erupsi dan pergantian gigi

36
Erupsi dan Pergantian Gigi Disusun Oleh : 1. Vivi fitria (04101004063) 2. Amira safuria (04101004064) 3. Dilla novia amrilani (04101004065) 4. Desti adestia (04101004067) 5. Allisyia p. sari (04101004068) Dosen Pembimbing : drg. Shanty chairani, M.si PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2013

Upload: amira-shafuria

Post on 27-Oct-2015

585 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: Erupsi Dan Pergantian Gigi

Erupsi dan Pergantian Gigi

Disusun Oleh :

1. Vivi fitria (04101004063)

2. Amira safuria (04101004064)

3. Dilla novia amrilani (04101004065)

4. Desti adestia (04101004067)

5. Allisyia p. sari (04101004068)

Dosen Pembimbing : drg. Shanty chairani, M.si

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2013

Page 2: Erupsi Dan Pergantian Gigi

ERUPSI DAN PERGANTIAN GIGI

Erupsi merupakan istilah yang berasal dari bahasa Latin ‘erumpere’, yang berarti

menetaskan. Erupsi gigi adalah suatu proses pergerakan gigi secara aksial yang dimulai dari

tempat perkembangan gigi di dalam tulang alveolar sampai akhirnya mencapai posisi fungsional

di dalam rongga mulut.1

Erupsi gigi merupakan suatu proses yang berkesinambungan dimulai dari awal

pembentukan melalui beberapa tahap sampai gigi muncul ke rongga mulut. Ada dua fase yang

penting dalam proses erupsi gigi, yaitu erupsi aktif dan pasif. 2

Erupsi aktif adalah pergerakan gigi yang didominasi oleh gerakan ke arah

vertikal, sejak mahkota gigi bergerak dari tempat pembentukannya di dalam

rahang sampai mencapai oklusi fungsional dalam rongga mulut.

Erupsi pasif adalah pergerakan gusi ke arah apeks yang menyebabkan mahkota

klinis bertambah panjang dan akar klinis bertambah pendek sebagai akibat adanya

perubahan pada perlekatan epitel di daerah apikal.

Erupsi gigi juga merupakan suatu proses dimana gigi yang sedang berkembang muncul

melewati jaringan lunak rahang dan mukosa yang di atasnya untuk memasuki rongga mulut,

mengontakkan gigi dengan lengkung yang berlawanan, dan berfungsi dalam mastikasi.

Erupsi gigi terjadi setelah formasi dan mineralisasi mahkota terbentuk sempurna tetapi

sebelum akar terbentuk sempurna. Gigi tumbuh dari dua tipe sel, yaitu epitel oral dari organ

enamel dan sel mesenkim dari papilla dental. Perkembangan enamel dari enamel organ dan

perkembangan dentin dari papila dental. Mahkota dan bagian akar dibentuk sebelum gigi

tersebut erupsi, mahkota dibentuk terlebih dahulu, kemudian baru pembentukkan akar.22

Pertumbuhan mandibula dan maksila menurut Sadler, dipersiapkan untuk tumbuhnya gigi geligi.

Perkembangan gigi dibagi dalam 3 tahap, yaitu : tahap pra-erupsi, tahap pra-fungsional (tahap

erupsi), dan tahap fungsional.1,6

a. Fase praerupsi

Fase pra-erupsi, yaitu saat mahkota gigi terbentuk dan posisinya dalam tulang

rahang cukup stabil (intraosseus), ketika akar gigi mulai terbentuk dan gigi mulai

bergerak di dalam tulang rahang ke arah rongga mulut, penetrasi mukosa, dan pada saat

akar gigi terbentuk setengah sampai tiga perempat dari panjang akar. Fase ini terdiri dari

tahap-tahap tumbuh kembang gigi mulai dari tahap inisiasi (bud stage), proliferasi (cap

Page 3: Erupsi Dan Pergantian Gigi

stage), histodiferensiasi (bell stage), morfodiferensiasi, aposisi, sampai tahap kalsifikasi.

Selanjutnya, tahap kalsifikasi dilanjutkan dengan proses pematangan dari mahkota gigi.

Pematangan Mahkota

Pada tahap amelogenesis protein amelogenin diproduksi. Hanya sedikit

ameloblas pada ujung cups mulai saat awal berfungsi. Proses diteruskan, dan

ameloblas menjadi aktif, serta penambahan dari enamel matriks menjadi lebih

menonjol keluar.1.5 Pertumbahan pada masing-masing cups dengan penambahan

deposisi yang kontinu sampai gigi erupsi. Ditemukan di posterior gigi multicuspit

yang mana ameloblas secara kontinu berdiferensiasi dari enamel epitelium dalam

dan formasi enamel. Puncaknya kemudian bersatu dalam regio intercuspal pada

crown.1,6

Gambar 1 : arah pertumbuhan mahkota

Pada radiografi, cups awalnya muncul secara terpisah dan bergabung

bersama seiring proses pertumbuhan enamel epitelium dalam membentuk desain

untuk pembentukan mahkota.1.6

Sebagaimana kristal kecil dari mineral mengalami deposisi, kemudian

mereka mulai berkembang semakin panjang dan melebar. Deposisi awal pada

mineral meningkat 25% dari total enamel, lebih dari 70% mineral enamel

merupakan pertumbuhan dari kristal (5% dari enamel adalah air). Waktu antara

deposisi matriks enamel dan proses mineralisasi merupakan waktu yang singkat.

Setelah pembentukan ameloblas lengkap, pada deposisi matriks terminal bar

apparatus menghilang, dan permukaan enamel menjadi halus. Panjang ameloblas

Page 4: Erupsi Dan Pergantian Gigi

berkurang sesuai dengan jumlah organela di dalamnya. Pada saat ini, enamel telah

mencapai fase maturasi dan ameloblas menjadi lebih aktif dalam menyerap

matriks organik dan air dari enamel yang diikuti oleh proses mineralisasi.1.6

A B

Gambar 2: A. Deposisi matriks dan mineralisasi; B. Pematangan mahkota (A.awal

pembentukan enamel, B.awal klasifikasi dari pembentukan enamel, C. peningkatan

pembentukan, D. deposisi matriks dan proses mineralisasi, E-F. pembentukan matriks

pada bagian tepi dan daerah cervical dari mahkota.

Proses pematangan mahkota terjadi setelah proses amelogenesis selesai

dan amelogenin mulai mengalami mineralisasi. Kandungan mineral meningkat

pada enamel tergantung pada hilangnya cairan dan protein. Proses pertukaran

terjadi di banyak maturasi enamel dan tidak terbatas pada tahap akhir

mineralisasi. Bahkan setelah gigi erupsi, mineralisasi enamel terus berlanjut.1

Akhirnya setelah ameloblast selesai berkontribusi pada fase mineralisasi,

mereka mengeluarkan sebuah kutikula organik pada permukaan enamel, yang

dikenal sebagai kutikula perkembangan atau primer. Kemudian ameloblast ini

menempel meliputi enamel organik oleh hemidesmosom. Hemidesmosom adalah

sebagian dari perlekatan plak desmosome. Sedangkan fungsi desmosome adalah

melekatkan sel ke sel yang berdekatan, hemidesmosome berkaitan dengan

perlekatan sel ke permukaan membran. Perlekatan plak hemidosmosom

tergantung oleh ameloblas, ameloblas berhubungan dengan stratum intermedium

dan epitel enamel lainnya yang menyatu membentuk enamel ephitelium. Sel

Page 5: Erupsi Dan Pergantian Gigi

organik ini menutupi permukaan enamel sampai gigi erupsi di ronnga mulut.

Dengan adanya proses mineralisasi enamel, crown gigi dibentuk.1.6

b. Fase erupsi prafungsional1

Fase erupsi prafungsional dimulai dengan inisiasi dari pembentukan akar dan

berakhir saat gigi mencapai kontak oklusal. Empat hal yang terjadi pada fase ini antara

lain:

1. Pembentukan Akar

Sama seperti pembentukan mahkota, proliferasi sel berlanjut pada daerah

servikal atau dasar dari organ enamel dimana sel epitel enamel dalam dan luar

bergabung membentuk epitel selubung akar (gbr 3). Ketika pembentukan mahkota

lengkap, sel pada daerah dari organ enamel ini terus tumbuh membentuk dua

lapisan sel yang disebut epitel akar atau lapisan hertwigs (gbr 3 A).1.2

Gambar 3 : Pembentukan Akar, terlihat epithelial root sheath dan epithelial

diaphragm.

Page 6: Erupsi Dan Pergantian Gigi

Setelah tahap pembentukan selubung akar, akar dentin terbentuk dibawah

cervical enamel pada permukaan organ pulpa (gbr 3 B). Sementoblast, serat

ligament periodontal dan sisa-sisa epitel terdapat di ligament.

Lapisan dalam dari selubung akar, dibentuk dari epitel enamel dalam atau

ameloblas pada pembentukan mahkota dan enamel. Pada akar sel membentuk

odontoblas dari papilla dental dan berdiferensiasi menbentuk dentin.

Pembentukan akar berawal dari berakhirnya deposit enamel.1,6

Saat akar memanjang, terjadi pembentukan awal pada akar yaitu panjang,

kelengkungan, ketebalan, dan jumlah akar semuanya tergantung dari sel-sel di

dalam akar. Saat akar dentin dibentuk, sel-sel luar pada akar berfungsi pada

deposisi sementum intermediet, suatu lapisan tipis dari sementum aseluler yang

menutupi tubulus dentin dan permukaan akar. Kemudian sel-sel luar akan terbagi

menjadi kelompok-kelompok kecil dan bergerak dari permukaan akar menjadi

sisa-sisa epitel. Pada akhir proses proliferasi akar miring 45 derajat. 1,6

Daerah ini dinamakan sekat epitel (epithelial diaphragm). Sekat epitel

mengelilingi apeks yang terbuka pada pulpa gigi selama pembentukan akar. Ini

adalah proliferasi sel yang menyebabkan terjadinya pertumbuhan akar.1.2.3 Pada

saat odontoblas berdiferensiasi sepanjang batas pulpa, terjadi proses

dentinogenesis pada akar dan akan memanjang. Pembentukan dentin berlanjut

dari mahkota hingga ke akar. 1,6

Gambar 4 : pembentukan akar dibagian apikal

Page 7: Erupsi Dan Pergantian Gigi

Dentin meruncing dari mahkota hingga ke akar sampai ke apikal batas

epitel. Pada perbatasan pulpa dengan pusat epitel, terjadi proliferasi seluler. Hal

ini dikenal dengan zona proliferasi pulpa. Daerah ini memproduksi sel-sel baru

yang dibutuhkan untuk proses pemanjangan akar. Akar semakin mengecil ke

bagian apikal dan terbuka kira-kira 1-3 mm sehingga dapat mensyarafi serta

menyuplai darah ke pulpa dan jaringan periodonsium. Bersamaan dengan

memanjangnya akar, gigi mulai bergerak erupsi, yang akan menyediakan ruangan

untuk proses pemanjangan akar. Akar memanjang sesuai dengan pergerakan

erupsi gigi (gbr 5).1.3

Gambar 5: Perpanjangan akar saat erupsi

a. Akar Tunggal

Lapisan akar dari gigi berakar tunggal tumbuh memanjang pada sel

epitel yang berasal dari organ-organ enamel, menutupi tubulus dentin dan

perkembangan pulpa. Setelah sel akar membentuk sementum

intermedium, akar mulai hancur dan membentuk sisa-sisa epitel. Sisa-sisa

epitel bertahan dan bergerak dari daerah permukaan akar ke daerah

folikular.

Page 8: Erupsi Dan Pergantian Gigi

Gambar 6 : Sisa-sisa epitel

Sel mesenkim dari folikel gigi bergerak di antara sisa-sisa epitel

hingga dapat berkontak dengan permukaan akar. Di sini terjadi

diferensiasi menjadi sementoblas dan mulai mensekresi sementoid pada

permukaan sementum intermedium. Sementoid adalah sementum yang

belum terkalsifikasi kemudian berkalsifikasi menjadi sementum yang

matang. Lapisan akar tidak pernah terlihat sebagai struktur yang

berkembang karena lapisan sel-selnya segera hancur setelah akar dentin

terbentuk. Bagaimanapun, daerah dari sel epitel tetap dipertahankan

sampai akar terbentuk sempurna dan kemudian hilang.1.6

b. Akar Ganda

Gigi berakar ganda dibentuk dengan cara yang sama dengan gigi

berakar tunggal hingga terbentuk daerah furkasi (gbr 7). Bagian dari akar

mengambil tempat melalui perkembangan diferensial dari lapisan akar.

Sel-sel dari sekat epitel tumbuh secara berlebihan pada dua daerah atau

lebih sampai berkontak dengan perpanjangan epitel. Perpanjangan ini

menyatu dan menjadi pembukaan awal menjadi dua atau tiga tahap

pembukaan. Sekat epitel mengelilingi daerah terbuka pada setiap

Page 9: Erupsi Dan Pergantian Gigi

pertumbuhan akar. Ketika perkembangan gigi molar dimulai, tahap-

tahapnya dibagi berdasarkan pertumbuhan pada bagian tengah akar. Yang

akan menunjukkan lapisan akar seperti pulau-pulau sel (Gbr 7).1.5

Gambar 7: perkembangan akar ganda pada gigi

Setelah akar ganda terbentuk, tiap-tiap akar dibentuk oleh unsur

yang sama seperti pada gigi berakar tunggal. Setelah akar lengkap dan

lapisannya hancur, sel epitel pindah dari permukaan akar, sama seperti

pada gigi berakar tunggal.

Sementum kemudian dibentuk pada permukaan sementum

intermedial. Sementum biasanya juga terlihat sel, walaupun sementum

berada dekat sementoenamel junction yang lebih sedikit sel daripada di

apikal akar. Karena apikal sementum lebih tipis, maka lebih banyak

terdapat sel-sel yang vital. Fungsi utama dari sementum adalah perlekatan

dengan serat-serat ligamen periodontal.1.6

Page 10: Erupsi Dan Pergantian Gigi

Gambar 8 : zona bifurkasi pada pembentukan akar banyak

Perkembangan Jaringan Pendukung

Sel-sel mesenkim yang mengelilingi gigi disebut dengan folikel gigi.

Beberapa sel folikel gigi terbentuk dekat enamel dan berpindah selama tahap cap dan

bell dari perifer organ enamel ke folikel untuk membentuk tulang alveolar dan

ligamen periodontal. Sel-sel berdiferensiasi menjadi osteoblas, membentuk tulang dan

fibroblast yang akan membentuk serat-serat ligamen. Setelah gigi erupsi jaringan ini

akan mendukung gigi selama gigi berfungsi. 1,6

o Ligamen Periodontal

Sel-sel folikel gigi berdiferensiasi menjadi kolagen pada ligamen dan

membentuk semontablast yang terletak pada sementum akar gigi, sel-sel lain pada

daerah ligamen membentuk serat-serat ligamentum, yang terlihat di sepanjang akar

dekat daerah serviks, ini memungkinkan sel fibroblast membentuk kumpulan serat-

serat yang menghilang pada saat akar elongasi. Serat-serat ini berada pada sementum

pada permukaan akar dan perlekatan lain pada tulang. Serat-serat ini berganti secara

cepat dan terus-menerus memperbaiki diri. Serat kolagen berjalan melalui ligamen,

pertukaran serat yang paling tinggi terjadi pada daerah apeks dan yang paling sedikit

pada daerah serviks. Maturasi ligamen terjadi ketika gigi telah beroklusi. Pada masa

ini, kumpulan-kumpulan serat bertambah banyak. 1,6

Page 11: Erupsi Dan Pergantian Gigi

Gambar 9 : pembentukan serat ligament periodontal

o Proses Alveolar

Pada saat perkembangan gigi dan juga tulang alveolar terjadi pemanjangan

akar. Pertama, prosesus alveolar membentuk lempeng labial dan lingual yang

membentuk organ-organ gigi. Pada saat lapisan dinding ini memanjang, septum

tulang muncul diantara gigi untuk melengkapi kripta. Ketika gigi erupsi, prosesus

alveolar dan ligamen periodontal mendukung fungsi gigi. Tulang yang dibentuk

diantara akar gigi disebut tulang interradikular. Dalam bentuk yang matang,

tulang alveolar terdiri dari lamina dura dan tulang pendukung. Lamina dura yang

melapisi soket gigi dan didukung oleh tulang yang terdiri dari tulang spongiosa

dan tulang kompak. Tulang pendukung membentuk lempengan yang menutupi

mandibula. 1,6

Page 12: Erupsi Dan Pergantian Gigi

Gambar 10 : tulang alveolar

2. Pergerakan terjadi secara insisal atau oklusal melalui ruang tulang pada

rahang dan untuk mencapai mukosa oral. Pergerakan merupakan hasil dari

kebutuhan adanya ruang tempat dimana akar dapat terbentuk. Epitel enamel

yang tereduksi selanjutnya berkontak dan bergabung dengan epitelium oral.

Kedua epitel tersebut mengalami proliferasi satu sama lain, sel-selnya berbaur

dan terjadi fusi. Berkurangnya epitel yang melapisi mahkota juga

mengakibatkan pengurangan lapisan epitel enamel. 1,6

Gambar 11 : pengurangan epithelium serta penyatuan epiteliumoral dan

epithelium enamel

Page 13: Erupsi Dan Pergantian Gigi

3. Penetrasi ujung mahkota gigi melalui lapisan epitel yang menyatu,

memungkinkan munculnya enamel mahkota ke rongga mulut. Hanya kutikula

perkembangan organic (primer) yang sebelumnya disekresikan oleh ameloblast, yang

akan menutupi enamel.

4. Gerakan ke arah oklusal atau insisal dari gigi yang erupsi akan terus berlansung

samapai kontak dengan gigi antagonisnya. Mahkota terus bergerak melalui mukosa yang

menyebabkan permukaan mahkota terpapar secara bertahap, diiringi pergeseran attach

gingival ke arah apical. Mahkota yang tampak adalah mahkota klinis yaitu membentang

dari ujung cups sampai ke daerah attach gingival. Sedangkan mahkota anatomis

membentang dari ujung cups sampai ke cementoenamel junction. 1,6

Gambar 12: Mahkota klinis dan mahkota anatomis

Perubahan pada jaringan

Fase eruptif prefungsional dikarakteristikkan oleh adanya perubahan pada jaringan di atas

(overlying), jaringan sekitar (surrounding), dan jaringan di bawahnya (underlying). 1

1. Jaringan di atas gigi

Folikel gigi merubah dan membentuk jalan untuk gigi yang erupsi. Zona dari sel dan

benang-benang jaringan ikat degenerasi segera melapisi gigi mulai tampak pertama kali. Selama

proses tersebut, pembuluh darah menurun jumlahnya, dan benang-benang saraf hancur dan

berdegenerasi.1

Page 14: Erupsi Dan Pergantian Gigi

Daerah jaringan yang melapisi gigi menjadi terlihat sebagai area segitiga terbalik yang

dikenal sebagai jalan erupsi. Pada tepi zona ini, benang folikuler, dianggap sebagai

gubernaculum dentis atau gubernacular cord berjalan mengarah ke mukosa. Makrofag tampak

pada jaringan tempat jalannya erupsi. Sel-sel ini menyebabkan lepasnya enzim hidrolitik yang

membantu perusakan sel dan benang-benang pada daerah ini dengan hilangnya pembuluh darah

dan saraf. Osteoklas ditemukan sepanjang tepi pada tulang yang resorpsi yang melapisi gigi.

Osteoklas dan osteoblas secara konstan meremodeling tulang alveolar sehingga gigi membesar

dan berjalan ke arah tempat pertumbuhan.1

Gambar 13 : A. awal perkembangan jalan erupsi; B. resorpsi tulang pada jalan erupsi

Proses resopsi dari gigi susu dan gigi tetap dihasilkan dari aksi osteoklas yang timbul dari

monosit aliran darah. Monosit ini tampak dan bergabung dengan yang lain untuk membentuk

osteoklas multinukleat. Fungsinya adalah untuk meresorbsi jaringan keras. Mereka melakukan

ini untuk memisahkan mineral dari matriks kolagen melalui aksi enzim hidrolitik yang disekresi

oleh osteoklas. Aksi enzimatik ini terjadi pada lakuna, yang dikembangkan oleh osteoklas.1,2

Resorpsi jaringan keras dipercaya terjadi di dua fase: fase ekstraseluler, di mana mineral

terpisah dari kolagen dan dihancurkan menjadi fragmen kecil, dan fase intraseluler di mana

osteoklas menelan fragmen mineral tersebut dan melarutkan mineral itu. Kristal tampak pada

vakuola sitoplasmik dari osteoklas dan dicerna oleh mereka. Resorpsi mineral terjadi pada tepi

ruffled (ruffled borders) yang berada di luar sel dan mineral kemudian diambil di dalam sel.1

Page 15: Erupsi Dan Pergantian Gigi

Gambar 14 : aktivitas osteoklas

Sel Fibroblas khusus (fibroblas-fibroklas) dipercaya menghancurkan serat kolagen yang

tersisa dengan cara menelan sel-sel tersebut di dalam sistem fagolisosom intraseluler. Asam

amino yang dihasilkan dari penghancuran ini digunakan di dalam pembentukan kolagen dan

dapat digunakan pada area yang sama untuk pembentukan tulang. Kehilangan tulang terjadi saat

gigi mendekati epitelium oral. Organ epitelium oral berkontak dengan mukosa oral. Kontak ini

menyebabkan penipisan membran oral dan akhirnya pecah dan dipenetrasi oleh gigi.5

2. Di sekeliling gigi (surrounding the teeth)

Jaringan yang mengelilingi gigi berubah dari serat-serat yang membentang secara

paralel pada permukaan gigi ke bundel dari serat yang melekat pada permukaan gigi dan

memanjang ke arah periodonsium. Serat yang pertama kali muncul adalah serat yang ada di area

servikal saat pembentukan akar dimulai. Fibroblas adalah sel aktif dalam pembentukan dan

degradasi serat kolagen. Dengan erupsi gigi, ruangan tulang alveolar bertambah tinggi untuk

mengakomodasi akar yang terbentuk. Fibroblas khusus ditemukan pada periodonsium sekitar

gigi yang erupsi. Fibroblas tersebut mempunyai sifat kontraktil. Secara bertahap serat-serat

mengatur dan meningkat dalam jumlah dan massa jenis saat gigi erupsi ke rongga mulut.

Page 16: Erupsi Dan Pergantian Gigi

Pembuluh darah kemudian menjadi lebih dominan dalam ligamen yang berkembang dan

berusaha menambah tekanan pada gigi yang erupsi.1

3. Di bawah gigi (underlying the teeth)

Saat mahkota gigi mulai erupsi, secara bertahap berpindah ke oklusal, menyediakan

ruangan di bawah gigi untuk perpanjangan akar. Selama pembentukan akar, dentin pada apeks

akar melancip ke ujung dan berakhir dalam diagram epitelial. Fibroblas membentuk kolagen di

sekitar apeks akar, dan bundel serat-serat menjadi melekat ke sementum saat serat-serat tersebut

mulai membentuk dentin apikal. Fibroblas muncul dalam jumlah banyak pada area fundic, dan

beberapa serat tersebut membentuk benang yang matang menjadi trabekula yang terkalsifikasi.

Trabekula tersebut membentuk jaringan, atau tangga tulang (bone ladder), pada apeks akar.

Secara bertahap, tangga tulang ini menjadi bertambah padat dan pelat tulang tambahan muncul.

Pelat tulang tersisa sampai gigi mencapai oklusi fungsional pada akhir dari fase. Tulang padat

kemudian membentuk sekitar apeks gigi, dan bundel serat melekat ke sementum apikal dan

memanjang ke tulang alveolar dan menyediakan dukungan lebih.1

c. Fase erupsi fungsional

Gigi melanjutkan erupsinya sampai mencapai kontak insisal atau oklusal. Dan gigi

menjalani pergerakan eruptif fungsional, yang meliputi kompensasi untuk pertumbuhan rahang

dan keausan oklusal dari enamel. Fase erupsi terakhir terjadi setelah gigi berfungsi dan terus

selama gigi masih ada dalam mulut. Selama periode penyelesaian akar ini, ketinggian prosessus

alveolar mengalami kenaikan kompensasi. Fundic alveolar beresorbsi membentuk apeks akar.

Saluran akar menyempit akibat pematangan ujung akar, dimana serat apikal tumbuh untuk

membantu mengurangi efek kekuatan oklusal. Penyelesaian akar berlajut dalam waktu yang

cukup lama, bahkan setelah gigi berfungsi. Proses ini memakan waktu sekitar 1-1,5 tahun untuk

gigi susu dan 2-3 tahun untuk gigi permanen.1.2

Perubahan yang paling mencolok terjadi saat pembentukan oklusi. Pada saat itu,

kepadatan mineral tulang alveolar meningkat, dimensi serat utama ligamen periodontal

meningkat dan perubahan orientasi pada fase menuju dewasa. Serat ini terpisah menjadi gingiva,

puncak alveolar, permukaan alveolar di sekitar akar. Serat tersebut menstabilkan gigi ke tingkat

lebih besar, dan pemnuluh darah menjadi lebih sangat terorganisir dalam ruang antara bundel

Page 17: Erupsi Dan Pergantian Gigi

serat. Erosi dan abrasi bisa menekan permukaan oklusal bagian bawah atau insisal dari gigi,

menyebabkan gigi bererupsi sedikit untuk mengkompensasi tekanan struktur gigi. 1.6

Gambar 7: perubahan daerah fundic selama erupsi gigi

Perubahan Daerah fundic di jaringan lunak dan tulang sekitar apeks akar sebagian besar

berkompensasi untuk perpanjangan akar. Selama pembentukan akar, dentin dari apeks akar

meruncing ke tepi halus yang berakhir pada diafragma epitel. Fibroblas membentuk kolagen di

sekitar apeks akar, dan bundel serat itu akan melekat degan sementum karena mulai terbentuk

pada dentin apikal.

Fibroblas muncul dalam jumlah besar di daerah fundic dan beberapa serat yang tumbuh

menjadi kalsifikasi trabekula. Trabekula ini membentuk jaringan, atau tulang di puncak gigi.

Tahap ini dipercaya untuk mengisi ruang tertinggal dalam gigi dimulai pergerakan erupsi. Secara

bertahap, tulang yang masih halus akan menjadi lebih padat (bony plates). Bony plates tetap ada

sampai gigi berada dalam oklusi fungsional pada akhir fase ini. Tulang yang padat kemudian

membentuk puncak gigi dan bundel serat melekat pada sementum apikal dan meluas ke tulang

alveolar yang berdekatan untuk memberikan dukungan lebih.1.2

Proses Pergantian Gigi

Manusia mempunyai dua pertumbuhan gigi yaitu gigi sulung dan gigi permanen.

Pertumbuhan gigi sulung lebih kecil dan lebih sedikit jumlahnya dibandingkan pertumbuhan gigi

permanen sesuai dengan rahang yang lebih kecil dari anak-anak. Gigi permanen lebih besar,

lebih panjang sesuai dengan rahang besar orang dewasa. Pertumbuhan gigi sulung berjalan dari

Page 18: Erupsi Dan Pergantian Gigi

umur 2-8 tahun. Antara 2 pertumbuhan gigi tersebut ada yang disebut dengan periode gigi

bercampur, sekitar umur 8-12 tahun. Ini adalah periode yang menarik, dimana hanya di bagian

ini akar gigi sulung mengalami resorbsi, dan gigi permanen berada di masa formatif. Sekitar 50

gigi ada dalam rahang selama 4 tahun tersebut.2,6

Periode tanggalnya gigi mengikuti periode gigi bercampur. Tanggal adalah hilangnya

gigi sulung karena resorbsi fisiologis dari akar, hilangnya struktur tulang pendukung dan oleh

karena ketidakmampuan gigi untuk menahan beban kunyah. Pergantian gigi sulung adalah hasil

dari resorpsi bertahap dari akar gigi dan hilangnya perlekatan ligamen periodontal. Peningkatan

ukuran dan perkembangan dari gigi permanen, yang terletak dilingual akar gigi sulung

berfungsi, kemungkinan besar menghasilkan tekanan yang cukup untuk menghasilkan resorpsi

akar gigi sulung dan tulang di sekitarnya. Karena akarnya teresorbsi, gigi akan lepas. Akhirnya,

semua perlekatan ligamen periodontal hilang.2

Mineralisasi jaringan akar gigi sulung, sementum, dan dentin secara fisiologis diresorpsi

secara besar, oleh sel-sel berinti. Sel ini menyerupai osteoklas, yang merupakan sel yang

bertanggung jawab untuk resorpsi tulang. Sel yang meresorbsi jaringan mineralisasi gigi disebut

odontoclast. Ketika odontoclast yang meresorbsi sementum, disebut juga cementoclast. Ketika

meresorpsi dentin, disebut dentinoclast . Cementoclast dan dentinoclast ditemukan sepanjang

akar gigi sulung yang mengalami pergantian.1,2

Resoprsi akar gigi desidui dimulai di bagian akar gigi desidui yang paling dekat dengan

benih gigi permanen. Tahap awal erupsi gigi permanen akan menghasilkan tekanan erupsi yang

akan menyebabkan resorpsi akar gigi desidui. Namun, folikel gigi dan retikulum stelata yang

merupakan bagian dari komponen gigi juga berperan dalam resorpsi akar gigi desidui.7,8

Page 19: Erupsi Dan Pergantian Gigi

Gambar 9 : Skema proses molekuler dan seluler saat inisiasi proses resorpsi akar gigi sulung.

Erupsi gigi permanen tidak terlepas dari proses seluler dan molekuler. Sel-sel retikulum

stelata dari gigi permanen yang sedang terbentuk mensekresi parathyroid hormone (PTH)-

related protein (PTHrP), yaitu suatu molekul pengatur pembentukan yang dibutuhkan untuk

erupsi gigi. PTHrP yang disekresi kemudian terikat dalam suatu fungsi parakrin pada reseptor

PTHrP yang diekspresikan oleh sel-sel dalam folikel gigi. Interleukin 1a juga disereksi oleh

epitel stelata dan dengan cara yang sama terikat pada reseptor IL-1a yang ditemukan pada folikel

gigi. Akibatnya, sel-sel folikel gigi yang terstimulasi ini akan mensereksi faktor-faktor perekrut

monosit, seperti colony-stimulating factor-1, monocyte chemotactic protein-1 atau vascular

endothelial growth factor. Kemudian, di bawah pengaruh faktor-faktor tersebut, monosit dibawa

dari daerah di dekat folikel gigi yang kaya pembuluh darah dan diletakkan di daerah koronal.8

A B

Gambar 2 : A. Skema dari interaksi sistem RANK/RANKL

untuk diferensiasi dan aktifasi osteoklas/odontoklas.

B. Skema inhibisi diferensiasi dan aktifasi osteoklas/

odontoklas yang diperantarai OPG.

Bila lingkungan folikel gigi mendukung maka monosit-monosit tersebut akan berfusi,

lalu berdiferensiasi menjadi sel-sel osteoklas atau odontoklas yang jika sel-sel tersebut berkontak

dengan sel-sel yang mengekspresikan RANKL (Receptor Activator of Nuclear Factor Kappa B

Ligand) maka akan meresorpsi jaringan keras. RANKL adalah suatu protein yang terikat pada

membran yang TNF ligand yang diekspresikan oleh osteoblast, odontoblast, pulpa, ligamen

periodontal, fibroblast, dan sementoblas yang berfungsi dalam menginduksi dan mengaktifasi

osteoklas dari sel-sel precursor. Reseptor RANKL adalah RANK (Receptor Activator of Nuclear

Page 20: Erupsi Dan Pergantian Gigi

Reticulum stelata

PTHrP

IL-Ia

Terikat pada reseptor diekspresikan folikel gigi

Terikat pada reseptor IL-Ia

Terstimulasi

Menghasilkan factor-faktor perekrut monosit seperti CSF 1MCP 1

Vascular endothelial growth factorMonosit dibawa ke daerah folikel gigi didaerah koronal

Monosit berfusi dan berdiferensiasi menjadi sel- sel osteoklas atau odontokloas

Osteoklas dan odontoklas berkontak dengan sel-sel yang menghasilkan RANKL

Resorpsi jaringan keras

Gerakan oklusal :Proliferasi ligamentVaskularisasiPembentukan pulpa

Erupsi gigi permanen

Factor Kappa B) yang diekspresikan oleh osteoklas dan odontoklas. OPG (Osteoprotegerin)

merupakan glikoprotein yang termasuk golongan TNF. OPG dihasilkan oleh berbagai macam sel

dan menghambat diferensiasi osteoklas dari sel prekursornya. OPG juga bertindak sebagi

reseptor RANKL dan bila RANKL dan OPG bertemu maka tidak terjadi pembentukkan

osteoklas. Sel-sel yang mengekspresikan OPG antara lain odontoblast, ameloblast, dan sel-sel

pulpa.8

Teori mekanisme erupsi gigi dapat dibagi dalam 2 kelompok, yaitu :9

Page 21: Erupsi Dan Pergantian Gigi

1. Gigi didorong atau didesak keluar sebagai hasil dari kekuatan yang dihasilkan dari

bawah dan disekitarnya, seperti pertumbuhan tulang alveolar, akar, tekanan darah atau tekanan

cairan dalam jaringan (proliferasi).

2. Gigi mungkin keluar sebagai hasil dari tarikan jaringan penghubung di sekitar ligamen

periodontal.

Pergerakan gigi ke arah oklusal berhubungan dengan pertumbuhan jaringan ikat di sekitar

soket gigi. Proliferasi aktif dari ligamen periodontal akan menghasilkan tekanan di sekitar

kantung gigi yang mendorong gigi ke arah oklusal. Tekanan erupsi pada tahap ini semakin

bertambah seiring meningkatnya permeabilitas vaskular di sekitar ligamen periodontal yang

memicu keluarnya cairan secara difus dari dinding vaskular sehingga terjadi penumpukkan

cairan di sekitar ligamen periodontal yang kemudian menghasilkan tekanan erupsi. Faktor lain

yang juga berperan dalam menggerakkan gigi ke arah oklusal pada tahap ini adalah perpanjangan

dari pulpa, di mana pulpa yang sedang berkembang pesat ke arah apikal dapat menghasilkan

kekuatan untuk mendorong mahkota ke arah oklusal.

Waktu Erupsi Gigi

Gigi yang bererupsi pertama kalinya adalah gigi susu atau gigi desidui atau gigi primer.

Untuk beberapa lama gigi susu akan berada dalam rongga mulut untuk melaksanakan aktivitas

fungsionalnya, sampai akhirnya gigi permanen erupsi untuk menggantikan gigi susu tersebut.

Gigi susu berjumlah 20 di rongga mulut, yaitu 10 pada maksila dan 10 pada mandibula. Gigi

susu terdiri dari insisivus pertama, insisivus kedua, kaninus, molar pertama dan molar kedua di

mana terdapat sepasang pada rahang untuk tiap jenisnya. Erupsi gigi desidui dimulai saat bayi

berusia 6 bulan yang ditandai dengan munculnya gigi insisivus rahang bawah dan berakhir

dengan erupsi gigi molar dua pada usia 2 tahun. Gigi permanen berjumlah 32 yang terdiri dari 4

insisivus, 2 kaninus, 4 premolar, dan 6 molar pada masing-masing rahang.2

Tabel.1. Kronologi Perkembangan Gigi Manusia2

Page 22: Erupsi Dan Pergantian Gigi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Erupsi Gigi

Erupsi gigi adalah proses yang bervariasi pada setiap anak. Variasi ini dapat terjadi dalam

setiap periode dalam proses pertumbuhan dan perkembangan gigi, terutama pada periode transisi

pertama dan kedua.9

Variasi dalam erupsi gigi dapat disebabkan oleh banyak faktor, yaitu :10

a. Faktor Genetik (Keturunan)

Faktor genetik dapat mempengaruhi kecepatan waktu erupsi gigi. Faktor genetik

mempunyai pengaruh terbesar dalam menentukan waktu dan urutan erupsi gigi, termasuk proses

kalsifikasi. Menurut Stewart, pengaruh faktor genetik terhadap erupsi gigi adalah sekitar 78%.

b. Faktor Ras

Perbedaan ras dapat menyebabkan perbedaan waktu dan urutan erupsi gigi permanen.

Waktu erupsi gigi orang Eropa dan campuran Amerika dengan Eropa lebih lambat daripada

Page 23: Erupsi Dan Pergantian Gigi

waktu erupsi orang Amerika berkulit hitam dan Amerika Indian. Orang Amerika, Swiss, Prancis,

Inggris, dan Swedia termasuk dalam ras yang sama yaitu Kaukasoid dan tidak menunjukkan

perbedaan waktu erupsi yang terlalu besar. Erupsi lebih cepat pada ras Afrika hitam

dibandingkan dengan ras Kaukasoid, orang Korea (Mongoloid) sedikit lebih cepat daripada ras

Kaukasia, dan pada orang Australia pribumi lebih lambar daripada Kaukasoid.

c. Jenis Kelamin

Waktu erupsi gigi permanen mandibula dan maksila terjadi bervariasi pada setiap

individu. Pada umumnya waktu erupsi gigi anak perempuan lebih cepat dibandingkan dengan

anak laki-laki.

d. Faktor Lingkungan

Pertumbuhan dan perkembangan gigi dipengaruhi oleh faktor lingkungan tetapi tidak

banyak mengubah sesuatu yang telah ditentukan oleh faktor keturunan, pengaruh faktor

lingkungan terhadap waktu erupsi gigi adalah sekitar 20%.

Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor lingkungan, antara lain :

1. Sosial ekonomi

Tingkat sosial ekonomi dapat mempengaruhi keadaan nutrisi, kesehatan

seseorang dan faktor lainnya yang berhubungan. Anak dengan tingkat ekonomi

rendah cenderung menunjukkan waktu erupsi gigi yang lebih lambat

dibandingkan dengan anak yang tingkat ekonomi menengah.

2. Nutrisi

Faktor pemenuhan gizi dapat mempengaruhi waktu erupsi gigi dan

perkembangan rahang. Nutrisi sebagai faktor pertumbuhan dapat mempengaruhi

erupsi dan proses kalsifikasi. Keterlambatan waktu erupsi gigi dapat dipengaruhi

oleh faktor kekurangan nutrisi, seperti vitamin D dan gangguan kelenjar endokrin.

Pengaruh nutrisi terhadap perkembangan gigi adalah sekitar 1%.

e. Faktor Penyakit

Gangguan pada erupsi gigi permanen dapat disebabkan oleh penyakit sistemik dan

beberapa sindroma, seperti Down syndrome, Cleidocranial dysostosis, Hypothyroidism,

Hypopituitarism, beberapa tipe dari Craniofacial synostosis dan Hemifacial atrophy.

f. Faktor Lokal

Page 24: Erupsi Dan Pergantian Gigi

Faktor-faktor lokal yang dapat mempengaruhi erupsi gigi adalah jarak gigi ke tempat

erupsi, malformasi gigi, adanya gigi yang berlebih, trauma dari benih gigi, mukosa gusi yang

menebal, dan gigi sulung yang tanggal sebelum waktunya.

Page 25: Erupsi Dan Pergantian Gigi

DAFTAR PUSTAKA

1. Avery. J.K, Chiego. D.J. Essential of Oral Histology and Embryology A

Clinical Approach. Third Edition. Michigan. 2006

2. Melfi, Rudy C. Permar’s oral embryology and microscopic anatomy: a

textbook for students in dental hygiene.10th ed.Philadelphia : Lipincots

William &wilkins. 2000

3. Van Rensburg BGJ. Oral Biology. South Africa: Quintessence Publishing Co. Inc.,

1995

4. Osborn, JW. Dental anatomy and embryology. Oxford: Blackwell Scientific

Publication, 1981: 127-33.

5. Harshanur , I W. Anatomi Gigi. Jakarta : EGC. 1991

6. Nasution. M I. Morfologi gigi desidui dan gigi permanen. Medan : USU-Press. 2008

7. Wahono NA, Soenawan H. Delayed Eruption of Multiple Permanent Tooth in 12-

year-old Boy. In : Jakarta Convention Center, ed Proceedings of the 15th

Scientific Meeting & Refesher Course in Denstiry, 2009.

8. Harokopakis-Hajishengalis E. Physiologic Root Resorption in Primary Teeth :

Moleculer and Histologic Event. Journal of Oral Science 2007.

9. Berkovitz BKB, Holland GR, Moxham BJ. Oral Anatomy, Histology and

Embryology. 4th ed. Toronto: Mosby Elsevier, 2009.

10. Indriyanti R, Pertiwi ASP, Sasmita IS. Pola Erupsi Gigi Permanen Ditinjau dari

Usia Kronologis pada Anak Usia 6 sampai 12 Tahun di Kabupaten Sumedang.

Laporan Penelitian.Bandung: Fakultas Kedokteran Gigi UNPAD.