etika

118
SERBA SALAH Pemicu 3 Blok Etika dan Hukum Kedokteran Falkutas Kedokteran Universitas Tarumanagara 2012 Kelompok 11

Upload: cuncunalandra

Post on 16-Dec-2015

221 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

etika

TRANSCRIPT

Slide 1

SERBA SALAHPemicu 3 Blok Etika dan Hukum KedokteranFalkutas Kedokteran Universitas Tarumanagara 2012

Kelompok 11dr. Frans Nama KelompokNIMMonica Adriani.405080131Ray Leonard405080203Michael Dermawan (ketua)405090014M. Lazen Zulfikar (sekretaris)405090027Hsu Chong jen405090054Azuma Kamada405090087Lusiana Agustin405090122Caryn Miranda (penulis)405090125Angela Putri405090139Nita Yusnia N.405090178Nadia Elena Pamudji405090236Perumusan MasalahApakah dibenarkan seorang dokter melakukan tindakan medis (skrining HIV) tanpa informed consent dari pasien / keluarga? Jelaskan!Bagaimana seharusnya dokter menyampaikan kabar buruk kepada ibu & suaminya ?Apakah pasien boleh menuntut apabila dokter tidak memberi tahu tentang kematian bayinya?Hukum apa yang harus dokter ketahui tentang informed consent ?Curah PendapatTidak, karena melanggar hak otonomi pasien, pasal : 45, 69, UU no. 29 th 2009 & permenkkes no. 585 th 1989Memberitahukan terlebih dahulu kepada pasien dengan protokol BBN, kemudian meminta persetujuan ibunya untuk memberitahu kepada suaminya.Pasien mempunyai hak untuk menuntut dokternya, apabila tidak diberi tahu tentang penyebab kematian bayinyaMind MapMedikolegalKomunikasi dokter-pasienMalpraktekBreaking bad newsInformed consentRahasia kedokteranLearning ObjectiveMengetahui menjelaskan :Informed consentBreaking bad newsMalpraktikRahasia kedokteran Bagaimana seharusnya pelayanan medis ditinjau dari UU kesehatan Aspek medikolegal ditinjau dari hukum perdata dan pidana? Pelanggarannya? (sesuai kasus)INFORMED CONSENT7Informed ConsentTerjemahannya : persetujuan tindakan medik (PTM).Informed : telah diberitahukan.Consent : persetujuan yg diberikan kpd seseorg utk berbuat sesuatu.Informed consent : persetujuan yg diberikan pasien kpd dokter setelah diberi penjelasan.8PTM : persetujuan yg diberikan pasien / keluarga atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yg akan dilakukan terhdp pasien tsb (Permenkes No. 589 tahun 1989).Dlm pengertian umum, PTM : persetujuan yg diperoleh dokter sebelum melakukan pemeriksaan, pengobatan & tindakan medik apapun.PTM yg dikaitkan dgn persetujuan / izin tertulis dari pasien / keluarga pd tindakan operatif / invasif lain yg berisiko, mis. SIO, surat perjanjian, dll9Memberikan perlindungan kepada pasien terhadap tindakan dokter yg sebenarnya tidak diperlukan dan secara medik tidak ada dasar pembenarannya yang dilakukan tanpa sepengetahuan pasiennya.b. Memberi perlindungan hukum kepada dokter thdp suatu kegagalan karena prosedur medik modern tidak tanpa resiko.(Permenkes No. 290/Menkes/Per/III/2008 Pasal 3 )Tujuan10Mengemukakan hak otonomi individuSbg alat proteksi pasienMencegah penipuan atau paksaanAgar profesi medis berintrospeksi diri sendiriAgar keputusan-keputusan medik rasionalKeterlibatan masyarakat dlm memajukan prinsip otonomi sbg nilai sosial dan pengawasan dlm penyelidikan biomedikFungsi11Suatu informed consent baru sah diberikan o/ pasien jika memenuhi minimal 3 unsur sebagai berikut :Keterbukaan informasi yg cukup diberikan o/ dokterKompetensi pasien dlm memberikan persetujuanKesukarelaan (tanpa paksaan atau tekanan) dlm memberikan persetujuanKeabsahan12Implied consent (tersirat/ dianggap telah diberikan)Keadaan normalKeadaan daruratExpressed consent (dinyatakan)LisanTulisan

Bentuk13Implied ConsentPersetujuan yg diberikan ps secara tersirat, tanpa pernyataan tegas.Isyarat persetujuan ini ditangkap dokter dari sikap dan tindakan ps.Tindakan dokter tindakan yg biasa dilakukan atau sudah diketahui umum.mis. pengambilan darah utk pem lab.Bentuk lain keadaan gwt darurat di mana dokter perlu melakukan tindakan segera, sementara ps dlm keadaan tdk bs memberikan persetujuan dan keluarganya tdk ditempat, dokter dpt melakukan tindakan medik terbaik menurut dokter (Permenkes No. 585 thn 1989 ps 11) Presumed consent, artinya bila ps dlm keadaan sadar, dianggap akan menyetujui tindakan yg akan dilakukan dokter.14Expressed ConsentPersetujuan yg dinyatakan secara lisan / tulisan bila yg akan dilakukan lebih dari prosedur pemeriksaan dan tindakan yg biasa.Sebaiknya kpd ps disampaikan terlebih dahulu tindakan apa yg akan dilakukan spy tdk sampai tjd salah pengertian, mis pemeriksaan dlm rektal / vaginal, cabut kuku, dll belum diperlukan pernyataan tertulis, persetujuan secara lisan sudah mencukupi.Jika tindakan yg akan dilakukan mengandung risiko spt tindakan bedah, pemeriksaan / pengobatan invasif, sebaiknya didptkan PTM tertulis.15InformasiBag. yg terpenting dari PTM informasi / penjelasan yg perlu disampaikan kpd ps atau keluarga.Permenkes no 585 thn 1989 ttg PTM, dinyatakan bahwa dokter hrs menyampaikan informasi atau penjelasan kpd ps/keluarga diminta atau tdk diminta. 16InformasiApa (what) yg hrs disampaikan?Segala sesuatu yg berkaitan dgn penyakit ps.Tindakan apa yg akan dilakukan (prosedur tindakan yg akan dijalani ps baik diagnostik / terapi dll) ps/keluarga dpt memahaminya.Mencakup bentuk, tujuan, risiko, manfaat dari th/ yg akan dilaksanakan dan alternatif th/.Penyampaian informasi haruslah secara lisan.17Kapan (when) disampaikan?Bergantung pd wkt yg tersedia setelah dokter memutuskan akan melakukan tindakan invasif dimaksud.Ps atau keluarga ps hrs diberi wkt yg cukup utk menentukan keputusannya.Informasi18Yg menyampaikan (who) informasi?Bergantung pd jenis tindakan yg akan dilakukan.Dlm Permenkes, tindakan bedah & invasif lainnya hrs diberikan o/ dokter yg akan melakukan tindakan.Dlm keadaan ttt dpt pula o/ dokter lain atas sepengetahuan & petunjuk dokter yg bertanggung jwb.Bukan tindakan bedah/invasif, dpt disampaikan o/ dokter lain / perawat.Informasi19InformasiInformasi mana (which) yg disampaikan?Dlm Permenkes hrslah selengkap-lengkapnya, kecuali dokter menilai informasi tsb dpt merugikan kepentingan kesehatan ps / ps menolak diberikan informasi.Jk perlu, informasi dpt diberikan kpd keluarga ps.20InformasiMenurut UU No. 29 /2004 ttg Persetujuan Tindakan Kedokteran / Kedokteran Gigi penjelasan minimal mencakup:Diagnosis dan tata cara tindakan medisTujuan tindakan medis yg dilakukanAlternatif tindakan lain dan risikonyaRisiko dan komplikasi yg mungkin terjadiPrognosis thd tindakan yg dilakukan21PersetujuanPersetujuan haruslah didpt sesudah ps mendpt informasi yg adekuat.Yg berhak memberikan persetujuan ps yg sudah dewasa (> 21 thn atau sudah menikah) dan dlm keadaan sehat mental.Ps < 21 thn dan ps g3 jiwa orang tua/wali/kel terdekat/induk semang yg menandatangani.Ps dlm keadaan tdk sadar/pingsan serta tdk didampingi o/ kel terdekat dan secara medik berada dlm keadaan gwt darurat yg memerlukan tindakan medik segera, tdk diperlukan persetujuan dari siapa pun (Ps 11 bab IV Permenkes no 585).22

23PenolakanPasien / keluarga menolak usul tindakan yg akan dilakukan informed refusal.Dokter tdk berhak memaksa ps mengikuti anjurannya, walaupun penolakan bs berakibat gawat atau kematian pd ps.Dokter gagal dlm menyakinkan ps pd alternatif tindakan yg diperlukan dokter / RS meminta ps atau keluarga menandatangani surat penolakan.Dianggap sbg pemutusan transaksi terapeutik.24

25

26KKI memberikan 12 kunci informasi yang sebaiknya diberikan kepada pasien:1. Diagnosis dan prognosis secara rinci dan juga prognosis apabila tidak diobati2. Ketidakpastian tentang diagnosis3. Pilihan pengobatan atau penatalaksanaan terhadap kondisi kesehatannya, termasuk pilihan untuk tidak diobati4. Tujuan dari rencana pemeriksaan atau pengobatan5. Untuk setiap tindakan, diperlukan keterangan tentang kelebihan / keuntungan dan tingkat kemungkinan keberhasilannya, dan diskusi tentang kemungkinan risiko yang serius atau sering terjadi, dan perubahan gaya hidup sebagai akibat dari tindakan tersebut.

6. Nyatakan bila rencana pengobatan tersebut adalah upaya yang masih eksperimental7. Bagaimana dan kapan kondisi pasien dan akibat sampingannya akan dimonitor atau dinilai kembali8. Nama dokter yang bertanggung jawab secara keseluruhan untuk pengobatan tersebut9. Bila melibatkan dokter yang sedang mengikuti pelatihan atau pendidikan, maka sebaiknya dijelaskan peranannya didalam rangkaian tindakan yang akan dilakukan10. Mengingatkan kembali bahwa pasien dapat mengubah pendapatnya setiap waktu11. Mengingatkan bahwa pasien berhak memperoleh pendapat kedua dari dokter lain12. Bila memungkinkan, juga diberitahu tentang perincian biaya

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 290/MENKES/PER/III/2008BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :Persetujuan tindakan kedokteran adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien.Keluarga terdekat adalah suami atau istri, ayah atau ibu kandung, anak-anak kandung, saudara-saudara kandung atau pengampunya.Tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang selanjutnya disebut tindakan kedokteran adalah suatu tindakan medis berupa preventif, diagnostik, terapeutik atau rehabilitatif yang dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien.Tindakan invasif adalah suatu tindakan medis yang langsung dapat mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh pasien.Tindakan kedokteran yang mengandung risiko tinggi adalah tindakan medis yang berdasarkan tingkat probabilitas tertentu, dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan.Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.Pasien yang kompeten adalah pasien dewasa atau bukan anak menurut peraturan perundang-undangan atau telah/pernah menikah, tidak terganggu kesadaran fisiknya, mampu berkomunikasi secara wajar, tidak mengalami kemunduran perkembangan (retardasi) mental dan tidak mengalami penyakit mental sehingga mampu membuat keputusan secara bebas.

BAB IIPERSETUJUAN DAN PENJELASAN

Pasal 2Semua tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat persetujuan.Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan secara tertulis maupun lisan.Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien mendapat penjelasan yang diperlukan tentang perlunya tindakan kedokteran dilakukan.Pasal 3Setiap tindakan kedokteran yang mengandung risiko tinggi harus memperoleh persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan.Tindakan kedokteran yang tidak termasuk dalam ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan dengan persetujuan lisan.Persetujuan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dalam bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir khusus yang dibuat untuk itu.Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan dalam bentuk ucapan setuju atau bentuk gerakan menganggukkan kepala yang dapat diartikan sebagai ucapan setuju.Dalam hal persetujuan lisan yang diberikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dianggap meragukan, maka dapat dimintakan persetujuan tertulis.Pasal 4Dalam keadaan gawat darurat, untuk menyelamatkan jiwa pasien dan/atau mencegah kecacatan tidak diperlukan persetujuan tindakan kedokteran.Keputusan untuk melakukan tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diputuskan oleh dokter atau dokter gigi dan dicatat di dalam rekam medik.Dalam hal dilakukannya tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dokter atau dokter gigi wajib memberikan penjelasan sesegera mungkin kepada pasien setelah pasien sadar atau kepada keluarga terdekat.

Pasal 5Persetujuan tindakan kedokteran dapat dibatalkan atau ditarik kembali oleh yang memberi persetujuan sebelum dimulainya tindakan.Pembatalan persetujuan tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan secara tertulis oleh yang memberi persetujuan.Segala akibat yang timbul dari pembatalan persetujuan tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) menjadi tanggung jawab yang membatalkan persetujuan.Pasal 6Pemberian persetujuan tindakan kedokteran tidak menghapuskan tanggung gugat hukum dalam hal terbukti adanya kelalaian dalam melakukan tindakan kedokteran yang mengakibatkan kerugian pada pasien.

Bagian KeduaPenjelasan

Pasal 7Penjelasan tentang tindakan kedokteran harus diberikan langsung kepada pasien dan/atau keluarga terdekat, baik diminta maupun tidak diminta.Dalam hal pasien adalah anak-anak atau orang yang tidak sadar, penjelasan diberikan kepada keluarganya atau yang mengantar.Penjelasan tentang tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya mencakup:Diagnosis dan tata cara tindakan kedokteran;Tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan;Altematif tindakan lain, dan risikonya;Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; danPrognosis terhadap tindakan yang dilakukan.Perkiraan pembiayaan.

Pasal 8Penjelasan tentang diagnosis dan keadaan kesehatan pasien dapat meliputi :Temuan klinis dari hasil pemeriksaan medis hingga saat tersebut;Diagnosis penyakit, atau dalam hal belum dapat ditegakkan, maka sekurangkurangnya diagnosis kerja dan diagnosis banding;Indikasi atau keadaan klinis pasien yang membutuhkan dilakukannya tindakan kedokteran;Prognosis apabila dilakukan tindakan dan apabila tidak dilakukan tindakan.Penjelasan tentang tindakan kedokteran yang dilakukan meliputi :Tujuan tindakan kedokteran yang dapat berupa tujuan preventif, diagnostik, terapeutik, ataupun rehabilitatif.Tata cara pelaksanaan tindakan apa yang akan dialami pasien selama dan sesudah tindakan, serta efek samping atau ketidaknyamanan yang mungkin terjadi.Alternatif tindakan lain berikut kelebihan dan kekurangannya dibandingkan dengan tindakan yang direncanakan.Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi pada masing-masing alternatif tindakan.Perluasan tindakan yang mungkin dilakukan untuk mengatasi keadaan darurat akibat risiko dan komplikasi tersebut atau keadaan tak terduga lainnya.Penjelasan tentang risiko dan komplikasi tindakan kedokteran adalah semua risiko dan komplikasi yang dapat terjadi mengikuti tindakan kedokteran yang dilakukan, kecuali:risiko dan komplikasi yang sudah menjadi pengetahuan umumrisiko dan komplikasi yang sangat jarang terjadi atau yang dampaknya sangat ringanrisiko dan komplikasi yang tidak dapat dibayangkan sebelumnya (unforeseeable)

Penjelasan tentang prognosis meliputi:Prognosis tentang hidup-matinya (ad vitam);Prognosis tentang fungsinya (ad functionam);Prognosis tentang kesembuhan (ad sanationam).

Pasal 9Penjelasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 harus diberikan secara lengkap dengan bahasa yang mudah dimengerti atau cara lain yang bertujuan untuk mempermudah pemahaman.Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat dan didokumentasikan dalam berkas rekam medis oleh dokter atau dokter gigi yang memberikan penjelasan dengan mencantumkan tanggal, waktu, nama, dan tanda tangan pemberi penjelasan dan penerima penjelasan.Dalam hal dokter atau dokter gigi menilai bahwa penjelasan tersebut dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien atau pasien menolak diberikan penjelasan, maka dokter atau dokter gigi dapat memberikan penjelasan tersebut kepada keluarga terdekat dengan didampingi oleh seorang tenaga kesehatan lain sebagai saksi.Pasal 10Penjelasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 diberikan oleh dokter atau dokter gigi yang merawat pasien atau salah satu dokter atau dokter gigi dari tim dokter yang merawatnya.Dalam hal dokter atau dokter gigi yang merawatnya berhalangan untuk memberikan penjelasan secara langsung, maka pemberian penjelasan harus didelegasikan kepada dokter atau dokter gigi lain yang kompeten.Tenaga kesehatan tertentu dapat membantu memberikan penjelasan sesuai dengan kewenangannya.(4) Tenaga kesehatan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah tenaga kesehatan yang ikut memberikan pelayanan kesehatan secara langsung kepada pasien.

Pasal 11Dalam hal terdapat indikasi kemungkinan perluasan tindakan kedokteran, dokter yang akan melakukan tindakan juga harus memberikan penjelasan.Penjelasan kemungkinan perluasan tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan dasar daripada persetujuan.Pasal 12Perluasan tindakan kedokteran yang tidak terdapat indikasi sebelumnya, hanya dapat dilakukan untuk menyelamatkan jiwa pasien.Setelah perluasan tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan, dokter atau dokter gigi harus memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarga terdekat.BAB IIIYANG BERHAK MEMBERIKAN PERSETUJUANPasal 13Persetujuan diberikan oleh pasien yang kompeten atau keluarga terdekat.Penilaian terhadap kompetensi pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh dokter pada saat diperlukan persetujuan.BAB IVKETENTUAN PADA SITUASI KHUSUSPasal 14Tindakan penghentian/penundaan bantuan hidup (withdrawing/withholding life support) pada seorang pasien harus mendapat persetujuan keluarga terdekat pasien.Persetujuan penghentian/penundaan bantuan hidup oleh keluarga terdekat pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah keluarga mendapat penjelasan dari tim dokter yang bersangkutan.Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diberikan secara tertulis.Pasal 15Dalam hal tindakan kedokteran harus dilaksanakan sesuai dengan program pemerintah dimana tindakan medik tersebut untuk kepentingan masyarakat banyak, maka persetujuan tindakan kedokteran tidak diperlukan.BAB VPENOLAKAN TINDAKAN KEDOKTERANPasal 16Penolakan tindakan kedokteran dapat dilakukan oleh pasien dan/atau keluarga terdekatnya setelah menerima penjelasan tentang tindakan kedokteran yang akan dilakukan.Penolakan tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan secara tertulis.Akibat penolakan tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi tanggung jawab pasien.Penolakan tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak memutuskan hubungan dokter dan pasien.BAB VITANGGUNG JAWABPasal 17Pelaksanaan tindakan kedokteran yang telah mendapat persetujuan menjadi tanggung jawab dokter atau dokter gigi yang melakukan tindakan kedokteran.Sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab atas pelaksanaan persetujuan tindakan kedokteran.BAB VIIPEMBINAAN DAN PENGAWASANPasal 18Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pembinaan dan pengawasan dengan melibatkan organisasi profesi terkait sesuai tugas dan fungsi masing-masing.Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Pasal 19Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, Menteri, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat mengambil tindakan administratif sesuai dengan kewenangannya masing-masingTindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa teguran lisan, teguran tertulis sampai dengan pencabutan Surat Ijin PraktikBAB IXKETENTUAN PENUTUPPasal 20Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, maka Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 585/MENKES/PER/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medik dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 21Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.Agar setiap orang rnengetahuinya, rnemerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Breaking Bad News

Merupakan informasi atau berita yg secara langsung menimbulkan efek serius bagi seseorang.Misalnya : ancaman kesehatan psikis dan somatik, ancaman hidup tidak bahagia

THE EXAMPLES of BREAKING BAD NEWSthe diagnosis of a chronic illness (e.g., diabetes mellitus),disability, or loss of function (e.g., impotence);a treatment plan that is burdensome, painful, or costly;and even information that physicians may perceive as neutral or benign.a pregnant womans ultrasound verifies a fetal demisea middle-aged womans magnetic resonance imagingscan confirms the clinical suspicion of multiple sclerosis,an adolescents polydipsia and weight loss prove tobe the onset of diabetes.It might simply be a diagnosis that comes at an inopportune time, such as unstable angina requiring angioplasty during the week ofa daughters wedding,or it may be a diagnosis that is incompatible with ones employment, such as a coarse tremor developing in a cardiovascular surgeon.

Why Is Breaking Bad News So Difficult?TAKUT DISALAHKANTAKUT KEGAGALAN TERAPITAKUT SISTEM MEDIKOLEGAL

KEBERHASILAN PENYAMPAIAN INFORMASI YG DIPENGARUHI OLEH :Keterampilan berkomunikasiProfesionalisme seorang dokterPengetahuan dan kemampuan analisisAhlak atau budi pekertiKecerdasan emosiKecerdasan spiritual

ProtokolS SETTING UP interviewP assessing the patients PERCEPTIONI obtaining patients INVITATIONK giving KNOWLEDGE and information to the patientE adressing the patients EMOTIONS with emphatic responsesS STRATEGY AND SUMMARY

S-SETTING UP interviewDari lingkungannya, libatkan orang terdekat, duduk bersama dengan mata sejajar, buat hubungan erat dengan pasienHal penting lainnya, jangan sampe deh pertemuan tersebut terganggu dengan hal-hal kecil seperti dering hp, melihat jam, menguap, bahkan sms sekalipunfokuskan perhatian hanya pada pasien.P-assessing the patients perceptionSebelum memberitahu, tanya terlebih dahulu, apa yang anda ketahui sejauh ini tentang kondisi anda? Hal ini berguna untuk mempersiapkan dokter akan kemungkinan respon yang diberikan pasien nanti.I-obtaining patients invitationSebagian besar pasien pasti ingin mendengar diagnosis serta harapan hidupnya kelak. Ada juga sebagia kecil pasien yang justru tidak ingin mendengar apapun tentang kondisinya (sudah tak peduli atau pasrah mungkin?) Nah, dokter juga harus jeli nih dalam melihat hal iniintinya, janganmemberitahu lebihdari yang ia inginkan.K-giving KNOWLEDGE and information to the patientPasien harus diberitahu diagnosis dan prognosis sejujurnya dalam bahasa yang sederhana dan cara yang halus. Terkadang, kita perlu juga memberikan semacam warning shot sebagai indikasi bahwa akan menyampaikan berita buruk.Satu yang perlu diingat juga, jangan pernah menggunakan medical jargon atau bahasa medis yang gak pasien ngerti. Dan bila prognosis kurang baik, pasien harus diyakinkan bahwa akan selalu mendapat dukungan yang sebesar-besarnya.E-adressing the patients emotions with emphatic responsesAmati emosi pasien dan cari tahu apa penyebab dari emosi pasien tersebut. Beri waktu juga kepada pasien untuk mengekspresikan perasaannya.S-strategy and summarySampaikan tindakan apa yang harus dilakukan oleh pasien serta sampaikan ringkasannya.

ABCDE untuk Breaking Bad NewsAdvance preparationTempat tenang, cukup waktu, tak ada gangguanReview informasi klinisSiapkan kata-kata (bisa dengan sharing pengalaman dengan kolega)Siapkan emosiBuild a therapeutic environment/ relationship

Keluarga atau orang terdekat pasien hadirMulai peringatkan akan adanya berita burukGunakan sentuhan jika memungkinkanMenjadwalkan pertemuan berikutnyaCommunicate well

Dengan kesabaran dan kasih sayangBiarkan keheningan dan air mataPastikan pasien mengertiBeri waktu untuk bertanyaDeal with patient and family reactions

EmpatiJangan mendebatEncourage and validate emotions

Berikan harapan yang realistisDiskusikan terapiBekali diri dengan bahan pendukung interdisiplinerCari tahu apa makna berita ini kepada pasienMalpraktikMALPRAKTEK MEDIKKelalaian seorang dokter untuk mempergunakan tingkat keterampilan dan ilmu pengetahuan yang lazim dipergunakan dalam mengobati pasien atau orang yang terluka menurut ukuran di lingkungan yang sama.KELALAIANSikap kurang hati-hati, yaitu tidak melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati-hati melakukannya dengan wajar, atau sebaliknya melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati-hati tidak akan melakukannya dalam situasi tersebutDiartikan pula dengan melakukan tindakan kedokteran dibawah standar pelayanan medikDefinisiMalpraktik dalam pandangan Hyat adalah: Kegagalan dokter/ahli bedah mengerahkan dan menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya sampai pada tingkat yang wajar, seperti biasanya dimiliki para rekannya dalam melayani pasien

Atau kegagalannya dalam menjalankan perawatan serta perhatian (kerajinan, kesungguhan) yang wajar dan lazim dalam pelaksanaan keterampilannya serta penerapan pengetahuannya

Atau kegagalannya dalam mengadakan diagnosis terbaik dalam menangani kasus yang dipercayakan kepadanya

Atau kegagalannya dalam memberikan keterampilan merawat serta perhatian yang wajar dan lazim, seperti biasanya dilakukan oleh para dokter/ahli bedah didaerahnya dalam menangani kasus yang sama. KlasifikasiCivil Malpractice Criminal MalpracticeTerjadi apabila seorang dokter telah menyebabkan pasiennya menderita luka atau mati, tetapi tidak dapat dituntut secara pidana. Dalam hal ini dia dapat digugat secara perdata oleh pasien dan keluarganya. Terjadi apabila seorang dokter dalam menangani suatu kasus telah melanggar hukum pidana dan menempatkan dirinya sebagai seorang tertuduh.Seorang dokter yang melupakan kewajibannya untuk melaporkan kepada polisi bahwa dia merawat seorang penjahat yang harus dilaporkanSeorang ahli bedah plastik yang mengubah wajah atau menghilangkan sidik jari seorang penjahat untuk mempersulit identifikasi.Syarat Kelalaian (4D) kelalaian langsungDUTY (Duty of care)KEWAJIBAN PROFESIKEWAJIBAN AKIBAT KONTRAK DG PASIENDERELICTION / BREACH OF DUTYPELANGGARAN KEWAJIBAN TERSEBUTDAMAGESCEDERA, MATI ATAU KERUGIANDIRECT CAUSALSHIPHUBUNGAN SEBAB-AKIBATPeraturan hukum di indonesiaIstilah & definisi MALPRAKTIK tdk ada, baik dlm KUHP (kitab UU hukum pidana) maupun dlm UU No 23 tahun 1993 tentang kes. Yg tercantum pd kedua UU tsb : KELALAIAN

Sanksi hukumSanksi pidana :u/ kelalaian yg berlaku bagi setiap org, diatur dlm pasal 359, 360 dan 361 KUHP

69Pasal 359 KUHP Barang siapa krn kelalaiannya menyebabkan kematian org lain, diancam dg pidana penjara 5th atau kurungan plg lama 1th

Pasal 360 ayat (1) KUHP Barang siapa krn kelalaiannya menyebabkan org lain menderita luka berat, diancam dg pidana penjara plg lama 5th atau kurungan plg lama 1th

Pasal 360 ayat (2) KUHP Barang siapa krn kelalaiannya menyebabkan org lain luka sedemikian rupa sehingga menderita sakit u/ sementara wkt & menjalankan jabatan atau pekerjaannya slm wkt tertentu diancam dg pidana penjara plg lama 9 bln atau kurungan 6 bln atau denda plg tinggi Rp 4500

70Peraturan hukum di indonesiaSanksi perdataSanksi hukum :Seorang dr yg telah terbukti melakukan kelalaian shg pasiennya menderita luka atau mati, dpt digugat scr perdata berdasarkan pasal 1366, 1370 atau 1371 KUHPdt

71Pasal 1366 KUHPdt Setiap org bertanggung jawab tdk saja atas kerugian yg disebabkan krn perbuatannya, tetapi juga atas kerugian yg disebabkan krn kelalaian atau < hati2

Pasal 1370 KUHPdt Dalam hal pembunuhan (menyebabkan matinya seseorang) dg sengaja/< hati2, maka suami & istri yg ditinggalkan, anak atau ortu korban yg biasanya mendapat nafkah dr pekerjaan korban, mempunyai hak u/ menuntut semua ganti rugi, yg harus dinilai menurut kedudukannya & kekayaan k2 belah pihak serta menurut keadaan

Pasal 1371 KUHPdt Penyebab luka atau cacatnya suatu anggota badan dg sengaja atau < hati2, memberikan hak kpd korban, selain penggantian biaya2 penyembuhan, jg menuntut penggantian kerugian yg disebabkan o/ luka atau cacat tsb

72Penanganan MalpraktekDalam etik sebenarnya tidak ada batas-batas yang jelas, antara boleh atau tidak, oleh karena itu kadang kala sulit memberikan sanksi-sanksinyaDi negara-negara maju terdapat Dewan Medis (Medical Council) yang bertugas melakukan pembinaan etik profesi dan menanggulangi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan terhadap etik kedokteranDi Indonesia terdapat :Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) masalah etika murniPanitia Pertimbangan dan Pembinaan Etik Kedokteran (P3EK) masalah yang tidak murni etikaPengaduanDisiplin Kedokteran Malpraktik EtikMalpraktik MedikMKDKIMKEKBebasTuntutan Lisanatau tertulisPenegak Hukum(penyidik)Tindakan administratifBebas Gaji/pangkat (tunda kenaikan atau penurunan) Cabut SIP sementara / selamanya Hukuman kepegawaianHukuman disiplin Teguran tertulis Pencabutan STR Pencabutan SIP Wajib pendidikanBebasPenjara atau DendaPengadilan 74Upaya pencegahan malpraktik Senantiasa berpedoman pd standar pelayanan medik & standar prosedur operasionalBekerjalah scr profesional, berlandaskan etik & moral yg tinggiIkuti peraturan perundangan yg berlaku, terutama tentang kes & praktik kedokteranJalin komunikasi yg harmonis dg pasien & keluarganya. Dan jgn pelit informasi baik tentang diagnosis, pencegahan & terapiTingkatkan rasa kebersamaan, keakraban & kekeluargaan sesama sejawat & tingkatkan kerja sama tim medik demi kepentingan pasienJgn berhenti belajar, selalu tingkatkan ilmu & keterampilan dlm bidang yg ditekuni 75Dokter dikatakan melakukan mapraktik jika :dr < menguasai iptek kedokteran yg umum berlaku dikalangan profesi kedokteran Memberikan pelayanan kedokteran dibawah standar profesi ( lege artis)Melakukan kelalaian yg berat atau memberikan pelayanan yg tdk hati2Melakukan tindak medis yg bertentangan dg hukum 76Jika dokter hanya melakukan tindakan yg bertentangan dg KODEKI, maka penggugat harus dpt membuktikan 4 unsur sbg berikut :Adanya suatu kewajiban bagi dr terhadap pasienDokter tlh melanggar standar pelayanan medis yg lazim dipergunakan Penggugat tlh menderita kerugian yg dpt dimintakan ganti ruginya Scr faktual kerugian itu disebabkan o/ tindakan dibawah standar 77Rahasia KedokteranPerkembangan iptek kedokteran pengecualian membuka rahasia jabatan dan pekerjaan dokter memelihara kepentingan umum dan mencegah hal-hal yang dapat merugikan orang lain Hipocrates kewajiban memegang teguh rahasia pasien hubungan dokter pasien

Apapun yang saya dengar atau lihat, tentang kehidupan seseorang yang tidak patut disebarluaskan, tidak akan saya ungkapkan, karena saya harus merahasiakannya79Lafal Sumpah Dokter Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah No.26 tahun 1960:Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai dokterBab II KODEKI tentang kewajiban dokter terhadappasien dicantumkan antara lain: Seorang dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien karena kepercayaan yang diberikan kepadanya, bahkan juga setelah pasien meninggal dunia80Peraturan Pemerintah No.10 tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia kedokteran:Menteri Kesehatan dapat melakukan tindak-tindak administratif berdasarkan pasal 111 Undang-undang tentang Kesehatan jika tidak dapat dipidanakan menurut KUHAP81Rahasia: sesuatu yang disembunyikan dan hanya diketahui oleh satu orang, oleh beberapa orang saja, atau oleh kalangan tertentuTidak selalu hal yang diberitahukan pada dokter merupakan rahasia yang tidak boleh diberitahukan pada orang lain. Misalnya: influenzaHarus dirahasiakan, terutama terhadap pasangannya, yang tidak mengetahui bahwa ia memiliki hubungan dengan wanita/pria lain. Misalnya: penyakit sifilis atau gonorea 82RAHASIA DOKTERRAHASIA PEKERJAANRAHASIA JABATANRahasia dokter sebagai pejabat strukturalRahasia dokter pada waktu menjalankan praktiknya83RAHASIA JABATANTingkah laku dalam keadaan khususTingkah laku yang bersangkutan dg pekerjaan sehari-hariDitinjau dari sudut hukum84Tingkah laku yang bersangkutan dg pekerjaan sehari-hariPASAL 1365 KUH PERDATAPASAL 322 KUHP85(1) Barangsiapa dengan sengaja membuka sesuatu rahasia yang ia wajib menyimpannya oleh karena jabatan atau pekerjaannya, baik yang sekarang maupun yang dulu, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan bulan atau denda sebanyak-banyaknya enam ratus rupiahPASAL 322 KUHP(2) Jika kejahatan ini dilakukan terhadap seseorang yang tertentu, ia hanya dituntut atas pengaduan orang itu Barangsiapa yang berbuat salah sehingga seorang lain menderita kerugian, berwajib mengganti kerugian ituPASAL 1365 KUH PERDATA86Tingkah Laku dalam Keadaan KhususSebagai saksi/saksi ahli dapat mengundurkan diri untuk memberi keterangan KUHAP (31 Desember 1981) pasal 120 & 168, khususnya pasal 170 :Mereka yang karena pekerjaan, harkat martabat atau jabatannya diwajibkan menyimpan rahasia, dapat dibebaskan dari kewajiban untuk memberi keterangan sebagai saksi, yaitu tentang hal yang dipercayakan kepada mereka.Hakim menentukan sah atau tidaknya segala alasan untuk permintaan tersebut, pengadilan negeri memutuskan apakah alasan yang dikemukakan oleh saksi atau saksi ahli untuk tidak berbicara itu, layak dan dapat diterima atau tidak.

87Yang pertama didahulukan adalah rahasia jabatan dokter, terutama karena kewajiban moral.Alasan melepaskan rahasia jabatan : pertumbuhan akal sehat, yaitu ada tidaknya kepentingan yang lebih utama atau kepentingan umum.Contoh :Seorang supir yang menderita epilepsi, yang jika penyakitnya bangkit pada waktu sedang menjalankan tugasnya, pasti sangat membahayakan Seorang guru yang menderita TBC aktif dapat menular pada murid2 pada waktu mengajarTingkah Laku dalam Keadaan Khusus88Dasar Hukum rahasia Jabtan kedokteranUU no 29 tahun 2004 tentang Prakdok pada paragraf 4 setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib menyimpan rahasia kedokteranRahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk:Kepentingan kesehatan pasienMemenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukumPermintaan pasien sendiriBerdasarkan ketentuan perundang2an89

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT 90BAB VIII KEWAJIBAN DAN HAK Bagian Kesatu Kewajiban Pasal 29 (1) Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban :

a. memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat; b. memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit; c. memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan pelayanannya; d. berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana, sesuai dengan kemampuan pelayanannya; e. menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau miskin; 91f. melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan; g. membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien; h. menyelenggarakan rekam medis; i. menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui, anak-anak, lanjut usia; j. melaksanakan sistem rujukan; k. menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika serta peraturan perundang-undangan; l. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan kewajiban pasien; m. menghormati dan melindungi hak-hak pasien; n. melaksanakan etika Rumah Sakit; 92o. memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana; p. melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara regional maupun nasional; q. membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran atau kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya; r. menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit (hospital by laws); s. melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas; dan t. memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan tanpa rokok.

93(2) Pelanggaran atas kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi admisnistratif berupa: a. teguran; b. teguran tertulis; atau c. denda dan pencabutan izin Rumah Sakit.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri. 94Bagian Kedua Hak Rumah Sakit Pasal 30 (1) Setiap Rumah Sakit mempunyai hak: a. menentukan jumlah, jenis, dan kualifikasi sumber daya manusia sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit; b. menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan remunerasi, insentif, dan penghargaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; c. melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka mengembangkan pelayanan; d. menerima bantuan dari pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

95e. menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian; f. mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan pelayanan kesehatan; g. mempromosikan layanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan h. mendapatkan insentif pajak bagi Rumah Sakit publik dan Rumah Sakit yang ditetapkan sebagai Rumah Sakit pendidikan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai promosi layanan kesehatan sebagaimana dmaksud pada ayat (1) huruf g diatur dengan Peraturan Menteri. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai insentif pajak sebagaimana dmaksud pada ayat (1) huruf h diatur dengan Peraturan Pemerintah.

96Bagian Ketiga Kewajiban Pasien Pasal 31 (1) Setiap pasien mempunyai kewajiban terhadap Rumah Sakit atas pelayanan yang diterimanya.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban pasien diatur dengan Peraturan Menteri.

97Bagian Keempat Hak Pasien Pasal 32 Setiap pasien mempunyai hak: a. memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit; b. memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien; c. memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi; d. memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional; e. memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi;

98f. mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan; g. memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit; h. meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit; i. mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya; j. mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan; 99k. memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya; l. didampingi keluarganya dalam keadaan kritis; m. menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya; n. memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit; o. mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya; 100p. menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya; q. menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana; dan r. mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 101BAB IX PENYELENGGARAAN Bagian Kesatu PengorganisasianPasal 33 (1) Setiap Rumah Sakit harus memiliki organisasi yang efektif, efisien, dan akuntabel. (2) Organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan keuangan. 102Pasal 34 (1) Kepala Rumah Sakit harus seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang perumahsakitan. (2) Tenaga struktural yang menduduki jabatan sebagai pimpinan harus berkewarganegaraan Indonesia. (3) Pemilik Rumah Sakit tidak boleh merangkap menjadi kepala Rumah Sakit.

Pasal 35 Pedoman organisasi Rumah Sakit ditetapkan dengan Peraturan Presiden.103Bagian Kedua Pengelolaan Klinik Pasal 36 Setiap Rumah Sakit harus menyelenggarakan tata kelola Rumah Sakit dan tata kelola klinis yang baik.

Pasal 37 (1) Setiap tindakan kedokteran yang dilakukan di Rumah Sakit harus mendapat persetujuan pasien atau keluarganya. (2) Ketentuan mengenai persetujuan tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 104Pasal 38 (1) Setiap Rumah Sakit harus menyimpan rahasia kedokteran. (2) Rahasia kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dibuka untuk kepentingan kesehatan pasien, untuk pemenuhan permintaan aparat penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, atas persetujuan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran diatur dengan Peraturan Menteri. 105Bagian Keenam Perlindungan Hukum Rumah Sakit Pasal 44 (1) Rumah Sakit dapat menolak mengungkapkan segala informasi kepada publik yang berkaitan dengan rahasia kedokteran. (2) Pasien dan/atau keluarga yang menuntut Rumah Sakit dan menginformasikannya melalui media massa, dianggap telah melepaskan hak rahasia kedokterannya kepada umum. (3) Penginformasian kepada media massa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memberikan kewenangan kepada Rumah Sakit untuk mengungkapkan rahasia kedokteran pasien sebagai hak jawab Rumah Sakit. 106Pasal 45 (1) Rumah Sakit tidak bertanggung jawab secara hukum apabila pasien dan/atau keluarganya menolak atau menghentikan pengobatan yang dapat berakibat kematian pasien setelah adanya penjelasan medis yang komprehensif. (2) Rumah Sakit tidak dapat dituntut dalam melaksanakan tugas dalam rangka menyelamatkan nyawa manusia.

107Bagian Ketujuh Tanggung jawab Hukum Pasal 46 Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit. 108ANALISIS MEDIKOLEGAL BERDASARKAN KUHP DAN KUH PERDATA SERTA PELANGGARANNYA

Aspek medikolegalAspek medikolegal hubungan antara dokter-pasien ada dua hal yang perlu mendapat perhatian yaitu:Komunikasi antara dokter dengan pasienPersetujuan tindakan kedokteran yang sering mengundang timbulnya masalah antara dokter dan pasienKRITERIA PIDANASeorang dokter dapat dikenakan sanksi pidana, bilamana ia berbuat kriminal seperti:

TINDAKAN PELANGGARANPASAL KUHPMelakukan penipuan terhadap pasienPasal 378 KUHPPembuatan surat keterangan palsuPasal 263 dan 267 KUHPKesengajaan membiarkan penderita tidak tertolongPasal 349 KUHPTidak memberikan pertolongan pada orang yang berada dalam bahayaPasal 304 KUHPEuthanasia Pasal 344 KUHPMelakukan pengguguran atau abortus provocatusPasal 346-349 KUHPPenganiayaan dan luka beratPasal 351 KUHP & Pasal 90 KUHPKealpaan sehingga mengakibatkan kematian atau luka-luka berat pada diri orang lainPasal 359-361 KUHPPelanggaran wajib simpan rahasia kedokteranPasal 322 KUHPPenyerangan seksualPasal 284-294 KUHPPelanggaran kesopanan Pasal 290 ayat 1, pasal 294 ayat 1, pasal 285 dan 286 KUHPMemberikan atau menjual obat palsuPasal 386 KUHPKRITERIA PERDATAPASALKETERANGANPasal 1365 KUHPdtPenimbul ganti rugi atas diri orang lain pelakunya harus membayar ganti rugi.Pasal 1366 KUHPdtSelain penimbul / kesengajaan, juga akibat kelalaian atau kurang berhati-hati.Pasal 1367 KUHPdtMajikan ikut bertanggung-jawab atas perbuatan orang di bawah pengawasannya.Pasal 1338 KUHPdtWanprestasi ganti rugi.Pasal 58 UU No. 36 Tahun 2009 Tentang KesehatanGanti rugiPasal 66 UU No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik KedokteranGanti rugiDoktrin perbuatan melawan hukum seperti tindakan tanpa informed consent, salah orang / salah organ, product liability.DOKTER & PASIEN (terutama diatur Hk Perdata) Hubungan fiduciary (berdasar nilai-nilai keutamaan): Etika & Sumpah Dokter. Selain hub. Fiduciary terjadi pula hubungan hukum diantara keduanya : Ius Delictum akibat Peraturan Perundang-undangan Ius Contractum akibat Hubungan Kontraktual inspanningsverbintennisTIMBUL HAK & KEWAJIBAN BAGI DOKTER DAN BAGI PASIEN (Dibahas dalam Hk. Kedokteran)

DOKTER & KORBAN (terutama diatur Hk Pidana) Korban tdk slalu pasien, kadang hanya sebagai Klien. Hubungan : Hubungan DOKTER-PASIEN tetap adaHubungan DOKTER-Penyidik (peminta pemeriksaan) Sebagian dari klien (pasien) = barang bukti, harus didokumentasikan & dijadikan visum et repertum.LINGKUP PROSEDUR MEDIKOLEGAL Pengadaan visum et repertum Tentang pemeriksaan kedokteran terhadap tersangka. Pemberian keterangan ahli pada masa sebelum persidangan & pemberian keterangan ahli di dalam persidangan .Kaitan Visum et Repertum dengan rahasia kedokteran Tentang penerbitan Surat Keterangan Kematian dan Surat Keterangan Medik. Tentang fitness / kompetensi pasien untuk menghadapi pemeriksaan penyidik.

Saran - KesimpulanKesimpulan :Dokter melanggar UU permenkes, kaidah dasar otonomi pasien mengenai informed consentDokter melanggar medikolegal Saran :Melakukan protokol breaking bad news dengan baikMemberikan informed consent sebelum melakukan tindakan medisMelaksanakan standard pelayanan medis sesuai ketentuan undang - undangDAFTAR PUSTAKASuwandi, Johanes.2005. Rahasia Medis. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Soeparto, Pitono, Hariadi, R, dkk. Etik dan Hukum di Bidang Kesehatan. Surabaya: Komite Etik Rumah Sakit, RSUD Dr. Soetomo

Achadiat, Chrisdiono M.2006. Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran dalam Tantangan Zaman. Jakarta: EGC.

Guwandi, 2005, Rahasia Medis, Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

Guwandi, 2007, Hukum Medic (Medical Law), Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

Tinjauan yuridis terhadap informed consent sebagai dasar dokter dalam melakukan penanganan medis yang berakibat malpraktek. 2007 [Cited 1 Desember 2010]; Available at: http://rac.uii.ac.id/server/document/Private/20080525120515034102851111.pdf

Isnoviana Meivy. Malpraktek. 2008 [Cited 1 Desember 2010]; Available at: www.fk.ukws.ac.id

Solichin Sudjari. Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent). [Cited 1 Desember 2010];118