epigenomic dan epigenetik

5
EPIGENOMIC DAN EPIGENETIK Epigenetik diartikan sebagai penrbahan ekspresi gen yang tidak disebabkan oleh perubahan sekuen DNA. Salah satu faktor epigenetik yang terkait dengan kanker adalah metilasi DNA, yaitu penambahan gugus metil pada atom C ke 5 dari basa Citosi. Contohnya adalah seperti yang terlihat pada gambar, dua tikus hasil kloning dengan gen yang sama dan status metilasi DNA yang berbeda menghasilkan ekspresi genetika yang berbeda. Mekanisme epigenetika Mekanisme epigenetika antara lain adalah metilasi DNA, modifikasi histon, dan perubahan bentuk kromatin. Metilasi DNA Metilasi DNA terjadi pada posisi 5 dari cincin pirimidin sitosina, dalam konteks dinukleotida CpG. [4] Metilasi sendiri merupakan peristiwa dimana terjadi penambahan gugus metil pada sitosina. Mekanisme ini mendasari berbagai macam fenomena transkripsi, termasuk imprinting, inaktivasi kromosom X, serta transgenerational epigenetic inheritance. Enzim yang berperan dalam proses metilasi diantaranya adalah DNA metiltransferase (DNMT).

Upload: adha-panca-wardanu

Post on 28-Jan-2016

12 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

oket

TRANSCRIPT

Page 1: Epigenomic Dan Epigenetik

EPIGENOMIC DAN EPIGENETIK

Epigenetik diartikan sebagai penrbahan ekspresi gen yang tidak disebabkan oleh perubahan

sekuen DNA. Salah satu faktor epigenetik yang terkait dengan kanker adalah metilasi DNA,

yaitu penambahan gugus metil pada atom C ke 5 dari basa Citosi. Contohnya adalah seperti

yang terlihat pada gambar, dua tikus hasil kloning dengan gen yang sama dan status

metilasi DNA yang berbeda menghasilkan ekspresi genetika yang berbeda.

Mekanisme epigenetika

Mekanisme epigenetika antara lain adalah metilasi DNA, modifikasi histon, dan perubahan

bentuk kromatin.

Metilasi DNA Metilasi DNA terjadi pada posisi 5 dari cincin pirimidin sitosina, dalam

konteks dinukleotida CpG. [4] Metilasi sendiri merupakan peristiwa dimana terjadi

penambahan gugus metil pada sitosina. Mekanisme ini mendasari berbagai macam

fenomena transkripsi, termasuk imprinting, inaktivasi kromosom X, serta

transgenerational epigenetic inheritance. Enzim yang berperan dalam proses metilasi

diantaranya adalah DNA metiltransferase (DNMT).

Demitilasi. Kebalikan dari metilasi adalah demetilasi. Proses demetilasi DNA pada

tumbuhan diketahui melibatkan 5-metilsitosina glikosilase melalui jalur koreksi DNA

dengan pemotongan basa, sedangkan pada mamalia proses demetilasi ini belum

diketahui secara pasti mekanismenya.Penelitian pada awal tahun 2010 menyatakan

proses demetilasi kemungkinan diperantarai suatu reaksi yang membutuhkan radikal S-

adenosine metionin (SAM) utuh.

Page 2: Epigenomic Dan Epigenetik

Modifikasi histon Modifikasi histon memengaruhi perubahan bentuk kromatin. Ada

berbagai macam modifikasi yang dapat terjadi pada histon, diantaranya adalah metilasi,

fosforilasi, dan asetilasi.

Para ilmuwan membuat perumpamaan tentang epigenetik agar orang awam mudah

memahaminya. DNA adalah sebuah kaset yang membawa informasi. Dan kaset tidak berguna

tanpa sebuah tape player. Epigenetik adalah tape player-nya. Bila diibaratkan komputer,

maka hard disk adalah seperti DNA dan programnya dalah seperti epigenom. Kita dapat

mengakses informasi tertentu dari hard disk menggunakan program di komputer. Namun ada

area tertentu yang menggunakan password dan ada juga yang terbuka. Saat ini, peneliti

sedang berusaha memahami mengapa area tertentu terbuka dan area lain

membutuhkan passworduntuk membukanya.

THRIFTY PHENOTYPE

Hipotesis thrifty phenotype atau hipotesis Barker menyatakan bahwa pertumbuhan janin

berpengaruh sangat kuat pada penyakit kronis ketika masa dewasa. Kekurangan gizi selama

di dalam kandungan menyebabkan janin melakukan penyesuaian terhadap lingkungan yang

“hemat” gizi dengan cara memperlambat pertumbuhan secara umum. Janin dan bayi berada

dalam pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat “plastis” atau mudah menyesuaikan diri

dengan keadaan lingkungan. Fenomena ini disebut sebagai developmental plasticity yang

bermakna keadaan genotip dapat meningkat ke suatu rentang status fisiologis dan morfologis

tertentu sebagai reaksi terhadap kondisi lingkungan yang berbeda selama perkembangan.

Masa kritis sebagian besar organ dan sistem tersebut terjadi di dalam kandungan. Perubahan

yang terjadi bukan perubahan genotip tetapi fenotip yang bersifat permanen dan dapat

ditransmisikan ke generasi berikutnya. Janin yang telah beradaptasi pada periode kehidupan

tersebut dihadapkan dengan tiga pilihan lingkungan meliputi lingkungan gizi yang lebih

buruk, sama, dan berlebihan dari sebelumnya. Perbedaan antara lingkungan sebelum dan

sesudah serta ketidaksesuaian disebut “mismatch”, sementara perubahan yang telah terjadi

pada janin dan bayi bersifat permanen. Akibatnya, bayi yang mengalami lingkungan gizi

berlebihan dalam jangka panjang, berisiko menderita berbagai penyakit tidak menular kronis.

Page 3: Epigenomic Dan Epigenetik

3.interaksi masing2 micronutrient disel

Page 4: Epigenomic Dan Epigenetik

DIET MEDETERANIA? BAGUS TIDAK DIPAKAI UNTUK WANITA HAMIL ?

Diet merupakan sebuah aktivitas mengatur pola makanan yang lebih baik sehingga tidak

menjadikan lemak jenuh didalam tubuh. Diet yang tepat pun harus tetap diimbangi dengan

olahraga sebagai sarana untuk membakar kalori-kalori berlebih di dalam tubuh.

Wanita Hamil membutuhkan protein dan mikronutrient yang cukup pada trisemester satu

untuk proses peningkatan jumlah sel (hyperplasia). Pada trisemester dua, ibu hamil

memerlukan asupan protein, mikronutrient dan kalori yang cukup untuk proses peningkatan

jumlah dan pembesaran sel (hypertrophy). Sedangkan pada trisemester ketiga, asupan yang

cukup akan kalori diperlukan oleh wanita hamil untuk proses pembesaran sel. Jika wanita

hamil memiliki asupan yang kurang akan kebutuhan zat gizi pada salah satu trisemester atau

bahkan selama masa kehamilan, maka hal ini akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan

pada janin. Dampak dari hal tersebut adalah ibu melahirkan bayi dengan berat lahir rendah

atau dibawah 2500 kg. Jika hal ini terjadi dan dalam jangka waktu dua tahun pertama

kehidupan sang bayi tidak dapat mengejar ketinggalan dari pertumbuhan untuk mencapai

berat badan yang seharusnya, maka bayi tersebut akan mengalami gizi kurang atau bahkan

gizi buruk.