etika

30
Yang belum :( Etika I.Ked.Kom Etika Kelautan Etika Penerbangan Cari sumber2 lain?

Upload: ferdi-afian

Post on 10-Aug-2015

31 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

etika kedokteran

TRANSCRIPT

Page 1: EtikA

Yang belum :( Etika I.Ked.Kom Etika Kelautan Etika Penerbangan Cari sumber2 lain?

Page 2: EtikA

Etika Kedokteran dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ilmu Kedokteran Komunitas,

Ilmu Kedokteran Okupasi, Ilmu Kedokteran Penerbangan, Ilmu Kedokteran Kelautan

dan Perundang-undangan

Ferdi AfianMelissa Audry Rampen

Page 3: EtikA

Pengertian

Etika profesi

Seperangkat perilaku para dokter dan dokter gigi dalam hubungannya dengan pasien, keluarga, masyarakat, teman sejawat dan mitra kerja.

Etika kedokteran

Pengetahuan tentang perilaku profesional para dokter dan dokter gigi dalam menjalankan pekerjaannya sebagaimana tercantum dalam lafal sumpah dan kode etik masing-masing yang telah disusun oleh organisasi profesinya bersama-sama pemerintah.

Hanafiah MJ, Amri A. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan (edisi 4), EGC Jakarta 2009

Page 4: EtikA

Prinsip Etika Kedokteran

Beneficence Non maleficence Autonomy Justice

Page 5: EtikA

Etika Kedokteran dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat

-KODEKI Pasal 8

Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya.

Page 6: EtikA

Etika Kedokteran dalam Ilmu Kedokteran Komunitas

Page 7: EtikA

Etika Kedokteran dalam Ilmu Kedokteran Okupasi

Page 8: EtikA

Aspek Etika Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja mencakup berbagai disiplin ilmu seperti disiplin rekayasa, sosial budaya, ekonomi, hukum dan cabang-cabang ilmu kesehatan.

Pedoman: Kode Etik Dokter Kesehatan Kerja (KEDKI)

Lebih tepat diterapkan etika biomedis (bioetika)

Page 9: EtikA

Etika Biomedis (Bioetika) Studi interdisipliner tentang masalah yang

ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro maupun makro, masa kini dan masa mendatang (Bertens, 2001)

Mencakup isu sosial, agama, ekonomi, hukum, politik bersama dengan masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkungan kesehatan masyarakat, lingkungan kerja, dsb.

Page 10: EtikA

Kontrak Kerja dan Pelaksanaan Fungsi Profesi

Profesi dokter kesehatan kerja terus berkembang sesuai industrialisasi

Harus menghindari pertimbangan yang mengurangi kemandirian profesi sambil tetap memelihara komunikasi dengan tenaga kerja dan manajemen perusahaan

Dalam pertentangan kepentingan, tidak boleh memihak manajemen perusahaan

Page 11: EtikA

Pemeriksaan Tenaga Kerja

Berkala Baik dan benar Menjelaskan manfaat dan tujuan pemeriksaan Untuk melindungi kesehatan dengan fokus

upaya pencegahan

Page 12: EtikA

Perlindungan Terhadap Tenaga Kerja

Pelaksanaan berdasarkan KODEKI Memelihara, membina dan meningkatkan

deraja kesehatan, produktivitas dan kesejahteraan baik individu atau kelompok

Memberikan penyuluhan kesehatan untuk mencegah bahaya pekerjaan

Page 13: EtikA

Pengembangan Kebijakan dan Program Kerja

Bersama dengan pengusaha membuat rencana pengembangan kebijakan program kesehatan kerja

Sesuai kebutuhan dan kemampuan perusahaan

Sesuai perkembangan iptek kedokteran mutakhir

Berpartisipasi dalam upaya perlindungan komunitas dan lingkungan

Page 14: EtikA

Mengikuti Perkembangan IPTEK

Bertanggung jawab terhadap peningkatan derajat kesehatan kerja sesuai perkembangan IPTEK kedokteran mutakhir

Mengenal dan memahami pekerjaan dan lingkungan kerjanya serta masalah yang mungkin timbul

Page 15: EtikA

Etika Kedokteran dalam Ilmu Kedokteran Penerbangan

Page 16: EtikA

Etika Kedokteran dalam Ilmu Kedokteran Kelautan

Page 17: EtikA

Etika Kedokteran yang Berkaitan dengan Perundang-undangan

Page 18: EtikA

Mukadimah KODEKI

Etik kedokteran sudah sewajarnya dilandaskan alas norma-norma etik yang mengatur hubungan manusia umumnya, dan dimiliki asas-asasnya dalam falsafah masyarakat yang diterima dan dikembangkan terus. Khusus di Indonesia, asas itu adalah Pancasila yang sama-sama kita akui sebagai landasan idiil dan UUD 1945 sebagai landasan struktural.

Page 19: EtikA

Pasal 1 UU no. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

(Buku etika coklat hal. 3)

Profesi kedokteran atau kedokteran gigi adalah suatu pekerjaan kedokteran atau kedokteran gigi yang dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan, kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan berjenjang dan kode etik yang bersifat melayani masyarakat.

Page 20: EtikA

UU Wabah dan Penyakit Menular Tercantum di KODEKI

Pasien dengan Penyakit Menular Seksual (PMS) pada anak bawah umur dan wanita tuna susila

– Perlu diingatkan agar tidak menularkan penyakit pada orang lain, terutama pada pasien wanita tuna susila

Salah satu pasutri terkena, namun pasangannya belum tahu

– Bicara terbuka tanpa persetujuan: dokter bisa terkena perkara medik dengan sanksi hukum

– Obati tanpa harus menyatakan ia tertular, kecuali terpaksa bila pasien ingin tahu

– Membuka rahasia pasien meskipun suami istri harus dihindari

Page 21: EtikA

ODHA:

- Laporan Surveilans Pasien AIDS (berdasarkan Keputusan DirJen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman No. KH.00.06.4.323 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kewajiban Melaporkan Pasien dengan Gejala AIDS: hanya boleh mencantumkan inisial dan alamat cukup diisi dengan Kabupaten/Kotamadya saja.

- Yang utama: pelayanan kesehatan tanpa pasien mengalami diskriminasi di lingkungan tempat tinggal, pekerjaan dan dijaga kerahasiaan penyakitnya.

Page 22: EtikA

Rahasia Kedokteran

Kodeki pasal 12:

Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.

Page 23: EtikA

Pasien segan pergi ke dokter karena khawatir penyakitnya yang disembunyikan akan diketahui oleh umum.

Perasaan takut dan khawatir --> penyebab penting dari tingginya angka sakit di masyarakat.

Page 24: EtikA

Kewajiban untuk menyimpan rahasia --> kewajiban moral yang telah lama ada sebelum diadakan peraturan atau undang-undang yang mengatur soal ini.

Jadi semua orang yang mengetahui keadaan pasien, tetapi tidak atau belum mengucapkan sumpah/janji secara resmi, berkewajiban juga untuk menjunjung tinggi rahasian jabatan itu (mahasiswa kedokteran, perawat, karyawan bidang kesehatan).

Page 25: EtikA

Pasal 322 KUHP:

a. sengaja membuka rahasia yang wajib disimpan karena jabatan atau pencariannya baik sekarang maupun yang dahulu: pidana penjara max 9 bulan atau denda max 600.000

b. jika dilakukan terhadap seorang tertentu, maka perbuatan itu hanya dapat dituntut atas pengaduan orang itu.

Page 26: EtikA

Pasal 1365 KUHPerdata: membuka rahasia tentang penderitaan pasien yang kebetulan terdengar oleh majikannya lalu dipecat karena takut penyakitnya menulari pegawai lain, dokter dapat diajukan ke pengadilan karena pengaduan pasien itu dan dapat diwajibkan untuk ganti rugi.

Page 27: EtikA

Sumpah (janji) dokter: sesuai pernyataan Geneva tahun 1948 yang dimuat dengan asas Etik Kedokteran yang bersumber pada sumpah Hippocrates ditambah beberapa asas baru yang ditegakkan atas dasar pengalaman tentang kejahatan Nazi Jerman dalam Perang Dunia II.

PP No. 10 tahun 1966 tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran: MenKes dapat mengambil tindakan administratif terhadap pelanggaran yang dapat dihukum menurut KUHP.

Page 28: EtikA

Masalah saksi atau saksi ahli: ada hak undur diri dan mendapat perlindungan hukum berdasarkan pasal 170 KUHP. Bagi dokter, pedoman yang harus menentukan sikapnya tetap ialah bahwa rahasia jabatan dokter itu pertama-tama dan terutama adalah kewajiban moril yakni alasan untuk melepaskan rahasia jabatan dan pertimbangan sehat atas ada atau tidak adanya kepentingan hukum.

Page 29: EtikA

Pelanggaran UU yang tidak dihukum:

Pasal 48 KUHP: Siapa pun tak terpidana, jika melakukan peristiwa karena terdorong oleh keadaan terpaksa

Pasal 50 KUHP: Siapa pun tak terpidana, jika peristiwa itu dilakukan untuk menjalankan ketentuan perundang-undangan

Pasal 51: “Tidak boleh dihukum barangsiapa melakukan perbuatan atau menjalankan perintah jabatan yang diberikan oleh pembesar yang berhak untuk itu.” Penting untuk dokter berjabatan rangkap seperti dokter TNI/Polri yang juga menjabat sebagai anggota Majelis Penguji Kesehatan. Diperlukan perhitungan dan pertimbangan yang matang untuk menentukan apa yang harus diutamakan.

Page 30: EtikA

DISKUSI