esai

7
Apa itu Esai? Esai sering juga disebut artikel, tulisan, atau komposisi. Dalam arti yang lebih luas, esai juga dipahami sebagai sebuah karangan. Secara umum, esai didefinisikan sebagai sebuah karangan singkat yang berisi pendapat atau argumen penulis tentang suatu topik. Biasanya, seseorang menulis esai karena ia ingin memberikan pendapat terhadap suatu persoalan atau fenomena yang terjadi dalam masyarakat. Penulis esai, atau sering disebut esais, dapat juga mengupas suatu topik atau persoalan dan memberikan tanggapan dan pendapatnya atas topiik atau persoalan yang dibahasnya. Secara umum, esai memiliki beberapa ciri yang menonjol. Ciri pertama berkaitan dengan jumlah kata dalam sebuah esai. Memang tidak ada aturan baku yang menyebutkan berapa jumlah kata dalam sebuah esai. Patokannya adalah bahwa sebuah esai harus selesai dibaca dalam sekali duduk. Pengertian ini bisa diilustrasikan sebagai berikut. Ketika seseorang sedang duduk menunggu giliran periksa kesehatan di sebuah klinik, dia harus sudah selesai membaca sebuah esai saat dia berdiri dipanggil masuk ke kamar periksa. Meskipun aturan ini tidak begitu jelas, patokan "sekali duduk" ini cukup membantu ketika seseorang ingin menulis sebuah esai. Terkait dengan jumlah kata ini, beberapa buku komposisi memberikan batasan yang lebih jelas. Sebuah karangan dikategorikan esai bila karangan tersebut berjumlah antara 500 sampai dengan 1500 kata. Bila diketik dalam bentuk dokumen microsoft word, panjang sebuah esai berkisar antara tiga sampai dengan tujuh halaman ukuran kertas A4 yang diketik dengan font berukuran 12 dan berspasi ganda. Sebuah esai yang melebihi 1500 kata, misalnya 3000 atau 4000 kata, akan digolongkan sebagai extended essay (esai yang diperpanjang). Ciri lain esai adalah struktur penulisannya. Struktur esai terbagi dalam tiga bagian yang diwujudkan dalam bentuk paragraf. Bagian pertama esai adalah paragraf pendahuluan atau pengantar. Dalam bagian ini, penulis memberikan pengantar yang mencukupi dan relevan tentang topik yang ia tulis. Yang paling penting dalam paragraf pendahuluan adalah kalimat tesis (thesis statement) yang berfungsi sebagai gagasan pengontro (controlling idea) untuk bagian isi esai. Bagian kedua adalah paragraf-paragraf isi yang merupakan penjabaran atau pembahasan lebih lanjut dari gagasan yang ingin disampaikan penulis. Jumlah paragraf dalam bagian ini tergantung dari jumlah gagasan utama yang hendak disampaikan dalam esai. Bagian terakhir adalah paragraf penutup. Bagian ini dapat berisi ringkasan dari gagasan yang telah disampaikan dalam isi esai atau penegasan atas gagasan utama yang telah disampaikan. Ciri yang paling membedakan esai dengan jenis karangan lain berkaitan dengan gaya bahasa. Pilihan kata, struktur kalimat, dan gaya penulisan merupakan hal terkait erat dengan penulis esai. Penulis esai yang berpengalaman biasanya memiliki ciri tertentu ketika menulis esai. Semakin sering seseorang menulis esai, semakin mudah gaya bahasa orang tersebut dikenali. Misalnya, esai tulisan Gunawan Muhamad tentu berbeda dengan esai yang ditulis oleh Bakti Samanto atau oleh Umar Kayam. Keunikan gaya bahasa ini menjadi ciri esai yang menonjol. Sebagai simpulan, esai merupakan buah pikir yang ditulis secara ringkas. Topik apa pun dapat ditulis dalam bentuk esai. Karena itu esai menjadi salah satu jenis tulisan yang sering dijadikan alat uji untuk mengukur intelegensi seseorang. Seorang yang berpengetahuan luas akan

Upload: novasoniachua

Post on 08-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

make it happen

TRANSCRIPT

Page 1: ESAI

Apa itu Esai?Esai sering juga disebut artikel, tulisan, atau komposisi. Dalam arti yang lebih luas, esai juga dipahami sebagai sebuah karangan. Secara umum, esai didefinisikan sebagai sebuah karangan singkat yang berisi pendapat atau argumen penulis tentang suatu topik. Biasanya, seseorang menulis esai karena ia ingin memberikan pendapat terhadap suatu persoalan atau fenomena yang terjadi dalam masyarakat. Penulis esai, atau sering disebut esais, dapat juga mengupas suatu topik atau persoalan dan memberikan tanggapan dan pendapatnya atas topiik atau persoalan yang dibahasnya. Secara umum, esai memiliki beberapa ciri yang menonjol.     Ciri pertama berkaitan dengan jumlah kata dalam sebuah esai. Memang tidak ada aturan baku yang menyebutkan berapa jumlah kata dalam sebuah esai. Patokannya adalah bahwa sebuah esai harus selesai dibaca dalam sekali duduk. Pengertian ini bisa diilustrasikan sebagai berikut. Ketika seseorang sedang duduk menunggu giliran periksa kesehatan di sebuah klinik, dia harus sudah selesai membaca sebuah esai saat dia berdiri dipanggil masuk ke kamar periksa. Meskipun aturan ini tidak begitu jelas, patokan "sekali duduk" ini cukup membantu ketika seseorang ingin menulis sebuah esai.     Terkait dengan jumlah kata ini, beberapa buku komposisi memberikan batasan yang lebih jelas. Sebuah karangan dikategorikan esai bila karangan tersebut berjumlah antara 500 sampai dengan 1500 kata. Bila diketik dalam bentuk dokumen microsoft word, panjang sebuah esai berkisar antara tiga sampai dengan tujuh halaman ukuran kertas A4 yang diketik dengan font berukuran 12 dan berspasi ganda. Sebuah esai yang melebihi 1500 kata, misalnya 3000 atau 4000 kata, akan digolongkan sebagai extended essay (esai yang diperpanjang).     Ciri lain esai adalah struktur penulisannya. Struktur esai terbagi dalam tiga bagian yang diwujudkan dalam bentuk paragraf. Bagian pertama esai adalah paragraf pendahuluan atau pengantar. Dalam bagian ini, penulis memberikan pengantar yang mencukupi dan relevan tentang topik yang ia tulis. Yang paling penting dalam paragraf pendahuluan adalah kalimat tesis (thesis statement) yang berfungsi sebagai gagasan pengontro (controlling idea) untuk bagian isi esai. Bagian kedua adalah paragraf-paragraf isi yang merupakan penjabaran atau pembahasan lebih lanjut dari gagasan yang ingin disampaikan penulis. Jumlah paragraf dalam bagian ini tergantung dari jumlah gagasan utama yang hendak disampaikan dalam esai. Bagian terakhir adalah paragraf penutup. Bagian ini dapat berisi ringkasan dari gagasan yang telah disampaikan dalam isi esai atau penegasan atas gagasan utama yang telah disampaikan.     Ciri yang paling membedakan esai dengan jenis karangan lain berkaitan dengan gaya bahasa. Pilihan kata, struktur kalimat, dan gaya penulisan merupakan hal terkait erat dengan penulis esai. Penulis esai yang berpengalaman biasanya memiliki ciri tertentu ketika menulis esai. Semakin sering seseorang menulis esai, semakin mudah gaya bahasa orang tersebut dikenali. Misalnya, esai tulisan Gunawan Muhamad tentu berbeda dengan esai yang ditulis oleh Bakti Samanto atau oleh Umar Kayam. Keunikan gaya bahasa ini menjadi ciri esai yang menonjol.     Sebagai simpulan, esai merupakan buah pikir yang ditulis secara ringkas. Topik apa pun dapat ditulis dalam bentuk esai. Karena itu esai menjadi salah satu jenis tulisan yang sering dijadikan alat uji untuk mengukur intelegensi seseorang. Seorang yang  berpengetahuan luas akan dapat menyampaikan gagasannya secara runtut, logis, dan menarik. Semakin sering kita membaca, semakin besar kemungkinan kita untuk dapat menulis esai dengan baik.Dengan banyak membaca, kita akan memiliki lebih banyak gagasan untuk ditulis. Persoalan utamanya tinggal mewujudkan gagasan yang sudah tertanam dalam benak kita melalui tulisan yang harus terus-menerus kita latih agar semakin lama semakin sempurna. Selamat mencoba.

Page 2: ESAI

Struktur EsaiSebagai salah satu jenis karangan, esai mempunyai struktur yang spesifik.  Struktur ini dimaksudkan agar setiap orang dapat menuliskan gagasan dalam format atau bentuk yang disepakati secara umum dan berlaku secara luas dalam dunia tulis-menulis. Dengan struktur yang relatif seragam, pembaca akan lebih mudah memahami pendapat atau gagasan yang disampaikan penulisnya. Secara umum, struktur esai dibagi menjadi tiga bagian: pendahuluan, isi, dan penutup.     Pendahuluan merupakan bagian yang penting dalam sebuah esai. Bagian ini menentukan apakah pembaca akan tertarik untuk terus membaca esai tersebut sampai selesai. Pendahuluan yang menarik jelas akan meningkatkan minat pembaca untuk menyelesaikan bacaannya. Sebaliknya, pendahuluan yang membosankan akan membuat pembaca mengakhiri bacaannya. Pada dasarnya bagian pendahuluan berisi pengantar yang memadai tentang topik bahasan yang hendak ditulis. Gagasan yang ditulis dalam paragraf pendahuluan memberikan gambaran umum tentang gagasan atau argumen yang akan ditulis pada bagian isi esai. Unsur yang paling penting dalam paragraf pendahuluan adalah kalimat tesis (thesis statement). Kalimat tesis merupakan gagasan utama esai yang dinyatakan secara jelas (tidak ambigu) dan eksplisit. Kalimat tesis ini berfungsi sebagai pengontrol gagasan yang hendak disampaikan dalam isi esai.     Bagian isi esai merupakan penjabaran dari gagasan utama yang dinyatakan dalam kalimat tesis. Penjabaran gagasan utama ini diwujudkan dalam beberapa paragraf. Umumnya isi esai terdiri atas beberapa gagasan utama (minimal dua). Setiap gagasan utama ditulis dan dijabarkan dalam satu paragraf.  Setiap paragraf isi mendiskusikan gagasan-gagasan yang lebih spesifik dan lebih detil agar argumen menjadi lebih meyakinkan. Gagasan-gagasan yang lebih spesifik ini merupakan kalimat-kalimat pendukung yang berfungsi sebagai penjelasan yang logis atas argumen yang disampaikan penulis. Oleh karena itu, argumen dalam paragraf-paragraf isi ini harus diorganisasi atau dikelola dengan cermat. Penulis esai harus memastikan bahwa setiap kalimat penjelas yang ditulis memiliki relevansi yang erat dengan gagasan. Selain itu, perpindahan antara satu paragraf isi dengan paragraf isi lainnya harus pula dirancang dengan seksama. Pengaturan paragraf-paragraf isi ini dapat disusun berdasarkan urutan kronologis, logis, atau kepentingan.     Penutup esai diwujudkan dalam satu paragraf simpulan yang dimaksudkan untuk mengakhiri pembahasan topik esai. Paragraf ini biasanya berisi rangkuman dari pokok pikiran yang telah disampaikan penulis. Paragraf penutup juga bisa berupa penegasan atas argumen yang telah dijabarkan di bagian isi dengan maksud agar pembaca mengetahui secara persis posisi penulis atas suatu masalah. Menutup esai dengan paragraf yang efektif akan memberikan kesan ketuntasan (sense of closure) bagi pembaca sehingga apa yang telah disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca.     Secara ringkas, esai yang efektif memiliki struktur yang baku untuk mempermudah pembaca memahami alur pemikiran/gagasan yang disampaikan penulis. Esai yang baik harus diatur secara cermat dan terdiri dari paragraf-paragraf yang diorganisasi secara terpadu untuk menjaga kesinambungan gagasan. Menulis esai secara benar juga membantu kita mengasah logika dan kreatifitas

Page 3: ESAI

Menulis Pendahuluan Esai

Mengawali tulisan dengan baik merupakan kunci keberhasilan sebuah esai. Karena itu, paragraf pendahuluan esai harus disajikan dengan cermat agar gagasan yang akan kita sampaikan dalam paragraf isi mendapat pengantar yang memadai. Pada saat yang sama, kita juga harus membuat pendahuluan yang mampu membuat pembaca tertarik untuk membaca esai kita sampai tuntas. Persoalannya, bagaimana membuat paragraf pendahuluan yang ringkas sekaligus menarik?

Penulis yang belum atau kurang berpengalaman sering mengalami kesulitan bagaimana mengawali esai. Untuk mengatasi hal ini, beberapa pihak menyarankan untuk menulis secara bebas apa pun yang ada di benak kita di awal tulisan. Pendapat ini ada benarnya, namun gagasan yang saling tumpang tindih dan kalimat-kalimat yang sering tidak berkaitan di awal tulisan akan menyulitkan kita untuk mengedit. Bayangkan berapa lama waktu yang kita perlukan untuk mengedit tulisan yang demikian? Bila tujuannya sekedar untuk mendapatkan gagasan yang sesuai dengan topik yang akan kita tulis, cara seperti ini dapat saja kita lakukan. Namun, bila kita sungguh-sungguh ingin menata gagasan dan argumen secara sistematis, cara seperti ini justru akan menjadi bumerang.

Kunci keberhasilan dari paragraf pendahuluan adalah tehnik penyajian yang sistematis dan terstruktur. Berikut adalah enam tehnik pendahuluan esai yang dapat kita pilih untuk mengawali tulisan.

1.      Informasi umumUmumnya pendahuluan esai diawali dengan penjelasan topik secara umum. Penulis menguraikan hal-hal umum yang berkaitan dengan topik yang ingin ditulisnya. Informasi umum ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman yang memadai akan topik esai. Gambaran umum ini memberikan pengantar kepada pembaca mengapa topik tersebut perlu dibahas, alasan penulisan, dan tujuan penulisan. Penjelasan semacam ini perlu dikemukakan supaya pembaca mendapatkan informasi umum yang memadai sehingga mereka dapat mengantisipasi pembahasan yang akan ditulis di bagian isi. Misalnya, ketika penulis ingin membahas perumahan murah untuk rakyat, penulis dapat menggambarkan secara umum bahwa rumah merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Pengantar ini juga bisa menggambarkan betapa rakyat kecil mengalami kesulitan untuk mendapatkan rumah murah. Pengantar umum semacam ini dapat mengarahkan pembaca untuk mencermati persoalan rumah murah untuk rakyat. Hanya saja perlu diperhatikan bahwa penggambaran umum ini disampaikan dengan ringkas dan tidak bertele-tele. 

2.      KutipanMengawali esai dengan kutipan dapat membantu pembaca mengenali topik sekaligus mengantisipasi bahasan dalam esai. Kutipan dapat berupa perkataan orang terkenal, peribahasa, penggalan kalimat dari buku, surat kabar, majalah, jurnal, atau bahkan kitab suci. Kutipan juga membantu penulis mengawali esai dengan elegan dan secara tidak langsung memberi tahu pembaca bahwa persoalan yang akan dibahasnya adalah sesuatu yang penting karena hal tersebut juga dikatakan oleh tokoh ternama atau dimuat dalam kitab suci. Misalnya, bila kita ingin menulis tentang waktu, kita dapat mengutip peribahasa yang sudah sangat kita kenal “WAKTU ADALAH UANG” atau dalam bahasa aslinya “TIME IS MONEY” di awal tulisan kita. Atau, bila topiknya adalah cinta kasih, perkataan Yesus berikut bisa jadi relevan, “Bila kamu ditampar pipi kirimu, berikan pipi kananmu.” Karena

Page 4: ESAI

itu, mencatat dan menyimpan beragam kutipan yang manarik akan membantu kita mengawali esai kita dengan baik.

3.      Pertanyaan RetorisPertanyaan retoris adalah pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban secara langsung. Fungsinya untuk mengajak pembaca memikirkan jawaban atas pertanyaan yang kita ajukan. Melalui pertanyaan retoris, penulis esai tidak hanya menantang pembaca untuk ikut memikirkan jawaban tetapi juga untuk memperkenalkan topik bahasan. Dalam pendahuluan, dua sampai tiga pertanyaan retoris dapat disampaikan secara berurutan. Misalnya, bila kita ingin menulis hal yang terkait dengan keselamatan berlalu-lintas, kita dapat menyampaikan dua pertanyaan berikut: Tahukah Anda, berapa korban meninggal akibat kecelakaan di jalan raya setiap harinya? Mengapa perilaku berlalu lintas di Indonesian demikian semrawut? Petanyaan-pertanyaan restoris semacam ini membuka persepsi pembaca tentang keadaan lalu lintas di Indonesia. Selain ikut memikirkan jawaban yang akan dibahas di bagian isi esai, pembaca juga merasa dilibatkan dalam persoalan yang dibahas penulis. Jadi, pertanyaan retoris memberi nuansa diskusi dan komunikasi yang intens antara penulis dan pembaca.

4.      DefinisiDefinisi digunakan untuk membatasi topik bahasan agar antara pembaca dan penulis memiliki persepsi yang sama atas persoalan yang ditulis. Difinisi ini khususnya penting disampaikan di awal esai bila menyangkut topik yang kurang atau tidak dikenal pembaca dan diperlukan pemahaman yang sama sehingga pembahasan topik tersebut menjadi mudah diterima. Bila kita menulis persoalan yang tidak biasa atau asing, mengawali esai dengan mendefinisikan topik adalah penting. Misalnya, topik yang berhubungan dengan dunia kesehatan seperti “osteoporosis” perlu didefinisikan terlebih dahulu apa batasan atau arti dari istilah ini. Demikian pula dengan bidang tehnologi seperti “gadget” yang tidak mudah dipahami oleh pembaca awam. Semakin spesifik topik yang kita tulis, semakin perlu kita memberikan pengertian atau batasan yang memadai agar antara penulis dan pembaca memiliki titik pijak yang serupa. Bila pemahaman ini dapat dicapai, penulis esai akan lebih mudah membahas persoalannya dalam paragraf-paragraf isi yang mengikutinya.

5.      AnekdotAnekdot adalah cerita atau pengalaman yang menggambarkan suatu peristiwa. Terkadang, tulisan yang diawali dengan sebuah cerita atau pengalaman, baik yang dialami secara pribadi oleh penulis maupun oleh orang lain, dapat menjadi pengantar yang baik. Cerita semacam ini menjadi bukti riil yang meyakinkan bagi para pembaca tentang persoalan yang hendak dibahas. Gambaran atas peristiwa yang nyata juga dapat membangkitkan minat pembaca untuk mengetahui apa pendapat penulis dan bagaimana penulis memberikan tanggapan atas peristiwa tersebut. Sebagai contoh, untuk memperkenalkan sebuah topik tentang kejahatan jalanan, penulis dapat bercerita tentang peristiwa yang menimpa diri penulis sendiri atau orang lain yang ditodong oleh sekawanan preman di jalanan yang ramai. Tak seorang pun memberikan pertolongan meskipun korban berteriak minta tolong. Dengan menggambarkan peristiwa ini, secara tidak langsung penulis sudah membuat pendahuluan dalam esainya. Pengalaman atau peristiwa semacam ini juga dapat diambil dari berita di surat kabar. Yang penting, peristiwa atau kejadian yang kita ambil dari surat kabar relevan dengan topik yang kita tulis.

6. Riverse DirectionAgak sulit menerjemahkan riverse direction sebagai salah satu cara menulis pendahuluan esai ke dalam bahasa Indonesia. Secara harafiah, istilah ini diterjemahkan sebagai "arah balik". Maksudnya, gagasan atau pandangan penulis yang disampaikan dalam pendahuluan berbalik

Page 5: ESAI

arah. Lebih jelasnya, silakan pelajari tehnik ini melalui contoh yang dapat dibaca pada "Contoh-Contoh Paragraf Pendahuluan." Sebagai catatan, tehnik ini tidak dianjurkan untuk penulis pemula karena tingkat kesulitannya cukup tinggi dan memerlukan perencanaan yang cukup matang.

Keenam tehnik pendahuluan esai di atas tidak digunakan secara terpisah atau sendiri-sendiri. Mereka dapat digabungkan untuk mengawali sebuah esai. Misalnya, tehnik pengantar umum digabung dengan tehnik pertanyaan retorik atau anekdot, tehnik kutipan digabung dengan anekdot dan definisi, atau kombinasi duat atau tiga tehnik lain. Sebagai penulis, pendahuluan esai harus ditulis secara kreatif dan menarik karena tujuan utama pendahuluan adalah untuk membuat pembaca tertarik membaca esai kita secara tuntas. Apa pun tehnik yang kita gunakan, yang paling penting adalah tehnik itu dapat mengarahkan esai kita pada kalimat pernyataan yang menjadi bagian terpenting dari pendahuluan esai. Karena itu, tehnik-tehnik ini harus menjadi acuan dan cara yang memudahkan kita untuk menulis esai.