etika kristen materi kuliah

26
DIKTAT MATA KULIAH ETIKA KRISTEN NAMA : SAROFAMATI DUHA SEKOLAH ALKITAB BINA MUDA WIRAWAN AMBON

Upload: sarofamati-duha

Post on 23-Jul-2015

1.307 views

Category:

Education


82 download

TRANSCRIPT

DIKTAT MATA KULIAH

ETIKA KRISTEN

NAMA : SAROFAMATI DUHA

SEKOLAH ALKITAB BINA MUDA

WIRAWAN

AMBON

I. PENGERTIAN UMUM ETIKA DAN MORAL

PENDAHULUAN

A. Apakah Etika itu ?

Kata Etika berasal dari bahasa Yunani ETOS yang berarti “tempat tinggal”, kebiasaan (Luk

22:39, Kis 25:16), Adat istiadat (Kis 16:20-21, I Kor 16:33), sifat, karakter, cara berpikir, cara

bertindak. Etos juga mempunyai hubungan dimana kita tinggal dan kita berada. Dalam bahasa

indonesia istilah etika adalah untuk menjelaskan apakah kelakuan atau tindakan seseorang itu baik

atau buruk dan norma-norma apa yang dipakai.

Etika dapat didefenisikan sebagai studi kritis dari moralitas manusia. Moralitas bergantung

pada standar yang dimiliki seorang manusia yang mempengaruhi hal baik dan buruk yang

dibuatnya, dan gol nilai yang ideal dari prinsip-prinsip yang dimiliki seseorang sebagai landasan

dimana ia mengklaim dan mengevaluasi sebagai kebenaran. Studi etika juga berasumsi bahwa

dalam melibatkan diri ditengah masyarakat, manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki

kebebasan moral dan bertanggung jawab atas tindakannya dalam pengambilan keputusan.

Kebebasan moral, pilihan untuk keputusan, tanggung jawab, standar nilai, dan menilai

sesuatu dalam hubungan social tidak dapat dipisahkan dari latar belakang budaya seseorang dan

pengaruh dari lingkungan masyarakat dimana ia hidup. Kebebasan moral ini memang normal dan

ada karena manusia ini bukalah robot ataupun benda mati yang bisa di kendalikan. Manusia sebagai

makhluk sosial mempunyai keinginan bebas namun terbatas, ia bukan mahkluk absolute. oleh sebab

itu dalam ilmu etika kita mempelajari atau menganalisa berbagai aspek tingkah laku manusia sosial.

B. Arti Etika dan Moral

Kata Moral berasal dari kata Latin yaitu MOS (jamak Mores) artinya sama dengan ETOS.

Menurut W.J.S. Poerwodarminta dalam kamus umum Bahasa Indonesia, memberikan devenisi-

devenisi sebagai berikut: Etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral),

sedangkan moral merupakan ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuakn. DOUMA juga

mengatakan bahwa menurut asalnya, kedua kata moral dan etika tidak berbeda tetapi menurut

penggunaannya berbeda.Sebab moral adalah segala kesusilaan yang berlaku sedangkan etika

adalah pertimbangan kesusilaan itu.

C. Etika Sebagai Ilmu

Etika bergerak pada lapangan kesusiliaan artinya ia bertalian dengan norma-norma yang

seharusnya berlaku disitu dengan ketaatan batiniah kepada norma-norma itu.

Jadi etika itu termasuk golongan ilmu pengetahuan normatif.

Etika masa kini dibedakan atas empat jenis yaitu:

1. Etika Deskriptif : memberikan keterangan tentang kesusilaan-kesusilaan dan norma-norma

dalam bermacam-macam kebudayaan dan segala abad.

2. Etika normatif : menggunakan norma-norma atau ukuran-ukuran yang menunjuk dogma dan

mempunyai sisi etis bagaimana sepatutnya kita hidup atau berkelakuan.

3. Etika khusus : etika normatif dalam bidang khusus, disebut juga etika terapan, etika medis,

etika tehnis, etika ekonomi dsb.

4. Mata etika : nama modern untuk yang dulu disebut etika kristis, etika filsafat, atau etika

formal.

D. Dogmatika dan Etika

Dapat dijelaskan kata dogma mengandung baik ajaran IMAN maupun ajaran KELAKUAN, dan

tiap-tiap dogma mempunyai sisi etis. Dengan demikian melalui beberapa penjelasan mengenai

etika. maka perlu dikemukakan suatu defenisi etika yang sederhana dimana etika adalah

pertimbangan kelakuan atau tingkahlaku yang bertanggung jawab terhadap Allah dan terhadap

sesama manusia.

II. SISTEM ETIKA FILSOFIS

Ada enam sistem etis yang penting diketahui sebagai landasan untuk mempelajari etika dari pada

pengambilan keputusan etis.

1. Antinomianisme

Segala sesuatu terus berubah dan kenikmatan sebagai esensi kebaikan. Menangguhkan penilaian

atas masalah, setip pertanyaan dapat dibantah tidak ada kebenaran mutlak atau jawaban final.

Oleh sebab itu ada yang berpendapat bahwa :

1. Tidak ada hukum moral yang ditentukan Allah

2. Tidak ada hukum moral yang subyektif

3. Tidak ada hukum moral yang abadi

4. Tidak ada hukum yang menentang hukum

5. Menekankan tanggungjawab indifidu

6. Unsur emotif dalam pengambilan keputusan

7. Menekankan hubungan pribadi

2. Situasionisme

Etika situasi yaitu etika tanpa peraturan atau hukum-hukum yang benar pada perilaku,

mencari jawaban yang kongkrit dan praktis. Seperti bunuh diri untuk berkorban, aborsi diterima

3. Generalisme

Generalisme yaitu perlunya norma-norma atau aturan-aturan. Tetapi norma-norma dapat

dilanggar demi kempentingan dan kesempatan (berbohong untuk menyelamatkan orang lain

dibenarkan). Tujuan utamanya adalah kebaikan besar.

4. Absolutisme

• Menekankan kebenaran Moral dan natur Allah secara mutlak tidak berubah.

• Menekankan peraturan

• Keyakinan dan provedensia Allah

• Selalu ada jalan keluar untuk menghindarkan dosa.

5. Absolutisme Bertentangan

• Hukum Allah mutlak

• Tugas untuk melakukan yang jahat (ada dosa besar dan ada dosa kecil)

• Pengampunan tersedia

• Konflik-konflik dasar tidak dapat di hindarkan karena manusia berdosa

• Mengusahakan kebaikan

6. Absolutisme Bertingkat

• ada hukum moral yang lebih tinggi

• Ada konflik-konflik yang tidak dapat di elakkan

• Tidak ada kesalahan yang disalahkan untuk dapat dielakan

• Mengasihi Allah dari pada manusia, mentaati Allah dari pada pemerintah, belas kasihan

melebihi kehujuran

III. SISTEM ETIKA AGAMA-AGAMA SUKU

Dalam bagian ini diuraikan tentang pandangan manusia dari Agama-agama dan pandangan

hidup yang terasa pengaruhnya di AsiaTenggara.

1. Pandangan tentang manusia menurut agama suku.

Didalam pandangan primitif tentang manusia dan suku ini tidak ada tempat bagi kesusilaan

dalam arti yang khusus. Karena itu tidak ada lagi bagi etika secara radikal menyeluruh orang untuk

memilih terang dan bukan gelap,kebaikan dan bukan kejahatan, Allah dan bukan setan.

2. Pandangan tentang manusia menurut Agama hindu.

Dalam Agama Hindu BRAHMAN dipandang sebagai satu-satunya kenyataan.

Agama Hindu tidak mengenal kepercayaan akan Allah, sang pencipta. Karena itulah tidak

dikenalnya pula kepercayaan akan penciptaan manusia menurut gambar Allah. Agama Hindu tidak

melihat garis batas antara Allah dan ciptaan, dengan demikian tidak ada tempat bagi etika di dalam

arti yang sesungguhnya.

3. Pandangan tentang manusia menurut Agama Budha.

Agama Budha berkata tentang ‘Bhava’. Segala perkataan dan perbuatan manusia akan

binasa. Proses kebinasaan ini intinya yang terdalam ialah SUKHA (sengsara). Orang arif (arhat)

tahu, proses bhava yang hina ini sebabnya yang terdalam ialah keinginan atau nafsu (tanha).

Keinginan atau nafsu akan hidup harus dilenyapkan sampai keakar-akarnya. Barulah proses

kebinasaan yang tidak ada artinya itu berhenti.

Manusia adalah suatu “nama Rupa” artinya terdiri dari “nama” (roh) dan Rupa (tubuh).

‘Nama rupa’ ini bekerja dengan menggunakan ‘skandha-skandha (perasaan, pengertian, kesadaran

dll). Tetapi nama rupa yang disebut manusia itu tidak mempunyai kepribadian ia adalah a-natta

(tanpa jiwa) jadi manusia itu bukanlah suatu ‘kenyataan’ yang tetap. Didalam Agama Budha, Allah

tidak diakui sebagi pencipta. Agama Budha tidak mengakui bahwa manusia di jadikan menurut

gambar Allah. Etika (dhamma) Agama Budha hanya merupakan suatu cara untuk meluputkan diri

dari segala macam etika. Menurut Agama Budha, kehidupan manusia itu berdasarkan sangkaan.

Tidak berarti dan tidak bertujuan. Dan sejarahpun tidak ada arti dan tujuan.

4. Pandangan tentang manusia menurut Agama Islam.

Di dalam Islam, manusia disebut ‘abd’ (hamba). Manusia itu bagaikan alat yang

dipergunakan oleh Allah. Perbuatan-perbuatan manusia di ciptakan dan ditakdirkan oleh Allah.

Siapa yang dipimpin oleh Allah dijalan yang benar, dialah yang terpimpin baik, sebaliknya siapa

yang disesatkan oleh Allah, dialah yang binasa.

Didalam dogmatika ortodoks Islam, tanggungjawab etis manusia tidak tampil kedepan dengan

sewajarnya sebab :

1. Karena kedaulatan Allah hanya dipandang sebagai kedaulatan kekuasaanNya.

2. Tanggungjawab etis manusia tidak nampak dengan sewajarnya, karena tidak ada tempat

bagi pengertian karena didalam Islam hanya menganggap ada satu hubungan saja anta Allah

dan hasil pekerjaanNya, yakni hubungan antara kalik dan makhluk.

IV. DASAR-DASAR ETIKA KRISTEN

Kita telah membahas bermacam-macam teori etika, kita berada dalam posisi baikuntuk

memahami pandangan kristen mengenai etika. Ada beberapa karakteristik yang membedakan

mengenai etika-etika Kristen, setiap karakteristik terseb ut akan dibahas disini secara singkat yaitu :

1. Etika Kristen berdasarkan kehendak Allah

Etika Kristen merupakan satu bentuk sikap yang diperintah oleh dari Allah, maka kewajiban

etis merupakan sesuatu yang harus kita lakukan.

Kewajiban merupakan ketentuan atau perintah etis yang diberikan Allah sesuai dengan karakter

MORAL-NYA yang tidak dapat berubah.

Maksudnya adalah Allah menghendaki apa yang benar sesuai sifat-sifat moral-Nya sendiri.

Jadilah kudus sebab Aku ini kudus (Ima 11:45). Harus kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang

di sorga adalah sempurna (Mat 5:48). “Allah tidak mungkin berdusta” (Ibr 6:18) “Allah adalah

kasih” (I Yoh 4:16). “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Mat 22:39). Jadi

singkatnya etika Kristen didasarkan pada kehendak Allah, tetapi Allah tidak pernah menghendaki

apapun yang bertentangan dengan karakter moral-Nya yang tidak berubah.

2. Etika Kristen bersifat mutlak

Karena karakter moral Allah tidak berubah (Mat 3:6 ; Yak 1:17), maka kewajiban-kewajiban

moral yang berasal dari natur-Nya itu bersifat mutlak.

Maksudnya adalah kewajiban-kewajiban tersebut selalu mengikat semua orang dimana-mana.

Apapun juga yang ditemukan dalam moral Allah yang tidak berubah merupakan satu kemutlakan

moral. Termasuk di dalmnaya adalah kewajiban-kewajiban moral seperti : kekudusan, keadilan,

kasih, sifat yang sebenarnya dan belas kasihan.

3. Etika Kristen berdasarkan Wahyu Allah

Etika Kristen berdasarkan perintah-perintah Allah, wahyu yang bersifat umum (Rm 1:19-20;

2:12-25) dan khusus (Rm 2:18;3:2).

Allah telah menyatakan diri-Nya baik melalui alam (Maz 19:1-6) dan di dalam kitab suci (Maz

19:7-14). Wahyu umum berisi perintah Allah bagi semua orang. Wahyu khusus untuk

mendeklarasikan kehendak-Nya untuk orang-orang percaya. Tetapi didalam kedua hal tersebut,

dasar dari tanggung jawab etis manusia adalah wahyu ilahi.

Gagal untuk mengenali Allah sebagai sumber kewajiban moral tidak membebaskan siapapun

juga, bahkan seorang ateis, dari kewajiban moralnya. Karena apabila bangsa-bangsa lain yang tidak

memiliki hukum taurat, oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dikehendaki oleh hukum

taurat, maka walaupun walaupun mereka tidak memiliki hukum taurat, mereka menjadi hukum

taurat bagi diri mereka sendiri. Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Tuarat

ada tertulis dalam hati mereka, ( Roma 2: 14-15).

4. Etika Kristen Bersifat Menentukan

Karena kebenaran moral di tetapkan oleh Allah yang bermoral maka harus dilaksanakan. Tidak ada

hukum moral tanpa pembuat uandang-undang moral. Dengan demikian etika Kristen berdasarkan

naturnya adalah preskriptif, bukan deskriptif. Etika berkaitan dengan apa yang seharusnya

dilakukan, bukan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Orang-orang Kristen tidak menemukan

kewajiban-kewajiban etis mereka didalam standar orang-orang Kristen tetapi didalam standar bagi

orang-orang Kristen di Alkitab.

5. Etika Kristen itu Deontologis

Sistem-sistem etis pada umumnya dapat dibagi menjadi dua kategori. Deontologis ( berpusat

pada kewajiban) dan Teologis (berpusat pada tujuan). Ada dua etika Kristen yaitu :

a. Etika Deontologis (berpusat pada kewajiban)

Peraturan menentukan hasil, peraturan adalah dasar tindakan, peraturan itu baik tanpa

menghiraukan hasil, hasil harus diperhitungkan berdasar peraturan.

b. Etika Teologis

Hasil menentukan peraturan, hasil adalah dasar tindakan, peraturan itu baik karena hasil, hasil

kadang bisa melanggar peraturan.

V. ETIKA PERJANJIAN LAMA

Perjanjian lama adalah buku Etika yang memperlihatkan kehidupan etis dari umat Israel sepanjang

sejarah kehidupannya. Para tokoh etika melihat PL dari berbagai pandangan bahwa sejarah

kehidupan umat israel dan kehadiran Allah tidak dapat dipisahkan.

Tingkah laku Israel berada dalam pengawasan dari pada YHWH, baik dalam hubungannya dengan

Allah maupun dengan sesama :

1. Allah Israel adalah penuntun dalam kehidupan etis umat sangat bergantung pada Allah

sebagai penuntun.

2. Status dari kehidupan umat Israel ditengah-tengah masyarakat mempengaruhi kehidupan

etika mereka.

3. Kesetiaan dan ketaatan kepada YHWH sebagai pemberi hukum dan peraturan adalah

landasan bagi umat dalam tingkah laku etis mereka.

4. Umat PL berasal dari Perjanjian Allah kepada umat menjadi landasan dari standar moral

mereka.

5. Etika PL adalah etika agama yudaisme yang berasal dari kebenaran Firman Allah atau

pernyataan Allah secara pribadi.

6. Hukum kasih kepada Allah dan kepada sesama dalam hukum Taurat adalah landasan etika

umat Israel.

7. Hukum Taurat dan kitab para nabi adalah buku etika yang berhubungan dengan perjanjian,

kekudusan/moral, dan kasih.

8. Yesus Kristus dan para rasul menggunakan PL sebagai landasan pengajaran yakni memberi

pengertian yang benar mengenai etika PL dan memberikan tafsiran yang benar mengenai etika PL

kedalam PB.

9. Pendekatan mempelajari PL sebagai buku etis atau buku norma-norma kehidupan dengan

melihat PL sebagai:

a. ‘a book of rule”, prinsip-prisip ketaatan sebagai kehidupan etis umat israel.

b. ‘a book of principles”, prinsip-prisip etis yang terkandung dalm hukum taurat.

c. ‘a patten of life”, memberikan gambaran kehidupan etis umat sebagai standar kehidupan dan

standar dalam pengambilan keputusan. Namun banyak hal yang aneh dan harus diteliti kembali.

d. ‘a book of character bulding”, memberikan contoh karakter dan landasan dalam pembentukan

karakter. Hubungan dengan sesama dalam masyarakat sosial bertambah baik apabila seseorang

mengembangkan karakternya.

10. Mempresentasikan narasi dari generasi umat yang hidup disepanjang sejarah dengan

hubungan dengan masyarakat secara etis dan bagaimana kita mengaplikasikan dalam kehidupan

sekarang :

a. Penciptaan kehidupan : Allah sebagai pemberi hidup, dan bagaimana kita memelihara

kehidupan, ciptaanNya.

b. Kain dan Habel : hubungan dengan sesama, bagaimana kita memeliharanya.

c. Rahab perempuan yang menyembunyikan pengintai-pengintai. Apakah kita boleh

berbohong ?

d. Menara Babel : hubungan dan kerja sama dalam komunitas bahasa di serakan, bagaimana

kita bekerja sama dengan sesama.

e. Perjanjian Allah kepada Abraham: tujuan perjanjian ini bukanlah untuk pribadi, tetapi demi

kepentingan banyak orang.

f. Hukum taurat: 4 hukum pertama berbicara tentang tanggungjawab kepada Allah,

sedangkan 6 hukum berikutnya berbicara soal tanggungjawab kepada sesama.

g. Hubungan dengan bangsa-bangsa lain, kawin mengawinkan ( berbicara soal sexual ethics)

h. Kasih kepada sesama, sabat dansoal budak ditengah-tengahmu ( berrbicara soal keadilan

sosial dan ekologi)

i. Pembebasan dari mesir dan mengembaran dipadang gurun. Kehidupan itu bukanlah milik

pribadi sehingga hidup bergantung pada pribadi, tetapi milik Allah dan bergantung pada

Allah. Manusia berusaha hidup mengontrol hidupnya dari pada hidup dalam memberi

kehidupan.

j. Memasuki tanah kanaan, isu-isu etis dari “Pacifism” atau A just War”

k. Pada zaman Hakim-hakim: zaman kegelapan, isu-isu etis dan keagamaan.

l. Pada zaman raja-raja: isu-isu etis mengenai keadilan pajak dan budak, dan contoh-contoh

kehidupan etis yang buruk dari Dud dan Bertsyeba dan Uria, Ahab, izebel dll.

m. Kitab nabi-nabi kecil dalam pembuangan: isu-isu mengenai keadilan, belas kasihan, politik

tecnik dll.

n. Kitab-kitab puisi: Isu-isu moral etics , ibadah dan pelayanan yang etis, penyebahanku ang

paling benar? Dan dialog iman dalam kitab mazmur. Mempelajari etika dari dasar PL pada

umumnya adalah : sosial etis dalam kehidupan iman dan penyembahan kepada Allah.

VI. ETKA PERJANIAN BARU

Perjanjian Baru adalah buku etika dan sebagai kelanjutan dari etika PL di ajarkan oleh Yesus

maupun para Rasul. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa Kristus memberikan pengertian yang

benar mengenai etika PL sedangkan paulus memberikan tafsiran yang benar mengenai etika dalam

PL. Dalam mempelajari PB sebagai buku etika, ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan.

1. PB dapat di kategorikan sebagai kitab hukum untuk membimbing kehidupan manusia

2. PB sebagai koleksi dari prinsip-prinsip moral universal.

3. Menekankan keputusan etis di mana terdapat peranan Roh Kudus. Roh Kudus sebagai yang

memimpin ke dalam etika yang dapat diterima.

4. Menekankan pengambilan keputusan etis didasarkan kasih di tengah-tengah situasi yang

sedang berlangsung.

5. Anugerah dalam Yesus Kristus sebagai landasan etika Kristen. Stephen moot menguraikan

makna etika dalamhubungannya dengan anugrah Allah sebagai landasan dan tindakan etis etika

Kristen.

a. Etika Kristen di landasi oleh tindakan Allah dalam Anugrah-Nya. Disini anugrah Allah

mempengaruhi orang percaya secara etis termasuk ’social action” dengan kuasa Roah-Nya.

Etika Kristen adalah respon kita kepada anugrah Allah sehingga memperbaharui sikap

hidup dan menjadi “immitators of god”. Kita mengasihi karena Allah lebih dahulu

mengasihi kita.

b. Etika Kristen dilandasi oleh tindakan sosial dari anugrah. Artinya dalam dalam kehidupan

etis, orang percaya mempunyai tanggungjawab sosial, seperti yang dilakukan oleh Allah,

demikian dilaksanakan orang kristen karena Kristus telah berkorban bagi orang percaya di

kayu salib, maka pengorbanan Kristus haruslah mewarai hubungan kemanusiaan terhadap

sesama dalam suaru action.

c. Dalam aplikasi kehidupan etis orang percaya harus menciptakan komunitas etis dalam

lingkungan orang percaya maupun orang yang tidak percaya. Namun komunitas etis orang

percaya akan membawa dampak dalam komunitas orang yang tidak percaya.

1. Etika Yesus Kristus

Dalam pelayanan dan kehidupan Yesus orientasi etika. Yesus adalah sosial. Dalam injil

Sinoptik Ia menekankan soal pengampunan. Teladan etis yang paling baik adalah teladan dari

karakter Allah. Orang Kristen harus sama seperti Kristus dalam etika dan ketaatannya. Khotbah

Tuhan Yesus di bukit adalah khotbah etika yang berhubungan dengan hal-hal sosial, budaya, dan

ekonomi dalam masyarakat.

Dan ini merefleksikan etika dalam hukum Taurat dengan penertian yang benar. Prinsip etika

Yesus adalah prinsip ketaatan dan anugrah karena IA bukanlah seorang yang legalistik tanpa

praktis. Yesus tidak menolak tuntutan moral dari hukum taurat, tetapi Ia menolaknya apabila Ia

tidak mewakili kehendak Allah. Itulah sebabnya Ia menggenapinya. Etika Yesus di tulis oleh

Yohanes dengan menggunakan istilah etika yakni : kasih, kehidupan, terang dan kebenaran,

demikian juga istilah ini di gunakan dalam I,II.III Yohanes.

2. Etika Dari Paulus

Dalam surat-surat Paulus nampak prinsip-prinsip etika kristen yang dibuatnya sebagai penuntun:

1. Dipraktekkan dengan melihat kondisi lingkungan Krsten dan non Kristen.

2. Diantara komunitas Gereja Kristen ia menggunakan istilah ketergantungan, gotongroyong

dari jemaat sebagi anggota tubuh Kristus satu sama lain. Tujuannya untuk kepntingan

bersama secara sosisal.

3. Standar nilai dan ukuran etis Paulus adalah dalam Kristus ( in Chist) yang menjadi teladan

dari etika dalam keluarga dan dalam pekerjaan.

4. Sikap pengambilan keputusan etis harus ada dalam pimpinan Roh Kudus, yang berbicara

mengenai hati nurani.

5. Orang kristenn tidak boleh berkompromi dengan dunia dan tidak boleh menjadi penghalang

bagi orang kafir untuk mengenal Yesus. Tindakan yang bijaksana harus diambil seperti

mengenai makanan dan minuman dan penggunaan-penggunaan karunia.

6. Hubungan suami-istri, tuan dan hamba, negara dan rakyat, melibatkan prinsip-prinsip

spiritual dari tubuh Kristus dan kepala (Petrus juga memiliki prinsip etika ini). Prinsip ini

begitu mendalam dan berhubungan dengan etika sosial dan etika politik dalam masyarakat

yang harus diperhatikan orang percaya.

7. Prinsip-prinsip etis kerja juga dinyatakan Paulus dalam mengadakan rekonsiliasi Onesimus

dan Filemaon.

8. Sikap etis juga di ajarkan Paulus untuk memelihara keindahan penyembahan, pelayanan,

dan juga penggunaan-pengguanaan karunia dalam jemaat. Dalam surat Korintus, paulus

dengan jelas, tegas dan mendetail tentang hal ini. Disini etika pelayanan dan ibadah

mencerminkan kehidupan orang percaya yang hidup dalam anugrah dan displin Allah.

9. Ketegasan sikap etis Paulus diwujudkan dalam penerapan disiplin terhadap pelanggaran

moral.

PERUBAHAN SOSIAL DALAM SEJARAH PL DAN PB DAN PENDEKATANNYA.

Dalam sejarah umat Allah di PL nampak jelas adanya perbahan sosial yang terjadi mulai

dari zaman penciptaan. Perubahan-perubahan sisial ini sangat jelas dan memberikan gambaran dan

warna yang berbeda. Allah dalam PL ini turut berperan dan mengadakan pendekatan sosial dalam

konteksnya. Krisis-krisis tentu terjadi juga dalam sepanjang perubahan sosisal yang dialami oleh

umat israel. Para nabi dan Raja juga mengambil bagian dalam menyarakan suara kenabian di

tengah-tengah krisis yang disebabkan perubahan sosisal tadi. Bahkan hingga pada zaman PB

perubahan sosisal itu terus berkesinambungan. Yesus dan para rasul mengambil bagiandalam

mengadakan pendekatan dan rekonsiliasi sosisal pada waktu itu.

PERUBAHAN SOSIAL DALAM PL DAN PENDEKATANNYA

Dalam sejarah umat Allah di PL, perubahan sosial yang terjadi begitu menyolok. Namun

kehadiran Allah dalam perubahan sosial menunjukkan kebijaksanaan Allah yang ajaib. Allah tetap

dapat mendekati umatn-Nya dalam kodisi umat-Nya yang beragam.

1. Di taman Eden: Primitif, Agrikultura

2. Menara Babel: Peasant, peternak, agrikultura

3. Kejatuhan: Kinship, pemburu, agrikultura

4. Zaman Patriakh: Tribes/ kesukuan, peternak, agrikultura

5. Zaman pengembaraan: Penggungsi, peternak

6. Di tanah Kanaan: Tribes/ kesukuan, Agrikultura

7. Zaman Hakim-hakim: Tribes/ kesukuan, Agrikultura

8. Zaman Raja-raja: kesukun, Industri, Politik

9. Zaman Pembuagan: Budak, Industri, Agrikultura, Pluralisme, Politik

10. Zaman kembali dalam pembuangan: Pluralisme, Kesukuan, Politik

11. Masa Tansisi: Pluralisme, peternak, Agrikultura.

Allah mengadakan pendekatan yang berbeda-beda dalam kondisi sosial Umat Israel yang

berbea pula. Allah menyediakan kepemimpinan yang berbeda dalam kondisi sosial dan lingkungan

umat israel. Pendekatan Allah secara sosal budaya begitu kontekstual.salah satunya adalah

pedekata-Nya melalaui perjanjian yang diadakan –Nya dengan umat Isralberbeda-beda, namun

mengandung makna dan tujuan yang sama.

PERUBAHAN SOSIAL DALAM PB DAN PENDEKATANNYA

Memasuki zaman PB, dunia umat Allah mengalami bayak perubahan. Umat Israel harus

menerima kenyataan bahwa orientasi dari partikularisme menjadi universalisme. Kesukaan umat

Israel sudah berlalu dan diganti dengan komunitas bersama. Perubahan ini nampak dalam

beberapaperubahan sosisal:

1. Dari masyarakat Ibrani ke Yunani

2. Percampuran orang Yahudi dan oramng Yunani, budaya majemuk

3. Di bawah jajahan Romawi

4. Dari hukum kepada Anugrah

Yesus Kristus

Pendekatan Yesus Kristus terhadap perubahan sosial ini adalah melalui beberapa hal:

1. Hukum Kasih

2. Menggenapi hukum taurat

3. Khotbah di bukit sebagai suara kenabian-Nya.

4. Pengorbanan-Nya di kayu salib membawa pendamaian antara manusia dan Allah dan antara

manusia dengan manusia.

5. Aksi sosial

6. Pendekata budaya

7. Pendekatan ekonomi

Rsul Paulus

Pendekatan rasul Paulus terhadap perubahan sosial dengan mengadakan perubahan itu sendiri.

Pendekatan Rasul Paulus lebih mengarah pada rekonsiliasi atau perubahan hubungan sosial antara

orang Yahudi dan Yunani, budak dan orang merdeka, orang Bar-bar dan skit. Paulus mengadakan

beberapa pendekatan untuk “ social renewal”

1. Analogi yang digunakan: Tubuh Kristus

2. Sakramen Baptisan: di baptis dalam satu tubuh

3. Penyataan Paulus: tidak ada orang Yahudi dan Yunani. Bar-bar dan skit, budak atau orang

merdeka.

4. Istilah “Agape”: di gunakan Rasul Paulus dalam membedakan etika Kristen dan etika non

Kristen. Nilai Agape adalah standar nilai etis yang paling utama (I Kor 13)

5. Etika pembebasan: Gaya Rasul Paulus yang tranformatif sebagai landasan dan pembebasan

hak, sosial renewal, dan justice suport.

6. Tanggung jawab hukum dan politik: mentaati hukum, membayar harga pajak dll.

7. Etika Moral Paulus: Paulus menggunakan istilah: “Sarx” dan “ pneuma”. Kedua hal ini

merupakan kontras antara moral dan Immoral. (makmur Halim).

VII. FAKTOR-FAKTOR PENTING DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIKA

KRISTEN

Di bidang perkawinan, bisnis dan kerja/jabatan (khususnya dalam pelayanan Gereja).

A. Pernikahan dan masalahnya

Dalam daftar dibawah ini manakah yang menjadi prioritas atau yang paling nomor satu :

1. Karier 6. Kedudukan dan kekeuasaan kita

2. Uang 7. Kebutuhan sexual

3. Rekreasi 8. Allah

4. Anak 9. Pendidikan

5. pasangan kita 10. Pekerjaan Tuhan.

B. Bisnis dan Kerja

Kerja merupakan unsur hakekat manusia, yang dijadikan menurut gambar Allah. Kerja manusia

mempunyai sifat yang khas. Ia menunjukkan perbedaan yang nyata sekali dengan kerja binatang

dan kerja mesin. Kerja binatang berlaku menurut naluri, sedangkan kerja mesin berlaku tanpa

kesadaran. Sifat khas kerja manusia adalah bahwa kerja manusia merupakan penggunaan secara

sadari daya-daya rohani dan badani juga tertuju kepada maksud tertentu. Kerja sebagai perintah

Allah dan perintah itu harus di taati dengan rela hati.

C. Pelayanan Gereja

Gereja wajib memberitakan, bahwa kerajaan Allah sedang datang dan oleh sebab itu wajib

memberitakan pemerintahan dan janji kerajaan Allah dalam segala lapangan hidup dan menyerukan

supaya bertobat. Tuhan Yesus menaruh minat terhadap kesehatan, makanan, serta perlakukan

terhadap orang-orang sekelilingnya. Ia mnyembuhkan yang sakit, memberi makan yang lapar,

mengecam tingkah laku orang percaya terhadap Lazarus yang miskin.

VIII. ETIKA SOSIAL

Pembangunan dan iptek kemiskinan atau ketidak adilan, HAM, Ekologi, SDM, Biotek,

Informasi, Pornografi dll.

A. Kemisikinan/ketidakadilan

Pada umumnya dalam PB orang-orang miskin selalu disebut orang sakit, orang cacat, buta,

lumpuh dll. Mereka tergolong pada orang-orang miskin (Mat 11:5 ; Luk 14:13, 21-23). Kemiskinan

dapat disebabkan berbagai hal misalnya kemiskinan yang disebabkan kemalasan atau hidup boros.

Pembawaan karena bencana alam, penindasan dan egois orang kaya dan karena sistem ekonomi.

Ketidakadilan lawan dari keadilan yaitu berat sebelah atau timpang antara satu dengan yang lain.

Orang miskin sering kali mengalami ketidakadilan dari orang kaya diberi upah serba sedikit dan

ditindas Yer 22:13. bagaimana sikap kita terhadap kemiskinan dan ketidakadilan ini?

B. Hak-hak asazi manusia

Hak-hak asazi manusia merupakan tantangan bagi gereja dalam usaha mewartakan injil

kemerdekaan. Seperti yang diberitakan para nabi Amos. Orang percaya seharusnya menyuarakan

hak-hak asazi manusia secara benar dan berani.

C. Ekologi

Ekologi adalah ilmu tentang hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya karena

lingkungan merupakan tempat untuk kehidupan setiap makhluk hidup (Kej 1:28). Manusia

memiliki tanggungjawab yang besar untuk menjaga lingkungan hidup, dimana kehidupan itu

berlangsung. Manusia juga bergantung pada lingkungannya.

D. Sumber daya manusia

Sumber daya manusia dapat diartikan sebagai manusia yang mempunyai potensi yang baik

demi menunjang suatu kegiatan dengan baik dan maksimal. Sumber daya manusia di pengaruhi

oleh kemajuan dalam bidang ekonomi, pendidikan, kedisplinan, dan budaya. Gereja terpanggil

untuk mengembangkan sumber daya manusia yang tepat guna baik bagi negara, bangsa dan

masyarakat serta kerajaan Allah.

E. Biotek

Biotehnologi adalah perkembagan ilmu dibidang thenologi yang semakin canggih dengan

penemuan cloning pada hewan misalnya. Perlu disadari bahwa manusia jaman modern lebih

percaya pada tehnologi dari pada Allah akibatnya adalah banyak orang yang pandai akhirnya

meninggalkan iman mereka. Sebagai orang percaya perlu menyikapi kemajuan jaman dan tehnologi

dengan arif dan bijaksana serta berdasarkan firman Allah sebagai landasan orang percaya dan

memanfaatkannya dengan baik sehingga apabila ada yang tidak sesuai firman Allah harus

ditinggalkan.

F. Informasi/komunikasi

Komunikasi adalah suatu hubungan timbal balik dan komunikasi menduduki peranan yang sangat

penting dalam kehidupan manusia. Contoh media yang bisa kita dapatkan : Radio, Televisi, Surat

kabar, Telepone, Internet dll. Semua ini menunjang kehidupan manusia dan bisa digunakan untuk

segi positif sebagai median pekabaran injil.

G. Pronografi

Masalah pronografi masalah yang serius dan tidak boleh dianggap spele karena dampaknya bagi

masyarakat sangat buruk. Pronografi terdapat dalam berbagai macam seperti buku-buku, gambar-

gambar, foto-foto, kaset, dan juga Internet. Orang percaya perlu membendung arus pronografi

dengan memberikan pengertian yang benar tentang fungsi seksualitas manusia berdasarkan

kebenaran firman Tuhan.

IX. ETIKA MEDIS

Contoh-cintoh isu-isu sosial dan Argumentasi

Isu-isu yang ada di masyarakat merupakan isu-isu terhadap suatu kasus yang dialami oleh

individu-individu dalam masyarakat. Keputusan-keputusan atau sikap yang diambil selalu sesuai

dengan konteks budaya dan cara berfikir. Paradigma individu dalam pengambilan keputusan,

motivasi, dan alasan yang dimiliki menentukan sikap etis dan pengambilan keputusan etis. Salah

satu isu sosial dalam masyarakat kita seperti : KB, Transeksualitas, AIDS, Pelecehan Anak-anak

DLL. Sebagai orang Kristen bagaimanakah sikap etika sosial Kristen anda dalam memberikan

jawaban?

X. ETIKA POLITIK

Hubungan Gereja dengan Negara, partisipasi Kristen dalam Politik, khususnya pembangunan

Politik. Etika politik adalah: fisafat moral entang dimensi politis kehidupan manusia. Sebagai salah

satu cabang etika khusus etika politik termasuk manusia. Sebagai salah satu cabang etika Khusus

etika pliti termasuk dalam lingkungan filsafat. Stilah filsafat berarti kebijaksanaan hidup, skap hati,

usaha batin dll.

A. Hubungan Gereja dan Negara

Masalah hubungan Gereja dan Negara dapat berjalan dengan baik apabila Gereja bisa dan dapat

menempatkan diri dalam bernegara, juga negara dapat melihat bahwa Gereja merupakan suatu

bagian sosial dalam bermasyarakat dan bernegara. Gereja dapat melihat keburukan dan kebaikan

yang dilakukan negara dan Gereja tidak boleh tertutup dengan masalah negara. Yang terpenting

adalah Gereja tetap menjadi terang dan garam dunia untuk mencapai visi pelayanan.

B. Berpatisipasi Kristen Dalam Politik

Hendaklah orang Kristen bisa terlibat dalam politik dan pemerintahan yang ada, sehingga bisa

terlibat dalam menentukan arah kebijakan-kebijakan bangsa dan Negara.

XI. EVALUASI TERHADAP TANGGUNGJAWAB KRISTIANI MASA KINI

Kondisi sosial dan disertai perubahan-perubahan sosial yang sangat radikal dalam konteks

Indonesia tidak dapat lepas dari faktor-faktor agama, politik, ekonomi dan budaya yang ada. Hal

inisangat berbeda dengan kondisi dan konteks perubahan sosial di barat. Pada umumnya di dunia

ketiga kondisi sosial hampir dapat disamakan. Pendekatan etis barat tidak dapat di gunakan di dunia

ketiga. Orang percaya harus mencermati perubahan-perubahan yang ada sehingga dapat

memprensentasikan sikap etis yang kontekstual. Orang Kristen harus tetap bertahan dan memiliki

sikap etis yang dilandasi dengan kebenaran firman Allah.

Kompromi bukan merupakan jalan keluar karena bagaimanapun juga status minoritas orang

Kristen tetap menjadi sasaran sosial yang ada. Jadi dalam melibatkan diri kedalam masyarakat

sosial maupun untuk mengadakan transformasi sosial, Gereja atau orang percaya tidak dapat

mengabaikannya dalam semua aspek kehidupan masyarakat.

Jadi dalam melibatkan diri ke dalam masyarakat sosial maupun untuk mengadakan transformasi

sosial, Gereja atau orang percaya tidak dapat mengabaikan keterlibatannya dalam semua aspek

kehidupan masyarakat.

XII. PERGAULAN MUDA MUDI (cinta, pacaran, dan sexs)

Masa persiapan sebelum menikah

A. Pendahuluan

1. Fase Mengerti Diri (Maz 71:2)

a. Orang tua memiliki tanggungjawab dalam pembina seksuil anak-anak. Tugas pembinaan

mencakup semua bidang kehidupan termasuk seks. (Kej 1:28 ; I Tim 3:2-4 ‘beranak cucu,’

‘menguasai diri’)

b. Mengerti diri dan tubuhnya (Maz 139:13-14).

• Umur 4-11 Th = masa dimana anak banyak bertanya, dan orang tua berkewajiban

memberikan jawaban yang sesuai kemampuan berpikir anak Ex dari mana datangnya adik?

• Umur 12-14 Th = masa remaja, anak ingin tahu masalah seksuil dan ini adalah wajar masa

ini disebut masa puber. Pria mimpi basah dan wanita dengan datangnya haid inilah masa

yang paling mudah dipengaruhi.

• Umur 15-17 Th = Masa ketidak seimbagan tubuh dan jiwa. Kalau laki-laki pada tubuhnya,

tapi wanita pada jiwanya.

• Umur 18-21 Th = Masa pemuda-pemudi, masa untuk kemantapan mengerti diri dan lawan

jenisnya.

• Umur 22-30 Th = Masa dewasa dan berani mengambil resiko.

• Umur 31-mati = Masa dewasa penuh.

2. Fase Menerima Diri (Yer 1:5)

a. Allah adalah pencipta (Kej 1:27), dan kita perlu berterimakasih kepada Allah untuk tubuh

atau diri kita (Maz 139:14) ‘kejadianku ajaib’.

b. Yesus adalah penebusku. Bagaimana kalau terdapat noda dan aib pada tubuhku? (I Pet 1:18)

darah Yesus dan sanggup dan sudah menebus kita.

c. Roh Kudus adalah pembimbingku (Gal 4:6-7) Roh Kudus mengangkat kita sebagai anak-

anak Allah.

• Mengasihi diri sendiri artinya menerima diri sendiri dengan merasa bangga dan puas.

Mengapa? Karena banyak pemuda pemudi yang tidak puas dengan dirinya sendiri lalu

menempuh jalan lain yaitu melakukan hal-hal yang tidak berkenan kepada Allah. Maka

sebagai anak Tuhan kita tidak boleh melakukannya karena itu adalah dosa.

3. Fase Menguasai Diri (Tit 2:26)

a. Menguasai daya seksuil

Masa puber terjadi pada umur 12-21 tahun, masa ini penuh ketegangan. Perbedaan sex laki-laki

dan perempuan. Sex laki-laki itu seperti kuda liar yang perlu dijinakan. Sedangkan sex perempuan

itu seperti senar gitar yeng perlu disetem. Terletak pada jiwanya dan perasaannya.

b. Menjiwai tubuh (Maz 119:37a) artinya kita bisa menguasai tubuh, tangan, mata, lidah,

mulut, telinga, dsb.

4. Fase Mngerti Teman Lain Jenis

Ada 4 tahap pergaulan :

a. Pergaulan kelompok (umur 12-17 Th) masa remaja.

b. Pergaulan berpacaran (umur 18-22 Th) masa muda mudi, cinta pertama.

c. Pergaulan pertunangan Umur 23- Th) kuncinya terletak pada si putri untuk janji setia.

d. Pergaulan nikah sebagai suami istri dan menurut kehendak Tuhan harus seiman (II Kor

6:14-16; I Kor 7:39).

e. macam-macam konotasi kata “CINTA”

• Etimologi cinta dalam kamus bahasa Indonesia

• Cinta merupakan sebuah konsep.

B. CINTA, PACARAN, DAN SEX ( Dalam Terang Firman Tuhan)

1. cara pendekatan masalah:

bukan sekedar Informasi

sikap Hati (attitude) dalam pendekatan Kel 3:5, Yos 5:15

2. Dua sikap yang salah terhadap masalah cinta dan sex.

Filsafat kaun Victorian: “Sexlles love” ( cinta tanpa Sex)

Prinsip cinta “The New Morality”: “Loveless Sex” ( Sex dilakukan tanpa cinta)

A. Latar Belakang

Apa yang di buat “The New Morality” itu sebenarnya merupakan campuran antara filsafat,

teologia dan Etika yang dibela oleh sejumlah cendekiawan yang mengikuti pola pikir yang liberal

dan ekstrim dalam Teologia. Dalam banyak hal, usaha pemahamannya menjadi sulit dan berbeli-

belit, karena teori dari “The New Morality” nempaknya benar dan masuk akal, tetapi sebenarnya

“The New Morality” itu mempunyai kebenaran semu (patr Truths)

B. Dua masalah Etis:

Masalah “The Inner Motives” (Yoh 8:1-11)

Masalah situasi sosial yang sulit mengenai percaturan nilai:

1. Dalam II Sam 13 sebenarnya kita diperhadapkan pada percaturan nilai:

“The New Morality” atau lebih tepatnya di namakan “The Old In Morality”

“The Old Morality” atau “ The Biblical Morality”. Coba saudara identifikasikan ciri-

ciri kedua moralitas ini, seperti masing-masing terungkap dalam:

o Sikap dan rencana Yonadab (ayat 5-6)

o Sikap tamar (ayt 12-13)

2. Jelaskan bagaimana posisi Amnon dalam percaturan nilai ini:

Apakah ‘eros’ Amnon memang pada dasarnya jahat? (ayt 2)

Kalau demikian, apakah akar dari segala tragedi Amnon- Tamar? (ay 6, 12)

Seandainya saudaraadalah Amnon, bagaimana seharusnya, saudara bersikap menghadapi

percaturan nilai ini?

C. KESIMPULAN

1. Salah satu serangan terhadap pergaulan muda-mudi sekarang iniadalah apa yang

disebut TEST OF LOVE atau BATU UJIAN CINTA. “Kalau memang sungguh-sungguh

engkau mencintai aku,” bagaimana pendapat saudara, tentang batu ujian cinta ini?

Perhatikan sekali lagi tragedi Amnon- Tamar, bukankah Amnon benar2 mencintai Tamar?

Baca Kidung Angung 8:6 “ Cinta= Maut”. Dapatkah maut dicoba dengan pura-pura mati?

Dapatkah Cinta di uji dengan hubungan Premarital?

2. Bagaimana pendapat saudara tentang “ciuman selamat malam”

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memberikan pandangan saudara:

Bagaimana saudara menilai ciuman itu?

Apakah ciuman itu tindakan terakhir dan terus di ikuti oleh perpisahan ( sungguh-sungguh

Selamat malam) atau awal dari suatu seri tindakan lainnya).

Apakah saudara melakukan di tempat yang bersendirian?

berikan pendapat saudara tentang pentingnya “pengusahaan diri” sebagai sifat ke-9 dari

buah-buah Roh Kudus (Gal 5:23) dalam masa Pacaran.

3. Pandangan Alkitab

a. Mengapa Allah menciptakan sex?

Pertama: Kej 1:28 -Prokreasi atau Reproduksi

Kedua: Kej 2:1 8 -Persekutuan dan memberi

Kej 2:24 -kelengkapan

Ketiga: Kej 1:26-27 -persekutuan pria & wanita adalah Refleksi persekutuan Ke-Allah-an.

b. Alkitab mengajarkan bahwa tubuh itu sendiri tidak berdosa. Itulah sebabnya Tuhan Yesus

datamg kedunia ini untuk tubuh manusia. (Yoh 1:14, Kol 1:19, I Kor 6: 19-20).

4. Pembicaran tentang cinta , pacaran, dan sex bukanlah suatu yang tabu.

Sebagai orang Kristen kita terpanggil untuk memahami dalam terang Alkitab. Sebagimana Allah

meencanakannya ketika Ia menciptakan manusia. Dalam urutan berikut ini kita akan mempelajari,

bagaimana Alkitab mengoreksi dua sikap yang salah diatas yaitu “cinta tanpa sex” pada kaum

Victorian dan Sex tanpa Cinta pada The New Morality.

1. CINTA

a. macan-macam konotasi kata “cinta”

Etimologi cinta dalam bahasa Indonesia

Cinta merupakan sebuah onsep

b. Cinta bersifat 4 :

• Stroge

• Philia

• Eros

• Agape

c. Batu Ujian Cinta

walterTrobisch dalam bukunya “I Merried You” menunjukan 6 bagian batu ujian cinta.

1. Ujian untuk merasakan sesuatu bersama-sama

Herman Oeser mengatakan : mereka yang ingin bahagia (sendiri), janganlah mencintai. Karena

yang terpenting dalam mencintai adalah membuat sang partner bahagia. Mereka yang ingin di

mengerti oleh partnernya janganlah mencintai karena yang terpenting disini adalah mengerti

partnernya.

2. Ujian ketahanan mental

Salah satu ciri ketahanan mental adalah penguasaan diri. (Gal 5:23) kasih itu sabar. (I Kor

13:5). Cinta merupakan dorongan seksuil ke dalam satu prespektif perkawinan. Perkawinan

menjamin “rumah” bagi sebuah cinta ; anak-anak yang kelak di anugerahkan Tuhan.

3. Ujian kebiasaan

Ingat !!!!, orang yang anda cintai adalah seorang manusia, ia mempunyai pribadi dalam segala

segi postif dan negatifnya. Pemuda pemudi tidak seharusnya memanipulasi dengan menutupi cacat

celanya. Ilustrasi apabila menghadapi kesulitan dalam usaha mengubah/memperbaiki sang partner

tentu sikap yang tepat dengan doa 7 kata yaitu “ubahlah partner saya melalui perubahan saya

sendiri”.

4. Ujian perselisihan

Yang penting, bukanlah bahwa kedua yang saling mencintai itu tidak pernah berselisih,

melainkan apakah mereka mampu menyelesaikan perselisihan itu. Kemampuan ini harus dilatih

sebelum keduanya mengambil keputusan. Latihan ini menyebabkan mereka ‘terangkat’ ketempat

yang lebih tinggi sehingga mampu menyelesaikan masalah lebih luas.

5. Ujian penghargaan

Cinta akan bermauara ke dalam perkawinan. Dan perkawinan orang Kristen adalah untuk

seumur hidup. Sang Pria yang kekasih, yang gagah/tampan itu akan menjadi kakek. Dan Sang

Gadis, buah hati jelita itu akan menjadi seorang nenek. Ingat itu….!!!!!!

Beberapa prinsip saling menghargai sbb :

1. Menghargai seorang partner sebagai pribadi yang utuh Luk 2:52 yaitu :

- Aspek Mental

- Aspek Fisik

- Aspek Sosial

- Aspek Spritual.

2. Saling membantu dalam memelihara kesucian Maz119:8-11. Peliharakan diri dari “dua

patokan”

3. Rela berkorban bagi kekasih

Berkorban berarti memberi (Maz 37:5) “serahkanlah hidupmu kepada Tuhan” (Yoh 3:16)

4. Menahan diri untuk menguasai sang partner

Dr. Howard Hendreks mengatakan tentang homoseks dan lesbianisme yang merajalela dikalangan

muda-mudi, sebagai akibat yang disebutnya Ayah yang “Zero In Leadearship” dan ibu yang

merupakan “Doninate Aggresive Smothering Mother”

5.Ujian ruang dan waktu

Ujian ruang punya pacar di beberapa kota sekaligus ?

Ujian waktu : jatuh cinta pada pandangan pertama? Renungkan I Kor 13

2. SEX

a. Apakah seks tidak merupakan batu ujian bagi cinta?

Bentuk-bentuk lain dari pertanyaan ini adalah

1. Apakah tidak perlu ada semacam “test of love”

Bukankah sebelum ia membeli buah, ia harus mengecapnya dahulu?

2. Kalau emang kami saling mencintai sekarang, mengapa harus menunggu?

3. Bukankah kami akan kawin nanti, mengapa tidak boleh sekarang?

Penganut “The New Morality” memperkenalkan “ kawin Pencobaan”

maksudnya:

prekteknya: pencobaan iru tidak pernah berakhir. Sebenarnya apa yang disebut “ The New

Morality” itu adalah “ The Old Immorality” ( Kej 6:1-3:19 dan Mat 24: 37-39)

contoh kasus: II Sam 13

Ay 1-3 - eros tidak dengan sendirinya jahat.

Ayat 3-6 -Jonaan: personifikasi “The New Morality” atau lebih tepat dikatakan “The

Old Morality”

Ayat 12-13 -Tamar: mewakili nilai-nilai (biblical morality)

Ayt 9-11 - kesalahan Tamar : tidak waspada

Ayat 14-15 -Eros mberubah menjadi benci

Ayat 22, 28-29 – Akibat yang tragis ( II Sam 15-16)

Ilustrasi Kera dan Kelapa Muda

Seks itu seperti lampu tembok, apabila sumbunya di putar terlalu tinggi maka nyalanya akan terlalu

besar, sehingga mengeluarkan asap hitam mengotorkan seluruh ruangan. Tetapi apabila sumbu itu

diatur sedemikian rupa maka nyalanya akan memberi terang seluruh ruangan.

Demikian seks itu ada dua perbandingan :

1. Kidung Agung 8:6 > “cinta kuat seperti maut”

Cinta = Maut

cinta tidak dapat dicoba lebih dahulu, sama halnya dengan matian/maut: orang tidak dapat

“mencoba mati” dengan cara tidur nyenyak.

2. Seks dalam hubungan dengan cinta sama halnya terjun payung. Orang tidak akan naik

bubungan rumah dengan perasut (payng Udara). Ia harus naik pesawat udara, lalu dari ketinggian

tentu ia dapat terjun. Ketinggian tertentu adalah perkawinan

b. Kalu seks tidak dapat dijadikan batu ujian cinta, bagaimana hubungan antara

keduanya?

Cinta dan seks harus dilihat dalam hubungan perkawinan (Kej 2:21-25).

1. Beberapa prinsip dasar

perkawinan adalah lembaga pertama yang dibentuk Allah.

2. Pemahaman terhadap Kej 2:24 “ada tiga kata kunci”

• Meninggalkan

• Bersatu

• Menjadi satu daging.

Bagaimana seorang yang sudah terlanjur?

Yesus Kristus adalah juruselamat dan dapat mengampuni segala kesalahan :

1. Mazmur 103:1-3

2. Yeremia 31:34

3. Mikha 7:19.

c. Siapakah yang harus menarik garis batas? Pemuda atau pemudi?

Beberapa fakta :

1. Apabila 2 orang pemuda/pemudi mengira bahwa mereka sedang jatuh cinta mendapat

kesempatan tanpa batas untuk menyatakan dorongan cinta, maka tidak ada yang

menghalanginya, iman, intlek, akal sehat, kemauan dsb.

2. Tuhan telah menciptakan wanita dengan kemampuan yang lebih besar dalam

mengendalikan dorongan seksuil dibandingkan dengan pria.

3. Kalau terjadi suatu “keterlanjuran”, maka pihak wanitalah yang paling menanggung

resikonya: Hamil, melahirkan, mengugurkan, dsb. Berdasarkan fakta diatas, maka pertanyaan diatas

harus dijawab sbb :

Pemuda ?

Pemudi ?

3. PACARAN

a. Etimologi dan sebuah konsep

1. Pacar= bunga

2.

3.

4. Bunga di taman: hidup karena ada hubungan dengan sumber yang memberi nya hidup.

Berpacaran berarti menjadi pemelihara tanaman:

Memelihara, memupuk dan menjaga.

Menanti dengan sabar

Mempunyai Iman, bahwa Tuhanlah yang menumbuhkan dan mengembangkan.

b. Bilamanakah seorang dapat memulai berpacaran?

Umur relatif : pertimbangkan kedewasaan. Fisik, mental, emosi, Rohani, sosial, ekonomi.

Kalau masa berpacaran merupakan persiapan arah perkawinan maka persiapan itu mencakup :

Periapan fisik, periapan mental, persiapan sosial-ekonomi, persiapan Rohani.

Pemuda pemudi yang berpacaran sebelum mengadakan perjanjian bahwa mereka akan menikah

sudah menjadi hal yang biasa dimana-mana.

Tetapi tentu saja merupakan hal yang aneh dan bodoh bila seorang pemuda mau menikah

secara tiba-tiba dengan seorang gadis, tanpa saling mengenal atau tanpa menemukan bahwa mereka

saling tertarik satu dengan yang lain dan merasa berbahagia bersama-sama. Berpacaran adalah hal

yang wajar, tetapi gagasan palsu menjadi sangat biasa sekarang di kota-kota besar di indonesia,

bahwa pacaran itu tidaklah lain dari pada berpeluk-pelukan, dan bercumbu-cumbuan, rangkulan-

rangkulan, ciuman-ciuman, dan memanja-manjakan.

Bercumbu-cumbuan merupakan suatu tingkah laku yang sangat tidak Etis, sebab dapat

menjadi suatu hal yang berbahaya dan tidak kudus bagi orang muda. Beberapa pelukan cinta kasih

murni di izinkan, tetapi harus ada batasan dan etika serta ketertiban. Dapat dikatakan bahwa kasus-

kasus perbuatan kriminal dan perkosaan dimana-mana terjadi baik diangkot tempat-tempat yang

sepi terjadi hal demikian tanpa bercinta-cintaan, bercumbu-cumbuan.

Ada beberapa faktor karena laki-laki tersebut sudah menjadi gaya hidupnya tentang

masalah seks. Tetapi bisa juga terjadi kriminal itu karena penglihatan pada bagian-bagian tubuh

yang seharusnya tertutup rapat tetapi sengaja dibuka oleh sebagaian gadis-gadis di dunia ini yang

tidak tau merasa malu, tidak ada Etika. Maka sebagai orang Kristen yang sejati harus memiliki etika

seperti etika pacaran, etika berpakaian, etika berjalan, etika berbicara dll. Apakah seorang laki-laki

dapat menikmati keindahan dan kecantikan dari istrinya, bila ia mengetahui bahwa istrinya itu

sebelumnya telah berpacaran diluar batas dengan beberapa laki-laki lainnya?

Tidaklah dapat diragukan bahwa pacaran dengan kebebasan penuh mengikuti keninginan-

keinginan daging sebelum perkawinan, cenderung perkawinan menjadi tidak aman. Kenyataan

dalam masyarakat luas adalah bahwa banyak pasangan yang bercerai karena tidak ada kemanisan

dan keindahan, tidak ada kesatuan jiwa yang kudus dalam perkawinan. Pacaran bebas sebelum

perkawinan kemungkinan besar dapat mengarah pada perceraian sesudah perkawinan apabila

timbul persoalan berat yang tidak dapat diselesakan dengan segera. Pacaran bebas dengan segala

realita dari akibat-akibatnya seorang kadis dapat kehilangan suatu kesempatan yang baik untuk

menikah dengan kebahagiaan.

Gadis yang baik hati dia merasa jijik kalau laki-laki melakukan sentuhan-sentuhan yang tak

wajar/tidak sopan. Kemudian laki-laki yang baik hati meras jijik melihat gadis-gadis yang

mengiszinkan diri mereka sendiri untuk disentuh-sentuh dengan sengaja. (kecuali Moral?) Laki-laki

manapun tidak mau menikah dengan perempuan yang telah mengizinkan tubuhnya kepada laki-laki

lain menurut kehendaknya. Maka pacaran yang sehat seharusnya memliki etika Ke Kristenan yang

suci atau masa pacaran ada batasnya.

c. Pedoman dalam berpacaran sukses

1. Waktu yang tepat

• Bisa menggunakan waktu untuk bertemu secara baik dan harus disiplin dalam hal waktu.

• Hindari sikap ‘ingin pamer’

2. Tempat yang tepat.

• Bisa mimilih tempat yang mendukung supaya tidak tergoda oleh hal-hal yang tidak

diinginkan.

• Cinta itu adalah sesuatu yang bersifat pribadi, membutuhkan kehalusan dan apresisasi.

3. Pengertian yang tepat

Kedua pihak harus mengerti, bahwa ciuman misalnya pernyataan ‘terbatas’ dari cinta dan

bersifat pribadi.

Harus menyadari bahwa berciuman merangsang dorongan seksuil dan itulah sebabnya

membutuhkan penguasaan diri kedua belah pihak.

4. Penguasaan diri secara tepat

• Hindari keinginan untuk ‘berduaan’ tanpa orang lain, karena orang yang kuat imannya

sekalipun dapat lupa daratan.

• Penguasaan diri itu tidak boleh merupakan tindakan mencegah sesuatu yang sudah

berlangsung, karena hal itu merupakan usaha yang sia-sia, sukses dalam penguasaan diri

mulai ketika langkah pertama berhasil di gagalkan.

d. Bagaimana ciuman selamat malam ?

Jawaban pernyataan diatas adalah melalui pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. Bagaimana saudara menilai cuiman ini ?

2. Apakah saudara mengucapkan selamat malam selalu dengan cara ini, tiap kali saudara,

mengantar pulang seorang gadis/diantar pulang pemuda.

3. Berapa waktu yang saudara pakai untuk ‘mengucapkan’ selamat malam dengan cara

istimewa ini?

4. Apakah kesepian malam tidak akan membantu menciptakan situasi yang menyebabkan

saudara dan pacar akan kehilangan penguasaan diri?

Efesus 6:12-13

Galatia 5:23

e. Berpacaran dengan orang yang tepat

Masalah ini menyangkut kebijakan dalam hal memilih, ujilah pilihan saudara dengan bertanya diri.

• Apakah dia seorang yang mengasihi Tuhan dan mencintai firman-Nya ?

• Apakah dia seorang yang mendorong saya untuk bersaksi bagi Tuhan?

• Apakah dia seorang yang memberi inspirasi untuk maju dan menambah kegairahan untuk

bekerja dan belajar?

• Dapatkah saya berpacaran dengan dia, pada hal hati kecil saya mengakui bahwa kami tidak

mungkin kawin karena alasan-alasan tertentu?

• Dapatkah saya memberikan pengaruh positif dalam hidupnya?

• Apakah kami saling menghargai, sebagaimana layaknya penghargaan terhadap seorang

pribadi?

• Dapatkah kami berdua ‘berbagai pengalaman’ untuk memperkaya kehidupan rohani dan

mengembangkan ‘berbagi potensi’ yang dianugerahkan Allah kepada kami?.

f. Pentingnya iman dalam pacaran

1. Kehidupan Kristen adalah kehidupan berdasrkan iman. Ibr 11:6 ; I Pet 5:7

2. Iman berarti menanti : menanti waktu Tuhan. 37:7 Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan

nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang

yang melakukan tipu daya.

Dalam penatian ini kita harus :

• Biarkan Tuhan menyelenggarakan hidup kita. Hanya ada seorang yang mampu menjalankan

kehidupan Kristen yaitu Tuhan kita Yesus Kristus. Karena itu biarkan Kristus hidup di

dalam dan melalui hidup kita.

• Sambil menanti kita dapat menggunakan waktu untuk pelayanan gerejani. Pikirkan orang-

orang lain yang perlu mendengarkan injil dan perlu dibina dalam kehidupan Rohani dan kia

dapat di Pakai Tuhan, agar orang-orang lain Khususnya pemuda-pemudi mendengar tentang

kasih kristen, serta mengalami kasih dan pengampunan Allah.

• Apabila waktu Tuhan tiba, kita akan bersyukur bahwa kita telah sabar menanti waktu itu.

Saudara akan puas, karena Pilihan saudara adalah pilihan Tuhan. Saudara keluar sebagai

pemenang terhadap keinginan saudara.