diajukan kepada fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan untuk...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
Rahmawati
NIM. 106017000488
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Terhadap
Pemahaman Konsep Matematika disusun oleh Rahmawati,
NIM. 106017000488, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah
melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk
diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, Desember 2010
Yang mengesahkan,
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Afidah Mas’ud, M.Pd Abdul Muin, S.Si.,M.Pd
NIP. 19610926 198603 2 004 NIP. 19751201 200604 1 003
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif
Terhadap Pemahaman Konsep Matematika disusun oleh RAHMAWATI
Nomor Induk Mahasiswa 106017000488, diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan
lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 27 Desember 2010 di hadapan dewan
penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam
bidang Pendidikan Matematika.
Jakarta, Desember 2010
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)
Maifalinda Fatra, M.Pd
NIP. 19700528 199603 2 002 .............. ........................
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi)
Otong Suhyanto, M.Si
NIP. 19681104 199903 1 001 .............. ........................
Penguji I
Maifalinda Fatra, M.Pd
NIP. 19700528 199603 2 002 .............. ........................
Penguji II
Firdausi, S.Si, M.Pd
NIP. 19690629 200501 1 003 .............. ........................
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA
NIP. 19571005 198703 1 003
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : RAHMAWATI
NIM : 106017000488
Jurusan : Pendidikan Matematika
Angkatan Tahun : 2006
Alamat : Komp. LP Nancang RT/RW. 003/004
Cipocok Jaya, Serang
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Penggunaan Multimedia
Interaktif Terhadap Pemahaman Konsep Matematika adalah benar hasil
karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
1. Nama : Dra. Afidah Mas’ud, M.Pd
NIP : 19610926 198603 2 004
Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika
2. Nama : Abdul Muin, S.Si., M.Pd
NIP :19751201 200604 1 003
Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, Desember 2010
Yang Menyatakan
RAHMAWATI
UJI REFERENSI
Nama : Rahmawati
NIM : 106017000488
Jur/Fak : Pendidikan Matematika/Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Terhadap
Pemahaman Konsep Matematika
No Judul Buku dan Nama Pengarang Paraf
Pembimbing I Pembimbing II
1
2
3
4
5
BAB I
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi,
Bandung: Alfabeta, 2010. Cet.
Ke-2. Hal. 53.
Stevani Elisabeth, Anggaran Minim,
Mutu Pendidikan Rendah, dari
http://www.opensubscriber.com/
message/dpr-
37359.html, (16 Agustus 2010)
Asep Jihad, Pengembangan Kurikulum
Matematika, Yogyakarta: Multi
Pressindo, 2008. Hal. 154.
Lia Kurniawati, Pembelajaran dengan
Pendekatan Pemecahan
Masalah untuk Meningkatkan
kemampuan Pemahaman dan
Penalaran Matematika Siswa
SMP, Jurnal Matematika dan
Pendidikan Matematika, Jakarta:
CEMED, 2006. Hal. 78.
Arief S Sadiman dkk, Media
Pendidikan, Jakarta: PT Raja
Grafindo, 1986. Hal. 14
6
1
2
3
4
5
6
7
8
Richard E Mayer, Multimedia Learning,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2009. Hal. 100.
BAB II
Sobry Sutikno, Belajar dan
Pembelajaran, Bandung:
Prospect, 2009. Cet. Ke-5. Hal.3.
Sobry Sutikno, Belajar dan
Pembelajaran, Bandung:
Prospect, 2009. Cet. Ke-5.
Hal.31.
Erman Suherman, dkk, Strategi
Pembelajaran Matematika
Kontemporer, JICA: Universitas
Pendidikan Indonesia. Hal. 237.
Erman Suherman, dkk, Strategi
Pembelajaran Matematika
Kontemporer, JICA: Universitas
Pendidikan Indonesia. Hal. 15.
Erman Suherman, dkk, Strategi
Pembelajaran Matematika
Kontemporer, JICA: Universitas
Pendidikan Indonesia. Hal. 16.
Erman Suherman, dkk, Strategi
Pembelajaran Matematika
Kontemporer, JICA: Universitas
Pendidikan Indonesia. Hal. 17.
Erman Suherman, dkk, Strategi
Pembelajaran Matematika
Kontemporer, JICA: Universitas
Pendidikan Indonesia. Hal. 17.
Erna Suwangsih, dan Tiurlina, Model
Pembelajaran Matematika,
Bandung: UPI PRESS, 2006.
Hal. 4.
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Erman Suherman, dkk, Strategi
Pembelajaran Matematika
Kontemporer, JICA: Universitas
Pendidikan Indonesia. Hal. 68.
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2009. Cet.
Ke-14. Hal. 22.
Sobry Sutikno, Belajar dan
Pembelajaran, Bandung:
Prospect, 2009. Cet. Ke-5. Hal.7.
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi,
Bandung: Alfabeta, 2010. Cet.
Ke-2. Hal. 55.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 2002. Cet. Ke-2.
Hal. 811.
Gusni Satriawati, Pembelajaran dengan
Pendekatan Open-Ended Untuk
Meningkatkan Pemahaman dan
Kemampuan Komunikasi
Matematik Siswa SMP, Jurnal
Matematika dan Pendidikan
Matematika, Jakarta: CEMED,
2006. Hal. 108.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 2002. Cet. Ke-2.
Hal. 588.
Mulyati, Psikologi Belajar, Yogyakarta:
Andi Offset, 2005. Hal. 53.
Oemar Hamalik, Perencanaan
Pengajaran Berdasarkan
Pendekatan Sistem, Bandung:
PT.Citra Aditya Bakti, 1990.
Hal. 198.
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Oemar Hamalik, Perencanaan
Pengajaran Berdasarkan
Pendekatan Sistem, Bandung:
PT.Citra Aditya Bakti, 1990.
Hal. 204.
Agus Suprijono, Contextual Learning,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2009. Hal. 9.
Asep Jihad, Pengembangan Kurikulum
Matematika, Yogyakarta: Multi
Pressindo, 2008. Hal. 167.
Asep Jihad, Pengembangan Kurikulum
Matematika, Yogyakarta: Multi
Pressindo, 2008. Hal. 167.
Asep Jihad, Pengembangan Kurikulum
Matematika, Yogyakarta: Multi
Pressindo, 2008. Hal. 167.
Asep Jihad, Pengembangan Kurikulum
Matematika, Yogyakarta: Multi
Pressindo, 2008. Hal. 167.
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi,
Bandung: Alfabeta, 2010. Cet.
Ke-2. Hal. 55.
Arief S Sadiman dkk, Media
Pendidikan, Jakarta: PT Raja
Grafindo, 1986. Hal. 6.
Arief S Sadiman dkk, Media
Pendidikan, Jakarta: PT Raja
Grafindo, 1986. Hal. 6.
Asep Herry Hernawan, dkk, Media
Pembelajaran Sekolah Dasar,
Bandung: UPI Press, 2007.
Hal.4.
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Asep Herry Hernawan, dkk, Media
Pembelajaran Sekolah Dasar,
Bandung: UPI Press, 2007. Hal.
4.
Arief S Sadiman dkk, Media
Pendidikan, Jakarta: PT Raja
Grafindo, 1986. Hal. 17.
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran,
Jakarta: Gaung Persada Press,
2008. Hal. 187.
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran,
Jakarta: Gaung Persada Press,
2008. Hal. 81.
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran,
Jakarta: Gaung Persada Press,
2008. Hal. 54.
Bambang Warsita, Teknologi
Pembelajaran, Jakarta: Rineka
Cipta, 2008. Hal. 34.
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi,
Bandung: Alfabeta, 2010. Cet.
Ke-2. Hal. 233.
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi,
Bandung: Alfabeta, 2010. Cet.
Ke-2. Hal. 233.
Bambang Warsita, Teknologi
Pembelajaran, Jakarta: Rineka
Cipta, 2008. Hal. 36.
Sunaryo Sunarto, Pengembangan
Multimedia Interaktif dalam
Pembelajaran Fisika Listrik,
Jurnal Edukasi @ Elektro: UNY,
2004. Hal. 59.
39
40
41
42
43
44
45
46
Bambang Warsita, Teknologi
Pembelajaran, Jakarta: Rineka
Cipta, 2008. Hal. 154.
Ari Sudono, Efektifitas Penggunaan
Multimedia Interaktif
dibandingkan Media
Konvensional dalam
Pembelajaran Kimia Siswa
Kelas X SMAN 1 Ranomeeto,
Jurnal Informasi Pendidikan:
LPMP, 2008. Hal. 2.
Herman Hudojo, Strategi Mengajar
Belajar Matematika, Malang:
IKIP Malang,1990. Cet. Ke-2.
Hal. 36.
David A Jacobsen, dkk, Methods For
Teaching, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009. Hal. 108.
Richard E Mayer, Multimedia Learning,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2009. Hal. 100.
Indah Nugraheni, Pengembangan
Multimedia Interaktif
Pembelajaran Mata Kuliah
Akuntansi Dasar 1, Jurnal
Penelitian dan Evaluasi
Pendidikan: HEPI, 2007. Hal. 6.
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran,
Jakarta: Gaung Persada Press,
2008. Hal. 152.
Asep Herry Hernawan, dkk, Media
Pembelajaran Sekolah Dasar,
Bandung: UPI Press, 2007. Hal.
4.
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Afidah Mas’ud, M.Pd Abdul Muin, S.Si, M.Pd
NIP. 19610926 198603 2 004 NIP. 19751201 200604 1 003
1
2
3
4
5
6
7
8
9
BAB III
Sugiyono, Metode Penelitian
Pendidikan, Bandung: Alfabeta,
2010. Cet.Ke-9. Hal. 85.
Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah,
Bandung: Pustaka Setia, 2005.
Hal. 130.
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan, Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2005. Cet.
Ke-5. Hal. 109.
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi
Pembelajaran, Yogyakarta:
Multi Pressindo, 2009. Cet.Ke-3.
Hal. 181.
Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah,
Bandung: Pustaka Setia, 2005.
Hal. 134.
Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah,
Bandung: Pustaka Setia, 2005.
Hal. 133.
Sudjana, Metode Statistika, Bandung:
Tarsito, 2005. Hal. 273.
Sudjana, Metode Statistika, Bandung:
Tarsito, 2005. Hal. 250.
Sudjana, Metode Statistika, Bandung:
Tarsito, 2005. Hal. 239.
i
ABSTRAK
RAHMAWATI (106017000488). Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif
Terhadap Pemahaman Konsep Matematika. Skripsi Jurusan Pendidikan
Matematika. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kemampuan pemahaman konsep
matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan multimedia interaktif; (2)
kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang pembelajarannya secara
konvensional; (3) kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang
pembelajarannya menggunakan multimedia interaktif lebih tinggi dibandingkan
kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang pembelajarannya secara
konvensional.
Metode yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan subyek siswa kelas VIII
SMP Daar El-Qolam Tangerang. Tehnik pengambilan sampel menggunakan
cluster random sampling. Instrumen untuk mengumpulkan data adalah tes essay,
yang sesuai dengan dimensi pemahaman konsep matematika pada pokok bahasan
fungsi. Tes yang diberikan terdiri dari 8 soal bentuk uraian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan pemahaman konsep
matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan multimedia interaktif
64,81, sedangkan rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika siswa
yang pembelajarannya secara konvensional 47,31. Berdasarkan perhitungan uji-t,
diperoleh thitung = 4,77 dan ttabel sebesar 2,00 dengan taraf signifikansi () = 0,05
dan derajat kebebasan 62. Karena thitung > ttabel, maka rata-rata kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan
multimedia interaktif lebih tinggi dibandingkan rata-rata kemampuan pemahaman
konsep matematika siswa yang pembelajarannya secara konvensional. Dengan
demikian penggunaan multimedia interaktif memberikan kontribusi terhadap
kemampuan pemahaman konsep matematika.
Kata kunci: Multimedia Interaktif, Pemahaman Konsep Matematika.
ii
ABSTRACT
RAHMAWATI (106017000488). “The Influence of Using Interactive Multimedia
to Mathematics Conceptual Understanding”. Skripsi for Math Education, Faculty
of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University
Jakarta.
The research aims to know (1) student’s mathematics conceptual understanding
which is taught by interactive multimedia learning; (2) student’s conceptual
mathematics understanding which is taught by conventional learning; (3)
student’s mathematics conceptual understanding which is taught by interactive
multimedia learning is higher than student’s mathematics conceptual
understanding which is taught by conventional learning.
The used method is quasi eksperiment with the subject is the eight grade student
in SMP Daar El-Qolam Tangerang. The technique of sampling is cluster random
sampling. The instrument used to collect data is essay test, which is based on
dimention of mathematics conceptual understanding at the subject of function.
Test consisted of 8 questions in essay.
The result of research revealed that the mean score of the students who are taught
by interactive multimedia learning is 64,81 whereas the mean score of the
students who are taught by convensional learning is 47,31. Based on hypothesis
testing, found that tvalue = 4,77 and ttable = 2,00 at significant level 0,05 and degree
of freedom 62. Cause tvalue is higher than ttable, then the students who are taught by
interactive multimedia learning have mean score of mathematics conceptual
understanding higher than the students who are taught by conventional learning.
So that, using interactive multimedia contributes to mathematics conceptual
understanding.
Key word: Interactive Multimedia, Mathematics Conceptual Understanding
ii
KATA PENGANTAR
بسماهللالرحمنالرحيم
Alhamdulillah segala puji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
segala karunia, nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat kesehatan yang berlimpah.
Shalawat dan Salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat doa, perjuangan,
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh
sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Maifalinda Fatra M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak. Otong Suhyanto, M.Si., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Dra. Afidah Mas’ud, M.Pd. dan Bapak Abdul Muin, S.Si, M.Pd, selaku
Dosen Pembimbing I dan II yang penuh kesabaran, bimbingan, waktu,
arahan dan semangat dalam membimbing penulis selama ini.
5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan
Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
6. Staf Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dan Staf Jurusan Pendidikan
Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi
kemudahan dalam pembuatan surat-surat serta sertifikat.
7. Kepala SMP Daar El-Qolam, Ust. Hamdan Widadi, S.Ag yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian di sekolah yang bersangkutan,
Ustz. Santi, S.Pd yang telah membantu penulis melaksanakan penelitian.
iii
Ust. Ali Suprapto, sahabatku Agus Taufik dan Ratih Haznia yang setia
menemani serta membantu penulis selama penelitian. Seluruh karyawan dan
guru SMP Daar El-Qolam yang telah membantu melaksanakan penelitian.
8. Pimpinan dan staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membantu penulis dalam menyediakan serta meberikan pinjaman literatur
yang dibutuhkan.
9. Keluarga tercinta Ayahanda H. Moch. Nathun, Ibunda Hj. Marliah yang tak
henti-hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang dan memberikan
dukungan moril dan materil kepada penulis. Kakanda tercinta Nuryati
Fajrini, Arif Rosadi, Khairon Taufik, Umi Khasanah, Nurhadi, Syaiful
Mursalin, dan adik tersayang Miftahul Imam, serta semua keluarga yang
selalu mendoakan, mendorong penulis untuk tetap semangat dalam mengejar
dan meraih cita-cita.
10. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan ’06,
kelas A dan B terutama Lilis Marina Angraini, Desy Bangkit Arihati, Cucu
Suryani, Tri Nopriana, Isti Pramita, Lidiya Ekawati, Hastri Rosiyanti, Priska
Sri Hardiana dan Eka Mulyasari.
11. Teman-teman kostan, khususnya Angga Luciyana, Heni Ratriningrum, dan
Diana Apriyani yang telah memberikan semangat kepada penulis serta
mengisahkan banyak cerita selama berada dalam satu atap.
12. Kakak Kelas angkatan ’04, angkatan ’05 khususnya kak Sarmadan dan kak
Alief Suciati yang membantu dan mempermudah penulis dalam menyusun
skripsi.
Hanya doa yang penulis haturkan semoga semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat balasan dan pahala
yang berlimpah ganda dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena itu kritik dan saran yang membangun akan penulis terima
dengan hati terbuka.
iv
Akhirnya penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan bagi semua pihak yang membacanya. Amin
Jakarta, Desember 2010
Penulis
Rahmawati
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar belakang masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 5
D. Perumusan Masalah .................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 7
BAB II Landasan Teoretik, Kerangka Berpikir, Dan Hipotesis Penelitian .... 8
A. Landasan Teoretik ....................................................................................... 8
1. Pembelajaran Matematika .................................................................... 8
2. Hasil Belajar Matematika ................................................................... 14
3. Pemahaman Konsep Matematika ....................................................... 16
4. Media Pembelajaran ........................................................... ............... 21
5. Multimedia Interaktif......................................................... ................ 26
6. Software Pesona Matematika ............................................................ 31
B. Penelitian Yang Relevan ........................................................................... 33
C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 34
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 36
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 36
B. Variabel dan Desain Penelitian ................................................................. 36
C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 37
vi
D. Instrumen Penelitian dan Tehnik Pengumpulan Data ............................... 37
E. Analisis Instrumen .................................................................................... 39
1. Validitas Instrumen ............................................................................. 39
2. Reliabilitas Instrumen ......................................................................... 40
3. Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran .............................................. 41
F. Teknik Analisis Data ................................................................................. 44
1. Uji Prasyarat ....................................................................................... 44
a. Uji Normalitas .............................................................................. 44
b. Uji Homogenitas ........................................................................... 46
2. Uji Hipotesis ...................................................................................... 47
a. Uji-t................................................................................................ 47
b. Hipotesis Statistik .......................................................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 49
A. Deskripsi Data ........................................................................................... 49
1. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas
Eksperimen .......................................................................................... 49
2. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas Kontrol 51
B. Hasil Pengujian Persyaratan Analisis........................................................ 55
a. Uji Normalitas .............................................................................. 55
b. Uji Homogenitas .......................................................................... 56
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ...................................................... 57
1. Pengujian Hipotesis ........................................................................... 57
2. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 58
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 61
A. Kesimpulan ............................................................................................... 61
B. Saran .......................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Rancangan Penelitian ...................................................................... 36
Tabel 2 Kisi-kisi Instrumen .......................................................................... 38
Tabel 3 Indeks Reliabilitas .......................................................................... 41
Tabel 4 Rekapitulasi Analisis Butir Soal .................................................... 43
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Pemahaman konsep
Matematika Siswa Kelas Eksperimen ............................................. 50
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Pemahaman konsep
Matematika Siswa Kelas Kontrol ................................................... 52
Tabel 7 Statistik Deskriptif Hasil Penelitian ................................................ 54
Tabel 8 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Normalitas .............................. 56
Tabel 9 Hasil Uji Homogenitas .................................................................... 56
Tabel 10 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis ...................................................... 57
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Ogive Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Kelas Eksperimen .......................................................................... 51
Gambar 2 Ogive Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Kelas Kontrol .................................................................................. 53
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen ........................................................... 66
Lampiran 2 RPP Kelas Kontrol .................................................................. 86
Lampiran 3 Deskripsi Multimedia .............................................................. 104
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa ................................................................ 135
Lampiran 5 Soal Uji Coba Instrumen ......................................................... 143
Lampiran 6 Soal Instrumen ........................................................................ 145
Lampiran 7 Kunci Jawaban Soal Instrumen ............................................... 147
Lampiran 8 Uji Validitas Tes ..................................................................... 151
Lampiran 9 Uji Reliabilitas Tes .................................................................. 152
Lampiran 10 Uji daya Pembeda Butir Soal ................................................. 153
Lampiran 11 Uji Taraf Kesukaran Butir Soal ............................................... 154
Lampiran 12 Perhitungan Data Statistik Awal Kelompok Eksperimen ....... 155
Lampiran 13 Perhitungan Data Statistik Awal Kelompok Kontrol .............. 159
Lampiran 14 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen ...................... 163
Lampiran 15 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol ............................. 164
Lampiran 16 Perhitungan Uji Homogenitas ................................................. 165
Lampiran 17 Perhitungan Uji Hipotesis Statistik ......................................... 166
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Dengan pendidikan manusia akan memperoleh pengetahuan, dan
dengan pengetahuan manusia bisa mencapai suatu tujuan. Pendidikan
dimaksudkan untuk menciptakan individu-individu yang siap menghadapi
berbagai persoalan dalam kehidupan.
Pendidikan adalah suatu proses dengan berbagai kegiatan yang
terencana sehingga manusia memperoleh pengetahuan sesuai dengan yang
dibutuhkan. Pendidikan diharapkan mampu menciptakan individu yang
berwawasan luas serta membentuk peradaban bangsa yang bermartabat,
sebagaimana tercantum dalam undang-undang No. 20 pasal 3 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa; dan bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.1
Agar tujuan pendidikan dapat tercapai, maka perlu diperhatikan mutu
pendidikan itu sendiri. Mutu pendidikan berawal dari proses berkualitas di
dalam kelas. Dengan mutu pendidikan yang baik akan menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas. Namun menurut ketua umum ISPI yaitu
Soedijarto yang dikutip oleh Stevani menyatakan bahwa mutu layanan
pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah baik pada pendidikan dasar,
1 Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung: Alfabeta,
2010. Cet. Ke-2. Hal. 53.
2
pendidikan menengah, maupun pendidikan tinggi, sehingga mutu pendidikan
di Indonesia rendah.2
Pendidikan yang rendah salah satunya disebabkan karena unsur-unsur
yang ada dalam pendidikan kurang memaknai dengan baik keberadaan mereka
terhadap dunia pendidikan. Hal ini terlihat dari kurangnya pengetahuan guru
mengenai penggunaan strategi yang tepat dalam pembelajaran,
ketidaktertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran, interaksi antara siswa
dan guru kurang terjalin dengan baik, dan lain-lain. Dari kondisi tersebut di
atas, dapat dikatakan bahwa guru dan siswa yang merupakan bagian dari unsur
pendidikan belum menunjukkan partisipasi secara maksimal untuk mencapai
tujuan pendidikan.
Matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di lembaga
pendidikan formal merupakan salah satu bagian penting dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan. Pelajaran matematika adalah suatu pelajaran
yang berhubungan dengan banyak konsep. Konsep merupakan ide abstrak
yang dengannya kita dapat mengelompokkan obyek-obyek ke dalam contoh
atau bukan contoh. Konsep-konsep dalam matematika memiliki keterkaitan
satu dengan yang lainnya. Karenanya, siswa belum bisa memahami suatu
materi jika dia belum memahami materi sebelumnya atau materi prasyarat dari
materi yang akan dia pelajari.
Manusia dalam kehidupannya tak lepas dari matematika. Tanpa
disadari matematika menjadi bagian dalam kehidupan yang dibutuhkan kapan
dan dimana saja sehingga matematika menjadi hal yang penting. Namun
dalam pembelajaran matematika masih terdapat kendala-kendala yang
menyebabkan siswa gagal dalam pelajaran ini. Kendala tersebut berkisar pada
karakteristik matematika yang abstrak, masalah media, masalah siswa atau
guru.3 Karena sifat matematika yang abstrak, tidak sedikit siswa yang masih
2 Stevani Elisabeth, Anggaran Minim, Mutu Pendidikan Rendah, dari
http://www.opensubscriber.com/message/[email protected]/8237359.html, (16
Agustus 2010).
3 Asep Jihad, Pengembangan Kurikulum Matematika, Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008.
Hal. 154.
3
menganggap matematika itu sulit. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan
oleh Russefendi bahwa “terdapat banyak anak-anak yang setelah belajar
matematika bagian yang sederhanapun banyak yang tidak dipahaminya,
banyak konsep yang dipahami secara keliru. Matematika dianggap sebagai
ilmu yang sukar, ruwet dan banyak memperdayakan”.4
Salah satu penyebab kegagalan dalam pembelajaran matematika
adalah siswa tidak paham konsep-konsep matematika atau siswa salah dalam
memahami konsep-konsep matematika. Kesalahan konsep suatu pengetahuan
saat disampaikan di salah satu jenjang pendidikan, bisa berakibat kesalahan
pengertian dasar hingga ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini
terjadi karena matematika adalah materi pembelajaran yang saling berkaitan
satu sama lain.
Kesalahan konsep dalam pembelajaran matematika dapat disebabkan
oleh faktor guru maupun siswa. Faktor guru, di antaranya adalah karena guru
tidak menguasai pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat digunakan
untuk menyampaikan materi. Selain itu, yang menyebabkan kesalahan konsep
dalam pembelajaran matematika adalah guru kurang menguasai inti materi
yang diberikan. Penguasaan terhadap materi harus dimiliki oleh setiap guru.
Jika guru tidak menguasai konsep, kemungkinan dia akan menyampaikan
konsep yang salah yang kemudian diterima oleh siswa. Penyebab lainnya
adalah karena kurangnya variasi guru dalam memilih media pembelajaran
dalam pembelajaran matematika.
Sedangkan dari faktor siswa, di antaranya adalah karena siswa kurang
berminat terhadap pelajaran matematika sehingga siswa tidak memperhatikan
materi dan akhirnya tidak memahami konsep. Dalam kasus lain, siswa hanya
menghapal rumus atau konsep, bukan memahaminya. Akibatnya, siswa tidak
dapat menggunakan konsep tersebut dalam situasi yang berbeda.
Berdasarkan hasil observasi, hasil belajar matematika di SMP Daar
El-Qolam belum maksimal. Terlihat dari hasil Ujian MID Semester kelas VIII
4 Lia Kurniawati, Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecahan Masalah untuk
Meningkatkan kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematika Siswa SMP, Jurnal
Matematika dan Pendidikan Matematika, Jakarta: CEMED, 2006. Hal 78.
4
yang rata-ratanya 4,81 dan ini tidak memenuhi standar KKM yaitu sebesar
5,50. Sementara siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM hanya 51 siswa
dari 198 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep
siswa belum maksimal.
Proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi, yaitu proses
penyampaian pesan dari sumber pesan melalui suatu media tertentu ke
penerima pesan. Adakalanya penerima pesan (siswa) benar dalam menafsirkan
pesan yang disampaikan oleh guru, tetapi adakalanya mereka salah dalam
menafsirkannya. Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat atau
penghalang proses komunikasi, di antaranya hambatan psikologis, hambatan
kultural, dan hambatan lingkungan. Media pendidikan sebagai salah-satu
sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan dapat membantu mengatasi
kesalahan dalam penafsiran tersebut.5 Dengan demikian, media pembelajaran
dapat membantu mempermudah memahami materi yang sulit termasuk
memahami konsep yang abstrak menjadi lebih konkrit.
Seiring dengan berkembangnya Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK), media pembelajaran sekarang ini kian beragam. Guru harus pintar
memilih media yang tepat sehingga dapat memudahkan siswa memahami
materi yang disampaikan. Salah satu alternatif yang dapat digunakan guru
untuk membantu siswa memahami materi adalah dengan memanfaatkan
multimedia interaktif. Multimedia interaktif merupakan gabungan gambar,
video, animasi, dan suara dalam satu perangkat lunak (software) yang
memungkinkan pengguna untuk berinteraksi secara langsung. Teknologi
multimedia yang menggabungkan beberapa media ini diharapkan dapat
mengatasi masalah-masalah dalam proses belajar mengajar, termasuk
kesalahan dalam memahami konsep matematika.
Multimedia interaktif dapat menyajikan konsep dengan tampilan yang
menarik akibat gabungan antara gambar, animasi, bahkan suara yang menarik.
Dengan tampilan seperti itu, rasa bosan yang dialami siswa karena
pembelajaran yang monoton akan dapat berkurang, sehingga siswa akan lebih
5 Arief S Sadiman, dkk, Media Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo, 1986. Hal.14.
5
tertarik untuk memahami materi yang diberikan. Hal ini sesuai dengan “teori
kognitif tentang multimedia learning, representasi multimedia punya potensi
untuk menghasilkan pembelajaran dan pemahaman lebih mendalam daripada
presentasi yang disajikan hanya dalam satu format”.6 Yang dimaksud dengan
satu format di sini yaitu seperti menyajikan materi hanya dalam kata-kata atau
gambar.
Berdasarkan hal tersebut di atas, penggunaan multimedia interaktif
dalam pembelajaran matematika diduga mempunyai pengaruh terhadap
pemahaman konsep siswa. Oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian
mengenai hal tersebut dan mengangkat judul: “Pengaruh Penggunaan
Multimedia Interaktif Terhadap Pemahaman Konsep Matematika”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Pelajaran matematika masih dianggap sulit.
2. Pembelajaran matematika yang monoton dan kurang menarik perhatian
siswa.
3. Siswa hanya menghapal dan tidak memahami konsep.
4. Rendahnya pemahaman konsep matematika siswa.
5. Media pembelajaran yang digunakan kurang variatif.
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah tersebut, peneliti membatasi masalah dengan
batasan sebagai berikut:
1. Pemahaman konsep matematika siswa merupakan pemahaman menurut
Bloom yang meliputi: Translation, Interpretation, dan extrapolation.
2. Multimedia interaktif merupakan gabungan antara gambar, video, animasi,
dan suara dalam satu perangkat lunak (software) yang memungkinkan
pengguna untuk berinteraksi secara langsung. Media yang memenuhi
6 Richard E. Mayer, Multimedia Learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Hal. 100.
6
karakteristik multimedia interaktif adalah software aplikasi pesona
matematika yang dikeluarkan oleh PT. Pesona Edukasi.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dapat
dirumuskan sebagai berikut: “apakah terdapat pengaruh pembelajaran yang
menggunakan multimedia interaktif terhadap kemampuan pemahaman konsep
matematika?”, dengan rincian sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang
pembelajarannya menggunakan multimedia interaktif?
2. Bagaimana kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang
pembelajarannya secara konvensional?
3. Apakah kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang
pembelajarannya menggunakan multimedia interaktif lebih tinggi
dibandingkan dengan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa
yang pembelajarannya secara konvensional?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh penggunaan
multimedia interaktif terhadap pemahaman konsep matematika, yang dirinci
sebagai berikut:
1. Mengetahui kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang
pembelajarannya menggunakan multimedia interaktif (kelas eksperimen).
2. Mengetahui kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang
pembelajarannya secara konvensional (kelas kontrol).
3. Mengetahui perbedaan positif antara kemampuan pemahaman konsep
siswa yang pembelajarannya menggunakan multimedia interaktif dengan
kemampuan konsep matematika siswa yang pembelajarannya secara
konvensional.
7
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa, memberikan suasana belajar yang lebih kondusif dan variatif
sehingga siswa tidak monoton belajar dengan metode konvensional.
2. Bagi guru, dapat menjadi bahan pertimbangan dalam memilih media
pembelajaran yang lebih efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran
yang diharapkan, sekaligus memperoleh pengalaman baru dalam
menerapkan pembelajaran berbasis komputer.
3. Bagi peneliti, dapat menambah pengalaman tentang cara belajar
matematika dengan menggunakan multimedia interaktif.
4. Bagi sekolah, dapat menjadi acuan untuk menciptakan pembelajaran yang
inovatif.
5. Bagi pembaca agar dapat dijadikan sebagai kajian yang menarik yang
perlu diteliti lebih lanjut.
8
BAB II
LANDASAN TEORETIK, KERANGKA BERPIKIR,
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Landasan Teoretik
1. Pembelajaran Matematika
Belajar merupakan suatu proses yang selalu ada dalam kehidupan
sehari-hari yang dilakukan secara sadar. Belajar memiliki peran penting
dalam mempertahankan kehidupan manusia di tengah-tengah persaingan
yang semakin ketat. Dalam kaitannya dengan tujuan pendidikan, proses
belajar yang dialami siswa mempengaruhi berhasil atau gagalnya
pencapaian tujuan tersebut.
Terdapat beberapa definisi tentang belajar, di antaranya adalah
Skinner yang mendefinisikan belajar sebagai suatu proses penyesuaian
tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Morgan “mengartikan
belajar sebagai suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku
sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu”. Sedangkan menurut
M. Sobry Sutikno, belajar merupakan “suatu proses usaha yang dilakukan
oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.1
Belajar bukan sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar
merupakan kegiatan mental dalam diri individu sehingga menimbulkan
perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut diakibatkan oleh
interaksi antara individu dengan lingkungannya. Belajar merupakan
kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan, namun perubahan yang
timbul akibat belajar itulah yang dapat disaksikan.
Banyak hal dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan gejala
belajar, ketika seseorang berinteraksi dengan lingkungannya, dan
mengalami perubahan tingkah laku dari yang tidak tahu menjadi tahu, atau
1 M.Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Prospect, 2009. Cet. Ke-5. Hal.
3.
9
dari yang tidak bisa menjadi bisa, maka orang tersebut sedang belajar. Ini
artinya proses belajar ditandai dengan adanya perubahan. Perubahan-
perubahan tersebut dapat berupa penambahan pengetahuan, keterampilan,
ataupun perubahan sikap.
Perubahan-perubahan yang dihasilkan akibat proses belajar
tersebut merupakan hasil pengalaman yang dilakukan dengan sadar dan
bukan kebetulan. Perubahan tersebut tidak terjadi dengan sendirinya,
melainkan karena usaha dari individu itu sendiri. Dalam hal ini, siswa
menyadari adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan yang diakibatkan
oleh mabuk, gila dan sebagainya tidak dapat dikatakan belajar karena
individu yang bersangkutan tidak menyadarinya.
Perubahan akibat proses belajar juga bersifat positif dan berguna.
Hal ini memiliki makna bahwa sesuatu yang diperoleh tersebut lebih baik
dari yang sebelumnya. Selain itu, perubahan yang dihasilkan oleh belajar
bersifat menetap dan bukan sementara. Artinya, apabila suatu saat
diperlukan, perubahan tersebut dapat dimanfaatkan kembali.
Pembelajaran menurut Winkel merupakan “seperangkat tindakan
yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan
memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperanan terhadap
rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung di dalam diri
peserta didik”. Definisi lainnya tentang pembelajaran dikemukakan oleh
Dimyati dan Mudjiono bahwa pembelajaran adalah “kegiatan yang
ditujukan untuk membelajarkan siswa”.2 Sedangkan Heinich dkk
menyatakan bahwa “pembelajaran merupakan susunan dari informasi dan
lingkungan untuk memfasilitasi belajar”.3 Lingkungan dimaksudkan bukan
hanya sekedar tempat berlangsungnya belajar, melainkan juga metode,
media, dan segala sesuatu yang dirancang sedemikian sehingga dapat
mengantarkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
2 M.Sobry Sutikno, …, h. 31.
3 Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, JICA:
Universitas Pendidikan Indonesia. Hal. 237.
10
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan segala sesuatu yang dirancang oleh guru untuk membelajarkan
siswa, seperti metode, model, pendekatan, dan media. Dalam proses
pembelajaran, guru bukan lagi sebagai subjek belajar, melainkan sebagai
perantara yang membimbing siswa untuk belajar.
Matematika berasal dari perkataan latin mathematica yang
mulanya diambil dari perkataan mathematike yang berarti relating to
learning. Perkataan itu mempunyai asal katanya mathema yang berarti
pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike
berhubungan erat dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathenein
yang artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal katanya, maka
perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan
berpikir (bernalar).4
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang
mempelajari tentang bilangan-bilangan dengan operasinya dan dengan
aturan tertentu. Matematika sangat berkaitan dengan simbol-simbol,
konsep-konsep, pola bilangan dan sebagainya, yang semuanya
menyertakan logika dan pola pikir untuk bisa menganalisa dan dapat
dibuat kesimpulan. Seperti yang dikemukakan oleh James dan James
bahwa “matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan,
besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya
dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu
aljabar, analisis, dan geometri”.5
Terdapat beberapa definisi lain mengenai matematika, Johnson
dan Rising mendefinisikan matematika sebagai pola berpikir, pola
mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika adalah bahasa
yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan
akurat. Reys, dkk mengatakan bahwa “matematika adalah telaah tentang
4 Erman Suherman, dkk, …, h. 15.
5 Erman Suherman, dkk, …, h. 16.
11
pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa,
dan suatu alat”.6
Matematika disebut sebagai ratu ilmu. Bentuknya, mulai dari yang
sederhana sampai kepada yang kompleks, memberikan sumbangan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan lainnya. Kline menyatakan bahwa
“matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna
karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk
membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial,
ekonomi, dan alam”.7 Misalnya dalam bidang ekonomi, untuk
memecahkan masalah yang berkaitan dengan permintaan dan penawaran
suatu barang, dapat digunakan konsep fungsi.
Menurut Russefendi “matematika terorganisasikan dari unsur-
unsur yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan
dalil-dalil di mana dalil-dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku
secara umum, karena itulah matematika sering disebut ilmu deduktif”.8
Proses pencarian kebenaran dalam matematika berbeda dengan ilmu
pengetahuan lainnya. Contohnya ilmu pengetahuan fisika yang
generalisasinya (pembuatan kesimpulan) berdasarkan percobaan atau
eksperimen. Generalisasi yang dibuat secara induktif tersebut dibenarkan
dalam ilmu fisika. Lain halnya dengan matematika, pembuktian kebenaran
secara induktif tidak berlaku. Walaupun dimulai dengan pembuktian
secara induktif, tetapi selanjutnya harus bisa dibuktikan secara deduktif
dengan cara pengandaian.
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika
merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan simbol-simbol,
konsep-konsep abstrak, pola bilangan dan sebagainya yang menyertakan
logika dan pola pikir untuk bisa menganalisa dan dapat dibuat kesimpulan.
Pembelajaran matematika merupakan segala upaya yang dirancang guru
6 Erman Suherman, dkk, …, h. 17.
7 Erman Suherman, dkk, …, h. 17.
8 Erna Suwangsih dan Triurlina, Model Pembelajaran Matematika, Bandung: UPI Press,
2006. Hal. 4.
12
dengan tujuan menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan
siswa belajar matematika. Karena sifat matematika yang abstrak,
sebaiknya pembelajaran matematika disajikan dalam bentuk yang konkrit.
Guru dapat memanfaatkan media sebagai sarana bagi siswa untuk
memahami konsep yang abstrak menjadi lebih konkrit.
Pembelajaran matematika di sekolah tidak terlepas dari sifat-sifat
matematika yang abstrak. Oleh karena itu, perlu diperhatikan beberapa
karakteristik pembelajaran matematika di sekolah. Menurut Erman
Suherman, dkk dalam buku yang berjudul Strategi Pembelajaran
Matematika Kontemporer, beberapa karakteristik matematika di sekolah
diantaranya adalah bahwa pembelajaran matematika adalah berjenjang,
mengikuti metoda spiral, menekankan pola pikir deduktif, serta menganut
kebenaran konsistensi.9
Karakteristik pembelajaran matematika yang menyatakan
pembelajaran matematika adalah berjenjang dimaksudkan bahwa materi
matematika diajarkan secara bertahap. Dimulai dari mengajarkan hal yang
konkrit dilanjutkan ke hal yang abstrak. Dalam pembelajaran matematika
terdapat materi atau konsep prasyarat sebagai dasar untuk memahami
materi atau konsep selanjutnya. Oleh karena itu dalam pembelajaran
matematika harus dilakukan tahap demi tahap, dimulai dengan hal yang
sederhana ke hal yang kompleks. Siswa tidak mungkin mempelajari
konsep yang tinggi sebelum dia menguasai konsep yang lebih rendah,
karenanya matematika diajarkan dari konsep yang mudah menuju konsep
yang lebih sukar.
Selain diajarkan secara bertahap, pembelajaran matematika juga
mengikuti metoda spiral. Dalam mengajarkan konsep yang baru, perlu
dikaitkan dengan konsep yang telah dimiliki siswa sebelumnya, sekaligus
untuk mengingatkannya kembali. Pengulangan konsep dengan cara
memperluas dan memperdalam diperlukan dalam pembelajaran
matematika. Metoda spiral yang dimaksud di sini adalah mengajarkan
9 Erman Suherman, dkk, …, h. 68.
13
konsep dengan pengulangan atau perluasan dengan adanya peningkatan.
Jadi, spiral yang dimaksud adalah spiral naik, bukan spiral datar.
Sifat pembelajaran matematika selanjutnya adalah menekankan
pola pikir deduktif. Pola pikir deduktif merupakan suatu proses berpikir
bermula dari hal yang umum menuju hal yang lebih khusus, yaitu dimulai
dengan penyajian suatu konsep dilanjutkan dengan pemberian contoh-
contoh dari konsep tersebut. Namun demikian, dalam mengajarkan
matematika, perlu disesuaikan dengan kondisi siswa. Misalnya, sesuai
dengan perkembangan intelektual siswa di SMP, maka dalam
pembelajaran matematika tidak sepenuhnya menggunakan pendekatan
secara deduktif, melainkan dicampur dengan induktif. Seperti dalam
pengenalan fungsi, tidak langsung diberikan definisi fungsi tersebut.
Tetapi diawali dengan memberikan beberapa contoh relasi yang di
antaranya ada yang merupakan fungsi. Sehingga dari contoh-contoh
tersebut siswa dapat membedakan antara relasi dengan fungsi.
Pembelajaran matematika juga menganut kebenaran konsistensi
yang didasarkan kepada kebenaran-kebenaran terdahulu yang telah
diterima. Kebenaran dalam matematika diperoleh secara deduktif.
Walaupun dimulai dengan pembuktian secara induktif, tetapi selanjutnya
harus bisa dibuktikan secara deduktif dengan cara pengandaian.
Dalam pembelajaran matematika, hendaknya guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk turut serta dalam membangun sendiri
pemahaman mengenai suatu konsep sehingga konsep tersebut benar-benar
dikuasai oleh siswa. Guru harus dapat menciptakan pembelajaran yang
menarik sehingga pelajaran matematika yang selama ini dianggap sulit
berubah menjadi sesuatu yang menyenangkan.
Setiap tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran
merupakan sasaran yang ingin dicapai sebagai hasil dari proses
pembelajaran matematika tersebut. Tujuan umum dari pembelajaran
matematika adalah mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan pola
14
pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari
ilmu pengetahuan lainnya.
2. Hasil Belajar Matematika
Hasil adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjuk sesuatu
yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu usaha. Bila dikaitkan
dengan belajar, berarti hasil belajar merupakan sesuatu yang dicapai oleh
seseorang yang belajar dalam selang waktu tertentu. Menurut Nana
Sudjana “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.10
Hasil belajar merupakan
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, sikap-sikap, dan keterampilan.
Gagne menyebutkan ada lima macam hasil belajar:11
1. Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep
dan lambang. Keterampilan intelektual mencakup belajar konsep dan
pemecahan masalah.
2. Strategi kognitif, yaitu kemampuan mengarahkan aktivitas kognitifnya
sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah
dalam memecahkan masalah.
3. Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mengungkapkan
pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan.
4. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melaksanakan dan
mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot.
5. Sikap, yaitu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku
seseorang yang didasari oleh emosi, kepercayaan-kepercayaan, dan
faktor intelektual.
Bloom membagi hasil belajar menjadi 3 ranah, yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif berkenaan dengan ingatan atau
pengetahuan dan kemampuan intelektual. Ranah afektif berhubungan
10
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009. Cet.Ke-14. Hal. 22. 11
M.Sobry Sutikno, …, h. 7.
15
dengan sikap-sikap dan nilai. Ranah psikomotor adalah kemampuan-
kemampuan yang berhubungan dengan gerakan-gerakan fisik.12
Tipe belajar kognitif dapat terlihat dari kemampuan siswa dalam
menghapal rumus, menjelaskan kembali dengan kalimatnya sendiri sesuatu
yang dibaca atau didengarnya, menerapkan suatu konsep dalam
memecahkan masalah, dan sebagainya yang berhubungan dengan
kemampuan intelektual. Tipe belajar afektif dapat terlihat dalam berbagai
tingkah laku siswa, seperti perhatiannya terhadap pelajaran, menghargai
guru dan teman kelas, motivasi belajar, dan disiplin. Sedangkan tipe
belajar psikomotoris misalnya mencatat bahan pelajaran dengan baik dan
sistematis, melakukan latihan diri dalam memecahkan masalah
berdasarkan konsep yang telah diperoleh.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Dari
ketiga ranah, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh guru di
sekolah karena menyangkut dengan penguasaan materi. Ranah kognitif
dibagi atas enam tahap yang telah direvisi oleh Anderson dan Krathwohl,
yaitu remember (mengingat), understand (memahami), apply
(mengaplikasikan), analyze (menganalisa), evaluate (mengevaluasi), dan
create (menciptakan):13
Remember (mengingat) merupakan kemampuan mendapatkan
kembali pengetahuan dari ingatan yang telah lalu. Kerja otak pada level ini
di antaranya adalah recognizing (mengenal), dan recalling (mengingat
kembali).
Understand (memahami) merupakan kemampuan menafsirkan
maksud dari materi pelajaran, baik lisan, tulisan, maupun simbol/tanda.
Kerja otak di antaranya adalah interpreting (memberikan arti),
exemplifying (memberikan contoh), classifying (mengklasifikasi),
12
Munir, ..., Hal. 55. 13
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, A Taxonomy For Learning, Teaching,
and Assessing: A Revision Of Bloom’s Taxonomy Of Educational Objectives, (2001, Addison
Wesley Longman), h. 31
16
summarizing (meringkas), inferring (mengambil kesimpulan), comparing
(membandingkan), dan explaining (menjelaskan).
Apply (mengaplikasikan) merupakan kemampuan menggunakan
sebuah prosedur ke dalam situasi yang diberikan. Kerja otak di antaranya
adalah executing (melaksanakan) dan implementing (menerapkan).
Analyze (menganalisa) yaitu kemampuan menguraikan materi
menjadi bagian-bagian unsur pokok dan menentukan hubungan antara satu
bagian dengan bagian lainnya. Pada level ini, kerja otak di antaranya
adalah differentiating (membedakan), organizing (mengorganisir), dan
attributing (melengkapi).
Evaluate (mengevaluasi) merupakan kemampuan membuat
penilaian berdasarkan pada kriteria dan standar. Kerja otak di antaranya
adalah checking (memeriksa) dan critiquing (mengkritisi).
Create (menciptakan) merupakan kemampuan menggabungkan
elemen-elemen untuk membuat kesesuaian secara keseluruhan,
mengorganisir kembali elemen menjadi pola atau struktur yang baru. Kerja
otak di antaranya adalah generating (menghasilkan), planning
(merencanakan), dan producing (memproduksi).
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan tahap pencapaian yang ditampilkan dalam bentuk
perilaku yang meliputi aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Dalam
penelitian ini, hasil belajar yang diukur adalah aspek kognitif pada tingkat
memahami.
3. Pemahaman Konsep Matematika
Kemampuan pemahaman adalah salah satu tujuan penting dalam
pembelajaran matematika. Materi-materi yang diajarkan kepada siswa
bukan hanya sebagai hapalan, melainkan untuk dipahami agar siswa dapat
lebih mengerti konsep materi yang diberikan. Matematika merupakan mata
pelajaran yang terdiri dari materi-materi yang saling berkaitan satu sama
lain. Untuk mempelajari suatu materi, dibutuhkan pemahaman mengenai
17
materi sebelumnya atau materi prasyarat. Pemahaman berasal dari kata
paham yang dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai
“mengerti benar”.14
Pemahaman dapat diartikan kemampuan untuk
menangkap makna dari suatu konsep. Pemahaman juga dapat merupakan
kesanggupan untuk menyatakan suatu definisi dengan perkataan sendiri.
Siswa dikatakan paham apabila dia dapat menerangkan sesuatu dengan
menggunakan kata-katanya sendiri yang berbeda dengan yang terdapat di
dalam buku.
Bloom mengemukakan bahwa ada tiga macam pemahaman, yaitu:
“translation, interpretation, dan extrapolation”.15
Pengubahan
(translation), yaitu pemahaman yang berkaitan dengan kemampuan siswa
dalam mengubah suatu ide ke bentuk lain. Pemberian arti (interpretation),
yaitu pemahaman yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam
menafsirkan maksud dari suatu ide. Pembuatan ekstrapolasi
(extrapolation), yaitu pemahaman yang berkaitan dengan kemampuan
siswa menerapkan suatu ide dalam menyelesaikan masalah.
Konsep dalam KBBI adalah „ide atau pengertian yang
diabstrakkan dari peristiwa konkret”.16
Konsep dapat diartikan sebagai ide
abstrak yang dengannya kita dapat mengelompokkan obyek-obyek ke
dalam contoh atau bukan contoh. Hal ini sesuai dengan Chaplin yang
mendefinisikan konsep sebagai suatu ide atau pengertian umum yang
disusun dengan kata, simbol, dan tanda, yang mengombinasikan beberapa
unsur sumber-sumber berbeda ke dalam satu gagasan tunggal.17
Menurut Hamalik, “pada dasarnya konsep adalah suatu kelas
stimuli yang memiliki sifat-sifat (atribut-atribut) umum”.18
Atribut atau
sifat konsep inilah yang membedakan antara konsep satu dengan konsep
14
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002. Cet. Ke-2. Hal.811. 15
Gusni Satriawati, Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended Untuk Meningkatkan
Pemahaman dan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP, Jurnal Matematika dan
Pendidikan Matematika, Jakarta: CEMED, 2006. Hal. 108. 16
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002. Cet. Ke-2. Hal. 588. 17
Mulyati, Psikologi Belajar, Yogyakarta: Andi Offset, 2005. Hal. 53. 18
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Bandung:
PT.Citra Aditya Bakti, 1990. Hal. 198.
18
lainnya. Apabila siswa dapat mengenal atau mengelompokkan obyek-
obyek ke dalam suatu kategori berdasarkan sifat-sifatnya, maka dapat
dikatakan siswa tersebut telah mengetahui konsep.
Hamalik dalam bukunya yang berjudul Perencanaan Pengajaran
Berdasarkan Pendekatan Sistem menyatakan bahwa “untuk mengetahui
apakah siswa telah mengetahui suatu konsep paling tidak ada empat hal
yang dapat diperbuatnya, yakni”:
a. Ia dapat menyebutkan nama contoh-contoh konsep.
b. Ia dapat menyatakan ciri-ciri konsep tersebut.
c. Ia dapat membedakan antara contoh-contoh dan yang bukan contoh.
d. Ia mungkin lebih mampu memecahkan masalah yang berhubungan
dengan konsep tersebut.19
Konsep dapat membantu mengidentifikasi objek-objek yang ada di
lingkungan sekitar dengan cara mengenali ciri-ciri masing-masing objek.
Terdapat beberapa keuntungan melalui belajar konsep20
, yaitu mengurangi
beban berat memori karena kemampuan manusia dalam
mengkategorisasikan berbagai objek terbatas, membantu untuk
mempelajari sesuatu yang baru dan lebih luas dengan menggunakan
konsep yang telah dimiliki, merupakan dasar peningkatan proses
pengajaran berikutnya, serta membantu dalam memecahkan masalah.
Skemp membedakan pemahaman konsep matematika menjadi dua
jenis, yaitu pemahaman instrumental dan pemahaman relasional:
a. Pemahaman instrumental merupakan kemampuan pemahaman di
mana siswa hanya tahu atau hapal suatu rumus dan dapat
menggunakannya dalam menyelesaikan soal secara algoritmik saja.
Pada tahap ini, siswa juga belum atau tidak bisa menerapkan rumus
tersebut pada keadaan baru yang berkaitan.
b. Pemahaman relasional merupakan kemampuan pemahaman di mana
siswa tidak hanya sekedar tahu atau hapal suatu rumus, tetapi dia juga
19
Oemar Hamalik, …, Hal. 204. 20
Agus Suprijono, Contextual Learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Hal. 9.
19
dapat menerapkan rumus tersebut untuk menyelesaikan masalah-
masalah yang terkait pada situasi yang lain.21
Sedangkan Polya membagi pemahaman matematika menjadi 4 jenis:
a. Pemahaman Mekanikal : kemampuan pemahaman di mana siswa
hanya dapat mengingat suatu rumus dan menerapkannya untuk
menyelesaikan soal, tetapi tidak tahu mengapa rumus tersebut
digunakan.
b. Pemahaman Induktif : dapat mencobakan suatu rumus dalam kasus
sederhana dan tahu bahwa rumus tersebut berlaku dalam kasus
serupa.
c. Pemahaman Rasional : dapat membuktikan kebenaran sesuatu, bukan
hanya memperkirakannya.
d. Pemahaman Intuitif : dapat menebak jawaban tanpa melakukan
analisis terlebih dahulu.22
Terdapat beberapa definisi lain mengenai pemahaman dalam
matematika. Pollatsek membagi pemahaman matematika menjadi 2, yaitu
pemahaman komputasional dan pemahaman fungsional. Pemahaman
komputasional adalah pemahaman di mana siswa dapat mengerjakan suatu
soal secara algoritmik saja. Pemahaman fungsional merupakan
pemahaman di mana siswa mampu menerapkan suatu rumus untuk
menyelesaikan kasus yang berbeda.23
Hampir sama dengan Pollatsek, Copeland membedakan
pemahaman matematika menjadi pemahaman knowing how to dan
knowing. Pada tingkat pemahaman knowing how to, siswa hanya dapat
mengerjakan soal secara algoritmik. Sedangkan pada tingkat pemahaman
knowing, siswa dapat menggunakan suatu rumus dan mengetahui mengapa
rumus tersebut digunakan.24
21
Asep Jihad, ..., Hal. 167. 22
Asep Jihad, …, Hal. 167. 23
Asep Jihad, …, Hal. 167. 24
Asep Jihad, …, Hal. 167.
20
Menurut Bloom, pemahaman konsep matematika dapat dilihat dari
kemampuan siswa dalam:
a. Menyatakan ulang suatu konsep.
b. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu.
c. Memberikan contoh dari suatu konsep.
d. Merepresentasikan suatu konsep ke bentuk lain.
e. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep.
f. Mengaitkan suatu konsep dengan konsep matematika lainnya.
g. Menerapkan suatu konsep secara algoritmik.25
Pemahaman konsep dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri siswa,
di antaranya adalah faktor jasmaniah dan psikologis. Faktor jasmaniah
misalnya adalah kesehatan, proses belajar siswa akan terganggu jika
kesehatan siswa tersebut terganggu. Kondisi badan yang kurang sehat akan
mengakibatkan kurangnya semangat di dalam belajar, merasa pusing, atau
mengantuk. Oleh sebab itu, agar dapat belajar dengan baik, siswa harus
pandai menjaga kondisi badan. Faktor internal lainnya adalah faktor
psikologis di antaranya adalah minat. Minat merupakan kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan sesuatu. Minat ini selalu diikuti dengan
perasaan senang. Siswa yang memiliki minat tinggi terhadap belajar, maka
siswa tersebut akan merasa senang mengikuti pembelajaran sehingga
proses pembelajaran terlaksana dengan baik.
Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri siswa, di
antaranya adalah faktor keluarga dan sekolah. Faktor keluarga meliputi
cara Orang Tua mendidik, hubungan internal antar anggota keluarga, serta
suasana rumah. Suasana rumah yang tidak nyaman, hubungan antar
anggota keluarga yang kurang harmonis serta orang tua yang tidak peduli
dan kurang memberikan motivasi menyebabkan siswa malas dan tidak
nyaman untuk belajar di rumah. Faktor sekolah, misalnya pemilihan
25
Munir, …, Hal. 55.
21
metode dan media pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam
menyampaikan materi pelajaran mempengaruhi proses penyerapan materi
tersebut oleh siswa. Faktor lainnya adalah Media pembelajaran. Media
dapat mempermudah guru menyampaikan materi pembelajaran serta dapat
mengurangi verbalisme.
Pemahaman konsep matematika yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pemahaman menurut Bloom yang meliputi: Translation,
Interpretation, dan extrapolation. Translation adalah pemahaman yang
berkaitan dengan kemampuan siswa dalam mengubah suatu ide ke bentuk
lain. Interpretation adalah pemahaman yang berkaitan dengan kemampuan
siswa dalam menafsirkan maksud dari suatu ide. Extrapolation adalah
pemahaman yang berkaitan dengan kemampuan siswa menerapkan suatu
ide dalam menyelesaikan masalah.
4. Media Pembelajaran
Media merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
pembelajaran. Media pembelajaran dirancang untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Melalui media, proses pembelajaran bisa lebih
menarik dan menyenangkan. Media berasal dari bahasa latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti perantara atau
pengantar. Gagne menyatakan “media adalah berbagai jenis komponen
dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar”.26
Proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi, yakni
proses penyampaian pesan dari sumber pesan ke penerima pesan melalui
saluran/media. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh
AECT (Association for Education and Communication Technology)
bahwa media merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
proses penyaluran pesan.27
Proses pembelajaran tidak selalu berjalan
26
Arief S Sadiman, dkk, ..., Hal. 6. 27
Arief S Sadiman, dkk, ..., Hal. 6.
22
lancar, adakalanya siswa salah dalam menafsirkan pesan (materi) yang
diberikan guru disebabkan oleh beberapa faktor. Karenanya, guru dapat
menggunakan media pembelajaran sebagai perantara untuk mengurangi
verbalisme atau salah penafsiran.
Briggs berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik
untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran.28
Media pembelajaran itu
sendiri beragam jenisnya, mulai dari yang sederhana sampai kepada yang
canggih dan kompleks. Schramm mendefinisikan media pembelajaran
sebagai “teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan pembelajaran”. Begitupun dengan NEA (National Education
Assosiation) yang menyatakan bahwa media adalah “sarana komunikasi
dalam bentuk cetak maupun bidang pandang dengar, termasuk teknologi
perangkat kerasnya”.29
Walaupun terdapat bermacam-macam media
pembelajaran, namun semuanya kembali kepada tujuan pembelajaran.
Guru sebaiknya mampu memilih media yang sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai dalam proses pembelajaran.
Dari beberapa definisi di atas, terlihat adanya kesamaan makna
bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat
menyalurkan pesan (materi) sehingga merangsang siswa untuk belajar.
Media pembelajaran memiliki kegunaan-kegunaan sebagai
berikut:
1. Memperjelas penyajian materi agar tidak terlalu bersifat verbalistis
dalam artian tidak hanya dalam bentuk kata-kata tertulis atau bentuk
lisan.
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera. Misalnya:
a. Objek yang terlalu besar/berbahaya jika dihadapkan langsung di
depan siswa bisa diganti dengan penggunaan gambar atau model.
28
Asep Herry Hernawan, dkk, Media Pembelajaran Sekolah Dasar, Bandung: UPI Press,
2007. Hal. 4. 29
Asep Herry Hernawan, dkk,…, Hal. 4.
23
b. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu dapat ditampilkan
kembali melalui film atau foto.
c. Konsep yang terlalu luas seperti gempa bumi dapat divisualkan
secara sederhana melalui bantuan gambar atau film.
3. Mengatasi sikap pasif siswa karena:
a. Menimbulkan kegairahan belajar.
b. Memungkinkan interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan
dan kenyataan.
c. Memungkinkan siswa belajar sendiri menurut kemampuan dan
minatnya.
4. Mengatasi kesulitan menyampaikan materi yang sama untuk setiap
siswa dengan kondisi para siswa yang berbeda satu sama lain, karena:
a. Memberikan perangsang yang sama
b. Mempersamakan pengalaman
c. Menimbulkan persepsi yang sama.30
Media pembelajaran digunakan sebagai sarana bantu dengan
tujuan mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif. Seorang guru
harus dapat memilih media yang tepat untuk menyampaikan materi
pelajaran. Tidak semua media cocok digunakan dalam penyampaian
materi. Karena itu dalam memilih media sebagai alat bantu dalam proses
pembelajaran, terdapat beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan:
1. Karakteristik siswa
Karakteristik siswa ini berkenaan dengan kemampuan, latar belakang,
serta kepribadian siswa. Dengan mengetahui karakteristik siswa, guru
dapat memilih dan menentukan metode dan media yang tepat untuk
digunakan sehingga terjadi proses belajar mengajar yang optimal.
2. Tujuan belajar
Secara umum tujuan belajar meliputi tiga hal, yakni kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Dalam sebuah rencana pembelajaran, hendaknya
30
Arief S Sadiman, dkk, …, Hal. 17.
24
guru dapat memilih media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
atau kompetensi yang ingin dicapai, yakni ranah kognitif, afektif, atau
psikomotorik.
3. Sifat bahan ajar
Bahan ajar memiliki keragaman tugas yang harus dilakukan siswa di
mana tugas-tugas tersebut biasanya menuntut adanya aktivitas dari
siswa. Setiap materi pembelajaran menuntut aktivitas yang berbeda-
beda sehingga mempengaruhi media yang dipilih. Hal ini
menunjukkan bahwa aktivitas di sekolah cukup bervariasi. Jika
aktivitas yang bervariasi tersebut didukung oleh media pembelajaran
yang tepat, maka lingkungan belajar akan terasa tidak membosankan.
4. Pengadaan media
Menurut Arief S. Sadiman, media dapat dibagi menjadi dua macam,
yaitu media jadi (by utilization) dan media rancangan (by design).
Media jadi merupakan media yang sudah tersedia di pasaran.
Sedangkan media rancangan merupakan media yang dirancang secara
khusus untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
5. Sifat pemanfaatan media
Berdasarkan sifat pemanfaatannya, media dibagi menjadi dua, media
primer dan media sekunder. Media primer yaitu media yang diperlukan
atau harus digunakan guru dalam proses pembelajaran. Sedangkan
mesia sekunder merupakan media yang bertujuan untuk memberikan
materi pengayaan.31
Dalam penggunaannya, media pembelajaran harus disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan bahan ajar. Media
pembelajaran bukan hanya sekedar sarana untuk memancing perhatian
siswa, melainkan digunakan secara optimal demi terciptanya suasana
belajar yang efektif dan tidak menghabiskan waktu yang terlalu banyak.
31
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008. Hal.187.
25
Rudi Bretz membagi media dalam proses pembelajaran
berdasarkan indera yang terlibat, yaitu suara, visual, dan gerak yang
kemudian dikembangkan oleh Yudhi Munadi ke dalam 4 kelompok besar:
a. Media Audio
Media audio adalah media yang hanya dapat didengar yang
dapat merangsang pikiran dan perhatian siswa untuk mempelajari
bahan ajar. Media ini menerima pesan verbal dan non-verbal. Pesan
verbal audio yakni bahasa lisan atau kata-kata, dan pesan non-verbal
audio adalah seperti bunyi-bunyian dan vokalisasi, seperti gerutuan,
gumam, musik, dan lain-lain. Jenis-jenis media yang termasuk media
ini adalah program kaset suara (audio cassette), CD audio, dan
program radio.
b. Media visual
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan
menggunakan indera penglihatan. Menurut Arsyad, unsur-unsur yang
ada pada media ini adalah garis, bentuk, warna, dan tekstur.32
Yang
termasuk dalam media ini adalah media visual-verbal, media visual-
nonverbal-grafis, dan media-visual nonverbal-tiga dimensi. Media
visual-verbal memuat pesan verbal (berbentuk tulisan). Media visual-
nonverbal-grafis memuat pesan non-verbal berupa simbol atau unsur
grafis seperti gambar, diagram, dan peta. Media-visual nonverbal-tiga
dimensi adalah berupa model, seperti miniatur, dan sebagainya.
Untuk jenis media visual-verbal dan visual-nonverbal-grafis
dapat dibuat dalam bentuk media cetak atau diproyeksikan dengan
menggunakan OHP (overhead projector), digital projector, dan
lainnya.
c. Media audio visual
Media audio visual merupakan kombinasi audio dan visual,
yaitu media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan.
Pesan yang disalurkan media ini juga pesan verbal dan non verbal
32
Yudhi Munadi, …, Hal.81.
26
seperti media audio di atas. Yang termasuk media audio visual ini
adalah film, video, film drama, dan lain-lain.
d. Multimedia
Multimedia adalah media yang melibatkan berbagai indera
dalam sebuah proses pembelajaran. Multimedia merupakan gabungan
teks, gambar, grafik, dan suara dalam satu perangkat lunak (software).
Yang termasuk dalam media ini adalah segala sesuatu yang
memberikan pengalaman secara langsung bisa melalui komputer atau
internet.33
5. Multimedia Interaktif
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang
pesat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk bidang
pendidikan. Dalam bukunya, Bambang warsita menyatakan bahwa
“teknologi komputer dapat digunakan sebagai media yang memungkinkan
seseorang belajar secara mandiri dalam memahami suatu konsep”.34
Multimedia merupakan salah satu bentuk teknologi komputer yang saat ini
banyak digunakan dalam bidang pendidikan. Multimedia terdiri dari dua
kata, multi yang mempunyai arti lebih dari satu dan media yang berarti
perantara. Jadi, multimedia adalah gabungan dari dua media atau lebih.
Selain menggabungkan kata-kata dan gambar, multimedia juga
merupakan media yang menggabungkan suara, video, dan sebagainya.
Furht mendefinisikan “multimedia sebagai gabungan antara berbagai
media; teks, grafik, animasi, gambar dan video”.35
Multimedia merupakan
salah satu media pembelajaran yang berbasis komputer. Untuk
menggabungkan teks, gambar, animasi, suara, video dan sebagainya
dibutuhkan komputer serta perangkat lunak (software). Haffost
mendefinisikan multimedia “sebagai suatu sistem komputer yang terdiri
dari hardware dan software yang memberikan kemudahan untuk
33
Yudhi Munadi, …, Hal.54. 34
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Hal. 34. 35
Munir, …, Hal.233.
27
menggabungkan gambar, video, fotografi, grafik dan animasi dengan
suara, teks dan data yang dikendalikan dengan program komputer”.36
Hampir sama dengan yang dinyatakan Seels dan Richey yang dikutip oleh
Bambang warsita bahwa multimedia adalah cara untuk menyampaikan
bahan belajar dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan
komputer.37
Pemanfaatan multimedia berbasis komputer dalam pembelajaran
meliputi:
1. Multimedia Presentasi
Multimedia presentasi merupakan media yang membantu guru dalam
proses pembelajaran tetapi tidak menggantikan posisi guru secara
keseluruhan. Termasuk dalam jenis ini adalah video pembelajaran dan
pointer-pointer materi yang disajikan melalui Microsoft powerpoint.
aplikasi multimedia yang dapat digunakan untuk multimedia
presentasi di antaranya Microsoft powerpoint, adobe after effects,
open office impress.
2. Program Multimedia Interaktif
Program multimedia interaktif biasa disebut multimedia interaktif.
Termasuk dalam jenis ini adalah software pembelajaran interaktif,
software sebagai sarana simulasi, dan lain-lain. Aplikasi yang dapat
digunakan untuk multimedia interaktif di antaranya adalah
macromedia authorware, macromedia flash, macromedia director.
Multimedia interaktif merupakan suatu multimedia yang
dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna,
sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses
selanjutnya. Multimedia interaktif memberi kesempatan kepada siswa
untuk belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya memahami
materi pelajaran yang diberikan. Jika siswa belum mengerti suatu materi,
dia bisa mengulang mempelajari materi tersebut. D‟Aloisio menyatakan
36
Munir, …, Hal.233. 37
Bambang Warsita, …, Hal. 36.
28
bahwa multimedia interaktif merupakan “suatu pengintegrasian lebih dari
satu media, teks, grafik, suara, video dan animasi, di mana siswa dapat
mengendalikan penyampaian dari elemen-elemen media yang beragam”.38
Pendapat lain tentang multimedia interaktif di antaranya adalah
Bambang Warsita yang menyatakan bahwa multimedia interaktif adalah
“kombinasi dari berbagai media yang dikemas (diprogram) secara terpadu
dan interaktif untuk menyajikan pesan pembelajaran tertentu”.39
Maddux
dkk mendefinisikan multimedia interaktif sebagai “multimedia yang
memungkinkan pengguna dapat berinteraksi dan mengarahkan
tampilannya dengan sistem tombol dan link”.40
Multimedia interaktif sebagai salah satu teknologi komputer dapat
menyajikan materi pembelajaran dengan menarik. Perpaduan teks, gambar,
animasi, video, suara, dan grafik membuat siswa lebih tertarik mempelajari
materi tersebut. Dengan sajian yang menarik, dapat mempermudah siswa
memahami konsep yang abstrak menjadi lebih konkrit. Dienes
berpendapat bahwa setiap konsep matematika dapat dimengerti secara
sempurna hanya jika pertama-tama disajikan kepada siswa dalam bentuk-
bentuk konkrit.41
Mengutip dari Roblyer, David A Jacobsen dkk
menyatakan bahwa “teknologi bisa membantu guru untuk membantu siswa
mempelajari fakta, memahami abstraksi, dan mencapai tujuan-tujuan
dalam tingkatan taksonomi kognitif yang lebih tinggi”.42
Menurut teori kognitif, “representasi multimedia punya potensi
untuk menghasilkan pembelajaran dan pemahaman lebih mendalam
daripada presentasi yang disajikan hanya dalam satu format”.43
Yang
38
Sunaryo Sunarto, Pengembangan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Fisika
Listrik, Jurnal Edukasi @ Elektro: UNY, 2004. Hal. 59. 39
Bambang Warsita, …, Hal. 154. 40
Ari Sudono, Efektifitas Penggunaan Multimedia Interaktif dibandingkan Media
Konvensional dalam Pembelajaran Kimia Siswa Kelas X SMAN 1 Ranomeeto, Jurnal Informasi
Pendidikan: LPMP, 2008. Hal. 2. 41
Herman Hudojo, Strategi Mengajar Belajar Matematika, Malang: IKIP Malang, 1990.
Cet. Ke-2. h. 36. 42
David A Jacobsen, dkk, Methods For Teaching, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Hal. 108. 43
Richard E Mayer, ..., Hal.100.
29
dimaksud dengan satu format adalah format kata-kata atau gambar. Teori
kognitif di atas menyatakan dengan jelas bahwa multimedia dapat
menghasilkan pemahaman lebih mendalam kepada siswa, terlebih
multimedia interaktif di mana kontrol sepenuhnya berada di tangan siswa.
Dengan sifat interaktif, siswa dapat terlibat secara langsung dalam
mempelajari suatu konsep.
Multimedia interaktif yang merupakan perpaduan teks, gambar,
animasi, suara, dan video menuntut keterlibatan banyak indera dalam
proses belajar. Keterlibatan berbagai indera dalam proses belajar dapat
memudahkan siswa dalam hal memperoleh ilmu. Semakin banyak indera
yang terlibat maka semakin banyak ilmu yang diperoleh. Teori Koehnert
menyatakan bahwa “semakin banyak indra yang terlibat dalam proses
belajar, maka proses belajar tersebut akan menjadi lebih efektif”.44
Ketika
siswa berada pada situasi yang efektif untuk belajar dan menggunakan
banyak indera untuk menyerap berbagai informasi, maka dia akan lebih
mudah memahami apa yang sedang dia pelajari.
Multimedia interaktif sebagai media pembelajaran memiliki
beberapa kelebihan sebagai berikut:
a. Interaktif, yaitu sesuai dengan namanya, program ini dirancang untuk
digunakan oleh siswa secara mandiri. Saat siswa menggunakan
program ini, ia diajak untuk terlibat secara auditif, visual, dan kinetik
sehingga pesan yang disampaikan akan mudah dipahami oleh siswa.
b. Karena dirancang untuk pembelajaran mandiri, kebutuhan masing-
masing siswa terasa terpenuhi karena program ini melayani sesuai
dengan kemampuan dan kecepatan belajar siswa.
c. Meningkatkan motivasi belajar. Dengan terpenuhinya kebutuhan
belajar siswa, maka siswa pun akan termotivasi untuk terus belajar.
44
Indah Nugraheni, Pengembangan Multimedia Interaktif Pembelajaran Mata Kuliah
Akuntansi Dasar 1, Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan: HEPI, 2007. Hal. 6
30
d. Memberikan umpan balik, yaitu memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memberikan respons dan melakukan berbagai aktifitas
yang selanjutnya akan direspons balik oleh program ini.
e. Kontrol pemanfaatannya berada pada penggunanya.45
Selain kelebihan-kelebihan di atas, multimedia interaktif juga
memiliki kekurangan, di antaranya adalah pengembangan multimedia
interaktif memerlukan tim yang professional dan memakan waktu yang
cukup lama.
Langkah-langkah membuat aplikasi multimedia interaktif adalah:
1. Membuat konsep/struktur dari aplikasi tersebut.
Yang perlu diperhatikan dalam membuat konsep/struktur aplikasi ini
adalah:
a. Kriteria kemudahan navigasi.
b. Isi program harus sesuai dengan yang dibutuhkan siswa.
c. Media harus mengintegrasikan beberapa aspek dan keterampilan
lainnya yang harus dipelajari.
d. Menampilkan tampilan yang artistik.
e. Memberikan pembelajaran yang diinginkan siswa secara utuh
sehingga siswa merasa telah belajar sesuatu.
2. Memulai pembuatan program dengan menggunakan software yang
diperlukan. Software yang dapat digunakan untuk membuat aplikasi
multimedia interaktif di antaranya adalah macromedia flash,
macromedia authorware, atau macromedia director.
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa multimedia
interaktif merupakan gabungan beberapa media, di antaranya adalah teks,
animasi, suara, grafik, dan video dalam satu perangkat lunak (software)
yang memungkinkan penggunanya berinteraksi dan mengarahkan
tampilannya dengan sistem tombol. Dalam penelitian mengenai
45
Yudi Munadi, …, Hal. 152.
31
multimedia interaktif ini penulis menggunakan software aplikasi jadi yaitu
software pesona matematika yang dikeluarkan oleh PT. Pesona Edukasi.
6. Software Pesona Matematika
Software pesona matematika merupakan salah satu hasil
perkembangan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu guru
dalam proses pembelajaran. Software pembelajaran ini dikeluarkan oleh
PT. Pesona Edukasi yang sebelumnya bernama PT. Kuantum Inti
Dinamika. Kini siswa tidak perlu lagi merasa kesulitan mempelajari
matematika karena melalui software ini materi-materi matematika dapat
disajikan dengan mudah dan simpel. Materi-materi tersebut disajikan
dengan bantuan gambar, animasi, serta suara-suara yang menarik.
Sebelum menciptakan software pembelajaran matematika, PT.
Pesona Edukasi telah terlebih dahulu menciptakan software pembelajaran
fisika. PT. Pesona Edukasi mulai menerbitkan seri software fisika untuk
SMP dan SMA dengan nama pesona fisika pada tahun 2001 dan pesona
matematika pada tahun 2003. Software yang dibuat oleh PT. Pesona
Edukasi tersebut memiliki konten lebih dari 1.500 halaman animasi
interaktif dan simulasi interaktif berkualitas tinggi.
Software ini menyajikan dua bahasa, bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris. Versi bahasa Inggris yang dinamakan amazing mathematics
disajikan sebagai persiapan menuju mutu internasional. Program ini
tentunya mendukung kemajuan di bidang pendidikan.
Edisi bahasa Indonesia tersedia dalam 2 versi, yaitu versi lengkap
dan versi ringkas. Versi lengkap disediakan untuk membantu guru
mengajar di sekolah dalam memberikan pemahaman yang mendalam
mengenai suatu konsep dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Versi ini dapat digunakan di dalam kelas dengan bantuan LCD Projector
atau dalam laboratorium komputer di mana setiap siswa menggunakan satu
komputer karena versi ini dapat dioperasikan dalam jaringan. Versi
lengkap hanya diperjualbelikan dengan sekolah. Sedangkan versi ringkas
32
disediakan untuk orang tua atau siswa yang membutuhkan resume suatu
konsep. Versi ringkas ini dapat juga digunakan oleh guru untuk persiapan
mengajar. Versi ini tidak dapat dioperasikan dalam jaringan.
Berdasarkan definisi multimedia interaktif, software pesona
matematika yang dikembangkan oleh PT. Pesona Edukasi memenuhi
karakteristik multimedia interaktif, yaitu animasi yang menarik, simulasi
yang interaktif, ketepatan konten dan pengguna dapat memilih materi
sesuai yang diinginkan, serta mudah digunakan.
Berkaitan dengan tujuannya dalam meningkatkan mutu pengajaran
di Indonesia, PT. Pesona Edukasi mengembangkan software pesona
matematika sesuai dengan kurikulum. Software pesona matematika dan
fisika yang sudah dipakai oleh 1.200 sekolah di Indonesia dan dipakai di
22 negara tersebut menampilkan konsep-konsep yang divisualisasikan
dengan jelas serta latihan soal yang variatif. Yuwono, direktur PT. Pesona
Edukasi mengemukakan bahwa software pesona matematika dan fisika
dapat diterima oleh negara lain karena pada dasarnya prinsip pembelajaran
kedua bidang tersebut sama di mana saja.
Saat ini sudah banyak tersedia software-software pembelajaran
yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Menurut Bambang,
software-sofware yang telah beredar tersebut belum ada yang materinya
disesuaikan dengan kurikulum. Terlebih tidak ada jaminan apakah isi
materinya dapat dipertanggungjawabkan atau tidak. Sedangkan software
pesona matematika dan fisika ditangani oleh para ahlinya.
Software ini diciptakan untuk membantu guru dalam
menyampaikan materi matematika. Dalam prakteknya, software ini
dimanfaatkan dalam laboratorium komputer. Masing-masing siswa
memegang kendali sehingga siswa dapat berinteraksi langsung dengan
program ini dan guru berperan sebagai pengarah atau pembimbing.
Beberapa materi pelajaran yang disajikan oleh software ini mendukung
siswa untuk turut serta dalam pembentukan konsep matematika. Tampilan
animasi yang menarik dapat membuat siswa merasa senang mempelajari
33
konsep-konsep matematika. Ditambah lagi dengan adanya variasi soal
yang dapat memperdalam pemahaman mereka tentang konsep yang
mereka pelajari.
B. Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini di antaranya
adalah:
1. Mustofa Fahmi dalam skripsinya yang berjudul pengaruh penggunaan
multimedia terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa (penelitian
eksperimen di SMA Dua Mei Ciputat). Berdasarkan hasil penelitian
dengan taraf signifikan 5% diketahui bahwa kemampuan komunikasi
matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan multimedia lebih
tinggi dibandingkan kemampuan matematis siswa yang pembelajarannya
tanpa menggunakan multimedia.
2. Siti Mustasyrifah dalam skripsinya yang berjudul penerapan multimedia
berbasis Macromedia Flash untuk meningkatkan aktivitas belajar
matematika pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung. Kesimpulan
dari penelitian tersebut adalah bahwa penerapan multimedia berbasis
Macromedia Flash dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika pada
pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung.
3. Sarmadan Noor Daulay dengan skripsi yang berjudul pengaruh
pembelajaran matematika dengan multimedia macromedia flash terhadap
hasil belajar geometri ruang siswa. Kesimpulan dari penelitian tersebut
adalah bahwa hasil belajar geometri ruang kelompok siswa yang dalam
proses pembelajarannya menggunakan multimedia macromedia flash lebih
tinggi daripada hasil belajar geometri ruang kelompok siswa yang dalam
pembelajarannya tanpa menggunakan multimedia macromedia flash.
4. Dr. H. Nanang Priatna, M.Pd, Drs. Bambang Avip Priatna, M.Si, dan Yudi
Wibisono, ST dalam penelitian hibah bersaing tahun ke-1 tentang desain
dan pengembangan multimedia matematika interaktif untuk meningkatkan
kemampuan penalaran, komunikasi, dan pemecahan masalah matematika
34
siswa SMP. Pembelajaran matematika dengan menggunakan multimedia
interaktif dapat meningkatkan kemampuan penalaran, komunikasi, dan
pemecahan masalah matematika siswa.
C. Kerangka Berpikir
Salah satu tujuan penting dalam pembelajaran matematika adalah
siswa paham konsep/materi pembelajaran yang diberikan. Pemahaman
terhadap suatu konsep dapat mempermudah siswa untuk memahami konsep
yang akan dia pelajari selanjutnya. Hal ini disebabkan karena konsep dalam
matematika memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Dengan
memahami konsep, siswa akan mudah memahami matematika.
Pada kenyataannya, tujuan penting dalam pembelajaran matematika
tersebut belum sepenuhnya tercapai. Siswa belum sepenuhnya memahami
konsep-konsep yang dipelajari atau siswa salah dalam memahami konsep-
konsep tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep
siswa belum maksimal.
Kesalahan konsep yang dialami oleh siswa dapat disebabkan oleh
faktor guru atau siswa. Faktor guru, di antaranya adalah karena guru tidak
menguasai pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat digunakan untuk
menyampaikan materi. Selain itu, yang menyebabkan kesalahan konsep dalam
pembelajaran matematika adalah guru kurang menguasai inti materi yang
diberikan atau guru menggunakan media pembelajaran yang kurang variatif.
Sedangkan dari faktor siswa, di antaranya adalah karena siswa kurang
berminat terhadap pelajaran matematika sehingga siswa tidak memperhatikan
materi dan akhirnya tidak memahami konsep. Penyebab lainnya adalah karena
siswa hanya menghapal rumus atau konsep, bukan memahaminya. Akibatnya,
siswa tidak dapat menggunakan konsep tersebut dalam situasi yang berbeda.
Proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi, yaitu proses
penyampaian pesan dari sumber pesan ke penerima pesan melalui suatu
media. Pesan adalah isi materi pembelajaran. Pesan yang disampaikan oleh
sumber pesan (guru) akan ditafsirkan oleh penerima pesan (siswa).
35
Penafsiran pesan oleh siswa adakalanya benar, adakalanya tidak. Hal
itu disebabkan oleh beberapa faktor yang menjadi penghambat proses
komunikasi, di antaranya faktor psikologis (minat, sikap, pendapat, inteligensi,
hambatan fisik), kultural (perbedaan adat-istiadat, norma-norma sosial,
kepercayaan dan nilai-nilai panutan), dan lingkungan (situasi dan kondisi
keadaan sekitar). Kesalahan menafsirkan pesan dalam matematika bisa
merupakan kesalahan memahami konsep. Untuk mengatasi hal tersebut, guru
dapat menggunakan media pembelajaran yang dapat mengurangi verbalisme.
Seiring dengan berkembangnya Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK), banyak digunakan media pembelajaran yang berbasis komputer. Salah
satunya adalah multimedia interaktif yang dapat menyajikan konsep
matematika dengan tampilan yang menarik. Multimedia interaktif merupakan
gabungan antara teks, suara, animasi, video, dan grafik yang memungkinkan
penggunanya berinteraksi dan mengarahkan tampilannya sehingga membantu
siswa memahami konsep sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajarnya.
Penggabungan berbagai media ini melibatkan siswa secara auditif, visual, dan
kinetik sehingga konsep yang disampaikan akan mudah dipahami oleh siswa.
Dengan demikian, penggunaan multimedia interaktif sebagai media dalam
proses pembelajaran diduga dapat meningkatkan pemahaman konsep
matematika siswa.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut: kemampuan pemahaman konsep
matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan multimedia interaktif
lebih tinggi dibandingkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa
yang pembelajarannya secara konvensional.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Daar El-Qolam, pada siswa kelas
VIII semester ganjil tahun ajaran 2010/2011, tepatnya dari tanggal 5 Oktober
sampai 4 November 2010 dengan materi Fungsi.
B. Variabel dan Desain Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah metode
pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif.
2. Variabel terikat
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah pemahaman
konsep matematika.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi-
eksperimen, yaitu penelitian yang tidak sepenuhnya mengontrol variabel yang
akan diteliti.
Adapun desain penelitian yang digunakan jenis Two Group
Randomized Subject Postest only dengan rincian sebagai berikut:1
Tabel 1
Rancangan Penelitian
Kelompok Perlakuan Tes
Eksperimen (R) XE T
Kontrol (R) XK T
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010. Cet.Ke-9. Hal. 85.
37
Keterangan:
XE = Perlakuan dengan memberikan multimedia interaktif dalam
pembelajaran
XK = Perlakuan dengan tidak memberikan multimedia interaktif dalam
pembelajaran
T = Tes yang diberikan pada kedua kelompok
R = Pengambilan sampel secara random
C. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan seluruh subjek dalam penelitian. Populasi target
adalah siswa SMP Daar El-Qolam, sedangkan populasi terjangkau yaitu
seluruh siswa kelas VIII SMP Daar El-Qolam yang berjumlah 6 kelas. Sampel
yang akan diteliti ditentukan dengan cara sampling klaster, diambil dua kelas
dari kelas VIII, satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu untuk kelas
kontrol. Dalam penelitian ini, yang terpilih sebagai kelompok eksperimen
adalah kelas VIII-A dan yang terpilih sebagai kelas kontrol adalah kelas
VIII-B.
D. Instrumen Penelitian dan Tehnik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, maka
peneliti menggunakan instrumen berupa tes. Tes adalah serentetan pertanyaan
atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu
atau kelompok.
Tes yang dimaksud dalam penelitian ini berupa tes uraian yang terdiri
dari 13 butir soal yang bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan
pemahaman matematika siswa pada pokok bahasan Fungsi, dengan kisi-kisi
sebagai berikut:
38
5, 10
3, 11
Tabel 2
Kisi-kisi Instrumen
No Dimensi Indikator No Item
Soal
1 Translation
Menyatakan suatu relasi
dengan diagram panah,
diagram Cartesius, dan
himpunan pasangan berurutan.
Menyatakan suatu fungsi
dengan diagram panah,
diagram Cartesius, dan
himpunan pasangan berurutan..
Menggambar grafik fungsi.
1a
4a
2 Interpretation
Membedakan fungsi dan bukan
fungsi
3 Extrapolation
Menggunakan konsep
menghitung nilai fungsi untuk
memecahkan masalah.
Menentukan banyaknya fungsi.
Menentukan bentuk notasi dan
rumus fungsi.
Menentukan bentuk fungsi.
6, 8
Tes tersebut diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Sebelum instrumen digunakan, instrumen tersebut harus terlebih dahulu
memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.
2, 7
9
1b, 4b
39
E. Analisis Instrumen
1. Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan
instrumen. Validitas instrumen yang digunakan adalah validitas isi
(content validity), yaitu kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi
yang seharusnya. Artinya, tes tersebut mampu mengungkapkan isi suatu
konsep / variabel yang hendak diukur.
Pengujian validitas dilakukan menggunakan rumus Produk Momen
Pearson.2
Keterangan:
xyr : koefisien korelasi yang menyatakan validitas
n : banyaknya siswa
x : skor item
y : skor total
xy : hasil perkalian skor item dan skor total
x2 :
hasil kuadrat dari skor item
y2 :
hasil kuadrat dari skor total
(∑X)2 : hasil kuadrat dari total jumlah skor item
(∑Y)2 : hasil kuadrat dari total jumlah skor total
Setelah diperoleh harga xyr , dilakukan pengujian validitas dengan
membandingkan harga xyr dan tabelr . Harga tabelr dapat diperoleh
dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasannya menggunakan
rumus df = n – 2 pada taraf signifikansi 5%.
2 Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia, 2005. Hal. 130.
2222
YYnXXn
YXXYnrxy
40
Kriteria Pengujiannya:
Jika tabelxy rr , maka soal tersebut valid
Jika tabelxy rr , maka soal tersebut tidak valid.
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrumen, dari 13 soal
yang diujikan, diperoleh sebanyak 12 butir soal yang valid dan 1 butir soal
yang tidak valid, yaitu nomor 4b (lampiran 8).
2. Reliabilitas Instrumen
Suatu alat ukur memiliki reliabilitas yang baik bila alat ukur itu
memiliki konsistensi yang handal. Untuk menentukan reliabilitas soal
uraian, penulis menggunakan rumus Alpha3:
dengan
Keterangan:
11r = reliabilitas yang dicari
n = banyaknya butir pernyataan yang valid
2
i = jumlah varians skor tiap-tiap item
2
t = varians total
3 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005.
Cet.Ke-5, Hal.109.
2
2
11 11 t
i
n
nr
n
n
XX
2
2
2
41
Tabel 3
Indeks reliabilitas diklasifikasikan sebagai berikut:4
11r Keterangan
< 0,20 Reliabilitas sangat rendah
0,20 – 0,40 Reliabilitas rendah
0,40 – 0,70 Reliabilitas sedang
0,70 – 0,90 Reliabilitas tinggi
0,90 – 1,00 Reliabilitas sangat tinggi
Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen, diperoleh
hitungr sebesar 0,81 (lampiran 9). Dengan nilai reliabilitas demikian, maka
instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi dan memenuhi
persyaratan instrumen yang baik.
3. Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran
Pengujian daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui
kemampuan soal dalam membedakan siswa yang pandai dengan siswa
yang kurang pandai.
Pengujian daya pembeda soal menggunakan rumus5:
Keterangan:
J = jumlah peserta tes
AJ = banyaknya peserta pada kelompok atas
BJ = banyaknya peserta pada kelompok bawah
4 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi Pressindo,
2009. Cet.Ke-3Hal. 181. 5 Subana, …, Hal. 134.
BA
B
B
A
A PPJ
B
J
BD
42
AB = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
dengan benar
AP = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
BP = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut:
D < 0 : sangat jelek
D = 0,00 – 0,19 : jelek
D = 0.20 – 0,39 : cukup
D = 0,40 – 0,69 : baik
D = 0,70 – 1,00 : baik sekali
Berdasarkan hasil perhitungan uji daya pembeda, diperoleh 3 butir
soal termasuk dalam kategori jelek, 9 butir soal termasuk dalam kategori
cukup, dan 1 soal termasuk dalam kategori baik (lampiran 10).
Pengujian taraf kesukaran soal ditujukan untuk mengetahui apakah
soal termasuk ke dalam kategori sukar, sedang, atau mudah. Soal yang
baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut
indeks kesukaran (difficulty index).
Untuk mengukur taraf kesukaran soal digunakan rumus6:
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes.
6 Subana, …, Hal. 133.
P = JS
B
43
Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut:
IK = 0,00 : (soal terlalu sukar)
0,00 < IK ≤ 0,30 : (soal sukar)
0,30 < IK ≤ 0,70 : (soal sedang)
0,70 < IK ≤ 1,00 : (soal mudah)
IK > 1,00 : (soal terlalu mudah)
Berdasarkan hasil perhitungan uji taraf kesukaran, diperoleh 4 butir
soal termasuk dalam kategori mudah, 7 butir soal termasuk dalam kategori
sedang, dan 2 butir soal termasuk dalam kategori sukar (lampiran 11).
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas, daya pembeda, dan
taraf kesukaran dari tiap butir soal, dapat dibuat rekapitulasi analisis butir
soal sebagai berikut:
Tabel 4
Rekapitulasi Analisis Butir Soal
No.Soal Validitas Taraf Kesukaran Daya Pembeda Keterangan
1a Valid Mudah Cukup Digunakan
1b Valid Sedang Cukup Digunakan
2 Valid Sedang Cukup Tidak digunakan
3 Valid Mudah Cukup Tidak digunakan
4a Valid Mudah Cukup Digunakan
4b Tidak
Valid Sedang Jelek Tidak digunakan
5 Valid Sedang Jelek Tidak digunakan
6 Valid Mudah Cukup Tidak digunakan
7 Valid Sedang Cukup Digunakan
8 Valid Sedang Cukup Digunakan
9 Valid Sukar Jelek Digunakan
44
10 Valid Sukar Cukup Digunakan
11 Valid Sedang Baik Digunakan
Dari 13 butir soal yang telah diuji cobakan, diperoleh 10 butir soal
yang valid. Namun, peneliti hanya menggunakan 8 butir soal sebagai
instrumen. Hal ini didasarkan atas beberapa pertimbangan sebagai berikut:
pertama, proporsi tingkat kesukaran soal yang digunakan peneliti adalah
mudah 25%, sedang 50%, dan sulit 25%. Kedua, proporsi soal untuk
keterwakilan masing-masing indikator, butir soal nomor 2 tidak digunakan
karena untuk indikator menggambar grafik fungsi sudah diwakilkan oleh
butir nomor 7. Untuk indikator menggunakan konsep menghitung nilai
fungsi untuk memecahkan masalah diwakilkan dengan butir soal nomor 8
sehingga butir nomor 6 tidak digunakan. Butir soal nomor 3 tidak
digunakan karena untuk indikator menentukan bentuk fungsi sudah
diwakilkan oleh soal nomor 11. Sedangkan soal nomor 4 yang memiliki
daya pembeda yang berkategori jelek tetap digunakan karena tidak ada
butir soal lain yang mewakili indikator menentukan banyaknya fungsi,
hanya saja kalimat pada butir soal nomor 9 mengalami sedikit perbaikan
agar menjadi lebih jelas.
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat
Persyaratan atau asumsi yang harus dipenuhi untuk melakukan uji
perbedaan dua rata-rata adalah normalitas dan homogenitas varians. Uji
normalitas digunakan rumus Chi-Kuadrat dan uji homogenitas digunakan
rumus uji Fisher.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data pada
dua kelompok sampel yang diteliti berasal dari populasi yang
45
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah
uji Chi-kuadrat,7 dengan hipotesis sebagai berikut:
Ho : data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
Ha : data sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
Rumus Chi-kuadrat:
Keterangan:
2 : nilai statistik Chi-kuadrat
iO : nilai frekuensi observasi ke-i
iE : nilai frekuensi yang diharapkan ke-i
Untuk menghitung nilai chi-kuadrat, terlebih dahulu data nilai
dirubah ke dalam tabel distribusi frekuensi agar lebih sederhana. Untuk
tiap-tiap kelas interval ditentukan peluangnya yaitu dengan cara
menghitung peluang antara nilai tepi bawah dan tepi atas untuk setiap
kelas interval. Nilai iE diperoleh dengan cara mengalikan peluang tiap
kelas interval dengan jumlah data, dan nilai iO diperoleh dari frekuensi
empiris dari tabel distribusi frekuensi tersebut. Kemudian menghitung
nilai 2 .
Setelah diperoleh harga 2 , dilakukan pengujian normalitas
dengan membandingkan harga 2 dan 2
tabel . Harga 2
tabel dapat
diperoleh dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasannya
atau degrees of freedom menggunakan rumus df = k – 3 pada taraf
signifikansi 5%. k menyatakan banyaknya kelas interval.
7 Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 2005. Hal. 273.
i
ii
E
EO2
2
46
Kriteria Pengujiannya:
Terima Ho, apabila 22
tabel
Tolak Ho apabila 22
tabel
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara
dua varians populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji
Fisher8, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Hipotesis
Ho : 2
1 = 2
2
Ha : 2
12
2
2) Cari nilai simpangan baku dari masing-masing kelompok.
3) Tentukan Fhitung dengan rumus
2
2
k
b
S
SF
di mana
1
22
2
nn
xxnS
ii
Keterangan:
2
bS varians terbesar dari kedua populasi
2
kS varians terkecil dari kedua populasi
4) Kriteria pangujiannya adalah sebagai berikut:
Terima Ho, apabila 1,1;2/ 21 nnhitung FF
Tolak Ho, apabila 1,1;2/ 21 nnhitung FF
8 Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 2005. Hal. 250.
47
2. Uji Hipotesis
a. Uji-t
Setelah dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas, apabila data
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan varians populasi
homogen, maka dapat digunakan uji t.9
Rumus uji t yang digunakan yaitu:
21
21
11
nnS
XXt
gab
hitung
dengan 1
1
1n
XX
,
2
2
2n
XX
dan
2
11
21
2
22
2
11
nn
SnSnS gab
Keterangan:
thitung : harga t hitung
1X : nilai rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
2X : nilai rata-rata hasil belajar kelompok kontrol
n1 : jumlah sampel kelompok eksperimen
n2 : jumlah sampel kelompok kontrol
2
1S : varians kelompok eksperimen
2
2S : varians kelompok kontrol
Setelah diperoleh harga hitungt , dilakukan pengujian
kebenaran kedua hipotesis dengan membandingkan harga hitungt dan
tabelt . Harga tabelt dapat diperoleh dengan terlebih dahulu menetapkan
derajat kebebasannya menggunakan rumus 221 nndf pada
taraf signifikansi 5% atau taraf kepercayaan 95%.
9 Sudjana, ..., Hal. 239.
48
Adapun kriteria pengujian untuk uji t ini adalah:
Terima Ho, apabila tabelhitung tt
Tolak Ho, apabila tabelhitung tt
b. Hipotesis Statistik
21: oH
21: aH
Keterangan:
1 : nilai rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika siswa
kelas eksperimen
2 : nilai rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika siswa
kelas kontrol
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Perlakuan pembelajaran dalam penelitian ini diberikan selama delapan
kali pertemuan di SMP Daar El-Qolam. Materi matematika yang diajarkan
pada penelitian ini adalah materi Fungsi. Pada proses pembelajaran, kedua
kelompok memperoleh perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen yaitu kelas
VIIIA dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang memperoleh pembelajaran
menggunakan multimedia interaktif, sedangkan kelas kontrol yaitu kelas
VIIIB dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang menggunakan pembelajaran
konvensional. Pada akhir pembelajaran kedua kelompok diberikan posttes
yang digunakan untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep
matematika kedua kelompok. Sebelum tes diberikan, tes tersebut diuji
cobakan terlebih dahulu kepada kelas VIIIF tahun ajaran 2010-2011 yang
telah lebih dahulu memperoleh materi fungsi. Hasilnya seperti yang telah
dijelaskan pada bab 3. Berikut ini akan disajikan data hasil penelitian.
1. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas
Eksperimen.
Dari data hasil tes akhir kemampuan pemahaman konsep
matematika siswa kelas eksperimen dengan jumlah sampel 32 diperoleh
rentangan nilai dari 40 sampai dengan nilai 95, rata-rata ( x ) 64,81, median
(Me) 63,50, modus (Mo) 62,83, varians (s2) 209,58, simpangan baku (s)
14,48, kemiringan (sk) 0,09, karena nilai sk > 0, maka kurva memiliki ekor
memanjang ke kanan dan dikatakan kurva menceng kanan, artinya
sebagian besar siswa masih memperoleh nilai di bawah rata-rata (lihat
lampiran 12).
Berdasarkan hasil tes kemampuan pemahaman konsep matematika
pada kelas eksperimen, diperoleh nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 95.
50
Untuk lebih jelasnya, deskripsi data hasil tes kemampuan pemahaman
konsep matematika siswa kelas eksperimen disajikan dalam tabel distribusi
frekuensi berikut ini:
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematika Siswa Kelas Eksperimen
No Interval
Kelas
Frekuensi
Absolut Kumulatif Relatif
Kumulatif (%)
1 40 – 49 5 5 15,63
2 50 – 59 7 12 37,50
3 60 – 69 10 22 68,75
4 70 – 79 4 26 81,25
5 80 – 89 4 30 93,75
6 90 – 99 2 32 100
Pada distribusi data di atas, terlihat bahwa siswa yang memperoleh
nilai di bawah 69,5 adalah sebanyak 68,75%, artinya lebih dari 37,50%
dari jumlah siswa memperoleh nilai di bawah rata-rata (64,81). Siswa yang
memperoleh nilai kurang dari 59,5 adalah sebanyak 37,50%. Karena KKM
yang ditetapkan adalah sebesar 55, yaitu berada dalam interval 50-59,
artinya kurang dari 37,50% dari jumlah siswa memperoleh nilai di bawah
KKM.
Secara visual penyebaran data hasil kemampuan pemahaman
konsep matematika siswa di kelas eksperimen dengan menggunakan
multimedia interaktif dapat dilihat pada ogive dibawah ini:
51
Gambar 1
Ogive Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Kelas Eksperimen
Dari ogive di atas, terlihat bahwa jumlah siswa yang memperoleh
nilai di bawah rata-rata (64,81) diperkirakan sebanyak 18 orang atau
56,25%, dengan kata lain siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata
lebih banyak daripada siswa yang memperoleh nilai di atas rata-rata. Dapat
dilihat juga jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM (55)
yaitu diperkirakan sebanyak 9 orang atau 28,13%, dengan kata lain
sebagian besar siswa memperoleh nilai di atas KKM.
2. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas Kontrol.
Dari data hasil tes akhir kemampuan pemahaman konsep
matematika siswa kelas kontrol dengan jumlah sampel 32 diperoleh
rentangan nilai dari 20 sampai dengan nilai 77, rata-rata ( x ) 47,31, median
(Me) 46,17, modus (Mo) 44,50, varians (s2) 220,87, simpangan baku (s)
14,86, kemiringan (sk) 0,08, karena nilai sk > 0, maka kurva memiliki ekor
● 39,5 49,5 59,5 69,5 79,5 89,5 99,5
10
15
Nilai
5
25
20
30
35
●
●
●
●
●
●
52
memanjang ke kanan dan dikatakan kurva menceng kanan, artinya
sebagian besar siswa masih memperoleh nilai di bawah rata-rata (lihat
lampiran 13).
Berdasarkan hasil tes kemampuan pemahaman konsep matematika
pada kelas kontrol, diperoleh data yang disajikan dalam distribusi
frekuensi berikut ini:
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematika Siswa Kelas Kontrol
No Interval
Kelas
Frekuensi
Absolut Kumulatif Relatif
Kumulatif (%)
1 20 - 29 4 4 12,50
2 30 - 39 6 10 31,25
3 40 - 49 9 19 59,38
4 50 - 59 6 25 78,13
5 60 - 69 4 29 90,63
6 70 - 79 3 32 100
Pada distribusi data di atas, terlihat bahwa siswa yang memperoleh
nilai di bawah 49,5 adalah sebanyak 59,38%, artinya lebih dari 31,25%
dari jumlah siswa memperoleh nilai di bawah rata-rata (47,31). Siswa yang
memperoleh nilai kurang dari 59,5 adalah sebanyak 78,13%. Karena nilai
KKM yang ditetapkan adalah sebesar 55, yaitu berada dalam interval 50-
59, artinya lebih dari 50% jumlah siswa masih memperoleh nilai di bawah
KKM.
53
Secara visual penyebaran data hasil kemampuan pemahaman
konsep matematika siswa di kelas kontrol dengan menggunakan
pembelajaran konvensional dapat dilihat pada ogive dibawah ini:
Gambar 2
Ogive Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Kelas Kontrol
Dari ogive di atas, terlihat bahwa jumlah siswa yang memperoleh
nilai di bawah rata-rata (47,31) diperkirakan sebanyak 17 orang atau
53,13%, dengan kata lain siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata
lebih banyak daripada siswa yang memperoleh nilai di atas rata-rata. Dapat
dilihat juga jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM (55)
yaitu diperkirakan sebanyak 22 orang atau 68,75%, dengan kata lain
sebagian besar siswa masih memperoleh nilai di bawah KKM.
Untuk memperjelas uraian di atas, berikut ini disajikan tabel
statistik deskriptif hasil penelitian.
● 19,5 29,5 39,5 49,5 59,5 69,5 79,5
10
15
Nilai
5
25
20
30
35
●
●
●
●
●
●
54
Tabel 7
Statistik Deskriptif Hasil Penelitian
Statistika Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Maksimum (Xmax) 95 77
Minimum (Xmin) 40 20
Mean( X ) 64,81 47,31
Median(Me) 63,50 46,17
Modus(Mo) 62,83 44,50
Varians(S2) 209,58 220,87
Simpangan baku(S) 14,48 14,86
Tingkat kemiringan 0,09 0,08
Dari deskripsi di atas, dapat terlihat dengan jelas perbedaan tentang
skor tes pemahaman konsep matematika siswa. Nilai terendah dan nilai
tertinggi pada kelas kontrol lebih rendah dibandingkan kelas eksperimen.
Kemiringan kurva pada kedua kelompok bernilai lebih dari 0, maka kurva
memiliki ekor memanjang ke kanan dan dikatakan kurva menceng kanan,
yang artinya Mo < Me < X , sehingga disimpulkan bahwa sebagian besar
siswa masih memperoleh nilai di bawah rata-rata. Akan tetapi, nilai rata-
rata yang diperoleh pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-
rata yang diperoleh pada kelas kontrol. Dilihat dari nilai modus yang
diperoleh, nilai modus pada kelas eksperimen lebih tinggi dari nilai KKM
yang ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 55, artinya sebagian besar
siswa memperoleh nilai di atas KKM. Pada kelas kontrol, nilai modus
kurang dari nilai KKM, artinya sebagian besar siswa belum mencapai
standar KKM yang ditetapkan. Kemudian simpangan baku pada kelas
eksperimen lebih kecil daripada simpangan baku pada kelas kontrol, ini
55
menunjukkan bahwa nilai siswa pada kelas eksperimen lebih homogen
sedangkan nilai siswa pada kelas kontrol lebih heterogen.
B. Hasil Pengujian Persyaratan Analisis
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji hipotesis
dengan uji-t. Untuk dapat melakukannya perlu dipenuhi asumsi-asumsi atau
persyaratan untuk analisis tersebut. Pengujian persyaratan analisis dilakukan
sebelum data dianalisis lebih lanjut. Persyaratan analisis yang dimaksud
adalah normalitas data dan homogenitas varians. Pengujian kedua asumsi
adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data pada dua
kelompok sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Chi-kuadrat.
Dari hasil pengujian untuk kelas eksperimen, diperoleh 2
hitung =
3,45 (lihat lampiran 14) dan dari tabel nilai kritis uji chi kuadrat diperoleh
nilai 2 tabel dengan derajat kebebasan = 3 pada taraf signifikan 05,0
adalah 7,82. Karena 2 hitung < 2 tabel (3,45 < 7,82) maka Ho diterima,
artinya data yang terdapat pada kelas eksperimen berasal dari populasi
yang berdistribusi normal.
Sedangkan untuk kelas kontrol, diperoleh 2 hitung = 2,01 (lihat
lampiran 15) dan dari tabel nilai kritis uji chi kuadrat diperoleh nilai
2 tabel dengan derajat kebebasan = 3 pada taraf signifikan 05,0
adalah 7,82. Karena 2 hitung < 2 tabel (4,47 < 7,82) maka H0 diterima,
artinya data yang terdapat pada kelas kontrol berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Dengan demikian asumsi normalitas dipenuhi.
Untuk lebih jelasnya hasil dari uji normalitas antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:
56
Tabel 8
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Normalitas
Kelas Jumlah
Sampel 2 hitung
2 tabel
05,0
Kesimpulan
Eksperimen 32 3,45 7,82 Data Sampel Berasal
Dari Populasi
Berdistribusi Normal Kontrol 32 2,01 7,82
Karena 2 hitung pada kedua kelas kurang dari 2 tabel maka dapat
disimpulkan bahwa populasi kedua kelompok di mana sampel diambil
berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua
varians populasi. Dalam pengujian homogenitas, data yang diperlukan
adalah varians atau sebaran data dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher. Dari hasil perhitungan
diperoleh nilai F hitung = 1,05 (lihat lampiran 16) dan F tabel = 2,05 pada
taraf signifikansi 05,0 dengan derajat kebebasan pembilang 31 dan
derajat kebebasan penyebut 31. Untuk lebih jelasnya hasil dari uji
homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 9
Hasil Uji Homogenitas
Kelompok Jumlah
Sampel
Varians
(s2)
F
Kesimpulan
Hitung Tabel
05,0
Eksperimen 32 209,58 1,05 2,05 Terima Ho
Kontrol 32 220,87
57
Karena Fhitung kurang dari Ftabel (1,05 < 2,05) maka Ho diterima,
artinya kedua varians populasi homogen. Dengan demikian asumsi
homogenitas varians dipenuhi.
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
1. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas di atas, diperoleh
bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan
kedua varians populasi homogen, maka selanjutnya data dianalisis dengan
melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dalam pembelajaran menggunakan
multimedia interaktif terhadap pemahaman konsep matematika siswa.
Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis menggunakan uji t. Hipotesis
statistiknya adalah 21: oH dan 21: aH . Dari hasil perhitungan
uji t (lihat lampiran 17), diperoleh nilai thitung sebesar 4,77. Untuk nilai ttabel
diperoleh dari tabel t dengan derajat kebebasan 62 dan taraf signifikansi
= 0,05, yaitu sebesar 2,00. Dengan membandingkan nilai thitung dan
ttabel diperoleh thitung > t tabel, ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa yang pembelajarannya dengan
menggunakan multimedia interaktif lebih tinggi daripada rata-rata
kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang pembelajarannya
secara konvensional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini. Kesimpulan ini didasarkan pada resiko kekeliruan 5%.
Tabel 10
Hasil Perhitungan Uji Hipotesis
Kelompok Sampel Mean thitung ttabel Kesimpulan
Eksperimen 32 64,81 4,77 2,00 Tolak Ho
Kontrol 32 47,31
58
2. Pembahasan Hasil Penelitian
Secara empiris, terlihat bahwa nilai rata-rata hasil tes akhir pada
kelas eksperimen yaitu 64,81 lebih tinggi daripada nilai rata-rata pada
kelas kontrol yaitu 47,31. Dilihat dari nilai modus, sebagian besar siswa
pada kelas eksperimen memperoleh nilai di atas KKM yaitu sebesar 55
karena nilai modus > KKM, sedangkan pada kelas kontrol nilai modus <
KKM, maka dapat disimpulkan sebagian besar siswa pada kelas kontrol
masih belum mencapai standar KKM.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan uji t pada taraf
signifikansi 05,0 dan derajat kebebasan (dk) = 62, diperoleh nilai
hitungt sebesar 4,77. Sedangkan dari hasil perhitungan diperoleh nilai tabelt
sebesar 2,00. Dari hasil pengujian tersebut diperoleh bahwa rata-rata
kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen lebih
tinggi daripada rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika
siswa kelas kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
penggunaan multimedia interaktif terhadap pemahaman konsep
matematika siswa.
Pengaruh tersebut diakibatkan karena perlakuan yang berbeda yang
diberikan kepada kedua kelas. Pembelajaran menggunakan multimedia
interaktif memberikan suasana belajar yang baru kepada siswa karena
proses pembelajaran dilakukan di laboratorium komputer. Masing-masing
siswa menggunakan satu komputer. Dalam pelaksaannya, siswa
memperoleh materi pelajaran yang disajikan dalam bentuk yang berbeda
dari biasanya. Siswa memperoleh materi pelajaran dalam bentuk
multimedia. Multimedia yang merupakan gabungan antara berbagai media
di antaranya adalah teks, gambar, suara, animasi, grafik dan video
menyajikan materi pelajaran dengan sajian yang menarik. Sajian yang
menarik tersebut dapat membantu siswa memperdalam pemahamannya
terhadap suatu materi. Terlebih lagi dengan sifatnya yang interaktif
membantu siswa mempelajari materi sesuai dengan kemampuan dan
kecepatannya dalam memahami suatu konsep. Ketika siswa belum paham
59
akan suatu konsep, maka dia bisa mengulang mempelajari konsep tersebut,
karena tombol pengendali sepenuhnya berada di tangan masing-masing
siswa. Akibat perpaduan antara berbagai media serta sifat interaktif, maka
siswa terlibat secara auditif, visual, dan kinetik sehingga materi yang
disampaikan akan mudah dipahami oleh siswa.
Pada pembelajaran menggunakan multimedia interaktif siswa lebih
aktif untuk bertanya, misalnya setelah menyaksikan beberapa ilustrasi
yang ditampilkan dalam bentuk animasi siswa cenderung bertanya tentang
konsep dari materi yang sedang mereka pelajari, yang mana konsep
tersebut sebenarnya akan mereka temukan jawabannya setelah ilustrasi
terakhir. Ketika siswa memiliki pertanyaan tentang suatu konsep kemudian
mereka memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut dengan memperoleh
sendiri dari software pembelajaran, maka konsep tersebut akan lebih
melekat dalam memori mereka. Hal ini terlihat pada saat siswa
mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru, mereka mampu
mengerjakannya.
Hasil penelitian yang dilakukan sejalan dengan hasil penelitian
Mustofa Fahmi, bahwa pembelajaran menggunakan multimedia dapat
memberikan kontribusi terhadap hasil pembelajaran, yaitu kemampuan
komunikasi dan pemahaman konsep matematika.
Berbeda dengan kelas kontrol yang pembelajarannya secara
konvensional. Siswa hanya memperoleh penjelasan materi dari guru
karena pada pembelajaran konvensional ini guru lebih mendominasi
pembelajaran, sedangkan siswa lebih banyak diam, hanya memperhatikan
penjelasan dari guru, dan kurang antusias untuk bertanya. Pada
pembelajaran ini siswa cenderung sebagai pendengar, tidak ada variasi
dalam penyampaian materi sehingga siswa kurang memahami konsep yang
diberikan. Ketika siswa diberi latihan soal, siswa kurang mampu
mengerjakannya sehingga guru mengulang kembali menjelaskan konsep
yang berkaitan dengan latihan soal tersebut.
60
D. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari penelitian yang telah dilakukan belum sempurna
karena masih memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:
1. Penulis hanya melakukan penelitian pada pokok bahasan Fungsi, sehingga
belum dapat digeneralisasikan ke pokok bahasan lainnya.
2. Alokasi waktu yang kurang sehingga diperlukan persiapan ruangan dan
peralatan laboratorium yang baik sebelum pembelajaran dimulai.
3. Karena pada software pesona matematika terdapat banyak materi selain
materi fungsi, sebagian siswa cenderung ingin mengetahui materi lain
tersebut.
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan diperoleh bahwa kemampuan pemahaman
konsep matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan multimedia
interaktif sudah tergolong baik karena sebagian besar siswa memperoleh nilai
di atas KKM, sedangkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa
yang pembelajarannya secara konvensional masih tergolong rendah karena
sebagian besar siswa masih belum mencapai standar KKM.
Secara signifikan dari hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa
kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang pembelajarannya
menggunakan multimedia interaktif lebih tinggi daripada kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa yang pembelajarannya secara
konvensional. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan
multimedia interaktif dalam pembelajaran memberikan pengaruh terhadap
pemahaman konsep matematika siswa.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti dapat
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi sekolah dan pihak guru pada khususnya, hendaknya menggunakan
multimedia interaktif sebagai alternatif dalam proses pembelajaran
khususnya dalam meningkatkan pemahaman konsep matematika.
2. Penelitian ini hanya ditunjukkan pada mata pelajaran matematika pada sub
pokok bahasan fungsi, oleh karena itu sebaiknya penelitian juga dilakukan
pada pokok bahasan matematika lainnya.
3. Sebaiknya proses pembelajaran yang menggunakan multimedia interaktif
lebih sering diterapkan, sehingga aktivitas siswa meningkat karena siswa
memperoleh suasana belajar yang lain dari biasanya dan berinteraksi
langsung dengan software pembelajaran.
62
4. Pengontrolan variabel dalam penelitian ini yang diukur hanya pada aspek
pemahaman konsep matematika, sedangkan aspek lain tidak dikontrol. Bagi
peneliti selanjutnya hendaknya melihat pengaruh penggunaan multimedia
interaktif terhadap aspek matematika lainnya.
63
DAFTAR PUSTAKA
Anderson Lorin W. dan David R. Krathwohl, A Taxonomy For Learning,
Teaching, and Assessing: A Revision Of Bloom’s Taxonomy Of
Educational Objectives, Addison Wesley Longman, 2001
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2005. Cet. Ke-5
Elisabeth, Stevani, Anggaran Minim, Mutu Pendidikan Rendah, dari
http://www.opensubscriber.com/message/dpr-
[email protected]/8237359.html, (16 Agustus 2010)
Fahmi, Mustofa, Pengaruh Penggunaan Multimedia Terhadap Kemampuan
Komunikasi Matematis Siswa, Skripsi UIN Jakarta: Tidak Diterbatkan,
2009
Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
Bandung: PT.Citra Aditya Bakti, 1990
Hernawan, Asep Herry dkk, Media Pembelajaran Sekolah Dasar, Bandung: UPI
Press, 2007.
Hudojo, Herman, Strategi Mengajar Belajar Matematika, Malang: IKIP
Malang,1990. Cet. Ke-2
http://www.pesonaedu.com
Jacobsen, David A, dkk, Methods For Teaching, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2009
Jihad, Asep dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi
Pressindo, 2009. Cet. Ke-3.
Jihad, Asep, Pengembangan Kurikulum Matematika, Yogyakarta:Multi Pressindo,
2008
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002. Cet. Ke-2.
Kurniawati, Lia, Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecahan Masalah untuk
Meningkatkan kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematika
Siswa SMP, Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, CEMED,
2006.
Mayer, Richard E, Multimedia Learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009
64
Mulyati, Psikologi Belajar, Yogyakarta: Andi Offset, 2005
Mulyawati, Liya, Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa
Dengan Menggunakan Media Interaktif, Skripsi UIN Jakarta: Tidak
Diterbatkan, 2008
Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung:
Alfabeta, 2010. Cet. Ke-2
Nugraheni, Indah, Pengembangan Multimedia Interaktif Pembelajaran Mata
Kuliah Akuntansi Dasar 1, Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan:
HEPI, 2007.
Sadiman, Arief S dkk, Media Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo, 1986
Satriawati, Gusni , Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended Untuk
Meningkatkan Pemahaman dan Kemampuan Komunikasi Matematik
Siswa SMP, Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, Jakarta:
CEMED, 2006.
Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung:CV Pustaka Setia, 2005
Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 2005.
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009. Cet. Ke-14
Sudono, Ari, Efektifitas Penggunaan Multimedia Interaktif dibandingkan Media
Konvensional dalam Pembelajaran Kimia Siswa Kelas X SMAN 1
Ranomeeto, Jurnal Informasi Pendidikan: LPMP, 2008
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010. Cet. Ke-9.
Suherman, Erman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, JICA:
Universitas Pendidikan Indonesia
Sunarto, Sunaryo, Pengembangan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran
Fisika Listrik, Jurnal Edukasi @ Elektro: UNY, 2004
Suprijono, Agus, Contextual Learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Sutikno, Sobry, Belajar dan Pembelajaran Upaya Kreatif dalam Mewujudkan
Pembelajaran yang Berhasil, Bandung:Prospect, 2009. Cet. Ke-5
65
Suwangsih, Erna dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, Bandung: UPI
PRESS, 2006
Warsita, Bambang, Teknologi Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2008
LAMPIRAN-LAMPIRAN
66
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMP Daar El-Qolam
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII-A/ Ganjil
Tahun Ajar : 2010 - 2011
Alokasi Waktu : 5 x 50 menit
Metode Pembelajaran : Pembelajaran Menggunakan Multimedia Interaktif
A. Standar Kompetensi:
Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.
B. Kompetensi Dasar:
1. Memahami relasi dan fungsi.
C. Indikator:
1. Menyatakan suatu relasi yang terkait dengan kejadian sehari-hari.
2. Menyatakan suatu relasi dalam bentuk diagram panah, himpunan pasangan
berurutan, dan diagram Cartesius.
3. Mengetahui korespondensi satu-satu
4. Membedakan fungsi dan bukan fungsi.
5. Menyatakan suatu fungsi dengan diagram panah, himpunan pasangan
berurutan, dan diagram Cartesius.
6. Menentukan banyaknya fungsi.
7. Menentukan notasi dan rumus fungsi.
67
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyatakan suatu relasi yang terkait dengan kejadian sehari-
hari.
2. Siswa dapat menyatakan suatu relasi dalam bentuk diagram panah,
himpunan pasangan berurutan, dan diagram Cartesius.
3. Siswa dapat mengetahui korespondensi satu-satu.
4. Siswa dapat membedakan fungsi dan bukan fungsi.
5. Siswa dapat menyatakan suatu fungsi dengan diagram panah, himpunan
pasangan berurutan, dan diagram Cartesius.
6. Siswa dapat menentukan banyaknya fungsi.
7. Siswa dapat menentukan notasi dan rumus fungsi.
E. Materi Pokok:
1. Pengertian relasi.
2. Menyatakan relasi.
3. Korespondensi satu-satu dan fungsi.
4. Menyatakan fungsi.
5. Banyaknya fungsi (Pemetaan).
6. Merumuskan fungsi.
F. Alat/Bahan/Sumber belajar
Alat : Laboratorium Komputer dan Software Pesona Matematika
Sumber belajar : Buku Matematika untuk SMP Kelas VIII, karangan
Sukino dan Wilson Simangunsong
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Pendahuluan (10 Menit) : - Memperkenalkan diri dan menjelaskan tentang
pembelajaran menggunakan multimedia
interaktif.
- Menyampaikan tujuan pembelajaran.
68
- Memotivasi siswa dengan memberi penjelasan
tentang pentingnya mempelajari materi ini.
Kegiatan Inti (35 Menit):
a. Dalam laboratorium komputer, guru memandu siswa untuk menjalankan
program dan memilih materi tentang relasi.
b. Siswa memperhatikan serta mendengarkan ilustrasi tentang konsep relasi.
c. Siswa menarik kesimpulan dari ilustrasi yang diberikan oleh software.
d. Siswa mengamati contoh tentang relasi yang terkait dengan kejadian
sehari-hari dengan mencoba sendiri menghubungkan anggota pada
himpunan A dengan anggota pada himpunan B sesuai relasi yang
ditentukan yang kemudian akan direspon oleh software.
e. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya kemudian
bersama-sama mencari jawaban dari pertanyaan tersebut di dalam
program.
f. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat materi yang
telah diterima.
g. Siswa mengerjakan soal-soal mengenai relasi.
Penutup (5 Menit):
a. Siswa membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari.
b. Siswa diberikan pekerjaan rumah (PR) untuk membaca materi selanjutnya
yaitu mengenai menyatakan relasi.
Pertemuan Kedua
Pendahuluan (5 Menit) : - Membahas kembali materi yang lalu
- Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (40 Menit):
a. Dalam laboratorium komputer, guru memandu siswa untuk menjalankan
program dan memilih materi tentang menyatakan relasi.
69
b. Siswa memperhatikan serta mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh
software pesona matematika tentang cara menyatakan suatu relasi dalam
bentuk diagram panah.
c. Siswa memperhatikan contoh, menganalisis hubungan antara anggota
himpunan A dan anggota himpunan B sesuai dengan relasi yang
dinyatakan, kemudian menghubungkannya menggunakan panah sehingga
terbentuk diagram panah.
d. Siswa memperhatikan cara menyajikan suatu relasi dalam bentuk
himpunan pasangan berurutan dan diagram kartesius.
e. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya kemudian
bersama-sama mencari jawaban dari pertanyaan tersebut di dalam
program.
f. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat materi yang
telah diterima.
g. Siswa mengerjakan soal-soal mengenai cara menyatakan suatu relasi
dalam bentuk diagram panah, himpunan pasangan berurutan, dan diagram
Cartesius.
Penutup (5 Menit):
a. Siswa membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari.
b. Siswa diberikan pekerjaan rumah (PR) untuk membaca materi selanjutnya
yaitu mengenai pengertian fungsi dan mengerjakan soal-soal dalam buku
paket tentang penyajian relasi.
Pertemuan Ketiga
Pendahuluan (5 Menit) : - Membahas kembali materi yang lalu
- Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (40 Menit):
a. Dalam laboratorium komputer, guru memandu siswa untuk menjalankan
program dan memilih materi korespondensi satu-satu.
70
b. Siswa memperhatikan contoh dan penjelasan mengenai korespondensi
satu-satu.
c. Siswa diminta untuk memilih materi pemetaan.
d. Siswa memperhatikan contoh dan pengertian fungsi yang diberikan oleh
software pesona matematika.
e. Siswa mengerjakan latihan soal yang disediakan oleh software
(menentukan fungsi dan bukan fungsi) yang kemudian jawabannya akan
direspon oleh software.
Penutup (5 Menit):
a. Siswa membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari.
b. Siswa diberikan pekerjaan rumah (PR) untuk mengerjakan soal-soal dalam
buku paket mengenai korespondensi satu-satu dan fungsi serta membaca
materi selanjutnya yaitu mengenai menyatakan fungsi.
Pertemuan Keempat
Pendahuluan (5 Menit) : - Membahas kembali materi yang lalu
- Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (40 Menit):
a. Dalam laboratorium komputer, guru memandu siswa untuk menjalankan
program dan memilih materi tentang menyatakan fungsi.
b. Melalui contoh, siswa memperhatikan penjelasan tentang Domain,
Kodomain, dan Range.
c. Siswa memperhatikan penjelasan tentang penyajian suatu fungsi dalam
bentuk diagram panah, himpunan pasangan berurutan, dan diagram
Cartesius.
d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya kemudian
bersama-sama mencari jawaban dari pertanyaan tersebut di dalam
program.
71
e. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat materi yang
telah diterima.
f. Siswa mengerjakan soal-soal mengenai cara menyatakan suatu fungsi
dalam bentuk diagram panah, himpunan pasangan berurutan, dan diagram
Cartesius.
Penutup (5 Menit):
a. Siswa membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari.
b. Siswa diberikan pekerjaan rumah (PR) untuk mengerjakan soal-soal dalam
buku paket mengenai penyajian fungsi dan membaca materi selanjutnya
yaitu mengenai banyaknya fungsi dan notasi fungsi.
Pertemuan Kelima
Pendahuluan (5 Menit) : - Membahas kembali materi yang lalu
- Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (40 Menit):
a. Dalam laboratorium komputer, guru memandu siswa untuk menjalankan
program dan memilih materi tentang banyaknya fungsi.
b. Siswa memperhatikan beberapa contoh tentang menentukan banyaknya
pemetaan yang mungkin dari dua himpunan.
c. Siswa mencoba menemukan konsep yang terkandung dalam beberapa
contoh tersebut.
d. Siswa diminta mengklik pilihan yang tersedia untuk mengetahui dan
menyesuaikan konsep yang telah ditemukan dengan konsep yang telah
tersedia dalam program.
e. Siswa diminta untuk memilih materi merumuskan fungsi.
f. Siswa memperhatikan penjelasan tentang notasi dan rumus fungsi.
g. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya kemudian
bersama-sama mencari jawaban dari pertanyaan tersebut di dalam
program.
72
h. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat materi yang
telah diterima.
i. Siswa mengerjakan soal-soal mengenai banyaknya pemetaan dan notasi
fungsi.
Penutup (5 Menit):
a. Siswa membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari.
b. Siswa diberikan pekerjaan rumah (PR) untuk mengerjakan soal-soal dalam
buku paket mengenai banyaknya fungsi dan notasi fungsi serta membaca
materi selanjutnya yaitu mengenai menghitung nilai fungsi.
H. Penilaian
- Teknik penilaian:
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
- Bentuk Penilaian:
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
- Contoh Penilaian :
1. Sekumpulan orang dewasa terdiri atas Dimas, Arya, Bondan, dan
Burhan. Selain itu, ada kumpulan anak yang terdiri atas Ani, Budi, Asep,
Dadang, dan Buyung. Dari dua himpunan tersebut, ternyata
Dimas adalah paman Ani dan Budi;
Arya adalah paman Buyung;
Burhan adalah paman Asep dan Dadang.
a. Sebutkan relasi yang mungkin dari himpunan orang dewasa dan
himpunan anak tersebut.
b. Dari relasi dua himpunan tersebut, adakah anak yang tidak
mempunyai paman?
c. Dari relasi dua himpunan tersebut, adakah orang dewasa yang tidak
mempunyai keponakan?
73
2. Diketahui A = {2, 3, 4, 5}, B = {1, 2, 3, 4, 5} dan “kurang dari“ adalah
relasi yang menghubungkan himpunan A ke himpunan B. Nyatakan
relasi “kurang dari“ tersebut dengan cara:
a. Diagram panah
b. Diagram Cartesius
c. Himpunan pasangan berurutan
3. Huruf-huruf pada kata EKO RAMPING berkorespondensi satu-satu
dengan angka dari nol sampai sembilan, seperti berikut.
Tulislah bilangan-bilangan untuk kalimat berikut ini.
i. ROKO APIK
ii. OOMEO KEMPING
iii. RAK PENGOK
4. Tentukan diagram manakah yang merupakan fungsi dari masing-masing
diagram panah berikut ini.
B A
(i)
A B
(ii)
A A B B
(iii) (iv)
74
Kurang Dari
A B
5. Tentukan pasangan berurutan yang menunjukkan titik-titik P1, P2, P3,
dan P4 pada diagram koordinat:
6. Diberikan A = {a, b, c} dan B = {0}. Berapa banyaknya pemetaan yang
mungkin dari himpunan A ke himpunan B dan dari B ke A? Tunjukkan
dalam diagram panah!
7. Tuliskan dalam bentuk notasi fungsi:
a. Nyatakan m = 6p2 – p + 5 sebagai sebuah fungsi dalam p.
b. Keliling taman berbentuk persegi (K) sebagai fungsi dari panjang sisi
s.
Kunci Jawaban :
1. a. Relasi yang mungkin dari dua himpunan tersebut adalah “paman
dari”
b. Tidak ada.
c. Ada, yaitu Bondan.
2. a.
75
b.
c. Himpunan pasangan berurutannya adalah {(2, 3), (2, 4), (2, 5), (3, 4),
(3, 5), (4, 5)}.
3. i. ROKO APIK = 3212 4671
ii. OOMEO KEMPING = 22502 1056789
iii. RAK PENGOK = 341 608921
4. Yang merupakan fungsi adalah gambar (i) dan (iv).
5. Himpunan pasangan berurutan dari diagram di atas adalah {(1, 4), (2, 8),
(3, 2), (4, 6)}.
6. n(A) = 3, n(B) = 1
banyaknya fungsi yang mungkin dari himpunan A ke B adalah:
n(B)n(A)
= 13 = 1
Banyaknya fungsi yang mungkin dari himpunan B ke A adalah:
n(A)n(B)
= 31 = 3
76
7. a. Karena m adalah sebuah fungsi dari p, maka notasi fungsinya adalah
f(p) = 6p2 – p + 5 atau m(p) = 6p
2 – p + 5.
b. Keliling taman berbentuk persegi ditentukan oleh:
K = 4s
Notasi fungsinya dapat ditulis sebagai f(s) = 4s atau K(s) = 4s.
Jakarta, September 2010
Guru Mata Pelajaran
Rahmawati
NIM. 106017000488
77
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMP Daar El-Qolam
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII-A/ Ganjil
Tahun Ajar : 2010 - 2011
Alokasi Waktu : 2 x 50 menit
Metode Pembelajaran : Pembelajaran Menggunakan Multimedia Interaktif
A. Standar Kompetensi:
Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.
B. Kompetensi Dasar:
2. Menentukan nilai fungsi.
C. Indikator:
1. Mengetahui variabel bebas dan variabel bergantung.
2. Menggunakan konsep menghitung nilai fungsi untuk memecahkan
masalah.
3. Menentukan bentuk fungsi.
D. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat mengetahui variabel bebas dan variabel bergantung.
2. Siswa dapat menggunakan konsep menghitung nilai fungsi untuk
memecahkan masalah.
3. Siswa dapat menentukan bentuk fungsi.
78
E. Materi Pokok:
1. Variabel bebas dan bergantung.
2. Menghitung nilai suatu fungsi.
3. Menentukan bentuk fungsi.
F. Alat/Bahan/Sumber belajar
Alat : Laboratorium Komputer dan Software Pesona Matematika
Sumber belajar : Buku Matematika untuk SMP Kelas VIII, karangan
Sukino dan Wilson Simangunsong
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Keenam
Pendahuluan (5 Menit) : - Membahas kembali materi yang lalu
- Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (40 Menit):
a. Dalam laboratorium komputer, guru memandu siswa untuk menjalankan
program dan memilih materi tentang variabel bebas dan variabel
bergantung.
b. Siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh software mengenai
variabel bebas dan variabel bergantung.
c. Siswa diminta untuk memilih materi menghitung nilai fungsi.
d. Siswa memperhatikan contoh dan penjelasan mengenai menghitung nilai
fungsi yang diberikan oleh software pesona matematika.
e. Siswa mengerjakan contoh soal kemudian hasilnya dicocokkan dengan
jawaban yang tersedia dalam software.
f. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya kemudian
bersama-sama mencari jawaban dari pertanyaan tersebut di dalam
program.
g. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat materi yang
telah diterima.
h. Siswa mengerjakan soal-soal mengenai menghitung nilai fungsi.
79
Penutup (5 Menit):
a. Siswa membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari.
b. Siswa diberikan pekerjaan rumah (PR) untuk mengerjakan soal-soal dalam
buku paket mengenai menghitung nilai fungsi dan membaca materi
selanjutnya yaitu mengenai menentukan bentuk fungsi.
Pertemuan Ketujuh
Pendahuluan (5 Menit) : - Membahas kembali materi yang lalu
- Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (40 Menit):
a. Dalam laboratorium komputer, guru memandu siswa untuk menjalankan
program dan memilih materi tentang menentukan bentuk fungsi.
b. Siswa memperhatikan ilustrasi dan penjelasan yang diberikan oleh
software pesona matematika tentang menentukan bentuk fungsi.
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya kemudian
bersama-sama mencari jawaban dari pertanyaan tersebut di dalam
program.
d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat materi yang
telah diterima.
e. Siswa mengerjakan soal-soal mengenai menentukan bentuk fungsi.
Penutup (5 Menit):
a. Siswa membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari.
b. Siswa diberikan pekerjaan rumah (PR) untuk mengerjakan soal-soal dalam
buku paket mengenai menentukan bentuk fungsi dan membaca materi
selanjutnya yaitu mengenai menggambar grafik fungsi.
H. Penilaian
- Teknik penilaian:
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
80
- Bentuk Penilaian:
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
- Contoh Penilaian :
1. Fungsi g : x → 3x – 2 berdomain {x | x ≤ 5, x A} dengan A himpunan
bilangan asli. Tentukanlah daerah hasil (range) dari g.
2. Fungsi K didefinisikan dengan notasi pemetaan K : x → 3x – 1 dengan x
R. Tentukan nilai t sehingga K (t) = 7.
3. Fungsi f dinyatakan dengan rumus f (x) = ax + b, dengan a dan b
bilangan bulat. Bayangan 2 oleh f adalah 2. Bayangan 3 oleh f adalah 5.
a. Hitunglah a dan b.
b. Tuliskan rumus f (x).
c. Carilah bayangan dari 9.
4. Diketahui R (x) = ax + b. Jika R (–2) = –4 dan R (–6) = 12. Tentukanlah
rumus R (x).
Kunci Jawaban :
1. Dik. g(x) = 3x – 2, berdomain {x | x ≤ 5, x A}
Dit. range dari g.
Jawab:
x = 1, 2, 3, 4
g(1) = 3(1) – 2 = 1
g(2) = 3(2) – 2 = 4
g(3) = 3(3) – 2 = 7
g(4) = 3(4) – 2 = 10
Jadi, range dari g adalah {1, 4, 7, 10}.
2. Dik. K(x) = 3x – 1, xR, dan K (t) = 7.
Dit. nilai t.
Jawab:
K(x) = 3x – 1
81
K(t) = 3t – 1
7 = 3t – 1
3t = 7 + 1
3t = 8
t = 3
8.
3. a. f(x) = ax + b
f(2) = 2 2a + b = 2
f(3) = 5 3a + b = 5
- a = - 3 a = 3
Substitusi a = 3 ke persamaan 2a + b = 2, diperoleh:
2(3) + b = 2 b = 2 – 6
b = – 4
b. Rumus fungsi f adalah f(x) = 3x – 4.
c. f(x) = 3x – 4
f(9) = 3(9) – 4
f(9) = 23.
4. R (x) = ax + b
R(-2) = – 4 -2a + b = -4
R(-6) = 12 -6a + b = 12
4a = - 16 a = -4
Substitusi a = - 4 ke persamaan -2a + b = -4, diperoleh:
-2(-4) + b = -4 8 + b = – 4
b = – 4 – 8
b = - 12.
Rumus R (x) adalah R (x) = –4x – 12.
Jakarta, September 2010
Guru Mata Pelajaran
Rahmawati
NIM. 106017000488
82
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMP Daar El-Qolam
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII-A/ Ganjil
Tahun Ajar : 2010 - 2011
Alokasi Waktu : 1 x 50 menit
Metode Pembelajaran : Pembelajaran Menggunakan Multimedia Interaktif
A. Standar Kompetensi:
Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.
B. Kompetensi Dasar:
3. Membuat sketsa grafik fungsi aljabar sederhana pada sistem koordinat
Cartesius.
C. Indikator:
Menggambar grafik fungsi.
D. Tujuan Pembelajaran:
Siswa dapat menggambar grafik fungsi.
E. Materi Pokok:
Menggambar grafik fungsi.
F. Alat/Bahan/Sumber belajar
Alat : Laboratorium Komputer dan Software Pesona Matematika
Sumber belajar : Buku Matematika untuk SMP Kelas VIII, karangan
Sukino dan Wilson Simangunsong
83
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Kedelapan
Pendahuluan (5 Menit) : - Membahas kembali materi yang lalu
- Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (40 Menit):
a. Dalam laboratorium komputer, guru memandu siswa untuk menjalankan
program dan memilih materi tentang menggambar grafik fungsi.
b. Siswa memperhatikan serta mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh
software pesona matematika tentang cara menyusun tabel fungsi.
c. Siswa mencoba sendiri menggambar grafik fungsi kuadrat dengan
menentukan nilai a, b, dan c kemudian program akan membentuk sendiri
grafik fungsi sesuai dengan nilai a, b, dan c yang telah ditentukan.
d. Siswa memperhatikan penjelasan tentang cara membuat grafik fungsi.
e. Siswa mencoba lagi membuat grafik fungsi linear dengan menentukan
nilai a dan b yang kemudian direspon oleh program.
f. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya kemudian
bersama-sama mencari jawaban dari pertanyaan tersebut di dalam
program.
g. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat materi yang
telah diterima.
h. Siswa mengerjakan soal-soal mengenai menggambar grafik fungsi.
Penutup (5 Menit):
a. Siswa membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari.
b. Siswa diberikan pekerjaan rumah (PR) untuk mengerjakan soal-soal dalam
buku paket mengenai menggambar grafik fungsi.
84
H. Penilaian
- Teknik penilaian:
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
- Bentuk Penilaian:
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
- Contoh Penilaian :
1. Buatlah grafik fungsi f : x → –2x –1, dengan domain {x | -2 ≤ x ≤ 3, x
R}.
2. Suatu fungsi kuadrat ditentukan oleh Diketahui 1252 2 xxxf
dengan domain {x | -6 ≤ x ≤ 3, x R}. Gambarlah grafik fungsi f.
Kunci Jawaban :
1. Tabel fungsinya:
x -2 -1 0 1 2 3
f(x) = -2x – 1 3 1 -1 -3 -5 -7
Grafik fungsi f adalah sebagai berikut:
85
2. Tabel fungsinya:
x -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3
f(x) = 2x2 + 5x – 12 30 13 0 -9 -14 -15 -12 -5 6 21
Grafik fungsi f adalah sebagai berikut:
Jakarta, September 2010
Guru Mata Pelajaran
Rahmawati
NIM. 106017000488
86
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : SMP Daar El-Qolam
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII-B/ Ganjil
Tahun Ajar : 2010 - 2011
Alokasi Waktu : 5 x 50 menit
Metode Pembelajaran : Metode Ekspositori
A. Standar Kompetensi:
Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.
B. Kompetensi Dasar:
1. Memahami relasi dan fungsi.
C. Indikator:
1. Menyatakan suatu relasi yang terkait dengan kejadian sehari-hari.
2. Menyatakan suatu relasi dalam bentuk diagram panah, himpunan pasangan
berurutan, dan diagram Cartesius.
3. Mengetahui korespondensi satu-satu
4. Membedakan fungsi dan bukan fungsi.
5. Menyatakan suatu fungsi dengan diagram panah, himpunan pasangan
berurutan, dan diagram Cartesius.
6. Menentukan banyaknya fungsi.
7. Menentukan notasi dan rumus fungsi.
87
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyatakan suatu relasi yang terkait dengan kejadian sehari-
hari.
2. Siswa dapat menyatakan suatu relasi dalam bentuk diagram panah,
himpunan pasangan berurutan, dan diagram Cartesius.
3. Siswa dapat mengetahui korespondensi satu-satu.
4. Siswa dapat membedakan fungsi dan bukan fungsi.
5. Siswa dapat menyatakan suatu fungsi dengan diagram panah, himpunan
pasangan berurutan, dan diagram Cartesius.
6. Siswa dapat menentukan banyaknya fungsi.
7. Siswa dapat menentukan notasi dan rumus fungsi.
E. Materi Pokok:
1. Pengertian relasi.
2. Menyatakan relasi.
3. Korespondensi satu-satu dan fungsi.
4. Menyatakan fungsi.
5. Banyaknya fungsi (Pemetaan).
6. Merumuskan fungsi.
F. Bahan/Sumber belajar
Sumber belajar : Buku Matematika untuk SMP Kelas VIII, karangan
Sukino dan Wilson Simangunsong
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Pendahuluan (10 Menit) : - Memperkenalkan diri.
- Menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Memotivasi siswa dengan memberi penjelasan
tentang pentingnya mempelajari materi ini.
88
Kegiatan Inti (35 Menit):
a. Guru memberikan penjelasan tentang pengertian relasi.
b. Siswa dan Guru bersama-sama membahas contoh soal mengenai relasi.
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mencatat
materi yang telah diterima.
d. Siswa mengerjakan soal-soal mengenai relasi.
Penutup (5 Menit):
a. Siswa membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari.
b. Siswa diberikan pekerjaan rumah (PR) untuk membaca materi selanjutnya
yaitu mengenai menyatakan relasi.
Pertemuan Kedua
Pendahuluan (5 Menit) : - Membahas kembali materi yang lalu
- Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (40 Menit):
a. Guru memberikan penjelasan tentang menyatakan suatu relasi.
b. Siswa dan Guru bersama-sama membahas contoh soal mengenai cara
menyatakan suatu relasi dalam bentuk diagram panah, himpunan pasangan
berurutan, dan diagram Cartesius.
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mencatat
materi yang telah diterima.
d. Siswa mengerjakan soal-soal mengenai menyatakan relasi.
Penutup (5 Menit):
a. Siswa membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari.
b. Siswa diberikan pekerjaan rumah (PR) untuk membaca materi selanjutnya
yaitu mengenai pengertian fungsi dan mengerjakan soal-soal dalam buku
paket tentang menyatakan relasi.
89
Pertemuan Ketiga
Pendahuluan (5 Menit) : - Membahas kembali materi yang lalu
- Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (40 Menit):
a. Guru memberikan penjelasan tentang korespondensi satu-satu dan
pengertian fungsi.
b. Siswa dan Guru bersama-sama membahas contoh soal mengenai
korespondensi satu-satu dan fungsi.
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mencatat
materi yang telah diterima.
d. Siswa mengerjakan soal-soal mengenai korespondensi satu-satu dan
fungsi.
Penutup (5 Menit):
a. Siswa membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari.
b. Siswa diberikan pekerjaan rumah (PR) untuk mengerjakan soal-soal dalam
buku paket mengenai korespondensi satu-satu dan fungsi serta membaca
materi selanjutnya yaitu mengenai menyatakan fungsi.
Pertemuan Keempat
Pendahuluan (5 Menit) : - Membahas kembali materi yang lalu
- Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (40 Menit):
a. Guru memberikan penjelasan tentang menyatakan suatu fungsi.
b. Siswa dan Guru bersama-sama membahas contoh soal mengenai fungsi
dan cara menyatakan suatu fungsi dalam bentuk diagram panah, himpunan
pasangan berurutan, dan diagram Cartesius.
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mencatat
materi yang telah diterima.
90
d. Siswa mengerjakan soal-soal mengenai fungsi dan penyajian fungsi.
Penutup (5 Menit):
a. Siswa membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari.
b. Siswa diberikan pekerjaan rumah (PR) untuk mengerjakan soal-soal dalam
buku paket mengenai penyajian fungsi dan membaca materi selanjutnya
yaitu mengenai banyaknya fungsi dan notasi fungsi.
Pertemuan Kelima
Pendahuluan (5 Menit) : - Membahas kembali materi yang lalu
- Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (40 Menit):
a. Guru memberikan penjelasan tentang menentukan banyaknya fungsi,
notasi dan rumus fungsi.
b. Siswa dan Guru bersama-sama membahas contoh soal mengenai
menentukan banyaknya fungsi, menentukan notasi dan rumus fungsi.
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mencatat
materi yang telah diterima.
d. Siswa mengerjakan soal-soal mengenai menentukan banyaknya fungsi,
menentukan notasi dan rumus fungsi.
Penutup (5 Menit):
a. Siswa membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari.
b. Siswa diberikan pekerjaan rumah (PR) untuk mengerjakan soal-soal dalam
buku paket mengenai banyaknya fungsi dan notasi fungsi serta membaca
materi selanjutnya yaitu mengenai menghitung nilai fungsi.
H. Penilaian
- Teknik penilaian:
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
91
- Bentuk Penilaian:
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
- Contoh Penilaian :
1. Sekumpulan orang dewasa terdiri atas Dimas, Arya, Bondan, dan
Burhan. Selain itu, ada kumpulan anak yang terdiri atas Ani, Budi, Asep,
Dadang, dan Buyung. Dari dua himpunan tersebut, ternyata
Dimas adalah paman Ani dan Budi;
Arya adalah paman Buyung;
Burhan adalah paman Asep dan Dadang.
a. Sebutkan relasi yang mungkin dari himpunan orang dewasa dan
himpunan anak tersebut.
b. Dari relasi dua himpunan tersebut, adakah anak yang tidak
mempunyai paman?
c. Dari relasi dua himpunan tersebut, adakah orang dewasa yang tidak
mempunyai keponakan?
2. Diketahui A = {2, 3, 4, 5}, B = {1, 2, 3, 4, 5} dan “kurang dari“ adalah
relasi yang menghubungkan himpunan A ke himpunan B. Nyatakan
relasi “kurang dari“ tersebut dengan cara:
a. Diagram panah
b. Diagram Cartesius
c. Himpunan pasangan berurutan
3. Huruf-huruf pada kata EKO RAMPING berkorespondensi satu-satu
dengan angka dari nol sampai sembilan, seperti berikut.
Tulislah bilangan-bilangan untuk kalimat berikut ini.
i. ROKO APIK
ii. OOMEO KEMPING
iii. RAK PENGOK
92
4. Tentukan diagram manakah yang merupakan fungsi dari masing-masing
diagram panah berikut ini.
5. Tentukan pasangan berurutan yang menunjukkan titik-titik P1, P2, P3,
dan P4 pada diagram koordinat:
6. Diberikan A = {a, b, c} dan B = {0}. Berapa banyaknya pemetaan yang
mungkin dari himpunan A ke himpunan B dan dari B ke A? Tunjukkan
dalam diagram panah!
B A
(i)
A B
(ii)
A A B B
(iii) (iv)
93
Kurang Dari
A B
7. Tuliskan dalam bentuk notasi fungsi:
a. Nyatakan m = 6p2 – p + 5 sebagai sebuah fungsi dalam p.
b. Keliling taman berbentuk persegi (K) sebagai fungsi dari panjang sisi
s.
Kunci Jawaban :
1. a. Relasi yang mungkin dari dua himpunan tersebut adalah “paman
dari”
b. Tidak ada.
c. Ada, yaitu Bondan.
2. a.
b.
c. Himpunan pasangan berurutannya adalah {(2, 3), (2, 4), (2, 5), (3, 4),
(3, 5), (4, 5)}.
3. i. ROKO APIK = 3212 4671
ii. OOMEO KEMPING = 22502 1056789
iii. RAK PENGOK = 341 608921
94
4. Yang merupakan fungsi adalah gambar (i) dan (iv).
5. Himpunan pasangan berurutan dari diagram di atas adalah {(1, 4), (2, 8),
(3, 2), (4, 6)}.
6. n(A) = 3, n(B) = 1
banyaknya fungsi yang mungkin dari himpunan A ke B adalah:
n(B)n(A)
= 13 = 1
Banyaknya fungsi yang mungkin dari himpunan B ke A adalah:
n(A)n(B)
= 31 = 3
7. a. Karena m adalah sebuah fungsi dari p, maka notasi fungsinya adalah
f(p) = 6p2 – p + 5 atau m(p) = 6p
2 – p + 5.
b. Keliling taman berbentuk persegi ditentukan oleh:
K = 4s
Notasi fungsinya dapat ditulis sebagai f(s) = 4s atau K(s) = 4s.
Jakarta, September 2010
Guru Mata Pelajaran
Rahmawati
NIM. 106017000488
95
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : SMP Daar El-Qolam
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII-B/ Ganjil
Tahun Ajar : 2010 - 2011
Alokasi Waktu : 2 x 50 menit
Metode Pembelajaran : Metode Ekspositori
A. Standar Kompetensi:
Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.
B. Kompetensi Dasar:
2. Menentukan nilai fungsi.
C. Indikator:
1. Mengetahui variabel bebas dan variabel bergantung.
2. Menggunakan konsep menghitung nilai fungsi untuk memecahkan
masalah.
3. Menentukan bentuk fungsi.
D. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat mengetahui variabel bebas dan variabel bergantung.
2. Siswa dapat menggunakan konsep menghitung nilai fungsi untuk
memecahkan masalah.
3. Siswa dapat menentukan bentuk fungsi.
96
E. Materi Pokok:
1. Variabel bebas dan bergantung.
2. Menghitung nilai suatu fungsi.
3. Menentukan bentuk fungsi.
F. Bahan/Sumber belajar
Sumber belajar : Buku Matematika untuk SMP Kelas VIII, karangan
Sukino dan Wilson Simangunsong
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Keenam
Pendahuluan (5 Menit) : - Membahas kembali materi yang lalu
- Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (40 Menit):
a. Guru memberikan penjelasan tentang variabel bebas dan bergantung serta
menghitung nilai fungsi.
b. Siswa dan Guru bersama-sama membahas contoh soal mengenai
menghitung nilai fungsi.
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mencatat
materi yang telah diterima.
d. Siswa mengerjakan soal-soal mengenai menghitung nilai fungsi.
Penutup (5 Menit):
a. Siswa membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari.
b. Siswa diberikan pekerjaan rumah (PR) untuk mengerjakan soal-soal dalam
buku paket mengenai menghitung nilai fungsi dan membaca materi
selanjutnya yaitu mengenai menentukan bentuk fungsi.
97
Pertemuan Ketujuh
Pendahuluan (5 Menit) : - Membahas kembali materi yang lalu
- Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (40 Menit):
a. Guru memberikan penjelasan tentang menentukan bentuk fungsi.
b. Siswa dan Guru bersama-sama membahas contoh soal mengenai
menentukan bentuk fungsi.
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mencatat
materi yang telah diterima.
d. Siswa mengerjakan soal-soal mengenai menentukan bentuk fungsi.
Penutup (5 Menit):
a. Siswa membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari.
b. Siswa diberikan pekerjaan rumah (PR) untuk mengerjakan soal-soal dalam
buku paket mengenai menentukan bentuk fungsi dan membaca materi
selanjutnya yaitu mengenai menggambar grafik fungsi.
H. Penilaian
- Teknik penilaian:
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
- Bentuk Penilaian:
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
- Contoh Penilaian :
1. Fungsi g : x → 3x – 2 berdomain {x | x ≤ 5, x A} dengan A himpunan
bilangan asli. Tentukanlah daerah hasil (range) dari g.
2. Fungsi K didefinisikan dengan notasi pemetaan K : x → 3x – 1 dengan x
R. Tentukan nilai t sehingga K (t) = 7.
3. Fungsi f dinyatakan dengan rumus f (x) = ax + b, dengan a dan b
bilangan bulat. Bayangan 2 oleh f adalah 2. Bayangan 3 oleh f adalah 5.
98
a. Hitunglah a dan b.
b. Tuliskan rumus f (x).
c. Carilah bayangan dari 9.
4. Diketahui R (x) = ax + b. Jika R (–2) = –4 dan R (–6) = 12. Tentukanlah
rumus R (x).
Kunci Jawaban :
1. Dik. g(x) = 3x – 2, berdomain {x | x ≤ 5, x A}
Dit. range dari g.
Jawab:
x = 1, 2, 3, 4
g(1) = 3(1) – 2 = 1
g(2) = 3(2) – 2 = 4
g(3) = 3(3) – 2 = 7
g(4) = 3(4) – 2 = 10
Jadi, range dari g adalah {1, 4, 7, 10}.
2. Dik. K(x) = 3x – 1, xR, dan K (t) = 7.
Dit. nilai t.
Jawab:
K(x) = 3x – 1
K(t) = 3t – 1
7 = 3t – 1
3t = 7 + 1
3t = 8
t = 3
8.
3. a. f(x) = ax + b
f(2) = 2 2a + b = 2
f(3) = 5 3a + b = 5
- a = - 3 a = 3
Substitusi a = 3 ke persamaan 2a + b = 2, diperoleh:
99
2(3) + b = 2 b = 2 – 6
b = – 4
b. Rumus fungsi f adalah f(x) = 3x – 4.
c. f(x) = 3x – 4
f(9) = 3(9) – 4
f(9) = 23.
4. R (x) = ax + b
R(-2) = – 4 -2a + b = -4
R(-6) = 12 -6a + b = 12
4a = - 16 a = -4
Substitusi a = - 4 ke persamaan -2a + b = -4, diperoleh:
-2(-4) + b = -4 8 + b = – 4
b = – 4 – 8
b = - 12.
Rumus R (x) adalah R (x) = –4x – 12.
Jakarta, September 2010
Guru Mata Pelajaran
Rahmawati
NIM. 106017000488
100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : SMP Daar El-Qolam
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII-B/ Ganjil
Tahun Ajar : 2010 - 2011
Alokasi Waktu : 1 x 50 menit
Metode Pembelajaran : Metode Ekspositori
A. Standar Kompetensi:
Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.
B. Kompetensi Dasar:
3. Membuat sketsa grafik fungsi aljabar sederhana pada sistem koordinat
Cartesius.
C. Indikator:
Menggambar grafik fungsi.
D. Tujuan Pembelajaran:
Siswa dapat menggambar grafik fungsi.
E. Materi Pokok:
Menggambar grafik fungsi.
F. Bahan/Sumber belajar
Sumber belajar : Buku Matematika untuk SMP Kelas VIII, karangan
Sukino dan Wilson Simangunsong
101
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Kedelapan
Pendahuluan (5 Menit) : - Membahas kembali materi yang lalu
- Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (40 Menit):
a. Guru memberikan penjelasan tentang cara menyusun tabel fungsi dan
menggambar grafik fungsi.
b. Siswa dan Guru bersama-sama membahas contoh soal mengenai
menggambar grafik fungsi.
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mencatat
materi yang telah diterima.
d. Siswa mengerjakan soal-soal mengenai menggambar grafik fungsi.
Penutup (5 Menit):
a. Siswa membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari.
b. Siswa diberikan pekerjaan rumah (PR) untuk mengerjakan soal-soal dalam
buku paket mengenai menggambar grafik fungsi.
H. Penilaian
- Teknik penilaian:
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
- Bentuk Penilaian:
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
- Contoh Penilaian :
1. Buatlah grafik fungsi f : x → –2x –1, dengan domain {x | -2 ≤ x ≤ 3, x
R}.
2. Suatu fungsi kuadrat ditentukan oleh Diketahui 1252 2 xxxf
dengan domain {x | -6 ≤ x ≤ 3, x R}. Gambarlah grafik fungsi f.
102
Kunci Jawaban :
1. Tabel fungsinya:
x -2 -1 0 1 2 3
f(x) = -2x – 1 3 1 -1 -3 -5 -7
Grafik fungsi f adalah sebagai berikut:
2. Tabel fungsinya:
x -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3
f(x) = 2x2 + 5x – 12 30 13 0 -9 -14 -15 -12 -5 6 21
Grafik fungsi f adalah sebagai berikut:
103
Jakarta, September 2010
Guru Mata Pelajaran
Rahmawati
NIM. 106017000488
104
Lampiran 3
Deskripsi Multimedia
Pertemuan Ke-1
1. Pada menu utama dipilih relasi kemudian muncul subbab yang terdapat dalam
materi relasi.
2. Memilih pengertian relasi.
Scene 1
(Ilustrasi) 4 orang anak menyebutkan kesenangan mereka masing-masing
terhadap alat musik (sambil memainkannya) sehingga terdengar suara dari
masing-masing alat musik yang mereka mainkan (iii).
Menu Utama
(i) (ii)
Materi Relasi
105
Scene 2
Ada penjelasan tentang dua himpunan yang terdapat dalam ilustrasi dibarengi
dengan munculnya himpunan pertama yaitu himpunan anak yang dilanjuti
dengan munculnya himpunan yang kedua yaitu himpunan alat musik, masing-
masing anggota pada himpunan pertama dihubungkan dengan anggota pada
himpunan kedua. Pada saat anggota himpunan pertama dihubungkan dengan
anggota pada himpunan kedua, maka gambar anak yang dihubungkan dengan
alat musiknya berada dalam kondisi menyala sedangkan yang lainnya redup
(iv). Selanjutnya dijelaskan bahwa ilustrasi tersebut merupakan relasi (v).
Kemudian ketika tombol (?) berwarna merah dipilih, maka akan terdengar
pengertian dari relasi tersebut (vi).
Scene 3
Muncul tiga contoh relasi yang bersifat interaktif (vii), (viii), (ix). Pada saat
anggota himpunan pertama dihubungkan dengan anggota pada himpunan
kedua maka akan terdengar hasil dari relasi tersebut (misal Indonesia
dihubungkan dengan Jakarta, maka akan terdengar “Indonesia beribukota
Jakarta”).
(iii) (iv)
(v) (vi)
106
Setelah semua anggota mendapatkan pasangan sesuai dengan relasi yang telah
ditentukan, dapat dipilih tombol “ulang” untuk mencoba kembali menghubungkan
anggota pada himpunan pertama dengan anggota pada himpunan kedua.
(ix) (x)
(vii) (viii)
107
Pertemuan Ke-2
1. Muncul subbab yang terdapat pada materi relasi dan dipilih “menyatakan
relasi”.
Scene 1
Seorang wanita menjelaskan tentang tiga cara menyatakan suatu relasi
dibarengi dengan munculnya gambar yang mengacu kepada diagram panah,
pasangan berurutan, dan diagram kartesius (ii).
Scene 2
Terdengar penjelasan bahwa relasi dapat dinyatakan dalam bentuk diagram
panah. Selanjutnya disebutkan anggota-anggota himpunan A kemudian
himpunan B dibarengi dengan munculnya diagram dari masing-masing
himpunan. Setelah itu masing-masing anggota pada himpunan pertama
dihubungkan dengan anggota pada himpunan kedua. Pada saat anggota
himpunan pertama dihubungkan dengan anggota pada himpunan kedua, maka
gambar anak yang dihubungkan dengan alat musiknya berada dalam kondisi
menyala sedangkan yang lainnya redup. Kemudian terdengarlah penjelasan
mengenai diagram panah (iii).
(i)
Materi Relasi
(ii)
108
Scene 3
Seorang wanita menjelaskan bahwa antara dua himpunan, tidak selalu hanya
memiliki satu buah relasi. Kemudian memberikan contoh dua himpunan
selanjutnya menanyakan relasi apa saja yang mungkin terjadi antara dua
himpunan tersebut (iv). Saat tombol (?) berwarna merah dipilih, maka akan
terdengar relasi “faktor prima dari” dibarengi dengan munculnya dua buah
diagram dengan anggotanya masing-masing (v). Kedua diagram dihubungkan
dengan cara menambakkan panah dari anggota himpunan pertama ke anggota
himpunan kedua sesuai relasi yang ditentukan. Saat panah ditembakkan tepat
pada sasarannya, maka akan terdengar suatu bunyi tembakan. Namun, ketika
panah ditembakkan tidak tepat pada sasarannya, maka panah tersebut akan
kembali lagi ke si pemanah (vi).
(iii) (iv)
(v) (vi)
109
Scene 4
Muncul animasi 4 orang anak yang sedang memainkan alat musik
kesenangannya kemudian muncul dua himpunan dibarengi dengan penjelasan
mengenai cara menyatakan relasi menggunakan himpunan pasangan
berurutan. Masing-masing anggota dihubungkan sesuai dengan relasinya
kemudian dinyatakan dalam bentuk himpunan pasangan berurutan. Ketika
relasi antara anggota dua himpunan dinyatakan sebagai himpunan pasangan
berurutan maka anggota yang berelasi dalam keadaan menyala sedangkan
yang lainnya redup (vii). Setelah itu, muncul penjelasan mengenai relasi yang
dinyatakan dalam bentuk himpunan pasangan berurutan (viii).
Scene 5
Muncul gambar diagram cartesius dibarengi dengan penjelasan mengenai
diagram certesius (ix). Dilanjutkan dengan penjelasan mengenai menggambar
pasangan berurutan dibarengi dengan animasi diagram cartesius yang
menghubungkan dua titik dan selanjutnya pada pertemuan dua titik tersebut
diberi tanda noktah (x).
(viii) (vii)
110
Scene 6
Terdapat penjelasan mengenai relasi yang dinyatakan dalam bentuk diagram
kartesius dibarengi dengan animasi berbentuk diagram kartesius yang
meletakkan anggota himpunan pertama pada sumbu mendatar dan anggota
himpunan kedua pada sumbu tegak, kemudian masing-masing anggota
himpunan dihubungkan sesuai relasi yang ditentukan dan pertemuan antara
dua himpunan tersebut diberi tanda noktah (xi).
(ix) (ix)
(xi)
111
Pertemuan Ke-3
1. Muncul subbab yang terdapat pada materi relasi dan dipilih “Korespondensi
Satu-satu”.
Scene 1
(Seorang wanita memberikan ilustrasi). Terdapat sebuah bioskop (iii) yang
kemudian pintunya terbuka dan terlihat bangku bioskop dan kartunya. Wanita
tersebut menjelaskan bahwa hubungan antara bangku dan karcis merupakan
hubungan korespondensi satu-satu dibarengi dengan pergerakan karcis yang
menempati bangku sesuai dengan nomornya (iv).
(i)
Materi Relasi
(iii) (iv)
112
Scene 2
Muncul tiga buah Negara dengan cirinya masing-masing (v). Terdengar
penjelasan bahwa tiap Negara memiliki lagu kebangsaan. Kemudian muncul
diagram dari himpunan Negara dan himpunan lagu kebangsaan. Ketika
anggota himpunan A dipasangkan dengan anggota himpunan B, maka akan
terdengar musik sesuai dengan lagu kebangsaannya (vi). Jika tombol hijau
yang terdapat di samping lagu kebangsaan dipilih, maka musik dari lagu
kebangsaan tersebut akan terdengar kembali (vii).
(v) (vi)
(vii)
113
2. Pada menu utama dipilih fungsi kemudian muncul subbab yang terdapat
dalam materi fungsi.
3. Memilih “Pemetaan”
Scene 1
Muncul animasi seorang sejarawan matematika yang berjalan dari arah kiri ke
kanan sambil membawa alat tulis, dilanjuti dengan munculnya gambar
sejarawan tersebut yang memiliki efek hitam putih serta dibarengi dengan
penjelasan seorang wanita tentang hubungan sejarawan tersebut dengan
matematika (x). Kemudia muncul dua orang sejarawan dengan tampilan
animasinya masing-masing dan masih dibarengi dengan penjelasan seorang
wanita tentang hubungan para sejarawan tersebut dengan matematika (xi),
(xii).
Menu Utama
(viii) (ix)
Materi Fungsi
(x) (xi)
114
Scene 2
Muncul 4 orang anak yang memakai seragam sekolah dibarengi dengan
keterangan bahwa himpunan A merupakan himpunan yang beranggotakan 4
orang anak tersebut (xiii). Kemudian masing-masing anak mengeluarkan
kertas yang merupakan nilai matematika mereka dibarengi dengan keterangan
bahwa himpunan B merupakan himpunan yang beranggotakan nilai
matematika (xiv). Muncul dua diagram dengan anggota dari masing-masing
himpunan dibarengi dengan penjelasan relasi yang mungkin dari kedua
diagram (xv). Setelah itu setiap anggota himpunan A dihubungkan dengan
nilainya masing-masing pada himpunan B dengan menggunakan panah
berwarna hijau (xvi). Setelah masing-masing anggota dihubungkan dengan
pasangannya, maka muncullah penjelasan mengenai fungsi (xvii).
(xii) (xiii)
(xiv) (xv)
115
Scene 3
(Masih dibarengi dengan suara seorang wanita) muncul tiga buah relasi di
mana dari ketiga relasi tersebut ada yang merupakan fungsi dan bukan fungsi
(xviii). Ketika tombol “jawaban” berwarna merah dipilih, maka akan muncul
kata “FUNGSI” atau “BUKAN FUNGSI”. Jika relasi yang dipilih ternyata
bukan fungsi, terdengarlah alasan mengapa relasi tersebut bukan merupakan
fungsi (xix).
(xvi) (xvii)
(xviii) (xix)
116
Pertemuan Ke-4
1. Pada menu materi fungsi dipilih “Pemetaan” (i).
Scene 4
Muncul animasi 4 orang anak yang menyebutkan nilai matematika masing-
masing sambil menunjukkan kertas hasil kerjaan mereka (ii). Kemudian
muncul gambar keempat anak yang memegang kertas nilai dilanjuti dengan
munculnya diagram panah yang menghubungkan kedua himpunan sambil
disebutkan anggota-anggota dari masing-masing himpunan (ketika disebutkan,
maka anggota pada himpunan akan menyala). Yang pertama disebutkan
adalah anggota himpunan A yang merupakan daerah asal (iii), dilanjuti dengan
anggota himpunan B yang merupakan daerah kawan (iv). Setelah itu
disebutkan anggota pada himpunan B yang memiliki pasangan dan dinamakan
range (v), dan yang terakhir terdapat penjelasan mengenai bayangan (kedua
anggota dalam keadaan menyala) (vi).
(i)
(ii) (iii)
117
Scene 5
Muncul gambar 4 orang anak yang memegang nilai matematikanya dibarengi
dengan penjelasan oleh seorang wanita tentang relasi khusus (vii). Kemudian
terdengar penjelasan bahwa fungsi juga dapat dinyatakan dengan tiga cara
(viii). Setelah itu 4 orang anak yang sedang memegang nilainya beralih ke
posisi kiri atas dan kertas nilai mereka di posisi kanan atas. Di bagian bawah
terdapat kolom kosong dengan tiga pilihan di atasnya (ix). Ketika “diagram
panah” dipilih, muncullah dua diagram yang selanjutnya anggota dari masing-
masing himpunan dihubungkan menggunakan panah kuning (pada saat
dihubungkan, gambar anak dan kertas nilai matematika akan menyala) (x).
(ii)
(vii
)
(viii)
(iv) (v)
(vi)
118
Ketika “Himpunan Pasangan Berurutan” dipilih, maka animasi anak dengan
nilainya akan menuju ke kolom putih (dengan gambar anak dan kertas nilainya
yang berada di atas dalam keadaan menyala) dan membentuk himpunan pasangan
berurutan (xi). Selanjutnya pada saat “Diagram Kartesius” dipilih, maka akan
muncul diagram kartesius dan selanjutnya masing-masing anggota dihubungkan
dan pertemuan antara dua anggota diberi tanda noktah (xii).
(ix) (x)
(xi) (xii)
119
Pertemuan Ke-5
1. Pada menu materi fungsi dipilih “Pemetaan”
Scene 6
(Dibarengi dengan penjelasan dari seorang wanita) muncul himpunan A dan
himpunan B dengan anggotanya, kemudian muncullah banyaknya fungsi yang
mungkin dari kedua himpunan selanjutnya disimpulkan hubungan antara
banyaknya anggota tiap himpunan dengan banyaknya fungsi yang mungkin
(ii). Pada saat kata “lanjut” berwarna kuning dipilih, maka akan muncul
contoh seperti sebelumnya namun dengan jumlah anggota himpunan B yang
lebih banyak (iii). Pada akhirnya, akan muncul animasi tabel yang kolomnya
akan terisi satu-satu berdasarkan contoh-contoh sebelumnya (iv).
(i)
Materi Fungsi
(ii)
(iii) (iv)
120
Scene 7
(Dibarengi dengan penjelasan dari seorang wanita) muncul himpunan A dan
himpunan B dengan anggotanya, kemudian muncullah tabel yang
selanjutnya akan terisi oleh diagram panah yang menunjukkan jumlah fungsi
yang mungkin antara dua himpunan (v). Selanjutnya akan muncul contoh
seperti sebelumnya namun dengan jumlah anggota himpunan B yang lebih
banyak (vi). Pada akhirnya, akan muncul animasi tabel yang kolomnya akan
terisi satu-satu berdasarkan contoh-contoh sebelumnya (vii).
Scene 8
Muncul animasi tabel yang kolomnya akan terisi satu-satu sebagai
kesimpulan dari contoh-contoh yang telah diberikan (viii).
(v) (vi)
(vii) (viii)
121
2. Pada menu materi fungsi dipilih “Merumuskan Fungsi”
Scene 1
(Dibarengi dengan penjelasan dari seorang wanita) tentang pemberian
nama untuk sebuah fungsi, dilanjutkan dengan munculnya himpunan A
dan B serta rangenya. Kemudian muncul diagram panah yang
menghubungkan himpunan A dengan himpunan B (ix).
Kemudian anggota pada himpunan dijabarkan menjadi sebuah perkalian
dua angka sehingga dapat disimpulkan fungsinya (x).
(ix) (x)
(i)
Materi Fungsi
122
Scene 2
Muncul diagram panah dari dua himpunan (xi). Selanjutnya domain
(anggota himpunan A) berubah menjadi x dan hasilnya berubah menjadi y
(xii). Kemudian muncul diagram panah dibarengi dengan penjelasan
tentang pemetaan x ke y oleh f, sehingga diperoleh apa yang dinamakan
rumus fungsi (xiii).
(xi) (xii)
(xiii)
123
Pertemuan Ke-6
1. Pada menu materi fungsi dipilih “Variabel Bebas dan Variabel Bergantung”
Scene 1
Seorang wanita menjelaskan mengenai variabel bebas dan veriabel bergantung
dibarengi dengan animasi mobil yang bergerak maju mundur sambil menarik
ember yang tergantung di pohon (ii).
2. Pada menu materi fungsi dipilih “Menghitung Nilai Fungsi”
(i)
Materi Fungsi
(ii)
(i)
Materi Fungsi
(ii)
124
Scene 2
Seorang wanita menjelaskan contoh pemetaan x ke f(x) dibarengi dengan
animasi dua ekor orang utan yang akan membuat minuman jus jeruk
menggunakan sebuah alat (ii). Ketika nilai x disubstitusikan ke f(x), orang utan
yang berada di sebelah kiri akan memasukkan jeruk sebanyak x ke mesin
kemudian mesin akan mengeluarkan bunyi dan minuman dalam gelas
sebanyak hasil (range) sambil dihitung oleh orang utan yang berada di sebelah
kanan (iii) & (iv).
Scene 3
Muncul sebuah balok yang panjangnya lebih 3 dari lebarnya dibarengi dengan
penjelasan dari seorang wanita (v). Ketika tombol (?) dipilih maka akan
terdengar pembahasan mengenai contoh tersebut (vi) & (vii).
(iii) (iv)
(v) (vi)
125
Setelah itu muncul kesimpulan dari contoh sebelumnya dilanjutkan dengan
soal mengenai menghitung nilai fungsi (viii). Pada saat tombol (?) dipilih
maka akan terdengar pembahasan dari soal tersebut dibarengi dengan
animasi karton yang bertambah lebar di saat ukuran panjangnya semakin
besar (ix) & (x).
(vii) (viii)
(ix) (x)
126
Pertemuan Ke-7
1. Pada menu materi fungsi dipilih “Menentukan Bentuk Fungsi”
Scene 1
Seorang wanita memberikan ilustrasi tentang transaksi yang terjadi di pasar,
(salah satunya adalah jual-beli buah-buahan) dibarengi dengan munculnya
gambar seorang pedagang dan pembeli buah yang sedang bertransaksi
dilanjuti dengan munculnya gambar kantong yang berisi 1 kg jeruk dan uang
sebanyak harga jeruk (ii) dilanjuti dengan munculnya kantong jeruk dan uang
dalam jumlah yang lebih banyak. Kemudian muncul pertanyaan tentang
jumlah jeruk (iii). Ketika tombol (?) dipilih, maka akan terdengar penjelasan
Materi Fungsi
(i) (ii)
(iii) (iv)
127
mengenai hubungan antara banyaknya jeruk dengan jumlah uang yang harus
dibayar dibarengi dengan munculnya sebuah kantong yang berisi 1 kg jeruk
dengan uang sebesar Rp. 3.500, kemudian bergantian dengan munculnya dua
buah kantong yang masing-masing berisi 1 kg jeruk dengan jumlah uang
sebanyak Rp. 7.000, diganti kembali dengan munculnya tiga buah kantong
yang masing-masing berisi 1 kg jeruk dengan uang sebanyak Rp. 10.500.
Setelah itu muncullah pembahasan tentang jumlah jeruk yang dapat diperoleh
(iv).
Scene 2
Muncul gambar dua alat ukur dibarengi dengan suara seorang wanita (v).
Scene 3
(Masih dengan suara seorang wanita) muncul sebuah pertanyaan dibarengi
dengan munculnya dua buah alat pengukur suhu yang masing-masing berada
di dalam sebuah wadah berisi air membeku yang di bawahnya terdapat alat
pemanas (api dalam keadaan mati) (vi). Kemudian terdengar pembahasan
mengenai pertanyaan tadi dibarengi dengan api yang menyala hingga akhirnya
air yang berada dalam wadah mendidih (vii), (viii).
(v)
128
(vi) (vii)
(viii)
129
Pertemuan Ke-8
1. Pada menu materi fungsi dipilih “Menyusun Tabel Fungsi”
Scene 1
(Dibarengi dengan suara seorang wanita) muncul penjelasan tentang ketika
ingin menggambar grafik serta gambar tabel yang belum terisi (ii). Kemudian
muncul suatu fungsi linear dengan daerah asalnya (iii). Selanjutnya peubah x
diletakkan di barisan teratas tabel, setiap suku diletakkan di bawahnya serta
nilai fungsi diletakkan di bagian akhir (iv). Tiap-tiap kolom mulai terisi sesuai
dengan peubah x (v). Kemudian muncul penjelasan tentang hubungan antara
nilai peubah x dengan nilai fungsi pada saat a > 0 dilanjutkan dengan
munculnya tabel fungsi dengan fungsi yang berbeda (a < 0) beserta penjelasan
hubungan antara nilai peubah x dengan nilai fungsinya (vi). Kemudian muncul
dua tabel fungsi dari fungsi yang telah dibahas sebelumnya dan ketika tombol
(?) dipilih, maka muncullah kesimpulan yang dapat diperoleh dari masing-
masing tabel fungsi.
Materi Fungsi
(i) (ii)
130
Scene 2
Seorang wanita menyebutkan suatu fungsi kuadrat (a > 0) dengan daerah
asalnya dibarengi dengan munculnya fungsi tersebut beserta daerah asalnya
(vii). Ketika tombol (?) dipilih, maka muncul sebuah tabel fungsi yang
kemudian terisi sesuai bentuk fungsi dan daerah asalnya dilanjuti dengan
penjelasan tentang hubungan antara nilai peubah x dan nilai fungsi (viii).
Setelah itu muncul tabel fungsi kuadrat dengan a < 0 beserta daerah asalnya
dilanjuti dengan penjelasan tentang hubungan antara nilai peubah x dan nilai
fungsi (ix). Kemudian muncul dua tabel fungsi dari fungsi yang telah dibahas
sebelumnya dan ketika tombol (?) dipilih, maka muncullah kesimpulan yang
dapat diperoleh dari masing-masing tabel fungsi.
(iii) (iv)
(v) (vi)
131
Scene 3
Muncul tabel dan grafik fungsi kuadrat interaktif, pada saat nilai a, b, dan c
dimasukkan dalam fungsi f(x), maka akan terbentuk grafik fungsi yang
dimaksud (x).
(vii) (viii)
(ix)
132
(x)
133
2. Pada menu materi fungsi dipilih “Menggambar Grafik Fungsi”
Scene 1
Seorang wanita menyebutkan sebuah fungsi linear dengan nilai peubah x
dibarengi dengan munculnya sebuah diagram cartesius dan tabel fungsi yang
terdiri dari kolom x, nilai fungsi, dan pasangan berurutan. Nilai x disubstitusi
ke fungsi kemudian dinyatakan dalam bentuk pasangan berurutan. Pasangan
berurutan tersebut digambar dalam diagram cartesius yang kemudian muncul
animasi sebuah tangan memegang pensil yang memberikan tanda noktah pada
pertemuan antara nilai x dan nilai fungsinya (xii). Selanjutnya muncul dua
buah tangan dengan pensil di tangan kanan dan penggaris di tangan kiri
menghubungkan noktah-noktah pada diagram cartesius tadi (xiii), sehingga
terbentuklah grafik fungsi linear (xiv).
Materi Fungsi
(xi) (xii)
(xiii) (xiv)
134
Scene 2
Muncul tabel dan grafik fungsi linear interaktif, pada saat nilai a dan b
dimasukkan dalam fungsi f(x), maka akan terbentuk grafik fungsi yang
dimaksud (xv).
(xv)
135
Lampiran 4
Nama :
Kelas :
Sekumpulan orang dewasa terdiri atas Dimas, Arya, Bondan, dan Burhan. Selain itu,
ada kumpulan anak yang terdiri atas Ani, Budi, Asep, Dadang, dan Buyung. Dari dua
himpunan tersebut, ternyata
Dimas adalah paman Ani dan Budi;
Arya adalah paman Buyung;
Burhan adalah paman Asep dan Dadang.
a. Sebutkan relasi yang mungkin dari himpunan orang dewasa dan himpunan anak
tersebut.
b. Dari relasi dua himpunan tersebut, adakah anak yang tidak mempunyai paman?
c. Dari relasi dua himpunan tersebut, adakah orang dewasa yang tidak mempunyai
keponakan?
Gantunglah cita-citamu
setinggi bintang-bintang
di langit. Kami hendak
menjadi professor.
Hah??betul..betul..
betul!
136
Lampiran 4
Nama :
Kelas :
Diketahui A = {2, 3, 4, 5}, B = {1, 2, 3, 4, 5} dan
“kurang dari“ adalah relasi yang menghubungkan
himpunan A ke himpunan B. Nyatakan relasi “kurang
dari“ tersebut dengan cara:
a. Diagram panah
b. Diagram Cartesius
c. Himpunan pasangan berurutan
Musuh kita yang paling
besar ialah kebodohan kita
sendiri.
137
Lampiran 4
Nama :
Kelas :
1. Huruf-huruf pada kata EKO RAMPING berkorespondensi satu-satu dengan
angka dari nol sampai sembilan, seperti berikut.
Terjemahkanlah!
a) 056789
b) 156489 125789
2. Tentukan diagram manakah yang merupakan fungsi dari
masing-masing diagram panah berikut ini. Berikan
alasannya!
Ehm…which one is
the right?
B A
(i)
A B
(ii)
A A B B
(iii) (iv)
138
Lampiran 4
Nama :
Kelas :
1. Tentukan pasangan berurutan yang
menunjukkan titik-titik P1, P2, P3, dan P4
pada diagram koordinat:
2. Diketahui himpunan pasangan berurutan
dari f : A → A adalah {(1, 2), (2, 3),(3, 4),
(4, 5), (5, 1)}. Lukiskan f dalam:
a. Diagram panah.
b. Koordinat Cartesius.
Sepi..ayo kita serang
pertahanan
bentengnya..
Kepala tanpa pengetahuan seperti
benteng tanpa tentara.
139
Lampiran 4
Nama :
Kelas :
1. Diberikan A = {a, b, c} dan B = {0}. Berapa banyaknya pemetaan yang
mungkin dari himpunan A ke himpunan B dan dari B ke A? Tunjukkan
dalam diagram panah!
2. Tuliskan dalam bentuk notasi fungsi:
a. Nyatakan m = 6p2 – p + 5 sebagai sebuah fungsi dalam p.
b. Keliling taman berbentuk persegi (K) sebagai fungsi dari panjang sisi
s.
Aku adalah pembimbing
yang paling bijak serta
guru yang paling sabar
140
Lampiran 4
Nama :
Kelas :
1. Fungsi g : x → 3x – 2 berdomain {x | x ≤ 5, x A} dengan A himpunan
bilangan asli. Tentukanlah daerah hasil (range) dari g.
2. Fungsi K didefinisikan dengan notasi pemetaan K : x → 3x – 1 dengan
xR. Tentukan nilai t sehingga K (t) = 7.
3. Pada fungsi f: x → 3x + 2 dengan x bilangan cacah, tentukan peta dari 3
dan 5.
Rajin Pangkal
Pandai lho…!!
141
Lampiran 4
Nama :
Kelas :
3. Fungsi f dinyatakan dengan rumus f (x) = ax + b, dengan a dan b bilangan
bulat. Bayangan 2 oleh f adalah 2. Bayangan 3 oleh f adalah 5.
1. Hitunglah a dan b.
2. Tuliskan rumus f (x).
3. Carilah bayangan dari 9.
4. Diketahui R (x) = ax + b. Jika R (–2) = –4 dan
R (–6) = 12. Tentukanlah rumus R (x).
Siapa yang bisa
mengerjakan soal ini?
Saya bisa
Prof..!!!
142
Lampiran 4
Nama :
Kelas :
1. Buatlah grafik fungsi f : x → –2x –1, dengan domain {x | -2 ≤ x ≤ 3, x R}.
2. Sebuah roket ditembakkan ke atas. Ketinggian roket setelah t detik
dinyatakan dengan 22tth meter. Buatlah grafik fungsinya dari t = – 4
sampai t = 3!
Waaahhh..Bagaimana
bentuk lintasan roket
itu? Kamu tahu?
143
Lampiran 5
SOAL UJI COBA INSTRUMEN TES
PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA
Nama :
Kelas :
Jawablah Pertanyaan-pertanyaan Berikut Dengan Benar!
1. Diketahui diagram panah suatu relasi pada
gambar di samping.
a. Nyatakan relasi tersebut dalam
diagram cartesius!
b. Apakah relasi tersebut merupakan
fungsi? Mengapa?
2. Suatu pesawat ruang angkasa diluncurkan dengan cara meledakkan roket.
Untuk setiap menit, kecepatan pesawat selalu bertambah dengan pertambahan
tetap. Kecepatan pesawat tersebut didefinisikan oleh sebuah fungsi
ttf 23 (t dalam menit dan f dalam m/menit). Buatlah grafik fungsinya
untuk 2 ≤ t ≤ 6.
3. Untuk fungsi h : x → px + q, h(1) = 7, dan h(-3) = –5. Tentukan bentuk fungsi
h(x).
4. Diketahui suatu relasi dinyatakan dalam diagram cartesius di bawah:
NILAI
144
a. Buatlah himpunan pasangan berurutan dari data yang disajikan oleh grafik
cartesius di atas!
b. Apakah relasi di atas merupakan fungsi? Mengapa?
5. Sebuah kubus memiliki panjang rusuk x cm. Tentukan luas permukaan kubus
sebagai fungsi dari panjang rusuknya.
6. Jarak yang ditempuh sebuah kendaraan dengan kecepatan v km/jam
dinyatakan dengan sebuah fungsi s(v) = 5v (s dalam km dan v dalam km/jam).
Berapakah jarak yang dapat ditempuh kendaraan tersebut saat melaju dengan
kecepatan 60 km/jam?
7. Sebuah bola dijatuhkan dari puncak gedung. Jika t adalah lamanya bola
mencapai tanah setelah dijatuhkan maka tinggi puncak gedung didefinisikan
oleh sebuah fungsi h(t) = 4t2 (t dalam detik dan h dalam meter). Buatlah grafik
fungsinya dari t = - 3 sampai t = 3.
8. Perubahan temperatur Celcius ke Fahrenheit ditentukan oleh formula
325
9 ccf (c menyatakan derajat Celcius dan f menyatakan derajat
Fahrenheit). Berapakah besar suhu dalam derajat Fahrenheit pada saat suhu
tersebut berada dalam keadaan 25° Celcius (c = 25)?.
9. Tutik dan Mala adalah siswi yang cerdas. Mereka diminta untuk mengikuti
kompetisi Matematika dan Sains. Berapa banyak daftar kegiatan kompetisi
yang mungkin diikuti mereka dengan ketentuan setiap anak hanya
diperbolehkan mengikuti satu kompetisi saja? Tunjukkan dengan diagram
panah!
10. Diketahui sebuah persegi panjang lebarnya 8 cm. Tentukan keliling K sebagai
fungsi dari panjang p!
11. Diketahui f suatu fungsi linear dengan f (1) = 6 serta f (2) = 8. Tentukan rumus
fungsi f.
145
Lampiran 6
SOAL INSTRUMEN TES
PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA
Nama :
Kelas :
Jawablah Pertanyaan Berikut Dengan Benar
1. Diketahui diagram panah suatu relasi pada
gambar di samping.
a. Nyatakan relasi tersebut dalam
diagram cartesius!
b. Apakah relasi tersebut merupakan
fungsi? Mengapa?
2. Diketahui f suatu fungsi linear dengan f (1) = 6 serta f (2) = 8. Tentukan rumus
fungsi f.
3. Diketahui suatu relasi dinyatakan dalam diagram cartesius di bawah:
NILAI
146
Buatlah himpunan pasangan berurutan dari data yang disajikan oleh grafik
cartesius di atas!
4. Sebuah bola dijatuhkan dari puncak gedung. Jika t adalah lamanya bola
mencapai tanah setelah dijatuhkan maka tinggi puncak gedung didefinisikan
oleh sebuah fungsi h(t) = 4t2 (t dalam detik dan h dalam meter). Buatlah grafik
fungsinya dari t = - 3 sampai t = 3.
5. Diketahui sebuah persegi panjang lebarnya 8 cm. Tentukan keliling K sebagai
fungsi dari panjang p!
6. Perubahan temperatur Celcius ke Fahrenheit ditentukan oleh formula
325
9 ccf (c menyatakan derajat Celcius dan f menyatakan derajat
Fahrenheit). Berapakah besar suhu dalam derajat Fahrenheit pada saat suhu
tersebut berada dalam keadaan 25° Celcius (c = 25)?.
7. Tutik dan Mala adalah siswi yang aktif. Mereka berkeinginan mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya, di antaranya adalah voli dan basket.
Masing-masing dari mereka hanya diperbolehkan mengikuti satu kegiatan
ekstrakurikuler saja. Berapa banyak daftar kegiatan ekstrakurikuler yang
mungkin diikuti mereka? Tunjukkan dengan diagram panah!
147
Lampiran 7
KUNCI JAWABAN INSTRUMEN TES PEMAHAMAN KONSEP
1.
a. Diagram Cartesius dari diagram panah di atas adalah:
b. Relasi tersebut bukan merupakan fungsi, karena terdapat anggota
himpunan A yang memiliki lebih dari satu kawan di himpunan B.
2. Dik: f fungsi linear, f (1) = 6 dan f (2) = 8
Dit: rumus fungsi f.
Jawab:
Karena f fungsi linear → f (x) = ax + b. f (x) = ax + b.
f (1) = a (1) + b f (2) = a (2) + b
6 = a + b…pers.1 8 = 2a + b… pers. 2
148
Eliminasi pers. 1 dan pers. 2: Substitusi a = 2 ke pers. 1
a + b = 6 6 – a = b
2a + b = 8 - 6 – 2 = b
-a + 0 = - 2 4 = b
- a = - 2 …x(-1) b = 4
a = 2
Substitusi nilai a dan b ke rumus fungsi
Jadi, Rumus fungsi f adalah:
f (x) = ax + b
f (x) = 2x +4
3.
Himpunan pasangan berurutan dari grafik cartesius di atas adalah
{(Ahmad, 8), (Andi, 7), (Bayu, 7), (Candra, 5), (Irma, 10)}.
4. Dik. h(t) = 4t2 (t dalam detik dan h dalam meter).
Tabel fungsi:
t -3 -2 -1 0 1 2 3
h(t) 36 16 4 0 4 16 36
149
Grafik fungsinya:
5. Dik. lebar persegi panjang = 8 cm.
Keliling persegi panjang dengan lebar 8 cm ditentukan oleh:
K = 2(p + 8) = 2p + 16.
Keliling K sebagai fungsi dari panjang p:
f (p) = 2p + 16 atau K(p) = 2p + 16.
6. Dik. 325
9 ccf
c = 25
Dit. ?25 f
Jawab:
325
9 ccf
32255
925 f
3259
3245
77
150
Jadi, besar suhu tersebut adalah 77 Fahrenheit.
7. Dik. A = {Tutik, Mala}, n(A) = 2
B = {Voli, Basket}, n(B) = 2
Dit. Banyaknya daftar kegiatan ekstrakurikuler yang mungkin diikuti
mereka = banyaknya pemetaan dari A ke B.
Jawab: Banyaknya pemetaan dari A ke B = {n(B)}n(A)
.
= (2)2.
= 4.
Jadi, daftar kegiatan ekstrakurikuler yang mungkin diikuti mereka adalah
sebanyak 4.
151
Lampiran 8
No Nama x1a x1b x2 x3 x4a x4b x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 y
1 A 1 2 3 7 1 3 2 8 2 8 1 1 8 47
2 B 2 3 10 10 2 0 4 10 8 10 2 4 10 75
3 C 1 0 4 6 2 2 10 10 7 7 1 4 10 64
4 D 2 3 3 10 2 3 4 6 5 6 2 0 6 52
5 E 1 0 4 0 1 2 2 8 3 6 1 0 0 28
6 F 2 3 5 10 2 2 6 6 5 6 2 4 10 63
7 G 1 3 5 10 2 2 6 8 2 6 1 4 8 58
8 H 2 2 5 10 2 3 6 8 5 6 3 4 7 63
9 I 2 3 5 10 2 2 6 10 5 8 3 4 10 70
10 J 1 0 4 8 1 2 4 5 2 6 1 2 4 40
11 K 1 0 4 10 1 0 4 5 2 5 1 2 4 39
12 L 2 0 4 8 2 2 4 8 4 6 1 0 10 51
13 M 2 3 4 10 2 2 8 6 4 6 1 0 0 48
14 N 2 3 10 10 2 3 6 10 7 10 2 4 8 77
15 O 2 0 7 8 1 0 4 8 7 6 1 2 8 54
16 P 2 3 8 8 2 3 6 10 7 8 5 4 10 76
17 Q 1 2 8 5 1 2 2 7 5 7 1 0 0 41
18 R 2 1 8 3 2 0 4 8 8 8 5 2 10 61
19 S 1 3 0 0 2 0 6 10 0 0 1 2 8 33
20 T 1 0 10 5 1 1 3 8 6 8 2 2 6 53
21 U 1 2 10 8 2 0 0 10 8 8 1 4 8 62
22 V 1 1 2 5 1 1 6 8 6 4 5 4 4 48
23 W 1 2 7 0 1 1 2 2 0 2 2 0 0 20
24 X 2 3 8 10 2 3 2 10 8 8 6 2 8 72
25 Y 2 3 8 5 1 2 2 10 5 10 1 2 6 57
26 Z 2 3 8 10 2 3 10 8 8 10 3 10 10 87
27 AA 1 3 6 6 2 3 2 2 4 8 1 2 10 50
28 AB 1 2 7 6 1 3 0 8 4 8 1 2 5 48
29 AC 1 3 8 8 1 2 4 10 6 8 4 4 8 67
30 AD 2 3 8 8 2 2 2 10 7 8 4 0 10 66
S 45 59 183 214 48 54 127 237 150 207 65 75 206 1670
rhitung 0,607 0,433 0,515 0,668 0,569 0,282 0,384 0,582 0,803 0,728 0,486 0,690 0,726
rtabel 0,361
kriteria V V V V V IV V V V V V V V
VALIDITAS INSTRUMEN TES
152
Lampiran 9
1a 1b 2 3 4a 5 6 7 8 9 10 11 1 A 1 2 3 7 1 2 8 2 8 1 1 8 44 1936 2 B 2 3 10 10 2 4 10 8 10 2 4 10 75 5625 3 C 1 0 4 6 2 10 10 7 7 1 4 10 62 3844 4 D 2 3 3 10 2 4 6 5 6 2 0 6 49 2401 5 E 1 0 4 0 1 2 8 3 6 1 0 0 26 676 6 F 2 3 5 10 2 6 6 5 6 2 4 10 61 3721 7 G 1 3 5 10 2 6 8 2 6 1 4 8 56 3136 8 H 2 2 5 10 2 6 8 5 6 3 4 7 60 3600 9 I 2 3 5 10 2 6 10 5 8 3 4 10 68 4624 10 J 1 0 4 8 1 4 5 2 6 1 2 4 38 1444 11 K 1 0 4 10 1 4 5 2 5 1 2 4 39 1521 12 L 2 0 4 8 2 4 8 4 6 1 0 10 49 2401 13 M 2 3 4 10 2 8 6 4 6 1 0 0 46 2116 14 N 2 3 10 10 2 6 10 7 10 2 4 8 74 5476 15 O 2 0 7 8 1 4 8 7 6 1 2 8 54 2916 16 P 2 3 8 8 2 6 10 7 8 5 4 10 73 5329 17 Q 1 2 8 5 1 2 7 5 7 1 0 0 39 1521 18 R 2 1 8 3 2 4 8 8 8 5 2 10 61 3721 19 S 1 3 0 0 2 6 10 0 0 1 2 8 33 1089 20 T 1 0 10 5 1 3 8 6 8 2 2 6 52 2704 21 U 1 2 10 8 2 0 10 8 8 1 4 8 62 3844 22 V 1 1 2 5 1 6 8 6 4 5 4 4 47 2209 23 W 1 2 7 0 1 2 2 0 2 2 0 0 19 361 24 X 2 3 8 10 2 2 10 8 8 6 2 8 69 4761 25 Y 2 3 8 5 1 2 10 5 10 1 2 6 55 3025 26 Z 2 3 8 10 2 10 8 8 10 3 10 10 84 7056 27 AA 1 3 6 6 2 2 2 4 8 1 2 10 47 2209 28 AB 1 2 7 6 1 0 8 4 8 1 2 5 45 2025 29 AC 1 3 8 8 1 4 10 6 8 4 4 8 65 4225 30 AD 2 3 8 8 2 2 10 7 8 4 0 10 64 4096
45 59 183 214 48 127 237 150 207 65 75 206 1616 93612 0,509 1,245 2,604 3,148 0,498 2,515 2,249 2,364 2,218 1,533 2,113 3,360 15,044 0,259 1,551 6,783 9,913 0,248 6,323 5,059 5,586 4,921 2,351 4,466 11,292 226,326 58,75 15,04 226,33
0,81
RELIABILITAS
r hitung
Jumlah s i s i 2
Ss i 2
s t s t 2
NO NAMA NOMOR SOAL Skor Total
Kuadrat Skor
153
Lampiran 10
UJI DAYA PEMBEDA BUTIR SOAL
Kelompok NOMOR SOAL
y
1a 1b 2 3 4a 4b 5 6 7 8 9 10 11
Kelompok Atas
2 3 8 10 2 3 10 8 8 10 3 10 10 87
2 3 10 10 2 3 6 10 7 10 2 4 8 77
2 3 8 8 2 3 6 10 7 8 5 4 10 76
2 3 10 10 2 0 4 10 8 10 2 4 10 75
2 3 8 10 2 3 2 10 8 8 6 2 8 72
2 3 5 10 2 2 6 10 5 8 3 4 10 70
1 3 8 8 1 2 4 10 6 8 4 4 8 67
2 3 8 8 2 2 2 10 7 8 4 0 10 66
1 0 4 6 2 2 10 10 7 7 1 4 10 64
2 3 5 10 2 2 6 6 5 6 2 4 10 63
2 2 5 10 2 3 6 8 5 6 3 4 7 63
1 2 10 8 2 0 0 10 8 8 1 4 8 62
2 1 8 3 2 0 4 8 8 8 5 2 10 61
1 3 5 10 2 2 6 8 2 6 1 4 8 58
2 3 8 5 1 2 2 10 5 10 1 2 6 57
26 38 110 126 28 29 74 138 96 121 43 56 133
Kelompok Bawah
2 0 7 8 1 0 4 8 7 6 1 2 8 54
1 0 10 5 1 1 3 8 6 8 2 2 6 53
2 3 3 10 2 3 4 6 5 6 2 0 6 52
2 0 4 8 2 2 4 8 4 6 1 0 10 51
1 3 6 6 2 3 2 2 4 8 1 2 10 50
1 2 7 6 1 3 0 8 4 8 1 2 5 48
2 3 4 10 2 2 8 6 4 6 1 0 0 48
1 2 3 7 1 3 2 8 2 8 1 1 8 47
1 1 2 5 1 1 6 8 6 4 5 4 2 46
1 2 8 5 1 2 2 7 5 7 1 0 0 41
1 0 4 8 1 2 4 5 2 6 1 2 4 40
1 0 4 10 1 0 4 5 2 5 1 2 4 39
1 3 0 0 2 0 6 10 0 0 1 2 8 33
1 0 4 0 1 2 2 8 3 6 1 0 0 28
1 2 7 0 1 1 2 2 0 2 2 0 0 20
19 21 73 88 20 25 53 99 54 86 22 19 71 650
DP 0.23 0.38 0.25 0.25 0.27 0.09 0.14 0.26 0.28 0.23 0.14 0.25 0.41
Kriteria
cu
ku
p
cu
ku
p
cu
ku
p
cu
ku
p
cu
ku
p
jele
k
jele
k
cu
ku
p
cu
ku
p
cu
ku
p
jele
k
cu
ku
p
ba
ik
154
Lampiran 11
UJI TARAF KESUKARAN BUTIR SOAL
NO NAMA
NOMOR SOAL
1a 1b 2 3 4a 4b 5 6 7 8 9 10 11
1 A 1 2 3 7 1 3 2 8 2 8 1 1 8
2 B 2 3 10 10 2 0 4 10 8 10 2 4 10
3 C 1 0 4 6 2 2 10 10 7 7 1 4 10
4 D 2 3 3 10 2 3 4 6 5 6 2 0 6
5 E 1 0 4 0 1 2 2 8 3 6 1 0 0
6 F 2 3 5 10 2 2 6 6 5 6 2 4 10
7 G 1 3 5 10 2 2 6 8 2 6 1 4 8
8 H 2 2 5 10 2 3 6 8 5 6 3 4 7
9 I 2 3 5 10 2 2 6 10 5 8 3 4 10
10 J 1 0 4 8 1 2 4 5 2 6 1 2 4
11 K 1 0 4 10 1 0 4 5 2 5 1 2 4
12 L 2 0 4 8 2 2 4 8 4 6 1 0 10
13 M 2 3 4 10 2 2 8 6 4 6 1 0 0
14 N 2 3 10 10 2 3 6 10 7 10 2 4 8
15 O 2 0 7 8 1 0 4 8 7 6 1 2 8
16 P 2 3 8 8 2 3 6 10 7 8 5 4 10
17 Q 1 2 8 5 1 2 2 7 5 7 1 0 0
18 R 2 1 8 3 2 0 4 8 8 8 5 2 10
19 S 1 3 0 0 2 0 6 10 0 0 1 2 8
20 T 1 0 10 5 1 1 3 8 6 8 2 2 4
21 U 1 2 10 8 2 0 0 10 8 8 1 4 8
22 V 1 1 2 5 1 1 6 8 6 4 5 4 4
23 W 1 2 7 0 1 1 2 2 0 2 2 0 0
24 X 2 3 8 10 2 3 2 10 8 8 6 2 8
25 Y 2 3 8 5 1 2 2 10 5 10 1 2 6
26 Z 2 3 8 10 2 3 10 8 8 10 3 10 10
27 AA 1 3 6 6 2 3 2 2 4 8 1 2 10
28 AB 1 2 7 6 1 3 0 8 4 8 1 2 5
29 AC 1 3 8 8 1 2 4 10 6 8 4 4 8
30 AD 2 3 8 8 2 2 2 10 7 8 4 0 10
45 59 183 214 48 54 127 237 150 207 65 75 204
P 0.75 0.656 0.61 0.713 0.8 0.6 0.423 0.79 0.5 0.69 0.217 0.25 0.68
Kri
teri
a
mu
da
h
sed
an
g
sed
an
g
mu
da
h
mu
da
h
sed
an
g
sed
an
g
mu
da
h
sed
an
g
sed
an
g
su
kar
su
kar
sed
an
g
155
Lampiran 12
DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK EKSPERIMEN
1) Distribusi frekuensi
40 41 43 43 45 50
50 51 52 53 55 57
60 60 60 60 61 64
65 66 67 69 70 71
73 77 80 82 83 85
91 95
2) Banyak data (n) = 32
3) Rentang data (R) = Xmax – Xmin
Keterangan : R = Rentangan
Xmax = Nilai Maksimum (tertinggi)
Xmin = Nilai Minimum (terendah)
R = Xmax – Xmin
= 95-40
= 55
4) Banyak kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n
Keterangan : K = Banyak kelas
n = Banyak siswa
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 32
= 1 + (3,3 x 1,5)
= 5,95 6 (dibulatkan ke atas)
5) Panjang kelas (i) = K
R = = 9,17 = 10 (dibulatkan ke atas)
156
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK EKSPERIMEN
No Interval Batas
Bawah
Batas
Atas
Frekuensi Titik
Tengah
)( iX
2
iX ii Xf 2
ii Xf
)( if (%)f
1 40 - 49 39,5 49,5 5 15,63% 44,5 1980,25 222,5 9901,25
2 50 - 59 49,5 59,5 7 21,87% 54,5 2970,25 381,5 20791,75
3 60 - 69 59,5 69,5 10 31,25% 64,5 4160,25 645 41602,5
4 70 - 79 69,5 79,5 4 12,50% 74,5 5550,25 298 22201
5 80 - 89 79,5 89,5 4 12,50% 84,5 7140,25 338 28561
6 90 - 99 89,5 99,5 2 6,25% 94,5 8930,25 189 17860,5
Jumlah 32 100% 2074 140918
Mean 64,81
Median 63,50
Modus 62,83
Varians 209,58
Simpangan Baku 14,48
1) Mean/Nilai Rata-rata (Me)
Mean ( X ) =
i
ii
f
Xf
Keterangan :
Me = Mean/ Nilai Rata-rata
ii Xf = Jumlah dari hasil perkalian midpoint (nilai tengah) dari masing-
masing interval dengan frekuensinya.
if = Jumlah frekuensi/ banyak siswa
Mean ( X ) = 81,6432
2074
i
ii
f
Xf
157
2) Median/ Nilai Tengah (Md)
Md if
fn
li
k
2
1
Keterangan :
Md = Median/ Nilai Tengah
l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas median)
n = Jumlah frekuensi/ banyak siswa
kf = Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah interval kelas median
if = Frekuensi kelas median
i = Interval kelas
Md 50,631010
12165,592
1
if
fn
li
k
3) Modus (Mo)
Mo il
21
1
Keterangan :
Mo = Modus/ Nilai yang paling banyak muncul
l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas modus)
1 = Selisih frekuensi kelas modus dengan kels sebelumnya
2 = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
i = Interval kelas
Mo 83,621063
35,59
21
1
il
4) Varians )( 2s =
58,209
13232
207414091832
)1(
222
nn
XfXfn iiii
158
5) Simpangan Baku (s) =
48,1458,209
1
..22
nn
XfXfN ii
6) Kemiringan (sk)
Karena nilai sk > 0, maka kurva memiliki ekor memanjang ke kanan atau
kurva menceng kanan.
159
Lampiran 13
DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK KONTROL
1) Distribusi frekuensi
20 23 26 27 37 38
38 38 39 39 40 40
41 44 46 46 47 49
49 52 54 56 57 58
59 63 64 64 65 72
74 77
2) Banyak data (n) = 32
3) Rentang data (R) = Xmax – Xmin
Keterangan : R = Rentangan
Xmax = Nilai Maksimum (tertinggi)
Xmin = Nilai Minimum (terendah)
R = Xmax – Xmin
= 77-20
= 57
4) Banyak kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n
Keterangan : K = Banyak kelas
n = Banyak siswa
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 32
= 1 + (3,3 x 1,5)
= 5,95 6 (dibulatkan ke atas)
5) Panjang kelas (i) = K
R = = 9,5 = 10 (dibulatkan ke atas)
160
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK KONTROL
No Interval Batas
Bawah
Batas
Atas
Frekuensi Titik
Tengah
)( iX
2
iX ii Xf 2
ii Xf
)( if (%)f
1 20 - 29 19,5 29,5 4 12,50% 24,5 600,25 98 2401
2 30 - 39 29,5 39,5 6 18,75% 34,5 1190,25 207 7141,5
3 40 - 49 39,5 49,5 9 28,13% 44,5 1980,25 400,5 17822,25
4 50 - 59 49,5 59,5 6 18,75% 54,5 2970,25 327 17821,5
5 60 - 69 59,5 69,5 4 12,50% 64,5 4160,25 258 16641
6 70 - 79 69,5 79,5 3 9,37% 74,5 5550,25 223,5 16650,75
Jumlah 32 100% 1514 78478
Mean 47,31
Median 46,17
Modus 44,50
Varians 220,87
Simpangan Baku 14,86
1) Mean/Nilai Rata-rata (Me)
Mean ( X ) =
i
ii
f
Xf
Keterangan :
Me = Mean/ Nilai Rata-rata
ii Xf = Jumlah dari hasil perkalian midpoint (nilai tengah) dari masing-
masing interval dengan frekuensinya.
if = Jumlah frekuensi/ banyak siswa
Mean ( X ) = 31,4732
1514
i
ii
f
Xf
161
2) Median/ Nilai Tengah (Md)
Md if
fn
li
k
2
1
Keterangan :
Md = Median/ Nilai Tengah
l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas median)
n = Jumlah frekuensi/ banyak siswa
kf = Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah interval kelas median
if = Frekuensi kelas median
i = Interval kelas
Md 17,46109
10165,392
1
if
fn
li
k
3) Modus (Mo)
Mo il
21
1
Keterangan :
Mo = Modus/ Nilai yang paling banyak muncul
l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas modus)
1 = Selisih frekuensi kelas modus dengan kels sebelumnya
2 = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
i = Interval kelas
Mo 50,441033
35,39
21
1
il
4) Varians )( 2s =
87,220
13232
15147847832
)1(
222
nn
XfXfn iiii
162
5) Simpangan Baku (s) =
86,1487,220
1
..22
nn
XfXfN ii
6) Kemiringan (sk) 0,08
Karena nilai sk > 0, maka kurva memiliki ekor memanjang ke kanan atau
kurva menceng kanan.
163
Lampiran 14
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS KELAS EKSPERIMEN
Kelas
Interval
Batas
Kelas
Z
Batas
Kelas
Nilai Z
Batas
Kelas
Luas Z
Tabel iE iO
i
ii
E
EO2
39,5 -1,75 0,0401
40 - 49 0,1045 3,3440 5 0,82
49,5 -1,06 0,1446
50 - 59 0,2111 6,7552 7 0,01
59,5 -0,37 0,3557
60 - 69 0,2698 8,6336 10 0,22
69,5 0,32 0,6255
70 - 79 0,2306 7,3792 4 1,55
79,5 1,02 0,8561
80 - 89 0,1003 3,2096 4 0,19
89,5 1,71 0,9564
90 - 99 0,0354 1,1328 2 0,66
99,5 2,40 0,9918
hitung2 3,45
tabel2 7,82
Kesimpulan: data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
45,3
2
2
i
ii
E
EO
Keterangan:
2 = harga chi square
Oi = frekuensi observasi
Ei = frekuensi ekspetasi
164
Lampiran 15
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS KELAS KONTROL
Kelas
Interval
Batas
Kelas
Z
Batas
Kelas
Nilai Z
Batas
Kelas
Luas Z
Tabel iE iO
i
ii
E
EO2
19,5 -1,87 0,0307
20 - 29 0,0844 2,7008 4 0,62
29,5 -1,20 0,1151
30 - 39 0,183 5,8560 6 0,00
39,5 -0,53 0,2981
40 - 49 0,2615 8,3680 9 0,05
49,5 0,15 0,5596
50 - 59 0,2343 7,4976 6 0,30
59,5 0,82 0,7939
60 - 69 0,138 4,4160 4 0,04
69,5 1,49 0,9319
70 - 79 0,0531 1,6992 3 1,00
79,5 2,17 0,985
hitung2 2,01
tabel2 7,82
Kesimpulan: data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
01,2
2
2
i
ii
E
EO
Keterangan:
2 = harga chi square
Oi = frekuensi observasi
Ei = frekuensi ekspetasi
165
Lampiran 16
PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS
Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Varians (s2) 209,58 220,87
Fhitung 1,05
Ftabel 2,05
Kesimpulan Varians kedua populasi homogen
Fhitung = 05,158,209
87,2202
2
2
1 s
s
Keterangan:
2
1s : Varians terbesar
2
2s : Varians terkecil
166
Lampiran 17
PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS STATISTIK
Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Rata-rata 64,81 47,31
Varians (s2) 209,58 220,87
s gabungan 14,67
t hitung 4,77
t table 2,00
Kesimpulan Tolak Ho dan terima Ha
67,14
23232
)58,209)(132()87,220)(132(
2
11
21
2
22
2
11
nn
snsnsgab
77,4
32
1
32
167,14
31,4781,64
11
21
21
nns
XXt
gab
hitung
Keterangan:
1X dan 2X : nilai rata-rata hitung data kelompok 1 dan 2
2
1s dan2
2s : varians data kelompok 1 dan data kelompok 2
sgab : simpangan baku kedua kelompok
n1 dan n2 : jumlah kelompok 1 dan jumlah kelompok 2