etika profesi keteknikan pertanian oleh prof. dr. ir. sumardi hs, ms

336
ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir. Sumardi HS, MS. Dr. Ir. Ruslan Wirosoedarmo, MS.

Upload: laken

Post on 24-Feb-2016

97 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir. Sumardi HS, MS. Dr. Ir. Ruslan Wirosoedarmo , MS. . Bismillahhirohmanirohim Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang Diantara kita disini jumlahnya ditambah sat yaitu Allah. Evaluasi diri dengan mengenal diri - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN

OlehProf. Dr. Ir. Sumardi HS, MS.

Dr. Ir. Ruslan Wirosoedarmo, MS.

Page 2: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Bismillahhirohmanirohim

Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang

Diantara kita disini jumlahnya ditambah sat yaitu Allah

Page 3: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Evaluasi diri dengan mengenal diri

1. Siapa saya2. Dimana saya3. Mau kemana saya

Page 4: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Fisik atau tubuh kita terdiri antara lain:1. Kaki2. Tangan3. Mulut4. Hidung5. Mata6. Telinga

Page 5: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Tingkatan kecerdasan manusia diantaranya:1. IQ = Kecerdasan intelektual = fisik= Rogo 2. EQ=Kecercasan emosional=roso =jiwo3. SQ= kecerdasan speritual = hati= sokmo

Page 6: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Nilai dasar menuju prestasi gemilang:1. Jujur2. Tanggung jawab3. Visioner4. Disiplin5. Kerjasama6. Adil7. Peduli

Page 7: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Suara hati manusia diantaranya:1.Ingin memberi2.Kasih dan sayang3. Ingin maju4.Ingin tahu5. Ingin bersih6. Memelihara7. Menolong8. keindahan

Page 8: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Tangga Kepemimpinan:Tingkat 1: Pemimpin yang dicintaiTingkat 2: Pemimpin yang dipercayaTingkat 3: PembimbingTingkat 4: pemimpin yang berkepribadianTingkat 5: Pemimpin yang abadi

Page 9: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

1. PENDAHULUAN

Page 10: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Apakah Etika? Kata Etika atau etik berasal dari kata

ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Dapat juga diartikan norma-norma, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik.

Profesi adalah kelompok sosial manusia.

Page 11: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Etika : dirupakan dalam bentuk aturan (kode)

tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum dinilai menyimpang dari kode etik.

Page 12: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Etika dalam pergaulan hidup bermasyarakat,

bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dll.

Page 13: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Dengan demikian 1. etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosial. 2. etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “ self control” karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri

Page 14: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Profesional : merupakan kelompok yang berkeahlian dan

berkemahiran yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan berstandar tinggi yang dalam menerapkan semua keahlian dan kemahiran yang tinggi itu hanya dikontrol dan dinilai dari dalam 0leh rekan sejawat, sesama profesi sendiri.

Page 15: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

BEBERAPA PENGERTIAN DALAM ETIKA PROFESI1.1 Pengertian Etika dan Etika Profesi Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.Menurut Martin [1993], etika didefinisikan sebagai "the discipline which can act as the performance index or reference for our control system".

Page 16: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan "self control", karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari

dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri. Kehadiran organisasi profesi dengan perangkat "built-in mechanism" berupa kode etik profesi dalam hal ini jelas akan

diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan keahlian (Wignjosoebroto, 1999).

Sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya.

Page 17: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

1.2 Etika dan Estetika Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang praxis (tindakan) manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma. Norma dibagi lagi menjadi norma hukum,norma moral, norma

agama dan norma sopan santun.Norma hukum berasal dari hukum dan perundang

undangan,norma agama berasal dari agama sedangkan norma moral berasal dari suara batin. Norma sopan santun berasal dari kehidupan sehari-hari sedangkan norma moral berasal dari etika.

Page 18: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

1.3 Etika dan Etiket• Etika (ethics) berarti moral sedangkan etiket (etiquette) berarti sopan santun. Persamaan antara etika dengan etiket yaitu:• etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebut dipakai mengenai manusia tidak mengenai binatang karena binatang tidak mengenal etika maupun etiket.• Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif artinya memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yag harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Justru karena sifatnya normatif maka kedua istilah tersebut sering dicampuradukkan.

Page 19: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Perbedaan antara etika dengan etiket1. Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia. Etiket

menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam sebuah kalangan tertentu.

Etika tidak terbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan, etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan.

2. Etiket hanya berlaku untuk pergaulan. Etika selalu berlaku walaupun tidak ada orang lain. Barang yang dipinjam

harus dikembalikan walaupun pemiliknya sudah lupa.3. Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam sebuah

kebudayaan, dapat saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Etika jauh lebih absolut. Perintah seperti “jangan berbohong”, “jangan

mencuri” merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawar-tawar.4. Etiket hanya memadang manusia dari segi lahiriah saja sedangkan etika

memandang manusia dari segi dalam. Penipu misalnya tutur katanya lembut, memegang etiket namun menipu. Orang dapat memegang etiket namun munafik sebaliknya seseorang yang berpegang pada etika tidak mungkin munafik karena seandainya dia munafik maka dia tidak bersikap etis. Orang yang bersikap etis adalah orang yang sungguh-sungguh baik.

Page 20: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

1.4 Etika dan Ajaran Moral• Etika perlu dibedakan dari moral. Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat pada sekelompok manusia. Ajaran moral mengajarkan bagaimana orang harus hidup. Ajaran moral merupakan rumusan sistematik terhadap anggapan tentang apa yang bernilai serta kewajiban manusia.• Etika merupakan ilmu tentang norma, nilai dan ajaran moral. Etika merupakan filsafat yang merefleksikan ajaran moral. Pemikiran filsafat mempunyai 5 ciri khas yaitu bersifat rasional, kritis, mendasar, sistematik dan normatif (tidak sekadar melaporkan pandangan moral melainkan menyelidiki bagaimana pandangan moral yang sebenarnya).

Page 21: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Pluralisme moral diperlukan karena:1. pandangan moral yang berbeda-beda karena adanya perbedaan suku, daerah budaya dan agama yang hidup berdampingan;2. modernisasi membawa perubahan besar dalam struktur dan nilai kebutuhan masyarakat yang akibatnya menantang pandangan moral tradisional;3. berbagai ideologi menawarkan diri sebagai penuntun kehidupan, masing-masing dengan ajarannya sendiri tentang bagaimana manusia harus hidup.

Page 22: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Menurut Ahli:1. Drs. OP Simorangkir: etika atau etik sebagai

pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

2. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat: etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.

3. Drs. H Burhanudin Salam: etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan noma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.

Page 23: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

MoralitasAjaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral

yang terdapat di antara sekelompok manusia. Adapun nilai moral adalah kebaikan manusia sebagai manusia. Norma moral adalah tentang bagaimana manusia harus hidup

supaya menjadi baik sebagai manusia. Ada perbedaan antara kebaikan moral dan kebaikan pada umumnya. Kebaikan moral merupakan kebaikan

manusia sebagai manusia sedangkan kebaikan pada umumnya merupakan kebaikan manusia dilihat dari satu segi saja, misalnya sebagai suami atau isteri.• Moral berkaitan dengan moralitas. Moralitas adalah sopan

santun, segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau sopan

santun. Moralitas dapat berasal dari sumber tradisi atau adat, agama atau sebuah ideologi atau gabungan dari beberapa sumber

Page 24: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Etika dan Moralitas Etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan merupakan filsafat yang mereflesikan ajaran moral. Pemikiran filsafat mempunyai lima ciri khas yaitu rasional, kritis, mendasar, sistematik dan normatif. Rasional berarti mendasarkan diri pada rasio atau nalar,pada

argumentasi yang bersedia untuk dipersoalkan tanpa perkecualian.

Kritis berarti filsafat ingin mengerti sebuah masalah sampai ke akar-akarnya, tidak puas dengan pengertian dangkal.

Sistematis artinya membahas langkah demi langkah. Normatif menyelidiki bagaimana pandangan moral yang seharusnya.

Page 25: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Etika dan Agama• Etika tidak dapat menggantikan agama. Agama merupakan hal yang tepat

untuk memberikan orientasi moral. Pemeluk agama menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya. Akan tetapi agama itu memerlukan ketrampilan etika agar dapat memberikan orientasi, bukan sekadar indoktrinasi. Hal ini disebabkan empat alasan sebagai berikut:

1. Orang agama mengharapkan agar ajaran agamanya rasional. Ia tidak puas mendengar bahwa Tuhan memerintahkan sesuatu, tetapi ia juga ingin mengerti mengapa Tuhan memerintahkannya. Etika dapat membantu menggali rasionalitas agama.

2. Seringkali ajaran moral yang termuat dalam wahyu mengizinkan interpretasi yang saling berbeda dan bahkan bertentangan.

3. Karena perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan masyarakat maka agama menghadapi masalah moral yang secara langsung tidak disinggungsinggung

dalam wahyu. Misalnya bayi tabung, reproduksi manusia dengan gen yang sama.

4. Adanya perbedaan antara etika dan ajaran moral. Etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional semata-mata sedangkan agama pada wahyunya sendiri. Oleh karena itu ajaran agama hanya terbuka pada mereka yang mengakuinya sedangkan etika terbuka bagi setiap orang dari semua agama dan pandangan dunia.

Page 26: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

1.5 Istilah berkaitan Kata etika sering dirancukan dengan istilah etiket, etis,

ethos,iktikad dan kode etik atau kode etika. Etika adalah ilmu yang mempelajari apa yang baik dan buruk.

Etiket adalah ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia bergaul atau berkelompok dengan manusia lain. Etiket tidak berlaku bila seorang manusia hidup sendiri misalnya hidup di sebuah pulau terpencil atau di

tengah hutan. Etis artinya sesuai dengan ajaran moral, misalnya tidak etis

menanyakan usia pada seorang wanita. Ethos artinya sikap dasar seseorang dalam bidang tertentu. Maka

ada ungkapan ethos kerja artinya sikap dasar seseorang dalam pekerjaannya, misalnya ethos kerja yang tinggi artinya dia menaruh sikap dasar yang tinggi terhadap pekerjaannya.

Kode atika atau kode etik artinya daftar kewajiban dalam menjalankan tugas sebuah

profesi yang disusun oleh anggota profesi dan mengikat anggota dalam menjalankan tugasnya.

Page 27: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

2.TEORI ETIKA

Page 28: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Teori etika sebenarnya cuma meningkatkan keamanan, kegembiraan dan kesejahteraan manusia.

Peraturan etika melibatkan semua orang yang bertujuan untuk mencapai keputusan yang baik untuk manusia sejagat.

Perilaku yang tidak beretika, walaupun tidak melanggar undang-undang boleh menjejaskan kerjanya dan reputasi kita.

Etika juga merupakan satu disiplin ilmu yang mengkaji tentang moral, prinsip moral, kaedah moral dan tindakan serta kelakuan manusia yang betul.

Page 29: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Pengenalan : Teori Etika French dan Granrose (1995) : set panduan/peraturan bertingkahlaku-

menyelesaikan konflik terhadap keinginan

Buchnolz (1989) : sistem –panduan tingkahlaku

Shea (1988 : 17) : prinsip bertingkahlaku yangmengawal individu atau profesion dan sebagaisatu standard tingkahlaku

Page 30: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Perkembangan Teori EtikaEtika bermula di zaman purba apabila ahli-ahli falsafah hanya memberikan tumpuan kepada kebaikan moral.

Socrates (469-399 B.C.) menggunakan pendekatanyang mencoba dan menggalakkan rekan-rakannya untuk berfikirtentang kebaikan dan kesehatan roh.Ide utama Socrates tentang etika adalah berhubung dengan menyakinkan orang agar berakhlak mulia.Socrates mengatakan bahwa kebahagian adalah mustahil diperoleh tanpa memiliki kebaikan moral dan tindakan yang tidak beretika akan mengganggu orang lain, beliau menganggap orang yang tidak beretika sebagai orang yang lemah dan mempunyai psikologi yang tidak sihat.

Page 31: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Plato (428-348B.C.) mengkaji hubungan etikadan personaliti manusia

Kebaikan moral adalah suatu imbangan danharmoni di kalangan perbedaan yang wujuddalam roh

Kebaikan moral sebagai suatu keperluanterhadap kesihatan roh tetapi kebaikan yangsejati adalah sukar dicapai

Mengikut Plato kebaikan moral adalah berada dibahagian dalaman intelektual

Page 32: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Aristotle (384-322B.C.) pula, beliau melihat kebaikan moral agak berbeda daripada Plato danSocrates di mana beliau menyatakan bahwa kebaikan moral mempunyai hubungan yang sedikit dengan intelektual tetapi lebih kepada sifat (character) atau personaliti.

Plato dan Socrates pula mengatakan beretika itu mempunyai hubungan yang rapat antara kebaikan moral dan personaliti yang sehat.

Bagaimanapun ketiga-tiga ahli falsafah ini berpendapat bahwa kebajikan seseorang itu bergantung sepenuhnya dan berada dalam tangan seseorang itu.

Page 33: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Sekiranya etika dahulu menekankan kebaikan moral dan rasionalnya, etika modern banyak menfokuskan kepada menentukan sifat-sifat beretika menerusi tindakan.Etika modern telah membentuk dua persaingan yaitu :1.tindakan yang mempunyai sifat etika dalam dan memerlukan status moral dari pada akibat (consequences) yang dibuat2. tindakan itu sama ada betul atau salah. Dahulunya ia dikenali sebagai Teologikal dan sekarang

dikenali dengan Deontologikal yaitu pendekatan kepada etika.

Page 34: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Penyataan dalam Teori Etika

1. Etika deskriptif. Merupakan suatu disiplin yang membicarakan tentang sejarah sistem

moral.

Etika deskriptif memberitahu bagaimana ahli masyarakat harus bertingkahlaku, apakah peraturan yang digunakan dan dianuti dalam sebuah masyarakat dan sebagainya.

Etika deskriptif menyadarkan manusia bahwa terdapat berbagai sistem moral yang bersifat relatif di muka bumi ini : etika Kristian, Buddha, Islam, Yahudi, Hindu etc

Etika deskriptif menyatukan bentuk atau karektor sesuatu sistem moral yang ada tanpa membuat penilaian, pengadilan dan keputusan terhadap sistem tersebut.

Page 35: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

ETIKA DESKRIPTIF: yaitu etika yang berusaha meneropong

secara kritis dan rasional sikap dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang perilaku atau sikap yang mau diambil.

Page 36: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Penyataan dalam Teori Etika2. Etika normatif.Merujuk kepada panduan dan peraturan yang

berkaitan dengan tingkahlaku yang baik dan jahat. Etika normatif juga menjurus kepada kenyataan

yang memberitahu apa yang mesti dilakukan dan apa yang betul.

Etika normatif menilai, mengkritik dan membuat keputusan terhadap sistem moral yang ada di samping menerangkan sesuatu undang-undang moral yang dianggap terbaik, bukan undang-undang moral yang sedia ada dan sedia diterima.

Page 37: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Etika normatif mengemukakan sistem moral yang piawai berpandukan sistem sedia ada.

Etika normatif menyadarkan kita bahwa tidak semua nilai moral berubah mengikuti perubahan masa tetapi ada yang terus kekal dipelihara meskipun budaya mengalami perubahan.

Inilah yang dikatakan sebagai nilai mutlak dan biasanya berkaitrapat dengan agama.

Golden Rule merupakan contoh prinsip etika normatif klasik. Jika mau orang melakukan perkara yang baik kepada kita, kita perlu melakukan perkara yang baik juga kepada orang lain.

Page 38: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

ETIKA NORMATIF: etika yang berusaha menetapkan berbagai

sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan

Page 39: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Etika Normatif:1. Etika Umum: berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar

bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolok ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan.

Page 40: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

2. Etika Khusus: Merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar

dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan bisa: bagaimana mengambil

keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang dilakukan didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar, atau bagaimana saya menilai perilaku sendiri atau orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis.

Page 41: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Etika Khusus:1.Etika individual: yaitu menyangkut

kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.

2.Etika sosial: yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat manusia.

Page 42: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Etika Sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik secara langsung maupun secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadap pandangan-pandangan dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat manusia terhadap lingkungan hidup.

Page 43: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Macam Etika Sosial:1.Sikap terhadap sesama2.Etika keluarga3.Etika Profesi4.Etika politik5.Etika lingkungan6.Etika idiologi

Page 44: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Variabel penilaian Etika:1.Tujuan baik, tetapi cara untuk mencapainya

tidak baik2.Tujuan tidak baik, cara pencapaiannya

kelihatannya baik3.Tujuan tidak baik, cara pencapaiannya juga

tidak baik4.Tujuan baik, cara pencapaiannya juga

terlihat baik

Page 45: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Teori dan Aliran Pemikiran

1. Teologi : Teori ini melihat kebaikan dan keburukan sesuatu tindakan. Sesuatu perbuatan itu tidak diketahui sama ada baik atau buruk sehinggalah melihat kepada kesannya.

vs

2. Deontologi atau non consequentialist : Teorideontologi ini berasaskan kepada prinsip asas yaitukewajipan manusia. Teori ini berasal daripadaperkataan Greek, deon iaitu duty yang merujukkepada kewajipan individu.

Page 46: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

AVSH - EB MM IPB 2008 46

1. TEORI DEONTOLOGITeori Deontologi diperkenalkan oleh Immanuel

Kant(1724-1804).

◦Berasaldari kata deon yang berarti: apa yang harus dilakukan atau KEWAJIBAN harus sesuai dengan prosedur dan teori.

◦Menurut Kant hakekat sesuatu “YANG BAIK” adalah NIAT YANG BAIK

Deontologi Aturan: suatu tindakan dilakukan menurut kaidah yang dikehendaki dan dapat diberlakukan secara umum

Deontologi Situasi: suatu tindakan yang secara moral dibenarkan adalah jika tindakan itu dapat dijadikan aturan umum di mana semua orang akan bertindak sama dalam situasi itu.

Page 47: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

AVSH - EB MM IPB 2008 47

Teori deontologi aturan menghadapi masalah ketika: Ada dua norma bertentangan Semua aturan moral kadang-kadang memunculkan pengecualian. SOLUSI Kewajiban moral bersifat prime facie (WD Ross). Melalui teori Deontologi situasi (Imannuel Kant)

(dengan tiga kriteria): Reversibility (able to be changed or

undone) Universability (relating to the universe or

everything; relating to whole word) Penghargaan terhadap martabat manusia.

Page 48: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

AVSH - EB MM IPB 2008 48

2. TEORI TELEOLOGI

Teori Teleologi mengandung makna tentang adanya upaya membedakan tujuan, hasil, sasaran dan akibat dari suatu tindakan dari sudut pandang APA & SIAPA yang melakukan.

Dari sudut Apa dikenal dua versi teleologi, yaitu: Hedonisme, yang merupakan gambaran suatu situasi

dimana seseorang bertindak sedemikian rupa sehingga mencapai kenikmatan yang paling besar

Eudaimonisme, yaitu situasi dimana seseorang Bertindak sedemikian rupa sehingga mencapai kebahagiaan;

Dari sudut Siapa dikenal DUA versi egoisme etis yaitu: Egoisme Hedonistik: bertindak sedemikian rupa sehingga mencapai kenikmatan yang paling besar

Egoisme Eudamonistik. bertindak sedemikian rupa sehingga mencapai kebahagiaan terbesar

Page 49: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Teori dan Aliran Pemikiran3. Subjektif. Penilaian terhadap sesuatu etikaberdasarkan kepada penilaian diri sendiri. Individuberhak meletakkan nilai sama ada baik atausebaliknya. Perasaan peribadi terlibat dalam menilaidan menentukan baik buruk sesuatu tindakan.

vs

4. Objektif. Kode moral adalah bebas darikepentingan individu. Baik dan buruk tidak bersandarkepada sikap individu tetapi wujud dengan sendirinya

Page 50: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Teori dan Aliran Pemikiran5. Naturalisme. Sesuatu perbuatan itu baik atauburuk bergantung kepada pengalaman keseronokan.‘Baik’ perlu dijelaskan dalam bentuk kualiti fakta alam seperti memenuhi keperluan manusia, mendatangkan kebahagiaan, kenikmatan dan sebagainya kepada manusia.

vs

6. Non Naturalisme. Moral adalah sesuatu yangunik dan tidak boleh dikelaskan. Sesuatu perlakuanitu baik kerana ianya memang baik.

Page 51: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Teori dan Aliran Pemikiran7. Relativisme. Sesuatu yang dianggap baik oleh satumasyarakat tidak mungkin dianggap sedemikian olehmasyarakat yang lain. (barat-timur) Ini berertimasyarakat yang berlainan memberikan nilai moralyang berbeda bagi tingkahlaku yang serupa.

vs

8. Absolutisme. Prinsip moral berbeda dari satubudaya dengan budaya yang lain. Bagaimanapun prinsipasas sejagat adalah sama. Misalnya, semua masyarakatmeletakkan nilai yang tinggi kepada kebaikan.

Page 52: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Teori UtilitarianismeTeori ini merupakan suatu aliran atau dimensi di bawah teori etika Teologikal

yang juga dikenali sebagai consequentialism.

Utilitarianisme adalah doktrin moral yang mengkehendaki manusia supaya bertindak untuk menghasilkan kebaikan secara maksimum.

Kebaikan ini termasuklah kegembiraan atau keseronokan kepada semua pihak.

Tindakan dikatakan sebagai bermoral jika menghasilkan kegembiraan yangmaksimum.

Jeremy Bentham (1748-1832) dan John Stuart Mill (1806-1873) adalah dua orang tokoh yang dikaitkan dengan teori ini.

Page 53: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Bentham mengenal 7 elemen yang perlu dipertimbangkan untuk mengukur keseronokan mencipta kalkulus Hedonistik Bentham yang memberi skala antara –10 hingga +10.

Elemen yang dimaksudkan oleh Bentham ialah: intensiti, jangka masa, kepastian, kesegeraan, kesadaran, keberkesanan dan had atau batasan.

1. Intensiti bermaksud kedalaman. Sejauh manakah dalamnya kesan pengalaman terhadap seseorang.

2. Jangka masa. Berapa lamakah keseronokan atau kesengsaraan akan berakhir?

3. Kepastian. Adakah anda pasti sama ada mengalami keseronokan atau kesengsaraan akibat sesuatu yang berlaku.

Page 54: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

4. Kesegeraan. Kepantasan anda mengalami rasa seronok atau sebaliknya.

5. Kesedaran. Apakah kemungkinan anda mengalami rasa seronok pada masa akan datang?

6. Keberkesanan. Apakah kemungkinan anda mengalami rasa sengsara pada masa hadapan?

Mangsa tragedi selalunya senantiasa berasa takut dan risau

7. Had atau batasan. Berapa kerapkah kesengsaraan dan keseronokan dicetuskan dalam kehidupan orang lain?

Jika jumlah skor kesengsaraan melebihi keseronokan maka sesuatu perbuatan tersebut adalah sememangnya salah dan tidak beretika.

Page 55: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Mill membedakan antara keseronokan dengan memasukkan aspek kualiti. Mill mengukur kualiti dan kuantiti sekaligus. Menurut Mill, petunjuk kualiti keseronokan adalah seperti tinggi/rendah, baik/buruk, objektif/subjektif, dan baru/lama. Faktor yang boleh mempengaruhi keseronokan pula ialah kecerdikan, pendidikan, sensitiviti, bermoral dalam tindakan dan kesihatan yang baik.

Utilitarianisme pada peringkat paling rendah dipanggil ‘act utilitarinisme’. Kita harus bertanya kepada diri sendiri mengenai kesan akibat sesuatu tindakan dalam keadaan tertentu ke atas pihak-pihak yang terlibat sebelum sebarang tindakan diambil.

Sekiranya tindakan tersebut menghasilkan kebaikanmaka ia dianggap betul.

Page 56: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

UTILITARIANISME

a. Anggapan bahwa klasifikasi kejahatan harus didasarkan atas kesusahan atau penderitaan yang diakibatkannya terhadap para korban dan masyarakat.

b. Menurut kodratnya manusia menghindari ketidaksenangan dan mencari kesenangan. Kebahagiaan tercapai jika manusia memiliki kesenangan dan bebas dari kesusahan.

Page 57: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

c. Karena menurut kodratnya tingkah laku manusia terarah pada kebahagiaan, maka suatu perbuatan dapat dinilai baik atau buruk, sejauh dapat meningkatkan atau mengurangi kebahagiaan semua orang.

d. Moralitas suatu tindakanharus ditentukan dengan menimbang kegunaannya untuk mencapau kebahagiaan umat manusia. (The greatest happiness of the greatest number)

Page 58: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Jenis-jenis Utilitarianism1. Act utilitarianismCiri yang pertama adalah merekadkan akibatsesuatu perbuatan sama ada bermoral atausebaliknya berdasarkan kajian kes. Ciri inidipanggil act utilitarianism.Misalnya aktiviti dengan menonton televisi

mungkin dianggap tidak bermoral karena masa tersebut sepatutnya digunakan untuk melakukan kerja-kerja yang bermanfaat seperti kerja kebajikan

Page 59: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Jenis-jenis Utilitarianism2. Hedonistic utilitarianismCiri yang kedua pula ialah mengambilkira kegembiraan, kesan

daripada suatu tindakan dianggap bermoral. Ini kerena Bentham berpendapat, untuk menentukan benar atau salah (moraliti) tingkah laku individu, ianya perlu mengambilkira kesan dan akibatnya.

Misalnya tindakan atau perbuatan yang boleh meningkatkan ciri kesetiaan dan persahabatan, sehingga mencetuskan ciri kegembiraan.

Memutuskan persahabatan tetapi membahagiakan kedua-dua pihak yang terlibat adalah suatu yang dianggap bermoral.

Page 60: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

HEDONISMEDoktrin etika yang mengajarkan bahwa hal terbaik bagi manusia adalah mengusahakan “kesenangan” (Hedone)

1. Aristipos dri Kyrene (433 – 355s.M): Yang sungguh baik bagi manusia adalah

kesenangan. Kesenangan itu bersifat badani belaka,

karena hakikatnya tidak lain dari pada gerak dalam badan.

Page 61: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Tiga Kemungkinan Gerak

1. Gerak yang kasar: Ketidaksenangan 2. Gerak yang halus: Kesenangan 3. Ketiadaan gerak: Netral

Hedonisme: Yang baik dalam arti yang sebenarnya adalah kenikmatan (gerak yang halus) kini dan di sini.

Page 62: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

2. Epikuros (341 – 270 s.M.)a. Kesenangan adalah tujuan hidup manusia.b. Menurut kodratnya setiap manusia

mencari kesenangan. c. Kesenangan yang dimaksud bukanlah

kesenangan inderawi, tetapi kebebasan dari rasa nyeri dalam tubuh kita dan kebebasan dari keresahan dalam jiwa.

Page 63: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Tiga Macam Keinginan1. Keinginan alamiah yang perlu.2. Keinginan alamiah yang tidak perlu.3. Keinginan yang sia-sia.

Hedonisme: Hidup yang baik adalah memenuhi keinginan alamiah yang perlu

Page 64: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Tinjauan Kritisa. Ada kebenaran yang mendalam pada

hedonisme: Manusia menurut kodratnya mencari kesenangan dan berupaya menghindari ketidaksenangan. Tetapi apakah manusia selalu mencari kesenangan?

b. Hedonisme beranggapan bahwa kodrat manusia adalah mencari kesenangan sehingga kesenangan disetarakan dengan moralitas yang baik. Tetapi jika demikian, apakah ada jaminan bahwa kesenangan itu baik secara etis?

Page 65: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

c.Para hedonis berpikir bahwa sesuatu adalah baik karena disenangi. Tetapi sesuatu belum tentu menjadi baik karena disenangi.

d.Hedonisme mengatakan bahwa kewajiban moral saya adalah membuat sesuatu yang terbaik bagi diri saya sendiri. Karena itu ia mengandung paham egoisme karena hanya memperhatikan kepentingan dirinya saja.

Page 66: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

EUDEMONISMEAristoteles (384 – 322):a. Bahwa dalam setiap kegiatannya manusia

mengejar suatu tujuan akhir yang disebut kebahagiaan. Tetapi apa itu kebahagiaan?

b. Manusia mencapai kebahagiaan dengan menjalankan secara baik kegiatan-kegiatan rasionalnya dengan disertai keutamaan.

Page 67: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Kritikan Terhadap Teori Utilitarianisme Adakah teori ini benar-benar boleh

berfungsi?Teori ini meminta kita membuat pengiraan untuk unit kegembiraan/keseronokan yang terhasil daripada tindakan-tindakan alternatif.Adakah kita mempunyai kemampuan dari segi masa dan kebolehan untuk melakukan ini semua?

Page 68: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Bagaimana dengan tindakan yang sememangnya salah dari segi moral, tetapi dapat membawa kegembiraan/keseronokan yang tinggi?

Adakah fahaman utilitarianisme ini adil?Keputusan A membawa tiga unit kegembiraan kepada lima orang = 15 unitKeputusan B membawa 10 unit kepada seorang, 4 unit kepada dua orang dua orang lagi tidak memperoleh apa-apa. Jumlah kegembiraaan yang dibawa ialah 18 unit.

Page 69: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Teori Moral KantGerman Philosopher (1724 – 1804) Terdapat tiga persoalan yang perlu dijawab untuk

menentukan kemoralan sesuatu perlakuan Persoalan pertama

Apa yang menjadikan sesuatu perlakuan itu bernilai (worth) dari segi moral?Seseorang itu perlu bertanggungjawab dari segi moral terhadap motifnyaNilai sesuatu perlakuan boleh dilihat dari aspek intrumental dan intrinsikNilai Instrumental: Perlakuan yang baik kerana akibatnya

Page 70: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Nilai baik secara intrinsik: Baik kerana perkara/perlakuan itu sendiriFikirkan contohnya dalam konteks di sekolah!

Persoalan keduaApakah motif yang betul?Sesuatu perlakuan itu akan dianggap mempunyai nilai moral sekiranya ia mempunyai niat (intention) yang betul.

Page 71: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Persoalan ketigaApakah perkara yang betul untuk dilakukan?Motif dan perlakuan itu mestilah betul dan relevanPerlakuan yang harus kita lakukan (imperatives) yang bersifat individu dan bersyarat dikategorikan sebagai ‘hypothetical imperative’Tuntutan moral yang tidak bersifat individu (universal) dan tidak bersyarat digelar ‘categorical imperative’Perlakuan seperti ini mempunyai obligasi moral yang tinggiApabila peraturan moral dianggap sebagai mutlak, manusia harus mematuhinya sebagai satu kewajipan dan ketepikan (Fikirkan contohnya)

Page 72: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Etika keperibadian mulia Bukan semua teori boleh digolongkan kepada dua

katogori di atas. Etika keperibadian mulia boleh tergolong ke dalam consequentialist atau nonconsequentialist

Ia menitikberatkan budi pekerti manusia. Kehidupan manusia perlu diasaskan kepada keunggulan (ideals)

Keperibadian mulia dapat dipelajari melaui pengulangan

Aristotle mengklasifikasikan keperibadian mulia sebagai pertengahan (min) di antara sesuatu yang murni (virtue) dan kejahatan (vice)

Page 73: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Etika keperibadian mulia Bukan semua teori boleh digolongkan kepada dua

katogori di atas. Etika keperibadian mulia boleh tergolong ke dalam consequentialist atau nonconsequentialist

Ia menitikberatkan budi pekerti manusia. Kehidupan manusia perlu diasaskan kepada keunggulan (ideals)

Keperibadian mulia dapat dipelajari melaui pengulangan

Aristotle mengklasifikasikan keperibadian mulia sebagai pertengahan (min) di antara sesuatu yang murni (virtue) dan kejahatan (vice)

Page 74: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Contoh untuk nilai kesederhanaan ialah seperti berikut:lokekkemurahan hatimembazirRendah ketabahan berlagakhatiSifat-sifat murni ini perlu bersifat sejagat walaupun ia kadangkala dipengaruhi oleh masyarakat dan budaya

Page 75: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Kerelatifan etika (ethical relativism)

Nilai etika dan kepercayaan adalah relatif kepada individu atau kumpulan yang mendukungnya

Jarang wujud kebenaran/kesalahan secara mutlak

Terdapat dua jenis kerelatifan:Kerelatifan etika individuKerelatifan etika sosial atau budaya

Page 76: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Sebab-sebab wujudnya kerelatifan etika:Kepelbagaian pandangan moralKetidaktentuan moral (moral uncertainty)Perbezaan situasi

Page 77: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Kerelatifan dari segi nilai (value relativism)Keliru mengenai prinsip betul dan salahPerbezaan dalam dunia perniagaan/korporat dengan dunia pendidikanDunia pendidikan menitikberatkan nilai-nilai murni, penerapan nilai-nilai murni dalam pengajaran dan sebagainyaDunia perniagaan didasarkan kepada ‘kepentingan dan keuntungan’

Page 78: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Kepelbagaian pandanganSecara umum: isu pengguguran, euthanasia, pornografi, keadilan, diskriminasi dan sebagainyaAspek pendidikan: Tujuan pendidikan untuk perkembangan IQ, EO, SQ, VQ dan sebagainyaKesamaan peluang dalam mendapat pendidikan yang berkualitiPealiran dalam pendidikan

Page 79: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Ketidaktentuan moralApakah yang penting dari segi moral dalam keadaan tertentu?

Perbezaan situasiIsu dan standard nilai adalah berbeza untuk situasi yang berbeza. Contohnya hak asasi manusia

Page 80: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Teori Etika dan Pendekatan Moral Hubungan antara teori etika dengan proses

pembuatan keputusan moral

Teori etika

Prinsip etika

Keputusan etika

Page 81: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Relativisme EtikaKeadaan merupakan pertimbangan utama dalammenentukan suatu tindakan itu sama ada beretikaatau tidak. Tindakan dinilai berdasarkan kesanatau akibatnya.

Relativisme etika melihat kepada beberapaperspektif jika wujudnya pertentangan budaya danpendapat antara individu. Perspektif tersebutmelihat dari aspek :

Page 82: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

1. Tiada nilai moral yang benar atau salah secara universal atau secara mutlak.

Perbedaan ini berlaku apabila wujud pertentangan budaya dan amalan dalam diri individu terhadap sesuatu tindakan.

2. Kepelbagaian nilai budaya dan persekitaranmemberikan penilaian yang berbeda terhadap

tindakan individu sama ada bermoral atau sebaliknya.

3. Tiadanya skala penilaian yang piawai dan mutlak dalam menilai suatu perbuatan itu sama ada beretika atau sebaliknya

Page 83: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Kajian Mengenai Etika1. Etika umuma. Etika Deskriptifb. Etika Normatifc. Metaetika

2. Etika Khususa. Safsatahb. Bidang khusus

Page 84: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Metaetika:Kajian ini adalah hasil daripada etika deskriptif dan

normatif, iaitu menyenaraikan ciri-ciri serta istilah yang berkaitan dengan tindakan bermoral atau sebaliknya seperti kebaikan, kejahatan, tanggungjawab dan kewajipan.

Meta etika pula dibahagikan kepada dua iaitu :1. Analitik yang berkaitan dengan menganalisis semua

peraturan yang berkaitan tingkahlaku baik dan jahat

2. Kritikal yang berkaitan dengan mengkritik terhadap apa-apa yang telah dianalisis.

Page 85: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Etika khusus1. Safsatah : Suatu seni dan teknik dalampenyelesaian masalah dan dilema yangmengaplikasikan prinsip-prinsip moral.

2. Bidang khusus: Mengaplikasikan kajian etika

umum dalam bidang-bidang khas seperti bisnes,perubatan, politik dan sains.

Page 86: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Penilaian dalam etikaPenilaian terhadap perbuatan yang baik adalah melalui

peningkatan terhadap kesedaran dan pembangunan rohani individu hasil daripada perbuatannya

Etika mengambilkira penilaian ke atas suatu tindakan itu berbanding hanya dengan :

a.Melabelkan perbuatan yang baik jika ianya memenuhi kehendak dan keperluan manusia sahaja.

b. Melabelkan perbuatan yang baik jika ianya meningkatkan kehidupan dan melabelkan sebaliknya jika perbuatan itu memusnahkan kehidupan.

Page 87: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Aspek dalam EtikaTerdapat dua aspek dalam etika. Aspek pertamaiaitu keupayaan menilai yang baik dan yang buruk,dosa dan pahala atau sesuai dan sebaliknya. Aspekyang kedua pula melibatkan komitmen dalammelakukan apa yang baik dan bersesuaian.

Etika tidak lagi semata-mata satu topik perbualandan isu yang diperdebatkan tetapi memerlukantindakan dan susulan.

Page 88: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Subjektivisme EtikaSubjektivisme etika adalah bergantung kepada faktorkemahuan sama ada individu atau pencipta sebagaisubjeknya.

Jika manusia merupakan kemahuannya, badanperundangan akan menentukan suatu keputusan itudari segi undang-undang.

Jika kemahuan itu menjadikan Tuhan sebagai subjeknya, maka hukuman lebih berbentuk kepada pembalasan Tuhan. Pengampunan dan pembalasan atas dosa yang dilakukan atau pahala atas kebaikan

yang dibuat adalah antara manusia dan Tuhan.

Page 89: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Objektivisme EtikaMenurut objektivisme etika, nilai-nilai moral merupakan suatu

kebaikan.

Undang-undang tidak dicipta dan tidak berasaskan subjek sama ada manusia atau Tuhan.

Salah satu bentuk objektivisme etika ialah nilai mutlak moral (moral absolutism). Hukuman yang dikenakan adalah muktamad. Untuk mengelakkan hukuman, seseorang perlulah melengkapkan kehidupan masing –masing serta mematuhi undang-undang .

Hukum Karma dan Kelahiran semula merupakan gambaran kehidupan dalam objektivisme etika yang mencapai sifat lengkapnya.

Page 90: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Kelas Teori EtikaAhli falsafah lazimnya membahagikan teori etika kepada tiga

kelas am iaitu metaetika, etika normatif dan etika gunaan.

Metaetika mengkaji asal prinsip-prinsip etika dan penggunaannya. Adakah prinsip etika merupakan suatu rekaan sosial? Adakah prinsip-prinsip etika ini merupakan gambaran hasil daripada emosi individu?

Meta etika menjawab persoalan ini yang memfokuskan kebenaran universal, ketentuan Tuhan, alasan kepada penilaian etika dan definisi istilah-istilah berkaitan etika itu sendiri.

Page 91: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Etika normatif lebih kepada praktikal. Misalnya dalam menentukan piawaian moral terhadap

tindakan yang betul atau salah. Perlukah saya mendapat keizinan daripada pemiliknya? Perlukah saya mencuri untuk sesuap nasi? Persoalan ini akan dijawab melalui panduan yang disediakan oleh etika normatif.

Etika gunaan pula melibatkan penyelesaian ke atas isu-isu kontroversi seperti isu pengguguran, pembunuhan anak, pencemaran alam, homoseksual dan peperangan nuklear. Etika gunaan mengaplikasikan garis panduan konseptual dalam metaetika dan etika normatif untuk menyelesaikan isu-isu ini.

Page 92: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

3. KEBAIKAN, KEBAJIKAN DAN KEBAHAGIAAN

Page 93: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

A. KEBAIKAN 1. Tidak semua kebaikan merupakan

kebaikan akhlak. Secara umum kebaikan adalah suatu yang

diinginkan , yang diusahakan dan menjadi tujuan manusia.

Contoh: Tembakan yang “baik” dalam pembunuhan merupakan perbuatan akhlak yang buruk.

Page 94: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

2. Manusia menentukan tingkah lakunya untuk tujuan dan memilih jalan yang ditempuh.

- Manusia harus mempunyai tujuan akhir untuk arah hidupnya - Jalan yang ditempuh mendapatkan nilai dari tujuan akhir - Tujuan harus ada, supaya manusia dapat menentukan tindakan pertama.

Page 95: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

3. Setiap manusia, hanya terdapat satu tujuan akhir.

- Seluruh manusia mempunyai sifat serupa dalam usaha hidupnya, yaitu menuntuk kesempurnaan.

- Tujuan akhir selamanya merupakan kebaikan tertinggi, baik manusia itu mencarinya dengan kesungguhan atau tidak

Page 96: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

4. Kesusilaana. Kebaikan atau keburukan perbuatan manusia Objektif : keadaan perseorangan tidak dipandang Subjektif : keadaan perseorangan diperhitungkan Batiniah :berasal dari dalam perbuatan sendiri (kebatinan, intrisik) Lahiriah : Berasal dari perintah atau larangan hukum positif (ekstrisik)

Page 97: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

b. Unsur-unsur yang menentukan kesusilaan1.Perbuatan itu sendiri, yang dikehendaki

pembuat ditinjau dari sudut kesusilaan2. Alasan (motif). Apa maksud yang

dikehendaki pembuat dengan perbuatannya.

3. Keadan, gejala tambahan yang berhubungan dengan perbuatan itu.

Page 98: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

c. Penggunaan praktis1. Perbuatan yang sendirinya jahat, tak dapat

menjadi baik atau netral karena alasan dan keadaan.

2. Perbuatan yang baik, tumbuh dalam kebaikannya, karena kebaikan alasan dan keadaan.

3. Perbuatan netral memperoleh kesusilaan, karena alasan dan keadaan

Page 99: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

d. Dalam praktek, tak mungkin ada perbuatan kemanusiaan netral, sebabnya perbuatan ini setidak-tidaknya secara implisit mempunyai tujuan.Kesusilaan tidak semata-mata hanya tergantung pada maksud dan kemauan baik, orang harus menghendaki kebaikan.

Page 100: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

B. KEBAJIKAN1. Kebiasaan (habit) merupakan kualitas

kejiwaan, keadaan yang tetap, sehingga memudahkan pelaksanaan pelaksanaan perbuatan.

2. Kebiasaan disebut “kodrat yang kedua” Ulangan perbuatan memperkuat kebiasaan, sedangkan meninggalkan suatu perbuatan atau melakukan perbuatan yang bertentangan akan melenyapkan kebiasaan.

Page 101: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

2. Kebiasaan yang dari sudut kesusilaan baik dinamakan kebijakan (virtue) sedangkan yanh jahat, buruk, dinamakan kejahatan (vice).

Kebajikan adalah kebiasaan yang

menyempurnakan manusia. Tidak ada orang berbuat jahat dengan

sukarela (Socrates).

Page 102: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

3. Kebajikan budi menyempurnakan akal menjadi alat yang baik untuk menerima pengetahuan

4. Kebajikan pokok, adalah kebajikan susila yang meliputi:

a. Menuntut keputusan budi yang benar guna memilih alat-alat dengan tepat untuk tujuan yang bernilai (kebijaksanaan)

Page 103: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

b. Pengendalian keinginan kepada kepuasan badaniah(pertahanan/pengendalian hawa nafsu inderawati)

c. Tidak menyingkir dari kesulitan (kekuatan)d. Memberikan kepada yang memilikinya

(keadilan)

Page 104: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

C. KEBAHAGIAAN1.Kebahagiaan subjektif. a. Manusia merasa kosong, tak puas,

gelisah, selama keinginnannya tak terpenuhi.

b. Seluruh manusia mencari kebahagiaan, karena tiap orang berusaha memenuhi keinginannya.

c. Apakah kebahagiaan sempurna dapat dicapai.

Page 105: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Beberapa jalan fikiran yang perlu dipertimbangkan, yang menganggap kebahagiaan sempurna itu dapat dicapai adalah:

1. Manusia mempunyai keinginan akan bahagia sempurna.

2. Keinginan tersebut merupakan bawaan kodrat manusia, yang merupakan dorongan pada alah rohaniah yang bukan sedekan efek sampingan.

Page 106: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

3. Keinginan tersebut berasal dari sesuatu Yang transenden.

4. Sifat bawaan tersebut dimaksudkan untuk mencapai kesempurnaan yang sesuai dengan harkat manusia.

d. Pada manusia terdapat pula keinginan yang berasal dari nafsu-serakahnya. Sehingga seringkali menutup keinginan yang berasal dari sanubarinya.

Page 107: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

2. Kebahagiaan Objektifa. Manusia berusaha melaksanakan dalam

dirinya suasana kebahagiaan (sempurna) yang tetap. Apakah tujuan akhir manusia yang bersifat laheriah dan opjektif.

Terdapat berbagai aliran:1. Hedonisme Kebahagiaan adalah kepuasan jasmani,

yang dirasa lebih insentif dari kepuasan rohaniah.

Page 108: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

2. Epikurisme Suasana kebahagiaan, ketremtaman jiwa, ketenangan batin, sebanyak mungkin dinikmati, sedekit mungkin menderita.3. Utilitarisme Kebahgiaan adalah faedah bagi diri sendiru maupun masyarakat.4. Stoisisme Kebahagiaan adalah melepas diri dari tiap keinginan, kebutuhan, kebiasaaan atau ikatan.5. Evolusionisme Tujuan akhir manusia sebagai evolusi ke arah puncak tertinggi yang belum diketahui bentuknya

Page 109: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

b. Pandangan tentang objek kebahagiaan Apakah objek itu, sejajar, lebih rendah,

atau lebih tinggi dari manusia? 1. Apa yang lebih rendah dari manusia, tergolong pada benda-benda yang tak dapat memenuhi seluruh kepuasan. 2. Kebutuhan hidup jasmani, sebagai kesehatan; kekuatan, keindahan,

tergolong ketidaksempurnaan.

Page 110: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

3. Kebutuhan jiwa adalah pengetahuan untuk kebaikan.4. Apakah kenahagiaan sempurna terletak pada kepuasan seluruh orang, jasmani dan rohani?. Kepuasan, kegembiraan, selalu merupakan kesukaan, kegembiraan tentang sesuatu.5. Pelaksanaan diri tidak pula membawa kebahagiaan sempurna, karena manusia yang berkembang selengkapnya tak juga seluruhnya merasa puas pada dirinya sendiri.6. Kebahagiaan sempurna harus dicari pada sesuatu yang ada diluar manusia.

Page 111: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

c. Di atas merupakan pembuktian dengan cara

mengeliminasi objek yang tidak lengkap.d. Untuk pengertian yang benar orang harus memikirkan:1. Kebahagiaan sempurna tidak berarti

kebahagiaan yang tak terbatas, objek tak terhingga tidak dimiliki dengan cara yang tak terhingga.

Page 112: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

2. Kodrat akal manusia terbatas, kekuatannya setiap saat juda terbatas. Tetapi datangnya kekuatan akal selalu tak terbatas, dan tak dapat terpenuhi dengan baik.3. Objek kebahagiaan yang tarafnya rendah turut serta mengalami kebahagiaan dari yang bertaraf lebih tinggi. Intisari kebahagiaan terdiri dari kepuasan akal dan kepuasan kehendak karena memiliki

Tuhan.

Page 113: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

4. PROFESI

Page 114: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

PROFESIAdalah suatu hal yang berkaitan dengan

bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetap sesuai. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan dan hubungannya antara teori dan penerapan dalam praktek

Page 115: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Menurut DE GEORGE: Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai

kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalan suatu keahlian.

Perbedaan Profesi dan ProfesionalProfesi:1.Mengandalkan suatu ketrampilan atau keahlian

khusus2.Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan

utama3.Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup4.Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang

mendalam

Page 116: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Profesional:1. Orang yang tahu akan keahlian dan

ketrampilannya2. Meluangkan seluruh waktunya untuk

pekerjaan atau kegiatan itu3. Hidup dari situ4. Bangga akan pekerjaannya

Page 117: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Ciri-Ciri Profesi1.Adanya pengetahuan khusus2.Adanya kaidah dan standar moral yang

sangat tinggi3.Mengabdi pada kepentingan masyarakat4.Ada ijin khusus untuk menjalankan suatu

profesi5.Kaum profesional biasanya menjadi

anggota dari suatu profesi

Page 118: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Prinsip-Prinsip Etika Profesi:1. Tanggung jawab: terhadap pelaksanaan

pekerjaan dan terhadap hasil serta terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakan pada umumnya

2. Keadilan : Prinsip ini menuntut untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya

3. Otonomi: prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan diberi kebebasan dalam menjalankan profesinya.

Page 119: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Syarat-Syarat Suatu Profesi:1. Melibatkan kegiatan intelektual2. Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus3. Memerlukan persiapan profesional yang alam dan

bukan sekedar latihan4. Memerlukan latihan dalam jabatan yang

berkesinambungan5. Menjajikan karir hidup dan keanggotaan yang

permanen6. Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi7. Mempunyai organesasi profesi yang kuat dan

terjalin erat8. Menentukan baku standarnya sendiri dalam hal ini

adalah kode etik

Page 120: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

PERANAN ETIKA DALAM PROFESI1. Nilai-nilai etika tidak milik satu dua orang atau

golongan tetapi milik setiap kelompok masyarakat bahkan keluarga dan suatu bangsa

2. Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi landasan dalam pergaulan adalah masyarakat profesional

3. Menjadi sorotan masyarakat baik dalam kondisi baik maupun buruk.

Page 121: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

KODE ETIK PROFESIKode: yaitu tanda-tanda atau simbul-simbul

yang berupa kata-kata, tulisan atau benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu, misalnya untuk menjamin suatu berita, keputusan atau suatu kesepakatan suatu organesasi.

Page 122: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Kode Etik: Yaitu norma atau azas yang diterima oleh

suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.

Menurut UU No. (Pokok-Pokok Kepegawaian) Kode etik profesi adalah pedoman sikap,

tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.

Page 123: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Sangsi Pelanggaran Kode Etika. Sangsi moralb. Sangsi dikeluarkan dari organesasi

Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu dewan kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu.

Page 124: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Profesionalisme Merupakan suatau tingkah laku, suatu

tujuan atau suatu rangkaian kualitas yang menandai atau melukiskan curaknya suatu “

profesi” Profesionalisme mengandung pula

pengertian menjalankan suatu profesi untuk keuntungan atau sebagai sumber kehidupan.

Page 125: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Ciri-ciri Profesionalisme:1. Profesionalisme menghendaki sifat mengejar

kesempurnaan hasil sehingga dituntut selalu mencari peningkatan mutu

2. Memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya dapat diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan

3. Menuntut ketekunan dan ketabahan 4. Memerlukan integritas tinggi yang tidak

tergoyahkan oleh” keadaan terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan kenikmatan hidup

5. Memerlukan adanya kebulatan fikiran dan perbuatan,sehingga terjaga efektivitas kerja

Page 126: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Menurut TJERK HOOGHIEMSTRA Seorang yang dikatakan profesional adalah

mereka yang sangat kompeten atau memiliki kompetensi-kompetensi tertentu yang mendasari kinerja.

Kompetensi: adalah karakteristik pokok

seseorang yang berhubungan dengan unjuk kerja yang efektif atau superior pada jabatan tertentu

Page 127: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Kompetensi meliputi:1. Keterampilan melaksanakan tugas individu

dengan efisien 2. Keterampilan mengelola beberapa tugas yang

berbeda dalam pekerjaannya 3. Keterampilan merespon dengan efektif hal-hal

yang bukan merupakan pekerjaan rutin dan kerusakan

4. Keterampilan menghadapi tanggung jawab dan tuntutan lingkungan termasuk bekerja dengan orang lain dan bekerja dalam kelompok

Page 128: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

TUJUAN KODE ETIK PROFESIONAL1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi2. Menjaga dan memelihara kesejahteraan para

anggota3. Meningkatkan pengabdian para anggota4. Meningkatkan mutu profesi5. Meningkatkan mutu organesasi6. Meningkatkan layanan diatas keuntungan

pribadi7. Mempunyai organesasi profesional yang kuat

dan terjalin erat8. Menentukan baku standarnya sendiri

Page 129: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Fungsi Kode Etik Profesional1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota

profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan

2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan

3. Mencegah campur tangan pihak di luar organesasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi.

Page 130: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Etika Profesi Keteknikan adalah etika yang diterapkan dalam bidang keahlian teknik pertanian, yang memaparkan mengenai tatacara bekerja bagi seorang sarjana TEP dalam bekerja dan dituntut bertanggungjawab atas semua kewajiban yang ada dalam profesi yang ditekuni.

Pengertian Etika Profesi Keteknikan

Page 131: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

mengembangkan rangkaian kerja guna membangun kewaspadaan terhadap pandangan dari ethical issue.

Tujuan Etika Profesi Keteknikan Pertanian

Page 132: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

1. Profesio Memerlukan bidang Ilmu dan keterampilano Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari

teori ke prakteko Memerlukan keahlian Khusus dengan waktu yang

panjango Mempunyai kode etiko 2. Pekerjaano Sesuatu yang dibuat untuk mata pencahariano Tidak mempunyai Kode etik

Perbedaan Profesi dan Pekerjaan

Page 133: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Kode etik adalah norma-norma yang harus diperhatikan oleh setiap anggota profesi dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat.

Kode Etik

Page 134: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

• Merupakan petunjuk-petunjuk bagi para anggota profesi tentang bagaimana mereka melaksanakan larangan-larangan, yaitu ketentuan-ketentuan tentang apa apa yang boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh mereka, tidak saja dalam menjalankan tugas profesi , melainkan juga menyangkut tingkah laku pada umumnya dalam pergaulan sehari- hari dalam masyarakat.

Norma-Norma

Page 135: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Karena harus memiliki kompetensi dan latar belekang profesi yang diperoleh dari proses pendidikan dan pelatihan khusus

Harus memiliki semangat pengabdian didalam melaksanakan suatu kegiatan atas dasar panggilan profesi

Pentingnya pendidikan bagi profesional

Page 136: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

1. Menggunakan pengetahuan dan ketrampilan untuk meningkatkan kesejahteraan amnusia

2. Bersikap jujur dan tidak memihak3. Berusaha meningkatkan kompetensi dan

gengsi profesi rekayasa4. Mendukung organesasi profesi dan teknis

dari disiplin ilmu

Empat prinsip dasar Insinyur

Page 137: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

1. Menjaga keselamatan,kesehatan dan kesejahteraan dalam melaksanakan tugas profesional

2. Akan melakukan layanan hanya dibidang kompetensi3. Mengeluarkan pernyataan publik hanya dalam hal obyektif

dan jujur.4. Harus bertindak profesional dan menghindari konflik

kepentingan5. Membangun reputasi profesional dan tidak akan bersaing

secara tidak adil5. Bertindak untuk menegakkan dan meningkatkan

kehormatan, integritas dan martabat

Enam Pilar Utama yang Menjadi Penyangga Kode etik Profesi

Page 138: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

1. Hak cipta: hak dari bembuat sebuah ciptaan terhadap ciptaannya dan salinannya.

2. Paten : hak untuk melindungi sebuah ide3. Merek dagang: merek yang digunakan

pebisnis untuk mengidentifikasikan sebuah prodak atau layanan

4. Rahasia dagang: sesuata hal yang dirahasiakan

Kekayaan Intelektual

Page 139: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Komponen yang perlu untuk Kompetensi Profesional:

1.Kompetensi Spesialis Kemampuan untuk: - Ketrampilan dan Pengetahuan - Menggunakan perkakas dan peralatan

dengan sempurna - Mengorganisasikan dan menangani

masalah

Page 140: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Kompetensi meliputi:1. Ketrampilan melaksanakan tugas indifidu dengan efisien (Task skill)2. Ketrampilan mengelola beberapa tugas yang berbeda

dalam pekerjaannya (Task management skill)3. Ketrampilan merespon dengan efektif hal-hal yang

bukan pekerjaan rutin dan kerusakan (Contigency management skill)

4. Ketrampilan menghadapi tanggung jawab dan tuntutan lingkungan termasuk bekerja dengan orang lain dan bekerja dalam kelompok (Job/role environment skill)

Page 141: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

2. Kompetensi Metodik Kemampuan untuk: - Mengumpulkan dan menganalisa informasi - Mengevaluasi informasi - Orientasi tujuan kerja - Bekerja secara sistematik

Page 142: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

3. Kompetensi Individu Kemampuan untuk: - Inisiatif - Dipercaya - Motivasi - Kreativ

Page 143: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

4. Kompetensi Sosisal Kemampuan untuk: - Berkomunikasi - Kerja kelompok - Kerjasama

Page 144: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

5. Peran IQ, EQ, SQ, CQ, dan AQ

Page 145: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Peran IQ, EQ, SQ, CQ, dan AQ dalam perkembangan Profesi.

Menurut Daniel Goleman (1996): Orang yang mempunyai IQ tinggi tetapi EQ

rendah cenderung mengalami kegagalan yang lebih besar dibanding dengan orang yang IQ (15%) nya rata-rata tetapi EQ (85%) nya tinggi. Artinya bahwa penggunaan EQ atau olahrasa justru menjadi hal yang sangat penting

Page 146: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

IQ = Intelegence Quotient (Kecerdasan mengerjakan atau melakukan)EQ= Emotional Quotient (Kecerdasan Emosi)SQ= Spiritual Quotient (Kecerdasan Spiritual)CQ= Creativity Quotient (Kecerdasan Kreativitas)AQ=Adversity Quotient (Kecerdasan menghadapi masalah)

Page 147: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Intellegensi (IQ) Menurut Marten Pali (1993) intellegensi

adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara logis, terarah, serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif.

Page 148: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Pengukuran Intellegensi Very superior : 130 – Superior : 120 – 129 Brght normal : 110 – 119 Average : 90 – 109 Dull Normal : 80 – 89 Borderline : 70 – 79 Mental Defective : 69 dan kebawah

Page 149: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

EQ (Emosi) dalah letupan perasaan seseorangPengertian EQ (kecerdasan emosi:1. Kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri,

perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik dan berhubungan dengan orang lain

2. Kemampuan mengerti dan mengendalikan emosi 3. Kemampuan mengindra, memahami dan dengan

efektif menerapkan kekuatan, ketajaman, emosi sebagai sumber energi, informasi dan pengaruh

4. Bertanggung jawab atas harga diri, kesadaran diri, kepekaan sosial dan adaptasi sosial

Page 150: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Aspek EQ ada lima:1. Kemampuan mengenal diri (kesadaran diri)2. Kemampuan mengelola

emosi( Penguasaan diri)3. Kemampuan memotivasi diri4. Kemampuan mengendalikan emosi orang

lain5. Kemampuan berhubungan dengan orang

lain (empati)

Page 151: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Perilaku Cerdas Emosi1. Menghargai emosi negatif orang lain2. Sabar menghadapi emosi negativ orang lain3. Sadar dan menghargai emosi diri sendiri4. Emosi negatif untuk membina hubungan5. Peka terhadap emosi orang lauin6. Tidak bingung menghadapi emosi orang lain7. Tidak menganggap lucu emosi orang lain8. Tidak memaksa apa yang harus dirasakan9. Tidak harus membereskan emosi orang lain10.Saat emosional adalah saat mendengarkan

Page 152: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

EQ tinggi adalah:- Berimpati- Mengungkapkan dan memahami perasaan- Mengendalikan amarah- Kemandirian- Kemampuan menyesuaikan diri- Disukai- Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi- Ketekunan- Kesetiakawanan- Keramahan - sikap hormat

Page 153: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

EQ mempunyai peranan penting dalam meraih kesuksesan pribadi dan profesional:D GOLEMAN

- 90 % prestasi kerja ditentukan oleh EQ- Pengetahuan dan teknis hanya

berkontribusi 4%

Page 154: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Hasil Penelitian menyatakan bahwa individu yang mempunyai IQ tinggi menunjukkan kinerja buruk dalam pekerjaan, sedangkan yang IQ rendah justru sangat berprestasi.

IQ tinggi sering kali memiliki sifat2 menyesatkan sbagai berikut:

- Yakin tahu semuanya - Sering menggunakan pikiran untuk menalar bukan

untuk merasakan- Meyakini bahwa IQ lebih penting dari EQ- Sering membuat prioritas2 yang merusak kesehatan

kita sendiri

Page 155: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Membangun benteng untuk mencapai ketrampilan emosional : Dr. Patricia Patton

1. Paham pentingnya peran emosi dan pemahaman yang memungkinkan anda merasakan perbedaan besar dalam bagaimana kita mengendalikan emosi

2. Mengekspresikan kenyataan bahwa tidak seorangpun memiliki perasaan yang sama tentang persoalan yang serupa

3. Mengekang emosi adalah tindakan tidak sehat dan dapat mengarah kita kedalam cara2 yang negatif

Page 156: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

4. Mempertajam intuisi pemecahan masalah ketuika menghadapi suatu masalah yang kitra tidak mungkin dapat mengontrol

5. Mengetahui keterbatasan diri sendiri dan tahu kapan kita perlu mengubah strategi

6. Memungkinkan orang lain menjadi diri sendiri, tanpa memaksakan harapan kita pada mereka

7. Mengetahui diri sendiri dan menghargai potensi yang kita miliki bagi pertumbuhan pribadi

8.Mengetahui pentingnya kasih sayang, perhatian dan berbagai bersama.

Page 157: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

SQ ( Spiritual Quotient)Spiritual adalah inti dari pusat diri sendiriMenurut Agus N. Germanto, 2001: Kecerdasan spiritual adalah sumber yang

mengilhami, menyemangati dan mengikat diri seseorang kepada nilai-nilai kebenaran tanpa batas waktu.

Page 158: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Penemu Kecerdasan Spiritual (SQ) adalah Danah Zohar dan Lan Marshall, 2000 menyatakan bahwa SQ cenderung diperlukan bagi setiap hamba Tuhan untuk dapat berhubungan dengan Tuhannya.

Gagasan, energi, nilai, visi, dorongan, dan arah panggilan hidup, mengalir dari dalam dari suatu keadaan kesadaran yang hidup bersama cinta.

Page 159: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Paul Edwar menyatakan bahwa SQ adalah bukti ilmiah.

Ini adalah benar ketika anda merasakan keamanan (secure), kedamaian (peace), penuh cinta (Loved) dan bahagia (happy).

Ketika dibedakan dengan suatu kondisi dimana anda merasakan ketidak amanan, ketidak bahagiaan, dan ketidak cintaan.

Page 160: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Victor Frank (Psikolog); Pencarian manusia akan makna hidup merupakan motivasi utamanya dalam hidup itu.

Kearifan spiritual adalah sikap hidup arif dan bijak secara spiritual, yang cenderung lebih bermakna dan bijak, bisa menyikapi sesuatu secara lebih jernih dan benar sesuai hati nurani kita, kecerdasan spiritual

Page 161: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

SQ dalam PenelitianNeurolog V.S. Ramachandran dan Timnya di

Universitas California dari hasil penelitiannya menemukan adanya “ Titik Tuhan” (Got Spot) di dalam otak manusia.

Pusat spiritual tersebut bersinar(bergetar) ketika seseorang terlibat dalam pembicaraan tentang topik-topik spiritual dan agama

Page 162: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Dalam buku yang berjudul “Seratus Tokoh” yang berpengaruh dalam sejarah penulis Michael H. Hart membuat peringkat enam teratas yaitu:

1. Nabi Muhammad SAW2. Isaac Newton3. Nabi Isa (Yesus)4. Buda (Sidharta Gautama)5. Kong Huchu6. St Paul

Page 163: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Ciri-ciri SQ tinggiMenurut Dimitri Mahayana ciri-ciri orang ber

SQ tinggi adalah:1. Memiliki prinsip dan visi yang kuat2. Mampu melihat kesatuan dalam

keanekaragaman3. Mampu memaknai setiap sisi kehidupan4. Mampu mengelola dan bertahan dalam

kesulitan dan penderitaan

Page 164: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Memiliki Prinsip dan visi yang kuatPrinsip: adalah suatu kebenaran yang hakiki

dan fundamental berlaku secara universal bagi seluruh umat

Prinsip merupakan pedoman berperilaku, yang berupa nilai-nilai yang permanen dan mendasar.

Page 165: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Tiga prinsip utama bagi orang yang tinggi spiritualnya:

1. Prinsip kebenaran Suatu yang paling nyata dalam kehidupan ini

adalah kebenaran. Pelanggaran atas nilai kebenaran membuat kita

kehilangan jati diri, hati nurani yang tidak jernih.2. Prinsip keadilan Keadilan adalah memberikan sesuatu sesuai

dengan hak yang seharusnya diterima, tidak mengabaikan, tidak mengurangi-mengurangi

Page 166: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

3. Prinsip kebaikan Kebaikan adalah memberikan sesuatu

lebih dari hak yang seharusnya. Contoh: seharusnya naik miklrolet sekali

tiga ribu tapi kita membayar empat ribu

Page 167: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Visi yang kuatVisi adalah cara pandang bagaimana

memandang sesuatu dengan visi yang benar. Dengan visi kita bisa melihat bagaimana sesuatu dengan apa adanya, jernih dari sumber cahaya kebenaran.

Contoh: Belajar itu tidak sekedar mencari angka raport, ijazah atau bisa mencari kerja yang bergaji pantas.

Page 168: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Mampu melihat kesatuan dalam keanekaragaman.

Para mahasiswa menuntut suasana kuliah yang menyenangkan. Dosen menginginkan semangat dan hasil kuliah yang optimal. Semua pihak berbeda tetapi sama- sama menginginkan kebaikan.

Page 169: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Mampu memaknai setiap sisi kehidupan.Semua yang terjadi di alam raya ini ada

maknanya. Semua kejadian pada diri kita dan lingkungan adalah ada hikmah, semua diciptakan ada tujuannya. Dalam sakit, gagal. Jatuh, kekurangan dan penderitaan lainnya banyak pelajaran yang mempertajam kecerdasan spiritual kita. Demikian juga ketika berhasil kita bersyukur dan tidak lupa diri

Page 170: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Mampu bertahan dalam kesulitan dan penderitaan.

Sejarah telah membuktikan, semua orang besar atau orang sukses telah melewati liku-liku dan ujian yang besar juga.

Penderitaan dan kesulitanlah yang menumbuhkan dan mengembangkan dimensi spiritual.

Page 171: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Kecerdasan spiritual bagi pelaksana profesiSDM seabagai pelaksana dari suatu profesi

dengan tingkat kecerdasan spiritual (SQ) yang tinggi adalah pemimpin yang tidak sekedar beragama, tetapi terutama beriman dan bertaqwa kepada Allah AWT. Seorang pelaksana profesi yang beriman adalah orang yang percaya bahwa Tuhan itu ada, Maha Melihat, Maha Mendengar dan Maha Mengetahui apa2 yang diucapkan, diperbuat bahkan isi hati atau niat manusia.

Page 172: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Selain dari pada itu SDM sebagai pelaksana suatu profesi yang beriman adalah seorang yang percaya adanya malaikat yang mencatat segala perbuatan yang baik maupun yang tercela dan tidak dapat diajak kolusi. SDM sebagai pelaksana profesi tahu mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, mana yang halal dan mana yang haram, mana yang melanggar hukum dan mana yang sesuai dengan hukum

Page 173: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

SDM sebagai pelaksana profesi harus selalu memegang amanah, konsisten (istiqomah) dan tugas yang diembannya adalah ibadah terhadap Tuhan, oleh karena itu semua sikap, ucapan dan tindakan selalu mengacu pada nilai-nilai moral dan etika agama, selalu memohon taufiq dan hidayah Allah SWT dalam melaksanakan amanah yang dipercayakan kepadanya.

“ Sesungguhnya sholat itu dapat mencegah kamu dari perbuatan keji dan dan munkar”

Page 174: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

CQ (creativity Quotient) / Kecerdasan Kreativitas:

adalah potensi seseorang untuk memunculkan sesuatu yang penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi serta semua bidang dalam usaha lainnya.

Page 175: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Guil Ford mendiskripsikan 5 ciri kreativitas:1. Kelancaran : Kemampuan memproduksi banyak ide2. Keluwesan : Kemampuan untuk mengajukan bermacam- macam pendekatan jalan pemecahan masalah3. Keaslian : Kemampuan untuk melahirkan gagasan yang orisinal sebagai hasil pemikiran sendiri

Page 176: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

4. Penguraian : Kemampuan menguraikan sesuatu secara terperinci5. Perumusan Kembali : Kemampuan untuk mengkaji kembali suatu persoalan melalui cara

yang berbeda dengan yang

sudah lazim.

Page 177: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Kreatifitas adalah kemampuan untuk mencipta dan berkreasi, tidak ada satupun pernyataan yang dapat diterima secara umum mengenai mengapa suatu kreasi itu timbul.

Kreatifitas sering dianggap terdiri dari dua unsur:1. Kepasihan yang ditunjukan oleh kemampuan

menghasilkan sejumlah besar gagasan dan ide2 pemecahan masalah secara lancar dan cepat.

2. Keluwesan yang pada umumnya mengacu kepada kemampuan untuk menemukan gagasan dan ide yang berbeda-beda dan luar biasa untuk memecahkan suatu masalah.

Page 178: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Hambatan untuk menjadi lebih kreatif.Kebiasaan, waktu, dibanjiri masalah, tidak

ada masalah, takut gagal, kebutuhan akan sebuah jawaban sekarang, kegiatan mental yang sulit diarahkan, takut bersenang-senang, kritik orang lain.

Page 179: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Beberapa cara memunculkan gagasan kreatif yaitu:1. Kuantitas gagasan Teknik-teknik kreatif dalam berbagai tingkatan

keseluruhannya bersandar pada pengembangan pertama sejumlah gagasan sebagai suatu cara untuk memperoleh gagasan yang baik dan kreatif. Akan tetapi, bila masalahnya besar dimana kita ingin mendapatkan pemecahan baru dan orisinil maka kita membutuhkan banyak gagasan untuk dipilih.

Page 180: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

2. Teknik brainstorming Merupakan cara yang terbanyak, tetapi

juga merupakan teknik pemecahan kreatif

yang tidak banyak dipahami. Teknik ini cenderung menghasilkan gagasan baru yang orisinil untuk menambah jumlah gagasan konvensional yang ada.

Page 181: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

3. Sinektik Suatu metode atau proses yang menggunakan metafora dan analogi untuk menghasilkan gagasan kreatif atau

wawasan segar ke dalam permasalahan, maka

proses sinektik mencoba membuat yang asing menjadi akrab dan juga sebaliknya.

Page 182: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

4. Memfokuskan tujuan Membuat seolah – olah apa yang

diinginkan akan terjadi besuk, telah terjadi saat ini dengan melakukan visualisasi yang kuat. Apabila proses ini dilakukan secara berulang-ulang, maka pemikiran anda

akan terpusat ke arah tujuan yang dimaksud

dan terjadi proses auto sugesti ke dalam diri maupun keluar.

Page 183: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

AQ ( Adversity Quotient)= Kecerdasa dalam menghadapi masalah:

Adalah kemampuan /kecerdasan seseorang untuk dapat bertahan menghadapi kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup.

Page 184: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Menurut Stoltz, AQ adalah kecerdasan untuk mengatasi kesulitan

“ AQ merupakan faktor yang dapat menentukan bagaimana, jadi atau tidaknya, serta sejauh mana sikap, kemampuan dan kinerja Anda terwujut di dunia “ Pendek kata , orang yang memiliki AQ tinggi akan lebih mampu mewujudkan cita-citanya dibandingka orang yang AQ nya lebih rendah.

Page 185: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Paul G. Stoltz, merinci AQ berdasarkan penelitiannya ada 3:

1. AQ tingkat “Quitters” (orang-orang yang berhenti). Tingkat AQ yang paling rendah yakni orang yang langsung menyerah ketika menghadapai kesulitan hidup. Orang yang tidak berikhtiar dan hanya berkeluh kesah menghadapi penderitaan kemiskinan dan lain-lain.

Page 186: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

2. AQ tingkat “ Cambers” (Orang yang berkemah”.

Camber adalah AQ tingkat bawah. Awalnya giat mendaki/berusaha menghadapi kesulitan hidup, ditengah perjalanan mudah merasa cukup dan mengakiri pendakian atau usahanya.

Contoh: orang yang sudah merasa cukup dengan menjadi sarjana, merasa sukse bila memiliki jabatan dan materi.

Page 187: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

3. AQ tingkat “ Climbers” (orang yang mendaki). Climber adalah pendaki sejati. Orang yang

seumur hidup mendaki mencari hakikat kehidupan menuju kemuliaan manusia dunia akhirat.

Rentang AQ meliputi tiga golongan:1. AQ rendah ( 0 – 50)2. AQ sedang (95 – 134)3. AQ tinggi (166 – 200)AQ dapat dipelajari dengan latihan-latihan untuk

meningkatkan levelnya.

Page 188: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Analisa SWOT merupakan suatu teknik yang dapat digunakan untuk menelaah tingkat keberhasilan pencapaian cita-cuta/ karier’

“S” Streng (kekuatan), adalah sebuah potensi yang ada pada diri sendiri yang mendukung cita-cita/karier.

“W” Weakness (kelemahan). Adalah seluruh kekurangan yang ada [pada diri sendiri dan kurang mendukung cita-cita/karier.

Page 189: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

“O” Opportunity, (Peluang), adalah segala sesuatu yang dapat menunjang keberhasilan cita-cita (karier).

“T” Traits (Ancaman), adalah segala sesuatu yang dapat menggagalkan rencana cita-cita/karier yang berasal dari diri sendiri atau lingkungan.

Page 190: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

“ ……. Tidak ada suatu keputusan, melainkan bagi Allah> Dia menerangkan kebenaran dan dia sebaik-baiknya Pemberi Keputusan”

(QS. Al An’aam 6: 57)Sekema Pengambilan Keputusan Keputusan Spiritual

Masalah Kebebasan KeputusanTimbul Memilih Emosional

Keputusan Persepsi

Page 191: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

6. AKHLAK, MORAL DAN ERTKA

Page 192: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

AKHLAK, MORAL DAN ETIKAObjektif :1. Memahami perbedaan antara akhlak, moral dan etika2. Memahami konsep akhlak menurut pandangan beberapa agama3. Nilai positif akhlak yang diterima secara global4. Hubungan etika dan undang-undang

Page 193: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

PENGERTIAN AKHLAK Akhlak dari segi bahasa didefinisikan sebagai moral, tabiat, perangai, budi, adab, sifat semulajadi, maruah, watak, amalan agama atau rupa batin seseorang Akhlak berasal dari bahasa Arab iaitu Khuluqun yang bererti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Definisi ilmu akhlak menurut Prof. Omar Al ToumyAl Syaibani pula, ilmu yang mengkaji tentang hakikatperbuatan berakhlak, sifat kebaikan, kejahatan,kebenaran, kewajipan, kebahagiaan, hukum dantanggungjawab akhlak, motif kelakuan dan asas-asasteori gagasan akhlak.

Page 194: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Prof. Dr. Ahmad Amin dalam bukunya ‘Al- Akhlaq’merumuskan pengertian akhlak sebagai :

Akhlak ialah suatu ilmu yang menjelaskan arti baikdan buruk, menerangkan apa yang seharusnyadilakukan oleh setengah manusia kepada yanglainnya, menyatakan tujuan yang harus ditujuoleh manusia dalam perbuatan mereka danmenunjukkan jalan untuk melakukan apa yangharus diperbuat

Page 195: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Manakala menurut Dr. Miqdad Yalchin akhlak ialah:“ Prinsip-prinsip dan dasar atau kaedah yang ditentukan oleh wahyu untuk mengatur tingkah laku manusia dalam kehidupannya.Ia membentuk dan menentukan hubungandengan orang lain agar misi kehidupan manusia terlaksana dengan sempurna ”

Page 196: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

KeseluruhannyaAkhlak adalah sains yang mengkaji soal kebaikandan keburukan serta cara untuk mempraktikkankebaikan dan menolak keburukan.Akhlak juga berkait rapat dengan kejiwaan. Olehitu ada yang mentafsirkan akhlak sebagai ilmuyang menyarankan cara-cara membersihkan jiwadengan tumpuan kepada apakah itu kebaikan dankeburukan; apakah kriteria yang dapat menilaisesuatu itu sebagai baik dan buruk; dan apakahmotif dan nilai di sebalik sesuatu perlakuantersebut.

Page 197: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Jenis AkhlakIslam telah membagikan akhlak kepada dua iaitu:akhlak yang mulia atau akhlak terpuji (Al-AkhlakMahmudah) dan akhlak yang buruk atau akhlaktercela (Al-Akhlak Mazmumah).Menurut Imam Ghazali, akhlak yang muliamempunyai empat perkara iaitu bijaksana,memelihara diri dari sesuatu yang tidak baik,keberanian (menundukkan hawa nafsu) dan bersifat adil.

Page 198: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Seperti kata pepatah seorang penyair Mesir,Syauqi Bei

"hanya saja bangsa itu kekal selama berakhlak, bila akhlaknya telah lenyap, makalenyap pulalah bangsa itu”Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud:"Orang Mukmin yang paling sempurna imannyaialah yang paling baik akhlaknya."(Hadith RiwayatAhmad).

Page 199: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

AKHLAK DARI SUDUT PANDANGANBEBERAPA AGAMA1. Agama Islam2. Agama Hindu3. Agama Buddha4. Agama Kristian5. Ajaran Confusionisme

Page 200: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Agama IslamPara Rasulullah dipertanggungjawabkan memikultugas membawa akhlak yang mulia-memperbaikidan mengajar akhlak terpuji yang perlu diikuti oleh umat Islam adalah akhlak Nabi Muhammad s.a.w.Menurut hadis riwayat Bukhari “Akhlak Rasulullahs.a.w. adalah Al-Quran”.Menurut hadis riwayat Muslim “Sesempurna imanseseorang mukmin adalah mereka yang palingbagus akhlaknya”

Page 201: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Agama HinduAgama Hindu berdasarkan kepada kitab weda yangmengandungi dasar-dasar ketuhanan dan prinsipprinsipetika yang wajib dipegang teguh oleh pengikutnya.Prinsip tersebut ialah sifat patuh dan disiplin dalammelaksanakan upacara keagamaan.

Tanda-tanda kebaikan dalam agama Hindu ialahkemerdekaan, kesihatan, kekayaan dankebahagiaan. Tanda-tanda kejahatan pula ialahperhambaan, sakit, fakir dan kecelakaan.

Page 202: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Prinsip etika Hindu ialah peraturan agama itu dipandang sebagai sumber segala kemuliaan akhlak manusiaEtika dalam agama Hindu bergantung kepada prinsip “Brahma” yang menjadi dasar kepada norma yang teratur dan bermartabat.Ia bermaksud keadilan, kebaikan, kesucian, benar,sederhana dan suci.Brahma ini menjadi kode etika yang merangkumi semua aspek kehidupan manusia. Brahma merupakan salah satu matlumat hidup yang mesti diikuti berdasarkan kelas dan status seseorang..

Page 203: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Agama BuddhaPengajaran Buddha diasaskan oleh SiddarthaGautama. Menurut ajaran Buddha, terdapatEmpat Kebenaran Mulia atau etika yangdiperjuangkan iaitu:1. Hidup manusia penuh penderitaan.2. Manusia menderita kerana nafsu.3. Manusia perlu menghapuskan nafsunya untukmelepaskan diri daripada penderitaan dan mencapai nirwana.4. Penderitaan dapat dihapuskan dengan mengamalkan Jalan Lapang Lapis Mulia.

Page 204: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Jalan Lapang Lapis Mulia menurut ajaran Buddha ialahpengetahuan yang baik, pemikiran yang baik,pertapaan yang baik, perkataan yang baik, keinginan yang baik, kelakuan yang baik, usaha yang baik dan kehidupan yang baik

Kerangka dasar ajaran Buddha ialah:1. Ajaran tentang Sradha (keyakinan).Penganut Buddha harus memiliki keyakinan terhadapTuhan, adanya para Buddha, kitab suci dan nirwana..

Page 205: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

2. Ajaran tentang sila (etika).Sila atau budi pekerti manusia dititikberatkan supaya manusia boleh mencapai suatu kebijaksanaan yang sempurna. Kesempurnaan ini dapat diperoleh dengan mengamalkan enam jalan sempurna iaitu pemberian dalam bentuk kebendaan dan moral; keseimbangan,keteguhan dan kebersihan perbuatan, perkataan dan pemikiran; pemikiran yang tenang dan seimbang;semangat yang berkobar-kobar dan penuh perjuangan untuk mencapai tujuan; dan niat untuk mempersatukan pemikiran.

3. Ajaran tentang rituil (bhakti).Rasa hormat dan sujud kepada sesuatu yang harus dihormati

Page 206: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Agama KristianAgama Kristian diasaskan oleh Jesus Christ- kitabInjil.Ajaran agama Kristian menitikberatkan unsur kasihsayang dan belas kasihan antara sesama manusia.Ajaran asasnya ialah mencintai Tuhan dengansepenuh hati dan mencintai jiran seperti mencintaidiri sendiri.

Page 207: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Old Testament (Perjanjian Lama) ada menyebutkanundang-undang yang berupa The Ten Commandments yang diperkenankan Tuhan melalui para nabi bertujuan supaya manusia mengamalkan cara hidup yang baik, di antaranya jgn berzina,menghormati kedua ibubapa, jgn membunuh,mencuri, etcOld Testament juga menekankan keadilan,kejujuran dan berbuat baik. Dalam New Testament prinsip etika turut ditekankan.Tujuan hidup bukan hanya untuk mengumpulkebendaan, kedudukan dan pangkat kerana itu tidak kekal.

Page 208: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Ajaran ConfusionismeAjaran Confusionisme dibawa oleh Kung Fu Tse,seorang ahli falsafah China yang terkenal membawa nilai-nilai murni dalam ajarannya. Ajaran etika beliau termasuklah:1. Orang yang bijaksana mampu untuk mencapai kesempurnaan berbanding dengan orang biasa.2. Kebijaksanaan boleh dicapai melalui proses berfikir, menaakul, menganalisis, meneliti dan belajar mencari kebenaran. Hanya kebenaran dapat menghasilkan etika yang baik.

Page 209: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

3. Mengasingkan diri dengan tujuan mengabdikan diri kepada Tuhan. Perbuatan mengasingkan diri untuk beribadat dianggap beretika4. Sentiasa gemarkan majlis ilmu. Sentiasa menghadiri dan menganjurkan perbincangan yang berkaitan dengan ilmu secara terbuka.5. Membimbing dan menyebarluaskan ilmu berkaitan dengan etika kepada ahli masyarakat.6. Masyarakat digalakkan mengamalkan etika yang baik dan mengelakkan etika yang jahat supaya hidup selesa dan bahagia.

Page 210: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Apakah akhlak yang perlu dimiliki ?

Page 211: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN AKHLAK MULIA1. AGAMA2. DIRI SENDIRI3. KELUARGA4. PENDIDIKAN5. PERSEKITARAN

Page 212: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Pengertian MoralMoral merupakan persoalan yang praktikal namun tidak semua persoalan praktikal adalah moral.Moral membicarakan persoalan yang betul atausalah, apa yang perlu dilakukan dan ditinggalkanatas sebab-sebab tertentu dan dalam keadaantertentu.Pertimbangan moral bergantung kepada suasana atau keadaan yang membentuk individu. Misalnya sistem sosial, kelas sosial dan kepercayaan yang dianuti.

Page 213: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Moral merupakan cara melihat dan menilai sesuatu isu berhubung dengan sesuatu tingkah laku berdasarkan pandangan jagat dan budaya sesuatu masyarakat.

Perbuatan yang serupa dilihat dari sudut yang berlainan berdasarkan nilai yang dipegang oleh masyarakat yang berbeza. Dalam aspek ini kerap moral disamakan dengan etika.

Peter Baelz dalam bukunya Ethics and Belief menyatakan bahawa “moral dan etika selalunya mempunyai makna yang sama. Apakah faedah membezakan di antara keduanya kerana selalunya kita gagal untuk membezakannya.”

Page 214: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Berdasarkan kenyataan Peter Baelz, moral danetika mempunyai persamaan.Moral bersifat praktikal kerana ia merupakandisiplin yang memberitahu apakah sistem moralyang dihayati oleh sesuatu masyarakat.Manakala etika bersifat teoretikal kerana iamengkaji, menganalisis dan mengkritik sistemmoral tersebut.Moral merupakan bahan yang dikaji oleh etikamanakala etika adalah ilmu yang mengkajinya.

Page 215: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Pengertian EtikaPerkataan etika berasal dari perkataan Inggerisethics. Ethics pula berasal dari perkataan Greekethos bermaksud watak atau budaya.Ia merujuk kepada sikap dan adat yang menentukan tingkah laku sesuatu golongan.Etika adalah sains menilai dan memahami prosespenilaian.Ia berkaitan dengan perlakuan mentafsirkansesuatu perbuatan tersebut baik ataupun sebaliknya.

Page 216: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Dua perkara asas yang menjadi tumpuan dalam etika ialah akhlak individu seperti takrifan individu yang baik dan peraturan-peraturan sosial seperti peraturan mengenai benar atau salah (moraliti) yangmenghadapkan tingkah laku individu (Mohamad Mohsin & Hamdzun 2002).Sidi Gazalba dalam buku beliau Sistematika Filsafatmerumuskan bahawa etika ialah teori mengenai laku perbuatanmanusia dipandang dari segi baik dan buruk dan sejauh mana pula dapat ditentukan oleh akal.Menurut Abdul Fatah Hassan (2001) pula, etika menyelidik, memikirkan dan mempertimbangkan mengenai yang baik dan yang buruk. Etika melihat secara universal perbuatan manusia.

Page 217: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Etika juga merujuk kepada falsafah tingkah laku manusia yang dilihat dari aspek lahiriah dan batiniah.

Ini tidak serupa dengan moral yang merupakan ajaran, kumpulan peraturan dan ketetapan, lisan atau bertulis mengenai bagaimana manusia perlu bertindak supaya menjadi manusia yang baik.

Moral memandu manusia tentang cara bagaimana manusia harus bertingkah laku (tingkah laku baik) manakala etika pula mengenai mengapakah manusia mesti mengikuti arahan moral tersebut.

Page 218: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Etika merupakan tingkah laku dan kelakuan moral yang dijangka diikuti oleh manusia sejagat manakala ilmu etika merupakan satu disiplin ilmu yang mengkaji tentang moral,prinsip moral,kaedah moral dan tindakan serta kelakuan manusia yang betul.

Fungsi etika menggariskan beberapa prinsip atau ukuran asas untuk menentukan apakah tingkah laku yang betul, apakah yang salah, apakah tingkah laku yang bertanggungjawab dan apakah yang tidak.

Page 219: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Adakah Etika dan Moral Itu Sama?Etika dan moral sering disalahfahami.Misalnya, penggodaman bukan masalah etika tetapi adalah kesalahan moral untuk mendapatkan capaian yang tidak mendapat kebenaran.Masalah etika adalah berkaitan dengan sesuatuyang membuahkan hasil yang salah atau sesuatu yang tidak adil.Ruang lingkup perbincangan etika adalah lebihluas berbanding dengan moral.

Page 220: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Fokus etika lebih luas mencakupi estetika, etika profesional, tingkah laku dan logik. Etika mempunyai peranan yang besar dalam kehidupan manusia bagi menyediakan prinsip tanggungjawab dan menilai tindakan yang berkaitan dengankemanusiaan.

Moral merujuk kepada cara berfikir, bertindak dan bagaimana mereka harus bertindak, manakala etika adalah falsafah moral berkaitan dengan masalah betul atau salah.

Moral adalah sebahagian daripada etika.

Page 221: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Terdapat pelbagai teori etika dan teori-teori ini mengandung penyataan :

DeskriptifTeori etika dengan penyataan deskriptif memberitahu dan menerangkan bagaimana tingkahlaku manusia atau sesuatu masyarakat serta peraturan etika mereka.

NormatifTeori etika dengan penyataan normatif memberitahu kita apakah tindakan yang patut dibuat dan apakah tindakan yang betul.

Page 222: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Adakah etika bersifat relatif?Perbuatan1. Mencuri2. Perempuan tua miskin mencuri kerana anaknya kelaparan3. Perhambaan4. Pengguguran anak5. Homoseksual dan lesbian

Page 223: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Jelas apa yang kita fikir benar tidak semestinyabenar bagi orang lain.Benar dan salah adalah konsep yang relatif.Ahli etika relatif menolak kebenaran dan kesalahan yang universal. Mereka berpendapat tidak wujud moral benar dan salah secara universal.Benar dan salah adalah relatif bagi sesuatumasyarakat bergantung kepada budaya danpemikiran mereka.

Page 224: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Membuat Keputusan EtikaMembuat keputusan etika memberi panduan untukmembantu seseorang menganalisa keadaandengan melihat dari beberapa sudut iaitu :1. Hubungan keadaan etika dengan undangundang2. Alasan-alasan formal dan informal3. Berlandaskan prinsip-prinsip, teori etika.

Page 225: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

5. HUBUNGAN KEADAAN ETIKA DENGAN UNDANG-UNDANG

Page 226: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Perbedaan antara etika dan undang-undang1. Dikuat kuasakan oleh hati sendiri. Hukuman melanggar

etika ialah rasa bersalah dalam diri sendiriPenentuan batas perlakuan adalah jelas. Dianggapmelakukan

jenayah jika melampaui batas tersebut. Bentuk perlakuan boleh bersifat global. Misalnya, mencuri adalah jenayah dalam semua masyarakat

2. Menentukan batas adat, idealisme,keyakinan dan nilai. Batas tersebut adalah relatif dan abstrak mengikut masyarakat.Dikuatkuasakan oleh mahkamah. Hukuman melanggar

undang-undang adalah seperti yang diperuntukkan dalam undangundang bertulis negara

1. Dikuatkuasakan oleh hati sendiri. Hukuman melanggar etika ialah rasa bersalah dalam diri sendiri Etika Undang-undang

Page 227: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

ALASAN-ALASAN FORMAL DAN INFORMAL

INFORMAL FORMAL1. Siapakah yang 1. Adakah tindakan melanggar polisi? merahsiakan keadaan?2. Apakah pendapat 2. Adakah perbuatan ini melanggar keluarga? Kode etika profesional?3. Adakah umum tahu? 3. Adakah beliau melanggar peraturan4. Adakah aktiviti syarikat ? tersebut diiklan untuk tujuan keuntungan?

Page 228: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Prinsip-Prinsip Teori EtikaPrinsip-prinsip etika juga menyumbang dalam membuat keputusan etika. Berdasarkan prinsip ini individu mempunyai tanggungjawab seperti:1. Memupuk kepercayaan2. Memperbaiki moral diri dan berusaha tidak mengulangi perbuatan yang tidak bermanfaat3. Menghormati keputusan dan menghargai orang lain4. Berlaku adil, amanah dan jujur5. Membantu mereka yang dalam kesusahan

Page 229: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Hubungan antara hak dan tanggungjawab TGJWB ‘A’ HAK ‘A’Menghasilkan perisian Menerima ganjaran yang baik sewajarnya

HAK ‘B’ TGJWB ‘B’Mengharapkan produk Membayar harga perisian &Yang berkualitas tidak menggunakan perisian cetak rompak ,

Page 230: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

2.TEORI ETIKA

Page 231: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

ETIKA DESKRIPTIF: yaitu etika yang berusaha meneropong

secara kritis dan rasional sikap dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang perilaku atau sikap yang mau diambil.

Page 232: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Penyataan dalam Teori Etika2. Etika normatif.Merujuk kepada panduan dan peraturan yang

berkaitan dengan tingkahlaku yang baik dan jahat.Ia juga menjurus kepada kenyataan yang

memberitahu apa yang mesti dilakukan dan apa yang betul.

Ia menilai, mengkritik dan membuat keputusan terhadap sistem moral yang ada di samping menerangkan sesuatu undang-undang moral yang dianggap terbaik, bukan undang-undang moral yang sedia ada dan sedia diterima.

Page 233: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Etika normatif mengemukakan sistem moral yang piawai berpandukan sistem sedia ada.

Etika normatif menyadarkan kita bahawa tidak semua nilai moral berubah mengikuti perubahan masa tetapi ada yang terus kekal dipelihara meskipun budaya mengalami perubahan.

Inilah yang dikatakan sebagai nilai mutlak dan biasanya berkaitrapat dengan agama.

Golden Rule merupakan contoh prinsip etika normatif klasik. Jika mau orang melakukan perkara yang baik kepada kita, kita perlu melakukan perkara yang baik juga kepada orang lain.

Page 234: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

ETIKA NORMATIF: etika yang berusaha menetapkan berbagai

sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup sebagai sesuaru yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan

Page 235: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Etika Normatif:1. Etika Umum: berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar

bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolok ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan.

Page 236: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

2. Etika Khusus: Merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar

dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan bisa: bagaimana mengambil

keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang dilakukan didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar, atau bagaimana saya menilai perilaku sendiri atau orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis.

Page 237: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Etika Khusus:1.Etika individual: yaitu menyangkut

kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.

2.Etika sosial: yaitu berbijara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat manusia.

Page 238: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Etika Sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik secara langsung maupun secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadap pandangan-pandangan dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat manusia terhadap lingkungan hidup.

Page 239: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Macam Etika Sosial:1.Sikap terhadap sesama2.Etika keluarga3.Etika Profesi4.Etika politik5.Etika lingkungan6.Etika idiologi

Page 240: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Variabel penilaian Etika:1.Tujuan baik, tetapi cara untuk mencapainya

tidak baik2.Tujuan tidak baik, cara pencapaiannya

kelihatannya baik3.Tujuan tidak baik, cara pencapaiannya juga

tidak baik4.Tujuan baik, cara pencapaiannya juga

terlihat baik

Page 241: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Teori dan Aliran Pemikiran

1. Teologi : Teori ini melihat kebaikan dan keburukan sesuatu tindakan. Sesuatu perbuatan itu tidak diketahui sama ada baik atau buruk sehinggalah melihat kepada kesannya.

vs

2. Deontologi atau non consequentialist : Teorideontologi ini berasaskan kepada prinsip asas yaitukewajipan manusia. Teori ini berasal daripadaperkataan Greek, deon iaitu duty yang merujukkepada kewajipan individu.

Page 242: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Teori dan Aliran Pemikiran3. Subjektif. Penilaian terhadap sesuatu etikaberdasarkan kepada penilaian diri sendiri. Individuberhak meletakkan nilai sama ada baik atausebaliknya. Perasaan peribadi terlibat dalam menilaidan menentukan baik buruk sesuatu tindakan.

vs

4. Objektif. Kode moral adalah bebas darikepentingan individu. Baik dan buruk tidak bersandarkepada sikap individu tetapi wujud dengan sendirinya

Page 243: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Teori dan Aliran Pemikiran5. Naturalisme. Sesuatu perbuatan itu baik atauburuk bergantung kepada pengalaman keseronokan.‘Baik’ perlu dijelaskan dalam bentuk kualiti faktaalam seperti memenuhi keperluan manusia,mendatangkan kebahagiaan, kenikmatan dansebagainya kepada manusia.

vs

6. Non Naturalisme. Moral adalah sesuatu yangunik dan tidak boleh dikelaskan. Sesuatu perlakuanitu baik kerana ianya memang baik.

Page 244: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Teori dan Aliran Pemikiran7. Relativisme. Sesuatu yang dianggap baik oleh satumasyarakat tidak mungkin dianggap sedemikian olehmasyarakat yang lain. (barat-timur) Ini berertimasyarakat yang berlainan memberikan nilai moralyang berbeza bagi tingkahlaku yang serupa.

vs

8. Absolutisme. Prinsip moral berbeda dari satubudaya dengan budaya yang lain. Bagaimanapun prinsipasas sejagat adalah sama. Misalnya, semua masyarakatmeletakkan nilai yang tinggi kepada kebaikan.

Page 245: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Teori Utilitarianisme

Teori ini merupakan suatu aliran atau dimensi di bawah teori etika Teologikal yang juga dikenali sebagai consequentialism.

Ia adalah doktrin moral yang mengkehendaki manusia supaya bertindak untuk menghasilkan kebaikan secara maksimum.

Kebaikan ini termasuklah kegembiraan atau keseronokan kepada semua pihak.

Tindakan dikatakan sebagai bermoral jika ia menghasilkan kegembiraan yang maksimum.

Jeremy Bentham (1748-1832) dan John Stuart Mill (1806-1873) adalah dua orang tokoh yang dikaitkan dengan teori ini.

Page 246: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Bentham mengenalpasti 7 elemen yang perlu dipertimbangkan untuk mengukur keseronokan mencipta kalkulus Hedonistik Bentham yang memberi skala antara –10 hingga +10.

Elemen yang dimaksudkan oleh Bentham ialah: intensiti, jangka masa, kepastian, kesegeraan, kesedaran, keberkesanan dan had atau batasan.

1. Intensiti bermaksud kedalaman. Sejauh manakah dalamnya kesan pengalaman terhadap seseorang.

2. Jangka masa. Berapa lamakah keseronokan atau kesengsaraan akan berakhir?

3. Kepastian. Adakah anda pasti sama ada mengalami keseronokan atau kesengsaraan akibat sesuatu yang berlaku.

Page 247: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

4. Kesegeraan. Kepantasan anda mengalami rasa seronok atau sebaliknya.

5. Kesedaran. Apakah kemungkinan anda mengalami rasa seronok pada masa akan datang?

6. Keberkesanan. Apakah kemungkinan anda mengalami rasa sengsara pada masa hadapan?

Mangsa tragedi selalunya senantiasa berasa takut dan risau

7. Had atau batasan. Berapa kerapkah kesengsaraan dan keseronokan dicetuskan dalam kehidupan orang lain?

Jika jumlah skor kesengsaraan melebihi keseronokan maka sesuatu perbuatan tersebut adalah sememangnya salah dan tidak beretika.

Page 248: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Mill membedakan antara keseronokan dengan memasukkan aspek kualiti. Mill mengukur kualiti dan kuantiti sekaligus. Menurut Mill, petunjuk kualiti keseronokan adalah seperti tinggi/rendah, baik/buruk, objektif/subjektif, dan baru/lama. Faktor yang boleh mempengaruhi keseronokan pula ialah kecerdikan, pendidikan, sensitiviti, bermoral dalam tindakan dan kesihatan yang baik.

Utilitarianisme pada peringkat paling rendah dipanggil ‘act utilitarinisme’. Kita harus bertanya kepada diri sendiri mengenai kesan akibat sesuatu tindakan dalam keadaan tertentu ke atas pihak-pihak yang terlibat sebelum sebarang tindakan diambil.

Sekiranya tindakan tersebut menghasilkan kebaikanmaka ia dianggap betul.

Page 249: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Jenis-jenis Utilitarianism1. Act utilitarianismCiri yang pertama adalah merekodkan akibatsesuatu perbuatan sama ada bermoral atausebaliknya berdasarkan kajian kes. Ciri inidipanggil act utilitarianism.Misalnya aktiviti dengan menonton televisi

mungkin dianggap tidak bermoral karena masa tersebut sepatutnya digunakan untuk melakukan kerja-kerja yang bermanfaat seperti kerja kebajikan

Page 250: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Jenis-jenis Utilitarianism2. Hedonistic utilitarianismCiri yang kedua pula ialah mengambilkira kegembiraan, kesan

daripada suatu tindakan dianggap bermoral. Ini kerana Bentham berpendapat, untuk menentukan benar atau salah (moraliti) tingkah laku individu, ianya perlu mengambilkira kesan dan akibatnya.

Misalnya tindakan atau perbuatan yang boleh meningkatkan ciri kesetiaan dan persahabatan, sehingga mencetuskan ciri kegembiraan.

Memutuskan persahabatan tetapi membahagiakan kedua-dua pihak yang terlibat adalah suatu yang dianggap bermoral.

Page 251: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Relativisme EtikaKeadaan merupakan pertimbangan utama dalammenentukan suatu tindakan itu sama ada beretikaatau tidak. Tindakan dinilai berdasarkan kesanatau akibatnya.

Relativisme etika melihat kepada beberapaperspektif jika wujudnya pertentangan budaya danpendapat antara individu. Perspektif tersebutmelihat dari aspek :

Page 252: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

1. Tiada nilai moral yang benar atau salah secara universal atau secara mutlak.

Perbedaan ini berlaku apabila wujud pertentangan budaya dan amalan dalam diri individu terhadap sesuatu tindakan.

2. Kepelbagaian nilai budaya dan persekitaranmemberikan penilaian yang berbeda terhadap

tindakan individu sama ada bermoral atau sebaliknya.

3. Tiadanya skala penilaian yang piawai dan mutlak dalam menilai suatu perbuatan itu sama ada beretika atau sebaliknya

Page 253: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Kajian Mengenai Etika1. Etika umuma. Etika Deskriptifb. Etika Normatifc. Metaetika

2. Etika Khususa. Safsatahb. Bidang khusus

Page 254: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Metaetika:Kajian ini adalah hasil daripada etika deskriptif dan

normatif, iaitu menyenaraikan ciri-ciri serta istilah yang berkaitan dengan tindakan bermoral atau sebaliknya seperti kebaikan, kejahatan, tanggungjawab dan kewajipan.

Meta etika pula dibahagikan kepada dua iaitu :1. Analitik yang berkaitan dengan menganalisis semua

peraturan yang berkaitan tingkahlaku baik dan jahat

2. Kritikal yang berkaitan dengan mengkritik terhadap apa-apa yang telah dianalisis.

Page 255: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Etika khusus1. Safsatah : Suatu seni dan teknik dalampenyelesaian masalah dan dilema yangmengaplikasikan prinsip-prinsip moral.

2. Bidang khusus: Mengaplikasikan kajian etika

umum dalam bidang-bidang khas seperti bisnes,perubatan, politik dan sains.

Page 256: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Penilaian dalam etikaPenilaian terhadap perbuatan yang baik adalah melalui

peningkatan terhadap kesedaran dan pembangunan rohani individu hasil daripada perbuatannya

Etika mengambilkira penilaian ke atas suatu tindakan itu berbanding hanya dengan :

a.Melabelkan perbuatan yang baik jika ianya memenuhi kehendak dan keperluan manusia sahaja.

b. Melabelkan perbuatan yang baik jika ianya meningkatkan kehidupan dan melabelkan sebaliknya jika perbuatan itu memusnahkan kehidupan.

Page 257: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Aspek dalam EtikaTerdapat dua aspek dalam etika. Aspek pertamaiaitu keupayaan menilai yang baik dan yang buruk,dosa dan pahala atau sesuai dan sebaliknya. Aspekyang kedua pula melibatkan komitmen dalammelakukan apa yang baik dan bersesuaian.

Etika tidak lagi semata-mata satu topik perbualandan isu yang diperdebatkan tetapi memerlukantindakan dan susulan.

Page 258: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Subjektivisme EtikaSubjektivisme etika adalah bergantung kepada faktorkemahuan sama ada individu atau pencipta sebagaisubjeknya.

Jika manusia merupakan kemahuannya, badanperundangan akan menentukan suatu keputusan itudari segi undang-undang.

Jika kemahuan itu menjadikan Tuhan sebagai subjeknya, maka hukuman lebih berbentuk kepada pembalasan Tuhan. Pengampunan dan pembalasan atas dosa yang dilakukan atau pahala atas kebaikan

yang dibuat adalah antara manusia dan Tuhan.

Page 259: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Objektivisme EtikaMenurut objektivisme etika, nilai-nilai moral merupakan suatu

kebaikan.

Undang-undang tidak dicipta dan tidak berasaskan subjek sama ada manusia atau Tuhan.

Salah satu bentuk objektivisme etika ialah nilai mutlak moral (moral absolutism). Hukuman yang dikenakan adalah muktamad. Untuk mengelakkan hukuman, seseorang perlulah melengkapkan kehidupan masing –masing serta mematuhi undang-undang .

Hukum Karma dan Kelahiran semula merupakan gambaran kehidupan dalam objektivisme etika yang mencapai sifat lengkapnya.

Page 260: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Kelas Teori EtikaAhli falsafah lazimnya membahagikan teori etika kepada tiga

kelas am iaitu metaetika, etika normatif dan etika gunaan.

Metaetika mengkaji asal prinsip-prinsip etika dan penggunaannya. Adakah prinsip etika merupakan suatu rekaan sosial? Adakah prinsip-prinsip etika ini merupakan gambaran hasil daripada emosi individu?

Meta etika menjawab persoalan ini yang memfokuskan kebenaran universal, ketentuan Tuhan, alasan kepada penilaian etika dan definisi istilah-istilah berkaitan etika itu sendiri.

Page 261: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

Etika normatif lebih kepada praktikal. Misalnya dalam menentukan piawaian moral terhadap

tindakan yang betul atau salah. Perlukah saya mendapat keizinan daripada pemiliknya? Perlukah saya mencuri untuk sesuap nasi? Persoalan ini akan dijawab melalui panduan yang disediakan oleh etika normatif.

Etika gunaan pula melibatkan penyelesaian ke atas isu-isu kontroversi seperti isu pengguguran, pembunuhan anak, pencemaran alam, homoseksual dan peperangan nuklear. Etika gunaan mengaplikasikan garis panduan konseptual dalam metaetika dan etika normatif untuk menyelesaikan isu-isu ini.

Page 262: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS
Page 263: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS
Page 264: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS
Page 265: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS
Page 266: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS
Page 267: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS
Page 268: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS
Page 269: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS
Page 270: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS
Page 271: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS
Page 272: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS
Page 273: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS
Page 274: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS
Page 275: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS
Page 276: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS
Page 277: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS
Page 278: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS
Page 279: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS
Page 280: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS
Page 281: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS
Page 282: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS
Page 283: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS
Page 284: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS
Page 285: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS
Page 286: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS
Page 287: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

SERTIFIKAT PROFESIONAL (SERTIFIKAT KOMPETENSI)

DIBERIKAN PADA SESEORANG BERDASARKAN PENILAIAN ATAS

KEMAMPUAN BEKERJANYA

MELALUI PENGUKURAN PADA

PENGALAMAN KERJANYA

Page 288: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

PERSYARATAN SERTIFIKASIPENDIDIKAN KESARJANAAN PADAPROFESINYA

MEMPUNYAI DASAR PENGETAHUAN PROFESI (KNOWLEDGE BASE)

PENGALAMAN KERJA PROFESI

MEMPUNYAI PENGALAMAN

MEMENUHIBAKUANKOMPETENSI

MEMPUNYAI KOMPETENSI

Page 289: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

PENDIDIKAN KESARJANAAN Kur-Sila Harus Mencakup Pengajaran Yang Menghasilkan

Kecendekiawanan

Mutu Pendidikan Harus Tinggi Akreditasi “A” dan “B” Atau Pendidikan Tambahan

JALUR ARTIKULASI Akan Dimungkinkan IP Dari Politeknik, D3, STM, IKIP, dsb. Dengan

Syarat Ketat PENDIDIKAN BERKELANJUTAN Selalu Memutakhirkan Pengetahuan

DASAR PENGETAHUAN(KNOWLEDGE BASE)

Page 290: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

BERUPA PENUGASAN YANG MENGEMBAN TANGGUNGJAWAB (WALAU SEDERHANA)

HARUS LUAS SERTA TERSUSUN DENGAN SEMESTINYA (APPROPRIATELY STRUCTURED)

LAZIMNYA MINIMUM 5 TAHUN (UNIVERSAL)

DAPAT DIPERSINGKAT HANYA 3 TAHUN DALAM LINGKUNGAN KERJA YANG KHAS

SEYOGYANYA TERCATAT DENGAN BAIK (INI KELEMAHAN KITA BUDAYAKAN LOG BOOK)

PENGALAMAN PROFESI

Page 291: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

TOLOK UKUR (BENCHMARK) YANG MENJADI ACUAN BAGI PENGUKURAN

KESEIMBANGAN MENYELURUH ANTARA • PENGETAHUAN• KEMAMPUAN• KETRAMPILAN• KEARIFAN (JUDGMENT)• PENGALAMAN • SIKAP KERJA YANG DIPERLUKAN SEORANG PROFESIONAL

BAKUAN KOMPETENSI(COMPETENCY STANDARDS)

Page 292: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

MENGISI FAIP

DENGAN MENGACU PADA

BAKUAN KOMPETENSI

Page 293: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

BAGAN BAKUAN KOMPETENSI

ELEMENKOMPETENSI

URAIANKEGIATAN

UNITKOMPETENSI

BAKUANKOMPETENSI

PENGALAMAN KERJA YANG MEMBUKTIKAN KEMAMPUANPADA ELEMEN YBS

KOMPETENSI PROFESI

KOMPETENSI PADASUB-PROFESI YBS

KEMAMPUAN YANG HARUS DIKUASAIPADA UNIT YBS

INSINYUR

“PEMBUDIDAYAAN SUMBERDAYA HAYATI”

Page 294: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

CONTOH KETERKAITANUNIT, ELEMEN dan KEGIATAN (W3)

UNIT KOMPETENSI• kode etik profesi &

tatalaku profesional• kemampuan kerja• perencanaan dan

perancangan• manajemen kerja dan

komu-nikasi• pendidikan dan pelatihan• penelitian &

pengembangan• jasa konstruksi• produksi/manufaktur• bahan material &

komponen• manajemen usaha dan

pemasaran teknik• manajemen pembangunan

& pemeliharaan asset

ELEMEN KOMPETENSI• mampu menjelaskan dan

merumuskan kebutuhan perencanaan/perancangan

• mampu membuat usulan utk memenuhi kebutuhan perencanaan/perancangan

• mampu melaksanakan pekerjaan perencanaan/ perancangan sesuai dengan usulan yang dipilih

• mampu melaksanakan kaji nilai (evaluasi) atas hasil rancangan

• mampu menyiapkan doku-men penunjang

• mampu menjaga tata-keu-tuhan identitas rancangan

KEGIATAN• memaparkan rancangan

secara manual atau dengan model komputer

• menyiapkan jadwal penguji-an rancangan untuk uji kinerja dan uji lingkup fisik

• mengawasi pengujian ran-cangan, analisis hasil peng-ujian, dan menyampaikan saran perbaikan

• mengkaji dampak rancangan pada kondisi sekeliling

• memaparkan hasil kajian dampak rancangan kepada pihak-pihak yg bersangkutan

Catatan: Dalam Contoh Ini, Dan Contoh-contoh Selanjutnya, Dipakai Kalimat Bakuan Kompetensi Yang Ringkas

Page 295: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

CONTOH DARI

SUB PROFESI

JASA KONSTRUKSI

Page 296: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

CONTOH KETERKAITANUNIT, ELEMEN dan KEGIATAN (P7)

UNIT KOMPETENSI• kode etik profesi & tatalaku

profesional• Kemampuan kerja• perencanaan dan perancangan• manajemen kerja dan komu-

nikasi• pendidikan dan pelatihan• penelitian & pengembangan• jasa konstruksi• produksi/manufaktur• bahan material & komponen• manajemen usaha dan

pemasaran teknik• manajemen pembangunan &

pemeliharaan asset

ELEMEN KOMPETENSI• mampu melaksanakan

perencanaan dan penjadwalan proyek

• mampu menyiapkan, melaksanakan dan memantau pelelangan dan kontrak proyek

• mampu melaksanakan pekerjaan di project site

• mampu melaksanakan pengelolaan kerja lapangan (MK)

• mampu melaksanakan uji kinerja untuk serah-terima pekerjaan (handling-over)

KEGIATAN• menyiapkan spesifikasi dan

pentahapan pekerjaan di project site

• menyusun penjadwalan pekerjaan di project site

• menyusun spesifikasi sarana dan jasa-jasa yang dibutuhkan untuk pekerjaan di project site

• mengawasi pelaksanan pekerjaan di project site

• mentuntaskan pelaksanan pekerjaan di project site dengan memuaskan untuk dapat di-berita-acara-kan

UNIT WAJIB : harus semua (4) unit.UNIT PILIHAN : cukup pilih 2 unit.

ELEMEN cukup dibuktikan kompeten pada 50% elemen

KEGIATAN cukup dibuktikan

pengalaman pada 1 kegiatan

Page 297: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

RUMUSAN BAKUAN KOMPETENSI IP PII BERSIFAT GENERIK (‘SERAGAM’) UNTUK SEMUA KEJURUAN (Teknik Sipil, Elektro, Mesin, Kimia, dsb.) KEKHASAN MASING-MASING KEJURUAN DITERAPKAN DALAM PEMBERIAN NILAI KRITERIA PENILAIAN JENIS PENGALAMAN TOLOK UKUR PENILAIAN

“ G E N E R I K “

Page 298: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

ALUR PENILAIAN

INSINYUR PROFESIONAL

PROSES PENILAIAN

BAKUAN KOMPETENSI

MAJELIS PENILAI(ASSESSMENT-nya)

CALON IP (FAIP-nya)

Page 299: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

PEER-TO-PEER ASSESSMENT

PENILAIAN ANTAR REKAN SE-PROFESI

Bukan Penilaian Akademis PENILAIAN KELOMPOK (MENCEGAH SUBYEKTIVITAS)

TIAP CALON DINILAI OLEH 3 ASESOR

- Sub-Kejuruan Yang Sama Dengan Calon - Bidang Pekerjaan Yang Sama Dengan Calon - Menguasai Sistem Sertifikasi IP PII

FALSAFAH PENILAIAN

Page 300: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

PENILAIAN DIRI SENDIRI (SELF ASSESSMENT) Calon Kemukakan Sendiri Kompetensinya NILAI DIBERIKAN PADA “URAIAN KEGIATAN” Yang Berkode 3 Angka (3 Digit) SATU PENGALAMAN (AKTIFITAS) Dapat Dipakai Untuk Meng-’Klaim’ BEBERAPA “URAIAN KEGIATAN”

KAIDAH PENILAIAN

Page 301: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

URAIAN KEGIATAN KE-1YANG DI-’KLAIM’ DARI SUATU AKTIFITAS

P 9 Bahan Material dan Komponen

P 9.1Merumuskan Kebutuhan & Pemakaian Bhn. Mat.&Komp.

P 9.2MenemukanSumber Bhn. Mat.&Komp.

P 9.3Mengawasi Penyiapan / Pengadaan BhnMat.&Komp.

P 9.1.1 Kenali ciri-ciri kelemahan bahan mat. & komp. dan kemungkinan penggantinyaP 9.1.2 Kaji penggunaan bahan material dan komponen yang tepatP 9.1.3 Jalin kerjasama dengan Kejuruan lain untuk memperoleh bantuan kepakaranP 9.1.4 Pelajari peluang untuk daur ulangP 9.1.5 Pelajari bahaya terhadap lingkungan dalam penggunaan dan pembuangan bhn. mat. &komp. / sisa bahan / limbah

P 9.2.1. Mencari lokasi sumber bahan bakuP 9.2.2. Memilih bahan material / komponen yang biaya pengadaannya terjangkau

P 9.3.1 Kaji tatacara penyiapan bahan material dan komponenP 9.3.2 Kaji interaksi antara bhn.mat. & komp.P 9.3.3 Adakan kegiatan pengendalian proses kerja dlm hubgn dgn bhn.mat.&komp.

Page 302: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

URAIAN KEGIATAN KE-2YANG DI-’KLAIM’ DARI SUATU AKTIFITAS

UNIT KOMPETENSI• kode etik profesi & tatalaku profesional

• Kemampuan kerja• perencanaan dan perancangan

• manajemen kerja dan komu-nikasi

• pendidikan dan pelatihan

• penelitian & pengembangan

• P-7 jasa konstruksi• produksi/manufaktur• bahan material & komponen

• manajemen usaha dan pemasaran teknik

• manajemen pembangunan & pemeliharaan asset

ELEMEN KOMPETENSI• mampu melaksanakan perencanaan dan penjadwalan proyek

• mampu menyiapkan, melaksanakan dan memantau pelelangan dan kontrak proyek

• P-7.3 mampu melaksa-nakan pekerjaan di project site

• mampu melaksanakan pengelolaan kerja lapangan (MK)

• mampu melaksanakan uji kinerja untuk serah-terima pekerjaan (handling-over)

KEGIATAN• menyiapkan spesifikasi dan

pentahapan pekerjaan di project site

• menyusun penjadwalan pekerjaan di project site

• P-7.3.3 menyusun spesifikasi sarana

dan jasa-jasa yang dibutuhkan untuk pekerjaan di project site

• mengawasi pelaksanan pekerjaan di project site

• mentuntaskan pelaksanan pekerjaan di project site dengan memuaskan untuk dapat di-berita-acara-kan

Page 303: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

URAIAN KEGIATAN KE-3YANG DI-’KLAIM’ DARI SUATU AKTIFITAS

W 4

Pengelolaan Kerja dan Komunikasi

W 4.4Berkomunikasi Dengan BaikDan Penguasaan Bahasa

W 4.4.1 Melakukan Komunikasi Lisan/TertulisW 4.4.2 Menyiapkan & Memaparkan InformasiW 4.4.3 Melakukan Komunikasi Kepakaran Se-Profesi dan Antar ProfesiW 4.4.4 Menjabarkan Instruksi KeinsinyuranW 4.4.5 Memberikan Instruksi Dengan Jelas W 4.4.6 Memilih Sarana Komunikasi dan Berkomunikasi dengan Efisien

W 4.5.1 Memberikan Paparan, Briefing, dsb.W 4.5.2 Membuat Karya Tulis atau Dokumen Elektronik Yang Dimuat di MediaW 4.5.3 Memberikan Instruksi Pada BawahanW 4.5.4 Memberikan Informasi Pada AtasanW 4.5.5 Melaksanakan Perundingan/NegosiasiW 4.5.6 Menyiapkan Laporan Hasil KerjaW 4.5.7 Menyiapkan Dokumen SpesifikasiW 4.5.8 Menyiapkan Analisis LingkunganW 4.5.9 Menafsirkan Gambar Keinsinyuran

W 4.5Mempertahan-kan Pendapat,Gagasan, dan Hasil Karya

Page 304: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

HARUS DENGAN JELI MENCERMATI BAKUAN KOMPETENSI JUMLAH ‘KLAIM’ URAIAN KEGIATAN DAPAT JUGA DITINGKATKAN DENGAN ‘MEMECAH’ SUATU AKTIFITAS ATAS SUB-SUB AKTIFITAS YANG KOMPETENSINYA BERBEDA-BEDA

UNIT-UNIT KOMPETENSI WAJIB JUGA BANYAK MENCAKUP HAL TEKNIS

‘KLAIM’ MASIH BISA LEBIH !

Page 305: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

SETIAP NILAI MERUPAKAN GABUNGAN DARI : BANYAKNYA PENGALAMAN DALAM MELAKSANAKAN PEKERJAAN (PROYEK) PERANAN KETIKA MELAKSANAKAN PEKERJAAN (PROYEK) TINGKAT KESULITAN UNTUK MELAKSANAKAN PEKERJAAN (PROYEK)

RINCIAN PENILAIAN

Page 306: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

DINILAI DARI SEBERAPA JAUH PENGALAMAN MELAKSANAKAN AKTIFITAS/PEKERJAAN/PROYEK

YANG SAMA/SERUPA/SEJENIS MAKIN BANYAK AKTIFITAS YANG DILAKSANAKAN DENGAN LAYAK/BAIK MAKIN TINGGI NILAINYA

1. NILAI PENGALAMAN

Page 307: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

DINILAI DARI PERANAN DALAM MELAKSANAKAN AKTIFITAS/PROYEK

n KEIKUT-SERTAAN : Turut Serta (Participate) Berperan Serta (Contribute) Bermitra (Collaborate)

n JABATAN : Anggota Kelompok (Team Member) Pimpinan Kelompok (Team Leader) Pakar Kelompok (Team Expert)

n TUGAS : Merumuskan (Conceptual) Merencanakan (Plan) Melaksanakan (Execute)

2. NILAI PERANAN

Page 308: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

DINILAI DARI KOMPLEKSITAS AKTIFITAS/PEKERJAAN/PROYEK TERLIHAT DARI :

SPESIFIKASI TEKNIS KONDISI TEMPAT KEGIATAN DAN LINGKUNGANNYA NILAI BIAYA JUMLAH DAN SKILL TENAGA KERJA CARA MENYELESAIKAN PERSOALAN

3. NILAI TINGKAT KESULITAN

Page 309: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

KEGIATAN, PRESTASI, GELAR, JABATAN YANG BUKAN PEKERJAAN (NON-PROYEK)

• DIKLAT (SEBAGAI PESERTA/PELATIH)• SEMINAR (SEBAGAI PESERTA/PEMAPAR)• SEKOLAH PASCA-SARJANA (S2, S3)• ‘GELAR’ (GURU BESAR, PENELITI UTAMA)• JABATAN (DINAS, SWASTA, MASYARAKAT) TIDAK MEMPUNYAI NILAI KOMPETENSI TETAPI DAPAT DIJELASKAN APA YANG DILAKUKAN DALAM KEGIATAN ITU LALU DI-KLAIM SEBAGAI KOMPETENSI

KEGIATAN NON-PEKERJAAN

Page 310: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

BERDASARKAN NILAI (ASSESSMENT SCORE) YANG BERHASIL DIPEROLEH SEORANG CALON DITETAPKAN KUALIFIKASI (JENJANG) IP YBS

KUALIFIKASI (JENJANG) IP

IP Pratama( P E )

MELAKSANAKAN KERJA PROFESI KEINSINYURAN SECARA MANDIRI (SIAP DIGUGAT) UTK TUGAS RUMIT DIBIMBING IPM

IP Madya(Senior PE)

MELAKSANAKAN KERJA PROFESI KEINSINYURAN SECARA SEPENUHNYA MANDIRI(SIAP DIGUGAT)

IP Utama(Executive PE)

MELAKSANAKANKERJA PROFESI KEINSINYURAN : YG SANGAT KHAS YG SANGAT

RUMIT MEMIMPIN TEAM

IP ANTAR KEJURUAN

IPP: MIN. 600 IPM: MIN. 3000 IPU: MIN. 6000

Page 311: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

  Secara normal : • Jumlah aktifitas per tahun : 3 aktifitas, • Jumlah kegiatan dalam sebuah aktifitas adalah 4 - 5 kegiatan IP  • pengalaman yang diperlukan : 3 - 5 tahun• jumlah aktifitas : 4 tahun x 3 aktifitas/tahun = 12 aktifitas• jumlah kegiatan : 12 aktifitas x 4 kegiatan/aktifitas = 48 kegiatan  • kriteria nilai minimum bagi IP : 4/kegiatan (katakanlah: 1 x 2 x 2)  • nilai kegiatan yang dapat diperoleh: 48 kegiatan x 4/kegiatan = 192 (dibulatkan: 200)  • nilai kegiatan pilihan adalah 30% dari jumlah nilai• jumlah nilai yang diperlukan : 3 x 200 = 600

PERTIMBANGAN NILAI MINIMUM

Page 312: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

TEKNIK SIPIL, TEKNIK MESIN, TEKNIK LISTRIK, TEKNIK KIMIA,

TEKNIK FISIKA, TEKNIK GEODESI, TEKNIK LINGKUNGAN, TEKNIK INDUSTRI, TEKNIK TAMBANG, TEKNIK PERTANIAN

LAZIMNYA SESUAI PENDIDIKANNYA (TETAPI DALAM KEADAAN TERTENTU DAPAT BERBEDA)

MULAI DENGAN MENETAPKAN KEJURUAN

Page 313: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

UNIT KOMPETENSI PILIHAN

(P5) PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEINSINYURAN (P6) PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN KOMERSIALISASI PRODUK (P7) KEINSINYURAN DALAM JASA KONSTRUKSI (P8) KEINSINYURAN DALAM PRODUKSI / MANUFAKTUR (P9) BAHAN MATERIAL & KOMPONEN PEKERJAAN KEINSINYURAN (P10) MANAJEMEN USAHA KEINSINYURAN DAN PEMASARAN TEKNIK (P11) KEINSINYURAN PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN ASSET BOLEH > 2 UNIT TETAPI NILAI 600 LEBIH DAHULU TERKUMPUL DARI 2 UNIT PILIHAN ITU DAN UNIT WAJIB

KEMUDIAN MENETAPKAN 2 UNIT PILIHAN(SUB-PROFESI DALAM PROFESI Ir.)

Page 314: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

DOKUMEN PENUNJANG/PENDUKUNG YANG DILAMPIRKAN PADA FAIP DIUSAHAKAN SELENGKAP MUNGKIN SEBERAPA HARUS LENGKAPNYA TERGANTUNG PENILAIAN ANDA SEBERAPA JAUH DOKUMEN ITU MEMBANTU ASESOR MENILAI ANDA

DOKUMEN TERLAMPIR

Page 315: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

W1 Kode Etik

W.1.1Mewujudkan Kepedulian Profresi KepadaMasyaraakat

1. Menjunjung Pancasila dan UUD 1945 2. Mengamalkan Pancasila dalam menjalankan profesi 3. Berpedoman UUD’45, GBHN & Perundangan berlaku 4. Menjunjung Kesetiakawanan & Kepedulian Sosial dan perkonomian masyarakat menuju cita-cita negara 5. Membangun Kemandirian Nasional & Kerjasama Intn’l

1. Menempatkan nilai Luhur Profesi2. Menjunjung Tanggung Jawab Pelayanan Masy. Profesi sesama Insinyur 3. Bekerja pada Lingkup Kemampuan 4. Mengembangkan Nama Baik 5. Menerapkan Ketrampilan Secara Profesional 6. Bertindak Objective 7. Melakukan Pengembangan Profesi Berkelanjutan 8. Memajukan Pengetahuan

W.1.2Menghayati Kode Etik

Page 316: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

W1 Kode Etik

W.1.3Memahami /Menerapkan Wawasan Kelestarian Lingkungan

1. Menyadari kelangsungan hidup 2. Menyadari keterbatasan daya dukung lingkungan 3. Memperbaiki lingkungan 4. Mempromosikan SDA tak terinci & daur ulang limbah 5. Pengelolaan lingkungan berkelanjutan 6. Memperhatikan dampak produk & proyek 7. Memperhitungkan pengaruh budaya & warisan

1. Memperhitungkan/menjaga tanggungan perdata

2. Menerapkan keselamatan kerja3. Menyelidiki kebutuhan & menjaga

keselamatan masyarakat 4. Pencegahan bencana alam5. Pemulihan bencana alam

W.1.4MengembanTanggung JawabProfesional

Page 317: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

W2 Ketrampilan

W.2.1Melaksanakan Olah Karsa Beragam (Intelektual)

W.2.2Menguasai & mengembangkan Keahlian

1. Menggunakan kajian sendiri masalah keinsinyuran2. Menggunakan kearifan membuat keputusan 3. Menerapkan tindakan kreatif dan inovatif 4. Menyelesaikan masalah keinsinyuran5. Memperluas pengetahuan kejuruan & bidang terkait6. Memanfaatkan peluang/kebutuhan dalam bidang 1. Gunakan ketrampilan menambah keahlian2. Gunakan ketrampilan peroleh informasi teknologi3. Memperluas wawasan membaca majalah, seminar dan kerjasama profesi 4. Memperdlm. Pengetahuan dasar secara sistimatik5. Mengembangkan dari pengalaman 6. Melakukan pencatatan pengembangan profesi

1. Menemu-kenali berbagai rekayasa & standard praktis2. Mengusulkan konsep pelaksana rekayasa tepat guna 3. Mengawasi uji dan rancangan rekayasa tepat guna4. Mengendalikan kemutahiran dokumen 5. Mengkaji persyaratan persetujuan memberi tugas

W.2.3Metode Perekayasaan

Page 318: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

W2 Ketrampilan

W.2.4Menerapkan Kaidah PenjaminanMutu

W.2.5Perangkat Rekayasa Teknologi Tepat Guna

W.2.6Uji Coba dan Kaji Nilai

1. Menerapkan Sistem Mutu 2. Mendorong di Lingkungan Kerja 3. Melakasakan Sesuai Baku Mutu 4. Menerapkan Teknik Kendali Mutu & Jaminan Mutu

1. Menggunakan Analisa Matematika 2. Menggunakan Komputer 3. Menggunakan Perangkat Lunak 4. Menggunakan alat bantu teknologi dan memantau kinerja

1. Merumuskan Tujuan 2. Menyusun Tatacara & Jadwal3. Mengembangkan Tatacara dan Alat 4. Melaksanakan Uji Coba dan Pengukuran 5. Mengawasi Uji Coba 6. Mengkaji Hasil Uji Coba & Pengukuran

Page 319: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

W3 Perencanaan/Perancangan

W.3.1 Merumuskan KebutuhanAcuan Rekayasa

W.3.2Membuat Usulan Kebutuhan/ Kerangka Rekayasa

W.3.3MelaksanakanPekerjaan Perencanaan

1. Merundingkan spesifikasi awal, acuan rancangan

2. Melakukan analisa rancangan fungsional 3. Menggarap konsep rekayasa, kinerja,

keandalan dan ergonomic4. Menentukan dampak rancangan 5. Menentukan kendala spt. tanggung jawab

perdata 6. Menggunakan bakuan rancangan codes

standard

1. Menggunakan kreatifitas dan inisiatif 2. Mengkaji dampak kinerja 3. Menemu-kenali masalah, metode, teknologi 4. Menyiapkan analisis biaya-manfaat 5. Menyiapkan pelaksanaan usulan

1. Melaksanakan perancangan 2. Melaksanakan analisis bahan 3. Memeriksa spesifikasi

Page 320: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

W3 Perencanaan/Perancangan

W.3.4Melaksanakan Kaji Nilai Hasil

W.3.5Menyiapkan Dokumen Pendukung

W.3.6Menjaga Keutuhan Tata Idenfikasi

1. Memaparkan Rancangan atau dg. Komputer 2. Menyiapkan Jadwal Uji3. Mengawasi Uji dan Mengajulkan Saran 4. Mengkaji Dampak Rancangan 5. Memaparkan pada Pihak Terkait

1. Menyiapkan Dokumen Pendukung Konstruksi / Produksi2. Memeriksa Dokumen Pendukung

1. Menerapkan Tata Identifikasi 2. Merekomendasikan Perubahan 3. Mengatur Tata Indentifikasi terjaga

Page 321: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

1. Mengembangkan Profesional Manajemen 2. Menentukan Sasaran 3. Mengelola Waktu 4. Mengembangkan Kepemimpinan dan Kerjasama Kelompok 5. Mengembangkan Wawasan Luas, Analisis, Kreatif

W4 Pengelolaan/Komunikasi

W.4.1 Menerapkan Kaidah Manajemen Diri Sendiri

W.4.2Menerapkan Kaidah Pengelolaan Pekerjaan

W.4.3Menerapkan Kaidah Kepemimpinandlm Pekerjaan

1. Memantau dan Merencanakan Proyek 2. Mengembangkan rincian pekerjaan terstruktur 3. Menyiapkan Jadwal Pekerjaan & Jalur Kritis 4. Memantau Kemajuan Pekerjaan

1. Menilai Kinerja Bawahan 2. Mematuhi Persamaan Bekerja 3. Mematuhi Keadilan dan Kebersamaan 4. Menciptakan Lingkungan Kerja Kondusif 5. Mengorganisasi Tim Kecil 6. Melatih Kepemimpinan 7. Mematau Hasil Pelaksanaan Tugas

Page 322: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

W4 Pengelolaan/Komunikasi

W.4.4 Komunikasi Baik & Bahasa Internasional

W.4.5Mempertahan-kan Karsa dan Karya Keinsinyuran

1. Melakukan komunikasi Lisan/Tertulis 2. Menyiapkan/memaparkan Informasi 3. Melakukan Hub. Pakar dalam & luar Profesi 4. Menjabarkan Instruk-si Keinsinyuran 5. Memberikan Instruksi Jelas6. Memilih Sarana & Komunikasi Tepat Guna

1. Menyampaikan Ceramah 2. Menulis untuk Majalah 3. Menyampaikan Informasi 4. Meneruskan Informasi kepada Atasan 5. Melakukan Perundingan 6. Menyiapkan Laporan 7. Menyiapkan Dokumen Spesifikasi 8. Menyiapkan AMDAL 9. Menafsirkan Gambar Teknik

Page 323: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

P5 Pendidikan & Pelatihan

P5.1 Mengembangkan Diklat

P.5.2Melaksanakan Diklat

1. Menetapkan Kebutuhan Pengajaran 2. Merencanakan Pengajaran 3. Mengembangkan Program Pelatihan 4. Mengembangkan Kurikulum

1. Mengembangkan proses belajar mengajar 2. Mengembangkan Renc. Pengembangan 3. Mengelola Program 4. Melaksanakan Kegiatan Pengajaran 5. Melaksanakan Teknologi Pendidikan6. Mengembangkan Kandungan Khas 7. Menguji Peserta 8. Mernilai Kedaya-gunaan Program 9. Mengkaji Ulang

Page 324: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

P6 Penelitian, Pengembangan & Komersialisasi

Melakukan Penelitian

Merumuskan Konsep

Menemu-kenali Sumber Daya

Kaji Pasar Litbang

KomersialisasiLitbang

1. Mengidentifikasi Kebutuhan Penelitian 2. Melaksanakan Kajian Pustaka 3. Melakukan Penelitian Dasar 4. Mencari Pengetahuan Baru 5. Menyampaikan Hasil Penelitian

1. Menemu-kenali Kebth. Pengembangan 2. Memeriksa Konsep - konsep 3. Memilih Konsep

1. Merumuskan Kebutuhan Akhir 2. Menyiapkan Usulan 3. Menyiapkan Perkiraan Biaya

1. Merumuskan Ciri - ciri Produk 2. Mengumpulkan Informasi 3. Membuat Rekomendasi Distribusi Produk 4. Membuat Rekomendasi Membuat Produk

1. Melakukan Kaji Nilai Ekonomis 2. Memilih Mekanisme 3. Menyiapkan Model Peragaan4. Mengembangkan Ren. Prod. Percontohan

Page 325: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

P7 Konsultansi Rekayasa, Konstruksi & Instalasi

P.7.1Tugas Konsultansi

P.7.2Melaksanakan Pelelangan & Kontrak Kerja

1. Memberikan Konsultansi kpd. Pimpro. 2. Membuat Studi Kelayakan & Renc. Dasar 3. Pedoman Perancangan 4. Rancangan Pendahuluan, pengembangan dan rancangan terperinci5. Pemantauan Kemajuan Proyek6. Rincian Pekerjaan Terstruktur

1. Menyiapkan Jadwal Pelelangan2. Mengkaji Nilai Jadwal Pelelangan3. Menyiapkan Pelelangan4. Mengkaji-nilai Penawaran5. Menyiapkan Kontrak6. Pemenuhan Syarat Kontrak7. Kemajuan Pekerjaan & Selidiki Penyimpangan8. Memantau Kinerja Kontraktor9. Menyelidiki Kinerja Kontraktor10. Menyiapkan Laporan Kemajuan Pekerjaan

Page 326: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

P7Konsultansi Rekayasa, Konstruksi & Instalasi

P.7.4Pengelolaan Kerja Lapangan

P.7.5Pekerjaan Uji Kinerja & Comissioning

1. Tugas Pengelolaan Kerja Lapangan2. Tugas Pemesanan Bahan Material3. Mengembangkan Tatalaksana Kerja4. Mengawasi Penanganan Bahan Material1. Tugas Pengembangan hasil pekerjaan2. Program “commissioning” & pengawasan3. Memastikan “commissioning” selesai dengan memuaskan

P.7.3Pekerjaan Kontruksi/Instalasi

1. Spesifikasi dan Jadwal konstruksi2. Susunan Pentahapan Konstruksi3. Susun Spesifikasi Sarana dan Jasa 4. Mengawasi Pekerjaan Konstruksi5. Memastikan pekerjaan selesai dengan baik

Page 327: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

P8 Produksi/Manufaktur

P.8.2PengawasanProgram Penjaminan Mutu

P.8.3PengoperasianPengendalian & Optimasi Proses

1. Mengatur kinerja produksi2. Melaksanakan cara baru terus menerus atas proses Manufaktur3. Terapkan kaidah kendali mutu4. Memulai langkah perbaikan5. Mengembangkan tata laksana kerja yg khas6. Menilai mutu Pemasok

P.8.1Mererencakan Proses Manu-faktur/Produksi/Operasi

1. Analisis Sistem dan aliran Kerja2. Menerapkan Kaidah Perencanaan Manajemen3. Memantau Proses untuk Perbaikan Hasil4. Analisis Lintasan Kritis, Garis Kesimbangan dan Program Linier5. Hubungan Kerja Perencanaan dgn Perancang6. Membangun Barisan Kerja7. Analisis Biaya thd proses Manufaktur

1. Optimasi kendali operasi & proses2. Laksanakan operasi dan kendali proses3. Laksanakan tugas analisis nilai kerja4. Pemiriksaaan & penyelesaian manufaktur5. Laksanakan proses produksi manufatur6. Melaksanakan tatalaksana ergonomi & keselamatan pabrik

Page 328: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

P8 Produksi/Manufaktur

P.8.5Mengukur Kinerja Produksi

P.8.4Tugas Kelola Persediaan

1. Tatacara penyediaan/penanganan bahan baku2. Spesifikasi, mengadakan & alokasi bahan baku3. Program penghematan bahan baku

1. Mengukur keluaran proses manufaktur dari segi jumlah & harga 2. Analisis produktifitas 3. Analisis penggunaan bahan baku dan bahan habis pakai untuk efisiensi

Page 329: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

P9 Bahan Material dan Komponen

P.9.2Sumber Bahan Baku pengadaan komponen

P.9.1Kebutuhan dan Penggunaan Bahan Material

1. Kenali ciri-ciri kel. bahan material dan kemungkinan bahan pengganti2. Kaji penggunaan bahan yang tepat3. Bentuk hubungan dg. Kejuruan lain memperoleh bantuan kepakaran4. Pelajari peluang untuk daur ulang5. Pelajari bahaya lingkungan dalam penggunaan atau pembuangan bahan material/sisa limbah

1. Mencari lokasi sumber bahan baku2. Memilih bahan atau komponen yang biaya pengadaannya terjangkau

P.9.3Mengawasi Penyiapan/Pengadaan Material

1. Tatacara penyiapan bahan material2. Tentukan interaksi antara bahan material3. Mengadakan kegiatan pengendalian proses

Page 330: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

P9 Bahan Material dan Komponen

P.9.5Menjaga Mutu Bahan/Material/Komponen

P.9.4Menilai Sifat Bahan Material

1.Kenali rona lingkungan operasi2. Kenali persyaratan pengujian3. Pengawasan dan kaji nilai hasil pengujian4. Pengarahan pemeliharaan dan kalibrasi alat5. Menyiapkan, setujui, sahkan laporan pengujian6. Rekomendasi material untuk Pemakain yg khas

1. Kenali penyebab penurunan mutu2. Gunakan teknik untuk perkecil penurunan mutu3. Gunakan teknik melihat gejala kemungkinan kegagalan4. Perlakuan bahan material yang tepat

Page 331: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

P10 Manajemen Usaha dan Pemasaran Teknik

P.10.1Mengelola sumber-daya keinsinyuran

1. Tujuan dan prioritas kerja.2. Merumuskan metoda

pendekatan.3. Menganalisis pekerjaan untuk

menyediakan dasar bagi perhitungan kebutuhan sumber daya.

4. Perkiraan waktu, sumber daya dan biaya.

P.10.2Mengelola sumber-daya manusia

1. Mematuhi ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja.

2. Menentukan kebutuhan pelatihan.3. Mengembangkan rencana

pelatihan bawahan.4. Pengembangan pengalaman

untuk bawahan, termasuk pelatihan ulang tenaga kerja, penyesuaian teknologi baru dan pengembangan ketrampilan.

5. Mengkaji efektifitas program pelatihan di tempat kerja.

6. Merumuskan kebutuhan pelatihan tenaga non-insinyur.

Page 332: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

1. Kaji-nilai ekonomis atas pekerjaan 2. Memahami dampak hukum dari tiap

pekerjaan yang dilaksanakan.3. Memahami, menafsirkan dan

menerapkan peraturan yang tepat.4. Menilai kebutuhan pemasaran dan saran

untuk strategi pemasaran.5. Mengerjakan tugas pengelolaan risiko.6. Memahami kebutuhan kewira-usahaan

dan sesuai kebutuhan dalam hal biaya, waktu dll.

7. Mengkaji dan menyiapkan rencana usaha.P10

Manajemen Usaha dan Pemasaran Teknik

P.10.3KewirausahaanKeuangan dan Hukum Kontraktual

P.10.4Memutakhirkan barang/jasa keinsinyuran

1. Menyiapkan teknis produk barang/jasa keinsinyuran untuk keperluan pemasaran.

2. Menyiapkan bahan-bahan untuk operasi, pemeliharaan, penyetelan dan perbaikan atas produk barang/jasa oleh konsumen.

3. Pengamatan kebutuhan pasar/pelanggan masa-depan terhadap perbaikan dan menemu-kenali perubahan/pembaharuan atas produk barang/jasa.

4. Memantau kinerja barang/peralatan dan jasa yang dipakai pelanggan dan melakukan perbaikan dan penyempurnaan

Page 333: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

1. Kajian kebutuhan pasar akan barang/jasa keinsinyuran yang hendak dipasarkan

2. Strategi dan program pentahapan pemasaran untuk menarik minat pasar/pelanggan

3. Promosi dan paparan pengenalan produk barang/jasa keinsinyuran

4. Usulan penawaran barang/jasa keinsinyuran secara mandiri atau tim proposal meliputi proposal teknis, komersial dan kontraktuil.

5. Klasifikasi, negosiasi dan beri saran, batasan tanggungjawab sampai terlaksana kontrak.

P10 Manajemen Usaha dan Pemasaran Teknik

P.10.5Kaidah Pemasaran barang/jasa keinsinyuran

P.10.6Kaidah Pelayanan Purna Jual

1. Batasan syarat tanggungjawab jaminan kinerja dan perbaikan kerusakan purna jual.

2. Pelayanan teknis purna jual dan atasi masalah teknis, sesuai tanggungjawab kontraktuil.

3. Pelatihan pengembangan keahlian tenaga pemakai dan pemeliharaan produk.

4. Memelihara persediaan barang dan mengelola sumber daya untuk pelayanan purna jual.

5. Pemantauan ke pelanggan untuk tingkatkan keandalan pemakai produk dan kepuasan pelanggan.

Page 334: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

1. Siapkan kebijakan umum melalui pendekatan pengembangan wilayah.

2. Siapkan kebijakan umum dengan mengacu pada kelestarian lingkungan.

3. Kebijakan umum melalui peningkatan kemampuan rancang bangun dan rekayasa produk strategis untuk pacu ekspor

4. Susun rancangan teknologi yang mendorong peningkatan keterpaduan antar sektor pembangunan.

5. Susun master plan, perencanaan jangka panjang dan pendek mendukung pengembangan daerah termasuk perkotaan. P11

Manajemen Pembangunan & Pemeliharaan Aset

P.11.1Kebijakan Umum Untuk Mendorong Sektor Pembangunan

P.11.2Kebijakan/ Strategi Investasi Teknis

1. Kebijakan teknis mendorong peran serta swasta dan masyarakat dalam pembanguna sektor-sektor publik.

2. Kembangkan sistem manajemen teknis efektif & efisien

3. Upaya penajaman prioritas pelaksanaan pembangunan guna memanfaatkan sumber-sumber daya yang terbataas

Page 335: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

1. Peraturan/pedoman pembangunan & penggunaan prasarana bagi peningkatan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat

2. Rancang teknologi tepat guna, kelangsungan operasi dan pemeliharaan

3. Rancang teknologi sederhana sesuai untuk daerah pedesaan dalam upaya pengentasan kemiskinan, serta ciptakan lapangan kerja baru.

4. Rancang teknis untuk membuka dan tingkatkan pertumbuhan daerah terpencil

P11 Manajemen Pembangunan & Pemeliharaan Aset

P.11.3Rumus Kebijakan & Pengaturan Teknis untuk keselamatan & kesejahteraan masy

P.11.4Pengadaan Aset

1. Menyelidiki kebutuhan akan aset baru2. Siapkan spesifikasi uraian pengadaan

aset baru3. Laksanakan kegiatan pengadaan aset4. Laksanakan pengujian untuk penerimaan

pada saat penyerahan

P.11.5Laksanakan & Awasi Tugas Pemeliharaan Aset

1. Kembangkan falsafah pemeliharaan dan parameter kinerja aset.

2. Siapkan jadwal pemeliharaan pencegahan.

3. Menyiapkan panduan untuk pemeliharaan.

4. Menetapkan / bila perlu merancang alat bantu uji pemeliharaan.

5. Awasi tugas pemeliharaan.6. Tentukan kebutuhan persediaan suku

cadang.7. Laksanakan pemeriksaan atas kegagalan8. Analaisa terhadap modus kegagalan &

akibatnya

Page 336: ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN Oleh Prof. Dr. Ir.  Sumardi  HS, MS

1. Mendefinisikan parameter kinerja aset.2. Menyiapkan petunjuk operasi dan melatih

operator.3. Merencanakan/melakukan pemantauan

kondisi aset.4. Mengawasi pengoperasian sistem-sistem

aset.5. Mengatur pengoperasian aset menjamin

pelayanan.6. Mempelajari kemungkinan perpanjang

umur aset.P11 Manajemen Pembangunan & Pemeliharaan Aset

P.11.6Melaksanakan tugas pengendalian dan optimasi aset

P.11.7Merencanakan dan melaksanakan penghapusan aset

1. Mempelajari penentuan umur ekonomis aset.

2. Menyelidiki penghapusan aset secara ekonomis.

3. Merekomendasikan langkah penghapusan aset.

4. Melakukan pemulihan lahan bekas lokasi aset.