euthanasia

30
SEORANG PASIEN YANG MINTA DI AKHIRI HIDUPNYA Kelompok 8

Upload: saputri-anggi

Post on 22-Nov-2015

22 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

modul ham kasus 3

TRANSCRIPT

Laporan Kasus

SEORANG PASIEN YANG MINTA DI AKHIRI HIDUPNYA Kelompok 8

Nama kelompokNoversly Saerang 03010208Nuvitahasrianti 03010210Putri Ayu Kesuma 03010223Archi Cherrya 03011042Arini Nisaul Izzati 03011043Armando Rahadian 03011044Edwina Tanujaya03011085Elza Desmita03011086Ergaliza03011087Herlince Amalo03011130Hesti Pratiwi03011132Hilwy Al Hanin03011133Kiara Nurmathias03011156Laporan KasusTuan Mino 27 tahun, sudah sejak sebulan yll dirawat inap di kelas IV sebuah rumah sakit pemerintah dengan kondisi gizi yang buruk, dehidrasi, anemia dan menderita berbagai penyakit infeksi kronis. Pada kedua tangannya terlihat banyak bekas suntikan dan pemeriksaan laboatorium ditemukan HIV/AID positif. Pasien merasa hidupnya hanya membebani orang lain dan tidak ada gunanya lagi. Oleh karena itu pasien lalu meminta kepada dokter yang merawat, untuk diakhiri hidupnya, agar tidak menjadi beban keluarga atau orang lain. Sudah beberapa kali permintaan itu diajukan pada dokter, namun dokter selalu menolaknya dengan alasan bertentangan dengan sumpah dokter yang harus berpihak pada kehidupan dan juga suatu pelanggaran hukum di Indonesia. Alasan tsb tidak dapat diterima pasien, karena menurutnya hidup itu pilihan dan ia berhak memilih mau mempertahankan atau mengakhiri hidupnya. Kesimpulan pasien, dokter sebenarnya tidak mau menolongnya untuk mengakhiri penderitaan. Hal ini membuat pasien sangat depresi, menolak makan/minum dan semua tindakan medis untuk dirinya, sampai akhirnya pasien meninggal dunia.TERMINOLOGIRawat Inap kelas IV: ruangan untuk pasien mendapatkan asuhan perawatan berkesinambungan (dibawah kelas 3 dengan 6/lebih tempat tidur dalam 1 ruangan).Bekas suntikan: bintik merah seperti gigitan nyamuk+luka sayatan disertai perubahan warna kulit di sekitar bekas suntikan.HIV/AIDS positif: ditemukan antibodi HIV (+) dan berpotensi menularkan virus ke orang lain.Minta di akhiri hidupnya: euthanasia/suntik mati/pembunuhan disengaja didasarakan belas kasihan pada pasien.Hak hidup & hak mati: dalam UU tentang HAM tercantum hak untuk hidup dan tercakup pula didalamnya hak untuk mati meskipun tidak mutlak.Sumpah dokter: sumpah yang dibacakan oleh seseorang yang akan menjalani profesi dokter Indonesia secara resmi. Sumpah Dokter Indonesia didasarkan atas Deklarasi Jenewa (1948) yang isinya menyempurnakan Sumpah Hippokrates.Berpihak pada kehidupan: sesuai lafal sumpah dokter Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan; Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kedokteran saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum perikemanusiaan.MASALAHPasien menderita HIV/AIDS dengan kondisi gizi buruk, dehidrasi, anemia, infeksi kronis dengan bekas suntikanPasien meminta untuk diakhiri hidupnya (euthanasia) oleh dokterPasien depresif dan menolak makan/minum sampai akhirnya meninggal dunia

NARKOTIKA(MENURUT HUKUM) UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang narkotika

Pasal 1 : Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam 3 golongan

Pasal 7 : Narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pasal 127 : (1) Setiap Penyalah Guna: a. Narkotika Golongan I bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun; b. Narkotika Golongan II bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun ;c. Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 1

Narkotika (menurut agama)1. Agama IslamDijelaskan dalam surat Q.S. Al-Isra: 32Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. Begitu juga hal nya dengan penggunaan obar-obat terlarang diharamkan dan dilarang karena lebih banyak mudharat (kerugian) dibandingkan manfaatnya.

2. Agama KristenDari ayat dalam kejadian 1: 26-28 dan kejadian 2: 15 bahwa Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya, dan Allah menciptakan kita untuk berkuasa, menaklukkan, dan memelihara bumi dan segala isinya. Menurut gambar dan rupa Allah bukan hanya sekedar bentuk fisik atau juga wajah, tetapi juga agar kita memiliki sifat-sifat Allah. Hal ini membuktikan bahwa kita tidak boleh menggunakan obat-obat terlarang karena itu bukanlah sifat Allah yang seharusnya ada pada diri manusia.3. Agama KatholikKGK 2291: Pemakaian narkotika mengakibatkan kerugian besar bagi kesehatan dan kehidupan manusia. Selain penggunaan obat-obatan karena alasan medis, pemakaian narkotika merupakan kesalahan susila yang bobotnya berat.

4. Agama BuddhaPenggunaan narkotika merupakan bentuk pelanggaran terhadap sila ke-5, yaitu: Tidak minum/makan zat yang melemahkan kesadaran (memabukkan).5. Agama HinduAda enam tantangan yang merupakan musuh utama manusia (Sad Ripu) yang ada dalam setiap diri manusia, yaitu mabuk, bingung, marah iri hati, rakus, hawa nafsu. Kitab Veda mengajarkan agar manusia selalu memerangi keenam musuh ini. Veda mengajarkan agar umat Hindu menghindarkan diri dari 5 M, yaitu madat (narkoba), mabuk, main (judi), malin (mencuri), madon (berzina). Jika kita dapat menghindarkan diri dari kelima hal tersebut di atas maka niscaya kita akan menemukan kedamaian, kesehatan dan kebahagiaanEUTHANASIAEu: baik; Thanatos: mati

Mengakhiri kehidupan dengan sengaja (dilakukan secara aktif)Dilakukan oleh dokterAtas permintaan pasien sendiriKetiga unsur di atas harus terpenuhi.

Permintaan untuk euthanasia dan bunuh diri berbantuan harus dilakukan dengan bebas oleh pasien. Syarat-syarat pasien yang bebas:Pasien harus kompetenSudah memperoleh informasi yang lengkap yang relevan tentang diagnosis, prognosis, dan terapi paliatif yang tersediaPasien tidak dipaksa atau dimanipulasi

Hak hidupUU no.39 tahun 1999 ttg HAM

Hak Hidup merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng, oleh karena itu harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, dan tidak boleh diabaikan, dikurangi, atau dirampas oleh siapapun kecuali penciptaNya

KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA (KODEKI)Dalam Kodeki pasal 1 disebutkan bahwa: Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan sumpah dan/atau janji dokter.Di mana dalam sumpah dokter butir ke-6 berbunyi Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai saat pembuahan.

Dalam Kodeki pasal 11 juga disebutkan bahwa: Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya dalam melindungi hidup mahluk insani.HAK-KEWAJIBAN PASIENUndang-Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran Pasal 50 dan 51, Hak dan Kewajiban Pasien

HakMendapatkan penjelasan lengkap tentang rencana tindakan medis yang akan dilakukan dokterBisa meminta pendapat dokter lain (second opinion)Mendapat pelayanan medis sesuai dengan kebutuhanBisa menolak tindakan medis yang akan dilakukan dokter bila ada keraguanBisa mendapat informasi rekam medis

KewajibanMemberikan informasi yang lengkap, jujur dan dipahami tentang masalah kesehatannyaMematuhi nasihat dan petunjuk dokterMematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatanMemberikan imbalan jasa atas pelayanan yang prima

Euthanasia merupakan suatu tindakan yang dilarang sesuai dengan Kode Etik Kedokteran Indonesia Pasal 11 yang berbunyi: Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya dalam melindungi hidup mahluk insani. Sementara letting die/allowing to die dibolehkan jika dapat dibuktikan dengan tepat dan akurat berbagai ketentuan yang ada. Sebagai contoh seperti: penyakit tersebut memang tidak dapat disembuhkan lagi (upaya medis tidak ada gunannya lagi jika pengobatan itu diteruskan).

ARGUMEN PROARGUMEN KONTRAMenghormati hak dan otonomi pasien (right to die, right to die with dignity)Bertentangan engan sifat dasar profesi medis (berpihak pada kehidupan)Menghilangkan penderitaan (mercy killing, compassion)Kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran (mampu membuat pasien merasa aman dan nyaman)Kualitas hidup pasien yang menurunBahaya slippery slopeEUTHANASIA(MENURUT HUKUM)Aspel yuridis euthanasia- KUHP pasal 304Barang siapa dengan sengaja menempatkan atau membiarkan seorang dalam keadaan sengsara, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan, dia wajib memberikan kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan kepada orang itu, diancam dengan pidana penjara paling lama 2 tahun 8 bulan atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah- KUHP pasal 340Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlbih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama 20 tahun

KUHP pasal 344Barang siapa merampas nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri yang jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati, diancam pidana penjara paling lama 12 tahun.

Lafal sumpah dokter indonesia; Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan penderita.

Bentuk pelanggaran disiplin kedokteran (KKI);

Melakukan perbuatan yang dapat mengakhiri kehidupan pasien atas permintaan sendiri dan atau keluarganya. Setiap dokter tidak dibenarkan melakukan perbuatan mengakhiri kehidupan manusia karena bertentangan dengan sumpah kedokteran, etika, tujuan profesi, aturan hukum pidana. Pada kondisi terminal, dimana upaya kedokteran sia-sia menurut SOTA ilmu kedokteran maka dengan persetjuan pasien/keluarga, dokter dapat menghentikan pengobatan, tai tetap memberi perawatan yang layak. Dianjurkan untuk berkonsultasi dengan sejawatnya atau komisi etik RS ybs.EUTHANASIA(MENURUT AGAMA)Agama islamEuthanasia dalam syariat islam diharamkan karena termasuk dalam kategori membunuh dengan sengaja, meskipun niatnya untuk meringankan penderitaan pasien.

Janganlah kalian membunuh jiwa yang diharamkan allah (untuk membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar. (QS al-anam [6]: 151)

Pada pasiennya tindakan tersebut dikategorikan tindakan putus asa. Tindakan putus asa sangat tidak dibenarkan dalam islam karena dibalik masalah selalu ada hal yang tidak terjangkau oleh manusia, seperti adanya pengampunan dosa, rasulullah saw, bersabda: Tidaklah suatu musibah menimpa seseorang muslim, kecuali allah menghapuskan dengan musibah itu dosanya, hatta sekadar duri yang menusuknya. (HR al-bukhari dan muslim ).

Dalam itu sendiri mengakui hak seseorang untuk hidup dan mati, namun hak tersebut merupakan anugerah allah swt. kepada manusia. Hanya allah swt. yang dapat menentukan kapan seseorang lahir dan kapan dia mati (QS 22:66; 2:243).Agama katolik romaPaus Yohanes Paulus II dalamEvangelium Vitae, menyatakan secara definitif bahwa pembunuhan seorang manusia yang tak bersalah selalu merupakan perbuatan imoral/ tidak bermoral. Pernyataan ini bersifatinfallibleatau tidak dapat sesat. Dalam artikel 57 dari dokumenEvangelium Vitae, dituliskan sebagai berikut:Jadi, dengan otoritas yang diberikan Kristus kepada Petrus dan para penerusnya, dan di dalam persekutuan dengan para uskup Gereja Katolik, saya menegaskan bahwa tindakan pembunuhan seorang manusia tak bersalah selalu merupakan tindakan yang sungguh tidak bermoral. Pengajaran ini, berdasarkan hukum yang tidak tertulis, di mana manusia dalam terang akal budi, menemukannya dalam hatinya (lih. Rm 2:14-15), ditegaskan kembali oleh Kitab Suci, diteruskan oleh Tradisi Gereja dan diajarkan oleh Magisterium biasa dan universal (Konsili Vatikan II, Konstitusi Dogmatik tentang Gereja,Lumen Gentium, 25).

Kongregasi Doktrin ImanKeputusan sengaja untuk merampas kehidupan seorang manusia selalu merupakan kejahatan moral dan tidak akan dapat dianggap licit (sesuai aturan), baik sebagai tujuan ataupun sebagai cara untuk mencapai sebuah tujuan yang baik. Nyatanya, itu adalah tindakan berat yang menyangkut ketidaktaatan kepada hukum moral, dan sungguh kepada Tuhan sendiri, Pencipta dan Penjamin hukum tersebut; [tindakan itu]bertentangan dengan kebajikan mendasar tentang keadilan dan cinta kasih. Tak ada sesuatupun dan tak seorangpun dapat dengan cara apapun mengizinkan pembunuhan seorang manusia, apakah itu dalam bentuk janin atau embrio, seorang bayi ataupun dewasa, seorang tua, atau seseorang yang menderita karena penyakit yang tidak dapat disembuhkan, atau seseorang yang dalam keadaan sekarat. Selanjutnya, tak seorangpun diizinkan untuk meminta dilakukannya tindakan pembunuhan ini, entah bagi dirinya sendiri atau untuk orang lain yang dipercayakan kepadanya, atau tak seorangpun dapat menyetujuinya, baik secara eksplisit ataupun implisit. Tidak juga ada otoritas legitim apapun yang dapat merekomendasikan ataupun mengizinkan tindakan tersebut (diterjemahkan dariCongregation for the Doctrine of the Faith (CDF), Declaration on Euthanasia Iura et Bona(5 May 1980), II: AAS 72 (1980), 546).

Paus Yohanes Paulus II menyatakan euthanasia adalah sebuah tindakan atau pengabaian yang dilakukan dengan tujuan menyebabkan kematian, dengan maksud untuk meniadakan semua penderitaan.

Berdasarkan ajaran dari hukum kodrat dan sabda Allah yang tertulis, yang diteruskan oleh Tradisi suci Gereja, dan diajarkan oleh Magisterium Gereja (Evangelium vitae 65), euthanasia adalah pelanggaran yang berat terhadap hukum Tuhan, sebab hal tersebut merupakan pembunuhan seorang manusia secara sengaja dan secara moral tidak dapat dibenarkan.

Paus Yohanes Paulus II mengajarkan bahwa dalam kondisi mendekati kematian sekalipun tetap harus diperlakukan sesuai martabat dan terus diberikan perlakuan yang layak seperti perawatan, kebersihan, pengurangan rasa sakit, pemberian makanan dan air, baik melalui mulut ataupun infus.Agama kristenGereja Protestan terdiri dari berbagai denominasi yang mana memiliki pendekatan yang berbeda-beda dalam pandangannya terhadap eutanasia dan orang yang membantu pelaksanaan eutanasia : Gereja Methodis (United Methodist church) dalam buku ajarannya menyatakan bahwa : " penggunaan teknologi kedokteran untuk memperpanjang kehidupan pasien terminal membutuhkan suatu keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan tentang hingga kapankah peralatan penyokong kehidupan tersebut benar-benar dapat mendukung kesempatan hidup pasien, dan kapankah batas akhir kesempatan hidup tersebut". Gereja Lutheran di Amerika menggolongkan nutrisi buatan dan hidrasi sebagai suatu perawatan medis yang bukan merupakan suatu perawatan fundamental. Dalam kasus dimana perawatan medis tersebut menjadi sia-sia dan memberatkan, maka secara tanggung jawab moral dapat dihentikan atau dibatalkan dan membiarkan kematian terjadi. Sejak awalnya, cara pandang yang dilakukan kaum kristiani dalam menanggapi masalah "bunuh diri" dan "pembunuhan berdasarkan belas kasihan (mercy killing) adalah dari sudut "kekudusan kehidupan" sebagai suatu pemberian Tuhan. Mengakhiri hidup dengan alasan apapun juga adalah bertentangan dengan maksud dan tujuan pemberian tersebut.

4. Agama BuddhaAjaran agama Buddha sangat menekankan kepada makna dari kehidupan dimana penghindaran untuk melakukan pembunuhan makhluk hidup adalah merupakan salah satu moral dalam ajaran Budha. Berdasarkan pada hal tersebut di atas maka nampak jelas bahwa euthanasia adalah sesuatu perbuatan yang tidak dapat dibenarkan dalam ajaran agama Budha. Selain daripada hal tersebut, ajaran Budha sangat menekankan pada "welas asih" ("karuna").Mempercepat kematian seseorang secara tidak alamiah adalah merupakan pelanggaran terhadap perintah utama ajaran Budha yang dengan demikian dapat menjadi "karma" negatif kepada siapapun yang terlibat dalam pengambilan keputusan guna memusnahkan kehidupan seseorang tersebut.

5. Agama hinduPandangan agama Hindu terhadap euthanasia adalah didasarkan pada ajaran tentang karma, moksa dan ahimsa.Karma adalah merupakan suatu konsekwensi murni dari semua jenis kehendak dan maksud perbuatan, yang baik maupun yang buruk, lahir atau bathin dengan pikiran kata-kata atau tindakan. Sebagai akumulasi terus menerus dari "karma" yang buruk adalah menjadi penghalang "moksa" yaitu suatu ialah kebebasan dari siklus reinkarnasi yang menjadi suatu tujuan utama dari penganut ajaran Hindu.Ahimsa adalah merupakan prinsip "anti kekerasan" atau pantang menyakiti siapapun juga. Bunuh diri adalah suatu perbuatan yang terlarang di dalam ajaran Hindu dengan pemikiran bahwa perbuatan tersebut dapat menjadi suatu factor yang mengganggu pada saat reinkarnasi oleh karena menghasilkan "karma" buruk. Kehidupan manusia adalah merupakan suatu kesempatan yang sangat berharga untuk meraih tingkat yang lebih baik dalam kehidupan kembali.PENCEGAHAN NAPZA(PERAN KELUARGA)Memeberi perhatian dan amati perubahan anakMendengarkan dengan baik bila anakbercerita tentang, dirinya, temannya dan pengalamannyaCiptakan keluarga yang harmonisKenali teman dan lingkungan bergaulnyaPENCEGAHAN NAPZA(PERAN SEKOLAH)Memperhatikan perilaku murid yang menyimpangSekali-kali perlu melakukan razia dikalangan muridMelaporkan kepolisi jika ada penyalah gunaanMembuat kegiatan untuk meyalurkan hobi dan minat siswaMengadakan penyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan napzaPencegahan pergaulan bebas

Menanamkan nilai-nilai agama, hukum dan etika.Komunikasi efektif antara anak dan orang tua.Pedidikan dan penyuluhan seksual.4. Mengarahkan dalam kegiatan yang bermanfaat.

SOLUSIPada kasus ini terjadi ketidaksamaan pendapat antara dokter dan pasien mengenai euthanasia, sehingga pasien merasa depresi ketika dokter menolak untuk melakukan euthanasia tersebut. Pada saat itu, mungkin sebaiknya dokter tersebut berkonsultasi dengan dokter lain (psikiatri) bagaimana cara berkomunikasi aktif terhadap pasien sehingga pasien dapat mengerti sekaligus menangani depresinya tersebut. kesimpulanSikap dokter dalam menolak melakukan euthanasia sudah tepat, karena tidak melanggar hukum, etika dan agama.Tetapi seharusnya dokter perlu bekerja sama dengan psikiater untuk diberi konseling kepada pasien AIDS mengenai masalah yang dialami pasien agar pasien tidak menjadi depresiSelain itu, perlu melakukan komunikasi kepada keluarga pasien agar mengingatkan pasien untuk patuh menjalani terapi dan terus memberikan support kepada pasien