,690,250 1,209,750 1.62 F - Fisik 64,250,000 64,140,250 109,750 0.17 F - Fisik dan lainnya 10,650,000 9,550,000 1,100,000 10.33 F

Program Penerapan Sistem Kearsipan Berbasis Teknologi Informasi dan Kearsipan Belanja Pegawai 33,750,000 31,872,900 1,877,100 5.56 F - Belanja Honorarium 33,750,000 31,872,900 1,877,100 5.56 F Belanja Barang 69,500,000 59,439,000 10,061,000 14.48 F - Belanja Barang Non Operasional 69,500,000 59,439,000 10,061,000 14.48 F Jumlah 2,675,529,000 2,063,206,935 612,322,065 22.89 F

Page 54: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

42

Berdasarkan data di atas, anggaran Pusdiklat ANRI tahun 2007

sebesar Rp. 2.675.529.000,- dengan besarnya realisasi sebesar

Rp. 2.063.206.935,-. Setelah dilakukan analisis varians, ketidaksesuaian yang

terjadi adalah favorable sebesar Rp. 612.322.065,- dengan besarnya

persentase ketidaksesuaian anggaran sebesar 22,89%.

a. Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur

Program ini terdiri dari Belanja Pegawai dan Belanja Barang. Program

tersebut merupakan program Pusdiklat ANRI guna meningkatkan SDM

kearsipan khususnya arsiparis instansi pemerintah baik di tingkat pusat

maupun daerah melalui program pendidikan dan pelatihan yang

diselenggarakan oleh Pusdiklat ANRI. Belanja pegawai yang dilakukan

adalah belanja honorarium narasumber/pengajar serta honorarium tim

atau panitia dari program diklat Pusdiklat ANRI. Belanja barang yang

dilakukan adalah belanja barang non operasional, belanja sewa, serta

belanja perjalanan dalam negeri. Belanja barang non operasional yang

merupakan pembelian barang-barang bahan pendukung pelaksanaan

diklat serta belanja perjalanan. Belanja sewa merupakan belanja sewa bus

keperluan kunjungan dalam kegiatan pelaksanaan diklat, sedangkan

belanja perjalanan dalam negeri adalah belanja perjalanan yang dilakukan

guna melaksanakan evaluasi pasca diklat kearsipan yang dilakukan di

daerah.

1) Belanja Pegawai

Persentase ketidaksesuaian yang terjadi pada belanja pegawai adalah

sebesar 1,12% atau senilai Rp. 4.769.000,-. Ketidaksesuaian tersebut

masih favorable. Ketidaksesuaian tersebut terjadi karena adanya

program belanja honorarium yang tidak terealisasi akibat adanya

penyesuaian honorarium terhadap narasumber dan pengajar diklat

dikaitkan dengan jam pelajaran atau jadwal yang dilaksanakan.

Anggaran yang tersedia dari belanja Pegawai adalah sebesar

Rp. 426.309.000,-, dengan realisasi sebesar Rp. 421.540.000,-.

Page 55: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

43

2) Belanja Barang

Anggaran yang tersedia untuk belanja barang adalah sebesar

Rp. 1.206.940.000, yaitu belanja barang non operasional sebesar

Rp. 1.111.279.000,-, belanja sewa Rp. 7.000.000,- serta belanja

perjalanan dalam negeri sebesar Rp. 88.661.000,-. Realisasi anggaran

yang terjadi adalah sebesar Rp. 1.009.562.140,- dengan persentase

ketidaksesuaian sebesar 16,35% atau senilai Rp. 197.377.860,-.

Realisasi untuk barang non operasional adalah sebesar

Rp. 936.930.140,- dengan ketidaksesuaian sebesar Rp. 174.348.860

atau secara persentase sebesar 15,69%. Belanja sewa memiliki

ketidaksesuaian yang sedikit, yaitu sebesar 0,21% atau senilai

Rp. 15.000,- sedangkan untuk belanja perjalanan dalam negeri,

realisasi yang terjadi adalah sebesar Rp. 65.647.000,- dengan

prosentase ketidaksesuaian masih favorable sebesar 25,96% atau

senilai Rp. 23.014.000,-.

b. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Kerjasama Antar Instansi Pemerintah/Swasta/Lembaga Pembinaan/Penyuluhan Pengelolaan Arsip/Dokumen Negara (PNBP)

Program ini merupakan program pusdiklat ANRI guna meningkatkan

Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) melalui penyelenggaraan

pendidikan dan pelatihan kearsipan bagi Instansi

Pemerintah/Swasta/Lembaga Pembinaan/Penyuluhan Pengelolaan

Arsip/Dokumen Negara baik di tingkat pusat maupun di daerah.

Anggaran program terdiri dari Belanja Pegawai dan Belanja Barang.

Belanja pegawai yang dilakukan adalah belanja honorarium tim atau

panitia dalam melaksanakan penyelenggaraan diklat. Belanja barang

yang dilakukan adalah belanja barang non operasional yang merupakan

pembelian barang-barang bahan pendukung pelaksanaan diklat serta

belanja perjalanan.

1) Belanja Pegawai

Realisasi anggaran belanja pegawai yang terjadi adalah sebesar

Rp. 57.197.600,- sedangkan jumlah anggaran belanja Pegawai yang

tersedia sebesar Rp. 161.120.000,-, dengan realisasi persentase

Page 56: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

44

ketidaksesuaian yang terjadi masih favorable sebesar 64,50% atau

senilai Rp. 103.922.400,-. Ketidaksesuaian tersebut terjadi karena

adanya program belanja honorarium pengajar yang tidak terealisasi

akibat adanya penyesuaian honorarium jam pelajaran yang

dilaksanakan serta adanya penyesuaian terhadap pangkat/golongan dari

pegawai penerima honorarium tersebut.

2) Belanja Barang

Anggaran yang tersedia untuk belanja barang adalah sebesar

Rp.329.860.000,- yang semuanya itu merupakan belanja barang non

operasional. Realisasi anggaran yang terjadi adalah sebesar

Rp. 136.761.400,- dengan persentase ketidaksesuaian yang favorable

sebesar 58,54% atau senilai Rp. 193.098.600,-. Ketidaksesuaian ini

terjadi akibat rendahnya jumlah peserta yang mengikuti program diklat

tersebut, sehingga mempengaruhi jumlah biaya belanja barang non

operasional yang disesuaikan dengan jumlah peserta yang ada.

c. Program Penyusunan Kurikulum/Sylabus Pendidikan dan Pelatihan

Program Penyusunan Kurikulum/Sylabus Pendidikan dan Pelatihan

merupakan program Pusdiklat ANRI guna meningkatkan sarana dan

prasarana yang ada di Pusdiklat ANRI. Kegiatan yang dilaksanakan

adalah penyusunan dan penerbitan modul serta pembuatan pedoman

diklat dan sarana pembelajaran diklat kearsipan. Program Penyusunan

Kurikulum/Sylabus Pendidikan dan Pelatihan terdiri dari Belanja

Pegawai, Belanja Barang serta belanja modal. Belanja pegawai yang

dilakukan adalah belanja honorarium tim atau panitia dalam

melaksanakan program Penyusunan Kurikulum/Sylabus Pendidikan dan

Pelatihan Pusdiklat ANRI. Belanja barang yang dilakukan adalah belanja

barang non operasional yang merupakan pembelian serta penggandaan

dan penjilidan bahan pendukung program Penyusunan

Kurikulum/Sylabus Pendidikan dan Pelatihan. Belanja modal dilakukan

melalui pembelian barang-barang keperluan media pembelajaran diklat.

Page 57: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

45

1) Belanja Pegawai

Anggaran yang tersedia dari belanja Pegawai adalah sebesar

Rp. 76.656.000,-, dengan realisasi sebesar Rp. 70.500.600,-. persentase

ketidaksesuaian yang terjadi adalah sebesar 8,03% atau senilai

Rp. 6.156.000,-. Ketidaksesuaian tersebut masih favorable yang terjadi

karena adanya program belanja honorarium yang tidak terealisasi

akibat adanya penyesuaian honorarium tim atau panitia yang

disesuaikan dengan pangkat/golongan dari pegawai penerima

honorarium tersebut.

2) Belanja Barang

Realisasi anggaran yang terjadi pada belanja pegawai adalah sebesar

Rp. 202.643.645,- dengan persentase ketidaksesuaian sebesar 31,65%

atau senilai Rp. 93.850.355,-. Ketidaksesuaian ini terjadi masih

favorable yang diakibatkan dari penyesuaian terhadap harga dan

jumlah penggandaan dan penjilidan baik pembuatan modul maupun

pedoman diklat yang dilaksanakan. Anggaran yang tersedia untuk

belanja barang adalah sebesar Rp. 296.494.000,- yang semuanya itu

merupakan belanja barang non operasional.

3) Belanja Modal

Belanja Modal terdiri dari belanja fisik dan belanja fisik lainnya.

Belanja fisik lainnya merupakan pengeluaran yang diperlukan dalam

kegiatan pengadaan/pembangunan belanja fisik lainnya yang tidak

dapat diklasifikasikan dalam perkiraan kriteria belanja modal tanah,

Gedung, perlatan dan mesin (belanja fisik). Anggaran yang tersedia

untuk Belanja Modal adalah sebesar Rp. 74.900.000,- dengan rincian

untuk belanja fisik sebesar Rp. 64.250.000,- dan belanja fisik lainnya

sebesar Rp. 10.650.000,-. Realisasi anggaran adalah sebesar

Rp. 73.690.250,- dengan persentase ketidaksesuaian sebesar 1,62%

atau senilai Rp. 1.209.750,-. Realisasi untuk belanja fisik sebesar

Rp. 64.140.250,- dengan besarnya ketidaksesuaian sebesar 0,17% atau

senilai Rp. 109.750,- sedangkan belanja fisik lainnya memiliki

ketidaksesuaian senilai Rp. 1.100.000,- atau sebesar 10,33% dengan

Page 58: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

46

nilai realisasi sebesar Rp. 9.550.000,-. Ketidaksesuaian yang terjadi

masih favorable, hal ini terjadi akibat penyesuaian harga perolehan

terhadap pembelian barang yang diperuntukkan bagi media

pembelajaran diklat kearsipan.

d. Program Penerapan Sistem Kearsipan Berbasis Teknologi Informasi dan Kearsipan

Program Penerapan Sistem Kearsipan Berbasis Teknologi Informasi dan

Kearsipan merupakan program implementasi pengelolaan Arsip berbasis

teknologi melalui pendidikan dan pelatihan bagi instansi pemerintahan

baik tingkat pusat maupun didaerah termasuk di lingkungan ANRI itu

sendiri. Program Penerapan Sistem Kearsipan Berbasis Teknologi

Informasi dan Kearsipan terdiri dari Belanja Pegawai dan Belanja

Barang. Belanja pegawai yang dilakukan adalah belanja honorarium tim

atau panitia dalam melaksanakan program evaluasi dan pemantauan

penyelenggaraan diklat Pusdiklat ANRI. Belanja barang yang dilakukan

adalah belanja barang non operasional yang merupakan pembelian

barang-barang bahan pendukung pelaksanaan diklat serta belanja

perjalanan.

1) Belanja Pegawai

Anggaran yang tersedia dari belanja Pegawai adalah sebesar

Rp. 33.750.000,-, dengan realisasi sebesar Rp. 31.872.900,-. persentase

ketidaksesuaian yang terjadi masih favorable sebesar 5,56% atau

senilai Rp. 1.877.100,-. Ketidaksesuaian tersebut terjadi karena adanya

program belanja honorarium yang tidak terealisasi akibat adanya

penyesuaian honorarium tim atau panitia yang disesuaikan dengan

pangkat/golongan dari pegawai penerima honorarium tersebut.

2) Belanja Barang

Ketidaksesuaian yang terjadi pada belanja barang diakibatkan oleh

rendahnya jumlah peserta yang mengikuti program diklat tersebut,

sehingga mempengaruhi jumlah biaya belanja barang non operasional

yang disesuaikan dengan jumlah peserta yang ada. Anggaran yang

tersedia untuk belanja barang adalah sebesar Rp. 69.500.000,- yang

Page 59: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

47

semuanya itu merupakan belanja barang non operasional. Realisasi

anggaran yang terjadi masih favorable sebesar Rp. 59.439.000,-

dengan persentase ketidaksesuaian sebesar 14,48% atau senilai

Rp. 10.061.000,-.

3. Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2008

Secara keseluruhan, anggaran Pusdiklat ANRI tahun 2008 sebesar

Rp.2.996.885.000,- dengan besarnya realisasi sebesar

Rp.2.259.524.000,-. Setelah dilakukan analisis varians, ketidaksesuaian

yang terjadi favorable sebesar Rp.737.361.000,- dengan besarnya

persentase ketidaksesuaian anggaran sebesar Rp.24,6 %. Lebih jelasnya

dapat dilihat pada Tabel 6 berikut:

Tabel 6. Data Anggaran Belanja dan Realisasi Pusdiklat ANRI Tahun 2008

URAIAN ANGGARAN REALISASI ANALISIS VARIANS

KETIDAKSESUAIAN % U/F

Program Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian Belanja Pegawai 208,765,000 172,525,000 36,240,000 17.36 F - Belanja Honorarium 208,765,000 172,525,000 36,240,000 17.36 F Belanja Barang 1,443,139,000 1,118,712,600 324,426,400 22.48 F - Belanja Barang Non Operasional 739,839,000 573,008,100 166,830,900 22.55 F - Belanja Jasa 273,050,000 163,755,000 109,295,000 40.03 F - Belanja Perjalanan Dalam Negeri 430,250,000 381,949,500 48,300,500 11.23 F Belanja Modal - Belanja Modal Peralatan dan Mesin 78,421,000 78,420,100 900 0.0011 F Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Pemerintah Pusat dan Daerah di

Bidang Kearsipan Belanja Pegawai 240,569,000 236,332,500 4,236,500 1.76 F - Belanja Honorarium 240,569,000 236,332,500 4,236,500 1.76 F Belanja Barang 523,321,000 499,319,400 24,001,600 4.59 F - Belanja Barang Non Operasional 458,631,000 442,519,400 16,111,600 3.51 F - Belanja Jasa 33,600,000 30,100,000 3,500,000 10.42 F - Belanja Perjalanan Dalam Negeri 31,000,000 26,700,000 4,300,000 13.87 F Program Diseminasi Pengelolaan Kearsipan di Berbagai Instansi Pemerintah baik di Pusat dan

Daerah Belanja Pegawai 184,798,000 50,350,000 134,448,000 72.75 F - Belanja Honorarium 184,798,000 50,350,000 134,448,000 72.75 F Belanja Barang 317,872,000 103,864,400 214,007,600 67.33 F - Belanja Barang Non Operasional 229,172,000 68,864,400 160,307,600 69.95 F - Belanja Jasa 67,200,000 30,300,000 36,900,000 54.91 F - Belanja Perjalanan Dalam Negeri 21,500,000 4,100,000 17,400,000 80.93 F 2,996,885,000 2,259,524,000 737,361,000 24.60 F

Page 60: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

48

a. Program Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian

Program Pengembangan SDM dan Administrasi Pegawai merupakan

program Pusdiklat ANRI dalam meningkatkan kualitas SDM kearsipan

melalui diklat teknis kearsipan. Program Pengembangan SDM dan

Administrasi Kepegawaian terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang

serta Belanja Modal. Belanja pegawai yang dilakukan adalah belanja

honorarium narasumber/pengajar serta honorarium tim atau panitia dari

program diklat Pusdiklat ANRI. Belanja barang yang dilakukan adalah

belanja barang non operasional, belanja jasa, serta belanja perjalanan

dalam negeri. Belanja barang non operasional yang merupakan

pembelian barang-barang bahan pendukung pelaksanaan diklat serta

belanja perjalanan. Belanja jasa merupakan belanja jasa profesi atau

honorarium pengajar dan narasumber serta belanja sewa bus keperluan

kunjungan dalam kegiatan pelaksanaan diklat, sedangkan belanja

perjalanan dalam negeri adalah belanja perjalanan yang dilakukan dalam

rangka penyelenggaraan diklat.

1) Belanja Pegawai

Belanja Pegawai memiliki anggaran sebesar Rp. 208.765.000,-, dengan

realisasi sebesar Rp. 172.525.000,-. persentase ketidaksesuaian masih

favorable sebesar 17,36% atau senilai Rp. 36.240.000,-.

Ketidaksesuaian tersebut terjadi karena adanya program belanja

honorarium yang tidak terealisasi akibat adanya penyesuaian

honorarium terhadap honorarium tim atau panitia diklat dikaitkan

dengan jumlah orang beserta pangkat dengan golongannya.

2) Belanja Barang

Realisasi anggaran belanja barang yang terjadi adalah sebesar

Rp. 1.118.712.600,- dengan persentase ketidaksesuaian masih

favorable sebesar 22,48% atau senilai Rp. 324.426.400,-. Anggaran

yang tersedia untuk belanja barang adalah sebesar Rp. 1.443.139.000,

yaitu belanja barang non operasional sebesar Rp. 1.111.279.000,-,

belanja jasa Rp. 273.050.000,- serta belanja perjalanan dalam negeri

sebesar Rp. 430.250.000,-. Realisasi untuk barang non operasional

Page 61: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

49

adalah sebesar Rp. 573.008.100,- dengan ketidaksesuaian sebesar

Rp. 166.830.900 atau secara persentase sebesar 22.55%. Belanja jasa

memiliki ketidaksesuaian sebesar 40,03% atau senilai

Rp.109.295.000,- dengan nilai realisasi sebesar Rp. 163.755.000,-

sedangkan untuk belanja perjalanan dalam negeri, realisasi yang terjadi

adalah sebesar Rp. 381.949.500,- dengan persentase ketidaksesuaian

sebesar 11,23% atau senilai Rp. 48.300.500,-.

3) Belanja Modal

Belanja Modal memiliki realisasi sebesar Rp. 78.420.100,- dengan

nilai ketidaksesuaian sebesar Rp. 900,- atau secara persentase sebesar

0.0011%. Ketidaksesuaian terjadi diakibatkan tidak terealisasinya

anggaran akibat adanya penyesuaian harga perolehan terhadap

pembelian barang yang diperuntukkan bagi keperluan pengembangan

perpustakaan di Pusdiklat ANRI.

b. Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Pemerintah Pusat dan Daerah di Bidang Kearsipan.

Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur

Pemerintah Pusat dan Daerah di Bidang Kearsipan merupakan program

Pusdiklat ANRI dalam meningkatkan kualitas SDM kearsipan melalui

diklat fungsional kearsipan. Program Peningkatan Kualitas dan

Kompetensi SDM Aparatur Pemerintah Pusat dan Daerah di Bidang

Kearsipan terdiri dari Belanja Pegawai dan Belanja Barang. Belanja

pegawai yang dilakukan adalah belanja honorarium tim atau panitia

dalam melaksanakan program evaluasi dan pemantauan penyelenggaraan

diklat Pusdiklat ANRI. Belanja barang yang dilakukan adalah belanja

barang non operasional yang merupakan pembelian barang-barang bahan

pendukung pelaksanaan diklat serta belanja jasa dan belanja perjalanan.

1) Belanja Pegawai

Anggaran yang tersedia dari belanja Pegawai adalah sebesar

Rp. 240.569.000,-, dengan realisasi sebesar Rp. 236.332.500,-.

persentase ketidaksesuaian yang terjadi adalah sebesar 1,76% atau

senilai Rp. 4.236.500,-. Ketidaksesuaian tersebut terjadi karena adanya

Page 62: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

50

program belanja honorarium yang tidak terealisasi akibat adanya

penyesuaian honorarium tim atau panitia yang disesuaikan dengan

pangkat/golongan dari pegawai penerima honorarium tersebut.

2) Belanja Barang

Anggaran yang tersedia untuk belanja barang adalah sebesar

Rp. 523.321.000,- yang terdiri belanja barang non operasional sebesar

Rp. 458.631.000,-, belanja jasa sebesar Rp. 33.600.000,- serta belanja

perjalanan dalam negeri sebesar Rp. 31.000.000,- . Realisasi anggaran

yang terjadi adalah sebesar Rp. 499.319.400,- dengan persentase

ketidaksesuaian sebesar 4,59% atau senilai Rp. 24.001.600,-. Belanja

barang non operasional memiliki realisasi sebesar Rp. 442.519.400 dan

memiliki ketidaksesuaian sebesar Rp. 16.111.600,- atau sebesar 3,51%.

Belanja jasa memiliki realisasi sebesar Rp. 30.100.000,- dengan

ketidaksesuaian sebesar 10.42% atau senilai Rp. 3.500.000,-. Belanja

perjalanan dalam negeri memiliki realisasi sebesar Rp. 26.700.000,-

dengan ketidaksesuaian sebesar Rp. 4.300.000,- atau sebesar 13,87%.

Ketidaksesuaian ini terjadi akibat rendahnya jumlah peserta yang

mengikuti program diklat tersebut, sehingga mempengaruhi jumlah

biaya belanja barang non operasional yang disesuaikan dengan jumlah

peserta yang ada.

c. Program Diseminasi Pengelolaan Kearsipan di Berbagai Instansi Pemerintah baik di Pusat dan Daerah

Program Diseminasi Pengelolaan Kearsipan di Berbagai Instansi

Pemerintah baik di Pusat dan Daerah merupakan program pusdiklat

ANRI guna meningkatkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)

melalui penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kearsipan bagi

Instansi Pemerintah/Swasta/Lembaga Pembinaan/Penyuluhan

Pengelolaan Arsip /Dokumen Negara baik di tingkat pusat maupun di

daerah. Program Diseminasi Pengelolaan Kearsipan di Berbagai Instansi

Pemerintah baik di Pusat dan Daerah Terdiri dari Belanja Pegawai dan

Belanja Barang. Belanja pegawai yang dilakukan adalah belanja

honorarium tim atau panitia dalam melaksanakan program evaluasi dan

pemantauan penyelenggaraan diklat Pusdiklat ANRI. Belanja barang

Page 63: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

51

yang dilakukan adalah belanja barang non operasional yang merupakan

pembelian barang-barang bahan pendukung pelaksanaan diklat serta

belanja jasa dan belanja perjalanan.

1) Belanja Pegawai

Realisasi anggaran belanja pegawai sebesar Rp. 50.350.000,-.

Anggaran yang tersedia dari belanja Pegawai adalah sebesar

Rp. 184.798.000,-, persentase ketidaksesuaian yang terjadi adalah

sebesar 72,75% atau senilai Rp. 134.448.000,-. Ketidaksesuaian

tersebut masih favorable, terjadi karena adanya program belanja

honorarium yang tidak terealisasi akibat adanya penyesuaian

honorarium tim atau panitia yang disesuaikan dengan

pangkat/golongan dari pegawai penerima honorarium tersebut.

2) Belanja Barang

Belanja Barang memiliki anggaran sebesar Rp. 317.872.000,- yang

terdiri belanja barang non operasional sebesar Rp. 229.172.000,-,

belanja jasa sebesar Rp. 67.200.000,- serta belanja perjalanan dalam

negeri sebesar Rp. 21.500.000,-. Realisasi anggaran yang terjadi adalah

sebesar Rp. 103.864.400,- dengan persentase ketidaksesuaian sebesar

67,33% atau senilai Rp. 214.007.600,-. Belanja barang non operasional

memiliki realisasi sebesar Rp. 68.864.400 dan memiliki

ketidaksesuaian sebesar Rp. 160.307.600,- atau sebesar 69,95%.

Belanja jasa memilik realisasi sebesar Rp. 30.300.000,- dengan

ketidaksesuaian sebesar 54,91% atau senilai Rp. 36.900.000,-. Belanja

perjalanan dalam negeri memiliki realisasi sebesar Rp. 4.100.000,-

dengan ketidaksesuaian masih favorable sebesar Rp. 17.400.000,- atau

sebesar 80,93%. Ketidaksesuaian terjadi diakibatkan tidak

terealisasinya anggaran akibat adanya rendahnya jumlah peserta

sehingga mempengaruhi jumlah biaya belanja barang non operasional

yang disesuaikan dengan jumlah peserta yang ada sedangkan untuk

belanja jasa dan perjalanan dalam negeri diakibatkan adanya

penyesuaian terhadap jumlah jam dan mata pelajaran yang terealisasi

selama proses diklat berjalan.

Page 64: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

52

Secara keseluruhan ketidaksesuaian anggaran yang terjadi di

Pusdiklat ANRI masih favorable. Hal ini kemungkinan terjadi akibat

adanya taksiran-taksiran atau perkiraan yang dilakukan yang didasarkan

pada anggaran sebelumnya ketika proses perencanaan anggaran

berlangsung. Perkiraan tersebut dilakukan sebagai tindakan antisipasi guna

menghindari perubahan yang terjadi terhadap biaya-biaya yang berlaku

untuk anggaran yang akan datang sehingga ketika pelaksanaan kegiatan

dilaksanakan anggaran yang tersedia masih mencukupi untuk kegiatan

tersebut.

Ketidaksesuaian anggaran yang terjadi pada Pusdiklat ANRI pada

umumnya memiliki kesamaan pada setiap tahunnya. Umumnya

ketidaksesuaian terjadi akibat rendahnya peserta diklat di Pusdiklat ANRI.

Hal tersebut dapat mempengaruhi terhadap besar kecilnya realisasi

anggaran di Pusdiklat ANRI yang memiliki keterkaitan antara belanja yang

satu dengan lainnya. Selain itu penyesuaian terhadap biaya honorarium

yang dikeluarkan merupakan hal yang menyebabkan terjadinya

ketidaksesuaian pada setiap tahunnya.

4.5.2 T-Test Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI

Selanjutnya dalam menilai peranan dari anggaran belanja Pusdiklat

ANRI sebagai alat pengendalian keuangan dapat dilakukan pengujian

hipotesis untuk mengukur apakah ketidaksesuaian anggaran belanja

terhadap realisasinya masih dalam batas pengendalian. t-test menggunakan

data ketidaksesuaian antara anggaran belanja dan realisasinya pada tahun

2006, 2007 dan 2008. t-test dilaksanakan pada ketidaksesuaian setiap mata

anggaran kelompok mata anggaran utama pada anggaran belanja Pusdiklat

ANRI tahun 2006, 2007 dan 2008. Hasil t-test anggaran belanja sebagai

berikut:

1. Anggaran Belanja Program Penyelenggaraan dan Pengkoordinasian Diklat Pegawai Negeri Tahun 2006

Hasil t-test pada ketidaksesuaian anggaran belanja Program

Penyelenggaraan dan Pengkoordinasian Diklat Pegawai Negeri Tahun

2006 diperoleh thitung sebesar 1,821dan t tabel sebesar 9,925 dengan nilai

Page 65: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

53

taraf nyata 1% dan derajat bebas 2, sehingga hipotesis Ho yang

menyatakan ketidaksesuaian yang terjadi antara anggaran belanja

dengan realisasinya masih dalam batas pengendalian dapat diterima.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7 berikut:

Tabel 7. Hasil uji t-test Program Penyelenggaraan dan Pengkoordinasian Diklat Pegawai Negeri Tahun 2006 Nama Program Nilai Taraf

Nyata Derajat Bebas

thitung ttabel

Ketidaksesuaian Program Penyelenggaraan dan Pengkoordinasian Diklat Pegawai Negeri Tahun 2006

1 % 2 1,821 9,925

2. Anggaran Belanja Program Evaluasi dan Pemantauan Penyelenggaraan Diklat Tahun 2006 Setelah dilakukan t-test pada ketidaksesuaian anggaran belanja Program

Program Evaluasi dan Pemantauan Penyelenggaraan Tahun 2006

diperoleh thitung sebesar 1,088 dan t tabel sebesar 9,925 dengan nilai taraf

nyata 1% dan derajat bebas 2, sehingga hipotesis Ho yang menyatakan

ketidaksesuaian yang terjadi antara anggaran belanja dengan

realisasinya masih dalam batas pengendalian dapat diterima. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8 berikut:

Tabel 8. Hasil uji t-test Program Evaluasi dan Pemantauan Penyelenggaraan Diklat Tahun 2006

Nama Program Nilai Taraf Nyata

Derajat Bebas

thitung ttabel

Ketidaksesuaian Program Evaluasi dan Pemantauan Penyelenggaraan Diklat Tahun 2006

1 % 2 1,088 9,925

]]]]]

3. Anggaran Belanja Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Tahun 2007 Hasil t-test pada ketidaksesuaian anggaran belanja Program Program

Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Tahun 2007

diperoleh thitung sebesar 1,216 dan t tabel sebesar 5,841 dengan nilai taraf

nyata 1% dan derajat bebas 3, sehingga hipotesis Ho yang menyatakan

ketidaksesuaian yang terjadi antara anggaran belanja dengan

realisasinya masih dalam batas pengendalian dapat diterima. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 9 berikut:

Page 66: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

54

Tabel 9. Hasil uji t-test Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Tahun 2007

Nama Program Nilai Taraf Nyata

Derajat Bebas

thitung ttabel

Ketidaksesuaian Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Tahun 2007

1 % 3 1,216 5,841

4. Anggaran Belanja Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Kerjasama Antar Instansi Pemerintah/Swasta/Lembaga Pembinaan/Penyuluhan Pengelolaan Arsip/Dokumen Negara (PNBP) Tahun 2007

Setelah dilakukan t-test pada ketidaksesuaian anggaran belanja Program

Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Kerjasama Antar Instansi

Pemerintah/Swasta/Lembaga Pembinaan/Penyuluhan Pengelolaan

Arsip/Dokumen Negara (PNBP) Tahun 2007 diperoleh thitung sebesar

3,331 dan t tabel sebesar 63,66 dengan nilai taraf nyata 1% dan derajat

bebas 1, sehingga hipotesis Ho yang menyatakan ketidaksesuaian yang

terjadi antara anggaran belanja dengan realisasinya masih dalam batas

pengendalian dapat diterima. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Tabel 10 berikut:

Tabel 10. Hasil uji t-test Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Kerjasama Antar Instansi Pemerintah /Swasta/Lembaga Pembinaan/Penyuluhan Pengelolaan Arsip /Dokumen Negara (PNBP) Tahun 2007

Nama Program Nilai Taraf Nyata

Derajat Bebas

thitung ttabel

Ketidaksesuaian Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Kerjasama Antar Instansi Pemerintah/Swasta/Lembaga Pembinaan/Penyuluhan Pengelolaan Arsip/Dokumen Negara (PNBP) Tahun 2007

1 % 1 3,331 63,66

5. Anggaran Belanja Program Penyusunan Kurikulum/Sylabus Pendidikan dan Pelatihan Tahun 2007

Setelah dilakukan t-test pada ketidaksesuaian anggaran belanja Program

Program Penyusunan Kurikulum/Sylabus Pendidikan dan Pelatihan

Tahun 2007 diperoleh thitung sebesar 1,106 dan t tabel sebesar 5,841

dengan nilai taraf nyata 1% dan derajat bebas 3, sehingga hipotesis Ho

Page 67: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

55

yang menyatakan ketidaksesuaian yang terjadi antara anggaran belanja

dengan realisasinya masih dalam batas pengendalian dapat diterima.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 11 berikut:

Tabel 11. Hasil uji t-test Program Penyusunan Kurikulum/Sylabus Pendidikan dan Pelatihan Tahun 2007

Nama Program Nilai Taraf Nyata

Derajat Bebas

thitung ttabel

Ketidaksesuaian Program

Penyusunan Kurikulum/Sylabus

Pendidikan dan Pelatihan

Tahun 2007

1 % 3 1,106 5,841

6. Anggaran Belanja Program Penerapan Sistem Kearsipan Berbasis Teknologi Informasi dan Kearsipan Tahun 2007

Setelah dilakukan t-test pada ketidaksesuaian anggaran belanja Program

Program Penerapan Sistem Kearsipan Berbasis Teknlogi Informasi dan

Kearsipan Tahun 2007 diperoleh thitung sebesar 1,459 dan t tabel sebesar

63,66 dengan nilai taraf nyata 1% dan derajat bebas 1, sehingga

hipotesis Ho yang menyatakan ketidaksesuaian yang terjadi antara

anggaran belanja dengan realisasinya masih dalam batas pengendalian

dapat diterima. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 12

berikut:

Tabel 12. Hasil uji t-test Program Penerapan Sistem Kearsipan Berbasis Teknologi Informasi dan Kearsipan Tahun 2007

Nama Program Nilai Taraf Nyata

Derajat Bebas

thitung ttabel

Ketidaksesuaian Program

Penerapan Sistem Kearsipan

Berbasis Teknologi Informasi

dan Kearsipan Tahun 2007

1 % 1 1,459 63,66

7. Anggaran Belanja Program Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian Tahun 2008 Setelah dilakukan t-test pada ketidaksesuaian anggaran belanja Program

Program Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian Tahun

2008 diperoleh thitung sebesar 2,445 dan t tabel sebesar 5,841 dengan nilai

taraf nyata 1% dan derajat bebas 3, sehingga hipotesis Ho yang

Page 68: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

56

menyatakan ketidaksesuaian yang terjadi antara anggaran belanja

dengan realisasinya masih dalam batas pengendalian dapat diterima.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 13 berikut:

Tabel 13. Hasil uji t-test Program Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian Tahun 2008

Nama Program Nilai Taraf Nyata

Derajat Bebas

thitung ttabel

Ketidaksesuaian Program Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian Tahun 2008

1 % 3 2,445 5,841

8. Anggaran Belanja Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Pemerintah Pusat dan Daerah di Bidang Kearsipan Tahun 2008

Setelah dilakukan t-test pada ketidaksesuaian anggaran belanja Program

Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Pemerintah Pusat

dan Daerah di Bidang Kearsipan Tahun 2008 diperoleh thitung sebesar

2,294 dan t tabel sebesar 5,841 dengan nilai taraf nyata 1% dan derajat

bebas 3, sehingga hipotesis Ho yang menyatakan ketidaksesuaian yang

terjadi antara anggaran belanja dengan realisasinya masih dalam batas

pengendalian dapat diterima. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Tabel 14 berikut:

Tabel 14. Hasil uji t-test Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Pemerintah Pusat dan Daerah di Bidang Kearsipan Tahun 2008

Nama Program Nilai Taraf Nyata

Derajat Bebas

thitung ttabel

Ketidaksesuaian Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Pemerintah Pusat dan Daerah di Bidang Kearsipan Tahun 2008

1 % 3 2,294 5,841

9. Anggaran Belanja Program Diseminasi Pengelolaan Kearsipan di

Berbagai Instansi Pemerintah baik di Pusat dan Daerah Tahun 2008

Setelah dilakukan t-test pada ketidaksesuaian anggaran belanja Program

Diseminasi Pengelolaan Kearsipan di Berbagai Instansi Pemerintah

baik di Pusat dan Daerah Tahun 2008 diperoleh thitung sebesar 1,635 dan

Page 69: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

57

t tabel sebesar 5,841 dengan nilai taraf nyata 1% dan derajat bebas 3,

sehingga hipotesis Ho yang menyatakan ketidaksesuaian yang terjadi

antara anggaran belanja dengan realisasinya masih dalam batas

pengendalian dapat diterima. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 14

berikut:

Tabel 15. Hasil uji t-test Program Diseminasi Pengelolaan Kearsipan di Berbagai Instansi Pemerintah baik di Pusat dan Daerah Tahun 2008

Nama Program Nilai Taraf Nyata

Derajat Bebas

thitung ttabel

Ketidaksesuaian Program

Diseminasi Pengelolaan Kearsipan

di Berbagai Instansi Pemerintah

baik di Pusat dan Daerah Tahun

2008

1 % 3 1,635 5,841

Data di atas menjelaskan bahwa secara keseluruhan ketidaksesuaian

yang terjadi pada anggaran belanja di setiap program yang dilaksanakan

oleh Pusdiklat ANRI masih dalam batas yang wajar. Uji t-test yang

dilakukan menghasilkan data yang mempunyai nilai thitung lebih kecil dari

nilai t tabel, yang berarti menerima Ho dan menolak H1. Hal ini membuktikan

bahwa ketidaksesuaian yang terjadi antara anggaran belanja dengan

realisasinya di Pusdiklat ANRI masih dalam batas pengendalian dan dapat

diterima.

Berdasarkan analisis varians dan t-test yang dilaksanakan pada

anggaran belanja, Pusdiklat ANRI harus dapat lebih teliti melihat

ketidaksesuaian yang timbul pada anggaran belanja. Ketidaksesuaian yang

terjadi pada anggaran belanja tahun 2006, 2007 dan tahun 2008 secara

keseluruhan favorable. Pusdiklat ANRI dapat lebih mempelajari

ketidaksesuaian tersebut sebagai bentuk pengalaman untuk memperbaiki

pada tahun berikutnya.

Page 70: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap anggaran belanja

sebagai alat pengendalian keuangan pada Pusdiklat ANRI dapat disimpulkan:

1. Pada saat penyusunan anggaran belanja ada beberapa faktor yang menjadi

pertimbangan dalam penyusunan anggaran. Faktor-faktor pertimbangan

tersebut yaitu: jenis diklat, kebutuhan diklat, jumlah peserta, tempat

pelaksanaan kegiatan, Standar Biaya Umum, realisasi dan anggaran

sebelumnya, serta rencana penambahan sarana dan prasarana Pusdiklat

ANRI.

2. Prosedur penyusunan anggaran belanja Pusdiklat ANRI dilakukan dengan

menggunakan metode Campuran (Top Down dan Bottom Up). Prosedur

penyusunan anggaran Pusdiklat ANRI dimulai dari Surat Edaran Subbag

tentang usulan kegiatan dari seluruh unit kerja di ANRI, sosialisasi format

anggaran kepada seluruh unit kerja di ANRI, pembuatan Surat Edaran

Kepala Pusdiklat ANRI tentang penyusunan usulan kegiatan dan anggaran di

Pusdiklat ANRI, penyusunan rancangan program kegiatan dan anggaran oleh

unit Pusdiklat ANRI, penyampaian rancangan program kegiatan dan

anggaran Pusdiklat ANRI, evaluasi rancangan program kegiatan dan

anggaran Pusdiklat ANRI oleh Sub Bagian ANRI, dan revisi serta penetapan

program kegiatan dan anggaran Pusdiklat ANRI.

3. Hasil dari analisis varians yang dilakukan pada anggaran belanja Pusdiklat

ANRI bahwa secara keseluruhan ketidaksesuaian yang terjadi favorable

dengan ketidaksesuaian anggaran belanja Pusdiklat pada tahun 2006 sebesar

Rp 52.379.095,- dan persentase ketidaksesuaian sebcsar 4,68%. Tahun 2007

ketidaksesuaian yang terjadi masih favorable dengan nilai ketidaksesuaian

sebesar Rp. 612.322.065,- atau sebesar 22, 89%. Pada tahun 2008

Page 71: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

59

ketidaksesuaian yang terjadi pun masih favorable dengan nilai persentase

ketidaksesuaian sebesar 24,60% atau senilai Rp 737.361.000,-.

4. Berdasarkan t-test yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan untuk

ketidaksesuaian anggaran belanja tahun 2006 berdasarkan kelompok program

kegiatan yang dilakukan oleh Pusdiklat ANRI maka Hipotesis Ho yang

menyatakan bahwa secara keseluruhan ketidaksesuaian yang terjadi antara

anggaran belanja per program kegiatan dengan realisasinya masih dalam

batas pengendalian dapat diterima. Untuk anggaran belanja tahun 2007,

setelah dilakukan t-test pada setiap kelompok program kegiatan diperoleh

hasil yang menyatakan bahwa secara keseluruhan ketidaksesuaian yang

terjadi antara anggaran dengan realisasinya dalam batas pengendalian dapat

diterima. Hal tersebut juga terjadi pada anggaran di tahun 2008 bahwa

hipotesis Ho yang dihasilkan menyatakan ketidaksesuaian yang tcrjadi antara

anggaran dengan realisasinya masih dalam batas pengendalian dapat

diterima.

5. Ketidaksesuaian-ketidaksesuaian realisasi anggaran yang terjadi secara

keseluruhan diakibatkan dari tidak tercapainya target jumlah peserta yang

telah ditentukan ketika anggaran dibuat. Hal ini dapat berdampak pada

keperluan atau bahan–bahan pendukung diklat yang jumlahnya harus

disesuaikan dengan jumlah peserta tersebut.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan agar penelitian dapat bermanfaat untuk

Pusdiklat ANRI yaitu:

1. Anggaran belanja juga dapat dibuat dalam jangka waktu yang lebih pendek

yaitu perbulan atau triwulan. Pada realisasi anggaran dapat dilaporkan

berdasarkan jumlah tiap realisasi per bulan sehingga dapat memudahkan

dalam pengawasan setiap realisasi anggaran yang dilakukan. Pusdiklat ANRI

dapat melakukan perbaikan dengan membuat laporan anggaran belanja yaitu

Page 72: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

60

perbandingan antara anggaran dengan realisasi dengan periode tiap bulan,

sehingga perkembangan realisasi anggaran dapat diawasi dengan baik.

2. Pusdiklat ANRI juga dapat melakukan usaha untuk mengurangi atau

menghilangkan ketidaksesuaian-ketidaksesuaian yang terjadi pada program-

program anggaran belanja Pusdiklat ANRI. Usaha tersebut dapat dilakukan

dengan menetapkan angka anggaran pada program yang sama yang lebih

menekankan pada angka realisasi tahun sebelumnya sehingga tujuan dapat

dicapai.

3. Meningkatkan kinerja kegiatan sosialisasi paket diklat kearsipan ke instansi

pusat maupun daerah sehingga jumlah peserta kegiatan diklat dapat

mencapai target yang telah ditetapkan.

Page 73: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

DAFTAR PUSTAKA

Dahlanforum.2008. Forum Positif. http ://dahlanforum.wordpress.com/2008/01/07/kas. [7 Januari 2008]

Fathoni, A. 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Gade, M. 2002. Akuntansi Pemerintahan. Edisi 2002. Lembaga Penerbit Fakultas

Ekonomi Univesitas Indonesia, Jakarta. Irawan, P. 2003. Logika dan Prosedur Penelitian. Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi

Lembaga Administrasi Negara, Jakarta. Ismail dan Prawironegoro. 2009. Sistem Pengendalian Manajemen Konsep dan

Aplikasi. Penerbit Mitra Wacana Media. Jakarta. Kustiani, I. 2008. Analisis Optimalisasi Anggaran Program Corporate Social

Resposibility (Studi Kasus PT Pertamina (Persero) Unit Pengolahan II). Skripsi Pada Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.2005. Buku III Landasan dan

Pedoman Pokok Penyelenggaraan dan Pengembangan Sistem Administrasi Negara. Jakarta LAN RI Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pada Arsip Nasional Republik Indonesia Tahun Anggaran 2008. Jakarta:ANRI.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi, Yogyakarta. Mathis, R dan Jackson, J. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Salemba Empat.

Jakarta. Nafarin. 2008. Penganggaran Perusahaan. Edisi Kedua. Penerbit Salemba Empat,

Jakarta. Prawatiningsih, D. 2007. Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali

Keuangan (Studi Kasus : Badan Rumah Sakit Daerah Ciawi). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Pranoto. 1999. Akuntanbilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Lembaga Admnistrasi

Negara, Jakarta.

Page 74: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

62

Purbadharmaja, I.B.P. 2007. Kajian Terhadap Fungsi Anggaran dalam Pembangunan Ekonomi Daerah. Buletin Studi Ekonomi : Volume 12. Nomor 3.

[Pusdiklat ANRI]. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan, Arsip Nasional Republik Indonesia. 2008. Panduan Diklat Teknis Kearsipan Akuisisi Arsip. Pusdiklat ANRI, Bogor

Putri, R.I. 2003. Faktor–faktor yang Mempengaruhi Prilaku Peserta Pelatihan (Kasus Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV, Angkatan IV, Lembaga Administrasi Negara Pada Pusat Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Ciawi, Bogor, Jawa Barat. Bogor). Skripsi Pada Departemen Manajemen Pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor

Siregar, N.B. 2003. Penyusunan Anggaran Perusahaan Sebagai Alat Manajemen Dalam Pencapaian Tujuan. Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas Sumatera Utara, Medan

Sumarsono, S. 2009. Manajemen Keuangan Pemerintahan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Suminto. 2004. Pengelolaan APBN Dalam Sistem Manajemen Keuangan Negara. Penyusunan Budget. Brief.

Wulandari, I. 2006. Penerapan Penganggaran Pada Badan Usaha Berbentuk Koperasi (Studi Kasus Koperasi Karyawan Indocement). Skripsi pada Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Page 75: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

63

Lampiran 1. Struktur Organisasi Pusdiklat ANRI

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEARSIPAN

Sub Bagian Tata Usaha

Bidang Perencanaan Pendidikan dan

Pelatihan Kearsipan

Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan

Pelatihan Kearsipan

Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan

Fungsional

Sub Bidang Akademik

Page 76: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

64

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean Penyimpangan Program Penyelenggaraan dan Pengkoordinasian Diklat Pegawai Negeri Tahun 2006

3 22.908.831,67 21.795.133,43 12.583.426,15

One-Sample Test

Test Value = 0

t df Sig. (2-

tailed)

Mean Difference

99% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper Penyimpangan Program Penyelenggaraan dan Pengkoordinasian Diklat Pegawai Negeri Tahun 2006

1,821 2 0,210 22.908.831.67 -31.233.281,21 77.050.944,55

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean Penyimpangan Program Evaluasi dan Pemantauan Penyelenggaraan Diklat Tahun 2006

3 1.217.533,33 1.938.205,94 1.119.023,72

One-Sample Test

Test Value = 0

T df Sig. (2-

tailed)

Mean Difference

99% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper Penyimpangan Program Evaluasi dan Pemantauan Penyelenggaraan Diklat Tahun 2006

1,09 2 0,390 1.217.533,33 -3.597.237,13 6.032.303,79

Lampiran 2. Analisis Varians Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2006

Page 77: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

65

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Penyimpangan Program Peningkatan Kualitas & Kompetensi SDM Aparatur Tahun 2007

4 50.536.715,00 83.134.578,67 41.567.289,34

One-Sample Test

Test Value = 0

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean Difference

99% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Penyimpangan Program Peningkatan Kualitas & Kompetensi SDM Aparatur Tahun 2007

1,216 3 ,311 50536715,0000-

192254052,2652

293327482,2652

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Kerjasama Antar Instansi Pemerintah/Swasta/Lembaga Pembinaan/Penyuluhan Pengelolaan Arsip/Dokumen Negara (PNBP) Tahun 2007

2 148510500,0000

63057095,74045 44588100,00000

One-Sample Test

Test Value = 0

T Df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

99% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Kerjasama Antar Instansi Pemerintah/Swasta/Lembaga Pembinaan/Penyuluhan Pengelolaan Arsip/Dokumen Negara (PNBP) Tahun 2007

3,331 1 ,186 148510500,000

0

-2689822640,64

42

2986843640,6442

Lampiran 3. Analisis Varians Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2007

Page 78: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

66

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean

Penyimpangan Program Penyusunan Kurikulum/Sylabus Pendidikan dan Pelatihan Tahun 2007

4 25304026,2500

45774201,38333

22887100,69167

One-Sample Test

Test Value = 0

t df Sig. (2-

tailed)

Mean Difference

99% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Penyimpangan Program Penyusunan Kurikulum/Sylabus Pendidikan dan Pelatihan Tahun 2007

1,106 3 ,350 25304026,2500

-108377453,25

26

158985505,7526

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean

Penyimpangan Program Penerapan Sistem Kearsipan Berbasis Teknologi Informasi dan Kearsipan Tahun 2007

2 5.969.050,00 5.786.891,19 4.091.950,00

One-Sample Test

Test Value = 0

t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

99% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Penyimpangan Program Penerapan Sistem Kearsipan Berbasis Teknologi Informasi dan Kearsipan Tahun 2007

1,46 1 0,383 5.969.050,00 -46.024.104,47 57.962.204,47

Lanjutan Lampiran 4. Analisis Varians Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2007

Page 79: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

67

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Penyimpangan Program Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian Tahun 2008

5 72133460,0000

65969769,33227 29502577,73739

One-Sample Test

Test Value = 0

t Df

Sig. (2-

tailed)

Mean Difference

99% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Penyimpangan Program Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian Tahun 2008

2,445 4 ,071 72133460,0000

-63699206,85

23

207966126,8523

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean

Penyimpangan Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Pemerintah Pusat dan Daerah di Bidang Kearsipan Tahun 2008

4 6987025,0000 6091456,13154 3045728,06577

One-Sample Test

Test Value = 0

T df Sig. (2-

tailed)

Mean Difference

99% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Penyimpangan Program Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM Aparatur Pemerintah Pusat dan Daerah di Bidang Kearsipan

2,294 3 ,106 6987025,0000

-10802796,414

3

24776846,4143

Lampiran 5. Analisis Varians Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2008

Page 80: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan

68

Tahun 2008

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Penyimpangan Program Diseminasi Pengelolaan Kearsipan di Berbagai Instansi Pemerintah baik di Pusat dan Daerah Tahun 2008

5 217283320,0000

297102759,95506

132868393,51246

One-Sample Test

Test Value = 0

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean Difference

99% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Penyimpangan Program Diseminasi Pengelolaan Kearsipan di Berbagai Instansi Pemerintah baik di Pusat dan Daerah Tahun 2008

1,635 4 ,177 217283320,0000

-394455369,135

2

829022009,1352

Lanjutan Lampiran 6. Analisis Varians Anggaran Belanja Pusdiklat ANRI Tahun 2008

Page 81: Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan ... · Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Dibawah bimbingan