erman to

36
DOPING DAN OLAHRAGAWAN Disusun oleh Nama : Ermanto NIM : 2009151351 Kelas / Semester : i / 7 (tujuh) Mata kuliah : Ilmu Gizi Program Studi : Pendidikan Olahraga Dosen Pengasuh : Roma Donny, S. Pd.

Upload: erman-wafiq

Post on 06-Aug-2015

70 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Erman To

DOPING DAN OLAHRAGAWAN

Disusun oleh

Nama : Ermanto

NIM : 2009151351

Kelas / Semester : i / 7 (tujuh)

Mata kuliah : Ilmu Gizi

Program Studi : Pendidikan Olahraga

Dosen Pengasuh : Roma Donny, S. Pd.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

TAHUN AJARAN 2012/2013

Page 2: Erman To

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dewasa ini persaingan prestasi olahraga semakin ketat. Hal tersebut

mendorong para pelatih dan pembina untuk terus meningkatkan prestasi

atletnya dengan berbagai cara, seperti berlatih keras, memanfaatkan kemajuan

teknologi, atau bahkan mengunakan cara pintas seperti doping.

Tak perlu bertanya kepada para pelaku, kita bisa menduga bahwa

prestasi, gengsi, ambisi, bonus, uang, ketenaran, hiruk pikuk tepukan dan puja

puji adalah jawaban mengapa seorang atlet menggunakan doping. Bisa jadi

atlet hanyalah alat dari ambisi terselubung sebuah institusi induk organisasi,

atau siapapun yang berada di balik layar, atau bahkan sebuah negara. Siapa

yang dapat mengetahuinya ?

Sejauh ini, jika seorang olahragawan dicurigai dan pada pemeriksaan

berikutnya benar-benar terbukti menggunakan Doping, maka dialah terdakwa

utama, mungkin ada kambing hitam yang ikut berperan namun luput dari

jeratan sanksi. Atau, tak jarang pula olahragawan tersebut memang pengguna

doping sejati yang merancangnya secara sistematis demi sebuah prestasi.

Kita memaklumi, banyak negara menjadikan olahraga bak sebuah

industri, melibatkan uang, melibatkan berbagai pihak dan kepentingan. Di sisi

lain, sajian olahraga menjadi makin menarik, penuh pesona, mampu

menyedot perhatian berjuta pasang mata, menciptakan kelompok-kelompok

para fans, melecut gairah, menggugah histeria. Kadang memicu pertengkaran,

perkelahian atau bahkan nyawapun jadi tumbal. Untuk itulah para

olahragawan (dan para ofisial) dituntut selalu tampil prima untuk meraih

impian, yakni kemenangan dan prestasi

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengertian doping ?

2. Apa Macam dan efek doping ?

3. Macam-mcam zat doping?

Page 3: Erman To

4. Bagaimana peran pemerintah dalam menangani doping ?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian doping

2. Untuk mengetahui macam dan efek doping

3. Untuk menegtahui macam-macam zat doping

4. Untuk mengetahui peran pemerintah dalam menangani doping

Page 4: Erman To

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penegertian Doping

Doping berasal dari kata dope, yakni campuran candu dengan

narkotika yang pada awalnya digunakan untuk pacuan kuda di Inggris.

Menurut UU No. 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan

Nasional, Bab I Ketentuan Umum Pasal I ayat 22, Doping adalah

penggunaan zat dan/atau metode terlarang untuk meningkatkan prestasi

olahraga.

Menurut International Congress of Sport Sciences, Olympiade

Tokyo 1964 : Doping adalah pemberian/penggunaan oleh peserta lomba

berupa bahan yang asing bagi organisme melalui jalan apa saja atau bahan

fisiologis dalam jumlah yang abnormal atau diberikan melalui jalan yang

abnormal, dengan tujuan meningkatkan

Sesuai dengan UU No. 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan

Nasional dalam Bab XVIII pasal 85 ayat (1) diuraikan : Doping dilarang

dalam semua kegiatan olahraga. ayat (2) : Setiap Induk Organisasi Cabang

Olahraga dan/atau lembaga/organisasi olahraga nasional wajib membuat

peraturan doping dan disertai sanksi. ayat 3. Pengawasan doping

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah.

Di Indonesia, wadah yang melakukan pengawasan doping adalah

LADI (Lembaga Anti Doping Indonesia). Sedangkan padatingkat dunia,

pengawasan dilakukan oleh WADA (World Anti Doping Agency)

Doping adalah pemberian obat/bahan secara oral/parenteral kepada

seorang olahragawan dalam kompetisi, dengan tujuan utama untuk

meningkatkan prestasi secara tidak wajar.

Doping adalah pemberian/penggunaan oleh peserta lomba,berupa

bahan yang asing bagi organisme melalui jalan apa saja atau bahan

fisiologis dalam jumlah yang abnormal, dengan tujuan meningkatkan

prestasi.

Page 5: Erman To

Doping adalah penggunaan obat obatan untuk meningkatkan

perfomance dalam berolahraga.

2.2 Sejarah doping

Doping telah dikenal dan digunakan sejak lama, misalnya pada

masyarakat Indian memakan tumbuhan tertentu untuk meningkatkan

kekuatan dan menambah keberanian saat berburu. Perkembangan

selanjutnya, doping banyak digunakan oleh atlet balap sepeda. Sejarah abad

modern mencatat penggunaan doping sebagai berikut :

1865 : Doping digunakan perenang dalam lomba di saluran air Amsterdam

1879 : Bahan heroin dan kokain digunakan dalam balap sepeda

1886 : Seorang pembalab sepeda Perancis yang mengikuti lomba balap

600 Km, meninggal setelah Trimethyl

1910 : Pemberian "paradoping" pada lawan bertanding agar prestasi lawan

menurun.

1934 : “Wake’Amne” digunakan pada Perang Dunia II untuk mencegah

kantuk dan dan meningkatkan daya tempur para tentara

1952 : Doping digunakan atlet dalam lomba skating di Olso

1956 : Amphetamine digunakan pembalap sepeda

1960 : Pembalap sepeda meninggal karena terlalu banyak mengkonsumsi

Amphetamine.

1967 : Ditemukan kematian pembalap sepeda, pemain sepakbola dan

petinju karena pemakaian Wake Amine.

1968 : Doping digunakan atlet pancalomba

1972 : Pada olimpiade Munich ditemukan penggunaan Ephydrine

1980 : Ben Johnson, pelari cepat 100 meter dicopot gelar juaranya karena

ketahuan menggunakan Anabolic Steroid pada Olimpiade Soul.

2005 : Petenis Argentina Mariano Puetra positif menggunakan doping (zat

Etilefrine) pada kejuaraan tenis Grandslam di Rolland Garos, Prancis.

Puetra merupakan petenis Argentina ke-5 yang terjerat doping

Page 6: Erman To

Selain catatan tersebut, masih ada lagi kasus kontroversial

mahabintang sepakbola Diego Maradina yang berulang-ulang mengunakan

doping dan berulang-ulang pula mendapatkan sanksi tetap mengunakan

doping.

2.3 Alasan Olahragawan mengunakan doping

Meskipun doping dilarang dalam dunia olahraga, kasus doping terus

saja ditemukan. Ada beberapa alasan mengapa para olahragawan

mengunakan doping, antara lain:

1. Aspek psikologis

Setiap idividu memiliki potensi melakukan pelanggaran, ditambah lagi

apabila lingkungan memberi kesempatan untuk melakukan

pelanggaran tersebut.

2. Kepribadian

Seorang atlet pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dengan

kepribadianya, karena manusia dengan segala potensi dan

tingkahlakunya merupakan kesatuan yang utuh (integrated).

Berdasarkan teori pendekatan elekticholistic, individual (atlet)

dipandang sebagai keutuhan organik biologi, psiko-edukatif, sosio-

kultural dan spiritual yang satu sama lain saling mempengaruhi dan

saling mempengaruhi dan saling menentukan sehingga tidak dapat

dipisahkan. Menurut pendekatan humanistik, manusia itu mempunyai

potensi (fisik, Psikis dan sosial) yang dapat dikembangkan, sehingga

dapat memiliki kepribadian dewasa dan terpadu (intergrated

personality). Oleh karena itu seorang atlet dengan kepribadiannya

tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain kepribadian merupakan salah

satu aspek yang mempengaruhi diri atlet. Individu yang memiliki

konsep diri negatif atau rendah, dalam menghadapi situasi kompetitif,

memiliki kecendrungan mencari keuntungan pribadi dengan jalan

mengunakan cara yang tidak sehat. Salah satunya adalah doping.

3. Lingkungan sosial individu

a. Nilai sosial kemenangan

Page 7: Erman To

Dalam setiap kompetisi, kemenangan, prestasi atau mendali

terkadang menjadi satu-satunya idaman setiap individu atau

kelompok tanpa mempertimbangkan hal-hal lain sehingga

memungkinkan atletnya menghalalkan segala cara termasuk

doping.

b. Lingkungan masyarakat

Masyarakat juga merupakan stresor yang cukup berarti. Kekalahan

dalam bertanding salalu mendapatkan respons dari masyarakat baik

berupa cacian, kritikan, amukan bahkan kemarahan yang tidak

proposional, sehingga yng ada di benak atlet adalah harus

“menang” dalam setiap event yang diikutinya.

c. Lingkungan pemain

Keinginan menang selalu ada dalam lingkunngan pemain, baik

pelatih maupun offecial bahkan keluarga, sehingga dapat

melahirkan keinginan dan rasa tanggung jawab yang tak

terkontrol. Pemain merasa sungkam dan takut pada atasan jika

kalah dalam bertanding sehingga terjadilah kasus doping.

4. Kurangnya informasi tentang bahaya penggunaan doping bagi diri

sendiri dan orang lain

5. Ketatnya persaingan

6. Komersialisasi, para atlet atau pelatih sering kurang selektif

menghadapi gencarannya tawaran obat-obatan dari produser.

7. Propaganda, persaingan merebut bonus misalnya, merupakan salah

satu pendorong bagi atlet untuk dapat merebut predikat terbaik pada

setiap event yang dihadapi, yang sayangnya terkadang dengan

menghalalkan segala cara, termasuk mengunakan doping.

8. Frustasi karena latihan yang telah dilakukannya tidak kunjung

membuahkan prestasi

Menghadapai kondisi tersebut, diperlukan komitmen pada setiap

pembina dan pelatih olahraga untuk mengedepankan perlindungan

bagi stlet muda dari bahaya obat-obatan.

Page 8: Erman To

2.4 Macam Doping dan Efek Doping

1. Macam Doping

Ambisi untuk menang dalam jagat olah raga, baik bagi

kebanggaan diri sendiri, keluarga, maupun negara, menyebabkan atlet,

pelatih, atau si orang tua atlet menghalalkan segala cara. Tersering, cara

yang digunakan adalah meminum secara teratur obat, ramuan

tetumbuhan, atau zat tertentu agar otot tubuh menjadi besar dan kuat.

Cara tersebut populer disebut doping dilarang dalam dunia olah raga

karena dianggap tidak jujur. Selain itu, doping juga berbahaya bagi

kesehatan si atlet sebab itu dapat menyebabkan timbulnya penyakit,

cacat, bahkan kematian. Jadi, keuntungan yang didapat tidaklah

seimbang dengan kerugian yang akan diderita bertahun-tahun kemudian.

Belum lagi kalau ketahuan, si atlet dan pembinanya harus menanggung

rasa malu.

Keberadaan doping di kalangan atlet agak sulit dibendung selama

si atlet tidak mengakui keberadaan dan kemampuan fisiknya sendiri.

Sudah banyak peraturan dan batasan-batasan yang sengaja dibuat untuk

selalu menjaga kejujuran, bahkan sudah banyak sanksi tegas, mulai dari

yang ringan sampai yang berat, diberlakukan pada mereka yang terbukti

melanggar.Hingga kini, jenis obat yang masuk doping adalah golongan

stimulant (perangsang), golongan narkotik analgesic, golongan anabolik

steroid, golongan betablocker, golongan diuretika, dan golongan peptide

hormons dan analognya. Selain itu, ada cara tertentu yang termasuk

doping yaitu doping darah, manipulasi secara fisik, dan farmakologi.

Adapun, bahan obat yang dibatasi adalah alkohol, mariyuana, anestesi

lokal, dan kortikosteroid.

Salah satu jenis doping yang paling sering digunakan para atlet

adalah obat-obatan anabolik, termasuk hormon androgenik steorid. Jenis

hormon ini punya efek berbahaya, baik bagi atlet pria maupun atlet

perempuan karena mengganggu keseimbangan hormon tubuh serta

meningkatkan risiko terkena penyakit hati dan jantung.

Page 9: Erman To

Zat doping lain yang digunakan biasanya oleh pemanah dan

penembak dengan tujuan meningkatkan ketenangan, mengurangi tangan

gemetar, menurunkan denyut jantung agar lebih mudah berkonsentrasi

adalah obat yang tergolong betablocker. Obat ini digunakan dokter untuk

mengobati penyakit jantung, yaitu mengurangi palpitation (jantung

berdebar) dan menurunkan tekanan darah (penderita penyakit jantung

akibat tekanan darah tinggi).

Psikostimulansi: Amfetamin, kokain, nikotin, kofein.

Ketergantungan fisik tidak begitu kuat, sedangkan ketergantungan

psikis bervariasi dari lemah (kofein) sampai sangat kuat (amfetamin,

kokain). Senyawa anfetamin: anfetamin, metamfetamin (“speed”) MTA,

dan ectasy. Pada waktu perang dunia ke-II, senyawa ini banyak

digunakan untuk efek stimulansnya, antara lain meningkatkan daya tahan

prajurit dan penerbang, menghilangkan rasa letih, mengantuk, maupun

lapar, dan meningkatkan kewaspadaan dan aktivitas. Selain itu zat ini

juga meningkatkan tekanan darah dan rate jantung, yang dapat

menyebabkan stroke maupun serangan jantung. Seusai perang zat ini,

yang juga disebut “pep-pills”, sering sekali disalah gunkan oleh

mahasiswa dan pengemudi truk untuk memberikan perasaan nyaman

(euphoria), serta menghilangkan rasa kantuk dan lelah. Dikalangan

atletik zat ini digunakan sebagai “doping” untuk meningkatkan prestasi

yang melampai batas kemampuan normal. Keadaan ini tidak wajar dan

berbahaya, karena rasa letih merupakan peringtan dari tubuh bahwa

seseorang tersebut telah sampai batas kemampuannya. Jika dipaksakan

bisa menimbulkan “exhaustion” yang membahayakan kesehatan.

Overdose dapat berbahaya, dapat menimbulkan kekacauan

pikiran, delirium, halusinasi, perilaku ganas, dan juga aritmia jantung

yang dapat menimbulkan masalah serius. Untuk mengatasi gejala ini

digunakan sedative misalnya diazepam.

Page 10: Erman To

Doping kopi dalam aktivitas olahraga

Banyak sekali yang suka akan minuman yang satu ini. Kopi

sangat disukai terutama orang tua dan pekerja. Tetapi sekarang ini kopi

tidak hanya dinikmati oleh orang tua dan pekerja saja, remaja dan anak-

anak juga banyak yang menyukainya. Bagi remaja dan pelajar kopi

biasanya sebagai teman begadang. Kopi selalu menemaninya dengan

setia terlebih bila saat ujian sekolah tiba, kopi sebagai pilihan utama

untuk teman begadang.

Kopi ada dua jenis, yaitu kopi arabica dan kopi robusta. Kopi

robusta memiliki kandungan kafein dua kali lebih besar dibanding kopi

Arabica. Kebolehan dan kejelekan kopi bagi kesehatan tubuh ditentukan

oleh pengaruh kafein yang dikandungnya dan kondisi tubuh ketika

menikmatinya.  Kafein  merupakan zat alami yang terdapat dalam kopi,

teh dan coklat  yang bermanfaat meransang kerja syarat pusat, memicu

detak jantung dan aliran darah serta  meredam rasa ngantuk.  Kafein juga

terdapat dalam berbagai minuman  minuman olahan pabrik separti Coca

cola,  Pepsi  dan aneka minuman suplemen energi, karena ditambahkan

secara sengaja dalam proses pembuatannya.   Kandungan kafein dari

berbagai minuman tersebut amat bervariasi, namun yang relatif tinggi 

adalah  dalam kopi instan dan kopi yang tidak diendapkan.

Dalam penulisan makalah ini akan menekankan tentang efek yang

ditimbulkan  setelah  minum kopi pada saat  melakukan aktivitas fisik

seperti olahraga. Kami sudah melakukan uji coba pada probandus pada

saat mengikuti kuliah fisiologi praktikum. Probandus minum kopi bubuk

yang dicampur gula dan dalam keadaan panas.

Termasuk Dalam Apakah Kopi?

Dosis kafein  yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

adalah bila lebih dari 500 mg kafein perhari  yang setara dengan   4-5

gelas kopi instan. Kelebihan kafein yang menggganggu kesehatan antara

Page 11: Erman To

lain berupa sakit kepala, pegal otot, sulit tidur dan banyak buang air

kecil.

Endang menyebutkan dalam artikelnya yang berjudul Efek

Kafein, “bahwa kafein juga bisa berperan sebagai doping”. Pasalnya,

masuknya kafein ke tubuh sekitar 3 sampai 5 miligram/kilogram sebelum

olahraga terbukti meningkatkan stamina. Pemberian 400 miligram kafein

dengan membagi dosis atas 200 miligram 3 jam sebelum pertandingan

olahraga, dan diikuti satu jam kemudian sebanyak 200 miligram akan

meningkatkan performance. “Penggunaan lebih dari 6 mg/kg, jumlah

yang ke luar melalui urine termasuk kriteria doping. Maka  tidak

dianjurkan minum kafein dalam dosis tinggi.

Melalui hasil praktikum tersebut di atas penulis dapat menarik

kesimpulan bahwa kopi dapat meningkatkan kerja tubuh yaitu dengan

ditandai menigkatnya denyut jantung, tekanan darah dan hasil waktu

reaksi yang dilakukan probandus semakain cepat. Jika seseorang dalam

setiap harinya menghabiskan lebih dari empat gelas kopi yang setara

dengan 500 gram kafein, maka dapat dikategorikan doping meskipun

secara internasional belum ada UU tentang doping kopi, tetapi sudah

banyak peneliti yang meneliti tentang kopi.

2. Efek Doping

Meskipun atlet sudah tahu akan bahaya doping tetapi mereka

tetap saja melakukannya tanpa berpikir panjang. Atlet yang melakukan

doping biasanya karena stres, ia tidak mencapai hasil latihan yang

maksimal. Selain itu juga dapat dikarenakan tergiur akan hadiah pada

turnamen/pertandingan. Penyesalan memang selalu datang diakhir,

setelah atlet pensiun maka ia akan berpikir dan merasa bahwa doping

berpengaruh pada tubuhnya.

Pengaruh atau efek doping tergantung pada jenis obatnya dan

biasanya akan dirasakan setelah beberapa tahun atau setelah atlet berusia

tua. Berikut jenis obat doping dan pengaruhnya bagi tubuh :

Page 12: Erman To

Analgesic. Sebagai penghilang rasa sakit ketika haid menjelang.

Tetapi, dampaknya jika salah memilih obat bisa mengakibatkan sulit

bernapas, mual, kehilangan konsentrasi, dan mungkin menimbulkan

adiksi atau kecanduan.

Diuretika  contoh : acetazolamide, bumetanide, chlorthalidone.

Pada beberapa jenis olahraga yang memiliki kriteria berat badan,

misalnya angkat besi,diuretika untuk mengeluarkan cairan tubuh. Banyak

dan cepatnya pengeluaran air seni ini akan cepat menurunkan berat badan

sebab 60 persen dari berat badan manusia terdiri atas air. Sayangnya,

bersama itu akan terbawa keluar pula beberapa jenis garam mineral.

Akibatnya, timbul kejang otot, mual, sakit kepala, dan pingsan.

Pemakaian yang terlalu sering mungkin akan menyebabkan gangguan

ginjal dan jantung. selain dehidrasi, sakit kepala, mual, dan detak jantung

yang tidak normal, dehidrasi yang parah dapat menyebabkan ginjal dan

jantung berhenti bekerja.

Eritropoetin dan menyuntikkan darah ,Kedua cara ini akan

meningkatkan jumlah sel darah merah di dalam tubuh. Fungsi sel darah

merah melalui hemoglobin adalah mengangkut oksigen. Dengan jumlah

oksigen yang cukup bagi seluruh tubuh, proses pembakaran akan berjalan

lancar sehingga energi yang dihasilkan akan bertambah. Cara ini

biasanya untuk atlet yang memerlukan daya tahan lama. Misalnya, untuk

lari jauh, maraton, thriatlon, sky, berenang 800 m, dan balap sepeda jarak

jauh. Namun, efek bahaya suntikan eritropoetin darah menjadi lebih

pekat sehingga mudah menggumpal dan memungkinkan terjadinya stroke

(pecahnya pembuluh darah di otak). Doping dengan suntikan darah akan

menimbulkan reaksi alergi, meningkatnya sirkulasi darah di atas normal,

dan mungkin gangguan ginjal. Golongan obat peptide hormonis dan

analognya dapat berakibat atlet menderita sakit kepala, perasaan selalu

letih, depresi, pembesaran buah dada pada atlet pria, dan mudah

tersinggung. Selain sejumlah kerugian tadi, dampak kejiwaan yang

diderita atlet pengguna doping yang ketahuan adalah siksaan tersendiri.

Banyak atlet pemakai doping yang menderita depresi.

Page 13: Erman To

Obat-obatan anabolik, termasuk hormon androgenik steorid. Jenis

hormon ini punya efek berbahaya, baik bagi atlet pria maupun atlet

perempuan karena mengganggu keseimbangan hormon tubuh serta

meningkatkan risiko terkena penyakit hati dan jantung. Khusus bagi atlet

perempuan, pemakaian hormon ini akan menyebabkan tumbuhnya sifat

pria, seperti berkumis, suara berat, dan serak. Lalu, timbul gangguan

menstruasi, perubahan pola distribusi pertumbuhan rambut, mengecilkan

ukuran buah dada, dan meningkatkan agresivitas. Bagi atlet remaja, itu

akan mengakibatkan timbulnya jerawat dan pertumbuhannya akan

berhenti. Efek samping lainnya yaitu meningkatkan tekanan darah dan

suhu tubuh, meningkatkan dan membuat tidak beraturan detak jantung,

serangan dan kegelisahan, kehilangan nafsu makan dan kecanduan. Ini

dapat menyebabkan jantung berhenti, stroke dan kematian. Stimulan ini

dapat ditemukan dalam resep dan obat-obat yang dijual di konter

termasuk dalam herbal dan makanan tambahan.

Anabolic steroids Contohnya androstenedione, nandrolone dan

stanozolol. Untuk merangsang sel otot dan tulang untuk membuat protein

baru. Mereka meningkatkan kekuatan otot dan mendorong pertumbuhan

otot baru, meniru pengaruh dari hormon seks laki-laki testosteron.

Mereka juga meningkatkan tekanan darah, memperkeras arteri dan

meningkatkan resiko sakit jantung, sakit lever, dan kanker tertentu.

Human Growth Hormone (hormon pertumbuhan manusia),

somatotrophin. menyamai hormon pertumbuhan dalam darah yang

dikendalikan oleh mekanisme kompleks yang merangsang pertumbuhan,

membantu sintesa protein dan menghancurkan lemak. HGH

disalahgunakan oleh saingan untuk merangsang otot dan pertumbuhan

jaringan. Efek yang merugikan termasuk kelebihan kadar glukosa,

akumulasi cairan, sakit jantung, masalah sendi dan jaringan pengikat,

kadar lemak tinggi, lemahnya otot, aktivitas thyroid yang rendah dan

cacat.

ERYTHROPOIETIN (EPO) EPO dipeoduksi oleh ginjal untuk

merangsang produksi sel darah merah untuk mengangkut oksigen.

Page 14: Erman To

Kegunaan utama dari EPO sintetis adalah untuk mengobati anemia. Ini

disalahgunakan oleh atlet jarak jauh, pemain ski cross-country dan

pembalap sepeda untuk meningkatkan daya tahan. Efek yang merugikan

termasuk tekanan darah tinggi, menyumbat pembuluh arteri dan vena,

pembengkakan otak, jantung berdebar, sakit dan luka pada otot dan mual.

BETA-BLOCKERS, untuk membendung penyampaikan

rangsangan ke jantung, paru-paru dan aliran darah, memperlambat rata-

rata detak jantung. Itu dilarang dalam olahraga seperti panahan dan

menyelam karena menghindarkan getaran. Efek merugikan yang terjadi

antaralain mimpi buruk, susah tidur, kelelahan, depresi, gula darah

rendah dan gagal jantung.

Doping darah. Mengatur sel darah merah atau hasil peroduksi

yang terkait untuk menambah jumlah sel darah merah buatan yang ada di

dalam tubuh, yang meningkatkan kapasitas pengangkutan oksigen dalam

tubuh. Darah dapat diambil dari atletnya sendiri dan disimpan selama dua

atau tiga bulan menjelang kompetisi. Efek merugikan termasuk gagal

ginjal dan lever dan kerusakan otak.

2.5 Hubungan antara Prestasi dan Sportivitas

Masih teringat jelas dalam pikiran kita, baru-baru ini seorang ratu

atletik dari negeri Paman Sam dihukum 6 bulan karena keterlibatannya

dengan doping dan dinilai mencemari nilai-nilai sportivitas dalam olah raga.

Jika diruntut ke belakang, makin banyaklah daftar nama atlet terkenal yang

terlibat Doping dan berakhir dengan sanksi. Bantahan atlet ataupun

pembelaan dari para ofisial tak dapat melindungi si atlet dari jeratan hukum

berdasarkan hasil pemeriksaan.

Seorang atlet ternama yang melakukan doping secara tidak

langsung telah membohongi banyak publik. Apabila ia melakukan doping

berarti ia tidak percaya akan kemampuan yang dimilikinya, Ia akan merasa

tidak nyaman dan merasa kemampuannya terus menurun apabila tidak

mengonsumsi suplemen atau obat-obatan. Atlet yang melakukan doping

Page 15: Erman To

berarti tela merusak citra olahraga dan tidak menjunjung sportivitas.

Apakah  kemenangan dengan cara yang tidak jujur rasanya  puas dan

bangga bila dibandingkan dengan kemenangan yang bersih dan jujur? Atlet

yang melakukan doping kurang menyadari akan sportivitas  dan tidak

menjunjung via olahraga.

Apabila seorang atlet ingin diakui dan berprestasi maka ia harus

berlatih dengan giat dan tekun serta bersaing dengan jujur tanpa doping.

Karena doping hanya akan menejerumuskan dan merusak tubuh serta bila

ketahuan menggunakan doping maka akan menanggung malu dan

mendapatkan hukuman dari pihak yang berwenang yaitu WADA ( World

Anti Doping Agency ), sebuah lembaga yang khusus menangani doping.

2.6 Doping dan prestasi olahragawan

Apakah doping benar-benar dapat meningkatkan prestasi olahraga?

Sebuah penelitian menujukan bahwa pemberian Placebo (zat doping palsu)

dapat meningkatkan prestasi menggegam 63% dan prestasi step tes 72%.

Analisis terhadap hasil tersebut memperhatikan bahwa peningkatan prestasi

disebabkan oleh faktor psikologis, yakni sugesti yang muncul setelah

mengonsumsi zat-zat tertentu.

2.7 Alasan Pelarangan Doping

IOC ( International Olympic Committee, tahun 1990 ) memberika

batasan tentang dasar konsep doping meliputi dua pengertian, yakni (1)

penggunaan bahan yang dilarang dan (2) penggunaan metode yang dilarang.

Adapun alasan pelanggaran doping meliputi:

1. Alasan Etis, penggunaan doping melanggar norma fairplay dan

sportivitas yang merupakan jiwa olahraga.

2. Alasan Medis, membahayakan keselamatan pemakainya, atlet akan

mengalami habituation (kebiasaan) dan addiction (ketagihan) serta drugs

abuse (ketergantungan obat) yang dapat mebahayakan jiwa, seperti kasus

Page 16: Erman To

yang pernah terjadi kurun waktu tahun 1967, yaitu kematian atlet balap

sepeda, sepakbola dan tinju setelah mengkonsumsi obat-obatan doping.

2.8 Resiko penggunaan doping

Secara umum penggunaan doping menyebabkan terjdinya

habitutation (kebiasaan) ynag selanjutnya mengakibatkan addiction

(kecanduan) dan drug abuse (ketergantunga obat) yang pada akhinrya

membahayakan atlet itu sendiri. Bahaya doping atara lain:

1. Marphine: berpengaruh terhadap SSP (sistem saraf pusat) berupa

analgesia, meningkatkan rasa kantuk, perubahan mood dan depresi

pernafasan. Pada saluran cerna menyebabkan penurunan motilitas usus,

nausea serta emesis, disamping juga keracunan akut hingga berakibat

koma, miosis dan depresi pernafasan.

2. Anabolik streoid: menyebabkan wanita bersifat maskulin, ganguan

pertumbuhan dan perkembangan seks dan tulang, oedem, icterus, kanker

hati, impoten dan peningkatan suhu tubuh.

2.9 Zat dan metode doping yang dilarang

Pelanggaran doping dalam dunia olahraga prestasi meliputi

1. Larangan penggunaan zat-zat doping

2. Larangan metode yang digunakan dan

3. Larangan bahan dengan ketentuan khusus

Zat-zat doping

a. Stimulan

1. Amfepramone

2. Amfetaminil

3. Amineptine

4. Ampipenazo

5. Amphetamine

6. Bemegride

19. Ethamivan

20. Atilamfetamin

21. Etilefrin

22. Fenacafamin

23. Fenetyline

24. Fenproporex

37. Morazone

38. Nikethamide

39. Pemoline

40. Pentetrazol

41. Hendimerrazine

42. Phenylephrine

Page 17: Erman To

7. Benzephetamine

8. Caffein

9. Chaten

10. Chlorphentermine

11. Clobenzorex

12. Clorprenalin

13. Cocain

14. Cropropamide

15. Crothetamide

16. Dimetamphetamine

17. Aphedrine

18. Atafendrine

25. Furfenorex

26. Heptaminol

27. Isoetarine

28. Isoproferenol

29. Mefonorex

30. Mesocarbe

31. Metaproterenol

32. Meclofenoxate

33. Metamphhetamine

34. Methoxlephendrine

35. Methylprdrine

36. Methylphenidate

43. Phentermine

44. Phenylpropanol amine

45. Phemetrazine

46. Pholedrine

47. Pripradol

48. Prenyllamine

49. Prolintane

50. Ropylhexadrine

51. Psuedoephedrine

52. Pyrovolerone

53. Strychine

54. Senyawa lain

b. Narkotik-Analgesik

1. Alphaprodine

2. Anileridine

3. Buprenorphine

4. Codeine

5. Dextromoramide

6. Dexrtopropoxy phena

7. diamorphine

8. Dihydrocodeine

9. Dipiponone

10. Ethoheptazine

11. Ethylmorphine

12. Hydrocodone

13. Levorphanol

14. Methadone

15. Morphine

16. Nalbuphine

17. Oxycodone

18. Pentazocine

19. Pethidine

20. Phenazocine

21. Trimeperidine

c. Anabolik-Androgenik

1. Balasterone

2. Boldenone

3. Clestebol

4. Dehydrochlarme thyl

testosteron

5. Fluoxymesterone

6. mesterrolone

7. Metandienone

8. Metenolone

9. Methyltosterone

10. Nandrolone

11. Norethandrolone

12. Oxandrolone

13. Oxymetholone

14. Stanololol

15. Oxymesterone

16. Testosterone

17. Senyawa lain yang terkait

Page 18: Erman To

d. Anabolik Non Steroid

1. Clenbuterol

2. Zeranol

3. Senyawa lain yang terkait

e. Penghalang Beta

1. Acebutotlol

2. Alprenolol

3. Atenolol

4. Clenbuterol

5. Labetalol

6. Metaprolol

7. Nedolol

8. Oxprenolol

9. Pindolol

10. Propanolol

11. Satalol

12. Timolol

f. Diuretika

1. Acetazolamid

2. Amiloride

3. Bendroflume

thazine

4. Benzthazide

5. Bumetanide

6. Conrenone

7. Chlormerodrin

8. Chlortalidone

9. Diclofenamide

10. Arhacynic acid

11. Furosemide

12. Hydrochorothiazi

demersalyl

13. Triameterene

14. Senyawa lain yang

terkait

g. Peptida Hormon

1. Adrenocortico tropic

hormon

2. Erythropoletin

3. Gonadotropin

4. Growht hormone

5. Releasi faktor

subtansi tersebut

2.10 Obat atau Bahan yang Boleh Digunakan Olahragawan

Kadang-kadang tanpa disengaja dan tanpa sepengetahuan pelatih

atau dokter tim, atlet menggunakan obat-obatan untuk mengobati sakitnya,

Page 19: Erman To

misal flu, diare, pusing atau lainya. Namun, obat-obatan tersebut ternyata

mengandung salah satu zat doping sehingga setelah ternyata atlet positif

mengunakan doping.

Obat-obatan atau bahan yang boleh digunakan atlet

Golongan Contoh

a. Antasida & Anti Diare

Acinomr, Alcap, Aldrox, Aka-2, Allulose, Attacit, Aludrox, Alumax, Diarsed, Imodium, Prodexin, Ulsanic.Catatan : jangan gunakan obat yang mengandung Codein, opium, misalnya Diban, Donnagel-PG

b. Anti Mual & Muntah

Anos, antivert, avimarine, poatafen, primperan, tigan, torecan, vertogon, vomex, yesdol, yophadol

c. Anti asma & anti alergi

1. Dalam batuk Aerosol (Albuterol, Alotec, Alupent, Asmaten, Asmatol, Asmidan, Astop, Mataprel, Pulmadil, Salbuto, Sultanol, Terbasmin, Ventolin)

2. Tanpa mengidahkan formuls (amono-dur, asmafil, atrovoent, beclovent, bron-kodil, choledyl, lasmidal, theocolin)

3. Anti histamin (actidil, actidilon, aller-gex, dimentane, reconin,tripolon, azaron)

d. Obat batuk 1. Sirup (bamini DM, bislvon, cosylan, dexytophan, reorganin, muflin, resyl, robitussin plain, sancos)

2. Tablet (astomin, balminil, bisolvon, bractors, bradosal, cepacol, coricidin, tablet isap, lysobex, merocets, respirex, sinacod, tesslin, tessalon)

Catatan: jangan gunakan obat yang mengandung codein, morfin, heroin, opium, dan eferdik.

e. Obat dekongestan hidung

Afrazine, beconase, ladil, nafrine, nephazoline, nasivin, otrivin, rynacrom, soframycin, tyzine

f. Analgetik & antiradang

Acetamol, acetard, aluprin, anaprox, aspirn (bayer), benortan, benuron, cinnamin, cinopal

g. Obat penenang Abasin, chloralol, dalmane, doriden, haldol, medomin, prominal, valium, tuinal, volamin, anacylin, conova 50, minilyn, orthonovum

h. Obat kontrasepsi

Anacylin, brevinor, conova 30, demulen 50, axuton, femulen, micronovum, minilyn, ovral, ovrat.

2.11 Metode Doping yang Dilarang

Ada beberapa metode doping yang dilarang, yaitu doping darah dan

manipulasi farmakologik kimia dan fisik.

Page 20: Erman To

Doping darah (blood doping) atau autotransfusi : yaitu pemberian

darah, sel darah merah, pembawa oksigen buatan dan produk darah

yang terkait dengan atlet.

Manipulasi farmakologik kimia dan fisik: yaitu penggunaan bahan dan

atau metode yang mengubah, mencoba mengubah, atau diharapkan

dapat mengubah, kejujuran dan validitas sampel dalam pengawasan

doping.

Kelompok bahan dengan ketentuan khusus

Diatas telah disebutkan zat-zat yang dilarang ataupun yang dibolehkan

untuk digunakan atlet. Namun, ada juga bahan-bahan yang pengunaanya diatur

dengan ketentuan khusus. Bahan-bahan tersebut adalah:

1. Alkohol

Bila pihak yang berwenang mengharuskan dilaksanakan tes maka

disiapkan tes untuk ethanol

2. Connabinoids

Bila pihak yang berwenang mengharuskan dilaksanakan tes maka

disiapkan tes untuk connabininoids

3. Anestesi Lokal

Bupivacaine, lidocain, mepivavacaine tetapi bukan cocain

vasokontriktor (misalnya Adrenalin) boleh digunakan dalam

hubungannya dengan anestesis lokal.

Hanya pemberian suntikan lokal atau intrraatikular

Hanya berdasar pertimbangan medik

4. Kortikosteroid

Penggunaan secara sistemik dilarang, tetapi pemberian secara anal, aural,

dermatologika, inhalasi, dan opthalmological diperbolehkan. Suntikan

kortikosteroid intraartikular dan lokal diperbolehkan.

Page 21: Erman To

5. Penghalang Beta

Beberapa contoh penghalang beta (Beta Blocker) antara lain:

Acebutolol, atenolol, alprenolol, labetanol, nadolol, oxprenolol, propanol,

stanolol, dan subtansi terikat.

2.12 Peran  Pemerintah Dalam Menanggulangi Doping

Banyak sekali upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah guna

menangani kasus doping di Indonesia. Jakarata, Kompas – Sebagai upaya

untuk menjaga kemurnian olahraga dan nilai-nila olahraga dari tindakan

yang merusak citra olahraga, Departemen Pendidikan Nasional

(Depdiknas) membentuk Lembaga Anti Doping Indonesia, Jumat 6

Agustus 2004 di Jakarta. Lembaga tersebut independen dan terdiri atas

para profesional, seperti dokter dan ahli hukum.

LADI merupakan tindak lanjut Indonesia dari konvensi dan

deklarasi antidoping dalam olahraga, 3-5 Maret 2003 di Kopenhagen,

Denmark, yang diwajibkan World Anti-Doping Agency (WADA). Dalam

hal ini LADI tidak memiliki wewenang untuk menjatuhakan sanksi kepada

atlet yang terbukti positif doping, LADI hanya memberikan analisis

sampel, sedang sanksi diberikan oleh induk olahraga yang bersangkutan.

Bagi atlet yang positif doping, WADA menjatuhkan sanksi berupa dua

tahu skorsing sehingga atlet tesebut tidak boleh berkompetisi sama sekali

selama jangka waktu tersebut. Jika dia untuk kedua kalinya kedapatan

doping lagi, maka WADA menjatuhkan sanksi serupa dengan yang

pertama. Akan tetapi, jika terbukti positif doping sekali lagi atlet tersebut

dilarang bertanding seumur hidup. “Hal itu lebih ringan daripada sanksi

IOC sebelumnya, yaitu sanksi larangan bertanding plus denda ribuan dolar

AS,”

Untuk mengurangi dan menghindari doping jalan yang dapat

ditempuh yaitu:

Menyebarluaskan pengertian tentang efek buruk doping bagi tubuh.

Memberikan sanksi-sanksi yang sangat berat bagi pemakainya.

Page 22: Erman To

Sesuai dengan UU No. 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan

Nasional dalam Bab XVIII pasal 85 ayat (1) diuraikan : Doping dilarang

dalam semua kegiatan olahraga. ayat (2) : Setiap Induk Organisasi Cabang

Olahraga dan/atau lembaga/organisasi olahraga nasional wajib membuat

peraturan doping dan disertai sanksi. ayat 3. Pengawasan doping

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah.

BAB III

KESIMPULAN

Doping adalah penggunaan obat obatan untuk meningkatkan perfomance

dalam berolahraga. Bila karena suatu pengobatan terjadi kenaikan suatu

kemampuan fisik karena khasiat obat atau karena dosis yang berlebih maka

pengobatan tersebut dianggap sebagai suatu doping.Secara kesehatan doping juga

tidak dianjurkan atau bahkan dilarang oleh pemerintah,secara psikologi seorang

yang memakai doping pasti akan dihantui ketakutan baik mental maupun psiskis

atlet tersebut. Apabila seorang atlet ingin diakui dan berprestasi maka ia harus

berlatih dengan giat dan tekun serta bersaing dengan jujur tanpa doping. Karena

doping hanya akan menejerumuskan dan merusak tubuh serta bila ketahuan

menggunakan doping maka akan menanggung malu dan mendapatkan hukuman

dari pihak yang berwenang yaitu WADA ( World Anti Doping Agency ), sebuah

lembaga yang khusus menangani doping.Segala keberhasilan itu perlu proses

tidak asal datang secara tiba-tiba seorang altet menjadi juara.

Maka untuk menjadi juara perlu latihan yang teratur serta selalu berusaha

dengan baik.Sebagai caolon seorang guru olahraga kelak kita tidak

mengutamakan prestasi dengan cara curang tetapi kita harus menanamkan sifat

jujur serta menjunjung tinggi sifat sportif dan fair play agar kemenangan itu

sangat berarti dan lawan mengakui kehebatan kita.Pemerintah harus benar-benar

menangani untuk masalah doping,pemerintah harus bekerja sama dengan pelatih

serta memberi pengetahuan tentang bahaya doping terhadap kesehatan dan efek

Page 23: Erman To

dari doping dalam jangka panjang terhadap tubuh nanusia agar para atlet terhindar

dari doping.

DAFTAR RUJUKAN

Anonim.2011.Makalah Doping, (Online), (www.blogspot.com /2011/12/makalah-

doping.htm, diakses tanggal 9 November 2012)

Anonim. 2008. Doping dan Macam-macamnya, (Online)

(http://rivokempoel.wordpress.com/2010/05/18/doping-dan-macam-

macamnya/, diakses tanggal 9 November 2012)

Husdarta, J.S.2010.Piskologi Olahraga.Bandung: Alfabet

Irianto, Djoko Pekik.2007.Panduan gizi Lengkap Keluarga dan

Olahragawan.Yogyakarta:CV ANDI OFFSET

Irawanto, Febri.2011.Pengertian Doping, (Online),

(http://febriirawanto.blogspot.com/2011/06/pengertian-doping.html ,

diakses tanggal 9 November 2012,)

Wisnu, Pratama.2011.Makalah Doping, (Online),

(http://pratamawisnu.blogspot.com/2011/12/makalah-doping.html,

diakses tanggal 9 November 2012)