ergonomi
DESCRIPTION
KGTRANSCRIPT
Aplikasi ergonomi dalam kedokteran gigi
1. Aplikasi dalam desain ruangan praktik
Desain ruang praktik dokter gigi dianjurkan sesuai dengan ergonomi, hal ini untuk
mengurangi kemungkinan dokter gigi mengalami musculoskeletal disorders. Desain yang
dianjurkan adalah desain yang dapat memberikan ruang gerak yang bebas dan nyaman
bagi operator dan asisten operator. Desain yang dianjurka sesuai dengan Clock concepts
pada konsep Four Handed Dentistry , dimana tempat kerja disekitar pasien dibagi
menjadi 4 area berbeda dengan kepala pasien sebagai pusatnya. jam 12 terletak tepat di
belakang kepala pasien, maka arah jam 11 sampai jam 2 disebut Static Zone, arah jam 2
sampai jam 4 disebut Assisten’s Zone, arah jam 4 sampai jam 8 disebut Transfer Zone,
kemudian dari arah jam 8 sampai jam 11 disebut Operator’s Zone sebagai tempat
pergerakan Dokter Gigi.
Static Zone adalah daerah tanpa pergerakan Dokter Gigi Maupun Perawat Gigi serta tidak
terlihat oleh pasien, zona ini untuk menempatkan Meja Instrumen Bergerak (Mobile
Cabinet) yang berisi Instrumen Tangan serta peralatan yang dapat membuat takut pasien.
Assistant’s Zone adalah zona tempat pergerakan Perawat Gigi, pada Dental Unit di sisi ini
dilengkapi dengan Semprotan Air/Angin dan Penghisap Ludah, serta Light Cure Unit
pada Dental Unit yang lengkap. Transfer Zone adalah daerah tempat alat dan bahan
dipertukarkan antara tangan dokter gigi dan tangan Perawat Gigi. Sedangkan Operator’s
Zone sebagai tempat pergerakan Dokter Gigi.
Selain pergerakan yang terjadi di seputar Dental Unit, pergerakan lain yang perlu
diperhatikan ketika membuat desain tata letak alat adalah pergerakan Dokter Gigi,
Pasien, dan Perawat Gigi di dalam ruangan maupun antar ruangan. Jarak antar peralatan
serta dengan dinding bangunan perlu diperhitungkan untuk memberi ruang bagi
pergerakan Dokter Gigi, Perawat Gigi, dan Pasien ketika masuk atau keluar Ruang
Perawatan, mengambil sesuatu dari Dental Cabinet, serta pergerakan untuk keperluan
sterilisasi.
2. Aplikasi dalam penggunaan kekuatan dalam praktik
Hal dalam praktik dokter gigi yang sering memicu terjadiny MSDs adalah penggunaan
kekuatan yang berlebih, pengulangan gerakan tertentu dan terlalu berlebihan dalam
bekerja. Untuk itu, dianjurkann untuk tidak terlalu memberikan kekuatan yang berlebih
dalam melakukan tindakan, misalnya pada saat scaling. Mengurangi gerakan berulang
dan beristirahat yang cukup setelah mengerjakan beberapa tindakan untuk memberikan
tubuh waktu untuk istirahat.
3. Aplikasi dalam desain instrument
Instrument didesain senyaman mungkin bagi dokter gigi. Desain yang tepat membantu
mengurangi penggunaan kekuatan yang berlebih saat tindakan dan membantu menjaga
tangan tetap pada posisi netralnya. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam desain ini
adalah bentuk, berat instrument, kemudahan dalam pemakaian dan perawatannya.
Cara memegang instrumen tangan atau instrumen rotatori adalah modified pen grasp.
Cara alat dipegang adalah dengan menggunakan jari tengah, jari telunjuk, dan ibu jari.
Jari telunjuk dan ibu jari berada berdekatan dengan gagang alat pada sisi yang
berseberangan, sedangkan jari tengah berada di atas leher alat. Jari telunjuk ditekuk pada
ruas kedua dan berada di atas jari tengah pada sisi yang sama dari alat. Ibu jari
ditempatkan di antara telunjuk dan jari tengah pada sisi yang berseberangan. Dengan
posisi ketiga jari yang demikian didapatkan efek tripod yang akan mencegah terputarnya
alat secara tak terkontrol pada waktu tekanan dilepaskan sewaktu instrumentasi. Selain
itu, keuntungan dari cara pemegangan instrumen ini adalah dimungkinkan sensasi taktil
oleh jari tengah yang diletakkan di atas leher alat.
Tumpuan dan sandaran jari adalah menunjukkan penempatan jari manis dari tangan yang
memegang alat baik secara intra-oral atau ekstra oral untuk dapat mengkontrol kerja alat
dengan lebih baik. sandaran jari digunakan untuk memperbesarkan aksi instrumen dan
dengan memperbesarkan instrumen akan menjadi pengungkit. Dengan cara demikian,
aplikasi tekanan akan bertambah baik dan stabilisasi alat semakin terjamin. Pergelangan
tangan dan lengan operator berperan sebagai tuas yang merupakan suatu kesatuan dengan
tumpuan.
Sandaran jari bisa intra oral atau ekstra oral. Sandaran intra oral berupa:
1. Konvensional. Jari manis bersandar pada permukaan gigi tetangga dari gigi yang
diinstrumentasi. Cara ini paling sering digunakan.
2. Berseberangan. Jari manis bersandar pada permukaan gigi yang berseberangan pada
lengkung rahang yang sama.
3. Berlawanan. Jari manis bersandar pada permukaan gigi di lengkung rahang yang
berlawanan.
4. Jari di atas jari. Jari manis bersandar di atas telunjuk ibu jari tangan yang tidak
bekerja.
Pada waktu instrumentasi, pergelangan tangan dan lengan bawah harus menyatu dengan
alat dan tumpun supaya pekerjaan dapat dilakukan secara efisien. Gerakan pergelangan
tangan dan lengan haruslah mulus dan efisien. kadang-kadang pergelangan tangan
terpaksa ditekukkan, namun otot-otot telapak tangan dan lengan bawah meregang dan
bergerak sebagai satu unit. Instrumentasi dengan menekukkan pergelangan tangan atau
dengan gerak jari ke atas dan ke bawah akan menyebabkan cepat lelah dan instrumentasi
tidak efektif. Selain itu, instrumentasi dengan menekukkan pergelangan tangan atau gerak
jari saja akan menyebabkan Sindrom Karpal Tunnel dan inflamasi pada ligamen dan saraf
pergelangan tangan.
4. Aplikasi dalam kursi operator (dental stool)
Kursi yang bersifat ergonomis yang mendukung penjagaan postur tulang belakang
terutama daerah lumbar dimana lengkung di daerah ini dipertahankan dengan
memberikan desain yang nyaman. Dental stool yang dianjurkan adalah dental stool
dengan seating berbentuk saddle dan miring, karena akan mencegah tekanan pada paha
bagian belakang dan menjaga kelengkungan bagian lumbar dari tulang belakang bagian
bawah dengan menjaga panggul tetap pada posisi netralnya.
5. Aplikasi dalam kursi pasien (dental chair)
Desain yang diinginkan adalah desain yang memberikan kenyamanan bagi pasien. Kursi
harus stabil dengan kemudahan dalam penyesuaiannya, baik tinggi kursi terhadap lantai
juga posisi headrest dari kursi untuk menyamankan posisi kepala pasien terhadap
operator.
6. Aplikasi dalam posisi
Posisi ini baik berupa posisi dari pasien maupun posisi dari dokter gigi. Posisi pasien
yang ideal adalah posisi supine. Kursi diatur sehingga pasien hampir sejajar dengan lantai
dan punggung kursi sedikit dinaikkan. Kepala pasien harus berada dekat puncak
sandaran kursi. Posisi pasien pada perawatan kwandran kiri dan kanan rahang atas harus
sehorizontal mungkin. Manakala perawatan pada kwandran kiri rahang bawah, pasien
harus berbaring di krusi dengan posisi sandaran krusi 30˚ dari bidang horizontal. Untuk
kwandran rahang bawah, pasien harus berbaring dengan sudut 40˚ dari bidang horizontal.
Supine posisition untuk pemeriksaan maksila
Posisi untuk pemeriksaan mandibula kuadran kiri RB
Posisi untuk pemeriksaan mandibula kuadran kanan RB
Posisi operator bervariasi tergantung pada sisi mana instrumentasi dilakukan. Posisi
operator dikaitakan dengan arah jarum jam. Posisi pukul 8 – 12 adalah posisi bagi
operator normal, sedangkan posisi pukul 12 – 4 adalah posisi bagi operator kidal. Tabel
di bawah menunjukkan posisi operator yang bukan kidal pada waktu melakukan
perawatan pada pasien.
Untuk operator dengan tangan kanan (right handed dentist), posisi sesuai dengan clock
concept normal yang diajarkan.
Posisi operator untuk pemeriksaan gigi anterior dan regio gigi yang diperiksa
Posisi operator untuk pemeriksaan gigi posterior dan regio gigi yang diperiksa
Untuk operator dengan tangan kidal (left handed dentist), posisi yang dianjurkan
merupakan kebalikan dari posisi normal
Posisi operator untuk pemeriksaan gigi anterior dan regio gigi yang diperiksa
Posisi operator untuk pemeriksaan gigi posterior dan regio gigi yang diperiksa
7. Aplikasi dalam self protection dokter gigi
Proteksi sangat penting diperhatikan oleh seorang dokter gigi. Pada umumnya pasien
dating pada kondisi infeksi gigi (pulpa). Proteksi oleh seorang dokter gigi membantu
mencegah terjadinya transfer infeksi baik infeksi penyakit rongga mulut yang diderita
atau mungkin penyakit lain yang diderita oleh pasien yang memiliki kemampuan
penyebaran melalui saliva misalnya HIV dan Hepatitis.
Contoh sel protection yang dapat dilakukan adalah penggunaan masker dan sarung
tangan yang sesuai dengan aturan,
8. Aplikasi dalam penjadwalan kerja dokter gigi
Kerja yang berlebih dapat memberikan efek yang kurang baik bagi dokter gigi. Selain
kelelahan, dapat juga terjadi penekanan terhadap kondisi psikis dokter gigi yang akan
menyebabkan terganggunya kesehatan dokter gigi tersebut. Untuk itu, dianjurkan dokter
gigi mengatur jadwal kerjanya sehingga dia tetap mendapatkan istirahat yang cukup agar
dapat tetap bekerja dengan optimal.