erosi sungai garang

10
 Prosiding Seminar Nasional Multifungsi Lahan Sawah PENGARUH PERUBAHA N PENGGUNAA N LA HAN TERHADAP DEBIT DAN B ANJ IR DI BAGIAN HILIR DAS KAL IGARANG Effect of Land Use Change on River Discharge and Floo ding in Downstream of Kaligarang Watershed 9 Undang Kurnia, Sudirman, Ishak Juarsah, dan Yoyo Soelaeman (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor) ABSTRAK Perubahan penggunaan lahan, khususnya lahan sawah yang berada di sekitar  perkotaan untuk penggunaan lain seperti perumahan dan industri mengancam hilangnya  produktivitas tanah dan kelestarian lingkungan. Lahan sawah diyakini dapat mencegah atau mempertahankan lingkungan dari kerusakan karena mampu menahan air, berfungsi sebagai dam dan mengurangi erosi. Penelitian ini bert ujuan untuk mengetahui pengaru h perubahan  penggunaan lahan terhadap debit dan banjir di bagian hilir DAS Kaligarang, Kabupaten Semarang, P ropinsi Jawa Tengah. Penelitian dilaksanakan dengan car a survei, ber upa  pengumpulan data sekunder dari berbagai instansi relevan. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara tabulasi, deskriptif dan korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  perubahan penggunaan lahan sawah menjadi lahan pemukiman, perumahan dan industri meningkatkan debit, sedimentasi dan banjir. Banjir semakin sering terja di dan debit sungai meningkat dengan meningkatnya luas sawah yang berubah menjadi areal industri dan  pemukiman. ABSTRACT  Landuse change, especially of lowland rice fields surrounding urban areas to other  purposes, such as housing and industrial areas creates lost of soil productivity and environmetal sustainability. It’s believed that lowland rice field could protect the environment from damage, due to the ability of lowland rice fields to retain water, act as dams, and reduce soil loss. This research was aimed t o study the effect of landuse changes on river discharge and flooding in downstream of Kaligarang Watershed, Semarang district, Province of Central Java. The research was carried out by col lecting secondary data fr om relevant institutions. Data were analysed using tabular, descriptive, and correlation techniques. The research results show t hat the change of lowlan d rice field into se ttlement, housing, and industrial areas increased river discharge and sedimentation. Floods happened more frequently, and river discharge increased as more areas are converted from lowland rice fields to urban and industrial areas. PENDAHULUAN Perubahan penggunaan lahan di suatu daerah aliran sungai (DAS), khususnya lahan sawah yang berada di sekitar perkotaan untuk penggunaan lain seperti bangunan industri dan  perumahan dapat mengancam hilangnya produktivitas lahan dan kelestarian lingkungan. Selain itu perubahan penggunaan lahan sawah dapat menurunkan fungsinya dalam hal ISBN 979-9474-06-X 111

Upload: azis-ali-wibowo

Post on 08-Jul-2015

160 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/9/2018 Erosi Sungai Garang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/erosi-sungai-garang 1/10

 

Prosiding Seminar Nasional Multifungsi Lahan Sawah 

PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN

LAHAN TERHADAP DEBIT DAN BANJIR

DI BAGIAN HILIR DAS KALIGARANG

Effect of Land Use Change on River Discharge and Flooding in Downstream of Kaligarang Watershed 

9Undang Kurnia, Sudirman, Ishak Juarsah, dan Yoyo Soelaeman

(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor)

ABSTRAK

Perubahan penggunaan lahan, khususnya lahan sawah yang berada di sekitarperkotaan untuk penggunaan lain seperti perumahan dan industri mengancam hilangnya

produktivitas tanah dan kelestarian lingkungan. Lahan sawah diyakini dapat mencegah ataumempertahankan lingkungan dari kerusakan karena mampu menahan air, berfungsi sebagaidam dan mengurangi erosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahanpenggunaan lahan terhadap debit dan banjir di bagian hilir DAS Kaligarang, KabupatenSemarang, Propinsi Jawa Tengah. Penelitian dilaksanakan dengan cara survei, berupapengumpulan data sekunder dari berbagai instansi relevan. Data yang diperoleh selanjutnyadianalisis secara tabulasi, deskriptif dan korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwaperubahan penggunaan lahan sawah menjadi lahan pemukiman, perumahan dan industrimeningkatkan debit, sedimentasi dan banjir. Banjir semakin sering terjadi dan debit sungaimeningkat dengan meningkatnya luas sawah yang berubah menjadi areal industri danpemukiman.

ABSTRACT

 Landuse change, especially of lowland rice fields surrounding urban areas to other   purposes, such as housing and industrial areas creates lost of soil productivity and environmetal sustainability. It’s believed that lowland rice field could protect theenvironment from damage, due to the ability of lowland rice fields to retain water, act asdams, and reduce soil loss. This research was aimed to study the effect of landuse changeson river discharge and flooding in downstream of Kaligarang Watershed, Semarang district,Province of Central Java. The research was carried out by collecting secondary data fromrelevant institutions. Data were analysed using tabular, descriptive, and correlationtechniques. The research results show that the change of lowland rice field into settlement,housing, and industrial areas increased river discharge and sedimentation. Floods happened more frequently, and river discharge increased as more areas are converted from lowland rice fields to urban and industrial areas.

PENDAHULUAN

Perubahan penggunaan lahan di suatu daerah aliran sungai (DAS), khususnya lahan

sawah yang berada di sekitar perkotaan untuk penggunaan lain seperti bangunan industri dan

perumahan dapat mengancam hilangnya produktivitas lahan dan kelestarian lingkungan.

Selain itu perubahan penggunaan lahan sawah dapat menurunkan fungsinya dalam hal

ISBN 979-9474-06-X 111

5/9/2018 Erosi Sungai Garang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/erosi-sungai-garang 2/10

 

Kurnia et al  

menahan dan mendistribusikan air hujan dan air irigasi secara baik, sehingga menimbulkan

kerusakan lingkungan seperti banjir, erosi, dan sedimentasi di daerah hilir. Seperti diketahui

lahan sawah diyakini dapat mencegah atau mempertahankan lingkungan dari kerusakan

karena kemampuannya menahan air, berfungsi sebagai dam dan dapat mengurangi erosi

karena adanya galengan dan lahannya berteras.

Hasil penelitian di Malaysia menunjukkan bahwa pembangunan perumahan di

daerah tangkapan hujan Anal Anyer Batu, Kuala Lumpur telah menyebabkan banjir dan

sedimentasi di bagian hilir daerah tersebut, dengan konsentrasi sedimen berkisar antara 4-

81.259 mg/l (Douglas, 1978). Sementara itu konsentrasi sedimen dalam aliran sungai dari

suatu lahan yang di bagian hilirnya 40% tertutup vegetasi hutan berkisar antara 7- 1.080 mg/l

(Morgan, 1986). Berdasarkan informasi tersebut jelas bahwa perubahan penggunaan lahan

pertanian menjadi nonpertanian telah meningkatkan konsentrasi sedimen dalam aliran

sungai.

Keadaan serupa terjadi di Indonesia. Banjir yang terjadi di sekitar Bandung, Jakarta,

dan Semarang antara lain disebabkan oleh adanya perubahan penggunaan lahan sawah

menjadi lahan industri dan perumahan menyebabkan banjir dan sedimentasi di bagian hilir

daerah tersebut. Hasil penelitian di Sub DAS Citarik (Jawa Barat) menunjukkan bahwa

selama periode 1983-1994 (± 11 tahun) terjadi lima kali banjir dengan luas genangan

berkisar antara 1.800-7.250 ha (Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengairan, 1995). Hal

ini berbeda dengan kejadian banjir sebelum tahun 1945 yang hanya terjadi empat kali, yaitu

akhir abad 18, tahun 1917, 1931 dan 1945. Hasil penelitian yang sama yang dilakukan Pusat

Penelitian dan Pengembangan Pengairan (1995) mendapatkan bahwa sedimentasi yang

terjadi di alur Sungai Citarum dari Desa Citepus sampai dengan Baktisari sepanjang 4,5 km

rata-rata 8,5 cm setiap tahun. Selain banjir dan sedimentasi, perubahan penggunaan lahan

dapat menyebabkan bertambah kecilnya aliran rendah, sehingga mengganggu distribusi

aliran air suatu daerah aliran sungai (Ilyas, 2000).

Berbagai kegiatan lain seperti perikanan tambak, pelabuhan laut, pertanian lahan

kering yang produktif, dan pemukiman yang berada di bagian hilir sumber kegiatan

pembangunan akan terganggu sebagai akibat perubahan penggunaan lahan. Luas panen,

produksi, dan hasil pertanian akan mengalami kemerosotan akibat genangan banjir/ 

sedimentasi. Kerusakan lingkungan lainnya adalah berupa pencemaran lingkungan yang

disebabkan oleh limbah bahan beracun berbahaya (B3) yang dihasilkan oleh industri atau

pabrik yang beroperasi di bagian hulu daerah pertanian dan dibuang ke sungai atau badan air

tanpa pengolahan limbah yang baik.

Tujuan penelitian adalah mempelajari pengaruh alihfungsi lahan sawah menjadi

daerah industri, perumahan, dan kegiatan pembangunan lainnya terhadap debit, sedimentasi,

banjir, dan produksi pertanian serta pencemaran lingkungan.

112

5/9/2018 Erosi Sungai Garang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/erosi-sungai-garang 3/10

 

Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Debit dan Banjir 

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan dari bulan Desember 2000 - Februari 2001 di DAS

Kaligarang, Kabupaten Semarang-Propinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi penelitiandidasarkan pada perubahan penggunaan lahan yang relatif tinggi dan intensif, khususnya

perubahan lahan pertanian (sawah dan lahan kering) menjadi areal bangunan industri dan

perumahan.

Penelitian dilaksanakan dengan cara survei, berupa pengumpulan data sekunder dari

berbagai instansi relevan dan data primer yang diperoleh langsung melalui penelitian di

lapangan atau wawancara dengan masyarakat atau petugas dari instansi yang relevan.

Adapun instansi yang dikunjungi dan merupakan sumber data sekunder di antaranya Dinas

Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Semarang, Kantor Statistik Kabupaten Semarang,

Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah Pemali Jratun, Dinas Perhutanan dan

Konservasi Tanah Kabupaten Semarang, Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengairan

Bandung, Dinas Pengairan Propinsi Jawa Tengah, Proyek Pengairan Jratun–Jawa TengahSurvei lapangan dilakukan dua tahap, yaitu pra survei dan survei.

1.  Prasurvei

a.  Mengumpulkan data penggunaan lahan termasuk informasi perubahan penggunaan

lahan yang meliputi lokasi, luas dan penyebarannya di Sub DAS yang diteliti.

b.  Mencari informasi tahapan terjadinya perubahan penggunaan lahan di Sub DAS

yang diteliti pada tahun-tahun sebelumnya.

2.  Survei

a.  Mengumpulkan data hidrologi yang terdiri atas debit, curah hujan, banjir (frekuensi,

debit, lamanya) dan sedimentasi.

b.  Mengumpulkan data produksi dan hasil termasuk luas panen untuk beberapa

komoditas tanaman pangan 20 tahun terakhir.

c.  Mengumpulkan data atau informasi kerusakan sarana dan prasarana irigasi, sawah,kolam atau tambak sebagai akibat berbagai jenis kegiatan/usaha yang ada di dalam

DAS, baik fisik maupun kimia:

Data yang diperoleh/dikumpulkan, selanjutnya dianalisis secara tabulasi dan

deskriptif, untuk periode waktu-waktu tertentu sesuai dengan data yang tersedia, baik data

perubahan penggunaan lahan, debit, sedimentasi, banjir, dan produksi pertanian. Selain itu

untuk melihat pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap debit air sungai dibuat

korelasi antara debit maksimum dan curah hujan harian maksimum yang terjadi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Debit dan sedimentasi

Data pada Tabel 1 memperlihatkan tidak ada pola yang pasti dalam hal perubahan

debit maksimum dan debit minimum air Kaligarang, sebagai akibat perubahan penggunaan

lahan sawah. Namun demikian terdapat kecenderungan peningkatan nilai rasio Q maksimum

terhadap Q minimum dari tahun ke tahun. Nilai rasio Q maksimum terhadap Q minimum

113

5/9/2018 Erosi Sungai Garang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/erosi-sungai-garang 4/10

 

Kurnia et al  

tersebut senantiasa lebih besar dari 10 (Sub Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah

Citanduy-Cisanggarung, 1987), mengindikasikan bahwa Sub DAS tersebut telah mengalami

kerusakan tata air. Peningkatan debit maksimum yang terjadi diperkirakan karena lebih

besarnya curah hujan dan intensitas hujan yang terjadi dalam setiap tahunnya, kecuali untuk 

kejadian tahun 2000. Pada tahun 2000 terjadi hujan sebesar 3.158 mm, namun jumlah hari

hujannya lebih besar, yaitu 203 hari dengan intensitas hujan rata-rata 17 mm/hari.

Tabel 1. Data hujan, debit dan sedimen di DAS Kaligarang, Kabupaten Semarang (1986-

2000)

Parameter 19861) 1987 1) 1988 1) 1989 1) 1990 1) 1995 2) 1996 2)

1 Hujan

• 

• 

• 

Curah hujan (mm/tahun)Hari hujan (hari/tahun)Intensitas (mm/hari)

2.13614222

2.38611823

2.18114215

3.18113522

2.23513222

1.78812714

1.88714713

2 Debit (Q)• 

• 

• 

• 

Maksimum(m3 /detik)

Minimum (m3 /detik)Nilai Q maks/Q minRata-rata tinggipermukaan air

37,20

3,2012

29,70

1,9016

22,70

1,7013

49,10

1,9026

17,50

1,7010

13,27

0,6321

12,50

0,5822

--

Tertinggi (m)Terendah (m)

--

--

--

--

--

1,700,19

1,950,19

3 Sedimen

• 

• 

• 

Total muatan padatan

tersuspensi (t/tahun)Erosi (t/ha/tahun)Hasil sedimen (mm)

-

--

-

--

-

--

-

--

-

--

268

14,921,1

243

13,881,7

Sumber: 1) Directorate General of Water Resources Development-Ministry of Public Works, 1993.2)

Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah Pemali Jratun, 2000.- = tidak ada data. 

Meskipun tinggi permukaan air tertinggi dan terendah pada tahun 1998 dan 2000

relatif sama, besarnya debit maksimum dan debit minimum tahun 1998 lebih besar dari tahun

2000. Hal ini sejalan dengan total kandungan sedimen, erosi dan hasil sedimen dalam air

Kaligarang pada tahun 1998 lebih tinggi dari data yang sama pada tahun 2000.

Bila memperhatikan data perubahan penggunaan lahan di DAS kaligarang bagian

hulu, telah terjadi perubahan luas penggunaan lahan sawah sebesar 116 ha dari tahun 1998 ke

tahun 2000 (Wahyunto et al., 2001). Demikian juga luas pemukiman dan rencana

pemukiman bertambah luas, seperti halnya juga terjadi peningkatan luas tegalan dan industri.

Kondisi ini diyakini mempunyai kontribusi yang besar terhadap peningkatan debit dan

kandungan sedimen dalam aliran permukaan, meskipun kondisi hujan (jumlah dan intensitas)

relatif tetap.

Pengaruh perubahan fungsi lahan sawah di Sub DAS Garang bagian hulu dalam

  jangka panjang memperlihatkan peningkatan debit maksimum di Sungai Garang. Pada

Gambar 1 dapat dilihat bahwa nilai rasio debit maksimum dan curah hujan harian maksimum

114

5/9/2018 Erosi Sungai Garang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/erosi-sungai-garang 5/10

 

Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Debit dan Banjir 

dari tahun 1972 - 1990 meningkat, namun curah hujan harian maksimum tidak menunjukkan

peningkatan yang nyata dari tahun ke tahun. Keadaan seperti ini mengindikasikan bahwa

kualitas Sub DAS Garang mengalami penurunan.

Seperti telah disebutkan bahwa perubahan penggunaan lahan sawah juga telah

meningkatkan kandungan sedimen dalam air sungai dan menyebabkan sedimentasi di bagian

hilir sub DAS tersebut meningkat (Wahyunto et al., 2001). Dari tahun 1939 sampai 2000 di

muara Sungai Garang dan sekitarnya serta pantai arah timur sungai tersebut sepanjang 8,5

km, garis pantai telah maju ke arah laut sekitar 250-750 m (Wahyunto et al., 2001).

Banjir

Peningkatan debit aliran sungai dapat menyebabkan banjir di bagian hilir suatu

DAS, terutama bila daya tampung sungai tersebut lebih rendah dari debit aliran yang terjadi.

Hasil pengamatan banjir pada lokasi dam Simongan oleh Dinas Pengairan Propinsi Jawa

Tengah di Semarang memperlihatkan bahwa telah terjadi 10 kali banjir pada periode 1961-1990 (Tabel 2). Kejadian banjir sebelum tahun 1980 (selama 20 tahun) hanya empat kali,

yang berbeda dengan kejadian banjir periode 1981-1990. Grafik pada Gambar 1

menunjukkan bahwa curah hujan harian maksimum di DAS Kaligarang cenderung

meningkat meskipun tidak nyata.

maks/CH maksCH maks

Linear curah hujan harian maksimum

Linear Q max/curah hujan harian maksimum

1990 1988 1986198419821980197819761974 1972 

3,5 

2,5 

1,5 

0.5 

0 1970 

1400 

1200 

1000 

   Q  m  a  x   /   C   H  m  a  x

800

   C   H  m  a  x   (  m  m   )

600

400

  200

 

0

1992 

Tahun

Gambar 1. Rasio debit maksimum dengan curah hujan harian maksimum (1972-1990)

115

5/9/2018 Erosi Sungai Garang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/erosi-sungai-garang 6/10

 

Kurnia et al  

Pada periode tahun 1981-1990 (10 tahun) terjadi enam kali banjir. Hal ini diduga

akibat perubahan penggunaan lahan sawah dan meningkatnya luas pemukiman, perumahan,

lahan industri, dan tegalan (Lampiran 1). Selain itu grafik pada Gambar 1 dan data pada

Lampiran 2 memperlihatkan kecenderungan peningkatan curah hujan harian maksimum daritahun ke tahun. Data pada Tabel 2 tersebut memperlihatkan apabila tinggi muka air

maksimum di dam Simongan dan kedalaman air rata-rata berturut-turut di atas 7 dan 2 m

terjadi banjir dengan debit lebih dari 400 m3  /detik. Meskipun pada periode 1981-1990

tersebut terjadi 6 kali banjir besar, ternyata pada tahun-tahun tidak banjirpun debit airnya

melebihi 300 m3 /detik (315-384 m3 /detik). Keadaan seperti inipun merupakan indikator telah

terjadi peningkatan jumlah aliran permukaan dan debit sebagai akibat terjadinya perubahan

penggunaan lahan dan kecenderungan peningkatan curah hujan harian maksimum, yang pada

akhirnya dapat menyebabkan kerusakan biofisik tanahnya. Berkurangnya luas lahan sawah

dan penambahan luas pemukiman dan lahan industri dapat mempertinggi frekuensi banjir

dengan debit cukup besar (> 400 m3 /detik). Hubungan seperti ini juga dapat dilihat data debit

air di dam Simongan pada tahun 1988 (Tabel 2) terjadi banjir besar dengan debit 420

m3

  /detik dan curah hujan harian maksimum 609 mm dan intensitas hujan 11,68 cm/jam(Lampiran 2), yang relevan dengan terjadinya penurunan luas lahan sawah sebesar 484 ha,

dan peningkatan luas pemukiman dan tegalan serta industri berturut-turut sebesar 2.209, 187

dan 37 ha (Lampiran 1).

Produksi pertanian

Sebagai akibat peningkatan debit sungai adalah banjir yang dapat menyebabkan

terjadinya genangan pada wilayah-wilayah yang lebih rendah atau dataran di bagian hilir sub

DAS penyebab dampak. Banjir atau genangan tersebut terjadi pada wilayah-wilayah

perkampungan, perumahan, atau daerah pertanian yang produktif, dan menimbulkan

kerugian material dan finansial yang besar. Daerah pertanian dapat berkurang luas areal

panennya manakala terjadi genangan yang cukup lama. Apalagi bila banjir tersebut terjadipada saat lahan sawah menjelang atau hampir panen menyebabkan menurunnya produksi

gabah. Selain itu, di dalam sub DAS itu sendiri, luas panen dan produksi pertanian akan

berkurang sebagai akibat terjadinya alih fungsi lahan sawah menjadi penggunaan lain seperti

perumahan, pemukiman, industri dan tegalan. Tabel 3 dan 4 berturut-turut menyajikan data

luas panen dan produksi padi sawah di DAS Kaligarang bagian hulu dan di wilayah

Kabupaten Semarang.

Data luas panen dan produksi padi sawah pada Tabel 3 menunjukkan terjadinya

penurunan dari tahun 1988 ke tahun 2000. Hal ini sejalan dengan penurunan luas

penggunaan lahan sawah yang terjadi di DAS Kaligarang bagian hulu terutama di Kecamatan

Ungaran (Lampiran 1). Namun demikian penyebab tersebut belum sepenuhnya benar,

terutama untuk wilyah di bagian hilir sub DAS tersebut (Kabupaten Semarang bagian hilir).

Seperti telah disebutkan bahwa akibat berubahnya fungsi lahan sawah menjadi pemukimandan industri menyebabkan peningkatan jumlah aliran permukaan dan memperbesar debit

sungai, yang selanjutnya dapat menyebabkan banjir dan genangan di bagian hilir DAS

Kaligarang. Genangan di bagian hilir DAS Kaligarang diduga merupakan penyebab

berkurangnya luas panen dan produksi padi sawah.

116

5/9/2018 Erosi Sungai Garang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/erosi-sungai-garang 7/10

 

Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Debit dan Banjir 

Tabel 2. Debit banjir Kaligarang yang tercatat di dam Simongan, periode 1961-1990

TahunTinggi muka

air maks a) Kedalaman air b) Debit air Keterangan

m m3 /detik 

1961

1962

1963

1964

1965

1968

1969

1970

1971

1972

1973

19741975

1976

1977

1978

1979

1980

1981

1982

1983

1984

1985

1986

19871988

1989

1990

7,9

7,3

9,4

6,9

7,4

6,6

7,1

7,0

7,0

6,9

6,9

7,86,9

7,9

7,5

7,5

7,2

6,7

8,1

7,7

7,4

7,3

8,2

7,4

7,77,8

7,6

9,4

2,3

1,7

3,8

1,3

1,8

1,0

1,5

1,4

1,4

1,3

1,3

2,21,3

2,3

1,9

1,9

1,6

1,1

2,5

2,1

1,8

1,7

2,6

1,8

2,12,2

2,0

3,8

458

315

901

233

337

175

272

252

252

233

233

433233

458

360

349

293

194

510

408

337

315

537

337

408420

384

942

Banjir

Banjir

Banjir

Banjir

Banjir

Banjir

Banjir

BanjirBanjir

Banjir

Sumber: Badan Pertanahan Nasional-Kantor Wilayah Propinsi Jawa Tengah, 1993Catatan: a) Tinggi muka air tertinggi yang tercatat pada alat pengukur di dam Simongan.

b) Kedalaman air rata-rata di Kaligarang. 

117

5/9/2018 Erosi Sungai Garang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/erosi-sungai-garang 8/10

 

Kurnia et al  

Tabel 3. Luas panen dan produksi padi sawah di Kecamatan Klepu dan Unggaran, DAS

Kaligarang bagian hulu

Klepu Ungaran

Tahun Luas panen Produksi Luas panen Produksi

ha t ha t

198919901991199219931994199519961997199819992000

2.6122.4992.9032.7122.5122.5222.4132.3322.1982.6531.7092.373

110.709125.667100.561145.971110.627102.680116.239108.592

98.940116.400

66.630111.700

3.0662.5242.7362.1351.9792.0492.1171.8901.5682.9361.2022.384

134.331107.735

99.781170.576

89.85847.516

110.26197.81779.110

144.17057.295

107.840

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang (1978-2000).

Tabel 4. Luas panen, produksi dan hasil padi sawah di Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa

Tengah

Tahun Luas panen Produksi Hasil

ha t t/ha

1978197919801981

19821983198419851986198719881989199019911992199319941995

19961997199819992000

30.81525.96831.58934.716

31.63530.89533.62030.64235.27432.40835.05732.12130.70231.34232.49733.14029.20431.986

32.69331.33834.54132.33232.804

97.36477.462104.280116.092

114.593125.690148.620123.979159.817136.446180.146172.138166.305149.134167.124164.031136.091171.340

166.382175.606175.606154.482169.915

2,822,422,933,22

2,932,873,124,364,694,36

-5,365,424,645,144,954,665,36

5,095,334,454,795,18

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang (1978-2000).

118

5/9/2018 Erosi Sungai Garang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/erosi-sungai-garang 9/10

 

Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Debit dan Banjir 

KESIMPULAN

Perubahan penggunaan lahan sawah menjadi lahan pemukiman dan industri di

wilayah DAS Kaligarang bagian hulu menyebabkan dampak yang merugikan, yaitumeningkatnya debit dan sedimentasi, banjir serta menurunkan luas areal panen dan produksi

pertanian di bagian hilir DAS tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pertanahan Nasional-Kantor Wilayah Propinsi Jawa Tengah. 1993. Laporan

Identifikasi Wilayah Areal Prioritas DAS Kali Garang (LREP II-Jawa Tengah).

BPN-Jawa Tengah.

Badan Pusat Statistik. 1978-2000. Kabupaten Semarang dalam Angka, tahun 1978 s/d 2000.

BPS-Semarang.

Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah Pemali-Jratun. 2000. Laporan Monitoring

dan Evaluasi Tata Air Sub Daerah Aliran Sungai Garang tahun 2000 (draft).Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial-Departemen

Kehutanan dan Perkebunan. (Tidak dipublikasikan).

Directorate General of Water Resources Development-Ministry of Public Works. 1993. The

Master Plan on Water Resources Development and Feasibility Study for Urgent

Flood Control and Urban Drainage in Semarang City and Suburbs. Japan

International Cooperation Agency.

Douglas, I. 1978. The impact of urban of fluvial geomorphology in the humid tropic, Geo.

Eco. Trop. 2.

Ilyas, M.A. 2000. Dampak Perubahan Lahan terhadap Banjir, Erosi dan Sedimentasi pada

Studi Kasus Bandung Utara.

Morgan, R. C. 1986. Soil Erosion and Conservation.  In D. A. Davidson ( Ed.). Longman

Scientific and Technical. Copublished in The United States with John Wiley &Sons, Inc. New York.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengairan. 1995. Penelitian Aliran Banjir Daerah

Genangan Bandung Selatan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengairan-Badan

Penelitian dan Pengembangan Pengairan.

Sub Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah Citanduy-Cisanggarung. 1987. Laporan

Hasil Monitoring Hidrologi di Stasiun Pengamat Arus Sungai dan Stasiun

Klimatologi Wilayah DAS Citanduy tahun 1985/1986. (Tidak dipublikasikan).

Wahyunto, M.Z. Abidin, A. Priyono, dan Sunaryo. 2001 Studi perubahan penggunaan lahan

di Sub DAS Citarik, Jawa Barat dan DAS Kaligarang, Jawa Tengah. hlm.39-63

dalam Prosiding Seminar Nasional Multifungsi Lahan Sawah. Bogor, 1 Mei 2001.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor.

119

5/9/2018 Erosi Sungai Garang - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/erosi-sungai-garang 10/10

 

Kurnia et al  

Lampiran 1. Luas penggunaan lahan di DAS Kaligarang bagian hulu pada tahun 1939,

1988, 1998, dan 2000

LuasPenggunaan lahan

1939 1988 1998 2000

ha

Hutan

Kebun campuran

Perkebunan

Tegalan

Sawah

Pemukiman

Rencana perumahan

Industri

Kolam

2.165

9.144

1.222

0

4.933

2.510

0

0

65

1.838

7.351

1.500

187

4.449

4.719

0

37

0

2.048

5.608

1.511

517

4.342

5.558

431

66

0

2.048

5.529

1.394

668

4.333

5.608

433

68

0

Total 20.009 20.081 20.081 20.081

Sumber: Wahyunto et al., 2001.

Lampiran 2. Curah hujan harian maksimum, Q maksimum, dan rasio Q maks/curah hujan

maksimum di DAS Kaligarang-Jawa Tengah

TahunCH. harian

maksQ maksimum Q maks/CH.

harian maksIntensitas hujan

mm m3  /detik cm

1972

1973

19741975

1977

1978

1979

1980

1981

1982

1983

1984

1985

1986

1987

19881989

1990

228

276

498306

615

306

234

1215

888

753

405

301

228

276

186

609108

1098

233

233

433233

360

349

293

194

510

408

337

315

537

337

408

420384

942

1,022

0,844

0,8690,761

0,585

1,141

1,252

0,160

0,574

0,542

0,832

1,047

2,355

1,221

2,194

0,6903,556

0,858

5,64

4,96

9,135,56

11,43

6,12

5,07

7,20

15,88

12,36

6,13

7,65

4,65

5,64

5,22

11,689,63

22,36

120